Anda di halaman 1dari 12

a.

Density
b. Tekanan (what is pressure)
c. Tekanan gauge (atmoshphere)
d. Hidrostatic Do Liquids Exert Pressure
e. Pascal
f. Archimedes
g. Mengapung (buoyancy), tenggelam, melayang (Archimedes princip)
h. Penerapan hk Archimedes
i. Tegangan permukaan
j. Kapilaritas
k. Viskositas What is Fluid Friction
l. Kecepatan termal What is Fluid Friction

Fluida merupakan suatu zat yang dapat mengalir (zat alir) dan dapat berubah bentuk
sesuai wadahnya, bisa berupa zat cair atau gas. Contoh fluida dalam kehidupan sehari-hari,
diantaranya air, minyak oli, oksigen, helium dan lain-lain. Fluida secara umum dibagi
menjadi dua, yaitu fluida statis dan fluida dinamis. Fluida statis mempelajari zat alir dalam
keadaan tak bergerak (diam) misalnya air dalam gelas, air dalam kolam, dan sebagainya.
Sedangkan fluida dinamis mempelajari fluida dalam keadaan bergerak, seperti aliran air
sungai dan aliran udara atau angin.
Fluida statis adalah fluida yang tidak mengalami perpindahan bagian - bagiannya.
Pada keadaan ini, fluida statis memiliki sifat-sifat seperti memiliki tekanan dan tegangan
permukaan.
m. density
n. Tekanan
Tekanan merupakan gaya yang bekerja pada suatu bidang persatuan luas. Secara
matematis tekanan dirumuskan dengan persamaan berikut,
F
P= Note:
A
Keterangan : P = tekanan ( N /m2) / Pascal ( Pa) 1 ¯¿ 1 x 105 Pa
F = gaya ( Newton ) 1 atm=101,325 Pa
1 atm=760 mmHg
A = luas permukaan (m2)
Tekanan zat cair yang hanya disebabkan oleh beratnya sendiri
disebut Tekanan Hidrostatis. Anggap zat cair terdiri atas
h
beberapa lapisan. Setiap lapisan memberi tekanan pada
lapisan di bawahnya, sehingga lapisan bawah akan
mendapatkan tekanan paling besar. Karena lapisan atas hanya
mendapatkan tekanan dari udara (atmosfer), maka
Gambar 2.4 Tekanan Hidrostatis
tekanan pada permukaan zat cair sama dengan tekanan atmosfer.
Sumber: Dokumentasi pribadi
F W mg
P h= = =
A A A
ρVg
Karena m=ρ x V → Ph=
A
Diketahui bahwa volume merupakan hasil perkalian luas alas (A) dengan tinggi (h). Oleh
karena itu, persamaan di atas dapat ditulis seperti berikut.
ρgAh
P h= =ρgh
A
Diketahui kerapatan udara tidak sama di semua tempat, semakin tinggi suatu tempat
maka makin kecil kerapatan udaranya. Untuk tekanan total yang dialami dasar bejana
pada ketinggian tertentu dapat dicari dengan menjumlahkan tekanan udara luar (Tekanan
Gauge) dan tekanan hidrostatis. Tekanan Gauge adalah selisih antara tekanan yang tidak
diketahui dengan tekanan atmosfer (tekanan hidrostatik).
Ptotal=P gauge + P h
Keterangan:
Ph = tekanan yang dialami zar cair (Pa)
Pgauge = tekanan udara luar

ρ = massa jenis zar cair ( mkg )


3

g = percepatan gravitasi ( ms )
2

h = kedalaman / tinggi titik ukur dari permukaan ( m )

o. Hukum Pokok Hidrostatik


Gambar 2.5 Pipa U
Sumber: Dokumentasi pribadi

Telah diketahui bahwa tekanan yang dilakukan oleh zat cair besarnya tergantung pada
kedalamannya, P= ρgh. Hal ini menunjukkan bahwa titik-titik yang berada pada
kedalaman yang sama mengalami tekanan hidrostatik yang sama pula. Fenomena ini
dikenal dengan Hukum Hidrostatika yang dinyatakan:
“Tekanan hidrostatik di semua titik yang terletak pada satu bidang mendatar di dalam
satu jenis zat cair besarnya sama.”
P A =PB =P=ρgh
p. Hukum Pascal
“Jika suatu fluida diberikan tekanan pada suatu tempat maka tekanan itu akan
diteruskan ke segala arah sama besar.”
Prinsip-prinsip Hukum Pascal dapat diterapkan pada alat-alat seperti pompa hidrolik, alat
pengangkat air, alat pengepres, alat pengukur tekanan darah (tensimeter), rem hidrolik,
dongkrak hidrolik, dan dump truk hidrolik.

