Anda di halaman 1dari 42

Penyelarasan

Materi RUU Penilai


TPPRUU - MAPPI
Surabaya: 4-1-2022
Pendahuluan
Penyelarasan Materi RUU Penilai - MAPPI
Perjalanan Profesi Penilai Indonesia

Perbankan, Pajak, Pasar Modal,


Pelaporan Keuangan &
Pengadaan Tanah 20-an
10-an Perbankan, Pajak, Pasar Modal,
Pelaporan Keuangan &
00-an Pengadaan Tanah
Perbankan, Pajak & Perbankan, Pajak &
Pasar Modal Pasar Modal
90-an

80-an
Perbankan dan Pajak

Penugasan Penilai dari masa ke masa


3
Dimana Nilai Dibutuhkan?

Ketentuan
Pengadaan
Ganti Tanah
Kerugian
Standar
Akuntansi

Laporan Pasar
Keuangan
NILAI Modal

Ekonomi
Peraturan
OJK

UU
PBB/BPHTB Pajak
/PDRD Agunan
Tanah &
Bank
Bangunan
Peraturan
BI/OJK
Profesi Penilai dan Kegiatannya
Kegiatan Wilayah Kegiatan Penilai
Kegiatan Transaksi/Perpindahan Hak • Jual Beli • Penilai Publik
• BPHTB • Penilai Pemerintah
Pembiayaan dan Kredit Perbankan & Non Bank • Penilai Publik
• Penilai Internal
Akuntansi Keuangan • PSAK/IFRS • Penilai Publik
• SAP/IPSAS • Penilai Pemerintah/Publik
Pasar Modal IPO dan aksi Korporasi Penilai Publik
Pengadaan Tanah • Penentuan Nilai Ganti Rugi • Penilai Publik
• Review Nilai Ganti Rugi
Perpajakan PBB (Pusat/Daerah) Penilai Pemerintah
Litigasi/Pengadilan • Pelelangan • Penilai Pemerintah/Publik
• Warisan • Penilai Publik
• Likuidasi • Penilai Publik
Penasihat Keuangan • Sektor Swasta • Penilai Publik
• Kepentingan Pemerintah • Penilai Pemerintah
Pengelolaan Properti • Manajemen Properti • Penilai Publik
• Manajemen Aset • Penilai Pemerintah/Publik
5
Performance
Penyelarasan Materi RUU Penilai - MAPPI
Jumlah Anggota MAPPI
Jumlah Anggota MAPPI
MAPPI S MAPPI T MAPPI P MAPPI A ANGGOTA KEHORMATAN

3.902 3.877
3.678

3.358 3.411

3.050

2.713

2.375 2.357

1.865
1.707
1.455
1.201 1.231 1.229

764 780 816 823


661

10 10 10 10 10

2017 2018 2019 2020 2021


7
Perkembangan Jumlah Penilai Publik

PERTUMBUHAN PENILAI PUBLIK

767 779
736
687
631
578

444
385
359
338
308 310

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Sumber: PPPK Kemenkeu, 2021

8
Perbandingan Penilai dan GDP (Negara Tertentu)

Rasio Penilai
Jumlah Pendapatan Per
Jumlah Terhadap Jumlah
Negara Penilai Kapita**
Penduduk Penduduk
Publik (USD)
(ribu)

Indonesia* 779 272.229.000 1 : 352 3.870


Malaysia 670 28.310.000 1 : 42 10.402
Singapore 482 4.987.600 1 : 10 59.798
Korea Selatan 2.810 48.598.175 1 : 17 31.489
India 30.000 1.380.000.000 1 : 46 1.900
Sumber: Diolah data dari Asosiasi tahun 2016, 2021*, WB 2020**
Perkembangan Jumlah KJPP
Perkembangan KJPP dan Cabang KJPP
450

