Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PRAKTIK LABORATORIUM KLINIK MANAJEMEN

KEPERAWATAN DI RUANG PERINATOLOGI RSUD KARAWANG

Diajukan Sebagai Laporan Praktik Laboratorium Klinik Manajemen


Keperawatan

Disusun Oleh :
KELOMPOK 4

Randy Resmana 433131420118035


Nurul Rahmawati 433131420118029
Octavia Yayuk Sisvani 433131420118030
Putri Suci Wahyuni 433131420118032
Rahmat Syafaat 433131420118034
Reza Fadillah 433131420118036
Wida Ayu Ramana 433131420118037
Wiwi Tawiyah 433131420118038
Yossy Desica 433131420118039

PROGRAM STUDI STRATA SATU KEPERAWATAN


STIKes HORIZON KARAWANG
2021/2022

Jl. Pangkal Perjuangan KM 1 (By Pass), Tanjungpura, Karawang Barat


Kabupaten Karawang, Jawa Barat 41316

1
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan ini telah disetujui sebagai pertanggungjawaban kegiatan manajemen


keperawatan di Ruang Perinatologi Rumah Sakit Umum Daerah Karawang

Pembimbing Akademik

(Sri Mulyati M.Kep)

Pembimbing Lapangan

(Ns. Sumarsih, S.kep)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN STIKES HORIZON KARAWANG

2
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahim
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang senantiasa
memberikan taufik, rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
Laporan Praktik Manajemen Keperawatan diruang Perinatalogi.

Dalam penyusunan laporan ini tentunya kami tidak lepas dari musyawarah
kelompok dan arahan dari pembimbing. Maka dari itu, dalam kesempatan ini kami
ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kepala ruang Perinatalogi RSUD Kab. Karawang beserta staff jajarannya
2. Ketua STIKes Horizon Karawang
3. Ketua Prodi Profesi Sarjana Keperawatan
4. Koordinator mata kuliah Manajemen Keperawatan
5. Pembimbing lahan dan pembimbing institusi

Dan dalam penyusunan laporan ini kami menyadari bahwa sebagai manusia tidak
luput dari kekurangan dan keterbatasan kemampuan. Oleh sebab itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna memperbaiki isi dari
laporan ini. Akhir kata semoga Allah SWT senantiasa memberikan kemudahan dan
kecukupan dalam menjalankan tugas kita semua. Sekian, mohon maaf dan terima
kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Karawang, 7 Maret 2022

3
DAFTAR ISI

COVER………………………………………………………………………………...…....i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………..……………..ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................................iii

DAFTAR ISI.........................................................................................................................iv

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………………..……v
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................................1

B. Tujuan..........................................................................................................................2

D. Manfaat........................................................................................................................3

BAB II RINGKASAN TEORI TERKAIT FUNGSI KEPEMIMPINAN DAN


MANAJEMEN KEPERAWATAN........................................................................................3

BAB III TINJAUAN SITUASI RUANG RAWAT.............................................................11

A. Deskripsi Ruang Rawat Inap....................................................................................11


B. Analisis Hasil Kajian Fungsi Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan (Data
Hasil Wawancara & Observasi)…………………………………… …………...…7
C. Analisis SWOT…..……………………………………………...……………….…7
D. Analisis Sebab Akibat dengan Fishbone Diagram……………………………….....7
E. Daftar Masalah dan Rumusan Masalah………………………………………….....7
F. Prioritas Masalah……………………………………………………..…………….7
G. Plan Of Action………………………………………….…………..………………7
BAB IV PENUTUP..............................................................................................................25
A. Kesimpulan................................................................................................................26
B. Saran…………………………………………………………………………….…27
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................28

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan yang professional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan
menjadi bagian terdepan dari pelayanan kesehatan yang memnentukan
kwalitas pelayanan kesehatan di Rumah Sakit. Keberadaan keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan dalam situasi yang komplek selain 24 jam
secara berkesinambungan melibatkan klien, keluarga maupun profesi atau
tenaga kesehatan yang lain.
Menurut Huber (1996) pelayanan Rumah Sakit adalah pelayanan
keperawatan, sedangkan menurut Gillies (1994) sekitar 40% - 60% pelayanan
Rumah Sakit adalah pelayanan keperawatan. Oleh karena itu, pengelolaan
pelayanan keperawatan harus mendapatkan perhatian yang lebih dan
menyeluruh karena pelayanan keperawatan sangat menentukan baik buruknya
citra Rumah Sakit. Untuk mewujudkan pelayanan keperawatan yang
berkwalitas sesuai dengan visi dan misi Rumah Sakit tidak terlepas dari proses
manajemen, yang merupakan satu pendekatan dinamis dan proaktif dalam
menjalankan suatu kegiatan organisasi. Didalam organisasi keperawatan,
pelaksanaan manajemen dikenal sebagai manajemen keperawatan.
Manajemen keperawatan adalah suatu proses kerja yang dilakukan oleh
anggota staf keperawatan untuk memberikan ASKEP secara professional.
Dalam hal ini seorang manajer keperawatan dituntut untuk melakukan lima
fungsi utama yaitu POAC agar dapat memberikan ASKEP yang efektif dan
efisien bagi pasien dan keluarganya (Nursalam 2002 & Gillis, 1996). Proses
manajemen keperawatan dilaksanakan dalam tahap-tahap yaitu pengkajian
(kajian situasional), perencanaan (strategi dan operasional), implementasi dan
evaluasi.
Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan
organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan
rencana aktivitas kerja organisasi. Memikirkan masalah sebagai sesuatu hal
yang buruk adalah suatu hal yang mudah untuk dilakukan, karena kita jarang
mengartikan frase mengambil keuntungan dari sebuah situasi sama halnya
dengan kita mengartikan frase memperbaiki sebuah situasi yang buruk. Kita

