KATA PENGANTAR
Penulis
i
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................1
C. Tujuan Makalah......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan..............3
B. Proses Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan......................5
C. Perencanaan Sumber Daya Manusia Pendidikan................................8
D. Penerimaan Sumber Daya Manusia Pendidikan.................................8
E. Orientasi dan Penempatan Sumber Daya Manusia Pendidikan........9
F. Pemberian Kesejahteraan Sumber Daya Manusia Pendidikan........10
G. Penilaian Kinerja Sumber Daya Manusia Pendidkan.......................11
H. Kenaikan Pangkat Sumber Daya Manusia Pendidikan....................11
I. Mutasi Sumber Daya Manusia Pendidikan........................................13
J. Pensiun (Pemutusan Hubungan Kerja) Sumber Daya Manusia
Pendidikan........................................................................................................13
K. Pengembangan Profesionalisme Guru................................................15
BAB III PENUTUP..............................................................................................18
A. Kesimpulan............................................................................................18
DAFTAR RUJUKAN..........................................................................................20
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Darmadi (2017:1) Peningkatan mutu pendidikan
merupakan sasaran pembangunan di bidang pendidikan nasional dan
merupakan bagian integral dari upaya peningkatan kualitas manusia
Indonesia secara menyuluruh. Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdeskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Menurut Gunawan dan Benty (2017: 267) Manajemen tenaga
pendidik dan kependidikan (manajemen sumber daya masnusia
pendidikan) sangatlah penting fungsinya bagi keberhasilan lembaga
pendidikan. Intisari manajemen sumber daya manusia adalah
mengaktualisasi bahwa manusia memiliki potensi dan kemampuan yang
dapat berkembang. Manajemen sumber daya manusia merupakan bentuk
pengakuan pentingnya anggota organisasi sebagai sumber daya yang dapat
mendukung tercapainya tujuan organisasi untuk menjamin bahwa mereka
dipergunakan secara efektif dan adil demi kepentingan organisasi,
individu, dan masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Sejalan dengan apa yang kami kemukakan dengan latar belakang
diatas, maka kami merumuskan masalah sebagai berikut :
a. Apa pengertian dari manajemen sumber daya manusia pendidikan?
b. Bagaimana proses manajemen sumber daya manusia pendidikan?
c. Bagaimana perencanaan sumber daya masnusia pendidikan?
d. Bagaimana penerimaan sumber daya manusia pendidikan?
e. Bagaimana orientasi dan penempatan sumber daya manusia
pendidikan?
1
2
2
3
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
4
5
5
6
6
7
7
8
8
9
9
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
Pensiun adalah tidak bekerja lagi karena masa tugas nya sudah selesai.
Pegawai yang pensiun lazim mendapatkan uang tunjangan yang diterima tiap-
tiap bulan oleh karyawan/pegawai sesudah ia berhenti bekerja atau oleh istri
(suami) dan anak-anaknya yang belum dewasa kalau ia meninggal dunia.
Pensiun diartikan sebagai jaminan hari tua dan sebagai balas jasa terhadap
PNS yang telah bertahun-tahun mengabdikan dirinya kepada negara, pensiun
diberikan kepada PNS sendiri, janda atau duda, anak atau orang tua PNS yang
bersangkutan.
Besarnya pensiun pegawai sebulan adalah 2,5% dari dasar pensiun
untuk tiap-tiap taun masa kerja, dengan ketentuan bahwa:
a. Penerimaan antara 40% s.d. 75% dari dasarcpensiun;
b. Bai PNS yang diberhentikan karena dinyatakan tidak dapat
bekerja lagi, sebesar 75% dari dasar pensiun;
c. Pensiun pegawai tidak boleh kuran dari gaji pokok terendah.
K. Pengembangan Profesionalisme Guru
Menurut Gunawan dan Benty (2017: 304) Pengembangan profesi guru
ialah upaya menambah pengetahuan, meningkatkan sikap, dan meningkaykan
keteraampilan guru, agar terus lebih baik setiap waktu. Pengembangan SDM pada
hakikatnya merupakan upaya peningkatan kualitas fisik dan kemampuan dimana
kualitas SDM ini menyangkut dua aspek, yaitu fisik (kualitas fisik) dan aspek
nonfisik(kualitas nonfisik).
Menurut Siagian (2003:221) dalam Gunawan dan Benty (2017;305)
ada lima sasaran dalam pengembangan karier pegawai,yaitu:
(1) Membantu pegawai dalam pengembangan karier masing-masing yang
pada gilirannya dapatr menumbuhkan loyalitas.
(2) Tersedinya kelompok pegawai yang memiliki potensi dan kemampuan
untuk dipromosikan dimasa yang akan datang.
(3) Membantu pelatih mengidentifikasi kebutuhan para pegawai dalam
pelatihan dan pembangunan.
(4) Perbaikan dalam prestasi kerja, peningkatan loyalityas, dan penumbuhan
motivasi dikalangan pegawai.
(5) Meningkatkan produktivitas dan mutu kekaryaan para pegawai.
15
16
Dalam Undang Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal
33 menyatakan tanggung jawab upaya pengembangan profesionalisme guru ini
merupakan kewajiban pemerintah dan pemerintah daerah. Yang berarti
pemerintah dan pemerintah daerah wajib membina dan mengembangkan
kualifikasi akademik dan kompetensi guru.
