Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN PSIKOSOSIAL : ANSIETAS

Disusun Oleh :
Tati Zulaichah
G3A017194

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2018
LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PSIKOSOSIAL : ANSIETAS
(KECEMASAN)

A. PENGERTIAN
Kecemasan adalah suatu perasaan yang sifatnya umum, dimana seseorang merasa
ketakutan atau kehilangan kepercayaan diri yang tidak jelas asal maupun wujudnya
(Wiramihardja, 2005). Kecemasan merupakan suatu perasaan subjektif mengenai
ketegangan mental yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dari
ketidakmampuan mengatasi suatu masalah atau tidak adanya rasa aman. Perasaan
yang tidak menentu tersebut pada umumnya tidak menyenangkan yang nantinya
akan menimbulkan atau disertai perubahan fisiologis dan psikologis (Rochman,
2010).

B. TANDA DAN GEJALA KECEMASAN


Keluhan-keluhan yang sering dikemukan oleh orang yang mengalami ansietas
(Hawari, 2008), antara lain sebagai berikut :
1. Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah
tersinggung.
2. Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut.
3. Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang.
4. Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan.
5. Gangguan konsentrasi dan daya ingat.
6. Keluhan-keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang,
pendengaran berdenging (tinitus), berdebar-debar, sesak nafas, gangguan
pencernaan, gangguan perkemihan, sakit kepala dan sebagainya.

C. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KECEMASAN


Zakiah Daradjat (Rochman, 2010) mengemukakan beberapa penyebab dari
kecemasan yaitu :
1. Rasa cemas yang timbul akibat melihat adanya bahaya yang mengancam
dirinya. Kecemasan ini lebih dekat dengan rasa takut, karena sumbernya
terlihat jelas di dalam pikiran.
2. Cemas karena merasa berdosa atau bersalah, karena melakukan hal-hal yang
berlawanan dengan keyakinan atau hati nurani. Kecemasan ini sering pula
menyertai gejala-gejala gangguan mental, yang kadang-kadang terlihat
dalam bentuk yang umum.
3. Kecemasan yang berupa penyakit dan terlihat dalam beberapa bentuk.
Kecemasan ini disebabkan oleh hal yang tidak jelas dan tidak berhubungan
dengan apapun yang terkadang disertai dengan perasaan takut yang
mempengaruhi keseluruhan kepribadian penderitanya.

D. Batasan Karakteristik
1. Perilaku : penurunan produktivitas, gelisah, pergerakan yang irelevan, insomnia,
meihat sepintas, kontak mata yang buruk, agitasi, mengintai, mengekspresikan
kekhawatiran karena perubahan dalam peristiwa hidup, tampak waspada.
2. Afektif: kesedihan yang mendalam, ketakutan, gugup, mudah tersinggung,perasaan
tidak adekuat, iritabilitas, peningkatan kewaspadaan, senang berlebihan, rasa nyeri
yang meningkatkan ketidakberdayaan, peningkatan rasa ketidakberdayaan yang
persisten, fokus pada diri sendiri, distres, khawatir, bingung, menyesal, ragu/tidak
percaya diri, gelisah.
3. Fisiologis: wajah tegang, gemetar, suara gemetar, tremor, keringat banyak,
peningkatan ketengangan, tremor tangan.
4. Simpatik: ekstitasi kardiovaskular, wajah merah, jantung berdebar-debar,
peningkatan tekanan darah, peningkatan denyut nadi, perningkatan frekuensi
pernapasan, anoreksia, peningkatan refleks, diare, mulut kering, pupil melebar,
kesulitan bernapas, vasokontriksi superfisial, kedutan pada otot, lemah.
5. Parasimpatik: nyeri abdomen, mual, sering berkemih, dorongan segera berkemih,
diare, penurunan tekanan darah, penurunan denyut nadi, vertigo, letih, gangguan
tidur, kesemutan pada ekstremitas, anyang-anyangan.
6. Kognitif: menyadari gejala fisiologis, bloking pikiran, konfusi, penurunan lapang
persepsi, kesulitan berkonsentrasi, penurunan kemampuan untuk belajar, penurunan
kemampuan memecahkan masalah, ketakutan terhadap konsekuensi yang tidak
spesifik, khawatir, lupa, gangguan perhatian, melamun, cenderung menyalahkan
orang lain (Nanda, 2012)
E. DAMPAK KECEMASAN
Menurut Ramaiah (2005) kecemasan biasanya dapat menyebabkan dua akibat, yaitu :
1. Kepanikan yang amat sangat dan karena itu gagal berfungsi secara normal atau
menyesuaikan diri pada situasi.
2. Gagal mengetahui terlebih dahulu bahayanya dan mengambil tindakan pencegahan
yang mencukupi.

F. PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN

Faktor Penyebab

Tanda Gejala

Diagnosa : Ansietas

Diagnosa keperawatan : Ansietas


Domain 9 : Koping/Toleransi Stress
Kelas 2 : Respons Koping
Definisi : Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respons
autonom (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu); perasaan
takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Hal ini merupakan isyarat
kewaspadaan yang memperingatkan individu akan adanya bahaya dan memampukan
individu untuk bertindak menghadapi ancaman. (NANDA, 2012).
I. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

No Diagnosa Rencana Tindakan Keperawatan Rasional


Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
1 Ansietas TUM :
Pasien dapat mengontrol
bahkan Terbebas dari
ansietas
TUK 1 : Setelah dilakukan interaksi 1. Kaji tingkat ansietas (mis. kemampuan Penting bagi perawat
Pasien dapat mengalami dengan pasien selama 1x24 untuk memahami, kemampuan pemecahan untuk mengurang tingka
penurunan tingkat jam, pasien dapat masalah, dll) ansietas sampai ke
ansietas, sedikitnya satu mengalami penurunan 2. Pertahankan lingkungan yg aman dan tenang tingkat sedang, rendah,
tingkat. gejala ansietas dengan 3. Kurangi rangsang atau hilang sehingga
kriteria hasil: 4. Bicara dan tenangkan pasien pasiendapat mulai
a. Tidak tampak tanda- 5. Dorong keterlibatan dalam aktivitas, berkonsentrasi pada
tanda ansietas seperti bergantung pada tingkat ansietas keikutsertaan dalam
ketegangan, ketakutan, 6. Pandu keikutsertaan dalam perawatan diri mengembangkan rencana
insomnia, tremor, peka 7. Arahkan kembali sesuai kebutuhan perawatan dan mencapai
rangsang, isolasi, 8. Bantu pasien dalam perubahan perilaku
keletihan, gelisah, mengidentifikasikemungkinan sumber stress
penyimpangan persepsi. 9. Kenalkan humor dalam mengurangi ansietas
10. Berikan penyuluhan kesehatan tentang
ansietas (dampak terhadap tubuh, tingkat
ansietas, dampak kimiawi pada tubuh)
11. Kaji penggunaan alcohol, kafein, nikotin,
dan obat-obatan lain.

TUK 2 : Setelah dilakukan interaksi 1. Bantu pasien untuk menghubungkan Untuk dapat mengenali
Pasien dapat mengenali dengan pasien selama 1x24 perilaku dengan perasaan ansietas pada diri pasien
ansietasnya sendiri dan jam, pasien mampu 2. Beridoronganpadapasienuntuk sendiri diperlukan
ikut serta dalam mengenali ansietasnya membicarakan perasaan tenang ansietas bantuan dari tenaga
Mengembangkan sendiri dengan kriteria 3. Dapatkan persepsi pasien tentang ansietas medis khusunya perawat.
perawatan untuk hasil: yang dialami Ketika pasien telah
memberikan perubahan a. Pasien mampu 4. Focus pada “saat ini dan di sini” mengenali tingkat
mendiskusikan dan 5. Kembangkan rencana ruang dengan pasien ansietasnya diharapkan
memantau perilaku (mis. tetap di luar ruangan selama 50 menit pasien mampu
sendiri setiap shift setiap jam) melakukan perawatan
b. Mampu mengidentifikasi 6. Bantu pasien mengidentifikasi bagaimana untuk memberikan
stressor ansietas dimanifestasikan melalui perilaku perubahan pada tingkat
c. Secara aktif ikut serta 7. Gali dengan pasien cara mengantisipasi ansietas yang dialami
dalam aktivitas unit ansietas
d. Melakukan interaksi 8. Berikan penyuluhan kesehatan tentang
dengan sebaya penatalaksanaa stress dan penetapan tujuan
e. Mengembangkan tujuan
yang realistis
f. Menghubungkan
perilaku dengan
perasaan (mis.
kehilangan pekerjaan)

TUK 3: Setelah dilakukan interaksi 1. Berikan penyuluhan kesehatan tentang proses Proses penuaan dapat
Pasien dapat menerima dengan pasien selama 1x24 penuaan termasuk reaksi berduka membangkitkan ansietas
perubahan fisik dan jam, pasien mampu 2. Beri dorongan pada pasien untuk berfungsi pada beberapa orang
emosi Pada proses menerima perubahan fisik semandiri mungkin
penuaan dan emosi pada proses 3. Beri dorongan pada psien untuk
penuaan dengan kriteria mendiskusikan perasaan/ketakutan
hasil: 4. Bantu pasien dalam mengidentifikasi strategi
a. Pasien mampu koping yang efektif
mengenali keterbatasan 5. Bantu pasien dalam mengidentifikasi sistem
b. Mengungkapkan pendukung
ketakutan tentang 6. Gali dengan pasien penggunaan sistem
proses penuaan pendukung secara efektif
c. Berfungsi pada tingkat
optimal