5
akan memperhitungkan peraihan kesempatan kedalam pemecahan masalah
dengan mendefinisikan masalah sebagai suatu kondisi atau peristiwa yang
merugikan atau memiliki potensi untuk merugikan bagi sebuah perusahaan
atau yang menguntungkan atau memiliki potensi untuk menghasilkan
keuntungan. Selama proses pemecahan masalah, manajer akan terlibat dalam
pengambilan keputusan. Di kehidupan sehari-hari kita sebenarnya kehidupan
yang selalu bersangkutan dengan keputusan. Keputusan merupakan
kesimpulan terbaik yang diperoleh setelah melakukan musyawarah.
Pengambilan keputusan sangat penting dalam manajemen dan merupakan
tugas utama dari seorang pemimpin.
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karawang merupakan rumah sakit
milik Pemerintah Daerah Tingkat II Kabupaten Karawang yang didirikan pada
tanggal 29 Mei 1952, yang digunakan untuk merawat dan mengobati penderita
cacar (barak cacar). Pada tahun 1954 rumah sakit ini menjadi rumah sakit
umum yang dikepalai oleh seorang dokter umum yang bernama dr. Rd.
Poedjono yang berlokasi di jalan Dr. taruno dengan luas tanah 2,8 Ha.
RSUD Kabupaten Karawang di Jawa Barat adalah sebagai rumah sakit
rujukan Kabupaten Karawang dan sekitarnya (Purwasuka) dan menunjang
pelayanan Kesehatan karyawan industri, sesrta merupakan Rumah Sakit Tipe
B Non Pendidikan. Sejalan dengan semakin meningkatnya tuntutan
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan di rumah sakit ini maka perlu
diupayakan suatu rencana strategis yang dapat diaplikasikan dalam balanced
scorecard, disamping itu juga evaluasi kinerja selama tahun 2012 dan tahun-
tahun sebelumnya adalah sasaran dan target yang telah ditetapkan yang diukur
sebagai indikator tingkat keberhasilan sebuah misi.
Ruang inap Perinataalogi RSUD Kab.Karawang terdiri dari 5 ruang
perawatan, terdiri dari.ruagan nicu, ruangan 2A untuk bayi sehat, ruangan2B
untuk bayi sakit, rungan isolasi yang di bagi menjadi 2 yaitu ruang isolasi
biasa dan ruang isolasi covid-19 total bed di ruang Perinnatalogi adalah 41
bed, dengan setiap kamar memiliki 2 kamar mandi. Kelas perawatan ruang
Perinatalogi, yaitu untuk kelas II dan III (berlaku untuk Umum dan BPJS).
Dengan karakteristik pasien yaitu Total Care. Dan terdapat alat alat yang
rusak dan masih belum lengkapnya alat alat di ruangan perinatalogi.
Dari data tersebut, maka dari itu kami berinisiatif untuk mengangkat
masalah di Ruang Perinatalogi RSUD Karawang kedalam suatu makalah

6
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Mahasiswa mampu menganalisis masalah kepemimpinan dan manajemen
keperawatan disuatu ruang rawat inap.
2. Tujuan Instruksional Khusus
a. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah terkait kepemimpinan
pada suatu ruang perawat yang meliputi kemampuan komunikasi,
manajemen waktu, kerja sama dalam team, kemampuan
mempengaruhi anggota team.
b. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah pada fungsi
perencanaan yang meliputi analisis hierarki perencanaan diruang
rawat.
c. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah pengorganisasian dan
ketenagaan meliputi metode penugasan, kordinasi dengan team,
kolaborasi dan pengorganisasian ketenagaan dalam 1 shif.
d. Mengidentifikasi masalah pada fungsi pengarahan yang meliputi
operan, ronde keperawatan, kemampuan komunikasi, motivasi dan
supervisi.
e. Mengidentifikasi masalah pda fungsi pengendalian yang meliputi
sarana pengawasan: audit keperawatan dan disiplin, metode penilaian
staf, pengendalian mutu termasuk pelaksanaan patient safety.
f. Mengidentikasi masalah terkait manajemen konflik yang terjadi
diruang rawat.

C. Manfaat
Bagi pasien
 Terpenuhinya kebutuhan klien secara holistik dan tercapainya
kepuasan klien terhadap praktik pelayanan keperawatan
Bagi perawat
 Meningkatkan citra perawat sebagai suatu profesi yang professional
dimata profesi lain.
 Tercapainya tingkat kepuasan kerja optimal.

7
 Terbinanya hubungan baik antara perawat dengan perawat, perawat
dengan tim kesehatan lain, dan perawat dengan pasien dan
keluarganya.
 Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin perawat.
Bagi rumah sakit
 Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang rawat
sehingga dapat memodifikasi metode penugasan yang akan
dilaksanakan.
 Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya pelayanan
keperawatan.
 Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap rumah sakit sebagai
rumah sakit yang dapat memberikan pelayanan keperawatan yang
professional.
Bagi Mahasiswa
 Mengerti dan memahami penerapan atau aplikasi MPKP di dalam
Rumah Sakit.

8
BAB II
RINGKASAN TEORI TERKAIT FUNGSI KEPEMIMPINAN DAN
MANAJEMEN KEPERAWATAN

A. Pengertian Manajemen
Encarta Word English Dictionary tahun 2009 (dalam Marquis & Huston tahun
2012) mendefinisikan manajemen sebagai tindakan penanganan atau pengendalian
suatu hal seperti sumber daya untuk mencapai suatu keberhasilan. Manajemen
keperawatan adalah suatu proses dari pengelolaan yang perlu memahami dan
memfasilitasi pekerjaan perawat pelaksana serta mengatur kegiatan keperawatan.
Manajemen dijalankan melalui sebuah proses yang berlangsung. Tahapan proses
manajemen yang dijalani meliputi perencanaan, pengorganisasian, ketenagaan,
pengarahan, dan pengendaliaan (Marquis & Huston, 2012). Semua proses ini
membantu pencapaian tujuan umum dalam kualitas asuhan klien.
1. Perencanaan meliputi penentuan visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, prosedur,
dan aturan (Marquis & Huston, 2012). Selain itu didalam perencanaan bisa
merancang rencana tindakan di masa mendatang berdasarkan hasil pengkajian
dari situasi yang ada.
2. Pengorganisasian termasuk membangun struktur untuk melaksanakan rencana,
menentukan perawatan yang tepat, dan mengelompokkan kegiatan untuk
mencapai tujuan (Marquis & Huston, 2012). Cakupan dari proses
pengorganisasian yaitu menentukan tanggungjawab, menyampaikan harapan,
dan membuat rantai komando untuk otoritas dan komunikasi (Kozier &
Berman, 2012).
3. Ketenagaan terdiri dari merekrut, wawancara, perekrutan, dan berorientasi staf.
Penjadwalan, pengembangan staf, sosialisasi karyawan, dan membangun tim
(Marquis & Huston, 2012).
4. Pengarahan terkadang mencakup fungsi ketenagaan, akan tetapi focus utamanya
yaitu manajemen sumber daya manusia seperti memotivasi, mengelola konflik,
mendelegasikan, berkomunikasi, dan memfasilitasi kolaborasi (Marquis &
Huston, 2012).

9
5. Pengendalian meliputi penilaian kinerja, akuntabilitas fiskal, kontrol kualitas,
kontrol hukum dan etika, dan kontrol professional dan kolegial (Marquis &
Huston, 2012).
Manajemen dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip manajemen yang ada di
antaranyamanajer memiliki ototritas, tanggung gugat, dan tanggung jawab (Kozier
& Berman, 2012).
1. Otoritas didefinisikan sebagai hak untuk mengearahkan pekerjaan orang lain
yang ditunjukkan melalui tindakan kepemimpinannya (Kozier & Berman,
2012).
2. Tanggung gugat yang merupakan kemampuan dan kemauan untuk bertanggung
jawab atas tindakan seseorang dan menerima konsekuensi dari perilaku orang
tersebut. Pada tingkat individu atau tingkat klien, tanggung gugat
mencerminkan integritas etik keperawatan. Sedangkan pada tingkat institusi
atau profesi mencerminkan standar praktik yang dikembangkan oleh asosiasi
keperawatan nasional atau provinsi. Pada tingkat masyarakat, hal ini tercermin
dalam undang-undang praktik perawat yang resmi.
Dalam manajemen suatu Rumah Sakit dibutuhkan kegiatan POAC yaitu
Planning, Organazing, Actuating, dan Controling terhadap staf, sarana dan
prasarana dalam mencapai tujuan organisasi (Grant dan Massey, 1999 dalam
Nursalam 2007). Seorang perawat manager melaksanakan fungsi-fungsi manajemen
ini untuk memberikan perawatan kesehatan kepada pasien. Tugas perawat manager
adalah mengatur kerja pada tingkat divisi, departemen, atau unit. Fungsi
perencanaan adalah fungsi yang paling dasar dari fungsi manajemen lainnya. Fungsi
perencanaan dan fungsi-fungsi manajemen lainnya adalah saling berhubungan,
saling ketergantungan dan saling berinteraksi.

