Anda di halaman 1dari 12

Nama : SRI RIZKI AMALIA Pembimbing : Endah Indrawati.,M.

Kep
NIM : 433131490120040
Program : Pendidikan Profesi Ners

ASUHAN KEPERAWATAN KEHILANGAN


JIWA HARI KE-7

Seorang perempuan berusia 30 tahun, hamil 7 bulan anak pertama. Dua hari yang lalu
dinyatakan janinnya meninggal dan dokter memutuskan supaya janinnya dikeluarkan. Pasien
menyatakan: merasa sedih, merasa bersalah, merasa kecewa karena saat hamil kurang
perhatian terhadap janinnya sampai marah-marah kepada orang lain.

TANTANGAN BERFIKIR KRITIS


1. Jelaskan bagaimana terjadinya kehilangan pada kasus di atas !
Pada kasus diatas dijelaskan bahwa pasien mengalami kehilangan janinnya, dimana
janinnya meninggal dan dokter memutuskan supaya janinnya dikeluarkan. Kehamilan tsb
adalah kehamilan anak pertama pasien. Hal tsb menjadikan pasien merasa sedih, merasa
bersalah, merasa kecewa karena saat hamil kurang perhatian terhadap janinnya sampai
marah-marah kepada orang lain.
Koping inefektifBerdukaISOS
Rentang respon kehilangan.
Denial : mengingkari
Seseorang belum menerima/menolak hal yan tekah terjadi padanya.
Anger : marah
Seseorang merasa marah dan bahkan menyalahkan orang lain atas apa yang terjadi
padanya.
Bergaining : Tawar menawar
Mencoba untuk membuat kesepakatan secara halus atau terang – terangan seolah – olah
kehilangan tersebut dapat dicegah. Individu mungkin berupaya untuk melakukan tawar –
menawar dengan memohon kemurahan tuhan
Depression : Depresi
Menunjukkan sikap menarik diri, kadang – kadang bersikap sangat penurut, tidak mau
bicara, menyatakan keputusasaan, rasa tidak berharga, bahkan bisa muncul keinginan
bunuh diri.
Acceptence : Menerima
Menerima kenyataan kehilangan yang dialaminya dan mulai memandang ke depan.
2. Jelaskan mekanisme koping pada pasien dengan kehilangan !
Koping yang sering digunakan individu dengan respon kehilangan antara lain : Denial,
Represi, Intelektualisasi, Regresi, Disosiasi, Supresi dan Proyeksi yang digunakan untuk
menghindari intensitas stress yang dirasakan sangat menyakitkan. Regresi dan disosiasi
sering ditemukan pada pasien depresi yang dalam. Dala keadaan patologis mekanisme
koping tsb sering dipakai secara berlebihan atau tidak tepat.
3. Bagaiman cara melakukan restrain pada kasus kehilangan !
Restrain ataupun pengekangan fisik merupakan tindakan keperawatan yang terakhir. Ada
dua macam pengekangan fisik secara mekanik [menggunakan manset, sprei pengekang]
atau isolasi [menempatkan klien adalm suatu ruangan yang dimana klien tidak dapat
keluar atas kemauannya sendiri.
Jenis – jenis restrain: Camisoles [jaket restrain], manset untuk pergelangan tangan,
manset untuk pergelangan kaki, dan menggunakan sprei
Indikasi: perilaku yang membahayakan diri sendiri atau orang lain, perilaku agitasi yang
tidak dapat dikendalikan dengan pengobatan, ancaman integritas fisik seperti penolakan
untuk istirahat, makan, dan minum, permintaan klien untuk pengendalian perilaku.

