Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN POST PARTUM

OLEH:

SILA RESTU RIA

1914301088

PROGAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN TANJUNG KARANG


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
TAHUN AJARAN 2020/202
LAPORAN PENDAHULUAN POST PARTUM

A. DEFINISI
Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa nifas (puerperium)
yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan
yang lamanya 6 minggu.Postpartum adalah masa 6 minggu sejak bayi lahir sampai organ-
organ reproduksi sampai kembali ke keadaan normal sebelum hamil (Bobak,2010).
Partus di anggap spontan atau normal jika wanita berada dalam masa aterm, tidak terjadi
komplikasi, terdapat satu janin presentasi puncak kepala dan persalinan selesai dalam 24
jam (Bobak, 2005).

Partus spontan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan
dengan ketentuan ibu atau tanpa anjuran atau obat-obatan (prawiroharjo, 2000).
Ruptur perineum adalah robekan yang terjadi pada perineum sewaktu persalinan (Mohtar,
1998).

B. ETIOLOGI

Penyebab persalinan belum pasti diketahui,namun beberapa teori menghubungkan dengan


faktor hormonal,struktur rahim,sirkulasi rahim,pengaruh tekanan pada saraf dan
nutrisi (Hafifah, 2011)
a.       Teori penurunan hormone
1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormone progesterone dan estrogen.
Fungsi progesterone sebagai penenang otot –otot polos rahim dan akan menyebabkan
kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila progesterone turun.
b.      Teori placenta menjadi tua
Turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone menyebabkan kekejangan pembuluh
darah yang menimbulkan kontraksi rahim.
c.       Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemik otot-otot rahim
sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta.

d.      Teori iritasi mekanik


Di belakang servik terlihat ganglion servikale(fleksus franterrhauss). Bila ganglion ini
digeser dan di tekan misalnya oleh kepala janin akan timbul kontraksi uterus.
e.       Induksi partus
Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang dimasukan dalam kanalis
servikalis dengan tujuan merangsang pleksus frankenhauser, amniotomi pemecahan
ketuban), oksitosin drip yaitu pemberian oksitosin menurut tetesan perinfus.

C. TANDA DAN GEJALA, KLASIFIKASI

1. Perubahan fisik

a.  Involusi uterus
Adalah proses kembalinya alat kandungan uterus dan jalan lahir setelah bayi dilahirkan
sehingga mencapai keadaan seperti sebelum hamil.  Setelah plasenta lahir, uterus merupakan
alat yang keras, karena kontraksi ini menyebabkan rasa nyeri/mules-mules yang disebut after
pain post partum terjadi pada hari ke – 2-3 hari.
b.  Kontraksi uterus
Intensistas kontraksi uterus meningkat setelah melahirkan berguna untuk mengurangi volume
cairan intra uteri.  Setelah 1 – 2 jam post partum, kontraksi menurun stabil berurutan,
kontraksi uterus menjepit pembuluh darah pada uteri sehingga perdarahan setelah plasenta
lahir dapat berhenti.
     c. After pain
Terjadi karena pengaruh kontraksi uterus, normal sampai hari ke -3.  After pain meningkat
karena adanya sisa plasenta pada cavum uteri, dan gumpalan darah (stoll cell) dalam cavum
uteri
d. Endometrium
Pelepasan plasenta dan selaput janin dari dinding rahim terjadi pada stratum spunglosum,
bagian atas setelah 2 – 3 hari tampak bahwa lapisan atas dari stratum sponglosum yang
tinggal menjadi nekrosis keluar dari lochia.  Epitelisasi endometrium siap dalam 10 hari, dan
setelah 8 minggu endometrium tumbuh kembali.
Epitelisasi tempat plasenta + 3 minggu tidak menimbulkan jaringan parut, tetapi
endometrium baru, tumbuh di bawah permukaan dari pinggir luka.
e. Ovarium
Selama hamil tidak terjadi pematangan sel telur.  Masa nifas terjadi pematangan sel telur,
ovulasi tidak dibuahi terjadi mentruasi, ibu menyusui mentruasinya terlambat karena
pengaruh hormon prolaktin.
  f. Lochia
Adalah cairan yang dikeluarkan dari uterus melalui vagina dalam masa nifas, sifat lochia
alkalis sehingga memudahkan kuman penyakit berkembang biak.  Jumlah lebih banyak dari
pengeluaran darah dan lendir waktu menstruasi, berbau anyir, tetapi tidak busuk.
  Lochia dibagi dalam beberapa jenis :
 Lochia rubra
Pada hari 1 – 2 berwarna merah, berisi lapisan decidua, sisa-sisa chorion, liguor amni, rambut
lanugo, verniks caseosa sel darah merah.
 Lochia sanguinolenta
Dikeluarkan hari ke 3 – 7 warna merah kecoklatan bercampur lendir, banyak serum selaput
lendir, leukosit, dan kuman penyakit yang mati.
 Lochia serosa
Dikeluarkan hari ke 7 – 10, setelah satu minggu berwarna agak kuning cair dan tidak
berdarah lagi.
 Lochia alba
Setelah 2 minggu, berwarna putih jernih, berisi selaput lendir, mengandung leukosit, sel
epitel, mukosa serviks dan kuman penyakit yang telah mati.
  
