Anda di halaman 1dari 54

Pra and Intra Hospital Management

For Trauma
PUJI RAHARJA SANTOSA
Tak kenal maka tak sayang...
Puji Raharja Santosa
Yogyakarta
pujiraharjasantosa@gmail.com

Mobile phone :
0813 15 43 73 29
Apa yang akan anda lakukan?
Perlu diingat...
Kegawatdaruratan sehari – hari atau bencana, basis
utama penanganan :
 1. Triage

 2. Primary survey
 3. Secondary survay
 4. Stabilisasi
 5. Transfer (on going team)
 6. Definitive care (rumah sakit)
SEJARAH TRIAGE
• “Flying Ambulance”, di Mesir
• Tujuan triage : the right
patient to the right
hospital by the right
ambulance at the right
time.
• Do the most for the most
 Triage = triase
 Trier (perancis) = to sort =
tempat dilakukan pemilahan;
memilah
 Dominique Larrey (dokter
masa Napoleon Bonaparte)

Pusponegoro, 2015
Hakikat Triage
 Sistem untuk memudahkan  Triage dilakukan berdasarkan :
petugas mengenali korban.  Airway, breathing, circulation,
 Suatu proses dinamis, disability dan exposure
harus diulang – ulang (mengancam nyawa);
selama masih dalam keakutannya
penanggulangan cederanya.  Berat cedera
 Dilakukan oleh triage officer  Jumlah pasien
terlatih.  Sarana kesehatan yang
 Triage tidak disertai tersedia
tindakan. Harapan hidup

Jika ragu, tentukan skala/prioritas yang lebih tinggi


Dinamis : re triage
Siapa yang melakukan triage?
 Dokter atau perawat terlatih
 Orang pertama yang datang
 Jika datang petugas yang memiliki kompetensi yang lebih
baik, harus melakukan triage lanjutan dan berulang
 Menentukan fasilitas terbaik untuk penanganan : ruang
emergency; lapangan.
Jenis triage

1. SIT (single triase = triage pasien tunggal)


2. START (simple triage and rapid treatment)
3. SAVE (secondary assessment of victims endpoint)
SIT
 Triage tunggal pra-rs, intra-rs.
 Bukan korban massal.
 Kategori pasien :
 True emergency (A, B, C, D, E);
potential true emergency dan
false emergency.
 Emergency/immediate : AMI,
perdarahan dalam (P1), urgent
: stroke, App (P2) beberapa jam,
non urgent : luka, dislokasi,
fraktur (P3) walking wound;
Dead (P4).
SIT
START
 Prinsip mengatasi pasien
dengan ancaman nyawa, jalan
nafas tersumbat, perdarahan
masif.
 Korban dalam jumlah banyak
 Triage officer dapat lebih dari
1 orang.
 Lama START < 60  Prioritas pada kelompok merah
detik/pasien.
 Dikelompokkan dalam 4
kategori :
Lalu bagaimana
Langkah –
langkahnya?
1. Memanggil korban
“Bapak dan Ibu yang
dapat mendengar suara
saya,
silahkan bergerak ke
lapangan sebelah kanan
saya, untuk mendapatkan
pertolongan segera”

“Label :

H–I–J–A-U
2. Check respirasi
Bagi korban yang tidak bisa
berjalan

Jika tidak ada pernafasan


lakukan (manuver) / manuver
tak respon (decease);

Jika RR > 30 x/menit


(merah/Immediate);

Jika < 30 x/menit lanjutkan


langkah ketiga
3. Check Perfusi
Pada korban RR < 30 x/menit);

Jika CRT > 2 detik (merah/


Immediate);

