Anda di halaman 1dari 955

Aku menggerutu dengan frustrasi pada diri sendiri

didepan cermin. Sialan rambutku - susah untuk


ditata, dan sialan Katherine Kavanagh karena sakit
dan memilih aku untuk cobaan ini. aku harus belajar
untuk ujian akhirku, yang mana minggu depan,
namun di sini aku mencoba untuk menyikat
rambutku agar mau menurut. Aku tidak mau tidur
ketika rambutku basah. Aku tidak mau tidur ketika
rambutku basah. Membaca mantra ini beberapa kali,
aku mencoba, sekali lagi, untuk bisa dirapikan
dengan sisir. Aku memutar mata dengan geram dan
menatap pada gadis pucat berambut cokelat dengan
mata biru yang terlalu besar untuk wajahnya,
menatap ke arahku, dan menyerah. Satu-satunya
pilihanku adalah untuk menahan rambut bandelku
menjadi poni dan berharap bahwa aku kelihatan
setengah rapi.

Kate adalah teman sekamarku, dan dia telah memilih


hari ini dari semua hari yang lain untuk menyerah
pada flu.
Oleh karena itu, dia tidak bisa melakukan wawancara
yang sudah dia rencanakan, dengan seorang taipan
mega-Industrialis yang aku belum pernah dengar,
untuk koran mahasiswa. Jadi aku telah mengajukan
diri. aku punya ujian akhir untuk diselesaikan, satu
esai yang harus selesai, dan aku seharusnya bekerja
siang ini, tetapi tidak - hari ini aku harus menyetir
seratus enam puluh lima mil ke pusat kota Seattle
dalam rangka bertemu dengan CEO misterius dari
Grey Enterprises Holdings Inc. Sebagai seorang
pengusaha luar biasa dan penyumbang dana utama

1
Universitas kami, waktunya sangat berharga.

Jauh lebih berharga dari waktuku - tapi dia telah


menyetujui Kate untuk wawancara. Sebuah kudeta
nyata, dia memberitahuku. Sialan kegiatan ekstra
kurikulernya.

Kate meringkuk di sofa di ruang tamu.


"Ana, maafkan aku. Butuh waktu sembilan bulan
untuk wawancara ini. Ini akan memakan waktu enam
untuk menjadwal ulang, dan kita berdua sudah lulus
saat itu." Sebagai editor, aku tidak bisa
mengabaikannya. "Tolonglah," "Kate memohon
padaku dengan suara serak, suara orang sakit
tenggorokan. Bagaimana dia melakukannya? Bahkan
ketika sakit dia terlihat cantik, rambut pirang
strawberry dan mata hijau cerah, meskipun sekarang
merah berbingkai. aku mengabaikan sengatan
simpati yang tak aku diinginkan.
"Tentu saja aku akan pergi, Kate. Kau harus kembali
tidur. Apakah kau ingin minum Nyquil atau Tylenol?
"

"Nyquil saja. Ini daftar pertanyaan dan perekam


mini-disc ku. Tekan saja tanda rekam di sini. Buatlah
catatan, aku akan menuliskan semuanya. "

"aku tak tahu apa-apa tentang dia," bisikku, mencoba


untuk menekan rasa panikku yang meningkat dan
gagal.

"Daftar pertanyaannya akan membawamu terus

2
melaju. Berangkatlah. Ini adalah perjalanan panjang.
Aku tidak ingin kau terlambat. "

"Oke, aku akan pergi. Kembali ke tempat tidur. aku


membuatkanmu sup untuk dipanaskan nanti "Aku
menatapnya penuh sayang. Hanya untukmu, Kate,
aku melakukan ini.

"Ya aku akan tidur. Semoga berhasil. Dan terima


kasih Ana - seperti biasa, kau penyelamatku."

Mengumpulkan tasku, aku tersenyum kecut padanya,


kemudian menuju ke pintu mobil. Aku tidak percaya
aku telah membiarkan Kate membujukku melakukan
ini. Tapi Kate bisa bicara pada siapapun untuk
melakukan apapun.

Dia akan menjadi seorang wartawan yang luar biasa.


Dia pandai bicara, kuat, persuasif, argumentatif,
cantik - dan dia adalah sahabatku tersayang.

Jalanan sepi ketika aku mengarah ke Vancouver,


Washington menuju Portland dan I-5. Masih pagi, dan
aku tidak harus tiba di Seattle sampai jam dua siang
ini. Untungnya, Kate meminjamiku Mercedes CLK
sporty miliknya. aku tidak yakin Wanda, VW Beetle
lamaku, dapat melakukan perjalanan tepat waktu.
Oh, Mersi jelas menyenangkan untuk dikendarai, dan
mil-mil berlalu cepat saat aku menginjak pegas
sampai kedasar lantai logam.
Tujuanku adalah kantor pusat perusahaan global Mr.
Grey. Ini adalah gedung perkantoran besar dua puluh

3
lantai, semua terbuat dari kaca lengkung dan baja,
sebuah fantasi utilitarian seorang arsitek, dengan
"Grey House" ditulis diam-diam di baja diatas pintu
kaca depan. Ini jam dua kurang seperempat ketika
aku tiba, sangat lega bahwa aku tidak terlambat saat
aku berjalan ke lobi yang besar terbuat dari batu
pasir putih, kaca, baja - yang terus terang
menakutkan.

Di balik meja batu pasir padat, seorang wanita muda


berambut pirang sangat menarik rapi, tersenyum
ramah padaku. Dia mengenakan jaket jas hitam
tajam dan kemeja putih yang belum pernah aku lihat.
Dia tampak rapi.

"Aku di sini untuk bertemu dengan Mr. Grey.


Anastasia Steele menggantikan Katherine Kavanagh.
"

"Tunggu sebentar, Miss Steele." Dia lengkungan


alisnya sedikit ketika aku berdiri dengan rendah diri
di depannya. Aku mulai berharap aku akan
meminjam salah satu blazer resmi Kate daripada
memakai jaket biru angkatan laut. aku telah
berupaya dan mengenakan satu-satunya rokku,
sepatu bot coklat selutut dan sweater biru. Bagiku, ini
adalah cerdas. Aku menyelipkan rambutku di
belakang telingaku dan aku berpura-pura dia tidak
mengintimidasiku.

"Miss Kavanagh sudah ditunggu. Silahkan daftar di


sini, Miss Steele. kau pakai lift terakhir disebelah

4
kanan, tekan tombol lantai kedua puluh." Dia
tersenyum ramah padaku, geli tidak diragukan lagi,
ketika aku mendaftar.

Dia mengulurkan kartu keamanan yang tertulis


PENGUNJUNG sangat tegas tertera di bagian depan.
aku tak bisa mencegah seringaiku. Tentunya sudah
jelas bahwa aku hanya berkunjung. aku tidak cocok di
sini.

Tidak ada yang berubah, dalam hati aku mendesah.


Berterima kasih, aku berjalan ke deretan lift melewati
dua petugas keamanan yang cara berpakaian jauh
lebih cerdas dariku dengan jas hitam berpotongan
rapi.

Lift membawaku dengan kecepatan tinggi ke lantai


dua puluh. Pintunya bergeser terbuka, dan aku di lobi
besar berikutnya - lagi semua terbuat dari kaca, baja,
dan batu pasir putih. aku dihadapkan oleh sebuah
meja dari batu pasir dan seorang perempuan pirang
muda berpakaian tanpa cela berwarna hitam dan
putih yang bangkit untuk menyapaiku.

"Miss Steele, bisakah kau menunggu di sini,


sebentar?" Dia menunjuk ke area duduk dari kursi
kulit putih.

Di belakang kursi kulit adalah ruang rapat berdinding


kaca yang luas dengan meja kayu gelap yang sama
luasnya dan sedikitnya dua puluh kursi yang secorak
di sekitarnya. Di luar itu, ada jendela dari lantai ke

5
langit-langit dengan pemandangan cakrawala Seattle
yang terlihat keluar keseluruh kota. Ini adalah vista
yang menakjubkan, dan aku sesaat lumpuh oleh
pemandangan itu. Wow.

Aku duduk, mengeluarkan daftar pertanyaan dari


tasku, dan melangkah masuk kedalam, dalam hati
menyumpahi Kate karena tidak memberikanku
dengan biografi singkat. aku tidak tahu apapun
tentang orang yang akan aku wawancarai. Dia bisa
jadi berumur sembilan puluh tahun atau tiga puluh
tahun. Ketidakpastian adalah menyakitkan, dan
gugupku muncul kembali, membuat aku gelisah. Aku
belum pernah merasa nyaman dengan wawancara
empat mata, lebih suka diskusi kelompok anonim di
mana aku bisa duduk secara tidak menonjol di bagian
belakang ruangan. Sejujurnya, aku lebih suka
sendirian, membaca novel Inggris klasik, meringkuk
di kursi di perpustakaan kampus. Tidak duduk
gelisah dalam bangunan kolossal kaca dan batu.

Aku memutar mataku pada diri sendiri. Sadarlah,


Steele. Dilihat dari bangunannya, yang terlalu klinis
dan modern, aku kira Grey berumur empat puluhan:
bugar, kecokelatan, dan berambut pirang yang suai
dengan sisa dari orang-orang disini.

Ada wanita lainnya yang pirang, berpakaian elegan


sempurna keluar dari pintu besar disisi kanan. Ada
apa dengan semua wanita pirang dan rapi? Ini seperti
Stepford sini. Mengambil napas dalam-dalam, aku
berdiri. "Miss Steele?" Si pirang yang terakhir

6
bertanya.

"Ya," aku menjawab serak, dan melonggarkan


tenggorokan. "Ya." Nah, itu baru terdengar lebih
percaya diri.

"Mr. Grey akan menemui anda segera. Boleh aku


bawa jaketmu? "

"Oh silakan." aku berjuang melepas jaketku.

"Apakah kau sudah ditawari minuman atau apapun?"

"Um - Tidak" Oh, apakah si pirang yang pertama


dalam masalah?

Pirang nomor dua mengerutkan kening dan


memandang wanita muda di meja.

"kau mau minum teh, kopi, air?" Tanyanya,


mengalihkan perhatian kembali kepadaku.

"Segelas air. Terima kasih, "bisikku.

"Olivia, tolong ambilkan Nona Steele segelas air."


Suaranya tegas. Olivia bergegas berdiri dan langsung
menuju ke pintu di sisi lain dari foyer.

"aku minta maaf, Miss Steele, Olivia adalah pegawai


magang baru kami. Silakan duduk. Mr. Grey akan
tiba dalam lima menit. "

7
Olivia kembali dengan segelas air es.

"Ini untukmu, Miss Steele."

"Terima kasih."

Pirang nomor dua melenggang ke meja besar,


tumitnya menggeluarkan suara bergema di lantai
batu pasir. Dia duduk, dan mereka berdua
melanjutkan pekerjaan mereka.

Mungkin Mr. Grey bersikeras bahwa semua


karyawannya berambut pirang. Aku bertanya-tanya
dengan iseng apakah itu legal, ketika pintu kantor
terbuka dan seorang laki-laki Afro-Amerika yang
tinggi, anggun dan menarik keluar. aku jelas
mengenakan pakaian yang salah.

Ia berbalik dan berkata melalui pintu. "Golf, minggu


ini, Grey."

Aku tidak mendengar jawabannya. Dia berbalik,


melihatku, dan tersenyum, matanya yang gelap
berkerut di sudut-sudutnya. Olivia segera melompat
dan memanggil lift. Dia tampaknya terbiasa
melompat dari tempat duduknya. Dia lebih gugup dari
aku!

"Selamat siang, ladies," katanya saat ia melalui pintu


geser.

"Mr. Grey akan menemui anda sekarang, Miss Steele.

8
Langsung saja masuk, "kata pirang nomor dua.

Aku berdiri agak gemetar mencoba untuk menekan


gugupku. Mengumpulkan tasku, aku meninggalkan
gelas airku dan berjalan ke pintu yang setengah
terbuka.

"kau tidak perlu untuk mengetuk - langsung saja


masuk" Dia tersenyum ramah.

aku mendorong pintu dan tersandung, tersandung


oleh kaki sendiri, dan jatuh kepala duluan kedalam
kantor.

Sialan besar - aku dan dua kaki kiriku! aku pada


posisi merangkak di ambang pintu ke kantor Mr.
Grey, dan tangan yang lembut membantuku untuk
berdiri. aku sangat malu, sialan pada
kecanggunganku. aku harus menguatkan diri untuk
melirik ke atas. Holy cow - dia begitu muda.

"Miss Kavanagh." Dia menjulurkan tangan berjari


panjang-panjang kepadaku begitu aku tegak. "aku
Cristian Grey. Kau baik-baik? Apakah kau ingin
duduk? "

Begitu muda - dan menarik, sangat menarik. Dia


tinggi, mengenakan setelan abu-abu halus, kemeja
putih, dan dasi hitam dengan rambut tembaga yang
sulit diatur dan mata berwarna gelap dan intens, abu-
abu terang yang menyorot tajam padaku. Butuh
beberapa saat bagi aku untuk menemukan suaraku.

9
"Mm. Sebenarnya-"gumamku. Jika orang ini adalah
lebih dari tiga puluh tahun maka aku adalah
pamannya monyet. Dengan bingung, aku
menempatkan tanganku dan kami berjabat tangan.
Ketika jari kita bersentuhan, aku merasakan getaran
aneh menggembirakan menjalar melaluiku. aku
menarik tanganku buru-buru, malu. Pasti listrik
statis. Aku berkedip cepat, kelopak mataku
menyesuaikan dengan detak jantungku.

"Miss Kavanagh sedang tidak sehat, jadi dia


mengutusku. aku harap kau tidak keberatan, Mr.
Grey. "

"Dan kau adalah...?" Suaranya hangat, mungkin geli,


tapi sulit untuk mengatakan dari ekspresi tenangnya.
Dia tampak agak tertarik, tapi secara keseluruhan,
sopan.

"Anastasia Steele. Aku sedang belajar Sastra Inggris


dengan Kate, mm ... Katherine ...

um ... Nona Kavanagh di Washington State. "

"aku paham," katanya singkat. aku pikir aku melihat


hantu tersenyum dalam ekspresinya, tapi aku tidak
yakin. "Apakah kau ingin duduk?" Dia melambaikan
tangannya menuju sofa kulit putih berbentuk L.

Kantornya terlalu besar untuk hanya satu orang. Di


depan jendela dari lantai sampai langit-langit, ada

10
meja kayu besar modern dari kayu gelap yang bisa
buat makan enam orang dengan nyaman. Itu cocok
dengan meja kopi didepan sofa. Semuanya berwarna
putih - langit-langit, lantai, dan dinding kecuali, di
dinding dekat pintu, di mana sebuah mosaik lukisan
kecil tergantung, tiga puluh enam lukisan itu diatur
dalam bentuk persegi. Lukisan itu indah -
serangkaian objek duniawi yang terlupakan dilukis
secara rinci tepat seperti mereka adalah seperti foto.
Ditampilkan bersama-sama, mereka menakjubkan.

"Seorang seniman lokal. Trouton, "kata Grey ketika ia


menangkap tatapanku.

"Itu indah. Memunculkan hal biasa menjadi luar


biasa, gumamanku, terganggu baik oleh dia dan
lukisan. Dia memiringkan kepalanya ke satu sisi dan
menganggapku serius.

"aku sangat setuju, Miss Steele," jawabnya, suaranya


lembut dan untuk beberapa alasan bisa dijelaskan
aku menemukan diriku memerah.

Kecuali lukisan, kantornya tampak dingin, bersih,


dan klinis. Aku ingin tahu apakah itu mencerminkan
kepribadian dari Adonis yang tenggelam dengan
anggun ke salah satu kursi kulit putih di depanku.
Aku menggelengkan kepala, cemas pada arah
pikiranku, dan mengambil pertanyaan Kate dari
tasku. Selanjutnya, aku mengatur perekam mini-disc
dan menjatuhkannya dua kali pada meja kopi di
depanku. Mr. Grey mengatakan apa-apa, menunggu

11
dengan sabar - aku berharap - aku menjadi semakin
malu dan bingung. Ketika aku mengumpulkan
keberanian untuk melihat dia, dia memperhatikanku,
satu tangan santai di pangkuan dan yang lainnya
menyentuh dagunya dan menjulurkan jari telunjuk
yang panjang di bibirnya. aku pikir dia mencoba
menahan senyum.

"Maaf," aku tergagap. "aku tidak terbiasa dengan ini."

"Ambil semua waktu yang kau butuhkan, Miss


Steele," katanya.

"Apakah kau keberatan jika aku merekam


jawabanmu?"

"Setelah kau melalui begitu banyak masalah untuk


menyiapkan perekam - kau bertanya kepadaku
sekarang?"

Aku memerah lagi. Dia menggodaku? aku harap. Aku


berkedip padanya, tidak yakin harus berkata apa, dan
aku pikir dia merasa kasihan padaku karena dia
mengalah. "Tidak, aku tidak keberatan."

"Apakah Kate, maksudku, Miss Kavanagh,


menjelaskan untuk apa wawancara itu?"

"Ya. Untuk muncul dalam edisi kelulusan dari surat


kabar mahasiswa dan aku akan ikut upacara wisuda
tahun ini. "

12
Oh! Ini adalah berita untukku, dan aku sementara
melamun berpikir bahwa seseorang tidak jauh lebih
tua dariku - oke, mungkin enam tahun atau lebih, dan
oke, mega sukses, tapi tetap saja - akan hadir dengan
gelarku. Aku mengerutkan kening, menyeret kembali
perhatianku ke tugas di tangan.

"Bagus," aku menelan ludah dengan gugup. "aku


punya beberapa pertanyaan, Mr Grey." aku
menyelipkan rambut di belakang telingaku.

"Sudah kuduga," katanya, datar. Dia


menertawakanku. Pipiku panas menyadari kondisi
ini, dan aku duduk tegak dan meluruskan bahuku
berupaya untuk terlihat lebih tinggi dan lebih
menakutkan. Menekan tombol start pada perekam,
aku mencoba untuk terlihat profesional.

"Kau sangat muda untuk mengumpulkan semacam


kekaisaran bisnis. Untuk apa anda berutang
keberhasilan anda?" Aku melirik padanya.
Senyumnya sedih, tetapi ia samar-samar terlihat
kecewa.

"Bisnis adalah tentang orang, Miss Steele, dan aku


sangat pandai menilai orang. aku tahu bagaimana
mereka semua, apa yang membuat mereka
berkembang, apa yang tidak, apa yang menginspirasi
mereka, dan bagaimana untuk mendorong mereka.
aku mempekerjakan tim yang luar biasa, dan aku
menghargai mereka dengan baik "Dia berhenti dan
menatap padaku dengan tatapan abu-abunya.

13
"Keyakinanku adalah untuk mencapai keberhasilan
dalam suatu skema seseorang harus membuat diri
sendiri ahli pada skema itu, tahu luar dalam, tahu
setiap detail. aku bekerja keras, sangat sulit untuk
melakukan itu. aku membuat keputusan berdasarkan
logika dan fakta. Aku punya insting alami yang dapat
melihat dan memelihara ide yang solid baik dan orang
baik. Intinya adalah, selalu menuju ke orang-orang
baik. "

"Mungkin kau cuma beruntung." Ini tidak ada dalam


daftar pertanyaan Kate - tapi dia begitu arogan.
Matanya menyala sesaat karena terkejut.

"aku tidak berlangganan keberuntungan atau


kesempatan, Miss Steele. Semakin keras aku bekerja
semakin beruntung aku tampaknya. Ini benar-benar
adalah tentang mendapatkan orang yang tepat dalam
timmu dan mengarahkan energi mereka secara
sesuai. aku pikir itu adalah Harvey Firestone yang
mengatakan 'pertumbuhan dan perkembangan orang
adalah panggilan tertinggi dari kepemimpinan.' "

"kau terdengar seperti gila kontrol." Kata-kata itu


keluar dari mulutku sebelum aku bisa
menghentikannya. "Oh, aku melakukan kontrol dalam
segala hal, Miss Steele," katanya tanpa jejak humor
dalam senyumnya. Aku menatap dia, dan ia menahan
tatapanku terus, tanpa ekspresi. detak jantungku
menjadi bertambah cepat, dan wajahku memerah lagi.

Mengapa ia punya efek mengerikan padaku?

14
Penampilannya yang sangat menarik mungkin? Cara
matanya menembus padaku? Cara dia membelai jari
telunjuknya terhadap bibir bawahnya? aku berharap
dia akan berhenti melakukan hal itu.

"Selain itu, kekuatan besar diperoleh dengan


meyakinkan diri sendiri dalam lamunan rahasiamu
bahwa kau dilahirkan untuk mengontrol sesuatu," ia
melanjutkan, suaranya lembut.

"Apakah kau merasa bahwa kau memiliki kekuatan


yang luar biasa?" Gila kontrol.

"aku mempekerjakan lebih dari empat puluh ribu


orang, Miss Steele. Itu memberiku semacam tanggung
jawab tertentu - kekuasaan, jika kau mau. Jika aku
memutuskan aku tidak lagi tertarik dalam bisnis
telekomunikasi dan menjualnya, dua puluh ribu orang
akan berjuang untuk melakukan pembayaran hipotek
mereka setelah satu bulan atau lebih. "

Mulutku menganga. aku terhuyung-huyung oleh


kurangnya rasa kerendahan hatinya.

"Tidakkah kau memiliki dewan direksi untuk


dijawab?" aku bertanya, jijik.

"aku memiliki perusahaanku. aku tidak perlu


menjawab pada dewan" Dia mengangkat alis ke
arahku.

Aku memerah. Tentu saja, aku akan tahu ini jika aku

15
telah melakukan beberapa penelitian. Tapi sialan, dia
begitu sombong. aku mengubah taktik.

"Dan apakah kau memiliki hobi di luar pekerjaanmu?"

"aku punya ketertarikan yang bermacam-macam,


Miss Steele." Sebuah hantu tersenyum menyentuh
bibirnya. "Sangat bervariasi." Dan untuk beberapa
alasan, aku bingung dan dipanaskan dengan tatapan
itu. Matanya bersinar dengan beberapa pemikiran
yang jahat.

"Tapi jika kau bekerja keras, apa yang kau lakukan


untuk bersantai?"

"Bersantai?" Dia tersenyum, memperlihatkan gigi


putih yang sempurna. Aku berhenti bernapas. Dia
benar-benar indah. Tidak ada yang setampan dia.

"Nah, untuk 'bersantai' seperti yang kau katakan -


aku berlayar, aku terbang, aku mengejar bermacam
bermimpi secara fisik."

Dia bergeser di kursinya. "aku seorang pria yang


sangat kaya, Miss Steele, dan aku memiliki hobi
mahal dan menyedot uang."

Aku melirik cepat pada daftar pertanyaan Kate, ingin


keluar dari subjek ini.

"kau berinvestasi di bidang manufaktur. Mengapa,


secara khususnya?"aku bertanya. Mengapa dia

16
membuat aku merasa sangat tidak nyaman?

"aku suka membangun sesuatu. aku ingin tahu


bagaimana sesuatu bekerja: apa yang membuat hal
itu berdetak, bagaimana cara membangun dan
mendekonstruksi. Dan aku memiliki cinta pada kapal.
Apa yang bisa aku katakan? "

"Itu terdengar seperti hatimu yang bicara daripada


logika dan fakta."

Mulutnya mengernyit, dan ia menatap


memperhitungkanku.

"Mungkin. Meskipun ada orang yang akan


mengatakan aku tidak punya hati. "

"Mengapa mereka berkata begitu?"

"Karena mereka tahu aku dengan baik." Bibirnya


melengkung tersenyum kecut.

"Apakah temanmu mengatakan kau mudah untuk


dikenali?" Dan aku menyesali pertanyaan itu begitu
aku mengatakannya. Ini tidak ada dalam daftar Kate.

"Aku orang yang sangat pribadi, Miss Steele. Aku


melakukan banyak cara untuk melindungi privasiku.
aku tidak sering memberikan wawancara, "nada
suaranya menurun.

"Mengapa kau setuju untuk melakukan yang satu

17
ini?"

"Karena aku seorang penyumbang dana Universitas,


dan untuk semua maksud dan tujuan, aku tidak bisa
melepaskan Nona Kavanagh dari punggungku. Dia
mendesakmu dan mendesakmu Public Relation ku,
dan aku kagumi pada keuletan seperti itu."

Aku tahu bagaimana Kate dapat menjadi sedemikian


ulet. Itu sebabnya aku duduk di sini menggeliat tidak
nyaman di bawah tatapan tajam, ketika aku harus
belajar untuk ujianku.

"kau juga berinvestasi dalam teknologi pertanian.


Mengapa kau tertarik di wilayah ini? "

"Kami tidak bisa makan uang, Miss Steele, dan ada


terlalu banyak orang di planet ini yang tidak cukup
mendapat makan."

"Kedengarannya sangat filantropi. Apakah ini sesuatu


yang kau rasa sangat kuat? Memberi makan kaum
miskin dunia? "

Dia mengangkat bahu, sangat acuh.

"Ini bisnis yang cerdas," bisiknya, meskipun aku pikir


dia tidak jujur. Ini tidak masuk akal - memberi
makan kaum miskin di dunia? aku tidak dapat
melihat manfaat keuangan pada hal ini, hanya
moralitas ideal. Aku melirik pertanyaan berikutnya,
bingung dengan sikapnya.

18
"Apakah kau memiliki filosofi? Jika demikian, apa
itu? "

"aku tidak memiliki filosofi seperti itu. Mungkin


prinsip - Carnegie bilang: "Orang yang memperoleh
kemampuan untuk mengambil kepemilikan penuh
dari pikirannya sendiri dapat menguasai apa pun
yang ia berhak miliki." aku sangat tunggal, fokus. aku
suka kontrol - diri sendiri dan orang di sekitarku."

"Jadi, kau ingin memiliki banyak hal?" kau gila


kontrol.

"aku ingin dengan pantas memiliki mereka, tapi ya,


garis bawah, aku ingin."

"kau terdengar seperti konsumen akhir."

"Begitulah." Dia tersenyum, tapi senyum tidak


menyentuh matanya. Sekali lagi ini adalah
bertentangan dengan seseorang yang ingin memberi
makan dunia, jadi aku tidak dapat mencegah untuk
berpikir bahwa kita sedang berbicara tentang sesuatu
yang lain, tapi aku benar-benar bingung untuk apa
itu. Aku menelan ludah. Suhu di dalam ruangan
meningkat atau mungkin itu hanya aku. aku hanya
ingin wawancara ini berakhir. Tentunya Kate
memiliki cukup bahan sekarang? Aku melirik
pertanyaan berikutnya.

"Kau diadopsi. Seberapa jauh kau berpikir bahwa itu

19
membentuk kau sekarang ini?" Oh, ini pribadi?. Aku
menatapnya, berharap dia tidak tersinggung. Alisnya
berkerut-kerut.

"aku tidak punya cara untuk mengetahui."

Ketertarikanku adalah terusik.

"Berapa umur kau saat kau diadopsi?"

"Itu masalah catatan publik, Miss Steele." Nada


suaranya adalah tegas. Aku memerah, lagi. sialan.

Ya tentu saja - jika aku tahu aku melakukan


wawancara ini, aku harus melakukan beberapa
penelitian dulu.

Aku bergerak dengan cepat.

"Kau harus mengorbankan kehidupan keluarga untuk


pekerjaanmu."

"Itu bukan pertanyaan." Dia tegas.

"Maaf." Aku menggeliat, dan dia membuat aku


merasa seperti seorang anak bandel. aku coba lagi.
"Apakah kau harus mengorbankan kehidupan
keluarga demi pekerjaanmu?"

"aku punya keluarga. Aku punya seorang saudara


laki-laki dan seorang saudara perempuan dan dua
orang tua yang penuh kasih. Aku tidak tertarik dalam

20
memperluas keluargaku di luar itu. "

"Apakah kau gay, Mr. Grey?"

Dia menyedot nafas tajam, dan aku merasa ngeri,


malu. Sialan. Mengapa aku tidak menggunakan
sejenis filter sebelum aku membacanya langsung?
Bagaimana aku bisa katakan padanya bahwa aku
hanya membaca pertanyaan saja?

Sialan Kate dan rasa ingin tahunya!

"Tidak Anastasia, aku tidak." Dia mengangkat


alisnya, bersinar dingin di matanya. Dia tidak terlihat
senang.

"aku meminta maaf. Ini um ... tertulis di sini "Ini


pertama kalinya dia menyebut namaku. Detak
jantungku dengan cepat meningkat, dan pipiku yang
memanas lagi. Dengan gugup, aku menyelipkan
rambutku ke belakang telingaku.

Dia memiringkan kepalanya ke satu sisi.

"Ini bukan pertanyaan kau sendiri?"

Darah sepertinya berhenti mengalir ke kepalaku. Oh


tidak.

"Err ... tidak. Kate - Miss Kavanagh - dia menyusun


pertanyaan ini."

21
"Apakah kau rekannya pada koran mahasiswa?" Oh
sial. aku tidak ada hubungannya dengan koran
mahasiswa. Ini kegiatan ekstrakurikuler Kate, bukan
aku. Wajahku terbakar.

"Tidak Dia teman sekamarku. "

Dia menggosok dagunya dengan tenang, mata abu-


abunya menilaiku.

"Apakah kau sukarelawan untuk melakukan


wawancara ini?" Tanyanya, suaranya luarbiasa
tenang.

Tunggu dulu, siapa yang seharusnya mewawancarai


siapa? Matanya membakar ke dalam diriku, dan aku
terpaksa menjawab dengan sebenarnya.

"aku dicalonkan. Dia sedang tidak sehat" Suaraku


lemah dan penuh sesal.

"Itu menjelaskan banyak."

Ada ketukan di pintu, dan pirang nomor dua masuk.

"Mr. Grey, maafkan aku menyela, tetapi pertemuan


anda berikutnya dua menit lagi. "

"Kami belum selesai di sini, Andrea. Tolong batalkan


pertemuan berikutnya."

Andrea ragu-ragu, melongo padanya. Andrea nampak

22
linglung. Mr. Grey memutar kepalanya perlahan-
lahan menghadapnya dan mengangkat alisnya.
Mukanya jadi pink cerah. Oh bagus. Ini bukan hanya
aku.

"Baiklah, Mr. Grey," ia bergumam, lalu keluar. Dia


mengerutkan kening, dan ternyata perhatian kembali
padaku.

"Sampai di mana kita tadi, Miss Steele?"

Oh, kita kembali ke 'Nona Steele' sekarang.

"Tolong jangan biarkan aku menahanmu dari


apapun."

"aku ingin tahu tentangmu. aku pikir itu cukup adil."


Mata abu-abunya turun dengan rasa ingin tahu.
Double sialan. Di mana dia akan menuju? Ia
menempatkan siku di lengan kursi dan menaruh jari-
jarinya di depan mulutnya. Mulutnya sangat ...
mengganggu. Aku menelan ludah.

"Tak banyak untuk diketahui," kataku, memerah lagi.

"Apa rencanamu setelah kau lulus?"

Aku mengangkat bahu, terkejut oleh minatnya.


Datang ke Seattle bareng Kate, mencari tempat,
mencari pekerjaan. aku belum benar-benar belum
berpikir di luar ujianku.

23
"Aku belum membuat rencana, Mr. Grey. Aku hanya
perlu untuk menyelesaikan ujian akhirku. "

Yang mana aku seharusnya belajar saat ini daripada


duduk di istana, kantor megah, steril, merasa tidak
nyaman di bawah tatapan tajammu.

"Kami menjalankan program magang yang sangat


baik di sini," katanya pelan. Aku mengangkat alis
dengan heran. Apakah dia menawariku pekerjaan?

"Oh. Aku akan mengingatnya, "bisikku, benar-benar


bingung. "Meskipun aku tidak yakin aku akan cocok
di sini." Oh tidak. Aku merenung dengan keras lagi.

"Mengapa kau berkata demikian?" Dia memiringkan


kepalanya ke satu sisi, tertarik, sedikit senyum
bermain di bibirnya.

"Sudah jelas, bukan?" aku tidak terkoordinasi,


berantakan, dan aku tidak pirang.

"Tidak bagiku," bisiknya. Tatapannya sangat ketat,


semua humor hilang, dan otot aneh jauh di dalam
perutku mengencang secara tiba-tiba. aku
mengalihkan pandanganku jauh dari pengawasan dan
membabi buta menatap ke bawah pada jariku yang
tersimpul. Apa yang terjadi? Aku harus pergi -
sekarang. Aku membungkuk untuk mengambil
perekam.

"Apakah kau ingin aku mengantarmu untuk melihat-

24
lihat?" Tanya dia.

"aku yakin kau jauh terlalu sibuk, Mr Grey, dan aku


harus melakukan perjalanan panjang."

"Kau mengemudi kembali ke WSU di Vancouver?"


Terdengar Dia terkejut, cemas bahkan. Dia melirik ke
luar jendela. Ini mulai hujan. "Nah, kau sebaiknya
menyetir hati-hati." Nada suaranya adalah tegas,
berwibawa. Mengapa ia harus peduli? "Apakah kau
sudah dapat segala yang kau butuhkan?" Ia
menambahkan.

"Ya Pak," jawabku, pengepakan perekam ke dalam


tasku. Matanya sempit, spekulatif.

"Terima kasih untuk wawancara, Mr. Grey."

"Kesenangan dapat bertemu denganmu," katanya,


sopan seperti biasa.

Saat aku bangkit, dia berdiri dan megangsurkan


tangannya.

"Sampai kita bertemu lagi, Miss Steele." Dan itu


terdengar seperti tantangan, atau ancaman, aku tidak
yakin yang mana. Aku mengerutkan kening. Kapan
kita pernah bertemu lagi? aku menjabat tangannya
sekali lagi, heran bahwa arus aneh diantara kita
masih ada. Itu pasti syarafku.

"Mr. Grey "Aku mengangguk padanya. Bergerak

25
dengan atletis luwes ke pintu, ia membukanya lebar-
lebar.

"Hanya memastikan kau telah melalui pintu, Miss


Steele." Dia memberikan senyum kecil.

Jelas, dia mengacu pada kejadian sebelumnya yang


kurang elegan ke kantornya. Aku memerah.

"Anda sangat perhatian, Mr Grey," tukasku, dan


senyumnya melebar. Aku senang kau menemukanku
menghibur, aku menatap marah dalam hati, berjalan
ke ruang depan. Aku heran ketika ia mengikuti aku
keluar. Andrea dan Olivia berdua matanya mengikuti
langkahku, sama-sama terkejut.

"Apakah kau membawa mantel?" Meminta Grey.

"Ya." Olivia melompat dan mengambil jaketku, Grey


mengambil darinya sebelum Olivia dapat
menyerahkannya kepadaku. Dia memegangnya dan,
entah kenapa merasa minder, aku mengangkat bahu.

Grey meletakkan tangannya sejenak di bahuku. Aku


terkesiap oleh kontak itu. Jika ia melihat reaksiku, ia
tidak mengatakan apapun. Jari telunjuknya yang
panjang menekan tombol memanggil lift, dan kami
berdiri menunggu - Aku merasa canggung, dengan
tenang terhipnotis olehnya.

Pintu terbuka, dan aku bergegas dengan putusasa


berusaha melarikan diri. Aku benar-benar harus

26
keluar dari sini. Ketika aku berbalik untuk melihat
dia, dia bersandar di ambang pintu samping lift
dengan satu tangan di dinding. Dia benar-benar
sangat, sangat tampan. Ini sangat mengganggu. Mata
abu-abunya menyala menatapku.

"Anastasia," katanya sebagai salam perpisahan.

"Christian," jawabku. Dan untungnya, pintu menutup.

27
Hatiku berdebar-debar. Lift tiba di lantai pertama,
dan aku bergegas keluar dengan cepat ketika pintu
terbuka, tersandung sekali, tapi untungnya tidak
terkapar ke lantai batu pasir yang rapi. aku berlari ke
pintu kaca lebar, dan aku bebas di udara terbuka,
segar dan lembab dari kota Seattle. Mengangkat
wajahku, aku menyambut hujan dingin menyegarkan.
Aku memejamkan mata dan menarik napas yang
dalam, mencoba untuk memulihkan apa yang tersisa
pada keseimbanganku.

Tidak ada orang yang pernah mempengaruhiku


seperti Christian Grey, dan aku tidak dapat
memahami mengapa.

Apakah penampilannya? Kesopanannya? Kekayaan?


Kekuasaan? aku tidak mengerti reaksi irasionalku.

Aku menarik napas mendesah lega. Demi Tuhan


sebenarnya apaan ini? Bersandar salah satu pilar baja
bangunan, aku dengan gagah berani mencoba untuk
tenang dan mengumpulkan pikiranku. Aku
menggelengkan kepala. Apakah itu? Hatiku
memantapkan irama teratur, dan aku bisa bernapas
normal lagi. Aku berjalan menuju mobil.

Saat aku meninggalkan batas kota di belakang, aku


mulai merasa bodoh dan malu saat aku memutar
ulang wawancara di pikiranku. Tentu, aku bereaksi
berlebihan terhadap sesuatu yang imajiner. Oke, jadi
dia sangat menarik, percaya diri, berkuasa, merasa
nyaman dengan dirinya sendiri - tetapi di sisi lain, dia

28
sombong, dan untuk semua sikap sempurnanya, ia
adalah otokratis dan dingin. Paling tidak
dipermukaan.

Sebuah getaran tanpa sengaja mengalir ke bagian


tulang belakangku. Dia mungkin arogan, tapi
kemudian ia memiliki hak untuk itu - dia telah
melakukan pencapaian begitu tinggi di usia mudanya.
Dia tidak mengalami kegagalan dengan senang hati,
tapi mengapa dia harus? Sekali lagi, aku kesal
karena Kate tidak memberi aku biografi singkatnya.

Sambil meluncur di sepanjang I-5, pikiranku terus


mengembara. Aku benar-benar bingung tentang apa
yang membuat seseorang sangat terdorong untuk
sukses. Beberapa jawabannya begitu samar - seolah-
olah ia memiliki agenda tersembunyi. Dan pertanyaan
Kate - ugh! Adopsi dan bertanya apakah dia gay! Aku
bergidik. Aku tidak percaya aku mengatakan itu.
Bumi, telan aku sekarang! Setiap kali aku
memikirkan pertanyaan itu di masa depan, aku akan
merasa ngeri karena malu. Sial Katherine Kavanagh!

aku cek speedometer. Aku mengemudi lebih hati-hati


dari yang aku lakukan pada saat yang lain. Dan aku
tahu itu karena teringat dua mata abu-abu tajam
menatapku, dan dengan suara tegas mengatakan
untuk menyetir dengan hati-hati. Menggelengkan
kepalaku, aku menyadari bahwa Grey lebih seperti
seorang pria berumur dua kali lipat usianya.

Lupakan, Ana, aku memarahi diriku sendiri. aku

29
memutuskan bahwa secara keseluruhan, ini adalah
pengalaman yang sangat menarik, tapi aku tidak
harus memikirkan hal itu. Tinggalkan dibelakangmu.
Aku tidak perlu melihat dia lagi. Aku langsung
bersorak oleh pikiran itu. aku beralih pada MP3
player dan keraskan volumenya, duduk, dan
mendengarkan dentuman musik rock indie saat aku
menekan pedal gas.

Ketika aku sampai I-5, aku menyadari bahwa aku


bisa menyetir secepat yang aku inginkan.

Kita tinggal di apartemen duplex kecil di Vancouver,


Washington, dekat dengan kampus Vancouver dari
WSU. Aku beruntung - orang tua Kate membeli
tempat itu untuknya, dan aku membayar sangat
murah untuk sewanya. Apartemen itu sudah menjadi
rumah selama empat tahun sekarang. Saat aku
berhenti di luar, aku tahu Kate akan memintaku
menceritakan sampai sedetail-detailnya, dan dia
adalah orang yang ulet. Yah, setidaknya dia memiliki
mini-disk. Mudah-mudahan aku tidak perlu
menguraikan lebih jauh apa yang dikatakan selama
wawancara.

"Ana! Kau kembali". Kate duduk di ruang tamu kita,


dikelilingi oleh buku. Dia jelas telah belajar untuk
ujian - meskipun dia masih memakai piyama flanel
pinknya yang dihiasi dengan kelinci kecil yang lucu,
satu yang ia simpan setelah putus dengan pacar,
untuk berbagai macam penyakit, dan untuk depresi
murung biasa. Dia meraihku dan memelukku keras.

30
"Aku mulai khawatir. Aku berharap kau kembali
lebih cepat."

"Oh, aku pikir aku tepat waktu mengingat wawancara


berlangsung lebih lama." Aku melambaikan perekam
mini disc padanya.

"Ana, terima kasih banyak untuk melakukan hal ini.


Aku berutang padamu, aku tahu. Bagaimana? Seperti
apa dia?" Oh tidak - ini dia, Inkuisisi Katherine
Kavanagh.

aku berjuang untuk menjawab pertanyaannya. Apa


yang bisa aku katakan?

"Aku senang sudah berakhir, dan aku tidak perlu


melihatnya lagi. Dia agak menakutkan, kau tahu."
Aku Mengangkat bahu. "Dia sangat fokus, bahkan
intens - dan muda. Benar-benar muda. "

Kate menatap polos padaku. Aku mengerutkan kening


padanya.

"Jangan kau pura-pura tidak tau. Kenapa kau tidak


memberiku biografinya? Dia membuat aku merasa
seperti idiot karena tidak melakukan penelitian
dasar" Kate menutup mulut dengan tangannya.

"Ya ampun, Ana, aku minta maaf - aku tidak


berpikir."

31
Aku gusar.

"Kebanyakan dia sopan, formal, sedikit kaku - seperti


dia tua sebelum waktunya. Dia tidak bicara seperti
orang dengan umur dua puluhan. Berapa umur dia
sih?"

"Dua puluh tujuh. Astaga, Ana, maafkan aku. Aku


seharusnya menjelaskan padamu, tapi aku
sedemikian panik. Berikan mini-disc ku, dan aku
akan mulai menyalin wawancaranya."

"Kau tampak lebih baik. Apa kau makan supmu?" aku


bertanya, Ingin mengganti topik pembicaraan.

"Ya, dan itu lezat seperti biasa. Aku merasa jauh lebih
baik" Dia tersenyum padaku dengan rasa syukur. Aku
memeriksa arlojiku.

"Aku harus bergegas. Aku masih bisa masuk siftku di


Clayton. "

"Ana, kau akan kelelahan."

"Aku akan baik-baik saja. Sampai bertemu nanti. "

aku telah bekerja di Clayton sejak aku mulai di WSU.


Ini adalah toko perabot independen terbesar di daerah
Portland, dan selama empat tahun aku bekerja di sini,
Aku mulai tahu sedikit tentang segala sesuatu yang
kita jual - meskipun ironisnya, aku tidak bagus pada
setiap DIY. aku meninggalkan semua itu untuk

32
ayahku. aku lebih mirip cewek yang suka meringkuk
di kursi malas dekat perapian. Aku senang aku bisa
masuk siftku karena memberikanku sesuatu untuk
fokus pada yang bukan Christian Grey. Kami sedang
sibuk - itu awal musim panas, dan orang-orang yang
mendekorasi ulang rumah mereka. Mrs. Clayton
senang melihatku.

"Ana! aku pikir kau tidak akan datang hari ini. "

"Wawancaraku tidak memakan waktu selama yang


aku pikir. aku bisa melakukannya beberapa jam."

"aku benar-benar senang melihatmu."

Dia memintaku ke gudang untuk memulai menyetok


ulang rak, dan aku segera tenggelam dalam tugas.

Ketika aku tiba di rumah, Katherine mengenakan


headphone dan bekerja pada laptopnya.

Hidungnya masih merah muda, tapi dia sudah


tenggelam ke dalam cerita, jadi dia berkonsentrasi
dan mengetik dengan cepat. aku benar-benar
kelelahan - lelah menyetir jarak jauh, wawancara
yang melelahkan, dan dengan bergegas ke rumah
Clayton. Aku merosot ke sofa, memikirkan esaiku
yang harus diselesaikan dan segala sesuatu yang
harusnya aku pelajari tapi tidak kulakukan karena
aku berurusan dengan ... dia.

"kau punya beberapa hal yang baik di sini, Ana.

33
Bagus. Aku tidak percaya kau tidak menerima
tawarannya untuk melihat-lihat kantornya. Dia jelas
ingin menghabiskan lebih banyak waktu denganmu."

Dia memberiku pandangan bertanya sekilas.

Aku memerah, dan detak jantungku tiba-tiba


meningkat. Itu bukan alasannya, kan? Dia hanya
ingin menunjukkan lingkungan sekitar sehingga aku
bisa melihat bahwa dia adalah tuan dari semua yang
disurvei. Aku sadar aku menggigit bibirku, dan aku
berharap Kate tidak memperhatikan. Tapi dia
tampaknya tenggelam dalam transkripsinya "aku
mendengar apa yang kau maksud tentang formal.
Apakah kau membuat catatan?" tanyanya.

"Um ... tidak, aku tidak mencatat."

"Tak apa. Aku masih bisa membuat artikel yang baik


dengan ini. Sayang kita tidak memiliki beberapa foto
asli. Bajingan yang tampan, bukan?"

Aku memerah.

"aku rasa begitu." aku berusaha keras untuk


terdengar tidak tertarik, dan aku pikir aku berhasil.

"Oh, ayolah, Ana - bahkan kau tidak bisa kebal


terhadap penampilannya." Dia melengkungkan alis
sempurnanya padaku.

Sialan! Aku mengalihkan perhatian dengan

34
sanjungan, Itu selalu jadi cara yang baik.

"kau mungkin akan mendapat lebih banyak dari dia."

"aku ragu, Ana. Ayolah - dia praktis menawarkan


pekerjaan padamu. Mengingat bahwa aku
memberikan padamu menit terakhir, kamu telah
melakukannya dengan sangat baik" Dia melirik ke
arahku dengan spekulatif. Aku segera terburu-buru
ke dapur.

"Jadi apa sebenarnya pendapatmu tentang dia?" Sial,


dia ingin tahu. Mengapa dia tidak bisa membiarkan
ini? Pikirkan sesuatu - cepat.

"Dia sangat kuat, mengontrol, angkuh - benar-benar


menakutkan, tapi sangat karismatik. aku bisa
memahami daya tariknya" tambahku jujur, karena
aku mengintip di pintu padanya berharap ini akan
membungkamnya sama sekali.

"kau, terpesona oleh seorang pria? Itu pertama kali


"dia mendengus.

aku mulai mengumpulkan bahan-bahan membuat


sandwich sehingga dia tidak bisa melihat wajahku.

"Mengapa kau ingin tahu apakah dia gay? Kebetulan,


itu pertanyaan yang paling memalukan. Aku sangat
malu, dan ia juga marah ditanya seperti itu" Aku
jengkel mengingatnya.

35
"Setiap kali dia ada di acara, ia tidak pernah
membawa teman kencan."

"Itu memalukan. Semuanya adalah memalukan. Aku


senang aku tidak akan pernah melihat dirinya lagi."

"Oh, Ana, itu tidak akan jadi seburuk itu. aku pikir
dia kedengarannya cukup tertarik padamu."

Tertarik padaku? Sekarang Kate jadi konyol.

"Apakah kau mau sandwich?"

"Ya."

Kami tidak membicarakan Christian Grey lagi malam


itu, itu membuatku sedikit lega. Setelah kami makan,
aku bisa duduk di meja makan dengan Kate dan,
sementara ia bekerja pada artikelnya, aku
mengerjakan esaiku tentang Tess of the D'Urbervilles.
Sialan, tapi wanita itu di tempat yang salah pada
waktu yang salah pada abad yang salah. Pada saat
aku selesai, tengah malam itu, dan Kate sudah lama
pergi tidur. Aku berjalan ke kamarku, lelah, tapi
senang bahwa aku telah menyelesaikan banyak hal
untuk hari Senin.

Aku meringkuk di tempat tidur besi putihku,


membungkus selimut ibuku di tubuhku, memejamkan
mata, dan aku langsung tertidur. Malam itu aku
bermimpi berada di tempat gelap, lantai dingin putih
suram, dan mata abu-abu.

36
Untuk sisa minggu ini, aku memfokuskan diri pada
kuliah dan pekerjaanku di rumah Clayton. Kate sibuk
juga, mengkompilasi edisi terakhirnya majalah
mahasiswa sebelum ia harus melepaskan ke editor
baru yang ia juga sibuk untuk ujian akhirnya. Rabu,
dia jauh lebih baik, dan aku tidak lagi harus melihat
dia dengan piyama flanel warna pink dengan terlalu
banyak gambar kelinci. aku menelepon ibuku di
Georgia untuk tanya kabar, tapi juga agar dia bisa
mendoakanku untuk ujian akhirku. Dia melanjutkan
dengan bercerita tentang usaha terbarunya tentang
pembuatan lilin - ibuku adalah segala usaha bisnis
baru. Pada dasarnya dia bosan dan ingin sesuatu
untuk mengisi waktunya, tapi dia memiliki rentang
perhatian seperti ikan mas. Ini akan tertarik hal baru
minggu depan.

Dia membuatku khawatir. aku berharap dia tidak


menggadaikan rumah untuk membiayai rencana
terbarunya. Dan aku berharap bahwa Bob - suaminya
yang relatif baru tetapi jauh lebih tua - mengawasi dia
sekarang karena aku tidak ada disana lagi. Bob
tampaknya lebih membumi dari mantan suami nomor
tiganya.

"Bagaimana kabarmu, Ana?"

Untuk sesaat, aku ragu, dan aku mendapat perhatian


penuh dari Ibuku.

"Aku baik."

37
"Ana? Apakah kau bertemu seseorang?" Wow ...
bagaimana ia melakukan itu? Kegembiraan dalam
suaranya bisa diraba.

"Tidak, Bu, bukan apa-apa. kau akan menjadi yang


pertama tahu."

"Ana, kau benar-benar harus keluar lebih sering,


sayang. kau membuatku khawatir."

"Bu, aku baik-baik saja. Bagaimana kabar Bob"


Seperti biasa?, Mengalihkan perhatian adalah
kebijakan terbaik.

Setelah itu, aku telpon Ray, ayah tiriku, mantan


suami ibu nomor dua, pria itu aku anggap sebagai
ayahku, dan orang yang sama dengan nama
belakangku. Ini adalah percakapan singkat. Bahkan,
itu tidak seperti percakapan kecuali percakapan satu
pihak dan ia menjawabdengan suara tak jelas dalam
menanggapi bujukan lembutku. Ray tidak banyak
bicara. Tapi dia masih hidup, dia masih menonton
sepak bola di TV, dan pergi bowling dan memancing
atau membuat furniture saat dia tidak mengerjakan
sesuatu. Ray adalah seorang tukang kayu yang
terampil dan alasan mengapa aku tahu perbedaan
antara elang dan gergaji tangan. Dia tampaknya baik-
baik saja.

Jumat malam, Kate dan aku memperdebatkan apa


yang harus dilakukan malam ini bersama - kami ingin

38
terlepas dari rutinitas kuliah kita, pekerjaan kita, dan
dari koran mahasiswa - ketika bel pintu berbunyi.

Berdiri di depan pintu kita José teman baikku,


memegang sebotol sampanye.

"José! senang melihatmu!" aku pelukannya dengan


singkat. "Masuklah"

José adalah orang pertama yang aku temui ketika aku


tiba di WSU, tampak tersesat dan kesepian yang
sepertinya nasibnya sama denganku.

Kami mengenali roh dalam diri kita masing-masing


hari itu, dan kami jadi berteman sejak itu.

Kita tidak hanya berbagi rasa humor, tetapi kami


menemukan bahwa Ray dan José Senior berdua
berada di unit tentara yang sama ketika mereka
bertugas. Akibatnya, ayah kita juga menjadi sahabat
baik.

José sedang mempelajari teknik dan ia yang pertama


di keluarganya yang masuk ke perguruan tinggi. Dia
cukup cerdas, tetapi hobi nyatanya adalah fotografi.
José memiliki mata yang bagus untuk gambar yang
bagus.

"Aku punya berita." Dia menyeringai, mata gelapnya


berkilat.

"Jangan bilang - kau berhasil untuk tidak

39
dikeluarkan minggu minggu depan" godaku, dan dia
pura-pura cemberut padaku.

"Galeri Portland akan memamerkan foto-fotoku bulan


depan."

"Itu luar biasa - selamat" Senang untuk


keberhasilannya, Aku memeluknya lagi. Kate juga
ikut senang.

"José! aku harus menempatkan ini di koran. Tidak


ada perubahan editorial terbaru pada menit terakhir
pada malam Jumat" Ia tersenyum lebar.

"Mari kita rayakan. aku ingin kau datang ke


pembukaan" José terlihat tajam padaku. Aku
memerah.

"Kalian berdua, tentu saja," tambahnya sambil


melirik cemas pada Kate.

José dan aku adalah teman baik, tapi aku tahu jauh
di dalam hati, ia ingin lebih. Dia cakep dan lucu, tapi
dia bukan untukku. Dia lebih seperti saudara yang
tidak pernah aku punya. Katherine sering
menggodaku bahwa aku tidak punya 'gen butuh
pacar', tetapi kenyataannya adalah - aku hanya belum
bertemu orang yang ..., yang membuatku tertarik,
meskipun sebagian dari diriku merindukan sesuatu
yang membuat lututku gemetar, hati dimulutku,
kupu-kupu diperutku, malam tanpa tidur.

40
Kadang-kadang aku bertanya-tanya apa ada sesuatu
yang salah denganku. Mungkin aku telah
menghabiskan terlalu lama ditemani sastra
romantisku, dan akibatnya ideal dan harapanku yang
terlalu tinggi. Namun pada kenyataannya, tidak ada
yang pernah membuatku merasa seperti itu.

'Sampai beberapa waktu yang lalu', suara tak


diinginkan lirih berbisik dibawah sadarku.

TIDAK! aku menghalau pikiran itu segera. aku tidak


akan menuju kesana, tidak setelah wawancara
menyakitkan itu. Apakah kau gay, Mr. Grey? Aku
meringis saat mengingatnya. Aku tahu aku bermimpi
tentang dia hampir setiap malam sejak saat itu, tapi
itu hanya untuk membersihkan pengalaman
mengerikan dari sistemku, khan?

Aku mengamati José membuka sebotol sampanye. Dia


tinggi, dan dengan jins dan t-shirt dia semuanya
adalah bahu dan otot, kulit kecokelatan, rambut gelap
dan mata gelap membara. Ya, José cukup panas, tapi
aku pikir dia akhirnya mendapatkan pesan: kita
hanya berteman. Gabus penutup botol membuat suara
keras, dan José mendongak dan tersenyum.

Hari sabtu di toko adalah mimpi buruk. Kami


dikepung oleh pelanngan yang ingin merapikan
rumah mereka. Mr. dan Mrs. Clayton, John dan
Patrick - dua orang pegawai lain paruh waktu.

- Dan kita semua bergegas menjalankan pekerjaan

41
kita dengan cepat. Tapi ada jeda sekitar waktu makan
siang, dan Mrs. Clayton memintaku untuk memeriksa
beberapa pesanan sambil duduk di belakang meja di
kasir diam-diam makan bagelku. Aku asyik dalam
tugas, memeriksa nomor katalog terhadap barang
yang kami butuhkan dan barang yang kami sudah
pesan, mata berpindah-pindah dari buku ke layar
komputer dan kembali ketika aku cek kesesuaian
entri. Kemudian, entah sebab apa, aku melihat ke
atas ... dan menemukan diriku terkunci dalam
pandangan abu-abu berani Christian Grey yang
sedang berdiri di konter, menatapku tajam.

Gagal jantung.

"Miss Steele. Kejutan yang menyenangkan"


Pandangannya Tak tergoyahkan dan intens.

Ya ampun. Apa yang dia lakukan di sini dengan


rambut kusut dan pakaian luar ruangan sweater
rajutan krim, celana jeans, dan sepatu bot? aku pikir
mulutku melongo, dan aku tidak dapat menemukan
pikiran atau suaraku.

"Mr. Grey, "bisikku, karena hanya itu yang aku dapat


keluarkan. Ada hantu senyum di bibir dan matanya
menyala dengan humor, seolah-olah dia menikmati
lelucon pribadinya.

"aku berada di daerah sekitar sini" katanya


menjelaskan. "Aku perlu untuk menambah persediaan
beberapa barang."

42
"Senang bertemu denganmu lagi, Miss Steele"
Suaranya hangat dan serak seperti karamel cokelat
... atau semacam itu.

Aku menggoyangkan kepala untuk mengumpulkan


akalku. Hatiku berdebar panik, dan untuk beberapa
alasan aku merona merah dibawah tatapan
mantapnya. aku benar-benar syok melihat dia berdiri
di hadapanku. Kenanganku tentang dia tidak begitu
adil. Dia tidak hanya tampan - dia adalah lambang
keindahan pria, memukau, dan dia ada di sini. Di sini,
di toko peralatan Clayton. Akhirnya fungsi kognitifku
berfungsi lagi dan menghubungkan kembali dengan
seluruh tubuhku.

"Ana. Namaku Ana," gumamku. "Apa yang bisa aku


bantu, Mr. Grey?"

Dia tersenyum, dan sekali lagi itu seperti dia


mengetahui rahasia-rahasia besar. Hal ini sangat
membingungkan. Mengambil napas dalam-dalam, aku
memakai sisi profesionalku untuk menunjukkan
bahwa aku sudah bekerja disini bertahun-tahun. Aku
bisa melakukan ini.

"Ada beberapa item yang aku butuhkan. pertama, aku


butuh beberapa pengikat kabel," bisiknya, mata abu-
abunya dingin tapi juga geli.

Pengikat kabel?

43
"Kami punya beberapa jenis menurut panjangnya.
Mau aku tunjukkan?" gumamku, dengan suara
lembut dan bergelombang.

Sadarlah, Steele. Sebuah kerutan kecil muncul di


alisnya yang agak indah.

"Silakan. Tunjukkan jalan, Miss Steele," katanya. aku


mencoba untuk tak acuh saat aku keluar dari
belakang meja, tapi benar-benar aku sedang
berkonsentrasi dengan keras untuk tidak jatuh oleh
kakiku sendiri - kakiku tiba-tiba seperti jelly. Aku
senang aku memutuskan memakai jins terbaikku pagi
ini.

"Barangnya ada dalam bagian barang listrik, gang


delapan." Suaraku sedikit terlalu terang. Aku melirik
dia dan menyesal segera. Sial, dia tampan. Aku
tersipu.

"Silakan," bisiknya, menunjuk dengan jari


panjangnya, tangan indah terawat. With jantung
hampir mencekikku - karena sepertinya ada di
tenggorokanku mencoba meloloskan diri dari mulutku
- aku menuju ke salah satu lorong ke bagian listrik.
Mengapa dia di Portland?

Mengapa ia di sini di rumah Clayton? Dan dari bagian


sangat kecil dari otakku yang kurang dimanfaatkan -
mungkin terletak di dasar medulla oblongata-ku di
mana alam bawah sadarku berdiam - datang pikiran
itu: dia ingin bertemu kau. Tidak mungkin! aku

44
menolaknya dengan segera. Mengapa pria yang indah,
berkuasa, sopan ingin melihatku? Ide itu tidak masuk
akal, dan aku menendang keluar dari kepalaku.

"Apakah kau di Portland untuk bisnis?" aku bertanya,


dan suaraku terlalu tinggi, seperti jariku terjepit
pintu atau semacamnya. Sialan! Cobalah untuk
menjadi tenang Ana!

"aku mengunjungi divisi pertanian WSU. Ini berpusat


di Vancouver. Aku saat ini mendanai beberapa
penelitian tentang rotasi tanaman dan ilmu tanah,"
katanya blak-blakan. Lihat?

Tidak di sini untuk menemukanmu sama sekali,


bawah sadarku menyeringai padaku, keras, bangga,
dan cemberut. Aku malu pada pikiran bodohku.

"Semua bagian dari rencanamu memberi makan


dunia?" Godaku.

"Semacam itulah," dia mengakui, dan bibirnya


terangkat keatas setengah tersenyum.

Dia menatap pada berbagai macam ikatan kabel yang


kita punya di rumah Clayton. Apa akan dia lakukan
dengan benda itu? aku tidak bisa membayangkan dia
melakukan pekerjaannya sendiri sama sekali. Jari-
jarinya menelusuri berbagai barang pajangan, dan
untuk beberapa alasan tak bisa dijelaskan, aku harus
berpaling. Dia membungkuk dan memilih sebuah
paket.

45
"Ini akan cocok," katanya dengan senyum sangat
rahasia, dan aku malu.

"Apakah ada hal lain?"

"aku ingin beberapa selotip."

Selotip?

"Apakah kau mendekor ulang?" Kata-kataku keluar


sebelum aku bisa menghentikannya. Tentunya dia
membayar buruh atau staf untuk membantunya
menghias?

"Tidak, tidak mendekor ulang," katanya cepat


kemudian nyengir, dan aku memiliki perasaan luar
biasa bahwa dia menertawakanku.

Apakah aku itu lucu? berpenampilan lucu?

"Lewat sini," gumamku malu. "Selotip di lorong


dekorasi."

Aku melirik belakangku saat ia mengikuti.

"Apakah kau bekerja lama di sini?" Suaranya rendah,


dan dia menatapku, mata abu-abunya berkonsentrasi
keras. aku tersipu lebih merah lagi. Kenapa dia punya
pengaruh seperti ini padaku?

aku merasa seperti berumur empat belas tahun -

46
kurang ajar, seperti biasa, dan tidak pada tempatnya.
Mata kedepan Steele!

"Empat tahun," gumamku ketika kami mencapai


tujuan kami. Untuk mengalihkan pikiran, aku meraih
dan memilih dua selotip lebar yang kita punya.

"Aku akan mengambil yang itu," Grey berkata lembut


menunjuk ke selotip yang lebih lebar, yang aku
ulurkan kepadanya.

Jari-jari kita bersentuhan sangat singkat, dan listrik


itu ada lagi, kejutan listrik melaluiku seperti aku
menyentuh kabel terbuka. Aku terkesiap tanpa
sengaja saat aku merasakannya, seluruh bagian
bawah ke tempat gelap dan belum dijelajahi, jauh di
dalam perutku. Putus asa, Aku menggapai
sekelilingku untuk mencari keseimbangan.

"Ada lagi?" Adalah suara aku serak dan terengah.


Matanya melebar sedikit.

"Beberapa tali, aku pikir." Suaranya meniru suaraku,


serak.

"Lewat sini." aku menunduk kepalaku untuk


menyembunyikan muka memerahku dan menuju
gang.

"Jenis apa yang kau cari? Kami memiliki tali filamen


sintetis dan alami ... benang ...

47
tali kabel ... "aku berhenti melihat ekspresinya,
matanya gelap. Ya ampun.

"Aku akan mengambil lima meter dari tali filamen


alami."

Dengan cepat, dengan jari gemetar, aku mengukur


lima meter dengan penggaris permanen, menyadari
bahwa tatapan panas abu-abunya padaku. aku tidak
berani menatapnya. Astaga, bisakah aku jadi lebih
diamati? Mengambil pisau Stanleyku dari saku
belakang celana jeansku, aku memotongnya
kemudian menggulung dengan rapi sebelum
mengikatnya. Ajaibnya, aku berhasil untuk tidak
memotong jari dengan pisauku.

"Apakah kau seorang pramuka?" Ia bertanya, bibir


sensualnya yang seperti terpahat menekuk geli.
Jangan melihat mulutnya!

"Kegiatan kelompok terorganisir bukanlah


kesukaanku, Mr. Grey."

Dia melengkungkan alis.

"Apa kesukaanmu, Anastasia?" Tanyanya, suaranya


lembut dan senyum rahasianya sudah kembali. Aku
menatapnya tidak bisa mengekspresikan diri sendiri.
Aku berada pada pergeseran lempeng tektonik. Coba
dan menjadi tenang, Ana, alam bawah sadarku
tersiksa memohon untuk berlutut.

48
"Buku," bisikku, tapi di dalam, alam bawah sadarku
berteriak: kau! kau adalah kesukaanku!

Aku menamparnya turun seketika, malu bahwa


jiwaku punya ide seperti itu.

"Jenis buku apa?" Dia memiringkan kepalanya ke


satu sisi. Mengapa dia begitu tertarik?

"Oh, kau tahu. Biasalah. Klasik. Terutama sastra


Inggris. "

Dia menggosok dagunya dengan jari telunjuk dan ibu


jari yang panjang saat ia merenungkan jawabanku.

Atau mungkin dia sangat bosan dan mencoba untuk


menyembunyikannya.

"Ada hal lain yang kau butuhkan?" aku harus keluar


dari subjek ini - jari pada wajahnya begitu
mempesona.

"aku tidak tahu. Apa lagi yang akan kau


rekomendasikan? "

Apa yang akan aku rekomendasikan? Aku bahkan


tidak tahu apa yang kau lakukan.

"Untuk sesuatu yang kau lakukan sendiri?"

Dia mengangguk, mata abu-abunya hidup dengan


humor aneh. Aku tersipu, dan mataku menyimpang

49
atas kemauannya sendiri kearah jeans nyamannya.

"Pakaian kerja terusan," jawabku, dan aku tahu aku


tidak menyaring lagi apa yang akan keluar dari
mulutku.

Dia mengangkat alis, geli, sekali lagi.

"kau tidak akan ingin merusak pakaianmu," aku


memberi isyarat samar-samar ke arah celana jinsnya.

"aku selalu bisa melepasnya." Dia menyeringai.

"Mm." aku merasa warna di pipiku memerah lagi.


Aku pasti sewarna dengan manifesto komunis.
Berhenti bicara. Berhenti bicara SEKARANG.

"Aku akan mengambil beberapa pakaian kerja. Aku


tidak akan merusak pakaian apapun, "katanya datar.

aku mencoba dan mengabaikan gambaran yang tidak


diundang dari dirinya tanpa celana jeans.

"Apakah kau membutuhkan yang lain?" aku berkata


saat aku menyerahkan terusan biru.

Dia mengabaikan pertanyaanku.

"Bagaimana artikel itu?"

Dia akhirnya memintaku pertanyaan normal, jauh


dari semua makna ganda dan pembicaraan yang

50
membingungkan ... pertanyaan yang bisa aku jawab.
Aku pegang erat-erat dengan dua tangan seolah-olah
itu rakit penyeamat, dan aku pilih untuk jujur.

"aku tidak menulis, Katherine yang melakukannya.


Nona Kavanagh. Teman sekamarku, dia penulis."

Kate sangat senang melakukan itu. Dia adalah editor


majalah, dan dia sangat terpukul karena tidak bisa
melakukan wawancara secara pribadi" aku merasa
seperti aku kekurangan udara - akhirnya, topik
percakapan normal. "Satu-satunya kekhawatirannya
adalah bahwa dia tidak memiliki foto aslimu."

Grey mengangkat alis.

"Foto macam apa yang dia mau?"

Oke. Aku tidak memperhitungkan respon ini. Aku


menggeleng, karena aku tidak tahu.

"Yah, aku masih di sekitar sini. Besok, mungkin ... " ia


berhenti.

"kau bersedia untuk datang pada sesi pemotretan?"


Suaraku melengking lagi. Kate akan ada di langit
ketujuh jika aku bisa melakukan ini. Dan kau
mungkin akan melihat dia lagi besok, tempat yang
gelap di dasar otakku berbisik menggoda padaku. aku
menolak pemikiran itu - semuanya tolol, konyol ...

"Kate akan senang - jika kita dapat menemukan

51
seorang fotografer." Aku sangat senang, aku
tersenyum lebar padanya. Bibirnya terbuka, seperti
dia mengambil napas tajam, dan ia berkedip. Untuk
sepersekian detik, ia tampak hilang pegangan entah
bagaimana, dan bumi sedikit bergeser pada porosnya,
lempeng tektonik bergeser ke posisi baru.

Oh. Christian Grey kehilangan pegangan.

"Kabari aku tentang acara besok." merogoh ke dalam


saku, ia mengeluarkan dompetnya. "Kartu namaku.
Disana ada nomor HPku. kau harus menelepon
sebelum pukul sepuluh pagi."

"Oke." Aku tersenyum ke arahnya. Kate akan sangat


senang.

"ANA!"

Paul telah muncul di ujung gang. Dia saudara bungsu


Mr. Clayton. Aku pernah mendengar ia pulang dari
Princeton, tapi aku tidak menyangka akan
menemuinya hari ini.

"Emm, maaf sebentar, Mr. Grey." Grey mengerutkan


kening karena aku berpaling darinya.

Paul selalu menjadi teman, dan di saat yang aneh


yang aku memiliki dengan Grey yang kaya, berkuasa,
menarik luar biasa dan gila kontrol, itu bagus untuk
bicara dengan seseorang yang normal. Paul memeluk
keras membuatku terkejut.

52
"Ana, hai, sangat senang bertemu denganmu!"
katanya menyembur.

"Halo Paul, apa kabar? kau di rumah untuk ulang


tahun kakakmu? "

"Yah. Kau tampak sehat, Ana, sangat baik" Dia


menyeringai saat ia memeriksaku dari dekat. Lalu ia
melepaskanku, tapi tetap menaruh lengannya dengan
posesif di bahuku. Aku bergeser dari kaki ke kaki,
malu. Senang melihat Paul, tapi dia selalu berlebihan
akrabnya.

Ketika aku melirik Christian Grey, dia mengawasi


kami seperti elang, mata abu-abunya menyipit dan
spekulatif, mulutnya membuat garis ekspresi keras.
Dia berubah dari pelanggan penuh perhatian menjadi
orang lain - seseorang yang dingin dan jauh.

"Paul, aku sedang melayani pelanggan. Seseorang


yang kau harus temui," kataku, berusaha meredakan
permusuhan yang aku lihat di mata Grey. Aku
menyeret Paul ke bertemu dengannya, dan mereka
memperhitungkan satu sama lain. Suasana tiba-tiba
seperti di kutub.

"Ehm, Paul, ini adalah Christian Grey. Mr. Grey, ini


adalah Paul Clayton. Saudaranya memiliki tempat
ini. "Dan untuk beberapa alasan tidak rasional, aku
merasa aku harus menjelaskan lebih banyak.

53
"aku sudah kenal Paul sejak aku bekerja di sini,
meskipun kita tidak sering bertemu. Dia kembali dari
Princeton mempelajari administrasi bisnis" Aku
mengoceh ... Berhenti, sekarang!

"Mr. Clayton" Christian mengulurkan tangannya,


wajahnya tidak terbaca.

"Mr. Grey," Paul membalas jabatan tangannya.


"Tunggu dulu - bukan Christian Grey? Grey dari
Enterprises Holdings? Paul dari bermuka masam jadi
terpesona dalam waktu kurang dari satu nanodetik.
Grey memberinya senyum sopan yang tidak sapai
pada matanya.

"Wow - apa ada yang bisa aku dapatkan untukmu?"

"Anastasia sudah mencarikan semuanya, Mr. Clayton.


Dia sangat penuh perhatian" Ekspresinya tanpa
emosi, Tapi kata-katanya ... ini seperti dia
mengatakan sesuatu yang lain. Ini membingungkan.

"Bagus," jawab Paul. "Sampai nanti, Ana."

"Tentu, Paul." aku menonton dia menghilang menuju


ruang penyimpanan. "Ada lagi, Mr. Grey?"

"Hanya barang-barang ini." Nada suaranya terpotong


dan dingin. Sial ... apa aku telah menyinggung
perasaannya? Mengambil napas dalam-dalam, aku
berbalik dan menuju kasir. Apa masalahnya?

54
Aku menghitung tali, baju, selotip, dan pengikat kabel
di meja kasir.

"Jadi semuanya empat puluh tiga dolar." Aku melirik


Grey, dan aku berharap aku tidak melakukannya. Dia
mengawasiku dengan cermat, mata abu-abunya
intens dan berasap. Ini mengerikan.

"Apakah kau ingin tas?" Tanyaku sambil mengambil


kartu kreditnya.

"Ya, Anastasia." Lidahnya membelai namaku, dan


hatiku sekali lagi jadi panik.

Aku hampir tidak bisa bernapas. Buru-buru, aku


menempatkan pembelian di bungkusan plastik.

"kau akan meneleponku jika kau ingin aku untuk


melakukan pemotretan?" Dia sekali lagi kembali
keurusan bisnis lagi. Aku mengangguk, tak bisa
berkata-kata lagi, dan menyerahkan kembali kartu
kreditnya.

"Bagus. Sampai besok mungkin" Dia berbalik untuk


pergi, kemudian berhenti. "Oh - dan Anastasia, aku
senang Nona Kavanagh tidak bisa melakukan
wawancara." Dia tersenyum, kemudian melangkah
keluar dari toko, menggantung kantong plastik di atas
bahunya, meninggalkanku dengan hormon wanita
yang mengamuk ditubuhku. aku menghabiskan
beberapa menit menatap pintu yang tertutup di mana
dia pergi sebelum aku kembali ke planet Bumi.

55
Oke - aku menyukainya. Nah, aku sudah mengakui
hal itu kepada diriku sendiri. aku tidak dapat
bersembunyi dari perasaanku lagi. Aku tidak pernah
merasa seperti ini sebelumnya. aku menemukan dia
menarik, sangat menarik. Tapi itu sia-sia, aku tahu,
dan aku mendesah dengan penyesalan yang pahit. Itu
hanya kebetulan, dia datang ke sini. Tapi tetap saja,
aku dapat mengaguminya dari jauh, kan? Tidak ada
salahnya. Dan jika aku menemukan fotografer, aku
dapat mengagumi dia dengan serius. Aku menggigit
bibir mengantisipasi dan menemukan diriku
menyeringai seperti anak sekolahan. aku perlu
menelepon Kate dan mengatur sesi foto besok.

56
Kate sangat gembira.

"Tapi apa yang dia lakukan di rumah Clayton?"


Keingintahuannya merembes melalui telepon. Aku
berada di ruang stok terdalam, mencoba menjaga agar
suaraku terdengar biasa.

"Dia berada di sekitar sini."

"Aku pikir itu satu kebetulan besar, Ana. Kau tidak


berpikir dia ada di sana untuk menemuimu? "

Ia berspekulasi. Hatiku berdebar mendengar


kemungkinan itu, tapi itu kegembiraan berumur
pendek. Kenyataan yang mengecewakan adalah
bahwa dia berada disini untuk bisnis.

"Dia mengunjungi divisi pertanian WSU. Dia


mendanai beberapa penelitian," aku bergumam.

"Oh ya. Dia diberikan departemen itu hibah $ 2,5


juta."

Wow.

"Bagaimana kau tahu ini?"

"Ana, aku seorang wartawan, dan aku telah menulis


profil orang itu. Itu tugasku untuk mengetahui hal
ini. "

"Oke, Carla Bernstein, menjaga rambutmu. Jadi

57
apakah kau ingin foto ini? "

"Tentu saja aku mau. Pertanyaannya adalah, siapa


fotografernya dan di mana."

"Kita bisa bertanya ke mana. Dia bilang dia menginap


disekitar sini."

"kau dapat menghubungi dia?"

"Aku punya nomor ponselnya."

Kate terengah.

"Bujangan terkaya, paling sulit dipahami, paling


misterius di negara bagian Washington, memberimu
nomor ponselnya."

"Emm ... ya."

"Ana! Dia menyukaimu. Tidak diragukan lagi." Nada


suaranya tegas.

"Kate, dia hanya mencoba bersikap baik." Tapi


bahkan saat aku mengucapkan kata-kata itu, aku
tahu itu tidak benar.

- Christian Grey tidaklah bersikap baik. Dia bersikap


sopan, mungkin. Dan suara kecil yang tenang
berbisik, mungkin Kate benar. Kulit kepalaku
meremang pada gagasan bahwa mungkin, mungkin
saja, dia mungkin menyukaiku. Karena, ia

58
mengatakan ia senang Kate tidak melakukan
wawancara itu. Aku memeluk diriku dengan gembira,
bergoyang dari sisi ke sisi, terhibur atas kemungkinan
bahwa dia mungkin menyukaiku hanya dalam waktu
yang singkat. Kate membawaku kembali dunia nyata.

"Aku tak tahu siapa yang akan memotret. Levi,


fotografer reguler kami, tidak bisa.

Dia pulang ke rumahnya di Idaho Falls untuk


berakhir pekan. Dia akan marah karena membuang
kesempatan untuk mengambil foto salah satu
pengusaha terkemuka Amerika. "

"Hmm ... Bagaimana dengan José?"

"Ide bagus! kau yang menghubunginya - dia akan


melakukan apapun untukmu. Kemudian panggilan
Grey dan cari tahu di mana dia ingin bertemu kita"
Kate dengan angkuh dan menjengkelkan
menyebutkan nama José.

"aku pikir kau harus menelponnya."

"Siapa, Jose?" Mencemooh Kate.

"Bukan, Grey."

"Ana, kau yang punya hubungan dengannya."

"Hubungan?" Aku menjerit padanya, suaraku naik


beberapa oktaf. "Aku nyaris tidak kenal orang itu."

59
"Setidaknya kau sudah bertemu dengannya," katanya
getir. "Dan sepertinya dia ingin mengenalmu lebih
jauh. Ana, panggil saja dia," bentak dia dan menutup
telepon. Dia kadang begitu suka memerintah. Aku
mengerutkan kening di HPku, menjulurkan lidahku.

Aku baru saja meninggalkan pesan untuk José ketika


Paul memasuki ruangan gudang mencari Ampelas.

"Kita agak sibuk luar sana, Ana," katanya dengan


pahit.

"Ya, emm, sorry," gumamku berbalik pergi.

"Jadi, bagaimana kau bisa kenal Christian Grey?"


Suara Paul pura-pura acuh tak acuh.

"aku mewawancarainya untuk koran mahasiswa.


Kate tidak sehat" Aku mengangkat bahu, berusaha
terdengar biasa dan melakukannya tidak lebih baik
dari dia.

"Christian Grey di Clayton. Bagaimana bisa, "Paul


mendengus, kagum. Dia menggelengkan kepala,
seperti mau membersihkannya. "Omong-omong, ingin
minum atau lakukan sesuatu malam ini?"

Setiap kali dia dirumah ia memintaku berkencan, dan


aku selalu mengatakan tidak. Ini ritual. Aku tidak
pernah menganggap hal itu sebagai ide yang bagus
untuk berkencan dengan adik bos, dan selain itu, Paul
cukup tampan dalam ukuran cowok sebelah rumah,

60
tapi dia bukan pahlawan sastra, bukan oleh
bentangan imajinasi. Kalau Grey? Bawah sadarku
bertanya, alisnya terangkat secara kiasan.

Aku menamparnya ke bawah.

"Tidakkah kau ada acara makan malam keluarga


atau sesuatu dengan kakakmu?"

"Itu besok."

"Mungkin lain kali, Paul. aku perlu belajar malam ini.


Aku ada ujian akhir minggu depan."

"Ana, suatu hari, kau akan berkata ya," dia


tersenyum saat aku melarikan diri ke toko.

***

"Tapi aku memotret tempat, Ana, bukan orang,"


erangan José.

"José, please?" Aku memohon. Mencengkeram HPku,


aku mondar-mandir di ruang tamu apartemen kami,
menatap keluar jendela di cahaya malam yang
memudar.

"Berikan teleponnya." Kate meraih handset dariku,


melemparkan rambut merah pirangnya di atas
bahunya.

"Dengar, Jose Rodriquez, jika kau ingin surat kabar

61
kami meliput pembukaan acaramu, kau harus
melakukan pemotretan ini untuk kita besok, capiche?"
Kate bisa luar biasa keras.

"Bagus. Ana akan menelepon kembali memberi


tahumu lokasi dan waktunya. Sampai ketemu besok"
Dia langsung menutup ponselku.

"Sudah diurus. Yang perlu kita lakukan sekarang


adalah memutuskan di mana dan kapan. Telpon dia."
Dia mengacungkan HP padaku. Perutku bergolak.

"Telpon Grey, sekarang!"

Aku cemberut padanya dan merogoh saku belakangku


untuk mengambil kartu namanya. Aku mengambil
napas dalam, memantapkan dan dengan jari gemetar,
aku memanggil nomor tersebut.

Dia menjawab pada dering kedua. Nada suaranya


terpotong, tenang dan dingin.

"Grey."

"Err ... Mr. Grey? Ini Anastasia Steele "aku tidak


mengenali suaraku sendiri, Aku sangat gugup. Ada
jeda singkat. Di dalam aku gemetar.

"Miss Steele. Senang mendengar suaramu" Suaranya


telah berubah. Dia terkejut, aku pikir, dan dia
terdengar begitu ... hangat - bahkan menggoda. Napas
sesak, dan aku memerah. aku tiba-tiba sadar bahwa

62
Katherine Kavanagh menatapku, mulutnya terbuka,
dan aku bergegas ke dapur untuk menghindari
tatapan yang tidak diinginkan itu.

"Err - kami ingin melakukan sesi pemotretan untuk


artikel." Bernafas, Ana, bernapas.

Paru-paruku menarik napas dengan tergesa-gesa.


"Besok, jika bisa. Dimana tempat yang nyaman
bagimu, Pak?"

aku hampir bisa mendengar senyumnya seperti


sphinx melalui telepon.

"Aku menginap di Heathman di Portland. Bagaimana


kalau jam sembilan tiga puluh besok pagi?" "Oke, kita
ketemu di sana." Aku terengah dan mendesah -
seperti anak kecil, bukan wanita dewasa yang bisa
memberikan suara dan minum secara hukum di
Negara Bagian Washington.

"Aku menunggunya, Miss Steele." Aku


membayangkan kilatan jahat di mata Greynya.
Bagaimana ia membuat tujuh kata sepele
menjanjikan godaan begitu banyak? aku menutup
telepon. Kate ada di dapur, dan dia menatapku
dengan ekspresi penuh kekhawatiran dan bingung di
wajahnya.

"Anastasia Rose Steele. kau menyukainya! Aku belum


pernah melihat atau mendengar kau begitu, begitu ...
terpengaruh oleh siapa pun sebelumnya. kau benar-

63
benar memerah."

"Oh Kate, kau tahu aku malu sepanjang waktu. Ini


risiko yang harus aku tanggung. Jangan terlalu
konyol," Kataku keras. Dia berkedip padaku dengan
terkejut - aku sangat jarang membuang mainanku
keluar dari kereta bayi - dan aku dengan cepat
mengalah. "aku hanya merasa dia ... mengintimidasi,
itu saja."

"Heathman, aku tahu," gumam Kate. "Aku akan


menelpon manajernya dan menegosiasikan ruang
untuk foto."

"Aku akan membuat makan malam. Lalu aku perlu


belajar" Aku tidak bisa menyembunyikan rasa risihku
pada Kate ketika aku membuka salah satu lemari
untuk membuat makan malam.

aku gelisah malam itu, bolak-balik. Memimpikan


mata Grey, baju lengan panjang, kaki panjang, jari
panjang, dan gelap, tempat gelap yang belum
dijelajahi. Aku bangun dua kali di malam itu, hatiku
berdebar-debar. Oh, aku akan terlihat bagaimana
besok dengan tidur begitu sedikit, aku memarahi
diriku sendiri. Aku meninju bantalku dan mencoba
untuk tidur.

Heathman terletak di jantung pusat kota Portland.


Bangunan batu bernuansa cokelat selesai tepat pada
waktunya untuk akhirnya ambruk tahun 1920. José,
Travis, dan aku bepergian dengan Beetleku, dan Kate

64
dengan mercedes CLK miliknya, karena kita semua
tidak bisa masuk dalam mobilku. Travis adalah
teman José, di sini untuk membantu dengan
pencahayaan. Kate telah berhasil mendapatkan
kamar gratis Heathman untuk pagi hari dengan
mencantumkan kredit dalam artikel. Ketika dia
menjelaskan pada resepsionis bahwa kita di sini
untuk pengambilan foto Christen Gray CEO, kami
langsung mendapatkan kamar suite. Hanya suite
berukuran biasa, bagaimanapun, karena tampaknya
Mr. Grey sudah menempati salah satu yang terbesar
di dalam gedung ini. Seorang eksekutif pemasaran
yang terlalu antusias menunjukkan kami ke suite -
dia sangat muda dan sangat gugup untuk beberapa
alasan.

aku kira itu kecantikan Kate dan cara memerintah


yang melucuti dirinya, karena dia takluk di
tangannya. Kamar yang elegan, bersahaja, dan
berfurnitur mewah.

Ini jam sembilan. Kami memiliki setengah jam untuk


menyiapkan pemotretan. Kate bersemangat penuh.

"José, aku pikir kita akan mengambil posisi di dinding


itu, apa kau setuju?" Kate tidak menunggu
jawabannya. "Travis, kosongkan kursi. Ana, kau bisa
meminta pelayan untuk membawa beberapa
minuman? Dan beri tahu di mana kita berada."

Ya, Nyonya. Dia begitu mendominasi. Aku memutar


mata, tetapi melakukan apa yang dikatakannya.

65
Setengah jam kemudian, Christian Grey masuk ke
suite kami.

Ya ampun! Dia mengenakan kemeja putih, terbuka di


kerahnya, dan celana flanel Grey yang menggantung
dari pinggulnya. Rambut acak-acakan masih lembab
sehabis mandi. Mulutku jadi kering melihat dia ... dia
begitu hot. Grey masuk ke suite diikuti oleh seorang
pria berusia pertengahan tiga puluhan, dalam setelan
gelap dan dasi tajam yang berdiri diam di sudut. Mata
cokelatnya melihat kami dengan tenang.

"Miss Steele, kita bertemu lagi." Grey mengulurkan


tangan, dan aku menyambut, berkedip cepat.

Oh ... dia benar-benar, lumayan ... wow. Ketika aku


menyentuh tangannya, aku menyadari getaran yang
nikmat mengalir menembus diriku, menerangiku,
membuat aku tersipu, dan aku yakin pernapasanku
pasti terdengar.

"Mr. Grey, ini Katherine Kavanagh," gumamku,


sambil melambaikan tangan ke arah Kate yang maju
ke depan, sambil menatap tepat di mata.

"Nona Kavanagh yang ulet. Bagaimana kabarmu?


"Dia memberinya senyum kecil, tampak benar-benar
geli. "Aku percaya kau merasa lebih sehat? Anastasia
bilang kau tidak sehat minggu lalu. "

"Aku baik-baik saja, terima kasih, Mr. Grey." Dia

66
menjabat tangan Grey kuat-kuat tanpa mengedipkan
kelopak mata.

Aku mengingatkan diriku bahwa Kate pernah sekolah


swasta terbaik di Washington. Keluarganya memiliki
uang, dan dia tumbuh percaya diri dan yakin akan
tempatnya di dunia. Dia tidak mengambil omong
kosong apapun. aku kagum pada dirinya.

"Terima kasih telah meluangkan waktu untuk


melakukan ini." Dia memberikan senyum, sopan
profesional.

"Dengan senang hati," jawab dia, mengubah tatapan


Greynya padaku, dan aku memerah, lagi. Sialan.

"Ini adalah José Rodriguez, fotografer kami," kataku


sambil menyeringai José yang tersenyum dengan
kasih sayang kembali padaku. Matanya dingin ketika
ia melihat dari aku ke Grey.

"Mr. Grey, "dia mengangguk.

"Mr. Rodriguez, "Ekspresi Grey berubah juga ketika ia


menilai José.

"Di mana kau ingin aku diambil fotonya?" Tanya Grey


pada José. Nada suaranya terdengar samar-samar
mengancam. Tapi Katherine tidak akan membiarkan
José mengatur pertunjukan.

"Mr. Grey - silahkan kau bisa duduk di sini? Hati-hati

67
kabel pencahayaan. Dan kemudian kita akan
melakukan beberapa foto berdiri juga" Kate
mengarahkan dia ke kursi untuk dekat dinding.

Travis menyalakan lampu, sesaat menyilaukan Grey,


dan bergumam meminta maaf.

Lalu Travis dan aku berdiri kembali dan menonton


ketika José melanjutkan untuk mengambil foto. Dia
mengambil beberapa foto dengan kamera genggam,
meminta Grey untuk memutar seperti ini, seperti itu,
untuk memindahkan lengan, lalu meletakkannya lagi.
Pindah ke tripod, José mengambil beberapa jepretan,
sementara Grey duduk dan pose, sabar dan alami,
selama sekitar dua puluh menit. Harapanku telah jadi
nyata: Aku bisa berdiri dan mengagumi Grey dari
tempat yang tidak terlalu jauh. Dua kali mata kita
mengunci, dan aku harus melepaskan diri dari
tatapan berawannya.

"Cukup duduknya." Katherine melanjutkan lagi.


"Berdiri, Mr. Grey?" Tanya dia.

Dia berdiri, dan Travis bergegas menyingkirkan


kursinya. tombol pada Nikon José mulai mengklik
lagi.

"aku pikir kami sudah cukup," gumum José lima


menit kemudian.

"Bagus," kata Kate. "Terima kasih lagi, Mr. Grey."


Kate menjabat tangannya, begitu juga Jose.

68
"Aku berharap untuk membaca artikelmu, Miss
Kavanagh," gumam Grey, dan menoleh padaku,
berdiri dekat pintu. "Maukah kau berjalan denganku,
Miss Steele?" Tanyanya.

"Tentu," kataku, benar-benar tak menyangka. Aku


melirik cemas pada Kate, yang mengangkat bahuku.
Aku melihat José cemberut dibelakang Kate.

"Selamat siang semua," kata Grey saat ia membuka


pintu, berdiri di samping memberi jalan padaku dulu.

Ada apa ini? Apa yang diinginkannya? Aku berhenti


di koridor hotel, gelisah gugup ketika Grey muncul
dari ruangan diikuti oleh Mr dengan setelan tajam.

"Aku akan meneleponmu, Taylor," bisiknya ke orang


itu. Taylor berjalan kembali ke koridor, dan Grey
mengalihkan tatapan pembakaran Greynya padaku.
Sial ...apa aku melakukan sesuatu yang salah?

"Aku bertanya-tanya apakah kau akan bergabung


denganku untuk minum kopi pagi ini."

Jantungku melonjak sampai ke dalam mulutku.


Kencan? Christian Grey memintaku berkencan. Dia
menanyakan apakah kau ingin kopi. Mungkin ia
berpikir kau belum benar-benar terbangun, bawah
sadarku merengek padaku mencibir lagi. Aku
berdeham berusaha mengendalikan diriku.

69
"Aku harus mengantar semua orang pulang," bisikku
meminta maaf, memutar tangan dan jari-jari di
depanku.

"TAYLOR," panggil dia, membuat aku melompat.


Taylor, yang telah mundur ke koridor, berbalik dan
menuju kembali ke arah kami.

"Apakah mereka pulang ke universitas?" Tanya Grey,


suaranya lembut dan bertanya. Aku mengangguk,
terlalu terkejut untuk berbicara.

"Taylor dapat mengantar mereka. Dia sopirku. Kami


memiliki 4x4 besar di sini, jadi dia dapat mengangkut
peralatan juga."

"Mr. Grey?" Taylor Bertanya ketika dia sampai ke


depan kita, tidak berkata apa pun lagi.

"Tolong, bisakah kau mengantar fotografer,


asistennya, dan Miss Kavanagh kembali kerumah?"

"Tentu, Pak," Taylor membalas.

"Nah. Sekarang kau bisa bergabung denganku untuk


minum kopi" Grey tersenyum seolah-olah itu
kesepakatan yang sudah terlaksana.

Aku mengerutkan kening padanya.

"Um - Mr. Grey, err - ini benar-benar ...dengarlah,


Taylor tidak harus mengantar mereka pulang." Aku

70
menatap sekilas Taylor, yang tetap tenang tanpa
ekspresi. "Aku akan menukar kendaraan dengan
Kate, jika kau memberi aku waktu sebentar."

Grey tersenyum, menyilaukan, tak dijaga, alami


hingga semua gigi tampak, tersenyum lebar. Oh ...
dan dia membuka pintu dari suite sehingga aku bisa
kembali masuk. Aku berlari cepat untuk memasuki
ruangan, menemukan Katherine dalam diskusi
mendalam dengan José.

"Ana, aku pikir dia jelas menyukaimu," katanya tanpa


basa-basi apapun. José melotot padaku dengan rasa
tidak setuju. "Tapi aku tidak percaya padanya,"
tambahnya. Aku mengangkat tanganku dengan
harapan bahwa dia akan berhenti berbicara. Dengan
ajaib, dia diam.

"Kate, jika kau bawa Beetle, aku bisa membawa


mobilmu?"

"Kenapa?"

"Christian Grey memintaku pergi untuk minum kopi


bersamanya."

Mulutnya terbuka. Kate tak bisa bicara! aku


menikmati saat ini. Dia meraih lenganku dan
menyeretku ke kamar tidur diseberang ruang tamu
suite.

"Ana, ada sesuatu tentang dia." Nada suaranya penuh

71
dengan peringatan. "Dia sangat tampan, aku setuju,
tapi aku pikir dia berbahaya. Terutama untuk orang
seperti kau."

"Apa maksudmu, orang seperti aku?" Aku meminta


penjelasan, merasa terhina.

"Seorang yang polos seperti kau, Ana. kau tahu


maksudku, "katanya sedikit kesal. Aku memerah.

"Kate, itu hanya minum kopi. Aku mulai ujian aku


minggu ini, dan aku perlu belajar, jadi aku tidak akan
lama."

Dia mengerutkan bibir seakan mempertimbangkan


permintaanku. Akhirnya, dia mencabut kunci
mobilnya dari sakunya dan memberikannya padaku.
aku menyerahkan punyaku.

"Aku akan lihat nanti. Jangan lama, atau aku akan


mengirimkan tim SAR."

"Thanks." Aku memeluk dia.

aku muncul dari suite untuk menemukan Christian


Grey menunggu, bersandar ke dinding, tampak
seperti model laki-laki dalam pose untuk beberapa
majalah pria mutakhir.

"Oke, mari kita minum kopi," bisikku, mukaku merah


semua.

72
Dia menyeringai.

"Setelah kau, Miss Steele." Dia berdiri tegak,


meregangkan tangannya keluar bagiku untuk jalan
dulu.

Aku berjalan menyusuri koridor, lututku gemetar,


perutku penuh dengan kupu-kupu, dan hatiku seperti
ada di mulutku berdebar dengan irama dramatis tak
teratur. Aku akan minum kopi dengan Christian Grey
... dan aku benci kopi.

Kami berjalan bersama menyusuri lorong hotel yang


lebar menuju lift. Apa yang harus kukatakan
padanya? Pikiranku tiba-tiba lumpuh dengan
ketakutan. Apa yang akan kita bicarakan?

Apa kesamaanku dengan dia? Suara yang lembut,


hangat mengejutkanku dari lamunan.

"Berapa lama kau tahu Katherine Kavanagh?"

Oh, sebuah pertanyaan mudah untuk pemula.

"Sejak tahun pertama kami. Dia teman baikku."

"Hmm," jawab dia, tidak terlalu berkomitmen. Apa


yang dipikirkannya?

Di lift, dia menekan tombol panggil, lalu bel berbunyi


segera. Pintu membuka menampilkan pasangan muda
tengah berpelukan dengan bergairah. Terkejut dan

73
malu, mereka melompat berpisah, menatap dengan
rasa bersalah ke segala arah kecuali kearah kita.
Grey dan aku melangkah masuk ke lift.

Aku berjuang untuk menjaga wajahku biasa saja, jadi


aku memandang ke lantai, merasa pipiku berubah
merah muda. Ketika aku mengintip ke arah Grey
melalui bulu mataku, ada sedikit senyum di bibirnya,
tetapi sangat sulit untuk mengatakan. Pasangan
muda tak mengatakan apapun, dan kami melakukan
perjalanan ke lantai pertama dalam keheningan. Kita
bahkan tidak punya musik sampah untuk
mengalihkan perhatian kita.

Pintu membuka dan, sangat mengherankanku, Grey


meraih tanganku, menggenggam dengan jari yang
panjang dingin. aku merasa aliran melaluiku, dan
detak jantungku sudah cepat berakselerasi. Saat ia
membawaku keluar dari lift, kita bisa mendengar
cekikikan tertahan dari pasangan itu meledak di
belakang kami. Menyeringai Grey.

"Ada apa dengan liftnya?" Gumamnya.

Kami melintasi lobby luas ramai dari hotel menuju


pintu masuk tapi Grey menghindari pintu putar, dan
Aku ingin tahu apakah itu karena ia harus
melepaskan tanganku.

Di luar, adalah minggu bulan Mei yang sejuk.


Matahari bersinar dan lalu lintas sepi. Grey berbelok
ke kiri dan berjalan ke pojok, di mana kita berhenti

74
menunggu lampu-lampu pejalan kaki untuk berganti.
Dia masih memegang tanganku. Aku di jalan, dan
Christian Grey memegang tanganku. Tidak ada
seorangpun yang pernah menggenggam tanganku.
aku merasa pusing, dan aku tergelitik seluruh tubuh.
aku mencoba meredakan seringai konyol yang
mengancam akan muncul membagi wajahku jadi dua.
Cobalah untuk jadi tenang, Ana, alam bawah sadarku
memohon padaku. Orang hijau muncul, dan kami
berjalan lagi.

Kami berjalan empat blok sebelum kita sampai di kopi


Portland House, di mana Grey melepaskanku untuk
menahan pintu terbuka sehingga aku bisa melangkah
masuk.

"Bagaimana kalau kau yang memilih meja, sementara


aku memesan minuman. Apa yang kau mau?
"Tanyanya, sopan seperti biasa.

"Aku mau... um - Sarapan teh Inggris, teh celup


diluar."

Dia mengangkat alisnya.

"Tidak minum kopi?"

"aku tidak tertarik pada kopi."

Dia tersenyum.

"Oke, teh celup diluar. Gula?"

75
Untuk sesaat, aku tertegun, berpikir itu adalah sikap
sayang, tapi untungnya pikiran bawah sadarku
menendang dengan mengerutkan bibir. Tidak, bodoh -
apakah kau pakai gula?

"Tidak, terima kasih." Aku menatap ke bawah pada


jari tersimpulku.

"Sesuatu untuk dimakan?"

"Tidak terima kasih." Aku menggeleng, dan ia menuju


ke counter.

Aku diam-diam menatap dia dari bawah bulu mataku


saat ia berdiri di baris menunggu untuk dilayani. Aku
bisa mengawasinya sepanjang hari ... dia tinggi,
berdada bidang, dan langsing, dan bagaimana
celananya menggantung dari pinggulnya ... Oh. Sekali
atau dua kali dia menggerakkan jari panjang, anggun
ke rambutnya yang sekarang kering tapi masih acak-
acakan. Hmm ... aku ingin melakukan itu. Pikiran itu
datang tanpa diminta ke dalam pikiranku, dan
wajahku terbakar. Aku menggigit bibir dan
menunduk menatap tanganku lagi tidak menyukai
kemana pikiran bandelku menuju.

"Sedang memikirkan sesuatu?" Grey kembali,


mengejutkanku.

Aku jadi merah. Aku hanya berpikir tentang


mengeluskan jariku melalui rambutnya dan bertanya-

76
tanya apakah itu akan terasa lembut ketika disentuh.
Aku menggelengkan kepala. Dia membawa nampan,
yang ia menaruh di atas meja kecil bundar dari kayu
birch-veneer. Ia mengulurkan cangkir dan piring,
sebuah teko kecil, dan piring sisi bantalan satu teh
celup berlabel 'Twinings English Breakfast' -
favoritku. Kopinya tampak ada pola daun indah
dicantumkan di dalam susu. Bagaimana mereka
melakukannya? Pikirku iseng. Dia juga membeli
untuknya muffin blueberry. Meletakkan nampan
kesamping, ia duduk di depanku dan menyilangkan
kakinya yang panjang. Dia terlihat begitu nyaman,
begitu santai dengan tubuhnya, aku iri padanya.
Inilah aku, canggung dan tidak terkoordinasi, hampir
tidak bisa mendapatkan dari A ke B tanpa jatuh
tertelungkup.

"Memikirkan apa?" Meminta kepadaku.

"Ini adalah teh favoritku." Suaraku tenang,


mendesah. Aku tidak bisa percaya duduk berhadapan
dengan Christian Grey di coffee shop di Portland. Dia
mengernyit. Dia tahu aku menyembunyikan sesuatu.
aku memasukkan teh celup ke dalam teko dan segera
menarik keluar lagi dengan sendok tehku. Ketika aku
meletakkan teh celup yang sudah digunakan kembali
pada alas cangkir, ia memiringkan kepalanya
memberikan pandangan bertanya ke arahku.

"aku suka teh hitam dan lemah," aku bergumam


sebagai penjelasan.

77
"aku melihat. Apakah dia pacarmu? "

Wah ... Apa?

"Siapa?"

"Fotografer. José Rodriguez. "

Aku tertawa, gugup tapi penasaran. Apa yang


memberinya kesan itu?

"Tidak José adalah teman baikku, itu saja. Mengapa


menurutmu dia adalah pacarku?"

"Bagaimana kau tersenyum padanya, dan dia


padamu." Tatapan mata abu-abunya menahan
milikku. Dia begitu mengerikan. aku ingin berpaling
tapi aku tertangkap - terpesona.

"Dia lebih seperti keluarga," bisikku.

Grey mengangguk sedikit, tampaknya puas dengan


tanggapanku, dan melirik ke bawah pada muffin
blueberry. Jari yang panjang dengan cekatan
mengupas kertas, dan aku menonton, terpesona.

"Apa kau mau?" Dia bertanya, dan senyum rahasia


dan geli miliknya sudah kembali.

"Tidak, terima kasih." aku mengerutkan kening dan


menunduk menatap tanganku lagi.

78
"Dan cowok yang aku temui kemarin, di toko. Dia
bukan pacarmu? "

"Tidak Paul hanya teman. aku katakan kemarin." Oh,


ini semakin konyol. "Mengapa kau bertanya?" "kau
tampak gugup ketika berdekatan dengan pria."

Omong kosong, itu pribadi. Aku hanya gugup


didekatmu, Grey.

"aku menganggap kau mengintimidasi." mukaku


merah membara, tapi secara mental menepuk
punggungku sendiri untuk keterusteranganku, dan
menatap tanganku lagi. Aku mendengar suara
tarikan napas tajam.

"Kau pasti menganggapku menakutkan," dia


mengangguk. "Kau sangat jujur. Jangan melihat ke
bawah. aku ingin melihat wajahmu."

Oh. Aku melirik dia, dan dia memberiku senyum


menyemangati tapi kecut.

"Ini memberiku semacam petunjuk apa yang mungkin


kau pikirkan," dia bernafas. "Kau sebuah misteri,
Miss Steele."

Misterius? aku?

"Tidak ada yang misterius tentangku."

"Aku pikir kau sangat mandiri," bisiknya.

79
Benarkah? Wow ... bagaimana aku melakukan itu?
Hal ini membingungkan. Aku, mandiri?

Tak mungkin.

"Kecuali bila kau tersipu malu, tentu saja, yang mana


sering terjadi. Aku hanya berharap aku tahu apa yang
menyebabkannya" Dia memasukkan sepotong kecil
muffin ke dalam mulutnya dan mulai mengunyah
pelan-pelan, tidak mengalihkan pandangan dariku.
Dan seperti diberi aba-aba, aku tersipu. Sial!

"Apakah kau selalu membuat pengamatan pribadi


seperti itu?"

"Aku tidak menyadari aku melakukannya. Apakah


aku telah menyinggungmu?" Dia sepertinya terkejut.

"Tidak," jawabku jujur.

"Bagus."

"Tapi kau sangat sewenang-wenang," balas aku


tenang.

Dia mengangkat alis dan, jika aku tidak salah, dia


sedikit tersipu juga.

"Aku sudah terbiasa mendapatkan apa yang aku mau,


Anastasia," bisiknya. "Dalam segala hal."

80
"aku tidak meragukannya. Kenapa kau tidak
memintaku untuk memanggilmu dengan nama
depanmu?" Aku heran dengan keberanian aku.
Mengapa pembicaraan ini menjadi begitu serius?
Pembicaraan ini tidak seperti kearah mana yang aku
pikir. Aku tidak percaya aku merasa begitu
memusuhinya.

Ini seperti ia mencoba untuk memperingatkanku.

"Satu-satunya orang yang memanggil nama lahirku


adalah keluargaku dan beberapa teman dekat.

Yang mana aku menyukainya."

Oh. Dia masih belum mengatakan, 'Panggil aku


Christian.' Dia adalah orang yang gila kontrol, tidak
ada penjelasan lain, dan sebagian dari diriku berpikir
mungkin akan lebih baik jika Kate
mewawancarainya. Dua orang yang kontrol bersama.
Plus tentu saja dia nyaris pirang - tepatnya, pirang
strawberry - seperti semua wanita di kantornya. Dan
dia cantik, alam bawah sadarku mengingatkanku.
aku tidak suka memikirkan Christian dan Kate
bersama. Aku menghisap tehku, dan Grey makan
sepotong kecil muffinnya.

"Apakah kau anak tunggal?" Tanya dia.

Wah ... dia terus berubah arah.

"Ya."

81
"Ceritakan tentang orang tuamu."

Mengapa dia ingin tahu ini? Ini sangat membosankan.

"Ibuku tinggal di Georgia bersama suami barunya


Bob. Ayah tiriku tinggal di Montesano."

"Ayahmu?"

"Ayahku meninggal waktu aku masih bayi."

"Maaf," ia bergumam dan wajah sekilas bermasalah.

"Aku tidak ingat dia."

"Dan ibumu menikah lagi?"

Aku mendengus.

"Bisa dibilang itu."

Dia mengerutkan kening.

"Kau tidak mau memberikan banyak info, khan?"


Katanya datar, menggosok dagunya seolah berpikir
keras.

"Begitu juga kamu."

"Kau sudah mewawancarai aku sekali, dan aku bisa


mengingat beberapa pertanyaan yang cukup

82
menyelidik itu." Dia menyeringai ke arahku.

Ya ampun. Dia mengingat pertanyaan tentang 'gay'


itu. Sekali lagi, aku sangat malu. Dalam tahun-tahun
mendatang, aku tahu, aku akan membutuhkan terapi
intensif untuk tidak merasa malu seperti ini setiap
kali aku ingat saat ini. Aku mulai mengoceh tentang
ibuku - apa pun untuk memblokir memori itu.

"Ibuku seorang yang hebat. Dia seorang romantis


yang tak tersembuhkan. Dia saat ini bersama suami
keempatnya."

Christian mengangkat alisnya dengan heran.

"aku merindukannya," aku melanjutkan. "Dia punya


Bob sekarang. Aku hanya berharap dia bisa
mengawasi dan bangkit kembali ketika skema
tololnya tidak berjalan seperti yang direncanakan"
aku tersenyum sayang. aku tidak melihat ibuku
begitu lama. Christian menontonku dengan penuh
perhatian, menghisap sesekali kopinya. Aku benar-
benar tidak harus melihat mulutnya. Ini mengganggu.
Bibir itu.

"Apakah kau akrab dengan ayah tirimu?"

"Tentu saja. aku dibesarkan oleh dia. Dia adalah satu-


satunya ayah yang kutahu. "

"Dan seperti apa dia?"

83
"Ray? Dia ... pendiam."

"Itu saja?" Grey tanya, terkejut.

Aku mengangkat bahu. Apa yang orang ini harapkan?


Kisah hidupku?

"Pendiam seperti anak tirinya," Grey menambahkan.

aku menahan diri untuk tidak memutar mata


padanya.

"Dia suka sepak bola - sepak bola Eropa terutama -


dan bowling, dan memancing, dan membuat furnitur.
Dia seorang tukang kayu. Mantan tentara." Aku
menghela napas.

"kau tinggal dengan dia?"

"Ya. Ibuku bertemu suami nomor tiga ketika aku


berumur lima belas tahun. Aku tinggal dengan Ray."

Dia mengernyitkan mata seolah-olah dia tidak


mengerti.

"Kau tidak ingin hidup dengan ibumu?" Tanya dia.

Aku malu. Ini benar-benar bukan urusannya.

"Suami nomor tiga tinggal di Texas. Rumahku berada


di Montesano. Dan ... kau tahu ibuku baru menikah"
aku berhenti. Ibuku tidak pernah berbicara tentang

84
suami nomor tiga. Kemana arah pembicaraan Grey?
Ini bukan urusannya. Ok, dua orang baru bisa
melakukan permainan.

"Ceritakan tentang orang tuamu," aku bertanya.

Dia mengangkat bahu.

"Ayahku seorang pengacara, ibuku adalah seorang


dokter anak. Mereka tinggal di Seattle."

Oh ... dia memiliki keluarga makmur. Dan aku


bertanya-tanya pasangan sukses yang mengadopsi
tiga anak, dan salah satunya berubah menjadi
manusia tampan yang menguasai dunia bisnis dan
menundukkannya sendirian. Apa yang membuatnya
seperti itu? Orangtuanya pasti bangga.

"Saudara-saudaramu bekerja apa?"

"Elliot dalam bidang konstruksi, dan adik


perempuanku di Paris, belajar di bawah bimbingan
beberapa koki Prancis terkenal." mata berkabut
dengan rasa terganggu. Dia tidak ingin berbicara
tentang keluarganya atau dirinya sendiri.

"Aku mendengar Paris itu indah," bisikku. Mengapa


dia tidak mau bicara tentang keluarganya? Apakah
karena dia diadopsi?

"memang indah. Kau pernah kesana? "Tanyanya,


kejengkelannya terlupakan.

85
"aku tidak pernah meninggalkan daratan Amerika
Serikat." Jadi sekarang kita kembali ke hal-hal dasar.
Apa yang dia bersembunyi?

"Apakah kau ingin pergi?"

"Ke Paris?" jeritku. Hal ini telah melemparkan


keseimbanganku - siapa yang tidak ingin pergi ke
Paris? "Tentu saja," aku mengakui. "Tapi Inggris
sebenarnya yang benar-benar ingin kunjungi."

Dia memiringkan kepalanya ke satu sisi,


menjalankan jari telunjuknya di bibir bawahnya ... oh.

"Sebab?"

Aku berkedip cepat. Berkonsentrasilah, Steele.

"Ini rumah Shakespeare, Jane Austen, Brontë


bersaudara, Thomas Hardy. aku ingin melihat tempat
yang mengilhami orang-orang untuk menulis buku
yang begitu indah."

Semua pembicaraan mengenai sastra yang hebat


mengingatkanku bahwa aku harus belajar. Aku
melirik jam tanganku."

"Lebih baik aku pergi. aku harus belajar."

"Untuk ujian?"

86
"Ya. Mulai Selasa."

"Di mana mobil Nona Kavanagh itu?"

"Di parkiran hotel."

"Aku akan menemanimu."

"Terima kasih atas tehnya, Mr Grey."

Ia tersenyum aneh, aku punya senyum rahasia


kekalahan besar.

"Terima kasih kembali, Anastasia. Dengan senang


hati. Ayo, "dia memerintahkan, dan memegang
tangannya kepadaku. aku menurut, bingung, dan
mengikutinya keluar dari coffee shop.

Kami berjalan kembali ke hotel, dan aku ingin


mengatakan itu dalam keheningan. Dia setidaknya
terlihat tenang seperti biasa, mengumpulkan
kesadaran dirinya. Sedangkan aku, aku berusaha
keras untuk mengukur seberapa jauh acara minum
kopi pagi ini. Aku merasa seperti aku telah
diwawancarai untuk suatu posisi pekerjaan, tapi aku
tidak yakin apa itu.

