Anda di halaman 1dari 15

USAHA PERTANIAN UBI KAYU DI DESA GAYA BARU III

KECAMATAN SEPUTIH SURABAYA LAMPUNG TENGAH

(JURNAL)

Oleh

Zulviana Latifa Sari

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018

1
2

Usaha Pertanian Ubi Kayu di Desa Gaya Baru III Kecamatan


Seputih Surabaya Lampung Tengah

Zulviana Latifa Sari¹, Nani Suwarni², Dian Utami³


FKIP Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.1
* e-mail: ulvisari1@gmail.com, Telp: +6281360562037

Received: Jul, 16 th 2018 Accepted: Jul, 16 th 2018 Online Published: Aug, 01 th


2018

The aim of this study is to examine the cassava farming business at Gaya Baru III village
Seputih Surabaya Central Lampung. The method used is descriptive method. The
population is 1.260 farmers. The data collection uses observation technique, structured
interview and documentation. The analysis technique uses percentage table. The result of
this study showed that 1) The land area of cassava is categorized in the area of medium
(77.46%). 2) The maintenance done by cassava farmers is not good enough (91.55%). 3)
most of the production coast incurred by cassava farmers are medium (53,53%) to low
(46,56%). 4) The cassava production is classified into small production (69.01%). 5)
Marketing is done by cassava farmers by selling to factory (76, 05%). 6) The income of
cassava farmers is classified into high income (94, 36%).

Keywords: agricullture, business, cassava

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji usaha pertanian ubi kayu di Desa Gaya Baru III
Kecamatan Seputih Surabaya Lampung Tengah. Metode yang digunakan yaitu metode
deskriptif. Populasi sebanyak 1.260 petani. Pengumpulan data melalui teknik observasi,
wawancara terstruktur, dan dokumentasi. Teknik analisis menggunakan tabel persentase.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Luas lahan petani ubi kayu tergolong dalam luas
lahan garapan sedang (77,46%). 2) Pemeliharaan yang dilakukan oleh petani ubi kayu
tergolong kurang baik (91,55%). 3) Biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani ubi kayu
tergolong sedang (53,53%) hingga rendah (46,56%). 4) Sebagian besar hasil produksi
petani ubi kayu tergolong ke dalam hasil produksi kecil (69,01%). 5)Pemasaran dilakukan
petani ubi kayu dengan menjual ke pabrik (76,05%). 6 Pendapatan petani ubi kayu
tergolong ke dalam pendapatan tinggi (94,36%).

Kata kunci: pertanian, ubi kayu, usaha

Keterangan:
¹ Mahasiswa Pendidikan Geografi
² Dosen Pembimbing 1
³ Dosen Pembimbing 2
3

usaha pertanian ubi kayu sebagai


PENDAHULUAN mata pencaharian mereka. Oleh
Indonesia terkenal dengan hasil sebab itu, Provinsi Lampung menjadi
pertaniannya, seperti padi, jagung, salah satu sentra produksi ubi kayu di
kedelai, ubi kayu dan aneka tanaman Indonesia yang pada tahun 2015
tanaman perkebunan hortikultura memiliki luas panen untuk komoditi
lainnya. dan juga seperti kopi, kelapa ubi kayu seluas 301.684 hektar dan
sawit, dan lain sebagainya. Ubi kayu menghasilkan produksi ubi kayu
merupakan salah satu hasil komoditi sebesar 8.038.953 ton dengan
pertanian yang memiliki nilai produktivitas 26,24 ton/ha atau
ekonomis yang cukup tinggi di sekitar (BPS Provinsi Lampung,
antara tanaman pertanian lainnya dan 2016)
juga berperan penting sebagai Salah satu kecamatan yang
sumber devisa negara. menghasilkan ubi kayu di Provinsi
Tanaman ubi kayu di Indonesia Lampung adalah Kecamatan Seputih
tumbuh dan berproduksi di dataran Surabaya, tepatnya di Kabupaten
rendah sampai dataran tinggi, yakni Lampung Tengah. Pada tahun 2015,
antara 10 m – 1.500 mdpl. Daerah ubi kayu yang dihasilkan Lampung
yang paling ideal untuk mendapatkan Tengah adalah 3.371.618 ton dari
produksi yang optimal adalah daerah luas panen 130.781 hektar dengan
dataran rendah yang berketinggian produktivitas sebesar 25,78.
antara 10 m- 700 mdpl. Tanaman ubi Sedangkan kecamatan Seputih
kayu membutuhkan kondisi iklim Surabaya memproduksi sebanyak
panas dan lembab. Kondisi iklim 117.563 ton atau sekitar 6,16 persen
yang ideal adalah daerah daerah yang dari produksi ubi kayu Lampung
bersuhu minimum 10ºC, kelembaban Tengah. Produksi tersebut berasal
udara (rH) 60% - 65% dengan curah dari luas panen seluas 4.600 hektar
hujan 700 mm – 1.500 mm pertahun. dan produktivitas sekitar 25,14
Hampir semua jenis tanah pertanian ton/ha. (BPS, 2016).
cocok ditanami ubi kayu karena Lahan pertanian merupakan
tanaman ini toleran terhadap harta yang sangat bernilai bagi petani
berbagai jenis dan tipe tanah. Jenis di Desa Gaya Baru III ini, karena
tanah yang paling ideal adalah jenis banyak sedikitnya hasil produksi ubi
alluvial, latosol, podsolik merah kayu juga bergantung pada luas
kuning, mediteran, grumosol, dan lahan garapan yang dimiliki oleh
andosol. Di Pulau Jawa hampir di petani. Menurut Rahim dan Hastuti
Semua provinsi terdapat penanaman (2008:36) lahan pertanian merupakan
ubi kayu. Di luar Jawa, daerah penentu dari pengaruh faktor
sentrum produksi ubi kayu terdapat produksi komoditas pertanian.
antara lain di provinsi Lampung, Semakin luas lahan garapan yang
Sumatera Selatan, Sumatera Utara, dimiliki petani maka semakin banyak
Jambi, NTT, Kalimantan Barat, pula bibit tanaman ubi kayu yang
Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan bisa ditanam dan secara otomatis
dan Maluku. (Rukmana, 1997:36) dapat menghasilkan ubi kayu yang
Lampung merupakan salah satu banyak pula. Waktu panen ubi kayu
wilayah yang cocok untuk ditanami yang paling tepat untuk dipanen
ubi kayu sehingga hal ini mendorong adalah saat karbohidrat per satuan
masyarakat Lampung untuk memilih luas tanah (hektar) mencapai kadar
4