- Prosedure
Perawatat cuci tangan, gunakan sarung tangan, gunakan bantalan ataupun lotion
pada ekstremitas klien sebelum dipasang restrain untuk mengurangi cedera pada
klien, ikatkan/pakaikan restrain pada ekstremitas, monitoring setiap 15 menit
meliputi: pemantauan hygiene, sirkulasi, respiratori, aktivitas, status mental, dan
tanda-tanda perilaku meluai diri sendiri, setiap 1 jam menawarkan berkemih atau
minum, setiap 2 jam perawat melakukan latihan gerak ROM, longgarkan restrain
setiap 4 jam selama 30 menit, kaji TTV dan kemungkinan adanya luka setiap 4 jam
[observasi warna kulit, denyut nadi ekstremitas], catat keadaan klien sebelum dan
setelah pemasangan restrain. Pemakaian restrain maksimal 8 jam, setelahnya
dilakukan evaluasi kembali
Indikasi pelepasan pasien restrain meliputi kemampuan pemenuhan ADL, kondisi fisik,
dan kondisi psikologis. Kondisi fisik yang dimaksud di sini meliputi tindakan mencakar,
meludah, menjambak, menendang, mencengkeram pakaian, mencekik, dan mendorong.
Sedangkan dari segi kondisi psikologis mampu mengotrol amarah, kooperatif dalam
pengobatan ataupun tidak
4. Buat justifikasi muncul tanda dan gejala,( data mayor dan minor ) pada kasus di atas !
Kenapa bisa muncul tanda dan gejala seperti kasus diatas, karena faktor stressor
internal/eksternal ataupun stress yang diakibatkan kurangnya perhatian terhadap janin
yang membuat janin meninggal dalam kandungan dengan usia janin 7 bulan. Stress
yang dialami klien yaitu sifatnya bio – psiko – sosial yang meliputi diantaranya adalah
kehilangan orang yang sangat berarti dan kehilangan peran dalam keluarga ataupun
peran menjadi seorang ibu. Sehingga klien merasa sedih merasa bersalah dan kecewa.
5. Jelaskan indikasi dan implikasi keperawatan dalam pemberian obat obatan pada kasus di
atas !
Obat yang diberikan pada klien dengan kehilangan  depresi ini diberikan obat
antidepresi / antidepresan. Sediaan obat anti-depresi ini yang tersedia di indonesia
adalah amitriptyline, amoxapine, amineptine, clomipramine, imipramine, moclobemide,
maprotiline, mianserin, opipramol, sertraline, trazodone, paroxetine, fluvoxamine,
fluoxetine.
Indikasi: sindrom depresi panic, gangguan bipolar unipolar [mood], gangguan depresi
organik seperti hypothyroid induced depression, cedera otak, depresi, reserpine,
gangguan depresi situasional seperti gangguan penyesuaian dengan depres dan grief
reaction atau berduka
6. Lengkapi data mayor dan minor (DS+DO) pada kasus diatas.

Tanggal Data mayor Data minor


Senin, 07 DS : DS :
Desember - Pasien menyatakan: merasa sedih, - Mimpi buruk atau pola
2020 merasa bersalah, merasa kecewa mimpi berubah
karena saat hamil kurang perhatian - Merasa tidak berguna
terhadap janinnya sampai marah- - Fobia
marah kepada orang lain. DO :
- Pasien tidak menerima kehilangan - Marah
- Merasa tidak ada harapan - Tampak panik
DO : - Fungsi imunitas terganggu
- Menangis
- Pola tidur berubah
- Tidak mampu berkonsentrasi

7. Buatkan pohon masalah berdasarkan problem 3 ( Akibat - Core problem - Etiologi )

Tanggal Etiologi Masalah


Senin, 07 Isolasi sosial Berduka
Desember ↑
2020
Berduka

Koping individu inefektif

8. Rumuskan Diagnosis keperawatatan ( Definisi, Penyebab, gejala mayor dan minor)

Tanggal Diagnosis keperawatan


Senin, 07 [D.0081] Berduka
Desember Defisini : respon psikososial yang ditunjukkan oleh klien akibat
2020 kehilangan (orang, objek, fungsi, status, bagian tubuh atau hubungan)
Penyebab : kematian orang yang berarti

Data Mayor
DS :
- Pasien menyatakan: merasa sedih, merasa bersalah, merasa kecewa
karena saat hamil kurang perhatian terhadap janinnya sampai
marah-marah kepada orang lain.
- Pasien tidak menerima kehilangan
- Merasa tidak ada harapan
DO :
- Menangis
- Pola tidur berubah
- Tidak mampu berkonsentrasi
Data Minor
DS :
- Mimpi buruk atau pola mimpi berubah
- Merasa tidak berguna
- Fobia
DO :
- Marah
- Tampak panik
- Fungsi imunitas terganggu

