3a/s1keperawatan
Kasus anxietas
a. Seorang laki-laki, 45 tahun terdapat luka ulkus diabetikum dikaki kiri, dan akan di amputasi,
pasien mengatakan suster tidak ada tindakan lain selain di potong kaki saya, tampak
ketakutan, tegang, dan jika ditanya jawabnya ngelantur, banyak diam.
b. Seorang wanita, 40 tahun terdapat luka ulkus diabetikum dikaki kiri, dan akan di amputasi,
pasien mengatakan suster tidak ada tindakan lain selain di amputasi, tampak ketakutan,
tegang, dan jika ditanya jawabnya ngelantur, banyak diam. Hasilobservasi TD 140/90 mmHg,
P 16 x/menit, N 92 x/menit, S 36 ○C.
Klien merasa cemas ketika mendengar bahwa dia akan di amputasi karena penyakit yang di
alami sehingga membuat dirinya banyak diam memikirkan hal yang akan terjadi nanti
Adalah suatu keadaan dimana individu mempunyai pengalaman atau mengalami keadaan
yang beresiko tinggi suatu ketidakmampuan untuk mengatasi stressor. Koping maladatif
menggambarkan individu yang mengalami kesulitan dalam beradaptasi terhadap kejadian-
kejadian yang sangat menekan.
- Kedua tali tersebut diatas lalu dililitkan atau mengelilingi kasur bawah
- Petugas harus memastikan tidak ada bagian jaket yang berkerut di
punggung pasien.
- Pastiakan antara restrain dan pasien masih terdapat ruang (segenggaman
tangan) agar pernafasan pasien tidak terbatasi.
- Hindari mengikat restrain pada side rail tanpa tidur.
- Amankan restrain dari jangkauan pasien.
- Petugas harus melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital pasien.
- Selalu lakukan monitoring pada tubuh yang diikat
- Berikan obat anti cemas bila perlu.
- Petugas selalu perhatikan respon tindakan pengikatan tersebut pada pasien.
- Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.
4. Buat justifikasi muncul tanda dan gejala,( data mayor dan minor ) pada kasus di
atas !
Rasa cemas yang timbul akibat melihat adanya bahaya yang mengancam dirinya.
Kecemasan ini lebih dekat dengan rasa takut, karena sumbernya terlihat jelas di dalam
pikiran, yaitu pasien merasa takut akan tindakan amputasi sehingga pasien tampak
tegang dan hanya diam saja.
Anxietas
Stresor
DIAGNOS PERENCANAAN
A TUJUAN
Ansietas TUM :
KRITERIA
Cemas INTERVENSI
EVALUASI
berkurang
atau hilang.
TUK 1 : 1. Mau menjawab 1. Jadilah pendengar yang hangat
Pasien dapat salam dan responsi
menjalin 2. Ada kontak mata 2. Beri waktu yang cukup pada
hubungan 3. Mau berjabat pasien untuk berespon
saling percaya tangan 3. Beri dukungan pada pasien
4. Mau berkenalan untuk berekspresikan
5. Mau menjawab
pertanyaan
perasaanya
6. Mau duduk
4. Identifikasi pola perilaku
berdampingan
pasien atau pendekatan yang
dengan perawat
dapat menimbulkan perasaan
7. Mau
negatif
mengungkapkan
5. Bersama pasien mengenali
perasaannya
perilaku dan respon sehingga
cepat belajar dan
berkembang.
TUK 2: Pasien dapat 1. Bantu pasien untuk
Pasien dapat mengenali mengidentifikasi dan
mengenali ansietasnya menguraikan perasaanya
ansietasnya. 2. Hubungkan perilaku dan
perasaanya
3. Validasi kesimpulan dan
asumsi terhadap pasien
4. Gunakan pertanyaan
terbuka untuk
mengalihkan dari
topik yang mengancam
ke hal yang berkaitan dengan
konflik
5. Gunakan konsultasi untuk
membantu pasien
mengungkapkan perasaanya
TUK 3: Pasien dapat 1. Bantu pasien menjelaskan
Pasien dapat memperluas situasi dan interaksi yang
memperluas kesadaranya terhadap dapat segera menimbulkan
kesadaranya perkembangan ansietas
terhadap ansietas 2. Bersama pasien meninjau
perkembangan kembali penilaian pasien
ansietas. terhadap stressor yang
dirasakan mengancam dan
menimbulkan konflik
3. Kaitkan pengalaman yang
baru terjadi dengan
pengalaman masa lalu yang
relevan
TUK 4: Pasien dapat 1. Gali cara pasien mengurangi
Pasien dapat menggunakan ansietas dimasa lalu
menggunakan mekanisme koping 2. Tunjukan akibat maladaptif
mekanisme yang adaptif dan destruktif dari respon
koping yang koping yang digunakan
adaptif. 3. Dorong pasien
untukmenggunakan
respon koping adaptif yang
dimilikinya
4. Bantu pasien untuk menyusun
kembali tujuan hidup,
memodifikasi tujuan,
menggunakan sumber dan
menggunakan ansietas sedang
5. Latih pasien dengan
menggunakan ansietas sedang
6. Beri aktifitas fisik untuk
menyalurkan energinya
7. Libatkan pihak yang
berkepentingan sebagai
sumber dan dukungan sosial
dalam membantu pasien
menggunakan koping adaptif
yang baru
TUK 5: Pasien dapat 1. Ajarkan pasien teknik
Pasien dapat menggunakan relaksasi untuk meningkatkan
menggunakan tekhnik relaksasi kontrol dan rasa percaya diri
tekhnik 2. Dorong pasien untuk
relaksasi menggunakan relaksasi dalam
menurunkan tingkat ansietas.
10. Buat SP tindakan keperawatan pada kasus di atas baik untuk pasien maupun
keluarga?
STRATEGI PELAKSANAAN
KECEMASAN
Pertemuan :
Hari/tanggal :
Nama Klien :
Ruangan :
A. Proses kepewaratan
1. Kondisi klien
DS :
DO :
2. Diagnosa Keperawatan
Ansietas
3. Tujuan Umum :
ansietas
4. Tujuan Khusus
5. Tindakan Keperawatan
perilaku ansietas)
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
b. Evaluasi/validasi
nyenyak?”
c. Kontrak
Topik
Waktu
Tempat
2. Fase kerja
“Sekarang coba bapak/ibu ceritakan apa yang bapak rasakan saat ini? Coba
atau nafas dalam. Ini merupakan salah satu cara untuk mengurangi
mengikuti cara yang sudah saya ajarkan. Kita mulai ya pak/bu? Bapak/ibu
silahkan duduk dengan posisi seperti saya, pertama bapak/ibu tarik nafas
dalam perlahan-lahan, setelah itu tahan nafas mulai dari hitungan tiga
merasa rilek atau santai. Selain cara tersebut untuk mengatasi kecemasan
bapak/ibu.
melepas kecemasan dengan tertawa, berolahraga, bersantai seperti jalanjalan, bisa juga
mengatasinya dengan mendengarkan musik”.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi subjektif
b. Evaluasi Objektif
“Coba bapak/ibu ulangi lagi cara yang sudah kita pelajari tadi”.
“Jam berapa bapak/ibu akan berlatih lagi melakukan cara ini? Mari kita
bapak/ibu”.
Topik
Waktu
“Bagaiamana kalau kita latihan cara yang kedua ini besok, jam yang
Tempat
“Dimana bapak/ibu akan latihan dengan saya besok? Bagaimana