maksimal yaitu pada saat umur ubi kayu paling rendah di Provinsi
tanaman mencapai 6-8 bulan Lampung adalah Rp.400/kg,
(varietas Genjah) atau 9-12 bulan sedangkan menurut salah satu surat
(varietas Dalam). kabar Sinar Harapan (14 September
Kondisi alam dan kesesuaian 2015) harga jual ubi kayu di Provinsi
lahan akan berpengaruh terhadap Lampung paling tinggi mencapai
banyak sedikitnya produksi ubi kayu Rp.1.400/kg. Hasil produksi ubi kayu
yang dihasilkan, namun untuk pada umumnya dipasarkan dengan
menghasilkan produksi yang menjual ke pedagang perantara atau
memuaskan akan lebih baik jika agen,menjual ke pemborong, atau
dilakukan pemeliharaan ketika ubi langsung menjual ke pabrik. Harga
kayu telah ditanam. Pemeliharaan ini nantinya akan sangat berpengaruh
ubi kayu yang menurut Rukmana terhadap pendapatan petani.
(1997:47-53) pada umumnya Menurut salah satu narasumber
meliputi penyulaman, pemberian yaitu bapak Sugiono yang
pupuk, penyiangan dan merupakan petani ubi kayu di Desa
pembumbunan, dan juga Gaya Baru III, dengan luas lahan 1,5
pembuangan tunas. Pemeliharaan ubi Ha yang dimiliki bisa menghasilkan
kayu yang dilakukan akan ubi kayu sebanyak 28-30 Ton. Pak
mempengauhi kualitas tanaman Sugiono biasa menjual hasil
maupun ubi kayu yang akan panennya langsung ke pabrik yang
dihasilkan. ada di Desa Gaya Baru III. Mulai
Hal yang tidak kalah penting dari proses tanam hingga panen ubi
dalam usaha tani salah satunya kayu membutuhkan waktu sekitar 7-
adalah biaya produksi, Menurut 9 bulan. Harga jual ubi kayu tidak
Moehar (2004:121), biaya produksi tetap dan sering berubah-ubah.
adalah sebagai kompensasi yang Harga paling tinggi biasanya hanya
diterima oleh para pemilik faktor- mencapai Rp 1.250,00/kg dan paling
faktor produksi,atau biaya-biaya rendah Rp 400,00/kg. Harga normal
yang dikeluarkan oleh petani dalam biasanya berkisar antara Rp 800,00 –
proses produksi, baik secara tunai Rp 1000,00/kg. Ketika panen di
maupun tidak tunai. Biaya produksi tahun 2017 bulan Maret lalu salah
ini juga berkaitan dengan hasil seorang petani berhasil
produksi seperti pendapat dari Kelin, menghasilkan ubi kayu sebanyak 28
dkk (2011:2) yang menyatakan ton dari luas lahan 1,5 hektar dengan
bahwa Input produksi ubi kayu yaitu harga jual ubi kayu sebesar Rp
pupuk, tenaga kerja, dan juga obat- 800,00/kg sehingga petani tersebut
obatan secara terpisah benar-benar menghasilkan uang sebesar Rp
berpengaruh nyata terhadap hasil 22.400.000,00. Pendapatan tersebut
produksi ubi kayu. tentu saja masih berupa pendapatan
kotor atau belum dikurangi dari
Selain jumlah produksi ubi kayu,
biaya produksi. Biaya produksi yang
harga jual ubi kayu juga merupakan
digunakannya adalah sebesar Rp
hal yang penting dalam usaha
7.000.000,00 sehingga pendapatan
pertanian ubi kayu. Hal ini karena
bersih yang diperoleh adalah
harga jual ubi kayu dapat
Rp 15.400.000,00. Petani tersebut
mempengaruhi jumlah pendapatan
tidak memiliki pekerjaan sampingan
yang akan diperoleh petani. Menurut
dan hanya mengandalkan hasil panen
Kompas (14 oktober 2016) harga jual
5