Menurut Gunawan dan Benty (2017;305) Guru sebagai tenaga professional
memiliki tugas yang wajib dilaksanakan berupa merencanakan dan melaksanakan
proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembibingan, dan
pelatihan, melakukan penelitian, membantu pengembangan dan pengelolaan
program sekolah serta mengembangkan profesionalitas
Guru juga harus memiliki kompetensi untuk bisa melaksanakan tugas-
tugasnya. Dalam peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standart
nasional pendidikan pasal 28 ayat 3 pada butir a, b, c, dan d yang menyatakan
bahwa kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah serta pendidikan anak usia dini yang meliputi:
(1) Kompetensi pedagogik, yaitu meliputi pemahaman guru terhadap peserta
didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar,
dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya.
(2) Kompetensi kepribadian, yaitu kemampuan personal yang mencerminkan
kepribadian yang mantab, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi
teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
(3) Kompetensi professional, yaitu penguasaan materi pembelajaran secara
luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata
pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materiny,
serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya.
(4) Kompetensi sosial, yaitu kemampuan guru untuk berkomunikasi dan
bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua/ali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
Menurut Gunawan dan Benty (2017: 311) Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP) merupakan wadah yang sesuai untuk melaksanakan pelatihan bagi
guru, karena memungkinkan untuk guru dapat bermusyawarah memecahkan
16
17
masalah yang dihadap oleh guru baik dalam penanganan siswa maupun dalam
kegiatan pembelajaran.
Menurut pendapat Achmad (2004) dalam Gunawan dan Benty (2017;311)
fungsi MGMP ialah:
(1) Meningkatkan mutu kompetensi profesionalisme guru
(2) Mengupayakan lokakarya, symposium dan sejenisnya.
Menurut Wijaya (2009) dalam Gunawan dan Benty (2017;313) ada empat tahapan
penting dalam perencanaan suksesi karier guru, diantaranya;
(1) Mengidentifikasi langkah karier guru.kepala sekolah harus mempunyai
wawasan yang luas tentang apa yang diinginkan karier guru, bakat
serta keterbatasan guru, serta nilai-nilai yang dimiliki oleh guru.
(2) Mengidentifikasi orientasi pekerjaan guru.terdapat enam tipe dalam
orientasi kepribadian dasar yaitu orientasi realistic, orientasi
penyelidikan, orientasi sosial, orientasi konvensional, orientasi
kewiraswastaan, dan orientasi artistic.
(3) Mengidentifikasi keterampilan guru. Terdapat dua faktor yang
mempengaruhi kemampuan guru yaitu keterampilan kedudukan
(keterampilan yang dibutuhkan untuk berhasil dalam menduduki
profesi guru), dan keterampilan kecerdasan.
(4) Mengidentifikasi jangka karier guru. Jangka karier guru merupakan
suatu poros yang disekelilingnya karier guru akan berputar.
17
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan-kesimpulan yang dapat ditarik dari makalah ini adalah sebagai
berikut:
Manajemen sumber daya manusi pendidikan adalah suatu rangaian sistem yang
terintegrasi yang bertujuan meningkatkan permorfansi SDM dengan
dimaksudkan agar dapat menyediakan dukungan yang sinergis bagi organisasi
untuk meningkatkan kemampuan mencapai tujuan secara efektf dan efisien dan
dapat melahirkan suatu inovasi baru.
Sebelum pelaksanaan dari proses manajemen sumber daya manusia
pendidikan, Kepala Sekolah sebagai manajer pendidikan harus menegetahui dan
memahami proses terlebih dahulu.
Perencanaan sumber daya manusia adalah suatu kegiatan penentuan kebijakan
dan perkiraan kebutuhan personalia untuk jangka waktu tertentu menurut bidang
yang sedang dikerjakan atau ditekuni dalam suatu organisasi.
Setelah melaksanakan perencanaan SDM langkah selanjutnya ialah proses
penerimaan SDM. Metode dalam perekrutan bisa dimulai dengan pemasangan
iklan yang berisikan prosedur pendaftaran, waktu pendaftaran dan test serta
syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh pelamar.
Orientasi bisa menjadi tanda tradisi bagi para lulusan baru menandai transisi
dan kehidupan sebagai siswa (mahasiswa) ke kehidupan sebagai pegawai (guru).
Tidak dipungkiri, beberapa orang didunia pendidikan merasa bahwa mengajar
bukanlah hal yang akan mereka lakukan sepanjang hidupnya. Bahkan sebagai
mereka ada yang pergi ke dunia pendidikan karena keterpaksaan.
Kesejahteraan social atau jaminan social merupakan bentuk pemberian
penghasilan, baik dalam bentuk materi maupun dalam bentuk non materi, yang
diberikan oleh lembaga kepada staf untuk selama masa pengabdiannya ataupun
setelah berhenti karena pensiun, lanjut usia dalam usaha memenuhi kebutuhan
materi maupun non materi kepada karyawan dengan tujuan untuk memberikan
semangat atau dorongan kerja kepada staf.
18
19
19
20
DAFTAR RUJUKAN
20
21
21