Anda di halaman 1dari 7

TUGAS

PERAN PROTEIN PADA PUTARAN EKOR


BAKTERI FLAGELUM

Oleh :
Abdul Havidz Rasiono
NIM : 195060201111031

Tugas Mata Kuliah


Pengantar Ilmu Hayat dan Lingkungan Kelas C

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2021
Flagela

1. Pengertian Flagela
Flagella merupakan filament protein uliran (helical) dengan panjang dan diameter yang sama,
dimiliki oleh beberapa bakteri pathogen untuk bergerak bebas dan cepat (pergerakan berenang).
Flagella disusun oleh tiga bagian, yaitu filament, hook (sudut) dan basal body (bagian dasar).
Bagian dasar menancap pada membrane plasma, disusun oleh sutu tangkai serta satu atau dua
rangkaian cincin yang mengelilinginya dan berhubungan dengan membrane plasma, peptidiglikan
dan bakteri gram- negative, berhubungan dengan membrane luar pembungkus sel. Ukuran panjang
flagella biasanya 15 sampai 25 um tetapi dapat juga mencapai 70 um, dengan diameter 10 sampai
20 nu. Karena diameternya dibawah batas daya pisah mikroskop cahaya, maka untuk dapat melihat
flagella harus dengan pewarnaan khusus. Sebuah flagella tunggal dapat mendorong sel dengan
gerakan seperti cambuk.
Berdasarkan jumlah dan lokasi pelekatan, tipe flagella pada sel bakteri menampakkan bentuk
yang khas. Fungsi utama flagella pada bakteri adalah sebagai alat untuk pergerakkan. Flagella
menurut letak dan jumlah yang terdapat pada bakteri, merupakan salah satu ciri yang dapat
digunakan dalam pergolongan bakteri. Maka dalam hal ini bakteri dapat digolongkan menjadi lima
golongan:

Gambar 1. Bagian-Bagian dari Flagela


• Atrikh : bakteri tidak mempunyai flagella
• Monotrikh : bakteri mempunyai satu flagella pada satu ujungnya
• Lofotrikh : bakteri mempunyai flagella dua atau lebih pada satu ujungnya
• Amfitrikh : bakteri mempunyai flagella atau lebih pada kedua ujungnya
• Peritrikh : bakteri mempunyai flagella yang merata terdapat diseluruuh tubuhnya.

Gambar 2. Tipe dari Flagela pada Bakteri

Flagela bakteri terdiri dari mesin pemutar yang disebut motor, yang terdiri dari protein. Ini
didukung oleh kekuatan motif proton, dihasilkan oleh konsentrasi gradien ion H + di membran sel.
Rotor beroperasi pada sekitar 6.000 hingga 17.000 rpm. Flagela beroperasi pada sekitar 200 hingga
1.000 rpm. Rotasi flagela dapat mencapai 60 sel panjang per detik.

2. Jenis Flagela
Ada tiga jenis flagela:
• Eukariotik
• Bakteri
• Archaean
Di masing-masing dari ketiga domain biologis ini, flagela berbeda dalam struktur dan asal evolusi.
Karakteristik umum antara ketiga jenis flagela adalah penampilan superfisialnya.
• Flagela Eukariotik
Pada organisme eukariotik, undulipodia atau flagela jumlahnya sedikit, satu atau dua
per sel, dengan pengecualian beberapa protista sel tunggal dari kelompok Excavata. Sel-
sel akrokonta, yang berenang dengan flagel atau flagela di depan, dibedakan dari
opistokonta, di mana tubuh sel bergerak di depan flagel. Kondisi terakhir ini, secara
evolusioner lebih modern, menjadi ciri cabang evolusi yang menyatukan kingdom jamur
(Fungi) dan hewan (Animalia).

• Flagela Bakteri
Pada bakteri, flagela dapat didefinisikan sebagai alat lokomotif yang membantu
bakteri untuk berenang di media nutrisi cair. Bakteri yang memiliki flagela disebut sebagai
“Organisme motil atau Flagellata” sedangkan bakteri yang memiliki flagela disebut
sebagai “Organisme non-motil atau Non-flagellata”. Lebar flagela bakteri jauh lebih tipis
dan lebih sederhana dari flagela eukariotik. Lokasi, jumlah dan susunan flagela sangat
bervariasi pada spesies bakteri yang berbeda. Struktur dasar flagela terdiri dari tiga domain,
yaitu kait, badan basal, dan filamen. Flagela bakteri tidak memiliki susunan mikrotubulus
“9 + 2”. Ada tidaknya flagela atau untuk mendeteksi motilitas, seseorang dapat melakukan
pewarnaan flagela dengan menggunakan pewarnaan flagelar khusus. Flagela Bakteri dapat
didefinisikan sebagai filamen bengkok dan seperti rambut yang memberikan motilitas
berenang pada kelompok bakteri tertentu.