B. Tahapan Proses Manajemen Keperawatan


Tahapan proses manajemen yang dijalani meliputi:
1. Planning (Perencanaan)
Fungsi planning (perencanaan) adalah fungsi terpenting dalam
manajemen, oleh karena fungsi ini akan menentukan fungsi-fungsi
manajemen lainnya. Menurut Muninjaya, (2004) fungsi perencanaan
merupakan landasan dasar dari fungsi manajemen secara keseluruhan.
Tanpa ada fungsi perencanaan tidak mungkin fungsi manajemen lainnya
akan dapat dilaksanakan dengan baik. Perencanaan akan memberikan pola
pandang secara menyeluruh terhadap semua pekerjaan yang akan
10
dijalankan, siapa yang akan melakukan, dan kapan akan dilakukan.
Perencanaan merupakan tuntutan terhadap proses pencapaian tujuan secara
efektif dan efesien. Swanburg (2000) mengatakan bahwa planning adalah
memutuskan seberapa luas akan dilakukan, bagaimana melakukan dan siapa
yang melakukannya.
Dibidang kesehatan perencanaan dapat didefenisikan sebagai proses
untuk menumbuhkan, merumuskan masalah-masalah kesehatan di
masyarakat, menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia,
menetapkan tujuan program yang paling pokok, dan menyusun langkah-
langkah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut.
Tujuan Perencanaan meningkatkan terjadinya keberhasilan suatu proses,
kebutuhan, dan tujuan dari manajemen dan mengurangi terjadinya risiko dan
ketidakpastian.
Syarat Perencanaan (Marquis & Huston, 2011) :
 Keterampilan manajemen
 Keahlian manajerial
 Keterampilan Kepemimpinan
 Seorang manajer
Manfaat perencanaan:
 Tujuan yang ingin dicapai dan cara mencapainya.
 Jenis dan struktur organisasi kesehatan (rumah sakit/puskesmas) yang
dibutuhkan
 Jenis dan jumlah staf yang di inginkan, dan uraian tugasnya
 Sejauh mana efektifitas kepemimpinan dan pengarahan yang diperlukan
 Bentuk dan standar pengawasan yang akan dilakukan.
Komponen Perencanaan

 Visi dan Misi


Menggambarkan tujuan atau tujuan organisasi di masa depan.
11
 Filosofi
Landasan dalam berfikir dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai
keperawatan Filosofi berasal dari tujuan atau pernyataan misi dan
berisi seperangkat nilai dan keyakinan yang mengarahkan semua
tindakan organisasi.
 Tujuan
Hasil yang diinginkan melalui usaha yang dilakukan secara terarah
 Sasaran
 Arah bekerja sehingga tujuan dapat tercapai
 Kebijakan
Kebijakan: Rencana yang dituliskan dalam pernyataan atau
instruksi yang mengarahkan suatu organisassi dalam mengambil
keputusan.
 Prosedur
Tindakan yang dijalankan dengan cara yang sama agar tujuan yang
diinginkan tercapai dengan baik dan terarah. Rencana yang ditulis
dalam bentuk tindakan yang diinginkan
 Aturan
Aturan: Rencana yang membatasi tindakan spesifik atau sesuatu
yang bukan tindakan. Dibuat dan disepakati untuk menjaga
kedisiplinan serta menciptakan suasana yang harmonis.
Tahap dalam perencanaan :
a. Penting untuk melakukan kontrol yang lebih efektif
b. Analisis situasi, bertujuan untuk mengumpulkan data atau fakta.
c. Mengidentifikasi masalah dan penetapan prioritas masalah
d. Merumuskan tujuan program dan besarnya target yang ingin
dicapai.
e. Mengkaji kemungkinan adanya hambatan dan kendala dalam
pelaksanaan program.
f. Menyusun Rencana Kerja Operasional (RKO)
Jenis Perencanaan
1) Perencanaan Strategi
Perencanaan strategis merupakan suatu proses berkesinambungan,
proses yang sistematis dalam pembuatan dan pengambilan
keputusan masa kini dengan kemungkinan pengetahuan yang paling
12
besar dari efek-efek perencanaan pada masa depan,
mengorganisasikan upaya-upaya yang perlu untuk melaksanakan
keputusan ini terhadap hasil yang diharapkan melalui mekanisme
umpan balik yang dapat dipercaya. Perencanaan strategis dalam
keperawatan bertujuan untuk memperbaiki alokasi sumber-sumber
yang langka, termasuk uang dan waktu, dan untuk mengatur
pekerjaan divisi keperawatan.
2) Perencanaan Operasional
Perencanaan operasional menguraikan aktivitas dan prosedur yang
akan digunakan, serta menyusun jadwal waktu pencapaian tujuan,
menentukan siapa orang-orang yang bertanggung jawab untuk
setiap aktivitas dan prosedur. Menggambarkan cara menyiapkan
orang-orang untuk bekerja dan juga standard untuk mengevaluasi
perawatan pasien.
Di dalam perencanaan operasional terdiri dari dua bagian yaitu
rencana tetap dan rencana sekali pakai. Rencana tetap adalah
rencana yang sudah ada dan menjadi pedoman di dalam kegiatan
setiap hari, yang terdiri dari kebijaksanaan, standard prosedur
operasional dan peraturan. Sedangkan rencana sekali pakai terdiri
dari program dan proyek.
Perencanaan merupakan langkah utama yang penting dalam
keseluruhan proses manajemen agar faktor produksi yang biasanya
sangat terbatas dapat diarahkan secara maksimal untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan, oleh karena itu perencanaan harus
mengandung unsur-unsur yang dapat menjawab What, Why,
Where, When, Who dan How .
Keuntungan Perencanaan
1. Mengurangi atau menghilangkan jenis pekerjaan yang tidak
produktif.
2. Dapat dipakai sebagai alat pengukur hasil kegiatan yang
dicapai
3. Memberikan suatu landasan pokok fungsi manajemen lainnya
terutama fungsi keperawatan
4. Memodifikasi gaya manajemen
5. Fleksibilitas dalam pengambilan keputusan

13
Kelemahan Perencanaan
a. Perencanaan mempunyai keterbatasan dalam hal ketepatan
informasi dan fakta-fakta tentang masa yang akan datang
b. Perencanaan memerlukan biaya yang cukup banyak
c. Perencanaan mempunyai hambatan psikologis
d. Perencanaan menghambat timbulnya inisiatif
e. Perencanaan menyebabkan terhambatnya tindakan yang perlu
diambil