ubi kayu untuk mencukupi pengecualian dalam penelitian ini


kehidupan sehari-hari. sehingga kegiatan pemeliharaan
Berdasarkan latar belakang meliputi 6 kegiatan saja. Adapun
yang telah dijelaskan, peneliti kriterinya adalah pemeliharaan
tertarik untuk melakukan penelitian dikatakan baik apabila dilakukan ke
mengenai usaha pertanian ubi kayu 6 kegiatan pemeliharaan,
di Desa Gaya Baru III Kecamatan Pemeliharaan dikatakan kurang baik
Seputih Surabaya Kabupaten apabila hanya dilakukan 3-5 kegiatan
Lampung Tengah yang mayoritas pemeliharaan saja, dan Pemeliharaan
penduduknya bermatapencaharian dikatakan tidak baik apabila hanya
sebagai petani ubi kayu. dilakukan <3 kegiatan pemeliharaan
atau tidak dilakukan kegiatan
METODE PENELITIAN pemeliharaan sama sekali. Kemudian
biaya produksi yang dalam penelitian
Metode yang digunakan dalam ini adalah keseluruhan biaya
penelitian ini adalah metode produksi yang dikeluarkan petani ubi
penelitian deskriptif. Menurut Tika kayu dari mulai proses tanam hingga
(2005:4) penelitian deskriptif adalah panen. Adapun apabila menggunakan
penelitian yang lebih mengarah pada rumus dari model klasifikasi Struges
pengungkapan suatu masalah atau akan didapati kategori dimana biaya
kesadaran sebagaimana adanya dan produksi dikatakan tinggi apabila
mengungkapkan fakta-fakta yang berkisar antara Rp 11.812.000,00
ada, walaupun kadang-kadang - Rp15.200.000,00 Biaya produksi
diberikan interpretasi atau analisis. sedang apabila berkisar antara Rp
Adapun populasi dalam 8.431.000,00 – Rp11.811.000 ,00,
penelitian ini adalah petani ubi kayu dan biaya produksi dikatakan rendah
di Desa Gaya Baru III Kecamatan apabila berkisar antara Rp
Seputih Surabaya Kabupaten 5.050.000,00 – Rp 8.430.000,00.
Lampung Tengah yang berjumlah Selanjutnya yaitu hasil produksi ubi
menjadi 357 petani ubi kayu dengan kayu yang dalam penelitian ini
sampel sebanyak 71 petani yang adalah hasil produksi rata-rata per
diambil dengan menggunakan teknik hektar ubi kayu dalam satu kali
cluster sampling. periode tanam. Adapun kriteria hasil
Adapun definisi operasional produksi ubi kayu digolongkan
variabel dari penelitian ini adalah menjadi banyak apabila ≥ 26 ton per
meliputi Luas kepemilikan lahan hektar dan digolongkan sedikit
pertanian yang yaitu luasan lahan apabila < 26 ton per hektar. Adapun
yang dimiliki dan dikelola oleh pemasaran yang dimaksud dalam
petani ubi kayu. Adapun kriterianya penelitian ini adalah kegiatan
adalah dikatakan sempit apabila <0.5 pemasaran atau penjualan ubi kayu
ha, Sedang 0.5-2 ha, dan Luas >2 ha. yang dilakukan oleh petani. Dalam
selanjutnya pemeliharaan ubi kayu kegiatan ini dilakukan dengan cara
yang yang dalam penelitian ini terdiri menjual ke pengepul, menjual ke
dari 7 kegiatan yang dilakukan petani tengkulak, dan menjual langsung ke
dalam satu kali periode tanam ubi pabrik. Dan definisi operasional
kayu, namun disesuaikan dengan variabel yang terakhir yaitu
kondisi yang ada di lapangan dan mengenai pendapatan dimana
kegiatan pengairan menjadi Pendapatan yang dimaksud dalam
6

penelitian ini adalah pendapatan kayu di Desa Gaya Baru III


bersih yang diperoleh petani ubi Kecamatan Seputih Surabaya
kayu dalam satu kali panen. Adapun Lampung Tengah tahun 2018, dan
pendapatan petani ubi kayu dapat yang terakhir yaitu teknik
digolongkan menjadi pendapatan dokumentasi yang dilakukan untuk
tinggi apabila pendapatan berkisar menambah informasi yang
antara Rp 10.400.000,00 – Rp mendukung penelitian. Data
36.400.000,00, dan pendapatan dokumentasi yang diambil untuk
rendah apabila < Rp 10.400.000,00 penelitian ini adalah berupa data
Teknik pengumpulan data yang jumlah penduduk, data jumlah kepala
digunakan dalam penelitian ini keluarga, dan juga data jumlah petani
adalah teknik observasi, wawancara ubi kayu di Desa Gaya Baru III
terstruktur, dan dokumentasi. Teknik Kecamatan Seputih Surabaya
pengamatan observasi digunakan Kabupaten Lampung Tengah.
untuk mengetahui kondisi dilapangan Teknik analisis data yang
secara langsung berkaitan dengan digunakan dalam penelitian ini
tanaman ubi kayu di Desa Gaya Baru adalah kuantitatif persentase. Setelah
III Kecamatan Seputih Surabaya data dimasukkan atau ditabulasikan
Kabupaten Lampung Tengah tahun dan dipresentasikan selanjutnya
2018. Kemudian Teknik wawancara dideskripsikan secara sistematis dan
adalah teknik yang digunakan untuk diinterpretasikan dalam bentuk
mendapatakan data penelitian laporan sebagai hasil penelitian dan
sebagai data primer, yang dipandu dibuat dalam bentuk kesimpulan
dengan menggunakan daftar laporan. Adapun cara untuk
pertanyaan atau panduan wawancara menentukan jumlah persentase
dan dilakukan dengan cara tanya (Sarwono, 2006:139) dengan rumus
jawab langsung terhadap subjek sebagai berikut:
penelitian. Pelaksanaan metode
wawancara ini yaitu dilakukan %= 100%
dengan mendatangi responden satu
persatu untuk menjawab daftar Keterangan:
pertanyaan yang telah disiapkan oleh % : Persentase yang diperoleh
peneliti. Dengan demikian, peneliti n : Jumlah jawaban yang diperoleh
dapat dengan leluasa menanyakan N : Jumlah seluruh responden
hal-hal yang hendak diketahui.
Adapun pertanyaan yang akan HASIL DAN PEMBAHASAN
ditanyakan oleh peneliti adalah
mengenai luas lahan yang dimiliki,
pemeliharaan yang dilakukan, biaya Secara astronomis, Desa Gaya Baru
produksi yang biasa dikeluarkan III terletak antara 105º38’52” BT
petani ubi kayu dalam satu kali sampai 105º40’50” BT dan 4º39’55”
periode tanam, jumlah produksi LS sampai 4º41’30” LS. Berikut
dalam setiap kali tanam/panen, adalah gambar dari peta administrasi
pemasaran ubi kayu atau tempat Desa Gaya Baru III Kecamatan
petani ubi kayu menjual hasil Seputih Surabaya Kabupaten
produksinya, dan pendapatan bersih Lampung Tengah Tahun 2018.
dalam 1 kali produksi petani ubi
7

