Anda di halaman 1dari 6

KOVALEN: Jurnal Riset Kimia, 6(3), 2020: 206-211

Sintesis Metil Ester Asam Lemak dari Biji Alpukat (Parsea


americana Mill) Menggunakan Polimer Penyangga Katalis Berbahan
Dasar Eugenol
[Synthesis of Fatty Acid Methyl Ester from Avocado Seeds (Parsea americana
Mill) using Polymer Support Catalyst Based on Eugenol]

Sumarni*, Erwin Abdul Rahim, Ni Ketut Sumarni, Ruslan, Hardi Ys., Moh. Mirzan
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Tadulako,
Jl. Soekarno-Hatta Km. 9, Kampus Bumi Tadulako, Palu, Indonesia

*Corresponding author: marniusman18@gmail.com

ABSTRACT. Research on the manufacture of methyl esters from avocado seeds (Parsea americana Mill) with
eugenol-based catalysts has been conducted. The aim is to determine the catalyst concentration used to produce
methyl esters with the highest rendement and determine the composition of fatty acid methyl ester in avocado
seeds. This study was used variations in concentrations of 0.25%, 1%, 1.75%, 2.25%, and 3%. The results of this
study showed that the best concentration is 2.25% with the calculation of the results of 24.8% methyl esters in
avocado seeds, namely lignoceric and octadecenoic acid methyl ester.
Keywords: Avocado seeds, fatty acid methyl esters

ABSTRAK. Telah dilakukan penelitian tentang sintesis metil ester asam lemak dari biji alpukat (Parsea americana
Mill) menggunakan katalis berbahan dasar eugenol. Tujuan penelitian adalah mengetahui konsentrasi katalis untuk
menghasilkan metil ester asam lemak dengan rendemen tertinggi dan mengetahui komposisi metil ester asam
lemak pada biji alpukat. Pada penelitian ini digunakan variasi konsentrasi konsentrasi katalis yaitu 0,25%; 1%;
1,75%; 2,25%; dan 3 %. Hasil penelitian ini menunjukan konsentrasi terbaik yaitu 2,25 % dengan perhitungan hasil
metil ester 24,8% dan metil ester pada biji alpukat yaitu metil lignoserat dan metil-11-oktadekenoat.
Kata kunci : Biji alpukat, metil ester asam lemak

Riwayat artikel: Diterima 2 Juli 2019, Disetujui 29 November 2020


Cara sitasi: Sumarni., Erwin, A R., Sumarni, N K., Ruslan., Ys, H., & Mirzan, M. (2020). Sintesis Metil Ester Asam Lemak dari Biji Alpukat
(Parsea americana Mill) Menggunakan Polimer Penyangga Katalis Berbahan Dasar Eugenol. KOVALEN: Jurnal Riset Kimia,
6(3): 206-211.
DOI: https://doi.org/10.22487/kovalen.2020.v6.i3.13053

LATAR BELAKANG atau hanya terbuang sebagai limbah. Hasil


Alpukat (Persea americana Mill) termasuk penelitian fitokimia, ekstrak biji alpukat
jenis tanaman tropis khas Indonesia dan menunjukkan bahwa biji alpukat mengandung
meimiliki kandungan antioksidan yang cukup banyak senyawa metabolit sekunder (Zuhrotun,
tinggi (Halimah et al., 2014). Pada sisi lain, biji 2007). Selain senyawa metabolit sekunder, biji
alpukat belum dimanfaatkan dengan maksimal alpukat juga mengandung minyak yang cukup