2. Organizing (Pengorganisasian)
Pengorganisasian adalah suatu langkah untuk menetapkan,
menggolongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan, penetapan tugas-
tugas dan wewenang seseorang, pendelegasian wewenang dalam rangka
mencapai tujuan. Fungsi pengorganisasian merupakan alat untuk
memadukan semua kegiatan yang beraspek personil, finansial, material dan
tata cara dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Muninjaya,
2004).
Berdasarkan penjelasan tersebut, organisasi dapat dipandang sebagai
rangkaian aktivitas menyusun suatu kerangka yang menjadi wadah bagi
segenap kegiatan usaha kerjasama dengan jalan membagi dan
mengelompokkan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan serta
menyusun jalinan hubungan kerja di antara para pekerjanya.
Manfaat Pengorganisasian. Melalui fungsi pengorganisasian akan dapat
diketahui :
1) Pembagian tugas untuk perorangan dan kelompok.
2) Hubungan organisatoris antara orang-orang di dalam organisasi tersebut
melalui kegiatan yang dilakukannya.
3) Pendelegasian wewenang.
4) Pemanfaatan staff dan fasilitas fisik.
Langkah-langkah Pengorganisasian
1) Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf. Tugas ini sudah tertuang
dalam fungsi perencanaan.
2) Membagi habis pekerjaan dalam bentuk kegiatan pokok untuk mencapai
tujuan.

14
3) Menggolongkan kegiatan pokok kedalam satuan-satuan kegiatan yang
praktis.
4) Menetapkan berbagai kewajiban yang harus dilaksanakan oleh staf dan
menyediakan fasilitas yang diperlukan.
5) Penugasan personil yang tepat dalam melaksanakan tugas.
6) Mendelegasikan wewenang.

3. Staffing (Kepegawaian)
Staffing merupakan metodologi pengaturan staff, proses yang teratur,
sistematis berdasarkan rasional yang diterapkan untuk menentukan jumlah
personil suatu organisasi yang dibutuhkan dalam situasi tertentu (Swanburg,
2000). Proses pengaturan staff bersifat kompleks. Komponen pengaturan
staff adalah sistem kontrol termasuk studi pengaturan staff, penguasaan
rencana pengaturan staff, rencana penjadwalan, dan Sistem Informasi
Manajemen Keperawatan (SIMK).
Dasar perencanaan untuk pengaturan staff pada suatu unit keperawatan
mencakup personil keperawatan yang bermutu harus tersedia dalam jumlah
yang mencukupi dan adekuat, memberikan pelayanan pada semua pasien
selama 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu, 52 minggu dalam setahun.
Setiap rencana pengaturan staff harus disesuaikan dengan kebutuhan rumah
sakit dan tidak dapat hanya dicapai dengan rasio atau rumusan tenaga/pasien
yang sederhana. Jumlah dan jenis staff keperawatan yang diperlukan
dipengaruhi oleh derajat dimana departemen lain memberikan pelayanan
pendukung, juga dipengaruhi oleh jumlah dan komposisi staff medis dan
pelayanan medis yang diberikan. Kebutuhan khusus individu, dokter, waktu
dan lamanya ronde, jumlah test, obat-obatan dan pengobatan, jumlah dan
jenis pembedahan akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas personel
perawat yang diperlukan dan mempengaruhi penempatan mereka.
Pengaturan staff kemudian juga dipengaruhi oleh organisasi divisi
keperawatan. Rencana harus ditinjau ulang dan diperbaharui untuk mengatur
departemen beroperasi secara efisien dan ekonomis dengan pernyataan misi,

15
filosofi dan objektif tertulis, struktur organisasi, fungsi dan tanggung jawab,
kebijakan dan prosedur tertulis, pengembangan program staff efektif, dan
evaluasi periodik terencana.
Komponen yang termasuk dalam fungsi staffing adalah prinsip
rekrutmen, seleksi, orientasi pegawai baru, penjadwalan tugas, dan
klasifikasi pasien. Pengrekrutan merupakan proses pengumpulan sejumlah
pelamar yang berkualifikasi untuk pekerjaan di perusahaan melalui
serangkaian aktivitas. Tujuan orientasi pegawai baru adalah untuk
membantu perawat dalam menyesuaikan diri pada situasi baru. Produktivitas
meningkat karena lebih sedikit orang yang dibutuhkan jika mereka
terorientasi pada situasi kerja. Penjadwalan siklus merupakan salah satu cara
terbaik yang dipakai untuk memenuhi syarat distribusi waktu kerja dan
istirahat untuk pegawai. Pada cara ini dibuat pola waktu dasar untuk
minggu-minggu tertentu dan diulang pada siklus berikutnya. Jadwal
modifikasi kerja mingguan menggunakan shift 10-12 jam dan metode lain
yang biasa.

4. Directing (Pengarahan)
Pengarahan adalah hubungan antara aspek-aspek individual yang
ditimbulkan oleh adanya pengaturan terhadap bawahan-bawahan untuk
dapat dipahami dan pembagian pekerjaan yang efektif untuk tujuan
perusahaan yang nyata.
Tujuan pengarahan dalam manajemen keperawatan menurut Muninjaya
(1999) menyebut fungsi pengarahan ada lima yaitu:
1. Menciptakan tujuan kerja yang lebih efisien
Komunikasi antara atasan dan bawahan mungkin menjadi lebih
baik, efisiensi kerja dapat dicapai dengan baik dengan kontribusi
kepala ruang dalam menggerakkan bawahannya, misalnya melalui
pengawasan tindakan yang dilakukan kepala ruang berdampak pada
minimalnya kesalahan tindakan pada akhirnya dapat menghemat
bahan dan waktu jika terjadi kesalahan akibat dari tidak dilakukan
supervisi tindakan 2000 oleh kepala ruang.
2. Mengembangan keterampilan dan keterampilan staf
Supervisi, pendelegasian merupakan sebagian kegiatan terkait
dengan fungsi pengarahan. Kegiatan tersebut memberikan peluang

16
bagi bawahan untuk mengerjakan tugas sesuai dengan tanggung jawab
secara mandiri
3. Menumbuhkan rasa dan menyukai pekerjaan
Pengarahan yang dilakukan kepala ruang ketika perawat melakukan
kesalahan, memberi apresiasi saat kinerja baik akan meningkatkan
rasa memiliki dan melakukan kesalahan. pekerjaan
4. Mengusahakan suasana kerja yang dapat meningkatkan motivasi dan
prestasi kerja staf
Pemimpin yang baik adalah yang mampu menciptakan suasana
yang kondusif dan menciptakan hubungan interpersonal yang
harmonis, kepemimpinan yang adil merupakan kunci sukses dalam
memberikan motivasi kerja dan meningkatkan prestasi kerja perawat
pelaksana
5. Pengarahan bertujuan membuat organisasi berkembang lebih
Pengarahan yang dilakukan oleh kepala ruang akan menjadikan hal
yang bermanfaat bagi semua perawat sehingga akan mempermudah
semua perawat untuk mengembangkan diri dinamis pada akan
membuat organisasi berkembang lebih dinamis.
Pengarahan atau disebut juga penggerakan merupakan upaya yang
mempengaruhi staf agar melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan, agar dapat mengarahkan dan menggerakan bawahan maka
ada beberapa hal yang perlu dipahami dan diperhatikan oleh manajer.
Unsur-unsur itu adalah:
 Kepemimpinan
 Motivasi Motivasi menjadi tidak penting fungsi pengarahan dalam
latihan, karena kita tahu bahwa pelayanan memiliki kontribusi yang
besar terhadap mutu layanan. Rendahnya kinerja perawatan akan
mempengaruhi kualitas layanan, sebaliknya bila kinerja perawat baik
maka akan dapat meningkatkan mutu layanan. Kinerja perawat baik,
bukan bukan perawat ketika melakukan dan menyelesaikan tindakan
hanya secara rutin saja, tetapi yang terpenting adalah melakukan
tindakan yang dilakukan atau motivasi diri.
 Komunikasi merupakan hal penting dalam menggerakkan atau
mengarahkan bawahan. Penerapan komunikasi yang baik antara
manajer dan pelaksana, dapat menghindari persepsi salah

