Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN JIWA

HALUSINASI

Adinda Putri Handayani


18210100140

PROGRAM PROFESI NERS


UNIVERSITAS INDONESIA MAJU
2022
1. Kasus
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana klien mengalami
perubahan sensori persepsi, merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan,
pengecapan, perubahan atau penghiduan, klien merasakan stimulus yang sebelumnya
tidak ada. (Stuart, 2007)

Halusinasi adalah persepsi yang tanpa dijumpai adanya rangsangan dari luar,

walaupun tampak sebagai sesuatu yang khayal, halusinasi sebenarnya merupakan


bagian dari kehidupan mental penderita yang teresepsi. (Yosep, 2011)

2. Proses Terjadinya Masalah


A. Faktor Predisposis

Menurut Yosep (2011), faktor predisposisi terjadinya halusinasi adalah :

1) Faktor Perkembangan
Tugas perkembangan klien terganggu misalnya rendanya kontrol dan
kehangatan keluarga menyebabkan klien tidak mampu mandiri sejak
kecil, mudah frustasi, hilang percaya diri dan lebih rentan terhadap
stres.
2) Faktor Sosiokultural
Seseorang yang merasa tidak diterima dilingkungannya sejak bayi akan
merasa disingkirkan, kesepian, dan tidak percaya pada lingkungannya.
3) Faktor Psikologis
Tipe kepribadian lemah dan tidak bertanggung jawab mudah terjerumus
pada penyalahgunaan zat adiktif. Hal ini berpengaruh pada
ketidakmampuan klien dalam mengambil keputusan yang tepat demi
masa depannya. Klien lebih memilih kesenangan sesaat dan lari dari
alam nyata menuju alam hayal.
4) Faktor Genetik dan Pola Asuh
Penelitian menunjukkan bahwa anak sehat yang diasuh oleh orang tua
skizofrenia cenderung mengalami skizofrenia. Hasil studi menujukkan
bahwa factor keluarga menunjukkan hubungan yang sangat
berpengaruh pada penyakit ini.

B. Faktor Presipitasi
Secara umum klien dengan gangguan halusinasi timbul gangguan setelah
adanya hubungan yang bermusuhan, tekanan, isolasi, perasaan tidak berguna,
putus asa dan tidak berdaya. Menurut Stuart (2007), faktor presipitasi terjadinya
gangguan halusinasi adalah:
1) Biologis
Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang mengatur
proses informasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk
dalam otak yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif
menanggapi stimulus yang diterima oleh otak untuk diinterpretasikan.
2) Stress lingkungan
Ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi terhadap stressor
lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku.
3) Sumber koping
Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi
stressor.

C. Mekanisme Koping
Mekanisme koping adalah tiap upaya yang diarahkan pada
penatalaksanaan stres, termasuk upaya penyelesaian masalah langsung dan
mekanisme pertahanan yang digunakan untuk melindungi diri (Stuart &
Sundeen,1998,hal 33). Mekanisme koping merupakan upaya langsung dalam
mengatasi stres yang berorientasi pada tugas yang meliputi upaya pencegahan
langsung, mengurangi ancaman yang ada. Mekanisme koping yang sering
dilakukan oleh klien dengan halusinasi adalah regresi yaitu berhubungan
dengan masalah proses informasi dan upaya untuk menanggulangi ansietas,
klien jadi malas beraktifitas sehari-hari. Proyeksi yaitu upaya untuk
menyelesaikan kehancuran persepsi dan mencoba menjelaskan gangguan
persepsi dengan mengalihkan tanggungjawab kepada orang lain atau suatu
benda. Denial adalah menghindari kenyataan yang tidak diinginkan dengan
mengabaikan dan mengakui adanya kenyataan ini.

D. Rentang respon.

Respon Respon
Adaptif Maladaftif

Menyendiri Kesendirian Manipulasi


Otonomi Menarik ketergantungan Impulsif
Kebersamaan Narsisme
Keadaan saling tergantung

E. Klasifikasi Jenis dan Sifat Masalah

Menurut Yosep (2011) halusinasi terdiri dari delapan jenis :

1) Pendengaran (auditory)
Mendengar suara atau kebisingan, paling sering suara orang. Suara
berbentuk kebisingan yang kurang jelas sampai kata-kata yang jelas
berbicara tentang klien,bahkan sampai pada percakapan lengkap antara
dua orang yang mengalami halusinasi. Pikiran yang terdengar dimana
klien mendengar perkataan bahwa klien disuruh untuk melakukan
sesuatu kadang dapat membahayakan.Respon Adaptif Respon
Maladaptif Menyendiri Otonomi Kebersamaan Keadaan Saling
Tergantung Kesendirian Menarik Ketergantungan Manipulasi Impulsif
Narsisme
2) Penglihatan (visual)
Stimulus visual dalam bentuk kilatan cahaya, gambar geometris,
gambar kartun,bayangan yang rumit atau kompleks. Bayangan bias
menyenangkan atau menakutkan seperti melihat monster.

3) Penghidu (olfactory)
Membaui bau-bauan tertentu seperti bau darah, urin, dan feses
umumnya bau-bauan yang tidak menyenangkan. Halusinasi penghidu
sering akibat stroke,tumor, kejang, atau dimensia.
4) Pengecapan
Merasa mengecap rasa seperti rasa darah, urin atau feses.
5) Perabaan
Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan tanpa stimulus yang jelas. Rasa
tersetrum listrik yang datang dari tanah, benda mati atau orang lain.

F. Pohon Masalah

Effect Resiko Perilaku Kekerasan

Core problem Gangguan persepsi sensori

Halusinasi

Isolasi Sosial

Casua

Harga diri rendah

1. Masalah Keperawatan dan data yang perlu dikaji


a. Masalah Keperawatan
b. Gangguan Persepsi Sensori : halusinasi
c. Harga Diri Rendah
d. Isolasi Sosial
e. Risiko Perilaku Kekerasan
2. Data yang perlu dikaji
a. .Data subyektif
a) Klien mengatakan sering mendengar suara bisikan di telinga.
b) Klien mengatakan sering melihat sesuatu
b. Data obyektif
a) Klien tampak ketakutan
b) Klien tampak bicara sendiri
c) Klien tampak marah tanpa sebab
d) Klien kadang tertawa sendiri
e) Klien sering menyendiri
f) Klien tampak mondar-mandiri
G. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan Persepsi Sensori : halusinasi
b. Harga Diri Rendah
c. Isolasi Sosial
d. Risiko Perilaku Kekerasan
DAFTAR PUSTAKA

1. Dalami, E, dkk. 2009. Askep Klien Dengan Gangguan Jiwa. Jakarta : CV. Trans Info Media
2. Stuart dan Laraia, Principles And Practice of Psyciatric Nursing (5Th. Ed) St. Louis Mosby
Year Book 2007
3. Yosep (2011), Keperawatan Jiwa. Edisi 4, PT Refika Aditama : Bandung
4. Yosep (2011), KeperawatanJiwa. Edisi 4, PT RefikaAditama : Bandung

Anda mungkin juga menyukai