Gambar 1. Peta Administrasi Desa Gaya Baru III Kecamatan Seputih Surabaya Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2018.
8

Berdasarkan peta administrasi tersebut maka dapat dilihat batas-batas


administrasi dari Desa Gaya Baru III Kecamatan Seputih Surabaya Kabupaten
Lampung Tengah Tahun 2018 sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Srimulya Jaya dan Kenanga Sari
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Gaya Baru II dan Gaya Baru IV
c. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Gaya Baru I
d. Sebelah Timur Berbatasan dengan Kecamatan Bandar Surabaya

Luas Lahan Pertanian


Tabel 1. Luas lahan pertanian yang dimiliki oleh petani ubi kayu di Desa Gaya
Baru III.

No. Luas lahan (Ha) Jumlah (Jiwa) Persentase (%)


1 Lahan garapan sempit (<0.5) 16 22,53
2 Lahan garapan sedang (0,5-2) 54 77,46
3 Lahan garapan luas (>2) 1 0,01
Jumlah 71 100
Sumber : Data Primer Hasil Penelitia

Berdasarkan data pada tabel 1 namun demikian, petani di Desa Gaya


dapat diketahui bahwa sebagian besar Baru III ini lebih memilih untuk
petani ubi kayu di Desa Gaya Baru III menanam komiditi ubi kayu sebagai
memiliki lahan ubi kayu dalam tanaman pertanian mereka karena
kategori sedang. Seperti diketahui beberapa alasan. Petani berpendapat
bahwa Desa Gaya Baru III memiliki bahwa menanam ubi kayu lebih
ketersediaan lahan pertanian mudah daripada menanam kelapa
(perladangan) yang cukup luas, hal ini sawit dan karet, selain pengerjaannya
tentu saja menjadi salah satu faktor yang mudah, ubi kayu juga tidak
pendorong bagi masyarakat untuk begitu banyak membutuhkan modal
mencari nafkah dari usaha tani. untuk biaya produksi dan waktu
Kondisi tanah yang mendukung dan panen yang lebih cepat dibandingkan
cocok untuk ditanami berbagai jenis dengan sawit dan karet. Alasan-alasan
komoditi pertanian seperti ubi kayu, inilah yang membuat petani di Desa
sawit, dan karet ini membuat Gaya Baru III seluruhnya menanam
masyarakat memilih bertani sebagai ubi kayu untuk usaha tani mereka.
sumber mata pencaharian mereka.
ubi kayu melakukan penyulaman
Pemeliharaan Ubi Kayu yaitu sebanyak 83,10%. Petani ubi
Seperti yang tertera pada kayu di Desa Gaya Baru III
definisi operasional variabel, melakukan kegiatan penyulaman
pemeliharaan ubi kayu dalam paling cepat dua minggu setelah
penelitian ini meliputi kegiatan tanam dan paling lambat biasanya
penyulaman, penyiangan, pengairan, ketika umur tanaman ubi kayu
pembumbungan, pemupukan susulan, menginjak usia 5 minggu.
pembumbungan, dan perlindungan Penyulaman biasa dilakukan sendiri
(proteksi). oleh petani ubi kayu atau juga
Berdasarkan hasil penelitian, menggunakan bantuan tenaga kerja
didapati bahwa sebagian besar petani
9

