Anda di halaman 1dari 5

Pengertian Hematuria

Hematuria adalah kondisi ketika adanya darah di dalam urine. Secara sederhana kondisi ini disebut
dengan kencing berdarah. Urine berubah warna menjadi kemerahan atau sedikit kecokelatan.
Terkadang, ada pula darah yang terdapat di dalam urine, meski tidak kasat mata. Kondisi ini sering
disebut sebagai hematuria mikroskopik. Darah yang terkandung dalam urine hanya bisa dilihat di
laboratorium menggunakan mikroskop.

Darah yang terdapat di dalam urine ini umumnya berasal dari sistem saluran kemih. Misalnya:

 Kandung kemih, atau disebut juga dengan tempat menyimpan urine.

 Uretra, organ yang satu ini merupakan saluran yang dilewati urine menuju ke luar tubuh.

 Ureter saluran yang menghantarkan urin dari ginal menuju kandung kemih

 Ginjal, yakni organ yang berfungsi menyaring darah.

Secara visual terdapatnya sel-sel darah merah di dalam urine dibedakan dalam 2 keadaan,
yaitu:

 Hematuria makroskopik
Hematuria makroskopik adalah hematuria yang secara kasat mata dapat dilihat sebagai
urine yang berwarna merah, mungkin tampak pada awal miksi atau pada akhirnya yang
berasal dari daerah posterior uretra atau leher kandung kemih. (Wim de Jong, dkk, 2004)
Hematuria makroskopik yang berlangsung terus menerus dapat mengancam jiwa karena
dapat menimbulkan penyulit berupa: terbentuknya gumpalan darah yang dapat
menyumbat aliran urine, eksanguinasi sehingga menimbulkan syok hipovolemik/anemi,
dan menimbulkan urosepsis. (Mellisa C Stoppler, 2010)
 Hematuria mikroskopik.
Hematuria mikroskopik adalah hematuria yang secara kasat mata tidak dapat dilihat
sebagai urine yang berwarna merah tetapi pada pemeriksaan mikroskopik diketemukan
lebih dari 2 sel darah merah per lapangan pandang. (Mellisa C Stoppler, 2010) .
Meskipun gross hematuria didefinisikan didapatkannya sel-sel darah merah di dalam
urine, ada kontroversi mengenai definisi yang tepat dari hematuria mikroskopik.
American Urological Association (AUA) mendefinisikan hematuria mikroskopis klinis
yang signifikan karena terdapat lebih dari 3 sel darah merah (sel darah merah) pada
lapangan pandang besar pada 2 dari 3 spesimen urin dikumpulkan dengan selama 2
sampai 3 minggu. Namun, pasien yang berisiko tinggi untuk penyakit urologi harus
dievaluasi secara klinis untuk hematuria jika urinalisis tunggal menunjukkan 2 atau lebih
sel darah merah pada lapangan pandang besar.

 Faktor Risiko Hematuria

Terdapat beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terserang hematuria. Misalnya:

 Ureter saluran yang menghantarkan urin dari ginal menuju kandung kemih

 Ginjal, yakni organ yang berfungsi menyaring darah.

 Pernah ada infeksi pada ginjal.

 Usia, berusia lebih dari 50 tahun lebih rentan mengalami komplikasi organ seperti masalah pada
ginjal.

 Konsumsi obat-obatan tertentu seperti obat pereda rasa nyeri.

 Melakukan aktivitas yang berat.

 Keturunan, umumnya penyakit yang terkait ginjal merupakan kondisi yang diturunkan dari
keluarga.

Penyebab Hematuria

Peyebab umum adanya darah pada urine, anara lain:

 Infeksi saluran kemih.

 Infeksi ginjal.

 Batu ginjal.

 Pembengkakan kelenjar prostat.

 Kanker prostat.

 Kanker kandung kemih.

 Kanker ginjal.

 Peradangan pada uretra.

 Kelainan genetik.

 Olahraga secara berlebihan.


Gejala Hematuria

Gejala hematuria sebenarnya tak hanya menyoal adanya darah pada urine saja. Sebab, penyakit ini bisa
menimbulkan berbagai gejala pada pengidapnya. Misalnya:

 Berubahnya warna urine menjadi merah muda, kecokelatan, atau kemerahan.

 Sering buang air kecil.

 Susah buang air kecil.

