Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

GEOGRAFI

INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA

Di Susun Oleh:
M.iqbal saputra

SMA N 01 KEPAHIANG
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat


dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul Interaksi keruangan desa dan kota  ini
tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk


memenuhi tugas saya sebagai murid  pada Tugas Geografi
yang telah di tugaskan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang tentang desa dan kota  bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Daftar isi
Struktur keruangan dan perkembangan desa…………………….

Struktur keruangan serta perkembangan kota…………………….

Pola dan faktor faktor interaksi desa dan kota …………………….

Usaha pemerataan pembangunan di desa dan kota…………………….

Dampak perkembangan kota terhadap masyarakat desa dan kota…………………….

Rangkuman…………………….
Latar Belakang

Kota merupakan suatu kawasan permukiman yang didalamnya terdapat berbagai


kegiatan sosial dan ekonomi, dimana terdapat fasilitas-fasilitas pendukung untuk
menunjang kegiatan masyarakat yang ada di dalam wilayah tersebut. Kota dapat
dilihat dari kepadatan penduduk, status hukum, batas administrasi dan
kepentingannya. Perkembangan kota yang terdapat di Indonesia merupakan kota-
kota berkembang yang dipengaruhi oleh faktor ekonomi dan mobilitas penduduk
yang berkegiatan di dalam suatu kawasan kota tersebut.
Perkembangan suatu kota pada umumnya berbeda-beda hal ini dikarenakan
faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan tersebut pada setiap wilayah
kota berbeda. Faktor-faktor tersebut antara lain : kondisi geografis, topografi
wilayah, jumlah penduduk, kondisi sosial ekonomi penduduk dan peran
pemerintah. Dalam perkembangannya suatu kota memiliki karakteristik bentuk,
karakteristik bentuk itu biasa disebut dengan morfologi kota. Morfologi kota
dapat terbentuk karena adanya interaksi baik secara spasial atau sosial ekonomi
masyarakat didalamnya. Morfologi kota yang terbentuk berupa wujud fisik kota
tersebut, wujud fisik kota itu terbentuk utamanya karena kondisi fisik wilayah dan
juga kegiatan sosial ekonomi masyarakat.
Interaksi desa dan kota sangat penting. dilihat dari beralihnya mata pencaharian
masyarakat desa dari agraris ke nonagraris, munculnya pengelaju karena
didukung oleh sarana transportasi yang memadai, perdagangan hasil pertanian,
industri, dan kemajuan bidang pendidikan. Oleh karena itu, interaksi kota dan
desa sangat menentukan pola persebaran masyarakat desa dan kota. Hubungan
desa dan kota dapat ditinjau sebagai berikut: ditinjau dari kepentingan
masyarakat kota, interaksi desa dan kota untuk pemenuhan kebutuhan bahan
pangan dan bahan dasar industri. Ditinjau dari masyarakat desa, interaksi
desakota mendorong masyarakat desa untuk mencari pekerjaan di kota dan
memenuhi kebutuhan fasilitas pelayanan masyarakat, seperti pusat perbelanjaan,
sehingga masyarakat desa dan kota saling membutuhkan.
A.Struktur keruangan dan perkembangan desa

1. Struktur ruang desa


Wilayah pedesaan menurut Wibberley, menunjukkan bagian suatu negeri yang
memperlihatkan penggunaan tanah yang luas sebagai ciri penentu, baik pada
waktu sekarang maupun beberapa waktu yang lampau. Tanah di pedesaan
umumnya digunakan bagi kehidupan sosial seperti berkeluarga, bersekolah,
beribadat, berekreasi, berolahraga dan sebagainya semua itu dilakukan di
dalam kampung. Adapun kehidupan ekonomi seperti bertani, berkebun,
beternak, memelihara atau menangkap ikan, menebang kayu di hutan, dan
lain-lain, umumnya dilakukan di luar kampung, walaupun adapula kegiatan-
kegiatan ekonomi yang dilakukan di dalam kampung seperti perindustrian,
perdagangan, dan lain-lain. Jadi, pola penggunaan tanah di pedesaan yaitu
untuk perkampungan dalam rangka kegiatan sosial dan untuk pertanian dalam
rangka kegiatan ekonomi.
Penggunaan tanah untuk perkampungan Bentuk perkampungan desa yang
terdapat di permukaan bumi, satu sama lainnya berbeda. Hal ini sangat
bergantung pada kondisi fisik geografis setempat. Pada daerah pedataran
memperlihatkan bentuk perkampungan yang berbeda, dibandingkan dengan
bentuk perkampungan di daerah perbukitan atau pegunungan. Bentuk
perkampungan atau pemukiman di pedesaan, pada prinsipnya mengikuti pola
persebaran desa yang dapat dibedakan atas perkampungan linear, perkampungan
memusat, perkampungan terpencar, dan perkampungan yang mengelilingi
fasilitas tertentu.