2.Serviks dan vagina
Beberapa hari setelah persalinan, osteum externum dapat dilalui oleh 2 jari dan pinggirnya
tidak rata (retak-retak).  Pada akhir minggu pertama hanya dapat dilalui oleh 1 jari saja. 
Vagina saat persalinan sangat diregang lambat laun mencapai ukuran normal dan tonus otot
kembali seperti biasa, pada minggu ke-3 post partum, rugae mulai nampak kembali.
 

3.Perubahan pada dinding abdomen


Hari pertama post partum dinding perut melipat dan longgar karena diregang begitu lama. 
Setelah 2 – 3 minggu dinding perut akan kembali kuat, terdapat striae melipat, dastosis recti
abdominalis (pelebaran otot rectus/perut) akibat janin yang terlalu besar atau bayi kembar.

  4.Perubahan Sistem kardiovaskuler


Volume darah tergantung pada jumlah kehilangan darah selama partus dan eksresi cairan
extra vasculer.Curah jantung/cardiac output kembali normal setelah partus

5.Perubahan sistem urinaria


Fungsi ginjal normal, dinding kandung kemih memperlihatkan oedema dan hiperemi karena
desakan pada waktu janin dilahirkan.  Kadang-kadang oedema trigonum, menimbulkan
obstruksi dari uretra sehingga terjadi retensio urin.  Pengaruh laserasi/episiotomi yang
menyebabkan refleks miksi menurun.

6.Perubahan sistem Gastro Intestina;


Terjadi gangguan rangsangan BAB atau konstipasi 2 – 3 hari post partum.  Penyebabnya
karena penurunan tonus pencernaan, enema, kekakuan perineum karena episiotomi, laserasi,
haemorroid dan takut jahitan lepas

7.Perubahan pada mammae


Hari pertama bila mammae ditekan sudah mengeluarkan colustrum.  Hari ketiga produksi
ASI sudah mulai dan jaringan mammae menjadi tegang, membengkak, lebut, hangat
dipermukaan kulit (vasokongesti vaskuler)
 Laktasi
Pada waktu dua hari pertama nifas keadaan buah dada sama dengan kehamilan.  Buah dada
belum mengandung susu melainkan colustrum yang dapat dikeluarkan dengan memijat areola
mammae.
Colustrum yaitu cairan kuning dengan berat jenis 1.030 – 1,035 reaksi alkalis dan
mengandung protein dan garam, juga euglobin yang mengandung antibodi.
bayi yang terbaik dan harus dianjurkan kalau tidak ada kontra indikasi

8.Temperatur
Temperatur pada post partum dapat mencapai 38 0C dan normal kembali dalam 24 jam. 
Kenaikan suhu ini disebabkan karena hilangnya cairan melalui vagina ataupun keringat, dan
infeksi yang disebabkan terkontaminasinya vagina.
9.Nadi
Umumnya denyut nadi pada masa nifas turun di bawah normal.  Penurunan ini akibat dari
bertambahnya jumlah darah kembali pada sirkulasi seiring lepasnya placenta.  Bertambahnya
volume darah menaikkan tekanan darah sebagai mekanisme kompensasi dari jantung dan
akan normal pada akhir minggu pertama.
10.Tekanan Darah
Keadaan tensi dengan sistole 140 dan diastole 90 mmHg baik saat kehamilan ataupun post
partum merupakan tanda-tanda suatu keadaan yang harus diperhatikan secara serius.
11.Hormon
Hormon kehamilan mulai berkurang dalam urine hampir tidak ada dalam 24 hari, setelah 1
minggu hormon kehamilan juga menurun sedangkan prolaktin meningkat untuk proses laktasi

KLASIFIKASI
Menurut buku Acuan Asuhan Persalinan Normal (2008), derajat ruptur perineum dapat
dibagi menjadi empat derajat, yaitu :

a. Ruptur perineumderajat satu, dengan jaringan yang mengalami robekan adalah:


1) Vagina
a) Komisura posterior
b) Kulit perineum
b. Ruptur perineum derajat dua, dengan jaringan yang mengalami robekan adalah :
1) Mukosa Vagina
a) komisura posterior
b) kulit perineum
c) otot perineum

c. Ruptur perineum derajat tiga, dengan jaringan yang mengalami robekan adalah
1) sebagaimana rupture derajat dua
2) otot sfingterani
d. Ruptur perineum derajat empat, dengan jaringan yang mengalami robekan adalah :
1) sebagaimana rupture derajat tiga
2) dinding depan rectum
D.PATOFISIOLOGI

Dalam masa post partum atau masa nifas, alat-alat genetalia interna maupun eksterna
akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan-
perubahan alat genetal ini dalam keseluruhannya disebut “involusi”. Disamping involusi
terjadi perubahan-perubahan penting lain yakni memokonsentrasi dan timbulnya laktasi
yang terakhir ini karena pengaruh hormon laktogen dari kelenjar hipofisis terhadap
kelenjar-kelenjar mamae.
Otot-otot uterus berkontraksi segera post psrtum, pembuluh-pembuluh darah yang ada
antara nyaman otot-otot uretus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan pendarahan
setelah plasenta lahir. Perubahan-perubahan yang terdapat pada serviks ialah segera post
partum bentuk serviks agak menganga seperti corong, bentuk ini disebabkan oleh korpus
uteri terbentuk semacam cincin. Peruabahan-perubahan yang terdapat pada endometrium
ialah timbulnya trombosis, degenerasi dan nekrosis ditempat implantasi plasenta pada
hari pertama endometrium yang kira-kira setebal 2-5 mm itu mempunyai permukaan yang
kasar akibat pelepasan desidua dan selaput janin regenerasi endometrium terjadi dari sisa-
sisa sel desidua basalis yang memakai waktu 2 sampai 3 minggu. Ligamen-ligamen dan
diafragma pelvis serta fasia yang merenggang sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin
lahir berangsur-angsur kembali seperti sedia kala.

E.PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan post partum menurut Siswosudarmo, 2008:
-       Pemerikasaan umum: tensi,nadi,keluhan dan sebagainya

-       Keadaan umum: TTV, selera makan dll

-       Payudara: air susu, putting

-       Dinding perut, perineum, kandung kemih, rectum

-       Sekres yang keluar atau lochea

-       Keadaan alat kandungan

Pemeriksaan penunjang post partum menurut Manjoer arif dkk, 2001


-       Hemoglobin, hematokrit, leukosit, ureum

-       Ultra sosografi untuk melihat sisa plasenta


1. Riwayat Kesehatan, meliputi :
a. Keluhan yang dirasakan ibu saat ini, adakah afterpains, nyeri luka jahitan perineum,
adakah perdarahan.
b. Riwayat kehamilan meliputi umur kehamilan serta riwayat penyakit yang menyertai.
c. Riwayat persalinan meliputi lama persalinan, GPA, proses persalinan,
adakah    komplikasi, laserasi atau episiotomi.
d. Riwayat obstetric terdahulu, adakah komplikasi saat nifas, apakah ibu menyusui
bayinya secara eksklusif, adakah masalah waktu laktasi.
e. Riwayat KB, rencana ibu untuk KB selanjutnya.
e. Riwayat kesehatan ibu dan keluarga, adakah penyakit menular maupun menurun.
f. Adakah kesulitan atau gangguan dalam pemenuhan kebutuhan sehari – hari misalnya
pola makan, BAK, BAB, personal hygiene, istirahat maupun mobilisasi.
g. Obat / suplemen yang dikonsumsi saat ini misalnya tablet besi.
h. Perasaan ibu saat ini berkaitan dengan kelahiran bayi, penerimaan terhadap peran baru
sebagai orang tua termasuk suasana hati yang dirasakan ibu sekarang, kecemasan,
kekhawatiran.
i. Adakah kesulitan dalam pemberian ASI dan perawatan bayi sehari – hari.
j. Bagaimana rencana menyusui nanti ( ASI eksklusif atau tidak) , rencana merawat bayi
dirumah ( dilakukan ibu sendiri atau dibantu orangtua / mertua )
k. Bagaimana dukungan suami atau keluarga terhadap ibu.
l. Pengetahuan ibu tentang nifas.
m. Adakah adat istiadat yang merugikan kesehatan pada masa nifas.

2. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum pasien dan kesadarannya.
2).Tanda – tanda vital, meliputi : tekanan darah, suhu, nadi, dan pernafasan.
Antopometri, meliputi : tinggi badan, berat badan sebelum hamil, berat badan setelah
hamil, dan total kenaikan berat badan.
3) Wajah.
     -Pucat atau tidak.
·    - Chloasma gravidarum.
4) Mata, meliputi kondisi sclera dan konjungtiva.
5) Mulut dan gigi, meliputi adakah bau mulut, sariawan, caries, dan karang gigi.
6) Leher, meliputi adakah kelenjar gondok dan peningkatan tekanan JVP.
7) Payudara.
·         Bagaimanakah proses laktasinya.
·         Adakah pembesaran kelenjar / abses.
·         Bagaimana keadaan putting susu ( menonjol / mendatar, adakah nyeri dan lecet
putting)
·         Kebersihan payudara.
·         ASI / colostrum apakah sudah keluar.
·         Adakah pembengkakan.
·         Adakah radang atau benjolan abnormal.

8) Abdomen.
·         Palpasi : ukur tinggi fundus uteri, kontraksi uterus, posisi diastesis rekti.
·         Auskultasi : bising usus.
·         Kaji keluhan mules – mules ( hisroyen / his pengiring )
·         Kaji bentuk abdomen.
·         Kaji striae.
·         Kaji linea rubra.
·         Adakah bekas operasi.
9) Kandung kemih.
·         Adakah distensi urine.
·         Kandung kemih kosong / penuh.
10) Genetalia dan perineum.
·         Pengeluaran lochea ( jenis, warna, jumlah, bau )
·         Adakah oedema atau memar pada dinding vagina.
·         Adakah peradangan.
·         Adakah nyeri.
·         Kaji jahitan dan keadaan luka episiotomy.
·         Adakah nanah.
·         Tanda – tanda infeksi pada luka jahitan.
·         Kebersihan perineum.
·         Adakah hemorrhoid pada anus.

11) Ekstremitas bawah.


·         Pergerakan.
·         Adakah gumpalan darah pada otot kaki yang menyebabkan nyeri.
·         Adakah oedema dan varises.
·         Adakah human’s sign.

F.PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan Medis
a.    Observasi ketat 2 jam post partum ( adanya komplikasi perdarahan )
b.    6 – 8 jam pasca persalinan : istirahat dan tidur tenang, usahakan miring kanan kiri
c.    Hari ke 1 – 2 : memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui yang benar dan
perawatan payudara, perubahan-perubahan yang terjadi pada masa nifas, pemberian
informasi tentang senam nifas.
d.   Hari ke – 2 : mulai latihan duduk
e.    Hari ke – 3 : diperkenankan latihan berdiri dan berjalan

G.MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA PENDUKUNG

1.Nyeri melahirkan berhubungan dengan pengeluaran janin


DS:
-Mengeluh nyeri
-perineum terasa tertekan
-mual
-nafsu makan menurun/meningkat
DO:
-ekspresi wajah menurun
-uterus teraba membulat
-tekanan darah meningkat
-Ketegangan otot meningkat
-fungsi brkemih berubah
-pola tidur berubah

2. Resiko infeksi berhubungan dengan peningkatan paparan organisme patogen


lingkungan
DS:(tidak tersedia)
DO:(tidak tersedia)
3.Ketidaknyamanan pasca partumberhubungan dengan trauma perineum selama
persalinan dan kelahiran
DS:
-mengeluh tidak nyaman
DO:
-tampak meringis,menangis
-terdapat kontraksi uterus
-luka episiotomi
-payudara bengkak
-tekanan darah dan frekuensi nadi meningkat
-haemoroid

H.DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyerimelahirkan berhubungan denganpengeluaran janin.


2. Resiko infeksi berhubungan dengan peningkatan paparan organisme patogen
lingkungan
3.Ketidaknyamanan pasca partumberhubungan dengan trauma perineum selama
persalinan dan kelahiran

I.J INTERVENSI KEPERAWATAN (TUJUAN BESERTA KRITERI HASIL &


INTERVENSI BESERTA RASIONAL)