Sumarni et al. 206


KOVALEN: Jurnal Riset Kimia, 6(3), 2020: 206-211

tinggi, yaitu 32,8% sehingga biji alpukat dapat memerlukan katalis basa kuat seperti natrium
dijadikan sebagai sumber minyak nabati hidroksida atau kalium hidroksida (Gerpen &
(Marlina & Pratama, 2018). Minyak biji alpukat Shanks, 2005). Kadar asam lemak bebas yang
dapat diperoleh dengan metode ekstraksi terkandung dalam trigliserida dapat
maupun metode pengepresan. Komponen mempengaruhi dengan kuantitas dan kualitas
asam lemak utama dalam minyak biji alpukat metil ester yang dihasilkan (Arita et al., 2008).
meliputi asam oleat 71,7%; asam linoleat Reaksi transesterifikasi dapaat pula
13,1%, asam palmitat 6%, dan asam asam menggunakan katalis asam kuat, seperti HCl,
stearat 1,5% (Pramudono, 2004 dalam H2SO4 dan asam kuat lainnya. Penambahan
Risnoyatiningsih, 2010). Merujuk dari katalis sangat diperlukan untuk menghasilkan
komponen tersebut, maka minyak biji alpokat metil ester yang berfungsi mempercepat reaksi
potensial untuk dijadikan sebagai bahan dasar dengan menurunkan energi aktivasi reaksi
pembuatan biodiesel. namun tidak menggeser letak keseimbangan.
Kebutuhan bahan bakar diesel semakin Rekasi transesterifikasi dapat berjalan pada
bertambah seiring dengan bertambahnya suhu sekitar 2500C jika tanpa penambahan
kendaraan dan industri di Indonesia. Hal inilah katalis. Katalis yang biasa digunakan yaitu
yang akan mengakibatkan impor solar semakin katalis asam dan basa. Katalis basa dapat
meningkat. Salah satu sumber energi altenatif bereaksi pada suhu kamar, sedangkan katalis
yang bisa digunakan sebagai bahan bakar asam dapat bereaksi pada suhu diatas 1000C.
diesel sebagai pengganti bahan bakar minyak Katalis asam akan lebih efisien digunakan untuk
konvensional yaitu minyak nabati. Minyak menghindari reaksi penyabunan dan waktu
nabati dapat terurai secara biologis dan lebih reaksi transesterifikasiini memerlukan katalis
sempurna (lebih dari 90%). Bahan bakar diesel basa kuat seperti natrium hidroksida atau
alternatif yang berasal dari minyak nabati kalium hidroksida sehingga menghasilkan
umumnya dikenal sebagai biodiesel (Adhi, senyawa kimia baru yang disebut dengan metil
2013). Bahan bakar biodiesel bersifat ramah ester asam lemak (Gerpen & Shanks, 2005).
lingkungan karena bersifat renewable atau gas Transesterifikasi in situ merupakan salah
emisi yang dihasilkan dalam bentuk COx akan satu metode yang diterapkan dalam proses
lebih mudah diserap oleh tumbuhan dn pembuatan biodiesel/metil ester dengan
digunakan kembali pada proses fotosintesis. melakukan ektraksi langsung pada sumber
Proses ini akan menghasilkan siklus karbon bahan baku yang mengandung minyak atau
sehingga akumulasi emisi CO2 penyebab efek lemak. Pada proses in situ bahan baku yang
rumah kaca tidak akan terjadi (Witjonarko & digunakan adalah bahan padatan yang
Haryono, 2017). mengandung minyak atau lemak.
Biodiesel biasa juga disebut sebagai Transesterifikasi in situ merupakan proses
senyawa metil ester, yaitu senyawa ester alkil ektraksi minyak dan reaksi transeterifikasi
yang berasal dari minyak nabati yang diperoleh dilangsungkan secara simultan dalam satu
melalui proses esterifikasi atau transesterifikasi reaktor (Shiu et al., 2010). Mekanisme proses
dan mempunyai sifat fisika mendekati solar in situ dimulai dengan terjadinya proses kontak
diesel. Reaksi transesterifikasi umumnya antara alkohol dan katalis asam atu basa.