1 Bentuk perkampungan linier Bentuk perkampungan linier


merupakan
bentuk perkampungan yang memanjang mengikuti jalur jalan raya, alur sungai,
dan garis pantai. Biasanya pola perkampungan seperti ini banyak ditemui di
daerah pedataran, terutama di dataran rendah. Pola ini digunakan masyarakat
dengan maksud untuk mendekati prasarana transportasi (jalan dan sungai)
atau untuk mendekati lokasi tempat bekerja seperti nelayan di sepanjang
pinggiran pantai.
2 Bentuk perkampungan memusat Bentuk perkampungan
memusat
merupakan bentuk perkampungan yang mengelompok (agglomerated rural
settlement). Pola seperti ini banyak ditemui di daerah pegunungan yang
biasanya dihuni oleh penduduk yang berasal dari satu keturunan, sehingga
merupakan satu keluarga atau kerabat. Jumlah rumah umumnya kurang dari
40 rumah yang disebut dusun(hamlet) atau lebih dari 40 rumah bahkan
ratusan yang dinamakan kampung (village).

3 Bentuk perkampungan terpencar Bentuk perkampungan


terpencar
merupakan bentuk perkampungan yang terpencar menyendiri (disseminated
rural settlement). Biasanya perkampungan seperti ini hanya merupakan
farmstead, yaitu sebuah rumah petani yang terpencil tetapi lengkap dengan
gudang alat mesin, penggilingan gandum, lumbung, kandang ternak, dan
rumah petani. Perkampungan terpencar di Indonesia jarang ditemui. Pola
seperti ini umumnya terdapat di negara Eropa Barat, Amerika Serikat, Kanada,
Australia, dan sebagainya.

4 Bentuk perkampungan mengelilingi fasilitas tertentu


Bentuk perkampungan
seperti ini umumnya kita temui di daerah dataran rendah, yang di dalamnya
banyak terdapat fasilitas-fasilitas umum yang dimanfaatkan penduduk
setempat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Fasilitas tersebut misalnya
mata air, danau, waduk, dan fasilitas lain

Perkembangan desa
Perkembangan desa-kota Potensi suatu desa tidaklah sama, tergantung pada
unsur-unsur desa yang dimiliki. Kondisi lingkungan geografis dan penduduk
suatu desa dengan desa lainnya berbeda, maka potensi desa pun berbeda.
Potensi yang tersimpan dan dimiliki desa seperti potensi sosial, ekonomi,
demografis, agraris, politis, kultural dan sebagainya merupakan indikator
untuk mengadakan suatu evaluasi terhadap maju mundurnya suatu desa (nilai
desa). Dengan adanya indikator ini, maka berdasarkan tingkat pembangunan
dan kemampuan mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki, desa
diklasifikasikan menjadi desa swadaya, desa swakarya, dan desa swasembada.
Desa swadaya (desa terbelakang)
adalah suatu wilayah desa yang masyarakat sebagian besar memenuhi
kebutuhannya dengan cara mengadakan sendiri. Desa ini umumnya terpencil
dan masyarakatnya jarang berhubungan dengan masyarakat luar, sehingga
proses kemajuannya sangat lamban karena kurang berinteraksi dengan
wilayah lain atau bahkan tidak sama sekali.
Desa swakarya (desa sedang berkembang)
keadaannya sudah lebih maju dibandingkan desa swadaya. Masyarakat di desa
ini sudah mampu menjual kelebihan hasil produksi ke daerah lain, di samping
untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Interaksi sudah mulai nampak, walaupun
intensitasnya belum terlalu sering.
Desa swasembada (desa maju)
adalah desa yang sudah mampu mengembangkan semua potensi yang dimiliki
secara optimal. Hal ini ditandai dengan kemampuan masyarakatnya untuk
mengadakan interaksi dengan masyarakat luar, melakukan tukar-menukar
barang dengan wilayah lain (fungsi perdaganagan) dan kemampuan untuk
saling mempengaruhi dengan penduduk di wilayah lain. Dari hasil interaksi
tersebut, masyarakat dapat menyerap teknologi baru untuk memanfaatkan
sumber dayanya sehingga proses pembangunan berjalan dengan baik. Selama
ini, membangun desa-desa di Indonesia sudah banyak dilakukan oleh
pemerintah, seperti program PMD (Pembangunan Masyarakat Desa) dan
modernisasi desa. Pembangunan desa berarti membina dan mengembangkan
swadaya masyarakat desa melalui pemanfaatan potensi yang dimiliki secara
optimal, sehingga tercapai kesejahteraan dan kemakmuran seluruh
masyarakat desa.