• Flagela Archaean
Flagela archaea secara dangkal mirip dengan bakteri tetapi tidak homolog. Kedua
flagela terdiri dari filamen yang memanjang di luar sel dan berputar untuk mendorong
mikroorganisme. Pada 1980-an mereka dianggap homolog. Namun, penemuan baru pada
1990-an mengungkapkan banyak perbedaan dalam detail antara bakteri dan flagela purba.
Perbedaan menyiratkan bahwa flagela bakteri dan archa adalah kasus klasik evolusi
konvergen, yaitu, mereka analog dan bukan organel homolog.
3. Peran Protein pada Flagela
Flagela adalah struktur kompleks yang tersusun atas berbagai jenis protein termasuk
flagelin yang membuat flagela ada bentuk seperti tabung cambuk dan protein kompleks yang
memanjangkan dinding sel dan membran sel untuk membentuk motor yang mengakibatkan
flagela berotasi. Flagela ada bentuk seperti cambuk.
Pergerakan sel oleh Flagellum mendorong sel dengan putaran melingkar searah sumbu
panjangnya, seperti baling-baling. Putaran Flagellum dikuatkan oleh arus listrik. Fungsi
Flagellum dibangun oleh respon kemotaktik, menunjukkan suatu sistem regulasi sensori
umpan balik. Flagellum ganda memutar berlawanan dengan arah jarum jam untuk membentuk
suatu berkas yang terkoordinir dan efek pergerakan sel umumnya ke arah nutrisi (kemotaksis
positif). Pengaruh adanya senyawa yang tidak diinginkan,menyebabkan koordinasi menjadi
hilang, berkas Flagellum mengalami kekacauan, dan sel berputar dan cenderung menjauhi
senyawa tersebut.
Koordinasi fungsi Flagellum melibatkan kemoreseptor, yang disebut “protein
pengikat periplasmik”, yang berinteraksi dalam transpor membran. Koordinasi
pergerakan Flagellum juga melibatkan proses metilasi suatu protein membran plasma spesifik.
Adanya kemoatraktan, proses metilasi protein tersebut meningkat, sebaliknya dengan adanya
racun/senyawa yang tidak diinginkan, proses metilasi menurun.

4. Bakteri yang Digunakan Sebagai Biomaterial


• Pseudomonas sp untuk Hidroksidasi Karbon Akibat Pencemaran Minyak Bumi
Salah satu bakteri yang banyak digunakan sebagai biomaterial dalam berbagai
penelitian biosorpsi adalah genus Pseudomonas seperti spesies Pseudomonas sp
mampu menyerap logam krom (VI) dan kadmium (Cd), aeruginosa untuk logam
tembaga (Cu), kadmium (Cd) dan timbal (Pb). Pseudomonas putida, logam kadmium
(Cd), tembaga (Cu), timbal (Pb) dan seng (Zn). Pseudomonas sp, logam krom (VI) dan
kadmium (Cd). Pseudomonas stutzeri, logam tembaga (Cu). Kondisi proses biosorpsi,
pH mendekati netral (4-7) dan waktu kontak mulai 1 jam hingga 24 jam
(Vijayaraghavan et. al., 2008).
Bakteri Pseudomonas sendiri memiliki karakteristik seperti, gram negatif, berbentuk
batang (rods) atau kokus (coccus), aerob obligat, motil mempunyai flagel polar. Bakteri
ini, oksidase positif, katalase positif, nonfermenter dan tumbuh dengan baik pada suhu
4oC atau dibawah 43oC. Pseudomonas banyak ditemukan pada tanah, tanaman dan air.
Beberapa spesies Pseudomonas seperti Pseudomonas aeruginosa, Pseudomonas sp,
Pseudomonas putida, Pseudomonas fluorescens, Pseudomonas syringae, Pseudomonas
stutzeri dan lain-lain.
Kebanyakan sp.esies ini tidak bisa hidup pada kondisi asam pada pH 4,5 dan tidak
memerlukan bahan-bahan organik. Bersifat oksidasi negatif atau positif, katalase positif
dan kemoorganotropik. Dapat menggunakan H2 dan CO sebagai sumber energi. Bakteri
pseudomonas yang umum digunakan sebagai pendegradasi hidrokarbon antara lain
Pseudomonas aeruginosa, Pseudomonas stutzeri, dan Pseudomonas diminuta. Salah satu
faktor yang sering membatasi kemampuan bakteri Pseudomonas dalam mendegradasi
senyawa hidrokarbon adalah sifat kelarutannya yang rendah, sehingga sulit mencapai sel
bakteri.

Gambar 3. Degradasi Hidrokaron Secara Alifatik oleh Bakteri Pseudomonas


DAFTAR PUSTAKA

Soeriaatmadja, RE. Prof.Dr., Ilmu Lingkungan, Cetakan ke-7, Penerbit ITB,1997

F.G. Winarno, 2002, Fisiologi Lepas Panen Produk Hortikultura, M.Brio press Bogor

https://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/12/30/pemanfaatan-bakteri-pseudomonas-untuk-

bioremediasi-akibat-pencemaran-minyak-bumi/

Siti Laila .M.Pd., Biologi Sains dalam Kehidupan, 2005, Yudhistira

Anda mungkin juga menyukai