Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 .Latar Belakang

Pembelajaran Bahasa Indonesia bagi penutur asing ini dimaksudkan guna memperkenalkan bahasa
Indonesia kepada para penutur asing untuk berbagai kepentingan, baik pengajaran maupun komunikasi
praktis. Selain itu, pembelajaran bahasa Indonesia sebagai bahasa asing, sebagaimana pula bahasa lain
sebagai bahasa asing, ditujukan guna memberikan penguasaan lisan dan tertulis kepada para
pembelajar. Hal ini mengandung maksud bahwa mereka diharapkan mampu mempergunakan bahasa
Indonesia untuk berbicara dengan lancar dan sekaligus dapat mengerti bahasa yang diujarkan penutur
asli.

Kurangnya informasi yang lengkap tentang Indonesia sering dikeluhkan oleh orang asing yang ingin
mengetahui lebih jauh tentang Indonesia. Oleh karena itu, pihak Indonesia perlu menyediakan informasi
tersebut kepada pihak-pihak lain yang ingin mengetahui tentang Indonesia secara lebih jauh. Informasi
tersebut perlu disesuaikan dengan kebutuhan orang asing tentang Indonesia.

Dalam hubungan itu, orang asing yang ingin mengetahui lebih jauh tentang Indonesia dapat
dikelompokkan ke dalam beberapa kategori, yaitu (1) diplomat dan pengamat asing, (2) sarjana bidang
studi Indonesia, (3) pelajar/mahasiswa, (4) wisatawan, (5) wartawan, (6) pengusaha, (7)
pengajar/peneliti, (8) keluarga pejabat/pekerja asing di Indonesia, (9) keluarga pejabat/pekerja
Indonesia di luar negeri, dan (10) lain-lain.

Kendala-kendala yang muncul dalam pembelajaran BIPA adalah penggunaan BI masih dipengaruhi
kebiasaan penggunaan bahasa ibunya, masih terbata-bata saat berbicara bahasa Indonesia, serta
penggunaan afiksasi dan penggunaan kata tidak tepat. Dengan demikian, Penulis meyakini bahwa
pemanfaatan media pembelajaran bipa sangat membantu pembelajaran lebih efektif dan efesien.

1.2 Tujuan

Berdasarkan penjelasan di atas penulis memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Mengetahui pengertian media pembelajaran BIPA.

2. Mengetahui media-media yang digunakan dalam pembelajaran BIPA.

1.3

BAB II
PEMBAHASAN

2.1

Media pembeljaran BIPA adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk mempermmudah
mengajarkan bahasa Indonesia kepada orang asing. Dengan adanya media tersebut, pembelajar merasa
lebih mudah belajar bahasa Indonesia bila dibandingkan tanpa menggunakan media. Hal yang harus kita
perhatikan adalah pembelajaran tidak mengalami kesulitan dalam menggunakan media tersebut.

2.2 2. Ragam Media Pembelajaran BIPA

a. Media Grafis

1.Gambar/Foto

Gambar atau foto dapat digunakan sebagai perangsang dalam pengajaran kosakata, berbicara, tata
bahasa dan menulis. Contoh pengajarannya:

a. pembelajar diberi sebuah foto pemandangan Gunung Tangkuban Perahu

b. pembelajar mengungkapkan kata-kata yang berkaitan dengan foto tersebut secara individual atau
kelompok.

c. Pembelajar membuat kalimat berdasarkan kosakata yang dibuatnya kemudian didiskusikan


bersama pengajar.

d. Pembelajar membuat pidato singkat tentang apa yang ada dalam foto tersebut, sementara itu
pembelajar yang lain membuat pertanyaan untuk diajukan kepada pembelajar yang tampil.

e. Berdasarkan hasil diskusi, pembelajar dapat menulis sebuah paragraf.

2. Sketsa

sketsa dapat digunakan untuk materi yang berkaitan dengan urutan atau waktu. Sketsa dapat digunakan
untuk mengajarkan kosakata, berbicara, tata bahas, dam menulis.