"Apakah kau selalu memakai jeans?" Tanyanya


sekonyong-konyong.

"Hampir selalu."

87
Dia mengangguk. Kami sudah kembali di
persimpangan, di seberang hotel. Pikiranku berputar.
Pertanyaan aneh ... Dan aku sadar bahwa waktu kita
bersama adalah terbatas. Ini dia. Ini dia, dan aku
sudah benar-benar mengacaukannya, aku tahu.
Mungkin dia punya seseorang.

"Apakah kau punya pacar?" aku berseru. Sialan - Aku


mengatakan dengan keras?

Bibirnya kekhasan dalam setengah tersenyum, dan ia


melihat ke bawahku.

"Tidak, Anastasia. aku tidak melakukan yang


namanya pacaran," katanya lembut.

Oh ... apa artinya? Dia bukan gay? Oh, mungkin dia -


omong kosong! Dia pasti berbohong kepadaku dalam
wawancara itu. Dan sejenak, aku pikir dia akan
menyusul dengan beberapa penjelasan, beberapa
petunjuk untuk pernyataan samar - tapi dia tidak.
Aku harus pergi. Aku harus mencoba untuk mengatur
kembali pikiranku. Aku harus pergi dari dia. Aku
berjalan maju, dan aku tersandung, ke arah jalan.

"Sialan, Ana!" Grey menjerit. Dia menyentak tangan


yang dia genggam begitu keras sampai aku jatuh
kembali pada dia ketika seorang pengendara sepeda
lewat dengan cepat, nyaris menyambarku, menuju
arah yang salah di jalan satu arah.

Itu semua terjadi begitu cepat - satu ketika aku jatuh,

88
berikutnya aku dalam pelukannya, dan dia
memelukku erat-erat di dadanya. Aku menarik napas
menyedot aroma yang bersih dan vitalnya. Dia berbau
linen segar habis dicuci dan sabun mandi mahal. Ya,
itu memabukkan. Aku menarik napas dalam-dalam.

"Apakah kau baik-baik saja?" Bisiknya. Satu


lengannya memelukku, menggenggamku ditubuhnya,
sementara jari-jari tangannya yang lain menelusuri
wajahku dengan lembut, lembut menyelidik,
memeriksaku. Ibu jarinya menyapu bibir bawahku,
dan aku mendengar napasnya tersentak. Dia menatap
ke mataku, dan aku menahan tatapan cemasnya,
tatapan pembakaran sejenak atau mungkin
selamanya ... tapi akhirnya, perhatianku tersedot ke
mulut yang indah. Oh. Dan untuk pertama kalinya
dalam dua puluh satu tahun, aku ingin dicium. Aku
ingin merasakan bibirnya diatas bibirku.

89
Cium aku sialan! aku mohon, tapi aku tak bisa
bergerak. Aku lumpuh dengan keinginan yang aneh
dan asing, benar-benar terpikat olehnya. Aku
menatap mulut Christian Grey yang indah seperti
pahatan, terpesona, dan dia menatapku, tatapannya
menyipit, matanya gelap.

Dia bernapas lebih keras dari biasanya, dan aku


sudah berhenti bernapas sama sekali. Aku dalam
pelukanmu.

Cium aku, aku mohon. Dia menutup matanya,


menarik napas dalam, dan kepalanya memberiku
goyang kecil seolah-olah menjawab pertanyaan
diamku. Ketika ia membuka matanya lagi, dengan
tujuan baru, tekad baja.

"Anastasia, kau harus menghindariku. Aku bukan


pria yang tepat untukmu," bisiknya.

Apa? Darimana asalnya ini? Tentunya aku


seharusnya yang memutuskan itu. Aku mengerutkan
kening ke arahnya, dan kepalaku berputar karena
penolakan.

"Tarik napas, Anastasia, bernapas. Aku akan


membantumu berdiri dan membiarkan kau pergi,
"katanya pelan, dan dia dengan lembut mendorongku.

Adrenalin telah mengalir melalui tubuhku, dari


nyaris tertabrak pengendara sepeda atau mabuk
karena berdekatan dengan Christian, membuatku

90
tegang dan lemah. TIDAK! Jiwaku berteriak saat ia
menarik diri, membuatku seperti kehilangan sesuatu.
Dia meletakkan tangan di bahuku, memegangku
dalam jangkauannya, melihat reaksiku hati-hati. Dan
satu-satunya yang bisa aku pikirkan adalah bahwa
aku ingin dicium, sepertinya cukup jelas, dan ia tidak
melakukannya. Dia tidak menginginkan aku. Dia
benar-benar tidak menginginkan aku. Aku benar-
benar telah menghancurkan acara minum kopi pagi
ini.

"Aku sudah berdiri," aku bernapas, menemukan


suaraku. "Terima kasih," aku bergumamku dibanjiri
dengan penghinaan. Bagaimana mungkin aku salah
membaca situasi di antara kita sama sekali? aku
harus menjauh dari dia.

"Untuk apa?" Ia mengerutkan kening. Dia tidak


menarik tangannya dariku.

"Untuk menyelamatkanku," bisikku.

"Idiot Itu menggunakan jalur yang salah. Aku senang


aku di sini. Aku ngeri membayangkan apa yang akan
terjadi padamu. Apakah kau ingin masuk dan duduk
di hotel sebentar?" Dia melepaskanku, tangan di
samping tubuhnya, dan aku berdiri di depannya
merasa seperti orang tolol.

Dengan mengoyang kepala, aku menjernihkan


pikiranku. Aku hanya ingin pergi. Semua harapan
samarku yang tak terucapkan telah putus. Dia tidak

91
menginginkanku. Berpikir apa aku ini? Aku
mengomeli diri sendiri. Apa yang akan Christian Grey
inginkan darimu? Pikiran bawah sadarku mengolok-
olok. Aku memeluk diri sendiri dan berbalik
menghadapi jalan dan lega bahwa pria hijau telah
muncul. Aku segera berjalan melintasi jalan, sadar
bahwa Grey belakangku. Di luar hotel, aku berbalik
sebentar untuk menghadap padanya tapi tidak bisa
menatap mata.

"Terima kasih atas teh dan pemotretannya," bisikku.

"Anastasia ... aku ..." Dia berhenti, dan kesedihan


dalam suaranya menuntut perhatianku, jadi aku
terpaksa sedikit menatap ke arahnya. Mata abu-
abunya suram saat ia membelai rambutnya.

Dia tampak sedih, frustrasi, ekspresinya tegang,


semua kontrol hati-hati miliknya telah menguap.

"Apa, Christian?" Tukasku kesal. Aku hanya ingin


pergi. Aku hanya ingin membawa pergi harga diriku
yang rapuh dan terluka menjauh darinya dan entah
bagaimana caranya merawat kembali sampai sehat.

"Semoga berhasil dengan ujianmu," bisiknya.

Hah? Inilah sebabnya mengapa ia terlihat begitu


putus asa? Inikah ucapan perpisahaannya? Hanya
memberiku ucapan semoga berhasil dalam ujianku?

"Terima kasih." aku tidak bisa menyembunyikan

92
sarkasme dalam suaraku. "Selamat tinggal, Mr.
Grey." Aku berbalik, samar-samar kagum bahwa aku
tidak tersandung, dan tanpa memandang untuk
kedua kalinya, aku menghilang di trotoar menuju
garasi bawah tanah.

Setelah berada di garasi beton gelap dan dingin


dengan cahaya neon suram, aku bersandar di dinding
dan menyandarkan kepala di tanganku. Apa
sebenarnya yang kupikirkan? Air mata tanpa diminta
dan tidak diinginkan menggenang di mataku.
Mengapa aku menangis? Aku merosot ke lantai,
marah pada diri sendiri untuk reaksiku yang tak
masuk akal. Menekuk lututku, aku merapatkan pada
diriku sendiri. Aku ingin membuat diriku sekecil
mungkin. Mungkin rasa sakit yang tidak masuk akal
ini akan semakin mengecil ketika aku menyusutkan
diri.

Menempatkan kepalaku berlutut, aku membiarkan


air mata irasional jatuh tak terkendali. Aku menangis
karena kehilangan sesuatu yang tidak pernah aku
punyai. Bagaimana konyolnya. Berduka pada sesuatu
yang pernah ada -

harapan, mimpiku yang hancur dan perkiraan yang


buruk.

aku belum pernah berada pada posisi ditolak. Oke ...


aku mungkin orang yang terakhir dipilih oleh tim
basket atau voli - tetapi aku mengerti bahwa - berlari
dan melakukan sesuatu yang lain pada saat yang

93
sama seperti memantulkan atau melempar bola
bukan keahlianku. Aku punya kekurangan serius
dalam bidang olahraga.

Secara romantis, aku tidak pernah menempatkan


diriku di luar sana, sekalipun. Rasa tidak aman
seumur hidup .

- Aku terlalu pucat, terlalu langsing, tidak


terkoordinasi, daftar panjang kesalahanku takkan
habis. Jadi aku selalu menjadi orang yang menolak
pengagum yang mendekat. Ada yang cowok di kelas
kimiaku yang menyukaiku, tapi tak seorangpun
pernah memicu minatku - tak satupun kecuali
Christian terkutuk Grey. Mungkin aku harus lebih
ramah terhadap orang-orang seperti Paul Clayton dan
José Rodriguez, meskipun aku yakin tidak satu pun
dari mereka ditemukan menangis sendirian di tempat
gelap.

Mungkin aku hanya perlu menangis.

Stop! Berhenti Sekarang! - Pikiran bawah sadarku


secara kiasan berteriak padaku, lengan dilipat,
bersandar pada satu kaki dan mengetuk-ngetukkan
kakinya dengan frustrasi. Masuk ke mobil, pulang,
segera belajar. Lupakan tentang dia ... Sekarang! Dan
berhenti berkubang pada tindakan mengasihani diri
sendiri.

Aku menghela napas dalam, memantapkannya dan


berdiri. Kuatkan diri Steele. Aku berjalan menuju

94
mobil Kate, menyeka air mata dari wajahku. Aku
tidak akan memikirkan dia lagi. aku hanya akan
menulis kejadian ini sebagai pengalaman dan
berkonsentrasi pada ujianku.

Kate duduk di meja makan dengan laptopnya ketika


aku tiba. Senyumnya ramah memudar ketika ia
melihatku.

"Ana apa yang terjadi?"

Oh tidak ... bukan si penyelidik Katherine Kavanagh.


Aku menggeleng padanya seakan mengatakan
mundurlah sekarang Kavanagh - tetapi aku mungkin
juga akan berhadapan dengan, si buta, bisu, tuli.

"Kau habis menangis," dia punya bakat yang luar


biasa untuk menyatakan sesuatu yang sudah jelas
kadang-kadang. "Apa yang bajingan itu lakukan
padamu?" ia menggeram, dan wajahnya - ya ampun,
dia menakutkan.

"Tidak ada Kate." Itulah masalah sebenarnya. Pikiran


itu membawa senyum kecut di wajahku. "Lalu
mengapa engkau menangis? kau tidak pernah
menangis," katanya, suaranya melembut. Dia berdiri,
mata hijaunya penuh dengan keprihatinan. Dia
mejuluarkan tangannya dan memelukku.

Aku perlu mengatakan sesuatu agar dia tidak


mengejar lagi.

95
"aku hampir saja ditabrak seorang pengendara
sepeda." Ini yang terbaik yang bisa aku lakukan, tapi
ini mengalihkan perhatian kate sejenak dari ... dia.

"Ya ampun Ana - apakah kau baik-baik saja? Apakah


kau terluka? "Dia memegangku di lengan panjang dan
melakukan pemeriksaan cepat secara visual padaku.

"Tidak Christian menyelamatkanku, "bisikku. "Tapi


aku cukup terguncang."

"Aku tidak terkejut. Bagaimana kopinya? Aku tahu


kau benci kopi."

"aku minum teh. Baik-baik saja, tidak ada yang perlu


dilaporkan. aku tidak tahu mengapa dia meminta
aku."

"Dia menyukai kau Ana." Dia turun tangan.

"Tidak lagi. aku tidak akan bertemu dia lagi" Ya, aku
berusaha terdengar acuh.

"Oh?"

Sial. Dia tertarik. Aku berjalan ke dapur sehingga dia


tidak bisa melihat wajahku.

"Ya ... dia sedikit diatas kelasku Kate," kataku


sedatar yang aku bisa.

"Apa maksudmu?"

96
"Oh Kate, itu sudah jelas." Aku berputar dan
menghadapnya saat ia berdiri di ambang pintu dapur.
"Bukan untukku," katanya. "Oke, dia punya lebih
banyak uang daripadamu, tapi ia punya uang lebih
banyak dari kebanyakan orang di Amerika!"

"Kate dia-" aku mengangkat bahu.

"Ana! Demi Tuhan - berapa kali harusku katakan?


Kau total babe, "potong dia. Oh tidak. Dia mengomel
ini lagi.

"Kate, tolonglah. aku perlu belajar" Aku


memotongnya. Ia mengerutkan kening.

"Apa kau ingin melihat artikel itu? Sudah selesai.


José mengambil beberapa foto bagus."

Apakah aku memerlukan pengingat visual dari


Christian aku-tidak-ingin-kau Grey?

"Tentu," aku menyulap senyum di wajahku dan


berjalan ke laptop. Dan itu dia, menatapku dalam
warna hitam dan putih, menatapku dan menemukan
segala kurangku.

Aku berpura-pura membaca artikel, sepanjang waktu


membalas tatapan mantap abu-abunya, mencari foto
untuk memdapat petunjuk mengapa ia bukan pria
yang tepat untukku - katanya sendiri padaku. Dan
tiba-tiba, jadi jelas sekali. Dia terlalu tampan. kita

97
adalah kutub terpisah dan dari dua dunia yang sangat
berbeda. aku punya visi diriku sebagai Icarus terbang
terlalu dekat ke matahari dan jatuh dan terbakar
sebagai hasilnya. Kata-katanya masuk akal. Dia
bukan pria yang tepat untukku.

Inilah yang ia maksudkan, dan itu membuat


penolakannya lebih mudah diterima ... nyaris. Aku
bisa menerimanya. Aku paham.

"Sangat bagus Kate," ujarku. "Aku akan belajar." Aku


tidak akan memikirkan dia lagi untuk sekarang, aku
bersumpah pada diri sendiri, dan membuka catatan
revisiku, aku mulai membaca.

Hanya ketika aku di tempat tidur, mencoba untuk


tidur, aku membiarkan pikiranku melayang pada
pagiku yang aneh. Aku terus kembali ke kutipan 'aku
tidak melakukan yang namanya pacaran', dan aku
marah karena aku tidak menerkam informasi ini lebih
cepat, ketika aku masih dalam pelukannya secara
halus memintanya dengan setiap sel dari tubuhku
untuk menciumku. Dia mengatakan di sana dan saat
itu juga. Dia tidak menginginku sebagai pacar. Aku
berbaring menyamping. Iseng-iseng, aku bertanya-
tanya apakah mungkin dia hidup selibat? Aku
memejamkan mata dan mulai melayang. Mungkin dia
menunggu seseorang. Yah bukan untukmu, alam
bawah sadar kantukku melakukan tarikan akhir
padaku sebelum melepaskan diri pada mimpiku.

Dan malam itu, aku bermimpi tentang mata abu-abu,

98
pola berdaun dalam susu, dan aku berlari melalui
tempat-tempat gelap dengan jalur pencahayaan yang
menakutkan, dan aku tak tahu apakah aku berlari
menuju sesuatu atau menjauhinya ... itu tidak jelas.

***

Aku meletakkan penaku. Selesai. Ujian akhirku


sudah berakhir. Aku merasakan senyum puas
tersebar di wajahku. Ini mungkin pertama kalinya
sepanjang minggu aku sudah tersenyum. Ini Jumat,
dan kita akan merayakan malam ini, benar-benar
merayakannya. Aku bahkan mungkin mabuk! Aku
belum pernah mabuk sebelumnya. aku memandang
ke seberang aula olahraga pada Kate, dan dia masih
menulis dengan sibuk, lima menit sebelum akhir. Ini
dia, akhir karir akademisku. aku tidak akan pernah
duduk di deretan mahasiswa cemas dan terisolasi
lagi. Di dalam kepalaku, aku melakukan jungkir balik
anggun, memahami dengan sangat baik bahwa satu-
satunya tempat aku bisa melakukan jungkir balik
anggun hanya ada disana. Kate berhenti menulis dan
meletakkan pena ke bawah. Dia melirik ke arahku,
dan aku menangkap senyum puasnya juga.

kita kembali ke apartemen bersama-sama dalam


Mercedesnya, menolak untuk membahas tugas akhir
kita. Kate lebih peduli tentang apa yang akan dia
pakai ke bar malam ini. Aku sibuk merogoh tas untuk
mencari kunci.

99
Mengapa engkau tidak bilang padaku ada
bahaya? Mengapa engkau tidak
memperingatkanku?

Para wanita tahu apa yang harus mereka jaga,


karena mereka membaca novel-novel yang
mengatakan pada mereka tipuan-tipuan ini ...

"Ana, ada paket untukmu." Kate berdiri di tangga ke


pintu depan memegang bungkusan kertas cokelat.
Aneh. Aku tidak memesan apapun dari Amazon baru-
baru ini.

Kate memberiku bungkusan dan mengambil kunciku


untuk membuka pintu depan. Ini ditujukan kepada
Miss Anastasia Steele. Tak ada alamat atau nama
pengirim. Mungkin itu dari ibuku atau Ray.

"Mungkin dari keluargaku."

"Bukalah!" Kate sangat tertarik saat ia menuju ke


dapur untuk mengambil Champagne.

aku membuka bungkusan itu, dan di dalamnya aku


menemukan kotak terbuat dari separuh kulit berisi
tiga buku yang tertutup kain yang tampaknya identik
dengan kain tua dalam kondisi sempurna dan kartu
putih polos. Ditulis di satu sisi, dengan tinta hitam
dengan tulisan tangan bersambung rapi, adalah:

Aku mengenali kutipan dari Tess. Aku tertegun

100
dengan ironi saat aku baru saja menghabiskan tiga
jam menulis tentang novel-novel Thomas Hardy di
ujian akhirku. Mungkin tak ada ironi ... mungkin itu
disengaja. aku memeriksa buku dengan teliti, tiga
volume Tess of the D'Urbervilles. aku membuka
penutup depan. Ditulis dalam huruf tua di plat depan
adalah:

'London: Jack R. Osgood, McIlvaine dan Co, 1891.'

Ya tuhan - ini adalah edisi pertama. Buku-buku ini


pasti bernilai tinggi, dan aku segera tahu siapa yang
mengirimnya. Kate ada di bahuku menatap buku-
buku itu. Dia mengambil kartunya.

"Edisi Pertama," bisikku.

"Tidak" Mata Kate melebar seperti tak percaya.


"Grey?"

Aku mengangguk.

"Tak mungkin orang lain, pasti dia."

"Apa maksud kartu ini?"

"aku tidak tahu. aku pikir itu peringatan - sejujurnya


dia terus memperingatkanku. Aku tak tahu mengapa.
Aku tidak menggedor pintunya setiap saat" Aku
mengerutkan kening.

"Aku tahu kau tak ingin membicarakan tentang dia,

101
Ana, tapi dia serius suka kamu. Memperingatan atau
tidak. "

Aku tidak membiarkan diriku menggerutu tentang


Grey Christian selama seminggu terakhir. Oke ... jadi
mata abu-abunya masih menghantui mimpiku, dan
aku tahu itu akan butuh waktu sangat lama untuk
menghapus sentuhan tangannya di tubuhku dan
aromanya dari otakku. Mengapa dia mengirimkan ini?

Dia mengatakan kepadaku bahwa aku tidak tepat


baginya.

"Aku telah menemukan satu edisi pertama Tess dijual


di New York seharga $ 14.000. Tapi punyamu dalam
kondisi jauh lebih baik. Buku ini pasti berharga lebih
mahal lagi" Kate sedang berkonsultasi dengan baik
temannya: Google.

"Kutipan ini - Tess mengatakan kepada ibunya


setelah Alec D'Urberville telah melakukan sesuatu
yang jahat dengan dia"

"Aku tahu," renung Kate. "Apa yang coba dia


sampaikan?"

"aku tak tahu, dan aku tidak peduli. aku tak bisa
menerima ini dari dia. Aku akan mengirimnya
kembali dengan kutipan sama membingungkannya
dari bagian tak jelas dari buku ini. "

"Cacian dimana Malaikat Clare bilang minggatlah?"

102
Tanya Kate dengan wajah benar-benar datar.

"Ya, cacian itu." aku tertawa. Aku suka Kate, dia


begitu setia dan mendukung. Aku mengepak ulang
buku-buku itu dan meninggalkannya di meja makan.
Kate mengulurkan segelas sampanye.

"Untuk selesainya ujian dan kehidupan baru kita di


Seattle," dia menyeringai.

"Untuk selesainya ujian, kehidupan baru kita di


Seattle, dan hasil yang sangat baik." Kita
menyentuhkan gelas satu sama lain dan minum.

***

Barnya bising dan sibuk, penuh dengan mahasiswa


yang akan segera lulusan untuk segera menganggur.
José bergabung dengan kita. Dia akan lulus satu
tahun lagi, tapi dia dalam mood untuk party dan
membuat kita masuk kesemangat kebebasan baru
dengan membeli satu pitcher margarita bagi kita
semua. Saat aku minum gelas kelimaku, aku tahu ini
bukan ide yang bagus setelah minum sampanye.

"Jadi apa sekarang Ana?" José berteriak padaku


mengatasi kebisingan.

"Kate dan aku akan pindah ke Seattle. Orang tua


Kate telah membeli sebuah kondominium di sana
untuknya. "

103
"Dios mio, bagaimana orang lainnya hidup. Tapi kau
akan kembali untuk pertunjukanku. "

"Tentu saja, José, aku tidak akan melewatkannya."


Aku tersenyum, dan ia melingkarkan tangannya di
pinggangku dan menarikku mendekat.

"Ini sangat berarti bagiku jika kau datang pada


acaraku Ana," bisiknya di telingaku. "Margarita lagi?"

"José Luis Rodriguez - apa kau mencoba membuatku


mabuk? Karenaku pikir itu berhasil."

Aku tertawa. "aku pikir lebih baik aku minum bir.


Aku akan pergi mengambil pitcher buat kita. "

"Tambah minumannya, Ana!" Kate berteriak.

Kate bersama cowok yang berperawakan sebesar sapi.


Lengan Kate diatas pundak Levi, salah satu
mahasiswa sesama jurusan Inggris dan fotografer di
koran mahasiswanya. Dia menyerah mengambil foto
dari kemabukan yang mengelilingi dia. Matanya
hanya tertuju pada Kate. Dia mengenakan kitasol
kecil, celana jins ketat, dan sepatu hak tinggi, rambut
disanggul tinggi dengan sulur-sulur menjuntai ke
bawah dengan lembut di sekitar wajahnya, dandanan
menakjubkan yang biasa untuknya. Aku, hanya pakai
Converse dan t-shirt tipe cewek, tapi aku mengenakan
celana jinsku yang paling bagus. Aku melepaskan diri
dari José dan bangkit dari meja kita. Whoa. Kepalaku
berputar. aku harus berpegangan bagian belakang

104
kursi. Tequila berbasis Koktail bukan ide yang bagus.

Aku berjalan ke bar dan memutuskan bahwa aku


harus ke ruang rias sementara aku masih bisa berdiri.
Ide bagus, Ana. Aku terhuyung-huyung melewati
kerumunan. Tentu saja, ada antrian, tapi setidaknya
itu tenang dan sejuk di koridor. Aku meraih ponselku
untuk meringankan kebosanan mengantri. Hmm ...
Siapa yang yang terakhirku telpon? Apakah José?
Sebelum itu ada nomor yang tak kukenali. Oh ya.
Grey, aku pikir ini adalah nomor teleponnya. Aku
tertawa. Aku tak tahu jam berapa sekarang, mungkin
aku akan membangunkannya. Mungkin ia dapat
memberitahuku mengapa dia mengirimkan buku-
buku itu dan pesan samar. Jika dia ingin aku
menjauh, ia seharusnya tidak menggangguku. Aku
menekan seringai mabukku dan menekan panggilan
otomatis. Dia menjawab pada dering kedua.

"Anastasia?" Dia sepertinya terkejut mendengar


suaraku. Nah, terus terang, aku juga heran aku
meneleponnya.

Lalu otakku yang bingung segera sadar ... bagaimana


dia tahu ini aku?

"Kenapa kau mengirimkan aku buku?" Cercaku


padanya.

"Anastasia, kau oke? kau kedengarnya aneh"


Suaranya penuh perhatian.

105
"aku bukan orang anehnya, kau orangnya," Tuduhku.
Nah - yang bilang padanya, keberanianku didorong
oleh alkohol.

"Anastasia, kau minum?"

"Apa pedulimu?"

"Aku - ingin tahu. Dimana kau?"

"Di sebuah bar."

"Bar mana?" Dia terdengar putus asa.

"Sebuah bar di Portland."

"Bagaimana kau pulang?"

"Aku akan menemukan caranya." Pembicaraan ini


tidak seperti yang aku harapkan.

"Bar apa namanya?"

"Kenapa kau mengirimkanku buku, Christian?"

"Anastasia, di mana kau, katakan sekarang." Nada


suaranya begitu, sangat diktator, gila kontrol seperti
biasanya. Aku membayangkan dia sebagai sutradara
film jadul memakai celana menunggang kuda,
memegang megafon kuno dan cambuk kuda.
Gambaran ini membuatku tertawa terbahak-bahak.

106
"Kau begitu...mendominasi" aku tertawa kecil.

"Ana, membantulah aku, di manakah kau?"

Christian Grey menyumpahiku. Aku tertawa lagi.


"aku di Portland ... itu jauh dari Seattle."

"Portland sebelah mana?"

"Selamat malam, Christian."

"Ana!"

aku menutup telepon. Ha! Meskipun ia tidak


memberitahuku tentang buku itu. Aku mengerutkan
kening. Misi tidak tercapai. aku benar-benar lumayan
mabuk - kepalaku berputar tidak nyaman saat aku
masuk antrian. Yah, tujuan dari ini adalah untuk
mabuk. aku telah berhasil. Inilah rasanya - mungkin
bukan pengalaman untuk diulang kembali. Barisan
ini telah bergerak, dan sekarang giliranku. Aku
menatap kosong pada poster di belakang pintu toilet
yang menganjurkan kebaikan seks yang aman. Ya
ampun, apa barusan aku menelpon Christian Grey?
Sial. HPku berdering dan itu membuatku melompat.
Aku menjerit kaget.

"Hai," aku bicara takut-takut ke telepon. aku tidak


memperhitungkan hal ini.

"Aku datang untuk menjemputmu," katanya dan


menutup telepon. Hanya Christian Grey yang bisa

107
terdengar begitu tenang dan begitu mengancam pada
saat yang sama.

Ya tuhan. Aku menarik keatas celana jeansku.


Jantungku berdebar-debar. Datang untuk
menjemputku? Oh tidak. Aku mau muntah ... tidak ...
Aku baik-baik saja. Tunggu dulu. Dia hanya bermain-
main dengan kepalaku. aku tidak mengatakan di
mana aku berada. Dia tak akan menemukanku di sini.
Selain itu butuh waktu berjam-jam untuk sampai ke
sini dari Seattle, dan kita sudah lama pergi saat itu.
Aku mencuci tangan dan memeriksa wajahku di
cermin.

aku terlihat memerah dan sedikit tidak fokus. Hmm


... tequila.

Aku menunggu di bar sepertinya lama sekali untuk


dapat satu pitcher bir dan akhirnya kembali ke meja.

"Kau sudah pergi begitu lama." Kate menegurku. "Di


mana kau?"

"aku antri di kamar kecil."

José dan Levi sedang berdebat panas tentang tim


bisbol lokal kita. José berhenti dalam omelannya
untuk menuangkan bir pada kita semua, dan aku
meneguk dengan rakus.

"Kate, aku lebih baik keluar sebentar buat menghirup


udara segar."

108
"Ana, kau benar-benar kelas ringan."

"Aku akan kembali dalam lima menit."

Aku berjalan melewati kerumunan orang lagi. Aku


mulai merasa mual, kepalaku berputar tidak nyaman,
dan kakiku sedikit goyah. Lebih goyah dari biasanya.

Minum di udara malam dingin di tempat parkir


membuatku menyadari betapa mabuknya aku.

Pandanganku mulai terpengaruh, dan aku benar-


benar melihat segala sesuatu menjadi dua seperti di
film kartun Tom and Jerry. Aku pikir aku akan
muntah. Mengapa aku membiarkan diriku seperti ini?

"Ana," José telah bergabung denganku. "kau baik-baik


saja?"

"aku pikir aku terlalu banyak minum." Aku


tersenyum lemah padanya.

"Aku juga," bisiknya, dan mata gelapnya


mengamatiku dengan penuh perhatian. "Apakah kau
perlu bantuan?" Dia bertanya dan melangkah lebih
dekat, menempatkan lengannya di tubuhku.

"José Aku tak apa-apa. Aku bisa berdiri" aku mencoba


dan mendorongnya dengan agak lemah.

"Ana, ayolah," ia berbisik, dan sekarang dia

109
memegangku dalam pelukannya, menarikku lebih
dekat.

"José, apa yang kau lakukan?"

"Kau tahu aku menyukaimu Ana, kumohon."


Tangannya yang satu ada di punggungku, yang
lainnya di daguku mendongakkan kepalaku. Ya
ampun ... dia akan menciumku. "Tidak José,
berhenti...tidak." aku mendorongnya, tapi dia seperti
dinding otot yang keras, dan aku tak bisa menggeser
dia.

Tangannya telah tergelincir ke rambutku, dan dia


memegang kepalaku.

"Ayolah, Ana, cariña," ia berbisik didepan bibirku.


Napasnya lembut dan bau terlalu manis - dari
margarita dan bir. Dia menjatuhkan ciuman
sepanjang rahangku sampai ke sisi mulutku. aku
merasa panik, mabuk, dan tak terkendali. Perasaan
itu membuatku seperti tercekik.

"José, tidak," aku memohon. aku tidak menginginkan


ini. Kau adalah temanku, dan aku pikir aku akan
muntah. "Aku pikir wanita itu mengatakan tidak."
Sebuah suara dalam kegelapan berkata pelan. Ya
ampun! Christian Grey, dia ada di sini. Bagaimana
bisa? José melepaskanku.

"Grey," katanya singkat. Aku melirik cemas ke arah


Christian. Dia menatap tajam José, dan dia marah.

110
Sial. Perutku bergejolak, dan aku membungkuk,
tubuhku tidak lagi bisa mentolerir alkohol, dan aku
muntah dengan hebat ke tanah.

"Ugh - Dios mio, Ana!" José melompat mundur dengan


jijik. Gray meraih rambutku dan menariknya keluar
dari jalur semburan dan dengan lembut menuntunku
ke petak bunga di tepi tempat parkir. Aku perhatikan,
dengan rasa syukur yang mendalam, bahwa disini
relatif gelap.

"Jika kau mau muntah lagi, lakukan di sini. Aku akan


memegangimu" Satu lengannya ada di bahuku - yang
satunya memegang rambutku dengan ekor kuda
darurat ke punggungku menjauhkan dari wajahku.
Aku mencoba dengan canggung untuk mendorong dia
pergi, tapi aku muntah lagi ... dan lagi. Oh sialan...

Berapa lama ini akan berlangsung? Bahkan ketika


sudah kosong dan tidak ada yang keluar, muntahan
kering yang mengerikan melanda tubuhku. Aku
bersumpah dalam hati bahwa aku tidak akan pernah
minum lagi. Ini terlalu mengerikan untuk dikatakan.
Akhirnya, berhenti.

Tanganku bertumpu pada dinding bata dari bedeng


bunga, hampir tidak kuat menyangga - muntah
dengan deras itu melelahkan. Grey menarik
tangannya dariku dan mengangsurkan padaku
saputangan.

Hanya dia yang punya saputangan linen

111
bermonogram yang baru dicuci, CTG. Aku tidak tahu
kau masih bisa membeli ini. Samar-samar aku ingin
tahu apa arti singkatan huruf T ketika menyeka
mulutku. Aku tidak bisa untuk menatapnya. Aku
dibanjiri dengan rasa malu, jijik dengan diriku
sendiri. Aku ingin ditelan oleh azalea di petak bunga
dan di mana saja kecuali disini. José masih ada dekat
pintu masuk bar, mengamati kita. Aku merintih dan
menutupi wajahku. Ini pasti menjadi momen terburuk
dari hidupku. Kepalaku masih berputar saat aku
mencoba untuk mengingat saat yang lebih buruk
dibanding saat ini - dan aku hanya bisa mengingat
penolakan Christian - dan ini begitu, begitu banyak
nuansa gelap dalam hal penghinaan. Aku mengambil
risiko mengintip dia. Dia menatap ke arahku,
wajahnya tenang, tak memberikan tanda apapun.
Berbalik, aku melirik José yang dia juga terlihat
cukup malu dan seperti aku, terintimidasi oleh Grey.
Aku memelototi dia. aku memiliki beberapa pilihan
kata untuk apa yang disebut teman aku, tidak ada
yang aku bisa ulang di depan Christian Gray CEO.
Ana dengan siapa kau bercanda, dia barusan
melihatmu terlempar ke tanah dan masuk kedalam
tanaman lokal. Tak ada yang menyamarkan
kekuranganmu dari perilaku wanita terhormat.

"Aku akan emm ... bertemu denganmu di dalam," José


bergumam, tapi kita berdua mengabaikan dia, dan dia
ngeloyor kembali ke dalam gedung. Aku sendirian
dengan Grey. Dobel sialan. Apa yang harus
kukatakan padanya?

112
Minta maaf untuk panggilan teleponku.

"Maaf," aku bergumam, menatap sapu tangan yang


aku genggam dengan khawatir dengan jariku. Ini
sangat lembut.

"Apa yang kau sesalkan Anastasia?"

Oh sial, dia ingin menyiksaku dengan pertanyaannya.

"Terutama panggilan telponku, menjadi mabuk. Oh,


dan seterusnya, "bisikku, merasakan kulitku
meningkat warnanya. Tolong, bisakah aku mati
sekarang?

"Kita semua berada di sini, mungkin tidak sebegitu


dramatis seperti kau," katanya datar. "Ini tentang
mengetahui batasmu, Anastasia. Maksudku, aku
orang yang suka mendorong sampai batas, tapi
sungguh ini tak ada apa-apanya. Apa kau membuat
kebiasaan berperilaku semacam ini? "

Kepalaku berdengung karena kelebihan alkohol dan


rasa risih. Apa hubungannya dengan dia? aku tidak
mengundang dia di sini. Dia terdengar seperti pria
paruh baya memarahiku seperti anak yang bersalah.
Sebagian dari diriku ingin mengatakan, jika aku ingin
mabuk setiap malam seperti ini, maka itu
keputusanku dan tidak ada hubungannya dengan dia
- tapi aku tidak cukup berani. Tidak sekarang ketika
aku barusan muntah di depannya. Kenapa dia masih
berdiri di sana?

113
"Tidak," kataku menyesal. "Aku belum pernah mabuk
sebelum dan sekarang aku tidak punya keinginan
untuk mengulangnya lagi."

Aku hanya tidak paham mengapa dia ada di sini. Aku


mulai merasa lemas. Ia melihatku goyah dan
meraihku sebelum aku jatuh dan menarikku dalam
pelukannya, memelukku dekat dengan dadanya
seperti anak kecil.

"Ayolah, aku akan mengantarmu pulang," bisiknya.

"aku perlu memberitahu Kate." lagi-lagi...aku dalam


pelukannya.

"Saudaraku dapat memberitahu dia."

"Apa?"

"Saudaraku Elliot sedang berbicara dengan Miss


Kavanagh."

"Oh?" aku tidak mengerti.

"Dia bersamaku saat kau menelepon."

"Di Seattle?" Aku bingung.

"Tidak, aku menginap di the Heathman."

Masih? Mengapa?

114
"Bagaimana kau menemukan aku?"

"Aku melacak ponselmu, Anastasia."

Oh, tentu saja seperti itu. Bagaimana itu mungkin?


Apakah itu legal? penguntit, bisikan bawah sadarku
melalui awan tequila yang masih mengambang di
otakku, tapi entah bagaimana, karena itu dia, aku
tidak keberatan.

"Apa kau bawa jaket atau tas?"

"Err ... ya, aku kesini membawa keduanya. Tolong,


aku perlu memberitahu Kate. Dia akan khawatir"
mulut ditarik menjadi garis keras, dan dia mendesah
berat.

"Jika kau memaksa."

Dia menetapkanku, dan, menarik tanganku,


membawaku kembali ke bar. Aku merasa lemah,
masih mabuk, takut, lelah dan pada tingkat yang
aneh merasa senang luarbiasa. Dia mencengkeram
tanganku - seperti jalur emosi yang membingungkan.
Aku perlu setidaknya seminggu untuk memproses
semuanya ini.

Ini berisik, berdesakan, dan musik sudah mulai


sehingga ada banyak orang di lantai dansa. Kate tak
ada di meja kita, dan José telah menghilang. Levi
tampak bingung dan sedih sendiri "Di mana Kate?"

115
Aku berteriak pada Levi mengatasi kebisingan.
Kepalaku mulai terasa dipukul seiring irama bass.

"Menari," Levi berteriak, dan aku bisa bilang bahwa


dia marah. Dia melirik Christian dengan curiga.

Aku berusaha memakai jaket hitamku dan


menempatkan tas kecilku dipundak sehingga
menempel dipinggulku. Aku siap untuk pergi, begitu
aku telah melihat Kate.

"Dia di lantai dansa," aku menyentuh lengan


Christian dan berteriak ke atas di telinganya,
menggesek rambutnya dengan hidungku, bau bersih,
bau segar. Oh. Semua perasaan asing terlarang yang
telah aku coba untuk menolak muncul dan mengamuk
melalui tubuh lemahku. Aku memerah, dan pada
suatu tempat yang dalam, dalam di ototku menegang
nikmat.

Dia memutar matanya ke arahku dan meraih


tanganku lagi dan membawa aku ke bar. Dia dilayani
dengan segera, tidak ada kata menunggu untuk
Mr.'gila-kontrol' Grey. Apakah segala sesuatu datang
begitu mudah padanya? aku tidak bisa mendengar
apa yang dia pesan. Dia mengulurkan gelas yang
sangat besar berisi air es.

"Minumlah," Dia meneriakkan perintahnya padaku.

Lampu-lampu yang bergerak memutar dan berubah


ketika mengiringi musik memunculkan cahaya

116
berwarna aneh dan membayangi seluruh bar dan
orang didalamnya. Dia bergantian warna menjadi
hijau, biru, putih, dan merah setan. Dia
memperhatikanku dengan penuh perhatian. Aku
meneguk air dengan hati-hati.

"Semuanya," teriak dia.

Dia begitu sombong. Tangannya menyisir rambut


acak-acakannya. Dia tampak frustrasi, marah. Apa
masalahnya? Selain gadis mabuk konyol
meneleponnya di tengah malam sehingga dia pikir dia
perlu diselamatkan. Dan ternyata dia perlu
diselamatkan dari seorang teman yang tergila-gila
padanya. Kemudian melihat dia menjadi muntah
dengan payah di kakinya. Oh Ana ... yang kau akan
hidup dengan ini? Bawah sadarku secara kiasan
berdecak dan memelototiku. Aku bergoyang sedikit,
dan ia meletakkan tangannya di bahuku untuk
menstabilkan tubuhku. Aku melakukan apa yang dia
bilang dan minum semuanya. Itu membuatku merasa
mual. Mengambil gelas dariku, ia meletakkannya di
bar. Aku melihat secara kabur apa yang dia
mengenakan; kemeja linen longgar putih, celana jeans
nyaman, sepatu Converse hitam, dan jaket bergaris-
garis gelap. Kancing kemejanya terbuka di bagian
atas, dan aku melihat rambut tersebar di sela-
selanya. Dalam bingkai pikiran gugupku, dia terlihat
lezat.

Dia mengambil tanganku sekali lagi. Ya tuhan - ia


membawaku ke lantai dansa. Sial.

117
aku tidak suka menari. Dia bisa merasakan
keenggananku, dan di bawah lampu warna-warni,
aku dapat melihat senyum geli, sedikit sinis. Dia
memberikan tarikan tajam di tanganku, dan aku
dalam pelukannya lagi, dan dia mulai bergerak,
membawaku dengan dia. Oh, dia bisa menari, dan aku
tidak percaya bahwa aku mengikuti setiap langkah
demi langkahnya. Mungkin karena aku mabuk hingga
aku bisa mengikutinya. Dia memelukku erat-erat
didekapannya, tubuhnya menempel tubuhku ... jika
dia tidak mencengkeramku begitu erat, aku yakin aku
akan pingsan di depannya. Di belakang pikiranku,
peringatan ibuku yang sering dia ucapkan datang
padaku: Jangan pernah percaya seorang pria yang
bisa menari.

Dia membawa kita melalui kerumunan ramai penari


ke sisi lain dari lantai dansa, dan kita ada di samping
Kate dan Elliot, saudara Christian. Musik yang
berdetak keras dan curiga diluar dan didalam
kepalaku. Aku terkesiap. Kate mengeluarkan
jurusnya. Dia menggoyang pantatnya, dan dia hanya
melakukan itu apabila dia menyukai seseorang.
Benar-benar menyukai seseorang. Ini berarti akan
ada kita bertiga sewaktu sarapan pagi besok. Kate!

Christian membungkuk dan berteriak di telinga


Elliot. Aku tidak bisa mendengar apa yang dia
katakan. Elliot tinggi dengan bahu lebar, rambut
pirang keriting, dan mata bersinar jahat berkilauan.
Aku tidak bisa mengatakan warnanya di bawah

118
sorotan lampu. Elliot menyeringai, dan menarik Kate
ke dalam pelukannya, yang mana ia dengan senang
hati menjadi ... Kate! Bahkan dalam keadaan
mabukku, aku terkejut. Dia baru saja bertemu
dengannya. Dia mengangguk pada apa pun yang
Elliot katakan dan menyeringai padaku dan
melambaikan tangan. Christian menarik kita
menjauh dari lantai dansa dalam waktu cepat.

Tapi aku tak sempat bicara padanya. Apa dia baik-


baik saja? Aku bisa mengira menuju kemana akhirnya
mereka berdua. Aku perlu menguliahi dia tentang
seks yang aman. Di bagian belakang pikiranku, aku
berharap dia membaca salah satu poster di belakang
pintu toilet. Pikiranku saling bertabrakan dalam
otakku, melawan mabuk, rasanya berputar. Ini sangat
hangat di sini, begitu bising, begitu penuh warna -
terlalu terang. Kepalaku mulai berputar, oh tidak ...
dan aku bisa merasakan lantai sepertinya mendekati
wajahku atau apa yang kurasakan semacam itu.

Hal terakhir yang aku dengar sebelum aku pingsan


dalam pelukan Christian Grey adalah umpatan
kerasnya.

"Brengsek!"

119
Ini sangat tenang. Tak ada cahaya. Aku nyaman dan
hangat, di ranjang ini. Hmm ... aku membuka
mataku, dan untuk sesaat, aku hening dan tenang,
menikmati lingkungan asing yang tidak dikenal. Aku
tak tahu dimana aku berada. Sandaran kepala
ranjang di belakangku berbentuk matahari besar. Ini
sedikit aneh. Ruangan besar yang lapang dan mewah
dihias warna cokelat dan emas dan krem. Aku pernah
melihat itu sebelumnya. Dimana? Otakku bingung
berusaha mencari ingatan visual. Ya ampun. Aku di
hotel Heathman ... dalam kamar suite. Aku pernah
berdiri di ruangan yang mirip dengan ini bersama
Kate. Ini terlihat lebih besar. Oh sial. Aku di suite
Christian Grey. Bagaimana aku sampai di sini?

Kenangan samar dari malam sebelumnya datang


perlahan-lahan kembali menghantuiku. Minum-
minum, oh tidak, panggilan telepon, muntah-muntah.
José dan kemudian Christian. Oh tidak. Aku menjerit
ngeri dalam hati. Aku tak ingat datang ke sini.

Aku memakai t-shirt, bra, dan celana dalam. Tanpa


kaus kaki. Tanpa jeans. Ya ampun.

Aku melirik meja di samping rajang. Di atasnya


adalah segelas jus jeruk dan dua tablet. Advil.

Meskipun dia gila kontrol, dia memikirkan semuanya.


Aku duduk dan mengambil tablet. Sebenarnya, aku
tidak merasa terlalu pusing, mungkin jauh lebih baik
daripada yang pantas aku rasakan. Jus jeruk rasanya
nikmat sekali.

120
Minuman ini penghapus dahaga dan menyegarkan.
Tak ada yang bisa mengalahkan jus jeruk segar untuk
memulihkan mulut yang kering.

Ada ketukan di pintu. Jantungku seperti melompat ke


dalam mulutku, dan aku tidak bisa menemukan
suaraku. Dia tetap membuka pintu dan berjalan
masuk.

Dia barusan berolah raga. Dia memakai di celana


training abu-abu yang longgar dan singlet abu-abu,
yang gelap dengan keringat, seperti rambutnya.
Keringat Christian Grey, pikiran itu memyebabkan
sesuatu yang aneh bagiku. Aku mengambil napas
panjang dan memejamkan mata. Aku merasa seperti
anak umur dua tahun, jika aku menutup mata maka
aku tidak benar-benar ada di sini.

"Selamat pagi, Anastasia. Bagaimana perasaanmu? "

Oh tidak.

"Lebih baik dari yang pantas kurasakan," gumamku.

Aku mengintip ke arahnya. Dia menempatkan tas


belanja besar di kursi dan menggenggam setiap ujung
handuk yang ia tarus di lehernya. Dia menatapku,
mata abu-abu gelap, dan seperti biasa, aku tidak tahu
apa yang dia pikirkan. Dia menyembunyikan pikiran
dan perasaannya dengan baik.

121
"Bagaimana aku sampai di sini?" Suara aku kecil,
menyesal.

Dia mendekat dan duduk di tepi ranjang. Dia cukup


dekat bagiku untuk kusentuh, bagiku untuk cium bau
tubuhnya. Ya... keringat dan body wash dan
Christian, itu koktail yang memabukkan ... - Jauh
lebih baik daripada margarita, dan sekarang aku
dapat berbicara dari pengalaman.

"Setelah pingsan, aku tidak ingin mengambil risiko


jok kulit di mobilku bisa membawamu ke
apartemenmu. Jadi aku membawa kau di sini,
"katanya.

"Apakah kau menempatkanku ke ranjang?"

"Ya." Wajahnya tanpa ekspresi.

"Apakah aku muntah lagi?" Suaraku lebih tenang.

"Tidak"

"Apakah kau menanggalkan pakaianku?" Bisikku.

"Ya." Dia mengangakat alis saat aku memerah.

"Kami tidak...," aku berbisik, mulutku pengeringan


ngeri dan malu karena aku tidak dapat
menyelesaikan pertanyaan. Aku menatap tanganku.

"Anastasia, kamu koma. Necrophilia bukan

122
kesenanganku. Aku suka wanita hidup dan mau
menerima, "katanya datar.

"Aku minta maaf."

Mulutnya mengangkat sedikit pada tersenyum kecut.

"Itu adalah malam yang sangat mengasyikkan. Tidak


akan aku lupakan untuk sementara."

Aku pun tidak - oh dia menertawakanku, bajingan itu.


Aku tidak memintanya untuk datang dan
menjemputku.

Entah bagaimana aku telah dibuat merasa seperti


penjahat seutuhnya.

"kau tidak perlu melacakku dengan apapun alat


James Bond mu yang sedang kau kembangkan untuk
penawar tertinggi," kataku keras. Dia menatapku,
terkejut, dan jika aku tidak salah, sedikit terluka.

"Pertama, teknologi untuk melacak ponsel tersedia


melalui Internet. Kedua, perusahaanku tidak
berinvestasi atau memproduksi segala jenis perangkat
pengintai, dan ketiga, jika aku tidak menjemputmu,
kau mungkin akan terbangun di ranjang si fotografer
itu, dan dari apa yang aku ingat, kau tidaklah terlalu
antusias pada pendekatannya, "katanya ketus.

Pendekatannya! Aku melirik Christian, dia


menatapku, mata abu-abunya berkobar, tersinggung.

123
Aku mencoba untuk menggigit bibirku, tapi aku gagal
untuk menekan tawaku.

"Dari kronikel abad pertengahan mana kau melolos


diri?" aku tertawa. "kau terdengar seperti seorang
ksatria istana."

Suasana hatinya tampak berubah. Matanya


melembutkan dan menghangatkan ekspresinya, dan
aku melihat jejak senyum di bibir indahnya.

"Anastasia, aku pikir bukan itu. Ksatria kegelapan


mungkin." Senyumnya sinis, dan dia menggeleng.
"Apakah kau makan tadi malam?" Nada menuduh.
Aku menggelengkan kepala. Pelanggaran besar apa
yang telah aku lakukan sekarang? otot rahangnya
mengencang, tapi wajahnya tetap tanpa ekspresi.

"Kau harus makan. Itulah mengapa kau begitu sakit.


Jujur Anastasia, itu peraturan minum nomor satu. "
Tangannya menjelajahi rambutnya, dan aku tahu itu
karena dia putus asa.

"Apakah kau akan terus memarahiku?"

"Apa itu yang aku lakukan?"

"Sepertinya begitu."

"Kau beruntung aku hanya memarahimu."

"Apa maksudmu?"

124
"Yah, jika kau adalah milikku, kau tidak akan bisa
duduk selama seminggu setelah aksi yang kau
lakukan kemarin. kau tidak makan, kau mabuk, kau
menempatkan diri pada situasi penuh risiko." Dia
menutup matanya, perasaan takut tergores di
wajahnya yang tampan, dan ia sedikit gemetar.
Ketika Ia membuka matanya, dia melotot ke arahku.
"Aku benci memikirkan apa yang bisa terjadi
padamu."

Aku cemberut ke arahnya. Apa masalahnya? Jika aku


adalah miliknya ... tapi aku tidak. Meskipun
mungkin, sebagian dari diriku ingin seperti itu.
Pikiran itu menembus rasa risihku yang kurasa pada
kata sewenang-wenangnya. Aku tersipu pada alam
bawah sadarku yang keras kepala - dia melakukan
tarian gembira dengan rok hula merah
membayangkan menjadi miliknya.

"Aku akan baik-baik saja. Aku bersama Kate."

"Dan si fotografer?" Bentak dia padaku.

Hmm ...si muda José. Aku harus menghadapinya pada


suatu saat.

"José hanya keluar jalur." Aku mengangkat bahu.

"Yah, pada saat dia keluar jalur lagi, mungkin


seseorang harus mengajarinya sopan santun."

125
"kau cukup disiplin," aku mendesis padanya.

"Oh, Anastasia, kau tidak tahu." Matanya sempit, dan


kemudian dia menyeringai jahat. Ini
membingungkan. Satu saat, aku bingung dan marah,
berikutnya aku menatap senyum indahnya.

Wow ... aku terpesona, dan itu karena senyumnya pun


sangat jarang. Aku cukup lupa apa yang ia bicarakan.

"Aku akan mandi. Kecuali kau ingin mandi


dulu?"Kepalanya miring ke satu sisi, masih
menyeringai. Detak jantungku jadi meningkat, dan
medula oblongata di otakku telah lupa
memerintahkan sinapsis untuk membuatku bernapas.
Senyumnya melebar, dan dia meraih dan mengelus
pipiku dengan ibu jarinya dan seluruh bibir bawahku.

"Bernafas, Anastasia," bisiknya dan bangkit. "Sarapan


akan tiba di sini lima belas menit.

"Kau pasti kelaparan" Dia menuju ke kamar mandi


dan menutup pintu.

Aku mengembuskan yang sudah lama kutahan.


Kenapa dia begitu menarik? Saat ini aku ingin ikut
dan bergabung dengannya di kamar mandi. aku tidak
pernah merasa seperti ini kepada siapapun.
Hormonku mengalir kencang. Kulitku merinding
mana ibu jarinya menelusuri wajah dan bibir
bawahku.

126
Aku merasa seperti menggeliat dengan kebutuhan,
pegal ... tidak nyaman. Aku tidak mengerti reaksi ini.

Hmm ... gairah. Ini adalah gairah. Jadi ini rasanya.

Aku berbaring pada bantal lembut berisi bulu. 'Jika


kau adalah milikku. Oh - apa yang akan aku lakukan
untuk menjadi miliknya? Dia satu-satunya pria yang
pernah membuat darah ditubuhku berpacu. Namun,
dia begitu antagonis juga; dia orang yang sulit, rumit,
dan membingungkan. Satu menit dia menampikku,
berikutnya dia mengirimkan aku buku seharga empat
belas ribu dolar, kemudian dia melacakku seperti
penguntit.

Dan dari semua itu, aku telah menghabiskan malam


di kamar hotelnya, dan aku merasa aman. Dilindungi.
Ia cukup peduli untuk datang dan menyelamatkanku
dari salah memahami bahaya. Dia bukan seorang
ksatria gelap sama sekali, tetapi seorang ksatria putih
berbaju besi yang mengkilat dan mempesona -
pahlawan romantis klasik - Sir Gawain atau Lancelot.

Aku merayap dari ranjangnya panik mencari celana


jeansku. Dia muncul dari kamar mandi basah dan
berkilau dari shower, masih belum bercukur, hanya
dengan handuk di pinggang, dan di sini aku - kaki
telanjang dan canggung. Dia terkejut melihat aku
keluar dari ranjang.

"Jika kau sedang mencari jeansmu, aku telah


mengirim mereka ke binatu." Tatapannya seperti

127
obsidian gelap. "Mereka terpercik dengan muntahmu."

"Oh." aku tersipu memerah. Mengapa oh mengapa ia


selalu menangkapku pada kondisi yang terburuk?

"Aku mengirim Taylor keluar untuk mencari jeans


dan juga sepasang sepatu. Ada di tas di kursi. "

Pakaian bersih. Bonus yang tak terduga.

"Um ... Aku harus mandi," aku bergumam. "Terima


kasih." Apa lagi yang bisa aku katakan? Aku ambil
tas dan melesat ke kamar mandi jauh dari Christian
yang nyaris telanjang. Patung David karya
Michelangelo tidak ada apa-apanya dibanding dia.

Di kamar mandi, semua panas dan beruap dari mana


dia barusan mandi. Aku menanggalkan pakaianku
dan dengan cepat masuk ke shower ingin segera
berada di bawah aliran air. Ini seperti air terjun di
atasku, dan aku mengangkat wajahku menerima
pancuran yang nyaman. aku menginginkan Christian
Gray. Aku sangat menginginkan dia. Kenyataan yang
sederhana. Untuk pertama kalinya dalam hidupku,
aku ingin tidur dengan seorang pria. Aku ingin
merasakan tangan dan mulutnya padaku.

Dia mengatakan dia suka wanita yang sadar. Jadi dia


mungkin tidak selibat. Tapi dia tidak melontarkan
rayuan padaku, tidak seperti Paul atau José. aku tak
mengerti. Apakah dia menginginkan aku? Dia tidak
menciumku minggu lalu. Apakah aku tidak menarik

128
untuknya? Namun, aku di sini dan dia membawaku
ke sini. Aku hanya tidak tahu apa yang ia mainkan?
Apa yang dia pikirkan? kau telah tidur di ranjangnya
sepanjang malam, dan dia tidak menyentuh kau Ana.
Kau hitung sendiri. Pikiran bawah sadarku telah
menunjukkan kepala sinis dan jeleknya. Aku
mengabaikannya.

Air hangat dan menenangkan. Hmm ... aku bisa


tinggal di bawah pancuran ini, di kamar mandinya,
selamanya. Aku meraih body wash dan ini berbau
dirinya. Ini adalah bau lezat. Aku gosok seluruh
tubuhku, berfantasi bahwa itu adalah dia - dia
menggosok sabun wangi surgawi ke dalam tubuhku,
di payudaraku, di atas perutku, antara pahaku
dengan tangan berjari panjang. Oh. Detak jantungku
meningkat lagi, ini jadi terasa ... begitu nikmat.

"Sarapan sudah tiba." Dia mengetuk pintu,


mengejutkan aku.

"Oke," aku tergagap saat aku menarik keluar dengan


kejam dari lamunan erotisku.

Aku keluar dari shower dan ambil dua handuk. Aku


menempatkan satu di rambutku dan membungkusnya
dengan gaya Carmen Miranda di kepalaku. Buru-
buru, aku mengeringkan diri, mengabaikan perasaan
nyaman dari handuk menggesek kulit sensitifku.

Aku memeriksa kantong pengbungkus jeans. Taylor


tidak hanya membelikan aku jeans dan sepatu

129
Converse baru, tapi kemeja biru muda, kaus kaki, dan
pakaian dalam. Oh. Sebuah bra yang bersih dan
celana dalam - sebenarnya untuk menggambarkan
pakaian dalam itu secara biasa, itu tidaklah cukup
adil. Pakaian dalam itu adalah desain indah dari
lingerie Eropa yang mewah. Semua renda biru pucat
dan terhias. Wow. aku kagum dan sedikit takut
dengan pakaian dalam ini. . Terlebih lagi, mereka pas
sekali. Tapi tentu saja. Aku memerah memikirkan
pria berjas licin di suatu toko lingerie membeli ini
untukku. Aku ingin tahu apa lagi yang termasuk
dalam deskripsi pekerjaannya.

Aku berpakaian dengan cepat. Pakaiannya sangat


cocok. aku dengan kasar mengeringkan rambutku dan
mencoba mati-matian untuk mengaturnya. Tapi,
seperti biasa, menolak untuk bekerja sama, dan satu-
satunya pilihanku adalah mengikatnya dengan pita
rambut. Aku akan mencarinya di tasku, ketika aku
menemukannya. Aku menghela napas dalam.
Waktunya untuk menghadapi Tuan Membingungkan.

Aku lega untuk menemukan kamar tidur kosong. Aku


cepat mencari tasku - tapi tidak ada di sini.
Mengambil napas dalam-dalam, aku memasuki ruang
tamu suite. Ruangan itu besar. Ada area tempat
duduk mewah, semua sofa empuk dan bantal yang
lembut, sebuah meja kopi yang rumit dengan
tumpukan besar buku mengkilap, area studi dengan
komputer Mac mutahir, layar TV plasma yang sangat
besar di dinding, dan Christian duduk di meja makan
di sisi lain dari ruang sedang membaca koran. Ini

130
ukuran seperti lapangan tenis atau semacamnya,
bukannya aku bermain tenis, meskipun aku telah
menyaksikan Kate beberapa kali. Kate!

"Sial, Kate," aku menjerit parau. Christian melirik ke


arahku.

"Dia tahu kau di sini dan masih hidup. aku mengirim


sms ke Elliot, "katanya dengan sedikit jejak humor.

Oh tidak. aku ingat Kate menari bersemangat tadi


malam. Semua jurus patennya itu digunakan dengan
efek maksimum untuk menggoda saudara Christian
tidak kurang! Apa yang akan dia pikir tentangku ada
di sini? Aku belum pernah menginap diluar
sebelumnya. Dia masih dengan Elliot. Dia hanya
melakukan ini dua kali sebelumnya, dan kedua kali
aku harus tahan melihat Piyama merah muda
mengerikan selama seminggu dari peristiwa itu. Dia
akan berpikir bahwa aku telah melakukan one-night-
stand juga.

Christian menatapku angkuh. Dia mengenakan


kemeja linen putih, kerah dan manset terbuka.

"Duduk," dia memerintah, sambil menunjuk ke suatu


tempat di meja. Aku berjalan menyeberangi ruangan
dan duduk di seberangnya seperti yang dia
perintahkan. Mejanya sarat dengan makanan.

"Aku tak tahu apa yang kau suka, jadi aku memesan
beberapa pilihan dari menu sarapan." Dia memberiku

131
senyum menekuk meminta maaf.

"Kau sangat boros sekali," gumamku, bingung pada


pilihan, meskipun aku lapar. "Ya, benar." Dia
terdengar bersalah.

Aku memilih pancake, sirup maple, telur dadar, dan


bacon. Christian mencoba untuk menyembunyikan
senyum ketika ia kembali ke omelet putih telurnya.
Makanan ini lezat.

"Teh?" Tanya dia.

"Ya, terima kasih."

Dia mengangsurkan teko kecil berisi air panas dan


pada tatakan ada teh celup Twining’s English
Breakfast. Astaga, ia ingat bagaimana aku suka
tehku.

"Rambutmu sangat basah," tegur dia.

"Aku tidak bisa menemukan pengering rambut,"


gumamku, malu. Bukannya aku tidak mencari.

Mulut Christian menekan menjadi garis keras, tapi


dia tidak mengatakan apa-apa.

"Terima kasih telah menyediakan pakaian."

"Ini menyenangkan, Anastasia. Bahwa warnanya


cocok untukmu."

132
aku tersipu dan menatap ke bawah pada jari-jariku.

"kau tahu, kau benar-benar harus belajar untuk


menerima pujian." Nadanya menghukum.

"Aku harus memberimu sejumlah uang untuk pakaian


ini."

Dia melototiku seperti jika aku telah menyinggung


perasaannya pada tingkat tertentu. Aku bergegas.

"Kau sudah memberiku buku, yang, tentu saja, aku


tidak bisa terima. Tapi pakaian ini, biarkan aku
membayarmu kembali" aku tersenyum ragu-ragu
padanya.

"Anastasia, percayalah, aku mampu membelinya."

"Bukan itu intinya. Mengapa kau harus membelikan


ini untukku? "

"Karena aku bisa," berkedip matanya dengan kilauan


jahat.

"Hanya karena kau bisa tidak berarti bahwa kau


harus," jawabku pelan saat ia melengkungkan alis ke
arahku, matanya berkelap-kelip, dan tiba-tiba aku
merasa bahwa kita seperti sedang membicarakan
tentang sesuatu yang lain, tapi aku tak tahu apa itu.
Yang mengingatkanku ...

133
"Kenapa kau mengirim aku buku, Christian?" Suara
aku lunak. Dia meletakkan sendok garpu dan
memandangku dengan penuh perhatian, mata abu-
abunya terbakar emosi tak terduga.

Ya tuhan - mulutku mengering.

"Yah, ketika kau hampir ditabrak pengendara sepeda


- dan aku sedang memelukmu dan kau menatapku -
menunjukkan isyarat cium aku, cium aku, Christian,"
jeda dia dan mengangkat bahu sedikit, "Aku merasa
aku berhutang maaf dan peringatan padamu". Dia
menggerakkan tangannya ke rambutnya. "Anastasia,
aku bukan pria sentimentil, aku tidak melakukan
yang namanya asmara. Selera aku sangat tunggal.

Kau seharusnya menghindar dariku "Dia menutup


matanya seolah-olah menyerah. "Ada sesuatu
tentangmu, dan aku menyadari bahwa tidak mungkin
untuk menjauh. Tapi aku rasa kau sudah
mengetahuinya."

Nafsu makanku hilang. Dia tidak bisa menjauh!

"jadi jangan lakukan," bisikku.

Dia terengah, matanya lebar.

"kau tak tahu apa yang kau katakan."

"Beri pencerahan padaku, dong."

134
Kita duduk saling memandang, kita berdua tidak
menyentuh makanan.

"Jadi kau tidak selibat?" aku bernapas.

Kesenangan menyala dimata abu-abunya.

"Tidak, Anastasia, aku tidak selibat." Dia berhenti


menunggu informasi ini meresap, dan aku tersipu
memerah. Saringan dari otak ke mulut rusak lagi.
Aku tak percaya aku baru saja mengatakan dengan
keras. "Apa kau rencana untuk beberapa hari ke
depan?". Dia bertanya, suaranya rendah.

"Aku bekerja hari ini, mulai tengah hari. Jam berapa


sekarang? " Aku jadi panik tiba-tiba.

"Baru jam sepuluh lewat, kau masih punya banyak


waktu. Bagaimana dengan besok" Sikunya diatas
meja, dan dagunya yang bertumpu pada jari-jari yang
panjang berkuku rapi.

"Kate dan aku akan mulai mengepak. Kami akan


pindah ke Seattle akhir minggu depan, dan aku
sedang bekerja di rumah Clayton sepanjang minggu
ini."

"kau sudah punya tempat di Seattle?"

"Ya."

"Dimana?"

135
"aku tak ingat alamatnya. Ada di wilayah Pike
Market District."

"Tidak jauh dariku," bibirnya berkedut setengah


tersenyum. "Jadi kau mau bekerja apa di Seattle?"

Kemana sebenarnya semua pertanyaannya ini?


Pertanyaan menyelidik Christian Grey hampir sama
menjengkelkan seperti Katherine Kavanagh.

"Aku sudah mengajukan beberapa lamaran magang.


Aku menunggu panggilan."

"Apakah kau sudah mengajukan lamaran magang


perusahaanku seperti yang aku sarankan?"

Aku memerah ... tentu saja tidak.

"Um ... tidak."

"Dan apa yang salah dengan perusahaanku?"

"Perusahaanmu atau Perusahaanmu?" Aku


menyeringai.

Dia tersenyum sedikit.

"Apakah kau menyeringai padaku, Miss Steele?" Dia


memiringkan kepalanya ke satu sisi, dan aku pikir
dia terlihat geli, tapi sulit untuk diceritakan. Aku
memerah dan melirik pada sarapanku yang belum

136
habis. Aku tak bisa menatap matanya ketika ia
menggunakan nada suara seperti itu.

"Aku ingin menggigit bibir itu," bisiknya muram.

Oh. Aku sama sekali tak menyadari bahwa aku


mengigit-gigit bibir bawahku. Mulutku terbuka lebar
saat aku terkesiap dan menelan pada saat yang sama.
Itu adalah hal paling seksi yang pernah orang
katakan padaku. Detak jantungku memukul, dan
kupikir aku terengah-engah. Astaga, aku gemetar,
lembab basah, dan dia bahkan belum menyentuhku.
Aku menggeliat di kursiku dan mataku bertemu
dengan tatapan gelap yang tajam.

"Mengapa tidak?" aku menantang dengan tenang.

"Karena aku tidak akan menyentuhmu Anastasia -


Tidak sampai aku memiliki persetujuan tertulis
darimu untuk melakukannya" Bibirnya
mengisyaratkan senyuman.

Apa?

"Apa artinya itu?"

"Jelas seperti apa yang aku katakan." Dia mendesah


dan menggeleng padaku, geli, tapi jengkel juga.

"aku perlu menunjukkan padamu, Anastasia. Jam


berapa kau selesai bekerja malam ini?"

137
"Sekitar jam delapan."

"Yah, kita bisa pergi ke Seattle malam ini atau Sabtu


berikutnya untuk makan malam di tempatku, dan
aku akan memperkenalkan kau dengan fakta-fakta
itu. kau bebas memilih."

"Mengapa tidak kau katakan padaku sekarang?"


Suaraku merajuk.

"Karena aku menikmati sarapanku dan kebersamaan


denganmu. Setelah kau tercerahkan, kau mungkin
tak akan mau melihatku lagi."

Ya ampun. Apa artinya itu? Apakah dia


memperbudak anak kecil pada suatu tempat dari
planet ini? Apakah ia bagian dari suatu sindikat
kejahatan bawah tanah? Ini akan menjelaskan
mengapa dia begitu kaya. Apakah dia sangat religius?
Apakah dia impoten? Tentu saja tidak, ia bisa
membuktikan untukku sekarang. Oh. Aku tersipu
merah memikirkan tentang kemungkinan itu. Ini
tidak membawaku kemana-mana. Aku ingin
memecahkan teka-teki tentang Christian Grey, makin
cepat makin baik. Jika itu berarti bahwa apapun
rahasia miliknya yang begitu kotor hingga aku tidak
ingin mengenalnya lagi, terus terang saja, itu akan
menjadi melegakan. Jangan dusta pada dirimu sendiri
- alam bawah sadarku berteriak padaku-itu akan jadi
lumayan buruk membuat kau berlari kebawah bukit.

"Malam ini."

138
Dia mengangkat alis.

"Seperti Hawa, kau begitu cepat memakan buah dari


pohon pengetahuan," dia menyeringai.

"Apakah kau menyeringai padaku, Mr. Grey?" aku


meminta dengan manis. Sombong sekali.

Dia menyempit matanya pada aku dan mengambil


BlackBerry-nya. Dia menekan satu nomor.

"Taylor. Aku perlu Charlie Tango."

Charlie Tango! Siapa dia?

"Dari Portland katakanlah duapuluh-tigapuluh ...


Tidak, standby di Escala ... Sepanjang malam."

Sepanjang malam!

"Ya. Mulai besok pagi. Aku akan jadi pilotnya dari


Portland ke Seattle."

Pilot?

"Standby pilot dari duapuluh-dua-tigapuluh." Dia


menutup telepon. Tidak ada kata tolong atau terima
kasih. "Apakah orang selalu melakukan apa yang kau
bilang pada mereka?"

"Biasanya, jika mereka ingin mempertahankan

139
pekerjaannya," katanya, datar.

"Dan jika mereka tidak bekerja padamu?"

"Oh, aku bisa sangat persuasif, Anastasia. kau harus


menyelesaikan sarapanmu. Dan kemudian Aku akan
mengantarmu pulang. Aku akan menjemputmu di
rumah Clayton jam delapan setelah kau selesai. Kita
akan terbang ke Seattle."

Aku berkedip padanya dengan cepat.

"Terbang?"

"Ya. Aku punya helikopter. "

Aku ternganga padanya. Aku punya kencan kedua


dengan Christian oh-begitu-misterius Grey. Dari
minum kopi sampai naik helikopter. Wow.

"Kita akan pergi dengan helikopter ke Seattle?"

"Ya."

"Kenapa?"

Dia menyeringai jahat.

"Karena aku bisa. Selesai sarapanmu."

Bagaimana aku bisa makan sekarang? Aku akan ke


Seattle dengan helikopter dengan Christian Grey. Dan

140
dia ingin menggigit bibir ... aku menggeliat
memikirkan itu.

"Makanlah," katanya lebih tajam. "Anastasia, aku


punya masalah dengan makanan yang terbuang ...
makan."

"aku tak bisa makan semua ini." Aku ternganga pada


apa yang tersisa di atas meja.

"Makan apa yang ada di piringmu. Jika kau sudah


makan dengan benar kemarin, kau tidak akan berada
di sini, dan aku tak akan menyatakan tawaranku
begitu cepat" Mulutnya membentuk garis suram. Dia
tampak marah.

Aku mengerutkan kening dan kembali ke makananku


yang sekarang sudah dingin. Aku terlalu gembira
untuk makan, Christian. Tidakkah kau mengerti?
Alam bawah sadarku menjelaskan. Tapi aku terlalu
pengecut untuk menyuarakan pikiran ini dengan
suara keras, terutama ketika ia terlihat begitu
murung. Hmm, seperti anak kecil. aku menganggap
pikiran itu menyenangkan.

"Apa yang lucu?" Tanya dia. Aku menggeleng, tidak


berani mengatakan kepadanya dan menjaga mataku
pada makanan. Menelan potongan terakhir
pancakeku, aku mengintip ke arahnya. Dia
menatapku curiga.

"Gadis baik," katanya. "Aku akan mengantarmu

141
pulang ketika kau sudah mengeringkan rambutmu.
Aku tak ingin kau jadi sakit" Ada semacam janji tak
terucap dalam kata-katanya. Apa maksudnya? aku
meninggalkan meja, bertanya-tanya sejenak apakah
aku harus meminta izin tetapi segera menolak
gagasan itu. Kedengarannya seperti preseden
berbahaya untuk dilakukan. Aku kembali ke kamar
tidurnya. Sebuah pikiran menghentikanku.

"Di mana kau tidur semalam?" Aku berbalik untuk


menatap, dia masih duduk di sana. Aku tak bisa
melihat selimut atau kain di sini - mungkin dia sudah
merapikannya.

"Di ranjangku," katanya sederhana, tatapannya tanpa


ekspresi lagi.

"Oh."

"Ya, itu cukup baru bagiku juga." Dia tersenyum.

"Tidak melakukan ... seks." Nah - aku mengatakan


itu. Aku tersipu - tentu saja.

"Tidak," ia menggelengkan kepala dan mengerutkan


kening seolah mengingat sesuatu yang tak nyaman.
"Tidur dengan seseorang." Dia mengambil korannya
dan terus membaca.

Demi Tuhan apa artinya itu? Dia tidak pernah tidur


dengan siapapun? Dia perjaka? Entah bagaimana aku
meragukannya. Aku berdiri menatapnya tak percaya.

142
Ia adalah orang paling menakjubkan yang pernah aku
temui. Dan baru sadar bahwa aku telah tidur dengan
Christian Grey, dan aku marah pada diriku sendiri -
apa yang akan aku berikan untuk terjaga dan
melihatnya tidur. Melihat dia pada kondisi rentan.

Entah bagaimana, aku menemukan itu sulit


dibayangkan. Nah, kuduga semua akan terungkap
malam ini.

Di kamar tidur, aku berburu di setiap laci dan


menemukan pengering rambut. Menggunakan jari-
jariku, aku mengeringkan rambutku sebaik yang aku
bisa. Ketika aku selesai, aku menuju ke kamar mandi.
Aku ingin menggosok gigi. Aku melihat sikat gigi
Christian. Ini akan seperti mendapatkan dia di
mulutku.

Hmm ... Melirik dengan rasa bersalah kebelakang


bahuku di pintu, aku merasakan bulu pada sikat
giginya.

Itu lembab. Dia pasti telah menggunakannya.


Meraihnya cepat, aku menuangkan pasta gigi di
atasnya dan menggosok gigi dengan kecepatan dua
kali lipat dari biasanya. Aku merasa begitu nakal. Ini
seperti sebuah sensasi.

Meraih t-shirt, bra, dan celana dalam yang kemarin


pakai, aku menaruhnya dalam kantong belanja yang
dibawa Taylor dan kembali ke ruang tamu untuk
mencari tas dan jaket. Aku sangat senang, ada ikat

143
rambut dalam tasku. Christian menonton saat aku
mengikat rambutku menjadi ekor kuda, ekspresinya
tidak terbaca. Aku merasa matanya mengikuti saat
aku duduk dan menunggunya untuk selesai.

Dia menggunakan BlackBerry-nya berbicara dengan


seseorang.

"Mereka ingin dua? ... Berapa biayanya?? ... Oke, dan


apa langkah-langkah keamanan yang kita miliki? ...
Dan mereka akan pergi melalui Suez? ... Seberapa
aman Ben Sudan? ... Dan kapan mereka tiba di
Darfur? ... Oke, mari kita lakukan. Kabari aku setiap
perkembangannya" Dia menutup telepon.

"Siap untuk pergi?"

Aku mengangguk. Aku ingin tahu apa yang


dibicarakannya. Dia memakai jaket biru tua bergaris-
garis, mengambil kunci mobil, dan menuju ke pintu.

"Setelah anda, Miss Steele," bisiknya, membuka pintu


untukku. Dia terlihat begitu elegan.

Aku diam sebentar, terlalu lama, meneguk


pemandangan dirinya. Dan berpikir aku tidur dengan
dia tadi malam dan, setelah semua tequila dan
muntah-muntah, dia masih di sini. Terlebih lagi, dia
ingin membawa aku ke Seattle. Mengapa aku? aku
tidak memahaminya. Aku keluar pintu mengingat
kata-katanya - Ada sesuatu tentangmu - Yah,
perasaan itu benar-benar timbal balik Mr. Grey, dan

144
aku berniat untuk mencari tahu apakah itu.

Kami berjalan dalam diam di koridor menuju lift.


Ketika kita tunggu, aku mengintip ke arahnya
melalui bulu mataku, dan dia memandang dari sudut
matanya ke arahku. Aku tersenyum, dan bibirnya
berkedut.

Lift tiba, dan kami melangkah masuk. Kami


sendirian. Tiba-tiba, karena alasan tak bisa
dijelaskan, mungkin kedekatan kami sedemikian rupa
di ruang tertutup, atmosfer diantara kita berubah,
terisi dengan arus antisipasi yang meluap. Napasku
berubah ketika jantungku berpacu. Kepalanya
menengok sedikit ke arahku, matanya abu-abu paling
gelap. Aku menggigit bibirku.

"Oh, persetan dokumennya," ia menggeram. Dia


bergerak maju padaku tiba-tiba, mendorong aku ke
dinding lift. Sebelum aku tahu itu, kedua tangan aku
dicengkram dengan satu tangannya diatas kepalaku,
dan dia menjepitku ke dinding menggunakan
pinggulnya. Ya ampun. Tangan satunya meraih ekor
kudaku dan menyentak turun, membawa wajahku
keatas, dan bibirnya ada di bibirku. Hanya saja tidak
menyakitkan. Aku mengerang ke dalam mulutnya,
memberi lidahnya suatu celah. Dia mengambil
keuntungan secara penuh, lidahnya ahli menjelajahi
mulutku. aku tidak pernah dicium seperti ini.

Lidahku dengan coba-coba membelai dan bergabung


dalam tarian erotis lambat yang semuanya adalah

145
tentang sentuhan dan sensasi, beradu dan
menggiling. Tangannya menangkap daguku dan
memegangiku disana. Aku tak berdaya, tangan aku
terjepit, wajahku dipegang, dan pinggulnya
menahanku. . aku merasa ereksinya pada perutku. Oh
... Dia menginginkan aku. Christian Grey, dewa
Yunani, menginginkan aku, dan aku menginginkan
dia, di sini ... sekarang, di lift.

"Kau. Sangat. Manis, "bisiknya, setiap kata bernada


staccato.

Lift berhenti, pintu terbuka, dan dia menjauh dariku


dalam sekejap mata, meninggalkanku menggantung.
Tiga orang pria bersetelan bisnis melihat kami berdua
dan menyeringai saat mereka melangkah masuk ke
lift. Denyut jantungku meningkat pesat, aku merasa
sepertinya aku ikut lomba lari menaiki bukit. Aku
ingin membungkuk dan memegang lututku ... tapi itu
pasti terlalu jelas.

Aku melirik dia. Dia terlihat begitu dingin dan


tenang, seperti dia sedang mengisi teka-teki silang
koran Seattle Times. Begitu tidak adil. Apakah dia
benar-benar tidak terpengaruh oleh kehadiranku? Dia
melirikku dari sudut matanya, dan dia dengan lembut
menghembuskan napas dalam-dalam. Oh, dia
ternyata mempengaruhi.

Dan dewi kecil dalam diriku bergoyang menarikan


kemenangan samba dengan lembut. Orang-orang
bertampang pengusaha keluar di lantai dua. Kami

146
punya satu lantai lagi.

"kau menggosok gigimu," katanya, menatapku.

"Aku menggunakan sikat gigimu," aku bernapas.

Bibirnya tertekuk keatas, setengah tersenyum.

"Oh, Anastasia Steele, apa yang akan aku lakukan


padamu?"

Pintu-pintu terbuka di lantai pertama, dan ia


mengambil tanganku dan menarikku keluar.

"Ada apa sebenarnya dengan lift?" Gumamnya, lebih


pada dirinya sendiri daripada kepadaku saat ia
melangkah di lobi. Aku berjuang untuk mengimbangi
langkahnya karena akalku secara menyeluruh,
berkeping-keping tersebar di seluruh lantai dan
dinding lift tiga di Hotel Heathman.

147
Christian membuka pintu penumpang Audi SUV
hitam, dan aku merangkak masuk ke mobil ini. Dia
tidak menyinggung sama sekali luapan gairah yang
meledak di lift. Haruskah aku mengungkitnya?
Haruskah kita membicarakan tentang hal itu atau
berpura-pura bahwa hal itu tak pernah terjadi?
Kejadian itu hampir tak nyata, ciuman pertamaku
yang dilakukan tanpa batas dan kekangan. Ketika
waktu berlalu, aku menetapkan itu sebagai mitos,
legenda Arthurian, dalam status Lost City of Atlantis.
Itu tak pernah terjadi, tak pernah ada. Mungkin aku
membayangkan itu semua. Tidak.

Aku menyentuh bibirku, bengkak karena ciumannya.


Ini jelas terjadi. Aku seorang wanita yang telah
berubah. Aku ingin orang ini, sangat
menginginkannya, dan dia menginginkanku juga.

Aku melirik dia. Christian sedang dalam kondisi


biasa, sopan, sedikit menjauhkan diri.

Sungguh membingungkan.

Dia menyalakan mesin dan membalik keluar dari


tempat parkir. Dia beralih pada pemutar MP3.
Interior mobil ini penuh dengan musik paling manis
dan magis dari dua nyanyian wanita. Oh wow ...
semua inderaku berantakan, jadi ini
mempengaruhiku secara ganda. Ini mengirim getaran
nikmat ke tulang belakangku. Christian keluar
menuju ke SW Park Avenue, dan dia mengemudi
dengan mudah, seperti sedikit malas.

148
"Musik apa yang kita dengarkan?"

"Ini the Flower Duet oleh Delibes, dari opera Lakmé.


Apakah kau menyukainya? "

"Christian, ini luar biasa."

"Memang luar biasa, khan?" Ia menyeringai,


melirikku. Dan untuk sesaat, ia tampak sesuai
dengan umurnya; muda, riang, dan tampan
menghentikan jantung. Apakah ini kunci untuk dia?
Musik? Aku duduk dan mendengarkan suara-suara
malaikat, menggoda dan merayuku.

"Bisakah aku mendengarkannya lagi?"

"Tentu saja." Christian menekan sebuah tombol, dan


musik membelaiku sekali lagi. Ini adalah serangan
lembut, lambat, manis, dan yakin pada indera
pendengaranku.

"Kau suka musik klasik?" aku bertanya, berharap


untuk wawasan langka ke preferensi pribadinya.

"Seleraku adalah eklektik, Anastasia, mulai dari


Thomas Tallis ke Kings of Leon.

Ini tergantung pada suasana hatiku. kamu?"

"Aku juga. Meskipun aku tak tahu siapa Thomas


Tallis itu. "

149
Dia berbalik dan menatap ke arahku sebentar
sebelum matanya kembali ke jalan.

"Aku akan memainkan untukmu kapan-kapan. Dia


seorang komposer Inggris abad keenam belas. Tudor,
musik paduan suara gereja" Christian menyeringai
padaku. "Kedengarannya sangat esoteris, aku tahu,
tapi juga menyihir, Anastasia."

Dia menekan sebuah tombol, dan the Kings of Leon


mulai bernyanyi. Hmm ... ini aku tahu. Sex on Fire.
Bagaimana pantasnya. Musiknya terganggu oleh
suara dering ponsel mengganggu speaker MP3.
Christian menekan tombol pada roda kemudi.

"Grey," bentak dia. Dia begitu kasar.

"Mr. Grey, Welch di sini. Aku punya informasi yang


kau butuhkan" Sebuah suara, serak tanpa tubuh
keluar lebih speaker.

"Bagus. Kirim email padaku. Ada yang


ditambahkan?"

"Tidak, Sir."

Dia menekan tombol, maka panggilan berhenti dan


musik kembali mengalun. Tak ada selamat tinggal
atau terima kasih. Aku sangat senang bahwa aku tak
pernah serius membayangkan bekerja untuknya. Aku
bergidik pada ide itu. Dia terlalu mengontrol dan

150
dingin pada karyawannya. Musik dipotong lagi oleh
telepon.

"Grey."

"NDA telah dikirim ke email anda, Mr. Grey." Suara


seorang wanita.

"Bagus. Itu saja, Andrea. "

"Selamat siang, Pak."

Christian menutup telepon dengan menekan tombol


pada roda kemudi. Musik berbunyi sangat singkat
ketika telepon berdering lagi. Inikah hidupnya,
panggilan telepon secara konstan dan mengganggu?

"Grey," bentak dia.

"Hai, Christian, apakah kau bercinta semalam?"

"Halo, Elliot - aku di speaker phone, dan aku tidak


sendirian di dalam mobil," desah Christian.

"Dengan siapa kau?"

Christian memutar matanya.

"Anastasia Steele."

"Hai, Ana!"

151
Ana!

"Halo, Elliot."

"Sudah dengar banyak tentang kau," gumam Elliot


parau. Christian mengerutkan kening.

"Jangan percaya pada kata-kata Kate sedikitpun."

Elliot tertawa.

"Aku mengantar Anastasia pulang sekarang."


Christian menekankan namaku. "Mau aku jemput?"
"Tentu."

"Sampai ketemu nanti." Christian menutup telepon,


dan musik sudah kembali.

"Mengapa kau bersikeras memanggil aku Anastasia?"

"Karena itu namamu."

"aku lebih suka Ana."

"Apakah kau sekarang begitu?" Bisiknya.

Kita hampir di apartemenku. Ini tak akan lama


sampai disana.

"Anastasia," ia merenung. Aku cemberut padanya,


tapi dia mengabaikan ekspresiku. "Apa yang terjadi di
lift - tak akan terjadi lagi, yah, tidak kecuali itu

152
direncanakan."

Dia berhenti di depan duplexku. Aku terlambat


menyadari dia tidak bertanya di mana aku tinggal -
namun dia tahu. Tapi kemudian dia mengirim buku-
buku, tentu saja dia tahu di mana aku tinggal. Apa
yang tak bisa dilakukan oleh seorang pelacakan
ponsel, pemilik helikopter dan penguntit.

Kenapa dia tidak menciumku lagi? Aku cemberut


memikirkan itu. Aku tak mengerti. Sejujurnya, nama
keluarga dia seharusnya Cryptic (samar), bukan Grey
(kelabu). Dia keluar dari mobil, berjalan dengan
berkaki panjangnya dengan mudah pada sisiku untuk
membuka pintu, tetap bersikap gentleman - kecuali
mungkin dalam kondisi langka, momen berharga
didalam lift. Aku memerah mengingat saat mulutnya
ada di mulutku, dan pikiran bahwa aku tak bisa
menyentuhnya memasuki pikiranku. Aku ingin
mengeluskan jariku melalui rambutnya yang dekaden
dan tak rapi, tapi aku tak bisa menggerakkan
tanganku. Aku secara retrospektif frustrasi.

"Aku suka apa yang terjadi di lift," gumamku saat aku


keluar dari mobil. Aku tak yakin jika aku mendengar
dia terkesiap, tapi aku memilih untuk
mengabaikannya dan menaiki tangga menuju pintu
depan.

Kate dan Elliot sedang duduk di meja makan. Buku


empat belas ribu dolar telah lenyap. Terima kasih
tuhan. Aku punya rencana untuk itu. Dia tersenyum

153
konyol sangat bukan Kate di wajahnya, dan dia
terlihat kusut dengan cara yang seksi. Christian
mengikutiku ke ruang tamu, dan meskipun dengan
senyum yang menyatakan aku-telah-bersenang-
senang-sepanjang-malam, Kate mengawasi dia
dengan curiga.

"Hai Ana." Dia melompat memelukku, kemudian


memegangku sejarak selengan supaya dia bisa
memeriksaku. Ia mengerutkan kening dan berbalik ke
arah Christian.

"Selamat pagi, Christian," katanya, dan nada


suaranya sedikit bermusuhan.

"Miss Kavanagh," katanya dengan cara kaku


formalnya.

"Christian, namanya Kate," omelan Elliot.

"Kate." Christian Memberikan mengangguk sopan


dan melototi Elliot yang menyeringai dan bangkit
memelukku juga.

"Hai, Ana," ia tersenyum, mata biru berkelap-kelip,


dan aku segera menyukai dia. Dia jelas tidak seperti
Christian, tetapi mereka juga saudara adopsi.

"Hai, Elliot," aku tersenyum padanya, dan aku sadar


bahwa aku menggigit bibirku.

"Elliot, sebaiknya kita pergi." Christian berkata pelan.

154
"Tentu." Dia berbalik kearah Kate dan menariknya ke
dalam pelukannya lalu memberinya ciuman panjang.

Ya ampun ...cari kamar sana. Aku menatap kakiku,


malu. Aku melirik Christian, dan dia menatapku
dengan penuh perhatian. Aku menyipitkan mata
padanya. Mengapa kau tak bisa menciumku seperti
itu? Elliot terus mencium Kate, menyapu kedua kaki
dan memeluk Kate dalam suatu pelukan dramatis
sehingga rambutnya menyentuh tanah saat ia
mencium dengan kerasnya.

"Sampai nanti, sayang," ia menyeringai.

Kate seperti terhipnotis. Aku belum pernah melihat


dia seperti itu sebelumnya - kata-kata cantik dan
tunduk sepertinya cocok pikirku. Kate tunduk
padanya, wah, Elliot pasti hebat. Christian memutar
matanya dan menatap ke arahku, ekspresinya tidak
terbaca, meskipun mungkin dia agak geli. Dia
menyibak sehelai rambutku yang bebas dari ekor
kudaku di belakang telingaku. Napas segera
meningkat oleh sentuhannya, dan aku sedikit
menyadarkan kepalaku ke jari-jarinya. Matanya
melembutkan, dan dia mengeluskan ibu jarinya di
bibir bawahku. Darahku terbakar di pembuluh
darahku. Dan secepat itu pula, sentuhannya
menghilang.

"Sampai nanti, sayang," bisiknya, dan aku harus


tertawa karena itu sangat bukan dia. Tapi meskipun

155
aku tahu ia bersikap kurang hormat, itu memberikan
suatu sentakan tanda sayang dalam pada diriku.

"Aku akan menjemputmu jam delapan." Dia berbalik


untuk pergi, membuka pintu depan dan melangkah
keluar beranda. Elliot mengikuti dia ke mobil tetapi
berbalik dan memberi Kate ciuman lain, dan dalam
diriku muncul rasa iri yang bisa kucegah.

"Jadi, apa kau...?" Kate bertanya saat kita melihat


mereka naik ke mobil dan pergi, rasa ingin tahunya
tergambar jelas dalam suaranya.

"Tidak," tukasku kesal, berharap akan menghentikan


pertanyaan. Kami kembali ke apartemen. "Tapi kau
jelas melakukannya." aku tak dapat menyembunyikan
rasa iriku. Kate selalu berhasil menjerat pria. Dia tak
tertahankan, cantik, seksi, lucu, lugas ... semua hal
yang aku tak miliki. Tapi dia menjawab dengan
senyuman yang menular padaku.

"Dan aku bertemu dia lagi malam ini." Dia bertepuk


tangan dan melompat-lompat seperti anak kecil. Dia
tak bisa menahan kegembiraan dan kebahagiaannya,
dan aku juga merasa senang untuknya. Kate yang
gembira ... ini akan menjadi sesuatu yang menarik.

"Christian adalah membawaku ke Seattle malam ini."

"Seattle?"

"Ya."

156
"Mungkin kau akan melakukannya?"

"Oh, aku harap begitu."

"Jadi kau suka dia?"

"Ya."

"Cukup menyukai dia untuk...?"

"Ya."

Ia mengangkat alisnya.

"Wow. Ana Steele, akhirnya bertekuk lutut pada


seorang pria, dan itu Christian Grey - Billioner yang
hot dan seksi."

"Oh ya - itu semua tentang uang." aku menyeringai,


dan kami berdua cekikikan tiada henti.

"Apakah itu blouse baru?" Dia bertanya, dan aku


membiarkan dia mendengar semua rincian tentang
malamku yang tak menyenangkan.

"Apa dia mencium mu, belum?" Tanya dia saat ia


membuat kopi.

Aku tersipu.

"Sekali."

157
"Sekali!" Dia mencemooh.

Aku mengangguk, agak merasa malu.

"Dia sangat menahan diri."

Ia mengerutkan kening.

"Itu aneh."

"Aku pikir aneh benar-benar tak cukup," gumamku.

"Kami perlu memastikan bahwa kau cukup menarik


malam ini," katanya dengan penuh tekad.

Oh tidak ... ini terdengar seperti akan memakan


waktu lama, memalukan, dan menyakitkan.

"Aku harus bekerja dalam satu jam."

"Aku dapat bekerja dengan waktu itu. Ayo" Kate


meraih tanganku dan membawaku ke kamar
tidurnya.

Hari terasa lambat di rumah Clayton meskipun kita


sedang sibuk. Kami telah masuk musim panas, jadi
aku harus menghabiskan dua jam menstok ulang rak
ketika toko tutup. Ini pekerjaan tak membutuhkan
pikiran, dan itu memberiku terlalu banyak waktu
untuk berpikir. Aku sudah tak benar-benar punya
kesempatan sepanjang hari.

158
Di bawah instruksi Kate tak kenal lelah dan terus
terang mengganggu, kaki dan ketiakku dicukur
dengan sempurna, alis dicabut, dan aku digosok
seluruh tubuh. Ini menjadi pengalaman yang paling
menyenangkan. Tapi dia meyakinkan aku bahwa ini
adalah apa yang pria inginkan saat ini. Apa lagi yang
akan ia harapkan? Aku harus meyakinkan Kate
bahwa ini adalah apa yang aku ingin lakukan. Untuk
beberapa alasan yang aneh, dia tak percaya pada dia,
mungkin karena dia begitu kaku dan formal. Dia
bilang dia tak bisa menjelaskannya, tapi aku telah
berjanji untuk sms Kate ketika aku tiba di Seattle.
Aku belum bercerita tentang helikopter, dia benar-
benar panik.

Aku juga memiliki masalah dengan José. Dia


meninggalkan tiga pesan dan tujuh panggilan tak
terjawab di ponselku.

Dia juga menelpon rumah dua kali. Kate dengan


sangat tak jelas memberitahu di mana aku berada.
José akan tahu Kate menutupi keberadaanku. Kate
tidak melakukan sesuatu yang tak jelas. Tapi aku
telah memutuskan untuk membiarkan dia gelisah.
Aku masih terlalu marah padanya.

Christian menyebutkan semacam dokumen tertulis,


dan aku tak tahu apakah dia sedang bercanda atau
apakah aku harus menandatangani sesuatu. Ini
membuat sangat frustasi mencoba menebaknya. Dan
di atas semua kecemasanku, aku hampir tak bisa

159
menahan kegembiraanku atau kecemasanku. Malam
ini adalah saatnya!

Setelah sekian lama, apakah aku siap untuk ini? Dewi


dalam diriku melotot ke arahku, mengetuk kaki
kecilnya dengan tak sabar. Dia sudah siap untuk ini
selama bertahun-tahun, dan dia siap untuk apa pun
dengan Christian Grey, tapi aku masih tak mengerti
apa yang Christian lihat dalam diriku ... Ana Steele si
pemalu - itu tak masuk akal.

Dia tepat waktu, tentu saja, dan menungguku ketika


aku meninggalkan rumah Clayton. Dia keluar dari
belakang Audi untuk membuka pintu dan tersenyum
hangat padaku.

"Selamat malam, Miss Steele," katanya.

"Mr. Grey" Aku mengangguk sopan padanya saat aku


naik ke kursi belakang mobil. Taylor duduk di kursi
pengemudi.

"Halo, Taylor," kataku.

"Selamat malam, Miss Steele," suaranya sopan dan


profesional. Christian naik di sisi lain dan
menggenggam tanganku, memberikan meremas
lembut yang aku merasa menembus keseluruh
tubuhku.

"Bagaimana pekerjaanmu?" Tanya dia.

160
"Sangat panjang," jawabku, dan suaraku serak,
terlalu rendah, dan penuh keinginan.

"Ya, ini juga hari yang panjang untukku." Nada


suaranya serius.

"Apa yang kau lakukan?" Tanyaku.

"Aku pergi hiking dengan Elliot." Ibu jarinya


mengusap ruas-ruas jariku, bolak-balik, dan hatiku
melompat berdetak saat nafasku meningkat.
Bagaimana dia melakukan ini padaku? Dia hanya
menyentuh daerah yang sangat kecil dari tubuhku,
dan hormonku terbang membumbung.

Perjalanan ke heliport pendek dan, sebelum aku tahu


itu, kita sampai. Aku ingin tahu di mana helikopter
berada. Kami di daerah kota yang padat dan bahkan
aku tahu helikopter membutuhkan ruang untuk lepas
landas dan mendarat. Taylor parkir, keluar, dan
membuka pintu mobilku. Christian ada sampingku
dalam sekejap dan meraih tanganku lagi.

"Siap?" Tanya dia. Aku mengangguk dan ingin


mengatakan siap untuk apa pun, tapi aku tak bisa
mengartikulasikan kata-kata karena aku terlalu
gugup, terlalu bersemangat.

"Taylor." Dia mengangguk singkat pada sopirnya, dan


kami menuju ke dalam gedung, langsung ke satu
deret lift. Lift! Memori ciuman kami pagi ini datang
kembali menghantuiku.

161
Aku tak memikirkan hal lain sepanjang hari.
Melamun di meja kasir di rumah Clayton. Dua kali
Pak Clayton harus berteriak memanggil namaku
untuk membawaku kembali ke Bumi. Untuk
mengatakan aku agak terganggu akan menjadi cukup
remeh. Christian melirik ke arahku, sedikit senyum di
bibirnya. Ha! Dia berpikir tentang hal itu juga.

"Ini hanya tiga lantai," katanya datar, mata abu-


abunya menari geli. Dia seorang ahli telepati pasti.
Ini menakutkan.

Aku mencoba untuk tetap menunjukkan wajah tenang


saat kita memasuki lift. Pintu tertutup, dan itu
disana, tarik listrik yang aneh berderak diantara kita,
memperbudakku. Aku menutup mata dalam usaha
sia-sia untuk mengabaikannya. Dia mengencangkan
cengkeramannya pada tanganku, dan lima detik
kemudian pintu terbuka di atap gedung. Dan itu dia,
sebuah helikopter putih dengan nama Grey
Enterprises Holdings Inc. ditulis dengan warna biru
dengan logo perusahaan di samping. Tentunya ini
adalah penyalahgunaan properti Perusahaan.

Dia mebawaku ke sebuah kantor kecil di mana


seorang pria tua duduk di belakang meja.

"Ini rencana penerbangan anda, Mr Grey. Semua


pemeriksaan eksternal telah dilakukan. Sudah siap
dan menunggu Pak. kau bebas untuk pergi."

162
"Terima kasih, Joe." Christian tersenyum hangat
padanya.

Oh. Ternyata ada yang layak mendapatkan perlakuan


sopan dari Christian, mungkin dia bukan seorang
karyawan. Aku menatap pria tua itu kagum.

"Ayo berangkat," kata Christian, dan kami berjalan


menuju helikopter. Saat kita dekat, itu jauh lebih
besar daripada yang aku pikir. Aku mengira itu
adalah versi roadster untuk dua orang, tetapi
setidaknya ada tujuh kursi. Christian membuka pintu
dan mengarahkanku ke salah satu kursi di bagian
paling depan.

"Duduklah - jangan menyentuh apa pun," perintahnya


saat ia naik di belakangku.

Ia menutup pintu dengan keras. Aku senang bahwa


kawasan ini berpenerangan penuh, kalau tidak aku
akan kesulitan untuk melihat ke dalam kokpit kecil
ini. Aku duduk di kursi yang ditunjuk, dan ia
membungkuk disampingku untuk memasang sabuk
pengaman ke tubuhku. Ini adalah sabuk pengaman
empat titik dengan semua tali yang menghubungkan
satu gesper pusat. Dia mengencangkan kedua tali
atas, jadi aku hampir tak bisa bergerak.

Dia begitu dekat dan fokus pada apa yang ia lakukan.


Jika aku sedikit bersandar ke depan, hidungku akan
menempel di rambutnya. Aromanya bersih, segar dan
surgawi, tapi aku diikat dengan aman ke tempat

163
dudukku dan terikat dengan efektif. Dia mendongak
dan tersenyum, seperti dia menikmati lelucon
pribadinya, mata abu-abunya memanas. Dia begitu
dekat menggoda. Aku menahan napas saat dia
menarik salah satu tali bagian atas.

"Kau aman, tak bisa lolos," dia berbisik, matanya


membakar. "Tarik napas, Anastasia," tambahnya
lirih. Tangannya terangkat, dia membelai pipiku,
menelusuri wajahku dengan jarinya yang panjang
sampai ke daguku yang ia genggam dengan ibu jari
dan telunjuk. Dia membungkuk ke depan dan
memberikan ciuman singkat di bibirku,
meninggalkanku tergulung, isi tubuhku mengepal
oleh sentuhan mendebarkan tak terduga dari
bibirnya.

"aku suka memanfaatkan ini," bisiknya.

Apa?

Dia duduk di sampingku dan menyesuiakan diri ke


tempat duduknya, kemudian memulai prosedur
berlarut-larut untuk memeriksa alat pengukur dan
memencet saklar dan tombol dari baris yang
membingungkan dari lampu dan saklar di depanku.
Sedikit kedipan lampu dan cahaya dari berbagai
pengaturan, dan seluruh lampu panel instrumen
menyala.

164
"Pasang headphonenya," katanya, sambil menunjuk
satu set headphone di depanku. Aku memasangnya,
dan baling-baling mulai berputar. Suaranya
memekakkan telinga. Dia memakai headphonenya
dan terus membalik berbagai saklar.

"Aku akan melalakukan semua pengecekan pra


terbang." Suara tanpa tubuh Christian ada di
telingaku melalui headphone. Aku berbalik dan
tersenyum padanya.

"Apakah kau tahu apa yang kau lakukan?" aku


bertanya. Dia berbalik dan tersenyum padaku.

"Aku sudah menjadi pilot yang memenuhi syarat


selama empat tahun, Anastasia, kau aman
bersamaku." Dia memberikanku sebuah seringai
serigala. "Yah, ketika kita terbang," tambahnya dan
mengedipkan mata padaku.

Main mata ... Christian!

"Apakah kau siap?"

Aku mengangguk dengan mata terbuka lebar.

"Oke, menara. PDX ini Charlie Tango Golf - Golf Echo


Hotel, terbuka untuk lepas landas.

Harap konfirmasi, over."

"Charlie Tango - kau bebas. PDX memanggil,

165
lanjutkan ke satu empat ribu, menuju nol satu nol,
over."

"Roger menara, Charlie Tango set, over dan keluar.


Mari kita berangkat, "tambahnya kepadaku, dan
helikopter naik perlahan-lahan dan lancar ke udara.

Portland menghilang di depan kami saat kami menuju


ke wilayah udara AS, meskipun keberanianku tetap
tertinggal di Oregon. Whoa! Semua lampu terang
menyusut sampai mereka berkelap-kelip dengan
manis di bawah kami. Ini seperti melihat keluar dari
dalam mangkuk ikan. Setelah kita lebih tinggi,
memang tak ada apa-apa lagi yang bisa dilihat. Ini
gelap gulita, bahkan bulan tak menumpahkan cahaya
apa pun dalam perjalanan kita. Bagaimana dia bisa
melihat di mana kita akan menuju?

"Menakutkan bukan?" Adalah suara orang Christian


di telingaku.

"Bagaimana kau tahu kau menuju ke arah yang


benar?"

"Ini." Dia menunjuk jari telunjuk yang panjang di


salah satu alat pengukur, dan itu menunjukkan
kompas elektronik. "Ini adalah Eurocopter EC135.
Salah satu yang paling aman di kelasnya. Ini
dilengkapi alat untuk penerbangan malam "Dia
melirik dan nyengir padaku.

"Ada helipad di atas gedung tempatku tinggal.

166
Disitulah kita sedang menuju."

Tentu saja ada helipad ditempat tinggalnya. Aku


sangat tidak sepadan kelasnya di sini. Wajahnya yang
lembut diterangi oleh lampu pada panel instrumen.
Dia berkonsentrasi keras, dan dia terus-menerus
melirik berbagai indikator didepannya. Aku
menikmati wajahnya dari bawah bulu mataku. Dia
memiliki profil yang indah. Hidung lurus, rahang
persegi - aku ingin menjulurkan lidahku di sepanjang
rahangnya. Dia tidak bercukur, dan bulu-bulu pendek
diwajahnya membuat prospek itu bertambah
menggoda. Hmm ... aku ingin merasakan bagaimana
kasarnya di bawah lidahku, jari-jariku, terhadap
wajahku.

"Ketika kau terbang di malam hari, kau terbang buta.


Kau harus percaya pada instrumentasi," ia menyela
lamunan erotisku.

"Berapa lama penerbangannya?" Ujarku terengah-


engah. Aku tak berpikir tentang seks sama sekali,
tidak, sama sekali tidak.

"Kurang dari satu jam, anginny mendukung kita."

Hmm, kurang dari satu jam ke Seattle ... itu tak


terlalu lama, tak heran kita terbang.

Aku memiliki kurang dari satu jam sebelum


mengungkapkan besar. Semua otot mengencang jauh
di dalam perutku.

167
Aku punya gejala mual yang serius. Mereka
berkembang di perutku. Ya Tuhan, apa yang telah dia
simpan untukku?

"kau baik-baik saja, Anastasia?"

"Ya." Jawabanku pendek, dipotong, diperas lewat


sarafku.

aku pikir dia tersenyum, tapi sulit untuk mengatakan


dalam kegelapan. Christian menjentik tombol lain.

"PDX ini Charlie Tango sekarang di salah satu empat


ribu, over." Dia bertukar informasi dengan pengatur
lalu lintas udara. Semuanya terdengar sangat
profesional untukku. Aku pikir kita bergerak dari
ruang udara Portland ke Seattle Internasional
Airport.

"Mengerti Sea-Tac, stand by dan over."

"Lihat, di sana." Dia menunjuk ke sebuah titik kecil


cahaya di kejauhan. "Itu Seattle."

"Apakah kau selalu mengesankan wanita dengan cara


seperti ini? Ikut dan terbang dalam helikopterku?"
aku bertanya, Benar-benar tertarik.

"aku tak pernah membawa seorang gadis di sini,


Anastasia. Ini pertama lainnya untukku" Suaranya
tenang, serius.

168
Oh, itu jawaban yang tak terduga. Pertama lainnya?
Oh tentang tidur itu, mungkin?

"Apakah kau terkesan?"

"Aku terpesona, Christian."

Dia tersenyum.

"Terpesona?" Dan untuk sesaat, dia umurnya lagi.

Aku mengangguk.

"Kau begitu ... kompeten."

"Wah, terima kasih, Miss Steele," katanya sopan. Aku


rasa dia senang, tapi aku tak yakin.

Kami terbang dalam malam yang gelap dengan diam


untuk sementara waktu. Titik terang yang tadi
disebut sebagai Seattle perlahan-lahan semakin
besar.

"Sea-Tac menara pada Charlie Tango. Rencana


penerbangan ke Escala tepat waktu. Standing by. Dan
over. Out."

"Ini adalah Charlie Tango, dipahami Sea-Tac.


Standing by, over dan out."

"kau jelas menikmati ini," bisikku.

169
"Apa?" Dia melirikku. Dia tampak bingung dalam
penerangan redup dari instrumen.

"Terbang," jawabku.

"Ini membutuhkan kontrol dan konsentrasi ...


bagaimana aku bisa tak menyukainya? Meskipun,
favoritku adalah melayang."

"Melayang?"

"Ya. Gliding untuk orang awam. Glider dan helikopter


- aku menerbangkan keduanya"

"Oh." Hobi mahal. Aku ingat dia mengatakan itu


selama wawancara. Aku suka membaca dan kadang-
kadang pergi ke bioskop. Aku keluar dari
kedalamanku di sini.

"Charlie Tango silahkan masuk, over." Suara kontrol


lalu lintas udara menginterupsi lamunanku. Christian
menjawab, terdengar berkuasa dan percaya diri.

Seattle semakin dekat. Kita berada di pinggirannya


sekarang. Wow! Ini terlihat benar-benar
menakjubkan. Seattle pada malam hari, dari langit ...

"Terlihat bagus, khan?" Gumam Christian.

Aku mengangguk antusias. Tampaknya dunia yang


lain - tak nyata - dan aku merasa seperti berada di

170
dalam film raksasa, film favorit José itu mungkin,
"Bladerunner." Memori tentang José berusaha
mencium menghantuiku. Aku mulai merasa sedikit
kejam padanya tidak menelepon balik. Dia bisa
menunggu sampai besok ... pasti.

"Kita akan sampai di sana dalam beberapa menit,"


gumam Christian, dan tiba-tiba darahku seperti
berdebur di telingaku saat detak jantungku
meningkat dan adrenalin merajalela melalui
sistemku. Dia mulai berbicara dengan pengatur lalu
lintas udara lagi, tapi aku tak lagi mendengarkan. Ya
... aku pikir aku akan pingsan. Nasibku ada di
tangannya.

Kita sekarang terbang di antara gedung, dan di


depanku dapat melihat gedung pencakar langit tinggi
dengan helipad di atasnya. Kata Escala dicat putih di
atas gedung. Sudah semakin dekat, lebih besar dan
lebih besar ... seperti juga kecemasanku. Tuhan, aku
harap aku tak mengecewakannya.

Dia akan menemukan kurangku dalam beberapa hal.


Aku berharap aku mendengarkan Kate dan
meminjam salah satu gaunnya, tapi aku suka celana
jins hitam, dan aku mengenakan kemeja mint lembut
hijau dan jaket hitam Kate. aku cukup terlihat pintar.
Aku mencengkeram pinggir kursiku semakin ketat.
Aku bisa melakukan ini. Aku bisa melakukan ini. aku
mengucapkan mantra ini saat pencakar langit
semakin besar di bawah kami.

171
Helikopter melambat dan melayang, dan Christian
mendarat di helipad di atas gedung. Jantungku
seperti ada di mulutku. Aku tak bisa memutuskan
apakah itu dari antisipasi gugup, lega karena kita
tiba dengan selamat, atau takut bahwa aku akan
gagal dalam beberapa hal. Dia mematikan pengapian
dan baling-baling melambat dan tenang sampai
semua yang aku dengar adalah suara napasku sendiri
yang tak menentu.

Christian melepas headphonenya, dan menarik


punyaku juga.

"Kita sudah sampai," katanya lembut.

Wajahnya menunjukkan sikap yang begitu kuat,


setengah dalam bayangan dan setengah dalam cahaya
putih terang dari lampu pendaratan. Ksatria gelap
dan ksatria putih, ini adalah metafora yang pas untuk
Christian. Dia tampak tegang. Rahangnya terkatup
dan matanya ketat. Dia melepas sabuk pengamannya
dan menggapai untuk melepaskanku. Wajahnya
beberapa inci dari milikku.

"kau tak harus melakukan apapun yang tak kau


inginkan. Kau tahu itu, Khan?" Nada suaranya begitu
sungguh-sungguh, bahkan putus asa, mata abu-
abunya berapi-api. Dia membuatku terkejut.

"Aku tak pernah melakukan apapun yang aku tak


mau lakukan, Christian." Dan saat aku mengucapkan
kata-kata itu, aku tak cukup merasa yakin karena

172
pada saat ini - aku mungkin akan melakukan apa saja
untuk pria yang duduk sampingku. Tapi ini triknya.
Dia tenang.

Dia mengamatiku hati-hati sejenak dan entah


bagaimana, meskipun dia begitu tinggi, ia berhasil
keluar dengan anggun ke pintu helikopter dan
membukanya. Dia melompat keluar, menungguku
untuk mengikutinya, dan meraih tanganku saat aku
merangkak turun ke helipad. Ini sangat berangin di
atas gedung, dan aku gugup menyadari bahwa aku
berdiri setidaknya tiga puluh lantai diatas ruang
terbuka. Christian meraih pinggangku dengan
lengannya, menarikku erat-erat.

