Anda di halaman 1dari 21

MANAJEMEN KEUANGAN SEKOLAH

MAKALAH
untuk memenuhi tugas mata kuliah
Dasar-Dasar Manajemen Pendidikan
yang diampu oleh Ibu Dra. Djum Djum Noor Benty, M.Pd dan Ibu Rochmawati,
S.Pd., M.Pd

Disusun oleh:
Diva Dzakira Imania NIM 190131601228
Dwi Arifianti NIM 190131601254
Eka Farida Nur Azizah NIM 190131601261

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI S1 ADMINISTRASI PENDIDIKAN
SEPTEMBER 2019
i

KATA PENGANTAR

Segala puji penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga pada kesempatan ini dapat menyelesaikan makalah dengan
judul “Manajemen Keuangan” tepat waktu. Dengan tanpa mengurangi rasa
hormat penulis ucapkan banyak terimakasih kepada Ibu Dra. Djum Djum Noor
Benty, M.Pd dan Ibu Rochmawati, S.Pd., M.Pd selaku dosen pengampu.

Makalah ini disusun dalam rangka untuk memenuhi tugas kelompok.


Dengan makalah ini mungkin dapat menambah wawasan mengenai mata kuliah
Dasar Dasar Manjemen Pendidikan. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan
makalah ini masih terdapat berbagai macam kendala, keterbatasan ilmu, dan
referensi. Oleh kerena itu, penulis harapkan untuk memberikan kritik dan
sarannya yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata dari penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Malang, 06 September 2019

Penulis

i
ii

DAFTAR ISI

halaman
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen Keuangan Sekolah............................................................3
B. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan Sekolah......................................................4
C. Sumber Dana Sekolah............................................................................................6
D. Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah..............................................................8
E. Pendistribusian Keuangan Sekolah.......................................................................10
F. Pelaksanaan Pembelanjaan dan Pembukuan Keuangan Sekolah..........................11
G. Pengawasan dan Pelaporan Keuangan Sekolah....................................................14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................................................17
DAFTAR RUJUKAN.....................................................................................................18

ii
1

BAB I
PENDAHULUAN
 
A. Latar Belakang
Manajemen keuangan sekolah adalah kegiatan mengelola,
merencanakan, mengorganisasi, melaksanakan dan mengawasi semua
kegiatan atau aktifitas keuangan sekolah. Pengelolaan keuangan secara umum
sebenarnya telah dilakukan dengan baik oleh semua sekolah. Hanya kadar
substansi pelaksanaanya yang beragam antara sekolah yang satu dengan yang
lainnya. Adanya keragaman ini bergantung kepada besar kecilnya tiap
sekolah, letak sekolah dan julukan sekolah. Pada sekolah-sekolah biasa yang
daya dukung masyarakatnya masih tergolong rendah, pengelolaan
keuangannya pun masih sederhana. Sedangkan, pada sekolah-sekolah biasa
yang daya dukung masyarakatnya besar, bahkan mungkin sangat besar, tentu
saja pengelolaan keuangannya cenderung menjadi lebih rumit.
Kecenderungan ini dilakukan karena sekolah harus mampu menampung
berbagai kegiatan yang semakin banyak dituntut oleh masyarakatnya. Dilatar
belakangi oleh permasalahan tersebut di atas, penulis menyusun sebuah
makalah yang membahas tentang pengelolaan manajemen keuangan sekolah

B. Rumusan Masalah
1.  Apa pengertian manajemen keuangan sekolah?
2.  Apa prinsip-prinsip manajemen keuangan sekolah?
3.  Apa maksud dari sumber dana sekolah?
4.  Bagaimana rencana kegiatan dan anggaran sekolah?
5.  Bagaimana pendistribusian keuangan sekolah?
6.  Bagaimana pelaksanaan pembelanjaan dan pembukuan keuangan
sekolah?
7.  Bagaimana pengawasan dan pelaporan keuangan sekolah?

C. Tujuan
1.  Mengetahui pengertian manajemen sekolah.

1
2

2.  Mengetahui prinsip-prinsip manajemen keuangan sekolah.


3.  Mengetahui maksud dari sumber dana sekolah
4.  Mengetahui rancangan kegiatan dan anggaran sekolah.
5.  Mengetahui pendistribusian keuangan sekolah.
6.  Mengetahui pelaksanaan pembelanjaan dan pembukuan sekolah.
7.  Mengetahui pengawasan dan pelaporan keuangan sekolah
 

