Anda di halaman 1dari 6

Kasus

Ibu T,55 tahun bertempat tinggal di salah satu pemukiman padat di Jakarta. Ibu T sudah 2 hari
dirawat di unit prikiatri RSCM karena tidak bisa tidur,sering menangis keras,dan teriak teriak
“api,api,api” menurut keterangan tetangga yang membawa ibu T ke RSCM,kondisi ibu yang
labil tersebut mulai terlihat sejak kejadian bencana kebakaran yang meninmpa keluarganya 1
minggu yang lalu. Bencana yang disebabkan kelalaian salah satu penduduk di pemukiman padat
itu,telah menewaskan suami dan kedua anak ibu T. saat ini,ibu T tampak lebih tenang. Dia
mengatakan setelah kejadian kebakaran tersebut,ia selalu terkenang dengan suami dan
anaknya,tidak mau melihat foto suami dan anaknya,sering terbangun saat tidur malam hari,nafsu
makan menjadi menurun,malas melakukan aktifitas. Berdasarkan hasil observasi klien tampak
sering melamun.

ANALISA DATA

NO DATA DIAGNOSA
1. DS : Ibu T mengatakan tidak bisa tidur,sering Ansieatas
menangis keras,dan teriak teriak Domain 9. Koping/Toleransi
Kelas 2. Respon Koping
DO : Pasien tampak cemas,terlihat ketakutan Kode 00146 . Ansietas

2. DS : Ibu T mengatakan tidak ingin melihat foto Kehilangan dan Berduka


suami dan anaknya Domain 9. Koping/Toleransi
Kelas 2 . Respon Koping
DO : Pasien tampak sering melamun Kode 00135 . Duka Cita
Terganggu

3. DS : Ibu T mengatakan tidak bisa tidur Gangguan Pola Tidur


Domain 4. Aktivitas/Istirahat
DO : Pasien tampak pucat dan lemas Kelas 1 . Tidur/Istirahat
Kode 00198 . Gangguan Pola
Tidur

NANDA NOC NIC


Ansieatas Setelah dilakukan tindakan Domain 3. Perilaku
Domain 9. Koping/Toleransi keperawatan selama 31-45 Kelas T . Peningkatan
Kelas 2. Respon Koping menit . diharapkan masalah Psikologis
Kode 00146 . Ansietas dapat teratasi dengan kriteria Kode 5820 . Pengurangan
hasil : Kecemasan
Domain 3. Kesehatan  Bantu klien
psikososial mengidentifikasi
Kelas M. Kesejahteraan situasi yang memicu
Psikologis kecemasan
Kode 1211 . Tingkat  Berikan objek yang
Kecemasan menunjukkan perasaan
 121101 Tidak dapat aman
beristirahat  Berikan aktifitas
 121115 Serangan pengganti yang
Panik bertujuan untuk
 121116 Rasa takut mengurangi ketekanan
yang disampaikan
secara lisan