d. Menggunakan kekuatan
untuk mengembangkan
koping terhadap proses
penuaan

TUK 4: Setelah dilakukan interaksi  Ikut serta dalam merencanakan pulang Salah satu manfaat dari
Pasien dapat dengan pasien selama 1x24 1. Gali mekanisme koping dengan pasien; relaskasi adalah untuk
Menunjukkan strategi jam, pasien mampu bantu pasien untuk mengidentifikasi menurunkan kecemasan
koping Efektif dalam menunjukkan strategi mekanisme koping yang telah berhasil dengan cara mengatur
Hubungannya dengan koping efektif dalam mengurangi ansietas pernapasan dan
krisis maturasi dan hubungannya dengan krisis 2. Bantu pasien untuk mengidentifikasi merieksasikan otot-otot
situasi. maturasi dan situasi dengan mekanisme koping adaptif dalm pada bagian tubuh.
kriteria hasil: pengharapan cultural pasien sendir
a. Pasien mampu 3. Bicarakan pentingnya program latihan
mengembangkan teratur
rencana pribadi untuk 4. Berikan penyuluhan kesehatan dalam
menurunkan ansietas proses pemecahan masalah (mis.
dengan menggunakan mengatur, memprioritaskan, menerapkan,
proses pemecahan mengevaluasi)
masalah  Menggunakan teknik relaksasi termasuk
b. Mengidentifikasi napas dalam
dukungan/sumber 1. Instruksikan pasien untuk napas lambat
komunitas dan dalam (mata dapat terpejam atau
c. Memperagakan teknik terbuka)
relaksasi 2. Minta pasien untuk duduk atau berbaring
d. Memenuhi kebutuhan dalam posisi yang nyaman dalam ruangan
perawatan diri yang tenang (pasien harus memejamkan
e. Membentuk hubungan mata kecuali tindakan ini membuatnya
interpersonal merasa tidak nyaman)
f. Ikut serta dalam 3. Pada periode sepanjanglatihan minta
merencanakan pulang pasien untuk berfokus pada pernapasan
(lambat dan dalam)

4. Untuk memulai latihan, instruksikan pasien untuk


mengambil posisi yang nyaman dan bayangkan
sedang berada pada tempat yang nyaman (mis. di
pantai). Kemudian instruksikan pasien untuk
menegangkan dengan perlahan (selama 5 detik)
(tanpa cedera) dan kemudian rileks setiap
kelompok otot (10-15 detik)

5. Mulai dengan ibu jari kaki dan kaki dan beralih


secara progresif ke atas-betis, paha, bokong,
pinggang, tangan (buat genggaman), lengan
bawah, lengan atas, bahu, leher, dan berakhir
dengan wajah (meringis). Setelah merelaksasikan
wajah, pasen harus tetap tenang selama 15 menit
(atau selama yang dapat ditoleransi oleh pasien),
berkonsentrasi dengan dami, tenang dan
pernapasan.

6. Instruksikan pasien untuk menggunakan


keseluruhan latihan atau hanya untuk area yang
tegang bila waktu memungkinkan

7. Instruksikan pasien untuk menggunakanprosi


napas dalam bila waktu terbatas
No. Diagnosa Rencana Tindakan Keperawatan Rasional

Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi

TUK 5: Setelah dilakukan tindakan 1. Bantu klien menjelaskan situasi dan interaksi yang Penting bagi perawat untuk
keperawatan selama 2 X 24 jam, dapat segera menimbulkan ansietas membantu klien memperluas
Klien dapat memperluas klien mengetahui perkembangan 2. Bersama klien meninjau kembali penilaian klien kesadarannya terhadap
kesadarannya terhadap ansietas dengan kriteria hasil: terhadap stressor yang dirasakan mengancam dan perkembangan ansietas dari
perkembangan ansietas menimbulkan konflik pengalaman masa lalu. Hal ini
1. Klien mampu memahami 3. Kaitkan pengalaman yang baru terjadi dengan dapat mempermudah proses
situasi dan interaksi yang pengalaman masa lalu yang relevan intervensi kepada klien.
menyebabkan ansietas
2. Klien mampu menganalisis
pengalaman masa lalu
terhadap ansietas
TUK 6: Setelah dilakukan tindakan 1. Ajarkan klien teknik relaksasi untuk meningkatkan Bantuan teknik relaksasi dapat
keperawatan selama 2 X 24 jam, kontrol dan rasa percaya diri. mengurangi tingkat ansietas
Klien dapat menggunakan klien dapat menggunakan teknik 2. Dorong klien untuk menggunakan relaksasi dalam kepada klien. Teknik relaksasi
teknik relaksasi relaksasi dengan kriteria hasil: menurunkan tingkat ansietas sangat pentign diajarkan oleh
perawat agar klien merasa
1. Tingkat ansietas klien nyaman dengan kondisinya.
berkurang
2. Klien mampu mengulangi
teknik relaksasi yang telah
diajarkan perawat
DAFTAR PUSTAKA

Hawari, D. (2008). Menajemen Stres Cemas Dan Depresi. Fakultas Kedokteran


Universitas Indonesia: Jakarta.

Ramaiah. S. (2005). Kecemasan Bagaimana Mengatasi Penyebabnya. Jakarta: Pustaka


Populer Obor.

Rochman, K.L. (2010). Kesehatan Mental. Purwokerto: Fajar Media Press.

Wiramihardja, S. (2005). Pengantar Psikologi Abnormal. Bandung: RefikaAditama

Anda mungkin juga menyukai