2
3

BAB II
PEMBAHASAN 

A. Pengertian Manajemen Keuangan Sekolah


Secara historis manajemen telah mengalami perkembangan misalnya
pada Tahun 1940 sampai dengan 1950 manajemen ini mulai dipelajari lebih
luas dan kemudian mengalami pembaruan pada Tahun 1960 sampai dengan
1970. Manajemen ini kemudian mengalami perkembangan pesat pada Tahun
1970-an awal abad 21. Pengertian dari manajemen keuangan adalah segala
aktivitas organisasi yang berhubungan dengan bagaimana memperoleh
dana,menggunakan dana,dan mengelola aset sesuai dengan tujuan organisasi
secara menyeluruh. Menurut Maisyaroh (dalam Gunawan & Benty,
2017:346) manajemen keuangan sekolah adalah seluruh proses kegiatan yang
direncanakan dan dilaksanakan secara sengaja,serta pembinaan secara kontinu
terhadap biaya operasional sekolah sehingga kegiatan pendidikan lebih efektif
dan efisien serta dapat membantu pencapaian tujuan pendidikan. Kegiatan
pengelolan keuangan dimulai dari perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan pengawasan.
Keuangan organisasi tersebut merupakan aktivitas perencanaan yang di
bentuk dengan alasan mengkoordinir perkiraan pendapatan dan belanja serta
perencanaan keuangan organisasi. Suatu pengelolaan keuangan harus terbuka
untuk menghindari risiko penyalahgunaan kebijakan dan praktik korupsi.
Keterbukaan ini diutamakan dalam hal yang berkaitan dengan dana pungutan
masyarakat, khususnya dari orangtua peserta didik. Sekolah harus melakukan
analisis kebutuhan anggaran dan rencana secara strategis umtuk pembuatan
rencana peningkatan mutu. Sekolah juga diberi wewenang evaluasi
khususnya secara internal,yang dilakukan oleh warga sekolah untuk
memantau proses pelaksanaan dan evaluasi hasil program yang sudah
terlaksana dengan cara yang transparan.
Menurut Maisyaroh (dalam Gunawan & Benty, 2017:347) mengartikan
bahwa manajemen keuangan merupakan proses mengatur keuangan melalui
tenaga orang lain. Melalui manajemen keuangan inilah jalannya kegiatan

3
4

sekolah juga ditentukan. Menurut Lipham (dalam Gunawan & Benty,


2017:347) kegiatan manajemen keuangan sekolah adalah mendapatkan dan
menetapkan sumber pendanaan, pemanfaatan, pelaporan, pemeriksaan serta
pertanggungjawaban keuangan sekolah. Manajemen keuangan sekolah sendiri
merupakan tindakan pengurusan keuangan yang meliputi pencatatan,
perencanaan, pelaksanaan, serta pelaporan.
Menurut Suharsaputra (2010) manajemen keuangan merupakan aspek
yang tidak bisa dilepaskan dalam manajemen sekolah. Oleh karena itu,
manajemen keuangan sekolah pada dasarnya merupakan bagian dari
pembiayaan Pendidikan yang tercermin dari anggaran yang ditetapkan oleh
sekolah.
Menurut Fauzi & Kunci (1999) manajemen keuangan pendidikan
merupakan kegiatan pengurusan atau ketata usahaan keuangan meliputi
pencatatan, perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban dan pelaporan.
Menurut Adillah (2010) manajemen keuangan sekolah sangat penting dalam
hubungannya dengan pelaksanaan kegiatan sekolah.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen keuangan
sekolah adalah rangkaian aktivitas mengatur keuangan sekolah mulai dari
awal perencanaan sampai evaluasi tanggung jawab keuangan sekolah.
Manajemen keuangan sekolah adalah suatu sistem yang digunakan untuk
mengatur dan menyelenggarakan keuangan di sekolah yang harus
memperhatikan sistem perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
pengawasan.

B. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan Sekolah


Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 48 menyatakan bahwa
pengelolaan dana pendidikan berdasar pada prinsip keadilan, efisiensi,
transparansi, dan akuntabilitas publik, berikut penjelasannya:
1.  Prinsip keadilan berarti distribusi anggararan untuk pemenuhan
kebutuhan sekolah harus sesuai dengan program,kebutuhan, jenis dan
jenjang sekolah, dan pendapatan alternatif sekolah. Dapat disimpulkan

