Anda di halaman 1dari 29

CRITICAL BOOK REPORT

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas – Tugas Mata Kuliah


Perencanaan Pembelajaran Berbasis Digital

DOSEN PENGAMPU :

ROTUA SAHAT PARDAMEAN SIMANULLANG, S.Pd., M.Si.

ALYA NAJAH ZULINDA

NIM : 7203144002

PEND. ADMINISTRASI PERKANTORAN B 2020

PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya
penulis bisa menyelesaikan Critical Book Report Perencanaan Pembelajaran Berbasis Digital
ini.

Penyusunan Critical Book Report ini penulis menyadari bahwa kelancaran penulisan
adalah berkat bantuan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin
menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam kelancaran
penulisan Critical Book Report ini.

Dalam penulisan Critical Book Report ini, penulis telah berusaha menyajikan yang
terbaik. Penulis berharap semoga Critical Book Report ini dapat memberikan informasi serta
mempunyai nilai manfaat bagi semua pihak.

Medan, Agustus 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

RASIONALISASI PENTINGNYA CBR ............................................................ 1

TUJUAN ............................................................................................................. 1

MANFAAT ......................................................................................................... 1

BAB II ISI BUKU ......................................................................................................... 2

IDENTITAS BUKU UTAMA ............................................................................. 2

IDENTITAS BUKU PEMBANDING ................................................................. 2

RINGKASAN ISI BUKU UTAMA ..................................................................... 3

RINGKASAN ISI BUKU PEMBANDING ......................................................... 14

BAB III PEMBAHASAN .............................................................................................. 22

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN BUKU UTAMA ........................................ 22

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN BUKU PEMBANDING ............................. 24

BAB IV PENUTUP ....................................................................................................... 25

KESIMPULAN ................................................................................................... 25

SARAN ............................................................................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 26

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi pentingnya CBR


Sering kali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan pahami.
Terkadang kita memilih satu buku, namun kurang memuaskan hati kita. Misalnya dari
segi analisis bahasa , pembahasan tentang strategi pembelajaran. Oleh karena itu,
penulis membuat Critical Book Report ini untuk mempermudah pembaca dalam
memilih buku referensi, terkhusus pada pokok bahasa tentang Perencanaan
Pembelajaran.

B. Tujuan penulisan CBR


 Untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Perencanaan Pembelajaran.
 Untuk menambah kemampuan mahasiswa dalam menilai dan membandingkan
satu buku dengan buku yang lainya.
 Melatih dan meningkatkan mahasiswa berfikir kritis.
 Untuk menguatkan informasi tentang Perencanaan Pembelajaran kepada kita
semua.

C. Manfaat CBR
 Terpenuhinya tugas mata kuliah Perencanaan Pembelajaran.
 Sebagai bahan masukan bagi pembaca untuk menambah pengetahuan tentang
Perencanaan Pembelajaran.
 Sebagai sarana untuk membantu kita dalam mengingat sebuah buku atau suatu
uraian yang begitu panjang.
 Mahasiswa dapat mengeluarkan pendapatnya tentang kekurangan dan
kelebihan isi buku.
 Melatih diri untuk berpikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan oleh
setiap bab dari sebuah buku.

1
BAB II

ISI BUKU

IDENTITAS BUKU

BUKU UTAMA

 Judul : Perencanaan Pembelajaran


 Penulis : Prof.Dr.Hamzah B.Uno, M.Pd.
 Penerbit : PT Bumi Aksara
 Edisi :9
 Halaman : 172
 Tahun terbit : 2012
 ISBN : 979-526-250-5

BUKU PEMBANDING

 Judul : Perencanaan Pembelajaran


 Penulis : R. Ibrahim dan Nana Syaodih
 Penerbit : Rineka Cipta
 Tahun Terbit : 2010
 Tempat Terbit : Jakarta
 Cetakan : Cetakan ke-1
 Dimensi buku : xxi,139 Halaman
 Tebal buku : 20,5 cm
 ISBN : 978-979-518-656-4

2
RINGKASAN ISI BUKU

BUKU UTAMA

BAB 1 KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN

A. Definisi Perencanaan
Rumusan baru tentang perencanaan yang diambil dari beberapa rumusan dapat
dikatakan bahwa Perencanaan yakni suatu cara yang memuaskan untuk membuat
kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif
guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.

B. Perencanaan Pembelajaran
Istilah pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau perancangan (desain)
sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Itulah sebabnya dalam belajar, siswa tidak
hanya berinteraksi dengan guru sebagai sumber belajar, tetapi mungkin berinteraksi
dengan keseluruhan sumber belajar yang dipakai untuk mencapai tujuan-tujuan
pembelajaran yang diinginkan. Oleh karena itu, pembelajaran memusatkan perhatian
pada “bagaimana membelajarkan siswa”, dan bukan pada “ apa yang dipelajari
siswa”.

C. Dasar Perlunya Perencanaan Pembelajaran


Upaya perbaikan pembelajaran ini dilakukan dengan asumsi sebagai berikut:
1. Untuk memperbaiki kualitas pembelajarn perlu diawali dengan perencanaan
pembelajaran yang diwujudkan dengan adanya desain pembelajaran
2. Untuk merancang suatu pembelajaran perlu menggunakan pendekatan system
Perencanaan desain pembelajaran diacukan pada bagaimana seseorang belajar
3. Untuk merencanakan suatu desain pembelajaran diacukan pada siswa secara
perorangan
4. Pembelajaran yang dilakukan akan bermuara pada ketercapaian tujuan
pembelajaran, dalam hal ini aka nada tujuan langsung pembelajaran dan tujuan
pengiring dari pembelajaran

3
5. Sasaran akhir dari perencanaan desain pembelajaran adalah mudahnya siswa
untuk belajar.
6. Perencanaan pembelajaran harus melibatkan semua variabel pembelajaran
7. Inti dari desain pembelajaran yang dibuat adalah penetapan metode
pembelajaran yang optimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

