Prodi Pendidikan Luar Sekolah, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Negeri Jember, Indonesia
DOI: 10.15294/pls.v3i1.31001
Alamat korespondensi:
E-mail: Indrianti_pkp.fkip@unej.ac.id
Deditiani Tri Indrianti, Lutfi Ariefianto, Dinar Halimi | Journal of Nonformal Education and Community Empowerment, Vol. 3 (1), Juni 2019
14
Upaya Pemberdayaan Masyarakat melalui Pengembangan Desa Wisata Organik di Kabupaten Bondowoso
lingkungan. Tentunya dalam proses partisipasi, menuju kondisi yang lebih baik dan
masyarakat ikut terlibat dalam pengelolaan berkelanjutan yang mewakili makna ketahanan
program Desa Wisata Organik baik secara dan kelestarian. Sesuai dengan gagasan tersebut,
langsung maupun tidak langsung. Hal ini perlu maka masyarakat Desa Lombok Kulon
adanya suatu tindakan yang dapat mengevalusi diharapkan untuk dapat terus mengembangkan
arah kebijakan pengembangan desa wisata dan menjaga eksistensi program desa wisatanya
organik. sehingga masyarakat Desa Lombok Kulon akan
Kontrol masyarakat merupakan bentuk semakin maju dan berdaya.
tindakan yang dapat memberikan evaluasi Berdasarkan situasi yang terkemuka, perlu
terhadap pengembangan program desa wisata. dikaji sejauh mana perkembangan Desa Wisata
Menurut Goldfried & Merbaum dalam Muharsih Organik Lombok Kulon sebagai upaya
(2008) kontrol diri didefinisikan sebagai pemberdayaan masyarakat. Adapun tujuan dari
kemampuan untuk menyusun, membimbing, penelitian ini adalah mendeskripsikan
mengatur, dan mengarahkan bentuk perilaku pengembangan Desa Wisata Organik Lombok
yang dapat membawa individu ke arah Kulon dalam Upaya Pemberdayaan Masyarakat
konsekuensi positif. Sehingga dalam praktik Desa Lombok Kulon, Kecamatan Wonosari,
pemberdayaan, kontrol masyarakat adalah ketika Kabupaten Bondowoso.
semua lapisan masyarakat ikut memegang
kendali terhadap sumberdaya yang ada. METODE
Program desa wisata organik pada Penelitian ini dikategorikan sebagai
dasarnya adalah salah satu bentuk variasi penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan
destinasi pariwisata di Indonesia. Menurut mendeskripsikan pemberdayaan masyarakat
Ismayanti (2000) pariwisata merupakan melalui sebuah program desa wisata. Tempat
fenomena yang ditimbulkan oleh adanya penelitian berada di Desa Lombok Kulon yang
interaksi antara wisatawan, penyedia ditentukan dengan metode purposive area dengan
jasa/industri wisata, dan pemerintah dalam berdasarkan tujuan dan pertimbangan tertentu.
menyediakan fasilitas/layanan yang mendukung Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan yaitu
kegiatan wisata. Interaksi-interaksi tersebut November 2018 hingga Februari 2019. Data
terjadi karena suatu hal yang saling terikat. Gunn penelitian dikumpulkan dengan metode
& Var (2002) menyatakan bahwa sistem wawancara, observasi, dan dokumentasi yang
pariwisata pada dasarnya terbentuk melalui melibatkan 5 informan kunci dan 2 informan
pendekataan permintaan (demand) dan pendukung. Kemudian data dianalisis dengan
penyediaan (supply) yang sifatnya linier. mengikuti beberapa langkah analisis yaitu
Desa wisata biasanya memiliki pengumpulan data, reduksi data, penyajian data,
kecenderungan kawasan pedesaan yang memiliki dan penarikan kesimpulan. Teknik keabsahan
kekhasan dan daya tarik sebagai tujuan wisata. datanya menggunakan triangulasi yang meliputi
Dalam hal ini, Desa Wisata Organik Lombok triangulasi sumber, triangulasi teknik, dan
Kulon memiliki daya tarik utama yaitu pertanian triangulasi waktu.