dari orang lain dengan upah kerja tanaman ubi kayu. Pupuk yang
borongan. digunakan petani adalah pupuk
Selanjutnya untuk kegiatan organik dan anorganik dengan
pengairan, berdasarkan hasil takaran tertentu dan masing-masing
penelitian, petani ubi kayu di Desa orang memiliki takaran yang
Gaya Baru III ternyata seluruhnya berbeda.
atau 100 % tidak melakukan kegiatan Kegiatan pemeliharaan ubi
pengairan seperti seharusnya. Jadi kayu selanjutnya yaitu
dari mulai tanam hingga panen, pembumbungan. Berdasarkan hasil
tanaman ubi kayu mereka hanya penelitian, jumlah petani yang yang
dibiarkan saja dan hanya melakukan pembumbungan ini
mengandalkan air hujan untuk mencapai 90,14%. Pembumbungan
mengairi lahan pertanian mereka. Hal dilakukan dengan menutup bagian
ini dilakukan karena menurut petani akar atau bonggol tanaman yang
tanah di Desa Gaya Baru III sudah keluar ke permukaan, namun dalam
cukup lembab dan apabila kelebihan melakukan ini tanah tidak boleh
air justru akan membuat bonggol ubi terlalu padat dan juga terlalu tinggi.
kayu menjadi busuk. Hal ini seperti yang dijelaskan oleh
Kegiatan pemeliharaan yang Rahmat Rukmana (1997:49-51)
selanjutnya yaitu penyiangan. Petani bahwa pembumbungan tidak perlu
ubi kayu di Desa Gaya Baru III terlalu tinggi karena dapat
seluruhnya atau 100% melakukan merangsang pertumbuhan akar-akar
kegiatan penyiangan minimal 2 kali baru yang tidak produktif dari bagian
setiap satu kali periode tanam. atas ubi kayu.
Penyiangan biasanya dilakukan Kegiatan pemeliharaan ubi
dengan menggunakan 2 metode, yang kayu selanjutnya adalah pembuangan
pertama yaitu secara manual dengan tunas. Berdasarkan hasil penelitian,
menggunakan alat seperti cangkul, petani di Desa Gaya Baru III
arit, dan wangkil untuk seluruhnya atau 100% melakukan
membersihkan rumput dan kotoran kegiatan pembuangan tunas. Petani
pengganggu, atau dengan disemprot ubi kyu biasanya adalah petani yang
menggunakan zat kimia berupa memiliki hewan ternak seperti
herbisida. Penyiangan secara menual kambing dan sapi, sehingga hasil dari
biasanya lebih memakan waktu yang cabang atau tunas yang dibuang
lama dan juga membutuhkan tenaga sudah lumayan berdaun lebat dan
kerja yang lebih banyak daripada dapat digunakan untuk makanan
dengan menyemprot dengan hewan ternak mereka. Biasanya
herbisida. dalam melakukan pembuangan tunas
Kemudian pemeliharaan ubi ini bagi petani ubi kayu yang
kayu yang dilakukan berikutnya memiliki hewan ternak akan
adalah pemupukan susulan. mengerjakannya seorang diri atau
Berdasarkan penelitian, petani ubi dibantu oleh keluarganya tanpa harus
kayu di Desa Gaya Baru III menggunakan bantuan buruh tani.
seluruhnya atau 100% melakukan Adapun kegiatan pemeliharaan
kegiatan pemupukan susulan. Hal ini ubi kayu yang terakhir adalah
dikarenakan pemupukan susulan perlindungan (proteksi). Berdasarkan
akan sangat berpengaruh terhadap hasil penelitian dapat diketahui
pertumbuhan bonggol atau umbi dari bahwa petani ubi kayu di Desa Gaya
10

Baru III sebagian besar tidak Berdasarkan penjelasan yang


melakukan kegiatan perlindungan telah dipaparkan, sesuai dengan
terhadap tanaman ubi kayunya yaitu definisi operasional variabel dalam
sebanyak 83,32% petani. Ubi kayu di penelitian ini kegiatan pemeliharaan
desa ini tidak seluruhnya terserang dikelompokkan menjadi 3 kriteria.
hama uret sehingga yang melakukan Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
perlindungan hanyalah petani yang pada tabel berikut :
terserang hama uret saja.
Tabel 2. Jumlah Petani Berdasarkan Pemeliharaan Tanaman Ubi Kayu di Desa
Gaya Baru III Tahun 2018
No. Kegiatan Pemeliharaan Kriteria Jumlah Persentase (%)
1. Melakukan 6 pemeliharaan Sangat baik 6 8,45
2. Melakukan 3-5 pemeliharaan Kurang baik 65 91,55
3. Melakukan <3 pemeliharaan Tidak baik -
Jumlah 71 100
Sumber : Data Primer Hasil Penelitian
Berdasarkan data pada tabel 1 di merupakan angka yang tinggi. Hal
atas, dapat diketahui bahwa petani ini karena sebagian besar petani tidak
ubi kayu di Desa Gaya Baru III melakukan kegiatan perlindungan
sebagian besar tergolong kurang baik karena memang hama uret yang bisa
dalam melakukan kegiatan menyerang tanaman ubi kayu mereka
pemeliharaan tanaman ubi kayu. hingga saat ini belum ditemukan obat
Jumlah ini mencapai 91,55% yang dan cara untuk mengatasinya.