17
(missperception). Komunikasi dapat dilakukan secara vertikal (atas-
bawah) maupun horisontal (samping). Komunikasi yang baik adalah
komunikasi yang dilakukan secara terbuka antar dua orang atau lebih
untuk menyampaikan dan memberikan pesan yang berharga dari dan
keluar organisasi.
Kegiatan pengarahan
Berikut di bawah ini akan diuraikan 10 rambu-rambu kegiatan
pengarahan yang penting Anda ketahui menurut Douglas, yaitu:
 Tentukan tujuan pengarahan yang realistis
 Berikan prioritas pertama yang penting dan urgen
 Lakukan koordinasi dan efisien dengan unit kerja lain
 Identifikasi tanggung jawab semua pekerjaan agar semua staf bekerja
dengan benar dan adil
 Ciptakan budaya kerja yang aman dan suasana pendidikan
berkelanjutan agar selalu bekerja dengan keilmuan yang kokoh dan
terkini
 Timbulkan rasa percaya diri anggota yang tinggi, dengan memberikan
reward and punishment yang dan tegas
 Terjemahkan standar operasional prosedur yang mudah dibaca dan
dijelaskan agar memudahkan pekerjaan yang akan dilakukan staf
 Jelaskan prosedur keadaan jelas/force major baik terhadap pasien
maupun situasi gawat lainnya
 Berikan pengarahan yang sifatnya jelas, singkat dan tepat
 Gunakan manajemen kontrol yang baik untuk menilai kualitas layanan
secara teratur dan rutin

5. Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan faktor penting dalam keberhasilan
manajemen. Menurut Stogdill dalam Swanburg (2000), kepemimpinan
adalah suatu proses yang mempengaruhi aktivitas kelompok terorganisasi
dalam upaya menyusun dan mencapai tujuan. Gardner dalam Swanburg
(2000), menyatakan bahwa kepemimpinan sebagai suatu proses persuasi
dan memberi contoh sehingga individu (pimpinan kelompok) membujuk
kelompoknya untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan usulan
pimpinan atau usulan bersama. Seorang manajer yang ingin
18
kepemimpinannya lebih efektif harus mampu untuk memotivasi diri
sendiri untuk bekerja dan banyak membaca, memiliki kepekaan yang
tinggi terhadap permasalahan organisasi, dan menggerakkan (memotivasi)
staffnya agar mereka mampu melaksanakan tugas-tugas pokok organisasi.
Menurut Lewin dalam Swanburg (2000), terdapat beberapa macam gaya
kepemimpinan yaitu :
a. Autokratik
Pemimpin membuat keputusan sendiri. Mereka lebih cenderung
memikirkan penyelesaian tugas dari pada memperhatikan karyawan.
Kepemimpinan ini cenderung menimbulkan permusuhan dan sifat
agresif atau sama sekali apatis dan menghilangkan inisiatif.
b. Demokratis
Pemimpin melibatkan bawahannya dalam proses pengambilan keputusan.
Mereka berorientasi pada bawahan dan menitikberatkan pada
hubungan antara manusia dan kerja kelompok. Kepemimpinan
demokratis meningkatkan produktivitas dan kepuasan kerja.
c. Laissez faire
Pemimpin memberikan kebebasan dan segala serba boleh, dan pantang
memberikan bimbingan kepada staff. Pemimpin tersebut membantu
kebebasan kepada setiap orang dan menginginkan setiap orang senang.
Hal ini dapat mengakibatkan produktivitas rendah dan karyawan
frustasi.
d. Manajer perawat harus belajar mempraktekkan kepemimpinan
perilaku yang merangsang motivasi pada para pemiliknya,
mempraktekkan keperawatan professional dan tenaga perawat lainnya.
Perilaku ini termasuk promosi autonomi, membuat keputusan dan
manajemen partisipasi oleh perawat professional.

6. Controlling (Pengawasan)
Fungsi pengawasan atau pengendalian (controlling) merupakan fungsi
yang terakhir dari proses manajemen, yang memiliki kaitan yang erat
dengan fungsi yang lainnya. Pengawasan merupakan pemeriksaan terhadap
sesuatu apakah terjadi sesuai dengan rencana yang ditetapkan/disepakati,
instruksi yang telah dikeluarkan, serta prinsip-prinsip yang telah
ditentukan, yang bertujuan untuk menunjukkan kekurangan dan kesalahan

19
agar dapat diperbaiki (Fayol, 1998). Pengawasan juga diartikan sebagai
suatu usaha sistematik untuk menetapkan standard pelaksanaan dengan
tujuan perencanaan, merancang sistem informasi timbal balik,
membandingkan kegiatan nyata dengan standard yang telah ditetapkan
sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan,
serta mengambil tindakan yang digunakan dengan cara paling efektif dan
efisien dalam pencapaian tujuan perusahaan (Mockler, 2002).
Pengontrolan atau pengevaluasian adalah melihat bahwa segala sesuatu
dilaksanakan sesuai dengan rencana yang disepakati, instruksi yang telah
diberikan, serta prinsip-prinsip yang telah diberlakukan (Urwick, 1998).

BAB III
TINJAUAN SITUASI RUANG RAWAT

A. Deskripsi Ruang Rawat Inap


a. Latar Belakang
Angka kematian bayi khususnya neonatus yang merupakan indikator
setaus kesehatan saat ini di Indonesia masih sanggat tinggi. Jawa Barat
khususnya Kabupaten Karawang terutam RSUD Karawang ruang
Perinatologi. Perinatologi adalah ruang perawatan bayi dari 0 - 28 hari,
baik bayi sakit, bayi sehat,maupun bayi rujukan ataupun bayi kiriman
dari luar (Rumah sakit, Klinik bersalin dan sebagainya). Pelayanan
diruang Perinatologi berdasarkan tingkat /level yaitu pelayanan tinggkat
III/ level III dan pelayanan tingkat II/ level II.
b. Visi Ruangan Perinatologi
Pelayanan yang cepat tepat, aman dan prof ional demi mewujdkan
kesehatan dan keselamatan bayi,
c. Misi Ruangan Perinatologi
1. Memberikan pelayanan prima
2. Mengembangkan dan meningkatkan profesionalisme
3. Bekerja sesuai setandar