D. Prinsip – Prinsip Umum Tentang Mengajar


1. Mengajar harus berdasarkan pengalaman yang sudah dimiliki siswa. Apa yang
telah dipelajari merupakan dasar dalam mempelajari bahan yang akan
diajarkan.
2. Pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan harus bersifat praktis.
3. Mengajar harus memperhatikan perbedaan individu setiap siswa.
4. Kesiapan (readiness) dalam belajar sangat penting dijadikan landasan dalam
mengajar.
5. Tujuan pengajaran harus diketahui siswa.
6. Mengajar harus mengikuti prinsip psikologis tentang belajar.
7. Dari yang sudah diketahui (fakta) kepada yang tidak diketahui (konsep yang
bersifat abstrak)
8. Sering menggunakan penguatan (reinforcement)

E. Tipe – Tipe Belajar


1. Belajar isyarat (signal learning)
2. Belajar stimulus (stimulus respon learning)
3. Belajar rangkaian (chaining)
4. Asosiasi verbal (verbal association)
5. Belajar diskriminasi (discrimination learning)
6. Belajar konsep (concept learning)
7. Belajar aturan (rule learning)
8. Belajar pemecahan masalah (problem solving)

4
BAB 2 PENDEKATAN SISTEM DALAM KEGIATAN
PEMBELAJARAN

A. Pengertian Sistem
Pengertian system adalah suatu kesatuan unsur – unsur yang saling
berinteraksi secara fungsional yang memperoleh masukan menjadi keluaran.

B. Tujuan Sistem
Tujuan suatu lembaga pendidikan ialah untuk memberikan pelayanan
pendidikan kepada yang membutuhkan. Tujuan instruksional ialah agar siswa belajar
mengalami perubahan perilaku tertentu sesuai dengan tingkat taksonomi yang telah
dirumuskan terlebih dulu.

C. Fungsi-Fungsi Sistem
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, diperlukan berbagai fungsi yang
beraktivitas.

D. Komponen-komponen sistem
Bagian suatu system yang melaksanakan fungsi untuk menunjang usaha
mencapai tujuan system disebut komponen. Komponen yang melakukan proses
transformasi disebut subsistem, karena masing – masing bagian atau komponen itu
sesungguhnya adalah suatu system pula.

E. Interaksi atau Saling Hubungan


Semua komponen dalam system pembelajaran haruslah saling berhubungan
satu sama lain.

F. Penggabungan yang Menimbulkan Jaringan Keterpaduan


Penggabungan yang menimbulkan keterpaduan ini berdasarkan pada hokum
Gestalt yang menyatakan bahwa suatu keseluruhan itu mempunyai nilai atau
kemampuan yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan jumlah bagian-bagian.

5
G. Proses Transformasi
Proses yang mengubah masukan (input) menjadi hasil (output). Hasil yang
dikeluarkan oleh suatu system kepada sebuah atau beberapa system lainnya sebagai
masukan yang akan diproses lebih lanjut, dan berlangsung secara berkesinambungan
melalui tahapan transformasi.

BAB 3 TIGA VARIABEL PEMBELAJARAN

Titik awal upaya memperbaiki kualitas pembelajaran diletakkan pada proses


pembelajaran atau pada metode pembelajarannya. Manipulasi variabel metode dalam
interaksinya dengan variabel kondisi pembelajaran akan menentukan kualitas hasil
pembelajaran.

A. Metode Pembelajaran
Variabel metode pembelajaran diklasifikasikan lebih lanjut menjadi 3 (tiga) jenis,
yaitu:
1. Strategi Pengorganisasian (organizational strategy)
2. .Strategi Penyampaian (delivery strategy)
3. Strategi Pengelolaan (management strategy)

B. Kondisi Pembelajaran
Regeluth dan Merril (1979) mengelompokkan variabel kondisi pembelajaran
menjadi tiga (3) kelompok, yaitu:
1. Tujuan Pembelajaran
2. Kendala dan karakteristik bidang studi
3. Karakteristik si belajar

C. Hasil Pembelajaran
1. Keefektivan (effectiveness)
2. Efisien (efficiency)
3. Daya Tarik (appeal)

6
BAB 4 SEPULUH LANGKAH MENDESAIN PEMBELAJARAN
MENURUT DICK AND CARREY

A. Pendahuluan
Sebagai seorang tenaga pengajar (guru), aktivitas kegiatannya tidak dapat
dilepaskan dengan proses pengajaran. Proses pengajaran merupakan suatu proses
yang sistematis, yang tiap komponennya sangat menentukan keberhasilan belajar anak
didik.

Desain Pembelajaran Menurut Dick and Carrey Model pengajaran Dick and Carry
(1985) dapat disajikan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi tujuan umum pengajaran
2. Melaksanakan analisis pengajaran
3. Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik siswa
4. Merumuskan tujuan performansi
5. Mengembangkan butir-butir tes acuan patokan
6. Mengembangkan strategi pengajaran
7. Mengembangkan dan memilih material pengajaran
8. Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif
9. Merevisi bahan pembelajaran
10. Mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif

BAB 5 TUJUAN PEMBELAJARAN

A. Pendahuluan
Keuntungan yang dapat diperoleh melalui penuangan tujuan pembelajaran
adalah sebagai berikut:
1. Waktu mengajar dapat dialokasikan dan dimanfaatkan secara tepat Pokok
bahasan dapat dibuat seimbang, sehingga tidak ada materi pelajaran yang
dibahas terlalu mendalam atau terlalu singkat.
2. Guru dapat menetapkan berapa banyak materi pelajaran yang dapat disajikan
dalam setiap jam pelajaran.

7
3. Guru dapat menetapkan urutan atau rangkaian materi pelajaran secara tepat
(memudahkan siswa mempelajari isi pelajaran)
4. Guru dapat dengan mudah menetapkan dan mempersiapkan strategi mengajar
yang paling cocok dan menarik
5. Guru dapat dengan mudah mempersiapkan berbagai keperluan peralatan
maupun bahan dalam keperluan belajar
6. Guru dapat dengan mudah mengukur keberhasilan siswa dalam belajar
7. Guru dapat menjamin bahwa hasil belajarnya akan lebih baik dibandingkan
dengan hasil belajar tanpa tujuan jelas

B. Arti Tujuan Pembelajaran


Tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan yang jelas dan menunjukkan
penampilan dan keterampilan siswa tertentu yang diharapkan dapat dicapai sebagai
hasil belajar.