B.Struktur keruangan serta perkembangan kota


Struktur ruang kota
Dilihat dari sejarahnya, kota pada hakikatnya lahir dan berkembang dari suatu
wilayah pedesaan. Akibat tingginya pertumbuhan penduduk yang diikuti oleh
meningkatnya kebutuhan (pangan, sandang, dan perumahan) dan pesatnya
ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) ciptaan manusia, maka bermunculan
pemukiman-pemukiman baru. Selanjutnya, akan diikuti oleh fasilitas-fasilitas
sosial seperti pasar, pertokoan, rumah sakit, perkantoran, sekolah, tempat
hiburan, jalan-jalan raya, terminal, industri, dan sebagainya, hingga
terbentuklah suatu wilayah kota.
Mengingat lengkapnya fasilitas-fasilitas sosial yang dimiliki, maka kota
merupakan daya tarik bagi penduduk yang tinggal di desa untuk berdatangan,
bahkan sebagian di antaranya tinggal di wilayah kota. Kota dapat dipandang
sebagai suatu wilayah di permukaan bumi yang sebagian besar arealnya terdiri
atas benda-benda hasil rekayasa dan budaya manusia, serta tempat
pemusatan penduduk yang tinggi dengan sumber mata pencaharian di luar
sektor pertanian. Pengertian tersebut juga berarti suatu kota dicirikan oleh
adanya prasarana perkotaan, seperti bangunan yang besarbesar bagi
pemerintahan, rumah sakit, sekolah, pasar, taman dan alun-alun yang luas
serta jalan aspal yang lebar-lebar. Untuk lebih memahami pengertian kota,
perhatikan beberapa definisi kota menurut pandangan para ahli.
Menurut R. Bintarto, kota adalah sebuah bentang budaya yang ditimbulkan
oleh unsur-unsur alamiah dan non alami dengan gejala-gejala pemusatan
penduduk yang cukup besar dan corak kehidupan yang bersifat heterogen dan
materialistis dibandingkan dengan daerah belakangnya. Pendapat ahli lainnya
seperti yang dikemukakan Dickinson, kota adalah suatu pemukiman yang
bangunan rumahnya rapat dan penduduknya bernafkah
bukan pertanian. Adapun Ray Northam, R., menyebutkan bahwa kota adalah
suatu lokasi yang kepadatan penduduknya lebih tinggi dibandingkan dengan
populasi, sebagian besar penduduk tidak bergantung pada sektor pertanian
atau aktivitas ekonomi primer lainnya, dan sebagai pusat kebudayaan,
administratif, dan ekonomi bagi wilayah di sekitarnya.
regional, dan pusat pertokoan; pusat sektor jasa dan pelayanan masyarakat
seperti rumah sakit, pusat pendidikan, pusat pemerintahan, pusat hiburan dan
rekreasi, dan sebagainya. Semua itu ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat kota itu sendiri dan daerahdaerah di sekitarnya. Karena
lengkapnya fasilitas yang disediakan oleh kota, menjadikannya sebagai tempat
pemusatan penduduk. Sehingga dalam kehidupan sehari-harinya, kota sangat
sibuk dan merupakan suatu kompleksitas yang khusus. Berbicara tentang kota
sebagai pusat kegiatan, ada yang dinamakan inti kota atau pusat kota (core of
city) yang merupakan pusat dari kegiatan ekonomi, kegiatan politik, kegiatan
pendidikan, kegiatan pemerintahan, kegiatan kebudayaan, dan kegiatan-
kegiatan lainnya. Karena itu, daerah seperti ini dinamakan Pusat Daerah
Kegiatan (PDK) atau Central Business Districts (CBD). PDK berkembang dari
waktu ke waktu, sehingga meluas ke arah daerah di luarnya, daerah ini disebut
Selaput Inti Kota (SIK). Adapun jenis kegiatan ekonomi di kota pada dasarnya
terdiri atas:
1) kegiatan ekonomi dasar (basic activities) yang membuat dan menyalurkan
barang dan jasa untuk keperluan luar kota atau ekspor. Barang dan jasa
tersebut berasal dari industri, perdagangan, rekreasi, dan sebagainya.
2) kegiatan ekonomi bukan dasar (non basic activities) yang memproduksi dan
mendistribusi barang dan jasa untuk keperluan penduduk kota sendiri.
Kegiatan ekonomi dasar merupakan hal penting bagi suatu kota, yaitu
merupakan dasar agar kota dapat bertahan dan berkembang.