"Ayo," teriak dia di antara suara angin. Dia


menyeretku ke sebuah lift dan, setelah menekan
nomor ke tombol, pintu terbuka. Didalam hangat dan
semua terbuat dari kaca cermin. Aku bisa melihat
Christian hingga tak terbatas di mana-mana aku
melihat, dan yang indah adalah, dia memelukku
hingga tak terbatas juga. Christian menekan kode
lain ke tombol, maka pintu tertutup dan lift turun.

Beberapa saat kemudian, kami berada dalam sebuah


ruang tunggu serba putih. Di tengah ada sebuah meja
kayu bulat gelap, dan di atasnya ada sekelmpk bunga
putih luar biasa banyaknya. Di dinding ada lukisan,
dimana-mana. Dia membuka dua pintu ganda, dan
tema putih terus sepanjang koridor yang luas dan
tepat di seberang di mana ruang mewah terbuka. Ini
adalah ruang tamu utama, tinggi sekali. Luas sebuah

173
kata yang tak pantas untuk itu. Dindingnya adalah
kaca dan mengarah ke balkon yang menghadap ke
Seattle.

Di kanan ada sofa mengesankan berbentuk 'U' yang


bisa untuk duduk sepuluh orang dewasa dengan
nyaman. Sofa itu menghadap perapian modern yang
terbuat dari baja model paling mutakhir - atau
mungkin platinum.

Api menyala dan menyala lembut. Pada bagian kiri di


samping kami, dengan pintu masuk, adalah area
dapur.

Semua putih dengan bagian atas dari kayu gelap dan


bar untuk sarapan yang besar dengan kursi enam
buah.

Dekat area dapur, di depan dinding kaca, adalah meja


makan yang dikelilingi oleh enam belas kursi. Dan
terselip di sudut adalah grand piano hitam mengkilap.
Oh ya ... dia mungkin memainkan piano juga. Ada
seni dari segala bentuk dan ukuran pada semua
dinding. Bahkan, apartemen ini lebih mirip galeri dari
tempat tinggal.

"Dapatkah aku menyimpan jaketmu?" Tanya


Christian. Aku menggelengkan kepala. Aku masih
kedinginan dari angin pada helipad.

"Apakah kau ingin minum?" Tanya dia. Aku berkedip


padanya. Setelah kejadian semalam! Apakah ia

174
mencoba untuk melucu? Untuk yang kedua, aku
berpikir tentang meminta margarita - tapi aku tak
punya keberanian.

"Aku akan minta segelas anggur putih, yang ingin


kamu bergabung denganku?"

"Ya, silakan," bisikku.

Aku berdiri di ruangan yang sangat besar merasa tak


pantas berada di tempat ini. Aku berjalan ke dinding
kaca, dan aku menyadari bahwa bagian bawah
dinding terbuka balkon bergaya concertina. Seattle
menyala dan hidup di latar belakangnya. Aku
berjalan kembali ke area dapur - dibutuhkan
beberapa detik, itu sangat jauh dari dinding kaca -
dan Christian sedang membuka sebotol anggur. Dia
menanggalkan jasnya.

"Pouilly-Fume kau mau?"

"Aku tak tahu apapun tentang anggur, Christian. Aku


yakin akan baik-baik saja" Suaraku lembut dan ragu-
ragu. Jantungku berdebar-debar. aku ingin lari. Ini
benar-benar kaya. Serius seperti gaya kekayaan Bill
Gates. Apa yang aku lakukan di sini? kau tahu betul
apa yang kau lakukan di sini - Pikiran bawah sadarku
menyeringai padaku. Ya, aku ingin berada di tempat
tidur Christian Grey.

"Ini." Dia mengulurkan segelas wine. Bahkan


gelasnya pun kaya ... berat, kristal kontemporer. Aku

175
meneguknya, dan anggur ringan dan lezat.

"Kau sangat tenang, dan kau bahkan tidak memerah.


Bahkan - aku pikir ini keadaan paling pucat darimu
yang pernah aku lihat, Anastasia, "bisiknya. "Apa
kamu lapar?"

Aku menggelengkan kepala. Bukan untuk makanan.

"Ini tempat yang sangat besar di sini."

"Besar?"

"Besar."

"Ini besar," ujarnya setuju, dan matanya bersinar


dengan senang. Aku menegguk anggur lagi.

"Apakah kau bermain?" Aku menunjuk dagu aku di


piano.

"Ya."

"Yah?"

"Ya."

"Tentu saja begitu. Apakah ada sesuatu yang engkau


tak dapat melakukannya dengan baik? "

"Ya ... beberapa hal." Dia menegguk anggurnya. Dia


tak melepaskan pandangan mata dariku. Aku merasa

176
mereka mengikutiku saat aku berbalik dan melihat ke
sekeliling ruangan luas ini. Ruang adalah kata yang
salah.

Ini bukan sebuah ruangan - itu misi pernyataan.

"Apa kau ingin duduk?"

Aku mengangguk, dan ia mengambil tanganku dan


membawaku ke sofa putih besar. Ketika aku duduk,
aku terkejut oleh kenyataan bahwa aku merasa
seperti Durbeyfield Tess melihat rumah baru yang
dimiliki oleh Alec D' Urberville yang terkenal itu.
Pikiran membuatku tersenyum.

"Apa yang lucu?" Dia duduk di sebelahku, berbalik


menghadapku. Dia menyandarkan kepala di tangan
kanannya, siku disangga pada bagian belakang sofa.

"Mengapa kau memberiku secara khusus buku Tess of


the Urbervilles D'?" Tanyaku. Christian menatapku
sejenak. Aku pikir dia terkejut dengan pertanyaanku.

"Yah, kau bilang kau menyukai Thomas Hardy."

"Apakah itu satu-satunya alasan?" Bahkan aku bisa


mendengar kekecewaan dalam suaraku. Mulutnya
menekan ke dalam garis keras.

"Itu sepertinya tepat buatmu. Aku bisa memelukmu


luar biasa tinggi seperti Angel Clare atau Debase atau
benar-benar merendahkan kau seperti Alec

177
D'Urberville, "bisiknya, dan mata abu-abunya
berkedip gelap dan berbahaya.

"Jika hanya ada dua pilihan, aku akan mengambil


kehinaan itu." Bisikku, menatap dia. Pikiran bawah
sadarku menatapku kagum. Dia terengah-engah.

"Anastasia, aku minta berhenti menggigit bibirmu. Ini


sangat mengganggu. kau tak tahu apa yang kau
katakan."

"Itu sebabnya aku di sini."

Dia mengernyit.

"Ya. Tunggu sebentar disini" Dia menghilang melalui


pintu lebar di ujung ruangan. Dia pergi selama
beberapa menit dan kembali dengan sebuah dokumen.

"Ini adalah perjanjian non-disclosure atau rahasia


yang tak boleh dibocorkan." Dia mengangkat bahu
dan sikapnya terlihat sedikit malu. "Pengacaraku
bersikeras untuk itu." Dia menyerahkannya padaku.
Aku benar-benar bingung. "Jika kau melihat opsi dua,
pendegradasian, kau harus menandatangani ini."

"Dan jika aku tak ingin menandatangani apa pun?"

"Maka itu adalah Angel Clare yang tinggi, yah, untuk


sebagian besar buku itu pula."

"Apa maksud kesepakatan ini?"

178
"Ini berarti kau tak bisa mengungkapkan apa-apa
tentang kita. Apa saja, kepada siapa pun."

Aku menatapnya tak percaya. Sialan. Ini buruk,


sangat sangat buruk, dan sekarang aku sangat ingin
tahu.

"Oke. Aku akan menandatanganinya."

Dia mengulurkan pena.

"Kau bahkan tak membacanya?"

"Tidak"

Dia mengernyit.

"Anastasia, kau harus selalu membaca apapun yang


kau tandatangani," ia menasihatiku.

"Christian, apa yang kau gagal pahami adalah bahwa


aku tak akan membicarakan tentang kita kepada
siapa pun. Bahkan Kate. Jadi tak penting apakah aku
menandatangani kesepakatan atau tidak. Jika ini
sangat berarti bagimu, atau pengacaramu ... dengan
siapa kau jelas membicarakannya, ya sudah. Aku
akan menkautangani."

Dia menatap ke arahku, dan ia mengangguk serius.

"Pernyataan bagus yang kau buat, Miss Steele."

179
Aku dengan cepat menandatangani pada garis putus-
putus dari kedua salinan dan mengembalikan satu
padanya. Melipat yang satunya, aku
menempatkannya pada tas kecilku dan mengambil
tegukan besar pada anggurku. Aku terdengar jauh
lebih berani daripada yang benar-benar aku rasakan.

"Apa ini berarti kau akan bercinta denganku malam


ini, Christian?" Gila. Apa aku barusan mengatakan
itu? Mulutnya menganga sedikit, namun ia pulih
dengan cepat.

"Tidak, Anastasia tak akan terjadi. Pertama, aku


tidak melakukan yang namanya ML. Aku bermain
seks ... dengan keras. Kedua, ada banyak dokumen
yang harus dilakukan, dan ketiga, kau belum tahu
apa yang sedang kau lakukan. kau masih bisa lari.
Mari, aku ingin menunjukkan ruang bermainku."

Mulutku menganga. Bermain seks dengan keras! Ya


Tuhan, yang terdengar begitu ... panas. Tapi mengapa
kita melihat ruang bermain? aku bingung sendiri.

"kau ingin bermain pada Xbox-mu?" aku bertanya.


Dia tertawa, keras.

"Tidak, Anastasia, tidak ada Xbox, Playstation juga


tak. Ayo" Dia berdiri sambil mengulurkan tangannya.
Aku biarkan dia membawa aku kembali keluar ke
koridor. Di sebelah kanan pintu ganda, di mana kita
masuk, pintu lain mengarah ke tangga. Kami naik ke

180
lantai dua dan berbelok ke kanan. Mencabut kunci
dari sakunya, ia membuka lagi pintu lain dan
mengambil napas dalam-dalam.

"kau pergi meninggalkan tempat ini kapan saja.


Helikopter stand-by untuk membawamu setiap saat
kau ingin pergi, kau dapat menginap dan pulang di
pagi hari. Apa pun yang kau memutuskan tak
masalah."

"Buka saja pintu sialan ini, Christian."

Dia membuka pintu dan mundur untuk


membiarkanku masuk, aku menatap dia sekali lagi.
Aku jadi ingin tahu apa yang ada di sini. Mengambil
napas dalam aku berjalan masuk.

Dan rasanya aku melakukan perjalanan waktu


kembali ke abad keenam belas dan pada jaman
penaklukan oleh Spanyol.

Gila!

181
***
Pertama –tama yang aku perhatikan adalah bau;
kulit, kayu, cat dengan aroma samar jeruk. Sangat
menyenangkan, dan pencahayaan yang lembut, halus.
Padahal, aku tidak bisa melihat sumbernya, tapi itu
sekitar hiasan dinding di ruangan ini, memancarkan
cahaya di kamar. Dinding dan langit-langit berwarna
merah anggur gelap, Efeknya dalam ruangan terlihat
luas, lantai kayunya sudah tua, dan dipernis . Ada
salib kayu besar seperti X diikat ke dinding yang
menghadap pintu. Yang terbuat dari kayu mahoni
mengkilap, dan ada penahan borgol di setiap sudut. Di
atasnya ada kotak besi yang besar digantung di
langit-langit, setidak delapan meter persegi, dan
disitu digantung segala macam tali, rantai, dan
belenggu mengkilat. Disamping pintu, dua tiang
dipoles, berukir, seperti batang kayu vertikal dari
pegangan tangga, tapi lebih panjang, menggantung
seperti tongkat gorden di dinding. Dari situ berayun
berbagai macam alat yang mencengangkan dari alat
pemukul seperti dayung, cemeti, cambuk pendek
untuk berkuda, dan alat berbulu yang terlihat lucu.

Di samping pintu berdiri sebuah peti berlaci dari kayu


mahoni besar, setiap laci tipis seolah dirancang untuk
memuat spesimen di museum kuno. Aku sejenak ingin
tahu sebenarnya laci itu untuk menyimpan apa.
Apakah aku ingin tahu? Jauh di sudut ada bangku
empuk terbuat dari kulit berwarna coklat kemerahan,
dan menempel di dinding ada rak kayu mengkilap

182
yang terlihat seperti tempat menaruh cue atau
tongkat biliar, tapi setelah diamati lebih dekat,
tersimpan tongkat bervariasi, berbagai panjang dan
lebar. Ada meja panjang enam kaki kokoh di sudut
berlawanan - kayu dipoles serta kaki berukir - dan
dua bangku yang cocok di bawahnya.

Tapi apa yang mendominasi ruangan ini adalah


ranjang. Yang mana lebih besar dari ukuran king-size
, berukir terlalu megah bergaya rococo bertiang empat
dengan bagian atas rata. Sepertinya dari akhir abad
kesembilan belas. Di bawah kanopi, aku dapat
melihat lebih banyak lagi rantai berkilau dan borgol.
Kasurnya tidak ada seprei... hanya ditutup kulit
merah dan bantal satin merah ditumpuk di salah satu
sudutnya.

Pada kaki ranjang, terpisah beberapa meter, adalah


sofa chesterfield berwarna coklat kemerahan yang
besar, terjebak di tengah ruangan menghadap
ranjang. Pengaturan aneh ... mengatur sofa
menghadap ranjang, dan aku tersenyum pada diriku
sendiri - aku merasa aneh memilih sofa, padahal
sesungguhnya sofa itu adalah furnitur paling biasa
dikamar ini. Aku melihat ke atas dan menatap langit-
langit. Aneh ada karabiner di seluruh langit-langit.
Samar-samar aku bertanya-tanya untuk apa semua
ini. Ganjil, semua kayu, dinding gelap, pencahayaan
murung, dan kulit coklat kemerahan membuat ruang
itu berkesan lembut dan romantis ... Aku tahu itu
kebalikannya, ini adalah lembut dan romantis versi
Christian.

183
Aku berbalik, dan dia memperhatikanku dengan
penuh perhatian karena aku tahu ekspresinya tak
dapat dibaca. Aku berjalan lebih jauh ke dalam
ruangan, dan dia mengikutiku. Sesuatu yang berbulu
telah membuatku tertarik. Aku menyentuhnya
dengan ragu-ragu. Ini kulit, seperti cambuk ekor
sembilan - tapi lebih tebal, dan ada manik-manik
plastik yang sangat kecil di ujungnya.

"Itu disebut flogger," Suara Christian tenang dan


lembut. Sebuah flogger ... hmm. Aku pikir aku shock.
Pikiran bawah sadarku telah pergi atau jadi bisu atau
hanya jatuh pingsan dan kadalauwarsa. Aku mati
rasa. Aku dapat mengamati dan menyerap tetapi tak
dapat mengutarakan perasaanku tentang semua ini,
karena aku shock. Apakah tanggapan yang tepat
mengetahui calon kekasih ini benar-benar sadis atau
seorang masokis? Takut ... ya ... tampaknya perasaan
itu yang paling dominan. Aku mengakui sekarang.
Tapi tidak pada dirinya - Aku tak berpikir dia akan
menyakitiku, yah, tidak tanpa persetujuanku. Begitu
banyak pertanyaan membayangi pikiranku.

Mengapa? Bagaimana? Kapan? Seberapa sering?


Siapa? Aku berjalan menuju ranjang dan
menjalankan tanganku turun ke salah satu tiang
berukir. Tiang ini sangat kokoh, pengerjaan bermutu
tinggi.

"Katakanlah sesuatu," perintah Christian, suaranya

184
terasa lembut.

"Apakah kau melakukan ini kepada orang-orang atau


mereka melakukannya untukmu?"

Mulutnya terlihat aneh, tidak geli atau lega.

"Orang-orang?" Dia berkedip beberapa kali ia


mempertimbangkan jawabannya. "Aku melakukan ini
pada wanita yang menginginkannya."

Aku tidak mengerti.

"Jika kau memiliki seseorang yang mau, mengapa aku


disini?"

"Karena aku ingin melakukan hal ini denganmu,


sangat ingin."

"Oh," aku terkesiap. Mengapa?

Aku berjalan ke sudut ruangan dan menepuk bangku


empuk bersandaran tinggi dan menjalankan jemariku
di kulit. Ia suka menyakiti wanita. Pikiran itu
menekanku.

"Kau sadis?"

"Aku seorang Dominan." Mata abu-abunya


membakar, tajam.

"Apa artinya itu?" Bisikku.

185
"Artinya aku ingin kau rela menyerahkan diri
padaku, dalam segala hal."

Aku mengerutkan kening padanya saat aku mencoba


untuk memahami pikiran itu.

"Mengapa aku melakukan itu?"

"Untuk menyenangkan aku," bisiknya sambil


memiringkan kepalanya ke satu sisi, dan aku melihat
hantu tersenyum.

Menyenangkan dia! Dia ingin aku menyenangkannya!


Aku pikir mulutku menganga. Menyenangkan
Christian Grey. Dan aku menyadari, pada saat itu,
bahwa ya, itulah yang ingin kulakukan. Aku ingin dia
menjadi sangat senang denganku. Ini sebuah
pengungkapan.

"Ini istilah yang sangat sederhana, aku ingin kau


berkeinginan menyenangkanku," katanya lembut.
Suaranya memabukkan.

"Bagaimana aku melakukannya?" Mulutku kering,


dan aku berharap aku punya anggur. Oke, aku
mengerti sedikit maksudnya menyenangkan, tapi aku
bingung dengan dibuatnya kamar penyiksaan
Elizabeth yang lembut. Apakah aku ingin tahu
jawabannya?

"Aku punya aturan, dan aku ingin kau mematuhinya.

186
Itu untuk keuntunganmu dan untuk kesenanganku.
Jika kau ikuti aturan untuk kepuasanku, aku akan
menghargaimu. Jika kalau tidak, aku akan
menghukummu, dan kau akan belajar," bisiknya. Aku
melirik rak tongkat saat ia mengatakan ini.

"Dan apa hubungannya dengan semua ini?" Aku


melambaikan tanganku ke sekeliling ruangan.

"Semua merupakan bagian dari paket insentif. Baik


penghargaan dan hukuman."

"Jadi kau akan menunjukkkan kejengkelanmu


dengan mengerahkan keinginanmu atas diriku."

"Ini tentang memperoleh kepercayaan dan rasa


hormatmu, sehingga kau akan membiarkan aku
memperoleh keinginanku atas dirimu.

Aku akan memperoleh banyak sekali kesenangan,


kegembiraan, bahkan dalam penyerahanmu. Semakin
sering kau patuh, semakin besar kebahagianku - itu
adalah persamaan yang sangat sederhana."

"Oke, apa yang aku peroleh dari semua ini?"

Dia mengangkat bahu dan terlihat hampir meminta


maaf.

"Aku," katanya singkat.

Oh. Christian menggaruk tangan ke rambutnya saat

187
ia menatap ke arahku.

"Kau tidak memberikan apa pun, Anastasia,"


bisiknya, putus asa. "Mari kita kembali ke lantai
bawah di mana aku bisa berkonsentrasi lebih baik. Ini
sangat mengganggu membawamu di sini."

Dia menggenggam tanganku, Dan sekarang aku ragu-


ragu untuk menerimanya.

Kate mengatakan ia berbahaya, dia benar. Bagaimana


dia tahu? Dia berbahaya untuk kesehatanku, karena
aku tahu aku akan mengatakan ya. Dan sebagian dari
diriku tak menginginkan itu. Sebagian diriku lagi
ingin lari berteriak dari kamar ini dan semua yang
digambarkannya. Aku ingin keluar dari semua ini.

"Aku tak akan menyakitimu, Anastasia." Mata


kelabunya memohon, dan aku tahu ia bicara benar.
Aku mengambil tangannya, dan dia membawaku
keluar dari pintu.

"Jika kau menyetujui, ayo aku tunjukkan." Alih-alih


turun ke lantai bawah, dia ternyata belok kanan
setelah keluar dari ruang bermain, sambil ia
mengatakannya, dan turun koridor. Kami melewati
beberapa pintu sampai tiba di ujung. Terdapat kamar
tidur dengan ranjang yang besar, serba putih ...
semuanya, perabot, dinding, ranjang. Tampak bersih
dan dingin namun dengan pemandangan yang paling
indah dari Seattle melalui dinding kaca.

188
"Ini akan menjadi kamarmu. Kau bisa menghiasnya
seperti yang kau inginkan, memiliki apa pun yang
kau suka di sini."

"Kamarku? Kau mengharapkan aku untuk pindah? "


Aku tak bisa menyembunyikan kengerian dalam
suaraku.

"Tidak setiap hari. Hanya hari Jumat malam sampai


Minggu. Kita harus berunding dan bicara tentang
semua ini. Jika kau ingin melakukan ini," tambahnya,
suaranya tenang dan ragu-ragu.

"Aku akan tidur di sini?"

"Ya."

"Tidak denganmu."

"Tidak Aku bilang, aku tidak tidur dengan siapa pun,


kecuali kamu, saat kamu terbius dengan minuman."
Sorot matanya menegur.

Aku menekan mulut dengan garis keras. Inilah yang


aku tak bisa pahami. Jenis kepedulian Christian,
yang menyelamatkan aku dari mabuk dan
memelukku dengan lembut sementara aku muntah ke
azalea, dan monster yang memiliki cambuk dan rantai
di ruangan khusus.

"Di mana kamu tidur?"

189
"Kamarku di lantai bawah. Ayo, Kau pasti lapar."

"Aneh, aku tampaknya telah kehilangan nafsu


makanku," gumamku kesal.

"Kau harus makan, Anastasia," dia menasihati dan


menggenggam tanganku, membawaku kembali ke
lantai bawah.

Kembali di ruang yang sangat besar, aku dipenuhi


dengan keraguan yang dalam. Aku di tepi jurang, dan
aku harus memutuskan apakah ya atau tidak untuk
melompat.

"Aku sepenuhnya sadar bahwa ini adalah jalan gelap


aku menuntunmu ke dalamnya, Anastasia, tapi aku
benar-benar ingin kau berpikir tentang hal ini. Kamu
pasti memiliki beberapa pertanyaan," katanya saat ia
mengitari area dapur, melepaskan tanganku.

Aku punya pertanyaan. Tapi di mana untuk


memulainya?

"Kamu sudah menandatangani perjanjianmu, Kau


dapat bertanya apapun yang kau inginkan, dan aku
akan menjawab."

Aku berdiri di bar sarapan mengawasinya saat ia


membuka lemari es dan mengeluarkan sepiring keju
yang berbeda dengan dua ikat besar anggur hijau dan
merah. Ia menata piring di atas meja dapur dan hasil
potongan sebuah baguette Prancis.

190
"Duduklah." Dia menunjuk ke salah satu kursi bar di
bar sarapan, dan aku menuruti perintahnya. Jika aku
setuju melakukan ini, aku harus membiasakan diri.
Aku menyadari bahwa dia suka memerintah sejak
aku bertemu dengannya.

"Kau menyebutkan dokumen."

"Ya."

"Dokumen apa?"

"Nah, selain dari perjanjian, kontrak mengatakan apa


yang kita akan dan tidak akan lakukan. Aku ingin
kau tahu batasmu, dan Kau perlu tahu batasku. Ini
adalah dasar suka sama suka, Anastasia. "

"Dan jika aku tidak ingin melakukan ini?"

"Itu tak apa," katanya hati-hati.

"Tapi kita tak akan memiliki semacam hubungan?"


aku bertanya.

"Tidak"

"Kenapa?"

"Ini satu-satunya jenis hubungan yang aku minati."

"Kenapa?"

191
Dia mengangkat bahu.

"Ini diriku."

"Bagaimana kau bisa menjadi seperti ini?"

"Mengapa ada orang yang seperti itu? Itu agak sulit


untuk menjawab. Mengapa beberapa orang suka keju
dan orang lain membencinya? Apakah kau suka keju?
bu Jones - pengurus rumahku - telah meninggalkan
ini untuk makan malam." Dia mengambil beberapa
piring putih besar dari lemari dan menempatkan satu
di depanku.

Kita bicara tentang keju ... sialan.

"Aturan apa darimu yang harus aku ikuti?"

"Aturannya tertulis. Kita akan membahasnya setelah


kita makan."
Makanan. Bagaimana aku bisa makan sekarang?

192
"Aku benar-benar tak lapar," bisikku.

"Kau harus makan," katanya singkat. Christian yang


dominan, semuanya jelas.

"Apakah kau ingin segelas anggur?"

"Ya, terima kasih."

Dia menuangkan anggur ke dalam gelasku dan duduk


di sampingku. Aku meneguk tergesa-gesa.

"Jangan sungkan makannya, Anastasia."

Aku mengambil seikat kecil anggur. Kalau ini aku


bisa memakannya. Dia menyipitkan matanya.

"Kau seperti ini sudah cukup lama?" Aku bertanya.

"Ya."

"Apakah mudah untuk menemukan wanita yang mau


melakukan ini?"

Dia mengangkat alis ke arahku.

"Kau akan kagum," katanya datar.

"Lalu mengapa aku? Aku benar-benar tak paham."

"Anastasia, aku sudah bilang padamu. Ada sesuatu


tentangmu. Aku tak bisa meninggalkanmu sendirian."

193
Dia tersenyum ironis. "Aku seperti ngengat mengejar
api." Suaranya menjadi berat. "Aku benar-benar
sangat menginginkanmu, terutama sekarang, saat
kau menggigit bibirmu lagi." Dia mengambil napas
panjang dan menelan.

Perutku jungkir balik - dia ingin aku ... dengan cara


yang aneh, benar, tapi pria tampan, asing, aneh ini
menginginkan aku.

"Aku pikir kau memiliki pandangan yang terbalik."


Aku mengomel. Aku ngengat dan ia adalah nyala api,
dan aku akan terbakar. Aku tahu.

"Makan!"

"Tidak Aku belum menandatangani apa pun, jadi aku


pikir aku akan bertahan dengan kebebasanku untuk
sedikit lebih lama, jika tu tak masalah denganmu."

Matanya melembutkan, dan bibirnya tersenyum.

"Terserah kau, Miss Steele."

"Berapa banyak wanita?" aku melontarkan


pertanyaan, aku begitu penasaran.

"Lima belas."

Oh ... tak sebanyak yang kupikirkan.

"Untuk jangka waktu yang lama?"

194
"Beberapa dari mereka, ya."

"Apakah kau pernah menyakiti seseorang?"

"Ya."

Sialan.

"Parah?"

"Tidak"

"Akankah kau menyakitiku?"

"Apa maksudmu?"

"Secara fisik, akankah kau menyakitiku?"

"Aku akan melakukan ketika kau meminta, dan


mungkin akan menyakitkan."

Aku merasakan sedikit lemas. Aku meneguk anggur


lagi. Alkohol - ini akan membuatku tambah berani.

"Pernahkah kau dipukuli?" Tanyaku.

"Ya."

Oh ...itu mengejutkanku. Sebelum aku bisa


menanyainya lebih jauh, dia menyela jalan pikiranku.

195
"Mari kita bahas ini di ruang kerjaku. Aku ingin
menunjukkan sesuatu."

Sangat sulit untuk diproses. Di tempat ini aku punya


pikiran yang bodoh bahwa aku akan menghabiskan
malam yang gairahnya tak tertandingi di ranjang pria
ini, dan kami melakukan negosiasi perjanjian yang
mengerikan.

Aku mengikutinya ke ruang kerjanya, ruang yang


luas dengan jendela di atas yang terbuka keluar ke
balkon. Dia duduk di meja, aku mengikuti dengan
duduk di kursi kulit di depannya, dan mengulurkan
selembar kertas.

"Ini adalah aturan. Aturannya mungkin bisa dirubah.


Aturan ini bagian dari kontrak, yang dapat kau
miliki. Bacalah aturan dan mari kita bahas."

ATURAN

Yang harus dipatuhi:

Submisiv akan mematuhi setiap instruksi yang


diberikan oleh dominan langsung tanpa ragu atau
keengganan dan dengan cara yang cepat. Submisiv
akan menyetujui pada semua aktivitas seksual yang
dianggap cocok dan menyenangkan dengan dominan
kecuali aktivitas yang diuraikan dalam batasan yang
keras (Lampiran 2). Dia (wanita) akan melakukannya
dengan penuh semangat dan tanpa ragu.

196
Tidur:
Submisiv akan memastikan dia mendapatkan
minimal tujuh jam tidur per malam ketika ia tidak
bersama dengan Dominan.

Makanan:
Submisiv makan secara teratur untuk menjaga
kesehatan dan kesejahteraan dari daftar resep
makanan (Lampiran 4). Submisiv tidak akan makan
camilan di antara waktu makan, kecuali buah.

Pakaian:
Saat bersama dominan, Submisiv akan mengenakan
pakaian yang disetujui oleh Dominan. Dominan akan
menyediakan anggaran pakaian untuk Submisiv,
Submisiv akan memakainya. Dominan akan
menemani Submisiv membeli pakaian dengan
kegunaan khusus. Jika Dominan sangat
menginginkan, Submisiv harus mempercantik diri
sesuai keinginan Dominan, ketika Dominan hadir dan
waktu yang lain yang Dominan anggap sesuai.

Kebugaran:
Dominan harus menyediakan Submisiv pelatih
pribadi empat kali seminggu setiap sesi selama satu
jam pada waktu yang disepakati bersama antara
pelatih pribadi dan Submisiv. Pelatih pribadi akan
melaporkan kepada Dominan tentang kemajuan
Submisiv.

Kebersihan Pribadi / Kecantikan:


Submisiv akan menjaga kebersihan diri dan

197
mencukur dan atau melakukan wax setiap waktu.
Submisiv akan mengunjungi salon kecantikan yang
dominan pilih dan waktunya yang akan ditentukan
oleh dominan, dan menjalani perawatan apa pun yang
dilihat cocok oleh dominan.

Keselamatan Pribadi:
Submisiv tidak akan minum berlebihan, merokok,
menggunakan obat-obatan terlarang atau tidak
menempatkan dirinya dalam kondisi berbahaya.

Kualitas pribadi:
Submisiv tidak boleh melakukan hubungan seksual
dengan orang lain selain dengan Dominan . Submisiv
harus bersikap hormat dan sopan setiap saat.

Dia harus menyadari bahwa perilakunya adalah


refleksi langsung dari Dominan. Dia harus
bertanggung jawab atas semua kejahatan, kesalahan
dan perilaku buruk yang dilakukan saat tidak dengan
Dominan.

Gagal mematuhi seperti yang tertera di atas akan


berakibat pada hukuman seketika, sifatnya akan
ditentukan oleh Dominan.

Sialan.

"Batas yang rumit?" Aku bertanya.

"Ya. Apa yang tak akan kau lakukan, apa yang tak
akan aku lakukan, kita perlu menetapkan dalam

198
perjanjian kita."

"Aku tak yakin tentang menerima uang untuk biaya


pakaian. Rasanya salah." Aku bergerak gelisah, kata
'pelacur' berputar di kepalaku.

"Aku ingin memberikan uang padamu, izinkan aku


membelikanmu beberapa pakaian. Mungkin aku perlu
kau menemaniku untuk berbagai acara, dan aku ingin
kau berpakaian dengan baik. Aku yakin gajimu, saat
kau mendapatkan pekerjaan, tak akan mencakup
jenis pakaian yang aku inginkan untuk kau pakai."

"Aku tak harus memakainya saat aku tidak


bersamamu?"

"Tidak"

"Oke." Pikirkan itu hanya sebagai seragam.

"Aku tak ingin olah raga empat kali seminggu."

"Anastasia, aku ingin kau lentur, kuat dan


berstamina. Percayalah, kau perlu olah raga." "Tapi
tentunya tak perlu empat kali seminggu, bagaimana
kalau tiga kali?"

"Aku ingin kau melakukan empat kali."

"Aku pikir ini adalah negosiasi?"

Dia mengerutkan bibirnya padaku.

199
"Oke, Miss Steele, aturan bisa dirubah. Bagaimana
satu jam dalam tiga hari dan satu hari selama
setengah jam?"

"Tiga hari, tiga jam. Aku mendapat kesan kau akan


membuatku tetap terolah raga saat aku di sini."

Dia tersenyum nakal, dan matanya bersinar seolah-


olah lega. "Oke, aku setuju. Kau yakin tak ingin
magang di perusahaanku? Kau seorang negosiator
yang baik."

"Tidak, aku tak berpikir itu ide yang bagus." Aku


menatap aturannya. Melakukan wax! Wax apa?

Semuanya? Ugh.

"Jadi, batasan-batasan. Inilah milikku. "Dia


mengulurkan sepotong kertas.

Batas Kekerasan

Tidak ada tindakan yang melibatkan api

Tidak ada tindakan yang melibatkan buang air kecil


atau buang air besar dan produk-produknya. Tidak
ada tindakan yang melibatkan jarum, pisau,
menusuk, atau darah. Tidak ada tindakan yang
berhubungan dengan instrumen medis ginekologi

Tidak ada tindakan melibatkan anak-anak atau

200
hewan

Tidak ada tindakan yang akan meninggalkan suatu


bekas permanen pada kulit. Tidak ada tindakan yang
melibatkan sesak napas

Ugh. Dia pasti yang menuliskan ini! Tentu saja -


sejujurnya semua ini terlihat sangat masuk akal dan
anehnya, perlu ... setiap orang yang waras tak akan
mau terlibat dalam hal semacam ini kan?

Meskipun sekarang aku merasa sedikit mual.

"Apakah ada sesuatu yang ingin kau tambahkan?"


Tanyanya dengan ramah.

Sialan. Aku tak tahu. Aku benar-benar bingung. Dia


menatapku dan keningnya berkerut.

"Apakah ada sesuatu yang kau tak ingin lakukan?"

"Aku tak tahu."

"Apa maksudmu kau tak tahu?"

Aku menggeliat tak nyaman dan menggigit bibirku.

"Aku belum pernah melakukan hal seperti ini."

"Nah, ketika kau melakukan hubungan seks, ada


sesuatu yang tak kau sukai?"

201
Untuk pertama kali, sepertinya aku merasa malu
sekali.

"Kau dapat memberitahuku, Anastasia. Kita harus


jujur satu sama lain atau ini tak akan berhasil."

Aku menggeliat tak nyaman lagi dan menatap jariku


tersimpul.

"Katakan padaku," perintah dia.

"Yah ... Aku belum pernah berhubungan seks


sebelumnya, jadi aku tak tahu." Suaraku lirih. Aku
mengintip ke arahnya, dan dia menatapku, mulutnya
terbuka, beku, dan pucat - benar-benar pucat.

"Belum pernah?" Bisiknya.

Aku menggelengkan kepala.

"Kau masih perawan?" dia menghembuskan nafas.

Aku mengangguk, memerah lagi. Dia menutup


matanya dan sepertinya berusaha menghitung sampai
sepuluh. Saat ia membuka matanya, dia marah,
melotot ke arahku.

"Mengapa kau tak memberitahuku?" Ia menggeram.

202
Christian membawa kedua tangannya ke rambutnya
dan berjalan mondar-mandir di ruang kerjanya.
Kedua tangannya – dua kali lipat jengkel. Sepertinya
pengendalian dirinya yang kuat tampak sedikit
merosot.

"Aku tidak mengerti mengapa kau tak memberi


tahuku," protesnya padaku.

"Topiknya tak pernah muncul dalam obrolan kita.


Aku tidak memiliki kebiasaan mengungkapkan status
seksualku pada semua orang yang aku temui.
Maksudku, kita hampir tak mengenal satu sama
lain." Aku menatap tanganku. Mengapa aku merasa
bersalah? Mengapa dia begitu marah? Aku mengintip
ke arahnya.

"Yah, kau tahu banyak tentangku sekarang," bentak


dia, menekan mulutnya menjadi garis keras. "Aku
tahu kau tidak berpengalaman, tapi perawan!"
Katanya seperti kata-kata yang kotor. "Sialan, Ana,
aku hanya menunjukkan padamu," ia mengeluh.
"Semoga Tuhan memaafkan aku. Pernahkah kau
dicium, selain olehku?"

"Tentu saja aku pernah." Aku mencoba untuk terlihat


tersinggung. Oke ... mungkin dua kali.

"Dan seorang pria muda yang baik belum pernah


membuatmu jatuh cinta? Aku tak mengerti. Kau dua
puluh satu tahun, hampir dua puluh dua. Kau
cantik." Dia mengusap tangannya ke rambutnya lagi.

203
Bagus. Aku memerah karena gembira. Christian Grey
menganggapku cantik. Aku simpul jemariku secara
bersamaan, menatapnya dengan keras, mencoba
menyembunyikan senyum konyolku. Mungkin dia
rabun, alam bawah sadarku telah membangunkan
orang yg berjalan sambil tidur. Di mana dia saat aku
membutuhkannya?

"Dan kau serius membahas apa yang aku inginkan,


padahal kau belum memiliki pengalaman." Kedua
alisnya menyambung. "Bagaimana kau bisa
menghindari seks? Aku mohon ceritakan padaku."

Aku mengangkat bahu.

"Benar-benar Tak ada seorangpun, percayalah."


Muncul untuk digesek, hanya denganmu. Dan kau
ternyata seorang monster. "Mengapa kau begitu
marah padaku?" Bisikku.

"Aku tak marah padamu, aku marah dengan diriku


sendiri. Aku menduga ... " Dia mendesah. Dia
menganggap aku cerdik dan kemudian menggeleng.
"Apakah kau ingin pergi?" Tanyanya, suaranya
melembut.

"Tidak, kecuali kau ingin aku pergi," bisikku. Oh


tidak ... aku tak ingin pergi.

"Tentu saja tidak. Aku suka kau di sini." Dia


mengernyit saat ia mengatakan ini dan kemudian

204
melirik jam tangannya. "Sekarang sudah malam."
Dan dia menoleh ke arahku.
"Kau menggigit bibirmu." Suaranya serak, dan dia
menatapku curiga.

"Maaf."

"Jangan meminta maaf. Hanya saja aku ingin


menggigitnya juga."

Aku terkesiap ... bagaimana bisa dia mengatakan hal-


hal seperti itu padaku dan tak mengharapkan aku
terpengaruh.

"Ayo," bisiknya."

"Apa?"

"Kita akan meluruskan situasi sekarang."

"Apa maksudmu? Situasi apa? "

"Situasimu. Ana, aku akan bercinta denganmu,


sekarang."

"Oh." Lantainya telah menjauh. Aku sebuah situasi.


Aku menahan napas.

"Itupun jika kau menginginkan, maksudku, aku tak


ingin memaksakan keberuntunganku."

"Kupikir kau tidak melakukan ML. Aku pikir kau

205
hanya suka sex yang keras," Aku menelan ludah,
Mulutku tiba-tiba kering.

Dia menyeringai jahat, pengaruhnya sampai ke


bawah ....disana.

"Aku bisa membuat perkecualian, atau mungkin


menggabungkan keduanya, kita lihat saja. Aku benar-
benar ingin bercinta denganmu. Ayo ke tempat tidur
denganku. Aku ingin perjanjian kita berjalan, tetapi
kau benar-benar harus paham beberapa ide tentang
apa yang sedang kau lakukan. Kita bisa mulai
pelatihanmu malam ini - dasar-dasarnya. Maksudku
ini tidak berarti aku telah menjadi terlalu sentimentil,
ini hanya sarana untuk mencapai tujuan, tapi satu
yang aku inginkan, dan mudah-mudahan kamu juga."
Tatap tajam mata abu-abunya.

Aku memerah ... oh ... keinginanku akan menjadi


kenyataan.

"Tapi aku belum melakukan semua hal yang kau


minta dari daftar peraturan itu." Suaraku mendesah
ragu-ragu.

"Lupakan peraturan. Lupakan semua detail itu untuk


malam ini. Aku menginginkanmu. Aku
menginginkanmu sejak kau jatuh ke kantorku, dan
aku tahu kau ingin aku. Kamu tak akan duduk di sini
dengan tenang membahas hukuman dan batasan
kekerasan jika kau tidak ingin juga. Tolong, Ana,
habiskan malam denganku." Dia menahan tangannya

206
padaku. Matanya yang cerah, sungguh-sungguh ...
bersemangat, dan aku meletakkan tanganku padanya.
Dia menarikku ke dalam pelukannya hingga aku bisa
merasakan panjang tubuhnya terhadapku, tindakan
cepat ini membuatku terkejut. Ia menjalankan jari-
jarinya ketengkuk leherku, kuncirku bergerak di
sekitar pergelangan tangannya, dan dengan lembut
menarikku jadiku dipaksa melihat ke arahnya. Dia
menatapku.

"Kau adalah seorang wanita muda yang berani,"


bisiknya. "Aku kagum padamu."

Kata-katanya seperti alat pembakar; darahku


terbakar. Dia membungkuk dan mencium bibirku
dengan lembut, dan dia mengisap bibir bawahku.

"Aku ingin menggigit bibir ini," bisiknya didepan


mulutku, dengan hati-hati dia merenggut dengan
giginya. Aku mengerang, dan dia tersenyum.

"Aku mohon Ana, ijinkan aku bercinta denganmu."

"Ya," bisikku, karena itulah mengapa aku di sini.


Senyumnya penuh kemenangan saat ia melepaskanku
dan mengambil tanganku dan menuntunku
menembus apartemennya.

Kamar tidurnya sangat luas. langit-langitnya tinggi,


dari jendela dapat memandang keluar kerlip cahaya
dari ketinggian kota Seattle.

207
Dindingnya putih, dan perabotan berwarna biru
pucat. Tempat tidurnya sangat besar dan sangat
modern, terbuat dari kayu abu-abu yang keras,
seperti kayu apung, empat tiang, tapi tak ada kanopi.
Di atas dinding ada lukisan pemandangan laut yang
menakjubkan.

Aku gemetar seperti selembar daun. Inilah. Akhirnya,


setelah sekian lama, aku akan melakukannya, tidak
lain dengan Christian Grey. Napasku tersengal-
sengal, dan aku tak bisa mengalihkan pandangan dari
dia.

Dia melepaskan jam tangannya dan meletakkannya


di atas sebuah lemari laci yang sepadan dengan
tempat tidur, dan membuka jaket, menempatkannya
di kursi. Dia mengenakan kemeja putih linen dan
celana jins.

Dia sangat tampan. Rambut tembaga gelapnya


berantakan, bajunya keluar dari celana - mata abu-
abunya tegas dan mempesona. Dia melepaskan sepatu
Converse dan meraih kaus kakinya keluar satu
persatu. Kaki Christian Grey ... wow ... ada apa
dengan kaki telanjang? Berbalik, dia menatap ke
arahku, ekspresinya lembut.

"Aku berasumsi kau tidak minum pil."

Apa! Sial.

"Aku tidak berpikir tentang itu." Dia membuka laci

208
atas dan mengambil sebungkus kondom.
Dia menatap ke arahku dengan penuh perhatian.

"Untuk persiapan," bisiknya. "Apakah kau ingin tirai


ditutup?"

"Aku tak peduli." Bisikku. "Kupikir kau tak


membiarkan siapa pun tidur di tempat tidurmu."

"Siapa bilang kita akan tidur?" Gumannya pelan.

"Oh." Sial.

Dia berjalan perlahan ke arahku. Percaya diri, seksi,


mata menyala, dan hatiku mulai berdebar-debar.
Darahku terpompa ke seluruh tubuhku. Gairah,
kental dan panas, berkumpul diperutku. Dia berdiri di
depanku, menatap ke dalam mataku. Dia begitu sexy.

"Ayo lepaskan jaketnya, boleh?" Katanya lembut, dan


menarik kerah jaketku dengan lembut dan
melepaskannya dari bahuku. Dia meletakkannya di
kursi.

"Apakah kau tahu betapa aku sangat


menginginkanmu, Ana Steele?" Bisiknya. Napasku
Memburu. Aku tak bisa mengalihkan tatapan
darinya. Jari-jarinya menyentuh dengan lembut dari
pipi ke daguku.

"Apakah kau tahu apa yang akan aku lakukan


padamu?" Ia menambahkan, membelai daguku.

209
Otot-ototku yang terdalam, paling gelap menegang
penuh kenikmatan.

Kepedihan yang begitu manis dan tajam. Aku ingin


memejamkan mataku, tapi aku terhipnotis oleh mata
abu-abunya menatap sangat kuat kedalam mataku.
Membungkuk ke bawah, dia menciumku. Bibirnya
menuntut, tegas dan lambat, menyatu denganku. Dia
mulai membuka kancing kemejaku sambil memberi
ciuman di rahang, daguku, dan sudut-sudut mulutku.
Perlahan-lahan ia melepaskan dariku dan
membiarkan jatuh ke lantai. Dia berdiri kembali dan
menatap ke arahku. Aku memakai bra biru muda
berenda yang pas sempurna. Syukurlah.

Oh, Ana," dia bernafas. "Kau memiliki kulit paling


indah, putih dan mulus. Aku ingin mencium setiap
inci kulit itu."

Mukaku memerah. Oh ... Mengapa dia mengatakan


dia tidak bisa bercinta? Aku akan melakukan apapun
yang dia inginkan. Dia merenggut ikat rambutku,
melepasnya, dan mendesah, saat rambutku terurai di
bahuku.

"Aku suka rambut cokelat," bisiknya, dan tangannya


membelai rambutku, memegang kedua sisi kepalaku.
Ciumannya menuntut, lidah dan bibirnya
membujukku. Aku mengerang, dan lidahku mencoba
menerimanya. Dia meletakkan tangannya
melingkariku dan menarikku ke tubuhnya, sambil

210
meremas erat-erat. Satu tangannya masih di
rambutku, satunya lagi turun dari punggung ke
pinggang dan sampai bokongku. Tangannya membelai
dengan lembut bokongku dan meremasnya dengan
lembut.

Dia menahanku di pinggulnya, dan aku merasakan


ereksinya, dan dia bersemangat mendorong ke dalam
diriku.

Aku mengerang sekali lagi ke dalam mulutnya. Aku


hampir tak dapat menguasai perasaan liar atau
apakah hormon ini meluap di sekujur tubuhku. Aku
menginginkannya amat tidak senonoh.
Mencengkeram lengan atasnya, aku merasakan
ototnya, dia cukup kuat ... berotot. Dengan ragu-ragu,
aku menggerakkan tanganku ke wajah dan ke
rambutnya. Ya ampun. Rambutnya sangat lembut,
tak beraturan. Aku menariknya dengan lembut, dan
dia mengerang.

Dia mendorongku pelan-pelan ke tempat tidur,


sampai aku merasa di belakang lututku. Aku pikir dia
akan menindihku, tapi tenyata tidak. Melepasku,
tiba-tiba dia berlutut. Dia meraih pinggulku dengan
kedua tangannya dan lidahnya berjalan di sekitar
pusarku, kemudian dengan lembut menggigit
sepanjang pinggulku, perut lalu di sisi pinggulku yang
lain.

"Ah," aku mengerang.

211
Melihat dia berlutut di depanku, merasakan
mulutnya ditubuhku itu begitu tak terduga, dan
panas. Tanganku tetap di rambutnya, menarik lembut
saat aku mencoba untuk menenangkan pernapasanku
yang terlalu cepat. Dia menatap ke arahku melalui
bulu mata, mata abu-abunya terbakar. Tangannya
menjangkau dan mencoba melepas jeansku, dan
dengan perlahan menarik ritsleting ke bawah.

Tanpa mengalihkan pandangan dariku, tangannya


bergerak di balik pinggang dan mengusap bokongku.
Tangannya meluncur perlahan ke bokong lalu ke
pahaku, melepas jeansku. Aku tak bisa berpaling. Dia
berhenti dan menjilati bibirnya, tak pernah melepas
tatapan matanya. Dia membungkuk kedepan,
mencium ke puncak di antara kedua pahaku. Aku
merasakan dia.

Disana.

"Baumu wangi," bisiknya dan menutup matanya,


ekspresi kenikmatan sangat jelas di wajahnya, dan
aku praktis mengejang. Dia mencapai ke atas dan
menarik selimut dari tempat tidur, kemudian
mendorongku dengan lembut sehingga aku jatuh ke
kasur.

Masih berlutut, ia mencengkeram kakiku dan


Membuka Converseku, sambil melepaskan sepatu dan
kaus kakiku. Aku mengangkat diri pada sikuku untuk
melihat apa yang dia lakukan. Aku terengah-engah ...
menginginkannya. Dia mengangkat tumit kakiku dan

212
mengelus jempol kaki sampai punggung kakiku. Ini
hampir menyiksa, tapi aku merasa gerakan itu
bergema di selangkanganku. Aku terkesiap. Tidak
mengalihkan tatapannya padaku, sekali lagi ia
mencium sepanjang punggung kakiku dan kemudian
menggigitnya. Sial. Aku merintih ... bagaimana aku
bisa merasakan hal ini. Disana. Aku jatuh kembali ke
tempat tidur, merintih. Aku mendengar tawanya yang
lembut.

"Oh, Ana, apa yang aku bisa lakukan padamu,"


bisiknya. Dia melepas sepatu dan kaus kakiku yang
lain, kemudian berdiri dan membuka jeansku. Aku
berbaring di tempat tidurnya hanya mengenakan bra
dan celana dalam, dan dia menatapku.

"Kau sangat cantik, Anastasia Steele. Aku tak sabar


untuk berada di dalammu."

Ya ampun. Kata-katanya begitu menggoda. Dia


mengambil napas panjang.

"Tunjukkan bagaimana kau memuaskan dirimu


sendiri."

Apa? Aku mengerutkan kening.

"Jangan malu-malu, Ana, tunjukkan," bisiknya.

Aku menggelengkan kepala.

" Aku tak tahu apa maksudmu." Suaraku serak. Aku

213
hampir tidak mengenalinya, berpadu dengan gairah.

"Bagaimana kau membuat dirimu orgasme? Aku ingin


melihat."

Aku menggelengkan kepala.

" Aku tak tahu," gumamku. Dia mengangkat alisnya,


heran sejenak, dan matanya menjadi gelap, dan dia
menggeleng tak percaya.

"Yah, kita harus melihat apa yang dapat kita lakukan


tentang itu." Suaranya lembut, penuh tantangan,
ancaman sensual terasa nikmat. Dia Membuka
kancing celana jinsnya dan perlahan menarik celana
ke bawah, matanya menatapku sepanjang waktu. Dia
membungkuk di atasku dan, memegang kedua
pergelangan kakiku, cepat menyentak kakiku
terpisah dan merangkak ke tempat tidur di antara
kedua kakiku. Ia melayang di atasku. Aku menggeliat
dengan kebutuhan.

"Jangan bergerak," bisiknya, lalu ia membungkuk dan


mencium bagian dalam pahaku, jalur ciuman keatas,
diatas bahan berenda tipis celana dalamku,
menciumku.

Oh ... aku tidak bisa diam. Bagaimana aku bisa tak


bergerak? Aku menggeliat di bawahnya.

"Kita harus mencari cara agar kau tetap diam,


Sayang." Dia mencium sampai perutku, dan lidahnya

214
turun ke pusarku. Lalu dia menuju keatas,
menciumku di seluruh tubuhku.

Kulitku terbakar. Aku memerah, terlalu panas,


terlalu dingin, dan aku mencakar sprei di bawahku.
Dia berbaring di sampingku, dan tangannya meraba
naik dari pinggulku, ke pinggangku, dan sampai
payudaraku. Dia menatap ke arahku, ekspresinya tak
terbaca, dan dengan lembut menangkup payudaraku.

"Punyamu benar-benar sesuai dengan tanganku,


Anastasia," gumannya dan memasukkan jari
telunjuknya ke dalam cup bra-ku dan dengan lembut
menyentak ke bawah membebaskan payudaraku,
rupanya susunan kawat dibawahnya dan kain cup
bra-ku menekannya ke atas. Jarinya bergerak ke
payudaraku yang lain dan mengulangi proses.
Payudaraku membengkak, dan putingku mengeras di
bawah tatapannya. Payudaraku terdorong keatas oleh
bra-ku sendiri. "Sangat indah," bisiknya memuji, dan
putingku menjadi lebih keras lagi.

Dia meniup sangat lembut pada salah satu saat


tangannya bergerak ke payudaraku yang lain, dan ibu
jarinya perlahan-lahan berputar di putingku,
memanjangkannya. Aku merintih, merasakan sensasi
nikmat sampai ke pangkal pahaku. Aku sangat basah.
Oh ayolah, Batinku memohon saat jemariku
menggenggam sprei lebih erat. Bibirnya menghisap
putingku yang lain dan ia menariknya. Aku hampir
mengejang.

215
"Mari kita lihat apakah kita dapat membuatmu
keluar seperti ini," bisiknya, terus melakukan
serangat lambat, sensual. Putingku menghasilkan
kenikmatan di jari yang trampil dan bibirnya,
membuatku terbakar setiap satu saraf berakhir dalam
tubuhku sehingga seluruh tubuhku bernyanyi dengan
siksaan kenikmatan.

Dia bahkan tak berhenti.

"Oh ... aku mohon," aku menarik kepalaku ke


belakang, membuka mulutku saat aku mengerang,
kaki menegang. Sialan, apa yang terjadi padaku?

"Mari lepaskan, sayang," bisiknya. Giginya menggigit


halus sekeliling putingku, dan ibu jari dan jarinya
menarik keras, dan aku berantakan di tangannya,
tubuhku kejang-kejang dan hancur menjadi ribuan
keping. Dia menciumku, dalam, lidahnya di mulutku
menyerap jeritku.

Oh .....Luar biasa. Sekarang aku tahu kenapa semua


orang ribut-ribut membicarakan tentang itu. Dia
menatap ke arahku, senyum puas di wajahnya,
sementara aku yakin tak lain hanyalah rasa syukur
dan kagum padaku.

"Kau sangat responsif," dia bernafas. "Kau harus


belajar untuk mengendalikannya, dan itu akan jadi
sangat menyenangkan mengajarimu bagaimana
caranya." Dia menciumku lagi.

216
Napasku masih tak teratur saat aku sudah berhenti
orgasme. Tangannya bergerak ke bawah pinggang, ke
pinggulku, dan kemudian menangkupku, sangat intim
... Astaga. Jarinya menyelinap melalui renda yang
halus dan perlahan-lahan berputar di sekitarku –
Disana. Dengan cepat dia menutup matanya, dan
napasnya tersendat-sendat.

"Kau begitu nikmat dan basah. Ya Tuhan, aku


menginginkanmu." Dia mendorong jarinya dalam
diriku, dan aku menjerit saat ia melakukannya lagi
dan lagi.. Dia menyentuh klitorisku, dan aku menjerit
sekali lagi. Dia mendorong dalam diriku lebih keras
dan lebih keras lagi. Aku mengerang.

Tiba-tiba, ia duduk dan melepaskan celana dalamku


dan melemparkannya ke lantai. Menarik celana
boxernya, ereksinya berayun bebas. Ya ampun ... Dia
meraih ke meja sisi tempat tidurnya dan meraih
bungkus foil, dan kemudian ia bergerak di antara
kedua kakiku, lalu membukanya.

Dia berlutut dan menarik kondom yang cukup


panjang. Oh tidak ... Akankah itu? Bagaimana?

"Jangan khawatir," dia bernafas, menatapku," Kau


akan melebar juga." Dia membungkuk, tangannya di
kedua sisi kepalaku, jadi dia berada di atasku,
menatap kearah mataku, rahangnya terkatup,
matanya terbakar.
Hanya sekarang aku sadar dia masih mengenakan
kemejanya.

217
218
"Kau benar-benar ingin melakukan ini?" Tanya dia
lembut.

"Ya," Aku memohon.

"Tarik lutut ke atas," ia memerintahkan dengan


lembut, dan aku cepat menuruti. "Aku akan bercinta
denganmu, Miss Steele," gumam sambil
memposisikan kepala ereksinya di jalan masuk
kemaluanku. "dengan keras," dia berbisik, dan dia
menghunjam memasukiku.

"Aargh!" Teriakku saat aku merasakan sensasi


cubitan aneh dalam diriku saat ia merobek
keperawananku. Dia diam, menatap ke arahku,
matanya cerah penuh kemenangan yang meluap.

Mulutnya terbuka sedikit, dan nafasnya mendengus.


Dia mengerang.

"Kau begitu ketat. Kau oke?"

Aku mengangguk, mataku melebar, tanganku di


lengan bawahnya. Aku merasa begitu penuh. Dia
tetap diam, membiarkanku menyesuaikan diri
terhadap rasa mengganggu yang luar biasa dari
dirinya dalam diriku.

"Aku akan bergerak, sayang," ia bernafas setelah


beberapa saat, suaranya tertahan.

Oh.

219
Dia meredakan mundur kembali dengan kelambatan
yang halus. Dan dia menutup matanya dan
mengerang, dan menyodok dalam diriku lagi. Aku
berteriak untuk kedua kalinya, dan ia berhenti.

"Lagi?" Dia berbisik, suaranya kasar.

"Ya," aku bernapas. Ia melakukannya sekali lagi, dan


berhenti lagi.

Aku mengerang. Tubuhku menerima dia ... Oh, aku


menginginkan ini.

"Lagi?" Bernafas dia.

"Ya." Ini sebuah permohonan.

Dan ia bergerak, tapi kali ini ia tak berhenti. Dia


bergeser ke siku sehingga aku dapat merasakan berat
badannya padaku, menahanku dibawah. Dia bergerak
perlahan pada awalnya, menggerakkan dirinya
sendiri keluar dan masuk dariku. Dan saat aku
menjadi terbiasa dengan perasaan asing itu,
pinggulku bergerak ragu-ragu untuk
mengimbanginya.

Dia mempercepat geraknya. Aku mengerang, dan dia


bergerak terus, menambah kecepatan, tanpa ampun,
irama yang tiada henti, dan aku mengikuti,
mengimbangi dorongannya. Dia menggenggam
kepalaku dengan kedua tangannya dan menciumku

220
keras, giginya menarik di bibir bawahku lagi. Dia
sedikit bergeser, dan aku bisa merasakan sesuatu
terbangun dalam diriku, seperti sebelumnya. Aku
mulai menjadi tegang saat ia mendorong dan terus
menerus. Tubuhku bergetar, terlempar, butir
keringatku keluar. Ya ... aku tak tahu jika rasanya
akan seperti ini ... tak tahu itu bisa merasa senikmat
ini. Pikiranku berhamburan ... hanya ada sensasi ...
hanya dia ... hanya aku ... oh please ... aku menjadi
kaku.

"Keluarlah untukku, Ana," bisiknya terengah-engah,


dan aku mengurai kata-katanya, meledak di
sekelilingnya saat aku klimaks dan pecah berkeping-
keping di bawahnya. Dan saat ia keluar, ia memanggil
namaku, mendorong dengan keras, kemudian
menegang saat ia mengosongkan dirinya ke dalam
diriku.

Aku masih terengah-engah, mencoba untuk


memperlambat pernapasanku, jantung berdebar, dan
pikiranku kacau tak beraturan. Wow ... itu
mengagumkan. Aku membuka mata, dan dahinya
menekanku, matanya tertutup, napasnya memburu.
Mata Christian berkedip terbuka dan menatap ke
arahku, gelap tapi lembut. Dia masih dalam diriku.
Condong ke bawah, ia dengan lembut menekan
ciuman di dahku lalu perlahan-lahan menarik keluar
dariku.

"Ooh." Aku meringis belum terbiasa.

221
"Apakah aku menyakitimu?" Christian bertanya saat
ia berbaring di sampingku bersandar pada satu siku.
Dia menyelipkan sehelai rambutku yang nyasar di
belakang telingaku. Dan aku tersenyum lebar.

"Kau bertanya padaku apa kau menyakitiku?"

"Ironinya tidak hilang padaku," dia tersenyum sinis.


"Serius, apakah kau baik-baik saja?" Matanya intens,
menyelidik, bahkan menuntut.

Aku meluruskan badanku disampingnya,


melonggarkan kaki, tulangku seperti jelly, tapi aku
santai, sangat santai. Aku menyeringai padanya. Aku
tak bisa berhenti nyengir. Sekarang aku tahu apa
yang semua orang ribut-ributkan tentang ini.

Dua orgasme ... datang berkeping-keping, seperti


siklus berputar pada mesin cuci, wow.

Aku tak tahu apa yang tubuhku mampu lakukan, bisa


dimasuki begitu erat dan dilepaskan begitu hebat,
begitu memuaskan. Kenikmatan itu tak terlukiskan.

"Kau menggigit bibirmu, dan kau belum


menjawabku." Dia mengerutkan kening. Aku
menyeringai ke arahnya nakal. Dia tampak
menggemaskan dengan rambutnya kusut, mata abu-
abunya membakar menyipit, dan serius, ekspresi
gelap.

"Aku ingin melakukannya lagi," bisikku. Untuk

222
sesaat,aku pikir aku melihat tampilan sekilas lega di
wajahnya, sebelumnya muram, dan dia menatap ke
arahku dengan mata berkabut.

"Apakah kau mau sekarang, Miss Steele?" Bisiknya


datar. Dia membungkuk dan menciumku dengan
sangat lembut di sudut mulutku. "Makhluk kecil yang
menuntut bukankah kau. Berbaliklah."

Aku berkedip padanya sesaat, dan kemudian aku


berbalik. Dia melepas kaitan bra-ku dan tangannya
menjalar dari punggung ke bokongku.

"Kau benar-benar memiliki kulit paling indah,"


bisiknya. Dia bergeser sehingga salah satu kakinya
mendorong antara kakiku, dan dia setengah berbaring
di punggungku. Aku bisa merasakan kancing
kemejanya menekan diriku saat ia mengumpulkan
rambut dari wajahku dan mencium bahuku yang
telanjang.

"Mengapa kamu memakai bajumu?" Tanyaku. Dia


diam. Seperti mengalah, ia membuka kemejanya, dan
ia berbaring dibelakangku. Aku merasakan kulit
hangat terhadapku. Hmm ... rasanya surgawi. Dia
memiliki bulu-bulu halus di dadanya, yang
menggelitik punggungku.

"Jadi kau ingin bercinta denganku lagi?" Ia berbisik di


telingaku, dan dia mulai mencium aku merasakan
bulu halus di sekitar telingaku dan ke bawah leherku.

223
Tangannya bergerak ke bawah, membelai
pinggangku, diatas pangkal pahaku, dan ke bawah
pahaku ke bagian belakang lututku. Dia mendorong
lututku sampai lebih tinggi, dan napasku sesak... oh,
apa yang dilakukannya sekarang? Dia bergeser di
antara kedua kakiku, menekan punggungku, dan
tangannya bergerak ke atas pahaku ke pantatku. Dia
membelai pantatku dengan pelan, dan kemudian
menjalankan jari-jarinya di antara kedua kakiku.

"Aku akan melakukannya dari belakang, Anastasia,"


bisiknya, dan dengan tangannya yang lain, ia
mencengkeram rambutku di tengkuk mengenggam
dan menarik lembut, menahanku di tempat. Aku tak
bisa menggerakkan kepalaku. Aku terikat di
bawahnya, tak berdaya.

"Kau milikku," bisiknya. "Hanya milikku. Jangan


lupakan itu." Suaranya memabukkan, kata-katanya
memabukkan, merayu. Aku merasakan ereksinya lagi
dipahaku.

Jari yang panjang berputar memijat lembut


klitorisku, berputar-putar perlahan. Napasnya yang
lembut di wajahku saat ia perlahan menggigitku di
sepanjang rahangku.

"Aromamu memabukkan," dia mencium belakang


telingaku. Tangannya menggesekku, berputar-putar.
Refleks, pinggulku berputar, mengikuti gerakan
tangannya, saat lonjakan kenikmatan menyiksa
melalui darahku seperti adrenalin.

224
"Tetap diam," perintahnya, suaranya lembut tapi
mendesak, dan perlahan-lahan ia memasukkan ibu
jarinya dalam diriku, berputar-putar, membelai
dinding depan vaginaku. Efeknya intens
mempengaruhi pikiran - semua energiku
berkonsentrasi pada satu ruang kecil di dalam
tubuhku. Aku mengerang.

"Kau menyukai ini?" Tanyanya lembut, giginya


menggigit daun telingaku, dan ia mulai melenturkan
ibu jarinya perlahan, masuk, keluar, masuk, keluar ...
jari-jarinya masih berputar-putar.

Aku memejamkan mata, mencoba bernafas tetap


terkontrol, mencoba menyerap sensasi kebingungan,
kekacauan yang jari-jarinya berikan padaku, api
mengalir melalui tubuhku. Aku mengerang lagi.

"Kau begitu basah, begitu cepat. Sangat responsif. Oh,


Anastasia, aku suka itu. Aku sangat menyukainya,"
bisiknya.

Aku ingin menegangkan kakiku, tapi tak bisa


bergerak. Dia menjepitku ke bawah, menjaga irama
konstan, pelan, dan berputar-putar. Benar-benar
indah. Aku mengerang lagi, dan dia bergerak tiba-
tiba.

"Buka mulutmu," perintahnya dan menyodorkan ibu


jarinya di mulutku. Mataku terbuka lebar, berkedip
liar.

225
"Lihat bagaimana kau rasanya," ia bernafas di
telingaku. "Hisap sayang." Menekan ibu jarinya di
lidahku, dan memasukkan jarinya ke mulutku,
mengisap liar. Aku merasakan rasa asin pada ibu
jarinya dan bau samar logam dari darah. Sial. Ini
salah, tapi sialan itu erotis.

"Aku ingin bercinta dengan mulutmu, Anastasia, dan


aku segera melakukannya," suaranya serak, kasar,
napasnya terputus-putus.

Sial ... bercinta dimulutku! Aku mengerang, dan aku


menggigitnya. Dia terengah-engah, dan ia menarik
lebih ketat rambutku, menyakitkan, jadi aku
melepaskan dia.

"Nakal, gadis manis," bisiknya, lalu ke meja samping


tempat tidur untuk mengambil bungkus foil.
"Tetaplah diam, jangan bergerak," perintahnya saat ia
melepaskan rambutku.

Dia merobek foil sementara aku bernapas keras,


darahku menyanyi di pembuluh darahku.

Menunggunya jadi menggairahkan. Dia


membungkuk, badannya menekanku lagi, dan dia
meraih rambutku menahan kepalaku supaya tak
bergerak. Aku tak bisa bergerak. Aku terjebak
godaannya, dan dia siap sedia untuk mengambil
diriku sekali lagi.

226
"Sekarang kita akan benar-benar melakukannya
dengan sangat pelan-pelan, Anastasia," dia bernafas.

Dan dia mendorong pelan-pelan dalam diriku,


perlahan, perlahan, sampai dia terkubur di dalam
diriku. Meregang, mengisi, tanpa henti. Rasanya lebih
dalam saat ini, nikmat. Aku merintih lagi, dan dia
sengaja memutar pinggulnya dan menarik kembali,
berhenti sejenak, dan kemudian mendorong kembali
masuk.

Dia mengulangi gerakan ini lagi dan lagi. Ini


membuatku gila - dorongannya dengan sengaja
lambat, menggoda, dan perasaan berhenti dan mulai
lagi dengan sempurna sangat luar biasa.

"Kau rasanya sangat nikmat," ia mengerang, dan


bagian dalam tubuhku mulai bergetar. Dia menarik
kembali dan menunggu.

"Oh tidak, sayang, belum," bisiknya, dan setelah


getaran mereda, ia memulai seluruh proses
nikmatnya lagi.

"Oh, ayolah," Aku mohon. Aku tak yakin aku bisa


menerima lebih banyak lagi. Tubuhku begitu kaku,
mendambakan pelepasan.

"Aku ingin kau sakit, sayang," bisiknya, dan ia


melanjutkan lagi, siksaan pelan-pelan, mundur, maju.

"Setiap kali kau bergerak besok, aku ingin kau

227
diingatkan bahwa aku sudah pernah di sini. Hanya
aku. Kau adalah milikku."

Aku mengerang.

"Ayolah, Christian," bisikku.

"Apa yang kau inginkan, Anastasia? Katakan


padaku."

Aku merintih lagi. Dia mencabut keluar dan bergerak


masuk perlahan-lahan kembali padaku, memutar
pinggulnya sekali lagi.

"Katakan padaku," bisiknya.

"Kamu, ayolah."

Dia meningkatkan irama amat sangat pelan, dan


napasnya menjadi lebih tak menentu. Bagian dalam
tubuhku mulai semakin cepat, dan Christian
meningkatkan iramanya.

"Kau. Begitu. manis," bisiknya diantara setiap


dorongan. "Aku. Sangat. Menginginkan. Kamu."

Aku mengerang.

"Kau. Adalah. Milikku. Keluarlah untukku, sayang,"


ia menggeram.

Kata-katanya adalah kehancuranku, saat kritis ditepi

228
jurang. Tubuhku mengejang di sekitarnya, dan aku
orgasme, lantang berteriak memanggil namanya
diatas kasur, dan Christian mengikuti dengan dua
dorongan tajam, dan dia membeku, menuangkan
dirinya ke dalam diriku saat ia menemukan
pelepasannya. Dia ambruk di atasku, wajahnya di
rambutku.

"Ya ampun. Ana," dia bernafas. Dia menarik keluar


dariku dengan segera dan berguling ke samping
tempat tidur. Aku menarik lutut sampai ke dadaku,
benar-benar letih, dan segera tertidur atau pingsan
kelelahan.

Saat aku bangun, ini masih gelap. Aku tak tahu


berapa lama aku tertidur. Aku berbaring di bawah
selimut, dan aku merasa sakit, sakit secara nikmat.
Christian tak terlihat. Aku duduk, menatap
pemandangan kota di depanku. Ada sedikit cahaya di
antara gedung pencakar langit, dan ada bisikan fajar
di timur. Aku mendengar musik. Irama gembira dari
piano, sebuah ratapan sedih, merdu. Karya Bach, aku
pikir, tapi aku tak yakin.

Aku membungkus tubuhku dengan selimut dan diam-


diam berjalan menyusuri koridor menuju ruang besar.

Christian duduk di depan piano, benar-benar


tenggelam dalam musik yang dia mainkan.
Ekspresinya sedih dan kesepian seperti musiknya.
Permainannya menakjubkan. Bersandar ke dinding di
pintu masuk, Aku mendengarkan dengan terpesona.

229
Dia seperti seorang musisi yang handal. Dia duduk
telanjang, tubuhnya bermandikan cahaya hangat
disinari oleh lampu yang berdiri sendiri di samping
piano. Dengan sisa ruangan besar dalam kegelapan,
ini seperti dia berada terisolasi di kolam kecilnya
sendiri dari cahaya, tak tersentuh ...kesepian, didalam
gelembung.

Aku diam-diam berjalan ke arahnya, tertarik oleh


musik melankolis yang indah. Aku terpesona
menonton jari yang panjang terampil saat
menemukan dan dengan lembut menekan tuts,
berpikir bagaimana jari-jari yang sama telah dengan
ahli meraba dan membelai tubuhku. Mukaku
memerah dan terkesiap pada ingatan itu dan
menekan pahaku bersama-sama. Ia mendongak, mata
tak terduga abu-abunya terang, ekspresinya tak
terbaca.

"Maaf," bisikku. "Aku tak bermaksud


mengganggumu."

Sebuah kerutan terlihat di wajahnya.

"Tentunya, aku harus mengatakan itu padamu,"


bisiknya. Ia selesai bermain dan meletakkan
tangannya di kakinya.

Aku perhatikan sekarang bahwa dia memakai celana


piyama. Jarinya menyisir rambutnya dan berdiri.

Celananya menggantung dari pinggul, dengan cara itu

230
... oh. Mulutku kering saat ia berjalan dengan santai
dari piano ke arahku. Ia memiliki bahu lebar,
pinggang kecil, dan otot perutnya membentuk riak
saat ia berjalan. Dia benar-benar menakjubkan.

"Kau harusnya di tempat tidur," ia memperingatkan.

"Melodi yang indah. Karya Bach? "

"Disalin oleh Bach, tapi aslinya oboe concerto oleh


Alessandro Marcello."

"Itu indah, tapi sangat sedih, seperti melodi


melankolis."

Bibirnya dengan khas setengah tersenyum.

"Tidur," ia memberi perintah. "Kau akan kelelahan


besok pagi."

"Aku terbangun dan kau tak ada."

"Aku sulit tidur, dan aku tak terbiasa tidur dengan


siapa pun," bisiknya. Aku tak bisa membayangkan
suasana hatinya. Dia tampaknya sedikit putus asa,
tapi sulit untuk mengatakan dalam kegelapan.
Mungkin masih terbawa melodi yang dimainkannya.
Dia melingkarkan tangannya di tubuhku dan dengan
lembut mengantarku kembali ke kamar tidur.

"Berapa lama kau sudah bermain? Kamu bermain


sangat indah. "

231
"Sejak aku berusia enam tahun."

"Oh." Christian sebagai seorang anak enam tahun ...


pikiranku memunculkan gambar seorang anak, cakep
berambut tembaga kecil dengan mata abu-abu dan
hatiku meleleh - anak kecil yang suka musik sedih.

"Bagaimana perasaanmu?" Tanyanya saat kita


kembali berada di kamar. Dia menyalakan lampu
samping.

"Aku baik."

Kami berdua melirik tempat tidur pada saat yang


sama. Ada darah pada sprei - bukti hilangnya
keperawananku. Mukaku memerah, malu, menarik
selimut lebih ketat di tubuhku.

"Yah, itu akan memberi Ibu Jones sesuatu untuk


dipikirkan," gumam Christian ketika ia berdiri di
depanku. Dia menempatkan tangannya di bawah
daguku dan menyentuh belakang kepalaku, menatap
ke arahku. Matanya intens saat ia meneliti wajahku.
Aku menyadari bahwa aku tak pernah melihat dada
telanjang sebelumnya. Secara naluriah, aku
menjangkau untuk menyentuh dengan jariku melalui
segelintir rambut gelap di dadanya untuk melihat
bagaimana rasanya. Seketika itu juga, ia melangkah
mundur dari jangkauanku.

"Naik ke tempat tidur," katanya tajam. "Aku akan

232
ikut berbaring denganmu." Suaranya melembut.

Aku menjatuhkan tanganku dan cemberut. Aku rasa,


aku tak pernah menyentuh tubuhnya. Ia membuka
laci dan mengeluarkan t-shirt dan cepat mengenakan.

"Tidur," perintahnya lagi. Aku naik kembali ke


tempat tidur, mencoba untuk tak memikirkan darah
itu.

Dia merangkak di sampingku dan menarikku ke


dalam pelukannya, membungkus tangannya di
tubuhku sehingga aku memunggungi dia. Dia
mencium lembut rambutku, dan dia menghirup nafas
dalam-dalam.

"Tidur, Anastasia manis," bisiknya, dan aku


memejamkan mata, tapi aku tak dapat menahan rasa
sisa-sisa melankolis baik dari musik atau sikapnya.
Christian Grey memiliki sisi sedih.

"Tidur, Anastasia manis," bisiknya, dan aku


memejamkan mata, tapi aku tak dapat mencegah
merasakan sisa melankolis baik dari musik atau
sikapnya. Christian Grey memiliki sisi sedih.

233
Cahaya memenuhi kamar, membuatku terjaga dari
tidur nyenyak. Aku menggeliat dan membuka
mataku. Pagi yang indah pada bulan Mei, Seattle
terlihat di kakiku. Wow, pemandangan apa ini.
Disampingku, Christian Grey sedang tidur nyenyak.
Wow, apa ini sebuah keindahan. Aku heran dia masih
di tempat tidur. Dia menghadapku, dan aku belum
pernah memiliki kesempatan untuk melihatnya lebih
dekat. Wajah tampannya telihat lebih muda, santai
dalam tidur. Lekukan bibir sensualnya sedikit
terbuka, dan rambutnya bersih berkilau sedikit
berantakan. Bagaimana seseorang bisa terlihat begitu
indah dan masih legal? Aku ingat lantai atas
kamarnya ... mungkin dia bukan legal. Aku
menggeleng, begitu banyak yang harus dipikirkan,
seperti godaan untuk menyentuhnya, tapi seperti
anak kecil, dia terlihat menyenangkan saat dia tidur.
Aku tak perlu khawatir tentang apa yang aku
katakan, apa yang dia katakan, apa rencana yang dia
punya, terutama rencananya untukku.

Aku bisa menatap dirinya sepanjang hari, tapi aku


harus ke kamar mandi. Turun dari tempat tidur, aku
menemukan kemeja putih di lantai dan memakainya.
Aku berjalan membuka pintu dan berpikir mungkin
ini kamar mandi, tapi ternyata lemari pakaian yang
luasnya sama dengan kamar tidurku. Berderet-deret
jas mahal, kemeja, sepatu, dan dasi. Bagaimana bisa
ada orang yang membutuhkan begitu banyak
pakaian? Ah, aku tidak setuju. Sebenarnya, mungkin
ini saingan lemari pakaian Kate. Kate! Oh tidak. Aku
tidak berpikir tentang dia sepanjang malam. Aku

234
seharusnya sms dia. Sial. Aku akan dapat masalah.
Aku ingin tahu sekilas bagaimana dia berhubungan
dengan Elliot.

Kembali ke kamar tidur, Christian masih tidur. Aku


mencoba pintu lainnya. Ini kamar mandi, dan lebih
besar dari kamar tidurku. Mengapa satu orang
membutuhkan ruang begitu banyak? Dua wastafel,
sepertinya aku meringis. Mengingat ia tidak tidur
dengan siapa pun, salah satunya belum pernah
dipakai.

Aku menatap diriku pada cermin besar di atas


wastafel. Apakah aku terlihat berbeda? Aku merasa
berbeda. Aku merasa sedikit sakit, jika aku jujur, dan
ototku – Astaga rasanya aku belum pernah berolah
raga dalam hidupku. Kau tak pernah berolahraga
dalam hidupmu, alam bawah sadarku sudah bangun.

Dia menatapku dengan mengerutkan bibir, mengetuk-


ngetuk kakinya. Jadi kau baru saja tidur dengannya,
memberinya keperawananmu pada seorang pria yang
tidak mencintaimu. Bahkan, ia memiliki ide yang
sangat ganjil padamu, ingin membuatmu semacam
budak seks.

APAKAH KAMU GILA? Dia berteriak padaku.

Aku meringis saat aku melihat di cermin. Aku harus


menganalisa semua ini. Jujur, naksir pada seorang
pria yang luar biasa tampan, lebih kaya dari orang yg
sangat kaya, dan memiliki Red Room of Pain yang

235
menungguku. Aku bergidik. Aku bingung dan gugup.
Rambutku seperti biasanya tidak mau diatur. Benar-
benar rambut sialan - tidak cocok untukku. Aku
mencoba dan menyisir dengan jariku tapi gagal dan
menyerah - mungkin aku akan mencari ikat rambut di
tasku.

Aku merasa kelaparan. Aku kembali ke kamar tidur.


Dia masih tidur, jadi aku meninggalkannya dan
menuju dapur.

Oh tidak... Kate. Aku meninggalkan tasku dalam


ruang kerja Christian. Aku mengambilnya dan meraih
ponselku. Tiga sms.

* Apa kamu OK Ana *

* Dimana kamu Ana *

* Sialan Ana *

Aku menghubungi Kate. Ketika ia tak menjawab, aku


meninggalkannya pesan meminta maaf dan
mengatakan aku masih hidup dan belum menyerah
pada Bluebeard, juga dia tak perlu merasa khawatir -
atau mungkin aku sudah. Oh ini sangat
membingungkan. Aku harus mencoba menggolongkan
dan menganalisa perasaanku pada Christian Grey. Ini
tugas yang sangat sulit. Aku menggeleng kepala
menyerah. Aku butuh waktu sendirian, jauh dari sini
untuk berpikir.

236
Aku langsung menemukan dua ikat rambut sekaligus
dalam tas dan segera mengikat rambutku menjadi
kuncir. Ya! semakin aku terlihat remaja, mungkin
aku akan lebih aman dari Bluebeard. Aku
mengeluarkan iPodku dari dalam tas dan memasang
headsetnya. Tak ada yang menyamai musik untuk
membuat orang bersemangat. Aku masukkan ke
dalam saku baju kemeja milik Christian, menyalakan
dengan suara yang keras, dan mulai menari.

Sial, aku lapar.

Aku takut dengan dapurnya. Sangat bersih dan


modern dan tak satupun lemari ada handelnya. Perlu
waktu beberapa detik untuk menyimpulkan bahwa
aku harus mendorong pintu lemari untuk
membukanya. Mungkin aku harus memasak untuk
sarapan Christian. Dia makan telur dadar waktu itu
... um, kemarin di Heathman. Astaga, begitu banyak
yang telah terjadi sejak itu. Aku cek di lemari es, ada
banyak telur, dan memutuskan aku ingin membuat
pancake dan bacon. Aku menyiapkan beberapa bahan
membuat adonan, menari mengelilingi dapur.

Sibuk menjadikanku merasa lebih baik. Membuatku


punya sedikit waktu untuk berpikir tapi tak terlalu
mendalam. Musik yang meraung di telingaku juga
membantu untuk mencegah berpikir terlalu jauh. Aku
datang ke sini untuk menghabiskan malam di tempat
tidur Christian Grey, dan berhasil. meskipun ia tak
membiarkan siapa pun di tempat tidurnya. Aku

237
tersenyum, keinginan tercapai. Sukses besar. Aku
menyeringai, dan aku bingung tentang memori
semalam. Kata-katanya, tubuhnya, bercintanya ... aku
menutup mataku dan tubuhku bersenandung pada
ingatan itu, dan ototku mengejang nikmat di dalam
perutku. Bawah sadarku cemberut padaku ... sialan -
tidak bercinta - dia berteriak padaku seperti wanita
jahat. Aku mengabaikannya, tapi dalam hati aku tahu
dia ada benarnya. Aku menggelengkan kepala untuk
berkonsentrasi pada pekerjaan di tanganku.

Ada kompor paling mutakhir disini. Aku rasa bisa


memahami itu. Aku perlu suatu tempat untuk
menjaga pancake hangat, dan aku mulai mengolah
bacon. Aku mendengar lagu Amy Studt mengenai
orang yang tak bisa menyesuaikan diri dengan
lingkungan. Lagu ini sangat pas untukku, karena aku
seorang yang seperti itu. Aku tak pernah cocok di
manapun dan sekarang ... Aku punya usulan yang tak
pantas untuk dipertimbangkan dari Raja Misfit
sendiri. Mengapa dia seperti ini? Karena bawaan atau
didikan? Ini sangat asing pada apapun menurut
sepengetahuanku.

Aku meletakkan bacon di panggangan, sambil


menunggu sampai matang, aku mengocok telur. Aku
berbalik, dan Christian sedang duduk di salah satu
kursi bar sarapan, bersandar disana, tangan
menumpu wajahnya. Dia masih mengenakan t-shirt
yang dipakai waktu tidur. Hanya rambutnya benar-
benar berantakan, sangat pas untuk dia, seperti
halnya potongan rambutnya. Dia sepertinya geli

238
sekaligus kebingungan.

Aku membeku, memerah, kemudian aku sadar dan


menarik headset dari telingaku, lututku lunglai saat
melihatnya.

"Selamat pagi, Miss Steele. Kau sangat energik pagi


ini," katanya datar.

"Aku bisa tidur nyenyak," aku tergagap saat memberi


penjelasan. Bibirnya mencoba untuk menutupi
senyumnya.

"Aku tak bisa membayangkan kenapa." Dia berhenti


dan mengerutkan kening. "Aku juga, setelah aku
kembali ke tempat tidur."

"Apa kau lapar?"

"Sangat," katanya dengan tatapan yang kuat, dan aku


tak berpikir dia mengacu pada makanan.

"Pancakes, bacon, dan telur?"

"Kedengarannya enak."

"Aku tak tahu di mana kau menyimpan alas


piringmu." Aku mengangkat bahu, berusaha keras
keras untuk tak terlihat gugup.

"Aku akan melakukan itu. Kau memasak. Apakah


kau ingin aku menyalakan musik agar kau dapat

239
terus ... err ... menari? "

Aku menatap jari-jariku, menyadari bahwa aku


menjadi berwarna merah gelap.

"Tolong, jangan berhenti karena keberadaanku. Ini


sangat menghibur." Nadanya seperti kegelian.

Aku mengerutkan bibir. Menghibur eh? Bawah


sadarku dua kali lipat menertawakanku.

Aku berbalik dan meneruskan mengocok telur,


mungkin mengocok sedikit lebih keras dari
seharusnya.

Dalam sekejap, dia di sampingku. Dengan lembut


menarik kuncirku.

"Aku menyukai ini," bisiknya. "Dia tak bisa


melindungimu." Hmm ... Bluebeard

"Kau suka telur yang diapakan?" Aku bertanya ketus.


Dia tersenyum.

"Sepenuhnya dikocok dan diaduk," dia menyeringai.

Aku berbalik kembali ke pekerjaanku, berusaha


menyembunyikan senyumku. Dia sulit untuk tetap
marah. Terutama saat dia begitu menyenangkan tak
seperti biasanya. Dia membuka laci dan
mengeluarkan dua alas piring garis hitam dan
diletakkan di meja sarapan. Aku menuangkan

240
campuran telur ke dalam panci, mengeluarkan bacon
dan membaliknya, dan menaruhnya kembali di
panggangan.

Saat aku berbalik, ada jus jeruk di atas meja, dan dia
membuat kopi.

"Apakah kau ingin minum teh?"

"Boleh. Jika ada."

Aku menemukan sepasang piring dan meletakkan ke


baki penghangat. Christian mengambil Twining’s
English Breakfast tea dari lemari. Aku mengerutkan
bibir.

"Bukankah aku mengambil kesimpulan lebih dulu?"

"Apa maksudmu? Aku tak yakin kita telah


menyimpulkan apa pun, Miss Steele," bisiknya.

Apa yang dia maksud dengan itu? Negosiasi kita? err


... hubungan kita ... apapun itu? Dia masih begitu
samar. Aku menyajikan sarapan ke piring yang sudah
dipanaskan dan meletakkan diatas alas piring. Aku
membuka kulkas dan menemukan beberapa sirup
maple.

Aku melirik Christian, dan dia menungguku untuk


duduk.

"Miss Steele." Dia menarik kursi untukku.

241
"Mr. Grey," aku mengangguk. Aku sedikit meringis
saat mau duduk.

"Apa kau masih nyeri?" Tanyanya sambil duduk.


Mata abu-abunya suram.

Mukaku memerah. Mengapa ia mengajukan


pertanyaan pribadi seperti itu?

"Yah, jujur saja, aku tak pernah mengalami ini," aku


membentaknya. "Apakah kau ingin menawarkan rasa
simpatimu?" Aku menjawab kelewat manis. Aku rasa
dia mencoba untuk menahan senyum, tapi aku tak
yakin.

"Tidak. Aku ingin tahu apa kita harus meneruskan


latihan dasarmu."

"Oh." Aku tercengang menatapnya saat napasku


berhenti dan sesuatu dalam diriku mengepal erat.
Ooh ... itu begitu manis. Aku menahan eranganku.

"Makan, Anastasia." Nafsu makanku menjadi tidak


jelas lagi ...lebih ... lebih banyak seks ... ya ..tolong.

"Ini benar-benar enak." dia nyengir.

Aku mencoba sesuap telur dadar tapi hampir tak bisa


mencicipinya. Latihan dasar! Aku ingin bercinta
dengan mulutmu. Apakah itu merupakan bagian dari
latihan dasar?

242
"Berhenti menggigit bibirmu. Itu sangat mengganggu,
dan aku tahu kau tak memakai apa pun di dalam
bajuku yang membuatku bahkan lebih mengganggu,"
ia menggeram.

Aku mencelupkan teh celup di teko kecil yang telah


disediakan Christian. Perasaanku jadi gelisah.

"Jenis latihan dasar apa yang ada dalam pikiranmu?"


Aku bertanya, suaraku agak meninggi, mengkhianati
keinginanku untuk terdengar normal, tak tertarik,
dan setenang yang aku bisa dengan hormonku yang
sudah mengacaukan sekujur tubuhku.

"Yah, karena kau masih sakit, aku pikir kita bisa


mulai latihan oral."

Aku tersedak tehku, dan aku menatapnya, dengan


mata melebar dan menganga. Dia menepuk lembut
punggungku dan memberiku jus jeruk. Aku tak bisa
mengatakan apa yang dia pikirkan.

"Itupun jika kau ingin tinggal," tambahnya. Aku


melirik dia, berusaha memulihkan keseimbanganku.
Ekspresinya tidak bisa dibaca. membuatku sangat
frustasi.

"Aku ingin tinggal untuk hari ini. Jika tidak apa-apa.


Aku harus bekerja besok."

"Jam berapa kau harus bekerja besok?"

243
"Sembilan."

"Aku akan memastikan kau bisa bekerja pada jam


sembilan besok."

Aku mengerutkan kening. Apa dia ingin aku tinggal


semalam lagi?

"Aku harus pulang malam ini - aku butuh pakaian


bersih."

"Kita bisa membeli pakaian di sini."

Aku tidak punya uang lebih untuk belanja pakaian.


Tangannya menggengam daguku, menarik bibirku
supaya lepas dari cengkeraman gigi. Aku bahkan
tidak sadar sudah menggigit bibirku.

"Apa itu?" Tanya dia.

"Aku harus pulang malam ini."

Mulutnya membentuk garis keras.

"Oke, malam ini," dia menyetujui. "Sekarang makan


sarapanmu."

Pikiran dan perutku kacau. Nafsu makanku sudah


hilang. Aku menatap sarapanku yang tinggal separuh.
Aku tidak lapar.

244
"Makan, Anastasia. Kau tak makan semalam."

"Aku benar-benar tidak lapar," bisikku.

Matanya menyipit.

"Aku benar-benar ingin kau menyelesaikan


sarapanmu."

"Ada apa dengan kau dan makanan?" kataku spontan.


Alisnya menyambung.

"Aku sudah bilang, aku punya masalah dengan


makanan yang terbuang. Makan," bentaknya.
Matanya gelap, menyedihkan.

Sialan. Semua ini tentang apa? Aku mengambil


garpuku dan makan secara perlahan, mencoba untuk
mengunyah. Aku harus ingat untuk tidak
menempatkan begitu banyak di piringku jika dia jadi
aneh tentang makanan. Ekspresinya melembut saat
aku pelan-pelan menghabiskan sarapanku. Aku
memperhatikan dia mengambil piringnya. Dia
menungguku untuk menyelesaikannya, dan kemudian
ia mengambil piringku.

"Kau sudah memasak, aku yang mencuci piring."

"Itu sangat demokratis."

"Ya." Dia mengernyit. "Bukan gayaku seperti


biasanya. Setelah aku menyelesaikan ini, kita akan

245
mandi berendam."

"Oh, oke." Oh... Aku lebih suka mandi pancuran.


Telponku berdering, menyela lamunanku. Ini Kate.

"Hai." Aku berjalan ke pintu kaca balkon, menjauhi


dia.

"Ana, mengapa kau tak mengirimkan pesan tadi


malam?" Dia marah.

"Maaf, semalam aku sedang disibukkan oleh suatu


hal."

"Kau baik-baik saja?"

"Ya, aku baik."

"Apakah kau?" Dia memancing untuk memberi


informasi, nadanya penuh harap Aku memutar
mataku.

"Kate, aku tak ingin bicara lewat telepon." Christian


melirik ke arahku.

"Kau sudah... aku tahu."

Bagaimana dia bisa tahu? Dia menggertak, dan aku


tak bisa bicara tentang ini. Aku telah
menandatangani perjanjian sialan itu.

"Tolonglah, Kate."

246
"Bagaimana rasanya? Apakah kau oke? "

"Aku sudah bilang aku baik-baik saja."

"Apakah dia lembut?"

"Aku mohon Kate!" Aku tak bisa menyembunyikan


kejengkelanku.

"Ana, Jangan menyimpan ini dariku, aku sudah


menunggu saat ini hampir selama empat tahun."

"Aku akan bertemu denganmu malam ini." Aku


menutup telepon.

Ini akan jadi sulit untuk berterus terang. Dia sangat


ulet, dan dia ingin tahu - secara detail, dan aku tak
bisa memberitahunya karena aku telah
menandatangani - apa sebutannya? Perjanjian
kerahasiaan.

Dan benar dia akan bertingkah. Aku perlu rencana.


Aku berbalik melihat Christian bergerak luwes di
sekitar dapurnya.

"Perjanjiannya, apakah itu mencakup semuanya?"


Aku bertanya ragu-ragu.

"Kenapa?" Dia berbalik dan menatapku sambil


membuang bekas Twining’s English Breakfast tea.
Mukaku memerah.

247
"Yah, aku punya beberapa pertanyaan, kau tahu,
tentang seks." Aku menatap jari-jariku. "Dan aku
ingin bertanya pada Kate."

"Kau bisa bertanya padaku."

"Christian, dengan segala hormat." Suaraku


memudar. Aku tak dapat bertanya padamu. Aku akan
mendapatkan jawaban yang tak seimbang darimu,
luar biasa abnormal, menyimpang dari pandangan
dunia tentang seks. Aku ingin pendapat yang netral.
"Ini hanya tentang mekanisnya. Aku tak akan
menyebutkan tentang Red Room of Pain."

Dia mengangkat alisnya.

"Red Room of Pain? Ini sebagian besar mengenai


kenikmatan, Anastasia. Percayalah," katanya.

"Selain itu," nadanya lebih keras. "Teman sekamarmu


bisa menjadi binatang yang bermuka dua dengan
saudaraku. Aku benar-benar lebih suka kau tak
melakukannya."

"Apakah keluargamu tahu tentang ... um


kegemaranmu?"

"Tidak. Ini bukanlah urusan mereka." Dia berjalan


pelan ke arahku sampai dia berdiri di depanku.

"Apa yang kau ingin ketahui?" Tanyanya, dan

248
mengangkat tangannya, menjalankan jari-jarinya
dengan lembut dari pipi ke dagu, kepalanya miring ke
belakang sehingga ia dapat melihat langsung ke
mataku. Aku menggeliat dalam hati. Aku tak bisa
berbohong pada pria ini.

"Tak ada yang spesifik saat ini," bisikku.

"Yah, kita bisa mulai dengan - bagaimana rasanya


semalam bagimu?" Matanya terbakar, penuh dengan
rasa ingin tahu. Dia ingin tahu. Wow.

"Menyenangkan," bisikku.

Bibirnya mengangkat sedikit.

"Aku juga," bisiknya. "Aku belum pernah


berhubungan seks secara tradisional sebelumnya.
Banyak yang bisa dikatakan untuk itu. Tapi mungkin
karena itu denganmu." Dia menyentuh bibir
bawahku.

Tiba-tiba aku menarik napas. Seks tradisional?

"Ayo, kita mandi." Dia membungkuk dan menciumku.


Hatiku melompat dan gairah menggenang turun
rendah ke bawah ... disana.

Bak mandi dirancang terbuat dari batu putih, dalam,


berbentuk oval. Christian membungkuk dan
mengisinya dari keran di dinding keramik. Dia
menuangkan sedikit sabun mandi cair yang mahal

249
kedalam air. Busanya memenuhi bak mandi dan bau
Jasmine yang manis menggoda. Dia berdiri dan
menatapku, matanya gelap, kemudian melepas t-
shirtnya dan melemparkan ke lantai.

"Miss Steele." Dia mengulurkan tangannya.

Aku berdiri di ambang pintu, dengan mata terbelalak


dan waspada, aku memeluk diriku sendiri. Aku
melangkah pelan-pelan sambil mengagumi fisiknya.
Dia tampak lezat. Bawah sadarku tak sadarkan diri,
dan pingsan di suatu tempat di belakang kepalaku.
Aku mengambil tangannya, dan dia membawaku
masuk ke bak mandi sementara aku masih
mengenakan kemejanya. Aku menuruti perintahnya.
Aku harus membiasakan diri jika aku mau menerima
tawarannya yang memalukan... andai! Air panasnya
begitu menggoda.

250
"Berbalik, pandanglah aku," perintahnya, suaranya
lembut. Aku lakukan apa yang diminta. Dia
menatapku penuh perhatian.

"Aku tahu bibir itu terasa nikmat, aku bisa


membuktikannya, tapi bisakah kau berhenti
menggigitnya?" Katanya dengan gigi terkatup. "Kau
menggigit itu membuatku ingin bercinta denganmu,
dan kau masih nyeri, oke?"

Aku terkesiap, secara otomatis membuka bibirku,


terkejut.

"Ya," dia menantang. "Punya gambarannya." Dia


melotot padaku. Aku mengangguk panik. Aku tak
tahu aku bisa begitu mempengaruhi dirinya.

"Bagus." Dia mengambil iPodku dari saku baju, dan


meletakkannya di wastafel.

"Air dan iPod - bukan kombinasi yang pandai," ia


bergumam. Dia memegang ujung bawah kemeja
putihku, mengangkatnya ke atas kepalaku, dan
membuangnya ke lantai.

Dia berdiri kembali untuk menatapku. Ya ampun aku


telanjang. Mukaku merah padam dan menunduk
menatap tanganku, sejajar dengan dasar perutku, dan
aku sangat ingin menghilang ke dalam air panas dan
busa, tapi aku tahu dia tak akan menginginkan hal
itu.

251
"Hei," ia memanggilku. Aku mengintip ke arahnya,
dan memiringkan kepalanya ke satu sisi. "Anastasia,
kau seorang wanita yang sangat cantik.
Keseluruhannya. Jangan menundukkan kepalamu
karena malu. Kau tak punya sesuatu yang
membuatmu merasa malu, dan aku benar-benar
bahagia berdiri di sini dan menatapmu." Dia
memegang daguku dan memiringkan kepalaku hingga
bisa melihat matanya. Matanya lembut dan hangat,
bahkan panas. Oh. Dia begitu dekat. Aku bisa
menjangkau dan menyentuhnya.

"Kau bisa masuk bak mandi sekarang." Dia


menghentikan pikiranku yang kemana-mana dan aku
masuk ke dalam air hangat.. Ooh ... rasa agak perih
membuatku terkejut, tapi baunya sangat wangi, dan
rasa perih cepat hilang. Aku berbaring dan
memejamkan mata sebentar, santai dalam
kehangatan yang menenangkan. Ketika aku
membukanya, ia menatap ke arahku.

"Mengapa kau tak bergabung denganku?" Aku


bertanya, dengan berani aku pikir - suaraku serak.

"Aku pikir aku akan masuk juga," jawabnya.

Dia melepas celana piyamanya dan masuk di


belakangku. Air naik saat ia duduk dan menarikku ke
dadanya. Ia menempatkan kakinya yang panjang
diantara tubuhku, lututnya ditekuk dan membuka
kakiku. Aku terkesiap kaget. Hidungnya di rambutku
dan dia menghirup dalam-dalam.

252
"Baumu harum, Anastasia."

Sebuah getaran berjalan ke seluruh tubuhku. Aku


telanjang, satu bak mandi dengan Christian Grey
yang telanjang. Jika seseorang telah mengatakan
bahwa aku melakukan ini ketika aku terbangun di
suite hotelnya kemarin, aku tak akan percaya pada
mereka.

Dia meraih sebotol sabun mandi dari rak di samping


bak mandi dan menyemprotkan beberapa ke
tangannya. Ia menggosok kedua tangannya,
menciptakan busa, lembut berbusa, dan mulai
menyabuni leher dan bahuku, memijat dengan jari-
jarinya yang kuat. Aku mengerang. Pijatan tangannya
terasa nikmat.

"Kau suka?" Aku mendengar senyumnya.

"Hmm."

Tangannya berpindah ke bawah lenganku, lalu


menyabuni ketiakku dengan lembut. Aku sangat
senang Kate memaksaku bercukur. Tangannya
berpindah ke payudaraku, dan aku menarik napas
panjang saat jari-jarinya melingkarinya dan mulai
meremas dengan lembut. Tubuhku langsung
melengkung, mendorong payudaraku ke tangannya.
Putingku sakit. Sangat sakit, tak diragukan lagi
karena perlakuan yang tak lembut sama sekali
semalam. Tak lama kemudian tangannya berpindah

253
ke perutku. Napasku meningkat, dan jantungku
berpacu. Aku merasakan sesuatu bertambah keras
menempel di bokongku. Ini sangat merangsang
menyadari bahwa tubuhku bisa membuat dia seperti
itu. Ha ... jangan punya pikiran seperti itu. Bawah
sadarku menyeringai. Aku menyingkirkan pemikiran
yang tak kuinginkan.

Dia berhenti dan meraih waslap, saat aku terengah-


engah, menginginkan ... membutuhkan. Tanganku
bertumpu pada pahanya yang berotot.
Menyemprotkan sabun ke waslap, ia membungkuk
dan menyabuni di antara kedua kakiku. Aku
menahan napas. Jari-jarinya dengan terampil
merangsangku melalui waslap, itu surgawi, dan
pinggulku mulai bergerak mengikuti irama sentuhan
tangannya. Saat sensasi menguasai, aku
memiringkan kepalaku ke belakang, mataku
memutar ke bagian belakang kepalaku, mulutku
membuka, dan aku merintih. Desakan sedang
membangun perlahan, tak terelakkan dalam diriku ...
oh.

"Rasakan ini, sayang," Christian berbisik di telingaku


dan menggigit dengan lembut daun telingaku.
"Rasakan ini untukku." Kedua kakiku ditahan ke sisi
bak mandi, menahanku, memberikan akses dengan
mudah ke bagian paling pribadi dalam diriku.

"Oh ...Tolonglah," bisikku. Aku mencoba


menggerakkan kakiku saat tubuhku menjadi kaku.
Aku seperti budak seksual untuk pria ini, dan ia tak

254
membiarkan aku bergerak.

"Aku pikir kau cukup bersih sekarang," bisiknya, dan


dia berhenti. Apa! Tidak! Tidak! Tidak!

Napasku berantakan.

"Kenapa kamu berhenti?" Aku terkesiap.

"Karena aku punya rencana lain untukmu Anastasia."

Apa ... oh... tapi ... aku ... itu tak adil.

"Berbalik. Aku perlu disabuni juga," bisiknya.

Oh! Beralih menghadapnya, aku terkejut melihat


ereksinya sudah membesar dan keras dalam
genggamannya.

Mulutku menganga.

"Aku ingin kau mengenal dengan baik, pada istilah


nama pertama jika kau mau, dengan bagian favoritku
yang paling berharga dari tubuhku. Aku sangat
terikat pada hal ini."

Sangat besar dan semakin besar. Ereksinya ada


diatas garis air, air juga menetes dipinggulnya. Aku
meliriknya dan mukanya menyeringai nakal. Dia
menikmati ekspresi terkejutku. Aku menyadari
bahwa aku sedang menatap. Aku menelan ludah. Itu
pernah berada dalam diriku! Rasanya tak mungkin.

255
Dia ingin aku menyentuhnya. Hmm ... oke, lakukan.

Aku tersenyum padanya dan meraih sabun mandi,


menyemprotkan sabun ke tanganku. Persis seperti
yang dilakukannya, menggosok sabun di tanganku
sampai berbusa. Aku tak mengalihkan pandangan
darinya. Bibirku terbuka untuk menyesuaikan
pernapasanku... sengaja dengan lembut aku
menggigit bibir bawahku dan kemudian menjalankan
lidahku di atasnya, menelusuri gigiku. Matanya
serius dan gelap, dan melebar saat lidahku
menelusuri bibir bawahku. Aku menyentuhnya,
seperti saat dia memegang dirinya sendiri. Matanya
menutup sebentar. Wow ... terasa jauh lebih keras
dari yang aku pikirkan. Aku meremas, dan ia
menempatkan tangannya di atas tanganku.

"Seperti ini," ia berbisik, dan dia menggerakkan


tangannya naik turun dengan mencengkeram jariku,
dan jari-jariku bertambah erat disekitarnya. Dia
menutup matanya lagi, dan napasnya tersengal-
sengal. Saat membuka lagi, tatapan mata abu-abunya
terbakar dan meleleh. "Seperti itu, Sayang."

Dia melepaskan pegangan pada tanganku untuk aku


meneruskan sendiri, dan menutup matanya saat aku
bergerak naik dan turun. Dia menegang, secara
refleks pinggulnya sedikit maju saat aku pegang lebih
erat lagi. Sebuah erangan rendah keluar dari dalam
tenggorokannya. Bercinta dengan mulutku ... hmm.
Aku ingat dia mendorong ibu jarinya ke mulutku dan
memintaku untuk mengisap, keras. Mulutnya

256
menganga sedikit saat napasnya meningkat. Aku
membungkuk kedepan, selagi matanya tertutup, dan
menempatkan bibirku disekitarnya dan mencoba
menghisap, menjalankan lidahku ke ujungnya.

"Wow ... Ana." Matanya terbuka, dan aku menghisap


lebih keras.

Hmm ... dia lembut dan sekaligus keras, seperti baja


terbungkus beludru, dan mengejutkan gurih - asin
dan licin.

"Ya Tuhan," dia mengerang, dan menutup matanya


kembali.

Bergeser turun, aku mendorongnya ke dalam


mulutku. Dia mengerang lagi. Ha! Dewi batinku
senang. Aku bisa melakukan ini. Aku bisa bercinta
dengan mulutku. Lidahku berputar di sekitar
ujungnya lagi, dan pinggulnya menegang. Matanya
terbuka sekarang, membara. Giginya yang terkatup
saat dia menegang lagi, dan aku mendorongnya lebih
dalam ke mulutku, menyangga diriku pada pahanya.
Aku merasa kakinya menegang di bawah tanganku.
Dia meraih kuncirku dan mulai benar-benar bergerak.

"Oh ... sayang ... ini terasa nikmat," bisiknya. Aku


hisap lebih keras, menjalankan lidahku di ujung
ereksinya yang mengesankan. Membungkus gigi
dengan belakang bibirku, Aku menjepit mulutku
disekitarnya. Napasnya mendesis di antara giginya,
dan dia mengerang.

257
"Ya Tuhan. Seberapa jauh kau bisa lakukan?"
bisiknya.

Hmm ... Aku menariknya lebih dalam ke dalamku jadi


aku bisa merasakan dia di belakang tenggorokanku
dan kemudian ke depan lagi. Lidahku berputar
sekitar ujungnya. Miliknya adalah es lolipop-ku rasa
Christian Grey. Aku menghisap lebih keras dan lebih
keras, mendorongnya lebih dalam dan lebih dalam,
lidahku berputar-putar. Hmm ... aku tak tahu
memberi kenikmatan bisa menjadi begitu
mengairahkan, mengawasinya menggeliat dengan
halus dengan mendambakan sesuatu. Dewi batinku
melakukan tarian dengan beberapa gerakan salsa.

"Anastasia, aku akan keluar di dalam mulutmu," nada


desahnya memperingatkan. "Jika kau mau aku tak
melakukannya, berhenti sekarang." Dia menekan
pinggulnya lagi, matanya melebar, waspada, dan
penuh nafsu - membutuhkan sesuatu dariku.
Membutuhkan mulutku ... oh.

Sialan. Tangannya benar-benar mencengkeram


rambutku. Aku bisa melakukan ini. Aku mendorong
lebih keras lagi dan, di saat kepercayaan diri yang
luar biasa, aku melepas gigiku. itu membawanya
sampai kepuncak.

Dia berteriak dan diam, dan aku bisa merasakan


cairan hangat asin mengalir ke tenggorokanku. Aku
menelan cepat. Ugh ... aku tak yakin tentang hal ini.

258
Tapi ketika aku melihatnya, dan dia keluar di bak
mandi karena aku, dan aku jadi tak peduli. Aku
duduk dan menontonnya, senyum sombong penuh
kemenangan tersungging di sudut bibirku. Napasnya
tak teratur. Membuka mata, ia melotot ke arahku.

"Mengapa kau tak tersedak?" Tanyanya, heran " Ya


Tuhan, Ana ... itu ... nikmat, benar-benar
nikmat,sungguh tak terduga." Dia mengerutkan
kening. "Kau tahu, kau tak pernah berhenti
membuatku takjub."

Aku tersenyum dan dengan sadar menggigit bibirku.


Dia menatapku curiga.

"Apa kau pernah melakukan itu sebelumnya?"

"Tidak" Dan aku tak bisa menahan sedikit semburat


kebanggaan dalam penyangkalanku.

"Bagus," katanya puas dan, aku pikir, lega. "Pertama


kali lainnya, Miss Steele."

Sepertinya dia menilaiku. "Nah, kau mendapatkan


nilai A dalam keterampilan oral. Ayo, kita pergi ke
ranjang, aku berhutang orgasme padamu."

Orgasme! Sekali lagi!

Dengan cepat, dia keluar dari bak mandi, memberiku


untuk pertama kalinya melihat penuh seorang Adonis
yaitu Christian Grey. Dewi batinku telah berhenti

259
menari dan terus menatapnya, mulut terbuka dan
sedikit air liur menetes. Ereksinya sudah jinak, tapi
masih besar ... wow. Dia membungkus handuk kecil di
pinggangnya, menutupi seperlunya saja, dan
memegang sebuah handuk putih halus yang lebih
besar bagiku. Keluar dari bak mandi, aku meraih
tangannya yang terulur. Dia membungkusku dengan
handuk, menarikku ke dalam pelukannya, dan
menciumku dengan keras, mendorong lidahnya ke
mulutku.

Aku ingin merangkulnya ... menyentuhnya ... tapi dia


menahan lenganku terjebak dalam handuk. Aku
segera tenggelam dalam ciumannya. Dia membuai
kepalaku, lidahnya menjelajahi mulutku, dan aku
menilai dia mungkin mengungkapkan rasa terima
kasihnya - mungkin - untuk blowjob pertamaku?
Wow?

Dia memindahkan tangannya di kedua sisi wajahku,


menatap tajam ke mataku. Dia tampak tersesat.

"Katakan ya," bisiknya sungguh-sungguh.

Aku mengerutkan kening, tak mengerti.

"Untuk apa?"

"Ya untuk perjanjian kita. Untuk menjadi milikku.


Tolong, Ana," bisiknya, menekankan kata terakhir
dan namaku, memohon. Dia menciumku lagi, manis,
penuh gairah, sebelum ia berdiri kembali dan

260
menatapku, berkedip sedikit. Dia mengambil
tanganku dan membawaku kembali ke kamar
tidurnya, meninggalkanku terguncang, jadi aku
mengikutinya dengan patuh. Tertegun. Dia benar-
benar menginginkan ini.

Di kamar tidur, ia menatap ke arahku saat kami


berdiri di samping tempat tidurnya.

"Percaya padaku?" Tanyanya tiba-tiba. Aku


mengangguk, mataku terbelalak mendadak
menyadari bahwa aku mempercayainya. Apa yang dia
lakukan padaku sekarang? Sebuah getaran listrik
menjalariku.

"Gadis baik," dia bernafas, ibu jarinya menyentuh


bibir bawahku. Dia melangkah ke lemarinya dan
kembali membawa dasi sutra perak abu-abu.

"Lekatkan tanganmu bersama-sama di depanmu,"


perintahnya sambil melepas handukku dan
melemparkannya ke lantai.

Aku menurut, dan ia mengikat pergelangan tanganku


dengan dasinya, mengikat dengan kuat. Matanya
cerah bergairah. Dia mengikat simpul. Ini aman.
Sebagian pramuka pasti pernah belajar mengikat
dengan cara ini. Sekarang apalagi? Denyut nadiku
berpacu, jantungku berdetak gelisah. Dia melepaskan
kuncirku.