Sumarni et al. 207


KOVALEN: Jurnal Riset Kimia, 6(3), 2020: 206-211

Selanjutnya alkohol masuk ke dalam sel dan Shimadzu, dan alat-alat gelas lainnya yang
menghancurkan bagian-bagian sel kemudian biasa digunakan di Laboratorium.
melarutkan minyak yang terkandung dalam
Prosedur Penelitian
bahan baku. Minyak yang telah terekstrak
Preparasi sampel
bereaksi dengan alkohol menghasilkan ester
Biji alpukat mentega dibersikan dari kulit
dengan bantuan katalis asam atau basa (Haas
ari yang menempel kemudian dicuci dengan air
et al., 2004).
bersih, untuk memastikan biji alpukat bersih dari
Katalis asam padat telah berkembang
bahan pengotor lain, kemudian biji alpukat
dilingkungan para peneliti sintesis dalam reaksi
diparut dan dikeringkan dibawah sinar matahari
homogen dan heterogen. Salah satu katalis
selama 2-3 hari. Biji alpukat kering dihaluskan
asam padat yaitu sintesis absolut asimetri yang
menggunakan blender dan diayak dengan
baru hasil dari reaksi antara eugenol,
ukuran 120 mesh (Risnoyatiningsih, 2010).
propargilamid dan adisi metileugenol dengan
Serbuk halus biji alpukat selanjutnya digunakan
campuran asam asetat dan H2SO4 yang
pada tahapan transesterifikasi in situ.
hasilnya dapat diaplikasikan sebagai polimer
penyangga katalis. Eugenol adalah senyawa Pembuatan katalis asam padat (Rahim et al.,
2019)
yang diperoleh dari bahan alam dengan harga
10 gram eugenol dimasukkan ke dalam
murah yang mengandung gugus fungsi
gelas kimia 250 mL kemudian ditambahkan 2,5
fenolikhidrosil dan allil. Kelebihan lainnya dari
mL larutan H2SO4-CH3COOH 4%dengan
katalis asam padat ini yaitu ramah terhadap
perbandingan 4:1 (monomer : katalis) sambil
lingkungan dengan bahan dasar eugenol yang
diaduk dengan pengaduk magnet.
dilarutkan dalam pelarut organik (Rahim,
Penambahan katalis dilakukan dengan cara
2016).
sedikit demi sedikit. Asam padat terbentuk
METODE PENELITIAN ditandai dengan munculnya asap putih pekat

Bahan dan Peralatan dan polimer mengental atau mengeras di


dinding gelas kimia
Bahan yang digunakan pada penelitian ini
yaitu biji alpukat mentega (Parsea americana Pembuatan metil ester secara in situ (trans)
Mill) yang diperoleh dari penjual minuman jus esterifikasi (Rahim et al., 2019)

alpukat di Kota Palu, metanol tekhnis, eugenol, Timbang 25 gr serbuk halus biji alpukat
aquades, asam sulfat (pekat), asam asetat kemudian dimasukkan ke dalam labu alas bulat
glasial, n-heksan, Na2SO4 anhidrat, kertas yang dilengkapi dengan pengaduk magnetik.
saring, aluminium foil dan tisu. Kemudian ditambahkan katalis dengan variasi
Peralatan yang digunakan pada penelitian konsentrasi katalis yaitu 0,25%, 1%, 1,75%,
ini yaitu parutan, blender, termometer, hot 2,25% dan 3%. Serta metanol dengan
plate,lemari asam, labu alas bulat, magnetik perbandingan 1:15 (sampel : metanol) w/v.
stirer, neraca analitik, corong buchner, corong Direfluks dengan suhu 600C dengan waktu
pisah, rotary vacum evaporator, alat refluks, 120menit. Produk disaring dengan
statif dan klem, GC-MS GC17A MSQP 5000 menggunakan corong buchner. Kemudian
filtratnya di tambahkan akuades 30 mL dan n-
heksan 120 mL. Campuran dimasukkan ke

Sumarni et al. 208


KOVALEN: Jurnal Riset Kimia, 6(3), 2020: 206-211

dalam corong pisah dan didiamkan selama 24 konsentrasi katalis 2,25% metil ester yang
jam sampai terbentuk dua lapisan. Lapisan atas terbentuk cair dan dengan rendemen tertinggi
merupakan ester dan n-heksan dan lapisan yaitu 24,8. Hal ini menunjukkan bahwa metode
bawah merupakan akuades dan yang baik digunakan untuk pembuatan metil
katalisnya.Lapisan atas (ester dan n-heksan) ester dari biji pala dengan katalis asam padat
dilewatkan dengan Na2SO4 anhidrat. Kemudian yaitu metodetransesterifikasi in situ.
memisahkan ester dengan n-heksan dengan
Pengaruh Konsentrasi Katalis Terhadap
cara dirotary dan diukur volumenya. Hasil yang Rendemen Hasil
diperoleh ditimbang dan dihitung rendemen Rendemen biodiesel cenderung semakin
metil ester dengan rumus: meningkat seiring meningkatnya jumlah katalis
Berat Metil Ester yang digunakan hingga pada penggunaan
Rendemen = x 100 .............(1)
Berat sampel
katalis 2,25% terjadi penurunan (Gambar 1).
Komponen metil ester yang terbentuk dianalisis 30
dengan menggunakan instrumentasi GC-MS. 25