PERKEMBANGAN DESA
Pertumbuhan dan perkembangan kota sangat dipengaruhi oleh berbagai
faktor alamiah dan faktor sosial wilayah, serta kebijakan pemerintah. Faktor
alamiah yang mempengaruhi perkembangan kota antara lain lokasi, fisiografi,
iklim, dan kekayaan alam yang terkandung di daerah tersebut. Termasuk
dalam faktor sosial di antaranya kondisi penduduk dan fasilitas sosial yang ada.
Adapun kebijakan pemerintah menyangkut penentuan lokasi kota dan pola
tata guna lahan di wilayah perkotaan tersebut. Lokasi kota yang strategis
cenderung mengalami perkembangan yang lebih cepat, apalagi didukung oleh
kekayaan alam yang memadai, berada di pusat kawasan hinterland yang
potensial, sehingga penggunaan lahannya akan lebih bervariasi.
Kota yang memiliki bentuk morfologi pedataran memungkinkan
perkembangan yang lebih cepat dibandingkan kota yang berada di daerah
perbukitan. Pemerintah sebagai pengambil kebijakan dalam membuat aturan
penggunaan lahan, mana kawasan yang boleh dan tidak boleh dikembangkan.
Semakin tinggi tingkat ekonomi dan kebutuhan warga kota akan fasilitas kota,
maka semakin beragam penggunaan tanah di kota.
Kenampakan penggunaan ruang perkotaan adalah keanekaragaman fungsi
tanah sebagai cerminan dari keanekaragaman kebutuhan warga kota terhadap
berbagai jenis fasilitas kehidupan. Penggunaan tanah akan menjadi salah satu
karakter kota, sebagai hasil perpaduan antara kondisi fisik seperti topografi,
morfologi, hidrografi, dan kondisi sosial seperti sejarah, ekonomi warga kota,
budaya, pemerintah dan keterbukaan kota terhadap daerah lainnya.
Segmentasi ruang dalam kota sangat tergantung pada: lokasi kota,
karakteristik fisik, kebijakan penggunaan lahan, dan kondisi sosial ekonomi
penduduk. Penggunaan tanah di kota, umumnya dapat dilihat dari
kenampakankenampakan yang ada. Karena kota merupakan pusat dari segala
kegiatan manusia, maka penggunaan tanahnya jauh lebih beragam
dibandingkan dengan di desa.

C.Pola dan factor factor interaksi desa dan kota


Interaksi desa-kota adalah hubungan saling mempengaruhi antara wilayah desa
dengan wilayah kota yang menghasilkan dampak untuk kedua wilayah tersebut.
Nah, adanya interaksi desa-kota ini dapat menghasilkan dampak positif maupun
negatif loh buat kedua wilayahnya.

Faktor Penyebab Interaksi Desa – Kota


Region Complementary (Wilayah Saling Melengkapi)

Setiap daerah mempunyai kekurangan dan kelebihan masing masing, oleh karena
itu desa dan kota saling melengkapi
Intervening Opportunity (Kesempatan Intervensi)

Faktor yang kedua adalah Intervening Opportunity, artinya Kesempatan


intervensi, nih. kalo faktor yang dua arah , bisa juga jadi mendorong interaksi,
bisa juga malah menghambat interaksi suatu wilayah.
Spatial Transferability (Kemudahan Perpindahan Ruang)
Faktor yang ketiga adalah Spatial Transferability atau Kemudahan Perpindahan
Ruang. kemudahan perpindahan barang atau jasa pada suatu wilayah sangat
mempengaruhi. Kemudahan ini bisa berupa jarak yang lebih dekat, biaya
transportasi yang lebih murah, dan aksesibilitas yang lebih mudah ke wilayah
tersebut.