"Kau terlihat begitu muda dengan ini," bisiknya dan

261
bergerak maju. Tanpa sadar, aku mundur sampai
merasakan tempat tidur menempel dibelakang
lututku. Dia menjatuhkan handuknya, tapi aku tak
bisa mengalihkan pandangan dari wajahnya.
Ekspresinya bersemangat, penuh hasrat.

"Oh, Anastasia, apa yang harus kulakukan


untukmu?" Bisiknya sambil menurunkanku di tempat
tidur, berbaring di sampingku, dan mengangkat
tanganku di atas kepalaku.

"Letakkan tanganmu tetap di situ, jangan


memindahkannya, mengerti?" Matanya terbakar
menatapku, dan aku terengah-engah menatapnya. Ini
bukan seorang pria yang aku ingin lawan....sama
sekali.

"Jawab aku," tuntutnya, suaranya sangat lembut.

"Aku tak akan menggerakkan tanganku." Aku


terengah-engah.

"Anak manis," bisiknya dan sengaja menjilati bibirnya


perlahan. Aku terpesona oleh lidahnya saat menyapu
perlahan-lahan bibir atasnya. Dia menatap mataku,
mengawasiku, menilai. Dia membungkuk dan
langsung mencium bibirku.

"Aku akan mencium seluruh tubuhmu, Miss Steele,"


katanya lembut, dan dia meraih daguku,
mendorongnya keatas memberi ruang pada
tenggorokanku. Bibirnya meluncur kebawah

262
tenggorokanku, mengisap, dan menggigit di pangkal
leherku. Tubuhku melonjak... di segala tempat.
Pengalaman mandi barusan membuat kulitku masih
terasa sangat sensitif. Darah memanasku mengumpul
rendah di perut, diantara kedua kakiku, tepat di
bawah sana. Aku mengerang.

Aku ingin menyentuhnya. Aku menggerakkan


tanganku dan agak susah, mengingat aku terikat,
merasakan rambutnya. Dia berhenti menciumku dan
melotot ke arahku, menggelengkan kepala sambil
berdecak. Dia meraih tanganku dan menempatkannya
di atas kepalaku lagi.

"Jangan menggerakkan tanganmu, atau kita harus


mulai dari awal lagi," Dia menegurku dengan lembut.

Oh, dia seorang penggoda.

"Aku ingin menyentuhmu." Suaraku mendesah dan


diluar kontrol.

"Aku tahu," bisiknya. "Tetap taruh tanganmu di atas


kepala," perintahnya, suaranya tegas.

Dia menangkup daguku lagi dan mulai mencium


leherku seperti sebelumnya. Oh ... dia membuatku
begitu frustasi.

Tangannya menjalar ke bawah tubuhku dan


payudaraku saat ia mencapai pangkal leherku dengan
bibirnya. Sentuhan hidungnya berputar di sekitar

263
leherku kemudian mulai menjelajah secara perlahan
dengan mulutnya, turun kebawah, mengikuti jejak
tangannya, turun ke payudaraku. Menciumi
bergantian dan menggigit dengan lembut dan
putingku dengan lembut dihisap. Ya ampun.

Pinggulku mulai bergoyang dan bergerak atas


kemauannya sendiri, mengikuti irama mulutnya
padaku, dan aku berusaha keras untuk mengingat
untuk menjaga tanganku tetap di atas kepalaku.

"Tetap diam," dia mengingatkan, napasnya hangat


terasa di kulitku. Sampai pusarku, dia mencium
dengan lidahnya, dan kemudian dengan lembut
menyentuh perutku dengan giginya. Tubuhku
melengkung ditempat tidur. "Hmm. Kau begitu
manis, Miss Steele." Hidungnya meluncur sepanjang
garis antara perut dan rambut pubisku, menggigitku
dengan lembut, menggodaku dengan lidahnya. Tiba-
tiba dia duduk, berlutut di kakiku, menggenggam
kedua pergelangan kakiku dan membuka kakiku
lebar.

Sial. Dia mengambil kaki kiriku, menekuk lututku,


dan membawa kakiku sampai ke mulutnya.

Menonton dan menilai setiap reaksiku, Dengan


lembut dia menciumi setiap jari kakiku kemudian
menggigitnya dengan lembut pada telapaknya. Ketika
sampai ujung jari kecilku, dia menggigit lebih keras,
dan aku mengejang, merintih. Dia menciumiku
hingga punggung kakiku - dan aku tak bisa lagi

264
mengawasinya.

Ini terlalu erotis. Aku akan segera terbakar. Aku


menutup mata dan mencoba untuk menyerap dan
mengatur semua sensasi yang dia ciptakan. Dia
mencium pergelangan kakiku dan naik ke betis lalu
lututku, berhenti tepat di atasnya. Lalu dia memulai
pada kaki kananku, mengulangi lagi semuanya,
proses yang sangat menggairahkan.

"Oh, tolonglah," aku mengerang saat dia menggigit


jari kelingkingku, tindakannya menjadikan campur
aduk didalam perutku.

"Semua akan baik-baik saja, Miss Steele," dia


mengambil nafas.

Kali ini ia tak berhenti pada lututku, tapi terus


sampai bagian dalam paha, mendorong pahaku
terpisah. Dan aku tahu apa yang akan dia lakukan,
dan sebagian dari diriku ingin mendorongnya pergi
karena aku malu dan gugup. Dia akan menciumku
disana! Aku tahu itu. Dan bagian dalam diriku
memuja dalam antisipasi. Dia turun ke lututku yang
lain dan menciumi sepanjang pahaku, mencium,
menjilat, mengisap, dan kemudian turun di antara
kedua kakiku, menggerakkan hidungnya keatas dan
kebawah pada kemaluanku, sangat lembut, sangat
hati-hati. Aku menggeliat ... oh .

Dia berhenti, menungguku untuk tenang. Aku


mengangkat kepala untuk menatapnya, mulutku

265
terbuka dan jantungku berdebar keras berusaha
untuk keluar.

"Apa kau tahu betapa sangat memabukkan aromamu,


Miss Steele?" Gumamnya, dan menatapku, ia
mendorong hidungnya ke kedalam rambut pubisku
dan menghirupnya.

Mukaku memerah, di mana-mana, terasa mau


pingsan, dan aku langsung memejamkan mata. Aku
tak bisa menonton dia melakukan itu!

Dia meniup lembut sepanjang kemaluanku. Oh sial ...

"Aku suka ini." Dengan lembut dia menarik rambut


pubisku. "Mungkin kita akan menyisakan ini."

"Oh ... tolonglah," Aku mohon.

"Hmm, aku suka saat kau memohon padaku,


Anastasia."

Aku mengerang.

"Membalas kebaikan bukan kebiasaanku, Miss


Steele," bisiknya saat dia dengan lembut meniup
keatas dan bawah padaku. "Tapi kau
menyenangkanku hari ini, dan kau seharusnya diberi
penghargaan." Aku mendengar seringai nakal dalam
suaranya, dan sementara tubuhku bernyanyi
mendengar kata-katanya, lidahnya perlahan-lahan
mulai mengelilingi klitorisku saat tangannya

266
menahan pahaku.

"Aargh!" aku mengerang dan tubuhku melengkung


dan mengejang karena sentuhan lidahnya.

Lidahnya berputar putar, lagi dan lagi, membuatku


tersiksa. Aku kehilangan akal sehat, setiap atom
tubuhku sedang berkonsentrasi keras pada daerah
kecil, pada puncak pahaku. Kakiku menjadi kaku, dan
dia memasukkan jarinya kedalam diriku, dan aku
mendengar menggeramnya.

"Oh, sayang. Aku suka bahwa kau begitu basah


untukku."

Dia menggerakkan jarinya dalam putaran lebar,


melonggarkanku, menarikku, lidahnya meniru
aksinya, berputar-putar, aku mengerang. Ini terlalu
banyak ... Tubuhku memohon pelepasan, dan aku tak
bisa lagi mengingkarinya. Aku membiarkan lepas,
kehilangan semua pemikiran meyakinkan saat
orgasmeku meremas-remas bagian dalamku lagi dan
lagi. Ya ampun. Aku berteriak, dan dunia datang dan
menghilang dari pandangan saat dorongan klimaksku
membuat semuanya kosong dan hampa.

Aku terengah-engah dan samar-samar terdengar


suara robekan foil. Dengan perlahan dia memasuki
diriku dan mulai bergerak. Oh ... Terasa nyeri dan
nikmat, dan sekaligus tegas dan lembut.

"Bagaimana?" Dia mengambil nafas.

267
"Rasanya nikmat," aku mengambil nafas. Dan dia
benar-benar mulai bergerak, cepat, keras, dan besar,
mendorongku berulang-ulang sampai aku mendekati
tepi jurang lagi. Aku merengek.

"Keluarlah untukku, sayang." Suaranya keras,


terengah-engah di telingaku, dan Aku meledak di
sekitarnya saat dia mendorong cepat ke dalam diriku.

"Terima ini," bisiknya, dan ia mendorong keras sekali


lagi dan mengerang saat ia mencapai puncak,
menekan dirinya ke dalam diriku. Lalu ia diam,
tubuhnya kaku.

Ambruk di atasku, aku merasa berat tubuhnya


membuatku terdesak ke dalam kasur. Aku menarik
tanganku yang terikat diatas lehernya dan memeluk
sebisanya. Aku tahu pada saat ini aku akan
melakukan apa saja untuk pria ini. Aku miliknya.
Senang bahwa dia memperkenalkan ini padaku, itu
melebihi apapun yang kubayangkan. Dan ia ingin
mengambil lebih jauh, sangat jauh, ke tempat yang
aku tak bisa, didalam kepolosanku, pernah
bayangkan. Oh ... apa yang harus kulakukan?

Dia bersandar di atas siku dan menatap ke arahku,


mata abu-abu tajam.

"Lihat alangkah menyenangkannya saat kita


bersama," bisiknya. "Jika kau memberikan dirimu
padaku, akan jauh lebih baik. Percayalah, Anastasia,

268
aku bisa membawamu ke tempat-tempat yang kau
bahkan tak tahu itu ada,"

Kata-katanya menggemakan pikiranku. Dia


mengusap hidungnya ke hidungku. Aku masih belum
pulih dari pengaruh fisiknya yang luar biasa, dan aku
menatapnya kosong, untuk memahami pikiran
dengan jelas.

Tiba-tiba kita berdua menyadari ada suara-suara di


luar pintu kamar tidurnya. Butuh beberapa saat
untuk mengetahui apa yang dapat aku dengar.

"Tapi jika dia masih di tempat tidur, dia pasti sakit.


Dia tak pernah di tempat tidur pada saat seperti
sekarang ini. Christian jarang tidur sampai siang."

"Tolonglah, Mrs Grey."

"Taylor. Kamu tak dapat menahanku dari putraku."

"Mrs Grey, dia tidak sendirian."

"Apa maksudmu dia tidak sendirian?"

"Dia bersama seseorang."

269
"Oh ..." Bahkan aku mendengar rasa tak percaya
dalam suaranya.

Christian berkedip cepat, menatapku, mata terbelalak


kegelian.

"Sial! Itu ibuku."

270
Tiba-tiba dia menarik keluar dariku. Aku meringis.
Dia duduk di atas tempat tidur dan melempar kondom
bekas ke keranjang sampah.

"Ayo, kita harus berpakaian - itu jika kau ingin


bertemu ibuku." Dia menyeringai, turun dari tempat
tidur, dan menarik celana jinsnya, tak pakai celana
dalam! Aku kesulitan untuk duduk karena tanganku
masih terikat.

"Christian - aku tak bisa bergerak."

Senyumnya melebar, dan sambil membungkuk, dia


melepas ikatan dasi. Bentuk dasinya telah
meninggalkan bekas sekitar pergelangan tanganku.
Tampak ... seksi. Dia menatapku. Dia geli, matanya
menari penuh kegembiraan. Dia mencium keningku
dengan cepat dan berseri-seri.

"Pertama kali dari yang lain," dia mengakui, tapi aku


tak tahu apa yang dia bicarakan.

"Aku tak punya pakaian bersih di sini." Tiba-tiba aku


merasa panik, dan mengingat apa yang baru saja aku
alami, aku jadi merasakan kepanikan luar biasa.
Ibunya! Sialan. Aku tak punya pakaian bersih, dan
dia praktis menangkap basah kita berdua. "Mungkin
aku harus tinggal di sini."

"Oh, tidak, tidak bisa," ancam Christian. "Kau bisa


memakai baju atau t-shirt ku." Dia memakai t-shirt
putih dan tangannya menyisir rambutnya yang

271
berantakan. Terlepas dari kecemasanku, aku merasa
kehilangan pikiranku. Apakah aku akan terbiasa
melihat keindahan pria ini?

Keindahannya memabukkan.

"Anastasia, kau bisa mengenakan karung dan kau


masih tetap terlihat cantik. jangan khawatir.

Aku ingin kau bertemu dengan ibuku. Segeralah


berpakaian. Aku akan keluar untuk
menenangkannya." Mulutnya menekan menjadi garis
keras. "Aku mengharapkanmu keluar dalam lima
menit, kalau tidak aku akan datang dan menyeretmu
keluar dari sini sendiri, apa pun yang kau kenakan. T-
shirtku ada di laci ini.

Kemejaku di lemari. Silakan kau pilih sendiri."


Sejenak matanya melihatku dengan curiga, Kemudian
meninggalkan kamar.

Sial. ibunya Christian. Ini jauh lebih dari yang aku


harapkan. Mungkin bertemu dengannya akan
membantu menguraikan sebagian kecil dari teka-
tekinya. Mungkin bisa membantuku memahami
mengapa Christian menjalani kehidupan seperti itu ...
Tiba-tiba, aku ingin bertemu dengannya. Aku
mengambil bajuku dari lantai, dan aku senang ketika
mengetahui bajuku tidak kusut dan hampir tak ada
lipatan. Aku menemukan bra biruku di bawah tempat
tidur dan memakainya dengan cepat. Tapi jika ada
satu hal yang paling aku benci, yaitu tak memakai

272
celana dalam yang bersih. Aku mencari ke lemari
lacinya Christian dan menemukan celana boxer-nya.

Setelah memakai Calvin Kleins warna abu-abu, aku


memakai jeans dan Converseku.

Aku ambil jaket, lalu masuk ke kamar mandi


menatap mataku yang terlalu bersinar, muka
memerahku - dan rambutku! Sialan ... benar-benar
terlihat kuncirku berantakan tak sesuai untukku.
Aku mencari sikat rambut di meja rias dan
menemukan sisir. Harus kulakukan. Ekor kuda
adalah satu-satunya jawaban. Aku putus asa dengan
pakaianku. Mungkin aku harus menerima tawaran
Christian untuk mengenakan pakaiannya. Bawah
sadarku mengeluarkan kata 'ho'. Aku
mengabaikannya. Aku kesulitan memakai jaket,
senang bahwa manset menutupi pola dasinya di
pergelangan tanganku, terakhir aku cemas melihat
sekilas diriku sendiri di cermin. Harus kulakukan.
Aku berjalan ke ruang tamu utama.

"Kenalkan." Christian berdiri dari tempat dia duduk


di sofa.

Ekspresinya hangat dan menghargai. Di sampingnya


wanita berambut pirang berbalik dan berseri-seri
melihatku, senyum penuh kesenangan. Dia juga
berdiri. Dia tanpa cela memakai gaun sweater rajut
Camel berwarna kalem dengan sepatu yang sepadan.
Dia tampak rapi, elegan, indah, dan aku jadi rendah
diri, tahu bahwa aku terlihat berantakan.

273
"Ibu, ini Anastasia Steele. Anastasia, ini Grace
Trevelyan-Grey. "

Dr. Trevelyan-Grey memegang tanganku. T ...


kepanjangan Trevelyan?

"Senang sekali bertemu denganmu," gumamnya. Jika


aku tak salah, sepertinya takjub mungkin heran dan
sedikit lega dalam nada suaranya dan mata
cokelatnya bersinar hangat. Aku jabat tangannya, dan
aku tak bisa menahan senyum, membalas
kehangatannya.

"Dr. Trevelyan-Grey," bisikku.

"Panggil aku Grace," dia menyeringai, dan Christian


mengerutkan kening. "Aku biasanya dipanggil Dr.
Trevelyan, dan Mrs. Grey adalah ibu mertuaku." Dia
mengedipkan sebelah matanya. "Jadi bagaimana
kalian berdua bertemu?" Dia memberikan pandangan
bertanya pada Christian, tak mampu
menyembunyikan rasa ingin tahunya.

"Anastasia mewawancaraiku untuk koran mahasiswa


di WSU karena aku akan menganugerahkan gelar
disana minggu ini."

Dobel sialan. Aku sudah lupa itu.

"Jadi kau lulus minggu ini?" Tanya Grace.

274
"Ya."

Ponselku berbunyi. Kate, aku bertaruh.

"Maaf." Aku berjalan ke dapur dan bersandar di meja


sarapan, tanpa memeriksa nomor.

"Kate."

"Dios mio! Ana." Sialan, ini José. Dia terdengar putus


asa. "Kamu dimana? Aku berusaha untuk
menghubungimu. Aku ingin bertemu denganmu,
untuk meminta maaf atas perlakuanku pada hari
Jumat. Kenapa kau tak membalas teleponku?"

"Dengar José, sekarang bukan saat yang tepat." Aku


melirik cemas ke arah ekspresi wajah Christian yang
menatapku tajam, saat ia bergumam sesuatu pada
ibunya. Aku langsung membelakanginya.

"Dimana sih kamu? Kate selalu mengelak," dia


merengek.

"Aku di Seattle."

"Apa yang kamu lakukan di Seattle? Apakah kau


bersama dia? "

"José, aku akan meneleponmu nanti. Aku tak bisa


bicara denganmu sekarang." Aku langsung menutup
telepon.

275
Aku berjalan santai kembali ke Christian dan ibunya.
Grace masih asyik berbicara dengan Christian.

"... Dan Elliot menelepon mengatakan kau berada


disini - Aku tak melihat kamu selama dua minggu,
Sayang."

"Apa dia sekarang senang mencampuri urusanku?"


bisik Christian, menatapku, ekspresinya tidak
terbaca.

"Kupikir kita bisa makan siang bersama, tapi aku bisa


mengerti kamu memiliki rencana lain, dan aku tak
ingin mengganggu harimu." Dia mengambil mantel
krim yang panjang dan berbalik, memberikan pipinya.
Christian mencium sekilas dengan manisnya. ibunya
tak menyentuhnya.

"Aku harus mengantar Anastasia kembali ke


Portland."

"Tentu saja, Sayang. Anastasia, menyenangkan sekali


bertemu denganmu. Aku berharap kita bertemu lagi."

Dia mengulurkan tangannya padaku, matanya


bersinar, dan kami bersalaman. Taylor muncul dari ...
mana?

"Mrs. Grey?" Tanyanya.

"Terima kasih, Taylor." Dia mengantar keluar


ruangan dan melalui pintu ganda ke ruang depan.

276
Taylor ada di sini sepanjang waktu? Sudah berapa
lama dia berada di sini? Dimana dia?

Christian melotot ke arahku.

"Jadi si fotografer menelpon?"

Sial.

"Ya."

"Apa yang dia inginkan?"

"Hanya untuk minta maaf, kau tahu - hari Jumat."

Christian menyempit matanya.

"Ya aku melihatnya," katanya singkat.

Taylor muncul kembali.

"Mr. Grey, ada masalah dengan muatan kapal Darfur.


"

Christian mengangguk singkat padanya.

"Charlie Tango kembali ke Boeing Field?"

"Ya Pak."

Taylor mengangguk padaku.

277
"Miss Steele."

Aku tersenyum sambil mengangguk balik padanya,


dan dia berbalik dan pergi.

"Apakah dia tinggal di sini? Taylor? "

"Ya." Nada suaranya terpotong. Apa masalahnya?

Christian berjalan ke dapur dan mengambil


BlackBerry-nya, Aku mengira dia membaca beberapa
email. Mulutnya menekan garis keras, dan dia
menelpon.

"Ros, apa masalahnya?" Bentak dia. Dia


mendengarkan, menatapku, mata abu-abu spekulatif,
saat aku berdiri di tengah ruangan besar itu
bertanya-tanya apa yang harus aku lakukan, merasa
malu dan tak pantas ada di tempat ini.

"Aku tak akan memberikan salah satu kru untuk


mengambil risiko. Tidak, batalkan ... Sebagai
gantinya kita akan menjatuhkan lewat udara ...
Baik."

Dia menutup telepon. Kehangatan di matanya telah


menghilang. Dia tampak menakutkan, dan melirik
sekilas padaku, dia masuk ke ruang kerjanya dan
kembali sesaat kemudian.

"Ini kontrak. Bacalah, dan kita akan


membicarakannya akhir pekan depan. Aku

278
menyarankan padamu untuk melakukan penelitian,
supaya tahu kau terlibat dengan apa." Dia berhenti.
"Itupun jika kau setuju, dan aku sangat berharap kau
melakukannya." Dia menambahkan, nadanya lebih
lembut, dan gelisah.

"Penelitian?"

"Kau akan kagum apa yang dapat kau temukan di


Internet," bisiknya.

Internet! Aku tak memiliki akses ke komputer, hanya


laptop Kate, dan aku tak bisa memakai punya
Clayton, tidak untuk 'penelitian' semacam ini jelas,
kan?

"Apa itu?" Tanyanya, memiringkan kepalanya.

"Aku tak punya komputer. Aku akan melihat jika aku


dapat meminjam laptop Kate. "

Dia mengulurkan sebuah amplop manila.

"Aku yakin aku bisa ... err, meminjamkan satu. Ambil


barang-barangmu, kita akan mengendarai mobil
kembali ke Portland dan makan siang di jalan. Aku
harus ganti baju."

"Aku akan menelpon," bisikku. Aku hanya ingin


mendengar suara Kate. Dia mengernyit.

"Fotografer?" Rahangnya mengepal, dan matanya

279
terbakar. Aku berkedip padanya. "Aku tak suka
berbagi, Miss Steele. Ingat itu." Nadanya tenang
dingin seperti memperingatkan, dengan sekali
pandangan dingin padaku, dia balik ke kamar tidur.

Sialan. Aku hanya ingin menelepon Kate, aku ingin


menelepon setelah dia masuk kamar, tapi mendadak
dia bersikap cuek langsung meninggalkanku sendiri
membuatku jadi lumpuh. Apa yang terjadi pada pria
ini, murah hati, rileks, tersenyum saat bercinta
denganku tak sampai setengah jam yang lalu?

"Siap?" Tanya Christian saat kita berdiri di pintu


ganda ruang depan.

Aku mengangguk yakin. Dia kembali menjaga jarak,


sopan, sosok yang kaku, topengnya kembali dan
dipamerkan. Dia membawa tas kulit dorong. Mengapa
ia perlu itu? Mungkin dia menginap di Portland, dan
kemudian aku ingat acara wisuda. Oh ya ... dia akan
ke sana pada hari Kamis.

Dia mengenakan jaket kulit hitam. Dia jelas tak


terlihat seperti multi-multi jutawan, miliarder,
dengan pakaiannya. Dia tampak seperti cowok dari
sisi jalur yang salah, mungkin seorang bintang rock
berperilaku buruk atau model catwalk. Aku mendesah
dalam hati, berharap aku punya sepersepuluh dari
ketenangannya. Dia begitu tenang dan terkendali.
Aku mengerutkan kening, mengingat ledakan
amarahnya tentang José ... Yah, tampaknya karena
itu.

280
Taylor berdiri di belakang.

"Samapai besok," katanya pada Taylor yang


mengangguk.

"Ya pak. Mobil mana yang akan anda pakai, pak? "

Dia melihat ke arahku sebentar.

"R8."

"Semoga perjalanannya lancar, Mr. Grey. Miss


Steele." Taylor terlihat ramah padaku, meskipun
mungkin sepertinya ada sedikit rasa kasihan
tersembunyi di kedalaman matanya.

Tak diragukan lagi dia pikir aku sudah menyerah


pada kebiasaan seksual Mr. Grey yang dipertanyakan.
Belum, hanya kebiasaan seksualnya yang luar biasa,
atau seks mungkin seperti itu untuk semua orang.
Aku mengerutkan kening pada pikir itu. Aku tak
punya perbandingan, dan aku tak bisa bertanya pada
Kate. Itu sesuatu yang harus aku bicarakan dengan
Christian. Sangat wajar kalau aku harus berbicara
dengan seseorang - dan aku tak bisa bicara
dengannya jika dia begitu terbuka satu menit dan
berikutnya menjaga jarak.

Taylor menahan pintu terbuka untuk kami saat kami


keluar. Christian memanggil lift. "Ada apa,
Anastasia?" Tanya dia. Bagaimana dia tahu aku

281
memikirkan sesuatu berlebihan dalam pikiranku? Dia
meraih dan menarik daguku.

"Berhenti menggigit bibirmu, atau aku akan bercinta


denganmu di lift, dan aku tak peduli siapa yang akan
masuk ke lift bersama kita."

Aku tersipu, tapi ada sedikit senyum di bibirnya,


akhirnya suasana hatinya tampaknya berubah.
"Christian, aku punya masalah."

"Oh?" aku jadi mendaat perhatian dia sepenuhnya.

Lift tiba. Kami masuk, dan Christian menekan tombol


G.

"Yah," mukaku memerah. Bagaimana mengatakan


ini? "Aku perlu bicara dengan Kate. Aku punya begitu
banyak pertanyaan tentang hubungan intim, dan kau
terlalu terlibat. Jika kau ingin aku melakukan semua
hal ini, bagaimana aku tahu-?" Aku berhenti sejenak,
berusaha untuk menemukan kata yang tepat. "Aku
tak punya referensi sama sekali."

Dia memutar matanya ke arahku.

"Bicaralah padanya jika kau harus." Dia terdengar


putus asa. "Pastikan ia tak menyebutkan apa pun
pada Elliot."

Aku siap berperang atas sindirannya. Kate tidak


seperti itu.

282
"Dia tak akan melakukannya, dan aku tak akan
mengatakan padamu tentang apa pun yang dia
ceritakan padaku tentang Elliot - jika dia mengatakan
sesuatu padaku," tambahku cepat.

"Nah, perbedaannya adalah bahwa aku tak ingin tahu


tentang kehidupan seksnya," bisik Christian datar.
"Elliot adalah bajingan usil. Tapi hanya tentang apa
yang kita lakukan sejauh ini," dia memperingatkan.

"Kate mungkin akan mengambil bolaku jika dia tahu


apa yang ingin kulakukan padamu," tambahnya
lembut sehingga aku tak yakin aku harus
mendengarnya.

"Oke," Aku setuju seketika itu juga, tersenyum ke


arahnya, lega. Membayangkan Kate dengan bola
Christian bukan sesuatu yang ingin aku bahas.

Bibirnya terangkat tertuju padaku, dan dia


menggeleng.

"Semakin cepat aku mendapatkan penyerahanmu


akan lebih baik, dan kita bisa menghentikan semua
ini," bisiknya.

"Hentikan semua apa?"

"Kamu, menantangku." Dia menangkup daguku dan


langsung memberikan ciuman manis di bibirku saat
pintu lift terbuka. Dia menggenggam tanganku dan

283
membawaku ke garasi bawah tanah.

Aku, menentang dia ... bagaimana?

Disamping lift, aku bisa melihat Audi hitam 4x4, tapi


jenisnya lebih kecil dan sporty warna hitam dan
lampunya nyala berkelip langsung terbuka saat dia
menekan tombol alarm di kunci itu. Ini adalah salah
satu mobil yang harus dimiliki pirang yang berkaki
panjang, atapnya bisa dibuka dan bisa terlipat sendiri
di kap belakang.

"Mobil yang bagus," gumamku datar.

Dia mendongak dan nyengir.

"Aku tahu," katanya, dan untuk sesaat Christian


terlihat manis, muda, keriangannya sudah kembali.
Menghangatkan hatiku. Dia begitu bersemangat.
Cowok dan mainannya. Aku memutar mata padanya
tetapi tak dapat menahan senyumku. Dia membuka
pintu untukku dan aku masuk mobilnya. Wah ... ini
rendah. Dia berjalan mengitari mobil dan duduk
dengan anggun di sampingku. Bagaimana dia
melakukannya?

"Jadi mobil apa ini?"

"Ini Audi R8 Spyder. Sepertinya hari ini cerah, kita


bisa memakai penutup kepala. Ada topi baseball di
sana. Seharusnya ada dua." Dia menunjuk ke kotak
sarung tangan. "Dan kacamata hitam jika kau ingin."

284
Dia mulai menyalakan kunci kontak, dan suara mesin
mengaum di belakang kami. Ia menempatkan tasnya
di belakang tempat duduk kami, menekan tombol, dan
atapnya perlahan terbuka. Dengan menyentuh tulisan
switch, Musik Bruce Springsteen terdengar di seputar
kita.

"Aku suka Bruce," dia nyengir dan mengemudikan


mobilnya keluar dari tempat parkir, dan melewati
jalan tanjakan keatas dimana kita berhenti sejenak
sampai palangnya terbuka.

Sampai diluar kami merasakan udara kota Seattle


pagi hari yang cerah di bulan Mei. Aku menjangkau
ke dalam kotak sarung tangan dan mengambil topi
bisbol. Mariners. Ia suka bisbol? Aku memberinya
topi, dan dia memakainya. Sebelum memakai topi aku
menarik ikat kuncirku lebih rendah.

Orang-orang memperhatikan kita sepanjang jalan.


Untuk sesaat, aku pikir itu tertuju pada Christian ...

dan kemudian ketakutanku muncul berpikir setiap


orang melihatku karena mereka tahu apa yang telah
kulakukan selama dua belas jam terakhir, tapi
akhirnya, aku menyadari itu karena mobilnya.
Christian tampaknya tidak menyadari, tenggelam
dalam pikirannya.

Lalu lintas tidak terlalu padat dan kami sampai di I-5


mengarah ke selatan, angin menyapu diatas kepala

285
kita. Bruce menyanyikan lagu tentang menjadi
terbakar dan gairahnya. Bagaimana bisa cocok.
Mukaku memerah saat aku memperhatikan kata-
katanya. Christian melirikku. Dia memakai Ray-Ban
jadi aku tak bisa melihat apa yang dia pikirkan.
Mulutnya menyeringai sedikit, dan dia meletakkan
tangannya di lututku, meremas lembut. Napasku jadi
sesak.

"Lapar?" Tanya dia.

Bukan untuk makanan.

"Tidak terlalu."

Mulutnya mengencang menjadi garis keras.

"Kau harus makan, Anastasia," tegurnya. "Aku tahu


tempat yang bagus dekat Olympia. Kita akan berhenti
di situ." Dia meremas lututku lagi, lalu
mengembalikan tangannya ke kemudi, saat kakinya
menekan pedal gas. Aku merasa ditekan ke belakang
kursiku. Mobilnya ngebut.

Restorannya kecil dan intim, sebuah pondok kayu di


tengah hutan. Dekorasi sederhana: kursi
serampangan dan taplak mejanya motif kotak, bunga
liar dalam vas kecil. Cuisine Sauvage ditempel di
depan pintu.

"Sudah lama aku tak kemari. Kita tak punya pilihan -


mereka memasak apa pun yang sudah mereka

286
tangkap atau kumpulkan." Dia mengangkat alisnya
dengan mimik ketakutan, dan aku harus tertawa. Si
pelayan wanita mencatat pesanan minuman kami.
Mukanya memerah saat dia melihat Christian,
menghindari kontak mata dengan dia, bersembunyi di
balik poni pirang yang panjang. Dia suka Christian!
Bukan hanya aku!

"Dua gelas Pinot Grigio," kata Christian dengan suara


tegas. Aku mengerutkan bibir, putus asa.

"Apa?" Bentaknya.

"Aku ingin Diet Coke," bisikku.

Mata abu-abunya menyempit, dan dia menggeleng


kepala.

"Pinot Grigio disini adalah anggur yang lumayan,


cocok dengan makanan apapun yang kita pesan."
Katanya dengan sabar.

"Apa pun yang kita pesan?"

"Ya." Dia tersenyum, mempesona, kepalanya miring


ke satu sisi sambil tersenyum, dan perutku seperti
diaduk hilanglah kemarahanku. Aku tidak bisa tidak
membalas senyumnya yang tulus ke arahnya.

"Ibuku menyukaimu," katanya datar.

"Benarkah?" Kata-katanya membuat mukaku

287
memerah kesenangan.

"Oh ya. Dia selalu berpikir aku gay."

Mulutku menganga, dan aku ingat pertanyaan itu ...


dari wawancara. Oh tidak.

"Mengapa dia berpikir kau gay?" Bisikku.

"Karena dia tak pernah melihatku dengan seorang


gadis."

"Oh ... bahkan tidak dengan salah satu dari lima belas
itu?"

Dia tersenyum.

"Kau ingat. Tidak, tidak satupun dari lima belas itu."

"Oh."

"Kau tahu, Anastasia, ini merupakan pengalaman


akhir pekan pertama bagiku juga," katanya pelan.

"Benarkah?"

"Aku belum pernah tidur dengan siapa pun, tak


pernah berhubungan intim di tempat tidurku, tak
pernah menerbangkan seorang gadis dengan Charlie
Tango, tak pernah memperkenalkan seorang wanita
ke ibuku. Apa yang kau lakukan padaku?" Matanya
membara, Pernyataannya membuatku terkejut.

288
Pelayan datang dengan gelas anggur kami, dan aku
segera menyesap cepat. Apa dia membuka diri atau
hanya membuat pengamatan biasa?

"Aku sangat menikmati akhir pekan ini," bisikku. Dia


menyempit matanya padaku lagi.

"Berhenti menggigit bibir itu," ia menggeram. "Aku


juga," tambahnya.

"Apa karena seks yang normal?" Aku bertanya,


apakah ada sesuatu untuk mengalihkan perhatianku
dari penampilannya yang intens membakar dan seksi.
Dia tertawa.

"Hanya seks sederhana, Anastasia. Tak ada mainan,


tak ada tambahan yang istimewa." Dia mengangkat
bahu. "Kau tahu ... ya sebenarnya kau tidak, tapi
itulah apa artinya."

"Oh." Pikirku itu adalah seks seperti coklat palsu


pada brownies yang kita miliki, dengan ceri di
atasnya. Tapi, hei, apa yang aku tahu?

Pelayan membawakan sup. Kita berdua menatapnya


agak ragu.

"Sup Nettle (dari daun jelantang)," pelayan


menjelaskan pada kami sebelum berbalik agak marah
dan kembali ke dapur. Aku berpikir dia tak suka
diabaikan oleh Christian. Aku mencobanya ragu-agu.

289
Ini lezat.

Christian dan aku melihat satu sama lain pada saat


yang sama akhirnya merasa lega. Aku tertawa, dan
dia memiringkan kepalanya ke satu sisi.

"Suaramu menyenangkan," bisiknya.

"Kenapa kau tak pernah berhubungan seks yang


normal sebelumnya? Apakah kau selalu melakukan ...
err, apa yang telah kau lakukan?" aku bertanya,
sangat tertarik.

Dia mengangguk perlahan.

"Semacam itulah." Suaranya waspada. Dia


mengernyit sejenak dan sepertinya menimbang-
nimbang. Lalu ia melirik ke atas, keputusan sudah
dibuat. "Salah satu teman ibuku membujukku ketika
aku berumur lima belas tahun."

"Oh." Sialan semuda itu!

"Dia punya selera yang sangat khusus. Aku menjadi


submissivenya selama enam tahun" Dia mengangkat
bahu.

"Oh." Otakku telah beku, tertegun hingga tak bekerja


oleh pengakuan ini.

"Jadi aku tahu apa yang menyebabkan ini,


Anastasia." Sinar matanya mendalam.

290
Aku menatapnya, tak mampu menyuarakan apa pun -
bahkan alam bawah sadarku pun diam.

"Aku benar-benar tak memiliki pengenalan seks yang


normal."

Keingintahuan bertambah besar.

"Jadi kau tak pernah berkencan dengan siapa pun di


kampus?"

"Tidak" Dia menggeleng tegas.

Pelayan mengambil piring kami, mengganggu kami


sejenak.

"Kenapa?" aku menanyakan saat dia pergi.

Dia tersenyum sinis.

"Apakah kau benar-benar ingin tahu?"

"Ya."

"Aku tak mau. Dia itu semua yang aku inginkan,


perlukan. Dan selain itu, sialan dia telah
menghajarku habis-habisan." Dia tersenyum sayang
pada ingatannya.

Oh, ini adalah informasi terlalu banyak - tapi aku


ingin lebih.

291
"Jadi kalau dia adalah teman ibumu, berapa
umurnya?"

Dia menyeringai.

"Cukup tua untuk tahu banyak."

"Apakah kau masih bertemu dengannya?"

"Ya."

"Apakah kau masih ... err ...?" mukaku memerah.

"Tidak" Dia menggeleng dan tersenyum sabar padaku.


"Dia teman yang sangat baik."

"Oh. Apakah ibumu tahu?"

Dia menatapku seakan mengatakan jangan mulai


menjadi bodoh.

"Tentu saja tidak."

Pelayan kembali dengan membawa daging rusa, tapi


selera makanku telah lenyap. Pengungkapan yang
mengejutkan.

292
Christian yang submisif... sialan. Aku meneguk
banyak Pinot Grigio - dia benar, tentu saja lezat.
Astaga, semua pengakuannya, begitu banyak yang
harus dipikirkan. Aku perlu waktu untuk mengolah
ini, saat aku sendiri, bukan ketika aku terganggu oleh
kehadirannya. Dia begitu luar biasa, seperti seorang
Pejantan Alfa, dan sekarang dia melempar berita
yang mengejutkan ini. Dia tahu apa rasanya.

"Tapi itu tak mungkin tanpa henti?" Aku bingung.

"Yah, begitulah, meskipun aku tak melihatnya


sepanjang waktu. Itu adalah ... sulit. Setelah semua,
aku masih di sekolah dan kemudian di perguruan
tinggi. Makanlah, Anastasia."

"Aku benar-benar tak lapar, Christian." Aku


terguncang oleh pengungkapannya.

Ekspresinya mengeras.

"Makanlah," katanya dengan tenang, terlalu tenang.

Aku menatapnya. Pria ini – menjadi korban pelecehan


seksual saat remaja - nadanya begitu mengancam.

"Beri aku waktu sejenak," gumamku pelan. Dia


berkedip beberapa kali.

"Oke," bisiknya, dan dia meneruskan makannya.

Akan seperti ini jika aku sudah menandatangani, dia

293
memerintahku. Aku mengerutkan kening. Apakah
aku menginginkan ini?

Sambil meraih pisau dan garpu, aku potong daging


rusa. Ini sangat lezat.

"Apakah akan err ... menjadi seperti ini ‘hubungan’


kita?" Bisikku. "Kau, main perintah padaku?" Aku tak
berani untuk menatapnya.

"Ya," bisiknya.

"Aku mengerti."

"Dan apa lagi, kau juga akan menginginkanku seperti


itu," tambahnya, suaranya rendah.

Aku sangat meragukannya. Aku mengiris sepotong


daging rusa, memasukkan kedalam mulutku.

"Ini langkah besar," gumamku sambil makan.

"Ya." Dia menutup matanya sebentar. saat dia


membuka, matanya lebar dan besar.

"Anastasia, kau harus melakukan dengan


keberanianmu. Lakukan penelitian, baca kontrak -
Aku senang untuk membahas dari beberapa segi. Aku
masih di Portland hingga Jumat jika kau ingin
berbicara tentang hal itu." Kata-katanya seperti
terburu-buru. "Telepon aku - mungkin kita bisa
makan malam - katakanlah, Rabu? Aku benar-benar

294
ingin ini berjalan. Bahkan, aku tak pernah
menginginkan apapun seperti aku ingin ini cepat
berjalan."

Kejujurannya yang berkobar, keinginannya, tercermin


dalam matanya. Dasarnya ini yang tak kupahami.
Mengapa aku? Mengapa tidak salah satu dari lima
belas wanita ini? Oh tidak ... akankah aku menjadi -
sebuah nomor?

Enam belas dari sekian banyak?

"Apa yang terjadi dengan yang lima belas wanita itu?"


Cetusku.

Dia mengangkat alisnya karena terkejut, kemudian


menggelengkan kepalanya pasrah.

"Bermacam-macam, tapi intinya," ia berhenti sejenak,


aku pikir dia berusaha untuk menemukan kata-kata
yang tepat.

"Ketidakcocokan." Dia mengangkat bahu.

"Dan kau berpikir bahwa aku mungkin cocok


denganmu?"

"Ya."

"Jadi kau tidak berhubungan lagi dengan salah satu


dari mereka?"

295
"Tidak, Anastasia, aku tidak. Aku penganut
hubungan monogami."

Oh ... ini adalah berita.

"Aku mengerti."

"Lakukan riset, Anastasia."

Aku meletakkan pisau dan garpu. Aku tak bisa


makan lagi.

"Sudah? Apa kau sudah selesai makan?"

Aku mengangguk. Dia cemberut padaku, tapi memilih


untuk tidak mengatakan apa-apa. Aku menarik napas
kecil lega.

Perutku bergolak dengan semua informasi baru ini,


dan aku merasa sedikit pusing karena anggur. Aku
menyaksikan dia makan semua yang ada di
piringnya. Dia makan seperti kuda. Dia pasti berolah
raga untuk tetap dalam kondisi prima. Ingatan
tentang celana piyama yang tergantung di pinggulnya
datang tanpa diminta masuk ke dalam pikiranku.
Gambarannya benar-benar mengganggu. Aku
menggeliat tak nyaman. Dia melirik ke arahku, dan
aku tersipu.

"Aku akan memberikan segalanya untuk mengetahui


apa yang kau pikirkan pada saat ini," bisiknya.

296
Aku tambah tersipu.

Dia tersenyum nakal padaku.

"Aku bisa menebak," dia menggoda lirih.

"Aku senang kau tak bisa membaca pikiranku."

"Pikiranmu, tidak, Anastasia, tapi tubuhmu – Aku


sudah tahu cukup banyak sejak kemarin." suaranya
tidak senonoh. Bagaimana dia bisa beralih dengan
cepat dari satu suasana ke suasana yang lainnya? Dia
begitu lincah ... Sulit untuk mengikutinya.

Dia melambai ke pelayan dan meminta bon. Setelah


dia membayar, dia berdiri dan mengulurkan
tangannya.

"Ayo." Dia menggenggam tanganku, dan membawaku


kembali ke mobil. Sentuhan ini, kulit dengan kulit,
dia begitu tak terduga, normal, intim. Aku tak dapat
menyesuaikan kebiasaan ini, langkah penawaran
yang ingin dia lakukan di kamar itu ... The Red Room
of Pain.

Kita terdiam berkendara dari Olympia ke Vancouver,


berdua tenggelam dalam pikiran kita sendiri.

Saat dia parkir di luar apartemenku, tepat jam lima


sore. Lampu menyala - Kate di rumah. Mengepak, tak
diragukan lagi, kecuali jika Elliot masih ada. Dia
mematikan mesin, dan aku menyadari bahwa aku

297
akan meninggalkannya.

"Apakah kau mau masuk?" Aku bertanya. Aku tak


ingin dia pergi. Aku ingin memperpanjang waktu kita
bersama.

"Tidak Aku punya pekerjaan yang harus


diselesaikan," katanya sederhana, menatapku dengan
ekspresi tak terduga.

Aku menatap tanganku, saat aku menautkan jari-


jariku bersama-sama. Tiba-tiba aku merasa
emosional.

Dia akan pergi. Mengulurkan tangannya, dia


mengambil salah satu tanganku dan perlahan
menarik ke mulutnya, lembut mencium punggung
tanganku, seperti kebiasaanya, sikap manis. Hatiku
melompat ke dalam mulutku.

"Terima kasih untuk akhir pekan ini, Anastasia. Ini


adalah... yang terbaik. Rabu? Aku akan
menjemputmu dari tempat kerja, atau dimana pun?"
Katanya lembut.

"Rabu," bisikku.

Dia mencium tanganku lagi dan menempatkan


kembali di pangkuanku. Dia keluar, memutar ke
sampingku, dan membuka pintu penumpang.
Mengapa aku merasa tiba-tiba kehilangan? Seperti
ada sebuah benjolan di tenggorokanku. Aku

298
seharusnya tak membiarkan dia melihatku seperti ini.
Memasang senyum di wajahku, aku keluar dari mobil
dan menegakkan kepala menyusuri jalan setapak,
tahu bahwa aku harus menghadapi Kate, aku jadi
merasa benar-benar takut. Aku berbalik dan menatap
dia di tengah jalan. Tabahlah Steele, aku mencaci
diriku sendiri.

"Oh ... omong-omong, aku memakai pakaian


dalammu." Aku memberinya senyum kecil dan
menarik pinggang sampai terlihat celana boxer yang
aku pakai sehingga dia bisa melihat. Mulut Christian
menganga, terkejut. Reaksi yang hebat. Suasana
hatiku segera jadi berubah, dan aku balik masuk ke
dalam rumah, sebagian diriku ingin melompat dan
meninju udara. YA! Dewi batinku merasa gembira.

Kate di ruang tamu mengemasi buku-bukunya ke


dalam peti.

"Kau sudah kembali. Mana Christian? Bagaimana


kabarmu?" nadanya gelisah, cemas, dan dia melompat
kearahku, menyambar bahuku, menganalisa dengan
teliti wajahku sebelum aku bahkan berkata halo.

Sialan ... aku harus berurusan dengan ketekunan dan


keuletan Kate, dan aku memiliki sebuah dokumen
resmi yang sudah ditandatangani yang mengatakan
bahwa aku tak bisa bicara. Ini bukan kombinasi yang
baik.

"Nah bagaimana? Aku tak bisa berhenti memikirkan

299
tentangmu, setelah Elliot meninggalkanku," Ia
menyeringai nakal.

Aku tak bisa tidak tersenyum pada perhatian dan


rasa ingin tahunya yang meluap-luap, tapi tiba-tiba
aku merasa malu. Aku malu. Ini sangat pribadi.
Semuanya. Melihat dan mengetahui apa yang jadi
rahasia Christian. Tapi aku harus memberinya
beberapa rincian, karena dia tak akan meninggalkan
aku sendiri sampai aku menceritakannya.

"Menyenangkan, Kate. Sangat menyenangkan, aku


pikir," kataku pelan, sambil tersenyum aku berusaha
menyembunyikan rasa malu saat aku
menceritakannya.

"Kau pikir?"

"Aku tak punya pengalaman untuk


membandingkannya, benar kan?" Aku mengangkat
bahu meminta maaf.

"Apakah dia membuatmu ‘datang’?"

Sialan. Dia begitu terus terang. Mukaku merah


padam.

"Ya," gumamku, putus asa.

Kate menarikku ke sofa dan kami duduk. Dia


menggenggam tanganku.

300
"Itu bagus." Kate menatapku tak percaya. "Ini
pertama kalinya buatmu. Wow, Christian benar-benar
tahu apa yang dia lakukan."

Oh Kate, jika kau tahu yang sebenarnya.

"Saat pertamaku sangat mengerikan," lanjutnya,


membentuk wajahnya sedih tapi lucu.

"Oh?" Ini membuatku jadi tertarik, sesuatu yang


belum pernah diungkapkan sebelumnya.

"Ya, Steve Paton. Teman SMA, atlet brengsek." Dia


gemetar.. "Dia kasar. Aku belum siap. Kami berdua
mabuk. Kau tahu – Remaja pada umumnya, bencana
setelah pesta prom. Ugh

- aku membutuhkan waktu sebulan sebelum aku


memutuskan untuk mencoba lagi. Dan tidak dengan
dia, memikirkannya jadi takut. Aku terlalu muda.
Kau benar untuk menunggu."

"Kate, kedengarannya mengerikan."

Kate terlihat murung.

"Ya, butuh waktu setahun baru mengalami orgasme


pertamaku lewat penetrasi seks dan kau ... langsung
pada saat pertama kalinya?"

Aku mengangguk malu-malu. Dewi batinku duduk


bersila tampak tenang kecuali tersenyum licik sendiri

301
- ucapan selamat di wajahnya.

"Aku senang kau kehilangan itu dengan seseorang


yang tahu bagaimana melakukannya." Dia
mengedipkan mata padaku. "Jadi kapan kau bertemu
dengannya lagi?"

"Rabu. Kami akan makan malam berdua."

"Jadi kau masih menyukainya?"

"Ya. Tapi aku tak tahu tentang ... masa depan."

"Kenapa?"

"Dia rumit orangnya, Kate. Kau tahu - ia mendiami


dunia yang sangat berbeda denganku."

Alasan yang tepat. Mudah dipercaya juga. Jauh lebih


baik dari - dia punya Red Room of Pain, dan dia ingin
menjadikan aku budak seksnya.

"Oh tolong, jangan biarkan ini karena masalah uang,


Ana. Elliot mengatakan sangat tidak biasa bagi
Christian untuk kencan dengan seseorang."

"Benarkah dia?" Suaraku naik beberapa oktaf.

Terlalu jelas, Steele! Bawah sadarku melotot ke


arahku, sambil mengibaskan jari panjang kurusnya,
lalu membentuk menjadi timbangan keadilan untuk
mengingatkanku dia bisa menuntut jika aku

302
mengungkapkan terlalu banyak.

Ha ... apa yang akan dia lakukan - mengambil semua


uangku? Aku harus ingat untuk membuka google
mencari 'denda pelanggaran perjanjian yang tak boleh
diungkapkan' setelah aku selesai melakukan
'penelitian' ku. Seperti aku diberi tugas sekolah.
Mungkin aku akan dinilai. Mukaku memerah,
teringat dapai nilai A untuk eksperimen waktu mandi
tadi pagi.

"Ana, apa itu?"

"Aku hanya teringat sesuatu apa yang dikatakan


Christian."

"Kau tampak berbeda," kata Kate dengan sayang.

"Aku merasa lain. Nyeri," aku mengaku.

"Sakit?"

"Sedikit." Mukaku memerah.

"Aku juga. Dasar pria," katanya dengan pura-pura


jijik. "Mereka adalah hewan." Kami berdua tertawa.

"Kau sakit?" Seruku.

"Ya ... kalau kebanyakan."

Aku tertawa.

303
"Ceritakan tentang Elliot yang suka ‘kebanyakan’,"
tanyaku ketika aku sudah berhenti cekikikan. Oh,
aku bisa merasakan diriku santai untuk pertama
kalinya sejak aku berada di bar ... sebelum panggilan
telepon yang memulai semua ini - ketika aku
mengagumi Mr. Grey dari jauh. Senang hari ini
menjadi tak rumit lagi.

Kate merah mukanya. Oh ... Katherine Agnes


Kavanagh malu sama Anastasia Rose Steele. Dia
menatapku dengan mata basah. Aku belum pernah
melihat dia bereaksi dengan cara seperti ini pada pria
sebelumnya.

Mulutku terbuka. Di mana Kate, apa yang telah kau


lakukan dengannya?

"Oh, Ana," dia menyembur. "Dia hanya begitu ...


Segalanya. Dan ketika kita ... oh ... benar-benar
nikmat." Dia hampir tak dapat merangkai kalimat
bersama-sama kata-katanya begitu buruk.

"Aku pikir kau mencoba untuk memberitahuku bahwa


kau menyukainya."

Dia mengangguk, sambil menyeringai seperti orang


sinting.

"Dan aku akan bertemu dengannya, hari sabtu. Dia


akan membantu kita pindah." Dia mendekap kedua
tangannya, melompat bangun dari sofa, dan berputar

304
ke jendela. Pindah. Sial - Aku sudah lupa semua
tentang itu, bahkan dengan kardus pengepakan
mengelilingi kita.

"Dia sangat membantu," kataku memuji. Aku dapat


mengenal dia juga. Mungkin dia bisa memberiku
wawasan yang lebih dalam tentang keanehan
saudaranya yang mengganggu.

"Jadi apa yang kau lakukan semalam?" Aku bertanya.


Dia memiringkan kepalanya ke arahku dan
mengangkat alis dalam pandangan aku seolah tolol.

"Seperti apa yang kau lakukan, meskipunpun


pertama-tama kami makan malam dulu." Dia
menyeringai padaku. "Apakah kau benar-benar oke?
Kau terlihat seperti kewalahan."

"Aku merasa kewalahan. Christian adalah sangat


intens."

"Ya, aku bisa melihat bagaimana dia. Tapi dia baik


padamu?"

"Ya," aku meyakinkannya. "Aku benar-benar lapar,


aku akan memasak?"

Dia mengangguk dan mengambil dua buku lagi untuk


berkemas.

"Apa yang ingin kau lakukan dengan buku empat


belas ribu dolar?" Tanya dia.

305
"Aku akan mengembalikan padanya."

"Benarkah?"

"Hadiah benar-benar berlebihan. Aku tak bisa


menerimanya, apalagi sekarang." Aku menyeringai
pada Kate. Dan dia mengangguk.

"Aku mengerti. Ada dua surat buatmu, dan José


menelepon setiap jam. Dia terdengar putus asa."

"Aku akan menelponnya," gumamku mengelak. Jika


aku memberitahu Kate tentang José, dia akan
menjadikannya sarapan. Aku mengambil surat dari
meja makan dan membukanya.

"Hei, aku akan wawancara! Minggu depannya lagi, di


Seattle, untuk penempatan magang!"

"Surat yang mana dari perusahaan penerbitan?"

"Dari keduanya!"

"Sudah kubilang IPK mu akan membuka pintu


bagimu, Ana."

Tentu saja Kate sudah dapat magang di Seattle


Times. Ayahnya mengenal seseorang disitu.

"Bagaimana perasaan Elliot tentang kau akan


berlibur?" Aku bertanya.

306
Kate berjalan masuk ke dapur, dan untuk pertama
kalinya malam ini, dia sedih.

"Dia pengertian. Sebagian dari diriku tak ingin pergi,


tapi sangat menggoda untuk berbaring di bawah sinar
matahari selama beberapa minggu. Selain itu, Ibuku
sudah menyiapkan di sana, berpikir ini akan menjadi
liburan terakhir keluarga kami sebelum Ethan dan
aku masuk ke dunia kerja."

Aku tak pernah meninggalkan benua Amerika. Kate


ke Barbados dengan orang tuanya dan saudaranya
Ethan selama dua minggu penuh. Aku tanpa Kate di
apartemen baru kami. Itu akan menjadi aneh. Ethan
berkeliling dunia sejak ia lulus tahun lalu. Aku
bertanya-tanya sebentar apakah aku akan melihatnya
sebelum mereka pergi berlibur. Dia seorang pria yang
menyenangkan. Telepon berdering, mengagetkanku
dari lamunan.

"Itu pasti José."

Aku menghela napas. Aku tahu aku harus berbicara


dengannya. aku angkat telepon.

"Hai."

"Ana, kau sudah kembali!" Teriak José lega.

"Jelas." Sindiran keluar dari nada suaraku, dan aku


memutar mata di telepon.

307
Dia diam sejenak.

"Bisakah aku bertemu denganmu? Maaf tentang


Jumat malam. Aku mabuk ... dan kau ... ya. Ana -
maafkan aku."

"Tentu saja, aku memaafkanmu José. Hanya saja


jangan melakukannya lagi. Kau tahu aku tak merasa
seperti itu tentangmu." Dia menghela napas berat,
sedih.

"Aku tahu, Ana. Aku hanya berpikir, jika aku


menciummu, mungkin mengubah perasaanmu."

"José, aku sangat menyayangimu, kau sangat berarti


bagiku. Kau seperti saudara laki-lakiku yang tak
pernah kupunya.

Itu tak akan berubah. Kau tahu itu." Aku benci


mengecewakannya, tapi itu kenyataan.

"Jadi kau dengan dia sekarang?" Nada suaranya


penuh dengan kebencian.

"José, aku tidak dengan siapa pun."

"Tapi kau menghabiskan malam bersamanya."

"Itu bukan urusanmu!"

"Apakah itu karena uang?"

308
"José! Beraninya kau!" teriakku, Tergoncang oleh
kelancangannya.

"Ana," ia merengek dan meminta maaf secara


bersamaan. Aku tak bisa menghadapi
kecemburuannya sekarang. Aku tahu dia sakit hati,
tapi aku sudah sangat repot berurusan dengan
Christian Grey.

"Mungkin kita dapat minum kopi atau sesuatu besok.


Aku akan meneleponmu" kataku berdamai.

Dia adalah sahabatku, dan aku sangat menyukainya.


Tapi saat ini, aku tak perlu merasa bersalah.

"Besok kalau begitu. Kau akan menelepon?" Harapan


dalam nada suaranya memutar hatiku.

"Ya ... selamat malam, Jose." Aku menutup telepon,


tidak menunggu jawabannya.

"Apa yang kalian bicarakan tadi?" Tuntut Katherine,


tangannya di pinggul. Aku memutuskan jujur adalah
suatu kebijakan. Dia tampak lebih keras dari
sebelumnya.

"Dia merayuku pada hari Jumat."

"José? Dan Christian Grey? Ana, feromonmu pasti


bekerja berlebihan. Apa yang orang tolol itu
pikirkan?" Dia menggeleng dengan jijik dan kembali

309
ke peti pengepakan.

Empat puluh lima menit kemudian, kami berhenti


mengemas untuk makan lasagna buatanku.

Kate membuka sebotol anggur, dan kami duduk di


antara kotak untuk makan, minum anggur merah
murahan, dan menonton acara yang monoton di TV.
Ini adalah normal. Ini sangat biasa dan hangat
setelah empat puluh delapan jam terakhir dari ...
kegilaan. Untuk pertama kalinya aku makan tidak
terburu-buru, tidak ada omelan, makan dengan
tenang seperti dulu. Ada apa dengan dia dan
makanan? Kate mencuci piring, dan aku telah selesai
mengemas ruang tamu. Yang tidak kami kemas, sofa,
TV, dan meja makan. Apa lagi yang akan kita
perlukan? Hanya dapur dan kamar tidur kami yang
tersisa yang belum dikemas, dan kami memiliki sisa
minggu ini. Berakhir!

Telepon berdering lagi. Ini Elliot. Kate mengedipkan


mata padaku dan melompat ke kamar tidurnya
seperti remaja empat belas tahun. Aku tahu bahwa ia
harus menulis pidato perpisahan, tapi tampaknya
Elliot lebih penting. Ada apa dengan para pria
keluarga Grey? Apa yang membuat mereka benar-
benar bisa mengalihkan perhatian, menyita waktu,
dan tak bisa ditolak? Aku meneguk anggurku lagi.

Aku mengubah-ubah saluran TV, tapi dalam hati aku


tahu aku sedang menunda-nunda. Lubang merah
terang yang menyala di bagian samping tasku adalah

310
kontrak itu. Apakah aku memiliki kekuatan dan
sarana untuk membacanya malam ini?

Aku meletakkan kepalaku di tanganku. José dan


Christian, mereka berdua menginginkan sesuatu
dariku.

José mudah untuk ditangani. Tapi Christian ...


Christian seperti memiliki tingkat yang jauh lebih
tinggi untuk penanganan, pemahaman. Sebagian dari
diriku ingin lari dan bersembunyi. Apa yang akan
kulakukan? Mata abu-abunya membakar dan tatapan
membara yang intens masuk ke dalam mata
pikiranku, dan tubuhku mengencang memikirkan hal
itu. Aku terkesiap. Dia bahkan tidak di sini, dan aku
seperti dinyalakan. Itu pasti bukan tentang seks, kan?
Aku ingat gurauan ringan tadi pagi saat sarapan,
kegembiraannya saat memanjakanku mengajak naik
helikopter, permainan pianonya - dengan penuh
perasaan – oh - sangat merdu - musik yang
menyedihkan.

Dia seperti seseorang yang berkepribadian rumit. Dan


sekarang aku punya pemahaman tentang mengapa
bisa begitu. Seorang pemuda kehilangan masa
remajanya, dilecehkan secara seksual oleh sejumlah
sosok jahat Mrs. Robinson ... tak heran dia tua
sebelum waktunya. Hatiku menjadi sedih karena
memikirkan apa yang harus dia lalui. Aku terlalu naif
untuk tahu persisnya apa, tapi jika melakukan
penelitian akan menemukan titik terang. Tapi apa
aku benar-benar ingin tahu? Apa aku ingin

311
menjelajahi dunia yang aku tak tahu sama sekali ini?

Ini seperti sebuah langkah besar.

Jika aku tak bertemu dengannya, aku pati masih


bersikap manis dan bahagia. Pikiranku melayang
kejadian semalam, dan tadi pagi ... dan seksualitas
yang luar biasa sensual yang telah aku alami. Apa
aku ingin mengucapkan selamat tinggal pada semua
itu? Tidak! Bawah sadarku menjerit ... dewi batinku
mengangguk dalam keheningan - seperti setuju
dengannya.

Kate keluar lagi ke ruang tamu sambil nyengir dari


telinga ke telinga. Mungkin dia sedang jatuh cinta -
Aku melongo padanya. Dia tak pernah bersikap
seperti ini.

"Ana, aku pingin tidur. Aku cukup lelah."

"Aku juga, Kate."

Dia memelukku.

"Aku senang kau kembali dengan utuh. Ada sesuatu


tentang Christian," tambahnya tenang, minta maaf.
Aku memberinya senyuman kecil meyakinkan -
sementara sambil berpikir ... Bagaimana sih dia bisa
tahu? Inilah yang membuat dia akan menjadi seorang
wartawan besar, intuisinya sangat kuat.

Mengambil tasku, aku berjalan lesu masuk ke kamar

312
tidur. Tubuhku lelah dari semua aktivitas kami dari
kemarin dan aku dihadapkan dengan pengungkapan
dilema yang komplit. Aku duduk di tempat tidurku
dan berhati-hati mengambil amplop manila dari tas,
membolak balikkan amplop berulang kali di
tanganku. Apa aku benar-benar ingin tahu sejauh
mana kebobrokan Christian? Ini sangat menakutkan.
Aku menarik napas dalam, dan sepertinya hatiku di
dalam tenggorokanku, aku merobek membuka
amplopnya.

313
Ada beberapa lembar kertas dalam amplop. Aku ambil
keluar, hatiku masih berdebar-debar, dan aku duduk
kembali di tempat tidurku dan mulai membaca.

PERJANJIAN

Dibuat hari ini _________ dari 2011 ("Tanggal


Dimulainya") ANTARA

MR. CHRISTIAN GREY dari 301 Escala, Seattle, WA


98889

("Dominan")

MISS ANASTASIA STEEL dari 1114 SW Green


Street, Apartemen 7, Haven Heights, Vancouver, WA
98888

("Submisiv")

PARA PIHAK SETUJU SEBAGAI BERIKUT

1. Berikut ini adalah ketentuan perjanjian yang


mengikat antara Dominan dan Submisiv.

ISTILAH POKOK

2. Tujuan pokok dari perjanjian ini adalah


memperbolehkan Submisiv untuk mengeksplorasi
sensualitasnya dan batas keselamatannya, dengan
tetap menghargai dan memperhatikan kebutuhannya,
batasan kesejahteraan dirinya.

314
3. Dominan dan Submisiv setuju dan mengakui bahwa
semua yang terjadi menurut syarat-syarat perjanjian
ini akan menjadi dasar suka sama suka, bersifat
rahasia, dan tergantung pada batas-batas yang telah
disepakati dan prosedur keamanan yang diatur dalam
perjanjian ini. Tambahan batas dan prosedur
keselamatan dapat disepakati secara tertulis.

4. Dominan dan Submisiv menjamin bahwa mereka


masing-masing tidak mengidap penyakit seksual
serius, penyakit menular atau penyakit yang
mengancam jiwa termasuk HIV, Herpes dan
Hepatitis. Jika selama perjanjian (sebagaimana
diuraikan di bawah) atau ada perpanjangan waktu
pada perjanjian ini kedua pihak harus didiagnosa
adanya penyakit seperti diatas, secepatnya dia harus
memberitahu yang lainnya sebelum melakukan segala
bentuk kontak fisik antara kedua belah pihak.

5. Kepatuhan untuk menjamin melaksanakan


perjanjian tersebut (dan batas tambahan dan
prosedur keselamatan yang disepakati dalam ayat 3
di atas) merupakan dasar untuk perjanjian ini. Setiap
pelanggaran akan berdampak langsung perjanjian
menjadi batal dan setiap pihak setuju untuk
sepenuhnya bertanggung jawab kepada yang lainnya
untuk konsekuensi dari pelanggaran apapun.

6. Semua yang tercantum dalam perjanjian ini harus


dibaca dan mengerti sejelas-jelasnya karena ini
merupakan tujuan dan persyaratan pokok yang

315
ditetapkan dalam pasal 2-5 diatas.

PERANAN

7. Dominan harus bertanggung jawab untuk


kesejahteraan dan pelatihan yang tepat, bimbingan,
dan disiplin dari Submisiv. Dia akan memutuskan
macam dari pelatihan tersebut, bimbingan, dan
disiplin dan waktu dan tempat administrasi, sesuai
dengan kesepakatan, batasan dan prosedur
keselamatan yang ditetapkan dalam perjanjian ini
atau setuju tambahan yang diatur dalam pasal 3 di
atas.

8. Jika suatu saat Dominan gagal untuk menjaga


persyaratan yang telah disepakati, keterbatasan dan
prosedur keselamatan yang ditetapkan dalam kontrak
ini atau setuju adanya tambahan seperti diatur dalam
Pasal 3 di atas Submisiv berhak untuk mengakhiri
perjanjian ini dan boleh meninggalkan Dominan
tanpa pemberitahuan.

9. Berdasarkan ketetatapan pasal 2-5 di atas


Submisiv adalah untuk melayani dan mematuhi
Dominan dalam segala hal. Berdasarkan persyaratan
yang disepakati, keterbatasan dan prosedur
keselamatan diatur dalam kontrak ini atau setuju
tambahan yang diatur dalam pasal 3 di atas dia harus
tanpa pertanyaan atau ragu-ragu menawarkan
kesenangan seperti Dominan saat ia mungkin
memerlukan dan dia akan menerima tanpa bertanya
atau ragu-ragu, bimbingan pelatihan dan disiplin

316
dalam bentuk apapun mungkin diperlukan.

DIMULAINYA PERJANJIAN

10. Dominan dan Submisiv mulai melakukan


perjanjian pada saat tanggal perjanjian ini
ditandatangani dan berjanji untuk mematuhi
persyaratan tanpa kecuali.

11. Perjanjian ini berlaku selama tiga bulan dari


tanggal yang disepakati ("batas periode waktu"). Saat
berakhirnya batas waktu kedua belah pihak akan
membahas apakah perjanjian dan kesepakatan yang
telah dibuat dalam perjanjian ini cukup memuaskan
dan apakah kebutuhan masing-masing pihak telah
terpenuhi. Salah satu pihak dapat mengajukan
perpanjangan dengan menggunakan perjanjian ini
dengan menyesuaikan persyaratannya, dengan
kesepakatan yang telah mereka buat sebelumnya.
Dengan tidak adanya kesepakatan untuk
perpanjangan, maka perjanjian seperti ini akan
berakhir dan kedua belah pihak bebas untuk
melanjutkan hidup mereka secara terpisah.

KESEDIAAN

12. Submisiv harus siap sedia bertemu dengan


Dominan dari Jumat malam sampai Minggu sore
setiap minggu selama waktu yang disepakati dan
waktunya akan ditentukan oleh Dominan ("alokasi
waktu"). Selanjutnya alokasi waktunya dapat
disepakati bersama.

317
13. Dominan berhak untuk membatalkan bertemu
Submisiv setiap saat untuk beberapa alasan.
submissiv dapat meminta pembebasannya setiap saat,
permintaan tersebut akan diberikan dengan
pertimbangan Dominan karena merupakan hak
Submisiv pasal 2-5 dan 8 di atas.

LOKASI

14. Submisiv akan bersedia bertemu selama waktu


yang ditentukan dan waktu tambahan yang
disepakati di lokasi yang akan ditentukan oleh
Dominan. Dominan akan memastikan bahwa semua
biaya perjalanan yang dikeluarkan oleh Submisiv
untuk tujuan itu akan dipenuhi oleh Dominan.

LAYANAN TAMBAHAN

15. Layanan tambahan berikut dibahas dan


disepakati dan akan ditaati oleh kedua belah pihak
selama masa berlaku. Kedua belah pihak menerima
bahwa hal-hal tertentu mungkin timbul yang tidak
tercakup oleh ketentuan perjanjian ini atau
kewajiban, atau bahwa hal-hal tertentu dapat
dinegosiasi ulang. Pada situasi seperti itu selanjutnya
dapat diusulkan perubahan pasal. Selanjutnya pasal
atau perubahannya harus disepakati, dicatat dan
ditandatangani oleh kedua belah pihak dan harus
tunduk pada syarat mendasar yang ditetapkan pada
pasal 2-5 atas.

318
DOMINAN

15.1 Dominan akan membuat kesehatan dan


keselamatan Submisiv sebagai prioritas setiap saat.
Dominan tidak akan setiap saat membutuhkan,
meminta, mengizinkan atau menuntut Submisiv
untuk berpartisipasi di tangan Dominan dalam
kegiatan rinci dalam Lampiran 2 atau dalam setiap
tindakan yang salah satu pihak dianggap tidak aman.
Dominan tidak akan melakukan atau mengizinkan
untuk melakukan tindakan yang dapat menyebabkan
cedera serius atau resiko apapun dengan kehidupan
submisiv itu. Sisanya ayat dari pasal 15 harus dibaca
dengan memperhatikan ketentuan ini dan untuk hal-
hal mendasar yang disepakati dalam pasal 2-5 atas.

15.2 Dominan menerima Submisiv sebagai miliknya,


untuk dimiliki, kuasai, didominasi dan disiplinkan
selama waktu yang disepakati. Dominan dapat
menggunakan tubuh Submisiv setiap saat selama
waktu yang disepakati atau tambahan waktu yang
disetuju dengan cara yang apapun yang dianggap
cocok, secara seksual atau lainnya.

15.3 Dominan harus menyediakan Submisiv dengan


semua pelatihan yang diperlukan dan bimbingan
dalam bagaimana melayani Dominan dengan benar.

15.4 Dominan harus mempertahankan lingkungan


yang nyaman dan aman di mana Submisiv dapat
melakukan tugasnya dalam melayani Dominan.

319
15.5 Dominan akan mendisiplinkan Submisiv jika
diperlukan untuk menjamin Submisiv sepenuhnya
menghargai perannya dari kepatuhannya kepada
Dominan dan untuk mencegah perilaku yang tidak
dapat diterima. Dominan mungkin mencambuk,
memukul, atau menghukum cambuk tubuh submisiv
saat dipandang perlu, untuk tujuan disiplin,
kesenangan pribadi, atau karena alasan lain, karena
ia tidak memenuhi kewajibannya.

15.6 Dalam pelatihan dan pemberian disiplin


Dominan harus memastikan bahwa tidak ada tanda
permanen yang dibuat pada tubuh Submisiv maupun
cedera yang timbul yang mungkin memerlukan
perhatian medis.

15.7 Dalam pelatihan dan pemberian disiplin


Dominan harus memastikan bahwa alat yang
digunakan untuk tujuan disiplin harus aman, tidak
harus digunakan sedemikian rupa untuk
menyebabkan kerusakan serius dan tidak dengan
cara apapun melampaui batas didefinisikan dan
dirinci dalam perjanjian ini.

15.8 Seandainya Submisiv sakit atau cedera Dominan


akan merawatnya, melihat kesehatan dan
keselamatan, bila perlu memerintahkan perawatan
medis jika dinilai perlu oleh Dominan.

15.9 Dominan harus memelihara kesehatan sendiri


dengan baik dan mencari bantuan medis jika
diperlukan untuk menjaga lingkungan bebas dari

320
risiko

15.10 Dominan tidak akan meminjamkan Submisiv


untuk Dominan lain.

15.11 Dominan dapat mengekang, membelenggu, atau


mengikat Submisiv setiap saat selama waktu yang
disediakan atau tambahan waktu yang disepakati
untuk alasan apapun dan untuk waktu yang lama,
memberikan memperhatikan kesehatan dan
keselamatan Submisiv.

15.12 Dominan akan memastikan bahwa semua


peralatan yang digunakan untuk tujuan pelatihan
dan disiplin harus dipelihara dalam keadaan bersih,
higienis dan aman setiap saat.

SUBMISIV

15.13 Submisiv menerima Dominan sebagai


masternya, dengan pengertian bahwa dia sekarang
hak milik Dominan, diperlakukan apapun menurut
kesenangan Dominan selama jangka waktu perjanjian
secara umum tetapi khususnya selama waktu yang
disediakan dan tambahan waktu yang disepakati.

15.14 Submisiv harus mematuhi aturan ("Peraturan")


diatur dalam Lampiran 1 pada perjanjian ini.

15.15 Submisiv akan melayani Dominan dengan


segala cara yang dianggap cocok oleh Dominan dan
berusaha untuk menyenangkan Dominan setiap saat

321
dengan segenap kemampuan terbaiknya.

15.16 Submisiv harus mengambil semua langkah yang


diperlukan untuk menjaga kesehatannya dan harus
meminta maupun mendapat bantuan medis kapan
pun ia butuhkan, menginformasikan Dominan setiap
saat dari setiap masalah kesehatan yang mungkin
terjadi.

15.17 Submisiv akan memastikan bahwa dia minum


pil kontrasepsi secara teratur menurut resep dokter
untuk mencegah kehamilan.

15.18 Submisiv akan menerima tanpa ragu segala


tindakan disiplin yang dianggap perlu oleh Dominan
dan mengingat status dan peranannya dalam
berhubungan dengan Dominan setiap saat.

15.19 Submisiv tidak akan menyentuh atau


menyenangkan dirinya sendiri secara seksual tanpa
izin dari Dominan.

15.20 Submisiv harus mengikuti semua aktivitas


seksual yang diminta oleh Dominan dan akan
melakukannya tanpa ragu-ragu atau menolak.

15.21 Submisiv harus siap didera, dicambuk, dipukul


pantatnya, dipukul dengan rotan maupun tongkat,
atau yang lain dimana Dominan yang memutuskan
untuk memberikan, tanpa ragu-ragu, pertanyaan
ataupun keluhan.

322
15.22 Submisiv tidak akan melihat langsung ke mata
Dominan kecuali bila secara khusus diinstruksikan
untuk melakukannya. Submisiv akan menjaga
matanya untuk melihat ke bawah, diam dan
menghormati Dominan.

15.23 Submisiv akan selalu menghormati Dominan


dan akan memanggilnya seperti Sir, Mr. Grey, atau
nama lain seperti yang diperintahkan Dominan.

15.24 Submisiv tidak akan menyentuh Dominan


tanpa izin untuk melakukannya.

KEGIATAN

16. Submisiv tidak akan turut serta dalam kegiatan


atau tindakan seksual yang menurut salah satu pihak
dianggap tidak aman atau kegiatan yang dirinci
dalam Lampiran 2.

17. Dominan dan Submisiv telah membahas kegiatan


yang ditetapkan dalam Lampiran 3 dan dicatat secara
tertulis pada Lampiran 3 kesepakatan mereka.

KATA AMAN

18. Dominan dan Submisiv menyadari bahwa


Dominan dapat menghukum Submisiv yang tidak
dapat memenuhi kebutuhannya tanpa menimbulkan
kerusakan fisik, mental, emosional, spiritual, atau
pada saat tuntutan dilakukan terhadap Submisiv.
Dalam keadaan seperti itu, Submisiv dapat

323
menggunakan sebuah kata aman. Dua kata aman
akan digunakan tergantung pada beratnya tuntutan.

19. Kata aman "Kuning" akan digunakan untuk


menarik perhatian Dominan bahwa Submisiv dekat
dengan batas daya tahan tubuhnya.

20. Kata aman "Merah" akan digunakan untuk


diperhatian Dominan bahwa Submisiv tidak bisa
menerima hukuman lebih lanjut. Ketika kata ini
diucapkan Dominan harus segera berhenti.

KESIMPULAN

21. Kami yang bertanda tangan telah membaca dan


memahami sepenuhnya ketentuan-ketentuan
perjanjian ini.

Kita bebas menerima persyaratan perjanjian ini dan


telah mengakui ini dengan tanda tangan kami di
bawah ini.

________________________

DOMINAN: Christian Grey


Tanggal

________________________

SUBMISIV: Anastasia Steele

324
Tanggal

LAMPIRAN 1

ATURAN

Yang harus dipatuhi:

Submisiv akan mematuhi setiap instruksi yang


diberikan oleh Dominan langsung tanpa ragu atau
keengganan dan dengan cara yang cepat. Submisiv
akan menyetujui pada semua aktivitas seksual yang
dianggap cocok dan menyenangkan dengan Dominan
kecuali aktivitas yang diuraikan dalam batasan yang
keras (Lampiran 2). Dia (wanita) akan melakukannya
dengan penuh semangat dan tanpa ragu.

Tidur:

Submisiv akan memastikan dia mendapatkan


minimal tujuh jam tidur per malam ketika ia tidak
bersama dengan Dominan.

Makanan:

Submisiv makan secara teratur untuk menjaga


kesehatan dan kesejahteraan dari daftar resep
makanan (Lampiran 4). Submisiv tidak akan makan
camilan di antara waktu makan, kecuali buah.

325
Pakaian:

Saat bersama Dominan, Submisiv akan mengenakan


pakaian yang hanya disetujui oleh Dominan. Dominan
akan menyediakan anggaran pakaian untuk
Submisiv, Submisiv akan memakainya. Dominan
akan menemani Submisiv membeli pakaian dengan
kegunaan khusus. Jika Dominan sangat
menginginkan, Submisiv harus mempercantik diri
sesuai keinginan Dominan, ketika Dominan hadir dan
waktu yang lain yang Dominan anggap sesuai.

Kebugaran:

Dominan harus menyediakan Submisiv pelatih


pribadi empat kali seminggu setiap sesi selama satu
jam pada waktu yang disepakati bersama antara
pelatih pribadi dan Submisiv. Pelatih pribadi akan
melaporkan kepada Dominan tentang kemajuan
Submisiv.

Kebersihan Pribadi / Kecantikan:

Submisiv akan menjaga kebersihan diri dan


mencukur dan atau melakukan wax setiap waktu.
Submisiv akan mengunjungi salon kecantikan yang
Dominan pilih dan waktunya yang akan ditentukan
oleh Dominan, dan menjalani perawatan apa pun
yang dipandang cocok oleh Dominan.

Keselamatan Pribadi:

326
Submisiv tidak akan minum berlebihan, merokok,
menggunakan obat-obatan terlarang atau tidak
menempatkan dirinya dalam kondisi berbahaya.

Kualitas pribadi:

Submisiv tidak boleh melakukan hubungan seksual


dengan orang lain selain dengan Dominan. Submisiv
harus bersikap hormat dan sopan setiap saat. Dia
harus menyadari bahwa perilakunya adalah refleksi
langsung dari Dominan.

Dia harus bertanggung jawab atas semua kejahatan,


kesalahan dan perilaku buruk yang dilakukan saat
tidak dengan Dominan.

Gagal mematuhi seperti yang tertera di atas akan


berakibat pada hukuman seketika, sifatnya akan
ditentukan oleh Dominan.

LAMPIRAN 2

Batas Keras

Tidak ada tindakan yang melibatkan api

Tidak ada tindakan yang melibatkan buang air kecil


atau buang air besar dan produk-produknya. Tidak
ada tindakan yang melibatkan jarum, pisau,

327
memotong, menindik atau darah. Tidak ada tindakan
yang berhubungan dengan instrumen medis
ginekologi.

Tidak ada tindakan melibatkan anak-anak atau


hewan

Tidak ada tindakan yang akan meninggalkan suatu


bekas permanen pada kulit.

Tidak ada tindakan yang melibatkan sesak napas.

Tidak ada kegiatan yang melibatkan kontak langsung


dengan arus listrik (baik langsung atau tidak
langsung), api atau bara kepada tubuh.

LAMPIRAN 3

Batas Lunak

Untuk dibahas dan disepakati antara kedua belah


pihak:

Manakah dari tindakan seksual berikut ini yang


dapat diterima oleh submisiv?
• Masturbasi
• oral seks
• Cunnilingus
• Hubungan intim
• Vaginal fisting
• Hubungan Anal
• Anal fisting

328
Apakah menelan sperma dapat diterima oleh
Submisiv?

Apakah penggunaan mainan seks diterima oleh


Submisiv?
• Vibrator
• Dildo
• Butt Plug
• Lainnya

Tindakan Bondage apa yang dapat diterima oleh


Submisiv?
• Tangan di depan
• Tangan di belakang punggung
• pergelangan kaki
• Lutut
• Siku
• Pergelangan Tangan hingga mata kaki
• Spreader bar
• Terikat pada mebel
• Mata ditutup
• Mulut disumpal
• Dikat dengan tali
• Dikat dengan lakban
• Dikat dengan belenggu kulit
• Menggantung
• Mengikat dengan borgol

Apakah sikap umum submisiv tentang menerima rasa


sakit? Dimana 1 adalah sangat suka dan 5 adalah
sangat tidak suka: 1 - 2 - 3 - 4 - 5

329
Berapa banyak rasa sakit yang bisa diterima
submisiv? Dimana 1 adalah tidak ada dan 5 adalah
berat: 1 - 2 - 3 - 4 - 5

Manakah dari jenis-jenis rasa sakit / hukuman /


disiplin dapat diterima oleh Submisiv?
• Dipukul pantatnya
• Dipukul dengan tongkat
• Didera
• Dicambuk
• Digigit
• penjepit punting
• penjepit kelamin
• Es
• Wax panas
• Jenis-jenis / metode lainnya yang menimbulkan rasa
sakit

Sialan. Aku bahkan tak bisa mempertimbangkan


daftar makanan, apa lagi yang lain. Aku menelan
ludah, mulutku kering, dan membacanya lagi.

Kepalaku berdengung. Bagaimana aku bisa setuju


dengan semua ini? Dan ternyata itu untuk
keuntunganku, untuk mengeksplorasi sensualitasku,
batas-batasku - dengan aman – oh, ya ampun! Aku
mengejek sangat marah. Melayani dan mematuhi
segalanya. Semuanya! Aku menggeleng tak percaya.
Sebenarnya, tidakkah pada upacara pernikahan
menggunakan kata ... patuh? Ini mengejutkanku.
Apakah masih ada pasangan berkata seperti itu?

330
Hanya tiga bulan, itu mengapa ada banyak sekali
wanita? Dia tak mempertahankan hubungannya
sampai lama? Atau mereka merasa cukup setelah tiga
bulan saja? Setiap akhir pekan? Itu terlalu berlebihan.
Aku tak akan pernah melihat Kate atau teman yang
lain yang mungkin aku dapat dipekerjaan baruku-
asalkan aku mendapatkan satu saja. Mungkin aku
harus memiliki satu akhir pekan dalam sebulan
untuk diriku sendiri. Mungkin saat aku menstruasi ,
kedengarannya ... praktis.

Dia adalah masterku! Diperlakukan menurut yang


dia suka! Sialan.

331
Aku bergidik membayangkan sedang dipecut atau
dicambuk. Memukul pantat mungkin tak terlalu
buruk, meskipun memalukan. Dan mengikat? Nah dia
pernah mengikat kedua tanganku. Itu ...

gak apa-apa itu panas, sangat panas, jadi mungkin


juga tak terlalu buruk. Dia tak akan meminjamkan ke
dominan yang lain - tepat sekali dia tak akan
melakukannya. Itu benar-benar tak dapat diterima.
Mengapa aku bahkan berpikir sejauh ini?

Aku tidak boleh menatap matanya. Betapa anehnya?


Satu-satunya kesempatan yang aku punya untuk
dilihat adalah apa yang dia pikirkan. Sebenarnya, aku
bercanda, aku tak pernah tahu apa yang dia pikirkan,
tapi aku suka melihat ke dalam matanya. Dia
memiliki mata yang indah - menawan, cerdas, dalam
dan gelap, karena gelap dengan rahasia dominan.
Mengingat tatapannya yang membakar membara
tanpa sadar aku menekan paha bersama-sama,
menggeliat.

Dan aku tak bisa menyentuhnya. Yah, tak


mengherankan. Dan aturan-aturan konyol ... Tidak,
aku tak bisa melakukan ini. Aku meletakkan
kepalaku di tangan. Ini buka cara untuk menjalin
hubungan. Aku butuh tidur. Aku merasa hancur. Aku
sudah terlibat semua kegilaan ini lebih dari dua puluh
empat jam terakhir, terus terang, melelahkan. Dan
secara mental ... ya ampun, begitu banyak menguras
tenaga. Sepertinya José akan katakan - sialan.
Mungkin besok pagi, dokumen ini mungkin tak

332
terbaca seperti lelucon konyol.

Aku segera bangkit dan ganti baju dengan cepat.


Mungkin aku harus meminjam piyama flanel merah
muda Kate. Aku butuh sesuatu yang nyaman untuk
dipeluk yang menenangkan disekitarku. Aku menuju
ke kamar mandi memakai t-shirt-ku dan celana
pendek tidur dan menyikat gigi.

Aku menatap diriku di cermin kamar mandi. Kamu


tak serius kan mempertimbangkan hal ini ...

bawah sadarku terdengar bijaksana dan masuk akal,


berpikiran aneh bukan jadi dirinya seperti biasanya.
Dewi batinku melompat-lompat, bertepuk tangan
seperti anak-anak lima tahun tahun. Ayo, kita
lakukan semua ini ...

Kalau tidak kita akan berakhir hidup sendirian


memiliki banyak kucing dan novel klasik yang akan
menemanimu.

Satu-satunya pria yang membuatku tertarik, dan dia


datang dengan perjanjian sialan, pria yang suka
mencambuk, dan seorang yang hidup dengan banyak
masalah. Yah, setidaknya aku merasa senang akhir
pekan ini. Dewi batinku berhenti melompat dan
tersenyum tenang. Oh ya ... dia menyeringai,
mengangguk padaku dengan puas.

Mukaku memerah mengingat tangan, mulut dan


tubuhnya dalam diriku. Aku menutup mata, aku

333
mengenali rasa kenikmatan menarik ototku dari
dalam, jauh dibawah tubuhku. Aku ingin
melakukannya lagi dan lagi. Mungkin jika aku hanya
mendaftar untuk berhubungan intim ... bisakah dia
menyutujuinya? Aku menduga tidak.

Apa aku seorang submisiv? Mungkin aku akan


menemukan jalannya. Mungkin aku menyesatkan dia
saat wawancara. Aku pemalu, ya ... tapi menjadi
submisiv? Aku membiarkan Kate mengintimidasiku –
apakah sama? Dan batas lunak, astaga. Mengejutkan
pikiranku, tapi aku meyakinkan bahwa perjanjiannya
bisa didiskusikan.

Aku berjalan kembali ke kamar tidurku. Terlalu


banyak untuk dipikirkan. Aku perlu pikiran yang
jernih – Besok pagi mungkin masalah ini menjadi
fresh. Aku memasukkan dokumen kembali kedalam
tas.

Besok ... besok adalah hari lain. Naik ke tempat


tidur,aku mematikan lampu dan berbaring menatap
langit-langit. Oh, aku berharap aku tak pernah
bertemu dengannya. Dewi batinku menggeleng
padaku. Dia dan aku tahu itu bohong. Aku tak pernah
merasa begitu hidup seperti yang aku rasakan
sekarang.

Aku menutup mata, dan aku hanyut dalam tidur


sesekali bermimpi ranjang bertiang empat dan
belenggu dan mata abu-abu yang tajam.

334
Kate membangunkanku keesok harinya.

"Ana, aku sudah membangunkanmu dari tadi. Kau


pasti tidur nyenyak sekali."

Mataku enggan terbuka. Dia bukan hanya sudah


bangun – bahkan dia barusan lari pagi. Aku melirik
alarmku. Jam delapan pagi. Sialan, aku tidur selama
tepat sembilan jam.

"Ada apa?" Gumamku mengantuk.

"Ada orang di sini mengirim paket untukmu. Kau


harus menandatangani itu."

"Apa?"

"Ayo. Kotaknya besar. Sepertinya sangat menarik"


Dia menunggu dengan tak sabar penuh semangat Dan
keluar kembali ke ruang tamu. Aku turun dari tempat
tidur dan mengganti gaun yang tergantung di
belakang pintuku. Seorang pemuda tampak cerdas
berkuncir berdiri di ruang tamu kami menggenggam
sebuah kotak besar.

"Hai," gumamku.

"Aku akan membuatkan kamu teh." Kate bergegas


masuk ke dapur.

"Miss Steele?"

335
Dan aku langsung tahu dari siapa paket ini.

"Ya," jawabku hati-hati.

"Aku punya paket untuk anda di sini, tapi aku harus


setting dulu baru bisa menunjukkan cara
menggunakannya."

"Benarkah? Sekarang?"

"Hanya mengikuti perintah, Bu." Dia tersenyum


menawan tapi hanya bersifat profesional tidak
bermaksud menggoda.

Apakah dia barusan memanggilku bu? Apakah aku


berusia sepuluh tahun lebih tua dalam semalam? Jika
aku sudah setuju dengan perjanjian itu. Mulutku
mengerut sebal.

"Oke, apa itu?"

"Ini adalah MacBook Pro."

"Tentu saja." Aku memutar mata.

"Ini belum tersedia di toko, Bu, keluaran terbaru dari


Apple."

Kenapa itu tak membuatku terkejut? Aku menghela


napas berat.

"Akan aku setting di atas meja makan."

336
Aku berjalan ke dapur untuk bergabung dengan Kate.

"Apa itu?" Katanya ingin tahu, matanya lebar dan


cerah. Sepertinya dia tidur dengan nyenyak.

"Laptop dari Christian."

"Kenapa dia mengirim laptop? Kamu tahu kau bisa


menggunakan punyaku," ia mengerutkan kening.

Bukan seperti itu yang ada dalam pikiran Christian.

"Oh, itu hanya pinjaman kok. Dia ingin aku untuk


mencobanya." Alasanku terdengar tak meyakinkan.
Tapi Kate mengangguk setuju. Oh... Untuk pertama
kalinya aku telah membohongi Katherine Kavanagh.
Dia mengulurkan teh padaku.

Laptop Mac tipis dan warna perak dan cukup


menarik. Memiliki layar sangat besar.

Christian Grey menyukai yang serba besar - aku pikir


mulai dari ruang tamu, tapi sebenarnya, keseluruhan
apartemennya.

"Ini OS terbaru dan programnya lengkap, hardisknya


1,5 terabyte sehingga anda bisa menyimpan banyak
data, RAMnya 32 giga - Anda berencana
menggunakannya untuk apa?

"Eh ... email."

337
"Email" dia tersedak, bingung, menaikkan alisnya
dengan pandangan sedikit aneh di wajahnya. "Dan
mungkin browsing di internet?" Aku mengangkat
bahu meminta maaf.

Dia mendesah.

"Nah, Laptop ini sudah ada wireless-nya, dan aku


sudah setting dengan akun anda. Laptop ini siap
dipakai di mana saja di planet ini." Sepertinya dia
sangat menginginkan laptop ini.

"Akun ku?"

"Alamat email baru anda."

Aku punya alamat email?

Dia menunjuk sebuah ikon di layar dan terus


berbicara padaku tapi terdengar seperti suara berisik.
Aku sama sekali tak tahu apa yang dia katakan, dan
jujur, aku tak tertarik. Katakan saja bagaimana cara
menyalakan dan mematikan - aku akan mencari tahu
sisanya. Lagi pula, aku sudah pernah menggunakan
punya Kate selama empat tahun. Kate bersiul, kagum
saat dia melihatnya.

"Ini adalah generasi teknologi terbaru." Dia


mengangkat alisnya padaku. "Kebanyakan wanita
mendapatkan bunga atau mungkin perhiasan,"
katanya penuh arti, berusaha menahan senyum.

338
Aku cemberut padanya tapi tak bisa menahan
wajahku tetap biasa. Kita berdua langsung meledak
tertawa bersamaan, dan pemuda itu melongo pada
kami, bingung. Setelah selesai setting dia memintaku
menandatangani catatan pengiriman.

Saat Kate mengantar dia keluar, aku duduk


memegang cangkir tehku, membuka program email,
dan duduk di sana menunggu email dari Christian.
Hatiku langsung melompat ke dalam mulutku. Aku
dapat satu email dari Christian Grey. Dengan gugup,
aku membukanya.

Dari: Christian Grey


Perihal: Komputer barumu
Tanggal: 22 Mei 2011 23:15
Kepada: Anastasia Steele

Yang tersayang Miss Steele


Aku percaya kau tidur nyenyak. Aku berharap kau
bisa menggunakan laptop ini dengan baik, seperti
yang kita bicarakan.
Aku menunggu hari rabu untuk makan malam.
Senang menjawab setiap pertanyaan sebelumnya,
boleh melalui email jika kau ingin.

Christian Grey
CEO, Grey Enterprises Holdings Inc

Aku langsung membalas.

339
Dari: Anastasia Steele
Perihal: Komputer Barumu (pinjaman)
Tanggal: 23 Mei 2011 08:20
Kepada: Christian Grey

Aku tidur sangat sangat nyenyak terima kasih -


untuk beberapa pikiran yang ganjil - Sir.
Aku mengerti bahwa komputer ini adalah pinjaman,
jadi bukan milikku.

Ana

Hampir seketika itu juga ada balasan.

Dari: Christian Grey


Perihal: Komputer Barumu (pinjaman)
Tanggal: 23 Mei 2011 08:22
Kepada: Anastasia Steele

Komputer dipinjamkan. Tanpa batas, Miss Steele.


Aku perhatikan dari nadamu sepertinya kau sudah
membaca dokumen yang kuberikan padamu.
Apa kau memiliki pertanyaan sejauh ini?

Christian Grey
CEO, Grey Enterprises Holdings Inc

Aku tak bisa tidak tersenyum.

340
Dari: Anastasia Steele
Perihal: Pertanyaan masih disimpan
Tanggal: 23 Mei 2011 08:25
Kepada: Christian Grey

Aku punya banyak pertanyaan, tetapi tak pantas


lewat email, dan sebagian dari kita harus bekerja
untuk mencari nafkah.
Aku tak ingin atau perlu komputer tanpa batas.
Sampai ketemu lagi, selamat siang. Sir.

Ana

Dia langsung menjawab lagi, dan membuatku jadi


tersenyum.

Dari: Christian Grey


Perihal: Komputer Barumu (pinjaman lagi)
Tanggal: 23 Mei 2011 08:26
Kepada: Anastasia Steele

Sampai ketemu, sayang.

PS: Aku bekerja untuk mencari nafkah juga.

Christian Grey
CEO, Grey Enterprises Holdings Inc

Aku mematikan komputer, menyeringai seperti orang

341
idiot. Bagaimana aku bisa tahan dengan kelakar
Christian? Aku bisa terlambat kerja. Yah, ini adalah
minggu terakhirku - Mr. dan Mrs. Clayton mungkin
akan membuat kelonggaran. Aku segera ke kamar
mandi, tak mampu menggelengkan kepala -
senyumku menggelikan. Dia mengirim email padaku.
Aku seperti anak kecil yang gamang. Dan semua
kecemasan mengenai perjanjian memudar. Saat aku
mencuci rambut, aku mencoba dan berpikir apa aku
mungkin bisa bertanya melalui email. Tentu saja
lebih baik berbicara langsung padanya. Misalkan
seseorang bisa menyusup ke akun-nya? Mukaku
langsung memerah saat terlintas di pikiranku.
Terburu-buru aku berpakaian cepat, berteriak
selamat tinggal pada Kate, dan aku berangkat kerja
pada minggu terakhirku di toko Clayton.

José menelpon pada jam sebelas.

"Hei, apakah kita jadi minum kopi?" Suaranya seperti


José yang dulu. José hanyalah temanku, bukan –
seperti sebutan Christian? Orang yang ingin
melamarku. Ugh.

"Tentu. Aku di tempat kerjaku.Bisakah kau ke sini


pada jam dua belas?"

"Sampai ketemu nanti."

Dia menutup telepon, dan aku kembali menambah


persediaan kuas cat dan berpikir tentang Christian
Grey dan perjanjiannya.

342
José tepat waktu. Dia datang berlari masuk ke toko
seperti anak anjing bermata gelap melompat-lompat.

"Ana," ia tersenyum lebar mempesona – Senyum khas


Hispanik-Amerika dan aku tak bisa marah lagi
dengannya.

"Hai José." Aku memeluk dirinya. "Aku sudah


kelaparan. Aku hanya akan memberitahu pada Mrs.
Clayton kalau aku akan makan siang."

Saat kami berjalan-jalan ke toko kopi lokal, Aku


menyelipkan tanganku ke José. Aku sangat berterima
kasih pada – sikap normalnya. Seseorang yang aku
tahu dan pahami.

"Hei Ana," bisiknya. "Kau benar-benar


memaafkanku?"

"José, kau tahu aku tidak pernah bisa lama marah


padamu."

Dia menyeringai.

Aku tidak sabar untuk pulang. Daya tarik email dari


Christian, dan mungkin aku bisa mulai proyek
penelitianku. Kate tidak dirumah, jadi aku
menyalakan laptop baru dan membuka emailku.
Benar saja, ada email dari Christian di inbox. Aku
hampir terpental dari kursiku karena gembira.

343
Dari: Christian Grey
Perihal: Bekerja untuk hidup
Tanggal: 23 Mei 2011 17:24
Kepada: Anastasia Steele

Yang tersayang Miss Steele


Aku harap kau baik-baik saja di tempat kerja.

Christian Grey
CEO, Grey Enterprises Holdings Inc

Aku membalasnya.

Dari: Anastasia Steele


Perihal: Bekerja untuk hidup
Tanggal: 23 Mei 2011 17:48
Kepada: Christian Grey

Sir ... Aku merasa sangat baik di tempat kerjaku.


Terima kasih.

Ana

Dari: Christian Grey


Perihal: Kerja apa!
Tanggal: 23 Mei 2011 17:50
Kepada: Anastasia Steele

Miss Steele

344
Senang kau baik-baik saja.
Saat kau mengirim email, kau tidak melakukan
penelitian.

Christian Grey
CEO, Grey Enterprises Holdings Inc

Dari: Anastasia Steele


Perihal: Gangguan
Tanggal: 23 Mei 2011 17:53
Kepada: Christian Grey

Mr. Grey, hentikan mengirim email padaku, dan aku


dapat memulai tugasku.
Aku ingin dapat nilai A untuk yang lainnya.

Ana

Aku memeluk diriku sendiri.

Dari: Christian Grey


Perihal: Tidak sabar
Tanggal: 23 Mei 2011 17:55
Kepada: Anastasia Steele

Miss Steele
Hentikan mengirim email untukku - dan kerjakan
tugasmu.
Aku suka memberikan nilai A lagi.

345
Nilai A yang pertama sangat layak didapatkan. ;)

Christian Grey
CEO, Grey Enterprises Holdings Inc

Christian Grey barusan mengirimku tanda tersenyum


berkedip... Oh, Aku membuka Google.

Dari: Anastasia Steele


Perihal: Penelitian Internet
Tanggal: 23 Mei 2011 17:59
Kepada: Christian Grey

Dapatkah kau memberi saran untuk alamat yang bisa


kupakai dalam penelitian ini?

Ana

Dari: Christian Grey


Perihal: Penelitian Internet
Tanggal: 23 Mei 2011 18:02
Kepada: Anastasia Steele

Miss Steele
Selalu mulai dengan Wikipedia.
Tidak ada email berikutnya kecuali jika kau memiliki
pertanyaan. Paham?

Christian Grey
CEO, Grey Enterprises Holdings Inc

Dari: Anastasia Steele

346
Perihal: Bossy!
Tanggal: 23 Mei 2011 18:04
Untuk: Christian Grey

Ya ... Sir. Kau sangat bossy.


Ana

Dari: Christian Grey


Perihal: Terkontrol
Tanggal: 23 Mei 2011 18:06

Kepada: Anastasia Steele

Anastasia, Kau belum tahu.


Yah, mungkin punya bayangan sekarang.
Kerjakan.

Christian Grey
CEO, Grey Enterprises Holdings Inc

Aku ketik Submissive di Wikipedia.

Setengah jam kemudian, aku merasa sedikit mual dan


di dalam diriku terus terang terkejut. Didalam
kepalaku bertanya apa aku benar-benar ingin hal ini?
Astaga - apakah ini maksud dia membangun Red
Room of Pain? Aku duduk menatap layar, dan
sebagian dari diriku, bagian yang sangat lembab dan
tak terpisahkan dariku - yang aku baru kenal akhir-
akhir ini, sungguh aku seperti dinyalakan. Ya,
beberapa hal memang sangat PANAS. Tapi apa itu

347
untukku? Sialan ... Bisakah aku melakukan ini? Aku
butuh ruang. Aku harus berpikir.

348
Untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku sangat
antusias ingin berlari. Aku menemukan sepatu kets-
ku yang menjijikan dan belum pernah dipakai, celana
training dan t-shirt. Aku menguncir rambutku,
mukaku memerah saat ingatan itu membawaku
kembali, dan aku menyalakan iPodku. Aku tak bisa
duduk di depan kehebatan teknologi itu dan melihat
atau membaca materi yang meresahkan. Aku harus
mengeluarkan beberapa kelebihan energi ini, yang
melemahkan gairahku. Sejujurnya, aku punya pikiran
untuk menemuinya di hotel Heathman dan hanya
meminta seks dari seorang yang gila kontrol. Tapi itu
lima mil, dan aku rasa aku tak akan bisa berlari satu
mil, apalagi lima mil, dan tentu saja, dia mungkin
menolakku yang akan menjadi sangat memalukan.

Kate berjalan dari mobilnya saat aku melangkah ke


luar pintu. Dia nyaris menjatuhkan belanjaannya saat
dia melihatku. Ana Steele dengan sepatu kets. Aku
melambaikan tangan dan tak berhenti untuk
interogasinya. Aku serius butuh waktu sendirian.
Snow Patrol membahana di telingaku, aku mulai
berlari pada saat senja, matahari sudah condong ke
barat dan langit berwarna biru laut.

Aku berlari melewati taman. Apa yang akan aku


lakukan? Aku menginginkan dia, tapi mengikuti
syarat-syaratnya? Aku tak tahu. Mungkin aku harus
menegosiasikan apa yang aku inginkan. Membahas
perjanjian yang konyol baris demi baris dan
mengatakan apa yang dapat diterima dan apa yang
tidak. Penelitianku telah mengatakan padaku bahwa

349
hukuman itu tak dapat diterapkan. Dia harus tahu
itu. Aku tahu bahwa itu akan menjadikan tolok ukur
dari hubungan. Ini menggambarkan apa yang dapat
aku harapkan dari dia dan apa dia mengharapkan
dariku - penyerahan total diriku. Apakah aku siap
untuk memberikan itu? Apakah aku bahkan punya
kemampuan untuk menjalaninya?

Aku terganggu oleh satu pertanyaan - mengapa dia


seperti ini? Apakah karena dia dirayu pada usia
semuda itu? Aku benar-benar tak tahu. Dia masih
seperti sebuah misteri.

Aku berhenti di samping sebuah pohon cemara besar


dan meletakkan tanganku di lutut, terengah-engah,
menghisap udara yang sangat berharga ke paru-
paruku. Oh, ini terasa lebih baik, pertukaran udara di
paru-paruku. Aku bisa merasakan tekadku yang
keras. Ya. Aku bisa mengatakan padanya apa yang
baik dan apa yang tidak. Aku perlu mengirim email
padanya seperti yang ada dalam pikiranku, dan
kemudian kita bisa mendiskusikan ini pada hari
Rabu. Aku menghirup napas dalam-dalam, kemudian
joging kembali ke apartemen.

Kate habis belanja, seperti yang dia inginkan, pakaian


untuk liburan ke Barbados.

Terutama bikini dan kain sarung yang sepadan. Dia


akan terlihat luar biasa memakai pakaian itu, toh dia
masih bisa membuat aku duduk dan berkomentar
sementara dia mencoba satu persatu. Hanya ada satu-

350
satunya cara orang dapat mengatakan - kamu terlihat
sangat luar biasa Kate. Dia memiliki bentuk tubuh
berlekuk, ramping yang membuat banyak wanita iri.
Dia tak melakukannya dengan sengaja, aku tahu, tapi
aku mengangkat bahu minta maaf, berpakaian penuh
keringat, t-shirt yang sudah tua, celana training, dan
sepatu kets masuk ke kamarku dengan alasan mau
meneruskan pengepakan lagi. Bisakah aku merasa
tak lebih canggung lagi? Aku menyalakan laptop yang
canggih di atas meja. Aku mengirim email untuk
Christian.

__________________________________________________
________________
Dari: Anastasia Steele
Perihal: Terguncang dari WSUV
Tanggal: 23 Mei 2011 20:33
Kepada: Christian Grey

Oke, aku sudah cukup melihat.


Senang sekali karena tahu kamu.

Ana

Aku tekan kirim, memeluk diriku sendiri,


menertawakan lelucon kecilku sendiri. Apakah dia
akan menganggap sebagai lelucon? Oh sial

- mungkin tidak. Christian Grey tidak terkenal


dengan selera humornya. Tapi aku tahu itu ada, aku
sudah mengalaminya. Mungkin aku sudah terlalu
jauh. Aku menunggu jawabannya.

351
Aku menunggu ... dan menunggu. Aku melirik jam
alarmku. Sepuluh menit telah berlalu.

Untuk mengalihkan diri dari kecemasan yang


berkembang di perutku, aku mulai melakukan apa
yang kukatakan pada Kate - mengemasi kamarku.
Aku mulai dengan menjejalkan buku-bukuku ke
dalam peti.

Jam sembilan, aku tak mendengar apa-apa. Mungkin


dia keluar. Aku cemberut kesal karena itu kupasang
headset iPod ditelingaku, mendengarkan Snow Patrol,
dan duduk di meja kecilku untuk membaca kembali
kontrak dan aku membuat komentar.

Aku tak tahu mengapa aku melihat ke atas, mungkin


aku menangkap gerakan kecil dari sudut mataku, aku
tak tahu, tetapi ketika aku menatap keatas, dia
berdiri di ambang pintu kamar tidurku menontonku
dengan penuh perhatian. Dia mengenakan celana
flanel abu-abu dan kemeja linen putih, memutar-
mutar pelan kunci mobil. Aku menarik headset
ditelingaku keluar dan membeku. Sial!

"Selamat malam, Anastasia." Nada suaranya dingin,


ekspresinya benar-benar dijaga dan tak terbaca. Nada
bicaranya membuat tenggorokanku kering. Sialan
Kate membiarkan dia di sini tanpa peringatan.
Samar-samar, aku menyadari bahwa aku masih
berkeringat, belum mandi, menjijikkan, dan dia
tampak tampan banget, celananya tergantung di

352
pinggul, dan terlebih lagi, dia ada di sini di kamar
tidurku.

"Aku merasa bahwa emailmu perlu balasan secara


pribadi," ia menjelaskan datar.

Aku membuka mulut dan kemudian menutupnya


kembali, dua kali. Lelucon ini berbalik padaku. Belum
pernah ada di alam semesta ini atau tempat lainnya
aku mengira dia akan meninggalkan semua yang
dilakukannya dan muncul di sini.

"Boleh aku duduk?" Tanyanya, matanya sekarang


menari dengan lucu - terima kasih surga - mungkin
dia akan melihat sisi yang lucu?

Aku mengangguk. Kekuatan berbicaranya masih sulit


dipahami. Christian Grey tengah duduk di tempat
tidurku.

"Aku selalu ingin tahu kamar tidurmu akan terlihat


seperti apa," katanya.

Aku melirik sekitarku, berencana mencari jalan


keluar, tak ada - hanya ada pintu atau jendela.

Kamarku fungsional tapi nyaman - cuman mebel


rotan putih dan ranjang dobel bed dari besi warna
putih dengan selimut kain perca yang ditambal
sulam, yang dibuat oleh ibuku saat dia baru belajar
menjahit yang paling gampang ala Amerika. Semua
berwarna biru muda dan krem.

353
"Disini sangat tenang dan damai," bisiknya. Tidak
sekarang ini ... tidak jika denganmu di sini. Akhirnya,
pusat otakku mengingatkan tujuannya. Aku menarik
napas.

"Bagaimana ...?"

Dia tersenyum padaku.

"Aku masih di Heathman."

Aku tahu itu.

"Apa kau mau minum?" Kesopanan menang diatas


segala hal lain yang ingin aku katakan.

"Tidak, terima kasih, Anastasia." Dia tersenyum


mempesona, senyum dengan bibirnya melengkung,
kepalanya miring sedikit ke satu sisi.

Yah, aku mungkin membutuhkan yang satu itu.

"Jadi, senang karena sudah tahu aku?"

Sialan, apa dia tersinggung? Aku menatap jari-jariku.


Bagaimana aku bisa menggali diriku sendiri keluar
dari ini? Jika aku mengatakan padanya itu hanya
sebuah lelucon, aku tak berpikir dia akan terkesan.

"Kupikir kau akan membalas melalui email." Suaraku


lirih, menyedihkan.

354
"Apa kau menggigit bibir bawahmu dengan sengaja?"
Tanyanya muram.

Aku berkedip ke arahnya, terengah-engah,


membebaskan bibir.

"Aku tak menyadari aku menggigit bibirku," bisikku


pelan.

Hatiku berdebar-debar. Aku dapat merasakan tarikan


itu, bahwa seperti ada tarikan listrik yang nikmat
diantara kami, mengisi ruang diantara kita dengan
listrik statis. Dia duduk sangat dekat denganku,
matanya abu-abu gelap membara, siku bertumpu di
lutut, kakinya terpisah. Condong ke depan, perlahan
dia melepas salah satu kepangku, jari-jarinya
membebaskan rambutku. Napasku tersengal-sengal,
dan aku tak bisa bergerak. Aku menonton seperti
terhipnotis saat tangannya melepas kepang keduaku,
dan menarik ikat rambut, ia mengendurkan kepang
dengan jari-jarinya yang terlatih.

"Jadi kau memutuskan berolah raga," dia bernafas,


suaranya lembut dan merdu. Jari-jarinya dengan
lembut menyelipkan rambut di belakang telingaku.
"Mengapa, Anastasia?" Jarinya menelusuri sekitar
telingaku, dan sangat lembut, dia merenggut daun
telingaku, berirama. Ini sangat intim.

"Aku perlu waktu untuk berpikir," bisikku. Aku


adalah kelinci/lampu, ngengat/api, burung/ular ...

355
dan dia tahu persis apa yang dia lakukan padaku.

"Memikirkan apa, Anastasia?"

"Kamu."

"Dan kau memutuskan bahwa senang sudah


mengenalku? Maksudmu dalam arti kau mengenalku
seperti dalam Alkitab?"

Oh sial. Mukaku memerah.

"Aku tak berpikir kau akrab dengan Alkitab."

"Aku pergi ke Sekolah Minggu, Anastasia. Ini


mengajarkan aku banyak hal."

"Aku tak ingat membaca tentang penjepit puting


dalam Alkitab. Mungkin kau diajarkan dari
terjemahan modern."