Gambar 2.6 Prinsip kerja sebuah dongkrak hidrolik


Sumber: Dokumentasi pribadi

Pada Gambar 2.6 Apabila pengisap 1 ditekan dengan gaya F 1, maka zat cair menekan ke
atas dengan gaya pA1. Tekanan ini akan diteruskan ke penghisap 2 yang besarnya pA2.
Karena tekanannya sama ke segala arah, maka didapatkan persamaan sebagai berikut,
P1=P2
F1 F 2
=
A1 A2
A1
F 1= F
A2 2
Jika penampang pengisap dongkrak hidrolik berbentuk silinder dengan diameter tertentu,
maka persamaan di atas dapat pula dinyatakan sebagai berikut,
π d 21 π d22
Karena A1= dan A 2= , maka
4 4

π d 21
A
F 1 = 1 F 2=
A2
4

()
π d 22
4
F2

π d 21 4
F 1=
( 4
X
)
π d 22
F2

d1 2
F 1=( ) d2
F2

Keterangan:
F 1 = gaya pada piston pertama
F 2 = gaya pada piston kedua
A1 = luas penampang piston pertama
A2 = luas penampang piston kedua
d 1 = diameter piston pertama
d 2 = diameter piston kedua

q. Hukum Archimedes
Archimedes telah menemukan adanya gaya tekan ke atas atau gaya apung yang terjadi
pada benda yang berada dalam fluida (air). Pandangan Archimedes dapat dirumuskan
sebagai berikut.
“Jika benda dimasukkan dalam fluida maka benda akan merasakan gaya apung yang
besarnya sama dengan berat fluida yang dipindahkan.”
Gambar 2.7 Hukum Archimedes

Sumber: [CITATION Alf18 \l 1033 ]

Pada gambar di atas, sebuah benda dimasukkan ke dalam zat cair mendapat gaya ke atas
sehingga kehilangan sebagian beratnya (beratnya menjadi berat semu). Gaya ke atas ini
disebut gaya apung, yaitu suatu gaya ke atas yang dikerjakan oleh zat cair pada benda.
Munculnya gaya apung merupakan konsekuensi dari tekanan zat cair yang meningkat
dengan bertambahnya kedalaman, sehingga berlaku,
gaya apung=berat benda di udara−berat benda dalam zat cair
Benda yang dimasukkan ke dalam air memiliki volume benda tercelup V T maka fluida
itu akan berpindah dengan volume V T juga, berarti gaya tekan ke atas yang dirasakan
balok sebesar:
F A=w zat cair yang pindah
F A=mair g
F A= ρ a g V T

Keterangan :
F A=¿ gaya tekan ke atas (N)
kg
( )
ρ A =¿ massa jenis fluida air
m3
m
g=¿ percepatan gravitasi ( ) 2
s
V T =¿ volume fluida yang dipindahkan atau volume benda tercelup ( Liter )
Gambar 2.8 Benda mengapung, tenggelam dan melayang
Sumber: [CITATION Spe15 \l 1033 ]

Pada gambar di atas, menunjukkan bahwa suatu benda akan mengapung, tenggelam atau
melayang yang ditentukan oleh massa jenis rata – rata benda dan massa jenis zat cair.
syarat mengapung , ρbenda rata−rata < ρf
syarat tenggelam , ρbendarata −rata > ρf
syarat melayang , ρ bendarata−rata =ρf
Pada benda yang tercelup dalam zat cair berkerja dua kerjam yaitu gaya berat w dan gaya
apung F a. Pada benda yang mengapung dan melayang terjadi keseimbangan antara berat benda
w dan gaya apung F a sehingga berlaku persamaan berikut,

Σ F=0
F a−w=0
F a=w
syarat mengapung atau melayang , w=F a
syarat tenggelam , w> F a
Syarat mengapung sama dengan syarat melayang, yaitu berat benda sama dengan gaya
apung/ perbedaan keduanya terletak pada volume benda yang tercelup dalam zat cair
(V bf ). Pada peristiwa mengapung, volume benda yang tercelup dalam zat cair lebih kecil
daripada volume benda seluruhnya (V bf <V b). Pada peristiwa melayang, seluruh benda
tercelup dalam zat cair, sehingga (V bf =V b ).
Gambar 2.9 Volume benda pada saat benda mangapung dan melayang

Sumber: [CITATION Ayu15 \l 1033 ]