Biaya Produksi
Tabel 3. Jumlah Petani Ubi Kayu Berdasarkan Biaya Produksi di Desa Gaya
Baru III Tahun 2018.
No. Biaya produksi (Rp/Ha) Klasifikasi Jumlah Persentase(%)
1 11.812.000,00 – 15.200.000,00 Tinggi 2 0,02
2 8.431.000,00 – 11.811.000,00 Sedang 37 53,52
3 5.050.000,00 – 8.430.000,00 Rendah 32 46,46
Jumlah 71 100
Sumber : Data Primer Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel 2 di atas, dapat produksi terjadi karena masing-


diketahui bahwa biaya produksi yang masing petani memiliki perbedaan
dikeluarkan petani ubi kayu di Desa dari ukuran pemberian pupuk, dan
Gaya Baru III berbeda beda, dan juga obat-obatan baik untuk
sebagian besar petani ubi kayu penyemprotan gulma maupun hama,
tergolong mengeluarkan biaya dan juga untuk upah tenaga kerja
produksi sedang hingga rendah yaitu yang diperlukan. Petani ubi kayu
dengan persentase 53,53% yang mengeluarkan biaya produksi
mengeluarkan biaya produksi sedang rendah biasanya adalah petani ubi
dan 46,56% mengeluarkan biaya kayu yang menggunakan tenaga kerja
produksi rendah. Perbedaan biaya sendiri untuk mengelola usaha
11

taninya baik dalam proses tanam khusus dengan menyemprotkan obat


maupun dalam pemeliharaan. (pestisida) pada tanah untuk
Sedangkan petani yang mengeluarkan membasmi hama, dan juga harus
biaya produksi tinggi biasanya memberikan pupuk yang lebih banyak
disebabkan karena lahan sebelumnya dari biasanya supaya ubi kayu bisa
telah terserang oleh hama uret tumbuh dengan baik.
sehingga harus diberikan perlakuan

Hasil Produksi

Tabel 4. Jumlah Petani Ubi Kayu Berdasarkan Hasil Produksi di Desa Gaya
Baru III Tahun 2018

No. Kriteria Hasil Produksi Jumlah Persentase (%)


1. Banyak 20 28,17
2. Sedikit 51 71,83
Jumlah 71 100
Sumber : Data Primer Hasil Penelitian
Berdasarkan tabel 4 di atas, bagus dan juga lebih banyak berbuah
dapat diketahui bahwa hasil produksi (genjah) daripada UJ-3, hanya saja
petani ubi kayu di Desa Gaya Baru usia panen untuk jenis ubi kayu ini
III sebagian besar masih tergolong lebih lama yaitu 8-9 bulan barulah
dalam jumlah produksi sedikit atau ubi sudah berukuran besar dan padat
kurang dari 26 ton/ha (71,83%). Ada sehingga akan menguntungkan berat
beberapa faktor yang menjadi timbangan saat penjualan dilakukan.
pemicu banyak sedikitnya hasil Sedangkan kelemahan dari ubi kayu
produksi petani ubi kayu diantaranya jenis UJ-5 adalah rentan busuk
seperti jenis ubi kayu, takaran apabila kelebihan air.
pemberian pupuk, juga pemeliharaan Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan oleh petani, dan juga dapat diketahui bahwa sebagian
usia panen. besar petani ubi kayu di Desa Gaya
Berdasarkan hasil penelitian, Baru III memilih menanam ubi kayu
petani ubi kayu di Desa Gaya Baru jenis UJ-3 yaitu sebanyak 56,33%
III seluruhnya menanam dua jenis petani. Petani ubi kayu di Desa Gaya
ubi kayu yaitu UJ-3 dan UJ-5. Kedua Baru III ini lebih memilih ubi kayu
jenis ubi kayu ini memiliki yang tahan terhadap air daripada
keunggulan dan kelemahan masing- yang berbuah banyak (genjah).
masing. Keunggulan dari ubi kayu Selain itu, dalam penelitian ini
jenis UJ-3 adalah buahnya yang ditemukan bahwa terdapat
cepat membesar dan sudah bisa keterkaitan antara biaya produksi
dipanen pada usia 7 bulan, namun yang dikeluarkan oleh petani ubi
ubi kayu jenis ini tidak tahan dengan kayu dengan hasil produksi yang
banyaknya air sehingga apabila hujan diperolehnya. Biaya produksi yang
terus menerus maka ubi kayu akan optimal memungkinkan hasil
rentan busuk. Sedangkan keunggulan produksi yang optimal pula. Untuk
dari jenis ubi kayu UJ-5 atau kassesa lebih jelasnya akan disajikan pada
adalah kualitas dari ubi yang lebih tabel berikut :
12

Tabel 5. Jumlah Petani Ubi Kayu Berdasarkan Perbandingan Antara Biaya


Produksi dengan Hasil Produksi di Desa Gaya Baru III Tahun 2018

No. Biaya produksi Hasil Jumlah Persentase


Banyak Sedikit (%)
1 Tinggi 0 2 2 0,02
2 Sedang 10 27 37 53,52
3 Rendah 10 22 32 46,46
Jumlah 20 51 71 100
Data Primer Hasil Penelitian
Berdasarkan tabel 5 pada saat mengeluarkan biaya produksi sedang
penelitian dapat dilihat bahwa dengan rincian 10 petani
terdapat 2 orang petani atau menghasilkan produksi ubi kayu
sebanyak 0,02% yang tergolong yang banyak dan 27 petani ubi kayu
mengeluarkan biaya produksi tinggi, menghasilkan produksi yang sedikit.
namun ternyata produksi ubi kayu Data tersebut menunjukkan bahwa
yang dihasilkan tergolong sedikit. untuk memperoleh hasil produksi
Hal ini terjadi karena pada saat yang banyak tidaklah harus
penelitian lahan petani tersebut mengeluarkan biaya produksi yang
sebelumnya telah terserang hama tinggi pula. Hal ini dapat terlihat
uret sehingga untuk mengembalikan bahwa petani dengan biaya produksi
struktur tanah yang dirusak oleh yang tergolong sedang sudah ada
hama ini petani membutuhkan biaya sebagian yang bisa menghasilkan
yang lebih besar, baik itu untuk produksi ubi kayu yang banyak atau
membeli obat-obatan maupun untuk lebih dari 26 ton per hektar.
membeli pupuk guna meningkatkan Selain itu, pada tabel 4 juga
unsur hara pada tanah. Namun memperlihatkan bahwa terdapat 10
demikian, hal ini belum menjamin petani yang tergolong mengeluarkan
keadaan tanah menjadi membaik dan biaya produksi rendah dengan hasil
produksi ubi kayu akan meningkat. produksi banyak. Hal ini terjadi
Jadi dapat di simpulkan bahwa biaya karena petani ubi kayu melakukan
produksi yang tinggi belum tentu kegiatan pemeliharaan pada lahannya
produksi ubi kayunya juga tinggi. seorang diri atau dibantu oleh
Adapun pada tabel 3 juga keluarganya sehingga tidak
terlihat bahwa terdapat 37 atau memerlukan biaya tambahan untuk
sebanyak 53,52% petani membayar upah tenaga kerja.