20
d. Falsafah Ruangan Perinatologi
1. Kecepatan dan ketaatan dlam memberikan pelyanan dapat
meciptakan kondisi bayi yang sehat.
2. Kebersamaan, saling percaya, saling, mendukung dan saling
menghargai merupakan kunci keberhasilan.
e. Tujuan
1. Terlakasananya pelayanan prima sehingga dapat menurunkan
angka kematian bayi
2. Meningkatkan kopetensi keperawatan
3. Tersedianya sarana dan prasarana sesuai setandar.
f. Motto
"Perawat cermat, bayi selamat"
g. Jumlah Tenaga Kesehatan di Ruang Perinatologi RSUD Karawang
NO JENIS PENDIDIKAN ∑
1 Ners/SI Keperawatan 7
2 D III Keperawatan 13
3 D III Kebidanan 8
4 Administrasi 1
Jumlah 29

h. Tingkat Ketergantungan Pasien Dan Kebutuhan Tenaga Perawat


Tingkat ketergantungan Jumlah kebutuhan tenaga
Tingkat ktg Jml PAGI SORE MALAM
pasien
Minimal -
Parsial -
Total 20 20x0,36= 7.2 20x0,36= 7.2 20x0,2= 4
Jumlah 20 7.2 7.2 4
7 7 4
Perhitungan ketenagaan dengan metode gillies
Rata-rata jumlah pasien di ruang perinatology ada 20 orang
Jumlah rata-rata perawat ada 19 orang/hari
Jumlah jam kerja 8 jam
Rumus :
AxBxC =F =H
(C – D ) x E G
7,25 x 20 x 365
( 365- 78) x 8
52.925
287 x 8
52.925
2.296

21
= 23,05 → 23 + 3
= 26

i. Kapasitas Ruangan Perinatologi


Kapasitas ruang Perinatologi berjumlah 41 termpat tidur, terdiri dari:
1. 4 bed untuk ruang NICU (Tingkat III/ level III)
2. 17 bed untukruang level IIB/Tingkat IIB
3. 10 bed untukruang level IIA / Tingkat IIA
4. 7 bed untuk ruang isolasi / penerimaan bayi luar
5. 3 bed untuk ruang isolasi covid/ penerimaan bayi dari dalam
dan luar RSUD
6. Terdapat 1 ruangan untuk perawatan metode kanguru

j. BOR Pasien
Berdasarkan pengkajian jumlah pasien ada sekitar 20-25 orang dan
BOR terisi sekitar 40-50%, jumlah tersebut mengalami penurunan
dikarenakan pandemic covid.

k. Struktur Ruangan Perinatologi

l. Uraian Tugas
1. Kepala Ruangan Perinatologi
Tugas Pokok

22
 Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan
di kamar Bayi (Perinatologi)
Fungsi Perencanaan
 Merencanakan jumlah,jenis peralatan keperawatan di kamar bayi
 Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan/asuhan
keperawatan yang akan diselenggarakan sesuai kebutuhan pasien
Fungsi pergerakan dan pelaksanaan
- Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan kamar Bayi
- Menyusun daftar dinas tenaga perawat sesuai kebutuhan dan
ketentuan yang berlaku
- Melaksanakan program orientasi bimbingan dan penilaian
kepada tenaga perawat baru
- Memberikan pengarahan dan motivasi kepada tenaga perawat
untuk melaksanakan asuhan keperawatan sesuai
ketentuan/standar
- Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada cara bekerja
sama dengan berbagai pihak yang terlibat dalam pelayanan di
kamar bayi
- Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di bidang
keperawatan antara lain melalui pertemuan ilmiah
- Mengenal jenis dan kegunaan barang/peralatan serta
mengusahakan pengadaannya sesuai kebutuhan pasien,agar
tercapai pelayanan optimal
- Menyusun permintaan rutin meliputi kebutuhan alat
kesehatan,obat dan barang lain yang dibutuhkan di kamar bayi
- Mendampingi dokter selama kunjungan keliling (visite dokter)
untuk memeriksa pasien dan mencatat program pengobatan serta
menyampaikan kepada staf untuk melaksanakannya
Fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian
- Mengawasi pelaksanaan peraturan atau ketentua prosedur yang
berlaku dalam lingkungan kamar bayi
- Mengawasi peserta didik dari institusi pendidikan untuk
memperoleh pengalaman belajar,sesuai tujuan program
pendidikan yang telah ditentukan

23
- Mengawasi kecukupan stok alat tenun,alat kesehatan,lembar
administrasi dan barang – barang lain yang dibutuhkan pasien
- Mengendalikan pendayagunaan alat – alat kesehatan serta obat –
obatan secara efektif dan efisie
- Mengawasi pelaksanaan sistem pencatatan dan pelaporan
kegiatan asuhan perawatan serta kegiatan lain di kamar bayi
- Bertanggung jawab atas terlaksananya program pengobatan
sesuai rencana dan advis dokter
- Melaporkan pertanggung jawaban dan evaluasi seluruh kegiatan
di kamar bayi
- Menilai dan mengevaluasi pelaksanaan tugas setiap perawat
pelaksana dikamar bayi
- Bertanggung jawab atas kelengkapan status keperawatan setelah
pasien pulang

2. Perawat / Bidan Pelaksana


Tugas Pokok
Dalam melaksanakan Tugasnya,Perawat pelaksana di ruang
Perinatologi mempunyai wewenang sebagai berikut:
- Meminta informasi dan petunjuk kepada atasan
- Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien/keluarga pasien
sesuai kemampuan dan batas kewenangannya
1) Membaca buku rawatan
2) Operan Komunikasi Efektif SBAR
3) Operan Pasien di ruang Perinatologi dan Ruang rawat gabung
4) Operan Alat dan Stok Obat
5) Mendampingi Dokter Visite
6) Memelihara kebersihan ruangan perinatologi dan lingkungannya
7) Memelihara peralatan keperawatan dan medis agar selalu dalam
keadaan siap pakai
8) Menerima pasien baru sesuai prosedur dan ketentuan yang
berlaku
9) Melengkapi Status rekam medik
10) Mencatat SOAPIER di Status Rekam Medik

24
11) Melakukan pengkajian keperawatan dan menentukan diangnosa
keperawatan, sesuai batas kewenangannya
12) Menyusun rencana keperawatan sesui dengan kemampuannya
13) Melakukan tindakan keperawatan kepada pasien sesuai
kebutuhan dan batas kemampuannya, antara lain:
14) Melaksanakan tindakan pengobatan sesuai program pengobatan
15) Memberi penyuluhan kesehatan kepada keluarga pasien
mengenai penyakit dan perawatan pasien
16) Membantu pasien dalam memberikan Asuhan sesuai yang
dibutuhkan
17) Melakukan tindakan darurat kepada pasien(Alergi susu sapi,
demam, kejang dan Apnea) sesuai SPO yang telah di
tentukan,selanjutnya segera melaporkan tindakan yang telah
dilakukan kepada dokter DPJP/dokter jaga
18) Melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan sesuai batas
kemampuannya
19) Mengobservasi kondisi pasien, selanjutnya melakukan tindakan
yang tepat berdasarkan hasil obsrevasi tersebut, sesuai batas
kemampuannya
20) Berperanserta dengan anggota tim kesehatan dalam membahas
kasus dan upaya meningkatkan mutu asuhan keperawatan
21) Melaksanakan tugas pagi, sore, malam dan hari libur secara
bergilir sesuai jadwal dinas
22) Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh kepala Unit
Perinatologi
23) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dibidang
keperawatan,antara lain melalui pertemuan ilmiah dan penataran
atas izin/persetujuan atasan