Jika CRT < 2 detik lanjutkan


langkah ke-4
4. check status mental
Pada korban dengan CRT < 2 detik
Jika check status mental “can’t follow”...>
merah/ immediate ;
Jika check status mental “can follow”....> kuning/delay
Contoh kasus
Kasus 1 Kasus 2
 Pasien Laki – laki 38 tahun  Pasien laki - laki 28 tahun
 Kesadaran masih komposmentis  Tidak sadarkan diri
 Mengerang kesakitan (VAS 5)  Diketemukan pertama
 Terdapat fraktur terbuka di nafas tidak ada
kedua pahanya  Kemudian dilakukan
 Tidak dapat berjalan patensi airway, nafas
 Pernafasannya cepat 28 x/menit
berespon 40 x/menit
 Tekanan darah 100/60 mmHg
 Nadi 120 x/menit
SAVE
(secondary assessment of victims endpoint)
 Dilakukan pada korban bencana, jumlah korban luar biasa, jauh
melampaui kapasitas tersedianya SDM, sarana serta jauh dari
fasilitas rumah sakit.
 Kategori korban :
• Korban – korban yang akan meninggal dengan apapun yang kita
lakukan (Unsalvageable = kemungkinan meninggal).
• Korban – korban yang akan hidup dengan apapun yang kita
lakukan (Immediate = kemungkinan hidup).
• Korban – korban yang akan mendapat keuntungan dengan
tindakan – tindakan yang dilakukan dengan sarana yaang terbatas
di lapangan (Delayed = dapat ditunda pelayanannya).
ATS
Australia Triage Scale
 Berbasis layanan darurat di seluruh Australia dan Selandia
Baru.
 Semua pasien yang datang ke unit gawat darurat harus di
triase.
 Oleh tenaga terlatih dan perawat berpengalaman.
 Penilaian triase dan kode ATS dialokasikan harus dicatat.
 Perawat triase harus memastikan penilaian ulang terus
menerus dari pasien yang menunggu, dan, jika gambaran
klinis perubahan, pengulangan triase pasien disesuaikan.
Dokumen rincian penilaian triase
Mencakup sekurang-kurangnya rincian sebagai berikut:
 Tanggal dan waktu penilaian
 Nama perawat triase
 Ketua penyelesai masalah
 Terbatasnya riwayat penyakit yang relevan
 Temuan penilaian yang relevan
 Kategori triase awal dialokasikan
 Setiap diagnostic, pertolongan pertama atau pengobatan yang
harus diberikan
Persyaratan lingkungan dan peralatan
 Area triase harus mudah diakses dan tandanya jelas.
 Ukuran dan desain harus memungkinkan untuk pemeriksaan
pasien, privasi dan akses visual untuk pintu masuk dan ruang
tunggu, serta untuk keamanan staf.
 Daerah harus dilengkapi dengan peralatan darurat, fasilitas
untuk kewaspadaan standar
 (Fasilitas cuci tangan, sarung tangan), langkah-langkah
keamanan (alarm tekanan atau akses siap untuk keamanan
bantuan).
 Perangkat komunikasi yang memadai (telepon dan / atau
interkom dll) dan fasilitas untuk triase merekam informasi.
Australian Triage Scale (ATS)
KATAGORI ATS WAKTU TUNGGU MAXIMAL INDIKATOR KINERJA

