Anda di halaman 1dari 12

RESUME INVENTORIES: ADDITONAL VALUATION ISSUES

Disusun oleh :
Vira Anesta Amalia (11190820000100)
Yuyun Suryani (11200820000155)
Marshanda Berlianti (11200820000100)

KELOMPOK 10
AKUNTANSI 3D

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
TANGERANG SELATAN
2021
A. Inventory Valuation Method: Gross Profit Method
Salah satu metode untuk menetukan jumlah persediaan adalah dengan metode laba kotor.
Metode laba kotor adalan salah satu metode pengganti untuk memperkirakan persediaan.
Perusahaan juga biasanya menggunakan metode ini saat terjadi kebakaran atau bencana lain
yang dapat menghacurkan persediaan ataupun catatan persediaan. Metode laba kotor
bergantung pada tiga asumsi, yaitu:
1) Persediaan awal ditambah total pembelian barang sama dengan diperhitungkan.
2) Barang yang tidak dijual harus berada di tangan.
3) Penjualan, dikurangi biaya, pengurang dari jumlah persediaan awal ditambah
pembelian, sama dengan persediaan akhir
1. Computation of Gross Profit Percentage
Dalam kebanyakan situasi, persentase laba kotor dinyatakan sebagai persentase
penjualan harga. Untuk mengetahui perhitungan persentase laba kotor, berikut ilustrasinya:
➢ Untuk melihat cara menghitung persentase laba kotor, asumsikan bahwa sebuah artikel
berharga $15 dan dijual seharga $20, laba kotor $5.
Markup $5 Markup $5
= = 25% = = 33,5%
Retail $20 Cost $15

➢ Berikut rumus untuk metode persentase laba kotor:


Percentage markup on cost
1) Gross profit on selling price = 100% +percenage markup on cost

Gross profit on selling price


2) Percentage markup on cost = 100%−gross profit on selling price

➢ Sehingga perhitungannya:
Laba kotor pada harga jual Persentase markup pada biaya
0,2
Ditentukan: 20% → = 25%
1−0,2

0,25
Ditentukan: 25% → = 33,3%
1−0,25

0,25
= 20%  Ditentukan: 25%
1−0,25

0,5
= 33,3%  Ditentukan: 50%
1−0,5

Karena harga jual melebihi biaya, dan dengan jumlah laba kotor yang sama untuk keduanya,
laba kotor atas harga jual akan selalu lebih kecil dari persentase berdasarkan biaya.
Perhatikan bahwa perusahaan tidak mengalikan penjualan dengan cost-based markup
percentage. Sebaliknya, mereka harus mengubah persentase laba kotor menjadi percentage
based on selling price.
2. Evaluation of Gross Profit Method
Berikut kekurangan dari metode laba kotor:
1) Menyedikan estimasi ending inventory
2) Menggunakan persentase lama dalam perhitungan
3) Blanket gross profit rate bisa jadi tidak representatif, karena gross profitnya biasanya
hanya satu
4) Biasanya tidak dapat diterima untuk tujuan pelaporan keuangan karena banya
menyediakan estimasi
IFRS membutuhkan persediaan fisik sebagai verifikasi tambahan atas persediaan yang
ditunjukkan dalam catatan.
B. Retail Inventory Method
Retail invetory method adalah metode inventory untuk perusahaan retail, seperti indomaret,
alfamart, dll. Metode ini mengharuskan retailer mencatat
1) Total biaya dan nilai eceran barang yang dibeli
2) Total biaya dan nilai ecerann barang yan tersedia untuk dijual
3) Penjualan untuk periode tersebut
1. Retail Method Concepts
Retailer biasanya melakukan markup atau markdown harga yang mereka berikan ke
pembeli. Bagi retailer, istilah markup berarti markup tambahan dari harga eceran asli.
Pembatalan markup adalah penurunan harga barang dagangan yang telah diberi markup
oleh pengecer di atas harga asli eceran.
Dalam pasar yang kompetitif, reatiler (pengecer) sering kali perlu menggunakan markdown,
yaitu penurunan dalam harga jual asli. Hal ini dipelukan biasanya sebab, penurunan tingkat
harga umum, penjualan khusus, barang kotor atau rusak, kelebihan stok, dan persaingan
pasar. Pembatalan markdown terjadi ketika markdown menjadi diimbangi oleh kenaikan
harga barang yang telah dikurangi pengecer—seperti setelah penjualan satu hari. Baik
pembatalan markup maupun pembatalan markdown tidak boleh melebihi harga asli
markup atau markdown.
2. Retail Inventory Method With Markups and Markdowns Conventional and Cost
Method
Pengecer menggunakan konsep markup dan markdown dalam mengembangkan
perhitungan persediaan yang tepat pada akhir periode akuntansi. Untuk mendapatkan
persediaan yang sesuai perusahaan harus memberikan perlakuan yang tepat terhadap
markup, pembatalan markup, markdown, dan pembatalan markdown. Ada dua metode
dalam melakukan hal tersebut, yaitu metode konvesioanal dan cost. Berikut ilustrasinya:
➢ Fuque Inc. menggunakan metode persediaan eceran untuk memperkirakan persediaan
akhir untuk laporan keuangan bulanan. Data berikut berkaitan dengan departemen
tunggal untuk bulan Oktober 2011.