Rendemen (%)
20
HASIL DAN PEMBAHASAN 15

Hasil Metil Ester Biji Alpukat Dengan Reaksi 10


Transesterifikasi In Situ 5
0
Pada penelitian ini peneliti menggunakan 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
dua metode pembuatan metil ester yang Konsentrasi (%)

bertujuan untuk melihat metode mana yang baik Gambar 1. Grafik pengaruh konsentrasi
digunakan untuk pembuatan metil ester dari biji katalis terhadap rendemen hasil

alpukat dengan katalis asam padat. Metode Jumlah katalis asam yang terlalu tinggi
yang digunakan yaitu in situ.Hasil metil ester atau berlebihan dapat memungkinkan
dari biji alpukat dengan metode in situ dengan terjadinya dehidrasi metanol menjadi alkena
variasi konsentrasi yaitu 0,25%, 1%,1,75%, ataupun dimetil eter, sehingga dapat
2,25%, dan 3 % dengan hasil rendemen yaitu mempengaruhi kadar metil ester yang
13,6%, 9,2%,10%, 24,8%, dan 17,2%, Pada dihasilkan (Yuliani et al., 2008).

Gambar 2. Kromatogram metil ester biji alpukat

Sumarni et al. 209


KOVALEN: Jurnal Riset Kimia, 6(3), 2020: 206-211

Hasil Analisis Metil Ester Menggunakan GC- pada penelitian ini menggunakan katalis asam
MS padat dari hasil reaksi eugenol dan H2SO4-
Identifikasi metil ester dari minyak biji CH3COOH.Katalis asam padat ini termasuk
alpukat yang dihasilkan dari reaksi katalis selektif karena trigrliserida hanya
transesterifikasi in situ menggunakan membentuk ester asam lemak tertentu saja.
instrumen GC-MS dilakukan untuk mengetahui
kandungan senyawa yang ada dalam metil KESIMPULAN

ester dari minyak biji alpukat. Adapun Konsentrasi katalis asam padat yang baik
kromatogram metil ester dari minyak biji alpukat digunakan dalam pembuatan metil ester dari
ditampilkan pada Gambar 2. minyak biji alpukat, yaitu 2,25% dengan
Dari Gambar 2 dan Tabel 1, telah rendemen hasil sebanyak 24,8%. Komponen
diketahui bahwa metil ester dari biji alpukat terbesar metil ester dari hasil transesterifikasi in
yang dihasilkan mengandung senyawa- situ adalah metil 11-oktadekenoat (3,32%) dan
senyawa metil ester, yaitu metil lignoserat metil lignoserat (2,33%).
2,33% dan metil oktadekenoat 3,32%.
DAFTAR PUSTAKA
Tabel 1. Hasil analisis GC-MS
Waktu Adhi, W. (2013). Industri Minyak Sawit dan
retensi, Luas Biodiesel Sebagai Upaya Mengurangi
Puncak puncak Senyawa
tR Penggunaan Bahan Bakar Fosil [Skripsi].
(menit) (%)
IPB, Bogor.
Metil Arita, S., Dara, M. B., & Irawan, J. (2008).
4 38.149 2,33
lignoserat
Pembuatan Metil Ester Asam Lemak Dari
CPO Off Grade Dengan Metode
10 41.631 3,32 Metil 11-
oktadekenoat Esterifikasi-Transesterifikasi. Jurnal
Teknik Kimia, 15(2).
http://jtk.unsri.ac.id/index.php/jtk/article/vi
Menurut Risnoyatiningsih (2010) senyawa ew/52
asam lemak dari biji alpukat yaitu oleat
Gerpen, J., & Shanks, R. (2005). Colorado:
(71,71%), linoleat (13,13%), palmitat (6,03%), Biodiesel Production Technology. National
miristat (0,70%) dan stearat (1,53%). Renewable Energy Laboratory, Colorado.
Sepanjang pengetahuan penulis baru pertama Haas, M., Wagner, K., Marmer, W., & Foglia, T.
kali dilaporkan bahwa biji alpukat mengandung (2004). In situ alkaline transesterification:
An effective method for the production of
metil ester yaitu metil 11-oktadekanoat (3,32%) fatty acid esters from vegetable oils.
dan metil lignoserat (2,33%). Journal of Oil & Fat Industries, 81(1): 83–
Berdasarkan hal di atas, perbedaan dari 89. https://doi.org/10.1007/s11746-004-
0861-3
hasil tersebut dipengaruhi oleh proses
Halimah, A. D. N., Istiqomah -, & Rohmah, S. S.
pembuatan metil ester dan katalis yang
(2014). Pengolahan Limbah Biji Alpukat
digunakan. Peneliti terdahulu mengekstrak Untuk Pembuatan Dodol Pati Sebagai
minyak dari biji alpukat sedangkan pada Alternatif Pengobatan Ginjal. Jurnal Ilmiah
penelitian ini tidak mengekstrak minyak dari biji Mahasiswa, 4(1): 32–37.