Bibirnya melengkung seperti tersenyum, dan mataku


tertarik pada mulut yang indah dipahat itu.

"Yah, aku pikir aku harus datang dan


mengingatkanmu betapa menyenangkan sudah
mengenalku."

Sialan. Aku menatap dia membuka mulutnya, dan


jari-jarinya bergerak dari telinga ke daguku.

356
"Apa pendapatmu untuk itu, Miss Steele?"

Mata abu-abunya membara padaku, tatapannya


sangat dalam menantang. Bibirnya berpisah - dia
menunggu, berputar untuk menyerang. Hasrat -
hangat, meleleh dan membara, sangat membakar di
dalam perutku.

Aku mengambil tindakan pencegahan dan aku


menubrukkan diriku ke arahnya. Entah bagaimana ia
bergerak, aku tak tahu bagaimana, dan dalam sekejap
aku di tempat tidur terjepit di bawahnya, tanganku
terentang dan ditahan di atas kepalaku, tangannya
yang bebas menggenggam mukaku dan mulutnya
menemukan mulutku.

Lidahnya didalam mulutku, memiliki dan


merasukiku, dan aku bersenang-senang dalam
kekuatan yang dipakainya. Aku merasa dia menekan
sepanjang tubuhku. Dia menginginkan aku, dan ini
aneh, bagian dalam tubuhku merasa nikmat. Bukan
dengan Kate yang memakai bikini kecilnya, bukan
salah satu dari lima belas wanita itu, tidak juga
dengan Mrs. Robinson yang jahat. Hanya aku. Pria
tampan ini menginginkanku. Dewi batinku bersinar
begitu terang hingga dia bisa menerangi Portland. Dia
berhenti menciumku, dan aku membuka mata, aku
menemukan dia sedang menatapku.

"Percaya padaku?" Ia mengambil napas.

Aku mengangguk, mataku terbelalak, jantungku

357
melonjak di tulang rusukku, darahku bergemuruh di
seluruh tubuhku. Dia merogoh saku celananya, dan
mengeluarkan dasi sutra abu-abu peraknya... itu dasi
sutra abu-abu perak yang meninggalkan bekas pada
pergelangan tanganku. Dia bergerak begitu cepat,
duduk mengangkang saat dia mengikatkan
pergelangan tanganku bersama-sama, tapi kali ini, ia
mengikat ujung dasi ke salah satu jari-jari kepala
ranjang besi putihku. Dia menarik pada memeriksa
ikatanku apakah itu kuat. Aku tidak akan ke mana-
mana. Sungguh-sungguh aku terikat di tempat
tidurku, dan aku begitu bergairah.

Dia turun dari tubuhku dan berdiri di samping


tempat tidur, menatap ke arahku, matanya gelap
tampak meinginkanku. Wajahnya menunjukkan sikap
yang penuh kemenangan, bercampuran lega.

"Begitu lebih baik," bisiknya tersenyum nakal dan


aku tahu itu. Dia membungkuk dan mulai melepas
satu sepatu ketsku. Oh tidak ... tidak ... kakiku.
Tidak, aku baru saja berlari.

"Tidak," aku protes, mencoba untuk menendang dia.

Dia berhenti.

"Jika kau berontak, aku akan mengikat kakimu juga.


Jika kau membuat suara, Anastasia, aku akan
membungkammu.

Diam. Katherine mungkin di luar mendengarkan

358
sekarang."

Membungkamku! Kate! Aku segera menutup mulut.

Dia melepas sepatu dan kaus kakiku satu persatu dan


perlahan-lahan melepas celana trainingku.

Oh - celana dalam apa yang kupakai? Dia


mengangkatku dan menarik selimut dan selimutku
keluar dari bawahku dan merebahkan aku lagi, kali
ini diatas sprei.

"Nah." Dia menjilati bibir bawahnya perlahan-lahan.


"Kau menggigit bibir itu, Anastasia. Kau tahu efeknya
terhadapku." Dia menempatkan jari telunjuknya di
atas mulutku, sebuah peringatan.

Oh. Aku nyaris tak bisa menahan diri, berbaring tak


berdaya, mengamatinya bergerak dengan anggun di
sekitar kamarku, ini adalah afrodisiak yang
memabukkan.

Perlahan, dengan santai, dia melepas sepatu dan kaus


kaki, Membuka celananya, dan mengangkat bajunya
ke atas kepalanya.

"Aku pikir kau sudah melihat terlalu banyak," dia


tertawa geli dengan licik. Dia duduk mengangkangiku
lagi, menarik t-shirtku, dan aku pikir dia akan
melepasnya, tapi dia gulungkan ke leherku dan
kemudian menarik itu di atas kepalaku sehingga dia
bisa melihat mulut dan hidungku, tapi menutupi

359
mataku. Dan karena itu dilipat - Aku tak bisa melihat
apa-apa.

"Mmm," dia mengambil nafas sambil memuji. "Ini


makin lama makin baik. Aku akan mengambil
minum."

Condong ke bawah, dia menciumku, bibirnya lembut


menyentuhku, dan badannya bergeser dari tempat
tidur. Aku mendengar derit pelan pintu kamar tidur.
Ambil minum. Dimana? Di sini? Portland?

Seattle? Aku berusaha keras untuk mendengarnya.


Aku bisa menangkap suara obrolan pelan, dan aku
tahu dia berbicara dengan Kate - oh tidak ... dia
nyaris telanjang. Apa yang akan dia katakan? Aku
mendengar suara botol dibuka. Apa itu? Dia kembali,
pintu berderit sekali lagi, terdengar pelan suara
kakinya berjalan di lantai kamar tidur, dan suara es
batu berdenting di gelas seperti berputar didalamnya.
Minuman apa? Dia menutup pintu dan melepas
celananya. Sepertinya celananya turun ke lantai, dan
aku tahu dia telanjang. Dia duduk mengangkangiku
lagi.

"Apakah kau haus, Anastasia?" Tanyanya, suaranya


menggoda

"Ya," aku bernapas, karena mulutku tiba-tiba kering.


Aku mendengar denting es batu di gelas, dan ia
menempatkan ke bawah lagi dan membungkuk dan
menciumku, sepertinya dia menuangkan cairan segar

360
dan lezat ke dalam mulutku. Ini anggur putih. Ini tak
terduga sangat panas, meskipun anggurnya dingin,
dan bibir Christian juga terasa dingin.

"Lagi?" Bisiknya.

Aku mengangguk. Rasanya jadi lebih indah karena


berasal dari dalam mulutnya. Dia membungkuk, dan
aku minum seteguk lagi dari bibirnya ... oh.

"Nggak boleh terlalu banyak, kita tahu


kemampuanmu terhadap alkohol sangat terbatas,
Anastasia."

Aku tak bisa membantahnya. Aku menyeringai, dan


dia membungkuk memberikan seteguk lagi. Dia
bergeser berbaring di atasku, bagian tubuhnya yang
mengeras menempel di antara pahaku. Oh, aku ingin
dia didalam diriku.

"Apa ini enak?" Tanya dia, tapi aku mendengar


suaranya berat.

Aku menegang. Dia minum lagi dan membungkuk,


menciumku, memasukkan pecahan es kecil kedalam
mulutku dengan sedikit anggur. Perlahan-lahan dan
santai dia memberi ciuman dengan bibirnya yang
dingin menyusuri dari pangkal tenggorokan, antara
buah dadaku, turun kebagian tengah tubuhku, dan ke
perut. Dia mengeluarkan es dari mulutnya
menggenang dingin di tengah pusarku, anggur
dingin.

361
Terasa membakar langsung ke bawah bagian
terdalam perutku. Wow.

"Sekarang kau harus tetap diam," bisiknya. "Jika kau


bergerak, Anastasia, kau akan mendapati anggur di
seluruh tempat tidur."

Pinggulku mengejang secara otomatis.

"Oh tidak. Jika kau menumpahkan anggur, Aku akan


menghukummu, Miss Steele."

Aku merintih dan putus asa melawan dorongan untuk


memiringkan pinggul, menarik menahan diriku. Oh
tidak ... tolonglah.

Dengan satu jari, dia menarik ke bawah cup bra-ku


bergantian, payudaraku terdorong keatas, dan
terbuka. Condong ke bawah, dia mencium dan
menarik setiap putingku bergantian dengan bibirnya
yang dingin. Aku berusaha menahan tubuhku untuk
bereaksi dengan melengkungkan tubuhku.

"Seberapa nikmatnya ini?" Dia mengambil nafas


sambil meniup salah satu putingku.

Aku mendengar lagi suara denting es, dan kemudian


aku bisa merasakan es itu berada di sekeliling puting
sebelah kananku saat dia menarik yang sebelah kiri
dengan bibirnya. Aku mengerang, berjuang untuk
tidak bergerak. Ini siksaan yang manis tapi menyiksa.

362
"Jika kau menumpahkan anggur, aku tak akan
membiarkanmu keluar."

"Oh ... tolong ... Christian ... Sir ... tolonglah." Dia
membuatku gila. Aku mendengarnya tersenyum.

Es di pusarku mencair. Aku benar-benar panas -


panas dan dingin dan ingin.

Menginginkan dia, dalam diriku. Sekarang.

Jari-jarinya yang dingin melintasi perutku. Kulitku


terasa sangat sensitif, pinggulku mengejang secara
otomatis, dan sekarang cairannya menjadi hangat
dari pusarku merembes di atas perutku. Christian
bergerak dengan cepat, menjilati dengan lidahnya,
mencium, menggigitku pelan, mengisap.

"Oh, Anastasia, kau bergerak. Apa yang akan aku


lakukan padamu?"

Aku terengah-engah dengan keras. Aku hanya bisa


berkonsentrasi pada suaranya dan sentuhannya.
Selain itu tak ada yang nyata. Tak ada lagi yang
penting, tak ada lagi yang tertangkap di radarku.
Jari-jarinya masuk ke celanaku.

"Oh, Sayang," bisiknya dan ia mendorong dua jarinya


masuk dalam diriku.

Aku terkesiap.

363
"Siap untukku begitu cepat," katanya. Jari-jarinya
bergerak perlahan-lahan menggoda, masuk, keluar,
dan aku menekan kearahnya, memiringkan pinggulku
keatas.

"Kamu gadis yang serakah," tegur dia perlahan, dan


ibu jarinya berputar-putar pada bagian yang paling
sensitif dariku dan kemudian menekan ke bawah.

Aku merintih keras saat tubuhku melonjak dibalik


jari-jarinya yang terlatih. Tangannya keatas dan
mendorong t-shirt di atas kepalaku sehingga aku bisa
melihat dia saat aku berkedip dalam cahaya lembut
lampu sampingku. Aku rindu untuk menyentuhnya.

"Aku ingin menyentuhmu," Aku menarik napas.

"Aku tahu," bisiknya. Dia membungkuk dan


menciumku, jari-jarinya masih bergerak berirama
dalam diriku, ibu jarinya berputar-putar dan
menekan. Tangan satunya menyibak rambutku
kesamping kepala dan memegang kepalaku di tempat.
Lidahnya mengikuti gerakan jarinya, memilikiku.
Kakiku mulai kaku saat aku mendorong mengikuti
gerakan tangannya. Gerakan tangannya lembut,
membuatku dibawa kembali dari tepi jurang. Dia
melakukan ini lagi dan lagi. Sangat membuatku jadi
frustrasi ... Oh tolong Christian, aku berteriak di
kepalaku.

"Ini adalah hukumanmu, begitu dekat dan begitu

364
jauh. Apa ini menyenangkan?" hembusan nafasnya
terasa telingaku.

Aku merengek, lelah, menarik melawan ikatanku.


Aku tak berdaya, tenggelam dalam siksaan erotis.

"Tolonglah," Aku memohon, dan akhirnya ia merasa


kasihan padaku.

"Bagaimana aku harus bercinta denganmu,


Anastasia?"

Oh ... tubuhku mulai bergetar. Dia diam lagi.

"Tolonglah."

"Apa yang kau inginkan, Anastasia?"

"Kau ... sekarang," teriakku.

"Bagaimana kalau aku bercinta denganmu dengan


cara ini, atau cara ini, atau cara ini? Pilihanannya tak
terbatas," dia bernafas diatas bibirku. Dia menarik
kembali tangannya dan menggapai ke meja samping
tempat tidur untuk mengambil bungkus foil. Dia
berlutut di antara kakiku, dan sangat perlahan dia
menarik lepas celana dalamku, menatap ke arahku,
matanya berkilauan. Dia memakai kondom. Aku
menonton terpukau, terpesona.

"Seberapa menyenangkan ini?" Katanya sambil


membelai dirinya sendiri.

365
"Maksudku itu hanya sebuah lelucon," aku merintih.
Aku mohon bercintalah denganku Christian.

Dia mengangkat alis saat tangannya bergerak ke atas


dan ke bawah pada organ tubuhnya yang
mengesankan.

"Sebuah lelucon?" Suaranya lembut tapi mengancam.

"Ya. Tolong, Christian," aku memohon padanya.

"Apa kau tertawa sekarang?"

"Tidak," Aku merengek.

Aku hanyalah satu bola dari kebutuhanku yang


menegangkan. Dia menatap ke arahku sebentar,
mengukur kebutuhanku, kemudian dia menarikku
tiba-tiba dan membalikkan tubuhku. Ini membuatku
terkejut, dan karena tanganku diikat, aku harus
menyangga diri pada sikuku. Dia mendorong kedua
lututku diatas tempat tidur sehingga pantatku
menghadap keatas dan dia menepuk dengan keras.
Sebelum aku bisa bereaksi, dia masuk kedalam
diriku. Aku menjerit - dari tamparan dan dari
serangan mendadak darinya, dan aku langsung
keluar lagi dan lagi, berantakan di bawah tubuhnya
saat ia terus mendorong dengan nikmat ke dalam
diriku. Dia tak berhenti. Aku kehabisan tenaga. Aku
tak bisa menerima lagi ... dan dia mendorong dan
terus dan terus ... aku diriku terbangun lagi ... pasti

366
tidak ... jangan ...

"Ayo, Anastasia, sekali lagi," ia menggeram dengan


gigi terkatup, dan luar biasanya, tubuhku merespon,
kejang-kejang di bawahnya saat aku keluar lagi,
memanggil-manggil namanya. Aku berkeping-keping
lagi menjadi potongan kecil, dan Christian berhenti,
akhirnya melepaskan, diam-diam menemukan
pembebasannya.

Dia ambruk di atasku, terengah-engah.

"Sungguh sangat menyenangkan?" Tanya dia dengan


giginya terkatup.

Oh.

Aku berbaring terengah-engah dan kelelahan di


tempat tidur, mataku tertutup saat dia perlahan-
lahan menarik keluar dariku. Dia segera bangkit dan
memakai baju. Saat dia sudah berpakaian lengkap,
dia naik ke ranjang dan dengan lembut melepas dasi
dan menarik t-shirt lepas. Aku melenturkan jari-
jariku dan menggosok pergelangan tanganku sambil
tersenyum melihat pola dasi yang membekas di
pergelangan tanganku. Aku menarik kembali bra-ku
lalu dia menarik selimut dan menyelimutiku. Aku
menatap ke arahnya benar-benar bingung, dan dia
menyeringai ke arahku.

367
"Ini benar-benar sangat menyenangkan," bisikku,
tersenyum malu-malu.

"Kau menyebut kata itu lagi."

"Kau tak suka kata itu?"

"Tidak. Ini tak berpengaruh padaku sama sekali."

"Oh - aku nggak tahu ... sepertinya memiliki pengaruh


yang sangat menguntungkan untukmu."

"Apa aku pengaruh yang menguntungkan sekarang?


Bisakah kau melukai egoku lebih jauh, Miss Steele?"

"Aku tak berpikir ada sesuatu yang salah dengan


egomu." Tapi bahkan saat aku mengatakannya, aku
tak merasa yakin dengan kata-kataku- sesuatu yang
sulit dipahami melintasi pikiranku, pikiran sekilas,
tapi hilang sebelum aku bisa memahami itu.

"Kau pikir?" Suaranya lembut. Dia berbaring di


sampingku, berpakaian lengkap, kepalanya bersandar
pada siku, dan aku hanya memakai bra.

"Mengapa kau tak suka disentuh?"

"Aku hanya bilang tak suka." Dia meraih dan


memberikan ciuman lembut di dahiku. "Jadi, emailmu
itu hanya lelucon."

Aku tersenyum meminta maaf padanya dan

368
mengangkat bahu.

"Oh begitu. Jadi kau masih mempertimbangkan


penawaranku?"

"Proposal tak senonohmu ... ya aku akan


mempertimbangkan itu. Tapi aku memiliki masalah."

Dia menyeringai ke arahku seakan lega.

"Aku akan kecewa jika kau tak melakukan."

"Aku akan email padamu, tapi kau menginterupsiku."

"Senggama terputus."

"Lihat, Aku tahu kau punya rasa humor suatu tempat


di sana." Aku tersenyum.

"Hanya hal-hal tertentu yang lucu, Anastasia. Aku


pikir kau mengatakan tidak, tidak ada pembahasan
sama sekali." suaranya turun.

"Aku belum tahu. Aku belum memutuskan. Apakah


kau akan mengalungi leherku?"

Dia mengangkat alisnya.

"Kau sudah melakukan penelitianmu. Aku tak tahu,


Anastasia. Aku tak pernah mengalungi leher
seseorang."

369
Oh ... haruskah aku terkejut dengan kata-katanya ini?
Aku hanya tahu sedikit sekali tentang adegan .... aku
tak tahu.

"Apakah kau pernah diikat lehermu?" Bisikku.

"Ya."

"Oleh Mrs. Robinson?"

"Mrs. Robinson!" Dia tertawa keras, bebas, dan dia


terlihat begitu muda dan riang, kepalanya
menengadah, gelak tawanya menular.

Aku menyeringai balik ke arahnya.

"Aku akan bercerita padanya apa yang kau katakan,


dia akan menyukainya."

"Kau masih sering bicara dengannya?" Aku tak bisa


menyimpan nada suaraku yang terkejut.

"Ya." Dia serius sekarang.

Oh ... dan sebagian dari diriku tiba-tiba cemburu -


Aku terganggu dengan kedalaman perasaanku.

"Oh, begitu." Suaraku keras. "Jadi kau memiliki


seseorang untuk bisa mendiskusikan alternatif gaya
hidupmu, tapi aku tak diijinkan."

Dia mengernyit.

370
"Aku rasa aku tak pernah memikirkannya seperti itu.
Mrs. Robinson adalah bagian dari gaya hidup itu. Aku
bilang, dia adalah teman baik sekarang. Jika kau
mau, aku bisa memperkenalkanmu ke salah satu
mantan sub-ku, kau bisa ngobrol dengannya."

Apa? Apa dia sengaja mencoba membuatku marah?

"Apa ini ide dari leluconmu?

"Tidak, Anastasia." Dia bingung saat ia


menggelengkan kepalanya dengan sungguh-sungguh.

"Tidak - aku akan melakukan hal itu sendiri, terima


kasih banyak," Aku membentaknya, menarik selimut
sampai ke daguku.

Dia menatapku, seperti terkejut.

"Anastasia, aku ..." Aku pikir dia kehilangan kata-


kata untuk pertama kalinya, "Aku tak bermaksud
menyinggung perasaanmu."

"Aku tak tersinggung. Aku ketakutan."

"Ketakutan?"

"Aku tak ingin berbicara dengan salah satu mantan


pacarmu ... budak ... sub ... atau apa pun kau
memanggil mereka."

371
"Anastasia Steele - apa kau cemburu?"

Mukaku memerah.

"Apakah kau akan menginap?"

"Aku punya acara pertemuan sarapan besok pagi di


Heathman. Selain itu, aku katakan, aku tak tidur
dengan pacar, budak, sub, atau siapa pun. Jumat dan
Sabtu malam adalah pengecualian.

Itu tak akan terjadi lagi." Aku bisa mendengar tekad


di balik suara seraknya yang lembut.

Aku mengerutkan bibir padanya.

"Aku lelah sekarang."

"Apakah kau mengusirku keluar?" Dia mengangkat


alisnya padaku, geli dan sedikit kecewa.

"Ya."

"Nah itu untuk pertama kali yang lain." Dia


menatapku curiga. "Jadi tak ada yang ingin kau
diskusikan sekarang? Tentang perjanjian itu."

"Tidak" jawabku kesal.

"Ya Tuhan, aku akan suka memberimu tempat


sembunyi yang bagus. Kau akan merasa jauh lebih
baik, begitu juga aku."

372
"Kau tak bisa mengatakan hal-hal seperti itu ... aku
belum menandatangani apa pun."

"Seorang pria bisa bermimpi, Anastasia." Dia


membungkuk dan memegang daguku.

"Rabu?" Bisiknya, dan dia menciumku ringan di


bibirku.

"Rabu," aku setuju. "Aku akan mengantarmu keluar.


Jika kau memberiku satu menit." Aku bangun dan
mengambil t-shirt, mendorong dia yang menutupi
jalanku. Geli dan enggan, ia bangkit dari tempat
tidur.

"Tolong ambilkan celana trainingku."

Dia mengambil dari lantai dan memberikannya


padaku.

"Ya, nona." Dia berusaha untuk menyembunyikan


senyumnya tapi tak berhasil.

Aku menyempitkan mataku padanya saat aku


menyelipkan celanaku keatas. Rambutku sangat
mengerikan dan aku tahu aku harus menghadapi
interogasi Katherine Kavanagh setelah dia pergi.
Mengambil pita rambut, aku berjalan ke pintu kamar
tidurku, membukanya sedikit memeriksa Kate. Dia
tak di ruang tamu. Aku dapat mendengar dia sedang
menelepon di kamarnya. Christian mengikutiku

373
keluar. Saat berjalan dari kamar tidur ke pintu
depan, pikiran dan perasaanku berubah surut. Aku
tak lagi marah padanya, aku tiba-tiba merasa sangat
pemalu. Aku tak ingin dia pergi. Untuk pertama
kalinya, aku berharap dia - normal - menginginkan
hubungan normal yang tak perlu perjanjian sepuluh
halaman segala, flogger, dan karabiner di langit-langit
ruang bermain itu.

Aku membukakan pintu dan menunduk menatap


tanganku. Ini pertama kalinya aku berhubungan
intim di rumahku, dan setelah selesai aku pikir itu
cukup bagus. Tapi sekarang aku merasa seperti
wadah - sebuah wadah kosong yang diisi sesuai
dengan keinginannya. Bawah sadarku menggeleng.

Kau ingin berlari ke Heathman untuk berhubungan


intim - kau menyerah dengan cepat. Dia menyilangkan
tangan dan ketukan kakinya dengan pandangan yang
mengatakan apa-yang-kau-keluhkan di wajahnya.
Christian berhenti di ambang pintu dan meremas
daguku, memaksa mata untuk menatapnya. Alisnya
berkerut sedikit.

"Kau baik-baik saja?" Tanya dia lembut sebagai ibu


jarinya membelai ringan bibir bawahku.

"Ya." Aku berusaha menjawab jujur tapi aku tak


yakin. Aku merasa terjadi pergeseran pola pikir. Aku
tahu bahwa jika aku melakukan hal ini dengan dia,
aku akan terluka. Dia tak sanggup, untuk tertarik,
atau bersedia untuk memberikankan aku lebih ... dan

374
aku ingin lebih. Lebih banyak lagi. Aku merasakan
gelombang kecemburuanku hanya beberapa menit
lalu memberitahuku bahwa aku memiliki perasaan
yang lebih dalam padanya daripada aku telah akui
pada diriku sendiri.

"Rabu," dia menegaskan, dan ia mencondongkan


tubuh dan mencium lembut. Ada suatu perubahan
saat dia menciumku, bibirnya menjadi lebih
mendesak bibirku, tangannya bergerak naik dari
daguku dan dia memegang sisi kepalaku, tangannya
yang lain di sisi lain. Napasnya menjadi cepat. Ia
memperdalam ciuman sambil bersandar ke dalam
diriku. Aku meletakkan tanganku di lengannya.

Aku ingin meremas rambutnya, tapi aku


menahannya, karena tahu bahwa dia tak akan
menyukainya. Dahinya bersandar dibibirku, mata
tertutup, suaranya tegang.

"Anastasia," bisiknya. "Apa yang kau lakukan


padaku?"

"Aku bisa mengatakan hal yang sama padamu,"


bisikku kembali.

Sambil mengambil napas dalam-dalam, dia mencium


keningku kemudian pergi. Dia menyusuri jalan
menuju mobilnya, dia berjalan sambil mengacak- acak
rambutnya. Dia mendongak saat membuka pintu
mobilnya, dia tersenyum mempesona. Aku membalas
dengan senyum lemah, benar-benar terpesona

375
padanya, dan aku diingatkan sekali lagi dari Icarus
terbang terlalu dekat dengan Matahari. Aku menutup
pintu depan saat dia naik ke dalam mobil sporty-nya.
Aku jadi ingin menangis, sebuah nada melankolis
sedih dan kesepian yang menggenggam bulat hatiku.
Bergegas kembali ke kamarku, aku menutup pintu
dan bersandar mencoba untuk menguraikan
perasaanku. Aku tak bisa. Merosot ke lantai, aku
meletakkan kepala di tanganku saat air mataku
mulai mengalir.

Kate mengetuk lembut.

"Ana?" Bisiknya. Aku membuka pintu. Dia


mengamatiku sebentar dan segera memelukku.

"Ada yang salah? Apa yang dilakukan bajingan


tampan yang menyeramkan itu?"

"Oh Kate, bukannya aku tak menginginkan dia."

Dia menarikku ke tempat tidurku dan kami duduk.

"Rambutmu mengerikan sehabis seks."

Meskipun hatiku sedih, aku tertawa.

"Itu seks yang menyenangkan, tak mengerikan sama


sekali."

Kate tersenyum.

376
"Begitu lebih baik. Tapi kenapa kau nangis? Kau tak
pernah menangis." Dia mengambil sisirku dari meja
samping, dan duduk di belakangku, sangat perlahan
mulai menyisir keluar bundelan rambutku.

"Aku hanyaberpikir hubungan kita tak akan


berlanjut." Aku menatap jari-jariku.

"Kupikir kau bilang akan bertemu dengannya pada


hari Rabu?"

"Yah, itulah rencana awal kami."

"Jadi, kenapa dia muncul di sini hari ini?"

"Aku mengirim dia email."

"Meminta dia untuk mampir?"

"Bukan, aku bilang tak ingin melihat dia lagi."

"Dan dia muncul? Ana, itu jenius."

"Sebenarnya itu hanya lelucon."

"Oh. Sekarang aku benar-benar bingung."

Dengan sabar, aku menjelaskan sekilas dari emailku


tapi tidak mendetail.

"Jadi kau pikir dia akan membalas melalui email."

377
"Ya."

"Tapi dia malah muncul di sini."

"Ya."

"Aku bisa katakan dia benar-benar terpesona


padamu."

Aku mengerutkan kening. Christian, terpesona


padaku? Tak mungkin. Dia hanya mencari mainan
baru yang cocok sehingga dia bisa tiduri dan
melakukan hal-hal yang buruk. Hatiku mengencang
sangat menyakitkan.

Ini adalah kenyataan.

"Dia datang ke sini untuk meniduriku, itu saja."

"Siapa bilang asmara sudah mati?" bisiknya ngeri.


Aku telah mengejutkan Kate. Aku tak berpikir bahwa
itu mungkin. Aku mengangkat bahu meminta maaf.

"Dia menggunakan seks sebagai senjata."

"Menidurimu sampai kau menyerah?" Dia menggeleng


tak setuju. Aku berkedip cepat padanya, dan
perasaanku malu menyebar ke seluruh wajahku. Oh
... sangat akurat, Katherine Kavanagh, wartawan
pemenang hadiah Pulitzer.

"Ana, aku tak mengerti, kau membiarkan saja dia

378
bercinta denganmu?"

"Bukan Kate, kami tidak bercinta - kami hanya


berhubungan intim - terminologi Christian. Dia tak
melakukan atas nama cinta."

"Aku tahu ada sesuatu yang aneh tentang dia. Dia


memiliki masalah komitmen."

Aku mengangguk, seakan setuju. Dalam hati, aku


merana. Oh Kate ... aku berharap aku bisa
mengatakan padamu semuanya, segala sesuatu
tentang pria yang aneh, sedih, rumit ini dan kau bisa
memberitahuku untuk melupakannya.
Menghentikanku untuk menjadi orang bodoh.

"Aku rasa itu semua sedikit berlebihan," bisikku. Itu


adalah pernyataan tahun ini. Karena aku tak ingin
bicara tentang Christian lagi, aku bertanya tentang
Elliot. Katherine langsung berubah sikap hanya
menyebutkan namanya, ia menyala dari dalam,
berseri-seri padaku.

"Dia akan datang Sabtu pagi untuk membantu


memindahkan barang-barang kita." Dia memeluk
sikat rambut, dia sangat jatuh cinta padanya, dan
samar-samar perasaan iri menikamku. Kate telah
menemukan seorang pria normal, dan dia terlihat
begitu bahagia.

Aku berbalik dan memeluknya.

379
"Oh, aku mau ngomong. Ayahmu menelepon saat kau
sedang berada ... err..sibuk. Rupanya Bob mengalami
sedikit cedera, jadi ibumu dan dia tak bisa datang
pada acara wisuda. Tapi ayahmu akan berada di sini
hari Kamis. Dia ingin kau meneleponnya."

"Oh ... ibuku tak pernah meneleponku. Apakah Bob


oke?"

"Ya. Telepon dia besok pagi. Sekarang sudah larut."

"Terima kasih, Kate. Aku baik-baik saja sekarang.


Aku juga akan menelepon Ray besok pagi. Aku pikir
aku hanya pingin tidur." Dia tersenyum, tapi matanya
berkerut penuh keprihatinan.

Setelah dia pergi, aku duduk dan membaca perjanjian


lagi, meneruskan membuat catatan lagi. Ketika aku
selesai, aku nyalakan laptop, siap untuk menanggapi.

Ada email dari Christian di inbox-ku.

Dari: Christian Grey


Perihal: Malam ini
Tanggal: 23 Mei 2011 23:16
Kepada: Anastasia Steele

Miss Steele aku menantikan catatanmu untuk


perjanjian itu.
Sebelum itu, tidurlah yang nyenyak sayang.

Christian Grey

380
CEO, Grey Enterprises Holdings Inc

Dari: Anastasia Steele


Perihal: Masalah
Tanggal: 24 Mei 2011 00:02
Kepada: Christian Grey

Dear Mr. Grey

Ini adalah daftar masalahnya. Aku berharap bisa


mendiskusikannya lebih lengkap saat makan malam
pada hari Rabu.

Pasal nomer:

2: Tak yakin mengapa hal ini semata-mata untuk


keuntungan-KU - yaitu untuk mengeksplorasi
sensualitas-KU dan batas-batasnya. Aku yakin aku
tak perlu perjanjian sepuluh halaman untuk
melakukan itu! Tentunya ini untuk kepentingan-MU.

4: Sebagaimana kau tahu kau satu-satunya pasangan


seksualku. Aku bukan pemakai obat terlarang, dan
aku tak pernah transfusi darah. Aku mungkin aman.
Bagaimana denganmu?

8: Aku dapat berhenti setiap saat jika aku berpikir


kau tak berpegang pada batas yang disepakati. Oke -
Aku suka ini.

381
9: Mematuhi perintahmu dalam segala hal? Menerima
tanpa ragu mengenai disiplinmu? Kita perlu bicara
tentang hal ini.

11: Satu bulan masa percobaan. Bukan tiga.

12: Aku tak bisa melakukan setiap akhir pekan. Aku


punya kehidupan, atau akan memilikinya. Mungkin
tiga dari empat minggu?

15.2: Menggunakan tubuhku seperti yang kau anggap


cocok secara seksual atau lainnya - silahkan
mendefinisikan "atau lainnya."

15.5: Seluruh pasal tentang disiplin. Aku tak yakin


aku ingin didera, dicambuk, atau hukuman fisik. Aku
yakin ini akan dianggap melanggar pasal 2-5. Dan
juga "karena alasan lain". Itu hanya berarti - dan kau
mengatakan padaku bahwa kau tidak sadis.

15.10: Seperti meminjamkanku pada orang lain tak


pernah akan menjadi pilihan. Tapi aku senang ada di
sini hitam diatas putih.

15.14: Peraturan. Lebih banyak nantinya.

15.19: Menyentuh diri sendiri tanpa izinmu. Apa


masalahnya dengan ini? Kau tahu aku juga tak
melakukannya.

15.21: Disiplin - Silakan lihat butir 15.5 di atas.

382
15.22: Aku tak bisa menatap matamu? Mengapa?

15,24: Mengapa aku tak bisa menyentuhmu?

Peraturan:

Tidur - Aku akan setuju sampai 6 jam. Makanan -


Aku tidak makan makanan dari daftar yang
ditentukan. Daftar makanan aku yang memutuskan -
atau perjanjian batal. Pakaian - selama aku hanya
mengenakan pakaian darimu saat aku bersamamu ...
oke. Fitness - Kita sepakat 3 jam, ini masih
mengatakan 4 jam.

Batas lunak:

Bisakah kita melalui semua ini? Tak ada Fisting


apapun. Apa suspensi itu? Klem kelamin – Kau pasti
bercanda padaku.

Tolong beritahu rencana hari Rabu? Aku bekerja


sampai jam 05:00 sore hari itu.

Selamat malam.

Ana

Dari: Christian Grey


Perihal: Malam ini
Tanggal: 24 Mei 2011 00:07
Kepada: Anastasia Steele

383
Nona Steele
Itu daftar yang panjang. Mengapa kau masih
terbangun?

Christian Grey
CEO, Grey Enterprises Holdings Inc

Dari: Anastasia Steele


Perihal: Bekerja sampai larut malam
Tanggal: 24 Mei 2011 00:10
Kepada: Christian Grey

Sir
Jika kau ingat aku sudah menulis daftar itu, ketika
aku terganggu dan ditiduri oleh seseorang gila kontrol
yang lewat.
Selamat malam.

Ana

Dari: Christian Grey


Perihal: Berhenti bekerja sampai larut malam
Tanggal: 24 Mei 2011 00:12
Kepada: Anastasia Steele

PERGILAH TIDUR ANASTASIA.

Christian Grey
CEO & Gila kontrol, Grey Enterprises Holdings Inc

384
Oh ... berteriak dengan huruf besar! Aku mematikan.
Bagaimana dia bisa mengintimidasiku saat dia berada
enam mil jauhnya?

Aku menggelengkan kepala. Hatiku masih berat, aku


naik ke tempat tidur dan langsung jatuh tertidur
dengan gelisah.

385
Keesokan harinya, aku menelepon ibuku setelah
pulang dari kerja. Hari ini cukup santai di Clayton,
membuatku jadi banyak waktu untuk berpikir. Aku
gelisah, gugup tentang konfrontasi-ku dengan Tuan
Gila Kontrol besok, dan di bagian belakang pikiranku
khawatir mungkin aku terlalu negatif menanggapi
perjanjian itu. Mungkin dia mau berkompromi.

Dengan sangat menyesal ibuku minta maaf karena


tak bisa hadir pada saat acara wisudaku. Bob terkilir
di sendi kakinya sehingga jalannya terpincang-
pincang. Jujur saja, dia adalah orang yang gampang
celaka seperti aku. Diperkirakan dia bisa cepat
sembuh, asalkan beristirahat total, dan ibuku harus
menjaganya.

" Ana sayang, aku sangat menyesal," ibuku merengek


di telepon.

"Ma, tak apa-apa. Ray yang akan hadir disana."

"Ana, dari nada suaramu, sepertinya kamu lagi


bingung - apa kau baik-baik saja, sayang?"

"Ya, Ma," Oh seandainya kau tahu. Aku telah bertemu


dengan seorang pria menjijikkan, kaya dan dia ingin
memiliki hubungan seksual yang ganjil dan aneh, di
mana aku tak berhak mengatakan hal itu.

"Apa kau sudah bertemu seseorang?"

"Tidak, Ma." Sekarang aku merasa sangat tidak

386
nyaman dengan pembicaraan ini.

"Oke, sayang, aku merasa sangat menyesal, tentang


hari Kamis besok. Aku mencintaimu ... kau tahu itu
sayang?"

Aku memejamkan mata, kata-kata yang sangat


berharga memberiku sebuah cahaya yang hangat di
dalam hatiku.

"Aku juga sayang padamu, Ma. Salam buat Bob, dan


aku berdoa semoga dia cepat sembuh."

"Akan kusampaikan. Sampai ketemu lagi sayang."

"Sampai ketemu lagi, ma."

Aku diam sesaat di kamar tidurku setelah menelepon.


Iseng-iseng, aku beralih menyalakan laptop dan
membuka program email. Ada email dari Christian
dikirim saat larut malam atau sangat pagi sekali,
tergantung pada sudut pandangmu. Jantungku
langsung melonjak, dan aku mendengar darah
memompa ke telingaku. Sial ... mungkin dia bilang
tidak - itu saja - mungkin dia membatalkan makan
malam. Pikiran ini sangatlah menyakitkan. Aku
menolak pikiran itu dengan cepat dan membuka
email.

Dari: Christian Grey


Perihal: Masalah-mu

387
Tanggal: 24 Mei 2011 01:27
Untuk: Anastasia Steele

Dear Miss Steele


Setelah aku memeriksa lebih menyeluruh dari
masalah keberatanmu, mungkin aku menjelaskan
pada perhatianmu tentang definisi dari submisiv.
submisiv [suhb-mis-iv] – kata sifat
1. cenderung atau siap untuk menyerah; tidak
melawan atau penurut yang rendah hati: hamba
submisiv.
2. ditandai oleh atau dengan menunjukkan
kepatuhan: sambutan seorang submisiv.
Berasal dari tahun: 1580-90; submiss +-ive
Sinonim: 1. penurut, patuh, lembut, setuju. 2. pasif,
pasrah, sabar, penurut, jinak, tenang.
Antonim: 1. memberontak, bandel.
Silahkan sayang pikirkan ini untuk pertemuan kita
pada hari Rabu.

Christian Grey
CEO, Grey Enterprises Holdings Inc.

Perasaanku jadi lega. Setidaknya dia bersedia untuk


membahas keberatanku, dan dia masih ingin bertemu
besok. Setelah berpikir sejenak, aku menjawab.

Dari: Anastasia Steele


Perihal: Masalah-ku ... Bagaimana dengan Masalah-
mu?

388
Tanggal: 24 Mei 2011 18:29
Untuk: Christian Grey

Sir
Tolong perhatikan tahun asalnya: 1580-90. Dengan
segala hormat, Sir, aku mengingatkan sekarang
tahun 2011. Kita sudah melewati perjalanan panjang
sejak saat itu.
Perkenankan aku menawarkan definisi untuk kau
pertimbangkan pada saat pertemuan kita:
kompromi [kom-pro-mi] – kata benda
1. perbedaan diselesaikan dengan damai; kesepakatan
dicapai dengan menyesuaikan perbedaan atau
pernyataan, prinsip yang berlawanan, dll, dengan
memodifikasikan sesuai kebutuhan.
2. Merupakan hasil dari semacam penyelesaian.
3. Merupakan penengah antara hal yang berbeda:
Membagi perbedaan antara rumah peternakan dan
rumah bertingkat.
4. sebuah pemahaman yang membahayakan, seperti
reputasi; terkena bahaya, kecurigaan, dll: sebuah
kompromi dari salah seseorang yang mempunyai
integritas.

Ana

Dari: Christian Grey


Perihal: Bagaimana dengan Masalah-ku?
Tanggal: 24 Mei 2011 18:32
Untuk: Anastasia Steele

389
Seperti biasa, pemaparan yang bagus, Miss Steele.
Aku akan menjemput dari apartemenmu besok jam
7:00.

Christian Grey
CEO, Grey Enterprises Holdings Inc

Dari: Anastasia Steele


Perihal: Tahun 2011 - Perempuan Bisa Mengemudi
Tanggal: 24 Mei 2011 18:40
Untuk: Christian Grey

Sir
Aku punya mobil. Aku bisa mengemudi.
Aku lebih suka untuk bertemu di suatu tempat.
Di manakah aku harus bertemu denganmu?
Di hotelmu pada jam 7:00?

Ana

Dari: Christian Grey


Perihal: Remaja Putri Yang Bandel
Tanggal: 24 Mei 2011 18:43
Untuk: Anastasia Steele

Dear Miss Steele


Aku mengacu pada emailku tanggal 24 Mei 2011
dikirim pada 01:27 dan definisinya sudah mencakup
di dalamnya.
Apa kau pernah berpikir kau akan bisa melakukan

390
apa yang diperintahkan?

Christian Grey
CEO, Grey Enterprises Holdings Inc

Dari: Anastasia Steele


Perihal: Pria Yang Keras Kepala
Tanggal: 24 Mei 2011 18:49
Untuk: Christian Grey

Mr Grey
Aku ingin mengemudi.
Aku mohon.

Ana

Dari: Christian Grey


Perihal: Pria Yang Jengkel
Tanggal: 24 Mei 2011 18:52
Untuk: Anastasia Steele

Baik.
Aku di hotel pada jam 7:00.
Kita ketemu di Marble Bar.

Christian Grey
CEO, Grey Enterprises Holdings Inc

Dia bahkan pemarah di email. Apa dia tak mengerti

391
bahwa aku mungkin perlu melarikan diri dengan
cepat? Bukan berarti Beetle-ku bisa berlari cepat ...
tapi tetap saja aku perlu sarana untuk melarikan diri.

Dari: Anastasia Steele


Perihal: Pria Yang Tidak Begitu Keras Kepala
Tanggal: 24 Mei 2011 18:55
Untuk: Christian Grey

Terima kasih.

Ana x

Dari: Christian Grey


Perihal: Wanita Menjengkelkan
Tanggal: 24 Mei 2011 18:59
Untuk: Anastasia Steele

Sama-sama.

Christian Grey
CEO, Grey Enterprises Holdings Inc

Aku menelepon Ray, untungnya dia lagi nonton


permainan Sounders melawan tim sepak bola dari
Salt Lake City, jadi percakapan kami berjalan dengan
singkat. Dia akan mengendarai mobilnya pada hari
Kamis untuk menghadiri acara wisudaku. Setelah itu
dia ingin mengajakku keluar untuk makan bersama.

392
Hatiku melambung berbicara dengan Ray, dan
segumpal benjolan besar mengikat di dalam
tenggorokanku. Dia menyayangiku selama hubungan
romantisnya dengan ibuku yang naik turun. Kami
memiliki hubungan spesial yang terus aku jaga.
Meskipun dia ayah tiriku, dia selalu memperlakukan
aku sebagai anaknya, dan aku tak sabar untuk
melihatnya. Sudah terlalu lama. Ketenangannya
adalah apa yang kubutuhkan dan kurindukan
sekarang ini. Mungkin aku bisa melepas kerinduanku
saat bertemu Ray besok.

Kate dan aku sedang konsentrasi pada pengepakan,


kita berbagi sebotol anggur merah murahan. Ketika
aku akhirnya pergi tidur, setelah hampir selesai
melakukan pengepakan di kamarku, aku merasa lebih
tenang. Semua kegiatan fisik ini akhirnya bisa
mengalihkan perhatianku, dan aku lelah. Aku ingin
tidur nyenyak. Aku meringkuk di tempat tidur dan
aku langsung tertidur.

Paul kembali dari Princeton sebelum dia berangkat ke


New York untuk memulai magang di bagian
keuangan suatu perusahaan. Dia terus mengikuti
sepanjang waktu saat aku sibuk di toko, memintaku
untuk berkencan. Ini menjengkelkan.

"Paul, untuk keseratus kalinya, aku ada kencan


malam ini."

"Tidak, kau tidak pernah, kau mengatakan itu hanya


untuk menghindariku. Kau selalu menghindariku."

393
Ya ... kau pasti berpikir kau sudah menangkap isyarat
itu.

"Paul, aku tidak pernah berpikir itu adalah ide yang


baik untuk kencan dengan saudara bos."

"Hari Jumat adalah hari terakhirmu disini. Besok kau


sudah tak bekerja lagi."

"Dan aku akan berada di Seattle pada hari Sabtu dan


kau akan tinggal di New York. Toh jika kita mencoba,
kita tak bisa berhubungan jarak jauh. Selain itu, aku
memang punya kencan malam ini."

"Dengan José?"

"Bukan."

"Lalu siapa?"

"Paul ... oh." Aku mendesah putus asa. Dia tidak akan
berhenti sampai aku menjawab. "Christian Grey." Aku
tak boleh membuat nada suaraku jadi jengkel. Tapi
itu hanya tipuan. Mulut Paul terbuka, dan melongo
padaku, bisu. Hmm - bahkan menyebut namanya saja
membuat orang jadi bungkam.

"Kau punya kencan dengan Christian Grey," akhirnya


dia berkata, setelah rasa terkejutnya hilang.
Ketidakpercayaan jelas dalam nada suaranya.

394
"Ya."

"Aku mengerti." Paul jelas-jelas kecewa, tertegun


bahkan, dan bagian yang sangat kecil membenci
bahwa dia harus menemukan kejutan. Dewi batinku
juga begitu. Dia memberi isyarat yang sangat tak
sopan dan tak menarik padanya dengan jari-jarinya.

Setelah itu, dia mengabaikanku, dan tepat pukul lima


aku secepatnya keluar dari pintu.

Kate meminjamkan dua gaun dan dua pasang sepatu


untuk malam ini dan untuk acara wisuda besok. Aku
berharap bisa merasa lebih antusias tentang gaun ini
tapi pakaian bukanlah kesukaanku. Jadi apa
kesukaanmu, Anastasia? Christian yang lembut
berbicara menghantui pertanyaanku. Aku
menggelengkan kepala dan berusaha untuk
memadamkan kegelisahanku, aku memutuskan gaun
ketat berwarna plum untuk malam ini. Gaun ini
terlihat sopan dan profesional - bagaimanapun, aku
akan menegosiasikan perjanjian.

Aku mandi, mencukur kaki dan ketiak, mencuci


rambutku, dan kemudian menghabiskan waktu
setengah jam mengeringkan rambutku agar bisa jatuh
bergelombang lembut ke dada dan punggungku. Aku
menyisir ke satu sisi dari wajahku dan memakai
maskara dan lip-gloss. Aku jarang memakai make-up
- itu mengintimidasi-ku. Tidak satu pun dari
pahlawan sastraku harus berurusan dengan make-up
- mungkin aku akan tahu lebih banyak tentang hal

395
jika mereka memilikinya. Aku memakai gaun
berwarna plum dan sepatu hak tinggi yang cocok
dengan gaun itu, dan aku siap pada jam setengah
tujuh.

"Gimana?" Aku meminta pendapat Kate.

Dia tersenyum lebar.

"Wah, kau tampak mengagumkan, Ana." Dia


mengangguk dengan persetujuan. "Kau terlihat
seksi."

"Seksi! Aku bermaksud terlihat sopan dan


profesional."

"Itu juga, tapi yang paling penting terlihat seksi.


Gaun itu benar-benar cocok dengan warna kulitmu.
Menempel ketat ditubuhmu." Dia menyeringai.

"Kate!" Aku mengomelinya.

"Memang benar, Ana. Penampilanmu terlihat cocok.


Pertahankan gaun itu. Kau akan membuat dia
tunduk ditanganmu."

Aku menekan mulut dalam garis keras. Oh, kau salah


menilai tentang dia.

"Doakan aku ya."

"Kau membutuhkan keberuntungan untuk kencan?"

396
Alisnya mengerut, bingung.

"Ya, Kate."

"Kalau begitu - Semoga berhasil." Dia memelukku,


dan aku keluar dari pintu depan.

Aku harus mengemudi dengan kaki telanjang -


Wanda, Beetle-ku warna biru laut, tak bisa
dikendarai dengan memakai sepatu hak tinggi. Aku
sampai di luar Heathman pada pukul 6.58 tepat dan
menyerahkan kunci mobilku ke valet untuk diparkir.
Dia tampak curiga pada Beetle-ku, tapi aku
mengabaikannya. Mengambil napas dalam-dalam dan
batinku mengejek pangkal pahaku. Aku masuk ke
hotel.

Christian bersandar santai membelakangi bar, minum


segelas anggur putih. Dia mengenakan kemeja linen
putih seperti biasa, celana jeans hitam, dasi hitam,
dan jaket hitam. Rambutnya yang kusut seperti biasa.
Aku menghela napas. Tentu saja dia terlihat tampan.
Aku berdiri selama beberapa detik di pintu masuk
bar, menatap dia, mengagumi pemandangan. Dia luar
biasa tampan. Dia melirik, dengan gugup aku pikir,
ke arah pintu masuk dan diam saat dia melihatku.
Berkedip beberapa kali, kemudian dia tersenyum
culas, nakal, senyum seksi yang membuatku terdiam
dan meleleh. Berusaha untuk tidak menggigit bibirku,
aku melangkah maju, menyadari bahwa aku
Anastasia Steele yang kikuk, memakai sepatu hak
tinggi. Dia berjalan dengan anggun mendekatiku.

397
"Kau sangat mempesona," gumamnya sambil
membungkuk dan mencium pipiku singkat. "Gaun,
Miss Steele. Aku menyetujuinya." Menggenggam
tanganku, dia membawaku ke pojok yang terpisah
dan memberi isyarat kepada pelayan.

"Apa yang ingin kau minum?"

Aku langsung tersenyum rahasia saat aku duduk,


setidaknya dia bertanya dulu padaku.

"Aku mau seperti apa yang sudah kau pesan. Lihat!


Aku bisa bermain bagus dan berperilaku seperti
diriku sendiri.

Geli, dia memesan segelas Sancerre dan duduk di


depanku.

"Mereka punya gudang anggur yang sangat baik di


sini," katanya, memiringkan kepalanya ke satu sisi.

Menempatkan siku di meja, jari-jarinya menyentuh


bibirnya yang indah, mata abu-abunya menyala
dengan emosi yang tak bisa terbaca. Dan ada
....tarikan yang akrab dan getaran listrik dari dia,
menghubungkan suatu tempat di dalam diriku. Aku
bergerak tak nyaman di bawah tatapannya,
jantungku berdebar. Aku harus tetap tenang.

"Apakah kau gugup?" Tanyanya lembut.

398
"Ya."

Dia membungkuk ke depan.

"Aku juga," bisiknya penuh rahasia. Mataku terpaku


saat bertemu matanya. Dia tak pernah gugup.

Aku berkedip padanya, dan dia tersenyum miring


sangat menggemaskan ke arahku. Pelayan datang
membawa anggurku, piring kecil berisi bermacam-
macam kacang, dan satu lagi buah zaitun.

"Jadi, bagaimana kita akan membahas hal ini?" Aku


bertanya. "Menjelaskan setiap poin keberatanku satu
per satu?"

"Tak sabar seperti biasa, Miss Steele."

"Baik, aku bisa bertanya padamu mengenai apa


pendapatmu tentang cuaca hari ini?"

Dia tersenyum, dan mengambil buah zaitun. Dia


masukkan ke dalam mulutnya, dan mataku terpaku
di mulutnya, mulut itu sudah pernah.... semuanya
bagian tubuhku. Mukaku memerah.

"Aku pikir cuacanya tak istimewa hari ini," ia


menyeringai.

"Apakah kau menyeringai padaku, Mr. Grey?"

"Ya, Miss Steele."

399
"Kau tahu perjanjian ini secara hukum tak boleh
diterapkan."

"Aku sepenuhnya menyadari itu, Miss Steele."

"Apa kau akan menjelaskan setiap point


keberatanku?"

Dia mengerutkan kening.

"Kau mengira aku memaksamu pada sesuatu yang


tidak ingin kau melakukan, dan kemudian
beranggapan bahwa secara hukum aku akan
menguasaimu?"

"Ya ...."

"Apa kau tidak berpikir untuk menghargaiku sama


sekali?"

"Kau belum menjawab pertanyaanku."

"Anastasia, tak peduli apa itu legal atau tidak. Ini


merupakan pengaturan yang ingin aku buat
denganmu - apa yang kuinginkan dari dirimu dan apa
yang dapat kau harapkan dari diriku. Jika kau tak
menyukainya, maka jangan menandatangani. Jika
kau sudah menandatangani, dan kemudian
memutuskan kau tidak suka, ada pasal yang
menyebutkan bahwa kau bisa pergi meninggalkanku.
Bahkan jika itu mengikat secara hukum, apa kau

400
pikir aku akan menyeretmu ke pengadilan jika kau
memutuskan untuk lari?"

Aku meneguk banyak anggurku. Bawah sadarku


menepuk bahuku dengan keras. Kau harus menjaga
kecerdasanmu. Jangan minum terlalu banyak.

"Hubungan seperti ini dibangun di atas kejujuran dan


kepercayaan," dia melanjutkan. "Jika kau tidak
percaya padaku untuk mengetahui bagaimana aku
mempengaruhimu, seberapa jauh aku bisa
melakukannya denganmu, seberapa jauh aku bisa
mengambilmu - jika kau tak bisa jujur denganku,
maka kita benar-benar tak bisa melakukan ini."

Oh, kita telah memangkas pengejaran itu dengan


cepat. Seberapa jauh dia bisa mengambilku. Sialan.
Apa artinya itu?

"Jadi cukup sederhana, Anastasia. Apa kau percaya


padaku atau tidak?" Matanya membara. "Apa kau
memiliki diskusi yang seperti ini dengan um ... lima
belas itu?"

"Tidak"

"Mengapa tidak?"

"Karena mereka semua sudah submisiv. Mereka tahu


apa yang mereka butuhkan dari hubungan denganku
dan umumnya apa yang aku harapkan. Dengan
mereka, itu hanya mengenai soal batas lunak, rincian

401
seperti itu."

"Apa ada toko yang kau tuju? Seperti submisiv R Us?"

Dia tertawa.

"Tidak seperti itu."

"Lalu bagaimana?"

"Apa itu yang ingin kau bahas? Atau kita harus


membahas pada pokok masalah? Keberatanmu,
seperti yang kaukatakan."

Aku menelan ludah. Apa aku percaya padanya? Apa


ini semua bermuara pada - kepercayaan? Tentu
seharusnya menjadi dua arah. Aku ingat dia sangat
kesal saat aku menelepon José.

"Apakah kau lapar?" Ia bertanya, mengalihkan


perhatian dari pikiranku.

Oh tidak ... makanan.

"Tidak."

"Apa kau makan hari ini?"

Aku menatapnya. Jujur ... sialan, dia tak akan


menyukai jawabanku.

"Tidak" suaraku pelan.

402
Dia menyempit matanya.

"Kau harus makan, Anastasia. Kita bisa makan di sini


atau di kamarku. Kau pilih yang mana?"

"Aku pikir kita harus tinggal di depan umum, daerah


yang netral."

Dia tersenyum sinis.

"Apa kau berpikir bisa menghentikanku?" Katanya


lembut, sebuah peringatan sensual.

Mataku melebar, dan aku menelan lagi.

"Aku berharap demikian."

"Ayo, aku sudah memesan ruang yang lebih pribadi."


Dia tersenyum padaku penuh rahasia dan berdiri,
menggenggam tanganku.

"Bawa anggurmu," bisiknya.

Bertumpu di tangannya, aku bergeser keluar dan


berdiri di sampingnya. Dia melepaskanku, dan
tangannya meraih sikuku. Dia memimpinku kembali
melewati bar dan menaiki tangga besar ke lantai
mezzanine. Seorang pemuda berseragam Heathman
mendekati kami.

"Mr. Grey, lewat sini, sir."

403
Kami mengikutinya dan sampai di ruangan yang lebih
pribadi tempat duduknya sangat mewah. Hanya
sebuah meja terpisah. Ruangan yang kecil tapi
mewah. Di bawah sebuah lampu gantung berkilauan,
taplak meja dari kain linen berkanji, gelas kristal,
sendok garpu perak, dan karangan bunga mawar
putih. Sangat kuno, ruang berdinding kayu
keindahannya sudah tak asli. Pelayan menarik kursi
untukku, dan aku duduk. Ia menempatkan serbet di
pangkuanku. Christian duduk di depanku. Aku
mengintip ke arahnya. "Jangan menggigit bibirmu,"
Bisiknya.

404
Aku mengerutkan kening. Sialan. Aku bahkan tak
sadar jika aku melakukannya.

"Aku sudah memesan makanannya. Aku harap kau


tak keberatan."

Terus terang, aku lega, aku tak yakin aku bisa


membuat keputusan lebih lanjut.

"Tidak, itu bagus," aku menyetujui.

"Ada baiknya untuk tahu bahwa kau bisa lebih


terbuka. Sekarang, sampai di mana kita tadi?"

"Pokok permasalahan." Aku meneguk banyak anggur


lagi. Ini benar-benar lezat. Christian Grey benar-
benar tahu tentang anggur yang enak. Aku teringat
terakhir meneguk anggur yang dia berikan di tempat
tidurku. Aku malu pada bayangan yang sangat
mengganggu itu.

"Ya, masalah keberatanmu." Tangannya merogoh ke


dalam saku jaket dan menarik keluar secarik kertas.
Email-ku.

"Ayat 2. Setuju. Hal ini untuk kepentingan kita


berdua. Aku akan merumuskan kembali."

Aku berkedip padanya. Sialan ... kita akan membahas


masing-masing poin satu per satu. Tapi aku tidak
begitu berani membahas langsung dengannya. Dia
terlihat begitu sungguh-sungguh. Aku menguatkan

405
diri dengan meneguk anggurku lagi. Christian terus
melanjutkan.

"Kesehatan seksualku. Semua pasanganku


sebelumnya harus menjalani tes darah, dan aku
selalu menjalani tes rutin setiap enam bulan untuk
menghindari semua risiko kesehatan yang kau
sebutkan. Semua tes terakhirku sangat jelas. Aku tak
pernah minum obat-obatan terlarang. Bahkan, aku
sangat tegas anti-narkoba. Aku punya kebijakan tak
akan mentoleransi yang berkaitan dengan obat-
obatan untuk semua karyawanku, dan aku bersikeras
untuk melakukan tes secara acak."

Wow ... seorang gila kontrol menjadi marah. Aku


berkedip padanya terkejut.

"Aku belum pernah melakukan transfusi darah. Apa


ini bisa menjawab pertanyaanmu?"

Aku mengangguk, tanpa ekspresi.

"Poin berikutnya sudah aku sebutkan sebelumnya.


Kau dapat pergi setiap saat, Anastasia. Aku tak akan
menghentikanmu. Jika kau ingin pergi, kiranya - itu
saja. Hanya supaya kau tahu."

"Oke," jawabku pelan. Jika aku ingin pergi, itu saja.


Mengherankan pikiran itu membuatku jadi
menyakitkan.

Pelayan datang dengan hidangan pertama kami.

406
Bagaimana mungkin aku bisa makan? Sialan - dia
memesan tiram di atas hamparan es.

"Aku harap kau suka tiram," suara Christian lembut.

"Aku belum pernah makan tiram." Sungguh.

"Benarkah? Nah." Dia mengambil satu. "Yang kau


lakukan hanya memegang ujungnya dan menelannya.
Aku pikir kau bisa melakukannya." Dia menatap
padaku, dan aku tahu apa yang dia maksud. Aku
tersipu memerah. Dia nyengir, menyemprotkan
airnya jeruk lemon ke tiram, dan memegang ujungnya
kemudian memasukkan ke dalam mulutnya.

"Hmm, lezat. Cita rasa laut," dia nyengir. "Cobalah,"


dia memberikan padaku.

"Jadi, aku tak perlu mengunyahnya?"

"Tidak, Anastasia, tak perlu." Matanya menyala


dengan humor. Dia tampak begitu muda seperti ini.
Aku menggigit bibir, dan ekspresinya langsung
berubah. Dia tampak tegang melihatku. Aku
mengulurkan tangan dan mengambil tiram
pertamaku. Oke ... begini tak apa-apa. Aku
menyemprotkan airnya jeruk lemon di atasnya dan
memegang ujungnya. Meluncur ke tenggorokan,
semua air laut, garam, bau tajam jeruk, dan kenyal ...
ooh. Aku menjilat bibirku, dan dia menatapku penuh
perhatian, matanya berkabut.

407
"Bagaimana?"

"Aku harus mencoba satu lagi," kataku datar.

"Gadis baik," katanya bangga.

"Apakah kau sengaja memilih ini? Bukankah tiram


terkenal dengan afrodisiak yang bisa meningkatkan
libido?" "Tidak, itu adalah makanan pertama di menu.
Aku tik perlu afrodisiak saat di dekatmu. Aku pikir
kau tahu itu, dan aku pikir kau bereaksi dengan cara
yang sama saat di dekatku," katanya singkat. "Jadi
sampai di mana kita?" Dia melirik email-ku saat aku
meraih tiram lain.

Dia bereaksi dengan cara yang sama. Aku bisa


mempengaruhi dia ... wow.

"Patuh padaku dalam segala hal. Ya, aku ingin kau


melakukan itu. Aku perlu kau melakukan itu. Anggap
saja sebagai bermain-peran Anastasia."

"Tapi aku khawatir kau akan menyakitiku."

"Menyakitimu yang bagaimana?"

"Secara fisik." Dan secara emosional.

"Apa kau benar-benar berpikir aku akan


melakukannya? Melampaui batasmu yang tidak bisa
kau terima?"

408
"Kau bilang kau telah menyakiti seseorang
sebelumnya."

"Memang, aku pernah. Tapi itu sudah lama."

"Bagaimana kau menyakiti mereka?"

"Aku menggantung mereka di langit-langit ruang


bermainku. Bahkan, itu adalah salah satu
pertanyaanmu.

Menggantung - Itu gunanya karabiner ada di ruang


bermain. Permainan tali. Salah satu tali diikat terlalu
kuat."

Aku mengangkat tanganku dan memohon dia untuk


berhenti.

"Aku tak perlu tahu lagi. Jadi kau tak akan


menggantungku?"

"Tidak jika kau benar-benar tak mau. Kau bisa buat


itu sebagai batas keras."

"Oke."

"Jadi tentang mematuhi, apa kau berpikir bahwa kau


bisa melakukannya?"

Dia menatapku dengan mata abu-abunya yang intens.

"Aku akan mencoba," bisikku.

409
"Bagus." Dia tersenyum. "Sekarang jangka waktu.
Satu bulan bukannya tiga bulan adalah waktu yang
terlalu singkat, terutama jika kau ingin akhir pekan
jauh dariku setiap bulan. Aku tik berpikir aku akan
bisa menjauh darimu untuk waktu yang lama. Aku
nyaris tak bisa mengendalikannya sekarang," ia
berhenti sejenak.

Dia tak bisa tinggal jauh dariku? Apa?

"Bagaimana kalau, satu hari selama satu akhir pekan


per bulan kau mendapatkan waktu untuk dirimu
sendiri - tapi aku mendapatkan malam pertengahan
minggu pada minggu itu?"

"Oke."

"Dan kumohon, mari kita coba selama tiga bulan. Jika


tiba-tiba kau tak menyukainya maka kau dapat pergi
kapan saja."

"Tiga bulan?" Aku merasa agak kecewa dengan


pendapatnya. Aku meneguk anggur cukup banyak
untuk mengobati kekecewaanku dan mengambil tiram
lain. Aku harus bisa belajar untuk menyukai ini.

"Mengenai kepemilikan, itu hanya istilah dan kembali


ke prinsip tentang mematuhi. Ini untuk membuatmu
berpikir dengan tepat, dan memahami dimana aku
berasal.

410
Dan aku ingin kau tahu bahwa begitu kau melewati
ambang batasku sebagai submisiv , aku akan
melakukan apa yang aku suka pada dirimu. Kau
harus menerima itu dengan rela. Itulah mengapa kau
harus percaya padaku.

Aku akan menidurimu, kapanpun, dengan cara


apapun, aku mau - di tempat mana pun aku mau. Aku
akan mendisiplinkanmu, karena kau pasti akan
gagal. Aku akan melatihmu untuk menyenangkanku.
Tapi aku tahu kau belum pernah melakukan ini
sebelumnya.

Pertama-tama, kita akan melakukannya pelan-pelan,


dan aku akan membantumu. Kita akan membangun
berbagai skenario. Aku ingin kau percaya padaku,
tapi aku tahu aku harus lebih dulu mendapatkan
kepercayaanmu. Dan aku akan melakukannya. Yang
'lainnya' - lagi itu untuk membantumu masuk ke
dalam pola pikir, itu bisa berarti apa saja."

Dia begitu bergairah, mempesona. Ini jelas obsesinya,


cara dia ... aku tak bisa mengalihkan pandangan dari
dia. Dia benar-benar menginginkan ini. Dia berhenti
berbicara dan menatapku.

"Masih denganku?" Bisiknya, suaranya lucu, hangat


dan menggoda. Ia meneguk anggurnya, menatapku
dengan tajam.

Pelayan muncul di pintu, dan Christian secara halus


mengangguk mengizinkan pelayan untuk

411
membersihkan meja kami.

"Apakah kau ingin anggur lagi?"

"Aku nanti akan menyetir."

"Mungkin air?"

Aku mengangguk.

"Air putih atau soda?"

"Soda, boleh."

Pelayan meninggalkan kita.

"Kau sangat tenang," bisik Kristen.

"Bicaramu sangat bertele-tele."

Dia tersenyum.

"Disiplin. Ada garis sangat tipis antara kenkmatan


dan rasa sakit Anastasia. Itu adalah dua sisi mata
uang yang sama, satu takkan ada tanpa yang lain.
Aku bisa menunjukkan padamu cara mendapatkan
rasa nyeri yang menyenangkan. Kau tak percaya
padaku sekarang, tapi ini adalah apa yang aku
maksud tentang kepercayaan. Akan ada rasa nyeri,
tapi aku yakin kau bisa menerimanya. Sekali lagi, ini
tentang kepercayaan. Apa kau percaya padaku, Ana?"

412
Ana!

"Ya, aku akan mencoba." Aku merespon secara


spontan, tanpa berpikir ... karena itu benar - aku
percaya padanya.

"Baik," dia tampak lega. "Sisanya hanya berupa


rincian."

"Rincian yang penting."

"Oke, mari kita bicara tentang ini juga."

Kepalaku mengambang dengan semua kata-katanya.


Aku seharusnya membawa mini disc-nya Kate supaya
aku bisa mendengarkan lagi. Ada begitu banyak
informasi, begitu banyak untuk diproses. Pelayan
muncul kembali dengan hidangan kami: ikan cod
hitam, asparagus, dan kentang tumbuk dengan saus
belanda. Aku tak pernah merasa kekurangan
makanan.

"Aku harap kau suka ikan," kata Christian ringan.

Saya menusuk makananku dan minum air sodaku.


Aku berharap itu anggur.

"Aturan. Mari kita bicara tentang itu. Makanan


adalah pembatal perjanjian?"

"Ya."

413
"Dapatkah aku mengubahnya untuk mengatakan
bahwa kau harus makan setidaknya tiga kali sehari?"

"Tidak." Aku tak akan mundur dalam hal ini. Tak ada
yang akan mendikte apa yang kumakan.

Bagaimana aku bercinta, boleh, tapi makan ... tidak,


tidak bisa.

Dia mengerutkan bibirnya.

"Aku perlu tahu bahwa kau tidak lapar."

Aku mengerutkan kening. Mengapa?

"Kau harus percaya padaku."

Ia menatap padaku selama beberapa saat, dan dia


rileks.

"Setuju, Miss Steele," katanya pelan. "Aku menyerah


mengenai makan dan tidur."

"Mengapa aku tak boleh menatapmu?"

"Itu hanya masalah tentang seorang


Dominan/submisiv. Kau akan terbiasa."

Maukah aku?

"Mengapa aku tak boleh menyentuhmu?"

414
"Karena kau tidak bisa."

Mulutnya membentuk garis keras kepala.

"Apakah karena Mrs. Robinson?"

Dia tampak bingung mendengar pertanyaanku.

"Kenapa kau berpikir begitu?" Dan segera dia


mengerti. "Kau pikir aku trauma karena dia?"

Aku mengangguk.

"Tidak Anastasia. Dia bukan alasannya. Selain itu,


Mrs. Robinson tidak akan menerima omong kosong itu
dariku."

Oh ... tapi aku harus. Aku cemberut.

"Jadi tak ada hubungannya dengan dia."

"Tidak Dan aku tak ingin kau menyentuh dirimu


sendiri."

Apa? Ah ya, pasal dilarang masturbasi.

"Penasaran saja ... mengapa?"

"Karena aku menginginkan semua kenikmatanmu,"


suaranya serak penuh tekad.

Oh ... aku tak punya jawaban untuk itu. Pada satu

415
tingkat itu tergantung disana bersama, 'Aku ingin
menggigit bibir itu', yang lain, itu begitu egois. Aku
mengernyit dan menggigit ikan cod, mencoba menilai
dalam hati kelonggaran apa yang bisa aku dapat.
Makanan, tidur, aku bisa menatap matanya. Dia akan
menerimanya dengan perlahan, dan kami belum
membahas tentang batas lunak. Tapi aku tidak yakin
aku bisa menghadapi lebih dari makanan.

"Aku sudah memberikan banyak hal untuk berpikir


bukan?"

"Ya."

"Apa kau ingin membahas batas lunak sekarang


juga?"

"Tidak saat makan malam."

Dia tersenyum.

"Mual?"

"Semacam itulah."

"Kau tak makan banyak."

"Aku sudah cukup."

"Tiga tiram, empat gigitan ikan cod, dan satu tangkai


asparagus, tak makan kentang, tak makan kacang,
tak makan buah zaitun, dan kau tak makan seharian.

416
Kau bilang aku bisa percaya padamu."

Astaga. Dia memberikan daftar rincian makanannya.

"Christian, tolong, tak setiap hari aku duduk


melakukan percakapan seperti ini."

"Aku membutuhkan engkau bugar dan sehat


Anastasia."

"Aku tahu."

"Dan sekarang, aku ingin mengupasmu keluar dari


gaun itu."

Aku menelan ludah. Mengupasku keluar dari gaun


Kate. Aku merasa ada tarikan di dalam perutku.
Ototku sekarang mencengkeram semakin akrab saat
mendengar kata-katanya. Tapi aku tak bisa memiliki
ini. Senjatanya yang paling ampuh, digunakan untuk
melawanku lagi. Dia begitu nyaman dengan seks -
bahkan aku sudah tahu ini.

"Aku berpikir itu bukan ide yang bagus," bisikku


pelan. "Kita belum makan makanan penutup."

"Kau ingin makanan penutup?" Dia mendengus.

"Ya."

"Kau bisa menjadi makanan pencuci mulut," bisiknya


penuh arti.

417
"Aku tak yakin aku cukup manis."

"Anastasia, kau nikmat dan manis. Aku tahu."

"Christian. Kau menggunakan seks sebagai senjata.


Itu benar-benar tak adil," bisikku, menatap tanganku,
dan kemudian menatap langsung padanya. Dia
mengangkat alis, terkejut, dan aku melihat dia
mempertimbangkan kata-kataku. Dia mengusap
dagunya sambil berpikir.

"Kau benar. Akan aku lakukan. Dalam hidupmu kau


menerapkan apa yang kau tahu, Anastasia. Ini tidak
mengubah betapa aku menginginkanmu. Di sini.
Sekarang."

Bagaimana dia bisa merayuku hanya dengan


suaranya? Aku sudah terengah-engah - darahku
memanas mengalir melalui pembuluh darahku,
kegelisahan menggelitikku.

"Aku ingin mencoba sesuatu," dia mengambil nafas.

Aku mengerutkan kening. Dia hanya membebaniku


dengan ide omong kosong untuk diolah pada saat ini.

"Jika kau adalah subku, kamu tak harus berpikir


tentang hal ini. Ini akan lebih mudah." Suaranya
lembut, menggoda. "Semua keputusan – dibelakang
semua proses berpikir sangat melelahkan - Ini hal
yang benar untuk dilakukan? Haruskah terjadi di

418
sini? Bisakah itu terjadi sekarang?

Kau tak perlu khawatir tentang detail itu. Itulah yang


aku lakukan sebagai Dom-mu. Dan sekarang, aku
tahu kau menginginkan aku, Anastasia."

Aku memperdalam kerutan. Bagaimana dia bisa


tahu?

"Aku bisa mengatakan karena ..."

Sialan dia menjawab pertanyaan tak terucapku. Apa


dia paranormal juga?

"... Tubuhmu memperlihatkan semuanya. Kau


menekan pahamu bersama-sama, Mukamu memerah,
dan tarikan napasmu berubah."

O, ini terlalu banyak.

"Bagaimana kau tahu tentang pahaku?" Suaraku


pelan, tak percaya. Ya ampun padahal pahaku di
bawah meja.

"Aku merasa taplak meja bergerak, dan tebakanku


dihitung berdasarkan bertahun-tahun pengalaman.
Bukankah aku benar?"

Mukaku memerah dan menunduk menatap tanganku.


Aku sangat terganggu oleh permainannya yang
menggoda.

419
Dia satu-satunya yang mengetahui dan memahami
aturan. Aku terlalu naif dan tak berpengalaman.
Lingkup referensiku hanyalah Kate, dan dia tak
pernah menerima omong kosong dari pria. Referensi
lainku adalah semua khayalan dari: Elizabeth
Bennett akan menjadi marah, Jane Eyre terlalu
takut, dan Tess akan menyerah, sama seperti aku.

"Aku belum selesai dengan codku."

"Kau lebih suka cod dingin dari pada aku?"

Aku tersentak sampai melotot kearahnya, dan mata


abu-abu peraknya membakar dan meleleh, dengan
kebutuhan yang meyakinkan.

"Kupikir kau suka aku menghabiskan makananku."

"Saat ini, Miss Steele, aku tidak peduli dengan


makananmu."

"Christian. Kau tak bertarung dengan adil."

"Aku tahu. Aku tak pernah melakukannya."

Dewi batinku merengut padaku. Kau dapat


melakukan ini, dia merayuku - mainkan dewa seks ini
pada permainannya sendiri. Bisaka aku? Oke. Apa
yang harus kulakukan? Kurangnya pengalamanku
seperti seekor albatros terbang disekitar leherku.

Mengambil asparagus, aku menatapnya dan

420
menggigit bibirku. Kemudian dengan sangat perlahan
meletakkan ujung asparagus dingin ke mulutku dan
menghisapnya.

Mata Kristen membelalak, dan aku menyadari itu.

"Anastasia. Apa yang kau lakukan?"

Saya menggigit ujungnya.

"Makan asparagusku."

Kristen bergeser di kursinya.

"Aku pikir kau bermain-main denganku, Miss Steele."

Aku berpura-pura merasa tak bersalah.

"Aku hanya menghabiskan makananku, Mr. Grey."

Tiba-tiba pelayan mengetuk dan tanpa diminta lalu


masuk. Dia melirik sebentar ke Christian, yang
mengerutkan kening padanya tapi kemudian
mengangguk, jadi pelayan itu membersihkan piring
kita. Kedatangan pelayan telah merusak mantra. Dan
aku mengambil momen berharga ini untuk
menjernihkan pikiranku. Aku harus pergi. Pertemuan
kami hanya akan berakhir dengan satu cara jika aku
menundanya, dan aku perlu batasan sehabis
melakukan percakapan yang begitu bersemangat.
Tubuhku sangat membutuhkan sentuhan pria itu,
pikiranku memberontak. Aku butuh jarak untuk

421
berpikir tentang semua yang dikatakannya. Aku
masih belum membuat keputusan, dan daya tarik
seksual dan kehebatannya tak membuatnya menjadi
lebih mudah.

"Apa kau ingin makanan penutup?" Christian


bertanya dengan sopan, tapi matanya masih
membara.

"Tidak, terima kasih. Aku rasa aku harus pulang."


Aku menatap tanganku.

"Pulang?" Dia tak bisa menyembunyikan


kekagetannya.

Pelayan buru-buru meninggalkan kami.

"Ya." Ini keputusan yang tepat. Jika aku tinggal di


sini, di kamar ini bersama dia, dia akan meniduriku.
Sengaja aku langsung berdiri. "Kami berdua akan
mengikuti upacara wisuda besok."

Christian berdiri secara otomatis, memperlihatkan


kesopanan.

"Aku tak ingin kau pergi."

"Tolong ... aku harus."

"Kenapa?"

"Karena kau telah memberiku begitu banyak hal

422
untuk dipertimbangkan ... dan aku perlu jarak."

"Aku bisa membuatmu tinggal," dia mengancam.

"Ya, kau pasti bisa, tapi aku tak ingin kau melakukan
itu."

Dia mengacak-acak rambutnya, sangat hati-hati


mengamatiku.

"Kau tahu, saat kau jatuh ke dalam kantorku, untuk


mewawancaraiku, yang bisa kau katakan adalah ya
sir, tidak sir.

Kupikir kau terlahir sebagai submisiv yang alami.


Tapi terus terang saja, Anastasia, aku tak yakin kau
memiliki sebuah tulang submisiv dalam tubuhmu
yang lezat." Dia bergerak perlahan ke arahku saat
berbicara, suaranya tegang.

"Kau mungkin benar," aku mengambil napas.

"Aku ingin memberimu peluang untuk melakukan


penyelidikan," bisiknya, menatap ke arahku. Dia
membelai wajahku, ibu jarinya menelusuri bibir
bawahku. "Aku tak tahu cara yang lain, Anastasia. Ini
adalah siapa aku."

"Aku tahu."

Dia membungkuk ingin menciumku, tapi berhenti


sebentar sebelum bibirnya menyentuh bibirku,

423
matanya langsung melihat mataku, ingin minta izin.
Aku menempelkan bibirku ke bibirnya, dan dia
langsung menciumku dan karena aku tak tahu
apakah aku akan menciumnya lagi, aku membiarkan
- tanganku bergerak atas kemauanku sendiri dan
memutar ke dalam rambutnya, menariknya padaku,
mulutku membuka, lidahku membelainya. Tangannya
menggenggam tengkukku saat dia memperdalam
ciumannya, menanggapi semangatku. Tangan
satunya meluncur ke punggungku dan menempel ke
dasar tulang belakangku sambil mendorongku ke
tubuhnya. "Aku tak bisa membujukmu untuk
tinggal?" dia mengambil nafas diantara ciuman.

"Tidak."

"Habiskan malam bersamaku."

"Dan tak boleh menyentuhmu? Tidak"

Dia mengerang.

"Kau gadis yang sulit." Dia menarik diri, menatap ke


arahku. "Mengapa aku berpikir kau mengucapkan
selamat tinggal?"

"Karena aku akan pergi sekarang."

"Bukan itu maksudku, dan kau tahu itu."

"Christian, aku harus berpikir tentang hal ini. Aku


tak tahu apakah aku bisa memiliki jenis hubungan

424
yang kau inginkan."

Dia menutup matanya dan menekan dahinya di


bibirku, memberi kami berdua kesempatan mengatur
pernapasan kita. Setelah beberapa saat, ia mencium
keningku, menghirup dalam-dalam, mencium
rambutku, kemudian dia melepaskan aku, melangkah
mundur.

"Terserah kau, Miss Steele," katanya, tanpa ekspresi


di wajahnya. "Aku akan mengantarmu ke lobi."

Dia mengulurkan tangannya. Aku mengambil dompet


dan tangannya menahan tanganku. Sialan, ini
mungkin bisa terjadi. Aku pasrah mengikutinya
menuruni tangga besar dan ke lobi, kulit kepalaku
menusuk-nusuk, darahku memompa. Ini bisa menjadi
saat terakhir mengucapkan selamat tinggal jika aku
memutuskan untuk mengatakan tidak.

Jantungku berdebar menyakitkan di dadaku. Apa ada


penyelesaian. Apa ada perbedaan saat kejelasan bisa
dibuat untuk seorang gadis.

"Apa kau memiliki tiket valet?"

Aku merogoh ke dalam tasku dan menyerahkan tiket,


kemudian dia memberikan kepada penjaga pintu. Aku
mengintip ke arahnya saat kita berdiri menunggu.

"Terima kasih untuk makan malamnya," gumamku.

425
"Sangat menyenangkan seperti biasa, Miss Steele,"
katanya sopan, meskipun dia tampak tenggelam
dalam pikirannya, benar-benar terganggu.

Saat aku mengintip ke arahnya, aku memasukkan


wajah tampannya ke dalam ingatanku. Gambaran
bahwa aku mungkin tak akan melihatnya lagi
membayangiku, tak diinginkan dan terlalu
menyakitkan untuk direnungkan. Tiba-tiba dia
menatap ke arahku, ekspresinya sangat dalam.

"Kau akan pindah akhir pekan ini ke Seattle. Jika


kau mengambil keputusan yang tepat, bisakah aku
bertemu denganmu pada hari Minggu?" Dia terdengar
ragu-ragu.

"Kita akan lihat. Mungkin." Aku menarik napas.


Sejenak, dia tampak lega, dan kemudian dia
mengernyit.

"Sepertinya sekarang bertambah dingin, tidakkah kau


membawa jaket?"

"Tidak"

Dia menggeleng dengan kesal dan melepas jaketnya.

"Pakai ini. Aku tak ingin kau masuk angin."

Aku berkedip ke arahnya saat dia membuka jaketnya,


dan saat meletakkan tanganku di belakang, aku
teringat di kantornya saat dia menyelipkan mantel ke

426
bahuku - pertama kali aku bertemu dengannya - dan
pengaruhnya padaku saat itu. Pada kenyataannya tak
ada yang berubah, rasanya bertambah dalam.

Jaketnya hangat, terlalu besar, dan aromanya. Oh...


sangat lezat.

Mobilku berhenti di depan. Mulut Christian


menganga.

"Mobil itu yang kau kemudikan?" Dia terkejut.


Mengambil tanganku, dia menuntunku keluar.

Petugas valet itu melompat keluar dan mengulurkan


kunci padaku, dan dengan tenang Christian
memberinya uang.

"Apa ini layak jalan?" Dia melotot padaku sekarang.

"Ya."

"Apa dia bisa membawamu sampai ke Seattle?"

"Ya. Dia bisa."

"Aman?"

"Ya," suaraku meninggi, putus asa. "Oke dia sudah


tua. Tapi dia milikku, dan dia layak jalan. Ayah tiriku
membelinya untukku."

"Oh, Anastasia, Aku pikir kita bisa melakukan lebih

427
baik dari ini."

"Apa maksudmu?" kesadaranku muncul. "Kau tak


bisa membelikan aku mobil."

Dia menatap marah padaku, rahangnya tegang.

"Kita akan lihat nanti," katanya kuat.

Dia meringis saat membuka pintu pengemudi dan


membantuku masuk, aku melepas sepatu dan
menurunkan kaca jendela. Dia menatapku dengan
ekspresi tak terduga, matanya gelap.

"Hati-hati," katanya pelan.

"Selamat tinggal, Christian" suaraku serak dari tanpa


diminta, air mata yang tertahan – ya ampun aku tak
mau menangis. Aku memberinya senyuman kecil.

Saat sudah jauh, dadaku menegang, air mataku mulai


jatuh, dan aku menahan isakan.

Tak lama kemudian air mata mengalir di wajahku,


dan aku benar-benar tak mengerti mengapa aku
menangis. Aku menahan diriku sendiri. Dia
menjelaskan segalanya. Dia jelas. Dia menginginkan
aku, tapi sebenarnya, aku membutuhkan lebih
banyak lagi. Aku ingin, dia menginginkan aku seperti
yang aku menginginkan dan membutuhkan dia, dan
dalam hatiku tahu itu tak mungkin. Aku merasa
kewalahan.

428
Aku bahkan tak tahu bagaimana untuk
menggolongkan dia. Jika aku melakukan hal ini ...
Bisakah dia menjadi pacarku?

Bisakah aku memperkenalkan dia pada temanku?


Pergi keluar ke bar, bioskop, bahkan bowling
dengannya? Kenyataannya adalah aku tak akan bisa.
Dia tak akan membiarkanku menyentuhnya dan dia
tak akan membiarkanku tidur dengannya. Aku tahu
aku tak punya sesuatu di masa laluku, tapi aku
menginginkan itu ada di masa depanku.

Dan itu bukan masa depan yang dia bayangkan.

Bagaimana jika aku mengatakan ya, dan dalam


waktu tiga bulan dia mengatakan tidak, dia sudah
capek berusaha untuk membentukku menjadi sesuatu
yang aku tak akan bisa. Bagaimana aku bisa
rasakan? Emosiku sudah melekat selama tiga bulan,
aku tak yakin melakukan sesuatu yang ingin aku
lakukan. Dan jika dia kemudian mengatakan tidak,
kesepakatan selesai, bagaimana aku bisa mengatasi
penolakan itu? Mungkin yang terbaik adalah mundur
dari sekarang dan harga diriku masih tetap utuh.

Tapi membayangkan tak melihat dia lagi sangat


menyakitkan. Bagaimana dia bisa mempengaruhi
perasaanku begitu cepat? Itu pasti bukan tentang
seks ... bisakah? Air mata mengalir dari mataku. Aku
tak ingin mencari tahu perasaanku terhadapnya. Aku
takut pada apa yang akan terungkap jika aku

429
melakukannya. Apa yang akan kulakukan?

Aku parkir di luar apartemen kami. Tidak ada lampu


menyala. Kate pasti keluar. Aku lega. Aku tak ingin
dia melihatku menangis lagi. Saat aku melepas
bajuku, aku menghidupkan sang mesin jahat dan
duduk, ada email di inbox dari Christian.

Dari: Christian Grey


Perihal: Malam ini
Tanggal: 25 Mei 2011 22:01
Untuk: Anastasia Steele

Aku tak mengerti mengapa kau lari malam ini. Aku


sangat berharap bisa menjawab semua pertanyaanmu
supaya kau lega. Aku tahu, aku telah memberimu
banyak hal untuk direnungkan, dan aku sangat
berharap bahwa kau akan mempertimbangkan
proposalku dengan serius. Aku benar-benar ingin
membuat ini berjalan. Kita akan melangkah dengan
perlahan.

Percayalah padaku.

Christian Grey
CEO, Grey Enterprises Holdings Inc

Email-nya membuatku menangis lagi. Aku bukan


sebuah merger. Aku bukan sebuah akuisisi. Membaca
ini, Aku mungkin akan menjadi kuat. Aku tidak

430
membalas. Aku tak tahu harus berkata apa padanya.
Aku memakai piyama, dan jaket yang
dipinjamkannya. Aku naik ke tempat tidur. Saat aku
berbaring di kegelapan, aku teringat semuanya saat
dia memperingatkanku untuk menjauhinya.

'Anastasia, Kau harus menghindariku. Aku bukan


pria yang pantas untukmu.'

'Aku tidak melakukan apa yang namanya pacaran.'

'Aku bukan pria yang sentimentil.'

'Aku tidak bercinta.' 'Ini semua yang aku tahu.'

Dan saat diam-diam aku menangis di bantalku, Tiba-


tiba muncul ide terakhirku. Semua ini yang aku tahu
juga.

Mungkin kita bisa bersama-sama merencanakan arah


hubungan yang baru.

431
Christian berdiri di atasku memegang sebuah cambuk
berkuda dari anyaman kulit. Dia hanya mengenakan
Levi's tua yang pudar dan robek. Dia menjentikkan
cambuknya perlahan ke telapak tangannya saat ia
menatap ke arahku. Dia tersenyum, penuh
kemenangan. Aku tak bisa bergerak. Aku telanjang
dan dibelenggu, telentang di tempat tidur besar
bertiang empat. Menjangkau ke depan, dia
meletakkan ujung cambuk di dahiku kemudian turun
di sepanjang hidungku, jadi aku bisa mencium bau
kulit, dan diatas bibirku yang terbuka, terengah-
engah.

Dia mendorong ujungnya ke dalam mulutku sehingga


aku bisa merasakan kulit halus itu.

"Hisap," perintah dia dengan suara lembut. Mulutku


menutupi ujung cambuk saat aku menaatinya.

"Cukup," bentak dia.

Aku terengah-engah sekali lagi saat ia menarik keluar


cambuknya dari mulutku, menjalankan turun ke
bawah daguku, turun ke leherku pada cekungan di
dasar tenggorokanku. Dia memutar perlahan-lahan di
sana dan kemudian terus menarik ujung cambuknya
menelusuri ke bawah tubuhku, sepanjang tulang
dadaku, di antara buah dadaku, dari tubuh bagian
atasku ke pusar. Aku terengah-engah, menggeliat,
menarik pengikat yang menggigit pergelangan tangan
dan pergelangan kakiku. Dia memutar ujung
cambuknya di sekitar pusarku kemudian terus

432
menelusuri ke bawah, melalui rambut kemaluanku
menuju klitorisku. Dia menjentikkan ujung
cambuknya dan mengena tepat dititik kenikmatanku
dengan sengatan tajam, dan aku klimaks,
meneriakkan pembebasanku.

Tiba-tiba, aku terbangun, terengah-engah, tertutup


oleh keringat dan merasakan pengaruh yang masih
tersisa dari orgasmeku. Sialan. Aku benar-benar
kehilangan arah. Apa yang barusan terjadi? aku di
kamar tidurku sendirian. Bagaimana? Mengapa? Aku
duduk tegak, terkejut ... wow. Sudah pagi. Aku
melirik jam alarmku - jam delapan. Aku meletakkan
kepalaku di tanganku. Aku tak tahu aku bisa
bermimpi tenyang seks. Apakah itu karena sesuatu
yang aku makan? Mungkin tiram dan penelitian
internetku mewujudkan dirinya dalam mimpi basah
pertamaku. Ini membingungkan. Aku tak tahu bahwa
aku bisa orgasme dalam tidurku.

Kate sibuk di dapur saat aku terhuyung-huyung


masuk.

"Ana, kau oke? Kau terlihat aneh. Apakah itu jaket


Christian yang kau kenakan?"

"Aku baik-baik saja." Sial, seharusnya aku bercermin


dulu. Aku menghindari tatapan mata hijaunya yang
menusuk.

aku masih belum pulih dari kejadian pagiku. "Ya, ini


adalah jaket Christian."

433
Ia mengerutkan kening.

"Apakah kau tidur?"

"tak terlalu nyenyak."

Aku berjalan menuju ketel. Aku butuh teh.

"Bagaimana makan malamnya?"

Jadi sudah mulai.

"Kami makan tiram. Kemudian ikan cod, jadi aku


akan bilang itu amis."

"Ugh ... Aku benci tiram, dan aku tak ingin tahu
tentang apa yang kalian makan. Bagaimana
Christian?

Apa yang kalian bicarakan? "

"Dia penuh perhatian," aku berhenti sejenak.

Apa yang bisa aku katakan? Bahwa status HIV-nya


bersih, dia penggemar berat permainan peran,
menginginkan aku mematuhi setiap perintahnya, ia
pernah menyakiti seseorang yang terikat ke langit-
langit kamar tidurnya, dan ia ingin bercinta
denganku di ruang makan pribadi. Apakah itu akan
jadi ringkasan yang baik? aku mencoba keras
mengingat-ingat sesuatu dari pertemuanku dengan

434
Christian yang aku dapat diskusikan dengan Kate.

"Dia tak menyetujui Wanda-ku."

"Siapa yang tidak, Ana? Itu berita lama. Mengapa kau


begitu malu-malu? Menyerahlah, kawan."

"Oh, Kate, kita berbicara tentang banyak hal. Kau


tahu - bagaimana rewelnya dia soal makanan.
Kebetulan, dia suka gaunmu." Ketelnya mendidih,
Jadi aku membuat teh. "Apakah kau ingin minum
teh? Apakah kau ingin aku untuk mendengar
pidatomu hari ini?"

"Ya. Aku membuatnya semalam menginap di tempat


Lilah. Aku akan pergi mengambilnya. Dan ya, aku
ingin teh" Kata Kate sambil berlari keluar dari dapur.

Fiuh, Katherine Kavanagh sudah teralihkan


perhatiannya. Aku mengiris roti dan memasukkannya
ke dalam pemanggang. Aku memerah saat mengingat
mimpiku yang sangat jelas itu. Apa sih itu tadi?

Tadi malam aku sulit tidur. Kepalaku berdengung


dengan berbagai pilihan. Aku sangat bingung. Ide
Christian tentang sebuah hubungan lebih mirip suatu
tawaran pekerjaan. Jamnya telah diatur, deskripsi
kerja, dan prosedur keluhan yang agak keras. Ini
bukan sesuatu yang aku bayangkan tentang asmara
pertamaku - tapi, tentu saja, Christian tak melakukan
yang namanya asmara. Jika aku katakan padanya
aku ingin lebih, ia mungkin mengatakan tidak ... dan

435
aku bisa membahayakan apa yang telah dia
tawarkan. Dan inilah yang paling
mengkhawatirkanku, karena aku tak ingin
kehilangan dia. Tapi aku tak yakin aku memiliki
keberanian untuk menjadi submisifnya.

- Dalam hati, tongkat dan cambuk itulah yang


menakutkanku. Aku seorang yang takut kekerasan
fisik, dan aku akan pergi menjauh untuk menghindari
rasa sakit. Aku memikirkan mimpiku ... apakah akan
seperti itu rasanya? Dewi batinku melompat-lompat
dengan pom-pom cheerleader meneriakkan kata ya
padaku.

Kate kembali ke dapur dengan laptop-nya. aku


berkonsentrasi pada rotiku dan mendengarkan
dengan sabar saat ia membacakan pidato
perpisahannya.

Aku berpakaian dan siap ketika Ray tiba. Aku


membuka pintu depan, dan dia berdiri di teras dalam
dengan setelan yang tak pas. Gelombang hangat rasa
syukur dan sayang dari pria sederhana ini melaluiku,
dan aku memeluk dia menunjukkan kasih sayang
yang tak seperti biasanya. Dia kaget, bingung.

"Hei, Annie, aku senang melihatmu juga," gumamnya


sambil memelukku. Melepaskan pelukan, tangannya
di pundakku, dia memeriksaku dari atas sampai
bawah, alisnya berkerut. "Kau baik-baik saja, Nak?"

"Tentu saja, Ayah, apa nggak boleh seorang gadis

436
senang melihat orang tuanya?"

Dia tersenyum, matanya yang gelap berkerut di


sudut-sudutnya, dan mengikutiku ke ruang tamu.

"Kau kelihatan bagus," katanya.

"Ini gaun Kate." Aku melirik gaun halter leher abu-


abu sifon.

Dia mengernyit.

"Di mana Kate?"

"Dia sudah pergi ke kampus. Dia akan berpidato, jadi


dia harus lebih awal."

"Haruskah kita segera kesana?"

"Ayah, kita punya waktu setengah jam. Apakah kau


ingin minum teh? Dan kau dapat memberitahuku
bagaimana kabar semua orang di Montesano.
Bagaimana perjalanmu kesini?"

Ray menyetir mobilnya ke tempat parkir kampus, dan


kita mengikuti arus manusia yang dihiasi dengan
gaun hitam dan merah di mana-mana, menuju
auditorium olahraga.

"Semoga beruntung, Annie. kau tampaknya sangat


gugup, apakah kau perlu melakukan sesuatu?"

437
Sialan ... mengapa Ray memilih hari ini untuk jadi
begitu jeli?

"Tidak, Ayah. Ini adalah hari besar." Dan aku akan


menemuinya.

"Ya, anak gadisku telah mendapat gelar. Aku bangga


padamu, Annie."

"Ah ... terima kasih Ray." Oh aku sayang pria ini.

Auditorium olahraga ramai sekali. Ray telah pergi


untuk duduk dengan orangtua lain dan simpatisan di
tempat duduk mereka, sementara aku berjalan
menuju ke tempat dudukku. Aku mengenakan gaun
hitam dan topiku, dan aku merasa terlindungi
olehnya, anonim. Tak ada seorangpun di panggung,
tapi aku tak bisa menenangkan gugupku. Hatiku
berdebar kencang, dan napasanku menjadi cepat. Dia
di sini, di suatu tempat. Aku ingin tahu apakah Kate
berbicara dengannya, menginterogasi dia mungkin.

Aku berjalan ke kursiku di antara sesama siswa yang


nama keluarganya juga dimulai dengan huruf S. Aku
di baris kedua, memberiku anonimitas yang lebih
banyak. Aku melirik di belakangku dan melihat Ray
duduk tegak di kursi penonton. Aku memberinya
sebuah lambaian. Dia dengan enggan memberiku
balasan setengah lambaian, setengah salut. Aku
duduk dan menunggu.

Auditorium terisi cepat, dan dengungan suara-suara

438
bersemangat menjadi semakin keras dan keras.
Deretan kursi terdepan terisi penuh. Di kedua sisiku,
aku bergabung dengan dua gadis yang tak kukenal
dari fakultas yang lain. Mereka jelas teman dekat dan
berbicara di depanku penuh semangat.

Pada jam sebelas tepat, Rektor muncul dari belakang


panggung, diikuti oleh tiga Wakil Rektor, dan
kemudian para profesor senior, semua mengenakan
regalia mereka hitam dan merah. Kami berdiri dan
bertepuk tangan pada staf pengajar kami. Beberapa
Profesor mengangguk dan melambai, yang lain
tampak bosan. Profesor Collins, pembimbing dan
dosen favoritku, tampak seperti dia baru saja keluar
dari tempat tidur, seperti biasa. Terakhir ke
panggung adalah Kate dan Christian. Christian
menonjol dalam setelan abu-abunya yang telah dia
pesan lebih dahulu, cahaya tembaga menyorot
berkilauan di rambutnya di bawah lampu auditorium.
Dia terlihat begitu serius dan mandiri. Saat ia duduk,
ia melepaskan jaketnya, dan aku sekilas melihat
dasinya. Sialan ... dasi itu! Aku secara refleks
menggosok pergelangan tanganku. Aku tak bisa
mengalihkan pandangan dari dia - ketampanan dia
mengganggu seperti biasa - dan dia mengenakan dasi
itu, tak diragukan lagi dengan sengaja. Aku bisa
merasakan mulutku menekan menjadi garis keras.
Para hadirin duduk dan tepuk tangan berhenti.

"Lihatlah dia!" Salah satu gadis di sampingku berkata


dengan antusias kepada temannya.

439
"Dia keren."

Aku langsung tegang. Aku yakin mereka tak


berbicara tentang Profesor Collins.

"Pasti Christian Grey."

"Apakah dia single?"

aku siap berperang.

"aku pikir tidak," gumamku.

"Oh." Kedua gadis menatapku dengan heran.

"aku pikir dia gay," aku bergumam.

"Sayang sekali," salah satu gadis itu mengerang.

Saat rektor memulai proses pidatonya, aku menonton


Christian dengan halus meneliti seluruh aula. Aku
tenggelam ke kursiku, membungkukkan bahuku,
mencoba untuk membuat diriku sebisa mungkin tak
mencolok. Aku gagal total saat sedetik kemudian
mata abu-abunya menemukanku. Dia menatapku,
wajahnya tanpa ekspresi, benar-benar tak dapat di
tebak. Aku menggeliat tak nyaman, terhipnotis oleh
tatapannya saat aku merasa pelan-pelan wajahku
mulai memerah. Tanpa diminta, aku teringat
mimpiku pagi ini, dan otot-otot di perutku menegang
dengan nikmat. Aku menarik napas tajam. Aku bisa
melihat bayangan senyum melintasi bibirnya, tapi

440
hanya sekilas. Dia menutup matanya sebentar, dan
membukanya lagi, berganti dengan ekspresi yang
acuh tak acuh itu.

Setelah melirik cepat ke arah rektor, ia menatap ke


depan, dengan fokus pada emblem WSUV tergantung
di atas pintu masuk. Dia tak mengalihkan matanya
ke arahku lagi. Rektor terus bicara, dan Christian
masih tak menatapku, dia hanya menatap lekat-lekat
ke depan.

Kenapa dia tak mau melihatku? Mungkin dia berubah


pikiran? Gelombang kegelisahan melandaku.
Mungkin berjalan keluar tadi malam adalah akhir
baginya juga. Dia bosan menungguku untuk membuat
keputusan. Oh tidak, aku bisa benar-benar
mengacaukannya. aku ingat email-nya tadi malam.
Mungkin dia marah karena aku tak menjawab.

Tiba-tiba, ruangan riuh oleh tepuk tangan saat Miss


Katherine Kavanagh telah naik panggung. Rektor
duduk, dan Kate melemparkan rambut indahnya yang
panjang kepunggungnya saat dia menempatkan
kertasnya di podium. Dia mengambil waktunya, tak
terintimidasi oleh seribu orang melotot padanya. Dia
tersenyum ketika dia siap, melihat ke arah
kerumunan yang terpikat, dan dengan fasih
meluncurkan pidatonya. Dia begitu tenang dan lucu,
gadis-gadis di sampingku tertawa pada lelucon
pertamanya. Oh, Katherine Kavanagh, kau dapat
memberikan pidato yang bagus. Aku merasa sangat
bangga padanya pada saat itu, pikiranku yang salah

441
tentang Christian terkesampingkan. Meskipun aku
telah mendengar pidatonya sebelumnya, aku
mendengarkan dengan seksama. Dia menguasai
ruangan dan membawa audiens bersama dengannya.

Temanya adalah: Bagaimana Setelah Kuliah? Oh,


memang selanjutnya apa. Christian mengamati Kate,
alisnya sedikit terangkat - kaget, ku pikir. Ya, bisa
saja Kate yang pergi mewawancarainya. Dan bisa saja
Kate sekarang yang ditawarinya proposal tak
senonohnya. Kate yang cantik dan Christian yang
tampan, bersama-sama. Aku bisa seperti dua gadis di
sampingku, mengagumi dia dari jauh. Aku tahu Kate
tak akan membuang-buang waktunya.

Kate menyebut dia apa? Menyeramkan.


Membayangkan konfrontasi antara Kate dan
Christian membuatku tak nyaman. Aku tak tahu
siapa dari mereka yang akan aku pasang uang
taruhanku.

Kate menyimpulkan pidatonya dengan penuh gaya,


dan spontan semua orang berdiri, bertepuk tangan
dan bersorak-sorai, tepuk tangan meriah pertamanya.
Aku tersenyum padanya dan bersorak, dan dia
nyengir ke arahku. Bagus, Kate. Dia duduk, seperti
halnya penonton, dan Rektor naik dan
memperkenalkan Christian ... sial, Christian akan
memberikan pidato. Rektor menyentuh sebentar pada
prestasi Christian: CEO dari perusahaan pribadi yang
sukses luar biasa, seorang pria sukses yang mulai dari
nol.

442
"Dan juga merupakan donatur utama untuk
Universitas kita, mari kita sambut, Mr. Christian
Grey."

Tangan Rektor menjabat Christian, dan ada tepuk


tangan sopan. Hatiku ada di tenggorokanku. Dia
mendekati podium dan menyurvei aula. Dia tampak
begitu percaya diri berdiri di depan kita semua, sama
seperti Kate baru saja lakukan. Kedua gadis di
sampingku condong ke depan, terpesona. Bahkan, aku
pikir sebagian besar wanita mengamati lebih dekat
dan beberapa laki-laki juga. Dia mulai, lembut
suaranya, terukur, dan mempesona.

"Aku sangat berterima kasih dan tersentuh dengan


pujian besar yang diberikan kepadaku oleh pihak
berwenang dari WSU hari ini. Menawarkan aku
kesempatan langka untuk berbicara tentang
pekerjaan yang mengesankan dari departemen ilmu
lingkungan di Universitas ini. Tujuan kami adalah
untuk mengembangkan metode yang layak dan
berkelanjutan secara ekologis dari pertanian untuk
negara-negara dunia ketiga; tujuan utama kami
adalah untuk membantu menghapuskan kelaparan
dan kemiskinan di seluruh dunia. Lebih dari satu
miliar orang, terutama di Sub-Sahara Afrika, Asia
Selatan, dan Amerika Latin, hidup dalam kemiskinan.
Disfungsi Pertanian tersebar luas dalam bagian-
bagian dunia dan hasilnya adalah kehancuran
ekologis dan sosial. Aku mengenal bagaimana rasanya
menjadi sangat lapar. Ini adalah perjalanan yang

443
sangat pribadi bagiku ... "

Mulutku menganga lebar. Apa? Christian pernah


kelaparan. Ya, itu menjelaskan cukup banyak. Dan
aku ingat wawancara itu, ia benar-benar ingin
memberi makan dunia. Aku memeras otakku
mengingat apa yang telah Kate tulis dalam
artikelnya. Diadopsi pada usia empat tahun, ku pikir.
Aku tak dapat membayangkan bahwa Grace
membuatnya kelaparan, jadi pasti sebelum itu, saat
anak-anak. Aku menelan ludah, jantungku tertekan
memikirkan seorang balita, lapar bermata abu-abu.

Oh tidak. Kehidupan macam apa yang dia miliki


sebelum keluarga Grey mendapatkan dan
menyelamatkan dia?

Aku terhanyut oleh rasa kemarahan kasar, miskin,


kacau, ganjil, filantropis Christian -

meskipun aku yakin ia tak akan melihat dirinya


dengan cara ini dan akan mengusir pikiran-pikiran
simpati atau rasa kasihan padanya. Tiba-tiba
semburan semua orang bertepuk tangan dan berdiri.
aku ikut-ikutan, walaupun aku belum mendengar
setengah pidatonya. Dia melakukan semua pekerjaan
yang baik, menjalankan perusahaan besar, dan
mengejarku pada saat yang sama. Ini luar biasa. Aku
ingat potongan singkat percakapan dia mengenai
Darfur ... semuanya jadi jelas. Makanan.

Dia tersenyum sebentar oleh tepuk tangan hangat

444
yang diberikan hadirin - bahkan Kate juga bertepuk
tangan, kemudian dia melanjutkan kembali ke
kursinya. Dia tak melihat kearahku, dan aku jadi tak
seimbang mencoba untuk mengasimilasi informasi
baru ini tentang dia.

Salah satu Wakil Rektor naik, dan kita memulai


proses yang panjang dan membosankan penyerahan
ijasah kami. Ada lebih dari empat ratus orang yang
akan menerima, dan dibutuhkan lebih dari satu jam
sebelum aku mendengar namaku dipanggil. Aku
berjalan menuju ke panggung antara dua gadis yang
tertawa cekikikan.

Christian menatap ke arahku, tatapannya hangat tapi


terjaga.

"Selamat, Miss Steele," katanya sambil menjabat


tanganku, meremas dengan lembut. Aku merasa
getaran saat kulit kita menyentuh tanganku. "Apakah
kau punya masalah dengan laptopmu?"

Aku mengerutkan kening saat ia memberikan aku


ijasahku.

"Tidak"

"Jadi kau mengabaikan email-emailku?"

"Yang aku lihat hanya merger dan akuisisi."

Dia menatap bingung padaku.

445
"Nanti," katanya, dan aku harus pindah karena aku
menghentikan barisan.

Aku kembali ke kursiku. Email-email? Dia pasti


mengirim email lain. Apa katanya?

Upacara mengambil waktu satu jam lagi untuk


selesai. Ini berakhir. Akhirnya, Rektor memimpin
anggota fakultas turun dari panggung diiringi tepuk
tangan yang lebih meriah, diawali dengan Christian
dan Kate. Christian tak melirik kearahku, meskipun
aku menginginkan dia untuk melakukannya.

Dewi batinku tak senang.

Saat aku berdiri dan menunggu baris kami untuk


bubar, Kate memanggil ke arahku. Dia muncul dari
belakang panggung.

"Christian ingin bicara denganmu," teriaknya. Kedua


gadis yang kini berdiri di sampingku berbalik dan
ternganga kearahku.

"Dia mengirimku ke sini," lanjut dia.

Oh ...

"Pidatomu hebat, Kate."

"Benarkah?" Katanya berseri-seri. "Apakah kau ikut?


Dia bisa sangat ngotot" Dia memutar matanya, dan

446
aku tersenyum.

"kau tak tahu. Aku tak bisa meninggalkan Ray terlalu


lama" Aku melirik Ray mengacungkan lima jariku
memberi isyarat lima menit. Dia mengangguk,
memberiku tanda oke, dan aku mengikuti Kate ke
koridor di belakang panggung. Christian sedang
berbicara dengan Rektor dan dua staf pengajar. Dia
mendongak ketika ia melihatku.

"Maaf, bapak-bapak," aku mendengar dia bergumam.


Dia datang ke arahku dan tersenyum sebentar pada
Kate.

"Terima kasih," katanya, dan sebelum Kate dapat


menjawab, ia mengambil sikuku dan mengarahkanku
ke tempat seperti ruang ganti pria. Ia memeriksa
untuk melihat apakah itu kosong, dan kemudian ia
mengunci pintu. Sialan, apa yang ada dalam
pikirannya? Aku berkedip ke arahnya saat ia berbalik
kearahku.

"Kenapa kau tak mengirimi aku email? Atau


mengirim sms balasan? "Dia melotot. Aku tak senang.

"Aku belum melihat komputerku hari ini, atau HP-


ku." Sial, apa dia sudah mencoba menelepon? Aku
mencoba teknik pengalihan perhatianku yang sangat
efektif pada Kate. "Itu tadi pidato yang hebat."

"Terima kasih."

447
"Menjelaskan masalah makananmu padaku."

Dia menjalankan tangan ke rambut, putus asa.

"Anastasia, aku tak ingin membicarakan hal itu saat


ini." Dia menutup matanya, tampak sedih.

"Aku khawatir tentangmu."

"Khawatir, kenapa?"

"Karena engkau pulang dalam perangkap mematikan


yang kau sebut sebagai mobil."

"Apa? Ini bukan sebuah perangkap mematikan. Itu


baik-baik saja. José secara teratur menyervice-nya
untukku."

"José, si fotografer?" Mata Christian menyempit,


wajahnya membeku. Oh sial.

"Ya, Beetle itu dulunya milik ibunya."

"Ya, dan mungkin milik ibunya dan ibu sebelumnya.


Ini tak aman."

"aku telah mengemudikannya selama lebih dari tiga


tahun. Maaf jika kau khawatir. Mengapa kau tak
menelepon" Ya ampun, dia benar-benar bereaksi
berlebihan.

Dia menark napas dalam-dalam.

448
"Anastasia, aku butuh jawaban darimu. Menunggu
seperti ini membuatku gila."

"Christian, aku ... aku telah meninggalkan ayah tiriku


sendirian."

"Besok. aku ingin jawaban besok."

"Oke. Besok, aku akan mengatakan padamu" Aku


Berkedip padanya.

Dia melangkah kebelakang, menatapku dingin, dan


bahunya rileks.

"Apakah kau mau tinggal untuk minum?" Tanyanya.

"Aku tak tahu apa Ray ingin lakukan."

"Ayah tirimu? aku ingin bertemu dengannya."

Oh tidak ... kenapa?

"aku tak yakin itu ide yang bagus."

Christian membuka pintu, mulutnya dalam garis


suram.

"Apakah kau malu karenaku?"

"Tidak!" Ini giliranku terdengar putus asa.


"Memperkenalkan kau pada ayahku sebagai apa? 'Ini

449
adalah orang yang memerawaniku dan ingin memulai
hubungan BDSM kita'. Kau tak pakai sepatu jogging."

Christian melotot ke arahku, lalu bibirnya berkedut


tersenyum. Dan meskipun faktanya aku marah
padanya, wajahku terpaksa muncul seringai balasan.

"Asal tahu saja, aku bisa berlari cukup cepat. Katakan


saja aku temanmu, Anastasia."

Dia membuka pintu, dan aku berjalan keluar.