Siapkan persediaan eceran diperkirakan komputasi jadwal menggunakan metode


berikut :
(1) Conventional
(2) Cost
➢ Convetional Method
➢ Cost Method

3. Special Items Related to Retail Method


Metode persediaan eceran menjadi lebih rumit ketika kita mempertimbangkan barang-
barang tersebut sebagai ongkos angkut, retur dan potongan pembelian, dan diskon
pembelian. Di metode ritel, kami memperlakukan item tersebut sebagai berikut.

• Freight costs adalah bagian dari biaya pembelian

• Purchase returns biasanya dianggap sebagai pengurangan harga pada kedua biaya dan
eceran.

• Purchase discounts and allowances biasanya dianggap sebagai pengurang biaya


pembelian.
Selain itu, ada sejumlah item khusus yang memerlukan analisis lanjutan , yaitu:

• Transfer-in dari departemen lain dilaporkan dengan cara yang sama seperti pembelian
dari perusahaan luar.

• Normal Shortages (kerusakan, kerusakan, pencurian, susut) akan mengurangi kolom


retail karena barang tersebut tidak lagi tersedia untuk dijual. Biaya tersebut adalah
tercermin dalam harga jual karena sejumlah kekurangan dianggap normal dalam
perusahaan ritel. Akibatnya, perusahaan tidak mempertimbangkan jumlah ini dalam
menghitung persentase biaya-ke-eceran. Sebaliknya, untuk sampai pada persediaan
akhir di eceran, mereka menunjukkan kekurangan normal sebagai pengurang yang
mirip dengan penjualan.
• Abnormal Shortages, di sisi lain, dikurangkan dari biaya dan kolom ritel dan dilaporkan
sebagai jumlah persediaan khusus atau sebagai kerugian. Melakukan jika tidak,
mendistorsi rasio biaya-untuk-ritel dan melebih-lebihkan persediaan akhir.

• Employee Discounts (diberikan kepada karyawan untuk mendorong loyalitas, lebih


baik kinerja, dan sebagainya) dikurangkan dari kolom ritel dengan cara yang sama
seperti penjualan. Diskon ini tidak boleh dipertimbangkan dalam persentase biaya-ke-
eceran karena tidak mencerminkan perubahan harga jual secara keseluruhan.