392 394
400
362
350

300

250

200

150 128 131 131

100

50

0
2019 2020 2021
KJPP Cabang KJPP
Sumber: PPPK Kemenkeu, 2021

10
Sebaran Cabang KJPP

Sumber : PPPK Kemenkeu, 2021

11
Jumlah Penugasan Jasa Penilaian

Sumber: PPPK Kemenkeu, 1 Desember 2021

12
Perlunya UU Penilai
Penyelarasan Materi RUU Penilai - MAPPI
Permasalahan

• Dalam 40 tahun Penilai berpraktek terdapat hambatan yang belum memberikan kedudukan Penilai untuk
dapat melakukan tugas keprofesiannya secara “meyakinkan”.
• Poin-poin hambatan dan keterbatasan dimaksud, seperti:
1) Basis kompetensi yang dilandasi pendidikan formal atau informal yang terstruktur dan diakui dalam
arti luas belum “diakui”
2) Akar keilmuan atas konsep Nilai dan Penilaian belum dikenal publik secara mendasar
3) Sumber data pasar properti beserta pengolahannya belum tersedia dan disediakan oleh Negara
4) Penilai dalam berpraktek selalu menghadapi posisi yang terbatas dalam mengakses kebutuhan
data dan informasi berpraktek
5) Kedudukan Penilai dalam prakteknya selalu lemah karena tidak memiiki payung hukum yang kuat
dan kurang terlindungi
Nilai dalam Kegiatan Ekonomi
• Lemahnya status, terbatasnya data dan tanpa adanya perlindungan yang kuat maka hasil penilaian
berpotensi kurang memiliki kehandalan yang dapat dipercaya
• Bila fungsi Penilai dalam menopang kepercayaan pelaku ekonomi dan pelaku pasar dalam mengambil
keputusan, dalam kebijakan pertanahan, penataan ruang dan pengelolaan aset belum meyakinkan,
maka tingkat kepercayaan dan kualitas pembangunan ekonomi negara akan menjadi pertanyaan
• Seberapa besar potensi ekonomi dalam bentuk angka berhubungan dengan profesi Penilai...?
• Perkiraan hasil penilaian yang dilakukan Penilai secara langsung di Indonesia:
• Penilai Pemerintah = Rp. 4.000 triliun (penilaian aset pemerintah pusat dan lainnya)
• Penilai Publik = Rp. 7.000 triliun (penilaian di sektor perbankan, pasar modal, pertanahan,
revaluasi aset)
• Penilai Internal = Rp. 1.000 triliun (penilaian penjaminan perbankan)
• Perkiraan nilai ekonomi yang dilakukan secara tidak langsung oleh bukan Penilai di Indonesia:
• Pemerintah = Rp. 650 triliun (PBB/BPHTB daerah dan pusat)
• Privat = Rp. 1.000 triliun (Kebutuhan Standar Akuntansi)
Mengapa Perlu “UU Penilai”

Pendidikan
Penguatan Status
Pengakuan Kompetensi/Keahlian

Kepastian Sumber Data


Basis Data Properti
Tersedianya Basis Data Pasar

Kepastian Terhadap Penilai berpraktek


Perlindungan
Kepastian kepada masyarakat untuk mendapatkan hasil
penilaian yang dapat dipercaya
Tujuan Perlunya UU Penilai

Ø Memupuk tingkat kepercayaan publik atas hasil Penilaian;


Ø Melindungi kepentingan publik;

Ø Menopang sistem perekonomian nasional yang sehat, efisien, dan transparan;

Ø Memastikan tegaknya integritas bagi profesi Penilai;

Ø Membangun dan memelihara kompetensi dan kualitas profesi Penilai; dan

Ø Melindungi kepentingan profesi Penilai sesuai dengan kode etik dan standar profesi.
Apa yang akan diatur......?