Contoh pengajarannya:

a. pembelajar diberi sebuah sketsa Terjadinya Hujan

b. pembelajar menyampaikan kosakata yang berkaitan dengan sketsa tersebut


c. pembelajar membuat tiga buah kalimat yang berkaitan dengan sketsa tersebut dan hasilnya
didiskusikan

d. pembelajar berbicara dengan singkat tentang sketsa tersebut dan kalau memungkinkan
pembelajar yang lain menangapinya

e. pembelajar menulis satu paragraf berdasarkan sketsa tersebut.

3. Denah

Dapat membaca denah memberikan banyak keuntungan bagi pembelajar asing untuk mengenal
lingkungannya. Media ini dapat digunakan untuk mengajarkan kosakata, berbicara, tata bahasa, dan
menulis.

Contoh pengajarannya:

a. pembelajar diberi sebuah denah kampus UPI Bandung

b. pembelajar mengumpulkan kosakata yang berkaitan dengan denah itu sebanyak-banyaknya

c. pembelajar berbicara dengan singkat tentang denah tersebut

d. pengajar mencatat kalimat-kalimat yang salah kemudian didiskusikan

e. pembelajar membuat denah jalan menuju tempat tinggalnya

f. pmbelajar menulis satu dua paragraf tentang denah yang sudah dibuatnya

4. Karikatur Berangkai

Sebuah karikatur berangkai dapat menyegarkan pembelajaran. Media ini dapat digunakan untuk
mengajarkan kosakata, berbicara, tata bahasa, dan menulis.

Contoh pengajarannya:

a. pembelajar diberi sebuah karikatur berangkai sepak bola

b. pemeblajar menyebutkan berbagai kosakata yang berkaitan dengan karikatur tersebut

c. pembelajar berdiskusi tentang jalan ceritanya


d. pembelajar menceritakan isi karikatur tersebut dengan lisan

e. pengajar mencatat kesalahn yang dibuat oleh pembelajar kemudian didiskusikan

f. pembelajar menulis satu atau dua paragraf tenteng isi karikatur tersebut

5. Poster

Poster dapat digunakan untuk mengajarkan kosakata, berbicara, tata bahasa, dan menulis.

Contoh pengajarannya:

a. pembelajar diberi sebuah poster Rick Martn

b. pembelajar menyebutkan hal-hal yang berkakitan dengan poster tersebut ddengan lisan

c. pembelajar membuat pola kalimat SPO yang berkitan dengan poster tersebut dan hasilnya
didiskusikan

d. pembelajar menulis sebuah paragraf yang berkaitan dengan Ricky Martin atau penyanyi idolanya

6. Peta/Globe

Peta/globe dapat digunakan untuk mengajarkan materi yang berkaitan dengan tempat atau sejarah
yang diramu dalam pembelajaran berbicara, tata bahasa, dan menulis.

Contoh pembelajarannya:

a. pembelajar memperhatikan peta dunia yang dipasang di depan kelas

b. pembelajar mencari peta asal negaranya masing-masing

c. pembelajar membuat beberapa buah kalimat yang berkaitan dengan budaya, iklim, hasil bumi
negaranya

d. hasil pekerjaan pembelajaran diperiksa dan didiskusikan

e. pembelajar menyanyikan sebuah lagu yang populer di negaranya dn menerjemahkanny ke dalam


bahasa Indonesia.
7. Majalah

Majalah sangat kaya sebagai bahan media pembelajaran. Dari majalah kita dapat mengajarkan bahasa
artikel, bahasa cerita atau bahasa iklan. Majalah dapat digunakan untuk pengajaran kosakata, membaca,
berbicara, tata bahasa, dan menulis.

Contoh pengajarannnya:

a. setiap pembelajar diberi sebuah majalah yang berbeda

b. setiap pembelajar diberi kesempatan untuk membaca hal yang disenaginya

c. setiap pembelajar menandai kosakata sulit yang ditemukan dan berusaha menemukan artinya
berdasarkan koteks tanpa membuka kamus

d. pembelajar membuat kalimat dengan kata-kata sulit/baru yang ditemukan dari majalah

e. hasilnya didiskusikan bersama pengajar

f. pembelajar menceritakan kembali apa yang dibacanya dengan kata-kata sendiri dan hasilnya
didiskusikan

g. pengajar mencatat kesalahannya lalu didiskusikan

h. pembelajar menuliskan kembali apa yang dibacanya dengan kata-kata sendiri dan hasilnya
didiskusikan

8. Surat Kabar

Sepeti halnya majalah, surat kabar punkaya akan bahan pembelajarnnya. Kelebihannya, surat kabar
lebih actual daripada majalah karena terbitnya harian. Surat kabar dapat digunakan untuk mengajarkan
kosakata, membaca, berbicara, tata bahsa, dan menulis.

Contoh pengajarannya:

pembelajar diberi sebuah surat kabar yang berbeda tetapi tanggal terbitnya sama

pembelajar membaca berita yang bertema sama dan surat kabar yang berbeda

pembelajar menandai kosakata sulit yang ditemukannya dan berusaha mencari artinya berdsarkan
konteks

pembelajar mencari kata ketja yang ada pada paragraf kesatu


pembelajar mengklasifikasikan imbuhan yang ditemukannya pada paragraf kesatu

pembelajar mendiskusikan hasil temuannya bersama pengajar

pembelajar menceritakan kembali berita yang dibacanya

pembelajar mencari persaman dan perbedaan berita yang disampaikan dengan lisan

pembelajar menulis satu atau beberapa paragraf yang berkakitan dengan isi berita

hasil tulisannya didiskusikan

b. Media Audio

1. Rekaman Siaran radio

Rekaman siaran radio dapat dijadikan bahan pembelajaran karena dapat melatih kemampuan
menyimak. Rekaman acara apa pun dapat dijadikan bahan pembelajaran dengan syarat hasil rekamanny
cukup baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Rekaman siaran radio ini dapat dimanfaatkan untuk
pengajarn mneyimak, kosakata, berbicara, dan menulis.

Contoh pengajarannya:

pembelajar menyimak rekamaan sebuah iklan

pembelajar menyimak kosakata tertentu dan mencari sinonimnya

pembelajar menyebutkan isi iklan tersebut

pembelajar bermain peran sesuai dengan isi iklan tersebut

pembelajar menulis sebuah contoh iklan

2. Kaset Tape Recorder

Kaset apa pun dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran asalkan memenuhi kriteria rekaman yang
baik. Seandainya memilih kaset lagu, sebaiknya memilih penyanyi yang kualitas vokalnya jelas dan tidak
dibuat-buat. Kset dapat dimanfaaatkan dalampengajaran menyimak, kosakta, berbicara, dan menulis.
Contoh pengajarannya:

pembelajar menyimak sebuah lagu

pembelajar diberi sebuah syair lagu yang telah dirumpangkan pada bagian-bagian tertentu

pembelajar menyimak lagu kembali sambil mengisi bagin-bagian yang rumpang

pembelajar menandai kosakata sulit dan mencari artinnnnnnnnnya berdasarkan konteks

pembelajar mendiskusikan isi lagu bersama pengajar

pembelajar mencari sinonim dan antonim kosakat tertentu

pembelajar mmparafrasekan syair lagu tersebut dlam bentuk prosa

c. Media Audio Visual

1. Rekaman Siaran Televisi

Rekaman siaran televisi merupakan media audio visual yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran.
Rekaman siaran televise apapun dapat digunakan asal sesuai dengan tujuan pembelajaran dan dapat
dimanfaatkan untuk mengajarkan menyimak, membaca, kosakata, tata bahasa, berbicara dan menulis.

Contoh pengajarannya;

pembelajar menonton sebuah rekaman acara televise, misalnya sinetron yang ceritanya tidak
bersambung selama 15 menit (tidak diputar sampai habis),

pembelajar membaca tulisan-tulisan yang ada sebelum sinetron itu diputar dan mendiskusikan artinya
dengan pengajar,

pembelajar berusaha memahami dialog setiap adegan dan bila ada kosakata sulit ia mencatatnya,

pembelajar menceritakan kembali bagian cerita sinetron yang teleh ditontonnya,

pembelajar mendiskusikan isi cerita dan kosakata sulit dengan bimbingan pengajar,

pembelajar menceritakan kembali secara tertulis dan melanjutkan jalan ceritanya,

hasil pekerjaannya didiskusikan bersama pengajar,


pembelajar menonton kelanjutan sinetron tersebut untuk memastikan kelanjutan jalan ceritanya,

pembelajar bermain peran sesuai jalan cerita yang mereka buat,

pengajar mencatat kesalahan yang dibuat pembelajar kemudian mendiskusikannya,

2. Kaset Video atau VCD

Kaset video atau VCD apa pun dapat digunakan dalam pembelajaran jika sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Pemanfaatan media ini dapat digunakan dalam pembelajaran menyimak, membaca,
kosakata, tata bahasa, berbicara, dan menulis.

Contoh pengajarannya:

pembelajar menonton pemutaran kaset video Anak Seribu Pulau selama 10 menit.

pembelajar diberi deretan kata-kata yang ada dalam dialognya dan diminta mencari kapan kata tersebut
diucapkan, bila dalam deretan kata-kata itu terdapat kata yang sulit, pembelajar mendiskusikannya
dengan pengajar,

pembelajar menceritakan kembali isi cerita yang telah ditontonnya secara lisan dan tertulis,

pengajar mencatat kesalahannya kemudian didiskusikan.

d. Permainan dan Simulasi

1. Scrable Bahasa Indonesia

Screble bahasa Indonesia dapat digunakan untuk pembelajaran, terutama untuk pembelajaran kosakata.

Contoh pengajarannya:

pembelajar secara berkelompok memainkan screble dibawah bimbingan pengajar, bila ada kata-kata
baru yang mereka peroleh, pembelajar harus menerapkannya dalam kalimat.
2. Ular Tangga

Permainan ular tangga dengan dengan modifikasi aturan permainan dapat digunakan dalam
pembelajaran. Permainan ini dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran kosakata dan tata bahasa.

Contoh pengajarannya:

pembelajar memainkan permainan ini seperti biasa dengan dimulai mengocok dadu,

pembelajar memainkan pin sesuai dengan angka dadu kemudian mengambil kartu yang berisi perintah
atau pertanyaan, misalnya “Buatlah kalimat berpola SPK yang menggunakan kata bunga”,

Jika ada kesalahan, pengajar seperti biasa membetulkannya,

Penbelajar berikutnya memainkan dadu kemudian meletakkan pinnya sesuai dengan angka dadu,
selanjutnya menjawab pertanyaan yang ada dalam kartu,

Permainan ini demikian seterusnya hingga ada pembelajar yang memperoleh tempat tertinggi.

3. Kartu

Kartu yang dimaksud disini adalah kartu yang berisi kosakata tertentu dan dibuat oleh guru. Kartu
seperti ini dapat digunakan dalam pembelajaran kosakata dan berbicara.

Contoh pengajarannya ;

pembelajar dibagi atas kelompok kecil dan salah seorang diantaranya menjadi pembicara,

pembicara membaca kata yang tertera dalam kartu dan temannya harus menebaknya dalam waktu yang
telah ditentukan,

kelompok yang dapat menebak memperoleh nilai 10 sedangkan kelompok yang gagal tidak,

kata yang tidak dapat ditebak oleh suatu kelompok dapat dialihkah kepada kelompok lain untuk ditebak
dan jika berhasil menebak mendapat nilai 10,

demikian permainan ini selanjutnya hingga kartu yang asa di tangan pengajar habis.
4. Wayang Golek

Wayang golek dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran terutama materi yang berkaitan dengan
budaya. Wayang dapat digunakan dalam pembelajaran kosakata, tata bahasa, berbicara, dan menulis.

Contoh pengajarannya;

pembelajar menyimak penjelasan pengajar tentang wayang yang ada di hadapannya,

pembelajar menyimak kaset wayang yang diperdengarkan,

pembelajar menulis sekenario percakapan dengan topic tertentu secara berkelompok,

pembelajar bermain peran dengan menggunakan wayang tersebut,

pengajar mencatat kesalahannya kemudian mendiskusikannya setelah semua kelompok tampil.

5. Pakaian Tradisional

Pakaian tradisional dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran yang berkaitan dengan materi
budaya.Pembelajaran bicara dan menulis dapat menggunaakan media ini.

Contoh pengajarannya;

pembelajar diperkenalkan dengan pakaian tradisional sunda,

pembelajar menyimak penjelasan pengajar tentang pakaian tersebut,

pembelajar belajar mengenakan pakaian tersebut,

pembelajar secara berkelompok menulis scenario percakapan,

pembelajar bermain peran dengan menggunakan pakain tradisional tersebut berdasarkan scenario yang
telah dibuatnya.

e. Lingkungan Sekitar
Lingkungan sekitar pun ternyata cukup baik dijadikan media pembelajaran. Pembelajar dapat
memanfaatkannya untuk meningkatkan kemampuan menyimak, kosakata, berbicara, membaca, dan
menulis.

1. Sekolah

Segala sesuatu yang ada disekolah dapat dijadikan media pembelajaran yang baik. Pembelajar dapat
meningkatkan kemampuan menyimak, berbicara, kosakata, dan menulis.

Contoh pengajarannya;

pembelajar mengunjungi sekolah dasar setempat bersama pengajar,

pembelajar mewawancarai orang-orang yang ada di sana,

pembelajar memperhatikan suasana dan keadaan sekolah untuk dilaporkan dalam bentuk lisan dan
tertulis,

pembelajar menulis laporan kunjungannya dengan singkat.

2. Perpustakaan

Perpustakaan merupakan media yang baik terutama untuk pembelajar yang berstatus siswa atau
mahasiswa.

Contoh pengajarannya:

pembelajar bersama pengajar mengunjungi perpustakaan,

pembelajar bertanya kepada petugas bagaimana cara meminjam buku atau hal yang lain,

pembelajar membaca buku yang disenanginya dalam waktu yang telah ditentukan,

pembelajar melaporkan hasil becaannya secara lisan dan tertulis.

3. Pasar Tradisional

Pasar tradisional dapat di jadikan media pembelajaran untuk materi yang berkaitan dengan budaya.
Media ini dapat dimanfaatkan untuk keterampilan menyimak dan berbicara.
Contoh pengajarannya;

pembelajar bersama pengajar pergi ke pasar tradisional,

pembelajar berusaha menawar sesuatu dan membelinya kelau harganya sesuai,

pembelajar menyampaikan kesan kunjungannya dalam bentuk tertulis.

4. Tempat Wisata

Materi budaya dapat menggunakan tempat wisata sebagai media pembelajarannya. Media ini dapat
mengasah kemampuan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Contoh pengajarannya;

pembelajar berwisata ke Gunung Tangkuban Perahu,

pembelajar menyimak legenda Gunung Tangkuban Perahu selama dalam perjalanan,

pembelajar bercakap-cakap dengan orang-orang yang ditemuinya,

pembelajar membaca rambu-rambu yang ada di tempat itu,

pembelajar menulis laporan perjalanan sejak berangkat hingga pulang,

Ragam pembelajaran tersebut hanya alternative, pengembangannya dapat dilakukan sesuai dengan
kreativitas pengajar.

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, penulis menarik simpulan adalah sebagai berikut :

1. Media pembeljaran BIPA adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk mempermmudah
mengajarkan bahasa Indonesia kepada orang asing. Dengan adanya media tersebut, pembelajar merasa
lebih mudah belajar bahasa Indonesia bila dibandingkan tanpa menggunakan media.

2. Dalam pembelajaran BIPA terdapat beberapa cara yang harus dilakukan pembelajar untuk mencapai
tujuan utama belajar BIPA

3. Dalam pembelajarannya terdapat ragam media pembelajaran BIPA, yaitu :

a. Media Grafis

b. Media Audio

c. Media Audio Visual

d. Permainan dan Simulasi

e. Lingkungan Sekitar

B. Saran

Berdasarkan simpulan di atas, penulis memberikan saran bagi pembelajar BIPA untuk menggunakan
media-media pembelajaran BIPA dalam aktivitas pembelajaran sehingga tujuan belajar BIPA dapat
tercapai dengan maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Sadiman, Arief. dkk. 1990. Media Pendidikan. Jakarta : CV Rajawali http://Bipakita.Blogspot.Com/

http://www.ialf.edu/kipbipa/abstracts/otedaena.htm

http://students.blog.unnes.ac.id/arifnputri/membuat-media-pembelajaran-interaktif-dengan-piranti-
lunak-presentasi/

Anda mungkin juga menyukai