Pikiranku berputar-putar. Satu Rektor, tiga Wakil
Rektor, empat dosen, dan satu Kate menatapku
ketika aku berjalan cepat melewati mereka. Sialan.
Meninggalkan Christian dengan staf-staf fakultas aku
pergi mencari Ray.

Katakan padanya aku temanmu. Teman dengan


manfaat, alam bawah sadarku cemberut. Aku tahu,
aku tahu. Aku mengguncang pikiran tak
menyenangkan itu pergi. Bagaimana aku
memperkenalkan dia pada Ray? Aula masih
setidaknya setengah penuh, dan Ray tak bergerak
dari tempatnya. Ia melihat padaku, melambai, dan
berjalan kearahku.

"Hei, Annie. Selamat" Dia memelukku.

"Apakah kau ingin ikut dan minum di dalam tenda?"

"Tentu. Ini adalah harimu. Tunjukkan jalan."

450
"Kita tak perlu kesana jika kau tak mau." Kumohon
katakan tidak ...

"Annie, aku baru saja duduk selama dua setengah jam


mendengarkan semua jenis ocehan. aku perlu
minum."

Tanganku memeluknya, dan kami berjalan keluar


dengan kerumunan ke dalam kehangatan sore. Kami
melewati garis untuk fotografer resmi.

"Oh, itu mengingatkan aku." Ray mencabut kamera


digital dari sakunya. "Satu untuk album, Annie." Aku
memutar mata padanya saat ia mengambil gambarku.

"Dapatkah aku melepas topi dan gaunku sekarang?


aku merasa agak norak."

Kau memang terlihat agak norak ... bawah sadarku


menggerutu. Jadi, apakah kau akan memperkenalkan
Ray pada orang yang menidurimu? Dia melotot
padaku dengan sayap terbuka lebar. Dia akan sangat
bangga. Tuhan, aku kadang-kadang benci padanya.

Tenda sangat besar dan ramai - mahasiswa, orang


tua, dosen, dan teman, semua berceloteh dengan
gembira. Ray mengulurkan segelas sampanye atau
anggur murahan bersoda, aku duga. Ini tak dingin,
dan rasanya manis. Pikiranku beralih ke Christian ...
dia tak akan suka ini.

"Ana!" Aku berbalik, dan Ethan Kavanagh

451
mengangkatku ke dalam pelukannya. Dia memutar-
mutarku, tanpa menumpahkan anggurku, aksi hebat.

"Selamat!" Dia berseri ke arahku sekejap, mata hijau


berkilau.

Benar-benar kejutan. Rambut pirang kotornya


tampak kusut dan terlihat seksi. Dia sangat menarik
seperti Kate. Kemiripan keluarganya tampak
mencolok.

"Wow - Ethan! Menyenangkan sekali melihat kamu.


Yah, ini Ethan, kakak Kate. Ethan, ini adalah
ayahku, Ray Steele" Mereka berjabat tangan, ayahku
dengan dingin menilai Mr. Kavanagh.

"Kapan kau kembali dari Eropa?" Tanyaku.

"Aku sudah pulang selama seminggu, tapi aku ingin


mengejutkan adikku," katanya penuh rahasia.

"Itu sangat manis." Aku menyeringai ke arahnya.

"Dia mengucapkan pidato perpisahan, aku tak bisa


melewatkannya." Dia tampak sangat bangga dengan
adik perempuannya.

"Dia memberikan pidato yang hebat."

"Memang," Ray setuju.

Lengan Ethan masih di pinggangku saat aku melihat

452
ke dalam mata abu-abu dingin Christian Grey. Kate
ada sampingnya.

"Halo, Ray," Kate mencium Ray di kedua pipinya,


membuatnya tersipu. "Kau sudah bertemu pacar Ana?
Christian Grey."

Sialan ... Kate! Persetan! Semua darah mengalir


kewajahku.

453
"Mr. Steele, menyenangkan bisa bertemu denganmu."
Kata Christian lancar, hangat, benar-benar tak
bingung dengan perkenalan Kate. Dengan tenang dia
mengulurkan tangannya ke Ray, Ray membalasnya.

Terima kasih banyak, Katherine Kavanagh, aku


mengomel. Aku pikir bawah sadarku pingsan.

"Mr. Grey," guman Ray, ekspresinya tak terbaca


kecuali mungkin mata coklatnya sedikit melebar dan
membesar. Dia menatap mukaku dengan pandangan
kapan-kau-memberi tahukanku- berita ini. Aku
menggigit bibirku.

"Dan ini adalah saudaraku, Ethan Kavanagh." Kata


Kate pada Christian.

Christian melotot dingin pada Ethan, yang masih


memelukku.

"Mr. Kavanagh."

Mereka berjabat tangan. Christian mengulurkan


tangan padaku.

"Ana, sayang," bisiknya, dan sepertinya aku


melambung dengan ungkapan sayang itu.

Aku melepaskan diri dari pelukan Ethan, sementara


Christian tersenyum dingin padanya, dan aku berdiri
disampingnya. Kate nyengir. Dia tahu persis apa yang
dia lakukan, rubah betina itu!

454
"Ethan, Ayah dan Ibu mau bicara." Kate menyeret
Ethan pergi.

"Jadi berapa lama kalian saling mengenal?" Ray


melihat tanpa ekspresi dari Christian kemudian
berpindah padaku.

Kekuatan bicara telah meninggalkanku. Aku ingin


tanah menelanku. Christian memelukku, ibu jarinya
membelai dibelakang bahuku yang telanjang, sebelum
tangannya meremas bahuku.

"Dua minggu atau lebih sekarang," katanya lancar.


"Kami bertemu saat Anastasia datang
mewawancaraiku untuk majalah mahasiswa."

"Aku tak tahu kau kerja di majalah mahasiswa, Ana."


Ray menegur dengan tenang, dan tampak jengkel.
Sial.

"Kate sakit," gumamku. Mungkin bisa mengatasi itu.

"Pidatomu sangat hebat, Mr. Grey."

"Terima kasih, sir. Aku paham bahwa anda adalah


pemancing yang hebat."

Ray mengangkat alisnya dan tersenyum - jarang


terjadi, Ray Steele tersenyum dengan jujur- dan
pembicaraan mereka langsung berpindah ke masalah
ikan. Bahkan, aku merasa pembicaraannya sangat

455
berlebihan. Obrolannya membuat ayahku sangat
terpesona ... seperti yang dia lakukan padamu, alam
bawah sadar membentakku. Kekuasaannya tak
mengenal batas. Aku minta diri untuk pergi dan
menemui Kate.

Dia berbicara dengan orang tuanya, yang


menyenangkan seperti biasanya dan menyambutku
dengan hangat. Kami bebasa-basi sebentar,
kebanyakan tentang pergi liburan ke Barbados dan
tentang kepindahan kami.

"Kate, bagaimana kau bisa menyampaikan itu pada


Ray?" Desisku pada kesempatan pertama saat tak ada
yang mendengar.

"Karena aku tahu kau tak akan pernah mengatakan


itu, dan aku ingin membantu tentang masalah
komitmen Christian." Kate tersenyum manis padaku.

Aku cemberut. Itu aku yang tak mau berkomitmen


dengannya, konyol!

"Dia tampaknya seperti menyukai itu, Ana. Jangan


dipikirkan. Lihat dia sekarang - Christian tak bisa
melepaskan pandangan matanya padamu." Aku
melihat mereka, dan tampak Ray dan Christian
menatapku."Dia menatapmu seperti elang."

"Sebaiknya aku pergi menyelamatkan Ray atau


Christian. Aku tak tahu yang mana. Ini belum

456
berakhir, Katherine Kavanagh! " Aku melotot
padanya.

"Ana, aku coba membantumu," dia langsung


membalas.

"Hai." Aku tersenyum pada keduanya saat aku


kembali.

Mereka tampaknya oke. Sepertinya Christian


menikmati candaan ayahku, dan ayahku terlihat luar
biasa santai. Apa yang mereka bicarakan selain ikan?
"Ana, di mana toiletnya?"

"Keluar tenda lalu ke kiri."

"Sebentar ya. Kalian bisa menikmati waktu sendiri."

Ray keluar. Aku melirik gugup ke arah Christian.


Kami terdiam saat fotografer mengambil foto kami
berdua.

"Terima kasih, Mr. Grey." Fotografer bergegas pergi.


Aku berkedip dari lampu kilat.

"Jadi kau juga mempesona ayahku juga?"

"Juga?" Mata abu-abu Christian membakar, dan dia


mengangkat alisnya bertanya. Mukaku memerah.

Dia mengangkat tangannya dan menelusuri pipiku


dengan jari-jarinya.

457
"Oh, aku berharap aku tahu apa yang kau pikirkan,
Anastasia," bisiknya gelap, menangkup dagu dan
mengangkat kepalaku sehingga kami saling
bertatapan penuh perhatian.

Napasku tersentak. Bagaimana dia bisa memiliki efek


ini padaku, bahkan di tenda yang penuh sesak?

"Saat ini, aku pikir itu dasi yang bagus," aku


mengambil napas.

Dia terkekeh.

"Baru-baru ini, dasi ini jadi favoritku."

Aku tersipu memerah.

"Kau tampak cantik, Anastasia, gaun halter neck ini


sangat cocok untukmu, dan aku bisa membelai
punggungmu, merasakan kulit indahmu."

Tiba-tiba, kami seperti sedang sendirian di dalam


kamar. Hanya kami berdua, seluruh tubuhku menjadi
hidup, setiap saraf bernyanyi lembut, listrik itu
menarikku untuk mendekatinya, mengisi di antara
kami.

"Kau tahu ini akan menjadi lebih baik, benar kan,


sayang?" bisiknya. Aku menutup mata saat bagian
dalam tubuhku mengurai dan meleleh.

458
"Tapi aku ingin lebih," bisikku.

"Lebih?" Dia tampak bingung menatapku, matanya


gelap. Aku mengangguk dan menelan ludah.
Sekarang dia tahu.

"Lebih," katanya lagi dengan lembut. memikirkan


kata yang sederhana ini, tapi begitu penuh janji. Ibu
jarinya menelusuri bibir bawahku. "Kamu ingin
asmara."

Aku mengangguk lagi. Dia berkedip ke arahku, dan


aku melihat pertentangan dalam dirinya terlihat di
matanya. "Anastasia." Suaranya lembut. "Ini bukan
sesuatu yang aku tahu."

"Aku juga."

Dia tersenyum sedikit.

"Kau tak tahu banyak," bisiknya.

"Kau tahu semua hal yang salah."

"Salah? Tidak untukku." Dia menggeleng kepalanya.


Dia terlihat begitu tulus. "Cobalah," bisiknya.

Sebuah tantangan untukku, dan dia memiringkan


kepalanya ke satu sisi dan tersenyum miring, senyum
mempesona.

459
Aku terkesiap, dan aku seperti Hawa di Taman Eden,
dan dia adalah sang ular, dan aku tak bisa menolak.

"Oke," bisikku.

"Apa?" Katanya penuh perhatiannya. Aku menelan


ludah.

"Oke. Aku akan mencoba."

"Kau setuju?" ketidak percayaannya sangat jelas.

"Tunduk pada batas lunak, ya. Aku akan mencoba."


Suaraku lirih. Christian menutup matanya dan
menarikku ke dalam pelukannya.

"Ya Tuhan, Ana, kau begitu tak terduga. Kau seakan


mengambil napasku pergi."

Dia mundur, dan tiba-tiba Ray sudah kembali, dan


suara didalam tenda bertambah keras dan semakin
memekakkan telingaku. Kita tidak sendirian. Gila,
aku baru saja setuju untuk menjadi sub-nya.
Christian tersenyum pada Ray, dan matanya menari
dengan sukacita.

"Annie, bisakah kita makan siang sekarang?"

"Oke." Aku berkedip pada Ray, mencoba mencari


keseimbanganku. Apa yang telah kau perbuat? Bawah
sadarku berteriak ke arahku. Dewi batinku

460
melakukan salto kebelakang seperti yang dilakukan
seorang pesenam Olimpiade Rusia.

"Apakah kau ingin bergabung dengan kami,


Christian?" Ray bertanya.

Christian! Aku menatap ke arahnya, memohonnya


untuk menolak. Aku butuh ruang untuk berpikir ...
apa yang telah aku lakukan?

"Terima kasih, Mr. Steele, tapi aku punya rencana.


Senang sekali bertemu denganmu, sir."

"Demikian juga aku," jawab Ray. "Jaga anak


perempuanku."

"Oh, aku berjanji, Mr. Steele."

Mereka bersalaman. Aku merasa mual. Ray tak tahu


bagaimana Christian bermaksud untuk menjagaku.
Christian mengambil tanganku dan mengangkat ke
bibirnya dan mencium buku-buku jariku dengan
lembut, matanya membakar kearahku.

"Sampai nanti, Miss Steele," dia mengambil nafas,


suaranya penuh janji.

Pikiran itu membuat perutku jadi berputar ... oh.


Tunggu dulu ... sampai nanti?

Ray mengambil sikuku dan membawaku ke luar


tenda.

461
"Sepertinya dia seorang pemuda yang kuat. Kaya
juga. Kau bisa melakukan banyak hal lebih buruk,
Annie. Tapi mengapa aku harus mendengar tentang
dia dari Katherine," tegur dia.

Aku mengangkat bahu meminta maaf.

"Yah, setiap pria yang suka dan tahu memancing


bagus buatku."

Sialan - Ray menyetujui. Kalau saja dia tahu.

Ray mengantarku kembali kerumah saat senja.

"Telepon ibumu," katanya.

"Oke. Terima kasih sudah datang, Yah."

"Tak akan aku lewatkan, Annie. Kau membuatku


sangat bangga."

Oh tidak. Aku tak ingin menjadi emosional. Sebuah


benjolan besar terbentuk di tenggorokanku, dan aku
memeluknya dengan keras. Dia membalas
memelukku, bingung, dan aku tak dapat menahan -
air mata menggenang di mataku. "Hei, Annie,
Sayang," Ray mengeluh. "Hari besar ... eh? Apa kau
ingin aku masuk dan membuatkan teh?"

Aku tertawa, meskipun air mata masih menetes.


Menurut Ray jawabannya selalu teh. Aku ingat ibuku

462
mengeluh tentang dia, mengatakan bahwa saat
bersimpati dia selalu menawarkan teh dan dia tak
terlalu pintar membuat teh.

"Tidak, Yah, aku baik-baik kok. Senang bisa bertemu


denganmu. Aku akan segera mengunjungimu begitu
aku menetap di Seattle."

"Semoga sukses dengan wawancaranya. Beri kabar


hasil wawancaranya."

"Tentu saja, Yah."

"Aku sayang padamu, Annie."

"Aku juga sayang padamu, Yah."

Dia tersenyum, mata cokelatnya hangat, bercahaya,


dan dia naik ke mobilnya. Aku melambaikan tangan
saat dia pergi mengendarai mobilnya pada saat senja,
dan aku berjalan lesu masuk ke apartemen.

Hal pertama yang aku lakukan adalah memeriksa


ponselku. Ponselku mati, jadi aku segera mengisi
batere supaya aku bisa melihat pesanku. Empat
panggilan tak terjawab, pesan satu suara, dan dua
sms. Tiga panggilan tak terjawab dari Christian ... tak
ada pesan. Satu panggilan tak terjawab dari José dan
pesan suara dari dia yang ingin memberikan selamat
untuk kelulusan.

Aku membuka sms.

463
* Apakah kau sampai rumah dengan selamat *

* Telepon aku *

Semua dari Christian, mengapa dia tak menelepon


rumah? Aku masuk ke kamar tidurku dan
menyalakan komputerku.

Dari: Christian Grey

Perihal: Malam ini

Tanggal: 25 Mei 2011 23:58

Untuk: Anastasia Steele

Aku harap kau berhasil pulang dengan mobilmu itu.

Beri tahu aku, jika kau baik-baik saja.

Christian Grey
CEO, Grey Enterprises Holdings Inc

Astaga ... mengapa dia begitu khawatir tentang


Beetle-ku. Padahal dia sudah bersamaku selama tiga
tahun, dan José selalu memeriksanya secara teratur.
Email berikutnya dari Christian hari ini.

Dari: Christian Grey

Perihal: Batas Lunak

464
Tanggal: 26 Mei 2011 17:22

Untuk: Anastasia Steele

Apa yang bisa kukatakan bahwa aku belum pernah


melakukan ini?

Senang bisa membahas masalah ini kapan saja.

Kau tampak cantik hari ini.

Christian Grey
CEO, Grey Enterprises Holdings Inc

Aku ingin bertemu dengannya. Aku mengirim


balasan.

Dari: Anastasia Steele

Perihal: Batas Lunak

Tanggal: 26 Mei 2011 19:23

Untuk: Christian Grey

Aku bisa datang malam ini untuk membahasnya jika


kamu suka.

Ana

465
Dari: Christian Grey

Perihal: Batas Lunak

Tanggal: 26 Mei 2011 19:27

Untuk: Anastasia Steele

"Aku setuju dengan syarat-syarat itu, Angel;


karena kamu yang seharusnya tahu yang terbaik
bagaimana hukumanku;.
hanya-saja - jangan membuatnya lebih dari yang aku
bisa terima!"

Aku yang akan datang menemuimu. Aku serius


ketika aku bilang aku tak senang kau mengendarai
mobil itu.

Aku akan tiba ditempatmu segera.

Christian Grey
CEO, Grey Enterprises Holdings Inc

Sial ... dia akan datang sekarang. Aku harus


menyiapkan satu hal untuk dia - edisi pertama buku
Thomas Hardy masih di rak di ruang tamu. Aku tak
bisa menyimpannya. Aku bungkus dengan kertas
coklat, dan aku beri coretan pada pembungkusnya
kutipan langsung dari buku Tess:

466
"Hai." aku merasa malu tak tertahankan ketika aku
membuka pintu. Christian berdiri di teras dengan jins
dan jaket kulit.

"Hai," katanya, dan wajahnya bersinar dengan


senyum berseri-seri itu. Aku luangkan waktu untuk
mengagumi ketampanannya. Ya, dia seksi memakai
jaket kulit.

"Masuklah"

"Jika aku boleh," katanya geli. Dia memegang sebuah


botol sampanye saat ia berjalan masuk "Aku pikir kita
akan merayakan kelulusanmu. Tak ada yang bisa
mengalahkan Bollinger yang enak."

"Pilihan kata-kata yang menarik," komentarku datar.

Dia menyeringai.

"Oh, aku suka kecepatan berpikirmu, Anastasia."

"kita hanya punya cangkir teh. Kita telah mengemas


semua gelas."

"Cangkir teh? Kedengarannya bagus untukku."

Aku menuju ke dapur. Gugup, rasa gugup membanjiri


perutku, itu seperti memiliki panther atau singa
gunung yang secara tak terduga ada di ruang tamuku.

"Apa kau ingin piring juga?"

467
"Cangkir teh sudah cukup, Anastasia," panggilan
Christian dari ruang tamu mengalihkan perhatianku.

Ketika aku kembali, dia menatap bungkusan buku


coklat. Aku menaruh cangkir di atas meja.

"Itu darimu," bisikku cemas.

Sial ... ini mungkin akan menjadi pertengkaran.

"Hmm, aku bisa membayangkannya. Kutipan yang


sangat tepat." Jari telunjuk yang panjang menelusuri
tulisan itu. "Ku pikir aku adalah D'Urberville, bukan
Angel. kau memilih pada kehinaan itu" Dia
memberiku sekilas senyum serigala. "Percaya padamu
untuk menemukan sesuatu yang bergema begitu
tepat."

"Ini juga sebuah permohonan," bisikku. Mengapa aku


begitu gugup? Mulutku jadi kering.

"Sebuah permohonan? Bagiku untuk bertindak


lembut padamu?"

Aku mengangguk.

"aku membelikan ini untukmu," katanya tenang


dengan tatapan tanpa ekspresi. "Aku akan bertindak
lembut padamu jika kau menerima bukunya."

Aku menelan dengan susah.

468
"Christian, aku tak bisa menerima buku itu, itu
terlalu berlebihan."

"kau lihat, ini adalah apa yang aku bicarakan, kau


menentangku. Aku ingin kau memilikinya, dan itulah
akhir dari diskusi. Ini sangat sederhana. kau tak
harus berpikir tentang hal ini.

Sebagai submisif kau hanya akan berterima kasih


menerimanya. kau hanya menerima apa yang aku
belikan untukmu karena itu menyenangkanku jika
kau melakukannya."

"Aku belum jadi submisif ketika kau membelikan


buku itu untukku," bisikku.

"Tidak ... tapi kau setuju, Anastasia." Matanya


berubah hati-hati.

Aku menghela napas. Aku tak akan memenangkan


ini, jadi ganti ke rencana B.

"Jadi buku itu adalah milikku dan terserah apa


padaku?"

Dia mengamati dengan curiga, tapi menyerah.

"Ya."

"Dalam hal ini, aku ingin memberikan buku-buku itu


untuk amal, orang yang bekerja di Darfur karena

469
tampaknya mereka dekat di hatimu. Mereka dapat
melelangnya."

"Jika itu yang kau mau." Mulutnya membentuk garis


keras. Dia kecewa.

Aku memerah.

"Aku akan memikirkannya," gumamku, aku tak ingin


mengecewakan dia, dan kata-katanya datang kembali
kepadaku. Aku ingin kau berniat menyenangkanku.

"Jangan berpikir, Anastasia. Jangan tentang ini."


Nada suaranya tenang dan serius.

Bagaimana aku tak berpikir? kau dapat berpura-pura


menjadi sebuah mobil, seperti harta miliknya yang
lain, alam bawah sadarku kembali membuat
komentar pedas yang tak diinginkan. Aku
mengabaikannya. Oh, tak bisakah kita memutar
ulang? Suasana di antara kita sekarang jadi tegang.
Aku tak tahu harus berbuat apa. Aku menatap jari-
jariku.

Bagaimana caraku menyelamatkan situasi ini?

Dia menempatkan botol sampanye di atas meja dan


berdiri di depanku. Menempatkan tangannya di
bawah daguku, ia memiringkan kepalaku. Dia
menatap ke arahku, ekspresinya sangat serius.

"Aku akan membelimu banyak barang, Anastasia.

470
Kau harus membiasakan diri. Aku mampu
membelinya. Aku seorang pria yang sangat kaya. "Dia
membungkuk dan memberikan ciuman cepat di
bibirku. "Kumohon." Dia melepaskanku.

'Pelacur' ucap bawah sadarku kearahku.

"Itu membuat aku merasa murahan," bisikku.

Christian menggerakkan tangannya ke rambutnya,


putus asa.

"Seharusnya tidak. kau terlalu memikirkan itu,


Anastasia. Jangan menempatkan nilai moral yang
kabur pada diri sendiri berdasarkan apa yang orang
lain mungkin pikirkan. Jangan buang energimu. Itu
karena kau memiliki keraguan tentang kesepakatan
kita, itu wajar saja. kau tak tahu apa yang akan kau
hadapi."

Aku mengerutkan kening, mencoba untuk memproses


kata-katanya.

"Hei, hentikan ini," perintah dia lembut, menangkup


daguku lagi dan menariknya dengan lembut jadi aku
melepaskan bibir bawahku dari gigitanku. "Tak ada
tentangmu yang murahan, Anastasia.

aku tak akan mengijinkan kau berpikir tentang itu.


Aku baru saja membeli beberapa buku-buku kuno
yang ku pikir mungkin berarti sesuatu bagimu, itu
saja. Minum sampanye-nya" Matanya hangat dan

471
melembut, Dan aku tersenyum ragu-ragu padanya.
"Itu lebih baik," bisiknya. Dia mengambil botol
sampanye, melepas foil atasnya, memutar botol bukan
gabusnya, dan membukanya dengan suara letupan
kecil dan buih yang keluar tak tumpah setetespun.
Dia mengisi setengah cangkir kita.

"Ini merah muda," bisikku, mengejutkan.

"Bollinger Grande Annee Rosé 1999, anggur yang


sangat bagus," katanya dengan nikmat.

"Dalam cangkir teh."

Dia menyeringai.

"Dalam cangkir teh. Selamat atas kelulusanmu,


Anastasia." kita mengadu cangkir, dan ia meneguk
minumnya, tapi aku tak bisa mencegah untuk
berpikir ini benar-benar adalah tentang kapitulasiku.

"Terima kasih," gumamku dan meneguknya. Tentu


saja lezat. "Apakah kita akan langsung membahas
batas lunak?"

Dia tersenyum, dan aku tersipu.

"Selalu begitu bersemangat." Christian menarik


tanganku dan membawaku ke sofa tempat ia duduk
dan menarikku duduk disampingnya.

"Ayah tirimu orang yang sangat pendiam."

472
Oh ... bukan batas lunak ternyata. Aku hanya ingin
menyelesaikan ini; kecemasan itu menggerogotiku.

"kau berhasil mempesona dia." Aku cemberut.

Christian tertawa lembut.

"Hanya karena aku tahu bagaimana caranya


memancing ikan."

"Bagaimana kau tahu dia suka memancing?"

"Kau pernah bilang. Ketika kita pergi untuk minum


kopi."

"Oh ... benarkah?" aku mengambil seteguk lain. Wow


dia memiliki memori yang detail. Hmm ... sampanye
ini benar-benar sangat nikmat. "Apakah kau mencoba
anggur di acara tadi?"

Christian membuat wajah muak.

"Ya. Tidak enak."

"Aku teringat padamu ketika aku mencicipinya.


Bagaimana kau bisa menjadi begitu berpengetahuan
tentang anggur?"

"aku tidak berpengetahuan, Anastasia, aku hanya


tahu apa yang aku sukai." Mata kelabunya bersinar,
hampir perak, dan itu membuat aku memerah.

473
"Lagi?" Tanya dia, mengacu pada sampanye.

"Silakan."

Christian bangkit dengan anggun dan mengambil


botol. Dia mengisi cangkirku. Apakah dia berusaha
membuatku mabuk? Aku mengamati dia dengan
curiga.

"Tempat ini terlihat kosong, apakah kau siap untuk


pindah?"

"Begitulah."

"Apakah kau besok kerja?"

"Ya, hari terakhirku di rumah Clayton"

"Aku akan membantumu pindah, tapi aku berjanji


untuk bertemu dengan kakak perempuanku di
bandara."

Oh ... ini adalah berita.

"Mia tiba dari Paris sangat dini Sabtu pagi. Aku


kembali ke Seattle besok, tapi aku dengar Elliot
memberikan kalian berdua bantuan."

"Ya, Kate sangat bersemangat tentang itu."

Christian mengerutkan kening.

474
"Ya, Kate dan Elliot, siapa sangka?" Bisiknya, dan
untuk suatu alasan, dia tak terlihat senang.

"Jadi apa yang kau lakukan tentang pekerjaan di


Seattle?"

Kapan kita akan berbicara tentang batas-batas? Apa


yang sedang ia mainkan?

"Aku punya beberapa wawancara untuk posisi


magang."

"Kapan kau akan ceritakan ini?" Dia melengkungkan


alis.

"Err ... aku mengatakan padamu sekarang."

Dia menyempit matanya.

"Dimana?"

Untuk beberapa alasan, mungkin karena ia akan


menggunakan pengaruhnya, aku tak ingin
memberitahunya.

"Beberapa penerbit."

"Apakah itu yang ingin kau lakukan, kerja dalam


penerbitan?"

Aku mengangguk hati-hati.

475
"Yah?" Ia menatapku dengan sabar ingin informasi
lebih lanjut.

"Yah apa?"

"Jangan pura-pura bodoh, Anastasia, penerbit yang


mana?" Tegur dia.

"Hanya penerbit kecil," bisikku.

"Kenapa kau tak ingin aku tahu?"

"Pengaruh tidak Sah."

Dia mengernyit.

"Oh, sekarang kau yang menjadi tumpul."

Dia tertawa.

"Tumpul? aku? Tuhan, kau menantang. Minumlah,


mari kita bicara tentang batas-batas" Dia mencabut
keluar salinan emailku dan daftar. Apakah dia
berkeliaran dengan daftar ini di sakunya? Aku pikir
ada satu di jaketnya yang aku bawa. Sial, sebaiknya
aku tak melupakan itu. Aku menguras cangkirku.

Dia melirik cepat ke arahku.

"Lagi?"

"Ya."

476
Dia tersenyum yang oh-begitu-angkuh senyumnya,
memegang botol sampanye, dan berhenti.

"Apakah kau sudah makan sesuatu?"

Oh tidak ... bukan lelucon lama ini.

"Ya. Aku makan tiga kali dengan Ray" Aku memutar


mataku padanya. Sampanye ini membuatku berani.

Dia membungkuk ke depan dan memegang daguku,


menatap tajam ke mataku.

"Lain kali kau memutar matamu padaku, aku akan


menghukummu di lututku."

Apa?!

"Oh," aku bernapas, dan aku bisa melihat


kegembiraan di matanya.

"Oh," jawabnya, meniru nadaku. "Jadi sudah dimulai,


Anastasia."

Hatiku memukul dadaku, dan kupu-kupu keluar dari


perutku ke tenggorokan. Kenapa begitu panas?

Ia mengisi cangkirku, dan aku praktis minum semua


itu. Ditegur, aku menatap ke arahnya.

"Sudah perhatian sekarang, bukan?"

477
Aku mengangguk.

"Jawabku."

"Ya ... kau mendapat perhatianku."

"Bagus," ia tersenyum tersenyum penuh arti. "Jadi


tindakan seksual. Sebagian besar kita telah
melakukannya."

Aku bergerak lebih dekat padanya di sofa dan melirik


daftar itu.

LAMPIRAN 3

Batas Lunak

Untuk dibahas dan disepakati antara kedua belah


pihak:

Manakah dari tindakan seksual berikut ini dapat


diterima oleh submisif?

• Masturbasi

• Fellatio

• Cunnilingus

• Hubungan seks di vagina

478
• Vagina fisting

• Hubungan seks anal

• Anal fisting

"Tak ada fisting (memasukkan tangan), katamu. Hal


lain yang keberatan?" Tanyanya lembut.

Aku menelan ludah.

"Hubungan seks anal tidak membuatku gembira."

"Aku akan setuju untuk fisting, tapi aku benar-benar


ingin untuk mengklaim pantatmu, Anastasia. Tapi
kita akan menunggu untuk itu. Lagi pula, itu bukan
sesuatu yang kita bisa selami," dia menyeringai ke
arahku. "Pantatmu akan membutuhkan pelatihan."

"Pelatihan?" Bisikku.

"Oh ya. Ini akan membutuhkan persiapan yang


cermat. Hubungan seks lewat anal dapat menjadi
sangat menyenangkan, percayalah. Tetapi jika kita
mencobanya dan kau tak menyukainya, kita tak perlu
melakukannya lagi." Dia menyeringai ke arahku. Aku
berkedip menatapnya. Dia pikir aku akan
menikmatinya? Bagaimana dia tahu itu
menyenangkan?

"Apakah kau pernah melakukan itu?" Bisikku.

479
"Ya."

Ya ampun. Aku terkesiap.

"Dengan seorang pria?"

"Tidak. Aku tak pernah berhubungan seks dengan


seorang pria. Bukan kesukaanku."

"Mrs. Robinson?"

"Ya."

Sialan ... bagaimana? Aku mengerutkan kening. Dia


pindah ke bawah daftar berikutnya.

"Oke ... menelan sperma. Nah, kau mendapatkan nilai


A untuk itu."

Aku memerah, dan dewi batinku menunjukkan


bibirnya dengan bangga.

"Jadi." Dia terlihat menyeringai ke arahku. "Menelan


sperma oke?"

Aku mengangguk, tak dapat menatap mata, dan


menghabiskan cangkirku lagi.

"Lagi?" Tanya dia.

"Lagi." Dan aku tiba-tiba teringat percakapan kita


hari ini ketika ia mengisi kembali cangkirku. Apakah

480
ia mengacu pada itu atau hanya sampanye? Apakah
keseluruhan tentang sampanye?

"Mainan seks?" Tanya dia.

Aku mengangkat bahu sambil memandang sekilas ke


daftar.

Apakah penggunaan mainan seks diterima oleh


submisif?

• Vibrator

• Dildo

• Butt Plug

• Lain

"Butt Plug? Apakah itu digunakan sesuai namanya?"


aku mengernyitkan hidungku dengan jijik.

"Ya," dia tersenyum. "Dan aku mengacu pada


hubungan seks anal di atas. Pelatihan."

"Oh ... apa yang lain?"

"Manik-manik, telur ... barang-barang seperti itu."

"Telur?" Aku khawatir.

"Bukan telur yang sebenarnya," katanya sambil

481
tertawa keras, menggelengkan kepala.

Aku mengerutkan bibir padanya.

"Aku senang kau menganggapku lucu." aku tak bisa


menjaga perasaan terlukaku keluar dari suaraku.

Dia berhenti tertawa.

"aku meminta maaf. Miss Steele, aku minta maaf,


"katanya, berusaha tampak menyesal, tapi matanya
masih menari dengan humor. "Ada masalah dengan
mainan?"

"Tidak," tukasku.

"Anastasia," bujuknya. "aku minta maaf. Percayalah.


Aku tak bermaksud untuk tertawa. Aku belum pernah
melakukan percakapan semacam ini begitu detail.
Kau benar-benar tak berpengalaman. Maaf." Mata
abu-abunya yang besar tampak tulus.

aku mencair sedikit dan meneguk sampanye.

"Berikutnya - bondage," katanya, kembali ke daftar.


Aku memeriksa daftar, dan dewi batinku melompat-
lompat naik turun seperti anak kecil menunggu es
krim.

Apakah bondage diterima oleh submisif?

• Tangan di depan • Tangan di belakang punggung

482
• pergelangan kaki • Lutut

• Siku

• Pergelangan Tangan hingga mata kaki

• Spreader bar

• Terikat pada furnitur

• Ditutup matanya

• Dibungkam

• Bondage dengan tali

• Bondage dengan lakban

• Bondage dengan belenggu kulit

• Suspensi

• Bondage dengan borgol/pengekang logam

"kita sudah bicara tentang suspensi. Dan tak apa jika


kau ingin membuatnya jadi batas keras. Dibutuhkan
banyak waktu, dan aku hanya memilikimu untuk
jangka waktu yang singkat pula.

Ada lagi?"

483
"Jangan menertawakanku, tapi apa spreader bar?"

"aku berjanji untuk tidak tertawa. Aku sudah minta


maaf dua kali" Dia melotot padaku. "Jangan
membuatku melakukannya lagi," ia memperingatkan.
Dan aku pikir aku terlihat mengecil ... oh, dia begitu
suka memerintah. "Spreader bar adalah sebuah
tongkat yang berfungsi untuk membentangkan
tangan dan atau kaki dengan belenggu diujungnya.
Itu menyenangkan."

"Oke ... tentang membungkamku. Aku khawatir aku


tak akan bisa bernafas"

"Aku juga akan khawatir jika kau tak bisa bernapas.


Aku tak ingin mencekikmu."

"Dan bagaimana aku menggunakan kata-kata yang


aman jika aku terbungkam?"

Dia berhenti sejenak.

"Pertama-tama, aku harap kau tak perlu


menggunakannya. Namun jika kau dibungkam, kita
akan menggunakan isyarat tangan," katanya singkat.

Aku berkedip menatapnya. Tapi kalau aku terikat,


bagaimana aku bisa melakukannya? Otakku mulai
berkabut ... hmm alkohol.

484
"Aku gugup tentang membungkam itu."

"Oke. aku akan perhatikan."

Aku menatap ke arahnya, realisasi itu akhirnya


datang padaku.

"Apakah kau suka mengikat submisifmu sehingga


mereka tak dapat menyentuhmu?"

Dia menatap ke arahku, matanya melebar.

"Itu salah satu alasan," katanya pelan.

"Apakah karena itu kau telah mengikat tanganku?"

"Ya."

"kau tak suka membicarakannya," bisikku.

"Tidak, aku tak suka. Apakah kau ingin minum lagi?


Ini membuat kau berani, dan aku perlu tahu
bagaimana perasaanmu tentang rasa sakit."

Sialan ... ini adalah bagian yang rumit. Dia mengisi


lagi cangkir tehku, dan aku meneguknya.

"Jadi, apa sikap umummu untuk menerima rasa


sakit?" Christian tampak penuh harap padaku.

"Kau menggigit bibirmu," katanya muram.

485
aku segera berhenti, tapi aku tak tahu harus berkata
apa. Aku tersipu dan menunduk menatap tanganku.

"Pernahkah kau dihukum secara fisik saat anak-


anak?"

"Tidak"

"Jadi kau tak memiliki referensi sama sekali?"

"Tidak"

"Ini tak seburuk yang kau pikirkan. Imajinasimu


adalah musuh terburukmu dalam hal ini, "bisiknya.

"Apakah kau harus melakukannya?"

"Ya."

"Kenapa?"

"Sesuai dengan wilayahnya, Anastasia. Itu yang aku


lakukan. Aku dapat melihat bahwa engkau gugup.
Mari kita langsung ke metode."

Dia menunjukkan padaku daftarnya. Bawah sadarku


berlari, berteriak, dan bersembunyi di belakang sofa.

• Pukulan dipantat

• Memukul dengan semacam pendayung

486
• Didera

• Dirotan

• Digigit

• Klem puting

• Klem Genital

• Es

• Lilin panas

• Jenis-jenis lain/metode dari sakit

"Nah, kau mengatakan tidak pada klem genital. Tak


apa. Pukulan rotan yang paling menyakitkan."

Aku langsung pucat.

"Kita dapat melakukan itu."

"Atau tidak melakukannya sama sekali," bisikku.

"Ini merupakan bagian dari kesepakatan, sayang, tapi


kita akan melakukan semua ini. Anastasia, aku tak
akan mendorongmu terlalu jauh."

"Tentang hukuman, hal ini yang paling


mengkhawatirkanku." Suaraku sangatlah kecil.

487
"Yah, aku senang kau sudah memberitahukanku. Kita
akan mengeluarkan hukuman merotan dari daftar
untuk saat ini. Dan ketika kau menjadi lebih nyaman
dengan hal ini, kita akan meningkatkan
intensitasnya. Kami akan melakukannya pelan-
pelan."

Aku menelan ludah, dan ia mencondongkan tubuhnya


dan mencium bibirku.

"Nah, itu tak terlalu buruk kan?"

Aku mengangkat bahu, hatiku dalam mulutku lagi.

"Begini, aku ingin bicara tentang satu hal lagi, setelah


itu aku akan membawamu ke tempat tidur."

"Tempat tidur?" Aku berkedip cepat, dan darahku


mengalir deras keseluruh tubuhku, pemanasan
tempat-tempat yang aku tak tahu ada hingga akhir-
akhir ini.

"Ayolah, Anastasia, membicarakan semua ini, aku


ingin bercinta denganmu sampai minggu depan,
sekarang ini. Itu juga punya efek yang sama padamu."

Aku menggeliat. Dewi batinku terengah-engah.

"Lihat? Selain itu, ada sesuatu yang ingin aku coba."

"Sesuatu yang menyakitkan?"

488
"Tidak - berhentilah melihat rasa sakit di mana-
mana. Ini utamanya adalah kenikmatan. Apakah aku
pernah menyakitimu?"

Aku memerah.

"Tidak"

"Baiklah. Begini, Tadi siang kau membicarakan


tentang menginginkan lebih," ia berhenti, tiba-tiba
tak yakin.

Ya ... ke mana arahnya ini?

Dia menggenggam tanganku.

"Di luar dari waktumu sebagai subku, mungkin kita


bisa mencobanya. Aku tak tahu apakah itu akan
berhasil.

aku tak tahu tentang memisahkan segalanya. Ini


mungkin tak berhasil. Tapi aku berkemauan untuk
mencobanya. Mungkin satu malam setiap minggu.
aku tak tahu."

Ya ampun ... mulutku menganga, alam bawah


sadarku kaget, Christian Grey mau untuk melakukan
lebih! Dia berkemauan untuk mencobanya! Bawah
sadarku mengintip dari balik sofa, wajahnya masih
terlihat syok.

"Aku punya satu syarat." Dia tampak hati-hati pada

489
ekspresi tertegunku.

"Apa?" aku bernapas. Apa saja. Aku akan memberimu


apapun.

"kau dengan senang hati menerima hadiah


kelulusanmu dariku."

"Oh." Dan dalam hatiku aku tahu apakah itu. Rasa


takut muncul di dalam perutku.

Dia menatapku, mengukur reaksiku.

"Ayo," bisiknya dan bangkit, menyeretku. Melepas


jaketnya, ia menaruh di atas bahuku dan menuju ke
pintu.

Parkir di luar ada mobil hatchback merah, Audi dua


pintu yang ramping.

"Ini untukmu. Selamat atas kelulusanmu," bisiknya,


menarikku ke dalam pelukannya dan mencium
rambutku.

Dia membelikanku mobil, Dari penampilannya


tampak baru. Astaga ... Aku sudah cukup punya
masalah dengan buku itu. Aku menatapnya kosong,
berusaha mati-matian untuk menentukan bagaimana
perasaanku tentang hal ini. Aku sangat terkejut pada
satu saat, bersyukur pada saat yang lain, terkejut
bahwa dia benar-benar melakukannya, tapi perasaan
yang mendominasiku adalah kemarahan. Ya, aku

490
marah, terutama setelah semua yang aku katakan
padanya tentang buku-buku itu ... tapi kemudian dia
sudah membelikan ini. Mengambil tanganku, ia
membawaku berjalan menuju akuisisi baru ini.

"Anastasia, Beetle punyamu sudah tua dan terus


terang berbahaya. Aku tak akan pernah memaafkan
diriku sendiri jika sesuatu terjadi padamu ketika
begitu mudah bagiku untuk memperbaiki
keadaannya," suaranya meninggi. Matanya tertuju
padaku, tapi saat ini aku tak bisa membawa diriku
untuk menatapnya. Aku berdiri diam menatap barang
baru yang mengagumkan berwarna merah cerah.

"Aku menyinggung masalah itu pada ayah tirimu. Dia


setuju dengan semua itu, "bisiknya.

Berbalik, aku memelotot padanya, mulutku terbuka


ketakutan.

"kau menyebutkan hal ini pada Ray. Bagaimana kau


bisa?" aku hampir tak bisa menumpahkan kata-
kataku keluar. Beraninya dia? Ray yang malang. aku
merasa mual, merasa malu pada ayahku.

"Ini hadiah, Anastasia. Tak bisakah kau hanya


mengucapkan terima kasih?"

"Tapi kau tahu itu terlalu berlebihan."

"Tidak bagiku, tidak untuk ketenangan pikiranku."

491
Aku mengerutkan kening padanya, bingung harus
berkata apa. Dia belum juga paham! Dia punya uang
sepanjang hidupnya.

Oke, tak sepanjang hidupnya - tidak saat masih anak


kecil - dan pandangan terhadap duniaku berganti.
Pikiran itu sangat menyadarkanku, dan aku melunak
saat menuju mobil, merasa bersalah pada reaksi
emosinalku. Niatnya baik, salah tempat, tapi bukan
dari tempat yang buruk.

"Aku senang karena kau telah meminjamkan ini


padaku, seperti laptop."

Dia menghela napas berat.

"Oke. Pinjaman. tak terbatas" Dia menatap hati-hati


padaku.

"Tidak, tidak tanpa batas waktu, tetapi untuk saat


ini. Terima kasih."

Dia mengernyit. Aku menggapai dan menciumnya


cepat di pipinya.

"Terima kasih untuk mobil, Sir." Kataku dengan


semanis yang aku bisa.

Dia meraihku tiba-tiba dan menyentakku kearahnya,


satu tangan di punggung menahanku padanya dan
tangan lainnya menggenggam rambutku.

492
"Kau seorang wanita yang menantang, Ana Steele."
Dia menciumku penuh gairah, memaksa bibirku
terbuka dengan lidahnya, tanpa belas kasihan.

Darahku memanas dengan segera, dan aku membalas


ciumannya dengan bersemangat. Aku sangat
menginginkan dia - meskipun masalah mobil, buku,
batas lunak ... hukuman rotan itu ... aku ingin dia.

"Ini mengambil semua kontrol diriku untuk tak


bercinta denganmu di kap mobil ini sekarang juga,
hanya untuk menunjukkan bahwa kau adalah
milikku, dan jika aku ingin membelikan mobil
untukmu, aku akan membelikanmu mobil," ia
menggeram. "Sekarang mari kita ke dalam dan
membuatmu telanjang." Dia memberikan ciuman
kasar cepat padaku.

Wah, dia marah. Dia mengambil tanganku dan


membawaku kembali ke apartemen dan langsung ke
kamar tidurku ... tanpa berhenti. Bawah sadarku
berada di belakang sofa lagi, kepala tersembunyi di
bawah tangannya. Dia menyalakan lampu tambahan
dan berhenti, menatapku.

"Tolong jangan marah padaku," bisikku.

Tatapannya tanpa ekspresi, mata abu-abunya dingin


seperti pecahan kaca berasap.

"Maaf tentang mobil dan buku," kataku pelan. Dia


tetap diam dan merenung.

493
"kau membuatku takut ketika kamu marah," aku
bernapas, menatapnya.

Dia menutup matanya dan menggeleng. Ketika ia


membuka mata, ekspresinya telah melunak sedikit.
Dia mengambil napas panjang dan menelan.

"Berbaliklah," bisiknya. "aku ingin membuat kau


keluar dari gaun itu."

Moodnya berubah dengan cepat, begitu sulit untuk


mengikutinya. Dengan patuh, aku berbalik dan
hatiku berdebar kencang, gairah segera mengganti
rasa tak nyamanku, mengalir melalui darahku dan
menetap kelam dan mengalir rendah, turun di
perutku. Dia mengambil rambutku dari punggungku
sehingga menggantung ke bawah sisi kananku, di
payudaraku. Dia menempatkan jari telunjuknya di
bagian belakang leherku dan perlahan-lahan
menelusuri ke bawah tulang belakangku. Kukunya
yang terawat baik dengan lembut menelusuri
punggungku.

"Aku suka gaun ini," bisiknya. "Aku suka melihat


kulit mulusmu."

Jarinya mencapai bagian belakang tengah gaun


halterku di tengah-tengah tulang belakangku, dan
mengaitkan jarinya di bawah puncak, dia menarikku
lebih dekat sehingga aku mundur mendekatinya. Aku
merasakan kegairahannya terhadap tubuhku.

494
Condong ke bawah, ia mencium aroma rambutku.

"Aromamu begitu nikmat, Anastasia. Sangat manis."


Hidungnya melewati telingaku menuju ke bawah
leherku, dan ia memberikan ciuman lembut di
sepanjang bahuku.

Napasku berubah, menjadi pendek, terengah, penuh


dengan harapan. Jari-jarinya berada di ritsletingku.
Lambat sekali, sekali lagi ia bergerak ke bawah
sedangkan bibir berpindah, menjilati dan mencium
dan menghisap menyeberang ke bahuku yang lain.
Dia begitu pandai menggoda dalam hal ini. Tubuhku
bergema, dan aku mulai menggeliat lesu di bawah
sentuhannya.

"Kau. Akan. Segera. Belajar. Untuk. Tetap. Diam,"


bisiknya, menciumi sekitar tengkukku untuk setiap
kata-katanya.

Dia menyentak pengikat di leher halterku, dan


gaunnya jatuh teronggok di kakiku.

"Tanpa bra, Miss Steele. Aku suka itu."

Tangannya menjangkau dan menangkup payudaraku,


dan putingku mengerut pada sentuhannya.

"Angkat tanganmu dan meletakkannya di kepalaku,"


bisiknya di leherku.

Aku mematuhi dengan segera, dan payudaraku naik

495
dan menekan tangannya, putingku pengerasan
dengan segera. Jemariku meraba rambutnya, dan
dengan sangat lembut aku menariknya pelahan
rambut seksinya. Aku memutar kepalaku ke satu sisi
untuk memberinya akses yang lebih mudah ke
leherku.

"Mmm ..." gumamnya di belakang telingaku, saat ia


mulai menarik putingku dengan jari-jari yang
panjang, meniru gerakan tanganku di rambutnya.

Aku merintih saat sensasi mengalir tajam dan jelas di


selangkanganku.

"Haruskah aku membuatmu klimaks dengan cara


ini?" Bisiknya.

Aku melengkungkan punggungku untuk memaksa


payudaraku menekan ke tangan ahlinya.

"kau suka ini, kan, Miss Steele?"

"Mmm ..."

"Katakan padaku." Dia melanjutkan penyiksaan


sensual yang lambat, menarikku dengan lembut.

"Ya."

"Ya, apa."

"Ya ... Sir."

496
"Gadis baik." Dia mencubitku keras, dan tubuhku
mengejang terhadap sentuhannya.

Aku terkesiap pada rasa nyeri/nikmat yang akut. Aku


merasakan dia terhadapku. Aku mengerang dan
mengepalkan tangan di rambutnya menariknya lebih
keras.

"Aku pikir kau belum siap untuk klimaks," bisiknya,


tangannya berhenti, dan dia dengan lembut menggigit
daun telingaku dan menariknya. "Selain itu, kau telah
membuatku tak senang."

Oh ... tidak, apa artinya ini? Otakku segera paham


melalui kabut gairah saat aku mengerang.

"Jadi mungkin aku tak akan membiarkan kau


klimaks sama sekali." Dia kembali memusatkan
perhatian jari-jarinya ke putingku, menarik,
memutar, memijit. aku menggoyang pantatku
terhadap tubuhnya ... bergerak dari sisi ke sisi.

Aku merasa dia tersenyum dibelakang leherku saat


tangannya bergerak turun ke pinggulku. Jari-jarinya
mengait ke celana dalamku di bagian belakang,
meregangkannya, dan dia mendorong ibu jarinya
melalui materialnya, merobek dan melemparkannya
di depanku jadi aku bisa melihat ... ya ampun.
Tangannya bergerak turun ke seksku ... dan dari
belakang, dengan perlahan memasukkan jarinya.

497
"Oh, ya. Gadis manisku sudah siap," ia bernafas
sambil memutar tubuhku sehingga aku
menghadapnya. Napasnya telah berubah cepat. Dia
menempatkan jari ke dalam mulutnya. "Kau terasa
begitu halus, Miss Steele." Dia mendesah. "Telanjangi
aku," perintah dia dengan pelan, menatap ke arahku,
mata berkabut.

Yang aku kenakan hanyalah sepatuku, sebenarnya,


sepatu hak tinggi punya Kate. Aku terkejut. Aku tak
pernah membuka pakaian seorang pria.

"kau bisa melakukannya," rayunya lembut.

Oh. Aku berkedip cepat. Bagaimana memulainya?


Aku meraih t-shirtnya, dan ia memegang tanganku
dan menggelengkan kepala, tersenyum licik padaku.

"Oh tidak." Dia menggelengkan kepalanya, sambil


menyeringai. "Bukan t-shirtku, kau mungkin perlu
menyentuhku untuk apa yang aku rencanakan."
Matanya masih hidup dengan kegembiraan.

Oh ... ini adalah berita ... aku bisa menyentuh ketika


berpakaian. Dia mengambil salah satu tanganku dan
meletakkannya pada ereksinya.

"Ini adalah efek yang kau berikan padaku, Miss


Steele."

Aku menggenggam dan melenturkan jari-jariku


melingkarinya, dan ia menyeringai.

498
"Aku ingin ada dalam dirimu. Lepaskan celana
jeansku. Kau yang berkuasa."

Ya ampun ... aku yang yang berkuasa. Mulutku


menganga.

"Apa yang akan kau lakukan padaku?" Dia menggoda.

Oh banyak kemungkinan ... dewi batinku meraung,


dan dari suatu tempat lahir dari frustrasi, kebutuhan,
dan keberanian Steele belaka, aku mendorongnya ke
tempat tidur. Dia tertawa saat ia jatuh, dan aku
memandangi padanya merasa menang. Dewi batinku
seakan mau meledak. Aku menyentak melepaskan
sepatunya, dengan cepat dan kikuk, kemudian kaus
kakinya. Dia menatapku, matanya bercahaya dengan
kegembiraan dan gairah. Dia tampak ... indah ...
milikku. Aku merangkak naik tempat tidur dan
duduk mengangkang dia untuk melepas celana
jinsnya, menggeser jari-jariku di bawah pinggang,
merasakan rambut di oh tempat begitu
menyenangkannya. Dia menutup matanya dan
melengkungkan pinggulnya.

"kau harus belajar untuk diam," aku memarahinya,


dan aku menarik-narik rambut di bawah
pinggangnya.

Napasnya tersentak, dan dia nyengir padaku.

"Ya, Miss Steele," bisiknya, mata menyala terang.

499
"Dalam sakuku, kondom," dia bernafas.

aku mencari di sakunya perlahan, mengawasi


wajahnya saat aku meraba-raba. Mulutnya terbuka.
Aku mengambil kedua paket foil yang aku temukan
dan meletakkan di tempat tidur disamping
pinggulnya. Dua! Jariku yang terlalu bersemangat
meraih kancing dari pinggangnya dan membukanya,
meraba-raba sedikit. aku terangsang luar biasa.

"Sangat bersemangat, Miss Steele," bisiknya,


suaranya bercampur nada humor. Aku menariknya
turun ritsleting, dan sekarang aku sedang
dihadapkan pada masalah cara melepaskan celananya
... hmm. Aku menyentak dan menariknya ke bawah.
Celananya hampir tak bergerak. Aku mengerutkan
kening. Bagaimana ini bisa begitu sulit?

"Aku tak bisa diam jika kau terus-terusan menggigit


bibir itu," ia memperingatkan, lalu lengkungkan
pinggul ke atas tempat tidur sehingga aku bisa
menariknya ke bawah celana panjangnya dan celana
boxernya pada saat bersamaan, wow ...

membebaskan dia. Dia menendang pakaiannya ke


lantai.

Ya ampun, dia semua milikku untuk kumainkan, dan


tiba-tiba ini Natal.

"Sekarang apa yang akan kau lakukan?" Dia bernafas,


semua jejak humornya hilang. Aku menggapai dan

500
menyentuhnya, menonton ekspresinya saat aku
melakukannya. Mulutnya bentuk seperti huruf O saat
ia menarik napas tajam. Kulitnya sangat halus dan
lembut ... dan keras ... hmm, kombinasi yang lezat.
Aku membungkuk, rambutku jatuh di samping
tubuhku, dan dia ada di dalam mulutku. Aku
menghisap, keras. Dia menutup matanya, pinggulnya
menyentak di bawahku.

"Ya ampun, Ana, yang stabil," dia mengeluh.

aku merasa begitu begitu berkuasa, itu seperti


perasaan yang memabukkan, menggoda dan menguji
dia dengan mulut dan lidahku. Dia menegang di
bawahku saat aku menggerakkan mulutku naik turun
padanya, mendorong miliknya pada bagian belakang
tenggorokanku, bibirku ketat ... lagi dan lagi.

"Stop, Ana, berhenti. aku belum mau keluar."

Aku duduk, berkedip padanya, dan aku terengah-


engah seperti dia, tapi bingung. Ku pikir aku yang
berkuasa? Dewi batinku terlihat seperti seseorang
telah menyambar es krimnya.

"Kau polos dan antusiasme sangat melumpuhkan," ia


terengah-engah. "Kau, di atasku ... itu yang perlu kita
lakukan."

Oh.

"Ini, pakaikan ini." Dia mengulurkan sebuah paket

501
foil.

Sial. Bagaimana caranya? Aku merobek dan


membuka paketnya, dan kondom lentur terasa
lengket di jariku.

"Jepit bagian atas dan lalu gulung ke bawah. kau tak


ingin ada udara disana,"

ia terengah.

Dan sangat lambat, berkonsentrasi keras, aku


lakukan seperti apa yang ia bilang.

"Krist, aku bisa mati di sini, Anastasia," ia mengeluh.

Aku mengagumi hasil karyaku dan dia. Dia benar-


benar adalah spesimen indah dari manusia, melihat
dia adalah sangat, sangat menggairahkan.

"Sekarang. aku ingin terkubur di dalam dirimu,


"bisiknya. Aku menatap dia, gentar, dan dia duduk
tiba-tiba, jadi kita berhadapan hidung ke hidung.

"Seperti ini," dia bernafas, dan dia mengulurkan satu


tangannya melingkari pinggulku, mengangkatku
sedikit, dan dengan tangan yang lain dia
memposisikan dirinya di bawahku, dan sangat
lambat, menurunkanku padanya.

Aku mengerang saat ia membentangku terbuka,


mengisiku dengan penuh, mulutku ternganga karena

502
terkejut oleh perasaan manis, indah, penuh
penderitaan, perasaan penuh sekali. Oh ... kumohon.

"Benar, sayang, rasakan aku, semua dariku," ia


menggeram dan sebentar menutup matanya.

Dan dia ada dalam diriku, sampai ke pangkalnya, dan


ia memegangku, untuk beberapa detik ... menit ... Aku
tak tahu, menatap tajam ke mataku.

"Sangat dalam dengan cara ini," bisiknya. Dia


melenturkan dan memutar pinggulnya dalam gerakan
yang sama, dan aku merintih ... oh - sensasinya
memancarkan seluruh perutku ... mana-mana.
Persetan!

"Lagi," bisikku. Dia menyeringai dengan senyum


malas dan menuruti kataku.

Merintih, aku melemparkan kepalaku kebelakang,


rambutku jatuh di punggungku, dan sangat perlahan,
ia tenggelam kembali di tempat tidur.

"kau yang bergerak, Anastasia, ke atas dan ke bawah,


bagaimana kau mau. Pegang tanganku, "dia bernafas,
suaranya serak dan rendah dan oh begitu seksi.

Aku menggenggam tangannya, memegang seumur


hidup. Dengan lembut aku mendorong keatas darinya
dan kembali turun, oh. Matanya terbakar dengan
antisipasi liar. Napasnya tak teratur,
menyesuaikanku, dan ia mengangkat panggulnya

503
saat aku turun ke bawah, membuatku memantul
kembali ke atas. Kami sudah mendapatkan irama ...
atas, bawah, atas, bawah ... berulang ... dan rasanya
begitu ... nikmat. Diantara napasku yang terengah-
engah, jauh di dalam, perasaan sangat penuh ...
sensasi berdenyut keras melaluiku yang terbangun
dengan cepat, aku menatapnya, mata kita terkunci ...
dan aku melihat pandangan takjub disana, takjub
padaku.

aku meniduri dia. Aku yang berkuasa. Dia milikku,


dan aku miliknya. Pikiran itu mendorongku, seperti
dibebani dengan beton, melewati batas, dan aku
klimaks diatasnya ... berteriak dengan suara tak jelas.

Dia meraih pinggulku, dan menutup matanya,


mendongak kepalanya ke belakang, rahang tegang,
dia keluar tanpa suara. Aku ambruk ke dadanya,
kewalahan, suatu tempat antara fantasi dan
kenyataan, tempat di mana tak ada batas keras atau
lunak.

504
Perlahan dunia luar menyerang inderaku, dan oh,
invasi apa ini. Aku mengambang, anggota tubuhku
lemas dan lesu, benar-benar kelelahan. Aku berbaring
di atas tubuhnya, kepalaku di dadanya, dan aromanya
benar-benar nikmat: segar, linen baru pembersih
tubuh mahal, dan aroma yang terbaik, paling
menggoda di planet ini ... Christian. aku tak ingin
bergerak, aku ingin menghirup obat mujarab ini
untuk selamanya. Aku mengendus dia, berharap aku
tak memiliki penghalang t-shirt nya. Dan seperti
sajak dan alasan kembali ke seluruh tubuhku, aku
mengacungkan tanganku di dadanya. Ini adalah
pertama kalinya aku menyentuh dia di sini. Dia
kencang ... kuat. Tangannya menyapu dan meraihku,
tapi dia melunakkan pukulannya dengan menarik ke
mulutnya dan dengan manis mencium buku-buku
jariku.

Dia berguling hingga dia menunduk ke arahku.

"Jangan," bisiknya, kemudian menciumku ringan.

"Mengapa kau tak suka disentuh?" Bisikku, menatap


mata abu-abu yang lembut.

"Karena aku lima puluh nuansa kacau, Anastasia."

Oh ... kejujuran benar-benar melumpuhkan. Aku


berkedip menatapnya.

"Aku punya pengenalan yang sangat sulit untuk


hidup. Aku tak ingin membebani kau dengan rincian.

505
Jangan." Dia mengusap hidungnya padaku, dan
kemudian ia mencabut keluar dariku dan duduk.

"Ku pikir itu informasi yang paling dasar yang


kuberikan. Bagaimana tadi?"

Dia tampak benar-benar puas dengan diri sendirinya


dan terdengar sangat biasa pada saat yang sama,
seperti dia hanya menandandai kotak contreng di
daftar periksa. Aku masih terguncang pada komentar
dari pengenalan sulit hidupnya. Ini sangat
membuatku frustrasi - Aku sangat ingin tahu lebih
banyak tentang dirinya. Tapi dia tak mau
memberitahuku. Aku memiringkan kepalaku ke satu
sisi, seperti yang dia lakukan, dan membuat usaha
besar untuk tersenyum padanya.

"Jika kau membayangkan selama satu menit saja


bahwa aku pikir kau menyerahkan kontrol padaku,
kau pasti belum memperhitungkan IPK-ku." Aku
tersenyum malu-malu padanya. "Tapi terima kasih
atas ilusinya."

"Miss Steele, kau bukan hanya berwajah cantik. Kau


telah memiliki enam orgasme sejauh ini dan mereka
semua adalah milikku," katanya dengan bangga,
bersikap main-main lagi.

Aku memerah dan berkedip pada saat yang sama,


saat ia menatap ke arahku. Dia menghitung! Alisnya
berkerut.

506
"Apakah kau punya sesuatu untuk dikatakan
padaku?" Suaranya tiba-tiba tegas.

Aku mengerutkan kening. Sialan.

"Aku bermimpi pagi ini."

"Oh?" Dia melotot padaku.

Sialan lagi. Apakah aku dalam kesulitan?

"Aku orgasme dalam tidurku." Aku melempar


lenganku menutupi mataku. Dia tak mengatakan apa-
apa. Aku mengintip ke arahnya dari bawah lenganku,
dan dia tampak geli.

"Dalam tidurmu?"

"Membangunkanku."

"Aku yakin hal itu. Apa yang kau impikan?"

Sial.

"Kau."

"Apa yang sedang kulakukan?"

Aku melemparkan lenganku menutupi mataku lagi.


Dan seperti anak kecil, aku secara singkat terhibur
atas pikiran bahwa jika aku tak bisa melihatnya,

507
maka dia tak bisa melihatku.

"Anastasia, apa yang sedang kulakukan? Aku tak


akan bertanya padamu lagi."

"Kau punya cambuk untuk berkuda."

Dia menyingkirkan lenganku.

"Benarkah?"

"Ya." aku memerah.

"Ada harapan bagimu ternyata," bisiknya. "Aku punya


beberapa cambuk berkuda."

"Dari anyaman kulit coklat?"

Dia tertawa.

"Tidak, tapi aku yakin aku bisa mendapatkannya


satu." Mata abu-abunya menyala oleh kegembiraan.

Menunduk ke bawah, ia memberikan ciuman singkat


kemudian berdiri dan meraih boxernya, oh tidak ...
dia akan pergi. Aku melirik cepat pada jam - itu baru
jam sembilan empat puluh. Aku juga segera bangkit
dari tempat tidur dan mengambil celana trainingku
dan tank top, kemudian duduk kembali di tempat
tidur, bersila, mengamatinya. Aku tak ingin dia pergi.
Apa yang bisa aku lakukan?

508
"Kapan kau datang bulan?" Dia memotong
lamunanku.

Apa!

"Aku benci memakai barang ini," ia mengomel. Dia


memegang kondom, lalu menaruhnya di lantai, dan
memakai celana jinsnya.

"Jadi?" Tanya dia ketika aku tak menjawab, dan dia


menatapku penuh harap seolah dia menunggu
pendapatku pada cuaca. Ya ampun ... ini adalah hal
pribadi.

"Minggu depan." Aku menatap tanganku.

"kau perlu untuk menyelesaikan urusan kontrasepsi."

Dia begitu suka memerintah. Aku memandangnya


dengan tatapan kosong. Dia duduk kembali di tempat
tidur untuk memakai sepatu dan kaus kaki.

"Apakah kau punya dokter?"

Aku menggelengkan kepala. kita kembali ke merger


dan akuisisi - moodnya berubah 180-derajat lagi.

Dia mengernyit.

"Aku bisa datang dan menemui kau di apartemenmu -


Minggu pagi sebelum kau datang dan menemuiku.
Atau ia dapat menemuimu di tempatku. Mana yang

509
akan kau pilih?"

Jadi tak ada tekanan. Hal lain yang dia bayar ... tapi
sebenarnya ini adalah untuk keuntungannya.

"Tempatmu." Itu berarti aku dipastikan melihatnya


hari Minggu.

"Oke. Aku akan memberitahumu waktunya."

"Kau akan pergi?"

Jangan pergi ...kumohon tinggallah denganku.

"Ya."

Mengapa?

"Bagaimana caramu kembali?" Bisikku.

"Taylor akan menjemputku."

"Aku bisa mengantarmu. Aku punya mobil baru yang


bagus."

Dia menatap ke arahku, ekspresinya hangat.

"Kurang lebih seperti itu. Tapi aku rasa kau sudah


terlalu banyak minum."

"Apakah kau sengaja membuatku mabuk?"

510
"Ya."

"Kenapa?"

"Karena kau terlalu berlebihan memikirkan


segalanya, dan kau pendiam seperti ayah tirimu.
Setetes saja anggur kau minum dan kau mulai bicara,
dan aku membutuhkan kau untuk berkomunikasi
secara jujur denganku. Jika tidak, kau bungkam, dan
aku tak tahu apa yang kau pikirkan. In vino veritas
(didalam anggur ada kebenaran/orang bicara jujur
ketika mabuk), Anastasia."

"Dan kau pikir kau selalu jujur padaku?"

"aku berusaha untuk menjadi seperti itu." Dia


menatap ke bawah padaku dengan hati-hati. "Ini
hanya akan berhasil jika kita jujur satu sama lain."

"Aku ingin kau tinggal dan memakai ini." Aku


mengangkat kondom kedua.

Dia tersenyum dan matanya bersinar dengan humor.

"Anastasia, aku telah menyeberangi begitu banyak


batas di sini malam ini. Aku harus pergi. Sampai
bertemu pada hari Minggu. Aku akan menyiapkan
kontrak revisi untukmu, dan kita bisa benar-benar
dapat mulai bermain."

"Bermain?" Gila. Hatiku melompat ke dalam mulutku.

511
"Aku ingin melakukan adegan denganmu. Tapi aku
tak akan melakukannya sampai kau sudah
menandatangani kontraknya, jadi aku tahu kau
sudah siap."

"Oh. Jadi aku bisa mengatakan ini keluar, jika aku


tak menandatangani?"

Ia menatap padaku menilai, dan kemudian bibirnya


berkedut tersenyum.

"Yah, aku kira kau bisa, tapi aku mungkin pecah di


bawah tekanan."

"Pecah? Bagaimana?" dewi batinku Telah terbangun


dan segera memperhatikan.

Dia mengangguk perlahan, dan kemudian dia


menyeringai, menggoda.

"Bisa benar-benar parah."

Senyumnya menular.

"Parah, bagaimana?"

"Oh kau tahu, ledakan, pengejaran mobil, penculikan,


penahanan."

"kau akan menculikku?"

"Oh ya," dia menyeringai.

512
"Menahanku di luar kemauanku?" Ya ampun ini
benar-benar panas.

"Oh ya," dia mengangguk. "Kemudian kita berbicara


TPE 24/7."

"Kau membuatku bingung," aku bernapas, jantungku


berdebar ... apa dia serius?

"Total Power Exchange (hubungan di mana yang


dominan atau master memiliki otoritas yang mutlak
dan pengaruh atas kehidupan submisif, membuat
sebagian besar keputusan) - Sepanjang waktu."
Matanya bersinar, dan aku bisa merasakan
kegembiraannya dari tempatku duduk.

Ya ampun.

"Jadi kau tak punya pilihan," katanya sinis.

"Jelas." aku tak bisa meneruskan sarkasme keluar


dari suaraku saat mataku menjangkau surga.

"Oh, Anastasia Steele, apakah kau barusan memutar


bola matamu padaku?"

Sial.

"Tidak," suaraku pelan.

"Ku pikir kau melakukannya. Aku pernah katakan

513
'apa yang akan aku lakukan padamu jika kau
memutar matamu padaku lagi'?"

Sial. Dia duduk di tepi tempat tidur.

"Kemarilah," katanya lembut.

Aku langsung pucat. Astaga ... dia serius. Aku duduk


menatapnya sepenuhnya tak bergerak.

"Aku belum tanda tangan apapun," bisikku.

"Aku katakan apa yang akan kulakukan. Aku orang


yang memegang kata-kataku. Aku akan memukul
pantatmu, dan kemudian aku akan menidurimu
sangat cepat dan sangat keras. Sepertinya kita
membutuhkan kondom itu."

Suaranya begitu lembut, mengancam, dan itu benar-


benar panas. Dalam tubuhku praktis jungkir balik
dengan keinginan yang kuat akan cair gairah. Dia
menatap ke arahku, menunggu, mata menyala. Ragu-
ragu, aku meluruskan kakiku. Haruskah aku lari? Ini
dia, hubungan kita tergantung pada keseimbangan, di
sini, sekarang. Apakah aku membiarkan dia
melakukan ini atau apakah aku harus bilang tidak,
dan begitu saja? Karena aku tahu itu akan berakhir
jika aku mengatakan tidak. Lakukan! Dewi batinku
memohon padaku, alam bawah sadarku lumpuh
seperti diriku. "Aku menunggu," katanya. "Aku bukan
orang yang sabar."

514
Oh demi cinta kepada semua makhluk yang suci. Aku
terengah-engah, takut, terangsang. Darah deras
melalui tubuhku, kakiku seperti jelly. Perlahan, aku
merangkak ke arahnya sampai aku ada di
sampingnya.

"Anak manis," bisiknya. "Sekarang berdiri."

Sial oh ... tak bisa dia langsung melakukannya? Aku


tak yakin apakah aku bisa berdiri. Ragu-ragu, aku
merangkak berdiri. Dia mengulurkan tangannya, dan
aku menaruh kondom di telapak tangannya. Tiba-tiba
dia menarikku, memposisikan aku di pangkuannya.
Dengan satu gerakan mulus, dia memposisikan
tubuhnya sehingga tubuhku berada di tempat tidur di
sampingnya. Dia melempar kaki kanannya melewati
kedua kakiku dan menaruh lengan kirinya di
punggungku, menahanku kebawah jadi aku tak bisa
bergerak. Oh brengsek. "Taruh tanganmu di kedua sisi
kepalamu," perintahnya.

Aku mematuhinya segera.

"Mengapa aku melakukan ini, Anastasia?" Tanya dia.

"Karena aku memutar mataku padamu," aku hampir


tak bisa bicara.

"Apakah kau pikir itu sopan?"

"Tidak"

515
"Apakah kau akan melakukannya lagi?"

"Tidak"

"Aku akan memukul pantatmu setiap kali kau


melakukannya, apa kau paham?"

Sangat perlahan, dia menarik ke bawah celana


trainingku. Oh, betapa merendahkan ini,
merendahkan dan menakutkan dan panas. Dia
membuat ini seperti makanan. Hatiku ada di
mulutku. Aku nyaris tak bisa bernapas. Sial, apakah
ini akan menyakitkan?

Dia menempatkan tangannya di belakang pantat


telanjangku, dengan lembut meremasnya, membelai
berputar-putar dengan telapak tangannya. Dan
kemudian tangannya sudah tak ada lagi ... dan dia
memukulku - keras. Aduh! Mataku terbuka lebar
merespon rasa sakit itu, dan aku mencoba untuk naik,
tapi tangannya bergerak antara tulang belikatku
menjagaku agar tak bergerak. Dia membelaiku lagi di
mana ia memukulku, dan napasnya yang berubah -
jadi lebih keras, lebih terengah. Dia memukulku lagi
dan lagi, cepat secara berurutan.

Ya ampun itu menyakitkan. Aku tak mengeluarkan


suara, wajahku mengernyit kesakitan. Aku mencoba
dan meronta jauh dari pukulan - didorong oleh
pengaruh dan aliran adrenalin melalui tubuhku.

"Jangan bergerak," ia menggeram. "Atau aku akan

516
memukul pantatmu lebih lama lagi."

Dia menggosokku sekarang, dan diikuti pukulan


berikutnya. Sebuah pola berirama muncul, membelai,
meremas, menampar keras. Aku harus berkonsentrasi
untuk menangani rasa sakit ini. Pikiran aku
kosongkan karena aku berusaha untuk menyerap
sensasi yang melelahkan ini. Dia tak memukulku di
tempat yang sama dua kali berturut-turut.

- Dia menyebarkan rasa sakitnya.

"Aargh!" Aku menjerit pada tamparan kesepuluh -


dan aku menyadari bahwa aku dalam hati
menghitung pukulannya.

"aku baru saja pemanasan."

Dia memukulku lagi lalu dia membelaiku dengan


lembut. Kombinasi pukulan menyengat keras dan
belaian lembut begitu membuat pikiran mati rasa.
Dia memukulku lagi ... ini semakin sulit untuk
menerimanya.

Wajahku sakit, itu mengernyit begitu ketat. Dia


membelaiku dengan lembut dan kemudian pukulan
itu datang. Aku menjerit lagi.

"tak ada yang mendengarmu, sayang, hanya aku."

Dan dia memukulku lagi dan lagi. Dari dalam suatu


tempat yang jauh, aku ingin mohon padanya untuk

517
berhenti. Tapi aku tak melakukannya. Aku tak ingin
memberinya kepuasan. Dia melanjutkan irama tak
henti-hentinya. Aku menjerit enam kali lagi. Delapan
belas tamparan secara total. Tubuhku bernyanyi,
bernyanyi dari serangan tak kenal ampun dirinya.

"Cukup," dia bernafas serak. "Bagus, Anastasia.


Sekarang aku akan bercinta denganmu."

Dia membelai pantatku dengan lembut, dan itu


membakar saat ia membelaiku berputar-putar dan ke
bawah. Tiba-tiba, dia memasukkan dua jari di dalam
diriku, membuatku benar-benar terkejut. Aku
terkesiap, serangan baru ini menerobos mati rasa
pada otakku.

"Rasakan ini. Lihat betapa tubuhmu sangat menyukai


ini, Anastasia. Kau basah kuyup hanya untukku."

Ada kekaguman dalam suaranya. Dia menggerakkan


jari-jarinya, keluar dan masuk secara berurutan.

Aku merintih, tak pasti, dan kemudian jari-jarinya


hilang ... dan aku jadi menginginkan lagi.

"Lain kali, aku akan membuatmu untuk menghitung.


Sekarang mana kondom itu?"

Dia menggapai samping tubuhnya mencari kondom


dan mengangkatku dengan lembut, mendorongku
menghadap ke bawah ke arah tempat tidur. Aku
mendengar suara ritsleting dan sobekan dari foil. Dia

518
menarik celana trainingku lepas dan kemudian
menuntunku ke posisi berlutut, dengan lembut
membelai pantatku yang sekarang sangat sakit.

"Aku akan memakaimu sekarang. kau boleh klimaks,


"bisiknya.

Apa? Sepertiku punya pilihan.

Dan dia berada dalam diriku, dengan cepat


mengisiku, aku mengerang keras. Dia bergerak,
menghentak kedalam tubuhku, irama cepat yang
intens terhadap pantatku yang sakit. Perasaan itu
lebih dari indah, kasar dan menistakan dan meluap-
luap. Indraku rusak, terputus, hanya berkonsentrasi
pada apa yang dia lakukan padaku. Bagaimana dia
membuat aku merasakan, tarik akrab jauh didalam
perutku, mengencang, mempercepat. TIDAK ... dan
tubuhku mengkhianatiku dengan meledak dalam
sebuah orgasme kuat hingga seperti menghancurkan
tubuhku.

"Oh, Ana!" Dia menjerit keras saat ia menemukan


pembebasannya, memegangku di tempat saat ia
menuangkan dirinya ke dalam diriku. Dia ambruk,
terengah-engah di sampingku, dan ia menarikku di
atas tubuhnya dan mengubur wajahnya di rambutku,
memelukku erat.

"Oh, sayang," dia bernafas. "Selamat datang di


duniaku."

519
kita berbaring di sana, terengah-engah bersama,
menunggu pernapasan kita melambat. Dia lembut
membelai rambutku. Aku di dadanya lagi. Tapi kali
ini, aku tak memiliki kekuatan untuk mengangkat
tanganku dan merasakannya. Oh ... aku selamat. Itu
tak terlalu buruk. Aku lebih tabah daripada yang aku
pikir. Dewi batinku bersujud ... yah setidaknya dia
tenang. Christian mengendus rambutku lagi,
menghirup dalam-dalam.

"Bagus, sayang," bisiknya gembira, tenang dalam


suaranya. Kata-katanya membelitku seperti handuk
berbulu lunak dari Hotel Heathman, dan aku sangat
senang bahwa dia puas.

Dia mengambil tali pada kamisolku.

"Apakah ini yang kau pakai buat tidur?" Tanyanya


lembut.

"Ya," aku bernapas mengantuk.

"kau seharusnya memakai sutra dan satin, kau gadis


cantik. aku akan membawamu berbelanja."

"aku suka keringatku," bisikku, mencoba tapi gagal


untuk terdengar kesal.

Dia mencium kepalaku lagi.

"kita akan lihat," katanya.

520
kita berbaring untuk beberapa menit, jam, siapa tahu,
dan aku pikir aku tertidur.

"Aku harus pergi," katanya, dan sambil membungkuk,


ia mencium keningku dengan lembut. "Apakah kau
baik-baik saja?" Suaranya lembut.

aku berpikir tentang pertanyaannya. Pantatku sakit.


Yah, bersinar sekarang, dan aku merasa luar biasa,
diluar kelelahan, bercahaya. Realisasi itu
merendahkan hati, tak terduga. aku tak mengerti.
Sialan.

"aku baik-baik saja," bisikku. Aku tak ingin


mengatakan lebih dari itu.

Dia bangkit.

"Di mana kamar mandim?"

"Sepanjang koridor lalu ke kiri."

Dia mengambil kondom lain dan keluar dari kamar


tidur. Aku bangkit dengan kaku dan memakai celana
trainingku lagi. Meradang sedikit menyentuh
pantatku yang masih perih. Aku sangat bingung
dengan reaksiku. Aku ingat ia mengatakan - aku tak
ingat kapan - bahwa aku akan merasa jauh lebih baik
setelah bersembunyi dengan baik. Bagaimana bisa
begitu? Aku benar-benar tak mengerti. Namun
anehnya, aku tahu. Aku tak bisa bilang bahwa aku

521
menikmati pengalaman itu, pada kenyataannya, aku
masih akan berusaha keras untuk menghindarinya,
tapi sekarang ... aku punya perasaan, aman, aneh,
bermandikan Perasaan puas. Aku meletakkan
kepalaku di tanganku. Aku tak paham.

Christian kembali memasuki kamar. Aku tak bisa


menatap mata. Aku menatap tanganku.

"Aku menemukan baby oil. Mari aku gosokkan ke


pantatmu."

Apa?

"Tidak aku akan baik-baik saja."

"Anastasia," dia memperingatkan, dan aku ingin


memutar mata tapi dengan cepat menahan diri. Aku
berdiri menghadap tempat tidur. Duduk di
sampingku, dia dengan lembut menarik celanaku
turun lagi. 'Naik dan turun seperti celana pelacur'
pernyataan bawah sadarku getir. Dalam kepalaku,
aku katakan padanya ke mana ia harus pergi.

Christian menyemprotkan baby oil ke tangannya dan


kemudian menggosok patatku dengan kelembutan
dan hati-hati.

- Dari pembersih make up ke balsem pelembut hingga


pantat yang dipukul, siapa sangka itu adalah cairan
serbaguna.

522
"Aku suka tanganku padamu," bisiknya, dan aku
harus setuju, aku juga.

"Sudah," katanya saat dia selesai, dan ia menarik


keatas celanaku lagi.

Aku melirik jamku. Ini 10.30

"Aku pergi sekarang."

"Aku akan mengantarmu keluar." Aku masih tak bisa


menatapnya.

Mengambil tanganku, ia membawaku ke pintu depan.


Untungnya, Kate masih belum pulang. Dia masih
harus makan malam bersama orangtuanya dan
Ethan. Aku senang sekali dia tak ada untuk
mendengar hukumanku.

"Tidakkah kau harus memanggil Taylor?" aku


bertanya, menghindari kontak mata.

"Taylor sudah di sini sejak jam sembilan. Lihat aku,


"dia bernafas.

Aku berjuang untuk memandang matanya, tapi ketika


aku lakukan, dia menatap ke arahku dengan kagum.

"Kau tak menangis," gumamnya, lalu tiba-tiba


menarikku dan menciumku dengan sungguh-sungguh.
"Minggu," bisiknya di bibirku, suatu janji dan juga
ancaman.

523
Aku melihatnya berjalan menyusuri jalan dan naik ke
Audi hitam besar. Dia tak melihat ke belakang. Aku
menutup pintu dan berdiri tak berdaya di ruang tamu
sebuah apartemen yang aku hanya akan tinggali dua
malam lagi. Sebuah tempat dimana aku hidup
bahagia selama hampir empat tahun ... namun hari
ini, untuk pertama kalinya, aku merasa kesepian dan
tak nyaman di sini, tak puas dengan kesendirianku.
Apakah aku telah menyimpang begitu jauh dari siapa
diriku ini? aku tahu sesuatu mengintai, tak terlalu
jauh di bawah eksteriorku yang agak mati rasa,
adalah sebuah sumur air mata. Apa yang aku
lakukan? Ironisnya, aku bahkan tak bisa duduk dan
menikmati tangisku. Aku harus berdiri. Aku tahu itu
terlambat, tapi aku memutuskan untuk menelepon
ibuku.

524
n.

"Maaf aku menelpon terlalu malam," bisikku.

Ia berhenti sejenak.

"Ana? Apa ada masalah?" Dia keseriusan semua


sekarang.

"Tidak ada, Ma, aku hanya ingin mendengar


suaramu."

Dia diam sejenak.

"Ana, apa itu? Tolong beritahu aku" Suaranya lembut


dan nyaman, dan aku tahu bahwa dia peduli. Tanpa
diundang, air mataku mulai mengalir. Aku telah
menangis begitu sering dalam beberapa hari terakhir.

"Tolong, Ana," katanya, dan penderitaan-nya


mencerminkan tambang.

"Oh, Ibu, itu seorang pria."

"Apa yang dia lakukan padamu?" Alarmnya


kekhawatirannya langsung terasa.

"Ini tidak seperti itu." Meskipun ... Oh sial. Aku tak


ingin dia khawatir. Aku hanya ingin orang lain
menjadi kuat bagiku saat ini.

"Ana, ayolah, kau membuatku khawatir."

525
Aku menghela napas panjang.

"Aku sepertinya jatuh cinta pada orang ini, dan dia


begitu berbeda dariku, dan aku tak tahu apakah kita
harus bersama."

"Oh, sayang. Aku berharap aku bisa bersamamu.


Maaf sekali aku melewatkan acara kelulusanmu.

Kau telah jatuh cinta pada orang, akhirnya. Oh,


sayang, pria, mereka begitu rumit. Mereka spesies
yang berbeda, sayang. Berapa lama kau
mengenalnya?"

Christian jelas merupakan suatu spesies yang berbeda


... planet yang berbeda.

"Oh, hampir tiga minggu atau lebih."

"Ana, sayang, itu bukan waktu yang cukup sama


sekali. Bagaimana mungkin kau bisa mengenal baik
seseorang dalam jangka waktu sesingkat itu? Tenang
saja dengannya dan membuat dia tetap didekatmu
sampai kau memutuskan apakah dia layak untukmu."

Wow ... itu mengerikan ketika mamaku begitu


berwawasan, tetapi dia sudah terlambat dalam hal
ini.

Apakah dia layak bagiku? Itu konsep yang menarik.


Aku sebaliknya selalu bertanya-tanya apakah aku

526
layak baginya.

"Sayang, kamu terdengar begitu sedih. Pulang -


kunjungi kita. Aku merindukanmu, sayang. Bob akan
senang melihatmu juga. Kau bisa mendapatkan jarak
dan mungkin beberapa perspektif. Kau perlu
istirahat. kau telah bekerja begitu keras."

Oh boy, ini benar-benar menggoda. Melarikan diri ke


Georgia. Mendapatkan sinar matahari, sedikit
koktail.

Humor lucu dari mamaku ... lengan yang penuh kasih.

"Aku punya dua wawancara kerja di Seattle pada hari


Senin."

"Oh, itu berita bagus."

Pintu terbuka dan Kate muncul sambil menyeringai


padaku. Wajahnya berubah seketika saat ia
melihatku menangis.

"Ma, aku harus pergi. Aku akan memikirkan tentang


pulang kerumah. Terima kasih."

"Sayang, kumohon, jangan biarkan seorang pria


mempengaruhimu. Kamu terlalu muda. Nikmati
hidupmu sendiri."

"Ya, Ma, aku sayang kamu."

527
"Oh, Ana, aku menyayangimu juga, sangat. Jaga
dirimu, sayang" Aku menutup telepon dan menghadap
Kate yang melotot ke arahku.

"Apakah keparat kaya yang menjijikkan itu


membuatmu sedih lagi?"

"Tidak ... semacam ... err ... ya."

"Katakan saja untuk pergi menjauh, Ana. Emosimu


begitu naik turun sejak kau bertemu dengannya.

Aku belum pernah melihatmu seperti ini."

Dunia Katherine Kavanagh sangatlah jelas, sangat


hitam dan putih. Bukan tak berwujud, misterius,
warna samar-samar dari abu-abu yang mewarnai
duniaku. Selamat datang di duniaku.

"Duduklah, mari kita bicara. Mari kita minum sedikit


anggur. Oh, kau sudah punya sampanye" Dia
mengamat-amati botolnya. "Yang bagus lagi."

Aku tersenyum dengan sia-sia, terlihat gelisah di sofa.


Aku mendekatinya dengan hati-hati.

Hmm ... duduk.

"Apa kau baik-baik saja?"

"Aku jatuh dan mendarat dipantatku."

528
Dia tak mempertanyakan penjelasanku, karena aku
salah satu orang yang paling tak terkoordinasi di
negara bagian Washington. Aku tak pernah berpikir
itu sebagai berkah bagiku. Aku duduk hati-hati,
terkejut bahwa aku baik-baik saja, dan mengalihkan
perhatianku pada Kate, tapi pikiranku melayang dan
aku ditarik kembali ke Heathman - "Jika kau adalah
milikku kau tak akan bisa duduk selama seminggu
setelah aksi yang kau lakukan kemarin." Dia
mengatakan saat itu, dan saat itu aku hanya bisa
berkonsentrasi adalah menjadi miliknya. Semua
tanda-tanda peringatan ada di sana, aku benar-benar
tak paham dan terlalu terpikat padanya hingga tak
memperhatikan itu.

Kate kembali ke ruang tamu dengan sebotol anggur


merah dan cangkir teh yang telah dicuci.

"Mari kita mulai." Dia memberiku secangkir anggur.


Ini tak akan terasa enak seperti Bolly itu.

"Ana, jika dia brengsek dengan masalah komitmen,


buang dia. Meskipun aku tak benar-benar memahami
masalah komitmennya. Dia tak bisa melepaskan
pandangan matanya darimu saat di tenda,
mengamatimu seperti elang. Aku bisa bilang dia
benar-benar terpikat, tapi mungkin dia memiliki cara
lucu untuk menunjukkannya."

Terpikat? Christian? Cara lucu untuk


menunjukkannya? Aku setuju.

529
"Kate, itu rumit. Bagaimana malammu?" Tanyaku.

Aku tak bisa bicara lebih dengan Kate tanpa


mengungkapkan terlalu banyak hal, tapi satu
pertanyaan pada aktifitasnya hari ini dan Kate
berhenti bertanya. Ini sangat melegakan untuk duduk
dan mendengarkan obrolan normalnya. Kabar
panasnya adalah bahwa Ethan mungkin akan segera
tinggal bersama kita setelah liburan mereka. Itu akan
menyenangkan - Ethan akan jadi hambatan. Aku
mengerutkan kening. Aku pikir Christian tak akan
setuju. Yah ... sulit. Dia harus menerimanya. Aku
minum beberapa cangkir teh anggur dan memutuskan
untuk tidur. Ini satu hari yang sangat panjang. Kate
memelukku, dan kemudian meraih telepon untuk
menghubungi Elliot.

aku mengecek komputer sehabis menyikat gigi. Ada


email dari Christian.

Dari: Christian Grey

Perihal: kau

Tanggal: 26 Mei 2011 23:14

Untuk: Anastasia Steele

Dear Miss Steele

kau cukup indah. Wanita paling cantik yang cerdas,

530
berani yang pernah aku temui. Ambil beberapa Advil -
ini bukan permintaan. Dan jangan nyetir Beetle-mu
lagi. Aku akan tahu.

Christian Grey

CEO, Grey Enterprises Holdings Inc

Oh, tak boleh nyetir mobilku lagi! Aku mengetikkan


jawabanku.

Dari: Anastasia Steele

Perihal: Sanjungan

Tanggal: 26 Mei 2011 23:20

Untuk: Christian Grey

Dear Mr. Grey

Sanjungan tak akan membawamu kemanapun, tapi


karena kau sudah pernah bepergian ke mana-mana
intinya bisa diperdebatkan.

Aku perlu menyetr Beetle-ku ke garasi jadi aku bisa


menjualnya - jadi tak akan menerima omong
kosongmu pada urusan itu. Anggur merah selalu lebih
disukai dari pada Advil.

Ana

531
PS: Di rotan adalah batas KERAS untukku.

aku tekan kirim.

Dari: Christian Grey

Perihal: Wanita frustrasi yang tak bisa menerima


pujian

Tanggal: 26 Mei 2011 23:26

Untuk: Anastasia Steele

Dear Ms. Steele

Aku tak menyanjungmu. Kau harus pergi tidur.

Aku menerima tambahan batas kerasmu.

Jangan minum terlalu banyak.

Taylor akan membuang mobilmu dan mendapatkan


harga yang bagus untuk itu.

Christian Grey

CEO, Grey Enterprises Holdings Inc

Dari: Anastasia Steele

Perihal: Taylor - Apakah dia orang yang tepat untuk


pekerjaan itu?

532
Tanggal: 26 Mei 2011 23:40

Untuk: Christian Grey

Dear Sir

aku tertarik bahwa kau senang mengambil risiko


membiarkan tangan kananmu mengendarai mobilku -
tapi bukan seorang wanita yang kau tiduri sesekali.
Bagaimana aku bisa yakin bahwa Taylor orang yang
tepat untuk mendapatkan harga terbaik pada mobil
itu? aku telah, di masa lalu, mungkin sebelum aku
bertemu denganmu, telah dikenal keras dalam tawar
menawar.

Ana

Dari: Christian Grey

Perihal: Hati-hati!

Tanggal: 26 Mei 2011 23:44

Untuk: Anastasia Steele

Dear Ms. Steele

Aku mengasumsikan ANGGUR MERAH yang bicara,


dan bahwa kau telah mengalami hari yang sangat
panjang.

533
Meskipun aku tergoda untuk kembali ke sana untuk
memastikan bahwa kau tak bisa duduk selama
seminggu, bukan semalam.

Taylor adalah mantan tentara dan mampu


mengemudi apapun dari sepeda motor sampai Tank
Sherman.

Mobilmu tak menimbulkan bahaya baginya.

Sekarang jangan menyebut dirimu sebagai 'seorang


wanita yang aku tiduri sesekali' karena, terus terang
saja itu membuatku MARAH, dan kau benar-benar
takkan suka aku ketika aku marah.

Christian Grey

CEO, Grey Enterprises Holdings Inc

Dari: Anastasia Steele

Perihal: Kau sendiri yang Hati-hati

Tanggal: 26 Mei 2011 23:57

Untuk: Christian Grey

Dear Mr. Grey

Aku tak yakin aku menyukaimu pula, terutama pada


saat ini.

534
Ms. Steele

Dari: Christian Grey

Perihal: Kau sendiri yang Hati-hati

Tanggal: 27 Mei 2011 00:03

Untuk: Anastasia Steele

Mengapa kau tak menyukaiku?

Christian Grey

CEO, Grey Enterprises Holdings Inc

Dari: Anastasia Steele

Perihal: Kau sendiri yang Hati-hati

Tanggal: 27 Mei 2011 00:09

Untuk: Christian Grey

Karena kau tak pernah menginap bersamaku.

Nah, itu memberinya sesuatu untuk dipikirkan. Aku


menutup laptopnya dengan penuh gaya yang tak
benar-benar aku rasakan dan merangkak ke tempat
tidurku. Aku mematikan lampu sampingku dan
menatap langit-langit. Sudah satu hari yang panjang,
perubahan emosional satu demi satu. Itu

535
menghangatkan hati meluangkan waktu dengan Ray.
Dia kelihatan sehat, dan anehnya ia menyetujui
Christian. Astaga, Kate dan mulut raksasanya.
Mendengar Christian menceritakan pernah
kelaparan. Apa-apaan itu tadi? Tuhan, dan mobil.
Aku bahkan belum bilang pada Kate tentang mobil
barunya. Apa yang ada dalam pikiran Christian?

Lalu malam ini, dia benar-benar memukulku. Aku tak


pernah dipukul dalam hidupku. Apa yang telah telah
terjadi pada diriku? Sangat perlahan, air mataku,
dihentikan oleh kedatangan Kate, mulai meluncur di
sisi wajahku dan masuk ke telingaku. Aku telah jatuh
cinta pada seseorang yang begitu mati secara
emosional, aku hanya akan terluka - dalam hati aku
tahu ini - seseorang yang menurut pengakuannya
sendiri benar-benar kacau. Mengapa ia begitu kacau?
Pasti mengerikan menjadi seperti dia, dan pikiran
bahwa saat balita ia menderita kekejaman yang tak
tertahankan membuatku menangis lebih keras lagi.
Mungkin kalau dia lebih normal ia tak akan
menginginkanmu, bawah sadarku memberikan
kontribusi sinis pada renunganku ... dan dalam lubuk
hatiku aku tahu ini benar. Aku berbalik menghadap
bantal dan gerbang air mataku terbuka ... dan untuk
pertama kalinya dalam beberapa tahun, aku
menangis tak terkendali di bantalku.

Aku sejenak terganggu dari malam gelap dari jiwaku


oleh teriakan Kate.

"Apa yang kau pikir kau lakukan di sini?"

536
"Kau tak bisa!"

"Apa yang telah kau lakukan padanya sekarang?"

"Sejak dia bertemu denganmu dia menangis


sepanjang waktu."

"kau tak bisa masuk ke sini!"

Christian menerobos masuk ke kamar tidurku dan


begitu saja menyalakan lampu di atas, membuatku
silau.

"Yesus, Ana," ia bergumam. Dia mematikan lampunya


lagi dan dalam sekejap berada di sisiku.

"Apa yang kau lakukan di sini?" Aku terkesiap


diantara tangisnya. Sialan. Aku tak bisa berhenti
menangis.

Dia beralih pada keterangan tambahan membuat aku


juling lagi. Kate datang dan berdiri di ambang pintu.

"Apa kau ingin aku mengusir bajingan ini keluar?"


Tanya Kate, memancar permusuhan termo-nuklir.
Christian mengangkat alis padanya, tak diragukan
lagi terkejut dengan julukan dan antagonisme liarnya.

537
Aku menggeleng, dan ia memutar matanya ke
arahku. Oh ... aku tak akan melakukan itu di dekat
Mr. G.

"Teriak saja jika kau membutuhkanku," katanya lebih


lembut. "Grey - kartumu telah ditandai,"

KAte mendesis padanya. Dia mengangguk padanya,


dan Kate berbalik dan menarik pintu tetapi tak
menutupnya.

Christian menatap ke arahku, ekspresinya suram,


wajahnya pucat. Dia mengenakan jaket bergaris-
garis, dan dari dalam sakunya, ia mengeluarkan
saputangan dan memberikannya kepadaku. Aku rasa
aku masih memiliki satu miliknya yang lain di suatu
tempat.

"Apa yang terjadi?" Tanya dia dengan tenang.

"Mengapa kau di sini?" aku bertanya, mengabaikan


pertanyaannya. Air mataku secara ajaib telah
berhenti, tapi yang tersisa isakan kering melanda
tubuhku.

"Bagian dari peranku adalah untuk menyediakan


kebutuhanmu. Kau bilang kau ingin aku tinggal, jadi
di sinilah aku sekarang. Tapi aku menemukan kau
seperti ini" Dia berkedip padaku, benar-benar
bingung. "Aku yakin aku bertanggung jawab, tapi aku
tak tahu mengapa. Apa karena aku memukulmu?"

538
Aku menarik diri bangun, mengernyit pada pantatku
yang sakit. Aku duduk dan menghadapinya.

"Apakah kau minum Advil?"

Aku menggelengkan kepala. Dia menyempit matanya,


berdiri, dan meninggalkan ruangan. Aku mendengar
dia berbicara dengan Kate tapi tak tahu apa yang
mereka katakan. Dia kembali beberapa saat
kemudian dengan pil dan secangkir air.

"Minum ini," ia memerintahkan lembut sambil duduk


di tempat tidur di sampingku.

Aku menurut apa yang ia bilang.

"Bicaralah padaku," bisiknya. "Kau bilang kau baik-


baik saja. Aku tak akan pernah meninggalkanmu jika
ku pikir kau akan seperti ini."

Aku menatap tanganku. Apa yang bisa aku katakan


yang belum kukatakan padanya? Aku ingin lebih. Aku
ingin dia menginap karena ia ingin menginap
bersamaku, bukan karena aku nangis habis-habisan,
dan aku tak ingin dia memukulku, apa itu sangat tak
masuk akal?

"Aku menganggap bahwa ketika kau bilang kau baik-


baik saja, kau tidak."

Aku memerah.

539
"Tadinya ku pikir aku baik-baik saja."

"Anastasia, kau tak bisa bilang padaku apa yang aku


ingin mendengar. Itu sangat tak jujur,"

Dia menegurku. "Bagaimana aku bisa percaya apa


pun yang kau katakan padaku?"

Aku mengintip ke arahnya, dan dia mengerutkan


kening, tatapan suram ada di matanya. Dia
memegangi rambutnya dengan kedua tangan.

"Bagaimana perasaanmu saat aku memukulmu dan


sesudahnya?"

"Aku tak menyukainya. Aku lebih suka kau tak


melakukannya lagi."

"Kau tak niat untuk menyukainya."

"Mengapa kau menyukainya?" Aku menatap ke


arahnya.

Pertanyaanku mengejutkanya.

"Kau benar-benar ingin tahu?"

"Oh, percayalah, aku merasa kagum." Dan aku tak


bisa menjaga sarkasmeku keluar dari suaraku.

Dia menyempit matanya kembali.

540
"Hati-hati," ia memperingatkan.

Aku langsung pucat.

"Apa kau akan memukulku lagi?" aku menantang.

"Tidak, tidak malam ini."

Fiuh ... aku dan bawah sadarku sama-sama menarik


napas lega diam-diam.

"Jadi," aku meminta melanjutkan.

"Aku suka kontrol yang diberikan padaku, Anastasia.


Aku ingin kau untuk berperilaku dengan cara
tertentu, dan jika kau tidak, aku akan
menghukummu, dan kau akan belajar untuk
berperilaku seperti yang aku inginkan. Aku
menikmati menghukummu. Aku ingin memukulmu
sejak kau bertanya apakah aku gay."

Aku memerah pada memori itu. Astaga, aku juga


ingin memukul pantatku sendiri setelah pertanyaan
itu. Jadi Katherine Kavanagh bertanggung jawab atas
semua ini, dan jika dia pergi untuk wawancara itu
dan mengajukan pertanyaan tentang gay itu, dia akan
duduk di sini dengan pantat sakit. Aku tak suka
pikiran itu. Bagaimana membingungkannya ini?

"Jadi kau tak suka aku apa adanya."

Dia menatapku, bingung lagi.

541
"Ku pikir kau cantik seperti ini."

"Jadi, mengapa kau mencoba untuk mengubahku?"

"Aku tak ingin mengubahmu. Aku ingin kau untuk


menjadi sopan dan mengikuti seperangkat aturan
yang telah aku berikan padamu dan tak
menentangku. Gampang," katanya.

"Tapi kau ingin menghukumku?"

"Ya benar."

"Itu yang aku tak mengerti."

Dia menghela napas dan tangannya ke rambutnya


lagi.

"Ini adalah caraku dibentuk, Anastasia. Aku perlu


untuk mengontrolmu. Aku membutuhkanmu untuk
berperilaku dengan cara tertentu, dan jika kau tidak -
aku suka menonton kulit pualam indahmu jadi merah
jambu dan memanas di bawah tanganku. Itu
membuatku terangsang."

Ya ampun. Sekarang kita menuju suatu arah.

"Jadi bukan rasa sakit yang kau berikan padaku?"

Dia menelan ludah.

542
"Sedikit, untuk melihat apakah kau bisa
menerimanya, tapi itu bukan seluruh alasan. Ini
kenyataan bahwa kau adalah milikku yang
kuperlakukan sesuai dengan keinginanku - kontrol
tertinggi atas orang lain. Dan itu merangsangku.

sangat merangsangku, Anastasia. Dengar, aku tak


menjelaskan diriku dengan sangat baik ... aku tak
pernah berkewajiban menjelaskan sebelumnya.

Aku benar-benar tak memikirkan hal ini begitu


mendalam. Aku selalu bersama orang yang
sependirian denganku," ia mengangkat bahu meminta
maaf. "Dan kau masih belum menjawab pertanyaanku
- bagaimana perasaanmu setelah itu?"

"Bingung."

"Kau terangsang secara seksual olehnya, Anastasia,"


ia menutup matanya sebentar, dan ketika ia kembali
membukanya dan menatapku, matanya merah
membara.

Ekspresinya menyentak pada bagian gelap dari


diriku, terkubur jauh didalam perutku - libidoku,
terbangun dan dijinakkan olehnya, tapi bahkan
sekarang, tak terpuaskan.

"Jangan menatapku seperti itu," bisiknya.

Aku mengerutkan kening. Astaga apa yang sudah ku


lakukan sekarang?

543
"Aku tak punya kondom, Anastasia, dan kau tahu,
kau sedang marah. Bertentangan dengan apa yang
teman sekamarmu percaya, aku bukan rakasa
priapus. Jadi, kau merasa bingung?"

Aku menggeliat di bawah tatapan intensnya.

"Kau tak memiliki masalah bersikap jujur saat


menulis. Emailmu selalu memberitahuku persis
bagaimana yang kau rasakan. Mengapa kau tak bisa
melakukan itu dalam percakapan? Apakah aku begitu
mengintimidasimu?"

Aku memilih tempat imajiner pada selimut krim biru


ibuku.

"Kau memperdayaku, Christian. Benar-benar


membingungkanku. Aku merasa seperti Icarus
terbang terlalu dekat dengan Matahari," bisikku.

Dia terkesiap.

"Yah, ku pikir kau punya cara pandang yang salah,"


bisiknya.

"Apa?"

"Oh, Anastasia, kau telah menyihirku. Bukankah


sudah jelas?"

Tidak, tidak bagiku. Menyihir ... dewi batinku

544
menatap dengan mulut ternganga. Bahkan diapun tak
percaya.

"Kau masih belum menjawab pertanyaanku. Tolong,


tulis email padaku. Tapi sekarang, aku benar-benar
ingin tidur. Dapatkah aku menginap?"

"Apakah kau ingin menginap?" aku tak bisa


menyembunyikan harapan dalam suaraku.

"Kau ingin aku di sini."

"Kau belum menjawab pertanyaanku."

"Aku akan menulis email padamu," ia bergumam


kesal.

Berdiri, ia mengosongkan saku celana jinsnya:


BlackBerry, kunci, dompet, dan uang. Ya ampun, pria
membawa banyak barang di saku mereka. Dia
melucuti jam tangan, sepatu, kaus kaki, dan celana
jins dan jaket menaruhnya di atas kursi. Dia berjalan
ke sisi lain tempat tidur dan meluncur masuk ke
ranjang.

"Berbaringlah," perintahnya.

Aku menyelinap perlahan-lahan di bawah selimut,


mengernyit sedikit, menatapnya. Astaga ... dia
menginap. Ku pikir aku mati rasa karena kejutan
yang menggembirakan ini. Dia bersandar pada
sikunya menatapku.

545
"Jika kau akan menangis. Menangis di depanku. aku
perlu tahu."

"Apakah kau ingin aku menangis?"

"Tidak juga. Aku hanya ingin tahu bagaimana


perasaanmu. Aku tak ingin kau tergelincir lepas
melalui jari-jariku. Matikan lampunya. Sudah malam,
dan kita berdua harus kerja besok."

Jadi di sini ... dan masih begitu suka memerintah,


tapi aku tak bisa mengeluh, dia ada di tempat
tidurku. Aku tak mengerti mengapa ... mungkin aku
harus menangis lebih sering di depannya. Aku
mematikan lampu samping tempat tidur.
"Berbaringlah miring, memunggungiku," bisiknya
dalam kegelapan.

Aku memutar mata tahu sepenuhnya bahwa ia tak


dapat melihatku, tapi aku menuruti perintahnya.
Dengan hati-hati, ia bergerak lebih mendekat dan
menempatkan tangannya di tubuhku dan menarikku
ke dadanya ... oh.

"Tidurlah, sayang," ia berbisik, dan aku merasa


hidungnya di rambutku saat ia menghirup dalam-
dalam.

Ya ampun. Christian Grey tidur bersama denganku,


dan dalam kenyamanan dan penghiburan dari
pelukannya, aku hanyut dalam tidur yang damai.

546
547
Nyala lilin terlalu panas. Kerlipan dan tarian di atas
hembusan angin yang hangat yang hadir tanpa
istirahat. Seperti sayap yang tipis dan halus berkibar
kesana kemari dalam kegelapan, menaburkan debu di
dalam lingkaran cahaya. Aku berjuang untuk
melawan, tapi aku merasa letih. Kemudian begitu
terang, dan aku terbang terlalu dekat dengan
matahari, silau karena cahaya, terpanggang dan
meleleh karena panas, usahaku untuk tetap di udara
membuatku kelelahan. Aku begitu hangat. Panasnya
... membuatku gerah, sangat menyengat. Membuatku
terbangun.

Aku membuka mataku, dan aku dalam pelukan


Christian Grey. Dia memeluk tubuhku seperti
bendera kemenangan. Tidurnya nyenyak dengan
kepala di dadaku, lengannya di atasku, memelukku
erat, salah satu kakinya dikaitkan di atas kedua
kakiku. Panas tubuhnya membuatku sesak napas,
dan dia berat. Aku meluangkan waktu sejenak untuk
meresapi bahwa dia di tempat tidurku dan masih
tertidur dengan lelap, dan di luar tampak cahaya
pagi. Dia telah menghabiskan sepanjang malam
bersamaku.

Tangan kananku meregang, tak diragukan lagi untuk


mencari tempat yang sejuk, dan saat aku memproses
fakta bahwa dia masih bersamaku, pikiran itu muncul
bahwa aku bisa menyentuhnya. Dia masih tidur.
Ragu-ragu, aku mengangkat tanganku dan
menjalankan ujung jariku di punggungnya. Jauh di
dalam tenggorokannya, aku mendengar suara

548
erangan samar tertekan, dan dia menggeliat. Dia
mencium dadaku, menghirup dalam-dalam saat dia
bangun. Mata abu-abunya masih mengantuk berkedip
bertemu denganku, dibawah rambut tebalnya yang
kusut.

"Selamat pagi," gumamnya dan mengerutkan kening.


"Ya Tuhan, bahkan dalam tidurku, aku tertarik
padamu." Dia bergerak perlahan, tangan dan kakinya
tak melepasku saat dia mempererat pelukannya. Aku
menyadari bagian tubuhnya yang mengeras
menempel pangkal pahaku. Dia memperhatikan
reaksi mataku yang terbelalak, dan dia tersenyum,
dengan senyuman seksi yang lembut.

"Hmm ... ini bisa menjadi kemungkinan, tapi ku pikir


kita harus menunggu sampai hari Minggu." Dia
membungkuk dan mencium telingaku dengan
hidungnya.

Mukaku memerah, tapi kemudian aku merasakan


tujuh nuansa warna merah karena keseksiannya.

"Kau sangat panas," bisikku.

"Dirimu juga tak terlalu buruk," gumannya dan


menekan tubuhnya padaku, penuh arti.

Mukaku memerah lagi. Bukan itu yang ku maksud.


Dia bertopang pada sikunya menatap ke arahku, geli.
Dia membungkuk, dan yang mengejutkan, ia
mencium lembut di bibirku.

549
"Tidurmu nyenyak?" Tanya dia.

Aku mengangguk, menatap dia, dan aku menyadari


bahwa aku sudah tidur dengan pulas kecuali mungkin
setengah jam lalu ketika aku merasa kepanasan.

"Aku juga begitu." Dia mengernyit. "Ya, sangat


nyenyak." Dia mengangkat alisnya terkejut dan
bingung. "Jam berapa sekarang?"

Aku melirik jam alarm-ku.

"Jam 7.30."

"7:30 ... sial." Dia turun dari tempat tidur dan


memakai celana jinsnya.

Sekarang giliranku melihatnya dengan geli saat aku


duduk. Christian Grey terlambat dan kebingungan.
Ini adalah sesuatu yang belum pernah aku lihat
sebelumnya. Meski terlambat aku menyadari bahwa
pantatku sudah tak lagi sakit.

"Kau benar-benar pengaruh yang buruk untukku. Aku


ada rapat. Aku harus pergi - aku harus di Portland
jam delapan. Apa kau menyeringai padaku? "

"Ya."

Dia menyeringai.

550
"Aku terlambat. Aku tak pernah terlambat. Untuk
pertama yang lainnya, Miss Steele." Dia memakai
jaketnya kemudian menunduk dan tangannya
mencengkeram di kedua sisi kepalaku.

"Minggu," katanya, dan kata tersebut tersirat janji


yang tak terucapkan. Ada sesuatu yang menarik-
narik didalam tubuhku kemudian mencengkeram
mengharapkan kenikmatan, perasaan yang sangat
indah. Sialan, jika saja pikiranku bisa mengimbangi
tubuhku. Dia membungkuk dan menciumku dengan
cepat. Dia mengambil barang-barangnya dari meja
sampingku dan sepatu yang tak dia pakai.

"Taylor akan datang dan menjualkan Beetle-mu. Aku


serius. Jangan mengendarainya. Sampai ketemu lagi
di tempatku pada hari Minggu. Aku akan
mengirimkan email padamu nanti." Dan dia pergi
seperti angin badai.

Oh, Christian Grey menghabiskan malam denganku,


dan aku merasa tenang. Dan tidak ada seks, hanya
berpelukan. Dia bilang dia tak pernah tidur dengan
seseorang - tapi dia tiga kali tidur denganku. Aku
menyeringai dan perlahan keluar dari tempat tidur.
Aku merasa lebih optimis dibandingkan hari-hari
kemarin. Aku berjalan menuju dapur, butuh
secangkir teh.