4
5

bahwa prinsip keadilan dalam pembiayaan adalah sekolah mendapat


jaminan yang sama sesuai dengan keadaan sekolah. Dengan adanya
prinsip keadilan kegiatan di sekolah mendapat alokasi sesuai dengan
jenis, cakupan dan tingkat kepentingan kegiatan.
2.  Prinsip efisiensi merupakan refleksi hubungan antar output dan input
yang bersifat kuantitas. Menurut Sunaryo (dalam Gunawan & Benty,
2017:351) efisiensi berkaitan dengan besarnya input untuk menghasilkan
output merupakan suatu hal pemborosan. Hal ini dapat dikatakan bahwa
efisiensi dapat diartikan suatu bentuk pengukur dan penguji yang bersifat
empiris antara input dan output. Efisiensi disyaratkan dengan seluruh
aktivitas dilaksanakan sampai titik manfaat sosial sama dengan biaya
sosial. Manfaat sosial merupakan manfaat yang dirasakan oleh seluruh
pengguna. Efisiensi secara tegas menunjukkan garis tegas pembatas
antara sejumlah biaya sesuai standar pembiayaan yang telah ditetapkan.
3.  Prinsip transparan menurut Imron (dalam Gunawan & Benty, 2017:351)
adalah keterbukaan dari penanggungjawab terhadap dana keuangan
pendidikan. Keterbukaan dari penanggungjawab penggunaan keuangan
pendidikan. Pengelolaan keuangan sekolah harus terbuka sehingga dapat
mengurangi potensi penyelewengan kebijakan serta praktik korupsi di
bidang pendidikan. Upaya transparansi keuangan sekolah dapat
menggunakan audit akuntan publik yang independen dan professional,
sehingga dapat meningkatkan kepercayaan pengelolaan keuangan
sekolah pihak yang terkait dapat meningkat.
4.  Prinsip akuntabilitas publik menurut Imron (dalam Gunawan & Benty,
2017:352) adalah pertanggungjawaban pemakai dana keuangan sekolah
kepada pihak yang memberikan dana yang dapat mempengaruhi
kepercayaan masyarakat kepada sekolah. Dalam penyusunan anggaran
terdapat prinsip:
a.   Berimbang, yaitu kesesuaian dana penerimaan dan pengeluaran.
b.  Komprehensif, yaitu dana dalam seluruh kegiatan akan dilaksanakan
harus tercantum dalam anggaran.

5
6

c.   Kemandirian, yaitu anggaran mengandalkan pendapatan negara


seperti pajak.
d.  Terperinci, yaitu anggaran disusun secara detail dan terperinci
dengan mencantumkan kode anggaran disetiap penerimaan dan
pengeluaran.
e.   Disipin anggaran, yaitu penyusunan anggaran harus sesuai dengan
jadwal yang ditentukan.
f.   Fleksibel, yaitu dimana anggaran masih bisa mengalami perubahan
baik penambahan maupun pengurangan.
g.  Prioritas, yaitu memprioritaskan alokasi dana pada progam yang
penting.
h.  Keterbukaan, anggaran harus dipublikasikan kepada semua pihak.
 
C. Sumber Dana Sekolah
Menurut Gunawan & Benty (2017) sekolah mempunyai banyak sumber
dana, baik dari pemerintah maupun pihak lain. Apabila dana dari masyarakat
atau dana lain dari pihak ketiga masuk kedalam sekolah harus disiapkan
sistem pengelolaan keuangan yang baik dan jujur. Berikut ini akan diuraikan
sumber pendanaan sekolah.
1. Sumber Dana dari Pemerintah
Pemerintah memberikan dana kepada sekolah dengan beberapa cara
diantaranya:
a. Hibah dan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
b. Membayar gaji guru.
c. Memberikan sekolah bantuan bahan dan perlengkapan untuk
penggalangan dana.
d. Memberikan dana untuk perbaikan bangunan sekolah.
Sekolah dalam usaha memperoleh dana dari pemerintah harus
menyiapkan proposal terlebih dahulu untuk menggambarkan kebutuhan
sekolah. Dana BOS dialokasikan untuk kepentingan siswa secara tidak
langsung kepada sekolah. Menurut Bappenas (dalam Gunawan & Benty,
2017:358) sekolah yang telah mendapatkan dana BOS harus

