20 RF Bab II
20 RF Bab II
20 RF Bab II
LANDASAN TEORI
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat (Pasal 3 dan 4).1
Standar tersebut bukan merupakan ukuran yang statis yang tidak berubah, tetapi
semakin lama semakin ditingkatkan. Selain itu standar pendidikan juga berfungsi
Sesuai dengan UUD 1945 Pasal 31 ayat (3), yang menyatakan perlunya
Undang yang khusus mengatur masalah pendidikan. Pada zaman Orde Baru UU
1
----------------, Peraturan Pemerintah 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan.
13
14
mengatur tentang penyelenggaraan Pendidikan Nasional yang terdiri dari 22 Bab dan
pendidikan termasuk Wajib Belajar, Penjamin kualitas pendidikan serta peran serta
bahwa segala sesuatu yang berkaitan dengan pengaturan pendidikan dalam tataran
praktis harus mengacu pada dua landasan tersebut. Adapun fungsi dan tujuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara
pendidikan harus merupakan kegiatan yang dapat mencapai tujuan tersebut, sudah
2
Departemen Pendidikan Nasional, Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
15
Pancasila dan UUD 1945 yakni pendidikan yang baik dan berkualitas. Untuk itu
pelaksanaan kegiatan pendidikan pada tataran messo dan mikro, dalam hubungan
ini Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 dapat dipandang sebagai upaya
tersebut tentang lingkup standar yang harus ada seperti standar isi, standar proses,
Adapun secara lebih jelas, standar-standar yang harus menjadi dasar bagi
3
Ibid.
16
Standar Isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang
kompetensi mata pelajaran dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh
prajabatan, dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan.
tempat berekreasi, serta sumber belajar lainnya, yang diperlukan untuk menunjang
besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun.
17
peserta didik.
independen terlepas dari campur tangan secara langsung ataupun tidak dari
hasil pendidikan yang dapat diukur secara langsung setelah berlangsungnya suatu
system pendidikan pada jenjang tertentu. Output atau hasil yang diperoleh dengan
pendidik atau tenaga pengajar yang dinilai masih rendah. Sebagian guru bahkan
berdampak pada rendahnya mutu lulusan yang dihasilkan. Selain itu, sistem
18
bidangnya. Guru adalah seorang yang berdiri di depan kelas untuk menyampaikan
ilmu pengetahuan. Menurut Roestiyah, (1982: 182) dalam Nurdin (2005: 6):
mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal yaitu pendidikan anak
Pendidikan Nasional, Bab XI Pasal 39 ayat (2) bahwa pendidik merupakan tenaga
4
Nurdin, Syafruddin, Guru Profesional & Implementasi Kurikulum,
Jakarta, 2005, hal.
5
Kunandar, Guru Profesional : Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, Jakarta: Rajawali Press,
2007, hal.
19
Guru dan Dosen dinyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
itu rendahnya kualifikasi tenaga pengajar atau guru dapat menunjukan bahwa
berdampak pada kualitas siswa yang pada akhirnya menyebabkan rendahnya mutu
para lulusan.
mengelola pendidikan nasional. Oleh karena itu, seorang pendidik (guru) harus
sehat jasmani dan rohani serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional.
dengan bidang tugasnya. Hal ini dikuatkan lagi dengan Peraturan Menteri Pendidikan
seorang guru dapat diukur melalui kualifikasi dan kompetensinya sebagai tenaga
pendidik melalui sertifikasi bagi guru dalam jabatan. Jadi, ketiga komponen
tersebut tidak dapat dipisahkan dan saling berkaitan antara satu dengan lainnya.
akademi yang harus ditempuh oleh siswa untuk mencapai sesuatu tingkatan atau
Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dijelaskan bahwa kurikulum
merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
aktivitas yang dilakukan oleh sekolah dalam rangka mempengaruhi siswa dalam
pelajaran yang dibuat sesuai dengan kebutuhan pendidikan itu sendiri. kurikulum
6
Opcit, hal.
21
selalu dipengaruhi dan ditentukan oleh gagasan yang melatar belakangi tentang
dicapai, uraian materi secara ringkas, teknik/metode yang mungkin dipakai, alat
dan sumber, kelas, lamanya waktu yang diperlukan/jam dan sebagainya yang
biasanya termuat dalam satu model penyusunan program yang disebut Garis-Garis
khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas: a) kelompok
Sarana dan prasarana adalah alat bantu yang dibutuhkan baik langsung
maupun tidak langsung oleh siswa dan guru ataupun penyelenggaraan pendidikan
dalam mewujudkan proses belajar mengajar. Sarana dan prasarana ini dapat
pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai serta kelengkapan
lainnya yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan
berkelanjutan; (2) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi
lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satiuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata
usaha, ruang perpustakaan, ruang laboraturium, ruang bengkel kerja, ruang unit
produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolah raga, tempat
beribadah, tempat bermain, tempat berekreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan
pendidikan, luas lahan minimum, luas bangunan gedung minimum dan kelengkapan
sarana dan prasarana. Bangunan gedung sekolah yang sesuai dengan standar harus
mudah, aman dan nyaman termasuk bagi penyandang cacat, bangunan gedung
merupakan syarat mutlak dalam belajar. Oleh karena itu tugas guru disamping
belajar mereka.
1. Pengertian Motivasi
bergerak dan bertindak itu dipengaruhi oleh adanya dorongan atau faktor yang
disebut motivasi.
tenaga didalam pribadi seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan
7
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan landasan kerja Pemimpin
Pendidikan, Rieneka Cipta, Jakarta, 1990, hal. 193
8
Ibid, hal. 191
24
bertindak dan bertingkah laku supaya ia dapat mencapai suatu tujuan. Baik faktor
yang datang dari luar maupun faktor yang datang dari dalam dirinya.
berikut :
9
Ibid, hal. 194
10
Drs. Mahfud Salahuddin, Pengantar Psikologi Pendidikan, Bina Ilmu,
Surabaya, 1990, hal. 113 - 114
25
Artinya :
Oleh karena itu kebaikan harus diwujudkan dengan cara melakukan tugas-
tugas pendidikan, melalui pendidikan anak akan berbuat kebaikan, yang mana hasil
dari amal kebaikannya itu pasti akan dirasakannya sendiri ketika masih hidup di dunia
ini, maupun kelak diakherat. Selain itu semua pihak yang terkait dengan aktifitas
bahkan akan mendapt pembalasan yang sesuai dengan perbuatan jahat yang
didapatnya.
2. Macam-macam Motivasi
11
Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Rajawali
Press, Jakarta, 1992, hal.75
12
Departemen Agama RI, Al Qur’an dan terjemahnya, hal. 817
26
- Dorongan seksual
seperti :
Motif-motif ini sering disebut juga motif-motif yang disyaratkan secara sosial,
b. Menurut Wood Warth, motif-motif itu dapat dibedakan menjadi tiga macam :
yang cepat dan kuat dri kita. Dalam hal ini motif itu timbul bukan atas
kemauan kita, tetapi karena perangsang dari luar yang menarik kita, contoh :
“tolong”, seketika itu juga kita terdorong untuk keluar rumah dan melakukan
sesuatu.
27
3) Motif obyektif, ialah motif yang diarahkan atau ditunjukkan ke suatu obyek
atau tujuan tertentu disekitar kita. Motif ini timbul karena adanya dorongan
menggunakan lingkungan.13
1) Motif intrinsik, yaitu motif yang berfungsinya tidak dirangsang dari luar,
memang dari dalam diri individu itu telah ada dorongan tersebut tanpa adanya
paksaan dari luar. Contoh : anak yang bertekun mempelajari biologi karena ia
dari luar. Contoh : seorang anak belajar bukan didorong oleh keinginan untuk
ujian, atau supaya orang tuanya senang, atau takut dimarahi ayah / gurunya
dan sebagainya.
3. Bentuk-bentuk Motivasi
13
Drs. M. Ngalim Purwanto, MP, Psikologi Pendidikan, PT Remaja
Rosdakarya, Bandung, 1988, hal. 64
28
untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan
tertentu. Bagi seorang guru, tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau
memacu para siswanya untuk agar timbul keinginan dan kemauan untuk
1. Memberi Angka, angka dalam hal ini merupakan simbul dari nilai kegiatan
belajar. Banyak siswa belajar untuk mencapai angka yang baik, angka-angka
itu bagi mereka merupakan motivasi yang kuat, akan tetapi ada pula yang
belajar agar supaya dapat naik kelas saja. Angka tersebut harus benar-benar
maksud hadiah itu adalah sebagai alat untuk mendidik anak-anak agar supaya
yang menyebabkan ia mendapatkan hadiah itu baik. Maksud hadiah itu yang
terpenting adalah bukan hasil yang telah dicapai oleh seorang anak, melalui
dengan hasil yang telah dicapai oleh anak itu pendidik bertujuan untuk
membentuk kata hati, dan kemauan yang lebih baik dan lebih keras pada anak
itu.
29
motivasi cukup penting. Seseorang akan berusaha dengan sekuat tenaga untuk
baik adalah simbul kebanggan dan harga diri. Begitu juga untuk siswa sebagai
subyek belajar. Para siswa akan belajar dengan keras dalam menjaga dan
5. Memberi ulangan atau remedial. Para siswa akan giat belajar, kalau
mengetahui akan ada ulangan. Oleh karena itu memberikan ulangan ini juga
merupakan sarana motivasi, tetapi yang harus diingat oleh guru adalah, jangan
rutinitas, dalam hal ini guru harus terbuka, maksudnya kalau akan ulangan
6. Pujian; Pujian sebagai akibat dari pekerjaan yang diselesaikan dengan baik,
adalah termasuk sebagai motivasi. Pujian yang tak beralasan dan tak karuan
pujian dapat meningkatkan motivasi siswa, guru hendak mencari hal-hal yang
pada setiap siswa yang dapat dipuji, seperti : tulisannya, ketelitian, tingkah
secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi, karena itu guru harus
8. Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan,a da maksud untuk belajar,
hal ini akan lebih baik apabila dibandingkan pada suatu kegiatan pada diri
anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar, sehingga sudah barang
para siswanya sehingga seluruh perhatian mereka tertuju dan terpusat kepada
perhatian siswa sebagaimana juga tidak setiap siswa menaruh perhatian terhadap
pelajaran yang sama. Karena itu mutlak diperlukan kecakapan guru untuk
Ditinjau dari segi didaktik, jika minat siswa dapat dibangkitkan untuk
diberikan oleh guru. Maka keadaan kelas menjadi tenang. Sebab siswa tidak
kelas. Dengan demikian pelajaran dapat berlangsung dengan baik, mudah diterima
dan dimengerti oleh siswa dan pada waktunya mudah disemak untuk ditimbulkan
kembali.
31
yang erat hubungannya dengan dorongan minat dan tingkah laku seseorang.
penting artinya bagi pembentukan watak, sebab anak-anak yang sudah terlatih dan
digemamri melainkan juga kepada obyek yang tidak menarik perhatiannya, berarti
Kemauan yang keras besar sekali peranannya dalam bagi kehidupan anak
bilamana terjun ke tengah-tengah masyarakat, karena dalam melaksanakan
tugas dan kewajiban ia tetap siap mental dan mampu memperhatikan serta
melaksanakan pekerjaan yang mungkin tidak menarik baginya.14
yang sangat penting. Pada waktu mengajar, guru harus memperlihatkan perhatiannya
yang sungguh-sungguh terhadap bahan pelajaran yang sedang diajarkan. Guru yang
bersikap acuh tak acuh akan menimbulkan sikap yang sama terhadap siswa.
Selain itu hubungan antara guru dan siswa hendaknya tetap terpelihara
dengan baik. Hal ini juga akan memperbesar perhatian siswa terhadap bahan yang
akan diajarkan, lebih-lebih yang diberikan oleh seorang guru yang mereka cintai.
14
Drs. Imansyah Alipandie, didaktik Metodik Pendidikan Umum, Usaha
nasional, Surabaya, 1984, hal. 16
15
Ibid, hal. 18
32
karena hasil belajar akan menjadi optimal, Prof. DR. S. Nasution mengemukakan
a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang
melepaskan energi.
b. Mementukan arah yang akan dicapai. Dengan demikian motivasi dapat
memberikan arah dan kegiatan yang harus sesuai dengan rumusan tujuan.
c. Menyeleksi perbuatan, yakni mementukan perbuatan-perbuatan yang harus
dijalankan, yang serasi untuk mencapai tujuan. Itu, dengan mengesampingkan
perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat.16
Sedangkan menurut pendapat Lester D Crow Ph.D dan Alice Crow Ph.D
16
Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Rajawali
press, Jakarta, 1992, hal. 85
17
Lester D Crow Ph.D dan Alice Crow Ph.D, Psikologi Pendidikan,
Alih bahasa Z. kasiyan, Bina Ilmu Surabaya, 1984, hal. 359
33
1) Faktor-faktor non sosial, misalnya : kadang udara, cuaca, waktu (pagi, siang,
malam), tempat, alat yang dipakai untuk belajar (alat tulis menulis, buku-
buku, alat-alat peraga dan sebagainya). Semua alat tadi harus digunakan
maksimal, letak sekolah atau tempat belajar harus memenuhi syarat, seperti
tidak terlalu dekat dengan jalan yang ramai, dan bangunan harus memenuhi
2) Faktor-faktor Sosial
sesama manusia / orang ), baik orang itu ada atau hadir secara langsung, maka
kehadirannya itu dapat mengganggu proses belajar. Misalnya siswa dalam satu
cakap disamping kelas, maupun orang lain hadir secara tidak langsung, misalnya
saja potret yang merupakan representasi dari seseorang, suara nyanyian yang
dihidangkan radio atau tape recorder juga dapat merupakan representasi bagi
kehadiran seseorang.
kepada hal-hal yang dipelajari atau aktifitas belajar semata-mata. Dengan berbagai
cara faktor-faktor tersebut harus diatur, supaya proses belajar mengajar tetap
1) Faktor-faktor fisiologis.
Keadaan ini dapat melatar melakangi aktifitas belajar, keadaan jasmani yang
lelah. Dalam hubungan ini ada dua hal yang perlu dikemukakan :
(1) Nutrisi harus cukup, karena kekurangan kadar zat gizi dapat
seperti pilek, sakit gigi, batuk dan yang sejenis dengan itu biasanya
ke dalam diri individu. Orang mengenal dunia sekitarnya dan belajar dengan
merupakan syarat dapatnya belajar dengan baik pula. Agar panca indera anak
didik dapat berfungsi dengan baik, maka dewasa ini disekolah sekolah diadakan
perawatan atau penjagan, baik yang bersifat preventif maupun yang bersifat
2) Faktor-faktor psikologis
(4) Keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha-usaha yang
baru.
kebutuhan itu saling berkaitan untuk dapat mendorong semangat belajar anak.
Tentu saja anak yang satu berbeda dengan anak yang lainnya, maka dari itu
seorang pendidik haruslah mengenal kebutuhan mana yang paling dominan pada
dalam belajar anak didik ialah cita-cita, karena cita-cita merupakan pusat dari
suatu tujuan.
pengalaman, motivasi akan memberi hasil yang lebih baik terhadap perbuatan
yang dilakukan seseorang. Hasil belajar dapat diukur dalam bentuk perubahan
sebelumnya.