Jam Kerja
• Dinas Pagi : 8 jam ( pkl 7.00 – 15.00)
• Dinas Sore : 8 jam ( pkl 15.00 – 22.00)
• Dinas Malam : 8 jam (pkl 22.00-7.00).
Daftar dinas disusun berdasarkan tim, yang dibuat dalam 1 minggu
sehingga perawat & bidan sudah mengetahui dan mempersiapkan dirinya

25
untuk melakukan dinas. Pembuatan jadwal dinas perawat & bidan
dilakukan oleh kepala ruang pada hari terakhir minggu tersebut untuk
jadual dinas pada minggu berikutnya bekerja sama dengan ketua tim.
Setiap tim mempunyai anggota yang berdinas pada pagi, sore dan malam,
dan yang lepas dari dinas (libur) malam hari dan yang libur.

B. Analisis Hasil Kajian Fungsi Kepemimpinan dan Manajemen


Keperawatan (Data Hasil Wawancara & Observasi)
Hasil kajian tahapan proses manajemen yang dijalani di ruang perinatology
RSUD Karawang, yaitu:
1. Kepemimpinan
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan pada tanggal
07-11 Maret 2022 dapat disimpulkan bahwa konsep kepemimpinan
diruang perinatologi untuk mencapai tujuan dalam pekerjaan yaitu
menggunakan metode team karena untuk mempermudah dalam
menyelesaikan tugas dan kecepatan tindakan maka ruangan dalam
pelaksanaannya menggunakan metode TIM. Setiap pekerjaan
melakukan bersama dan ketua team selalu melaporkan ke kepala
ruangan. Kepala ruangan perinatologi selalu ikut terlibat dengan
perawat untuk melakukan tindakan karena diruang perinatologi
menggunakan shift jadi semua ikut terlibat untuk melakukan
tindakan.
2. Perencanaan
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan dapat
disimpulkan bahwa karu terlibat dalam membuat visi misi dan
penjumlahan dalam ketenagakerjaan di ruang perinatology. Kemudian
karu juga dilibatkan dalam penyediaan sarana dan prasarana yang
rusak.
3. Pengorganisasian

26
Dalam pengorganisasian ketika ada masalah/konflik yang berada di
ruang perinatologi tentunya karu langsung melaporkan atau koordinasi
dengan atasan ketika ada permasalahan besar maupun kecil.
4. Ketenagaan
Dalam fungsi ketenagaan di ruang perinatologi, karu selalu terlibat
dalam hal pengembangan tenaga kesehatan khususnya perawat
pelaksana yang berada di ruang perinatogi. Perawat diberikan
kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, yaitu
dengan rutin mengikuti pelatihan yang dikirimkan untuk DIKLAT.
5. Pengarahan
Dalam perencanaan karu mensosialisasikan standar komunikasi
terapeutik antar perawat dg pasien dan juga mengkoordinasi dengan
keluarga pasien yang datang dan kita selalu melakukan inform consent
untuk persetujuan tindakan apa yang akan di lakukan.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap kepala ruang di
Ruang perinatology di dapatkan hasil bahwa supervise selalu
dilakukan. Supervisi dari KASI-KARU dilakukan setiap bulan
tergantung penilaian. Kemudian supervisi dari KARU-KATIM
dilakukan setiap hari.Supervisi daru KATIM-PP dilakukan setiap hari.
6. Pengendaliaan
Dalam fungsi pengendalian, penilaian kinerja perawat dilakukan setiap
3 bulan. Seperti kedisiplin, performance, askep/dokumentasi dan ada
form khusus untuk menilai secara objektif setiap tenaga Kesehatan.
Metode yang digunakan di ruang perinatologi ketika karu melakukan
supervise yaitu kepala ruangan secara langsung face to face
melakukan suvervisi kepada perawat pelaksana, akan tetapi jika kepala
ruangan sedang melakukan tugas lain maka mengalihkan tugas kepada
penanggung jawab di setiap ruangan begitupun ketika ada pergantian
shift juga disupervisi kembali. Metode pendokumentasian yang
digunakan di ruangan perinatologi ketika melakukan asuhan
keperawatan yaitu menggunakan form ceklis sehingga ketika
melakukan asuhan keperawatan tinggal memberi tanda ceklis.

C. Analisis SWOT

27
Internal Kekuatan (Strenght) : Peluang (Opportunity) :

1. SDM terdiri dari 26 orang dengan 1. Terbukanya kesempatan


kebutuhan 19 orang. melanjutkan pendidikan
2. Didukung oleh tenaga pada program yang lebih
medis/dokter dan administrasi baik
3. Sudah adanya SOP dan SAK 2. Adanya kesempatan untuk
diruang perinatologi mengikuti pelatihan
4. Rumah sakit menyediakan keperawatan yang ada di
pelatihan kepada para perawat luar.
untuk meningkatkan 3. Adanya musyawarah antara
kompetensinya. Sehingga kepala ruangan dengan
kesempatan untuk mengupgrade perawat-perawat untuk
ilmu cukup terbuka. Pelatihan meningkatkan kemampuan
yang sering dilakukan ialah: EKG dan kompetensinya
dasar, ganti balut dan perawatan 4. Peluang perawat dalam
luka, service excellent, dan menjalankan visi misi yang
BTCLS sesuai dengan visi misi
5. Ruangan sudah memiliki visi misi yang ada diruangan
dan motto keperawatan Pangkalan
6. Penerapan keselamatan pasien 5. Adanya peluang dalam
sudah diterapkan diseluruh meningkatkan keselamatan
ruangan untuk mengurangi insiden pasien di RS
bagi pasien. Pengkajian risiko, 6. Adanya peluang dalam
identifikasi insiden, serta merealisasikan metode TIM
implementasi dan tindak lanjut didalam ruangan.
suatu insiden sudah teroganisir. 7. Adanya peluang mengikuti
Terdapat stiker penanda pasien pelatihan
resiko jatuh. 8. Terdapat mahasiswa yang
7. Sudah adanya bentuk sedang praktek belajar di
keorganisasian yang membentuk RSUD Karawang
TIM 9. Masih ada ruang kosong
8. Tersedia lembar penulisan standar yang bisa digunakan untuk
asuhan keperawatan memperluas.
9. Sudah terdapat struktur organisasi

28
di ruang perinatology
10. Merupakan rumah sakit
pemerintah tipe B non pendidikan
11. Gedung dan lahan milik sendiri
12. Lokasi yang strategis, berada di
pusat ibukota kabupaten
Karawang, dekat dengan pusat
perbelanjaan dan terminal
13. Tersedianya nurse station, wastapel
diruangan perawat, dan alat cuci
tangan kering disetiap ruangan
rawat inap. Tersedia kursi roda,
terdapat inventarisir alat medis
seperti ( ventilator, sipet, incubator
dan oksimetri).
14. Tersedia lembar kuesioner
kepuasan perawat dan pasien.