C. Taksonomi Tujuan Pembelajaran


Benyamin S. Bloom dan D. Krathwolh (1964) memilah taksonomi
pembelajaran dalam tiga kawasan, yakni : kognitif tingkatpengetahuan(knowledge),
tingkat pemahaman (comprehension), tingkat penerapan (application),tingkat analisis
(analysis), tingkat sintesis (synthesis), tingkat evaluasi (evaluation), afektif ( sikap dan
perilaku), kemauan menerima, kemauan menanggapi,berkeyakinan,penerapan karya,
ketekunan dan ketelitian, psikomotor, persepsi, kesiapan, mekanisme, respons
terbimbing, kemahiran, adaptasi, originasi format untuk menulis tujuan pembelajaran
tujuan pembelajaran sebaiknya dinyatakan dalam bentuk ABCD format, artinya:
A = Audience (petatar, siswa, mahasiswa, dan sasaran didik lainnya)
B = Behavior (perilaku yang dapat diamati sebagai hasil belajar)
C = Condition (persyaratan yang perlu dipenuhi agar perilaku yang diharapkan
dapat dicapai
D = Degree (tingkat penampilan yang dapat diterima)

8
BAB 6 STRATEGI PEMBELAJARAN

Paling tidak ada empat (4) jenis strategi yang berkaitan dengan pembelajaran, yaitu:

1. Strategi Pengorganisasian Pembelajaran


2. Strategi Penyampaian Pembelajaran
3. Strategi Pengelolaan Pembelajaran
4. Strategi Pengorganisasian Pengajaran
Strategi pengorganisasian pembelajaran secara khusus merupakan fase yang amat
penting dalam rancangan pengajaran, Synthezing akan membuat topic-topik dalam
suatu bidang studi menjadi lebih bermakna bagi siswa.

BAB 7 DESAIN PESAN DAN KARAKTERISTIK SISWA DALAM


PEMBELAJARAN

Sebelum diuraikan bidang garapan pembelajaran atau pendidik, khususnya analisis


dari desain pesan dan karakteristik siswa, ada baiknya, dikemukakan lebih dahulu pengertian
teknologi pendidikan secara umum. Untuk mendefinisikan teknologi pendidikan dan
teknologi lain yang erat kaitannya dengan teknologi pendidikan telah dilakukan oleh AECT
(1977). Namun demikian definisi yang diberikan masih bersifat sangat kompleks sehingga
suji, dapat dipahami maksudnya. Dalam perjalanan perkembangan teknologi Yang tidak
terbendung ini, akan berpengaruh pada perkembangan teknologi pendidikan, dan tentunya hal
ini berpengaruh pada pendefinisian teknologi pendidikan. Gentry (1991), berdasarkan hasil
surveinya terhadap beberapa definisi yang berkaitan dengan teknologi pendidikan
merumuskan hasi rangkumannya tentang definisi teknologi, teknologi pendidikan, dan
teknologi pengajaran yang lebih sederhana daripada definisi-definisi sejenis yang
dikemukakan oleh AECT.

Teknologi adalah penerapan secara sistemik dan sistematik konsep-kons Umu


perilaku dan ilmu yang bersifat fisik serta pengetahuan lain untuk keperluan pemecahan
masalah. Teknologi pembelajaran, adalah penerapan secara sistemik dan sistema ' strategi dan
teknik yang diambil dari konsep ilmu perilaku dan ilmu yang bersifat fisik serta pengetahuan
lain untuk keperluan pemecahan masalah pembelajaran. Teknologi pendidikan, merupakan
konsep yang paling sulit didefinisikan. Teknologi pendidikan merupakan penggabungan
antara teknologi pembelajaran, teknologi belajar, teknologi perkembangan, teknologi

9
pengelolaan, dan teknologi lajn seperti yang diterapkan untuk keperluan pemecahan masalah
pendidikan.

BAB 8 PERLUNYA MEMPERTIMBANGKAN FAKTOR EMOSIONAL


ANAK DALAM MERANCANG PEMBELAJARAN

Kecerdasan emosional adalah suaty cara baru untuk membesarkan anak. Mempelajari
perkembangan kepribadian anak intelligence guotient ( IO) merupakan salah satu alat yang
banyak digunakan untuk mengetahuinya. Namun belakangan berkembang suatu alat yang
disebut emotional guotient (EO) yang oleh para pakar dianggap sebagai salah satu alat yang
baik untuk mengukur kecerdasan emosional anak, Menurut Lawrence Shapiro (1997)
kecerdasan emosional anak dapat dilihat pada (a) keuletan, (b) optimisme, (c) motivasi diri,
dan (d) antusiasme. Lebih lanjut Lawrence Shapori mengemukakan kecerdasan emosional
(EO) pengukurannya bukan didasarkan pada kepintaran seseorang anak, tetapi melalui suatu
yang disebut dengan karakteristik pribadi atau ”karakter”.

Para psikolog perkembangan menegaskan bahwa sesungguhnya ada dua komponen


empati: reaksi emosi kepada orang lain yang normalnya berkembang dalam enam tahun
pertama kehidupan anak dan reaksi kognitif yang menentukan sampai sejauh mana anak-anak
ketika sudah lebih besar mampu memandang sesuatu dari sudut pandang atau perspektif
orang lain.