alpukat dan menggunakan metode in situ Marlina, L., & Pratama, D. W. (2018).
Pengambilan Minyak Biji Alpukat Dengan
sehingga masih banyak senyawa pengotor
yang ikut dalam metil ester. Sementrara itu,

Sumarni et al. 210


KOVALEN: Jurnal Riset Kimia, 6(3), 2020: 206-211

Metode Ekstraksi. Jurnal TEDC, 12(1):


31–37.
Rahim, E. A. (2016). Sintesis Absolut Asimetrik
Baru. KOVALEN: Jurnal Riset Kimia, 2(1).
http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/k
ovalen/article/view/6045
Rahim, E. A., Rihday, A., Bahri, S., &
Pusptasari, D. J. (2019). Transesterifikasi
In Situ Biji Kelor (Moringa oleifera Lam)
Menggunakan Polimer Berbahan Dasar
Eugenol Sebagai Penyangga Katalis
H2SO4. KOVALEN: Jurnal Riset Kimia,
5(3): 263–270.
https://doi.org/10.22487/kovalen.2019.v5.i
3.12662
Risnoyatiningsih, S. (2010). Biodiesel From
Avocado Seeds By Transesterification
Process. Jurnal Teknik Kimia, 5(1): 345–
351.
https://doi.org/10.33005/jurnal_tekkim.v5i
1.136
Shiu, P.-J., Gunawan, S., Hsieh, W.-H., Kasim,
N. S., & Ju, Y.-H. (2010). Biodiesel
production from rice bran by a two-step in-
situ process. Bioresource Technology,
101(3): 984–989.
https://doi.org/10.1016/j.biortech.2009.09.
011
Witjonarko, R. D. E., & Haryono, E. (2017).
Kajian Eksperimental Emisi Gas Buang
Two Stroke Marine Diesel Engine
Berbahan Bakar Campuran Minyak Solar
(Hsd) dan Biodiesel Minyak Jelantah pada
Beban Simulator Full Load. Jurnal Inovtek
Polbeng, 7(2): 84–97.
https://doi.org/10.35314/ip.v7i2.210
Yuliani, F., Primasari, M., Rachmaniah, &
Rachimoellah, M. (2008). Pengaruh
Katalis Asam (H2SO4) dan Suhu Reaksi
pada Reaksi Esterifikasi Minyak Biji Karet.
Jurnal Teknik Kimia, 3(1): 171–177.
https://doi.org/10.33005/jurnal_tekkim.v3i
1.95
Zuhrotun, A. (2007). Aktivitas Anti Diabetes
Ekstrak Etanol Biji Buah Alpukat (Persea
americana Mill.) Bentuk Bulat [Skripsi].
Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran,
Jatinangor.

Sumarni et al. 211

Anda mungkin juga menyukai