9. Buat Intervensi keperawatan sesuai kasus diatas!

Diagnosis Tujuan Kriteria hasil Intervensi


Kehilanga TUM : Setelah dilakukan Dukungan Proses Berduka(I.09274)
n dan Klien tidak menarik tindakan keperawatan Tindakan:
berduka diri selama 5x24 jam,
Observasi
TUK: diharapkan masalah
1. Klien dapat berduka dapat teratasi 1. Identifikasi kehilangan yang

membina dengan kriteria hasil: dihadapi

hubungan saling Kriteria hasil: 2. Identifikasi proses berduka yang

percaya dengan dialami


Tingkat Berduka
perawat dan klien 3. Identifikasi reaksi awal terhadap
(L.09094)
dapat merasa kehilangan

aman dan 1. Verbalisasi


nyaman saat menerima
kehilangan Terapeutik
berinteraksi
dengan perawat meningkat 1. Tunjukan sikap menerima dan
2. Klien mampu 2. Verbalisasi empati
mengungkapkan perasaan berguna 2. Motivasi agar mau
pikiran dan meningkat mengungkapkan perasaan
perasaannya 3. Verbalisasi kehilangan
3. Klien merasa perasaan bersedih 3. Motivasi untuk menguatkan
lebih tenang menurun dukungan keluarga dan orang
4. Verbalisasi
perasaan bersalah terdekat
menurun 4. Fasilitasi melakukan kebiasaan
5. Marah menurun sesuai dengan budaya, agama dan
6. Konsentrasi norma sosial
meningkat 5. Fasilitasi mengekspresikan
perasaan dengan cara yang
nyaman

Edukasi

1. Jelaskan kepada pasien dan


keuarga bahwa sikap mengingkari,
marah, tawar menawar, depresi
dan menerima adalah wajar dalam
menghadapi kehilangan
2. Anjurkan mengekspresikan
perasaan tentang kehilangan
3. Ajarkan melewati proses berduka
secara bertahap
SP I

- BHSP: Salam terapiutik,


perkenalkan diri, jelaskan
tujuan, lingkungan yang
terapiutik, kontrak yang jelas
- Dorong dan beri kesempatan
pada klien untuk
mengungkapkan perasaanya
- Dengarkan ungkapan klien
dengan empati
- Beri reinforcement positif atas
kemampuan klien
mengungkapkan perasaanya
SP II
- Bina hubungan saling percaya
dengan klien dengan cara
mengucapkan salam
terapeutik, memperkenalkan
diri perawat sambil berjabat
tangan dengan klien
- Dorong klien untuk
mengungkapkan pikiran dan
perasaannya. Dengarkan setiap
perkataan klien. Beri respon,
tetapi tidak bersifat
menghakimi
- Ajarkan klien teknik relaksasi
SP III

- Libatkan klien dalam setiap


aktivitas kelompok, terutama
aktivitas yang ia sukai
- Berikan klien pujian setiap kali
klien melakukan kegiatan
dengan benar
SP IV
- Ajarkan klien cara meminum
obat dengan benar
- Awasi klien saat minum obat
10. Buat SP tindakan keperawatan pada kasus di atas baik untuk pasien maupun keluarga !

STRATEGI PELAKSANAAN (SP)


TINDAKAN KEPERAWATAN
SP I pasien
SP I pasien : mendengarkan perasaan klien

ORIENTASI
Selamat Pagi Ibu, Perkenalkan saya Perawat (...), ibu bisa panggil saya (...),saya yang
bertugas pada pagi hari ini, kalau boleh tau, nama ibu siapa ?” Ibu senangnya dipanggil apa ?
“Bagaimana perasaan ibu hari ini ? Apa yang ibu rasakan ?”
“Baiklah ibu, kita akan berbincang-bincang lebih lanjut lagi tentang apa yang ibu rasakan,
kita berbincangnya disini saja selama kurang lebih 15 menit ya ibu”

