NIM : 18507027
MK : Mikroteaching
Prinsip merupakan hukum, aturan, atau ketentuan yang mengatur segala aktivitas agar dapat berjalan
secara sistematis, logis, dan dapat membawa manfaat yang optimal.
Pembelajaran yang merupakan poses interaksi antara guru dengan siswa juga lingkungannya, tentu
harus memiliki kaidah atau aturan yang mengatur berjalannya pembelajaran tersebut. Begitupun
dengan pembelajaran mikro, berikut ini adalah perbedaan prinsip-prinsip pada Real Teaching atau
prinsip pembelajaran pada umumnya dan prinsip-prinsip Micro Teaching.
Prinsip ini memusatkan pada perhatian dan motivasi yang dilakukan oleh seorang pendidik untuk
mampu memberikan perhatian dan motivasi kepada para peserta didiknya, karena tanpa motivasi yang
kuat, akan sulit untuk mencapai pembelajaran yang maksimal.
2. Aktivitas
Merupakan proses kegiatan yang aktif baik aktivitas pikiran, fisik, sosial, maupun emosional. Dalam
aktivitas, pendidik perlu memiliki keterampilan untuk mengelola kelas agar aktivitas pembelajaran dapat
terus berlangsung.
Yaitu pemberian respon terhadap proses dan hasil pembelajaran yang telah ditunjukkan oleh siswa.
Misalnya dengan pemberian reward kepada siswa yang melakukan kebaikan dan pemberian funishment
pada siswa yang melanggar aturan.
4. Tantantangan
Tantangan merupakan pemberian stimulus agar muncul keinginan dari siswa untuk mencoba dan
melakukan kegiatan pembelajaran di kelas seperti bertanya dan menanggapi.
5. Perbedaan Individual
Setiap siswa itu unik dan memiliki karakteristik masing-masing dalam belajar, maka dari itu seorang
pendidik perlu memperhatikan prinsip perbedaan individual dalam pembelajaran, agar dapat
menerapkan berbagai model pembelajaran untuk mengatasi keragaman siswanya.
Yang menjadi sasaran utama pada Micro Teaching adalah penampilan setiap peserta pada saat berlatih.
Penampilan yang dimakusd disini adalah perilaku peserta dalam memperagakan setiap jenis
keteramiplan mengajar seperti membuka dan menutup pembelajaran.
Maksudnya adalah jenis keterampilan dalam mengajar dilakukan secara spesifik bagian perbagian
seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Jadi ketika peserta melakukan Micro Teaching harus terlihat
mana bagian pembuka, mana bagian ketika menyampaikan tujuan pembelajaran, dan mana bagian
ketika menutup pembelajaran.
3. Umpan balik
Yaitu proses dimana ada seorang observer yang memberikan komentar, saran atau masukannya dalam
memecahkan masalah yang dihadapi oleh peserta yang melakukan Micro Teaching.
4. Keseimbangan
Prinsip keseimbangan ini berhubungan dengan prinsip umpan balik, pada prinsip keseimbangan ini
observer tidak boleh hanya menyebutkan kekurangan-kekurangan yang dimiliki oleh peserta Micro
teaching, melainkan harus menyebutkan kelebihan-kelebihannya pula.
5. Ketuntasan
Jika dalam pembelajaran mikro masih terdapat kekurangan, maka perlu diadakan latihan ulang agar
kekurangan-kekurangan yang masih ada dapat diperbaiki.
6. Maju berkelanjutan
Siapapun yang berlatih dengan menggunakan pendekatan pembelajaran mikro, ia harus mau belajar
secara terus menerus, tanpa ada batasnya (life long of education).
Terdapat beberapa prinsip pembelajaran mikro (Sukirman dan Kasmad, 2006: 37-38).
Diantaranya yaitu :
a) Fokus pada penampilan, yaitu sasaran utama tertuju pada perilaku peserta dalam
melatihkan setiap jenis keterampilannya. Sesuai dengan karakteristik pembelajaran mikro
yaitu untuk melatih kemampuan mengajar dalam ukuran yang disederhanakan, maka
yang harus menjadi fokus perhatian adalah penampilan peserta atau calon guru dalam
melaksanakan keterampilan-keterampilan yang dilatihkan bukan pada kepribadiannya.
b) Spesifik dan konkrit, yaitu jenis keterampilan yang harus dilatihkan harus terpusat pada
setiap jenis keterampilan mengajar yang dilakukan secara bagian demi bagian.
c) Umpan balik, yaitu setelah selesai setiap peserta melakukan proses latihan melalui
pembelajaran mikro, segera dilakukan proses umpan balik dengan kegiatan diskusi dan
refleksi untuk memberikan saran atau pemecahan yang harus dilakukan untuk diperbaiki
dalam penampilan berikutnya.
d) Keseimbangan, yaitu pihak observer atau supervisior dalam mengomentari peserta latihan
mengemukakan kelebihan selain kelemahan yang dimiliki oleh peserta yang berlatih.
e) Ketuntasan, yaitu jika peserta tidak cukup maksimal dalam sekali latihan mengajar, maka
peserta melakukan latihan secara berulang sampai mencapai hasil yang maksimal atau
tuntas.
f) Maju berkelanjutan, yaitu setelah dianggap cukup menguasai terhadap satu jenis
keterampilan tertentu, kemudian dilanjutkan lagi pada jenis keterampilan yang lainnya
sampai akhirnya semua jenis keterampilan mengajar dapat dikuasai dengan baik. Untuk
menguasai setiap jenis keterampilan dengan karakteristik dan tingkat kesulitan yang
berbeda, setiap peserta akan berlatih untuk meningkatkan kemampuan mengajarnya dan
memiliki kesempatan untuk menguasai seluruh keterampilan mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
Sukirman, Dadang dan Mamad Kasmad. 2006. Pembelajaran Mikro. Bandung:UPI PRESS