RUU Penilai akan mengatur antara lain:


1. Status dan persyaratan Penilai
2. Lingkup jasa Penilaian;
3. Perizinan Penilai Publik dan Usaha Jasa Penilai Publik;
4. Wewenang, hak dan kewajiban Penilai;
5. kerja sama Kantor Penilai Publik Asings;
6. Pusat Data Transaksi;
7. Dewan Penilai Indonesia
8. Asosiasi Profesi Penilai
9. Pembinaan dan pengawasan;
10. Sanksi administratif; dan
11. Ketentuan pidana.
Apa yang akan diatur......?

1. Ketentuan Umum: 4. Prizinan Penilai Publik dan usanya


a. Penilai 5. Pusat Data Transaksi:
b. Penilaian a. Instansi Pelaksana
c. Penilai Pemerintah b. Kewenangan Penghimpunan Data
d. Penilai Publik c. Cakupan Tugas
e. Penilai Internal d. Keterlibatan Penilai
2. Status Penilai dan Persyaratan: 6. Kelembagaan Profesi:
a. Status a. Dewan Penilai Indonesia
b. Pendidikan b. Asosiasi Profesi Penilai
c. Pengalaman 7. Pembinaan dan Pengawasan
d. Kewenangan
8. Sanksi dan Ketentuan Pidana:
e. Hak
a. Penilai
f. Kewajiban
b. Non Penilai
3. Lingkup Jasa Penilaian
Muatan Materi RUUP
Penyelarasan Materi RUU Penilai - MAPPI
Ketentuan Umum
No. Ketentuan Definisi/Pengertian Keterangan
Umum
1 Penilai • Penilai adalah orang perseorangan yang memiliki kompetensi dalam melakukan
kegiatan Penilaian.

• Penilai adalah orang perseorangan yang memiliki kompetensi dalam melakukan


kegiatan Penilaian atau jasa terkait lainnya.

• Penilai adalah seseorang, atau sekelompok orang, atau seseorang dalam suatu
entitas, apakah sebagai pihak internal atau eksternal yang memiliki kualifikasi
dan kompetensi untuk melakukan kegiatan Penilaian.
2 Penilaian Penilaian adalah suatu proses untuk memberikan opini atas nilai ekonomi
terhadap suatu Objek Penilaian atau jasa lainnya sebagaimana yang diatur dalam
Undang - Undang ini.
3 Objek Penilaian • Objek Penilaian adalah aset, utang dan/atau ekuitas

• Objek Penilaian adalah aset atau liabilitas dapat meliputi real properti,
personal properti, bisnis, dan hak kepemilikan finansial.

• Objek Penilaian adalah aset atau liabiitas atau objek lainnya sebagaimana yang
diatur oleh SPI
Ketentuan Umum

No. Ketentuan Umum Definisi/Pengertian Keterangan


1 Penilai Pemerintah Penilai Pemerintah adalah Penilai pegawai negeri sipil, yang diberi
tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh
pejabat yang berwenang untuk melakukan Penilaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2 Penilai Publik Penilai Publik adalah Penilai yang telah memperoleh izin untuk
memberikan jasa Penilaian secara profesional berdasarkan
ketentuan Undang-Undang ini.