Berdasarkan konsep gaya apung, syarat benda peristiwa mengapung, volume benda yang

tercelup dalam zat cair lebih kecil daripada volume benda seluruhnya (V bf <V b). Secara
sistematis dinyatakan sebagai berikut,

w=F a

( ρb V b ) g=ρb V bf g

Massa jenis mengapung,


ρf V bf
ρb =
Vb

Jika benda yang mengapung dalam dua jenis fluida atau lebih,
Σ ρf V bf
ρb = i i

Vb
ρf V bf + ρf V bf + ρ f V bf +…
ρb = 1 1 2 2 3 3

Vb

Penerapan hukum Archimedes dalam kehidupan sehari – hari


1) Hidrometer
Hidrometer adalah alat yang dipakai untuk mengukur massa
jenis cairan. Nilai massa jenis cairan dapat diketahui dengan
membaca skala pada hidrometer yang ditempatkan mengapung
pada zat cair.
Hidrometer terapung di dalam cairansehingga berlaku
persamaan berikut:
Gambar 2.10 Hidrometer

Sumber: [CITATION ids19 \l


1033 ]
gaya ke atas=berat hidrometer
ρ f V bf g=w
ρ f ( A hbf ) g=w

Sehingga persamaan hidrometer,


m
h bf =
ρf A
2) Kapal laut
Badan kapal yang terbuat dari besi dibuat
berongga, yang menyebabkan volume air laut
yang dipindahkan oleh badan kapal menajdi
sangat besar. Gaya apung sebanding dengan
volume air yang dipindahkan sehingga gaya
apung menjadi sangat besar. Gaya apung ini
Gambar 2.11 Kapal laut
mampu mengatasi berat total kapal sehingga kapal
Sumber: [CITATION Amb17 \l
laut mengapung di permukaan laut.
1033 ]
Berdasarkan konsep massa jenis, massa jenis rata – rata besi berongga dan udara yang
menempati rongga masih lebih kecil daripada massa jenis air laut. Hal ini yang
menyebabkan kapal mengapung.

3) Kapal selam
Sebuah kapal selam memiliki tangki pemberat yang terletak di antara lambung
sebelah dalam dan lambung sebelah luar.
Tangki ini dapat diisi udara atau air. Tentu
saja udara lebih ringan daripada air. Mengatur
isi tangki pemberat berari mengatur berat total
kapal. Sesuai dengan
Gambar 2.12 Kapal Selam
konsep gaya apung, berat total kapal selam akan menentukan apakah kapal akan
Sumber: [CITATION Ant20 \l
mengapung atau menyelam. Semakin dalam kapal selam menyelam,
1033 ] semakin besar
tekanan hidrostatik yang dialaminya.

4) Balon udara
Udara melakukan gaya apung pada benda yang dilakukan sama dengan berat udara yang
dipindahkan oleh benda. Prinsip yang dikerjakan udara inilah yang dimanfaatkan pada balon
udara. Prinsip kerja balon udara, yang mula – mula balon diisi dengan gas pans hingga
menggelembung dan volume bertambah. Bertambahnya volume balon
berarti bertambah pula volume udara yang dipindahkan oleh balon. Artinya, gaya apung
bertambah besar. Suatu saat gaya apung sudah lebih beratGambar
daripada
2.13berat
Balontotal
Udarabalon
sehingga balon mulai bergerak naik. Awak balon udara terusSumber:
menambah gas panas
[CITATION Alb16sampai
\l
1033 ]
balon tersebut mencapai ketinggian tertentu. Setelah itu baru balon dapat mengurangi gas
panas sampai mencapai gaya apung sama dengan berat balon. Pada saat itu, balon melayang
di udara. Sewaktu awak balon ingin menurunkan ketinggian, sebaguan isi gas panas
dikeluarkan dari balon. Hal tersebut menyebabkan volume balon berkurang, yang berarti
gaya apung berkurang juga. Akibatnya, gaya apung lebih kecil daripada berat balon dan
balon bergerak turun.

r. Tegangan Permukaan Zat Cair


Tegangan permukaan zat cair adalah kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang
sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis. Lapisan ini terbentuk
karena adanya ikatan kohesi antar molekul zat cair pada permukaannya. Kohesi adalah
gaya tarik menarik antar partikel sejenis. Secara matematis tegangan permukaan
dinyatakan sebagai berikut:
F
γ=
d
Dalam kasus ini d=2l, sehingga persamaannya menjadi seperti berikut.
F
γ=
2l
Keterangan:
γ = tegangan permukaan (N/m)
F = gaya (N)
l = panjang kawat (m)

Manfaat tegangan permukaan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:


- Penggunaan antiseptik pada luka
Antiseptik selain memiliki daya bunuh kuman yang baik, juga memiliki tegangan
permukaan yang rendah, sehingga antiseptik dapat membasahi seluruh luka.
- Pemanfaatan air panas untuk mencuci
Tegangan permukaan dipengaruhi oleh suhu. Semakin tinggi suhu, semakin kecil
tegangan permukaan zat cair. Artinya kemampuan air panas membasahi benda lebih
baik dibandingkan air dingin, sehingga merendam pakaian dengan air panas
menyebabkan kotoran pada pakaian lebih mudah larut.
- Pengembangan sintesis modern
Detergen sintesis modern didesain untuk meningkatkan kemampuan air membasahi
kotoran yang melekat pada pakaian, yaitu dengan mengurangi tegangan permukaan
air. Sehingga kotoran pada pakaian akan mudah larut dalam air.

s. Kapilaritas
Kapilaritas merupakan gejala naik turunnya permukaan zat cair dalam pipa kapiler.
Gejala yang disebabkan oleh gaya kohesi tegangan permukaan dan gaya adhesi antara zat
cair dan tabung kaca. Zat cair naik hingga gaya ke atas sama dengan gaya ke bawah
karena tegangan permukaan sama dengan berat zat cair yang diangkat. Untuk zat cair
yang membasahi dinding pipa ( θ< 90o ) ,permukaan zat cair dalam pipa berbentuk cekung
atau permukaan zat cair dalam pipa naik lebih tinggi dibandingkan permukaan zat cair di
luar pipa. Sebaliknya, untuk air raksa yang tidak membasahi dinding pipa ( 90 o <θ<180o )
permukaan zat cair didalam pipa berbentuk cembung atau permukaan air dalam pipa
lebih rendah daripada permukaan zat cair di luar pipa. Kenaikan/penurunan tersebut
dinyatakan dengan:
2 γ cos θ
h=
ρgr
keterangan:
h = kenaikan atau penurunan zat cair dalam pipa kapiler (m)
γ = tegangan permukaan ( N /m)
θ = sudut kontak (° )
ρ = massa jenis zat cair (kg /m3)
g = percepatan gravitasi (m/s 2)
r = jari – jari kapiler (m)

t. Viskositas Fluida
Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar atau kecilnya
gesekan benda terhadap fluida saat benda dicelupkan kedalamnya.
 Hukum Stokes
Pada suatu fluida ideal (fluida tidak kental) tidak ada viskositas (kekentalan) yang
menghambat lapisan – lapisan fluida ketika lapisan tersebut menggeser satu di atas
lainnya. Viskositas pada aliran fluida kental sama saja dengan gesekan pada gerak
benda padat. Unsur fluida idel, viskositas η=0, sehinga dianggap benda yang
bergerak dalam fluida ideal tidak mengalami gesekan yang disebabkan oleh fluida.
Namun, jika benda tersebut bergerak dengan kelajuan tertentu dalam fluida kental,
gerak benda akan dihambat oleh gaya gesekan fluida pada benda tersebut. Besar gaya
gesekan fluida dirumuskan sebagai berikut.
F f =kηv
Koefisien k bergantung pada bentuk geometris benda. Untuk bola k =6 πr. Sehingga
diperoleh persamaan berikut,
F f =6 π ηrv
Keterangan :
F f = gaya stokes / gaya gesek ( N )
η = koefisien viskositas ( kg /m. s atau Pa . s )
v = kecepatan ( m/s )
r = jari - jari ( m )

 Kecepatan Terminal
Kecepatan terminal adalah kecepatan benda berbentuk bola bergerak mengendap
dalam fluida kental dengan kecepatan konstan. Kecepatan terminal suatu benda yang
bergerak jatuh dalam fluida kental, selama geraknya pada benda tersebut bekerja tiga
gaya, yaitu gaya berat ( w), gaya ke atas dikerjakan fluida ( F a) dan gesekan yang
dikerjakan fluida ( F f ). Setelah itu benda akan bergerak semakin cepat sampai
mencapai kecepatan terminal yang konstan. Pada saat kecepatan terminal ( v T )
tercapai, gaya – gaya yang bekerja pada benda adalah seimbang
Σ F=0
mg−F a−F f =0
F f =mg−F a
Jika massa jenis benda ¿ ρb , massa jenis fluida ¿ ρf dan volume benda ¿ V bgaya ke atas
¿ F a=V b ρF g
Berat benda mg=( V b ρb ) g
Gaya gesekan F f =6 π ηr v T
Sehingga persamaanya diperoleh,
6 π ηr v T =V b ρb g−V b ρF g
6 π ηr v T =V b g ( ρb− ρF )
V b g (ρ b −ρF )
vT =
6 π ηr
4 3
Untuk benda berbentuk bola, dengan V b = π r , sehingga
3
4
v =
( 3
π r ) g( ρ −ρ )
3
b F

T
6 π ηr
2 r2 g
vT = ( ρb−ρ F )
9 η

Anda mungkin juga menyukai