KERJA
“Tadi ibu sudah memberitahu nama ibu, kalau boleh tau umur ibu berapa ?”“Ibu berasal dari
mana?” “Apa ibu masih ingat kapan ibu dibawa kesini? “Apa yang membuat ibu dibawa
kesini?” “Bagaimana perasaan ibu saat dibawa kesini?” “Begitu ya bu, ibu tidak perlu sedih
karna disini ada perawat yang baik yang akan menemani ibu dan akan membantu ibu” “Kalau
boleh tau bu, selama ibu dirawat disini apa yang sudah ibu dapatkan?” “Bagaimana perasaan
ibu saat melakukan kegiatan tersebut?” “Senang ya bu.., ibu hobinya apa ?”
“Wah hobi ibu bagus sekali ya, nah kalau ibu sedang sedih atau gelisah ibu bisa mengalihkan
kesedihan dan kegelisahan ibu itu dengan melukis, ibu bisa meluapkan emosi ibu ke dalam
lukisan tersebut”

TERMINASI
“Nah, setelah kita berbincang tadi, bagaimana perasaan ibu sekarang?” Klien mau menjawab
pertanyaan perawat dan mau kontak mata dengan perawat.
“Nah Ibu, kita cukupkan dulu perbincangan kita pagi hari ini, sekarang ibu bisa istirahat, dan
kalau ada hal yang ingin ibu sampaikan, ibu bisa menyampaikannya pada pertemuan kita
selanjutnya ya bu, dan ibu tidak boleh sering melamun ya bu”
“Besok pagi kita akan bertemu lagi ya bu sekitar pukul 10.00, besok kita akan berbicara
tentang kondisi ibu, Ibu bersedia kan ? kita bertemunya disini saja ya bu. Baiklah kalau
begitu saya permisi ya bu, selamat pagi”.
STRATEGI PELAKSANAAN (SP)
TINDAKAN KEPERAWATAN
SP II pasien
SP II pasien : mengajarkan teknik relaksasi
ORIENTASI
“Selamat pagi Ibu M. Masih ingat dengan saya Bu? Ya, betul sekali. Saya perawat (...), Bu.
Seperti kemarin, pagi ini dari pukul 07.00 sampai 14.00 nanti dan saya yang akan merawat
Ibu.” “Bagaimana keadaan Ibu hari ini? Apa sudah lebih baik dari kemarin? Bagus
kalau begitu” “Baiklah, bagaimana keadaan Ibu M hari ini?” “Kalau begitu, bagaimana jika
kita berbincang-bincang sebentar? Saya rasa 30 menit cukup Bu. Ibu bersedia?” “Ibu mau
kita berbincang-bincang dimana? Di sini saja? Baiklah.”

KERJA
“Baiklah Ibu M, bisa Ibu jelaskan kepada saya bagaimana perasaan Ibu M saat ini?” “Saya
mengerti Ibu sangat sulit menerima kenyataan ini. Tapi kondisi sebenarnya memang suami
Ibu telah meninggal. Sabar ya, Bu ” “Saya tidak bermaksud untuk tidak mendukung Ibu. Tapi
coba Ibu pikir, jika Ibu pulang ke rumah nanti, Ibu tidak akan bertemu dengan suami Ibu
karena beliau memang sudah meninggal. Itu sudah menjadi kehendak Tuhan, Bu. Ibu harus
berusaha menerima kenyataan ini.”
“Ibu, hidup matinya seseorang semua sudah diatur oleh Tuhan. Meninggalnya suami Ibu juga
merupakan kehendak-Nya sebagai Maha Pemilik Hidup. Tidak ada satu orang pun yang
dapat mencegahnya, termasuk saya ataupun Ibu sendiri.” “Ibu sudah bisa memahaminya?”
“Ibu tidak perlu cemas. Umur Ibu masih muda, Ibu bisa mencoba mencari pekerjaan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga Ibu. Saya percaya Ibu mempunyai keahlian yang bisa
digunakan. Ibu juga tidak akan hidup sendiri. Ibu masih punya saudara-saudara, anak-anak
dan orang lain yang sayang dan peduli sama Ibu.”
“Untuk mengurangi rasa cemas Ibu, sekarang Ibu ikuti teknik relaksasi yang saya lakukan.
Coba sekarang Ibu tarik napas yang dalam, tahan sebentar, kemudian hembuskan
perlahan-lahan.”
“Ya, bagus sekali Bu, seperti itu.”