Pemasaran
Tabel 6. Jumlah Petani Ubi Kayu Berdasarkan Pemasaran di Desa Gaya Baru III
Tahun 2018

No. Pemasaran Jumlah Persentase (%)


1. Menjual ke pengepul 13 18,30
2. Menjual ke tengkulak 4 5,65
3. Menjual ke pabrik 54 76,05
Jumlah 71 100
Sumber : Data Primer Hasil Penelitian
Berdasarkan data pada tabel 6 tengan pendapat dari Putri, dkk
tersebut, dapat dilihat bahwa (2013:98) yang menyatakan bahwa
sebagian besar petani di Desa Gaya pilihan saluran merupakan keputusan
Baru III menjual hasil produksi ubi penting dalam saluran pemasaran.
kayu ke pabrik yaitu sebanyak Berdasarkan hasil penelitan,
76,05% petani. Petani ubi kayu ketiga lembaga pemasaran tersebut
memiliki alasan tersendiri untuk memiliki kelebihan dan kelemahan
memilih dimana mereka menjual masing-masing. Namun demikian,
hasil produksi ubi kayunya sehingga dari hasil penelitian didapati bahwa
dapat diambil pertimbangan penjualan yang dilakukan ke pabrik
mengenai tempat penjualan atau akan lebih menguntungkan
saluran penjualan mana yang lebih dibandingkan dengan menjual ke
menguntungkan dari ketiganya baik pengepul atau tengkulak.
itu tengkulak, pengepul, maupun Pertimbangan yang diambil yaitu
pabrik. Pertimbangan yang diambil meliputi stabilitas harga, kesediaan
tidak hanya soal harga saja tetapi membeli hasil panen, dan biaya
juga mengenai biaya angkut dan angkut.
proses pengangkutan. Hal ini selaras

Pendapatan
Tabel 7. Pendapatan Petani Ubi Kayu per Hektar Dalam Satu Kali Periode Tanam
di Desa Gaya Baru III Tahun 2018.

No. Pendapatan Petani/ha Jumlah Persentase (%)


1. Tinggi 67 94,36
2. Rendah 4 5.64
Jumlah 71 100
Sumber : Data Primer Hasil Penelitian
Data pada tabel 10 di atas, cara membagi pendapatan per hektar
menunjukkan gambaran pendapatan petani dengan luas lahan yang
petani per 1 hektar lahan yang dimilikinya.
dimilikinya. Jadi dari tabel 10 dapat Adapun untuk mengukur apakah
diketahui bahwa petani ubi kayu di pendapatan ini tergolong tinggi atau
Desa Gaya Baru III apabila setiap rendah, maka dapat dibandingkan
petani memiliki lahan dengan luas 1 dengan Upah Minimum Kabupaten
hektar maka diasumsikan sebagian (UMK) Lampung Tengah yaitu
besar pendapatannya sudah tergolong sebesar Rp 2.083.640,38. UMK
dalam pendapatan tinggi yaitu lebih merupakan nominal upah per bulan
dari Rp 10.400.000,00 dengan yang diberlakukan untuk pekerja
jumlah petani ubi kayu sebanyak buruh, maka dari itu untuk bisa
94,36%. Namun ini hanyalah dibandingkan, pendapatan petani
gambaran atau asumsi saja, maka juga harus dihitung per bulan.
untuk mengetahui pendapatan asli Pendapatan petani ubi kayu per bulan
dari petani, pendapatan ini perlu dapat dihitung dengan membagi
dihitung sesuai dengan luas lahan pendapatan bersih dengan lamanya
yang dimilikinya. Pendapatan asli usia panen.
petani ubi kayudapat dihitung dengan

13
Tabel 8. Perbandingan Jumlah Pendapatan Petani Ubi kayu dengan Upah
Minimum Kabupaten Lampung Tengah di Desa Gaya Baru III
Tahun 2018.