6
7

menggratiskan biaya-biaya sekolah seperti, pembayaran formulir


pendaftaran, buku pelajaran pokok, buku perpustakaan, biaya
pemeliharaan, ujian sekolah, ulangan umum dan ulangan harian umum.
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun
2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaran Pendidikan Bab X
Paragraf 2 mengenai Kerja Sama Pengelolaan Pendidikan, menyebutkan
bahwa lembaga asing dapat mendanai sekolah yang sifatnya tidak
mengikat, hibah dari lembaga asing digolongkan kedalam sumber dana
pemerintah karena pemberian dana selalu melalui pemerintah dahulu.
2. Sumber Dana dari Orang Tua Peserta Didik
Orang tua sangat berkontribusi dalam pendanaan sekolah karena
pemerintah belum sepenuhnya mampu dalam hal pendanaan sekolah.
Orang tua secara tidak langsung bertindak sebagai penjamin mutu
kelangsungan pendidikan peserta didik di sekolah. Sumber dana orang
tua bisa berupa Sumbangan Pembiayaan Pendidikan (SPP), sumbangan
dari komite dan sumbangan sukarela.
3. Sumber Dana dari Masyarakat
Masyarakat dapat membantu menggalang dana untuk sekolah yang
sifatnya sukarela serta tidak melanggar aturan serta tidak ada tekanan
dari sekolah. Masyarakat bisa membantu pendanaan sekolah, contohnya
pengusaha yang berkontribusi dalam pengembangan sekolah melalui
bantuan yang bisa materi atau non materi.
4. Sumber Dana Minnor
Sumber dana minor sekolah mencakup dana yang didapat dari hasil
lelang dan laba unit usaha. Sekolah dapat melelang barang sekolah yang
sudah tidak dipakai kepada masyarakat yang dalam prosesnya tetap
berpedoman pada peraturan sehingga dalam penerimaan hasil lelang
tidak mengalami cacat hukum. Sekolah juga mencari dana melalui
sumber alternatif seperti menggalang dana, mengadakan pameran, bazar,
dan festival/ lomba yang bisa untuk menarik sponsor. Selain itu ada
beberapa kegiatan mandiri yang bisa dilakukan oleh sekolah untuk
mendapatkan dana yaitu: (1) pengelolaan kantin sekolah; (2) 

7
8

pengelolaan koperasi sekolah; (3) pengelolaan telepon atau warung


internet; (4) pengelolaan jasa antar jemput siswa; (5) panen kebun
sekolah; (6) membuat kegiatan menarik untuk menarik sponsor; (7)
kegiatan seminar/ pelatihan/ lokakarya; (8) penyelenggaraan lomba
melalui biaya dari siswa/ sponsor yang sebagian dananya bisa disisihkan. 
Berdasarkan laporan anggaran dana pada umumnya, sumber dana
sekolah berasal dari beberapa sumber seperti: (1) SPP yang diperoleh
dari siswa pada tiap bulan; (2) bantuan operasional sekolah (BOS); (3)
donatur yaitu dana sumbangan dari orang tua atau wali siswa secara
sukarela dan swadaya masyarakat. Setelah dana yang dibutuhkan
terpenuhi lalu dilanjutkan dengan menyusun RKAS secara profesional
dan transparan agar tidak menimbulkan kecurigaan alokasi dana baik dari
masyarakat ataupun pemerintah. 

D. Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah


Menurut Gunawan & Benty (2017:362) perencanaan keuangan sekolah
adalah menganalisis dana yang tersedia dan yang mungkin dapat
menghasilkan pendapatan dari berbagai kegiatan yang disesuaikan dengan
Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) baik pengembangan jangka pendek
maupun jangka panjang. Untuk dapat menghasilkan perencanaan keuangan
yang strategis diperlukan kajian cermat tentang evaluasi lembaga yang
bersangkutan, visi, misi, tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Selain
memperhatikan program pengembangan sekolah,perencanaan keuangan
sekolah juga mengarah pada penyelenggaraan pendidikan secara keseluruhan.
Kegiatan yang direncanakan terkait dengan tersedianya waktu, adanya
tenaga dan jumlah dana tersedia atau yang bisa diupayakan untuk memenuhi
kebutuhan sesuai hasil analisis yang dibutuhkan. Anggaran yang dibutuhkan
untuk penyelenggaraan kegiatan harus tercantum dalam proposal anggaran
pembiayaan sekolah mencakup: (1) deskripsi fungsi program kegiatan yang
akan dilaksanakan; (2) objektivitas fungsi program dan kegiatan sekolah; (3)
jumlah data tentang input dan output tentang fungsi program dan kegiatan
sekolah; (4) menyajikan kegunaan anggaran dalam peningkatan dan