Kehilangan dan Berduka Setelah dilakukan tindakan Domain 3. Perilaku


Domain 9. Koping/Toleransi keperawatan selama 31-45 Kelas R . Bantuan Koping
Kelas 2 . Respon Koping menit . diharapkan masalah Kode 5290 . Fasilitasi proses
Kode 00135 . Duka Cita dapat teratasi dengan kriteria berduka
Terganggu hasil :  Identifikasi
Domain 3. Kesehatan Kehilangan
Psikososial  Dukung identifkasi
Kelas N. Adaptasi Psikososial adanya perasaan takut
Kode 1304 . Resolusi Berduka yang paling besar
 130401 terkait dengan
Menyampaikan kehilangan
perasaan penyesalan  Libatkan orang yang
mengenai kehilangan penting untuk
 130403 Menyatakan mediskusikan dan
fakta tentang membuat keputusan
kehilangan dengan tepat
 130417 Mencari
dukungan social
Gangguan Pola Tidur Setelah dilakukan tindakan Domain 3 . Perilaku
Domain 4. Aktivitas/Istirahat keperawatan selama 31-45 Kelas O . Terapi Perilaku
Kelas 1 . Tidur/Istirahat menit . diharapkan masalah Kode 6926 . Fototerapi :
Kode 00198 . Gangguan Pola dapat teratasi dengan kriteria pengaturan alam
Tidur hasil : perasaaan/pengaturan tidur
Domain 1 . Fungsi Kesehatan  Monitor efek samping
Kelas A . Pemeliharaan Energi tindakan (mis:
Kode 0004 . Tidur insomnia)
 000402 Jam tidur yang  Dukung penggunaan
di observasi pasien terkait dengan
 000403 PolaTidur penanganan
 000421 Kesulitan  Edukasi pasien
memulai tidur mengenai tindakan
DIAGNOSA EVALUASI KEPERAWATAN
Ansietas b.d hubungan interpersonal S : Pasien mengatakan cemas yang dialami nya
berkurang
O : Pasien sudah terlihat tenang
A : Masalah ansietas teratasi
P : Interverensi dihentikan
Kehilangan dan Berduka b.d gangguan S : Pasien mengatakan sudah tidak merasa
emosional sedih
O : Pasien tampak lebih segar
A : Masalah duka cita terganggu teratasi
P : Interverensi dihentikan
Gangguan Pola Tidur b.d Kendala lingkungan S : Pasien mengatakan sudah bisa tidur
nyenyak
O : Pasien tampak lebih nyaman
A : Masalah gangguan pola tidur teratasi
P : Intervernsi dihentikan

LAPORAN PENDAHULUAN ANSIETAS

A. Gambaran Kasus
Ibu T,55 tahun bertempat tinggal di salah satu pemukiman padat di Jakarta. Ibu T sudah 2
hari dirawat di unit prikiatri RSCM karena tidak bisa tidur,sering menangis keras,dan
teriak teriak “api,api,api” menurut keterangan tetangga yang membawa ibu T ke
RSCM,kondisi ibu yang labil tersebut mulai terlihat sejak kejadian bencana kebakaran
yang meninmpa keluarganya 1 minggu yang lalu. Bencana yang disebabkan kelalaian
salah satu penduduk di pemukiman padat itu,telah menewaskan suami dan kedua anak
ibu T. saat ini,ibu T tampak lebih tenang. Dia mengatakan setelah kejadian kebakaran
tersebut,ia selalu terkenang dengan suami dan anaknya,tidak mau melihat foto suami dan
anaknya,sering terbangun saat tidur malam hari,nafsu makan menjadi menurun,malas
melakukan aktifitas. Berdasarkan hasil observasi klien tampak sering melamun.

B. Proses Terjadinya Masalah


a. Factor Predisposisi
1. Teori psikoanalisis
Dalam pandangan psikoanalisi, ansietas adalah konflik emosional yang terjadi
antara2 elemen kepribadian yaitu id dan superego. Id mewakili dorongan
insting dan impuls primitive seseorang, sedangkan superego mencerminkan
hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh norma-norma budaya seseorang.
Ego berfungsi menengahi tuntutan dari dua elemen tersebbut dan fungsi
ansietas adalah mengingatkan ego bahwa ada bahaya.
2. Teori interpersonal
Dalam pandangan interpersonal, ansietas timbul dari perasaan takut terhadap
penolakan saat berhubungan dengan orang lain. Hal ini juga dihubunngan
dengan traumapada masa pertumbuhan, seperti kehilangan dan perpisahan
dengna orang yang dicintai. Penolakan terhadap eksistensi diri oleh orang lain
ataupun masyarakat akan menyebabkan individu yang bersangkutan menjadi
cemas. Namun bila keberadaannya diterima oleh orang lain, maka ia akan
merasa tenang dan tidak cemas. Dengan demikian, ansietas berkaitan dengan
hubungan antara manusia.
3. Teori perilaku
Menurut pandangan perilaku, ansietas merupakan hasil frustasi.
Ketidakmampuan atau kegagalan dalam mencapai suatu tujuan yang
diinginkan akan menimbulkan keputusasaan. Keptusasaan yang menyebabkan
seseorang menjadi ansietas.
b. Factor Presipitasi
1. Ancaman terhadap integritas biologi
Merupakan ancaman kebutuhan dasar manusia, seperti kebutuhan akan
makanan, minuman , dan perumahan. Hal ini merupakan factor umum
penyebab ansietas.
2. Ancaman terhadap rasa aman
Hal ini sulit digolongkan karena manusia unik. Ancaman keamanan diri
meliputi: tidak tercapainya harapan, tidak terpenuhinya kebutuhan akan status,
rasa bersalah atau pertentangan antara keyakinan diri dan perilaku, tidak
mampu untuk mendapatkan penghargaan dari orang lain.
3. Gabungan
Penyebab timbulnya ansietas gabungan dari genetic, perkembangan, stressor
fisik, stressor psikososial.

