Anda di halaman 1dari 2

Nama : Aisha Alvanitadewi Ramadhania

NIM : 215060607111022
Kelas : Bahasa Indonesia 7FL

Hasil Resume Makalah Kelompok 3

Ejaan Bahasa Indonesia, Penggunaan Diksi, dan Istilah dalam Ragam Ilmiah

Bahasa negara adalah bahasa Indonesia. Hal tersebut tertuang dalam Undang-Undang Dasar
1945 Bab XV pasal 36. Sebagai bahasa resmi, bahasa Indonesia harus diterapkan dalam
kedihupan sehari-hari baik dalam situasi formal maupun nonformal. Selain itu bahasa
Indonesia memiliki fungsi sebagai bahasa pengantar dalam dunia pendidikan, mulai dari
jenjang sekolah dasar sampai jenjang perkuliahan. Dalam jenjang perkuliahan, tidak jarang
para mahasiswa melakukan kegiatan menyusun makalah atau menulis materi untuk
memenuhi tugas-tugas perkuliahan. Oleh karena itu, mahasiswa perlu mempelajari
pemakaian dan penulisan ejaan serta diksi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar.

Kaidah ejaan bahasa Indonesia yang baku adalah kaidah ejaan bahasa Indonesia yang
disempurnakan, sesuai dengan yang telah disepakati dan ditetapkan dalam Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD). Sejak tahun 2015, diberlakukan Ejaan Bahasa Indonesia (EBI), tetapi
tidak ada perubahan yang signifikan antara EYD dan EBI. Perubahan tersebut meilputi
penambahan diftong dan penghapusan fungsi huruf tebal dengan tujuan menyikapi
perkembangan zaman.

Dalam ejaan bahasa Indonesia, pemakaian dan penulisan huruf ejaan bahasa Indonesia
terbagi dalam beberapa jenis yaitu : huruf abjad, huruf vokal, huruf konsonan, huruf diftong,
gabungan huruf konsonan, huruf kapital, huruf miring, dan huruf tebal. Pemakaian dan
penulisan kata ejaan bahasa Indoneia, yaitu : kata dasar, kata berimbuhan, bentung ulang,
gabungan kata, pemenggalan kata, kata depan, partikel, singkatan dan akronim, angka dan
bilangan, kata ganti ku-, kau-, -ku, -mu, dan -nya, kata sangang si dan sang. Pemakaian tanda
baca : tanda titik, tanda koma, tanda titik koma, tanda titik dua, tanda hubung, tanda pisah,
tanda tanya, tanda seru, tanda epilepsis, tanda petik, tanda petik tungal, tanda kurung, tanda
kurung siku, tanda garis miring, dan tanda penyingkat atau apostrof. Penulisan unsur serapan
dalam bahasa Indonesia terbagi dalam dua kelompok besar, yaitu unsur asing yang
sepenuhnya belum terserap ke dalam bahasa Indonesia dan unsur asing yang penulisan dan
pengucapannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Penulisan unsur serapan
diusahakan agar ejaannya diubah seperlunya sehingga masih bisa dibandingkan dengan
bentuk asalnya.

Selanjutnya merupakan penjelasan mengenai penggunaan diksi dalam bahasa Indonesia.


Diksi atau pilihan kata adalah kemampuan  memilih kata untuk disusun menjadi kalimat
untuk disampaikan secara tertulis sesuai  denganejaan bahasa Indonesia yang mewakili
gagasan atau pikiran yang akan disampaikan. Diksi  digunakan dalam bahasa untuk
menciptakan keefektifan kegiatan untuk berbahasa.  Karena diksi digunakan untuk
menuangkan gagasan, pikiran dan keinginan pada orang lain. agar tidak terjadi salah tafsir
dalam pengiter pretasian kata. Bagi pembaca maupun  pendengar, diksi digunakan untuk
mewadahi gagasan, ide, dan informasi dari orang lain. Pemilihan kata merupakan bentuk
kalimat yang diucapkan dengan baik dan benar. pemilihan kata dapat digunakan dengan baik
sehingga dalam  mengucapkan kata akan dipahami bagi pendengar dengan konsep kata
diperjelaskan. Terdapat tiga syarat dalam pemilihan kata, yaitu tepat benar dan lazim. Diksi
juga terbagi dalam beberapa jenis, antara lain : denotasi, konotasi, kata abstrak, kata konkrit,
kata umum, kata khusus, kata ilmiah, dan kata serapan.

Pembahasan yang terakhir yaitu mengenai istilah dalam ragam ilmiah. Ragam bahasa ilmiah
merupakan bahasa dalam dunia pendidikan. Ragam bahasa ini dikenal juga dengan istilah
bahasa baku/standar. Ragam bahasa ilmiah memiliki ciri dan karakteristik yaitu kemantapan
dinamis dan kecendikiawan. Kemantapan dinamis berarti aturan dalam ragam bahasa ilimah
berlaku dengan mantap, tetapi terbuka dengan perubahan. Sedangkan kecendikiawan dapat
terlihat dalam penataan penggunaan bahasa seacara teratur, logis, dan masuk akal.  Secara
umum penggunaan bahasa dalam artikel ilmiah harus mengacu pada  sifat-sifat bahasa
meliputi sifat objektif, impersona, teknis, dan praktis. Penggunaan bahasa dalam bentuk
tulisan formal seperti karya tulis ilmiah harus  mengikuti syarat-syarat tertentu. Pertama,
secara morfologis bahasa dalam artikel ilmiah harus lengkap. Kedua, secara sintaksis bahasa
dalam artikel ilmiah harus lengkap yakni  memuat unsur-unsur subjek, predikat, dan objek
yang dinyatakan secara eksplisit. Ketiga, bahasa dalam artikel ilmiah harus tepat makna dan
tunggal arti. Keempat, bahasa dalam artikel harus mengikuti kaidah–kaidah sintaktik. Kelima,
bahasa artikel ilmiah harus padat isi dan bukan padat kata. Dengan demikian, ciri utama
bahasa tulisan cenderung menggunkan klausa  sederhana yakni klausa tunggal dengan
kepadatan leksikal tinggi.

Anda mungkin juga menyukai