Pola Interaksi desa dan kota

pola interaksi itu merupakan ruang atau lokasi tempat berlangsungnya hubungan
timbal balik antar objek., untuk ruang interaksi desa-kota ini dibagi jadi 3 pola
interaksi, yakni pola interaksi antar desa, antar kota, serta antar desa dan kota.
pola Interaksi Desa dan Desa. Interaksi desa dan desa biasanya berlangsung pada
kegiatan yang berhubungan dengan tradisi, adat istiadat, atau dalam rangka
pemenuhan kebutuhan hidup.
pola Interaksi Kota dan Kota. Interaksi kota dan kota berlangsung pada kegiatan-
kegiatan di bidang industri dan jasa. Masih sama ya kayak interaksi desa-desa,
kalo antar kota biasanya juga tidak menimbulkan perubahan signifikan ke masing-
masing kota..
Pola Interaksi Desa dan Kota. interaksinya antara desa dan kota pasti
menimbulkan perubahan yang signifikan pada desa dan kota yang terlibat.
Bahkan ada juga nih yang muncul, namanya pola gradasi wilayah. pola ini muncul
dari hasil interaksi desa dan kota. Ini diutarakan oleh Bintarto

D. Usaha pemerataan pembangunan di desa dan kota


1. Pembangunan Infrastruktur
Infrastruktur merupakan salah satu faktor penting untuk pembangunan. Dengan
adanya infrastruktur yang baik, akses antara satu daerah dengan daerah lain akan
lebih cepat dan mudah. Pemerintah telah menaikkan anggaran yang diperlukan
untuk pembangunan infrastruktur. Dengan hal ini diharapkan akses antar daerah
akan menjadi semakin mudah, sehingga memicu kegiatan ekonomi agar semakin
aktif dan tumbuh.2. Menyeimbangkan pembangunan
Pembangunan fasilitas tidak hanya dilakukan di daerah perkotaan, namun juga
diperlukan di daerah pedesaan. Setiap daerah memiliki dana desa sendiri yang
dapat dimanfaatkan untuk membangun fasilitas penting. Dengan adanya fasilitas
yang memadai seperti rumah sakit, sekolah yang bagus, serta pelayanan
masyarakat yang terjangkau akan membuat masyarakat pedesaan meningkat
taraf hidupnya sehingga dapat menekan angka urbanisasi.

3. Memberikan kemudahan bagi rakyat untuk mendapatkan modal usaha


Banyak orang, termasuk masyarakat pedesaan yang ingin memiliki taraf hidup
yang baik dan memajukan daerahnya dengan membuat usaha sendiri. Sayangnya
hal ini sering terbentur dengan kurangnya modal yang diperlukan. Pemerintah
memberikan kemudahan bagi masyarakat yang membutuhkan modal untuk
usaha, misalnya dengan pemberian kredit usaha rakyat yang mudah didapatkan
bahkan oleh rakyat yang kurang mampu.
4. Memperhatikan dan mengembangkan wilayah perbatasan
Wilayah perbatasan merupakan wilayah Indonesia yang berdekatan atau
berbatasan dengan negara lain. Wilayah ini sangat penting, namun terkadang
kurang mendapatkan perhatian. Hal ini perlu diatasi dengan memberikan
perhatian lebih bagi pembangunan dan kesejahteraan masyarakat yang tinggal di
perbatasan. Hubungan dengan negara tetangga juga harus dijaga agar tetap
harmonis demi ketenangan masyarakat yang ada di perbatasan.
5. Mempercepat proses pembangunan
Salah satu kendala yang sering dijumpai di masa pembangunan adalah lambatnya
pembangunan yang dilakukan. Hal ini dapat menyebabkan kerugian baik di sisi
dana maupun dari sisi kenyamanan masyarakat. Pembangunan, terutama di
daerah yang tertinggal perlu dipercepat dengan cara menambah sumber daya
manusia berkualitas dan membuat proses yang lebih efektif. Semakin cepat
pembangunan dilakukan, maka pemerataan antara desa dan kota juga akan
menjadi semakin cepat.
6. Mempermudah perizinan dan birokrasi untuk menarik investor
Adanya investor yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia dapat
memberikan berbagai keuntungan, dapat membantu mempercepat
pembangunan, meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang dapat meningkatkan
jumlah lapangan kerja. Apabila regulasi untuk perizinan terlalu rumit dan panjang
akan membuat investor enggan untuk menanamkan modalnya. Oleh karena itu,
pemerintah telah mempermudah dan memangkas birokrasi yang harus dilalui
7. Mengirimkan tenaga ahli ke daerah pedesaan
Selain fasilitas yang kurang memadai, terkadang di daerah pedesaan juga
kekurangan adanya tenaga ahli. Pemerintah berusaha untuk mengirimkan tenaga
ahli yang diperlukan seperti tenaga pendidikan atau guru, tenaga kesehatan atau
dokter, dan lain sebagainya. Bagi tenaga ahli yang dikirimkan ke daerah terpencil
juga mendapatkan fasilitas dan tunjangan yang memadai sehingga semakin
banyak orang yang tertarik untuk mengabdi di daerah pedesaan yang terpencil.