BAB 9 MERANCANG EVALUASI HASIL BELAJAR

Proses belajar mengajar itu aspek evaluasi belajar ini diabaikan. Artinya, dosen, guru,
atau instruktur terlalu memperhatikan saat yang bersangkutan memberikan pelajaran saja.
Perkuliahan atau pelajaran berjalan baik, praktikum berjalan rapi namun saat membuat soal
ujian atau soa| praktikum, yang bersangkutan sudah tidak lagi melihat sasaran belajar yang
pernah dibuatnya. Akibatnya, soal ujian yang dibuat seperti jatuh dari langit saja. Artinya
dosen membuat soal ujian menjadi seadanya atau seingatnya saja, tanpa harus memenuhi
kriteria pembuatan soal ujian yang baik dan benar Misalnya apakah soal ujian tersebut sudah
sesuai dengan sasaran belajar (Sasbel): apakah memperhatikan aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik, dan sebagainya. Sering ditemukan istilah-istilah mengukur, menilai, dan

10
mengevaluasi dalam pelbagai buku khususnya buku-buku pendidikan. Acap kali pula
ditemukan kerancuan untuk memahaminya karena batasan yang diberikan memang berbeda.

Batasan dan penjelasan yang diuraikan di sini semata-mata dimaksudkan untuk


menyamakan persepsi pembaca sebelum melangkah pada bahasan selanjutnya.

Mengingat rekonstruksi kuliah atau pembelajaran diselenggarakan dengan pendekatan


terapan, contoh terapan berikut ini akan lebih menjelaskan istilah di atas daripada sekadar
mengungkapkan batasan dimaksud secara verbal. Perhatikan contoh berikut ini: Apabila
kepada dua orang anak diberikan dua buah pensil yang berbeda panjangnya dan diberikan
sebuah penggaris untuk mengukur panjang masing-masing pensil, sepanjang kedua anak
tersebut menggunakan penggaris yang sama sebagai alat ukur mereka, akan memperoleh
hasil pengukuran panjang masing-masing pensil yang sama.

BAB 10 MERANCANG KEGIATAN PEMBELAJARAN

A. Perlunya Penyiapan Rancangan Kegiatan Pembelajaran ( RKP )


Seperangkat ini perlu disiapkan dengan tujuan pembelajaran yang jelas dan dapat
dilaksanakan sesuai kondisi setempat, secara konkrit dapat diukur sampai seberapa
jauh tujuan yang ditentukan tercapai.

B. Bagaimana Menyusun Rancangan Kegiatan Pembelajaran


 Menuliskan pokok bahasan dan sub pokok bahasan
 Merumuskan TIU untuk tiap pokok bahasan
 Menyusun pokok bahasan dan subpokok bahasan dalam skema hubungan
 Menentukan frekuensi kuliah untuk setiap pokok bhasan
 Merumuskan sasaran belajar
 Membuat matriks rencana kegiatan perkuliahan (RKP)
 Menetukan ujian dan bobot soal
 Menyusun pedoman perkuliahan dan RKP
 Menyerahkan rencana kegiatan perkuliahan (RKP)

11
BAB 11 PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
DALAM PEMBELAJARAN

A. Pendahuluan
Kurikulum berbasis kompetensi sebagai paradima baru dalam system
pembaharuan kurikulum pendidikan disekolah. Muncul akibat lemahnya lulusan
dalam domain pendidikan dan kebijakan pemerintah untuk demokratisasi
pendididkan.

B. Esensi KBK
1) Guru dan siswa bersifat toleran dalam PBM
2) Guru dan siswa belajar bersama menggali potensinya masing – masing secara
optimal.
3) Guru harus mampu mengejawantahkan potensi diri dan bakat peserta didik.
4) Guru harus mampu menyusun rencana pembelajaran yang mampu
membangun, membentuk serta aplikatif dalam kehidupan.
5) Guru harus mampu mengubah dirinya sendiri
6) Pendekatan yang dilakukan adalah konstruktivisme
7) Sekolah berkewajiban menyelenggarakan bimbingan dan konseling
8) Koordinasi antar personil dan kerjasama secara rutin berkesinambungan perlu
dijalin untuk mewujudkan peran guru.

C. Kompetensi yang diharapkan dalam Pembelajaran


Implikasi penerapan kurikulum berbasis kompetensi adalah perlunya
pengembangan silabus dan system penilaian yang menjadikan peserta didik mampu
mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan standar yang
ditetapkan dengan mengintegrasikan Life Skill.

D. KBK Penerapannya dalam Pembelajaran Matematika


 Karakteristik mata pelajaran matematika
 Standar kompetensi mata pelajaran matematika
 Pengembangan silabus dan system penilaian
 Penyusunan dan analisis instrument

12
 Analisis instrument
 Evaluasi hasil penelitian
 Pelaporan Hasil Penilaian dan Pemanfaatannya
 Pelaporan hasil penilaian
 Laporan untuk siswa dan orang tua
 Laporan untuk sekolah
 Laporan untuk masyarakat
 Pemanfaatan hasil penilaian
 Untuk siswa
 Untuk orang tua
 Untuk guru dan kepala sekolah

13
BUKU PEMBANDING

BAB 1 PENDAHULUAN

Pengajaran merupakan suatu kegiatan atau upaya membantu parz siswa


mengembangkan kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan dalam suatu bidang tertentu.
Kegiatan pengajaran tidak sesederhana berjalan-jalan atau membeli sepatu, walaupun tidak
sekompleks membangun sebuah kota, tetapi kegiatan ini membutuhkan perencanaan yang
saksama dan dibuat secara tertulis. Secara garis besar, perencanaan pengajaran mencakup
kegiatan merumuskan tujuan-tujuan apa yang dicapai oleh suatu kegiatan pengajaran, cara
apa yang digunakan untuk menilai pencapaian tujuan tersebut, materi atau bahan apa yang
akan disampaikan, bagaimana cara menyampaikan bahan, serta media/alat apa yang
diperlukan untuk mendukung pelaksanaan pengajaran tersebut. Karena bidang pengajaran
bermacam-macam, demikian juga jangka waktu, lingkup pengajaran serta tingkat
perkembangan siswa yang diajar juga berbeda-beda, maka terdapat beberapa macam bentuk
dan format perencanaan pengajaran. Semua bentuk dan format perencanaan tersebut
diarahkan kepada hal yang sama, yaitu agar terlaksana proses belajar-mengajar yang efisien
dan efektif, serta relevan dengan misi dan tujuan dari lembaga pendidikan di mana para siswa
belajar.