Setelah sarapan, aku mandi dan berpakaian dengan


cepat untuk hari terakhirku di toko Clayton. Ini
adalah hari terakhir, saat aku akan mengucapkan

551
selamat tinggal pada Mr. & Mrs. Clayton, WSU,
Vancouver, apartemen, Beetle-ku. Aku melirik sekilas
ke laptop – sekarang baru jam 7:52. Aku masih punya
waktu.

Dari: Anastasia Steele

Perihal: Kekerasan dan Pemukulan: Pengaruh


sesudahnya

Tanggal: 27 Mei 2011 08:05

Untuk: Christian Grey

Dear Mr. Grey

Kau ingin tahu mengapa aku merasa bingung


terhadapmu – ungkapan yang mana yang harus kita
terapkan – Memukul pantat, memberi hukuman,
memukul, menganiayaku. Nah selama proses yang
menakutkan itu secara keseluruhan aku merasa
terhina, direndahkan dan dilecehkan. Dan
membuatku malu, Kau benar, aku terangsang, dan itu
tak terduga. Seperti kau ketahui, segala sesuatu
mengenai seksual merupakan hal baru bagiku – aku
cuma berharap aku lebih berpengalaman sehingga
bisa lebih siap. Aku terkejut merasa terangsang.

Yang membuatku khawatir adalah bagaimana aku


merasakan sesudahnya. Dan itu lebih sulit untuk
diungkapkan.

552
Aku senang bahwa kau juga merasa senang. Aku
merasa lega bahwa rasanya tak menyakitkan seperti
yang ku pikir. Dan saat aku berbaring dalam
pelukanmu, aku merasa - puas. Tapi aku merasa
sangat tak nyaman, bahkan bersalah, merasa seperti
itu. Itu membuatku sulit menerimanya dengan baik,
dan aku bingung sebagai akibatnya. Apa ini bisa
menjawab pertanyaanmu?

Aku harap dunia Merger dan Akuisisi adalah menarik


seperti biasanya ... dan kau tak terlalu terlambat.

Terima kasih sudah menginap bersamaku.

Ana

Dari: Christian Grey

Perihal: Bebaskan Pikiranmu

Tanggal: 27 Mei 2011 08:24

Untuk: Anastasia Steele

Menarik ... tapi sedikit berlebihan pada judulnya Miss


Steele.

Untuk menjawab maksudmu:

• Aku akan memukul pantat - saat harus dilakukan.

553
• Jadi, kau merasa terhina, direndahkan dan
dilecehkan & teraniaya - bagaimana kau bisa sebagai
Tess Durbeyfield. Aku percaya bahwa kaulah yang
memutuskan kehinaan itu jika aku ingat dengan
benar. Apa kau benar-benar merasa seperti itu atau
kau berpikir bahwa kau seharusnya harus merasa
seperti itu?

Dua hal yang sangat berbeda. Jika itu bagaimana


perasaanmu, apa kau pikir kau hanya bisa mencoba
dan merangkul perasaan ini, untukku, kau setuju
dengan itu semua? Seperti submisif lakukan.

• Aku bersyukur karena kau tak berpengalamanmu.


Aku menghargai itu, dan aku hanya mulai memahami
apa artinya itu. Sederhananya ... itu berarti bahwa
kau adalah milikku dalam segala hal.

• Ya, kau terangsang, dan itu terlihat sangat


menggairahkan, tak ada yang salah dengan itu.

• Senang rasanya meskipun awalnya tak mencakup


apa yang kurasakan. Luar biasa rasa senangnya.

• Hukuman pukulan pantat jauh lebih menyakitkan


daripada memukul pantat secara sensual - jadi itulah
yang paling keras yang bisa diberikan, kecuali tentu
saja kau melakukan beberapa pelanggaran besar,
dalam hal ini aku akan menggunakan beberapa alat
untuk menghukummu. Tanganku sangat sakit. Tapi
aku suka itu.

554
• Aku merasa puas juga - lebih daripada yang kau
bisa tahu.

• Jangan buang energimu dengan rasa bersalah,


merasa melakukan tindakan yang salah dll, Kita
orang dewasa yang sama-sama mau dan apa yang kita
lakukan ada di balik pintu tertutup antara diri kita
sendiri. Kau perlu membebaskan pikiranmu dan
mendengarkan tubuhmu.

• Dunia M & A tak bisa mendekati dirimu Miss Steele


dalam hal merangsangnya.

Christian Grey
CEO, Grey Enterprises Holdings Inc

Sialan ... milikku dalam segala cara. Napasku


tersentak.

Dari: Anastasia Steele

Perihal: Orang dewasa yang sama-sama mau!

Tanggal: 27 Mei 2011 08:26

Untuk: Christian Grey

Bukankah kau sedang rapat?

Aku sangat senang tanganmu sakit.

555
Dan jika aku mendengarkan tubuhku, aku akan
berada di Alaska sekarang.

Ana
PS: Aku akan berpikir tentang menerima perasaan
ini.

Dari: Christian Grey

Perihal: Kamu Tak Memanggil Polisi

Tanggal: 27 Mei 2011 08:35

Untuk: Anastasia Steele

Miss Steele

Aku sedang rapat membahas pasar berjangka jika


kau benar-benar tertarik.

Sebagai catatan - Kau berdiri di sampingku untuk


mengetahui apa yang akan aku lakukan.

Kau tidak memintaku untuk berhenti - kau tak


menggunakan salah satu kata aman.

Kamu seorang dewasa – Kau punya pilihan.

Sejujurnya, aku tak sabar untuk menantikan waktu


berikutnya saat telapak tanganku bergetar dengan

556
rasa sakit.

Kau jelas tak mendengarkan bagian yang tepat pada


tubuhmu.

Alaska sangat dingin dan tak ada tempat untuk lari.


Aku akan menemukanmu.

Aku bisa melacak ponselmu - ingat?

Segera berangkat kerja.

Christian Grey
CEO, Grey Enterprises Holdings Inc

Aku cemberut menatap layar. Dia benar tentu saja.


Itu pilihanku. Hmm. Apa dia serius akan
menemukanku, haruskah aku memutuskan
melarikan diri untuk sementara waktu? Pikiranku
melayang sebentar tentang tawaran Ibuku. Aku
mengirim balasan.

Dari: Anastasia Steele

Perihal: Penguntit

Tanggal: 27 Mei 2011 08:36

Untuk: Christian Grey

557
Apa kau sudah mencari terapi pada kecenderungan
menguntitmu?

Ana

Dari: Christian Grey

Perihal: Penguntit? Aku?

Tanggal: 27 Mei 2011 08:38

Untuk: Anastasia Steele

Aku sudah membayar Dr. Flynn yang terkenal dengan


sedikit uang yang berkaitan dengan masalah
penguntit dan kecenderunganku yang lain.

Segera berangkat kerja.

Christian Grey
CEO, Grey Enterprises Holdings Inc

Dari: Anastasia Steele

Perihal: Tukang Obat yang Mahal

Tanggal: 27 Mei 2011 08:40

Untuk: Christian Grey

Perkenankan dengan rendah hati aku menyarankan

558
kau mencari pendapat kedua?

Aku tak yakin bahwa Dr. Flynn sangat efektif.

Miss Steele

Dari: Christian Grey

Perihal: Pendapat Kedua

Tanggal: 27 Mei 2011 08:43

Untuk: Anastasia Steele

Bukan berarti itu urusanmu, rendah hati atau


sebaliknya, tapi Dr. Flynn adalah pendapat kedua.

Kau akan ngebut, dengan mobil barumu,


menempatkan dirimu sendiri pada risiko yang tak
perlu – aku pikir itu melanggar peraturan.

SEGERA BERANGKAT KERJA.

Christian Grey
CEO, Grey Enterprises Holdings Inc

Dari: Anastasia Steele

Perihal: TERIAKAN DENGAN HURUF BESAR

559
Tanggal: 27 Mei 2011 08:47

Untuk: Christian Grey

Aku sebagai objek kecenderungan menguntitku - aku


rasa ini adalah urusanku sebenarnya.

Aku belum menandatangani. Jadi rules schmules


(melupakan semua aturan). Dan aku belum mulai
bekerja sampai jam 9:30.

Miss Steele

Dari: Christian Grey

Perihal: Deskripsi Linguistik

Tanggal: 27 Mei 2011 08:49

Untuk: Anastasia Steele

Schmules? Tak yakin kata itu ada di dalam Kamus


Webster

Christian Grey
CEO, Grey Enterprises Holdings Inc

Dari: Anastasia Steele

Perihal: Deskripsi Linguistik

560
Tanggal: 27 Mei 2011 08:52

Untuk: Christian Grey

Ini antara gila kontrol dan penguntit.

Dan Deskripsi Linguistik adalah batas keras


untukku.

Bisakah kau berhenti menggangguku sekarang?

Aku ingin berangkat kerja di dengan mobil baruku.

Ana

Dari: Christian Grey

Perihal: Wanita muda penuh tantangan tapi lucu

Tanggal: 27 Mei 2011 08:56

Untuk: Anastasia Steele

Tanganku mulai berkedut.

Mengemudilah dengan aman Miss Steele.

Christian Grey
CEO, Grey Enterprises Holdings Inc

561
Audi sangat menyenangkan untuk dikendarai.
Memiliki power steering. Wanda, Beetle-ku, tak
memiliki kekuatan seperti ini sama sekali -
dimanapun, jadi lah raga harianku, yang mana
mengendarai itu adalah mengemudikan Beetle-ku,
sudah berakhir. Oh, tapi aku akan memiliki seorang
pelatih pribadi sehubungan dengan semua aturan
Christian. Aku mengerutkan kening. Aku benci
berolahraga.

Saat mengemudi, aku mencoba dan menganalisa


komunikasi kami lewat email tadi. Dia kadang kala
anak perempuan jalang yang terlalu menggurui.
Kemudian aku berpikir tentang Grace dan aku
merasa bersalah. Tapi tentu saja, dia bukan ibu
kandungnya. Hmm Dia tak mengetahui hidupnya
penuh dengan penderitaan. Yah, anak perempuan
jalang yang terlalu menggurui cocok untuknya. Ya.
Aku seorang dewasa, terima kasih untuk
mengingatkanku, Christian Grey, dan ini adalah
pilihanku. Masalahnya adalah, aku hanya ingin
Christian, tidak semua ... beban emosional masa
lalunya - dan benar sekarang dia punya beban
bawaan setara boing 747. Bisakah aku hanya
berbaring dan menerimanya? Layaknya seorang
submisif? Aku sudah mengatakan aku akan mencoba.
Ini adalah pertanyaan yang sangat besar.

Aku berhenti di tempat parkir di toko Clayton. Saat


aku berjalan, Aku hampir tak percaya ini hari
terakhirku. Untungnya, toko sangat sibuk dan waktu
berlalu dengan cepat. Pada waktu makan siang, Mr.

562
Clayton memanggilku dari gudang. Dia berdiri di
samping seorang kurir sepeda motor.

"Miss Steele?" Tanya kurir. Aku mengerutkan kening


bertanya pada Mr. Clayton, yang mengangkat bahu,
sama bingungnya sepertiku. Hatiku tenggelam. Apa
yang Christian kirimkan untukku sekarang? Aku
menandatangani paket kecil dan membukanya
langsung. Ini BlackBerry. Hatiku tenggelam lebih
lanjut. Aku aktifkan.

Dari: Christian Grey

Perihal: TENTANG PINJAMAN BlackBerry

Tanggal: 27 Mei 2011 11:15

Untuk: Anastasia Steele

Aku perlu untuk bisa menghubungimu setiap saat,


dan karena ini adalah bentuk komunikasi yang paling
jujur, aku pikir kau perlu BlackBerry.

Christian Grey
CEO, Grey Enterprises Holdings Inc

Dari: Anastasia Steele

Perihal: Konsumerisme Bertambah Gila

563
Tanggal: 27 Mei 2011 13:22

Untuk: Christian Grey

Aku pikir kau perlu menelepon Dr. Flynn sekarang.

Kecenderungan menguntit-mu bertambah liar.

Aku di tempat kerja. Aku akan mengirimkan email


saat aku sudah tiba dirumah.

Terima kasih atas gadget lain.

Aku tak salah saat aku mengatakan kau menjadi


pelanggan tertinggi.

Mengapa kau melakukan ini?

Ana

Dari: Christian Grey

Perihal: Kecerdasan dari seseorang yang begitu


muda

Tanggal: 27 Mei 2011 13:24

Untuk: Anastasia Steele

Ide bagus tersampaikan dengan baik, seperti biasa


Miss Steele.

564
Dr. Flynn sedang berlibur.

Dan aku melakukan ini karena aku bisa.

Christian Grey
CEO, Grey Enterprises Holdings Inc

Aku meletakkan BB yang kubenci di saku


belakangku. Berkirim Email dengan Christian
membuat kecanduan, aku seharusnya bekerja. Suara
dengungan berbunyi dibelakangku ... bagaimana
tepatnya, aku berpikir dengan ironisnya, tapi
memanggil semua tekatku, aku mengabaikannya.

Pukul empat, Mr. dan Mrs. Clayton mengumpulkan


semua karyawan lain di toko, dan selama pidato yang
memalukan dia memberiku cek sebesar tiga ratus
dolar.

Pada momen itu, tiga minggu dari – ujian, wisuda,


milyarder yang kacau, hilangnya keperawan, batas
keras & lunak, ruang bermain bukan untuk hiburan,
naik helikopter - dan fakta bahwa aku akan pindah
besok, semua berkumpul dalam diriku. Hebatnya, aku
menjalani semua ini sendiri. Bawah sadarku kagum.
Aku memeluk keluarga Clayton dengan tegar. Mereka
majikan yang baik dan yang murah hati, dan aku
akan merindukan mereka.

Kate turun dari mobilnya saat aku tiba di rumah.

565
"Apa itu?" Katanya dengan nada menuduh, menunjuk
pada Audi. Aku tak bisa mengelak.

"Ini mobil," aku bercanda. Dia menyempit matanya,


dan untuk sesaat, aku ingin tahu apa dia akan
menempatkan aku di lututnya juga. "Hadiah
kelulusanku." Aku mencoba dan bersikap acuh tak
acuh. Ya, aku mendapat mobil mahal yang diberikan
padaku setiap hari. Mulutnya menganga.

"Dermawan, bajingan paling top, bukan?"

Aku mengangguk.

"Aku mencoba untuk tak menerimanya, tapi terus


terang, hanya saja ini tak senilai dengan
pertengkarannya."

Kate mengatupkan bibirnya.

"Tak heran kau begitu kewalahan. Aku


memperhatikan bahwa dia menginap."

"Ya." Aku tersenyum dengan sendu.

"Apa kita sudah selesai mengemas?"

Aku mengangguk dan mengikuti dia masuk. Aku


memeriksa email dari Christian.

Dari: Christian Grey

566
Perihal: Minggu

Tanggal: 27 Mei 2011 13:40

Untuk: Anastasia Steele

Bisakah aku melihatmu hari Minggu jam 13:00?

Dokter akan datang ke Escala menemuimu jam 1:30.

Aku berangkat ke Seattle sekarang.

Aku berharap kepindahanmu berjalan dengan lancar,


dan aku sangat menantikan hari Minggu.

Christian Grey
CEO, Grey Enterprises Holdings Inc

Astaga, dia bisa membahas info cuaca. Aku


memutuskan untuk membalas email-nya setelah kami
selesai mengemas, dia bisa menyenangkan selama
satu menit, kemudian dia bisa begitu formal dan
kaku. Sulit untuk mengikutinya. Jujur saja, ini
seperti mengirim email untuk karyawan. Aku
memutar mataku dengan menantang, bergabung
dengan Kate untuk mengemas.

Kate dan aku berada di dapur saat ada ketukan di


pintu. Taylor berdiri di teras, terlihat rapi dengan
setelan jasnya. Aku melihat jejak mantan tentara

567
pada rambut cepaknya, tubuhnya langsing, dan
tatapannya tenang.

"Miss Steele," katanya. "Aku datang untuk mobil


Anda."

"Oh ya, tentu saja. Masuklah, aku akan mengambil


kunci."

Tentunya ini di luar panggilan tugasnya. Aku ingin


tahu lagi apa gambaran pekerjaan Taylor. Aku
memberikan kunci, dan kita berjalan tanpa bersuara
bagiku rasanya tak nyaman - menuju Beetle warna
biru muda. Aku membuka pintu dan mengeluarkan
senter dari kotak sarung tangan. Itu saja.

Aku tak memiliki barang pribadi lagi di dalam


Wanda. Selamat tinggal, Wanda. Terima kasih. Aku
membelai atap saat aku menutup pintu penumpang.

"Berapa lama anda bekerja untuk Mr. Grey?" Aku


bertanya.

"Empat tahun, Miss Steele."

Tiba-tiba, aku memiliki dorongan yang sangat kuat


untuk menghujani dia dengan pertanyaan. Orang ini
pasti tahu tentang Christian, semua rahasianya. Tapi
kemudian dia mungkin menandatangani perjanjian
NDA.

Aku melihat dengan gugup ke arahnya. Ekspresinya

568
pendiam sama seperti Ray, dan aku jadi ramah
padanya.

"Dia pria baik, Miss Steele," katanya, dan dia


tersenyum sedikit. Dia mengangguk sedikit padaku,
lalu naik ke mobilku, dan mengendarai pergi.

Apartemen, Beetle, Clayton - semua berubah


sekarang. Aku menggeleng saat aku masuk kembali
ke dalam. Dan perubahan terbesar dari semua adalah
Christian Grey. Taylor berpikir dia orang yang baik.

Dapatkah aku mempercayainya?

569
Jam delapan José bergabung dengan kami, membawa
makanan China. Kami sudah selesai mengemas dan
siap untuk pergi. Dia membawa beberapa botol bir,
dan Kate dan aku duduk di sofa sementara dia bersila
di lantai di antara kami. Kami menonton acara TV
yang jelek, minum bir, saat malam mulai bertambah
larut, pengaruh dari bir membuat kami bersenang-
senang dengan seru sambil bernostalgia. Sudah empat
tahun kami berteman baik.

Suasana antara Jose dan aku sudah kembali normal,


percobaan ciumannya sudah terlupakan. Yah, dewi
batinku berbaring di bawah karpet yang sudah disapu
bersih, makan anggur dan menekan jari-jarinya, tak
begitu sabar menunggu hari Minggu. Ada ketukan di
pintu, dan hatiku melompat ke tenggorokan. Siapa?

Kate menjawab orang yang mengetuk pintu dan


hampir terjatuh dari kakinya saat melihat Elliot. Dia
langsung menangkapnya seperti gaya Hollywood
bergerak cepat memeluk di dalam rumah seni Eropa.
Jujur saja ...

bisakah dilakukan di dalam kamar. José dan aku


saling memandang. Aku terkejut pada kurang
sopannya mereka.

"Bisakah kita keluar ke bar?" Aku meminta José, yang


mengangguk panik. Kami tak terlalu nyaman dengan
kemesraan yang tak terkendali berlangsung di depan
kami. Kate mendongak memandangku, memerah dan
bermata cerah.

570
"Jose dan aku akan minum." Aku memutar bola mata
padanya. Ha! Aku masih bisa memutar bola mata
pada waktuku sendiri.

"Oke," dia menyeringai.

"Hai Elliot, bye Elliot."

Dia mengedipkan mata biru besarnya padaku, José


dan aku tertawa seperti remaja saat sudah berada di
luar. Saat kami berjalan-jalan ke bar, aku
menggenggam tangan José. Ya Tuhan, dia begitu
sederhana

- aku benar-benar tak menghargai itu sebelumnya.

"Kau masih mau datang ke pembukaan acaraku,


kan?"

"Tentu saja, Jose, kapan?"

"9 Juni."

"Hari apa?" Aku tiba-tiba panik.

"Hari Kamis."

"Ya aku akan datang ... dan kau akan mengunjungi


kami di Seattle?"

"Coba untuk menghentikanku." Dia menyeringai.

571
Sudah larut malam saat aku tiba kembali dari bar.
Kate dan Elliot tak terlihat tapi suara mereka bisa
kedengaran. Sialan. Aku harap suaraku tak keras.
Aku tahu Christian tidak. Mukaku memerah
memikiran itu dan masuk ke kamarku. Setelah
pelukan singkat - agak canggung - mengucapkan
terima atas semua kebaikan, José pergi. Aku tak tahu
kapan aku akan melihatnya lagi, mungkin acara
pameran fotonya, dan sekali lagi, aku kagum bahwa
akhirnya dia bisa mengelar sebuah pameran. Aku
akan merindukannya dan pesona kekanak-
kanakannya. Aku tak tega untuk bercerita tentang
Beetle, aku tahu dia akan sakit hati saat dia tahu,
dan aku hanya bisa menangani seorang pria saja pada
satu saat. Setelah di kamar, aku memeriksa laptop,
dan tentu saja, ada email dari Christian.

Dari: Christian Grey

Perihal: Dimana kamu?

Tanggal: 27 Mei 2011 22:14

Untuk: Anastasia Steele

'Aku di tempat kerja. Aku akan mengirimkan email


saat aku sudah tiba dirumah.'

Apa kau masih di tempat kerja atau kau sudah


mengemas ponsel, BlackBerry dan MacBookmu?

572
Telepon aku, atau mungkin aku terpaksa untuk
menelepon Elliot.

Christian Grey
CEO, Grey Enterprises Holdings Inc

Ya Ampun ... José ... sial.

Aku ambil teleponku. Lima panggilan tak terjawab


dan satu pesan suara. Untuk sementara, aku
mendengarkan pesan. Ini dari Christian.

'Aku pikir kau harus belajar bagaimana mengelola


harapanku. Aku bukan pria yang sabar. Jika kau
mengatakan kau akan menghubungiku setelah selesai
bekerja, maka kau harus punya kesopanan untuk
melakukannya. Jika tidak, aku khawatir, dan itu
bukan emosi yang aku kenal, dan aku tak sabar
menghadapi dengan tenang.Telepon aku.'

Dua kali sial. Apakah dia pernah memberiku


istirahat? Aku cemberut di telepon. Dia membuatku
sesak nafas. Dengan ketakutan mendalam yang
menarik lurus didalam perutku, aku menekan
nomornya. Jantung seperti ada di dalam mulutku saat
aku menunggu dia menjawab. Dia mungkin ingin
menundukkan tujuh nuansa warna sialan keluar
dariku. Pikiran itu membuatku tertekan.

"Hai," katanya lembut, dan responnya


mengagetkanku karena aku mengharapkan

573
kemarahannya, tapi jika ada, sepertinya dia
terdengar lega.

"Hai," gumamku.

"Aku mengkhawatirkanmu."

"Aku tahu. Maaf aku tak menjawab, tapi aku baik-


baik saja."

Dia berhenti sejenak.

"Apakah kau memiliki malam yang menyenangkan?"


Tanyanya riang dan sopan.

"Ya. Kami telah selesai mengemas, Kate dan aku


berbagi makanan Cina yang dibelikan José." Aku
memejamkan mata erat-erat saat aku menyebutkan
nama Jose itu. Christian tak mengatakan apapun.

"Bagaimana denganmu?" Aku bertanya untuk mengisi


pembicaraan yang tiba-tiba diam. Aku tak akan
membiarkan dia marah padaku tentang José.

Akhirnya, dia mendesah.

"Aku pergi makan malam acara penggalangan dana.


Acaranya sangat membosankan. Aku pergi sesegera
mungkin."

Dia terdengar sangat sedih dan pasrah. Hatiku


mencengkram. Aku membayangkan dia malam-

574
malam yang lalu duduk di depan piano di ruang
keluarga yang besar dan memainkan musik
melankolis begitu sedih yang tak tertahankan.

"Aku berharap kau ada di sini," bisikku, karena aku


punya keinginan untuk menggenggamnya.
Menenangkan dia.

Meskipun dia tak akan membiarkanku. Aku ingin


kedekatan darinya.

"Apa kau menginginkannya?" Gumamnya dengan


lunak. Sialan. Ini tak terdengar seperti dia, dan kulit
kepalaku seperti ditusuk-tusuk dengan munculnya
ketakutan.

"Ya," aku menarik napas. Setelah diam agak lama, dia


mendesah.

"Sampai bertemu hari Minggu?"

"Ya, hari Minggu," bisikku, dan gairah terprogram


disekujur tubuhku.

"Selamat malam."

"Selamat malam, Sir."

Panggilanku mengejutkannya, aku bisa tahu dari


suara pengambilan napasnya yang tajam.

"Semoga kepindahanmu besok lancar, Anastasia."

575
Suaranya lembut. Dan kami berdua menelepon
seperti remaja, tak ingin menutup telepon.

"Tutup teleponnya," bisikku. Akhirnya, aku


merasakan senyumnya.

"Tidak, kau yang menutup telepon." Dan aku tahu dia


menyeringai.

"Aku tak mau."

"Aku juga tidak."

"Apa kau marah padaku?"

"Ya."

"Apa kau masih marah?"

"Tidak"

"Jadi kau tak akan menghukumku?"

"Tidak. Ada saat dimana aku seperti seorang pria


yang lain."

"Aku sudah menyadari."

"Kau bisa menutup telepon, Miss Steele."

"Apa kau benar-benar ingin aku menutupnya, Sir?"

576
"Pergilah ke tempat tidur, Anastasia."

"Ya, Sir."

Kami berdua diam di telepon.

"Pernahkah kau berpikir bahwa kau akan bisa


melakukan apa yang kau katakan?" Dia geli dan
jengkel pada saat yang sama.

"Mungkin. Kita lihat saja setelah hari Minggu." Dan


aku tekan 'end' di telepon.

******

Elliot berdiri dan mengagumi hasil karyanya. Dia


telah berhasil menghubungkan kembali TV kita ke
sistem satelit apartemen kami di daerah Pike Place
Market. Kate dan aku berbaring di sofa dengan
cekikikan, terkesan oleh kehebatannya menggunakan
bor listrik. TV Layar datar terlihat aneh menempel
dinding bata dari gudang yang diubah jadi apartemen,
tapi tidak diragukan aku akan terbiasa dengan itu.

"Lihat, sayang sangat mudah." Dia menyeringai


senyum lebar tampak gigi putihnya pada Kate, dan
dia benar-benar hampir larut ke dalam sofa.

Aku memutar bola mataku pada mereka berdua.

"Aku ingin tinggal, sayang, tapi kakakku baru

577
kembali dari Paris. Nanti malam diwajibkan datang
untuk makan malam keluarga."

"Bisakah kau datang setelah itu?" Kate mencoba


menanyakan, serba lembut dan bukan seperti Kate.

Aku berdiri dan berjalan ke dapur dengan berpura-


pura membongkar salah satu peti kayu. Mereka ingin
mendapatkan privasi.

"Aku akan melihat apa aku bisa melarikan diri,"


janjinya.

"Aku akan turun denganmu." Senyum Kate.

"Sampai ketemu lagi, Ana." Elliot menyeringai.

"Sampai jumpa, Elliot. Sampaikan salamku untuk


Christian."

"Hanya salam?" Alisnya naik penuh arti.

"Ya." Mukaku memerah. Dia mengedipkan mata


padaku, dan mukaku bertambah merah saat dia
mengikuti Kate keluar dari apartemen. Elliot sangat
manis dan begitu berbeda dari Christian. Dia hangat,
terbuka, saling menyentuh dengan Kate. Mereka
hampir tak dapat menahan tangannya dari satu sama
lain - jujur itu sangat memalukan - dan aku merasa
iri.

Kate kembali sekitar dua puluh menit kemudian

578
dengan membawa pizza, dan kami duduk, dikelilingi
oleh peti kayu, di ruang baru terbuka kami, makan
langsung dari kotak. Ayah Kate sudah membuat kami
bangga. Apartemen ini tak luas, tapi cukup besar, tiga
kamar tidur dan ruang tamu besar yang bisa
langsung melihat Pike Place Market itu sendiri.
Semua kokoh, lantai kayu, bata merah, dan bagian
atas dapur adalah beton halus, sangat bermanfaat
sekarang ini. Kami berdua menyukai tinggal di
jantung kota.

Pukul delapan kotak suara berbunyi. Kate melompat -


dan jantungku melompat ke mulutku.

"Pengiriman, Miss Steele, Miss Kavanagh."


Kekecewaan mengalir bebas dan tak terduga melalui
pembuluh darahku. Ternyata bukan Christian.

"Lantai kedua, apartemen dua."

Kate menyuruh pemuda pengirim paket masuk,


mulutnya menganga saat dia melihat Kate, melihat
jeans ketat, t-shirt, rambut disanggul tinggi dengan
sulur yang lolos. Dia punya pengaruh pada pria.
Pemuda itu memegang sebotol sampanye dengan
balon berbentuk helikopter terpasang. Kate
memberinya senyum yang mempesona pada pemuda
pengirim paket itu dan beralih membacakan kartunya
padaku.

Ladies, Semoga beruntung di rumah baru kalian,


Christian Grey.

579
Kate menggeleng kepalanya tak setuju.

"Mengapa dia tak bisa hanya menulis 'dari Christian'?


Dan ada apa dengan balon helikopter yang aneh?"

"Charlie Tango."

"Apa?"

"Christian mengajakku ke Seattle dengan


menerbangkan sendiri helikopternya." Aku
mengangkat bahu.

Kate menatap ke arahku dengan mulut terbuka. Aku


harus bilang - Aku suka kesempatan ini - Katherine
Kavanagh, diam dan tertegun, peristiwa itu begitu
langka. Aku meluangkan waktu singkat yang langka
untuk menikmatinya.

"Ya, dia memiliki helikopter, yang dia terbangkan


sendiri," Aku mengatakan dengan bangga.

"Tentu saja brengsek kaya menjijikkan itu memiliki


helikopter. Kenapa kau tak menceritakan padaku."
Kate memberikan tatapan menuduh padaku, tapi dia
tersenyum, menggelengkan kepala tak percaya?

"Aku banyak pikiran akhir-akhir ini."

Dia mengerutkan kening.

580
"Apa kau akan baik-baik saja selama aku pergi?"

"Tentu saja." Jawabku meyakinkan. Kota Baru, tak


ada pekerjaan ... dengan pacar yang gila.

"Apa kau memberinya alamat kita?

"Tidak, tapi menguntit adalah salah satu


spesialisasinya." Aku termenung, terus terang.

Alis Kate langsung menyambung.

"Entah bagaimana aku tak terkejut. Dia membuatku


khawatir, Ana. Setidaknya itu sampanye yang terbaik
dan juga dingin."

Tentu saja, hanya Christian yang bisa mengirim


sampanye dingin atau menyuruh sekretarisnya untuk
melakukannya ...

atau mungkin Taylor. Kami membukanya kemudian


menemukan cangkir teh kami – cangkir teh adalah
barang terakhir waktu mengemas.

"Bollinger Grande Annee Rosé 1999, anggur bermutu


tinggi." Aku tersenyum pada Kate, dan kami tos
dengan cangkir teh.

Aku bangun lebih awal pada hari Minggu pagi yang


kelabu setelah semalam tidur nyenyak dan terjaga
menatap peti-petiku. Kau harus benar-benar
membongkar ini, bawah sadar mengomeliku,

581
mengatupkan bibir seperti bibirnya makhluk harpy
bersama-sama. Tidak... hari ini adalah hari yang ku
tunggu. Dewi batinku tak sabar, melompat dari satu
kaki ke kaki yang lain. Mengantisipasi menggantung
berat dan menakjubkan di atas kepalaku seperti awan
badai gelap tropis. Kupu-kupu membanjiri perutku -
dan juga lebih gelap, jasmani, menawan terasa sakit
saat aku mencoba untuk membayangkan apa yang
akan dia lakukan padaku ... dan tentu saja, aku harus
menandatangani kontrak yang terkutuk atau apakah
aku harus melakukan itu? Aku mendengar ping surat
masuk dari laptop di lantai samping tempat tidurku.

Dari: Christian Grey

Perihal: Hidupku dalam Hitungan

Tanggal: 29 Mei 2011 08:04

Untuk: Anastasia Steele

Jika kau mengemudi kau memerlukan kode akses


untuk garasi bawah tanah di Escala: 146963

Parkir di ceruk no 5 - itu salah satu milikku.

Kode untuk lift: 1880

Christian Grey
CEO, Grey Enterprises Holdings Inc

582
Dari: Anastasia Steele

Perihal: Anggur yang sangat bagus

Tanggal: 29 Mei 2011 08:08

Untuk: Christian Grey

Ya Sir. Sangat jelas.

Terima kasih atas sampanye dan balon Charlie Tango,


yang sekarang terikat di tempat tidurku.

Ana

Dari: Christian Grey

Perihal: Iri

Tanggal: 29 Mei 2011 08:11

Untuk: Anastasia Steele

Sama-sama.

Jangan terlambat.

Beruntungnya Charlie Tango.

Christian Grey
CEO, Grey Enterprises Holdings Inc

583
Aku memutar bola mataku pada sikapnya yang
sangat memerintah, tapi baris terakhir membuatku
tersenyum. Aku berjalan menuju kamar mandi,
bertanya-tanya apa Elliot berhasil kembali tadi
malam dan berusaha keras untuk mengendalikan
kegelisahanku.

Aku bisa mengendarai Audi dengan sepatu hak tinggi!


Tepat pukul 12:55, Aku sudah sampai di dalam garasi
Escala di parkiran ceruk nomer lima. Seberapa besar
parkiran yang dia miliki? SUV Audi ada, R8, dan dua
Audi SUV yang lebih kecil ... hmm. Aku cek maskara
yang jarang kupakai dalam cahaya cermin rias di
sunshield-ku. Salah satu bagian yang tak ada di
Beetle.

Ayo! Dewi batinku memegang pom pom di tangannya -


dia berpenampilan seperti cheerleader.

Di cermin yang mengelilingi lift, aku memeriksa gaun


warna plum-ku, yah sebenarnya - gaun plumnya Kate.

Terakhir kali aku memakai ini, dia ingin mengupas


dariku. Tubuhku menegang memikirkan itu.

Ya, perasaan itu hanya membuatku sangat senang,


dan aku menarik napas. Aku memakai celana dalam
yang Taylor beli untukku. Mukaku memerah
memikirkan Rambut-Cepak berkeliaran di lorong
Agen Intel atau di mana pun dia membelinya. Pintu
membuka, dan aku menghadap lobi apartemen nomor

584
satu.

Taylor berdiri di pintu ganda saat aku melangkah


keluar dari lift.

"Selamat siang, Miss Steele," katanya.

"Oh tolong panggil aku, Ana."

"Ana," dia tersenyum.

"Mr. Grey sedang menunggu Anda."

Aku yakin dia menungguku.

Christian duduk di sofa ruang tamunya membaca


koran Minggu. Dia mendongak saat Taylor
mengantarku ke ruang tamu. Ruangan ini persis
seperti yang aku ingat - sudah seminggu penuh sejak
aku berada di sini - tapi rasanya begitu lama.
Sebenarnya Christian terlihat dingin dan tenang, dia
terlihat sangat menyenangkan. Dia memakai kemeja
linen longgar putih dan celana jeans, tanpa sepatu
atau kaus kaki. Rambutnya kusut dan tak disisir, dan
mata abu-abunya berbinar nakal padaku. Bentuk
sangat tampan. Dia berdiri dan berjalan ke arahku,
tersenyum menilai agak geli terukir di bibirnya yang
indah.

Aku berdiri bergerak ke pintu masuk ruangan,


lumpuh karena keindahannya dan menunggu rasa
manis apa yang akan terjadi. Aliran arus yang akrab

585
ada diantara kami, memicu perlahan di dalam
perutku, menarikku ke dalam dirinya.

"Hmm ... gaun itu," gumamnya tanda setuju saat dia


menatapku. "Selamat datang kembali, Miss Steele,"
dia berbisik, dan menggenggam daguku, dia
membungkuk dan memberkan ciuman lembut di
bibirku. Sentuhan bibirnya pada bibirku bergema di
seluruh tubuhku. Napasku sesak.

"Hai," bisikku saat mukaku memerah.

"Kau tepat waktu. Aku suka tepat waktu. Ayo." Dia


mengambil tanganku dan membawaku ke sofa. "Aku
ingin menunjukkan sesuatu," katanya mengajak kami
duduk. Dia mengulurkan Seattle Times. Pada
halaman delapan, ada foto kami berdua bersama-
sama saat upacara wisuda. Ya ampun. Aku di koran.
Aku cek judulnya.

Christian Grey dan temannya saat upacara wisuda di


WSU Vancouver.

Aku tertawa.

"Jadi aku 'teman' mu sekarang."

"Karena sudah ditampilkan. Dan ada di koran, jadi itu


pasti benar." Dia menyeringai.

Duduk di sampingku, seluruh tubuhnya berbalik


menghadapku, salah satu kakinya diselipkan di

586
bawah kaki yang lain. Dia menyelipkan rambut di
belakang telingaku dengan jari telunjuknya. Tubuhku
menjadi hidup karena sentuhannya, menunggu dan
sangat membutuhkan.

"Jadi, Anastasia, kau punya ide yang lebih baik


denganku sejak terakhir kali kau di sini."

"Ya." Kemana arah pembicaraannya?

"Tapi kau kembali lagi."

Aku mengangguk malu-malu, dan mata abu-abunya


berkilau. Dia menggelengkan kepalanya sedikit
sepertinya dia bergumul dengan idenya.

"Apa kau sudah makan?" pertanyaannya mengalihkan


pikiran.

Sial.

"Belum."

"Apa kau lapar?" Dia benar-benar berusaha untuk tak


terlihat kesal.

"Tidak untuk makanan," bisikku, dan reaksi cuping


hidungnya bergerak sedikit bereaksi.

Ia mencondongkan tubuh dan berbisik di telingaku.

"Kamu sangat bersemangat seperti biasa, Miss Steele,

587
dan hanya untuk memberitahu padamu aku juga
sama dan ini menjadi rahasia kecil kita.

Tapi Dr. Greene sebentar lagi akan datang." Dia


duduk tegak. "Aku berharap kau akan makan,"
tegurnya lembut.

Darah panasku mendingin. Sial - dokter. Aku sudah


lupa.

"Apa yang bisa kau ceritakan tentang Dr. Greene?"


Aku bertanya untuk mengalihkan perhatian kita
berdua.

"Dia dokter kandungan yang terbaik di Seattle. Apa


lagi yang bisa aku katakan? "Dia mengangkat bahu.

"Aku pikir aku menemui doktermu, dan jangan bilang


kau benar-benar seorang wanita, karena aku tak akan
percaya."

Dia menatapku seperti berkata jangan-menjadi-


konyol.

"Kurasa lebih tepat bahwa kau berkonsultasi dengan


spesialis. Benar kan?" katanya lembut.

Aku mengangguk. Sialan, jika dia dokter spesiali


kandungan terbaik, dia dijadwalkan menemuiku pada
hari Minggu

- saat makan siang! Aku tak bisa membayangkan

588
berapa banyak biayanya. Christian tiba-tiba
mengerutkan kening seolah mengingat sesuatu yang
tidak menyenangkan.

"Anastasia, malam ini ibuku mengundangmu untuk


datang makan malam. Aku percaya Elliot meminta
Kate juga. Aku tak tahu bagaimana perasaanmu
tentang itu. Akan menjadi aneh bagiku
memperkenalkanmu pada keluargaku."

Aneh? Mengapa?

"Apakah kau malu karena aku?" Aku tak bisa


menjaga hatiku merasa terluka keluar dari suaraku.

"Tentu saja tidak." Dia memutar bola matanya ke


arahku.

"Mengapa aneh?"

"Karena aku belum pernah melakukan sebelumnya."

"Mengapa kau boleh memutar bola matamu, dan aku


tidak?"

Dia berkedip padaku.

"Aku tak menyadarinya."

"Biasanya aku juga tidak," Aku membentaknya.

Christian melotot padaku, terdiam. Taylor muncul di

589
ambang pintu.

"Dr. Greene di sini, Sir."

"Tunjukkan padanya ke kamar Miss Steele."

Kamar Miss Steele!

"Siap untuk kontrasepsi tertentu?" Tanyanya saat


berdiri dan mengulurkan tangannya padaku.

"Kau tidak akan ikut juga kan?" Aku terkesiap,


terkejut.

Dia tertawa.

"Aku membayarnya sangat mahal untuk menonton,


percayalah, Anastasia, tapi aku tidak berpikir dokter
yang baik itu akan setuju."

Aku mengambil tangannya, dan dia menarikku ke


dalam pelukannya dan menciumku dalam-dalam. Aku
mencengkeram lengannya, terkejut. Tangannya ada di
rambutku memegang kepalaku, dan dia menarikku
menjauhinya, dahinya menempel dengan dahiku.

"Aku sangat senang kau di sini," bisiknya. "Aku tak


sabar untuk melihatmu telanjang."

590
Dr. Greene tinggi, pirang, dan rapi, mengenakan
setelan biru cerah. Aku teringat wanita yang bekerja
di kantor Christian. Dia persis seperti model - pirang
Stepford yang lain. Rambut panjangnya disanggul
elegan. Dia pasti berusia di awal empat puluhan.

"Mr. Grey." Dia menjabat tangan terulur Christian.

"Terima kasih sudah datang dengan pemberitahuan


yang mendadak," kata Christian.

"Terima kasih telah menghargai waktuku, Mr. Grey.


Miss Steele" tersenyum. Matanya dingin dan menilai.

Kami berjabat tangan, dan aku tahu dia salah satu


wanita yang tak mentolerir orang-orang bodoh dengan
senang hati. Seperti Kate. Aku menyukainya segera.
Dia memberi Christian tatapan tajam, dan setelah
beberapa saat yang canggung, ia memahami
isyaratnya.

"Aku akan ke lantai bawah," gumamnya, dan dia


meninggalkan apa yang akan jadi kamar tidurku.

"Nah Miss Steele. Mr. Grey tengah membayarku


sedikit uang untuk menemuimu. Apa yang bisa aku
lakukan untukmu?"

Setelah pemeriksaan menyeluruh dan diskusi


panjang, Dr. Greene dan aku memutuskan
menggunakan pil mini. Dia menulis aku resep pra-
bayar dan menginstruksikanku untuk mengambilnya

591
besok. Aku suka sikap tanpa basa-basinya - ia telah
menguliahiku sampai dia sebiru setelannya tentang
meminumnya pada waktu yang sama setiap hari. Dan
aku bisa bilang dia terbakar dengan rasa ingin
tahunya tentang apa yang disebut hubunganku
dengan Mr. Grey. aku tak memberinya rincian. Entah
bagaimana aku pikir dia tak akan terlihat begitu
tenang lagi dan terkendali jika dia melihat Red Room
of Pain milik Christian. Aku memerah saat kita
melewati pintu tertutup dan menuju kembali ke
lantai bawah ke galeri seni yang jadi ruang tamu
Christian.

Christian sedang membaca, duduk di sofanya. Sebuah


aria yang mempesona sedang diputar pada sistem
musiknya, berputar-putar di sekitarnya, menyelimuti
dia, memenuhi ruangan dengan lagu, manis penuh
perasaan.

Untuk beberapa saat, dia tamSir tenang. Dia berbalik


dan melirik kita ketika kita masuk dan tersenyum
hangat padaku.

"Apa kau sudah selesai?" Tanya dia seolah-olah dia


benar-benar tertarik. Dia menunjuk remote pada
kotak putih ramping di bawah perapian tempat iPod-
nya ditaruh, dan melodi indah memudar tapi musik
latarnya masih ada. Berdiri, ia berjalan ke arah kita.

"Ya, Mr. Grey. Jaga dia, dia wanita muda cantik yang
cerdas."

592
Christian kaget - begitu juga aku. Satu hal yang tak
pantas untuk seorang dokter katakan. apakah dia
memberinya semacam peringatan yang tak begitu
halus? Christian segera pulih.

"Aku sepenuhnya berniat melakukannya,"


gumamnya, bingung.

Menatap dia, aku mengangkat bahu, malu.

"Aku akan mengirimkan tagihanku," kata Dr. Greene


singkat sambil menjabat tangannya.

"Selamat siang, dan semoga sukses untukmu, Ana."


Dia tersenyum, matanya berkerut seperti yang
dilakukannya ketika kita berjabat tangan.

Taylor muncul entah dari mana untuk mengawal dia


melalui pintu ganda dan keluar menuju lift.
Bagaimana dia melakukannya? Di mana dia
mengintai?

"Bagaimana itu?" Tanya Christian.

"Baik, terima kasih. Dia mengatakan bahwa aku


harus menjauhkan diri dari segala macam kegiatan
seksual selama empat minggu ke depan."

Mulut Christian menganga kaget, dan aku tak bisa


menahan tawa lagi dan nyengir padanya seperti orang
idiot.

593
"Gotcha!"

Dia menyempit matanya, dan aku langsung berhenti


tertawa. Bahkan, dia terlihat agak menakutkan. Oh
sial. Bawah sadarku gemetar di sudut saat semua
darah menghilang dari wajahku, dan aku
membayangkan dia menempatkanku di lututnya lagi.

"Gotcha!" Katanya dan nyengir. Dia meraih


pinggangku dan menarikku kepadanya. "Kau tak bisa
diperbaiki, Miss Steele," bisiknya, menatap ke mataku
saat ia menjalin jari-jarinya ke rambutku,
memegangku tetap di tempatnya. Dia menciumku,
keras, dan aku berpegang pada lengan berototnya
untuk keseimbangan.

"Aku sangat ingin melakukannya denganmu di sini,


sekarang, tapi kau perlu makan dan aku juga. Aku
tak ingin kau pingsan denganku nanti," gumamnya di
bibirku.

"apakah hanya itu yang kau inginkan dariku -


tubuhku?" Bisikku.

"Tubuh dan mulut cerdasmu," dia bernafas.

Dia menciumku lagi penuh gairah, dan kemudian


tiba-tiba melepaskanku, mengambil tanganku dan
membawaku ke dapur. Aku terguncang. Satu menit
kita bercanda dan berikutnya ... aku mengipasi
wajahku yang panas. Dia benar-benar menarik secara
seksual, dan sekarang aku harus memulihkan

594
keseimbanganku dan makan sesuatu. Aria masih
mengiringi di latar belakang.

"Musik apa itu?"

"Villa Lobos, sebuah aria dari Brasileiras Bachianas.


Bagus, kan?"

"Ya," bisikku setuju total.

Bar sarapan diatur untuk dua orang; Christian


mengambil mangkuk salad dari lemari es.

"Salad ayam caesar apa kau mau?"

Oh terima kasih langit, tidak terlalu berat.

"Ya, mau, terima kasih."

Aku menyaksikan ia bergerak dengan anggun


didapurnya. Dia begitu nyaman dengan tubuhnya
pada satu saat, tapi kemudian dia tak suka disentuh
... jadi mungkin dalam hati dia tak nyaman. Semua
orang tergantung pada orang lain, aku merenung -
kecuali mungkin Christian Grey.

"Apa yang kamu pikirkan?" Tanya dia, menarikku


dari lamunan. Aku memerah.

"Aku hanya menonton caramu bergerak."

Dia mengangkat alis geli.

595
"Dan?" Katanya datar.

Aku memerah lagi.

"Kau sangat anggun."

"Wah, terima kasih, Miss Steele," bisiknya. Dia duduk


di sampingku, memegang sebotol anggur. "Chablis?"

"Boleh."

"Silakan makan saladnya," katanya, suaranya lembut.

"Katakan - metode apa yang kau pilih?"

Aku sejenak dikejutkan oleh pertanyaannya, ketika


aku sadar ia berbicara tentang kunjungan Dr. Greene
"pil mini."

Dia mengernyit.

"Dan akan kau ingat untuk meminumnya secara


teratur, pada saat yang benar, setiap hari?"

Astaga ... tentu saja aku akan meminumnya.


Bagaimana dia tahu? Aku malu memikirkan hal itu,
mungkin dari satu atau lebih lima belas wanita itu.

"Aku yakin kau akan mengingatkan aku," gumamku


datar.

596
Dia melirikku dengan keramahan geli.

"Aku akan menempatkan alarm pada kalenderku."


Dia menyeringai. "Makan."

Ayam caesar-nya lezat. Yang mengejutkanku, aku


kelaparan, dan untuk pertama kalinya sejak aku
berada bersamanya, aku selesai makan sebelum dia.
Anggurnya garing, bersih, dan berasa buah.

"Bersemangat seperti biasa, Miss Steele?" Dia


tersenyum ke arah piring kosongku.

Aku menatapnya dari bawah bulu mataku.

"Ya," bisikku.

Napasnya tersentak. Dan saat ia menatap ke arahku,


aku merasakan suasana antara kami perlahan-lahan
bergeser, berkembang ... mengisi. Tatapannya
berubah dari gelap jadi membara, membawaku
bersamanya.

Dia berdiri, menutup jarak antara kami, dan


menarikku dari kursi barku ke dalam pelukannya.

"apakah kau ingin melakukan ini?" Dia bernafas,


menatapku tajam.

"Aku belum menandatangani apapun."

"Aku tahu - tapi aku melanggar semua aturan hari

597
ini."

"apakah kau akan memukulku?"

"Ya, tapi itu tak akan menyakitimu. Aku tak ingin


menghukummu sekarang. Jika itu terjadi kemarin
malam, yah, itu akan beda ceritanya."

Ya ampun. Dia ingin menyakitiku ... bagaimana


caraku menangani hal ini? Aku tak bisa
menyembunyikan kengerian di wajahku.

"Jangan biarkan orang mencoba dan meyakinkanmu


sebaliknya, Anastasia. Salah satu alasan orang
seperti aku melakukan ini karena kita suka memberi
dan atau menerima rasa sakit. Ini sangat sederhana.

kau tidak, jadi aku menghabiskan banyak waktu


kemarin memikirkan hal itu."

Dia menarikku kearahnya, dan ereksinya menekan ke


dalam perutku. Aku harus lari, tapi aku tak bisa. Aku
tertarik secara dalam padanya, hingga tingkat
elemen, bahwa aku belum dapat memahaminya.

"apakah kau sudah mendapat kesimpulan?" Bisikku.

"Belum, dan sekarang, aku hanya ingin mengikatmu


dan bercinta denganmu habis-habisan. apakah kau
siap untuk itu?"

"Ya," aku bernapas ketika segala sesuatu dalam

598
tubuhku mengencangkan sekaligus ... wow.

"Bagus. Ayo" Dia mengambil tanganku dan,


meninggalkan semua piring kotor di meja sarapan,
dan kami menuju lantai atas.

Jantungku mulai berdebar-debar. Ini dia. Aku benar-


benar akan melakukan ini. Dewi batinku berputar
seperti putaran penari balet kelas dunia, berputar dan
berputar lagi. Dia membuka pintu ruang bermain,
bergeser memberiku jalan masuk, dan aku sekali lagi
di Red Room of Pain. Mash sama, bau kulit, buah
jeruk, kayu gelap dan mengkilap, semua sangat
sensual. Darahku mengalirkan rasa panas dan takut
melalui sistemku - adrenalin bercampur dengan nafsu
dan kerinduan. Ini adalah koktail kuat yang
memabukkan. Sikap Christian telah berubah
sepenuhnya, pelan-pelan berubah, lebih keras dan
jahat. Dia menatap ke arahku dan matanya panas,
penuh nafsu ... menghipnotis.

"Ketika kau berada di sini, kau benar-benar milikku,"


dia bernafas, setiap kata lambat dan terukur.
"Melakukan apapun sesui keinginanku. apakah kamu
mengerti?"

Tatapannya begitu intens. Aku mengangguk, mulutku


kering, hatiku berdebar kencang mencari jalan keluar
dari dadaku.

"Lepas sepatumu," ia memerintahkan lembut.

599
Aku menelan ludah, dan dengan agak kikuk, aku
melepaskannya. Dia membungkuk dan mengambil
mereka dan menaruhnya di samping pintu.

"Bagus. Jangan ragu ketika aku meminta kau untuk


melakukan sesuatu. Sekarang aku akan melucutimu
keluar dari gaun ini. Sesuatu yang aku ingin lakukan
selama beberapa hari, jika aku ingat. Aku ingin kau
merasa nyaman dengan tubuhmu, Anastasia. kau
memiliki tubuh yang indah, dan aku ingin
melihatnya.

Ini adalah keindahan untuk dilihat. Bahkan, aku bisa


menatapmu sepanjang hari, dan aku ingin kau tidak
merasa malu akan ketelanjanganmu. apakah kamu
mengerti?"

"Ya."

"Ya, apa?" Dia membungkuk di atasku, melotot.

"Ya, Sir."

"Apa kau sungguh-sungguh?" Bentak dia.

"Ya, Sir."

"Bagus. Angkat lengan di atas kepalamu."

Aku melakukan sesuai petunjuknya, dan ia meraih ke


bawah ujung gaunku. Perlahan, ia menarik gaunku di
atas pahaku, pinggulku, perutku, payudaraku,

600
bahuku, dan di atas kepalaku. Dia berdiri kembali
untuk mengamatiku dan tanpa sadar melipat gaunku,
tak mengalihkan pandangan dariku.

Dia meletakkannya di lemari besar di samping pintu.


Ia menarik daguku, sentuhannya membakarku.

"Kau menggigit bibirmu," dia bernafas. "Kau tahu apa


pengaruhnya bagiku," tambahnya muram. "Berbalik."

Aku berbalik dengan segera, tak ragu-ragu. Dia


melepas kait braku dan kemudian mengambil kedua
talinya, dia dengan perlahan menariknya ke bawah
lenganku, menyentuh kulitku dengan jari-jari dan
ujung jempolnya sambil melepas braku. Sentuhannya
mengirimkan getaran ke tulang belakangku,
membangunkan setiap ujung saraf di tubuhku. Dia
berdiri di belakangku, begitu dekat hingga aku
merasakan panas memancar darinya,
memanaskanku, memanaskan seluruh tubuhku. Dia
menarik rambutku hingga semua tergantung di
punggungku, menggenggam rambut di tengkukku,
dan memiringkan kepalaku ke satu sisi. Dia
menjalankan hidungnya di leherku yang terbuka,
menghirup sepanjang leherku, kemudian kembali ke
telingaku. Otot-otot perutku mengencang, berhasrat
dan menginginkan. Astaga, dia hampir tak
menyentuhku, dan aku menginginkan dia.

"Aromamu memabukkan seperti biasa, Anastasia,"


bisiknya saat ia menempatkan ciuman lembut di
bawah telingaku.

601
Aku mengerang.

"Tenang," dia bernafas. "Jangan mengeluarkan


suara."

Menarik rambut ke punggungku, aku terkejut, dia


mulai menjalin dalam satu jalinan besar, jari-jarinya
cepat dan cekatan. Ia mengikat dengan sebuah ikat
rambut yang tak terlihat ketika ia selesai dan
memberikan tarikan cepat hingga aku terpaksa
mundur kearahnya.

"Aku suka rambutmu dikepang ketika ada di sini,"


bisiknya.

Hmm ... mengapa?

Dia melepaskan rambutku.

"Berbalik," perintahnya.

Aku lakukan seperti yang diperintahkan,


pernapasanku dangkal, rasa takut dan kerinduan
bercampur jadi satu. Ini adalah perpaduan yang
memabukkan.

"Ketika aku meminta kau untuk datang ke sini, ini


adalah caramu berpakaian. Hanya celana dalammu.
Apakah kau mengerti?"

"Ya."

602
"Ya, apa?" Tatapnya marah padaku.

"Ya, Sir."

Sebuah jejak senyum terangkat di sudut mulutnya.

"Gadis baik." Matanya membakar menembusku.


"Ketika aku meminta kau untuk masuk ke sini, aku
mengharapkan kau untuk berlutut di sana." Dia
menunjuk ke sebuah tempat di samping pintu.
"Lakukan sekarang."

Aku berkedip mengolah kata-katanya, berbalik, dan


agak kikuk berlutut seperti yang diarahkan.

"kau bisa duduk kembali di tumitmu."

Aku duduk kembali.

"Tempatkan tangan dan lengan bawah rata diatas


paha. Bagus. Sekarang buka lututmu.

Lebih lebar. Lebih lebar lagi. Sempurna. Menatap ke


bawah lantai."

Dia mendekatiku, dan aku bisa melihat kaki dan


tulang keringnya dalam bidang pandanganku. Kaki
telanjang.

Aku harus membuat catatan jika ia ingin aku


mengingat. Dia meraih ke bawah dan menggenggam

603
anyaman rambutku lagi, kemudian menarik kepalaku
kebelakang jadi aku menatap ke arahnya. Hanya saja
tak menyakitkan.

"Apa kau akan ingat posisi ini, Anastasia?"

"Ya, Sir."

"Bagus. Tetaplah di sini, jangan bergerak" Dia


meninggalkan ruangan.

Aku berlutut, menunggu. Di mana dia pergi? Apa


yang akan dia lakukan padaku? Waktu berjalan. Aku
tak tahu berapa lama dia membuatku seperti ini ...
beberapa menit, lima, sepuluh? Napasku menjadi
dangkal, antisipasi mengganyangku dari dalam dan
luar.

Dan tiba-tiba dia kembali - dan sekaligus aku lebih


tenang dan lebih terangsang pada saat yang sama.
Bisakah aku menjadi lebih terangsang? Aku bisa
melihat kakinya. Dia ganti celana jinsnya. Ini lebih
tua, robek, lembut, dan terlalu sering dicuci. Ya
ampun. Jins ini seksi. Dia menutup pintu dan
menggantung sesuatu di belakang.

"Gadis baik, Anastasia. Kau kelihatan cantik seperti


itu. Bagus. Berdiri."

Aku berdiri, tapi wajahku tetap menunduk ke bawah.

"kau boleh memandangku."

604
Aku mengintip ke arahnya, dan dia menatapku
dengan penuh perhatian, menilai, tapi matanya
melunak. Dia melepas kemejanya. Ya ... aku ingin
menyentuhnya. Kancing atas celana jinsnya sudah
terbuka.

"Aku akan rantaimu sekarang, Anastasia. Ulurkan


tangan kananmu."

Aku mengulurkan tanganku. Ia membalikkan telapak


tanganku sehingga menghadap keatas, dan tahu-
tahu, dia memukul telapak tanganku tepat di
tengahnya dengan cambuk berkuda yang aku tak
sadar ada di tangan kanannya. Ini terjadi sangat
cepat mengejutkanku hingga nyaris tak terasa.
Bahkan lebih mencengangkan - itu tak menyakitkan.
Yah, tidak terlalu, hanya sedikit sengatan.

"Bagaimana rasanya?" Tanya dia.

Aku berkedip padanya, bingung.

"Jawab aku."

"Oke." Aku mengernyit.

"Jangan mengerutkan kening."

Aku berkedip dan mencoba untuk tenang. aku


berhasil.

605
"apakah sakit?"

"Tidak"

"Ini tak akan terasa sakit. apakah kamu mengerti?"

"Ya." Suaraku tak pasti. Apakah ini benar-benar tak


akan menyakitkan?

"Aku serius," katanya.

Astaga, napasku jadi begitu cepat. Apakah dia tahu


apa yang kupikirkan? Dia menunjukkanku
cambuknya. Anyaman kulit berwarna coklat. Mataku
tersentak bertemu dengan matanya, dan matanya
menyala dengan api dan sedikit geli.

"Kita bertujuan untuk menyenangkan, Miss Steele,"


bisiknya. "Ayo." Dia menggamit sikuku dan
memposisikan aku di bawah kisi-kisi. Dia menggapai
dan menarik turun beberapa belenggu dengan manset
kulit hitam "Kisi-kisi ini dirancang sehingga belenggu
bergerak di sepanjang kisi-kisi."

Aku melihat ke atas. Gila - ini seperti peta kereta


bawah tanah.

606
"Kita akan mulai di sini, tapi aku ingin bercinta
denganmu secara berdiri. Jadi kita akan berakhir
pada dinding di atas sana" Dia menunjuk dengan
cambuk berkudanya ke tempat kayu besar berbentuk
X di dinding.

"Angkat tangan ke atas kepala."

Aku segera menurut, merasa sepertinya aku keluar


dari tubuhku - sebuah pengamatan awam dari
peristiwa yang terungkap di sekitarku. Ini adalah di
luar menarik, di luar erotis. Ini hal luar biasa yang
paling menarik dan menakutkan yang pernah aku
lakukan. Aku mempercayakan diriku kepada seorang
pria tampan yang, menurut pengakuannya sendiri,
adalah lima puluh nuansa kacau. Aku menekan
getaran singkat ketakutanku. Kate dan Elliot, mereka
tahu aku di sini.

Dia berdiri sangat dekat saat ia mengikatkan borgol.


Aku menatap dadanya. Kedekatannya adalah
memabukkan. Dia beraroma sabun mandi dan
Christian, campuran memabukkan, dan menyeretku
kembali ke dalam suasana saat ini. Aku ingin
menjalankan hidung dan lidahku melalui segelintir
bulu dadanya.

Aku bisa saja bersandar ke depan ...

Dia melangkah mundur dan menatap ke arahku,


ekspresinya berkabut, cabul, duniawi, dan aku tak
berdaya, tanganku diikat, tapi hanya melihat wajah

607
indahnya, membaca hasrat dan kerinduannya
padaku, aku bisa merasakan kelembaban di antara
kedua kakiku. Dia berjalan perlahan mengelilingiku.

"Kau terlihat sangat indah terikat kuat seperti ini,


Miss Steele. Dan mulut cerdasmu, tenang untuk saat
ini. Aku suka itu."

Berdiri di depanku lagi, dia mengait jari-jarinya ke


celana dalamku, dan dengan irama yang paling tak
terburu-buru, menarik turun ke bawah kakiku,
menelanjangiku dengan sangat lambat, hingga ia
akhirnya berlutut di depanku. Tak melepaskan
pandangan dariku, dia mengepal celana dalamku di
tangannya, mengangkat ke depan hidungnya, dan
menghirup dalam-dalam. Ya ampun. Apa dia barusan
melakukannya? Dia menyeringai nakal padaku dan
menyelipkannya ke dalam saku celana jinsnya.

Bangkit dari lantai dengan malas, seperti kucing


hutan, ia menempelkan ujung dari cambuk berkuda di
pusarku, dengan santai mengitarinya - menggodaku.
Pada sentuhan kulit itu, aku gemetar dan terkesiap.
Dia berjalan berkeliling lagi, menyeret ujung
cambuknya ditengah tubuhku. Pada putaran kedua,
ia tiba-tiba menjentikkan cambuknya, dan
menghantamku di bawah pantatku ... tepat di
kemaluanku. Aku berteriak kaget karena semua
ujung sarafku berdiri dengan siaga. Aku menarik
pengekangnya. Kejutan mengalir melaluiku, dan itu
adalah perasaan paling manis, aneh, hedonistik.

608
"Tenang," bisiknya saat ia berjalan di sekitarku lagi,
cambuk sedikit lebih tinggi pada pertengahan
tubuhku. Kali ini ketika dia menjentikkan lagi
terhadapku di tempat yang sama, aku telah
mengantisipasinya ... oh. Tubuhku mengejang pada
gigitan manis yang menyengat.

Saat ia berjalan di sekitarku, dia menjentik lagi, kali


ini memukul putingku, dan aku melemparkan
kepalaku ke belakang saat ujung sarafku bernyanyi.
Dia memukul yang satunya ... hukuman manis yang
singkat dan cepat. Putingku mengeras dan
memanjang dari serangan itu, dan aku mengerang
keras, menarik manset kulitku.

"Apa tadi terasa nikmat?" Ia bernapas.

"Ya."

Dia memukulku lagi di pantat. cambuknya menyengat


kali ini.

"Ya apa?"

"Ya, Sir," aku merintih.

Dia lalu berhenti ... tapi aku tak bisa lagi melihatnya.
Mataku terpejam saat aku mencoba untuk menyerap
berbagai sensasi mengalir melalui tubuhku. Sangat
perlahan, dia menghujani tubuhku dengan jilatan
kecil dari cambuknya turun ke perutku, terus menuju
ke bawah. Aku tahu di mana ini akan menuju, dan

609
aku mencoba dan mempersiapkan jiwaku untuk itu -
tapi ketika mengenai klitorisku, aku berteriak keras.

"Oh ... kumohon!" Erangku.

"Tenang," perintahnya, dan dia memukulku lagi di


pantatku.

Aku tak mengira akan jadi seperti ini ... aku tersesat.
Hilang di lautan sensasi. Dan tiba-tiba, dia menyeret
cambuknya hingga ada di atas kemaluanku, rambut
kemaluanku, sampai ke pintu masuk vaginaku.

"Lihat bagaimana basahnya kau karena ini,


Anastasia. Buka mata dan mulutmu."

Aku menurut apa yang dia bilang, benar-benar


tergoda. Dia mendorong ujung cambuk ke dalam
mulutku, seperti mimpiku. Ya ampun.

"Lihat bagaimana milikmu rasanya. Hisap. sedot


dengan kuat, sayang."

Mulutku melingkari sekitar cambuknya ketika


mataku terkunci padanya. Aku bisa merasakan kulit
dan asinnys gairahku. Matanya menyala. Dia berada
di elemennya.

Dia menarik ujung cambuk dari mulutku, dan ia


berdiri kedepan dan menarik serta menciumku
dengan keras, lidahnya menyerang mulutku.
Membungkus lengannya di sekitarku, dia menarikku

610
terhadap dirinya. Dadanya menghancurkanku, dan
aku sangat ingin menyentuh dirinya, tapi aku tak
bisa, tanganku, tak berguna di atas kepalaku.

"Oh, Anastasia, kau terasa sangat nikmat," dia


bernafas. "Haruskah aku membuatmu keluar?"

"Tolonglah," Aku memohon.

cambuk menggigit pantatku. Aduh!

"Tolong, apa?"

"Tolong, Sir," aku merintih.

Dia tersenyum padaku, penuh kemenangan.

"Dengan ini?" Dia memegang cambuknya keatas


sehingga aku dapat melihatnya.

"Ya, Sir."

"Apa kau yakin?" Dia tampak tegas padaku.

"Ya, kumohon, Sir."

"Tutup matamu."

Aku menutup ruangan keluar, dia keluar ... cambuk


keluar. Dia mulai dengan gigitan kecil cambuknya
terhadap perutku sekali lagi. Bergerak turun, jilatan
kecil lembut terhadap klitorisku, sekali, dua kali, tiga

611
kali, lagi dan lagi, sampai akhirnya, begitulah - aku
tak dapat menahannya lagi - dan aku klimaks dengan
hebat, keras, mengendurkan tubuhku menjadi lemah.
Lengannya melingkari tubuhku ketika kakiku seakan
berubah jadi jeli. Aku larut dalam pelukannya,
kepalaku di dadanya, dan aku mendesis dan merintih
ketika pengaruh dari orgasme melandaku. Dia
mengangkatku, dan tiba-tiba kita bergerak, lenganku
masih terikat di atas kepalaku, dan aku bisa
merasakan dingin kayu salib mengkilap di
belakangku, dan dia melepaskan kancing celana
jinsnya. Dia menempatkanku turun terhadap salib
sebentar saat ia memasang kondom, dan kemudian
tangannya membelit di sekitar pahaku saat ia
mengangkat tubuhku lagi.

"Angkat kakimu, sayang, belitkan pada pinggangku."

Aku merasa sangat lemah, tetapi aku lakukan seperti


apa yang ia perintahkan sambil membelitkan kakiku
di sekitar pinggulnya dan memposisikan dirinya di
bawahku. Dengan satu dorongan, dia ada dalam
diriku, dan aku menjerit lagi, mendengarkan
erangannya yang teredam di telingaku. Lenganku
sedang beristirahat di pundaknya saat dia menyodok
ke dalam diriku. Astaga, dalam sekali dengan cara ini.
Ia menyodok lagi dan lagi, wajahnya di leherku,
bernapas keras di tenggorokanku. Aku merasa diriku
terbangun lagi. Astaga tidak ... jangan lagi ... aku
berpikir tubuhku tak akan tahan menerima
goncangan ini lagi. Tapi aku tak punya pilihan ... dan
dengan keniscayaan bahwa itu terjadi lagi, aku

612
membiarkan lepas dan klimaks lagi, dan itu terasa
manis, menyiksa dan intens.

Aku kehilangan semua kesadaran diri. Christian


mengikuti dibelakangku, berteriak pembebasannya
dengan gigi terkatup rapat dan memelukku keras dan
dekat seperti yang pernah dilakukannya.

Dia menarik keluar dariku dengan cepat dan


menempatkanku turun diatas salib, tubuhnya
mendukungku. Melepas borgolku, ia membebaskan
tanganku, dan kami berdua ambruk ke lantai. Dia
menarikku ke pangkuannya, memelukku, dan aku
bersandar kepalaku di dadanya. Jika aku punya
kekuatan, aku akan menyentuhnya, tapi saat ini tak
ada. Meski terlambat, aku sadar ia masih
mengenakan celana jinsnya.

"Bagus, sayang," bisiknya. "apakah itu sakit?"

"Tidak," aku bernapas. Aku nyaris tak bisa membuka


mata. Mengapa aku begitu lelah?

"apa kau kira seperti itu?" Bisiknya saat ia


memelukku erat, jari-jarinya mendorong beberapa
sulur rambut yang lolos dari wajahku.

"Ya."

"kau melihat sebagian besar rasa takutmu ada di


kepalamu, Anastasia," ia berhenti. "Apa kau mau
melakukannya lagi?"

613
Aku pikir sejenak saat awan kelelahan menyelimuti
otakku ... Lagi?

"Ya." Suaraku begitu lembut.

Dia memelukku erat.

"Bagus. Begitu juga aku," gumamnya, lalu


membungkuk dan dengan lembut mencium bagian
atas kepalaku." Dan aku belum selesai denganmu
sekarang."

Belum selesai denganku sekarang. Ya ampun. Tak ada


cara yang bisa kulakukan lagi. Aku benar-benar
kelelahan dan melawan keinginan yang besar untuk
tidur. Aku bersandar di dadanya, mataku ditutup, dan
dia memelukku - lengan dan kakinya - dan aku
merasa ... aman, dan oh begitu nyaman. Apakah dia
akan membiarkanku tidur, barangkali untuk
bermimpi? Mulutku tersenyum pada pemikiran
konyol itu, dan memutar wajahku ke dada Christian,
aku menghirup aroma yang unik dan mengendusnya,
tapi segera dia menegang ... oh sialan. Aku membuka
mata dan melirik ke arahnya. Dia menatapku.

"Jangan," dia memperingatkan.

Aku memerah dan melihat kembali dadanya dalam


kerinduan. Aku ingin menjalankan lidahku melalui
rambut, menciumnya, dan untuk pertama kalinya,
aku melihat ia memiliki beberapa bekas luka kecil

614
acak yang samar disekitar dadanya. Cacar air?
campak? aku berpikir tanpa sadar.

"Berlututlah di dekat pintu," perintahnya saat ia


duduk kembali, meletakkan tangannya di lututnya,
efektif melepaskanku. tak lagi hangat, temperatur
dari suaranya turun beberapa derajat.

Aku tersandung dengan kikuk pada posisi berdiri dan


berlari cepat ke pintu dan berlutut seperti yang
diinstruksikannya. Aku gemetar dan sangat, sangat
lelah, luar biasa bingung. Siapa sangka aku bisa
menemukan kepuasan di ruangan seperti ini. Siapa
yang bisa berpikir akan begitu melelahkan? Anggota
tubuhku adalah nikmat berat, kenyang. Dewi batinku
memasang tanda 'jangan mengganggu' di luar
kamarnya.

Christian bergerak di tepi pandanganku. Mataku


mulai terasa berat.

"Aku membosankanmu, Miss Steele?"

Aku melompat terbangun, dan Christian yang berdiri


di depanku, kedua lengan disilangkan melotot ke
arahku. Oh sial, tertangkap tidur siang - ini tak akan
jadi baik untukku. Matanya melembutkan saat aku
menatapnya.

"Berdiri," perintahnya.

Aku bangkit dengan hati-hati. Ia menatapku, dan

615
ujung bibirnya terangkat sedikit.

"Kau hancur, bukan?"

Aku mengangguk malu-malu, memerah.

"Stamina, Miss Steele." Dia menyimpitkan matanya


padaku. "Aku belum kenyang atas dirimu.

Ulurkan tanganmu di depan seperti ketika kau


berdoa."

Aku berkedip padanya. Berdoa! Berdoa bagimu untuk


bersikap lunak padaku. Aku lakukan seperti yang
dikatakannya. Dia mengambil pengikat kabel dan
mengikatkan di sekitar pergelangan tanganku,
mengencangkan plastiknya. Ya ampun. Mataku
terbang kearahnya.

"Kelihatannya kenal?", ia bertanya, tak bisa


menyembunyikan senyumnya.

Astaga ... ikatan kabel plastik. Menyetok ulang di toko


Clayton! Semuanya menjadi jelas. Aku ternganga
memandangnya saat lonjakan adrenalin menyegarkan
tubuhku kembali. Oke - itu menggugah perhatianku -
aku sudah bangun sekarang.

"Aku punya gunting." Dia memegangnya agar aku


bisa melihat. "Aku bisa memotong ikatannya dalam
sekejap."

616
Aku mencoba menarik pergelangan tanganku
terpisah, menguji ikatanku, dan seketika, plastiknya
menggigit kedalam dagingku - itu sakit, tapi jika aku
melemaskan pergelangan tanganku itu baik-baik saja
- ikatannya tak merobek ke dalam kulitku.

"Ayo." Dia mengambil tanganku dan membawaku ke


ranjang bertiang empat. Aku perhatikan sekarang
bahwa ada seprei merah gelap di atasnya dan sebuah
belenggu di setiap sudutnya.

"Aku ingin banyak - lebih banyak, banyak lagi," ia


membungkuk ke bawah dan berbisik di telingaku.

Dan detak jantungku mulai berdebar kencang lagi.


Oh.

"Tapi aku akan membuatnya cepat. Kau lelah.


Berpegangan pada tiang ranjang," katanya.

Aku mengerutkan kening. Jadi tidak di tempat tidur


itu? Aku dapat sedikit meregangkan bagian tanganku
ketika aku berpegangan pada tiang kayu berhiaskan
ukiran.

"Lebih rendah," perintahnya. "Bagus. Jangan sampai


lepas. Jika kau melepaskannya, aku akan memukul
pantatmu. Mengerti?"

"Ya, Sir."

"Bagus."

617
Dia berdiri di belakangku dan menggenggam
pinggulku, dan kemudian dengan cepat
mengangkatku mundur jadi aku membungkuk ke
depan, memegang tiang ranjang.

"Jangan sampai lepas, Anastasia," ia


memperingatkan. "Aku akan bercinta denganmu
secara keras dari belakang. Genggam tiangnya untuk
mendukung berat badanmu. Mengerti?"

"Ya."

Dia memukulku di pantatku dengan tangannya. Ow ...


Ini menyengat.

"Ya, Sir," gumamku dengan cepat.

"Regangkan kakimu." Dia menempatkan kakinya di


antara kakiku, dan memegang pinggulku, ia
mendorong kaki kananku ke samping.

"Bagus. Setelah ini, aku akan membiarkanmu tidur."

Tidur? Aku terengah-engah. Aku tak berpikir untuk


tidur sekarang. Tangannya dengan lembut membelai
punggungku.

"kau memiliki kulit yang begitu indah, Anastasia,"


bernafas sambil membungkuk dan menciumku
sepanjang tulang punggungku, ciumannya lembut
seringan bulu. Pada saat yang sama, tangannya

618
bergerak ke depan tubuhku menangkup payudaraku,
dan saat ia melakukannya, ia menjepit putingku di
antara jari-jarinya dan menariknya dengan lembut.

Aku menahan eranganku saat aku merasa seluruh


tubuhku merespon, bangkit hidup kembali baginya.

Dia dengan lembut menggigit dan mengisap di


pinggangku, menarik-narik putingku, dan tanganku
mengencangkan di tiang indah berukir. Tangannya
kemudian menjauh, dan aku sekarang mendengar
suara akrab robekan foil, dan ia menendang lepas
celana jinsnya.

"kau memiliki pantat seksi menawan, Anastasia


Steele. Apa yang ingin kulakukan untuk pantatmu?"

Tangannya dengan halus dan lembut ada di masing-


masing pantatku, lalu jari-jarinya meluncur ke
bawah, dan dia menyelipkan dua jari di dalam diriku.

"Sangat basah. Kau tak pernah mengecewakan, Miss


Steele," bisiknya, dan aku mendengar kekaguman
dalam suaranya. "Pegang erat-erat ... ini akan
menjadi cepat, sayang."

Dia memegang pinggulku dan memposisikan dirinya


sendiri, dan aku bersiap-siap untuk penyerangan itu.
Tapi dia meraih kepangku dekat ujungnya dan
membelitkan disekitar pergelangan tangannya ke
tengkukku menahan kepalaku tetap di tempat.
Sangat perlahan dia masuk ke dalam diriku, menarik

619
rambutku pada saat yang sama ... oh rasanya sangat
penuh. Dia menarik keluar dariku dengan lambat,
dan tangan satunya meraih pinggulku, memegang
ketat, dan kemudian dia mengempas keras ke dalam
diriku, aku tersentak kedepan.

"Tahan, Anastasia!" Ia berteriak dengan gigi terkatup.

Aku berpegang lebih keras pada tiang dan mendorong


kembali melawan dia saat ia melanjutkan
pembantaian kejam itu, lagi dan lagi, jari-jarinya
mencengkeram pinggulku. Lenganku sakit, kakiku
terasa goyah, kulit kepalaku semakin sakit saat
tangannya menarik-narik rambutku ... dan aku bisa
merasakan sesuatu berkumpul dalam diriku. Oh tidak
... dan untuk pertama kalinya, aku takut pada
orgasmeku ... jika aku keluar ...

aku akan roboh. Christian terus bergerak kasar


terhadapku, di dalam diriku, napasnya keras,
mengerang, merintih. Tubuhku merespon ...
bagaimana bisa? aku merasa dia mempercepat
gerakannya. Tapi tiba-tiba, Christian berhenti,
menyentak benar-benar sangat dalam.

"Ayo, Ana, berikan padaku," ia mengeluh, dan


namaku di bibirnya mengirimku ke tepian saat
seluruh tubuhku mengalami sensasi berputar dan
pelepasan yang sangat manis, dan kemudian benar-
benar dan sama sekali tak ada artinya.

Ketika kesadaranku kembali, aku bersandar padanya.

620
Dia di lantai, dan aku berbaring di atas tubuhnya,
punggungku ada ditubuh depannya, dan aku menatap
langit-langit, post-coital, bercahaya, semua hancur.
Oh ...

karabiner itu, aku berpikir tanpa sadar - aku lupa


tentang itu. Christian mengendus telingaku.

"Angkatlah tanganmu," katanya lembut.

Lenganku terasa seperti terbuat dari timah, tapi aku


menahannya. Dia menggunakan gunting dan
menyelipkan satu mata gunting di bawah plastik.

"Aku menyatakan ini terbuka Ana," dia bernafas, dan


memotong plastik.

Aku tertawa dan gosok pergelangan tanganku ketika


terbebaskan. Aku merasa seringainya.

"Itu suara yang indah," katanya sendu. Dia duduk


tiba-tiba, membawaku bersamanya sehingga aku
duduk lagi di pangkuannya.

"Itu salahku," katanya dan menggeserku agar dia


dapat menggosok bahu dan lenganku.

Dengan lembut ia memijat menghidupkan kembali


anggota tubuhku

Apa?

621
Aku melirik dia di belakangku, mencoba memahami
apa yang dimaksudkannya.

"Kau tak tertawa lebih sering."

"Tertawaku tidaklah hebat," gumamku mengantuk.

"Oh, tapi ketika itu terjadi, Miss Steele, ini adalah


keajaiban dan sukacita untuk dilihat."

"Sangat berbunga-bunga, Mr. Grey," gumamku,


mencoba membuka mata.

Matanya melembutkan, dan dia tersenyum.

"Aku akan mengatakan kau benar-benar telah


ditiduri dan membutuhkan istirahat."

"Itu tak berbunga-bunga sama sekali," aku


menggerutu dengan main-main.

Dia menyeringai dan perlahan mengangkatku dari


atas tubuhnya dan berdiri, benar-benar telanjang.
Aku ingin sejenak lebih terjaga untuk benar-benar
memandanginya. Mengambil jins, ia memakainya
kembali, komando.

"Tak ingin menakut-nakuti Taylor, atau Mrs. Jones


dalam hal ini," gumamnya.

Hmm ... mereka harus tahu seberapa bajingan


ganjilnya dia. Pikiran itu menyibukkanku.

622
Dia membungkuk untuk membantuku berdiri dan
membawaku ke pintu, di bagian belakang pintu
tergantung jubah wafel abu-abu. Dia dengan sabar
mengenakannya padaku seolah-olah aku adalah anak
kecil. Aku tak punya kekuatan untuk mengangkat
lenganku. Ketika aku sudah tertutup dan sopan, dia
membungkuk dan menciumku dengan lembut,
bibirnya terangkat membentuk senyuman.

"Ranjang," katanya.

Oh ... tidak ...

"Untuk tidur," tambahnya menenangkan ketika ia


melihat ekspresiku.

Tiba-tiba, dia mengangkatku dan membawaku


meringkuk di dadanya ke ruangan sepanjang koridor
di mana sebelumnya hari ini Dr. Greene
memeriksaku. Kepalaku jatuh di dadanya.

Aku kelelahan. Aku tak ingat pernah jadi selelah ini.


Menarik selimutnya, ia meletakkanku, dan bahkan
lebih mengejutkan, naik di sampingku dan
memelukku dengan erat.

"Tidurlah sekarang, gadis cantik," bisiknya, dan dia


mencium rambutku.

Dan sebelum aku dapat membuat komentar jenaka,


aku tertidur.

623
624
Bibir yang lembut menyentuh pelipisku,
meninggalkan ciuman lembut manis yang
membangunkanku, dan bagian dari diriku ingin
berbalik dan merespon, tapi aku ingin tetap tidur.
Aku mengerang dan bersembunyi ke bantalku.

"Anastasia, bangun." Suara Christian yang lembut,


membujuk.

"Tidak," keluhku.

"Kita harus berangkat dalam waktu setengah jam


untuk makan malam di rumah orangtuaku." Katanya
geli.

Aku membuka mata dengan enggan. Di luar telah


senja. Christian sambil membungkuk, menatapku
serius.

"Ayo tukang tidur. Bangunlah" Ia membungkuk dan


menciumku lagi.

"Aku membawakanmu minum. Aku akan ada di


bawah. Jangan kembali tidur, atau kau akan dapat
masalah," ia mengancam, tapi nadanya ringan. Dia
menciumku sebentar dan keluar, meninggalkanku
yang masih mengantuk di ruang yang sejuk dan
dingin.

Aku segar tapi tiba-tiba gugup. Ya ampun, aku akan


bertemu orangtuanya! Dia belum lama mencambukku
dengan berkuda dan mengikatku dengan

625
menggunakan pengikat kabel yang aku jual padanya,
demi Tuhan - dan sekarang aku akan bertemu orang
tuanya. Ini juga akan menjadi pertama kalinya buat
Kate bertemu mereka - setidaknya dia akan berada di
sana untuk memberi dukungan. Aku memutar
bahuku. Rasanya kaku. Tuntutannya untuk pelatih
kebugaran pribadi tidak tampak begitu aneh lagi
sekarang, pada kenyataannya, wajib jika aku
berharap untuk mengimbangi dirinya.

Aku keluar perlahan dari tempat tidur dan melihat


bahwa gaunku tergantung di luar lemari pakaian dan
braku ada di kursi. Mana celana dalamku? aku cek di
bawah kursi. Tak ada. Lalu aku ingat - dia
menjejalkannya masuk di saku celana jinsnya. Aku
memerah mengingatnya, setelah ia, aku bahkan tak
berani untuk memikirkannya, dia begitu - barbar.
Aku mengerutkan kening. Kenapa dia tidak
mengembalikan celana dalamku?

Aku diam-diam masuk ke kamar mandi, bingung


karena tidak adanya pakaian dalamku. Sementara
pengeringan diri setelah mandi yang nyaman tapi
terlalu singkat, aku menyadari dia melakukan ini
dengan sengaja. Dia ingin aku membuatku malu dan
meminta celana dalamku kembali, dan ia akan
mengatakan ya atau tidak. Dewi batinku menyeringai
padaku. Yah ... dua orang bisa memainkan game
tertentu. Mengambil keputusan disana dan kemudian
tak menanyakan tentang hal itu dan tak memberinya
kepuasan pada hal itu, aku akan pergi bertemu
orangtuanya tanpa celana dalam. Anastasia Steele!

626
Bawah sadarku menegurku, tapi aku tak mau
mendengarkan dia - aku hampir memeluk diriku
sendiri dengan gembira karena aku tahu ini akan
membuat Christian gila.

Kembali di kamar tidur, aku mengenakan bra-ku,


memakai gaun dan sepatuku. Aku melepas kepang
rambutku dan buru-buru menyisir rambutku, aku
kemudian melirik minuman yang ia tinggalkan.

Warnanya pink pucat. Apa ini? Cranberry dan air


mineral. Hmm ... rasanya lezat dan memuaskan rasa
hausku.

Bergegas kembali ke kamar mandi, aku memeriksa


diriku di cermin: mata cerah, pipi sedikit memerah,
terlihat sedikit puas karena rencana celana dalamku,
dan aku menuju lantai bawah. Lima belas menit.
Lumayan juga, Ana.

Christian berdiri di dekat jendela panorama,


mengenakan celana flanel abu-abu yang aku sukai,
celana yang menggantung dengan cara luar biasa
seksi di pinggulnya, dan tentu saja, kemeja linen
putih. Tidakkah dia punya warna lain? Frank Sinatra
bernyanyi pelan melalui pengeras suara surround.

Christian berbalik dan tersenyum saat aku masuk.


Dia menatapku penuh harap.

"Hai," kataku lembut, dan senyum seperti sphinx-ku


membalas senyumannya.

627
"Hai," katanya. "Bagaimana perasaanmu?" Matanya
menyala penuh rasa geli.

"Bagus, terima kasih. kau?"

"Aku merasa luar biasa baik, Miss Steele."

Dia sepertinya begitu menunggu aku mengatakan


sesuatu.

"Frank. Aku tak pernah mengira kau penggemar


Sinatra."

Dia mengangkat alisnya padaku, tatapannya


spekulatif.

"Selera Elektik, Miss Steele," bisiknya, dan dia


melangkah ke arahku seperti macan kumbang sampai
dia berdiri di depanku, tatapannya begitu kuat
membuat napasku tersengal-sengal.

Frank mulai bersenandung ... lagu lama, salah satu


favorit Ray. 'Witchcraft.' Perlahan jari Christian
menyusuri pipiku dan aku merasakan itu semuanya
turun kebawah sana.

"Dansalah denganku," bisiknya, suaranya serak.

Mengeluarkan remote dari sakunya, dia menambah


volume dan tangannya menggenggamku, sorot mata
abu-abunya yang penuh dengan janji dan kerinduan

628
yang membujuk. Dia benar-benar mempesona, dan
aku tersihir. Aku menempatkan tanganku padanya.
Dia menyeringai menggoda menatap ke arahku dan
menarikku ke dalam pelukannya, tangannya
melingkar di pinggangku, dan dia mulai berayun.

Aku meletakkan tanganku yang bebas di bahunya dan


tersenyum ke arahnya, terperangkap dengan suasana
hatinya yang langsung menulariku, menyenangkan.
Dan dia mulai bergerak. Tak menyangka dia bisa
berdansa. Kami berputar-putar, dari dekat jendela ke
dapur dan kembali lagi, berputar dan berbalik
mengikuti irama musiknya. Dan dia membuatnya
begitu mudah untuk aku ikuti.

Kami berdansa mengitari meja makan, menghampiri


piano, dan maju mundur di depan dinding kaca,
lampu kota Seattle diluar terlihat berkelip, seperti
lukisan dinding yang gelap dan menyihir tarian kami,
dan aku tak bisa menahan tawa riangku. Dia
menyeringai ke arahku saat lagunya akan selesai.

"Tak ada penyihir yang lebih menyenangkan daripada


kamu," bisiknya, kemudian menciumku dengan
manis. "Nah, itu bisa memberikan beberapa warna
pada pipimu, Miss Steele. Terima kasih atas
dansanya. Bisakah kita pergi dan bertemu dengan
orang tuaku?"

"Terima kasih kembali, dan ya, aku sudah tak sabar


untuk bertemu mereka," jawabku terengah-engah.

629
"Apa kau sudah memiliki semua yang kau butuhkan?"

"Oh, ya," aku menjawab dengan manis.

"Apa kau yakin?"

Aku mengangguk dengan santai sebisa mungkin di


bawah pengawasan intensnya, mengamati dengan
geli. Wajahnya berubah menjadi seringai lebar, dan
dia menggeleng kepala.

"Baik. Jika memang itu caramu ingin bermain, Miss


Steele."

Dia meraih tanganku, mengambil jaketnya yang


tergantung di salah satu kursi di bar, dan
membawaku melewati serambi menuju lift. Oh,
berbagai bentuk wajah Christian Grey. Apa bisa aku
memahami pria yang penuh gairah ini?

Aku mengintip ke arahnya saat di dalam lift. Dia


menikmati lelucon pribadinya, ada sisa senyum
menggoda di mulutnya yang indah. Aku jadi takut
bahwa aku mungkin harus membayar dengan mahal.
Apa yang kupikirkan? Aku akan bertemu dengan
orang tuanya, dan aku tak mengenakan pakaian
dalam. Bawah sadarku bukannya membantu malahan
mengatakan dengan ekspresi ‘Kubilang juga apa’.
Sepertinya di apartemennya tadi relatif aman, sebuah
ide yang menyenangkan dan menggoda. Saat ini, aku
nyaris keluar tanpa celana dalam! Dia mengintip ke
arahku, dan disana, menghidupkan sesuatu diantara

630
kami. Penampilan geli menghilang, ekspresi wajahnya
berubah menjadi berawan, matanya gelap ... oh.

Pintu lift membuka di lantai dasar. Christian


menggelengkan kepalanya sedikit seolah-olah untuk
mengosongkan pikirannya dan mengisyaratkan
untukku keluar sebelum dia dengan cara yang sangat
sopan.

Dengan siapa dia bercanda? Dia bukan pria


terhormat. Dia mengambil celana dalamku.

Taylor ada dibalik kemudi Audi yang sangat besar.


Christian membuka pintu belakang untukku, dan aku
berusaha masuk dengan anggun, mengingat
keadaanku tak memakai pakaian dalam .Aku
bersyukur bahwa gaun plum Kate begitu menempel
dan menggantung ke atas lutut.

Kami melaju kearah I-5, kita berdua sama-sama


diam, tak diragukan lagi karena adanya Taylor di
depan. Suasana hati Christian hampir nyata dan
tampaknya berubah, humornya perlahan menghilang
saat berangkat. Dia merenung, menatap keluar
jendela, dan aku bisa merasakan dia menjauh dariku.
Apa yang dipikirkannya? Aku tak bisa memintanya.
Apa yang bisa aku katakan di depan Taylor?

"Dari mana kau belajar berdansa?" Tanyaku ragu-


ragu. Dia kembali menatapku, matanya terbaca di
bawah cahaya yang putus-putus dari lampu jalan
yang lewat.

631
"Apa kau benar-benar ingin tahu?" Dia menjawab
lirih.

Hatiku merosot, dan sekarang aku tak ingin tahu


karena aku sudah bisa menebak.

"Ya," bisikku enggan.

"Mrs. Robinson suka berdansa."

Oh, kecurigaan terburukku terkonfirmasi. Dia sudah


mengajarinya dengan baik, dan pikiran itu
membuatku tertekan – tak ada apapun yang bisa aku
ajarkan padanya. Aku tak punya keahlian khusus.

"Dia pasti guru yang bagus."

"Ya," katanya lembut.

Kulit kepalaku seperti ditusuk-tusuk. Apa dia adalah


seseorang yang terbaik baginya? Sebelum dia menjadi
begitu tertutup? Atau apa dia yang membawanya
keluar dari dirinya sendiri? Dia sangat
menyenangkan, suka bercanda. Aku tersenyum tanpa
sadar mengingat aku berada dalam pelukannya saat
dia memutar tubuhku di ruang tamu, dan tak diduga
dia menyembunyikan celana dalamku, di suatu
tempat.

Kemudian disana ada Red Room of Pain. Tanpa sadar


aku menggosok pergelangan tanganku - strip plastik

632
yang tipis akan cocok untuk seorang gadis. Dia
mengajarkan semuanya atau merusaknya, tergantung
dari sudut pandang seseorang. Atau mungkin dia
menemukan jalannya disana terlepas dari Mrs R.

Aku sadar, pada saat ini, bahwa aku membencinya.


Aku berharap bahwa aku tak pernah bertemu
dengannya karena aku tak akan bertanggung jawab
atas tindakanku jika aku bertindak bodoh. Aku tak
ingat pernah merasakan kemarahan yang meledak
pada siapa pun, khususnya pada seseorang yang
belum pernah kutemui. Menatap kosong ke luar
jendela, aku berusaha mengobati kemarahan yang tak
masuk akal dan kecemburuanku.

Pikiranku melintas kembali ke sore hari. Mengingat


apa yang bisa aku pahami dari keinginannya, aku
pikir dia sudah bertindak lembut denganku. Apa aku
mau melakukannya lagi? Aku bahkan tak bisa
berpura-pura memberi argumen terhadap hal itu.
Tentu saja aku mau, jika dia bertanya padaku -
selama dia tak menyakitiku dan jika itu satu-satunya
cara untuk bisa bersama dengannya.

Itulah garis bawahnya. Aku ingin bersama dia. Dewi


batinku mendesah lega. Aku sampai pada kesimpulan
bahwa dia jarang menggunakan otaknya untuk
berpikir, tapi bagian penting dari anatomi, yang lain
pada saat ini, adalah bagian yang agak terbuka.

"Jangan," bisiknya.

633
Aku mengerutkan kening dan berbalik untuk
menatapnya.

"Jangan apa?" Aku tidak menyentuh pikirannya.

"Memikir sesuatu yang berlebihan, Anastasia."


Mengulurkan tangan, dia menggenggam tanganku,
menarik ke bibirnya, dan mencium buku-buku jariku
dengan lembut. "Aku mempunyai sore yang indah.
Terima kasih."

Dan dia kembali denganku lagi. Aku berkedip ke


arahnya dan tersenyum malu-malu. Dia begitu
membingungkan. Aku ingin mengajukan pertanyaan
yang menggangguku.

"Mengapa kau mengikatku dengan pengikat kabel?"

Dia nyengir.

"Itu cepat, mudah, dan merupakan pengalaman yang


berbeda yang pernah kau rasakan. Aku tahu itu agak
brutal, dan aku menyukai itu sebagai alat untuk
mengikat." Dia tersenyum lembut padaku.

"Sangat efektif menjagamu untuk tak bergerak."

Mukaku memerah dan melirik Taylor dengan gugup,


yang tanpa ekspresi, pandangan tetap di jalan. Apa
yang harus aku katakan tentang hal itu? Christian
mengangkat bahu tanpa rasa bersalah.

634
"Semua itu bagian dari duniaku, Anastasia." Dia
meremas tanganku dan melepaskan, menatap keluar
jendela lagi.

Memang dunianya, dan aku ingin menjadi bagian dari


dunianya, tapi menuruti syarat-sayaratnya? Aku tak
tahu. Dia belum membahas perjanjian sialan itu.
Batinku merenung tak melakukan apa-apa untuk
menghiburku. Aku menatap ke luar jendela dan
pemandangannya telah berubah. Kami melintasi
salah satu jembatan, dikelilingi oleh kegelapan yang
kelam. Malam yang suram menggambarkan suasana
hatiku yang sedang introspeksi, menutup,
menyesakkan.

Aku melirik sebentar pada Christian, dan dia


menatapku.

"Apa yang ada didalam pikiranmu?" Tanyanya.

Aku menghela napas dan mengerutkan dahi.

"Seburuk itukah?"

"Kalau saja aku tahu apa yang kau pikirkan."

Dia menyeringai ke arahku.

"Sama, sayang," katanya pelan saat Taylor


mempercepat kendaraan menembus malam menuju
Bellevue.

635
Sebelum jam delapan Audi sudah memasuki halaman
sebuah mansion bergaya kolonial.

Sangat mempesona, bahkan ada mawar yang


mengelilingi pintu. Seperti Lukisan di buku yang
sempurna.

"Apa kau siap untuk ini?" Tanya Christian saat Taylor


berhenti di depan pintu depan yang mengesankan.

Aku mengangguk, dan dia menggenggam tanganku


yang lain meremas meyakinkan.

"Pertama kali untukku juga," bisiknya, lalu


tersenyum jail. "Taruhan saat ini kau ingin
mengenakan pakaian dalammu," dia menggoda.

Mukaku memerah. Aku sudah lupa celana dalamku


yang hilang. Untungnya, Taylor sudah keluar dari
mobil dan membuka pintu untukku sehingga dia tak
bisa mendengar komunikasi kami. Aku cemberut pada
Christian yang menyeringai lebar saat aku berbalik
dan keluar dari mobil.

Dr. Grace Trevelyan-Grey ada di ambang pintu


menunggu kami. Dia tampak sangat anggun dengan
gaun sutra biru pucat; di belakangnya aku menduga
itu adalah Mr. Grey, tinggi, pirang, dan tampan.

"Anastasia, kau sudah bertemu dengan ibuku, Grace.


Ini ayahku, Carrick."

636
"Mr. Grey, menyenangkan sekali bertemu denganmu."
Aku tersenyum dan menjabat tangannya.

"Aku juga senang bertemu denganmu, Anastasia."

"Tolong panggil saja aku, Ana."

Mata birunya yang halus dan lembut.

"Ana, sangat menyenangkan bertemu denganmu lagi."


Grace melingkarkan lengannya dengan pelukan
hangat. "Masuklah, Sayang."

"Apa dia sudah disini?" Aku mendengar suara jeritan


dari dalam rumah. Aku melirik gugup pada Christian.

"Itu Mia, adikku," katanya sepertinya agak gusar, tapi


tidak.

Seperti ada rasa sayang yang terpendam dalam


ucapannya, suaranya bertambah lembut dan matanya
berkerut saat dia menyebutkan namanya. Christian
jelas memuja dirinya. Ini adalah sebuah
pengungkapan.

Dan dia datang dari dalam, rambutnya hitam


berkilau, tinggi, dan montok. Dia seumuran
denganku.

"Anastasia! Aku sudah mendengar banyak


tentangmu." Dia memelukku keras.

637
Ya ampun. Aku tak bisa untuk tidak tersenyum
melihat antusiasmenya yang menggebu.

"Ana saja," bisikku saat dia menyeretku ke ruang


depan yang luas. Semua lantainya terbuat dari kayu
berwarna gelap dan tangga dilapisi karpet antik
menuju lantai lantai dua.

"Dia belum pernah mengajak gadis kerumah


sebelumnya," kata Mia, matanya gelap bersinar
penuh kegembiraan.

Aku melihat sekilas Christian memutar matanya, dan


aku mengangkat sebelah alis padanya. Dia
menyempit matanya ke arahku.

"Mia, tenanglah," Grace menegurnya dengan lembut.


"Halo, Sayang," katanya sambil mencium kedua pipi
Christian. Dia tersenyum ke arahnya dengan hangat,
kemudian bersalaman dengan ayahnya.

Kami semua masuk ke ruang tamu. Mia belum


melepaskan tanganku. Ruangan ini luas, dengan
fasilitas lengkap bernuansa warna krem, cokelat, dan
biru muda, nyaman, berselera tinggi, dan sangat
bergaya. Kate dan Elliot saling berpelukan di sofa,
memegang gelas sampanye. Kate langsung berdiri
memelukku, dan Mia akhirnya melepaskan tanganku.

"Hai, Ana!" Dia tampak berseri-seri. "Christian." Dia


mengangguk singkat padanya.

638
"Kate." Dia juga bersikap sama formalnya.

Aku mengerutkan kening di antara mereka. Elliot


juga langsung memelukku dengan hangat. Ada apa
ini, pekan memeluk Ana? Pertunjukan kasih sayang
yang memukau - Aku hanya tak terbiasa. Christian
berdiri di sisiku, melingkarkan lengannya di
pinggangku, dia membentangkan jemarinya dan
menarikku mendekat. Semua orang menatap kami.
Ini membuatku sangat gugup.

"Minum?" Sepertinya Mr. Grey berusaha


mengembalikan rasa terkejutnya. "Prosecco?"

"Boleh," Christian dan aku berkata secara bersamaan.

Oh ... ini sangat aneh. Mia mengatupkan tangannya.

"Kalian bahkan mengatakan hal yang sama. Aku yang


akan mengambilkan buat mereka." Dia segera berlari
keluar ruangan.

Mukaku bertambah merah, dan melihat Kate duduk


dengan Elliot, tiba-tiba aku berpikir bahwa alasan
satu-satunya Christian mengajakku karena Kate ada
di sini. Elliot mungkin merasa senang mengajak Kate
untuk bertemu orang tuanya. Sedangkan Christian
merasa terjebak - tahu bahwa aku akan
mengetahuinya lewat Kate. Aku mengerutkan kening
memikirkan hal itu. Dia terpaksa mengundangku.
Kenyataan itu membuatku merasa suram dan
tertekan. Bawah sadarku mengangguk dengan

639
bijaksana, menunjukkan tatapan kamu akhirnya
berhasil mengetahuinya tolol.

"Makan malam hampir siap," kata Grace saat


mengikuti Mia keluar dari ruang tamu.

Christian mengerutkan kening saat dia menatap ke


arahku.

"Duduk," dia memerintah sambil menunjuk sofa


mewah, dan aku mengikuti apa yang dikatakannya,
dengan hati-hati menyilangkan kakiku. Dia duduk di
sampingku tapi tak menyentuhku.

"Kami baru saja membicarakan tentang liburan, Ana,"


kata Mr. Grey ramah. "Elliot sudah memutuskan
untuk ikut dengan Kate dan keluarganya ke Barbados
selama seminggu."

Aku melirik Kate, dan dia menyeringai, matanya


cerah dan melebar. Dia senang. Katherine Kavanagh,
memperlihatkan sedikit martabatnya!

"Apa kau juga akan mengambil liburan setelah


menyelesaikan pendidikan sarjanamu?" Tanya Mr.
Grey.

"Aku berpikir akan pergi ke Georgia selama beberapa


hari," jawabku.

Christian tercengang padaku, berkedip beberapa kali,


ekspresinya tak terbaca. Oh sial. Aku belum

640
menceritakan ini padanya.

"Georgia?" Bisiknya.

"Ibuku tinggal di sana, dan sudah lama aku belum


melihatnya."

"Rencanamu pergi, kapan?" Suaranya pelan.

"Besok malam."

Mia melenggang kembali ke ruang tamu dan memberi


kami gelas sampanye yang diisi dengan Prosecco
warna merah muda.

"Untuk kesehatan kalian!" Mr. Gray mengangkat


gelasnya. Kata-kata yang pantas dari suami seorang
dokter, membuatku tersenyum.

"Untuk berapa lama?" Tanya Christian, nada


suaranya pura-pura lembut.

Ya ampun ... dia benar-benar marah.

641
Aku belum tahu. Tergantung bagaimana hasil
wawancaraku besok."

Dia mengatupkan rahangnya, dan Kate melihat dan


wajahnya sangat mengganggu. Dia tersenyum manis
dibuat-buat.

"Ana berhak untuk liburan," katanya tajam tertuju


pada Christian. Mengapa dia begitu memusuhinya?
Apa masalahnya?

"Kau punya panggilan wawancara?" Tanya Mr. Grey.

"Ya, untuk magang di dua penerbit, besok."

"Aku berharap yang terbaik untuk


keberuntunganmu."

"Makan malam sudah siap di atas meja," Grace


mengumumkan.

Kami semua berdiri. Kate dan Elliot mengikuti Mr.


Grey dan Mia keluar dari ruangan. Aku bersiap
mengikuti, tapi Christian mencengkeram sikuku,
membuatku henti.

"Kapan kau bilang bahwa kau akan pergi?" Tanyanya


mendesak. Nada suaranya lembut, tapi dia menutupi
kemarahannya.

"Aku bukan meninggalkanmu, aku akan menemui


ibuku, dan aku hanya berpikir tentang hal itu."

642
"Bagaimana dengan perjanjian kita?"

"Kita belum memiliki suatu perjanjian."

Dia menyempit matanya, kemudian dia seperti


diingatkan sendiri. Melepaskan tanganku, dia
memegangl sikuku dan membawaku keluar dari
ruang tamu.

"Pembicaraan ini belum berakhir," bisiknya


mengancam saat kita memasuki ruang makan.

Oh, ampun. Jangan sampai membuat celana dalammu


tertukar ... dan kembalikan punyaku. Aku memelototi
dia.

Ruang makannya mengingatkanku pada saat makan


malam pribadi kami di Heathman. Sebuah lampu
kristal tergantung di atas meja kayu yang besar
warna gelap dan ada hiasan ukiran cermin yang besar
di dinding. Meja ditutupi taplak linen putih,
rangkaian bunga peony warna merah muda
diletakkan ditengah meja. Sangat menakjubkan.

Kami mengambil tempat duduk yang disediakan buat


kami. Mr. Grey di ujung meja, sementara aku duduk
di sebelah kanannya, dan Christian duduk di
sampingku. Mr. Gray meraih botol dan membuka
anggur merah dan menawarkan untuk Kate. Mia
mengambil tempat duduknya di samping Christian,
dan meraih tangannya, meremas erat-erat. Christian

643
tersenyum hangat padanya.

"Di mana kau bertemu dengan Ana?" Tanya Mia


padanya.

"Dia mewawancaraiku untuk majalah mahasiswa


WSU."

"Dan Kate yang meng-edit," aku menambahkan,


berharap bisa mengalihkan pembicaraan tentang
diriku.

Mia beralih pada Kate, duduk berlawanan


bersebelahan dengan Elliot, dan mereka mulai
berbicara tentang majalah mahasiswa.

"Anggur, Ana?" Tanya Mr. Grey.

"Silakan." Aku tersenyum padanya. Mr. Grey berdiri


untuk mengisi gelas yang kosong.

Aku mengintip ke arah Christian, dan dia menoleh


padaku, kepalanya miring ke satu sisi.

"Apa?" Tanya dia.

"Tolong jangan marah padaku," bisikku.

"Aku tak marah padamu."

Aku menatapnya. Dia mendesah.

644
"Ya, aku marah padamu." Dia menutup matanya
sebentar.

"Apakah marah hingga ‘Telapak tangan berkedut’?"


Kataku gugup.

"Kalian bisik-bisik tentang apa?" Kate menyela.

Mukaku memerah, dan Christian melotot padanya


mengisyaratkan jangan ikut campur urusan kami
Kavanagh, bahkan Kate pun keder di bawah
tatapannya.

"Hanya tentang perjalananku ke Georgia," kataku


dengan manis, berharap untuk meredakan
permusuhan diantara mereka berdua.

Kate tersenyum, bersinar jahat di matanya.

"Bagaimana José saat kau pergi ke bar dengan dia


pada hari Jumat?"

Sialan, Kate. Aku melebarkan mata padanya. Apa


yang dia lakukan? Dia membalas dengan melebarkan
matanya ke arahku, dan aku menyadari dia berusaha
membuat cemburu Christian. Betapa sedikit yang dia
tahu. Aku pikir aku bisa lolos dengan masalah ini.

"Dia baik-baik saja," bisikku.

Christian membungkuk.

645
"Telapak tangan berkedut marah," bisiknya.
"Terutama sekarang." Nada suaranya tenang dan
mematikan.

Oh tidak. Aku menggeliat.

Grace muncul kembali membawa dua piring, diikuti


dengan seorang wanita muda cantik dengan kuncir
pirang, berpakaian rapi berwarna biru pucat,
membawa nampan berisi piring. Matanya langsung
menemukan Christian di ruangan ini. Mukanya
memerah dan menatap ke arahnya dibawah kedipan
bulu matanya yang panjang bermaskara.

Ya ampun!

Di luar ruang makan suara telepon rumah berbunyi.

"Permisi," Mr. Gray berdiri lagi dan keluar.

"Terima kasih, Gretchen," kata Grace lembut,


mengerutkan kening saat Mr. Grey keluar.

"Tinggalkan saja nampan di atas lemari." Gretchen


mengangguk, dengan sembunyi-sembunyi melirik
sekilas pada Christian, lalu dia keluar.

Jadi keluarga Grey memiliki pegawai, dan pegawai


itu mengincar calon Dominanku. Bisakah malam ini
jadi lebih buruk lagi? Aku cemberut menatap
tanganku di atas pangkuanku.

646
Mr. Grey kembali.

"Telepon untukmu, Sayang. Dari rumah sakit," Dia


berkata pada Grace.

"Silakan dimulai saja." Grace tersenyum saat dia


memberiku piring dan keluar ruangan.

Baunya enak - Chorizo dan kerang dengan paprika


merah dan bawang di panggang, ditaburi dengan
peterseli berdaun pipih. Dan meskipun kenyataannya
perutku bergolak dari ancaman terselubung
Christian, lirikan diam-diam dari Nona kuncir yang
manis, dan kehilangan pakaian dalamku, aku merasa
kelaparan. Mukaku memerah saat aku menyadari
kegiatan fisik sore ini meningkatkan nafsu makanku.

Beberapa saat kemudian Grace kembali, alisnya


berkerut. Mr Grey memiringkan kepalanya ke satu
sisi ... seperti Christian.

"Semuanya Oke?"

"Kasus campak lagi," keluh Grace.

"Oh tidak."

"Ya, anak-anak. Kasus keempat bulan ini. Jika saja


orang-orang mau memberi vaksinasi anak-anak
mereka."

Dia menggeleng sedih, dan kemudian tersenyum.

647
"Aku sangat senang anak-anak kita tak pernah
mengalami itu. Mereka tak pernah mengalami sakit
apa-apa yang lebih buruk dari pada cacar air,
syukurlah. Yang terburuk Elliot," katanya sambil
duduk, tersenyum sabar pada anaknya. Elliot
mengernyit saat mengunyah dan menggeliat tak
nyaman. "Christian dan Mia beruntung. Mereka
hanya sakit ringan, hanya sebuah tempat berbagi
diantara mereka."

Mia tertawa geli, dan Christian memutar matanya.

"Jadi, apa kau sudah menonton permainan Mariners,


Yah?" Elliot jelas ingin mengalihkan percakapan.

Hidangan pembukanya sangat lezat, dan aku


berkonsentrasi pada makanan sementara Elliot, Mr.
Grey, dan Christian bicara tentang bisbol. Christian
tampaknya santai dan tenang berbicara dengan
keluarganya. Otakku bekerja keras. Sialan Kate,
permainan apa yang dia mainkan? Apa dia akan
menghukumku? Aku gemetar memikirkan itu. Aku
belum menandatangani kontrak. Mungkin aku tidak
akan. Mungkin aku akan tinggal di Georgia di mana
dia tak bisa menghubungiku.

"Bagaimana dengan kepindahanmu ke apartemen


yang baru, sayang?" Tanya Grace sopan.

Aku bersyukur atas pertanyaannya, mengalihkan


perhatianku dari pikiran sumbangku, dan aku
menceritakan tentang kepindahan kami.