E.Dampak perkembangan kota terhadap masyarakat desa


dan kota
Berkembangnya sebuah kota tidak berarti bahwa pertumbuhan daerah tersebut
berkembang dengan baik. Terkadang, karena pertumbuhan kota yang terlalu
cepat dan tidak terencana dengan baik, dapat menimbulkan dampak untuk desa
dan lahan di sekitarnya, di bawah ini adalah contohnya!
1. Terjadinya alih fungsi lahan 
Alih fungsi lahan adalah perubahan fungsi sebagian atau seluruh kawasan lahan
dari fungsi nya semula menjadi fungsi lain yang berdampak negatif terhadap
lingkungan, hal ini biasanya disebabkan oleh 3 faktor:
 Faktor internal yang meliputi kondisi sosial ekonomi petani pengguna lahan
 Faktor eksternal yang meliputi dinamika pertumbuhan kota, demografi dan
ekonomi
 Faktor kebijakan, yaitu adanya regulasi dari pemerintah tentang perubahan
fungsi lahan.

2. Urbanisasi penduduk pedesaan


Perpindahan penduduk pedesaan ke wilayah perkotaan dapat berdampak negatif
terhadap masyarakat desa dan desa itu sendiri, misalnya:

3. Hilangnya lahan usaha pertanian


Pertumbuhan luas area kota menghilangkan lahan pertanian.
Tetapi dampak dari berkembangnya suatu kota tidak hanya berdampak negatif
saja untuk masyarakat desa dan desanya. Ada juga hal-hal positif yang
memberikan pengaruh kepada penduduk desa.
Dampak Positif
 Meningkatnya pengetahuan masyarakat desa
 Perluasan jalur dari desa ke kota untuk kebutuhan transportasi
 Kemungkinan peningkatan produksi desa karena teknologi baru
 Kemungkinan munculnya profesi dan spesialisasi baru di desa karena
bimbingan masyarakat kota
 Meningkatnya kegiatan wiraswasta yang menghasilkan produk berkualitas di
desa
 Timbulnya kesadaran masyarakat akan permasalahan kesehatan, pendidikan,
keluarga berencana, dan lain-lain
 Munculnya organisasi sosial di desa
Setelah kita lihat dampaknya kepada masyarakat desa, mari kita lihat dampaknya
untuk masyarakat kota itu sendiri.
Terjadinya urbanisasi
Dampak urbanisasi terhadap wilayah perkotaan karena datangnya penduduk desa
adalah:

Munculnya pelanggaran hukum


Datangnya orang baru menuju kota karena mengincar kesempatan dapat
menimbulkan pelanggaran hukum, mereka yang tidak berhasil akhirnya karena
didorong oleh kebutuhan melakukan tindakan-tindakan yang melanggar hukum.
Misalnya melakukan perampokan, atau membangun tempat tinggal liar.

Penyalahgunaan wewenang
Karena banyak dan sulitnya mengurus perizinan untuk pembangunan, membuat
beberapa oknum menawarkan bantuan agar perizinannya menjadi mudah. Hal ini
membuka kesempatan untuk melakukan penyalahgunaan wewenang demi
mendapatkan keuntungan bagi dirinya sendiri.