8
9

penurunan pada semua bagian sekolah; (5) menggunakan metode cost benefit
dalam pelayanan analisis sistem dan biaya-kegunaan; (6) data pengeluaran
dan pemasukan tiap bagian,tugas dan fungsi,objek pengeluaran.
Menurut Utari (dalam Gunawan & Benty, 2017:366) RKAS merupakan
rencana biaya dan pendanaan program atau kegiatan secara rinci untuk satu
tahun anggaran. RKAS adalah dokumen anggaran sekolah resmi yang
disetujui kepala sekolah atau disahkan oleh Dinas Pendidikan setempat (untuk
sekolah negeri) atau penyelenggara pendidikan/ yayasan (bagi sekolah
swasta. RKAS yang telah disahkan hanya berlaku untuk satu tahun ajaran
yang akan datang dengan memuat pendapatan dan belanja (pengeluaran).
RKAS tidak boleh menyimpang dari RPS maupun rencana strategis supaya
tujuan-tujuan yang sebelumnya terencana dalam tujuan besar RPS dapat
tercapai. Penyusunan RKAS harus memperhatikan asas anggaran yaitu: (1)
asas kecermatan adalah memperkirakan anggaran secara teliti agar terhindar
dari kekeliruan dalam penghitungan; (2) asas terinci adalah menyusun
anggaran yang dirinci dengan baik agar menghasilkan rencana kerja yang
jelas; (3) asas keseluruhan adalah anggaran yang sudah direncanakan harus
mencakup semua aktivitas keuangan sekolah secara menyeluruh; (4) asas
keterbukaan adalah semua pihak yang terkait sumber pembiayaan sekolah
juga memonitor aktivitas yang tertuang dalam penyusunan anggaran; (5) asas
periodik yaitu anggaran yang diajukan memiliki jangka waktu yang jelas; (6)
asas pembebanan yaitu dasar pembukuan pengeluaran dan penerimaan. 
Menurut Gunawan & Benty (2017:370) Langkah-langkah penyusunan
RKAS secara ringkas, yaitu:
1. Inventarisasi kegiatan untuk tahun yang akan dating, baik kegiatan
rutin maupun kegiatan pembangunan atau pengembangan berdasar
evaluasi pelaksanaan pada kegiatan tahun sebelumnya, analisis
kebutuhan tahun berikutnya dan masukan dari seluruh warga sekolah
maupun komite sekolah.
2. Inventarisasi sumber pembiayaan baik dari rutin maupun
pengembangan.
3. Penyusunan Rencana Kegiatan Sekolah (RKS).

9
10

4. Penyusunan Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah (RKAS).

E. Pendistribusian Keuangan Sekolah


Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Pengelolaan Pendidikan Bab IX Pasal 62 pembiayaan
pendidikan meliputi biaya investasi, biaya operasi, dan biaya personal. Biaya
investasi yaitu meliputi biaya sarana dan prasarana, pengembangan sumber
daya manusia (SDM). Biaya operasi meliputi gaji serta tunjangan pendidik
dan tenaga kependidikan, bahan dan peralatan pendidikan yang habis dipakai
lalu biaya operasi tidak langsung seperti daya listrik, air, jasa telekomunikasi,
pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi,
pajak dan asuransi. Biaya personal merupakan biaya yang mencakup biaya
pendidikan yang dikeluarkan oleh peserta didik untuk mengikuti
pembelajaran. Pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional sekolah
diputuskan oleh komite dan ditetapkan oleh kepala sekolah dengan
persetujuan dari dinas pendidikan yang kemudian harus disosialisasikan
kepada seluruh warga sekolah untuk menghasilkan pengelolaan dana secara
transparan dan akuntabel. 
Menurut Gunawan & Benty (2017:372) alokasi dana adalah sejumlah
dana yang digunakan berdasarkan prioritas kegiatan. Sekolah harus menyusun
prioritas penggunaan dana secara cermat serta tepat sasaran. Setelah RKAS
disetujui oleh pihak berwenang lalu sekolah melaksanakan tahap kegiatan
yaitu melaksanakan, memantau, dan mengendalikan anggaran sekolah. Pada
umumnya alokasi penggunaan dana sekolah dapat digunakan untuk: (1) gaji
pegawai; (2) belanja pemeliharaan; (3) belanja daya dan jasa; (4) belanja
barang; (5) program unggulan; (6) peningkatan mutu; (7) kesiswaan; (8)
administrasi; (9) sarana dan prasarana; (10) kegiatan perjalanan dinas; (11)
koordinasi dengan instansi lain; (12) insentif guru tetap; (13) biaya
operasional dewan sekolah; (14) pengembangan sekolah; (15) cadangan; (16)
dan lain-lain. Ketepatan alokasi pendidikan pada dasarnya untuk mencapai
keefektifan dan efisiensi pengelolaan pendidikan yang berkaitan dengan
penyediaan sarana dan prasarana, seperti tanah, bangunan, laboratorium,