Setiap kegiatan mempunyai tujuan, demikian halnya dengan mata kuliah. Tujuan
umum yang juga merupakan sasaran akhir mata kuliah Perencanaan Pengajaran, adalah "agar
para mahasiswa mampu menyusun berbagai bentuk persiapan atau rencana pengajaran”.
Tujuan umum ini dapat dirinci atas beberapa tujuan yang lebih khusus, yang sekaligus juga
merupakan sasaran antara dari tujuan akhir di atas. Keberadaan suatu mata kuliah biasanya
tidak terlepas dari mata kuliah lainnya, dalam suatu kurikulum. Sehubungan dengan itu,
untuk mendapatkan gambaran yang lebih jauh tentang keberadaan mata kuliah Perencanaan
Pengajaran ini, pertanyaan yang penting untuk dijawab di sini ialah "bagaimanakah hubungan
antara mata kuliah Perencanaan Pengajaran dengan mata kuliah-mata kuliah yang lain?”

14
BAB 2 TEORI DAN PRINSIP-PRINSIP YANG MENDASARI
PENGAJARAN

Cara atau bentuk pengajaran, bersumber dari teori. atau konsep psikologi tertentu.
Agar Anda mempunyai wawasan yang lebih luas tentang pengajaran, maka hendaknya
konsep atau teori-teori tersebut dikuasai agak mendalam. Ada tiga rumpun teori tentang
belajar mengajar yang akan diperkenalkan dalam bab ini, yaitu rumpun Psikologi Kekuatan
Mental, rumpun Psikologi Behaviorisme, dan rumpun Psikologi Kognitif Gestalt.

Rumpun teori ini disebut Psikologi Mental-karena menurut pandangan para abli
psikologi, individu atau siswa mempunyai kekuatan atau kemampuan yang bersifat mental
atau rohaniah. Dalam Rumpun ini ada tiga teori psikologi yang terkenal dan banyak
berpengaruh terhadap pelaksanaan pengajaran, yaitu Psikologi Daya, Psikologi Tanggapan,
dan Psikologi Naturalisme Romantik. Menurut Psikologi daya atau aculty Psychology,
individu atau siswa memiliki sejumlah daya atau kekuatan, seperti daya : mengindra,
mengenal, mengingat, menanggap, mengkhayal, berpikir, merasakan, menilai, dan berbuat.
Daya-daya itu dapat dikembangkan melalui latihan, seperti latihan mengamati benda,
gambar, latihan mendengarkan bunyi dan suara, latihan mengingat kata, arti kata, dan letak
sesuatu kota dalam peta. Latihan-latihan ini dilakukan melalui berbagai bentuk pengulangan.
Teori Kekuatan mental yang lain adalah Psikologi Tanggapan atau Vorstellungen. Karena
pengembang teori ini adalah seorang ahli psikologi berasal dari Jerman bernama Herbart,
maka psikologi ini disebut juga Herbatisme.

Herbart menyebut teorinya sebagai teori Vorstellungen, yang dapat diterjemahkan


sebagai tanggapantanggapan yang tersimpan dalam kesadaran. Setiap pengalaman, : apakah
yang diterima melalui penglihatan, pendengaran, perabaan, dibaca, dipikirkan, dilakukan dan
sebagainya. Akan memberikan bekas di dalam kesadaran. Bekas-bekas ini dapat dimunculkan
kembali dalam bentuk tanggapan. Ada tiga bentuk tanggapan, yaitu: impresi, indra,
tanggapan, atau bayangan dari inpresi indra yang lalu,, dan perasaan yang menyertai impresi
atau tanggapan tersebut, sepertr nang atau tidak senang.” Teori Kekuatan Mental yang ketiga
adalah Naturalisme Romantik. Teori ini berasal dari Jean J. Rousseau. menurut Rousseau
“anak memiliki potensi atau kekuatan yang masih terpendam, yaitu potensi berpikir,
berperasaan, berkemauan, keterampilan, berkembang, mencari dan menemukan sendiri apa
yang diperlukannya. Melalui berbagai bentuk kegiatan dan usaha belajar anak
mengembangkan segala potensi yang dimiliknya. Berbeda dengan teori-teori lain, menurut

15
Rousseau anak tidak usah terlalu banyak diatur dan diberi, biarkan mereka mencari dan
menemukan dirinya sendiri, sebab menurut dia anak dapat berkembang sendiri.

BAB 3 BEBERAPA HAL POKOK DALAM PROSES BELAJAR-


MENGAJAR

Hal yang berbeda tetapi membentuk satu-kesatuan, ibarat sebuah mata ruang yang
bersisi dua. Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh siswa, sedang mengajar adalah
kegiatan yang dilakukan oleh guru. kegiatan mengajar yang dilakukan oleh guru sangat
mempengaruhi kegiatan belajar siswa. Apabila guru mengajar dengan pendekatan yang
bersifat menyajikan atau ekspositori, maka para siswa akan belajar dengan cara menerima,
dan apabila guru mengajar dengan menggunakan pendekatan yang lebih mengaktifkan siswa,
seperti pendekatan diskaveri/inkuiri, maka para siswa akan belajar dengan cara yang aktif
pula. Agar pelaksanaan pengajaran berjalan efisien dan efektif maka diperlukan perencanaan
yang tersusun secara sistematis, dengan proses belajar-mengajar yang lebih bermakna dan
mengaktifkan siswa serta dirancang dalam suatu skenario yang jelas.