TERMINASI
“Bagaimana perasaan Ibu sekarang? Apa Ibu sudah mulai memahami kondisi yang
sebenarnya terjadi?” “Kalau begitu, coba Ibu jelaskan lagi, hal-hal yang Ibu
dapatkan dari perbincangan kita tadi dan coba Ibu ulangi teknik relaksasi yang telah kita
lakukan.” “Ya, bagus sekali Bu. Nah, setiap kali Ibu merasa cemas, Ibu dapat melakukan
teknik tersebut. Dan setiap kali Ibu merasa Ibu tidak terima dengan kenyataan ini, Ibu dapat
mengingat kembali perbincangan kita hari ini.
”Sudah 30 menit ya, Bu. Saya rasa perbincangan kita kali ini sudah cukup. Besok sekitar jam
09.00 saya akan datang kembali untuk membicarakan tentang hobi Ibu. Mungkin besok kita
bisa berbincang-bincang di taman depan ya Bu.” “Apa ada yang ingin Ibu tanyakan? Baiklah,
kalau tidak ada, saya permisi dulu ya Bu.”

STRATEGI PELAKSANAAN (SP)


TINDAKAN KEPERAWATAN
SP III pasien
SP III pasien : klien tidak menarik diri
ORIENTASI
Salam terapeutik: “Selamat pagi bu M.” “ masih kenal dengan saya bu ? “ “ iya saya perawat
(...) ” “Bagaimana perasaan Ibu pagi ini? Apakah sudah lebih baik dari kemarin?” “Baiklah
bu, sesuai janji kita kemarin, hari ini kita akan berbincang sebentar sambil berjalan-jalan di
sekitar taman rumah sakit, apakah ibu siap?. Seperti janji kita kemarin,kita akan
melakukannya selama 20 menit ya , bu.”

KERJA
“Baik bu M, saya senang sekali melihat ibu hari ini sudah mulai semangat, begitupun yang
saya liat pada anak ibu, anak ibu sangat bahagia melihat ibu mulai semangat. Hari ini kita
akan berbincang tentang hal yang ibu sukai, oh iya bu kalau boleh saya tahu hobi ibu apa
saja ? Boleh tahu tidak bu kapan saja ibu meluangkan waktu untuk
menjahit?.Cukup sering ya bu “ “bolehkah saya melihat hasil jahitan ibu ?”. Wah kerudung
hasil jahitan ibu bagus sekali mungkin ibu bisa memulai usaha menjahit, contohnya ibu bisa
buat kerudung seperti ini kemudian dijual kepada orang sekitar sehingga bisa
menghasilkan uang, jadi ibu tidak perlu cemas untuk membiayai uang sekolah anak ibu dan
kehidupan ibu juga.” “ dirumah sakit ini juga ada pasien yang suka menjahit bu. Bagaimana
kalau sekarang saya ajak ibu untuk bertemu dengan beliau , agar ibu bisa bertukar pikiran
seputar hobi itu “
“ ibu S, perkenalkan ini ibu M” “ beliau mahir sekali menjahit , bu dan hasil jahitannya pun
bagus “ “ coba ibu M tunjukan hasil jahitan ibu kepada ibu S ” “ coba bu M tunjukan
kepada kami cara menjahit kerudung yang baik dan menghasilnya kerudung yang cantik
seperti yang ibu punya” “ wah ibu hebat sekali ya , ibu sangat mahir dan rapi sekali dalam
menjahit” “ nah, sekarang silahkan ibu-ibu saling berbagi dan berdiskusi seputar cara-cara
dan teknik menjahit yang baik dan benar” “ wah ibu sudah mulai tampak akrab ya dengan ibu
S “ “ nah , bu disaat ibu sedang merasakan kesepian ibu bisa berdiskusi atau melakukan
kegiatan bersama dengan ibu S agar ibu tidak bersedih jika mengingat akan anak ibu”