10
11

perpustakaan, media belajar, proses pembelajaran, dan pelayanan


administratif untuk menunjang jalannya proses pembelajaran dengan baik.
Menurut Gorton & Schnelder (dalam Gunawan & Benty, 2017:367)
untuk mewujudkan ketepatan alokasi dana pendidikan di sekolah harus
didukung dengan sumber esensial yang terkait yaitu: (1) SDM yang kompeten
dan memiliki wawasan luas; (2) tersedia informasi akurat dan tepat waktu
untung menunjang pembuatan keputusan; (3) menggunakan manajemen dan
teknologi yang tepat dalam perencanaan; (4) tersedianya dana yang memadai
untuk menunjang pelaksanaan. 
F. Pelaksanaan Pembelanjaan dan Pembukuan Keuangan Sekolah
Menurut Gunawan dan Benty (2017:377) Sekolah telah menetapkan
RKAS sebagai anggaran sekolah lalu melakukan pembelanjaan keperluan
sekolah dan setiap melakukan transaksi harus dicatat dalam pembukuan
sebagai laporan keuangan sekolah. Jadi pembelanjaan kebutuhan sekolah
harus tercatat dan sesuai dengan benar karena apabila terjadi kesalahan akan
ada bukti tertulis.
1. Pembelanjaan Keuangan Sekolah
Pelaksanaan pembelanjaan keuangan sekolah sesuai dengan
perencanaan sebelumnya yang telah ditetapkan. Pembukuan uang/ dana
yang masuk dilakukan secara cermat dan efisien. 
Pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan Bab IX Pasal 62 menyebutkan standar pembiayaan
meliputi:
a. Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi dan
biaya personal 
b. Biaya investasi satuan pendidikan meliputi biaya penyediaan sarana
dan prasarana, pengembangan sumber daya manusia, dan modal
kerja tetap
c. Biaya personal meliputi biaya pendidikan yang harus benar, efektif,
dan efisien.
d. Biaya operasi satuan pendidikan meliputi:
1) Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan.

11
12

2) Bahan atau peralatan pendidikan habis pakai


3) Biaya operasi pendidikan tak langsung
e. Standar biaya operasi satuan pendidikan ditetapkan dengan peraturan
Menteri berdasarkan usulan Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP).
2. Penyelenggaraan Pembukuan Keuangan Sekolah
Peraturan yang perlu dipahami dalam pengelolaan keuangan
sekolah menurut Direktorat Tenaga Kependidikan (dalam Gunawan &
Benty, 2017:380) adalah sebagai berikut.

Tabel 2.1 Peraturan Pengelolaan Keuangan

No Sumber Peraturan Keterangan


.

1. Undang-Undang Dasar Undang-undang Dasar 1945 

2. Undang-Undang  Undang-undang Nomor 20 Tahun 1997


tentang PNBP
 Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara
 Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara

3. Peraturan Pemerintah  Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1997


tentang Jenis dan Penyetoran PNBP
 Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1999
tentang Tata cara Penggunaan Sebagian Dana
PNBP yang Bersumber dari Kegiatan Tertentu
 Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2004
Tentang Tata cara Penyetoran Rencana dan
Pelaporan Realisasi PNBP

4. Peraturan Presiden Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2007 tentang


Perubahan Ketujuh Atas Keputusan Presiden Nomor
80 Tahun 2003 Tentang Pedoman Pelaksanaan

12
13

Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah

5. Peraturan Menteri Peraturan Menteri Keuangan Nomor 55/PMK.02/2006


Keuangan  tentang Petunjuk dan Pengesahan Rencana Kerja dan
Anggaran Kementrian Negara/ Lembaga (RKA-KL)

Menurut Gunawan & Benty (2017:380) berdasarkan pada peraturan


yang ada, maka kepala kantor, satuan kerja, pimpinan proyek,
bendaharawan, dan orang atau badan yang menerima, menguasai uang
negara wajib menyelenggarakan pembukuan. Pembukuan setiap transaksi
yang berpengaruh terhadap penerimaan dan pengeluaran uang wajib
dicatat oleh bendaharawan dalam buku kas. Buku Kas berupa Buku Kas
Umum (BKU) dan Buku Kas Pembantu (BKP). BKU merupakan buku
harian yang digunakan untuk mencatat semua penerimaan dan
pengeluaran uang atau yang disamakan dengan uang. BKP merupakan
buku harian yang digunakan untuk membantu pencatatan semua
penerimaan dan pengeluaran uang menurut jenis sumber pembiayaan.
Pencatatan di BKU dan BKP dilakukan sepanjang waktu setiap ada
pemasukan dan pengeluaran uang. BKU dan BKP ditutup setiap akhir
bulan atau sewaktu-waktu bila diperlukan.
Sebagai penunjang terlaksananya pengelolaan keuangan yang baik,
menurut Gunawan dan Benty (2017:381) kepala sekolah hendaknya
memperhatikan hal-hal berikut:
1. Perlengkapan administrasi keuangan. sekolah memiliki tempat
khusus untuk menyimpan perlengkapan administrasi keuangan,
memiliki alat hitung, dan memiliki buku-buku yang dibutuhkan.
2. Sekolah memiliki RKAS yang telah disahkan oleh kepala sekolah,
ketua komite sekolah, serta pejabat yang berwenang misalnya kepala
dinas pendidikan
3. Pengadministrasian keuangan. sekolah memiliki catatan logistik
(keuangan dan barang) sesuai dengan mata anggaran dan sumber
dana masing-masing, sekolah memiliki buku setoran ke bank/
yayasan, memiliki daftar penerimaan gaji guru dan tenaga kerja