Dalam proses belajar-mengajar yang mengaktifkan siswa (belajar diskaveri/inkuiri,


pemecahan masalah, dan lain-lain), peranan siswa lebih besar. Siswa tidak diberi bahan ajar
yang sudah jadi atau sudah selesai untuk tinggal menghapal, tetapi diberi persoalan-persoalan
yang membutuhkan pencarian, pengamatan, percobaan, analisis, sintetis, perbandingan,
penilaian, dan penyimpulan oleh para siswa sendiri. Dalam strategi belajar-mengajar yang
demikian, siswa berperan lebih aktif, mereka adalah sebagai subjek yang berinteraksi bukan
hanya dengan guru tetapi dengan manusia-manusia sumber yang lain, baik di sekolah
maupun di luar sekolah, dengan sesama siswa, dengan buku-buku serta media lainnya.
Interaksi belajar mengajar yang terjadi secara langsung di dalam kelas, mungkin diteruskan di
luar kelas atau di luar sekolah, dalam bentuk interaksi secara tidak langsung. Guru dapat
memberikan berbagai bentuk penugasan agar para siswa juga melakukan berbagai aktivitas
belajar di luar sekolah. Kegiatan belajar sendiri di luar kelas/ sekolah ini, berfungsi
memantapkan, memperdalam dan memperluas bahan ajaran yang diberikan guru di dalam
kelas/sekolah. Seringkali para siswa tidak cukup memadai penguasaannya apabila hanya
belajar di dalam kelas/sekolah, tetapi perlu dimantapkan/diperkaya dengan belajar sendiri di
luar sekolah/di rumah.

16
BAB 4 PROGRAM PENGAJARAN DAN PERENCANAAN

Pengajaran sebagai suatu sistem merupakan suatu pendekatan mengajar yang


menekankan hubungan sistemik antara berbagai komponen dalam pengajaran. Hubungan
sistemik mempunyai arti bahwa komponen yang terpadu dalam suatu pengajaran sesuai
dengan fungsinya saling berhubungan satu sama lain dan membentuk satukesatuan.
Hubungan sistemik atau penekanan kepada sistem, merupakan ciri pertama dari pengajaran
ini. Ciri kedua adalah penekanan kepada perilaku yang dapat diukur atau diamati. Pengajaran
mempunyai beberapa komponen, yaitu komponen: tujuan pengajaran, bahan ajaran, metode
belajar-mengajar, media, dan evaluasi pengajaran.

Pengajaran yang bercirikan sistem menekankan keterpaduan antara keseluruhan


komponen, komponen yang Satu berhubungan eratdengan komponenlainnya. Dalam
pengajaran sebagai Sistem tujuanmemegang peranan-peranan utama, tujuan pengajaran
menjadi acuan bagi keempat komponen 'pengajaran lainnya. Sebagai suatu acuan mak, dalam
penyusunan program pengajaran, tujuan menjadi komponen pertama yang perlu dirumuskan.
Pemilihan dan perumusan komponen lainnya mengacu kepada tujuan. Apabila suatu tujuan
pengajaran yang menyangkut segi afektif, (nilai dan sikap) maka bahan ajaran, proses belajar
mengajar, media serta evaluasi pengajaran hendaknya beserta afektif pula. Demikian juga
halnya apabila tujuan pengajaran berkenaan dengan aspek kognitif atau psikomotor, maka
komponen-komponen lainnya harus bersifat kognitif atau psikomotor pula.

Ciri yang kedua pengajaran sebagai sistem adalah penekanan kepada perilaku yang
dapat diukur atau diamati. Dalam pengajaran sebagai sistem, tujuan-tujuan yang bersifat
umum (tujuan institusional atau tujuan kurikuler) dijabarkan dan dirinci menjadi tujuan-
tujuan yang lebih khusus (tujuan instruksional umum dan khusus). Pencapaian tujuan-tujuan
instruksional khusus ini menjadi sasaran belajar. Proses belajar-mengajar akan mudah
ditentukan serta pencapaian tujuan pengajaran akan mudah diketahui apabil3 tujuan-tujuan
pengajaran dirumuskan serta operasional. Tujuan pengajaran yang bersifat operasional
dirumuskan dalam bentuk rumusan perilaku yang dapat diamati atau diukur. Rumusan
perilaku yang tidak operasional (tidak dapat diamati atau diukur), sukar sekali
ketercapaiannya. Penyusunan program pengajaran bertujuan agar pelaksanaan pengajaran
berjalan lebih lancar dan hasilnya lebih baik.

17
BAB 5 PERUMUSAN TUJUAN PENGAJARAN

Proses belajar-mengajar dimaksudkan di sini merupakan interaksi semua


komponen/unsur yang terdapat dalam upaya belajar-mengajar yang satu sama lainnya saling
berhubungan dalam ikatan untuk mencapai tujuan. Komponen-komponen belajar-mengajar
ini meliputi antara lain tujuan pengajaran yang hendak dicapai, materi dan kegiatan belajar-
mengajar, media dan alat pengajaran, serta evaluasi sebagai alat ukur tercapai tidaknya
tujuan. Dalam mempersiapkan proses belajar, yang pertama kali dilakukan oleh guru adalah
merumuskan tujuan-tujuan pengajaran yang akan dicapai. Setelah itu, langkah berikutnya
adalah menyusun alat evaluasi yang akan digunakan dalam menilai seberapa jauh tujuan-
tujuan pengajaran telah atau belum tercapai. Setelah menyusun alat evaluasi, perlu ditentukan
pokok-pokok materi dan kegiatan belajar-mengajar yang sesuai untuk mencapai tujuan-tujuan
yang telah ditetapkan tersebut. Selanjutnya ditetapkan media dan alat pengajaran yang dapat
digunakan untuk memperjelas dan mempermudah penerimaan materi pelajaran oleh siswa
dalam rangka mencapai tujuan-tujuan pengajaran.

Dari uraian singkat di atas, dapat disimpulkan bahwa keseluruhan proses belajar-
mengajar yang terdiri atas berbagai komponen tersebut diarahkan untuk mencapai tujuan-
tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, tujuan- tujuan pengajaran di sini
merupakan titik pusat yang akan dijadikan acuan dalam keseluruhan upaya belajar-mengajar.
Tujuan pengajaran merupakan komponen utama yang terlebih dahulu harus dirumuskan guru
dalam proses belajar mengajar titik perencanaan ini sangat penting karena merupakan sasaran
dari proses belajar- mengajar. Karena itu tujuan pengajaran atau tujuan instruksional sering
dinamakan juga sarana belajar. Tujuan instruksional merupakan tujuan yang terbawa dari
jajan- jajan tujuan yang kita kenal. Tujuan ini merupakan tujuan yang hendak kita capai
dalam setiap bagian mata pelajaran apa yang kita ajarkan pada suatu sekolah tertentu.

BAB 6 PENENTUAN DAN PENYUSUNAN ALAT EVALUASI

Berdasarkan fungsi tersebut di atas, guru dapat mengetahui tercapai tidaknya tujuan
pengajaran, dalam hal ini tujuan instruksional khusus (TIK). Dengan fungsi ini dapat
diketahui tingkat penguasaan bahan pelajaran yang telah dimiliki oleh para siswa. Dengan
perkataan lain, dapat diketahui hasil belajar yang dicapai para siswa. Di samping itu, dengan
fungsi ini guru dapat mengetahui berhasil tidaknya ia mengajar. Karena rendahnya hasil

18
belajar yang dicapai oleh para siswa bukan semata-mata disebabkan siswa itu sendiri, tetapi
dapat juga disebabkan oleh kurang berhasilnya proses belajar-mengajar yang dilaksanakan
guru. Dengan dikembangkannya alat evaluasi segera setelah perumusan TIK, akan dapat
diperoleh patokan yang diperlukan untuk menilai hasil belajar siswa maupun program
pengajaran sejak awal. Di samping itu, pengembangan alat evaluasi pada langkah- langkah
permulaan sekaligus berfungsi pula untuk mencek seberapa jauh TIK yang telah disusun
cukup operasional sebelum kita melangkah lebih jauh.

Adapun cara-cara yang dimaksud untuk meliputi membuat evaluasi adalah tes tertulis,
tes lisan dan tes perbuatan. Dalam melakukan tes tertulis guru menyiapkan butir-butir tes
secara tertulis guru menyiapkan butir-butir tes secara tertulis dan para siswa pun memberikan
jawaban secara tertulis pula. Cara evolusi ini banyak dilakukan oleh para guru dengan hasil
yang memuaskan titik Hal ini terjadi apabila butir tes disusun dengan baik dan para Guru
mengadakan pengawasan dengan cermat pada saat tes berlangsung.

BAB 7 PENENTUAN MATERI DAN KEGIATAN BELAJAR-


MENGAJAR

Secara umum Pengertian materi pelajaran telah di singgung dalam bagian yang lalu
dalam perencanaan pengajaran materi yang perlu ditetapkan dalam rangka ketiga setelah
perumusan tujuan dan penyusunan alat evaluasi adalah berupa pokok- pokok bahan, rincian
setiap pokok bahan. Dalam bagian yang lalu, telah diuraikan pengertian dan cara pemilihan
materi pelajaran dalam rangka kegiatan perencanaan pengajaran. Di samping itu, telah
disinggung pula bahwa setelah pemilihan/penetapan materi pelajaran, langkah berikutnya
yang perlu dilakukan oleh guru adalah menetapkan kegiatan belajar-mengajar.

Jenis-jenis metode mengajar adalah metode ceramah yang merupakan cara mengajar
yang paling tradisional dan telah lama dilaksanakan oleh guru. Ceramah adalah penuturan
bahan pelajaran secara lisan. Metoda ini tidak senantiasa jelek bila penggunaannya betul-
betul disiapkan dengan baik, didukung dengan alat dan media, serta memperhatikan batas-
batas kemungkinan penggunaannya. Cara mengajar dengan ceramah dapat dikatakan juga
sebagai metode kuliah, merupakan suatu cara mengajar yang digunakan untuk
menyampaikan keterangan atau informasi, atau uraian tentang suatu pokok persoalan serta
masalah secara lisan. Metode tanya-jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan

19
rjadinya komunikasi langsung yang bersifat dua arah sebab pada aat yang sama terjadi dialog
antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab, atau siswa bertanya guru menjawab.
Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara langsung antara guru
dengan siswa. Metode diskusi pada dasarnya adalah bertukar informasi, pendapat, dan unsur-
unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang
lebih jelas dan lebih cermat tentang permasalahan atau topik yang sedang dibahas.

BAB 8 PEMILIHAN MEDIA DAN ALAT PENGAJARAN

Media pengajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan atau isi pelajaran, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
kemampuan siswa, sehingga dapat mendorong proses belajar-mengajar. Pada tahun 50-an,
media disebut sebagai alat bantu audio-visual (audio-visual aids) karena pada masa itu,
peranan media memang semata-mata untuk membantu guru dalam mengajar. Tetapi
kemudian, namanya lebih populer sebagai media pengajaran atau media belajar. Berbagai
bentuk media dapat digunakan untuk meningkatkan pengalaman belajar ke arah yang lebih
konkret. pengajaran dengan menggunakan media tidak hanya sekadar menggunakan kata-kata
(simbol verbal), sehingga dapat kita harapkan diperolehnya hasil pengalaman belajar yang
lebih berarti bagi siswa. Dalam hal ini Gagne dan Briggs (1979) menekankan pentingnya
media sebagai alat untuk merangsang proses belajar-mengajar.

Usaha membuat pengajaran lebih konkret dengan menggunakan media banyak


dilakukan orang. Berbagai jenis media memiliki nilai kegunaan masing-masing. Untuk
memahami berbagai jenis media dan nilainya dalam pengajaran, ada baiknya kita memahami
penggolongan berbagai jenis media berdasarkan nilai yang dimiliki masing-masing. Dari
uraian-uraian yang dikemukakan pada bagian terdahulu, dapat disimpulkan bahwa berbagai
jenis media tersebut pada dasarnya dapat digolongkan dalam tiga kelompok besar, yaitu
media cetak, media elektronik dan objek nyata atau realia. Media Cetak, bagi kebanyakan
orang, istilah "media cetak”, biasanya diartikan sebagai bahan yang diproduksi melalui
percetakan profesional, seperti buku, majalah, dan modul.

20
BAB 9 PELAKSANAAN DAN EVALUASI PENGAJARAN

Kekuatan dan kelemahan dari program pengajaran yang telah disusun guru biasanya
dapat diketahui dengan lebih jelas setelah program tersebut dilaksanakan di kelas dan
dievaluasi dengan saksama. Hasil yang diperoleh dari evaluasi yang diadakan akan memberi
petunjuk kepada guru tentang bagian-bagian mana dari program tersebut yang sudah berhasil
dan bagian-bagian mana pula yang belum berhasil mencapai tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan. Atas dasar hasil evaluasi tersebut dapat dilakukan perbaikanperbaikan yang
diperlukan, baik pada waktu program masih berjalan maupun setelah program itu selesai
dilaksanakan. Perbaikan yang dilakukan setelah program selesai dilaksanakan berguna untuk
keperluan penyempurnaan pengajaran pada tahun berikutnya. Penyempurnaan-
penyempurnaan program pengajaran yang telah disusun oleh guru pada hakikatnya
berlangsung secara terus-menerus, apalagi mengingat siswa-siswa yang dihadapi guru
berbeda dari tahun ke tahun. Sebelum sampai pada tahap pelaksanaan, tentu saja guru perlu
terlebih dahulu menyiapkan suatu program/bahan pengajaran berdasarkan hasil perencanaan
yang telah dilakukan. Sehubungan dengan itu, dalam bab ini, berturut- turut akan disajikan
penjelasan tentang penyiapan program/bahan pengajaran, pelaksanaan program pengajaran di
kelas, serta evaluasi pengajaran yang sedang/telah dilaksanakan. Berbicara tentang penyiapan
program/bahan pengajaran, pertanyaan-pertanyaan yang muncul dan perlu memperoleh
jawaban dalam bagian ini ialah: Hasil apakah yang diperoleh dari kegiatan perencanaan
pengajaran yang langkah-langkahnya telah dipelajari dalam bab-bab terdahulu?

Hasil yang Dicapai dari Perencanaan Pengajaran Hasil-hasil perencanaan pengajaran


tersebut di atas kita peroleh melalui satuan cara atau prosedur tertentu yang disebut PPSI
(Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional) yang melibatkan sejumlah langkah pokok
seperti yang telah dipelajari dalam bab-bab terdahulu. Jika terdapat 6 pokok/satuan bahasan
pada hasil butir a, maka akan dihasilkan pula 6 bagan/matriks sebagai hasil butir b, satu untuk
setiap pokok/satuan bahasan.

21
BAB III

PEMBAHASAN

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN

BUKU UTAMA

KELEBIHAN

1. Dilihat dari aspek tampilan buku (face value), buku yang saya review yang berjudul
Perencaanaan Pembelajaran oleh penulis Prof.Dr.Hamzah B.Uno, M.Pd ini sudah
menarik jika di lihat karena warna yang cocok untuk dilihat sehingga menarik
perhatian jika melihatnya.\

2. Dari Aspek Layout Dan Tata Letak, Serta Tata Tulis, Termasuk Penggunaan font
Buku, buku yang saya review yang berjudul Perencaanaan Pembelajaran oleh penulis
Prof.Dr.Hamzah B.Uno, M.Pd. ini sudah sangat bagus dan sudah sesuai dengan
kaidah penyusunan buku internasional, dilihat dari tata letak penulisan kata yang
sudah rapi dan mudah di mengerti serta tidak membuat si pembaca kebingungan
dengan tata letak tulisan.

3. Dari aspek isi buku sudah sangat bagus dan ringkas namun terperinci dari setiap isi
buku.

4. Dari Aspek Tata Bahasa Perencaanaan Pembelajaran oleh penulis Prof.Dr.Hamzah


B.Uno, M.Pd ini sudah sangat bagus karena sudah menggunakan bahasa yang baku
sesuai dengan KBBI dan kaidah EYD sehingga dengan begitu pembahasan setiap
materi didalam buku ini mudah dipahami oleh semua masyarakat dari tingkatan dan
kalangan yang berbeda-beda.

22
KELEMAHAN

1. Pada buku ini tidak terdapat soal maupun latihan sehingga pembaca tidak dapat
mengetahui tingkat pemahaman mereka pada materi dalam buku ini.

23
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN

BUKU PEMBANDING

KELEBIHAN
1. Buku ini disusun sebagai materi yang perlu dimiliki bagi guru dan calon guru atau
seorang mahasiswa serta bagi orang awam yang ingin mengetahui tentang
Perencanaan Pembelajaran.
2. Pada buku ini cover terlihat sangat menarik sehingga pembaca tertarik untuk
membacanya.
3. Pembahasan pada buku ini disajikan secara detail dan menyeluruh oleh pengarang.
Buku ini pembahasan materinya lebih banyak materinya, padat dalam penyampaian
materi menjelasakan, dan tidak banyak memberika poin-poin yang penting saja.
4. Pada buku ini konsep dasar yang ada didalamnya relavan untuk dipelajari.
5. Pada buku mencantumkan ilustrasi seperti tabel, dan gambar yang sangat membantu
dalam memahami kalimat yang ingin disampaikan oleh penulis.
6. Pada buku ini menghubungkan antar gagasan disampaikan secara logis dimana
disajikan secara naratif dan analisis.

KELEMAHAN

1. Pada buku ini penggunaan bahasa sedikit kurang jelas sehingga membuat pembaca
lebih sukar untuk memahami materi yang ingin disampaikan didalam buku itu.

24
BAB IV

PENUTUP

KESIMPULAN

Perencanaan pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan hasil berfikir secara


rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, yakni perubahan perilaku serta
rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan sebagai upaya pencapaian tujuan tersebut denga
memanfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang ada.

Sebagai seorang tenaga pengajar (guru), aktivitas kegiatannya tidak dapat dilepaskan
dengan proses pengajaran. Proses pengajaran merupakan suatu proses yang sistematis, yang
tiap komponennya sangat menentukan keberhasilan belajar anak didik.

SARAN

Sebaiknya sebagai mahasiswa harus memiliki kedua buku ini karena buku ini sangat
bagus untuk kita para calon guru untuk dijadikan pedoman bagi kita calon pendidik anak-
anak penerus bangsa.

25
DAFTAR PUSTAKA

Uno, Hamzah. 2012. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Syaodih, Nana. Ibrahim, R. 2010. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Renaka Cipta.

26

Anda mungkin juga menyukai