C. Jenis-jenis Ansietas
1. Ansietas Ringan
a. Berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa kehidupan sehari-hari
b. Lapang persepsi meningkat, individu akan berhati-hati dan waspada
c. Individu termotivasi untuk belajar menghasilkan kreativitas
d. Respons fisiologis: sesekali napas pendek, nadi dan tekanan darah meningkat,
gejala ringan pada lambung, muka berkerut, bibir bergetar
e. Respons kognitif: lapang persepsi meluas, mampu menerima, kkonsentrasi pada
masalah, menyelesaikan masalah secara efektif
f. Respons perilaku dan emosi: tidak dapat duduk tenang, tremor, suara meninggi

2. Ansietas Sedang
a. Lapang persepsi terhadap lingkungan menurun
b. Memfokuskan pada hal penting saat inidan mengesampingkan hal lain
c. Perhatian individu lebih selektif dan dapat melakukan sesuatu lebih terarah
d. Respons fisiologis: sering napas pendek, nadi dan tekanan darah meningkat,
gelisah, mulut kering, anoreksia, diare/konstipasi
e. Respons kognitif: lapang persepsi menyempit, rangsangan diluar tidak mampu
diterima, berfokus pada apa yang menjadi perhatiannya.
f. Respons perilaku dan emosi:gerakan tersentak-sentak (meremas tangan), bicara
banyak dan cepat, susah tidur, perasaan tidak aman.

3. Ansietas Berat
a. Lapang persepsi menjadi sangat menurun
b. Cenderung memikirkan hal yang spesifik dan mengabaikan hal lain
c. Semua perilaku ditunjukan untuk mengurangi ketegangan
d. Individu tidak mampu berpikir realistis dan membutuhkan banyak perhatian dan
pengarahan memusatkan pada area lain
e. Respons fisiologis: napas pendek, nadi dan tekanan darah meningkat, berkeringat
banyak, sakit kepala, penglihatan kabur, tegang
f. Respons kognitif: lapang persepsi sangat menyempit, tidak mampu
menyelesaikan masalah
g. Respons perilaku dan emosi: perasaan ancaman meningkat, verbalisasi cepat,
blocking

4. Panik
a. Terjadi peningkatan aktivitas motoric
b. Penurunan kemampuan berhubungan dengan orang lain
c. Kehilangan pemikiran yang rasional
d. Lapang persepsi sangat sempit, individu tidak dapat mengendalikan diri lagi
e. Tidak dapat melakukan apa-apa walau sudah diberi pengarahan
f. Respons fisiologis: napas pendek, rasa tercekik, palpitasi, sakit dada, pucat,
hipotensi
g. Respons kognitif: lapang persepsi sangat sempit, tidak dapat berpikir logis
h. Respons perilaku dan emosi: agitasi, marah, mengamuk, berteriak-teriak,
blocking, ketakutan, persepsi kacau, kehilangan kendali/control diri.
D.

Anda mungkin juga menyukai