 Perih saat buang air kecil.

 Sakit pada perut bagian bawah.

 Rasa sakit di punggung bagian bawah.

Klasifikasi
Ada 3 tipe hematuria, yaitu:
 Initial hematuria, jika darah yang keluar saat awal kencing.
 Terminal hematuria, jika darah yang keluar saat akhir kencing. Hal ini kemungkinan disebabkan
oleh adanya tekanan pada akhir kencing yang membuat pembuluh darah kecil melebar.
 Total hematuria, jika darah keluar dari awal hingga akhir kencing. Hal ini kemungkinan akibat
darah sudah berkumpul dari salah satu organ seperti ureter atau ginjal.

Patofiologi

Berdasarkan lokasi yang mengalami kelainan atau trauma, dibedakan glomerulus dan ekstra
glomerulus untuk memisahkan bidang neflogi dan urologi. Darah yang berasal dari nefron disebut
hematuria glomerulus. Pada keadaan normal, sel darah merah jarang ditemukan pada urine. Adanya
eritrosit pada urine dapat terjadi pada kelainan hederitas atau perubahan struktur glomerulus dan harus
disingkirkan penyebab hematuria lain misalnya menstruasi, adanya laserasi pada organ genitalia,
sedangkan pada laki-laki apakah disirkumsisi atau tidak. Bila pada urinalisis ditemukan eritrosit, leukosit
dan silinder eritrosit merupakan tanda sugestif penyakit ginjal akut atau penyakit ginjal kronik, perlu
dilakukan evaluasi lebih lanjut. Diagnosis banding hematuria persisten antara lain glomerulonefritis,
nefritis tubulointerstisial. Bila disertai hematuria juga merupakan variasi dari glomerulonefritis. Pada
kelompok faktor resiko penyakit ginjal kronik harus di lakukan eveluasi pemeriksaan sedimen urine
untuk deteksi dini. Sebagai prosedur diagnostic pada penyakit ginjal sala satunya adalah uji dipstick
untuk mengetahui adanya darah samar merupakan uji penapisan yang baik untuk mengikuti perjalan
hematuria selama pengobatan.
Etiologi
Hematuria dapat disebabkan oleh kelainan-kelainan yang berada di dalam sistem urogenitalia
atau kelainan yang berada di luar sistem urogenitalia. Penyebab paling umum dari hematuria pada
populasi orang dewasa termasuk saluran kemih infeksi, batu saluran kemih, pembesaran prostat jinak,
dan keganasan dalam urologi. Namun, diferensial lengkap sangat luas, beberapa insiden khusus kondisi
yang berhubungan dengan hematuria bervariasi dengan umur pasien, jenis hematuria (gross atau
mikroskopis, gejala atau tanpa gejala), dan adanya faktor risiko keganasan.
Secara keseluruhan, sekitar 5% pasien dengan hematuria mikroskopis dan sampai dengan 40%
pasien dengan gross hematuria ditemukan pada neoplasma dari urinary tract. genitourinari. Sebaliknya,
pada hingga 40% pasien dengan asimptomatik mikrohematuria, sulit di identifikasikan penyebabnya.
Akibatnya, dokter harus mempertimbangkan hematuria yang tidak jelas penyebabnya dari tingkat mana
pun dan mampu mempertimbangkan kemungkinan suatu keganasan.
Kelainan yang berasal dari sistem urogenitalia antara lain adalah:
 Infeksi antara lain pielonefritis, glomerulonefritis, ureteritis, sistitis, dan uretritis
 Tumor jinak atau tumor ganas yaitu: tumor ginjal (tumor Wilms), tumor grawitz, tumor pielum,
tumor ureter, tumor buli-buli, tumor prostat, dan hiperplasia prostat jinak.
 Kelainan bawaan sistem urogenitalia, antara lain : kista ginjal
 Trauma yang mencederai sistem urogenitalia.
 Batu saluran kemih. (Mellisa C Stoppler, 2010)
Kelainan-kelainan yang berasal dari luar sistem urogenitalia antara lain adalah:
 Kelainan pembekuan darah (Diathesis Hemorhagic),
 SLE
 Penggunaan antikoagulan, atau proses emboli pada fibrilasi atrium jantung maupun
endokarditis. (Wim de Jong, dkk, 2004)

Anda mungkin juga menyukai