13
14

lainnya, dan sekolah memiliki laporan keuangan triwulan dan


tahunan.
Agar pencatatan keuangan berjalan dengan baik maka setiap
lembaga pendidikan memiliki seorang pengatur keuangan atau yang
disebut bendaharawan. Tugas bendaharawan menurut Gunawan dan
Benty (2017:382) adalah menerima, menyimpan, dan membayar atau
menyerahkan uang maupun kertas berharga. Setiap sekolah memiliki
beberapa bendaharawan. Menurut objeknya terdapat dua macam
bendaharawan, yaitu bendaharawan uang dan bendaharawan barang.
Bendaharawan uang membukukan keuangan sesuai dengan sumber yang
diterima di sekolah, sedangkan bendaharawan barang bertugas menerima
pembelian barang dan barang habis pakai contoh alat tulis kantor.
Bendaharawan menurut sifat tugasnya terdapat dua jenis, yaitu
bendaharawan umum dan bendaharawan khusus. Bendaharawan umum
adalah bendaharawan yang diserahi tugas pengurusan kebendaharaan
penerimaan dan pengeluaran. Bendaharawanan khusus adalah
bendaharawan yang diserahi tugas pengurusan kebendaharawanan uang
di setiap instansi yang memiliki anggaran. Bendarahawanan khusus
terdiri dari bendaharawan khusus penerimaan dan bendaharawan khusus
pengeluaran.

G. Pengawasan dan Pelaporan Keuangan Sekolah


Pengawasan keuangan di sekolah dilakukan oleh kepala sekolah dan
instansi vertikal di atasnya, serta aparat pemeriksa keuangan pemerintah.
kegiatan pengawasan pelaksanaan anggaran menurut Direktorat Tenaga
Kependidikan (dalam Gunawan & Benty, 2017:383) dilakukan dengan
maksud untuk mengetahui:
1. Kesesuaian pelaksanaan anggaran dengan ketentuan hasil yang telah
ditetapkan dengan prosedur yang berlaku.
2. Kesesuaian hasil yang dicapai baik di bidang teknis administratif maupun
teknis operasional dengan peraturan yang ditetapkan.

14
15

3. Kemanfaatan sarana yang ada (manusia, biaya, perlengkapan, dan


organisasi) secara efisien dan efektif.
4. Sistem yang lain atau perubahan sistem guna mencapai hasil yang lebih
sempurna.
Tujuan pengawasan keuangan menurut Gunawan & Benty (2017:383)
adalah untuk menjaga dan mendorong agar:
1. Pelaksanaan anggaran dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah
digariskan.
2. Pelaksanaan anggaran sesuai dengan peraturan instruksi serta asas - asas
yang telah ditentukan.
3. Kesulitan dan kelemahan bekerja dapat dicegah dan ditanggulangi atau
setidaknya dikurangi.
4. Pelaksanaan tugas berjalan efisien, efektif, dan tepat waktu  
Pemeriksaan kas menurut Gunawan & Benty (2017:384) adalah suatu
tindakan membandingkan antara keadaan yang sebenarnya dengan keadaan
yang seahurusnya. menurut Direktorat Tenaga Kependidikan menyatakan
petugas pemeriksaan harus memiliki persyaratan yaitu:
1. Integritas, yakni kepribadian yang dilandasi unsur kejujuran, keberanian,
kebijaksanaan, dan bertanggung jawab sehingga menimbulkan rasa
percaya dan hormat.
2. Objektivitas, yakni kemampuan untuk menyampaikan apa adanya tanpa
dipengaruhi pendapat pribadi.
3. Keahlian, yakni kemampuan khusus yang dimiliki seseorang yang diakui
mampu dalam teori dan praktek untuk melaksanakan tugas
4. Kemampuan teknis, yaitu kesanggupan dan kecakapan seseorang dalam
melaksanakan tugas.

Prosedur pemeriksaan kas menurut Direktorat Tenaga Kependidikan


dalam Gunawan & Benty, 2017:386) meliputi:
1. Pemeriksa memperlihatkan surat tugas dan tanda bukti diri yang
diperlihatkan kepada bendaharawan yang bersangkutan.