Diagnosa Perencanaan
N
keperawat Tujuan
o Intervensi Rasionalisasi
an
1 Nyeri Setelah dilakukan - monitor TTV membantu
melahirkan intervensi -monitor keadaan mengidentifikasi
b/d keperawatan selama lochia(mis:warna, jumlah, faktor – faktor
pengeluaran 2x24 jam maka status bau, dan bekuan) yang menimbulkan
janin status pasca partum -periksa perineum atau nyeri
membaik dengan robekan (kemerahan, edema,
kriteria hasil: ekimosis, pengeluaran,
-kaluhan nyeri penyatuan jahitan)
,meringis,gelisah,perin -monitor nyeri
eum terasa -ajarkan cara mengatasi nyeri
tertekan,ketegangan secara
otot menurun nonfarmakologis(mis:teknik
-pola nafas.tekanan distraksi, imajinasi
darah,fungsi berkemih -ajarkan cara perawatan
membaik perineum yang tepat
-kolaborasi pemberian
antiinflamasi dan analgesik,
jika perlu.
2 Resiko Setelah dilakukan -monitor TTV - peningkatan suhu
infeksi b/d intervensi -monitor keadaan lokia sampai 38.3oC
peningkatan Keperawatan selama -periksa periksa perineum dalam 24 jam
paparan 2x24 jam maka atau robekan pertama sangat
organisme tingkat infeksi -inspeksi insisi atau robekan menandakan
patogen menurun dengan perineum(mis:episiotomi) infeksi
lingkungan kriteria hasil: -fasilitasi dalam - Diagnosis dini
-kemerahan, nyeri, memebersihkan perineum dari infeksi lokal
bengkak, cairan -pertahankan perineum tetap dapat mencegah
berbau busuk, letargi, kering penyebaran
menurun -berikan kompres es, jika kejaringan
-kultur darah, kultur perlu - mencegah infeksi
urine, kultur area luka -bersihkan area perineum dari penyebaran
membaik secara teratur kejaringan sekitar
-berikan pembalut yang atau aliran darah
menyerap cairan
-kolaborasi pemberian
antiinflamasi, jika perlu
3 Ketidaknya Setelahdilakukaninter -monitor TTV - membantu dalam
manan vensiKeperawatansela -identifikasi gejala yang tidak mengidentifikasi
pasca ma2x24 jam maka menyenangkan kebutuhan saat ini
partum b/d status kenyamanan -identifikasi pengetahuan ibu dan
trauma pasca partum tentang perawatan perineal mengembangkan
perineum meningkat dengan pascapersalinan rencana
selama kriteria hasil: -jelaskan prosedur perineal keperawatan
persalinan -keluhan tidak hygiene yang benar - membantu
dan nyaman, meringis, -berikan posisi yang nyaman menjamin suplai
kelahiran luka episiotomi, -ciptakan lingkungan yang perawatan luka
kontraksi uterus, nyaman yang adekuat dan
berkeringat, merintih, -diskusikan tentang mencegah
hemoroid menurun perubahan fisik dan komikasi luka
-kontraksi uterus, psikologis ibu post partum episiotomi
payudara bengkak, -dukung keluarga dan -teknik yang tepat
tekanan darah, pengasuh terlibat dalam biasanya
frekuensi nadi terapi/pengobatan membantu
menurun. -ajarkan penyembuhan luka
tekniknonfarmakologis, jika episiotomi dengan
perlu cepat
- informasi yang
didapat dapat klien
dapat mengurangi
tingkat
ketidaknyamanan

DAFTAR PUSTAKA
Retno Setyo, Handayani. 2011. Asuhan Kebidanan Ibu Masa Nifas. Yogyakarta :
Gosyen    Publishing
Sujiyatini, Nurjanah, Kurniati Ana. 2010. ASUHAN IBU NIFAS ASKEB III. Yogyakarta :
Cyrillus Publisher
Handayani Sri. 2011. Keperawatan Maternitas. Yogyakarta : Gosyen Publishing
Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : Salemba Medika Bagian Obstetri
dan Ginekologi FK Unpad (1994), Obstetri Patologi, Bagian Obstetri dan Ginekologi FK
Unpad, Bandung.
Hacker Moore (1999), Esensial Obstetri dan Ginekologi Edisi 2, Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta.
Hanifa Wikyasastro (1997), Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo,
Jakarta.
http://www.slideshare.net/septianraha/asuhan-keperawatan-pada-ny-d-dengan-post-partum-
normal-di-wilayah-kerja-puskesmas-delanggu-klaten diakses pada tanggal 22 Juni 2014
http://lissaadati.blogspot.com/2018/01/laporan-pendahuluan-dengan-post-partum.html?m=1

PPNI (2016).Standar DIagnosis KeperawatanIndonesia: Definisi danIndikator


DIagnostik,Edisi 1. Jakarta:DPP PPNI

PPNI(2018). Standar IntervensiKeperawatanIndonesia: Definisi danTindakan


Keperawatan,Edisi 1.Jakarta:DPP PPNI

PPNI(2018). Standar Luaran KeperawatanIndonesia: Definisi danKriteria


HasilKeperawatan,Edisi 1. Jakarta:DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai