Properti Kelompok
Peran, Norma, Status, Besaran, Kekompakan, Keragaman
Kerja Tim
DOSEN PENGAMPU :
Dr. NINA OKTARINA, M.Pd.
Disusun Oleh:
Bambang Irawan, S.Pd.I.
0102521031
Alhamdulillahirabbil ‘alamiin, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan
kesempatan dan kekuatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan paper yang
berjudul “Properti Kelompok: Peran, Norma, Status, Besaran, Kekompakan, Keragaman
Kerja Tim” sebagai salah satu persyaratan untuk memenuhi nilai mata kuliah Perilaku Organisasi
Pendidikan di Universitas Negeri Semarang.
Dalam kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan paper ini.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekeurangan. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan adanya saran atau kritikan yang membangun yang untuk bisa memperbaiki
karya ilmiah berikutnya.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesendirian apapun bentuknya cenderung menghasilkan suatu kelemahan,
ketidakmampuan,keterasingan dan bahkan membawa kehancuran. Setiap individu pasti memiliki
sisi lemah dan sisi kuatnya. Namun kita sering mempersoalkan kelemahan orang lain dan terlalu
sombong dengan kekuatan diri.
Sudah saatnya kita mengubah perilaku demikian. Kelompok adalah dua individu atau lebih
yang berinteraksi dan saling bergantung, yang bergabung untuk mencapai tujuan tertentu, yang
dapat bersifat formal ataupun informal. Selain kelompok, dewasa ini sangat populer adalah adanya
sebuah tim. Tim jelas berbeda dengan kelompok. Menurut Robbins (2006) tim kerja adalah
kelompok dimana individu menghasilkan tingkat kinerja yang lebih besar daripada jumlah
masukan individu tersebut. Sedangkan kelompok kerja adalah kelompok dasar yang berinteraksi
untuk berbagi informasi dan mengambil keputusan untuk membantu tiap anggota berkinerja sesuai
bidang tanggung jawabnya.Sedangkan menurut Ilyas (2006) Tim kerja adalah kumpulan individu
dengan keahlian spesifik yang bekerja sama dan berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama.
Menciptakan tim yang efektif adalah hal yang sangat sulit untuk dilakukan Agar dapat
bekerja sama secara efektif, satu tim memerlukan adanya tiga tipe keterampilan yang berlainan,
yaitu orang-orang dengan kelainan teknis,orang-orang dengan keterampilan pemecah masalah dan
pengambilan keputusan,orang-orang dengan keterampilan mendengarkan dengan baik,
memberikan umpan balik,penyelesaian konflik, dan keterampilan antarpribadi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengertian Kelompok dan Tim Kerja ?
2. Jelaskan bagaimana Tipe-Tipe kelompok !
3. Jelaskan bagaimana Tipe-Tipe Tim Kerja !
4. Bagaimana Teori-Teori Pembentukan Kelompok !
5. Apa Perbedaan antara Kelompok Dan Tim ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian Kelompok dan Tim Kerja
2. Untuk mengetahui Tipe-Tipe Kelompok
1
3. Untuk mengetahui Tipe-Tipe Tim Kerja
4. Untuk mengetahui Teori-Teori Pembentukan Kelompok
5. Untuk mengetahui Perbedaan antara Kelompok dan Tim kerja
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
emosional terhadap kegagalan atau keberhasilan kelompok mereka karena harga diri mereka
akan terikat ke kinerja kelompok, sehingga :
Identitas sosial membantu orang mengurangi ketidakpastian tentang siapa mereka danapa
yang harus mereka lakukan
identitas sosial membantu kita memahami siapa kita dan dimana kita cocok dengan
orang lain, tetapi mereka dapat memiliki sisi negatif juga
Kapan orang mengembangkan identitas sosial? Beberapa karakteristik membuat identitas
sosial penting untuk seseorang:
a. Kesamaan. Tidak mengherankan, orang-orang yang memiliki nilai yang sama atau
karakteristik sebagai anggota lain dari organisasi mereka memiliki tingkat yang lebih
tinggi dari identifikasi kelompok.
b. kekhususan. Orang lebih cenderung untuk melihat identitas yang menunjukkan
bagaimana mereka berbeda dari kelompok lain.
c. Status. Karena orang menggunakan identitas untuk mendefinisikan diri mereka sendiri
dan meningkatkan harga diri, masuk akal bahwa mereka paling tertarik dalam
menghubungkan diri ke kelompok-status yang tinggi.
d. Pengurangan Ketidakpastian. Keanggotaan dalam kelompok juga membantu beberapa
orang memahami siapa mereka dan bagaimana mereka masuk ke dunia
4
Tahap ini merupakan tahap ketiga dalam pengembangan kelompok, dicirikan dengan
hubungan yang dekat dan kekompakan.
Tahap mengerjakan (performing stage)
Tahap keempat dalam pengembangan kelompok, yang mana kelompok sepenuhnya
fungsional.
Tahap membubarkan (adjourning stage)
Tahap ini merupakan tahap terakhir dalam pengembangan kelompok untuk kelompok
sementara, yang dicirikan dengan memusatkan perhatian pada mengakhiri kegiatan
dan bukannya kinerja tugas.
b. Suatu Model Alternative bagi Kelompok yang Bersifat Sementara dengan Tenggat
Waktu
Kelompok yang bersifat sementara dengan tenggat waktu yang nampaknya tidak
mengikuti model lima tahap yang biasa , mereka memiliki urutan tindakan yang unik
sendiri yang disebut model kesetimbangan berselang (punctuated-equilibrium model).
Model kesetimbangan-berselang merupakan suatu rangkain fase yang mana kelompok
yang bersifat sementara bergerak melaluinya yang melibatkan transisi antara
kelambanan dengan aktivitasnya, antara lain :
Pertemuan pertama mereka menetapkan arah kelompok
Fase pertama aktivitas kelompok adalah salah satu dari inersia
Suatu transisi terjadi tepat ketika kelompok telah terpakai setengah dari waktu yang
telah ditetapkan
Transisi dimana memprakarsai perubahan besar
Fase kedua dari inersia mengikuti transisi
Pertemuan terakhir kelompok dicirikan oleh aktivitas yang diakselerasikan.
5
Ekspektasi peran yaitu bagaimana yang lainnya meyakini seseorag akan bertindak dalam
suatu situasi tertetu. Di tempat kerja, kita melihat ekspektasi peran melalui perspektif
kontrak psikologis yakni, sebuah pernyataan yang tidak tertulis yang mengemukakan apa
yang manajemen harapkan dari karyawan dan sebaliknya. Pernyataan ini mengemukakan
ekspektasi timbale-balik: apa yang manajemen harapkan dari para karyawan dan
sebaliknya.
Konflik peran yaitu, suatu situasi yang mana individu dihadapkan oleh ekspektasi peran
yang berbeda-beda. Sebagian besar karyawan secara bersamaan dalam pekerjaan,
kelompok kerja, divisi, dan kelompok demografis serta identitas yang berbeda ini dapat
masuk ke dalam koflik ketika ekspektasi dari seseorang bertentagan dengan ekspektasi
yang lainnya.selama proses merger dan akuisisi, para karyawan dapat terbagi antara
identitas mereka sebagai para anggota dari organisasi awal dengan induk perusahaan yang
baru.
1. Kepatuhan
Sebagai anggota kelompok, orang ingin diterima oleh kelompok. Jadi orang rentan
menyesuaikan terhadap norma-norma kelompok. Banyak bukti yang menunjukkan bahwa
kelompok dapat menempatkan tekanan kuat pada anggota individu untuk mengubah sikap
dan perilaku mereka agar sesuai dengan standar kelompok. Ada banyak alasan yang sesuai
6
dengan penelitian terbaru menyoroti pentingnya keinginan untuk membentuk persepsi yang
akurat tentang realitas berdasarkan konsensus kelompok, untuk mengembangkan hubungan
sosial yang bermakna dengan orang lain, dan untuk mempertahankan konsep diri yang
menguntungkan. Dampak bahwa tekanan untuk sesuai dengan perilaku kelompok dapat
dimiliki pada penilaian anggota individu.
7
keragaman dari gagasan dan kreativitas dalam kelompok karena para anggota yang
memiliki status yang lebih rendah cenderung untuk berperan sserta kurang aktif dalam
pembahasan kelompok.
3. Ketidakadilan Status
Perbedaan status yang besar di dalam kelompok juga berhubungan dengan kinerja
individu yang lebih buruk, kesehatan yang lebih rendah, dan keinginan yang kuat
untuk meninggalkan kelompok.
8
dibagikan.
9
f. Properti Kelompok 6: Keragaman
Keragaman diartikan sebagai sejauh mana para anggota dari suatu kelompok
memiliki kesamaan, atau berbeda dari, satu sama lain. Keragaman terlihat untuk
meningkatkan konflik kelompok, terutama dalam tahap awal masa jabatan kelompok,
yang mana sering kali menurukan moral kelompok dan meningkatkan tingkat berhentinya
anggota.
Salah satu efek yang timbul dari keragaman adalah lini kesalahan. Lini kesalahan
atau faultlines adalah divisi yang dipandang yang membagi kelompok menjadi dua atau
lebih subkelompok yang idasarkan pada perbedaan individu, misalnya jenis kelamin, ras,
umur, pengalaman kerja, dan pendidikan.
Lini kesalahan yang didasarkan pada perbedaan dalam keterampilan, pengetahuan,
dan keahlian dapat memberikan manfaat ketika kelompok-kelompok dalam budaya
organisasi yang menekankan kuat pada hasil. Hal ini karena budaya yang didorong oleh
hasil akan memusatkan orang-orang pada apa yang penting bagi perusahaan dan bukannya
pada permasalahan yang timbul dari subkelompok.
Meskipun riset mengenai lini kesalahan menyarankan bahwa keragaman dalam
kelompok merupakan pedang bermata dua, riset terbaru mengindikasikan bahwa mereka
dapat secata strategis dipekerjakan untuk meningkatkan kinerja.
10
2. Kelemahan Pengambilan Keputusan Kelompok
Memerlukan lebih banyak waktu untuk mencapai suatu solusi
Terdapat kepatuhan tekanan
Didominasi oleh salah satu atau beberapa anggota
Tanggung jawab yang ambigu.
11
Nominal Groups Technique adalah teknik yang digunakan dalam pengambilan
keputusan secara group dimana anggota group bertemu tatap muka.
Brainstorming adalah sebuah proses mencari ide sebanyak-banyaknya dari setiap
individu anggota group.
Electronic meeting adalah penggunaan media elektronik sebagai media interaksi
antar anggota group sehingga anggota group tidak perlu bertemu secara fisik.
Tim dan Kelompok adalah dua konsep berbeda, Kelompok untuk terlibat didalam kerja
kolektif yang memerlukan upaya gabungan dari seluruh anggotatim. Akibatnya, kinerja mereka
sekedar kumpulan kontribusi parsial dariseluruh individu anggota kelompok. Tidak ada sinergi
positif yangmenciptakan tingkat kinerja keseluruhan yang lebih besar ketimbang totalitasinput
yang mereka berikan. Sementara itu, Tim Kerja mengembangkan sinergi positif melalui upaya
yang terkoordinasi. Upaya individual merekamenghasilkan suatu tingkat kinerja yang lebih besar
ketimbang totalitas input para individunya.
Bukti menunjukkan bahwa tim biasanya bekerja lebih baik dari pada individu ketika
tugas- tugas yang dilakukan membutuhkan banyak keterampilan, pendapat dan pengalaman.
Ketikanmenyusun ulang dirinya sendiri untuk bersaing secara lebih efektif dan efisien,
oeganisasi berubah menjadi beberapa tim sebagai sebuah cara yang lebih baik untuk
menggunakan bakat- nbakat karyawan.
Manajemen telah menemukan bahwa tim lebih fleksibel dan respontif terhadap berbagai
peristiwa yang selalu berubah daripada departemen-departemen tradisional atau bentuk-bentuk
pengelompokan permanen lainnya. Tim memiliki kecakapan untuk berkumpul, menyebarkan,
berkumpul kembali, dan membubarkan diri dengan cepat. Tetapi jangan mengabaikan sifat
motivasi dari tim. Tim memudahkan partisipasi karyawan dalam membuat berbagai keputusan
Kelompok dan tim bukanlah hal yang sama. Dalam bagian ini kita akan membahas
mengenai perbedaan antara kelompok kerja dan tim kerja.
12
Kelompok kerja (work group) adalah kelompok yang berinteraksi terutama untuk berbagai
informasi dan membuat berbagai keputusan untuk membantu setiap anggota bekerja di dalam area
tanggung jawabnya.
Tim kerja (work team) menghasilkan sinergi positif melalui usaha yang terkoordinasi.
Usaha-usaha individualmereka menhasilkan satu tingkat kinerja yang lebih tinggi daripada jumlah
masukan individual.
Definisi-definisi ini membantu menjelaskan mengapa ada begitu banyak organisasi yang
akhir-akhir ini menyusun ulang proses kerja seputar tim. Manajemen mencari sinergi positif yang
memungkinkan organisasi mereka untuk meningkatkan kinerja. Penggunaan tim secara ekstensif
menghasilkan potensi bagi sebuah organisasi untuk membuahkan banyak hasil yang lebih besar
tanpa peningkatan masukan.
C. Tipe Tim
Tim kerja yang mengelola diri sendiri (self-managed work item) adalah kelompok
karyawan (biasanya 10 sampai 15 anggota) yang melakukan pekerjaan yang sangat
berhubungan atau salaing bergantung dan memikul tanggung jawab yang banyak dari para
pengawas mereka sebelumnya.
Biasanya tanggung jawabnya mencakup perencanaan dan pengaturan pekerjaan,
pemberian tugas kepada para anggota, pengendali kolektif atas langkah kerja, pembuatan
13
berbagai keputusan pengoperasian, pengambilan tindakan untuk berbagai masalah, serta
kerja sama dengan para pemasok dan pelanggan.
4. Tim Virtual
Tim virtual , yaitu tim yang menggunakan teknologi komputer untuk menyatukan
anggota-anggota yang terpisah secara fisik guna mencapai tujuan bersama. Tim virtual bisa
melakukan semua hal yang dilakukan oleh tim yang lain berbagai informasi, menmbuat
berbagai keputusan, dan menyelesaikan. Tiga faktor utama yang membedakan ytim virtual
dari tim yang bertemu muka secara langsung: (1) ketiadaan isyarat-isyarat paraverbal dan
nonverbal; (2) konteks sosial yang terbatas; (3) kemampuan untuk mengatasi keterbatasan
waktu dan ruang.
14
1. Faktor Faktor yang Menentukan Apakah Tim dapat Berhasil atau Tidak
a. Sumber yang memadai.
Tim adalah bagian dari sebuah sistem organisasi yang lebih besar. Kekurangan
sumber daya ini secara langsung juga mengurangi kemampuan tim untuk
menyelesaikan pekerjaan dengan efektif.
Bukti menunjukkan bahwa tim kerja yang mengelola diri sendri sering kali bekerja
dengan lebih baik dari pada tim yang mempunyai pemimpin yang ditunjuk secara
formal. Para pemimpin juga bisa menghalangi kinerja yang tinggi ketika mereka turut
campur dalam tim-tim yang mengelola diri sendiri.
c. Suasana Kepercayaan
Para anggota dari tim yang efektif saling memercayai. Kepercayaan antarpersonal di
antara para anggota tim memudahkan kerja sama, mengurangi kebutuhan untuk
mengawasi perilaku satu sama lain, dan membatasi anggota-anggota di sekeliling
kepercayaan bahwa orang lain dalam tim tidak akan memanfaatkan mereka.
Evaluasi kinerja individual, upah per jam yang tetap, insentif individual, dan lain
sebagainya tidak konsisten dengan perkembangan tim berkinerja tinggi. Jadi, selain
mengevaluasi dan memberi penghargaan untuk para karyawanatas kontribusi
individual mereka, manajemen harus mempertimbangkan penilaian berbasis
kelompok, pembagian laba, pembagian pendapatan, insentif kelompok kecil, dan
modifikasi sistem lain yang akan menguatkan usaha dan komitmen tim.
2. Komposisi Tim
a. Kemampuan dari Para Anggota
Untuk bekerja secara efektif, sebuah tim membutuhkan tiga jenis keterampilan yang
berbeda. Pertama, tim memebutuhkan orang-orang yang memiliki keahlian teknis.
Kedua, tim membutuhkan orang-orang yang mempunyai keterampilan
menyelesaikan masalah dan membuat keputusan agar bisa mengidentifikasikan
berbagai masalah, membuat serta mengevaluasi berbagai alternatif dan membuat
pilihan-pilihan yang kompeten. Terakhir, tim membutuhkan orang-orang ynag
15
memiliki keterampilan mendengarkan, memberikan umpan balik, resolusi konflik,
dan keterampilan antarpersonal lainnya.
b. Kepribadian Para Anggota
Komposisi kepribadian adalah penting untuk keberhasilan tim. Komposisi
kepribadian sangat baik untuk menyusun tim dengan orang-orang yang ekstraver,
patuh, berhati-hati, stabil secara emosional, dan terbuka. Manajemen juga harus
meminimalkan keridaktetapan di dalam tim mengenai berbagai sifat ini.
c. Mengalokasikan Peran
Tim memiliki kebutuhan yang berbeda, dan orang-orang harus dipilih untuk sebuah
tim untuk memastikan bahwa sebuah peran terisi. Kita bisa mengidentifikasi
sembilanperan tim yang potensial, yaitu:
1. Pencipta, mengajukan ide-ide kreatif.
2. Promotor, memperjuangkan ide-eide setelah diajukan.
3. Penilai, menawarkan berbagai pilihan analisis yang berwawasan.
4. Organisator, memberikan struktur-struktur.
5. Produser, memberikan pengarahan dan tindakan lanjutan.
6. Pengontrol, memeriksa detail-detail dan menjalankan peraturan.
7. Pemeliharaan, memerangi berbagai perlawanan eksternal.
8. Penasehat, mendorong pencarian informasi yang lebih banyak.
9. Penghubung, mengoordinasi dan mengintegrasi.
Ketika sebuah tim memiliki keberagaman dalam hal kepribadian, gender, usia,
pendidikan, spesialisasi fungsional, dan pengalaman, terdapat kemungkinan yang lebih
besar bahwa tim tersebut akan memiliki karakteristik-karakteristik yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan tugas-tugasnya secara efektif. Tim tersebut mungkin mengalami
lebih banyak konflik dan kurang menguntungkan arena banyaknya posisi yang
diperkenalkan dan diterima. Namun bukti yan g ada biasanya mendukung kesimpulan
bahwa tim heterogen bekerja secara lebih efektif dibandingkan tim homogen.
e. Besaran Tim
Ketika suatu tim memiliki terlalu banyak anggota, kekohesifan dan akuntabilitas
bersama menurun, kemalasan sosial meningkat, dan semakin banyak orang yang
enggan berbicara dengan orang lain. Lagipula, tim-tim besar memiliki kesulitan untuk
16
dapat berkoordinasi, terutama ketika terdapat tekanan waktu. Dengan demikian, para
manajer harus berusaha mempertahankan jumlah anggota yang kurang dari 10 orang
dalam merancang tim yang efektif.
f. Pilihan Anggota
Tim dengan para individu yang fleksibel memiliki anggota yang mampu
menyelesaikan tugas anggota lainnya. Ini benar-benar merupakan nilai tambah untuk
sebuah tim karena tim tersebut sangat meningkatkan kemampuan adaptasinya dan
menjadikannya tidak terlalu bergantung pada satu anggota saja.
g. Preferensi Anggota
Tidak semua anggota tim adalah pemain tim. Bila diberikan pilahan, banyak
karyawan yang memilih untuk tidak terlibat dalam suatu tim. Ketika individu yang
lebih suka bekerja sendiri diminta untuk bergabug dalam sebuah tim, terdapat sebuah
ancaman langsung untuk moral tim dan kepuasan anggota.
h. Rancangan Kerja
Kategori rancangan kerja mencakup berbagai variabel seperti kebebasan dan otonomi,
peluang menggunakan berbagai keterampilan dan mbakat yang berbeda
(keanekaragaman keterampilan), kemampuan menyelesaikan seluruh tugas atau
produk yang bisa diidentifikasi (identitas tugas), dan mengerjakan suatu tugas atau
proyek yang mempunyai pengaruh yang substansial pada orang lain (arti tugas). Bukti
ini menunjukkan bahwa karakteristik-karakteristik ini meningkatkan motivasi anggota
dan efektivitas tim.
3. Proses Tim
Tim sering kali digunakan dalam laboratorium riset karena mereka dapat menggunakan
keterampilan yang bragam dari para individu yang bervariasi untuk menghasilkan riset
yang lebh bermanfaat daripada para peneliti yang dikerjakan secara independent yang
mana, mereka menghasilkan sinergi yang positif dan keuntungan dari proses mereka
melebihi kerugian dari proses mereka.
17
a. Rencana dan Tujuan Umum
Tim yang efektif mempunyai tujuan umum dan berarti yang memberikan
pengarahan, momentum, dan komitmen untuk para anggotanya. Tujuan ini adalah
sebuah visi, dan lebih luas daripada tujuan-tujuan khusus.
Para anggota dari tim yang berhasil memberikan waktu dan usaha yang luar biasa
untuk berdiskusi, membentuk dan menyetujui sebuah tim yang menjadi milik mereka,
baik secara kolektif maupun individual.
b. Tujuan yang Spesifik
Tim yang berhasil adalah tim yang mengubah tujuan umum mereka menjadi kinerja
yang realistis, bisa diukur dan khusus. Selain itu, konsistensi dengan penelitian
mengenai tujuan individual, tujuan tim harus menantang. Tujuan-tujuan yang sulit
diketahui dapat meningkatkan kinerja tim diatas kriteria-kriteria yang ditentukan.
c. Keberhasilan Tim
Tim yang efektif memilikirasa percaya diri dalam diri mereka. Mereka yakin bisa
berhasil. Kita menyebit hal ini sebagai efektivitas tim. Keberhasilan menghasilkan
keberhasilan. Tim yang berhasil saat ini memiliki keyakinan lebih bahwa esok mereka
akan lebih berhasil, sehingga memotivasi mereka untuk berusaha lebih giat. Dua
pilihan yang mungkin untuk meningkatkan efektivitas adalah membantu tim untuk
mencapai keberhasilan-keberhasilan kecil dan memberikan pelatihan keterampilan.
d. Mental Model
Tim-tim yang efektif membagi mental model secara akurat representasi mental atas
elemen utama yang terorganisasi di dalam lingkungan suatu tim yang para anggota
tim tersebut bagikan, jika para anggota tim memiliki mental model yang salah, yang
secara umum dimungkinkan dalam tim berdasarkan strs akut, maka kinerja mereka
akan menurun .
Kemiripan mental model para anggota tim merupakan persoalan juga. Jika para
anggota tim memiliki gagasan yang berbeda mengenai bagaiman melakukan
sesuatu, maka tim akan mempersempit metode dan bukannya focus pada apa yang
diperlukan.
18
e. Level Konflik
Konflik dalam sebuah tim tidak selalu buruk. Tim yang sama sekali tidak memiliki
konflik kemungkinan besar menjadi aatis dan stagnan. Konflik-konflik tigas
menstimulun diskusi, mendorong penilaian kritis untuk berbagai masalah dan pilihan,
dan bisa menghasilkan keputusan yang lebih baik. Jadi, tim-tim efektif akan
digolongkan menurut tingkat konflik yang sesuai.
f. Kemalasan Sosial
Tim yang efektif mengurangi kecenderungan dalam hal kemalasan sosial dengan
cara membuat diri mereka sendiri bertanggung jawab dalam tingkat individual dan
tingkat tim. Tim yang berhasil mampu membuat para anggota bertanggung jawab
secara individual dan secara bersama-sama atas tujuan, sasaran, dan pendekatan tim.
Tantangan terbesar dalam membentuk pemain tim adalah ketika(1) kultur nasional
sangat individualistis dan (2) tim diperkenalkan ke sebuah organisasi yang kokoh dan dari
dulu menghargai pencapaian individual. Disisi lain, tantangan untuk manajemen tidaklah
terlalu besar ketika tim diperkenalkan kepada karyawan yang memiliki nilai kolektif yang
kuat-seperti di Jepang dan Meksiko-atau diorganisasi-organisasi baru yang menggunakan
tim sebagai bentuk awal mereka menyusun pekerjaan.
19
Sistem penghargaan harus diolah kembali untuk mendorong usaha-usaha kooperatif
dibandingkan usaha-usaha kompetitif. Promosi, kenaikan gaji dan berbagai bentuk
penghargan lainnya harus diberikan kepada individu keefektifan mereka sebagai tim
kolaboratif.
Tim memberikan kendaraan alami bagi para karyawan untuk berbagai ide dan
mengimplementasikan berbagai perbaikan. Tidak semua orang harus tahu cara melakukan
sebuah rencana pengendalian yang sangat baik untuk pelacakan kinerja, tetapi semua orang
perlu tahu dimana peroses tersebut berlangsung sehingga mereka bisa menilai apakah proses
tersebut mengalami kemajuan.
G. Tim Tidak Selalu Merupakan Jawaban
Kerjasama tim membutuhkan lebih banyak waktu dan sering kali lebih banyak
sumber daripada kerja secara individual. Jadi keuntungan dari adanya tim harus melebihi
biaya yang dikeluarkan. Namun, hal ini tidak selalu demikian. Ada tiga tes yang dapat
dilakukan untuk mengetahui apakah suatu tim sesuai dengan situasi yang ada. pertama,
bisakah pekerjaan yang akan dilakukan memperoleh hasil yang lebih baik bila dikerjakan
oleh lebih dari satu orang?. Kedua, apakah pekerjaan yang akan dilakukan menciptakan
maksud dan serangkaian tujuan umum yang lebih dari sejumlah tujuan individual bagi orang-
orang dalam kelompok?. Terakhir, apakah anggota kelompoknya saling bergantung?
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tim dan Kelompok adalah dua konsep berbeda, Kelompok untuk terlibat didalam kerja
kolektif yang memerlukan upaya gabungan dari seluruh anggotatim. Akibatnya, kinerja mereka
sekedar kumpulan kontribusi parsial dariseluruh individu anggota kelompok. Tidak ada sinergi
positif yangmenciptakan tingkat kinerja keseluruhan yang lebih besar ketimbang totalitasinput
yang mereka berikan. Sementara itu, Tim Kerja mengembangkan sinergi positif melalui upaya
yang terkoordinasi. Upaya individual merekamenghasilkan suatu tingkat kinerja yang lebih besar
ketimbang totalitas input para individunya.
Kelompok terbentuk karena adanya dua orang atau lebih yang memiliki kontak untuk
mencapai tujuan. Kelompok memiliki tujuan yang hendak dicapai. Tujuan kelompok adalah
suatu keadaan di masa mendatang yang diinginkan oleh anggota kelompok. Oleh sebab itu
masing-masing anggota melakukan berbagai tugas kelompok.
B. Saran
Sebagai makhluk sosila yang tidak bisa hidup sendiri, kita sebaiknya tetap menajlankan
aktivitas secara berkelompok. Dan untuk mendapatkan hasil yang maksimal, setiap orang perlu
membentiuk kelompoknya sesuai dengan kompetensi dan kemampuannya.
Adapun untuk yang memiliki kesamaan dan kesesuaian dalam visi misi serta karakter,
sebaiknya bergabung dalam sebuah tim yang bisa menggabungkan dan menyatuka visi misi yang
diharapkan.
Namun demikian, baik kelompok maupun tim tidak terlepas dari seorang pimpinan. Oleh
karena itu, tetapkan lah seorang pemimpin dalam setiap kelompok maupun tim.
21