No. Perbandingan Jumlah Persentase


Pendapatan Petani dgn UMK (%)
1. ≤ UMK 36 50,70
2. > UMK 35 49,30
Jumlah 71 100
Sumber : Hata Primer Hasil Penelitian
Berdasarkan data pada tabel 11 di Pendapatan petani ubi kayu yang
atas, dapat dilihat bahwa kurang dari UMK sebanyak 36
perbandingan antara petani ubi kayu (50,70%) petani dan yang lebih dari
yang pendapatannya lebih rendah UMK sebanyak 35 (49,30%) petani
dan lebih tinggi dari UMK Lampung ubi kayu. Jadi keduanya hanya
Tengah jumlahnya hampir sama. selisih 1 orang saja.
SIMPULAN DAN SARAN kayu di Desa Gaya Baru III
Simpulan tergolong ke dalam hasil produksi
kecil yaitu sebanyak 69,01% petani,
Berdasarkan pembahasan yang
dan Pemasaran hasil produksi yang
telah diuraikan mengenai usaha
dilakukan petani ubi kayu di Desa
pertanian ubi kayu di Desa Gaya
Gaya Baru III sebagian besar
Baru III Kecamatan Seputih
dilakukan dengan menjual ke pabrik
Surabaya Kabupaten Lampung
yaitu sebanyak 76,05% petani
Tengah tahun 2018, dapat ditarik
dengan harga jual Rp 1.400,00 / kg
kesimpulan bahwa luas lahan rata-
dan pendapatan rata-rata petani ubi
rata petani ubi kayu di Desa Gaya
kayu per hektar dalam satu kali
Baru III sebagian besar tergolong ke
periode tanam di Desa Gaya Baru III
sedang yaitu sebanyak 77.46%.
sebagian besar termasuk kedalam
Pemeliharaan tanaman ubi kayu yang
kriteria pendapatan tinggi yaitu
dilakukan di Desa Gaya Baru III
sebanyak 94,36% petani. sedangkan
meliputi kegiatan penyulaman,
pendapatan asli petani ubi kayu
penyiangan, pemupukan susulan,
apabila dibandingkan dengan Upah
pembumbungan, pembuangan tunas,
Minimum Kabupaten (UMK)
dan perlindungan (proteksi) terhadap
Lampung Tengah jumlahnya hampir
hama dan penyakit. Sebagian besar
seimbang yaitu petani ubi kayu yang
petani ubi kayu termasuk dalam
kurang dari UMK sebanyak 36
kriteria pemeliharaan kurang baik
(50,70%) petani dan yang lebih dari
(91,55%), Biaya produksi petani ubi
UMK sebanyak 35 (49,30%).
kayu sebagian besar tergolong
Saran
mengeluarkan biaya produksi sedang
Berdasarkan hasil kesimpulan
hingga rendah yaitu dengan
dari penelitian ini, maka saran yang
persentase 53,53% mengeluarkan
dapat disampaikan diantaranya lahan
biaya produksi sedang dan 46,56%
yang tergolong sempit sebaiknya
mengeluarkan biaya produksi rendah.
dikelola dengan seoptimal mungkin
Hasil produksi rata-rata petani ubi

14
15

agar hasilnya pun dapat optimal. Bila Diaksespada, 9 Januari 2018


memungkinkan petani dapat pukul 14.00 WIB.
menambah luas lahannya dengan Moehar, Daniel. 2004. Pengantar
sistem bagi hasil. Sebaiknya petani Ekonomi Pertanian. PT Bumi
ubi kayu mengeluarkan biaya Aksara. Jakarta.
produksi seefektif dan seefisien Putri, R.K, Nurmalina R., dan
mungkin. Karena produksi ubi kayu Burhanuddin. 2018. Analisis
masih tergolong kecil, sebaiknya Efisiensi dan Faktor Yang
tingkatkan dengan pemeliharaan. Memengaruhi Pilihan Saluran
Selain itu Petani ubi kayu harus Pemasaran. Jurnal. Institut
memilih dengan bijak pemasaran Pertanian Bogor.
yang hendak dilakukan. Sebaiknya Rahim dan Hastuti, D.R.D. 2008.
pilih pemasaran yang lebih Ekonomika Pertanian
menguntungkan bagi petani. (Pengantar,Teori Dan Kasus).
sebaiknya petani ubi kayu hendaknya Penebar Swadaya. Jakarta.
lebih bijak dalam mengelola hasil Rukmana, Rahmat. 1997. Ubi Kayu
pendapatan dari panen sebelumnya, Budidaya dan Pasca Panen.
jika memungkinkan tambahkan KANISIUS. Yogyakarta
modal yang lebih besar dari Sarwono, Jonathan. 2006. Metode
sebelumnya sebagai biaya produksi Kualitatif dan Kuantitatif.
untuk mengoptimalkan pemeliharaan Graha Ilmu. Yogyakarta
pada tanaman ubi kayu yang akan Tika, Pabundu. 2005. Metode
ditanam sehingga pada panen Penelitian Geografi.
berikutnya pendapatan yang BumiAksara. Jakarta.
diperoleh akan semakin meningkat.

DAFTAR RUJUKAN
Badan Pusat Statistik. 2016. Statistik
Daerah Kecamatan Seputih
Surabaya tahun 2016.
BPS.Lampung.
Badan Pusat Statistik. 2016. Tentang
Produktivitas Ubi Kayu
Menurut Provinsi di Indonesia.
BPS.
Kelin, Leo, dan Salmiah. 2011.
Analisis Pengaruh Input
Produksi Terhadap Produksi
Usaha Tani Ubi Kayu di Desa
Sukasari Kecamatan Pegajahan
Kabupaten Serdang Bedagai.
Jurnal. Universitas Sumatera
Utara.
Kompas. 2016. Harga Singkong
Petani Anjlok. Diakses di :
https://www.pressreader.com.

Anda mungkin juga menyukai