3 Penilai Internal Penilai Internal adalah Penilai yang menjalankan tugas Penilaian
untuk kepentingan internal pada suatu instansi non pemerintah
atau swasta
Status dan Persyaratan
No. Batang Tubuh Uraian Materi yang Diatur Keterangan
1 Status Penilai Penilai terdiri atas:
1. Penilai Pemerintah;
2. Penilai Publik; dan
3. Penilai Internal.
2 Persyaratan 1) Pendidikan Penilaian dilaksanakan secara a. Pendidikan formal (Perguruan Tinggi),
Pendidikan berjenjang. b. Pendidikan non formal (Asosiasi)
2) Penjenjangan terdiri atas: c. Dalam ketentuan ini yang dimaksud
a. pendidikan dasar penilaian; dan “pendidikan awal Penilaian” adalah
b. pendidikan lanjutan. pendidikan dapat terdiri dari pendidikan
dasar Penilaian berdasarkan kurikulum yang
ditetapkan Dewan Penilai Indonesia.
Persyaratan
No. Batang Tubuh Uraian Materi yang Diatur Keterangan
3 Persyaratan 1) Persyaratan untuk mendapatkan piagam Penilai Beregister mencakup:
Penilai a. warga negara Republik Indonesia;
Beregister b. bertempat tinggal di Indonesia;
c. sehat jasmani dan rohani;
d. tidak berstatus sebagai Aparatur Sipil Negara;
e. telah melakukan kegiatan Penilaian paling singkat 2 (dua) tahun;
f. berijazah paling rendah Diploma III atau yang setara;
g. lulus ujian pendidikan dasar penilaian;
h. tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana kejahatan yang
diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih;
i. tidak berkedudukan sebagai pejabat negara;
j. memiliki nomor pokok wajib pajak; dan
k. menjadi anggota Asosiasi Penilai.
2) Penilai Beregister sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1) diangkat
berdasarkan pemberian piagam Penilai Beregister oleh Menteri.
Status dan Persyaratan
No. Batang Tubuh Uraian Materi yang Diatur Keterangan
4 Persyaratan 1) Penilai Pemerintah diangkat ditetapkan dengan keputusan Menteri.
Penilai 2) Untuk dapat menjadi Penilai Pemerintah, seorang Penilai sebelumnya telah
Pemerintah menjadi Penilai Beregister
3) Syarat diangkat sebagaimana dimaksud ayat 1) sebagai berikut:
a. berstatus sebagai ASN;
b. diangkat dalam jabatan fungsional Penilai;
c. berpengalaman melakukan kegiatan Penilaian;
d. berijazah paling rendah Diploma III atau yang setara; dan
e. lulus ujian pendidikan dasar
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan pengangkatan Penilai
Pemerintah diatur dalam Peraturan Pemerintah.
5 Persyaratan 1) Penilai Pemerintah diangkat ditetapkan dengan keputusan Menteri.
Penilai Publik 2) Untuk dapat menjadi Penilai Publik, seorang Penilai sebelumnya telah
menjadi Penilai Beregister
3) Persyaratan Penilai Publik sebagaimana dimaksud pada ayat 1) mencakup:
a. Telah menjadi Penilai Beregister; dan
b. lulus USP yang diselenggarakan oleh Asosiasi Penilai.
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan, dan pengangkatan Penilai
Publik diatur dalam Peraturan Menteri.
Persyaratan
No. Batang Tubuh Uraian Materi yang Diatur Keterangan
6 Persyaratan 1) Untuk dapat menjadi Penilai Internal, seorang Penilai sebelumnya telah menjadi