4. Evaluation of Retail Inventory Method


Berikut mengapa perusahan retail menggunakan metode persediaan retail untuk
menghitung persediaan mereka:
1) Untuk mengizinkan perhitungan laba bersih perhitungan fisik persediaan
2) Sebagai ukuran pengendalian dalam menentukan kekurangan persediaan
3) Dalam mengatur jumlah barang dagangan yang ada
4) Untuk informasi asuransi
C. Lower of Cost of Netrealizable Value
LCNRV merupakan sebuah alternatif dalam menilai persediaan yang akan disajikan dalam
laporan keuangan. Pada metode atau sistem ini perusahaan akan mencatat/melaporkan nilai
persediaan bukan dari nilai cost nya tetapi menggunakan lower of cost or net realizable value
atau yang mana yang lebih rendah antara cost atau Net Realizable Value (NRV). Jadi LCNRV
adalah suatu situasi dimana perusahaan meninggalkan prinsip cost historis, pada awalnya
sebuah perusahaan mencatat persediaan berdasarkan cost nya atau nilai perolehannya akan
tetapi karena adanya situasi yang menyebabkan nilai masa depan atau nilai persediaan tersebut
jika di jual tiba tiba anjlok dibawah nilai perolehan, jika pada situasi ini terjadi maka
perusahaan akan mengambil keputusan untuk melaporkan persediaan melalui mendekatan
LCNRV.
Nilai Realisasi Bersih (NRV) adalah estimasi harga jual normal dikurangi cost untuk
menyelesaikan produksi atau cost untuk penjualan. Pengeluarkan yang dikeluarkan oleh
perusahaan untuk memastikan barang tersebut untuk siap dijual seperti hal nya packing dsb,
dan hal ini akan mengurangi nilai jual.

Persediaan pada laporan posisi keuangan diatas di €750. Dalam Income Statement,
Perusahaan diatas melaporkan Loss on Inventory Write-Down sebesar €200 (€950 €750).
Penyimpangan dari biaya dibenarkan karena persediaan tidak harus dilaporkan pada jumlah
lebih tinggi dari realisasi yang diharapkan dari penjualan. Selain itu, perusahaan diatas harus
membebankan hilangnya utilitas terhadap pendapatan pada periode di mana kerugian terjadi,
bukan pada periode penjualan. Oleh karena itu, perusahaan melaporkan persediaan mereka
pada nilai realisasi yang lebih rendah dari biaya-atau-bersih nilai (LCNRV) pada setiap
tanggal pelaporan. Ilustrasi pengukuran di LCNRV.
1) Metode Untuk Aplikasi LCNRV
Jika sebuah perusahaan mengikuti pendekatan item serupa atau terkait atau total
persediaan dalam menentukan LCNRV, kenaikan harga pasar cenderung mengimbangi
penurunan pasar harga. Sebagai ilustrasi, asumsikan pemisahan produk makanan menjadi
dua kelompok besar, beku dan kalengan, seperti yang ditunjukkan pada Ilustrasi dibawah.

2) Mencatat Pada Nilai Realisasi Bersih, Bukan Cost

Menunjukkan entri untuk metode harga pokok penjualan dan kerugian, dengan asumsi
penggunaan system persediaan perpetual.

Metode harga pokok penjualan mengubur kerugian dalam akun Harga Pokok
Penjualan. Itu metode kerugian, dengan mengidentifikasi kerugian akibat
write-down, menunjukkan kerugian terpisah dari Harga Pokok Penjualan
dalam laporan laba rugi.
D. Valuation Bases: Special Valuation Situations, Relative Sales Value, Purchase
Commitments
1) Special Valuation Situasions
Ada beberapa situasi dimana tidak bisa menggunakan LCNRV. Ada dua situasi umum
yang tidak bisa menggunakan LCNRV :
• Aset pertanian (termasuk aset biological dan agricultural produce)
• Commodities held by broker-traders
Agricultural Inventory
Biological asset diklasifikasikan sebagai non current asset. Berupa hewan atau tumbuhan
seperti sapi, domba, pohon buah-buahan, atau pohon kapas. Sedangakan agricultural
produce adalah produk yang dihasilkan dari biological asset seperti benang wol dari domba,
susu dari sapi, buah-buahan dari pohon, atau kapas dari pohon kapas.

* Biological aset diukur pada harga pembelian awal dan pada FV less cost to sell (NRV).
Perusahaan mencatat gain or loss jika ada perubahan NRV aset.
*Agricultural produce dicatat pada FV less cost to sell (NRV) pada periode saat dipanen.
Ketika dipanen, nilai Nrnya menjadi nilai cost aset tersebut. Setelah itu bisa digunakan
LCNRV test jika ternyata NRVnya turun.
Jurnal mencatat kenaikan carrying value:

Biological asset dilaporkan sebagai Non-Current asset pada nilai FV less cost to sell atau
pada nilai realisasi bersih di neraca dan unrealized holding gain dilaporkan di laporan
laba rugi sebagai bagian dari other income and expense.
Jurnal mencatat susu yang diperah :

Milk inventory dicatat pada nilai NRV pada saat susu tersebut diperah. Nilai NRV
menjadi cost dari milk inventory. Ketika susu terjual pada nilai 38.500, jurnalnya adalah :
Commodities held by broker-traders
Pialang biasanya mengukur persediaan mereka pada nilai NRV, dengan perubahan nilai
NRV diakui pada periode perubahan. Pialang membeli atau menjual komoditas seperti
jagung, tepung, minyak panas, dll. Mereka mendapatkan keuntungan dari fluktuasi harga
antara harga beli dengan harga jual. Apabila barang dijual dalam kondisi yang sama pada
saat dibeli, maka penggunaan nilai NRV diperbolehkan. Tetapi jika dijual dalam kondisi
yang berbeda misal tepung yang dibeli sudah didistribusikan, disimpan dalam gudang
atau dikemas kembali, maka harus dicatat pada LCNRV.
2) Valuation Using Relative Sales Value
Biasanya perusahaan membeli sekelompok unit yang berbeda dangan satu harga yang
seharusnya harganya juga berbeda-beda. Ketika menghadapi situasi semacam itu, praktek
yang paling umum dan paling logis adalah mengalokasikan total biaya di antara berbagai
unit atas dasar nilai relative penjualan.

3) Purchase Commitment-A Special Problem


Komitmen pembelian adalah perjanjian untuk membeli persediaan secara mingguan,
bulanan bahkan tahunan sehingga persediaan selalu tersedia. Biasanya barangnya
berbentuk sumber daya alam dan barang dalam proses.

Dalam banyak bisnis, kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada tersedianya


persediaan barang dagangan. Akibatnya, sangat wajar bagi perusahaan untuk membuat
komitmen pembeliaan. Umumnya jika harga kontrak lebih besar dari harga pasar, dan
kerugian diperkirakan akan muncul pada saat pembeliaan dilaksanakan,maka kerugian
harus diakui dalam periode terjadinya penurunan harga.
E. Presentation, Analysis, and Disclosure

• Penyajian Persediaan
Standar akuntansi memerlukan pengungkapan laporan keuangan dari item-item yang
berhubungan dengan persediaan berikut ini.
1) Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam mengukur persediaan, termasuk rumus biaya
yang digunakan (rata rata tertimbang, FIFO)
2) Jumlah tercatat keseluruhan persediaan total dan jumlah tercatat dalam setiap klasifikasi
(klasifikasi yang umum dari persediaan termasuk barang dagangan persediaan produksi,
bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi.)
3) Jumlah tercatat persediaan yang dicatat pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual.
4) Jumlah persediaan yang diakui sebagai beban selama periode berjalan.
5) Jumlah setiap penurunan nilai persediaan yang diakui sebagai beban dalam periode
bersangkutan, dan jumlah setiap pembalikan dari penurunan nilai yang diakui sebagai
pengurang beban pada periode bersangkutan.
6) Kondisi atau peristiwa yang menyebabkan pembalikan dari penurunan nilai persediaan.
7) Jumlah tercatat persediaan yang dijaminkan sebagai efek utuk liabilitas, jika ada.
Informasi ini dapat diungkapkan dalam laporan posisi keuangan atau dalam daftar terpisah
yang dimuat dalam catatan atas laporan keuangan. Bauran relatif dari bahan baku, barang
dalam proses, dan barang jadi akan membantu dalam menilai likuiditas dan dalam
menghitung tahap penyelesaian persediaan. Pengaturan pembiayaan yang signifikan atau
tidak biasa yang berhubungan dengan persediaan mungkin akan memerlukan
pengungkapan dalam catatan atas laporan keuangan. Contohnya termasuk transaksi dengan
pihak terkait, perjanjian pembiayaan produk, komitmen pembelian yang ketat, dan
penjaminan persediaan. Misalnya, alporan tahunan lectra. Jika lectra mengubah metode
penetapan harga dari setiap elemen persediaanya, maka harus melaporkan perubahan
tersebut dalam prinsip akuntansi. Misalnya, jika lectra mengubah metode akuntansi untuk
barang jadi dari rata-rata tertimbang menjadi FIFO, maka lectra harus melaporkan
perubahan ini secara terpisah, bersama dengan pengaruhnya pada pendapatan, pada periode
berjalan dan sebelumnya. Perubahan dalam akuntansi memerlukan paragraf penjelas dalam
laporan auditor untuk menggambarkan perubahan metode.
Sebagai contoh lain dari praktik pengungkapan persediaan, pernod ricard
(FRA)melaporkan persediaan dalam laporan tahunannya sebagai berikut (perhatikan
“pratik perdagangan” yang diikuti dalam mengklasifikasikan beberapa persediaan
bersiklus panjang diantara aset lancar).

• Analisis Persediaan
Seperti yang diilustrasikan dalam cerita pembuka, jumlah persediaan yang dicatat
perusahaan memiliki konsekuensi ekonomi yang signifikan. Sebagai akibatnya.
Perusahaan harus mengelola persediaan tersebut. Nmun, manajamen persediaan adalah
pedang bermata dua. Hal ini membutuhkan perhatian secara terus-menerus di satu sisi,
majamen ingin menyimpan item dalam berbagai jenis dan jumlah. Dengan melakukan hal
tersebut, pelanggan akan dimanjakan dengan pilihan produk yang luas dan bervariasi.
Namun, kebijakan persediaan tersebut dapat menyebabkan biaya pengelolaan yang
berlebihan (misalnya, investasi, penyimpanan, asuransi,pajak, keusangan, dan kerusakan).
Di sisi lain, tingkat persediaan yang rendah akan meneyebabkan habisnya stok, hilangnya
penjualan, dab pelanggan yang tidak puas.
Penggunaan rasio keuangan akan membantu perusahaan untuk memetakan jalan tengah
antara kedua risiko berbahaya ini. Rasio yang umum digunakan dalam pengelolaan dan
evaluasi tingkat persediaan adalah rasio perputaran persediaan dan pengukuran yang terkait
yaitu rata-rata jumlah hari untuk menjual persediaan.

• Pengungkapan Persediaan
Berdasarkan pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) menyatakan bahwa laporan
keuangan harus mengungkapkan
a) Kebijakan akuntansi yaang digunakan dalam pengukuran persediaan, termasuk rumus
biaya yang digunakan dalam pengukuran persediaan, termasuk rumus biaya yang
digunakan.
b) Total jumlah tercatat persediaan dan jumlah nilai tercatat menurut klasifikasi yang
sesuai bagi entitas
c) Jumlah tercatatpersediaan yang di catat dengan nilai wajar dikurangi biaya untuk
menjual
d) Jumlah persediaan yang diakui sebagai beban selama periode berjalan
e) Jumlah setiap penurunan nilai yang diakui sebagai pengurangjumlah persediaan yang
diakui sebagai beban dalam periode berjalan
f) Jumlah dari setiappeulian dari setiap penurunan nilai yang diakui sebagai pengurang
jumlah persediaan yang diakui sebagai beban dalam periode berjalan
g) Kondisi atau peristiwa penyebab terjadinya pemulihan nilai persediaan yang di
turunkan
h) Nilai tercatat persediaan yang diperuntukan sebagai jaminan kewajiban
Standar akuntansi mewajibkan laporan keuangan mengungkapkan komposisi dari
persediaan, pengaturan biaya persediaan, dan metode kelulasan biaya persediaanyang
digunakan. Standar akuntansi ini juga mewajibkan metode kalkulasi biaya diaplikasikan
secara konsisten dari satu periode berikutnya. Perusahaan manufaktur harus melaporkan
komposisi persediaan baik dalam neraca maupun dalam skedul terpisah dari catatan ini.
Bauran relatif dari bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi akan diperlukan untuk
menilai likuiditas serta menghitung tahap penyelesaian persediaan. Pengaturan
pembiayaan penting tau yang tidak biasa berhubungan dengan persediaan mungkin
memerlukan catatan pengungkapan. Contohnya adalah transaksi dengan pihak
berhubungan, perjanjian pembiayaan produk, komitmen pembelian perusahaan, likuiditas
perusahaan LIFO terpaksa, dan pengadaan persediaan sebagai koleteral.

Anda mungkin juga menyukai