ATS 1 SEGERA 100%

ATS 2 10 MENIT 80%

ATS 3 30 MENIT 75%

ATS 4 60 MENIT 70%

ATS 5 120 MENIT 70%


Tujuan:
 Untuk memastikan bahwa pasien ditangani berdasarkan
kegawatan klinis mereka.
 Untuk memastikan pengobatan yang tepat dan tepat waktu.
 Untuk mengalokasikan pasien untuk penilaian yang paling
sesuai dan daerah perawatan
 Untuk mengumpulkan informasi yang memfasilitasi deskripsi
departemen kasus
ATS 1
Penilaian dan pengobatan simultan Segera
 Gagal jantung
 GangguanPernapasan
 Sumbatan jalan napas
 Frekuensi Pernapasan <10/min
 Distres pernapasan berat
 Tekanan darah <80 (dewasa) atau syok pada anak / bayi
 Tidak responsif atau hanya respon nyeri (GCS <9)
 Berkelanjutan / kejang berkepanjangan
 IV overdosis dan tidak responsif atau hipoventilasi
 Gangguan perilaku berat dengan ancaman langsung kekerasan
berbahaya
ATS 2
Penilaian dan pengobatan dalam waktu 10 menit
 Risiko gangguan jalan napas - stridor parah atau mengeluarkan air liur dengan distres
 Distres pernapasan berat
 Peredaran kompromi
 - Berkeringat atau belang-belang kulit, perfusi yang buruk
 - HR <50 atau> 150 (dewasa)
 - Hipotensi dengan efek hemodinamik
 - Kehilangan darah yang parah
 - Nyeri dada seperti gangguan jantung umumnya
 Nyeri hebat - menyebabkan
 BSL <2 mmol / l
 Mengantuk, respon penurunan penyebab (GCS <13)
 Hemiparesis akut / disfasia
 Demam dengan tanda-tanda kelesuan (semua usia)
 Asam atau splash alkali untuk mata - membutuhkan irigasi
 Trauma multi besar (yang membutuhkan respon cepat tim terorganisir)
 Trauma lokal berat - patah tulang besar, amputasi
 Riwayat resiko tinggi
 Meminum obat penenang beracun yang signifikan atau
 Signifikan / berbahaya envenomation
 Nyeri berat pada kehamilan ektopik
 Perilaku / Psikiatri:
 - Kekerasan atau agresif
 - Ancaman langsung terhadap diri sendiri atau orang lain
 - Membutuhkan atau telah diperlukan menahan diri
 - Agitasi atau agresi berat
ATS 3
Penilaian dan memulai pengobatan dalam waktu 30’
 Hipertensi berat
 Kehilangan cukup banyak darah - apapun penyebabnya
 Sesak napas sedang
 Saturasi O2 90 - 95%
 BSL> 16 mmol / l
 Kejang (sekarang waspada)
 Demam pada pasien dengan imunosupresi misalnya pasien onkologi, steroid Rx
 Muntah terus-menerus
 Dehidrasi
 Kepala cedera dengan LOC singkat-sekarang waspada
 Nyeri sedang sampai berat - apapun penyebabnya, yang membutuhkan analgesik
 Nyeri dada non-jantung keparahan dan mungkin mob
 Nyeri perut tanpa efek berisiko tinggi - mod parah atau pasien usia> 65 tahun
 Cedera ekstremitas Moderat - deformitas, laserasi yang parah, luka lecet.
 Limb - sensasi diubah, periode tak ada nadi
 Trauma – riwayat dengan penyakit berisiko tinggi tanpa risiko tinggi
lainnya
 Neonatus stabil
 Anak beresiko
 Perilaku / Psikiatri:
 - Sangat tertekan, risiko menyakiti diri
 - Psikotik akut atau disorder penuh
 - Situasional krisis, merugikan diri dengan sengaja
 - Gelisah / menarik diri / berpotensi agresif
ATS 4
Penilaian dan memulai pengobatan dalam waktu 60’
 Perdarahan ringan
 Aspirasi Benda asing, tidak ada gangguan pernapasan
 Cedera dada tanpa rasa sakit tulang rusuk atau gangguan pernapasan
 Kesulitan menelan, tidak ada gangguan pernapasan
 Cedera kepala ringan, tidak kehilangan kesadaran
 Nyeri sedang, beberapa faktor resiko
 Muntah atau diare tanpa dehidrasi
 Peradangan mata atau benda asing - penglihatan normal
 Trauma ekstremitas Minor - pergelangan kaki terkilir, patah tulang mungkin, laserasi robek yang
membutuhkan tindakan atau intervensi - tanda-tanda vital normal, nyeri rendah / sedang
 Nyeri kepala, tanpa gangguan neurovaskular
 Bengkak "panas" pada sendi
 Nyeri perut non-spesifik
 Perilaku / Psikiatri:
 - Semi-mendesak masalah mental kesehatan
 - Berdasarkan pengamatan dan / atau tidak ada risiko segera untuk diri sendiri atau orang lain
ATS 5 Penilaian dan mulai pengobatan
dalam waktu 120’
 Nyeri minimal dengan tidak ada fitur berisiko tinggi
 Riwayat penyakit dengan risiko rendah dan sekarang asimtomatik
 Gejala kecil penyakit stabil yang ada
 Gejala kecil dengan kondisi yang tidak berbahaya
 Luka - lecet kecil, lecet ringan (tidak memerlukan jahitan)
 Dijadwalkan kembali meninjau misalnya luka, perban yang kompleks
 Imunisasi
 Perilaku / Psikiatri:
 - Dikenal pasien dengan gejala kronis
 - Sosial krisis, baik pasien klinis
Umur di tangan Tuhan YME...
Keselamatan ditangan anda...
Pujiraharjasantosa@gmail.com
0813 15 43 73 29

Anda mungkin juga menyukai