Penilai Penilai Beregister dan telah diangkat oleh instansi tempat berpraktek sebagai
Internal Penilai
2) Penilai Beregister sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1) diangkat
berdasarkan pemberian piagam Penilai Beregister oleh Menteri.
3) Persyaratan untuk mendapatkan piagam Penilai Beregister sebagaimana
dimaksud ayat (2) sama dengan yang dipersyaratkan bagi Penilai Publik
7 Pendidikan 1) Pendidikan Profesional Berkelanjutan bagi Penilai Publik dihitung berdasarkan
Profesonali Satuan Angka Kredit (SAK).
Berkelanjutan 2) SAK sebagaimana dimaksud pada ayat 1) bagi Penilaian Pemerintah diatur
dengan peraturan Menteri yang membidangi urusan Aparatur Sipil Negara.
3) SAK sebagaimana dimaksud pada ayat 1) bagi Penilai Publik ditetapkan oleh
Asosiasi Penilai.
4) SAK sebagaimana dimaksud pada ayat 1) bagi Penilai Internal ditetapkan oleh
Asosiasi Penilai.
Wewenang, Hak & Kewajiban
No. Batang Tubuh Uraian Materi yang Diatur Keterangan
7 Penilai Publik 1) Penilai Publik berwenang melakukan Penilaian dan/atau memberikan jasa
(Wewenang) lainnya esuai kompetensi dan keahlian yang dimiliki.
2) Kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat 1) dilaksanakan untuk
kepentingan pemerintah atau kepentingan swasta.
3) Penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat 1) sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
4) Pemerintah dapat menugaskan Penilai Publik berdasarkan kewenangannya
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
5) Kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat 1) dilaksanakan dalam wadah
usaha jasa Penilai Publik.
Penilai Publik 1) memperoleh data, informasi, dan/atau dokumen lainnya yang berkaitan dengan
(Hak) pemberian jasa, sesuai ketentuan Peraturan Perundang-undangan;
2) memperoleh keterangan atau penjelasan atas objek Penilaian dari pemberi jasa
Penilaian;
3) dapat meminta bantuan pengamanan dari aparat keamanan saat melakukan
Penilaian;
4) menghentikan Penilaian jika hak sebagaimana dimaksud pada huruf 1), huruf 2),
dan/atau huruf 3) tidak terpenuhi;
5) memperoleh perlindungan hukum (perlu penjelasan) dalam memberikan jasa
Penilaian sepanjang sesuai dengan KEPI dan SPI; dan
6) memperoleh imbalan atas jasa yang diberikan.
Wewenang, Hak & Kewajiban
No. Batang Tubuh Uraian Materi yang Diatur Keterangan
7 Penilai Publik 1) Penilai Publik dalam memberikan jasanya wajib:
(Kewajiban) a. mematuhi dan melaksanakan KEPI dan SPI;
b. menginformasikan ada atau tidaknya hubungan afiliasi dengan pemberi
jasa Penilaian dalam Laporan Penilaian;
c. dalam hal pengendalian resiko profesi, Penilai Publik dapat melengkapi
dirinya dengan asuransi profesi;
d. menjaga kompetensi Penilai;
e. menjaga kerahasiaan pemberi jasa Penilaian; dan
f. mengikuti PPB;
2) melaporkan hasil Penilaian kepada Pusat Data Transaksi;
3) Dalam hal Penilai Publik tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud
pada ayat 1), dikenakan sanksi administrasi.