organiknya dan daya tarik pendukung seperti
tradisi Ojung serta fasilitas-fasilitas HASIL DAN PEMBAHASAN
kepariwisataan yang memadai. Hal ini pula Identifikasi Pengembangan
bahwa pemberdayaan masyarakat melalui Konsep pembangunan daerah merupakan
pengembangan desa wisata ditujukan untuk suatu konsep yang ditujukan untuk
pembangunan berkelanjutan. Cristian et al. meningkatkan taraf hidup masyarakat di suatu
(2015) menyatakan bahwa pembangunan daerah melalui pemanfaatan potensi fisik
berkelanjutan adalah penjajaran dua elemen maupun potensi non fisik secara efektif dan
utama yang penting yaitu pembangunan yang efisien. Menurut Bintarto (dalam Irwan, 2012)
bertujuan untuk selalu mengembangkan potensi potensi desa dalam menjalankan sistem
15
Deditiani Tri Indrianti, Lutfi Ariefianto, Dinar Halimi | Journal of Nonformal Education and Community Empowerment, Vol. 3 (1), Juni 2019
pemerintahan desa yang baru adalah suatu berkunjung ke desa wisata ini. Tradisi leluhur
kesatuan pemerintahan desa yang berada di pun juga tetap dilestarikan, budaya gotong
wilayah pemerintahan kabupaten/kota yang royong, keramahtamahan dan tradisi ojung
memiliki kewenangan untuk mengelola potensi untuk mengharap turunnya hujan. Sedangkan
desa yang dibedakan menjadi dua yaitu potensi pada aspek lingkungan, program desa wisata
fisik dan non fisik. Sejalan dengan pernyataan organik ini telah mampu memanfaatkan
tersebut, Desa Wisata Organik Lombok Kulon sumberdaya alam yang ada di Desa Lombok
memiliki baik potensi fisik maupun potensi non Kulon menjadi sebuah destinasi wisata yang
fisik yang memadai untuk dikelola. Potensi fisik layak dikunjungi wisatawan yang dapat dilihat
meliputi sumber daya alam (SDA), fasilitas, dari wisata pertanian, perikanan juga river
infrastruktur dan aksesibilitas. Sedangkan potensi tubbing.
non fisiknya adalah tradisi adat “Ojung” dan Bentuk Pemberdayaan Masyarakat
keramah-tamahan warga. Pemberdayaan masyarakat adalah upaya
Menurut dokumen PBB dari hasil World memberikan daya (empowerment) atau penguatan
Economic Forum (2005) skema pembangunan (strengthening) kepada masyarakat. Menurut
berkelanjutan merupakan keterkaitan dari tiga UNICEF dalam Mimbar (2015) mengajukan
pilar pendorong. Hubungan antara ekonomi dan lima dimensi tolok ukur keberhasilan
sosial diharapkan dapat menciptakan hubungan pemberdayaan masyarakat terdiri dari
yang adil (equitable). Hubungan antara ekonomi kesejahteraan, akses, kesadaran kritis, partisipasi
dan lingkungan diharapkan dapat terus berjalan dan kontrol. Upaya memberdayakan masyarakat
(viable). Sedangkan hubungan antara sosial dan dapat dilihat dari tiga sisi, yaitu penciptaan iklim
lingkungan bertujuan agar dapat terus bertahan yang memungkinkan potensi masyarakat
(bearable). Pada jangka panjang diperlukan berkembang (enabling), meningkatkan kapasitas
strategi pembangunan yang seimbang antara dengan memperkuat potensi atau daya yang
aspek ekonomi, aspek sosial dan aspek dimiliki masyarakat (empowering) dan melindungi
lingkungan (Pratiwi, Santosa, & Ashar, 2018). kepentingan dengan mengembangkan sistem
Model pengembangan program desa perlindungan bagi masyarakat yang menjadi
wisata organik Lombok Kulon dapat ditinjau dari subyek pembangunan (protecting) (Supatmo,
ketiga aspek tersebut. Aspek ekonomi, program 2015).
desa wisata organik ini telah mampu Pengurus Desa Wisata Organik Lombok
mendongkrak tingkat perekonomian masyarakat Kulon mengadakan sosialisasi pada masyarakat
melalui beberapa program utama yang terkait menciptakan suasana masyarakat
diantaranya adalah penjualan hasil pertanian terhadap potensinya. Selanjutnya diadakan
organik, penyewaan fasilitas penginapan program-program untuk menggugah kesadaran
(homestay), penjualan kue rambutan, dan masyarakat yang melibatkan partisipasi
penjualan hasil perikanan organik. Selain itu, masyarakat agar turut aktif dalam mendukung
masyarakat juga mendapatkan pemasukan lain dan mengikuti berbagai program. Program yang
dari hasil penjualan kerajinan tangan, restoran diadakan oleh pengurus desa wisata diharapkan
atau kedai makanan, penyewaan spot swafoto terjadi transformasi nilai pada masyarakat dalam
dan antar jemput wisatawan (travel). melestarikan lingkungan sekitar, membentuk
Tataran pada aspek sosial, program desa industri rumah tangga yang diinisiasi ibu-ibu,
wisata organik telah meningkatkan keterampilan menyediakan homestay tradisional dan
masyarakat untuk berkarya dan kesadaran memberikan pelayanan maksimal terhadap
masyarakat untuk melestarikan tradisi leluhur. wisatawan serta terbentuknya kelompok-
Saat ini masyarakat sudah terampil dalam kelompok budidaya ikan organik. Kemudian
mengolah sistem pertanian organik, budidaya demi melindungi kepentingan masyarakat,
perikanan organik, membuat berbagai kerajinan terdapat bentuk kontrol terhadap program desa
tangan dan melayani para wisatawan yang wisata organik oleh masyarakat yaitu
16
Upaya Pemberdayaan Masyarakat melalui Pengembangan Desa Wisata Organik di Kabupaten Bondowoso
18