TERMINASI
“Bagaimana perasaan ibu sekarang , apakah jauh lebih baik dari kemarin?”
“Kalau begitu, coba ibu sebutkan manfaat apa saja yang ibu dapatkan jika ibu melakukan
hobi ibu” “ iya bu betul, Bagus sekali, sepertinya Ibu sudah paham.” “Baiklah Bu M, jika ibu
merasakan kesepian ibu bisa melakukan hobi ibu yaitu menjahit atau ibu bisa berkumpul
dengan ibu-ibu lain yang memiliki hobi sama dengan ibu”
“Saya rasa pembicaraan kita sudah cukup. Seperti hari ini, besok jam 9 pagi saya akan datang
kembali ke ruangan ibu untuk mengajak ibu menjual hasil jahitan ibu ke perawat dirumah
sakit ini” “ saya pamit dulu ya bu, selamat pagi”.

STRATEGI PELAKSANAAN (SP)


TINDAKAN KEPERAWATAN
SP IV pasien
SP IV pasien : Aajarkan klien meminum obat dengan benar
ORIENTASI
“Selamat pagi Ibu M.” “Bagaimana keadaan Ibu hari ini? Apa semalam Ibu bisa tidur
dengan nyenyak?” “Ibu tidak bisa tidur dengan nyenyak ya? Baiklah, sesuai dengan janji kita
yang kemarin, saya akan memberitahu Ibu obat yang harus Ibu minum untuk
mengurangi kecemasan Ibu dan agar Ibu dapat tidur dengan nyenyak. Saya rasa 15 menit saja
cukup ya Bu, di kamar ini saja.

KERJA
“Nah, kita langsung mulai saja ya Bu. Ini ada beberapa macam obat-obatan yang harus Ibu
minum.” “Ini obatnya ada dua macam ya Bu. Yang warna putih ini namanya BDZ. Fungsi
dari obat ini agar pikiran Ibu bisa lebih menjadi tenang. Kalau pikiran Ibu tenang, Ibu bisa
tidur dengan nyenyak.” “Kemudian, yang warna kuning ini adalah HLP. Ini juga harus Ibu
minum agar perasaan Ibu bisa rileks dan Ibu tidak lagi merasakan cemas yang berlebihan.”
“Nah Bu, semua obat ini diminum tiga kali sehari ya Bu, jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7
malam. Masing-masing obat satu butir saja. Obat-obatan ini juga harus diminum
setelah Ibu makan.” “Apa Ibu mempunyai keluhan dalam meminum obat?” “Ooh, jadi Ibu
tidak tahan dengan rasa pahitnya ya? Kalau begitu, setelah Ibu minum obat Ibu bisa
memakan permen agar rasa pahitnya dapat berkurang.” “Jika setelah minum obat ini mulut
Ibu menjadi terasa kering sekali, Ibu bisa minum banyak air untuk mengatasinya agar mulut
Ibu tidak kering.” “Tapi jika ada efek samping yang berlebihan seperti gatal-gatal, pusing,
atau mual, Ibu bisa panggil saya atau perawat lain yang sedang bertugas.” “Nah, sebelum ibu
meminum obatnya, pastikan dulu ya Bu, obatnya sesuai atau tidak. Ibu juga jangan lupa
perhatikan waktunya agar obat tersebut dapat diminum tepat waktu.”

TERMINASI
“Apa Ibu sudah mengerti apa saja obat yang harus Ibu minum dan bagaimana prosedur
sebelum meminumnya?” “Bagus. Kalau Ibu sudah mengerti, coba ulangi lagi apa saja obat
yang harus Ibu minum dan apa saja prosedur meminum obatnya.” “Seperti yang sudah saya
katakan tadi ya Bu, jika setelah minum obat mulut Ibu terasa kering, Ibu dapat meminum air
yang banyak. Dan kalau Ibu merasa gatal-gatal, pusing, atau bahkan muntah, Ibu dapat
menghubungi saya atau perawat lain yang sedang bertugas.” “Baiklah Bu, nanti jam 14.00
setelah makan siang, saya akan datanhg kembali untuk memantau perkembangan Ibu. Kita
bertemu di ruangan ini saja ya Bu.” “Sebelum saya pergi apa ada yang ingin Ibu tanyakan?
Baiklah Bu, kalau tidak ada, Saya permisi dulu”.

Anda mungkin juga menyukai