Semakin meningkatkan sikap individualis masyarakat kota


Karena tuntutan hidup dan persaingan, terkadang orang di kota sering pulang
malam dan berangkat pagi-pagi. Jam kerja yang relatif lama dan pekerjaan yang
membutuhkan konsentrasi, terkadang membuat para penduduk kota kekurangan
waktu untuk bersosialisasi. Belum lagi stigma tentang orang desa yang datang ke
kota, sehingga mereka enggan untuk bersosialisasi dengan pendatang.

Memudarnya perhatian terhadap budaya lokal & Nasional, khususnya pada


generasi muda
Kota yang berkembang adalah kota yang mudah mendapatkan hubungan dan
berita dalu luar negeri. Hal ini manjadikan para kaula muda di kota cenderung
memilih budaya yang mereka anggap lebih keren. Globalisasi, percepatan, dan
kemudahan informasi semakin mempercepat efeknya.
Pertumbuhan permukiman yang berdampak kepada penurunan kualitas
lingkungan
Permintaan tempat tinggal yang tinggi, sementara lahan yang tidak mencukupi
menjadikan kota terkadang memiliki tempat-tempat padat penduduk. Selain itu di
tempat padat penduduk terkadang saluran sanitasi yang tersumbat membuat
penyakit dan bau mudah tersebar, sehingga menurunkan kualitas hidup
seseorang.
Dampak Positif
 Majunya/meningkatnya perekonomian negara dan warga
 Meningkatnya kesempatan kerja
 Memunculkan teknologi dan Inovasi Baru
 Tercukupinya kebutuhan makanan pokok

 Rangkuman
 bentuk perkampungan yang memanjang mengikuti jalur jalan raya, alur
sungai, dan garis pantai. Biasanya pola perkampungan seperti ini banyak
ditemui di daerah pedataran, terutama di dataran rendah.
 berdasarkan tingkat pembangunan dan kemampuan mengembangkan
potensi-potensi yang dimiliki, desa diklasifikasikan menjadi desa swadaya,
desa swakarya, dan desa swasembada
 Infrastruktur merupakan salah satu faktor penting untuk pembangunan.
Dengan adanya infrastruktur yang baik, akses antara satu daerah dengan
daerah lain akan lebih cepat dan mudah. Pemerintah telah menaikkan
anggaran yang diperlukan untuk pembangunan infrastruktur
 Alih fungsi lahan adalah perubahan fungsi sebagian atau seluruh kawasan
lahan dari fungsi nya semula menjadi fungsi lain yang berdampak negatif
terhadap lingkungan
 Wilayah perbatasan merupakan wilayah Indonesia yang berdekatan atau
berbatasan dengan negara lain. Wilayah ini sangat penting, namun
terkadang kurang mendapatkan perhatian. Hal ini perlu diatasi dengan
memberikan perhatian lebih bagi pembangunan dan kesejahteraan
masyarakat yang tinggal di perbatasan
 Datangnya orang baru menuju kota karena mengincar kesempatan dapat
menimbulkan pelanggaran hukum, mereka yang tidak berhasil akhirnya
karena didorong oleh kebutuhan melakukan tindakan-tindakan yang
melanggar hukum.
 hal-hal positif yang memberikan pengaruh kepada penduduk desa.
Meningkatnya pengetahuan masyarakat desa
Perluasan jalur dari desa ke kota untuk kebutuhan transportasi
Kemungkinan peningkatan produksi desa karena teknologi baru
Kemungkinan munculnya profesi dan spesialisasi baru di desa karena
bimbingan masyarakat kota

Penutup
Demikianlah tadi yang bisa kami sampaikan tentang materi yang dijadikan sebagai
bahasan dalam makalah ini, tentunya terdapat banyak sekali kekurangan dan
kelemahan dikarenakan terbatasnya pengetahuan serta kurangnya rujukan atau
referensi yang dapat kami peroleh yang hubungannya berkaitan dengan makah
ini.
Dan tentunya saya banyak berharap kepada semua pembaca yang baik untuk
memberikan kritik saran yang bersifat membangun kepada saya, demi
sempurnanya makalah yang telah saya tulis. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi kita semua.

Anda mungkin juga menyukai