Eksternal Kelemahan (Weakness) : Tantangan (Threat) :

1. SAK belum dilakukan secara 1. Adanya evaluasi ruangan


optimal yang harus diperbaiki
2. Adanya miskomunikasi antara 2. Adanya tuntutan akan
perawat dengan karu (human pelayanan keperawatan
eror) yang lebih baik
3. Peralatan yang berada di ruangan 3. Pencairan dana sulit karena
masih kurang, akan tetapi untuk lama dalam penyediaan
di ruang NICU sudah lengkap. sarana dan prasarana.
(Ventilator kap 4, CPAP kap 10,
syring pump, inkubasi)

D. Analisis Sebab Akibat dengan Fishbone Diagram


1. Belum optimalnya fungsi pengorganisasian ruang perinatology terkait
kelengkapan administrasi dari keluarga pasien.

Man
29
Belum optimalnya respon keluarga pasien
terkait pendokumentasian

Belum optimalnya
fungsi
pengorganisasian
ruang perinatology
terkait
kelengkapan
administrasi dari
keluarga pasien.

2. Belum optimalnya fungsi pengendalian terkait


dengan pendokumentasian.

Man
Belum optimalnya pendokumentasian
yang dilakukan perawat

Belum optimalnya
fungsi
pengendalian
terkait dengan
pendokumentasian.

3. Belum optimalnya fungsi perencanaan terkait dengan kelengkapan peralatan


medis diruangan perinatalogi dan adanya alat yang rusak.

Man
Harus adanya kolaborasi antara dokter anak
dengan karu mengenai sarana dan prasarana
Belum
30 optimalnya fungsi
perencanaan
Material
Belum optimalnya kelengkapan medis
karena adanya alat yang rusak

b. Daftar Masalah dan Rumusan Masalah


1. Belum optimalnya fungsi pengorganisasian ruang perinatology terkait
kelengkapan administrasi dari keluarga pasien.
2. Belum optimalnya fungsi perencanaan terkait dengan kelengkapan
peralatan medis diruangan perinatalogi dan adanya alat yang rusak.
3. Belum optimalnya fungsi pengendalian terkait dengan
pendokumentasian.

c. Prioritas Masalah
No Masalah M S Mn Nc Af Skor Prioritas
1 Belum optimalnya fungsi
perencanaan terkait
dengan kelengkapan
5 5 4 4 4 1600 III
peralatan medis diruangan
perinatalogi dan adanya
alat yang rusak.
2 Belum optimalnya fungsi
pengendalian terkait 5 5 4 5 4 2000 II
dengan pendokumentasian.
3 Belum optimalnya fungsi 5 5 5 5 5 3125 I
pengorganisasian ruang
perinatology terkait
kelengkapan administrasi

31
dari keluarga pasien.

Keterangan :
1. Magnitude (M) : Kecenderungan dan seringnya kejadian masalah

2. Severity (S) : Besarnya kerugian yang di timbulkan

3. Manageable (Mn) : Bisa di pecahkan

4. Nursing consern (Nc) : Melibatkan perhatian dan pertimbangan perawat

5. Affordability (Af) : Ketersediaan sumber daya

Dengan rentang nilai 1-5 yaitu:


5 = sangat penting,
4= penting,
3= cukup penting,
2= kurang penting,
1= sangat kurang penting.

d. Plan Of Action
Rumusan Masalah 1 : Belum optimalnya fungsi pengorganisasian ruang
perinatology terkait kelengkapan administrasi dari keluarga pasien.
No Kegia Tuju Indikat Targe Med Wakt Temp Biay Penanggung
tan an or t ia u at a Jawab
Sasar
an
1 Meng Baik Semua Karu, Rua Jum’ Ruan Ibu Ns.
optim Karu, tenaga Katim ngan at, g Sumarsih S.kep
alkan Kati kesehat , / 11 Perin (Karu)
fungsi m, an seluru Virt Mare atalog
pengo dan diruan h ual t i
rganis pera g tenag Med 2022 melal
asian wat perinat a ia ui
ruang pelak alogi keseh (zzo media
perina sana dapat atan o virtua
talogi dapat mengik diruan Gme l
32
terkait mem uti g et, (Zoo
kelen aham refresh perina dll) m,
gkapa i konsep talogi lepto Gmee
n kons fungsi p, t, dll)
admin ep pengor mate
istrasi fungs ganisas ri,
dari i ian meto
kelurg peng de
a organ penu
pasien isasia gasa
n n

Rumusan Masalah 2 : Belum optimalnya fungsi perencanaan terkait


dengan kelengkapan peralatan medis diruangan perinatalogi dan adanya
alat yang rusak.
No Kegia Tuju Indikat Targe Med Wakt Temp Biay Penanggung
tan an or t ia u at a Jawab
Sasar
an
1 Memf Adan Semua Karu, Rua Jum’ Ruan Ibu Ns.
asilita ya tenaga Katim ngan at, g Sumarsih S.kep
si peren kesehat , / 11 Perin (Karu)
kelen canaa an Selur Virt Mare atalog
gkapa n diruan uh ual t i
n peme g tenag Med 2022
perala nuha perinat a ia
tan n alogi keseh (zzo
medis kebut dapat atan o
diruan uhan meman diruan Gme
g alat faatkan g et,
perina keseh alat perina dll)
talogi atan, kesehat talogi lepto
saran an p,
a dan secara mate
prasa optima ri,

33
rana l meto
alat de
keseh penu
atan gasa
dapat n
dima
nfaat
kan
secar
a
opti
mal

Rumusan Masalah 3 : Belum optimalnya fungsi pengendalian terkait


dengan pendokumentasian.
No Kegia Tuju Indikat Targe Med Wakt Temp Biay Penanggung
tan an or t ia u at a Jawab
Sasar
an
1 Meng Baik Semua Karu, Rua Jum’ Ruan Ibu Ns.
optim Karu, tenaga Katim ngan at, g Sumarsih S.kep
alkan Kati kesehat , / 11 Perin (Karu)
fungsi m, an Selur virtu Mare atalog
penge dan uh al t i
ndalia pera tenag (Zoo 2022 melal
n wat a m, ui
terkait pelak keseh Gme media
denga sana atan et, virtua
n dapat di dll) l
pendo meng Ruan (Zoo
kume opti g m,
ntasia malk perina Gmee
n an talogi t, dll)
pelak

34
sanaa
n
doku
ment
asi
dan
meng
evalu
asi
tinda
kan
pend
okum
entas
ian
keper
awat
an
sesua
i
deng
an
stand
ar
asuha
n
keper
awat
an

35
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengkajian data diruang perinatology memakai teknik wawancara dan dari hasil
analis ditemukan 3 masalah yang perlu dilakukan diruangan antara lain; Belum
optimalnya fungsi pengorganisasian ruang perinatology terkait kelengkapan
administrasi dari keluarga pasien, Belum optimalnya fungsi perencanaan terkait
dengan kelengkapan peralatan medis diruangan perinatalogi dan adanya alat yang
rusak,Belum optimalnya fungsi pengendalian terkait dengan pendokumentasian.

B. Saran

36
DAFTAR PUSTAKA

37

Anda mungkin juga menyukai