Note: Kewenangan, Hak dan Tanggung Jawab Penilai Pemerintah dan Penilai Internal tidak ditampikan disini.
Jasa Penilaian
No. Batang Tubuh Uraian Materi yang Diatur Keterangan
8 Jasa Penilaian 1) Jasa Penilaian dilakukan oleh Penilai.
2) Jasa Penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat 1) meliputi:
a. Penilaian Bisnis;
b. Penilaian Properti; dan
c. Jasa lainnya.
3) Penilai dalam memberikan jasa harus menyesuaikan kualifikasi kompetensi dan
keahliaannya sebagaimana yang dimaksud pada ayat 2).
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai jasa Penilaian diatur dalam Peraturan
Pemerintah
Jasa Penilaian
No. Batang Tubuh Uraian Materi yang Diatur Keterangan
9 Hasil Jasa 1) Pemberian hasil jasa Penilaian dilaksanakan berdasarkan penugasan dari
Penilaian perorangan atau instansi tertentu.
2) Penggunaan hasil jasa yang diberikan oleh Penilai sepenuhnya menjadi
kewenangan pengguna jasa Penilaian kecuali untuk keperluan laporan kepada
Pusat Data Transaksi.
3) Penilai tidak dapat dituntut atas penggunaan hasil jasa di luar tujuan
permohonan atau penugasan yang telah ditetapkan.
4) Laporan Penilaian yang disusun sesuai KEPI dan SPI serta telah mengikuti
ketentuan Peraturan dan Perundang-undangan terkait, dinyatakan bersifat final;
5) Laporan Penilaian dan laporan jasa lainnya wajib ditandatangani oleh Penilai
Publik pada usaha jasa Penilai Publik yang bersangkutan dan memenuhi
kualifikasi bidang Jasa Penilaian yang dipersyaratkan.
6) Laporan Penilaian wajib dibuat sesuai dengan penugasan Penilaian yang
tercantum dalam perjanjian kerja dengan pemberi tugas.
7) Dalam Laporan Penilaian wajib dicantumkan nomor izin dan klasifikasi izin
Penilai Publik dan nomor dan tanggal Laporan Penilaian.
Pusat Data Transaksi
No. Batang Tubuh Uraian Materi yang Diatur Keterangan
10 Pusat Data 1. Pemerintah bertanggung jawab menyelenggarakan dan mengadakan Pusat Yang dimaksud dengan
Transaksi Data Transaksi. “penelahaan atas kebenaran
2. Penyelengaraan Pusat Data Transaksi sebagaimana dimaksud pada ayat 1) setiap transaksi” adalah
dilaksanakan oleh Menteri. proses analisis atau Penilaian
3. Pusat Data Transaksi sebagaimana dimaksud pada ayat 1) memperoleh yang dilakukan Penilai
data dari: terhadap suatu transaksi
a. hasil transaksi jual beli; dengan melihat kewajaran dari
b. pemindahan aset dan/atau pemanfaatan aset berupa sewa atas besaran transaksi pada tanggal
tanah dan/atau bangunan di setiap wilayah kabupaten/kota untuk transaksi. Hasil penelahaan
kepentingan perpajakan; dan/atau yang diperoleh akan menjadi
c. retribusi dan bea pengalihan hak atas tanah dan bangunan; data masukan untuk keperluan
4. Penilai Pemerintah melakukan “penelahaan atas kebenaran setiap basis data pada Pusat data
transaksi” sebagaimana yang dimaksud pada ayat 2); Transaksi.
5. Penilai Publik melakukan penelahaan sebagaimana yang dimaksud ayat 2)
apabila ditugaskan instansi dan/atau pihak yang membutuhkan;
6. Pengelolaan data transaksi sebagaimana dimaksud pada ayat 3), termasuk
mengelola informasi data transaksi keuangan dan data lainnya.
7. Hasil pengelolaan data transaksi sebagaimana yang dimaksud ayat 1) dan
ayat 6) dapat diakses Penilai dan masyarakat.
8. Ketentuan lebih lanjut mengenai Pusat Data Transaksi diatur dalam
Peraturan Pemerintah
KEPI dan SPI
No. Batang Tubuh Uraian Materi yang Diatur Keterangan
11 KEPI dan SPI 1) KEPI dan SPI disusun oleh Komite Standar Penilaian Indonesia yang
dibentuk oleh Dewan Penilai Indonesia;
2) KEPI dan SPI sebagaimana dimaksud pada ayat 1) ditetapkan oleh
Komite Standar Penilaian Indonesia.
3) Pengawasan dan pelaksanaan atas KEPI dan SPI oleh Penilai dilakukan
oleh Asosiasi Penilai.