15
16

2. Melaksanakan penghitungan semua isi brankas dihadapan bendaharawan


(kas tunai dan surat berharga yang diizinkan), serta bukti dokumen
mengenai uang yang ada di bank dilengkapi bukti saldo rekening koran.
3. Melakukan penutupan buku kas umum untuk menetapkan saldo ka.s
4. Membuat berita acara pemeriksaan kas yang merupakan hasil kas opname
dan penjelasan jika ditemukan perbedaan kas yang ditandatangani oleh
pemeriksa dan bendaharawan.
5. Mengisi daftar pemeriksaan kas pada halaman terakhir buku kas umum.
Menurut Gandhi (2015) tentang kegiatan audit adalah It is often noticed
that these two agencies carry out their responsibility without any preset
accounting standards. The entire task of auditing the accounts and financial
management of educational institutions is taken very lightly. The control over
effective utilization of scarce resources is often diluted. There are defiantly
gaps in accounting practices in mainly educational institutions universities
and colleges. It is unfortunate to state that there is no transparency in
financial.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

16
17

Manajemen keuangan sekolah adalah rangkaian aktivitas mengatur


keuangan sekolah mulai dari awal perencanaan sampai evaluasi tanggung
jawab keuangan sekolah. Manajemen keuangan sekolah merupakan suatu
sistem yang digunakan untuk mengatur dan menyelenggarakan keuangan di
sekolah yang harus memperhatikan sistem perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan pengawasan. pengelolaan dana pendidikan berdasar pada
prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik. Sumber
dana sekolah berasal dari dana dari dana pemerintah,dana dari
masyarakat,dana dari orangtua peserta didik,dan dana minor yang berasal dari
hasil lelang dan laba unit usaha.
Perencanaan keuangan sekolah adalah menganalisis dana yang tersedia
dan yang mungkin dapat menghasilkan pendapatan dari berbagai kegiatan
yang disesuaikan dengan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) baik
pengembangan jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk dapat
menghasilkan perencanaan keuangan yang strategis diperlukan kajian cermat
tentang evaluasi lembaga yang bersangkutan, visi, misi, tujuan jangka pendek
dan jangka panjang. Pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional
sekolah diputuskan oleh komite dan ditetapkan oleh kepala sekolah dengan
persetujuan dari dinas pendidikan yang kemudian harus disosialisasikan
kepada seluruh warga sekolah untuk menghasilkan pengelolaan dana secara
transparan dan akuntabel. Pengawasan keuangan di sekolah dilakukan oleh
kepala sekolah dan instansi vertikal di atasnya, serta aparat pemeriksa
keuangan pemerintah. Pengawasan harus berdasarkan syarat integritas,
obyektivitas, keahlian, dan kemampuan teknis.

DAFTAR RUJUKAN

Adillah, G. 2016. “Manajemen Keuangan Sekolah.” Manajer Pendidikan 10(4):


343–46. (Online),

17
18

(https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/01/18/konsep-dasar-
manajemen-keuangan-sekolah/, diakses 11 November 2019).
Gandhi, M. M. 2015. “Financial Management of Higher Educational Institutions-
with Reference to Financing, Pricing, Accounting Standards and Gaps in
Practices in Universities and Colleges.” International Journal of Higher
Education Management (IJHEM) 1(2): 33–45. (Online),
(www.ijhem.abrmr.com, diakses 11 November 2019).
Gunawan, I. & Benty, D. D. N. 2017. Manajemen Pendidikan Suatu Pengantar
Praktik. Bandung: Alfabeta.
Komariah, N. 2018. “Konsep Manajemen Keuangan Pendidikan.” Jurnal Al-
Afkar VI(1). (Online), (http://ejournal.fiaiunisi.ac.id/index.php/al-
afkar/article/view/192/161, diakses 11 November 2019).
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar
Pengelolaan Pendidikan. (Online), (https://www.unm.ac.id/files/surat/pp-19-
tahun-2005-ttg-snp.pdf, diakses 11 November 2019).
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 Tentang
Pengelolaan Dan Penyelenggaran Pendidikan. (Online),
(http://luk.staff.ugm.ac.id/atur/PP17-2010Lengkap.pdf, diakses 11 November
2019).
Suharsaputra, U. 2010. Administrasi Pendidikan. Bandung: PT Refika Aditama.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. (Online), (http://luk.staff.ugm.ac.id/atur/UU20-
2003Sisdiknas.pdf, diakses 11 November 2019).

18

Anda mungkin juga menyukai