4) Dewan Penilai Indonesia memeriksa dan mengadili pelanggaran KEPI
dan SPI yang dilakukan Penilai.
5) Putusan Dewan Penilai Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat 2)
tidak menghilangkan tanggung jawab pidana apabila pelanggaran
terhadap KEPI dan SPI mengandung unsur pidana.
6) Ketentuan mengenai tata cara mengadili dan memeriksa pelanggaran
KEPI dan SPI diatur lebih lanjut berdasarkan pedoman dan tata acara
yang disusun oleh Dewan Penilai Indonesia.
7) Dalam mengadili sebagaimana dimaksud pada ayat 4), Dewan Penilai
Indonesia membentuk Komite Etik yang susunannya terdiri atas unsur
Dewan Penilai Indonesia, pakar atau tenaga ahli di bidang Penilaian.
Kelembagaan Profesi
No. Batang Tubuh Uraian Materi yang Diatur Keterangan
12 Dewan Penilai 1) Menteri membentuk dan mengangkat DPI.
Indonesia 2) DPI terdiri dari unsur Kementerian Keuangan, Penilai Pemerintah, Penilai
(DPI) Publik, dan pihak independen.
3) Ketua DPI sebagaimana dimaksud pada ayat 2) adalah pejabat setingkat
eselon I Kementerian Keuangan secara ex-officio yang ditunjuk oleh
Menteri.
4) Wakil Ketua sebagaimana dimaksud pada ayat 2), 1 (satu) orang dari
Asosiasi Penilai Pemerintah dan 1 (satu) orang Asosiasi Penilai Publik.
5) Dewan Penilai paling lama 4 (empat) tahun dan dapat dipilih kembali
untuk paling banyak 1 (satu) kali masa jabatan.
6) Dalam menjalankan fungsinya, Dewan Penilai Indonesia membentuk:
a. Komite Standar Penilaian Indonesia;
b. Komite Pendidikan dan Sertifikasi;
c. Komite Etik;
d. Komite lainnya bila diperlukan.
Kelembagaan Profesi
No. Batang Tubuh Uraian Materi yang Diatur Keterangan
12 Dewan Penilai 7) DPI bertugas:
Indonesia a. mengangkat dan menetapkan tugas, wewenang dan tanggung
(DPI) jawab komite-komite sebagaimana yang dimaksud dalam Poin 6).
b. menjalankan kebijakan pengembangan profesi Penilai di Indonesia
melalui pengembangan program pendidikan dan pelatihan profesi
kepada Asosiasi Penilai.
c. mendorong dan mengawasi penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan serta Ujian Sertifikasi Penilai yang dijalankan Asosiasi
Penilai; dan
d. berdasarkan hasil pemeriksaan Komite Etik memberikan
rekomendasi pemberian sanksi administratif Penilai kepada
Menteri atas pelanggaran KEPI dan SPI.
e. Untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsinya, DPI
dilengkapi sekretaris dan organisasi kerja.
8) Kegiatan DPI dibiayai dari APBN dan/atau pendanaan sah lainnya.
9) Ketentuan lebih lanjut mengenai susunan organisasi, tugas, tata cara
pemilihan anggota, tata cara pengambilan keputusan, tata kerja dan
anggaran biaya Dewan Penilai Indonesia diatur berdasarkan dengan
Peraturan Pemerintah.
Kelembagaan Profesi
No. Batang Tubuh Uraian Materi yang Diatur Keterangan
13 Asosiasi 1) Asosiasi Penilai terdiri dari organisasi yang mewakili Penilai Pemerintah
Profesi Penilai dan mewakili organisasi Penilai Publik.
2) Menteri menetapkan masing-masing hanya 1 (satu) Asosiasi Penilai
sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1).
3) Asosiasi Penilai sebagaimana dimaksud pada ayat 1) harus memenuhi
syarat:
a. berbentuk badan hukum sesuai dengan ketentuan Peraturan
Perundang-undangan;
b. mempunyai anggota paling sedikit 2/3 (dua per tiga) dari seluruh
Penilai; menjelaskan kriteria Asosiasi Penilai
c. mempunyai struktur dan tata kerja Asosiasi Penilai yang ditetapkan
dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga;
d. mempunyai susunan pengurus yang telah disahkan oleh rapat
anggota;
e. memiliki program Pendidikan Profesional Lanjutan; dan
f. memiliki kajian mutu bagi Penilai yang menjadi anggotanya.
Kelembagaan Profesi
No. Batang Tubuh Uraian Materi yang Diatur Keterangan
13 Asosiasi 4) Asosiasi Penilai berwenang:
Profesi Penilai a. mengusulkan anggotanya untuk menjadi anggota Dewan Penilai
Indonesia;
b. menyelenggarakan Ujian Sertifikasi Penilai;
c. menyelenggarakan Pendidikan Profesional Lanjutan;
d. melakukan tindakan pencegahan dan pengawasan internal
terhadap praktik Penilaian; dan
e. melakukan kajian mutu bagi anggotanya;
5) Asosiasi Penilai sebagaimana dimaksud pada ayat 1) ditetapkan dengan
Keputusan Menteri.
Pembinaan dan Pengawasan
No. Batang Tubuh Uraian Materi yang Diatur Keterangan
14 Pembinaan 1) Menteri berwenang melakukan pembinaan terhadap Penilai Publik,
dan usaha jasa Penilai Publik, dan cabang usaha jasa Penilai Publik;
Pengawasan 2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat 1) dilakukan dengan:
a. menetapkan peraturan atau keputusan yang berkaitan dengan
pembinaan Penilai Publik, Kantor Jasa Penilai Publik, dan cabang
Kantor Jasa Penilai Publik;
b. melakukan evaluasi terhadap izin Penilai Publik;
c. memberikan sanksi kepada Penilai Publik yang melanggar KEPI dan
SPI atas dasar rekomendasi dari Dewan Penilai Indonesia;
d. melakukan tindakan lain yang diperlukan dalam rangka
pengembangan profesi Penilai dan melindungi kepentingan publik.
3) Menteri berwenang melakukan pengawasan terhadap Penilai Publik,
usaha jasa Penilai Publik, dan cabang usaha jasa Penilai Publik;
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembinaan dan pengawasan
diatur dengan Peraturan Menteri.
Sanksi
No. Batang Tubuh Uraian Materi yang Diatur Keterangan
15 Administrasi 1) Menteri mengenakan sanksi administratif atas pelanggaran Undang-
undang ini dan/atau peraturan pelaksanaannya yang dilakukan oleh
Penilai Pemerintah, Penilai Internal, Penilai Publik, usaha jasa Penilai
Publik, dan cabang usaha jasa Penilai Publik.
2) Dalam hal Penilai melakukan pelanggaran sebagaimana dimaksud ayat
1) Menteri memberikan sanksi administratif berdasarkan rekomendasi
DPI.
3) Dalam memberikan sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada
ayat 2), Menteri dapat meminta pendapat kepada DPI dan pihak terkait
lainnya
Sanksi
No. Batang Tubuh Uraian Materi yang Diatur Keterangan
16 Pidana 1) Setiap orang atau korporasi yang bukan Penilai dilarang memberikan
jasa Penilaian dengan mengatas namakan Penilai.
2) Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pada
ayat 1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan
denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
3) Pemberi jasa Penilaian yang dengan sengaja memberikan data dan/atau
informasi yang tidak benar atau palsu dipidana dengan pidana penjara
paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp 300.000.000,00
(tiga ratus juta rupiah).
4) Penilai yang dengan sengaja melakukan manipulasi, dan/atau
memalsukan data atau laporan Penilaian dengan jasa yang diberikan,
dipidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan pidana denda paling
banyak Rp. 300.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Kedaluwarsa Gugatan
No. Batang Tubuh Uraian Materi yang Diatur Keterangan
16 Kedaluwarsa 1) Penilai Publik dibebaskan dari gugatan terkait dengan pemberian jasa
Gugatan Dan Penilaian) yang dilakukan telah lewat 5 (lima) tahun terhitung sejak
Tuntutan tanggal Laporan Penilaian.
2) Penilai Publik yang melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam
ayat 1) dibebaskan dari tuntutan pidana apabila perbuatan yang
dilakukan telah lewat dari 5 (lima) tahun terhitung sejak laporan hasil
pemberian jasa.
QA
Terima Kasih Masyarakat Profesi Penilai Indonesia (MAPPI)
Office 18, Lantai 3 Unit 3F
Jl. TB Simatupang Kav. 18 Jakarta Selatan Indonesia
Email : info-kpspi@mappi.or.id
Website : http://www.mappi.or.id
Telp : 62 21 22783000
62 21 22783111

Anda mungkin juga menyukai