648
Saat kita sudah selesai dengan hidangan pembuka
kami, Gretchen muncul, dan bukan untuk pertama
kalinya, aku berharap bisa meletakkan tanganku
yang bebas ke Christian hanya untuk membiarkan dia
tahu - dia mungkin lima puluh nuansa kacau, tapi dia
milikku. Dia melanjutkan dengan membersihkan
meja, menurutku cara membersihkannya agak terlalu
dekat dengan Christian. Untungnya, Christian seperti
tak menyadari, tapi dewi batinku membara dan
bukan dengan cara yang baik.

Kate dan Mia bersemangat membahas tentang Paris.

"Apa kau pernah ke Paris, Ana?" Mia bertanya polos,


mengalihkan perhatian rasa cemburuku.

"Belum, tapi aku ingin sekali pergi kesana." Aku tahu


aku satu-satunya di meja ini yang tak pernah
meninggalkan daratan Amerika Serikat.

"Kami berbulan madu di Paris." Grace tersenyum


pada Mr. Grey yang menyeringai ke arahnya.

Hampir memalukan untuk menyaksikan mereka.


Mereka jelas terlihat benar-benar saling mencintai,
dan sesaat aku ingin tahu rasanya menjadi dewasa
dengan kedua orang tua yang baik ada di sana.

"Kota yang indah," Mia setuju. "Terlepas dari


penduduk kota Paris. Christian, kau harus mengajak
Ana ke Paris," Mia menyatakan dengan tegas.

649
"Aku pikir Anastasia lebih suka London," kata
Christian pelan.

Oh ... dia mengingatnya. Dia menempatkan


tangannya di lututku - jarinya mengelus bergerak
keatas pahaku. Seluruh tubuhku mengencang dan
merespon. Tidak ... jangan di sini, jangan sekarang.
Mukaku memerah dan bergeser, mencoba menarik
diri darinya. Tangannya mencengkeram di atas
pahaku, menenangkanku. Aku meraih anggur, dalam
keadaan putus asa.

Nona kuncir Eropa kembali, melirik malu-malu dan


pinggulnya berayun, dengan membawa hidangan
utama kami, Aku pikir Beef Wellington. Untungnya,
dia memberikan piring kami kemudian
meletakkannya, meskipun dia berdiri disebelah
Christian. Christian tampak bingung saat aku
mengawasinya menutup pintu ruang makan.

"Jadi apa yang salah dengan penghuni Paris?" Elliot


bertanya pada adiknya. "Bukankah mereka
melakukan berbagai cara untuk mempesonamu?"

"Ugh, tidak mereka tak bisa. Dan Monsieur Floubert,


seorang monster dimana aku bekerja padanya, dia
adalah seorang tiran yang sangat mendominasi."

Aku tersedak anggurku.

"Anastasia, apa kau baik-baik saja?" Tanya Christian

650
sopan, tangannya diangkat dari pahaku.

Humor terdengar kembali dalam nada suaranya. Oh


syukurlah. Ketika Aku mengangguk, dia menepuk
punggungku dengan lembut, dan tangannya berhenti
saat dia tahu aku sudah pulih.

Daging sapi yang lezat dan disajikan dengan kentang


manis panggang, wortel, lobak, dan kacang hijau.
Bahkan terasa lebih enak selama menghabiskan sisa
makanan sejak Christian berhasil mempertahankan
humornya. Aku menduga bahwa itu karena aku
makan dengan perasaan senang. Percakapan
mengalir dengan bebas di antara keluarga Grey,
hangat dan peduli, lembut menggoda satu sama lain.
Selama makanan penutup kami lemon syllabub, Mia
menghibur kita dengan menceritakan keindahan kota
Paris, tanpa sadar menggunakan bahasa Prancis yang
fasih. Kami semua bengong menatapnya, dan dia
membalas menatap kami dengan bingung, sampai
Christian memberitahunya dengan sama-sama
memakai bahasa Perancis yang fasih apa yang dia
dilakukan, dimana dia menyadari dan tertawa geli.
Tawanya sangat menular dan tak lama kemudian
kami semua larut dalam kegembiraannya.

Elliot menceritakan tentang proyek gedung


terbarunya, yang ramah lingkungan di sebelah utara
Seattle. Aku melirik Kate, dan dia memperhatikan
setiap kata yang diucapkan Elliot, matanya bersinar
dengan gairah atau cinta. Aku tak tahu. Elliot
menyeringai ke arahnya, dan seolah-olah

651
mengucapkan janji yang tak terucap di antara
mereka. Nanti, sayang, dia mengatakan, dan itu
panas, sangat panas. Mukaku memerah saat
menonton mereka.

Aku menghela napas dan mengintip ke arah Fifty


Shades. Dia begitu tampan, aku bisa menatap dia
selamanya. Dia memiliki sedikit jenggot di dagunya,
dan jariku terasa gatal untuk menggaruk dan
merasakannya di wajah, payudara ... diantara
pahaku. Aku merasa malu pada arah pikiranku. Dia
mengintip ke arahku dan mengangkat tangannya
untuk menarik daguku.

"Jangan menggigit bibirmu," bisiknya parau. "Aku


ingin melakukan itu."

Grace dan Mia membersihkan gelas makanan


penutup kami dan masuk ke dapur, sementara Mr.
Grey, Kate, dan Elliot membahas manfaat dari panel
surya di Washington State. Christian pura-pura
tertarik dengan percakapan mereka, meletakkan
tangannya sekali lagi di lututku, dan jarinya meraba
naik keatas pahaku. Napasku tersentak, dan aku
menekan kedua pahaku bersama-sama supaya bisa
menghentikannya. Aku bisa melihat dia menyeringai.

"Apa kau mau jika aku mengajakmu berkeliling


sekitar rumah?" dia bertanya padaku secara terbuka.

Aku tahu, aku disuruh mengatakan ya, tapi aku tak


percaya padanya. Sebelum aku bisa menjawab,

652
rupanya dia langsung berdiri dan mengulurkan
tangannya padaku. Aku menggenggam tangannya,
dan aku merasa semua otot mengepal jauh di dalam
perutku, bereaksi terhadap tatapan abu-abunya yang
gelap dan lapar.

"Maaf," kataku kepada Mr. Grey dan mengikuti


Christian keluar dari ruang makan.

Dia memimpinku melewati lorong dan masuk ke


dapur di mana Mia dan Grace yang sedang
memasukkan peralatan makan kemesin cuci piring.
Kuncir Eropa tak terlihat.

"Aku akan menunjukkan Anastasia halaman


belakang," kata Christian polos kepada ibunya.

Grace melambaikan tangannya tanda keluar pada


kita dengan senyum saat Mia kembali ke ruang
makan.

Kami melangkah keluar ke area teras yang dilapisi


batu ubin warna abu-abu diterangi oleh lampu yang
tersembunyi didalam batu ubin.

Ada semak di kolam air dengan batu abu-abu dan


sebuah meja logam yang mewah dan kursi diatur di
salah satu pojok.

Christian berjalan melewati itu, beberapa langkah,


menuju rumput yang luas yang mengarah ke teluk ...
oh - itu sangat indah. Kota Seattle berkelip di atas

653
cakrawala, dan, dingin, cerah, pada bulan Mei
menggores jalur perak berkilau melintasi air menuju
dermaga di mana dua kapal yang tertambat. Selain
dermaga berdiri sebuah perahu. Terlihat begitu indah,
begitu damai. Aku berdiri dan menganga sejenak.

Christian menarikku dari belakang, dan hak sepatuku


masuk kedalam rumput yang lembut.

"Tolong berhenti." Aku tersandung di belakangnya.

Dia berhenti dan menatap ke arahku, ekspresinya tak


terduga.

"Sepatuku. Aku perlu mengambil sepatuku yang


lepas."

"Jangan pedulikan," katanya, dan dia membungkuk


dan mengangkatku di atas bahunya. Aku menjerit
dengan keras terguncang karena terkejut, dan dia
memberi tamparan di pantatku.

"Pelankan suaramu," ia menggeram.

Aduh ... ini pasti tak bagus, bawah sadarku lututnya


gemetaran. Dia marah tentang sesuatu - bisa jadi
José, Georgia, tak pakai celana dalam, menggigit
bibir. Astaga, dia mudah sekali marah.

"Kita mau kemana?" Aku mengambil napas.

"Rumah perahu," dia membentak.

654
Aku berpegangan pada pinggulnya karena kepalaku
dibawah, dan dia sengaja melangkah di bawah sinar
bulan melintasi halaman.

"Kenapa?" Suaraku terdengar terengah-engah.

"Aku butuh waktu sendirian denganmu."

"Untuk apa?"

"Karena aku akan memukul pantatmu kemudian


bercinta denganmu."

"Kenapa?" Aku mengerang dengan lembut.

"Kau tahu mengapa," dia mendesis.

"Aku pikir saat ini kau menjadi seorang pria biasa?"


Aku membujuk sambil menahan napas.

"Anastasia, aku saat ini adalah seorang pria biasa,


percayalah."

Sialan.

655
Christian mengerobos masuk pintu kayu di rumah
perahu dan berhenti untuk menyalakan beberapa
lampu. Lampu fluorescent berdengung dan menyala
diikuti cahaya putih membanjiri bangunan kayu
besar. Dari sudut pandangku, aku bisa melihat
perahu motor yang mengesankan di dermaga
mengambang lembut di air yang gelap, tapi aku hanya
melihatnya sekilas sebelum dia membawaku melalui
tangga kayu ke ruang atas.

Dia berhenti di ambang pintu dan menyentuh tombol


lain - halogen kali ini, cahayanya lebih lembut, lebih
redup - dan kami ada di ruang loteng dengan langit-
langit yang miring. Dihiasi dengan tema kelautan
New England: biru laut dan krem dengan sedikit
warna merah. Perabotannya jarang, hanya beberapa
sofa yang aku lihat.

Christian menurunkanku di lantai kayu. Aku tak


punya waktu untuk memeriksa sekitarku - mataku
tak bisa meninggalkan dia. Aku terpesona ...
mengawasinya seperti orang menonton predator
langka dan berbahaya, menunggunya untuk
menyerang. Napasnya keras tapi kemudian dia hanya
membawaku menyeberangi beranda dan menaiki
tangga. Mata abu-abunya terbakar amarah,
kebutuhan dan nafsu murni.

Ya ampun. Aku bisa secara spontan terbakar hanya


dari tatapan matanya.

"Tolong jangan pukulku," bisikku, memohon.

656
Alisnya berkerut, matanya melebar. Dia berkedip dua
kali.

"Aku tak ingin kamu memukul pantatku, jangan di


sini, tidak sekarang. Kumohon jangan."

Mulutnya menganga sedikit kaget, dan dengan


berani, aku ragu-ragu menggapai dan menelusuri jari-
jariku di pipinya, di sepanjang tepi pelipis, sampai
pada rambut yang baru saja tumbul di dagunya.

Ini adalah kombinasi aneh dari lembut dan tajam.


Perlahan-lahan menutup matanya, ia mencondongkan
wajahnya pada sentuhku, dan napasnya tertahan di
tenggorokannya. Menjangkau dengan tanganku yang
lain, aku mengusap jariku ke rambutnya. Aku suka
rambutnya. Erangannya lembut hampir tak
terdengar, dan ketika ia membuka matanya,
tatapannya adalah - waspada, seperti dia tak
mengerti apa yang aku lakukan.

Melangkah ke depan sehingga aku mendekatinya, aku


menarik lembut rambutnya, membawa mulutnya ke
mulutku, dan aku menciumnya, memaksa lidahku
melewati bibirnya dan ke dalam mulutnya. Dia
mengerang, dan tangannya memelukku, menarikku
menempel ketat tubuhnya. Tangannya menemukan
jalan ke rambutku, dan dia membalas ciumanku,
keras dan posesif. Lidahnya dan lidahku berputar dan
meliuk bersama-sama, mengkonsumsi satu sama lain.
Dia rasanya surgawi.

657
Dia menarik diri tiba-tiba, napas kita memburu dan
berbaur. Tanganku turun ke lengannya dan dia
melotot ke arahku.

"Apa yang kau lakukan padaku?" Bisiknya bingung.

"Mencium kamu."

"Kau bilang tidak."

"Apa?" tidak untuk apa?

"Di meja makan, dengan kakimu."

Oh ... jadi ini yang dia maksudkan.

"Tapi kita berada di meja makan orang tuamu." Aku


menatap ke arahnya, benar-benar bingung.

"Tak ada seorangpun yang pernah bilang tidak


padaku sebelumnya. Dan ini sangat - panas."

Matanya melebar sedikit, terisi dengan rasa takjub


dan nafsu. Ini adalah campuran yang memabukkan.
Aku menelan ludah. Tangannya bergerak ke
pantatku. Dia menarikku keras ke arah tubuhnya,
dan aku bisa merasakan ereksinya.

oh ...

"Kau marah dan terangsang karena aku bilang

658
tidak?" aku bernapas, heran.

"Aku marah karena kau tak pernah menyebutkan


Georgia padaku. Aku marah karena kau pergi minum
dengan pria yang mencoba merayumu ketika kau
sedang mabuk dan yang meninggalkan kau ketika
kau mabuk berat dengan orang yang nyaris asing
bagimu. Teman macam apa yang melakukan itu? Dan
aku marah dan terangsang karena kau menutup
kakimu padaku "matanya berkilau dan berbahaya,
Dan dia perlahan-lahan mengangkat ujung gaunku.

"Aku ingin kau, dan aku ingin kau sekarang. Dan jika
kau tak membiarkanku memukul pantatmu - yang
pantas kau dapatkan - aku akan bercinta denganmu
di sofa menit ini, dengan cepat, untuk kenikmatanku
saja, bukan kamu."

Gaunku sekarang hampir tak menutupi pantat


telanjangku. Dia bergerak tiba-tiba sehingga
tangannya menagkup kemaluanku, dan salah satu
jarinya tenggelam perlahan-lahan ke dalam diriku.
Lengan yang lain memegang pinggangku agar tetap di
tempatnya. Aku menekan suara erangku.

"Ini adalah milikku," bisiknya agresif. "Semuanya


milikku. Apakah kau paham?" Dia menggerakkan
jarinya ke dalam dan keluar saat ia menatap ke
arahku, mengukur reaksiku, matanya terbakar.

"Ya, milikmu," aku bernapas saat gairahku, yang


panas dan berat, melonjak melalui aliran darahku,

659
mempengaruhi ... segalanya. Ujung sarafku, napasku,
jantungku berdebar-debar, seperti berusaha
meninggalkan dadaku, darah bertalu di telingaku.

Tiba-tiba, ia bergerak, melakukan beberapa hal


sekaligus. Menarik keluar jari-jarinya,
meninggalkanku menginginkan lebih, menurunkan
retsleting celananya, dan mendorongku turun ke sofa
sehingga dia berbaring di atasku.

"Tangan di atas kepalamu," ia memerintahkan


dengan gigi terkatup saat ia berlutut, memaksa
kakiku meregang lebih lebar, dan merogoh saku
bagian dalam jaketnya. Dia mengambil sebuah paket
foil, menatap ke arahku, ekspresinya gelap, sebelum
mengangkat bahu jaketnya sehingga jatuh ke lantai.
Dia menggulung kondom ke bawah pada ereksinya
yang panjang mengesankan.

Aku menempatkan tanganku di kepalaku, dan aku


tahu itu, jadi aku tak akan menyentuhnya. Aku
sangat terangsang.

Aku merasa pinggulku bergerak keatas untuk


menerima dirinya - ingin dia dalam diriku, seperti ini
- kasar dan keras. Oh ... antisipasinya.

"Kita tak punya banyak waktu. Ini akan cepat, dan


itu untukku, bukan kamu. Apakah kau mengerti?

Jangan keluar, atau aku akan memukul pantatmu,


"katanya dengan gigi terkatup.

660
Ya ampun ... bagaimana cara menahannya?

Dengan satu dorongan cepat, dia sepenuhnya dalam


diriku. Aku merintih keras, dalam tenggorokan, dan
menikmati perasaan penuh dari miliknya. Dia
meletakkan tangannya pada tanganku, sikunya
menahan lenganku keluar dan ke bawah, dan kakinya
menekanku. Aku terjebak. Dia ada di mana-mana,
menguasai diriku, hampir membuatku sesak nafas.
Tapi nikmat juga, ini adalah kemampuanku, ini
adalah apa yang aku lakukan untuk dia, dan itu
adalah perasaan hedonistik, penuh kemenangan. Ia
bergerak cepat dan marah dalam diriku, napasnya
keras di telingaku, dan tubuhku merespon, mencair
pada tubuhnya. Aku tak boleh keluar. Tapi aku akan
mengikuti irama dorongannya, menyesuaikan dengan
sempurna. Tiba-tiba, dan terlalu cepat, dia menekan
jauh ke dalam diriku dan berhenti saat ia menemukan
pelepasannya, udara mendesis melalui giginya.

Dia rileks sesaat, jadi aku merasa keseluruhan


dirinya, menekan nikmat padaku. Aku belum siap
untuk membiarkan dia pergi, tubuhku sangat
menginginkan pelepasan, tapi dia begitu berat, dan
pada saat itu, aku tak dapat mendorong terhadap
dirinya. Tiba-tiba, ia menarik diri, meninggalkanku
tegang dan lapar, menginginkan sesuatu yang lebih.
Dia melotot ke arahku.

"Jangan menyentuh dirimu sendiri. Aku ingin kau


frustrasi. Itulah apa yang kau lakukan padaku

661
dengan tak bicara padaku, dengan menyangkal apa
yang jadi milikku" Matanya menyala, marah lagi.

Aku mengangguk, terengah-engah. Dia berdiri dan


melepas kondom, mengikat pada ujungnya, dan
memasukkan di saku celananya. Aku menatap dia,
napasku masih tak menentu, dan tanpa sadar aku
menekan pahaku bersama-sama, mencoba mencari
sesuatu yang lain. Christian menarik retsleting
celananya dan tangannya merapikan rambutnya saat
ia meraih kebawah untuk mengambil jaketnya. Dia
kembali menatap ke arahku, ekspresinya lebih
lembut.

"Sebaiknya kita kembali ke rumah."

Aku duduk, sedikit limbung, linglung.

"Ini. kau bisa pakai ini."

Dari dalam sakunya, ia menarik keluar celana


dalamku. Aku tak tersenyum saat aku mengambil
darinya, tapi di dalam aku tahu - aku telah menerima
hukuman tetapi memperoleh kemenangan kecil atas
celana dalamku. Dewi batinku mengangguk setuju,
senyum puas di wajahnya - jadi kau tak perlu
memintanya.

"Christian!" Mia berteriak dari lantai bawah.

Dia berbalik dan mengangkat alisnya padaku.

662
"Tepat pada waktunya. Ya tuhan, ia kadang bisa
benar-benar menjengkelkan."

Aku cemberut ke arahnya, buru-buru mengembalikan


celana dalamku ke tempat yang selayaknya, dan
berdiri dengan kehormatan sebanyak yang aku bisa
kerahkan pada kondisi diriku 'yang-barusan-ditiduri'.
Dengan cepat, aku mencoba untuk merapikan
rambutku yang kacau.

"Di atas sini, Mia," panggilnya ke bawah. "Yah, Miss


Steele, aku merasa lebih baik dalam hal itu - tapi aku
masih ingin memukul pantatmu," katanya lembut.

"Aku tak percaya aku layak mendapatkannya Mr.


Grey, terutama setelah menoleransi serangan tak
beralasan darimu."

"Tak beralasan? Kau menciumku" Dia mencoba


sebaik-baiknya untuk terlihat tersinggung.

Aku mengerutkan bibir.

"Itu adalah serangan sebagai bentuk terbaik dari


pertahanan."

"Pertahanan terhadap apa?"

"Kau dan telapak tangan berkedutmu."

Dia memiringkan kepalanya ke satu sisi dan


tersenyum padaku saat Mia datang berderap menaiki

663
tangga.

"Tapi itu bisa diterima?" Tanyanya lembut.

Aku memerah.

"Nyaris," bisikku, tapi aku tak dapat membantu


seringaiku.

"Oh, disitu kalian." Dia berseri melihat kami.

"Aku mengajak Anastasia berkeliling." Christian


mengulurkan tangannya padaku, mata abu-abunya
intens.

Aku menyambut uluran tangannya, dan ia


memberikan meremas lembut.

"Kate dan Elliot akan segera pergi. Dapatkah kau


percaya mereka kedua? Mereka tak bisa menjaga
tangan mereka dari satu sama lain" Mia berpura-pura
jijik dan mengalihkan pandangan dari Christian
kearahku. "Apa yang kau lakukan di sini?"

Astaga, dia begitu terus terang. Aku tersipu merah.

"Menunjukkan Anastasia piala juara mendayungku,"


kata Christian tanpa ragu, benar-benar wajah tanpa
ekspresi. "Mari kita mengucapkan selamat tinggal
pada Kate dan Elliot."

Piala juara mendayung? Dia menarikku lembut di

664
depannya, dan saat Mia berbalik pergi, ia menampar
pantatku. Aku terkesiap dengan kaget.

"Aku akan melakukannya lagi, Anastasia, dan


segera," ia mengancam dengan suara pelan dekat
telingaku, lalu ia menarikku ke dalam pelukannya,
punggungku ada di dadanya, dan mencium rambutku.

Kembali di rumah, Kate dan Elliot mengucapkan


perpisahan mereka dengan Grace dan Mr. Grey. Kate
memelukku keras.

"Aku perlu bicara denganmu tentang menentang


Christian," Aku mendesis pelan di telinganya saat dia
memelukku.

"Dia perlu dilawan, maka kau dapat melihat dia yang


sebenarnya. Hati-hati, Ana - dia begitu mengontrol,"
bisiknya. "Sampai nanti."

AKU TAHU APA DIA YANG SEBENARNYA - KAU


TIDAK TAHU! - Aku berteriak padanya di dalam
kepalaku.

Aku sepenuhnya sadar bahwa tindakannya datang


dari niat yang baik, tapi kadang-kadang dia
melampaui batas wilayah, dan sekarang ia jauh
masuk ke negara tetangga. Aku menggerutu padanya,
dan dia menjulurkan lidahnya ke arahku, membuatku
tak bisa menahan senyum. Sikap main-main Kate
adalah sesuatu yang baru, pasti pengaruh Elliot.
Kami melambai pada mereka di ambang pintu, dan

665
Christian menoleh padaku.

"Kita harus pergi juga - kau punya wawancara besok."

Mia memelukku dengan hangat saat kita


mengucapkan selamat tinggal.

"Kami tak pernah berpikir ia akan menemukan


seseorang!" Kata-kata Mia menyembur.

Aku memerah, dan Christian memutar matanya lagi.


Aku mengerutkan bibir. Mengapa ia bisa melakukan
itu ketika aku tak bisa? Aku ingin balas memutar
mata ke arahnya, tapi aku tak berani, tidak setelah
ancamannya di rumah perahu.

"Jaga dirimu, Ana, sayang," kata Grace dengan


ramah.

Christian, malu atau frustrasi oleh perhatian yang


berlebihan yang aku terima dari keluarga Grey,
meraih tanganku dan menarikku ke sisinya.

"Jangan membuatnya takut atau memanjakannya


dengan kasih sayang berlebihan," ia mengomel.

"Christian, berhentilah menggodanya." Grace


menegurnya dengan sabar, matanya bersinar dengan
cinta dan kasih sayang padanya.

Entah bagaimana, aku tak berpikir dia menggodaku.


Aku diam-diam memperhatikan interaksi mereka.

666
Grace jelas menyayangi dia dengan cinta tanpa syarat
seorang ibu. Dia membungkuk dan mencium Grace
dengan kaku.

"Ma," katanya, dan ada nada tersembunyi dalam


suaranya - hormat mungkin?

"Mr. Grey - selamat tinggal dan terima kasih" aku


mengulurkan tangan padanya, tapi dia memelukku
juga!

"Panggil saja aku Carrick. Aku berharap kita bertemu


lagi, segera, Ana."

Perpisahan kita telah selesai, Christian membawaku


ke mobil di mana Taylor sudah menunggu. Apakah
dia telah menunggu di sini sepanjang waktu? Taylor
membuka pintu untukku, dan aku meluncur ke
bagian belakang Audi.

Aku merasakan ketegangan mulai meninggalkan


bahuku. Astaga, hari yang panjang. Aku kelelahan,
fisik dan emosional. Setelah percakapan singkat
dengan Taylor, Christian masuk ke mobil di
sampingku. Dia berpaling menghadap wajahku.

"Yah, tampaknya keluargaku menyukaimu juga,"


bisiknya.

Juga? Pikiran yang menyedihkan tentang bagaimana


aku datang kesini tanpa diminta dan sangat tak
diinginkan muncul ke dalam kepalaku. Taylor

667
menyalakan mobil dan menjauh dari lingkaran
cahaya di jalan masuk ke kegelapan jalan. Aku
menatap Christian, dan dia menatapku.

"Apa?" Tanyanya, suaranya tenang.

Aku ragu-ragu sejenak. Tidak - aku akan


memberitahunya. Dia selalu mengeluh bahwa aku tak
bicara dengannya.

"Aku berpikir bahwa kau merasa terjebak untuk


membawaku bertemu orang tuamu." Suaraku adalah
lembut dan ragu-ragu. "Jika Elliot tak meminta Kate,
kau tak akan pernah memintaku." Aku tak bisa
melihat wajahnya dalam gelap, tapi dia memiringkan
kepalanya, menganga ke arahku.

"Anastasia, aku senang bahwa kau sudah bertemu


orang tuaku. Mengapa kau begitu penuh dengan
keraguan diri? tak pernah berhenti membuat aku
takjub. Kau benar-benar kuat, wanita muda mandiri,
tetapi kau memiliki pikiran negatif tentang dirimu
sendiri. Jika aku tak ingin kau bertemu dengan
mereka, kau tak akan berada di sini. Apakah itu yang
kau rasakan selama kau di sana?"

Oh! Dia ingin aku di sana - dan itu adalah


pengungkapan yang baru. Dia tampaknya tak
nyaman menjawab Apa yang dia lakukan jika dia
menyembunyikan kebenaran. Dia tampaknya benar-
benar senang bahwa aku di sini ... rasa hangat
menyebar perlahan melalui pembuluh darahku. Dia

668
menggeleng dan meraih tanganku. Aku melirik gugup
pada Taylor.

"Jangan khawatir tentang Taylor. Bicaralah padaku."

Aku mengangkat bahu.

"Ya. aku berpikir begitu. Dan satu hal lagi, aku hanya
menyebutkan Georgia karena Kate sedang
membicarakan tentang Barbados - aku belum
memutuskan."

"Tidakkah kau ingin pergi dan bertemu ibumu?"

"Ya."

Dia menatap secara aneh padaku, sepertinya dia


memiliki pertarung internal dalam dirinya.

"Bisakah aku ikut?" Tanyanya akhirnya.

Apa!?

"Mm ... aku pikir itu bukan ide yang bagus."

"Mengapa tidak?"

"Aku berharap untuk istirahat dari semua


...intensitas ini untuk mencoba dan memikirkan
semuanya."

Dia menatapku.

669
"Aku terlalu intens?"

Aku tertawa terbahak.

"Itu hanya sebagian kecilnya saja!"

Dalam cahaya lampu jalan yang lewat, aku melihat


bibirnya terangkat.

"Apakah kau menertawakanku, Miss Steele?"

"Aku tak akan berani, Mr. Grey," jawabku dengan


keseriusan mengejek.

"Aku pikir kau berani, dan aku pikir kau


menertawakanku, sering."

"kau cukup lucu."

"Lucu?"

"Oh ya."

"Lucu aneh atau lucu ha ha?"

"Oh ... banyak, salah satunya dan beberapa yang


lain."

"Yang mana?"

"Aku akan meninggalkanmu untuk mencari tahu."

670
"Aku tak yakin apa aku dapat mengetahui apa pun
ketika didekatmu, Anastasia," katanya sinis, dan
kemudian melanjutkan dengan pelan, "Apa yang kau
butuhkan untuk pergi ke Georgia?"

"Kita," bisikku.

Dia menatapku, tanpa ekspresi.

"Kau bilang kau akan mencoba," bisiknya.

"Aku tahu."

"Apa kau berubah pikiran?"

"Mungkin."

Dia bergeser seolah tak nyaman.

"Kenapa?"

Sialan. Bagaimana ini tiba-tiba menjadi suatu


percakapan yang intens dan penuh makna? Pikiran
ini pernah muncul padaku, seperti ujian yang aku
belum siap menghadapinya. Apa yang harus aku
katakan? Karena kupikir aku mencintaimu, dan kau
hanya melihatku sebagai mainan. Karena aku tak
bisa menyentuhmu, karena aku terlalu takut untuk
menunjukkan kasih sayang apapun takut jikalau kau
tersentak atau memberitahuku untuk
menghentikannya atau lebih buruk -

671
memukulku? Apa yang bisa ku katakan?

Aku terpaku sesaat menatap keluar jendela. Mobil itu


sedang menuju kembali melintasi jembatan. Kami
berdua diselimuti kegelapan, menutupi pikiran dan
perasaan kita, tetapi kita tak membutuhkan malam
untuk itu.

"Mengapa, Anastasia?" Christian menekanku untuk


memberikan jawaban.

Aku mengangkat bahu, terjebak. Aku tak ingin


kehilangan dia. Terlepas dari semua tuntutannya,
kebutuhannya untuk mengontrol, sifat buruknya itu.
Aku tak pernah merasa begitu hidup seperti yang aku
rasakan sekarang. Ini adalah sensasi duduk di sini, di
sampingnya. Dia begitu tak terduga, seksi, cerdas,
dan lucu. Tapi suasana hatinya ... oh - dan dia ingin
menyakitiku. Dia bilang dia akan memikirkan
tentang keenggananku, tapi itu masih membuatku
takut. Aku menutup mataku. Apa yang bisa ku
katakan? Dalam hati aku hanya ingin lebih, kasih
sayang yang lebih, Christian yang lebih
menyenangkan, lebih ... dicintai.

Dia meremas tanganku.

"Bicaralah padaku, Anastasia. Aku tak ingin


kehilanganmu. Minggu lalu ... " Dia berhenti.

Kita mendekati ujung jembatan, dan jalan kembali

672
bermandikan cahaya neon lampu jalan sehingga
wajahnya sebentar-sebentar dalam terang dan gelap.
Dan itu seperti metafora yang sangat pas. Orang ini,
yang aku pernah anggap sebagai seorang pahlawan
romantis - ksatria putih pemberani, atau ksatria
kegelapan seperti yang dikatakannya. Dia bukan
pahlawan, dia orang dengan kelemahan emosional
yang serius yang dalam, dan dia menyeretku ke
dalam kegelapan. Tak bisakah aku membimbingnya
menuju ke tempat yang terang?

"aku masih menginginkan lebih," bisikku.

"Aku tahu," katanya. "Aku akan mencoba."

Aku berkedip ke arahnya, dan ia melepaskan


tanganku dan menarik daguku, melepaskan bibirku
yang terjebak.

"Untukmu, Anastasia, aku akan mencoba." Sikapnya


memancarkan ketulusan.

Dan itulah adalah petunjukku. Aku melepaskan


sabuk pengaman, meraih pegangan, dan memanjat ke
pangkuannya, membuatnya benar-benar terkejut.
Membungkus lenganku di kepalanya, aku
menciumnya, lama dan keras, dan dalam hitungan
nanodetik, dia merespon.

"Tinggallah bersamaku, malam ini," dia bernafas.


"Jika kau pergi, aku tak akan melihatmu sepanjang
minggu.

673
Kumohon."

"Ya," aku menyetujui. "Dan aku akan mencoba juga.


Aku akan menandatangani kontrakmu." Dan itu
adalah keputusan sesaat.

Dia menatap ke arahku.

"Tandatangani setelah pulang dari Georgia. Pikirkan


tentang hal ini. Pikirkan tentang hal ini dengan
keras, sayang."

"Aku akan melakukannya." Dan kami duduk diam


selama satu atau dua mil.

"kau benar-benar harus mengenakan sabuk


pengamanmu," bisik Christian dengan nada tak
setuju ke rambutku, tetapi dia tak membuat gerakan
menggeserku dari pangkuannya.

Aku mengendus lehernya, mata tertutup, hidungku di


tenggorokannya, meminum aroma seksi Christian-
dan-sabun-badan-beraroma-musky, kepalaku di
bahunya. Aku membiarkan pikiranku melayang, dan
aku membiarkan diriku berfantasi bahwa dia
mencintaiku. Oh, dan itu begitu nyata, hampir nyata,
dan sebagian kecil dari bawah sadar jahatku dengan
bertindak benar tak seperti biasanya dan berani
berharap lebih. Aku berhati-hati untuk tak
menyentuh dadanya tapi hanya meringkuk dalam
pelukannya saat ia memelukku erat-erat.

674
Semua terlalu cepat, aku terobek dari lamunan
mustahilku.

"Kita sudah sampai dirumah," Christian berbisik, dan


itu seperti sebuah kalimat menggoda, penuh dengan
begitu banyak potensi.

Di rumah, dengan Christian. Kecuali apartemennya


adalah sebuah galeri seni, bukannya sebuah rumah.

Taylor membuka pintu bagi kami, dan aku berterima


kasih dengan malu-malu, menyadari bahwa ia bisa
mendengar pembicaraan kami, tapi senyumnya
adalah menenangkan dan tak memberikan kesan
apapun. Begitu keluar dari mobil, Christian menilaiku
dengan kritis. Oh tidak ... apa yang telah aku lakukan
sekarang?

"Mengapa kau tak membawa jaket?" Ia mengerutkan


kening sambil mengangkat bahu melepas jaketnya
dan menjatuhkan di pundakku.

Perasaan lega segera melandaku.

"Ada dalam mobil baruku," jawabku mengantuk,


menguap.

Dia menyeringai ke arahku.

"Lelah, Miss Steele?"

675
"Ya, Mr. Grey." aku merasa malu di bawah
pandangan matanya menggoda. Namun demikian aku
merasa perlu memberi penjelasan, "Aku hari ini telah
dibujuk dengan cara yang tak pernah aku pikirkan itu
ada."

"Nah, jika kau benar-benar tak beruntung, aku bisa


membujukmu lagi," janjinya sambil meraih tanganku
dan membawaku ke dalam gedung. Ya ampun ...
Lagi?!

Aku menatapnya di dalam lift. Aku anggap dia


menginginkan aku untuk tidur dengannya, dan
kemudian aku ingat bahwa ia tidak tidur dengan
siapa pun, meskipun ia telah tidur bersamaku
denganku beberapa kali.

Aku mengerutkan kening, dan tiba-tiba tatapannya


berubah gelap. Dia meraih dan menggenggam
daguku, membebaskan bibirku dari gigitanku.

"Suatu hari aku akan bercinta denganmu dalam lift


ini, Anastasia, tapi sekarang kau lelah - jadi aku pikir
kita harus menggunakan tempat tidur saja."

Membungkuk ke bawah, ia mengigit bibir bawahku


dan menariknya dengan lembut. Aku meleleh oleh
tindakannya, dan napasku berhenti saat tubuhku
terbentang dengan kerinduan. aku membalas,
mengencangkan gigiku pada bibir atasnya,
menggodanya, dan dia mengerang. Ketika pintu lift

676
terbuka, ia meraih tanganku dan menarikku menuju
serambi, melalui pintu ganda, dan masuk ke lorong.

677
Ada cahaya di mana-mana. Terang, hangat, dan aku
berusaha untuk mengabaikannya walau hanya untuk
beberapa menit yang sangat berharga. Aku ingin
bersembunyi, hanya beberapa menit lagi. Tapi
cahayanya terlalu terang, dan akhirnya aku
menyerah untuk bangun. Seattle di pagi hari
menyapaku -

sinar matahari masuk melalui kaca jendela dan


menyinari ruangan dengan cahaya yang terlalu
terang. Mengapa kita tak menutup tirai semalam?
Aku di tempat tidurnya yang besar tanpa Christian
Grey.

Aku berbaring sejenak melihat dari jendela kaca


pemandangan kota Seattle yang sangat indah. Hidup
di atas awan pasti terasa tak nyata. Membayangkan -
sebuah kastil di angkasa, melayang-layang diatas
tanah, aman dari realita kehidupan – melupakan
karena ditelantarkan, kelaparan, dan ibu pelacur dan
pecandu. Aku ngeri membayangkan apa yang dia
alami sewaktu masih kecil, dan aku mengerti
mengapa dia tinggal di sini, terisolasi, dikelilingi oleh
keindahan, karya seni yang sangat berharga - begitu
jauh dimana dia mulai ... tentunya itu memang
pernyataan misinya. Aku mengerutkan kening karena
masih belum menjelaskan mengapa aku tak bisa
menyentuhnya.

Ironisnya, aku merasakan kebersamaan di sini di atas


menara yang tingginya. Aku hanyut dari kenyataan.
Aku di dalam apartemen fantasinya, membayangkan

678
berhubungan intim dengan pacar fantasiku.
Kenyataan yang suram saat dia menginginkan
perjanjian yang spesial, meskipun dia mengatakan dia
akan mencoba untuk melakukan 'lebih'. Apa itu
benar-benar seperti yang aku inginkan? Inilah yang
aku perlu klarifikasi di antara kita berdua untuk
melihat apakah kita masih berada di ujung yang
saling berlawanan seperti pada permainan jungkat-
jungkit atau kita berdua semakin dekat ke tengahnya.

Aku merangkak keluar dari tempat tidur, merasa


kaku, ungkapan yang lebih tepatnya, sering dipakai.
Ya, jadi semuanya tentang seks. Bawah sadarku
mengerutkan bibirnya menandakan tak setuju. Aku
memutar mataku padanya, bersyukur karena yakin
bahwa 'tangan berkedut yang gila kontrol' tak berada
di dalam kamar, dan memutuskan untuk
menanyakan tentang pelatih pribadi. Itu kalau aku
menandatangani. Dewi batinku melotot padaku
dengan putus asa. Tentu saja kau akan
menandatanganinya. Aku mengabaikan mereka
berdua, dan setelah ke kamar mandi dengan cepat,
aku pergi mencari Christian.

Dia tak berada di galeri seninya, tapi ada seorang


wanita setengah baya anggun sedang membersihkan
dapur. Pandangannya menghentikanku. Dia memiliki
rambut pirang pendek dan mata biru yang bening; dia
mengenakan kemeja putih polos yang pas ditubuhnya
dan rok pensil berwarna biru tua. Dia tersenyum
lebar saat dia melihatku.

679
"Selamat pagi, Miss Steele. Apakah Anda ingin
sarapan?" Nada suaranya hangat tapi agak kaku, dan
aku tertegun. Siapa pirang menarik ini yang berada di
dapur Christian? Aku hanya mengenakan t-shirt
Christian. Aku jadi sadar dan malu dengan
kekuranganku dalam berpakaian.

"Aku khawatir anda melihatku pada saat yang tak


menguntungkan." Suaraku tenang, tak bisa
menyembunyikan kegelisahan dalam suaraku.

"Oh, aku benar-benar minta maaf - aku Mrs. Jones,


pengurus rumah Mr. Grey."

Oh.

"Apa yang ingin kau lakukan?" aku berhasil


mengendalikan suaraku.

"Apakah anda ingin sarapan, ma'am?"

Ma'am!

"Hanya teh pasti menyenangkan, terima kasih.


Apakah anda tahu di mana Mr. Grey?"

"Di ruang kerjanya."

"Terima kasih."

Aku bergegas ke arah ruang kerja, malu. Mengapa


Christian mempunyai pegawai hanya berambut

680
pirang yang menarik untuk bekerja padanya? Dan
pikiran jahat datang tanpa sengaja masuk ke dalam
pikiranku - Apakah mereka semua mantan sub-nya?
Aku menolak untuk menyimpan ide yang mengerikan
itu. Aku mengulurkan kepalaku dengan malu-malu
dari balik pintu. Dia sedang menelepon, menghadap
jendela, memakai celana hitam dan kemeja putih.
Rambutnya masih basah sehabis mandi, dan aku
benar-benar terganggu dengan pikiran negatifku.

"Kecuali jika perusahaan P & L -nya membaik, aku


tak tertarik, Ros. Kita tak akan membawa beban yang
terlalu berat ... Aku tak perlu alasan yang lemah
lagi... Pernahkah Marco meneleponku, sialan waktu
itu... Ya, katakan pada Barney bahwa prototipe-nya
terlihat bagus, meskipun aku tak yakin soal bertemu
muka dengannya... Tidak, itu hanya kehilangan
sesuatu ... aku ingin bertemu dengannya sore ini
untuk membahas ...

Sebenarnya, dia dan timnya, kita bisa bertukar


pikiran .... Oke. Sambungkan kembali ke Andrea ..."
Dia menunggu, menatap keluar jendela, penguasa
dari alam semestanya, menunduk memandangi orang-
orang yang terlihat kecil di bawah dari ketinggian
kastilnya. "Andrea ..."

Melirik ke atas, dia melihatku di pintu. Perlahan


senyum seksi menyebar di wajahnya yang tampan,
dan aku jadi terdiam karena bagian dalam tubuhku
meleleh. Tanpa diragukan lagi dia adalah orang yang
paling tampan di planet ini, terlalu tampan untuk

681
orang-orang yang terlihat kecil di bawah itu, terlalu
tampan untukku.

Tidak, dewi batinku cemberut padaku, tidak terlalu


tampan untukku. Dia adalah milikku, untuk saat ini.

Ide itu mengirim sebuah gairah masuk kedalam


darahku dan menghalau perasaan kurang percaya
diriku yang tak masuk akal.

Dia melanjutkan pembicaraannya, matanya tak


pernah meninggalkanku.

"Kosongkan jadwalku pagi ini, tapi suruh Bill


meneleponku. Aku akan disana jam dua. Aku perlu
bicara dengan Marco sore ini, itu akan butuh
setidaknya setengah jam ... Jadwalkan Barney dan
timnya setelah Marco atau mungkin besok, dan cari
waktu bagiku untuk melihat Claude seharian minggu
ini ... Katakan padanya untuk menunggu ... Oh ...
Tidak, aku tak ingin publisitas untuk Darfur ...
Beritahu Sam untuk menghadapinya ... Tidak ....
Acara yang mana? ... Sabtu depan? ... Tunggu dulu."

"Kapan kau kembali dari Georgia?" Tanya dia.

"Jumat."

Dia melanjutkan percakapan teleponnya.

"Aku butuh tiket tambahan karena aku punya kencan


... Ya Andrea, itu yang aku katakan, kencan, Miss

682
Anastasia Steele akan menemaniku ... Itu saja." Dia
menutup telepon. "Selamat pagi, Miss Steele."

"Mr. Grey," aku tersenyum malu-malu.

Dia berjalan mengelilingi meja dengan anggun seperti


biasa dan berdiri di depanku. Baunya sangat wangi;
bersih dan bau baju yang baru dicuci. Dengan lembut
dia membelai pipiku dengan punggung jarinya.

"Aku tak ingin membangunkanmu, Kau tampak


begitu tenang. Apa kau tidur nyenyak?"

"Aku tidur sangat nyenyak, terima kasih. Aku hanya


datang untuk menyapa sebelum aku mandi."

Aku menatapnya dalam-dalam. Dia membungkuk dan


menciumku dengan lembut, dan aku tak bisa
menahan diri. Aku langsung meletakkan tanganku ke
lehernya dan memutar jariku di rambutnya yang
masih basah.

Mendorong tubuhku yang bergairah padanya, aku


membalas ciumannya. Aku menginginkannya.
Seranganku membuat dia terkejut, tapi membuat dia
kalah, dia membalas, tenggorokannya mengerang
pelan. Tangannya menyelip ke rambutku dan ke
bawah punggungku menangkup pantatku yang
telanjang, lidahnya menjelajahi mulutku. Dia
menarik kembali, matanya berkabut.

"Yah, tidur tampaknya sesuai denganmu," bisiknya.

683
"Aku sarankan kau mandi dulu, atau aku akan
membaringkanmu di mejaku, sekarang."

"Aku memilih meja," bisikku sembrono karena hasrat


yang melanda seperti adrenalin melewati sistemku,
membangun segala sesuatu di lewatinya.

Beberapa detik, dia menatapku dengan bingung.

"Kau benar-benar punya selera untuk ini, benarkah,


Miss Steele. Kau menjadi tak pernah merasa puas,"
gumamnya.

"Aku hanya punya selera untukmu," bisikku.

Matanya melebar dan gelap sementara tangannya


meremas pantatku yang telanjang.

"Benar sekali, hanya aku," dia mengeram, dan tiba-


tiba dengan satu gerakan, dia membersihkan semua
rancangan dan kertas dari meja kerjanya hingga
mereka menyebar di lantai, membawaku ke dalam
pelukannya, dan meletakkan aku di mejanya sampai
kepalaku hampir ke tepi meja.

"Kau menginginkannya, kau mendapatkannya,


sayang," dia bergumam, mengeluarkan paket foil dari
saku celananya saat dia membuka ritsleting
celananya. Oh Astaga. Dia menggulung kondom ke
bagian tubuhnya yang mengeras dan menatap ke
arahku. "Aku yakin kau sudah siap," dia mengambil
nafas, senyum penuh nafsu tampak di wajahnya.

684
Dalam sekejap, dia memasuki diriku, menahan
pergelangan tanganku dengan erat di sampingku, dan
mendorong dalam-dalam ke dalam diriku.

Aku merintih ... oh ya.

"Ya ampun, Ana. Kau begitu siap," bisiknya memuja.

Kakiku membungkus di pinggangnya, satu-satunya


cara, aku hanya bisa menahan dia yang berdiri,
menatap ke arahku, mata abu-abu bercahaya,
bergairah dan posesif. Dia mulai bergerak, benar-
benar bergerak. Ini bukan bercinta, ini hanya
berhubungan intim - dan aku menyukainya. Aku
mengerang. Ini sangat liar, begitu alami, membuatku
begitu nakal. Aku merasa senang di tangannya,
hasratnya membuatku puas. Dia bergerak pelan-
pelan, menikmati di dalam diriku, memiliki aku,
bibirnya sedikit terbuka seiring dengan
pernapasannya yang meningkat.

Dia memutar pinggulnya dari satu sisi ke sisi yang


lain, dan terasa nikmat sekali.

Oh. Aku memejamkan mata, perasaan itu mulai


terbangun – pelan-pelan melangkah menuju
kenikmatan, mendaki terus naik.

Mendorongku lebih tinggi, lebih tinggi naik ke kastil


di angkasa. Oh ... buaiannya meningkat secara
fraksional. Aku mengerang keras. Aku berada di
dalam semua sensasi ... dia, menikmati setiap

685
desakan, setiap dorongan yang mengisiku. Dan dia
mempercepat gerakannya, mendorongku lebih cepat ...
lebih keras ... dan seluruh tubuhku bergerak
mengikuti iramanya, dan aku bisa merasakan kakiku
menjadi kaku, dan bagian dalam tubuhku bergetar
dan makin cepat.

"Ayo, sayang, relakanlah untukku," dia membujukku


dengan gigi terkatup - dan kebutuhan kuat dalam
suaranya - ketegangan – mengirimku sampai
ketepian.

Aku berteriak tanpa kata, memohon penuh gairah


saat aku menyentuh matahari dan terbakar, jatuh di
sekelilingnya, jatuh ke bawah, kembali terengah-
engah menuju puncak yang terang ke atas permukaan
Bumi. Dia menghempas ke dalam diriku dan tiba-tiba
berhenti saat dia mencapai klimaks nya, menarik
pergelangan tanganku, dan membenamkan dengan
anggun dan tanpa kata didalam diriku.

Wow ... itu tak terduga. Perlahan-lahan aku turun


kembali ke permukaan Bumi.

"Apa yang kau lakukan padaku?" Dia mengambil


nafas sambil mencium leherku. "Kau benar-benar
memperdayaku, kau memiliki sihir yang sangat kuat."

Dia melepaskan pergelangan tanganku, dan aku


menjalankan jariku ke rambutnya, perlahan turun
dari ketinggianku. Aku masih mengencangkan kakiku
di sekelilingnya.

686
"Aku juga salah satu yang terpedaya," bisikku.

Dia mendongak, menatapku, ekspresinya bingung,


bahkan terkejut. Menempatkan tangan di kedua sisi
wajahku, dia memegang kepalaku.

"Kau – adalah - milikku," katanya, menekankan


setiap kata -katanya. "Apa kau mengerti?"

Dia begitu sungguh-sungguh, penuh gairah – seperti


seorang zelot. Permintaannya yang kuat begitu tak
terduga dan melumpuhkan. Aku heran mengapa dia
merasa seperti ini.

"Ya, aku milikmu." bisikku, terbawa oleh gairahnya.

"Apa kau yakin harus pergi ke Georgia?"

Aku mengangguk perlahan. Dan dalam waktu yang


singkat, aku bisa melihat perubahan ekspresinya.
Tiba-tiba dia menarik diri, membuatku meringis.

"Apa kau merasa nyeri?" Tanya dia, bersandar di


atasku.

"Sedikit," aku mengaku.

"Aku suka kau sakit." Matanya membara.


"Mengingatkan di mana aku sudah memilikmu, dan
hanya aku."

687
Dia mengenggam daguku dan menciumku dengan
kasar, kemudian berdiri dan tangannya meraih untuk
membantuku. Aku melirik paket foil di sampingku.

"Selalu siaga," bisikku.

Dia menatapku bingung sambil menarik retsleting


celananya. Aku mengangkat paket kosong.

"Seorang pria bisa berharap, Anastasia, bahkan


dalam mimpi, dan terkadang mimpi-mimpinya bisa
menjadi kenyataan."

Suaranya kedengarannya sangat aneh, matanya


terbakar. Aku benar-benar tak mengerti. Pasca
senggamaku yang bergelora segera memudar dengan
cepat. Apa masalahnya?

"Jadi, di atas mejamu, pernah menjadi sebuah


impian?" Tanyaku acuh tak acuh, mencoba bercanda
untuk meringankan suasana di antara kami.

Dia tersenyum penuh misterius yang tak mencapai


matanya, dan langsung aku tahu ini bukan pertama
kalinya dia berhubungan intim di atas mejanya.
Pemikiran yang tak diinginkan. Aku menggeliat tak
nyaman karena pasca senggamaku yang bergelora
sudah menguap.

"Lebih baik aku segera mandi." Aku berdiri dan


berjalan melewatinya.

688
Dia mengerutkan kening dan mengacak-acak
rambutnya.

"Aku harus menelepon dua panggilan lagi. Aku akan


bergabung denganmu untuk sarapan begitu kau
selesai mandi. Kurasa kemarin Mrs. Jones sudah
mencuci pakaianmu. Dan sekarang sudah di letakkan
didalam lemari."

Apa? Kapan dia melakukan itu? Astaga, apa dia bisa


mendengar kita? Mukaku memerah.

"Terima kasih," aku bergumam.

"Terima kasih kembali," jawabnya secara otomatis,


tapi ada nada lain dalam suaranya.

Aku tak mengatakan terima kasih untuk berhubungan


intim denganku. Meskipun, itu sangat ...

"Apa?" Tanyanya, dan aku menyadari aku


mengerutkan kening.

"Ada yang salah?" Tanyaku pelan.

"Apa maksudmu?"

"Yah ... kau menjadi lebih aneh dari biasanya."

"Kau mendapati aku jadi aneh?" Dia mencoba


menahan senyum.

689
Aku malu.

"Kadang-kadang."

Dia memperhatikanku sejenak, matanya spekulasi.

"Seperti biasa, aku terkejut denganmu, Miss Steele."

"Terkejut bagaimana?"

"Anggap saja kenikmatan yang tak terduga."

"Kami bertujuan untuk menyenangkan, Mr. Grey."


Aku memiringkan kepala ke satu sisi seperti yang
sering dia lakukan padaku dan menirukan kata-
katanya yang biasa dia ucapkan.

"Dan kau memang sudah menyenangkanku," katanya,


tapi dia terlihat gelisah. "Aku pikir kau harus mandi."

Oh, dia mengusirku.

"Ya ... hmm, aku akan segera menemuimu." Aku


bergegas keluar dari ruang kerjanya benar-benar
tercengang.

Dia terlihat bingung. Mengapa? Aku harus katakan


semata pengalaman fisik, itu sangat memuaskan.
Tapi secara emosional - yah, aku bingung dengan
reaksinya, dan itu tentang memperkaya emosional
seperti kembang gula kapas yang bergizi.

690
Mrs. Jones masih di dapur.

"Anda mau minum teh sekarang, Miss Steele?"

"Aku akan mandi dulu, terima kasih," aku bergumam


dan keluar dengan cepat dari ruangan.

Di kamar mandi, aku mencoba untuk mencari tahu


apa yang terjadi dengan Christian. Dia orang yang
paling rumit yang aku tahu, dan aku tak bisa
memahami suasana hatinya yang selalu berubah. Dia
sangat menyenangkan saat aku masuk ke ruang
kerjanya. Kita berhubungan intim... dan kemudian
dia berubah. Tidak, aku tidak mengerti. Aku menatap
bawah sadarku. Dia bersiul dengan tangannya di
belakang punggungnya dan melihat dimana-mana
kecuali padaku. Dia belum mendapat petunjuk, dan
dewi batinku masih diliputi sisa pasca-senggama yang
bergelora. Tidak - kami semua tak mengerti.

Aku mengeringkan rambutku dengan handuk,


menyisir dengan satu sisir Christian dan menata
rambutku menjadi sanggul. Gaun plum Kate sudah
dicuci dan disetrika, digantung di dalam lemari
bersama dengan bra dan celana dalamku yang sudah
bersih. Mrs Jones adalah seorang yang hebat. Setelah
memakai sepatu Kate, aku merapikan gaunku,
mengambil napas dalam-dalam, dan kembali ke ruang
besar.

Christian masih tak terlihat, dan Mrs. Jones sedang


memeriksa isi lemari dapur.

691
"Teh sekarang, Miss Steele?" Tanya dia.

"Ya, terima kasih." Aku tersenyum padanya.


Sekarang aku merasa sedikit lebih percaya diri
karena aku sudah berpakaian.

"Apakah Anda ingin sesuatu untuk dimakan?"

"Tidak, terima kasih."

"Tentu saja kau akan mendapatkan sesuatu untuk


dimakan," bentak Christian, melotot. "Dia suka
pancake, bacon, dan telur, Mrs. Jones."

"Ya, Mr. Grey. Apa yang anda inginkan, Sir?"

"Tolong, Omelet, dan beberapa buah." Dia tak


melepaskan pandangan mata dariku, ekspresinya tak
terduga. "Duduklah," dia memerintah, menunjuk ke
salah satu dari kursi bar.

Aku menurut, dan dia duduk di sampingku sementara


Mrs. Jones menyibukkan diri membuatkan sarapan.
Ya ampun, terasa mengerikan ada orang lain yang
bisa mendengarkan percakapan kami.

"Apa kau sudah membeli tiket?"

"Belum, aku akan membelinya saat aku pulang -


melalui Internet."

692
Dia bersandar pada siku tangannya, sambil mengusap
dagunya.

"Apa kau punya uang?"

Oh tidak.

"Ya," kataku dengan pura-pura sabar seolah-olah aku


sedang berbicara dengan anak kecil.

Dia mengangkat alis mengecamku. Sialan.

"Ya, aku punya, terima kasih," aku memperbaiki


dengan cepat.

"Aku memiliki pesawat jet. Menurut jadwal tak akan


digunakan sampai tiga hari kedepan, jika kau
menginginkan."

Aku menganga padanya. Tentu saja dia memiliki


pesawat jet, dan aku harus melawan kecenderungan
alami tubuhku untuk memutar mata padanya. Aku
ingin tertawa. Tapi aku tak melakukannya, karena
aku tak bisa membaca suasana hatinya.

"Kita secara Serius sudah menyalahgunakan armada


penerbangan perusahaanmu. Aku tak ingin
melakukannya lagi."

"Ini perusahaanku, itu jetku." Nada suaranya hampir


terluka. Oh, cowok dan mainannya!

693
"Terima kasih atas tawarannya. Tapi aku akan lebih
senang mengambil sebuah penerbangan yang
terjadwal."

Dia terlihat seperti ingin berdebat lebih lanjut tapi


memutuskan untuk tak melakukannya.

"Terserah kamu," dia mendesah. "Apa kau perlu


melakukan banyak persiapan untuk wawancaramu?"

"Tidak."

"Bagus. Kamu masih tak ingin memberitahuku


perusahaan penerbitan yang mana?"

"Tidak."

Bibirnya bergelung dengan senyum ragu.

"Aku seorang yang terkemuka, Miss Steele."

"Aku sepenuhnya menyadari itu, Mr. Grey. Apa kamu


akan melacak ponselku?" aku bertanya polos.

"Sebenarnya, aku akan cukup sibuk siang ini, jadi aku


harus menyuruh orang lain untuk melakukannya."

Dia menyeringai.

Apa dia bercanda?

"Jika kau bisa mencadangkan seseorang untuk

694
melakukan itu, kamu jelas kelebihan pegawai."

"Aku akan mengirim email pada kepala personalia


dan untuk memeriksa jumlah pegawai kami."
Bibirnya berkedut menyembunyikan senyumnya.

Oh terima kasih Tuhan, rasa humornya sudah


kembali.

695
Mrs. Jones menyajikan sarapan dan untuk beberapa
saat kita makan dengan diam. Setelah membersihkan
panci, dengan bijaksana, dia keluar dari ruangan. Aku
mengintip ke arahnya.

"Apa, Anastasia?"

"Kau tahu, kau tak pernah memberitahuku mengapa


kau tak suka disentuh."

Dia memucat, dan reaksinya membuatku merasa


bersalah karena menanyakan itu.

"Aku sudah menceritakan padamu lebih dari yang


pernah aku ceritakan pada siapapun." Suaranya
tenang saat dia menatap ke arahku tanpa ekspresi.

Dan itu jelas bagiku bahwa dia tak pernah


menceritakan rahasianya pada siapapun. Bukankah
dia punya teman dekat? Mungkin dia menceritakan
pada Mrs. Robinson? Aku ingin bertanya, tapi aku tak
bisa - aku tak bisa mengorek secara bertubi-tubi. Aku
menggeleng kepalaku saat menyadari itu. Dia benar-
benar seperti sebuah pulau.

"Akankah kau akan memikirkan tentang aturan kita


saat kau pergi?" Tanyanya.

"Ya."

"Akankah kau merindukanku?"

696
Aku menatap dia, terkejut dengan pertanyaannya.

"Ya," jawabku jujur.

Bagaimana mungkin dia bisa sangat berarti bagiku


dalam waktu yang singkat? Dia ada di bawah
tubuhku ... sungguh. Dia tersenyum dan matanya
menyala.

"Aku akan merindukanmu juga. Lebih dari yang kau


tahu," dia mengambil nafas.

Hatiku menghangat dengan kata-katanya. Dia benar-


benar mencoba dengan keras. Dengan lembut dia
membelai pipiku, membungkuk, dan mencium lembut.

*****

Sudah sore, dan aku duduk gugup dan gelisah di lobi


menunggu Mr. J. Hyde dari Seattle Independent
Publishing. Ini adalah wawancaraku yang kedua hari
ini, dan yang paling membuatku cemas. Wawancara
pertamaku berjalan baik, tapi itu untuk konglomerat
besar yang memiliki kantor di seluruh Amerika
Serikat, dan aku akan menjadi salah satu dari banyak
asisten redaksi di sana. Aku bisa membayangkan
ditelan dan dimuntahkan dengan sangat cepat dari
mesin perusahaan.

SIP adalah tempat yang aku inginkan. Kecil dan tidak


konvensional, memperjuangkan penulis lokal, dan
memiliki daftar nama yang menarik dan unik dari

697
pelanggan.

Disekitarku tak banyak barang atau mebel, tapi aku


pikir itu adalah memang desainnya bukannya untuk
berhemat. Aku duduk di salah satu dari dua sofa
warna hijau tua model chesterfield yang terbuat dari
bahan kulit - tak berbeda dengan sofa Christian yang
ada didalam ruang bermainnya. Aku mengelus bahan
kulit yang halus itu dan iseng bertanya-tanya apa
yang Christian lakukan diatas di sofa itu. Pikiranku
mengembara saat aku memikirkan kemungkinan ...
tidak - aku tak boleh berpikir ke sana sekarang.
Mukaku memerah dengan pikiranku yang bandel dan
tak pantas itu.

Resepsionisnya seorang wanita Afrika-Amerika muda


dengan anting-anting perak yang besar dan rambut
panjang lurus. Dia berpenampilan seperti seorang
gypsy, tampaknya wanita yang bisa diajak
bersahabat. Pemikiran yang menghibur. Sesekali, dia
melirikku, berpaling dari komputernya dan
tersenyum menenangkan. Dengan ragu-ragu aku
membalas senyumnya.

Penerbangan sudah kupesan; ibuku berada di langit


ketujuh saat tahu aku akan mengunjunginya; aku
sudah berkemas, dan Kate setuju untuk mengantarku
ke bandara. Christian telah menekankan padaku
untuk membawa BlackBerry dan Laptop Mac-ku. Aku
memutar mataku saat mengingat betapa bossy dia,
tapi aku sadar sekarang bahwa memang dia seperti
itu. Dia suka mengendalikan semuanya, termasuk

698
aku. Namun dia begitu tak terduga dan bisa
menyenangkan juga. Dia bisa bersikap lembut,
periang, bahkan manis. Secara tiba-tiba dia
bersikeras untuk menemaniku turun menuju mobilku
yang ada di garasi. Ya ampun, aku hanya pergi
beberapa hari, dia bertindak seperti aku akan pergi
selama berminggu-minggu. Dia membuatku supaya
bisa bertahan secara permanen.

"Ana Steele?" Seorang wanita yang tinggi, dengan


model rambut pra-Raphaelite hitam berdiri di dekat
meja resepsionis mengalihkan perhatianku dari
introspeksiku. Dia sama-sama bergaya gypsi,
tampilan ramah seperti resepsionis itu. Dia mungkin
berusia akhir tiga puluhan, mungkin empat puluhan.
Sangat sulit untuk mengetahui umur wanita yang
lebih tua.

"Ya," jawabku, berdiri dengan canggung.

Dia memberiku senyuman sopan, mata cokelat


dinginnya menilaiku. Aku mengenakan salah satu
gaun Kate, model pinafore warna hitam yang
menutupi blus putih, dan sepatu hitamku. Aku pikir
sangat cocok untuk wawancara. Rambut kuikat model
ekor kuda, dan kubiarkan sedikit bersulur... dia
menyalamiku.

"Hai, Ana, namaku Elizabeth Morgan. Aku Kepala


personalia SIP." "Bagaimana kabar anda?" Aku
menjabat tangannya. Dia terlihat sangat kasual
untuk menjadi seorang kepala Personalia.

699
"Silahkan ikut denganku."

Kami berjalan melalui pintu ganda yang letaknya di


belakang ruang tunggu, masuk kedalam ruangan luas
dan terang yang dirancang untuk kantor yang
terbuka, dari sana, masuk ke ruang rapat yang kecil.
Dindingnya berwarna hijau muda, tergantung foto
cover buku yang berderet. Di ujung meja rapat
Maplewood duduk seorang pria muda dengan rambut
merah yang dikuncir. Anting kecil, perak berkilau di
kedua telinganya. Dia memakai kemeja biru muda,
tanpa dasi, dan celana flanel abu-abu. Saat aku
mendekatinya, dia berdiri dan menatap ke arahku
dengan mata biru gelap yang tak bisa diduga.

"Ana Steele, Aku Jack Hyde, redaksi pelaksana di


SIP, dan aku sangat senang bertemu denganmu."

Kami bersalaman, dan ekspresi yang gelap tak dapat


dibaca, tapi cukup ramah.

"Apa kau melakukan perjalanan jauh?" Tanya dia


ramah.

"Tidak, aku baru saja pindah di daerah Pike Street


Market."

"Oh, tak jauh sama sekali. Silahkan duduk."

Aku duduk, dan Elizabeth mengambil tempat duduk


di sampingnya.

700
"Jadi, mengapa kamu ingin magang di SIP kami,
Ana?" Tanya dia.

Dia memanggil namaku dengan lembut dan


kepalanya miring ke satu sisi, seperti seseorang yang
aku kenal - itu mengerikan. Berusaha sebaik mungkin
untuk mengabaikan kecemasan yang tak rasional
yang dia berikan, aku memulai memberi penjelasan
yang sudah kupersiapkan dengan cermat, sadar
bahwa rona kemerahan menyebar di seluruh pipiku.
Aku menatap mereka berdua, mengingat pelajaran
Teknik Wawancara Yang Sukses ala Katherine
Kavanagh - pertahankan kontak mata, Ana! Wah,
kadang-kadang wanita itu bisa menjadi bossy juga.
Jack dan Elizabeth mendengarkan dengan penuh
perhatian.

"Anda memiliki IPK yang sangat mengagumkan.


Kegiatan ekstra kurikuler apa yang kau suka lakukan
di WSU?"

Yang aku suka? Aku berkedip padanya. Sebuah


pilihan kata yang ganjil. Aku menjelaskan dengan
detil dimulai dari aku sebagai manajemen
perpustakaan di perpustakaan kampus pusat, dan
satu pengalamanku mewawancarai seseorang yang
kaya, menjijikkan, lalim untuk majalah kampus. Aku
mengabaikan bagian bahwa aku tidak menulis artikel
itu. Aku menyebutkan dua tokoh sastra yang aku
kenal dan mengakhiri bahwa aku pernah bekerja di
toko Clayton dan semua pengetahuan yang tak

701
berguna yang sekarang aku miliki tentang hardware
dan Web.

Mereka berdua tertawa, merupakan respon yang


kuharapkan. Perlahan, aku santai dan mulai
menikmati diriku sendiri.

Jack Hyde bertanya dengan jeli, pertanyaan yang


cerdas, tapi aku tak takut - Aku bisa mengimbangi,
dan saat kita membahas pilihanku membaca dan
buku-buku favoritku, aku pikir aku menjadi diriku
sendiri. Sebaliknya, Jack tampaknya hanya menyukai
karya sastra Amerika yang ditulis setelah tahun 1950.
Tak ada yang lain.

Bukan karya klasik - bahkan bukan Henry James


atau Upton Sinclair atau F Scott Fitzgerald. Elizabeth
tidak mengatakan apa-apa, hanya mengangguk
sesekali dan mengambil catatan. meskipun Jack suka
berdebat, tapi cara berdebatnya menarik, dan
kecurigaanku pada awalnya semakin lama makin
berkurang saat kita bicara.

"Dan kau ingin dimana pada waktu lima tahun


mendatang?" Tanya dia.

Dengan Christian Grey, pikiran itu datang tanpa


sengaja masuk ke dalam kepalaku. Pikiranku yang
berkelana membuatku mengerutkan kening.

"Mungkin menyalin, mengedit? Mungkin seorang


agen sastra, aku tak yakin. Aku terbuka terhadap

702
berbagai peluang."

Dia menyeringai.

"Bagus, Ana. Aku tak memiliki pertanyaan lagi.


Apakah kamu punya?" Dia menujukan pertanyaannya
padaku.

"Kapan kau ingin seseorang untuk memulai pekerjaan


ini?" Tanyaku.

"Sesegera mungkin," Elizabeth menjawab. "Kapan


kamu bisa mulai?"

"Aku siap mulai minggu depan."

"Baik," kata Jack.

"Jika semuanya sudah selesai," Elizabeth melirik


kami berdua, "Aku pikir wawancara ini kita akhiri."
Dia tersenyum ramah.

"Senang bertemu denganmu, Ana," kata Jack lirih


sambil meraih tanganku. Dia meremas dengan
lembut, sehingga aku berkedip ke arahnya saat aku
mengucapkan selamat tinggal.

Aku merasa tak tenang saat aku berjalan ke mobilku,


meskipun aku tak yakin mengapa. Aku rasa
wawancaranya berjalan dengan baik, tapi begitu sulit
untuk mengatakan. Tampaknya situasi wawancara
seperti dibuat-buat, setiap orang mengeluarkan sikap

703
terbaiknya dan berusaha keras untuk bersembunyi di
balik penampilan yang profesional. Apakah
penampilanku cocok? Aku harus menunggu dan
melihatnya.

Aku naik ke Audi A3 dan kembali ke apartemen,


Bagaimanapun aku menghabiskan waktu dengan dua
wawancara. Aku akan mengantuk saat singgah di
Atlanta, tapi penerbanganku pada pukul10:25 malam
ini, jadi aku masih memiliki banyak waktu.

Kate sedang membongkar kotak di dapur saat aku


kembali.

"Bagaimana wawancaranya?" Dia bertanya,


bersemangat. Hanya Kate yang bisa tampak cantik
dengan kemeja kedodoran, celana jins compang-
camping, dan bandana biru tua.

"Bagus, terima kasih, Kate. Tak yakin bahwa pakaian


ini cukup cocok untuk wawancara kedua."

"Oh?"

"Model Boho chic mungkin bisa sesuai."

Kate mengangkat alis.

"Kau dan boho chic ?" Dia memiringkan kepalanya ke


satu sisi - Hah! Mengapa semua orang mengingatkan
Fifty Shades favoritku? "Sebenarnya, Ana, kamu
adalah salah satu dari sedikit orang yang benar-benar

704
bisa berpenampilan menarik."

Aku menyeringai.

"Aku sangat menyukai tempat yang kedua. Ku rasa


aku bisa pas di sana. Meskipun orang yang
mewawancaraiku sangat mengerikan." Aku terdiam -
sial aku ingin membicarakan sinyal kabut pada
Kavanagh. Diam Ana!

"Oh?" Radar Katherine Kavanagh berguna untuk


mengambil tindakan mengorek informasi berita
gembira yang menarik - berita menarik yang hanya
akan muncul kembali pada saat yang tak tepat dan
memalukan, yang mengingatkanku.

"Kebetulan - tolong berhenti memprovokasi Christian?


Komentarmu tentang José saat makan malam
kemarin sudah keluar dari jalur. Dia pria yang sangat
pencemburu. Kamu tahu itu tak ada gunanya."

"Dengar, jika dia bukan saudara Elliot aku akan


mengatakan yang lebih buruk. Dia nyata-nyata gila
kontrol.

Aku tak tahu bagaimana kau bisa tahan. Aku


mencoba untuk membuatnya cemburu - memberinya
sedikit bantuan dengan masalah komitmennya." Dia
memegang kedua tangannya keatas untuk membela
diri. "Tapi - jika kau tak ingin aku mengganggu, aku
tak akan melakukan lagi," katanya buru-buru pada
skap cemberutku.

705
"Bagus. Hidup dengan Christian sudah cukup rumit,
percayalah."

Astaga, aku terdengar seperti dia.

"Ana," dia berhenti sejenak untuk menatapku. "Kau


baik-baik saja, kan? Kau tak menengok ibumu untuk
melarikan diri kan?"

Mukaku memerah.

"Tidak Kate. Kau yang bilang aku butuh liburan."

Dia menutup jarak antara kami dan mengambil


tanganku – Seperti sesuatu yang bukan Kate biasa
lakukan.

Oh tidak ... air mata mengancam akan keluar.

"Aku tak tahu, kau hanya ... berbeda. Aku harap kau
baik-baik saja, dan apa pun masalah yang kau alami
dengan Mr. kaya raya, kau bisa bicara denganku. Dan
aku akan mencoba untuk tak menendangnya,
meskipun terus terang itu seperti menembak ikan di
dalam tong. Lihat, Ana, jika ada sesuatu yang salah,
kau akan memberitahuku, aku tak akan menghakimi.
Aku akan mencoba untuk mengerti."

Aku berkedip menahan tangis.

"Oh, Kate." Aku memeluk dia. "Aku pikir aku benar-

706
benar sudah jatuh cinta padanya."

"Ana, siapapun bisa melihat itu. Dan diapun jatuh


cinta padamu. Dia tergila-gila padamu. Tak bisa
melepaskan pandangan matanya padamu."

Aku tertawa tak yakin.

"Apa menurutmu begitu?"

"Bukankah dia mengatakan padamu?"

"Tak begitu banyak kata."

"Sudahkah kau mengatakan padanya?"

"Tak begitu banyak kata." Aku mengangkat bahu


meminta maaf.

"Ana! Seseorang harus melakukan langkah pertama,


jika tidak, kau tak akan pernah menuju kemanapun."

Apa ... mengatakan padanya bagaimana perasaanku?

"Aku hanya takut aku akan membuatnya ketakutan


dan dia akan pergi."

"Dan bagaimana kau tahu bahwa dia tak memiliki


perasaan yang sama?"

"Christian, takut? Aku tak bisa membayangkan dia


takut akan sesuatu." Tapi saat yang aku

707
mengucapkan kata-kata itu, aku membayangkan dia
sebagai anak kecil. Mungkin rasa takut hanyalah
yang ia tahu. Kesedihan mencengkeram dan meremas
hatiku karena memikirkan hal itu.

Kate menatap ke arahku dengan mengerutkan bibir


dan memicingkan matanya, agak mirip dengan bawah
sadarku - yang dia butuhkan adalah kacamata model
setengah lingkaran.

"Kalian berdua perlu duduk dan berbicara satu sama


lain."

"Kami belum melakukan banyak pembicaraan akhir-


akhir ini." Mukaku memerah. Lain hal dengan
komunikasi non-lisan dan itu oke. Yah, lebih dari oke.

Dia tersenyum lebar.

"Itu akan menjadi menggairahkan! Kalau itu berjalan


dengan baik, maka itu adalah setengah dari
pertempuran Ana. Aku akan membeli makanan Cina
untuk dibawa pulang. Apa kau sudah siap untuk
berangkat?"

"Aku akan siap-siap - kita masih punya waktu selama


dua jam atau lebih."

"Tak lama - Aku akan kembali dalam dua puluh


menit." Dia meraih jaketnya dan keluar, lupa
menutup pintu. Aku menutupnya dan masuk ke
kamar tidurku merenungkan kata-katanya.

708
Apa Christian takut perasaannya terhadapku? Apa
mungkin dia punya perasaan padaku? Kata-katanya
sangat antusias bahwa aku miliknya - tapi itu hanya
bagian darinya, aku harus memiliki dan memiliki
semuanya sekarang, tentu saja termasuk dominan
yang punya kontrol aneh. Aku menyadari bahwa
selama aku pergi, aku harus mengingat semua
pembicaraan kami lagi dan melihat apakah aku bisa
menemukan pertanda.

Aku akan merindukanmu juga ... lebih dari yang kau


tahu ...

Kau benar-benar memperdayaku ...

Aku menggelengkan kepala. Aku tak ingin berpikir


tentang hal itu sekarang. BlackBerry-ku lagi di
charge, jadi aku belum membukanya sepanjang sore.
Saat membukanya, aku merasa kecewa karena tak
ada pesan. Aku beralih pada laptop, dan juga tak ada
pesan disana. Alamat email yang sama Ana - bawah
sadarku memutar matanya ke arahku, dan untuk
pertama kalinya, aku mengerti mengapa Christian
ingin memukulku saat aku melakukan itu.

Oke. Baik, aku akan menulis email untuk dia.

Dari: Anastasia Steele

Perihal: Wawancara

709
Tanggal: 30 Mei 2011 18:49

Untuk: Christian Grey

Dear Sir

Hari ini wawancaraku berjalan lancar.

Mungkin kamu tertarik.

Bagaimana dengan harimu?

Ana

Aku duduk dan memelototi layar. Tanggapan


Christian biasanya spontan. Aku menunggu ... dan
menunggu, dan akhirnya aku mendengar suara ping
dari inbox-ku.

Dari: Christian Grey

Perihal: Hariku

Tanggal: 30 Mei 2011 19:03

Untuk: Anastasia Steele

Dear Miss Steele

710
Semua yang kau lakukan menarik bagiku, Aku tahu
kau adalah wanita yang sangat mempesona.

Aku senang wawancaramu berjalan lancar.

Pagiku adalah melebihi semua harapan.

Dibandingkan dengan soreku, sangat membosankan.

Christian Grey
CEO, Grey Enterprises Holdings Inc

Dari: Anastasia Steele

Perihal: Pagi Yang Menyenangkan

Tanggal: 30 Mei 2011 19:05

Untuk: Christian Grey

Dear Sir

Pagi itu menjadi teladan bagiku juga, meskipun kamu


menjadi 'aneh' terhadapku setelah kejadian yang
'sempurna' di meja seks. Jangan berpikir aku tak
memperhatikan.

Terima kasih untuk sarapannya. Atau terima kasih


untuk Mrs. Jones.

Aku ingin mengajukan pertanyaan tentang dirinya –

711
saat kau tak 'aneh' padaku lagi.

Ana

Jariku menekan tombol kirim, dan aku yakin bahwa


aku akan berada di sisi lain dari benua ini pada esok
hari.

Dari: Christian Grey

Perihal: Kamu dan Penerbit?

Tanggal: 30 Mei 2011 19:10

Untuk: Anastasia Steele

Anastasia

'Aneh' bukan kata kerja dan tak boleh digunakan oleh


siapa saja yang ingin masuk ke penerbitan.

'Sempurna'? Dibandingkan dengan apa, tolong


katakan? Dan apa yang perlu kau tanyakan tentang
Mrs. Jones? Aku tertarik.

Christian Grey
CEO, Grey Enterprises Holdings Inc

Dari: Anastasia Steele

712
Perihal: Kamu dan Mrs. Jones

Tanggal: 30 Mei 2011 19:17

Untuk: Christian Grey

Dear Sir

Bahasa sudah berkembang dan bergerak. Ini


merupakan hal yang seimbang. Bukan terjebak di
dalam menara gading, dindingnya bergantung karya-
karya seni mahal dan bisa melihat hampir semua
pemandangan kota Seattle dengan helipad yang
terjebak di atapnya.

'Sempurna' - dibandingkan dengan saat lain yang kita


miliki ... apa istilahmu... oh ya ... bersetubuh.
Sebenarnya menurut pendapatku bersetubuh adalah
periode yang cukup sempurna - tapi seperti yang kau
tahu aku memiliki pengalaman yang sangat terbatas.

Apa Mrs. Jones mantan sub-mu?

Ana

Jariku melayang sekali lagi menekan di atas tombol


kirim.

Dari: Christian Grey

713
Perihal: Bahasa. Jaga Mulutmu!

Tanggal: 30 Mei 2011 19:22

Untuk: Anastasia Steele

Anastasia

Mrs. Jones adalah seorang pegawai yang berharga.


Aku tak pernah memiliki hubungan dengan dia selain
hubungan profesional. Aku tak mempekerjakan
seseorang yang sudah pernah berhubungan seksual
denganku. Aku terkejut bahwa kau bisa berpikir
seperti itu. Satu-satunya orang yang akan aku buat
pengecualian untuk aturan ini adalah dirimu - karena
kau seorang wanita muda yang cerdas, punya
kemampuan negosiasi yang luar biasa.

Padahal, jika kau terus menggunakan bahasa seperti


itu, aku mungkin perlu mempertimbangkan kembali
untuk membawamu ke sini. Aku senang kau memiliki
pengalaman terbatas. Pengalamanmu akan terus
terbatas -

hanya untukku. Aku harus menerima istilah


'sempurna' sebagai pujian - walaupun denganmu, aku
tak pernah yakin kalau itu yang kau maksud, atau
kata-kata ironismu semakin lebih baik - seperti
biasanya.

Christian Grey

714
CEO, Grey Enterprises Holdings Inc Dari Menara
Gading-nya

Dari: Anastasia Steele

Perihal: Tidak untuk semua teh di Cina

Tanggal: 30 Mei 2011 19:27

Untuk: Christian Grey

Dear Mr Grey

Aku rasa aku sudah menyatakan keberatanku bekerja


untuk perusahaanmu. Pandanganku ini belum
berubah, tidak berubah, dan tak akan pernah
berubah. Aku harus meninggalkanmu sekarang,
karena Kate sudah kembali membawa makanan.
Perasaan ironisku dan diriku mengucapkan selamat
malam padamu.

Aku akan menghubungimu begitu aku tiba di Georgia.

Ana

Dari: Christian Grey

Perihal: Bahkan Twinings English Breakfast Tea?

Tanggal: 30 Mei 2011 19:29

715
Untuk: Anastasia Steele

Selamat malam Anastasia.

Aku harap kau dan perasaan ironismu memiliki


penerbangan yang aman.

Christian Grey
CEO, Grey Enterprises Holdings Inc

*****

Kate dan aku berhenti di luar area pengantar di


terminal bandara Sea-Tac. Dia memelukku dengan
erat.

"Nikmati Barbados, Kate. Semoga menjadi liburan


yang indah."

"Aku akan menemuimu saat aku kembali. Jangan


biarkan orang kaya itu menginjak-injakmu."

"Aku tak akan membiarkannya."

Kita berpelukan lagi - kemudian aku sendirian ke


counter check-in dan berdiri dalam antrian,
menunggu dengan barang bawaanku. Aku tak
direpotkan dengan koper, hanya sebuah ransel agak
besar yang Ray berikan padaku untuk hadiah ulang
tahun terakhirku.

716
"Tolong tiketnya?" Pemuda yang bosan di belakang
meja mengulurkan tangannya tanpa melihatku.

Meniru sikap bosanannya, aku menyerahkan tiketku


dan SIMku sebagai bukti identitas. Jika mungkin aku
berharap mendapat kursi dekat jendela.

"Oke, Miss Steele. Anda sudah di upgrade ke kelas


satu."

"Apa?"

"Ma'am, jika anda mau, anda bisa pergi ke ruang


tunggu kelas satu dan menunggu penerbangan anda
disana." Sepertinya dia sudah terbangun dan
tersenyum padaku seolah aku Peri Natal dan Kelinci
Paskah digabung menjadi satu.

"Tentu ada kesalahan."

"Tidak, tidak." Dia memeriksa layar komputer lagi.


"Anastasia Steele – di Upgrade." Dia menyeringai
padaku.

Ugh. Aku menyipitkan mataku. Dia menberikan


boarding pass, dan aku berjalan menuju ruang tunggu
kelas satu sambil bergumam dalam hati. Sialan
Christian Grey, gila kontrol yang selalu ikut campur -
dia tak bisa meninggalkanku sendirian begitu saja.

717
Aku sudah manikur, dipijat, dan sudah minum dua
gelas sampanye. Lounge kelas satu memiliki fitur
yang banyak untuk digunakan. Dengan setiap
meneguk Moet, aku merasa sedikit demi sedikit
cenderung memaafkan Christian dan intervensinya.
aku membuka MacBook, berharap untuk menguji
teori bahwa komputer ini bisa digunakan di mana saja
di planet ini.

Dari: Anastasia Steele

Perihal: Tindakan pemborosan yang berlebihan

Tanggal: 30 Mei 2011 21:53

Untuk: Christian Grey

Dear Mr. Grey

Yang benar-benar membuatku gelisah adalah


bagaimana kau tahu yang mana jadwal
penerbanganku.

Engkau menguntit tak mengenal batas. Mari kita


berharap bahwa Dr. Flynn sudah kembali dari
liburan.

aku telah mendapat manikur, pijat punggung, dan


dua gelas sampanye - awal yang sangat bagus untuk
liburanku.

718
Terima kasih.

Ana

Dari: Christian Grey

Perihal: Terima kasih kembali

Tanggal: 30 Mei 2011 21:59

Untuk: Anastasia Steele

Yang terhormat Miss Steele

Dr. Flynn sudah kembali, dan aku punya janji


dengannya minggu ini.

Siapa yang memijat punggungmu?

Christian Grey

CEO dengan teman-teman di tempat yang tepat, Grey


Enterprises Holdings Inc

Aha! Waktunya membalas. Penerbangan kami telah


diumumkan jadi aku akan email dia dari pesawat. Ini
akan lebih aman. Aku hampir memeluk diriku dengan
kegembiraan yang nakal.

Ada begitu banyak ruangan di kelas satu. Champagne


cocktail di tangan, aku memposisikan diri ke kursi
kulit mewah saat jendela kabin perlahan terisi. Aku

719
menelpon Ray menceritakan dimana keberadaanku

- Komunikasi kami untungnya berlangsung singkat,


karena sudah sangat larut baginya.

"Aku menyayangimu, Ayah," gumamku.

"Kau juga, Annie. Sampaikan salam pada ibumu.


Selamat malam."

"Selamat malam." aku menutup telepon.

Ray dalam kondisi yang baik. Aku menatap Mac dan


dengan kegembiraan kekanak-kanakan yang mulai
terbangun.

Membuka laptopku, aku login ke program email.

Dari: Anastasia Steele

Perihal: Tangan Ahli yang Kuat

Tanggal: 30 Mei 2011 22:22

Untuk: Christian Grey

Dear Sir

Seorang pemuda yang sangat menyenangkan memijat


punggungku. Ya. Sangat menyenangkan memang.
Aku tak akan menemui Jean-Paul di ruang

720
keberangkatan biasa - jadi terima kasih lagi atas
pemberianmu. Aku tak yakin apakah aku akan
diizinkan untuk mengirim email setelah kami lepas
landas, dan aku perlu tidur karena aku sudah tak
tidur dengan baik akhir-akhir ini.

Mimpi yang indah Mr. Grey ... memikirkanmu.

Ana

Oh, dia akan marah besar - dan aku akan berada di


udara dan di luar jangkauan. Rasakan sendiri.

Jika aku berada di ruang keberangkatan biasa


kemudian Jean-Paul tak akan menyentuh tangannya
padaku. Dia adalah seorang pria muda yang sangat
baik, dengan rambut pirang, kulit tan kecokelatan -
jujur saja, siapa yang memiliki kulit tan kecklatan di
Seattle? Itu betul-betul salah. Aku pikir dia gay - tapi
aku hanya akan menyimpan detail itu untuk diriku
sendiri. Aku menatap email-ku. Kate benar. Ini
seperti menembak ikan di dalam tong dengannya.
Bawah sadarku menatap kearahku dengan
mencibirkan mulutnya - apakah kau benar-benar
ingin memanas-manasinya? Apa yang dia lakukan
sangat manis, tahu! Dia peduli padamu dan ingin kau
untuk melakukan perjalanan dengan

gaya. Ya, tapi dia bisa menanyakan atau


memberitahuku. Bukannya membuatku terlihat
seperti orang yang benar-benar tolol di check-in. Aku

721
menekan tombol kirim dan menunggu, merasa seperti
seorang gadis yang sangat nakal.

"Miss Steele, anda harus menyimpan laptop-nya


ketika lepas landas," kata pramugari dengan
kesopanan yang dibuat-buat. Dia membuatku
melompat. Rasa bersalahku langsung muncul.

"Oh, maaf."

Sial. Sekarang aku harus menunggu untuk


mengetahui apakah dia membalas. Pramugari itu
mengulurkan selimut yang lembut dan bantal,
menunjukkan gigi yang sempurna. Aku
menggantungkan selimut menutupi lututku. Sangat
menyenangkan untuk merasa dimanjakan kadang-
kadang.

Kabin telah terisi, kecuali untuk kursi di sampingku


yang masih kosong. Oh tidak ... bayangan yang
mengganggu melintasi pikiranku. Mungkin kursi ini
untuk Christian. Oh sial ...

tidak ... dia tak akan melakukannya. Ya kan? aku


katakan padanya aku tak ingin dia ikut denganku.
Aku melirik jam tanganku dengan cemas dan
kemudian suara tanpa tubuh dari dek penerbangan
mengumumkan,

"Cabin crew, pintu tertutup otomatis dan periksa


ulang."

722
Apa artinya itu? Apakah mereka menutup pintu
pesawat? Kulit kepalaku seperti ditusuk-tusuk saat
aku duduk di berdebar menunggu. Kursi di sebelahku
adalah satu-satunya yang kosong di kabin bertempat
duduk enam belas. Pesawat beruncang saat bergerak,
dan aku bernapas lega tapi merasa sedikit kecewa
juga ... tak ada Christian selama empat hari. Aku
mengintip sedikit di BlackBerry-ku.

Dari: Christian Grey

Perihal: Nikmati Selagi Kau Bisa

Tanggal: 30 Mei 2011 22:25

Untuk: Anastasia Steele

Yang terhormat Miss Steele

Aku tahu apa yang kau coba lakukan - dan percayalah


- kau telah berhasil. Lain kali kau akan berada di
dalam kargo, terikat dan dengan mulut tersumbat di
dalam peti. Percayalah saat aku memberikan kondisi
itu padamu, itu akan memberikanku kesenangan luar
biasa padaku dibanding sekedar meng-upgrade
tiketmu.

Aku tak sabar menunggumu kembali.

Christian Grey

723
CEO dengan telapak tangan berkedut, Grey
Enterprises Holdings Inc.

Ya ampun. Ada masalah dengan humor Christian -


Aku tak pernah bisa yakin apakah dia sedang
bercanda atau benar-benar marah. Aku menduga
pada saat ini dia benar-benar marah. Diam-diam,
agar pramugari tak bisa melihat, aku ketik
balasannya di bawah selimut.

Dari: Anastasia Steele

Perihal: Bercanda?

Tanggal: 30 Mei 2011 22:30

Untuk: Christian Grey

kau tahu - aku tak tahu jika kau bercanda - dan jika
kau tidak - maka aku pikir aku akan tetap tinggal di
Georgia saja. Peti adalah batas keras untukku. Maaf
aku membuat kau marah. Katakan kau
memaafkanku.

Dari: Christian Grey

Perihal: Bercanda

724
Tanggal: 30 Mei 2011 22:31

Untuk: Anastasia Steele

Bagaimana kau bisa mengirim email? Apakah kau


mempertaruhkan kehidupan semua orang di pesawat,
termasuk dirimu sendiri, memakai BlackBerry? aku
pikir itu menentang salah satu aturan.

Christian Grey

CEO dengan dua telapak tangan Kejang, Grey


Enterprises Holdings Inc

Dua telapak tangan! Aku meletakkan BlackBerry-ku,


duduk kembali sementara pesawat ditarik menuju ke
landasan pacu, dan mengeluarkan salinan buku katya
Tess yang sudah compang-camping - bacaan ringan
untuk perjalanan. Begitu kita di udara, Aku dorong
kursiku kebelakang, dan segera aku tertidur.

Pramugari membangunkan saat kami mulai turun ke


Atlanta. Waktu lokal adalah 5:45 pagi

tapi aku hanya tidur empat jam atau lebih ... aku
merasa grogi, tapi berterima kasih atas segelas jus
jeruk yang pramugari itu berikan padaku. Aku
melirik gugup di BlackBerry-ku. Tak ada email lagi
dari Christian. Yah, sekarang hampir jam tiga pagi di
Seattle, dan dia mungkin ingin mencegahku
mengacaukan sistem avionik, atau apa pun yang
dapat mencegah pesawat gagal terbang jika ponsel

725
diaktifkan.

Menunggu di Atlanta hanya satu jam. Dan lagi aku


menikmati sepenuhnya dalam ruangan kelas satu.
Aku tergoda untuk meringkuk dan tidur di di kursi
samping, sofa mewah yang mengundang dan yang
akan tenggelam pelan-pelan di bawah berat badanku.
Tapi itu tak cukup panjang. Untuk menjaga diriku
agar tetap terjaga, aku memulai menulis email
panjang untuk Christian di laptopku.

Dari: Anastasia Steele

Perihal: Apakah kau ingin menakut-nakutiku?

Tanggal: 31 Mei 2011 06:52 WIB

Untuk: Christian Grey

Kau tahu betapa aku tak suka jika kau menghabiskan


uang untukku. Ya, kau sangat kaya, tapi tetap saja
membuatku tak enak, itu jadi seperti kau
membayarku untuk seks. Tapi, aku suka melakukan
perjalanan di kelas satu, ini jauh lebih beradab
daripada bangku. Jadi terima kasih. Aku serius - dan
aku menikmati pijatan dari Jean Paul. Dia sangat
gay. Aku menghilangkan informasi itu di emailku
untuk memanas-manasimu, karena aku kesal
denganmu, dan aku minta maaf tentang hal itu.

Tapi seperti biasa kau bereaksi berlebihan. kau tak


bisa menulis hal-hal seperti itu padaku - terikat dan

726
tersumbat mulutnya di peti - (Apakah kau serius atau
itu lelucon?) Itu membuatku takut ... kau membuatku
takut ... aku benar-benar terjebak dalam mantramu,
mengingat gaya hidupmu yang aku bahkan tak tahu
ada sampai minggu Sabtu lalu, dan kemudian kau
menulis seperti itu dan aku ingin berteriak berlari ke
atas bukit. Aku tak akan melakukannya, tentu saja,
karena aku merindukanmu. Benar-benar
merindukanmu. Aku ingin hubungan kita berlanjut,
tapi aku takut kedalaman perasaan yang aku miliki
padamu dan jalan gelap yang coba kau bawa aku
kesana. Apa yang kau tawarkan adalah erotis dan
seksi, dan aku penasaran, tapi aku juga takut kau
akan menyakitiku - secara fisik dan emosional.
Setelah tiga bulan kau bisa mengatakan selamat
tinggal, dan di mana akan meninggalkanku jika kau
melakukannya? Tapi kemudian aku menganggap
bahwa risiko itu ada dalam setiap hubungan. Ini
hanya jenis hubungan yang aku tak pernah
bayangkan, terutama karena itu adalah hubungan
pertamaku. Ini adalah lompatan besar dalam hal
keyakinan untukku.

Kau benar ketika kau mengatakan aku tak memiliki


sifat submisif dalam tubuhku ... dan aku setuju
denganmu sekarang. Karena aku ingin bersamamu,
dan jika itu yang harus aku lakukan, aku ingin
mencoba, tapi aku pikir aku akan gagal dalam hal itu
dan akhirnya terluka - dan aku tidak menikmati
gagasan itu sama sekali.

Aku sangat senang bahwa kau bilang padaku akan

727
mencoba lebih. Aku hanya perlu berpikir tentang apa
arti

'Lebih' bagiku, dan itulah salah satu alasan mengapa


aku ingin suatu jarak. Kau sangat menyilaukanku
sehingga aku merasa sangat sulit untuk berpikir
jernih ketika kita bersama-sama.

Mereka memanggil penerbanganku. Aku harus pergi.

Lebihnya nanti

Ana-mu

Aku menekan kirim dan aku berjalan sambil


mengantuk menuju ke gerbang keberangkatan untuk
naik pesawat yang berbeda.

Pesawat yang satu ini hanya memiliki enam kursi di


kelas satu, dan setelah kita di udara, Aku meringkuk
di bawah selimut yang lembutku dan tertidur.

Terlalu cepat rasanya, aku dibangunkan oleh


pramugari yang menawariku air jeruk lagi saat kita
mulai mendekati Savannah Internasional. Aku
menghirup jusnya perlahan-lahan, luar biasa lelah,
dan aku membiarkan diriku merasakan sedikit
kegembiraan. Aku akan bertemu ibuku untuk
pertama kalinya dalam enam bulan. Mengintip ke
bawah selimut untuk melihat BlackBerry-ku, aku
ingat samar-samar bahwa aku mengirim email berisi

728
ocehan panjang untuk Christian - tapi tidak ada di
balasan. Ini jam lima pagi di Seattle - mudah-
mudahan dia masih tertidur dan tidak bangun sambil
memainkan ratapan sedih di pianonya.

Keuntungan membawa barang di ransel adalah dapat


segera keluar dari bandara dan tidak menunggu
bagasi lama di konveyor. Keindahan penerbangan
kelas satu adalah bahwa mereka membiarkanmu
keluar pesawat lebih dulu.

Ibuku sedang menunggu dengan Bob, dan aku sangat


bahagia melihat mereka. Aku tak tahu apakah itu
karena kelelahan, atau perjalanan panjang, atau
situasi dengan Christian secara keseluruhan, tapi
begitu aku dalam pelukan ibuku, tangisku meledak.

"Oh Ana, sayang. Kau pasti sangat lelah" Dia melirik


cemas pada Bob.

"Tidak Ma, hanya karena - Aku sangat senang


melihatmu." aku memeluknya erat.

Pelukannya terasa begitu nyaman dan menerimaku


pulang. Dengan enggan, aku melepaskan dia, dan Bob
memberiku pelukan canggung dengan satu. Dia
tampaknya tak bisa berdiri kokoh, dan aku ingat
bahwa dia terluka kakinya.

"Selamat datang, Ana. Mengapa kau menangis?"


Tanyanya.

729
"Ah, Bob, aku hanya senang melihatmu juga." Aku
menatap wajah tampannya berahang perseginya, dan
mata birunya berkelip yang menatapku dengan kasih
sayang. Aku suka suamimu yang ini, Ma. Kau bisa
mempertahankannya. Bob mengambil ranselku.

"Ya ampun, Ana, ada barang apa dalam ranselmu?"

Itu laptop Mac, dan mereka berdua menempatkan


tangan mereka di pundakku saat kami menuju
tempat parkir.

Aku selalu lupa betapa sangat panas di Savannah.


meninggalkan ruang ber-AC dingin dari terminal
kedatangan, kita melangkah ke panasnya Georgia.
Wow!

Itu memusnahkan segalanya. Aku harus berjuang


keluar dari pelukan Ibu dan Bob jadi aku bisa
membuka tudung kepalaku. Aku sangat senang aku
membawa celana pendek. Aku kadang-kadang rindu
hawa panas kering dari Vegas, tempatku tinggal
bersama Ibu dan Bob ketika aku berumur tujuh belas
tahun, tapi ini panas basah, bahkan pada pukul 8:30
pagi hari, harus membiasakan diri. Saat aku berada
di bagian belakang SUV Tahoe Bob yang sangat ber-
AC, aku merasa lemas, dan rambutku sudah mulai
protes karena kering kepanasan.

Di bagian belakang SUV aku cepat sms Ray, Kate,


dan Christian:

730
* Tiba Aman di Savannah. A :) *

Pikiranku menyimpang sebentar pada José saat aku


menekan tombol kirim, dan melalui kabut
kelelahanku, aku ingat bahwa acaranya minggu
depan. Apakah aku harus mengundang Christian?,
tahu sendiri bagaimana perasaannya pada José.
Apakah Christian masih ingin menemuiku setelah
email itu? Aku bergidik memikirkan hal itu, dan
segera membuang jauh ide itu dari pikiranku. Aku
akan menghadapi urusan itu nanti. Sekarang aku
akan menikmati kebersamaan dengan ibuku.

"Sayang, kamu pasti lelah. Apakah kau ingin tidur


ketika kita sampai di rumah?"

"Tidak, Ma. Aku ingin pergi ke pantai."

***

Aku memakai tankini dengan halter melingkar leher


berwarna biru milikku, minum Diet Coke, di sunbed
menghadap Samudera Atlantik, dan ingat bahwa baru
kemarin aku menatap ke arah samudera Pasifik.

Ibuku bersantai di sampingku memakai topi matahari


konyol berukuran besar dan kaca mata model Jackie-
O, juga meneguk Coke-nya sendiri. Kami berada di
Tybee Island Beach, hanya tiga blok dari rumah.

Dia menggenggam tanganku. Kelelahan aku telah


berkurang, dan ketika aku menyerap sinar matahari,

731
aku merasa nyaman, aman, dan hangat. Untuk
pertama kalinya dalam waktu yang sangat lama, aku
mulai rileks.

"Jadi Ana ... ceritakan tentang orang ini yang telah


kau jadi sedemikian bingung."

Bingung! Bagaimana dia bisa tahu? Apa yang harus


dikatakan? aku tak bisa bicara tentang Christian
dalam setiap detail karena NDA itu, tapi kemudian,
apakah aku memilih untuk berbicara dengan ibuku
tentang hal itu? aku pucat membayangkan hal itu.

"Yah?" Meminta dia dan meremas tanganku.

"Namanya adalah Christian. Dia luar biasa tampan.


Dia kaya ... terlalu kaya. Dia sangat rumit dan
berubah-ubah."

Ya - aku merasa tak biasanya senang dengan


penjelasan singkatku, ringkasan akurat. Aku
bersandar menyamping untuk menghadap kearahnya,
bertepatan dengannya saat ia melakukan gerakan
yang sama. Dia menatapku dengan mata biru
sebening kristalnya.

"Rumit dan berubah-ubah adalah dua potongan


informasi yang ingin aku konsentrasi pelajari, Ana."

Oh tidak ...

"Oh, Ma, suasana hatinya berubah-ubah membuatku

732
pusing. Dia memiliki masa pengasuhan yang suram,
sehingga dia sangat tertutup, sulit untuk diukur."

"Apakah kau menyukainya?"

"Aku lebih dari suka padanya."

"Benarkah?" Dia ternganga menatapku.

"Ya, Ma."

"Pria tidaklah benar-benar rumit, Ana, sayang.


Mereka sangat sederhana, makhluk harfiah.

Mereka biasanya menyampaikan maksud lewat apa


yang mereka katakan. Dan kita menghabiskan waktu
berjam-jam mencoba untuk menganalisis apa yang
mereka katakan

- Ketika benar-benar sudah jelas. Jika aku jadi kamu,


aku akan mendengarkan kata-katanya secara harfiah.
Itu mungkin bisa membantu."

Aku ternganga padanya. Ini kedengarannya seperti


nasihat yang bagus. Terima kata-kata Christian
secara harfiah. Segera beberapa hal yang pernah
diucapannya muncul di pikiranku.

Aku tak ingin kehilangan dirimu ...

kau telah menyihirku ...

733
Kau benar-benar memperdayaku ...

Aku akan merindukanmu juga ... lebih dari yang kau


tahu ...

Aku menatap ibuku. Dia sekarang menjalani


pernikahan keempatnya. Bagaimanapun dia mungkin
tahu sesuatu tentang pria.

"Kebanyakan pria mudah berubah sayang, setiap


orang berbeda-beda. Ambil contoh ayahmu misalnya
...," Matanya melembut dan menjadi sedih setiap kali
dia berpikir tentang ayahku. Ayah kandungku, tokoh
mitos yang aku tak pernah tahu, direnggut dengan
kejam dari kami dalam kecelakaan latihan tempur
ketika ia masih seorang marinir. Sebagian diriku
berpikir ibuku telah mencari seseorang seperti
ayahku selama ini ... mungkin dia akhirnya
menemukan apa yang dia cari dalam Bob. sayang dia
tak bisa menemukannya dengan Ray.

"Aku terbiasa berpikir bahwa ayahmu moody. Tapi


sekarang ketika aku mengingat kembali, aku hanya
berpikir ia terlalu terjebak dalam pekerjaannya dan
mencoba untuk menghidupi kita" Dia mendesah. "Dia
masih sangat muda, begitu juga aku. Mungkin itu
masalahnya."

Hmm ... Christian tidaklah tua. Aku tersenyum

734
sayang pada ibuku. Dia bisa jadi sangat penuh
perasaan memikirkan tentang ayahku, tapi aku yakin
ayahku tak sebanding dengan sifat moody Christian.

"Bob ingin membawa kita makan malam di luar


malam ini. Ke klub golf-nya."

"Oh tidak! Bob mulai bermain golf" aku mengejek tak


percaya.

"Ceritakan tentang itu," erangan ibuku, memutar


matanya.

Setelah pulang makan siang yang ringan di rumah,


aku mulai membongkar bawaanku. Aku akan
memperlakukan diri ke si-esta. Ibuku telah
menghilang untuk mencetak lilin atau apa pun yang
dia lakukan dengan benda itu, dan Bob sedang
bekerja, jadi aku punya waktu untuk mengejar
kekurangan tidurku. Aku membuka Mac dan
menyalakannya.

Sekarang jam dua siang di Georgia, sebelas pagi di


Seattle. Aku ingin tahu apakah aku mendapat
balasan dari Christian. Dengan gugup, aku login ke
program email.

Dari: Christian Grey

Perihal: Akhirnya!

735
Tanggal: 31 Mei 2011 07:30

Untuk: Anastasia Steele

Anastasia

Aku kesal karena segera setelah kau membuat jarak


di antara kita, kau berkomunikasi secara terbuka dan
jujur dengan aku. Mengapa kau tak bisa melakukan
itu saat kita bersama?

Ya, aku kaya. Biasakan dirimu dengan itu. Mengapa


tak boleh aku menggunakan uang untuk
keperluanmu? Kita telah bilang pada ayahmu bahwa
aku adalah pacarmu, demi Tuhan. Bukankah itu yang
seorang pacar lakukan? Sebagai Dom-mu, aku
berharap kau untuk menerima apa pun yang aku
belikan untukmu dengan tanpa argumen. Kebetulan,
memberitahu ibumu juga.

Aku tak tahu bagaimana menjawab komentarmu


tentang merasa seperti pelacur. Aku tahu itu bukan
apa yang sudah kau tulis, tapi apa yang secara
tersirat kau sampaikan. Aku tak tahu apa yang aku
bisa katakan atau lakukan untuk menghilangkan
perasaan itu. Aku ingin kau memiliki yang terbaik
dari segalanya. Aku bekerja sangat keras, sehingga
aku bisa menggunakan uangku semauku. Aku bisa
membelikan apapun sesuai keinginan hatimu,
Anastasia, dan aku ingin melakukannya. Sebut saja
itu redistribusi kekayaan jika kau mau. Atau tahu
bahwa aku tak akan, tak pernah berpikir dirimu

736
seperti yang kau gambarkan, dan aku marah
terhadap cara pandangmu pada diri sendiri. Untuk
seorang wanita cemerlang, cerdas, muda yang cantik
kau memiliki masalah harga diri yang jelas, dan aku
setengah berpikir untuk membuat janji antara kau
dengan Dr. Flynn.

Aku minta maaf untuk menakut-nakutimu. Aku tahu


menanamkan rasa takut didalam pikiran membuatmu
ngeri. Apakah kau benar-benar berpikir aku akan
membiarkan kau melakukan perjalanan di dalam
palka? Aku menawarkan kau jet pribadiku, demi
Tuhan. Ya itu adalah sebuah lelucon, jelas lelucon
sangat jelek. Namun, kenyataannya adalah -
memikirkan kau terikat dan disumpal membuatku
terangsang (ini bukan lelucon - ini yang sebenarnya).
Aku bisa menghilangkan petinya - peti tak memberi
pengaruh apapun padaku. Aku tahu kau memiliki
masalah dengan disumpal, kita telah membicarakan
itu dan jika /

ketika aku menyumpalmu, kita sudah membahasnya


dulu. Aku menganggap kau gagal untuk menyadari
bahwa dalam hubungan Dom/sub bahwa sub-lah yang
memiliki semua kekuasaan. Itu adalah kau. Aku akan
mengulang ini - Kau adalah orang yang memegang
kuasa. Bukan aku. Di rumah perahu kau mengatakan
tidak. Aku tak bisa menyentuhmu jika kau
mengatakan tidak - itu sebabnya kita memiliki
kesepakatan - apa yang akan dan tidak akan engkau
lakukan. Jika kita mencoba sesuatu dan kau tak
menyukainya, kita dapat merevisi perjanjian itu.

737
Terserah padamu - bukan aku. Dan jika kau tak ingin
diikat dan disumpal dalam peti, maka itupun tak
akan terjadi.

aku ingin berbagi gaya hidupku denganmu. Aku tak


pernah menginginkan sesuatu begitu banyak. Terus
terang aku merasa kagum padamu, seorang yang
begitu polos dan bersedia untuk mencoba. Itu
mengatakan lebih padaku daripada yang pernah kau
tahu. kau gagal untuk melihat bahwa sebenarnya aku
terjebak dalam mantramu juga, meskipun aku telah
mengatakan hal ini berkali-kali. Aku tak ingin
kehilanganmu. Aku ragu bahwa kau telah terbang
tiga ribu mil untuk menjauh dariku hanya beberapa
hari, karena kau tak bisa berpikir jernih ketika di
dekatku. Ini berlaku sama bagiku Anastasia. Akalku
hilang saat kita bersama -

itulah kedalaman perasaanku padamu.

Aku memahami keraguanmu. Aku mencoba untuk


menjauh darimu, aku tahu kau tak berpengalaman,
meskipun aku tak pernah akan mengejarmu jika aku
tahu persis bagaimana polosnya kamu - namun kau
masih bisa benar-benar melucutiku dengan cara tak
seorangpun pernah lakukan padaku sebelumnya.
Emailmu misalnya: Aku sudah membaca dan
membacanya lagi berkali-kali mencoba memahami
sudut pandangmu. Tiga bulan adalah jangka waktu,
itu bisa diubah-ubah. Kita bisa membuatnya enam
bulan, setahun? Berapa lama yang kau inginkan? Apa
yang akan membuatmu merasa nyaman?

738
Beritahu aku.

Aku memahami bahwa ini adalah lompatan


keyakinan yang sangat besar untukmu. Aku harus
mendapatkan kepercayaan darimu, tapi dengan cara
yang sama, kau harus berkomunikasi denganku
ketika aku gagal melakukan hal ini. Kau tampaknya
begitu kuat dan mandiri, dan kemudian aku membaca
apa yang sudah kau tulis di sini, dan aku melihat sisi
lain darimu. Kita harus saling membimbing satu
sama lain Anastasia, dan aku hanya bisa menerima
isyarat darimu. Kau harus jujur denganku, dan kita
berdua harus menemukan cara untuk membuat
pengaturan ini berhasil.

Kau khawatir tidak bisa menjadi submisif. Yah


mungkin itu benar. Karena, satu-satunya kejadian

kau menunjukkan sikap yang benar dari seorang sub


ketika berada dalam ruang bermain. Tampaknya itu
merupakan satu tempat di mana kau membiarkanku
melakukan kontrol yang tepat atas dirimu, dan satu-
satunya tempat dimana kau melakukan sesuai yang
diperintahkan. Teladan adalah istilah yang datang ke
pikiranku. Dan aku tak akan pernah memukulmu
sampai hitam dan biru. Aku bertujuan untuk
membuatmu pink. Di luar ruang bermain, aku suka
bahwa kau menentangku. Ini adalah pengalaman
yang sangat baru dan menyegarkan, dan aku tak
ingin mengubahnya. Jadi ya, katakan padaku apa
yang kau inginkan dalam hal 'lebih'. Aku akan

739
berusaha untuk tetap berpikiran terbuka, dan aku
akan mencoba dan memberikan ruang yang kau
butuhkan dan menjauh darimu saat kau berada di
Georgia. Aku berharap emailmu berikutnya.

Sementara, menikmati liburanmu. Tapi jangan terlalu


banyak.

Christian Grey

CEO, Grey Enterprises Holdings Inc

Ya ampun. Dia menulis sebuah esai seperti waktu


kita kuliah - dan sebagian besar isinya bagus. Hatiku
di mulutku ketika aku membaca kembali emailnya,
dan aku meringkuk di tempat tidur cadangan praktis
memeluk Mac-ku. Membuat kesepakatan kita jadi
setahun? Aku memiliki kekuasaan! Astaga, aku harus
memikirkan tentang itu. Terima kata-kata dari dia
apa adanya, itulah yang dikatakan ibuku. Dia tak
ingin kehilanganku.

Dia mengatakan itu dua kali! Dia ingin membuat


hubungan ini berjalan juga. Oh Christian, begitu juga
aku! Dia akan mencoba dan menjauh! Apakah ini
berarti ia akan gagal untuk menjauh? Tiba-tiba, aku
berharap demikian. Aku ingin melihat dia. Kita sudah
terpisah kurang dari dua puluh empat jam, dan
mengetahui bahwa aku tak dapat melihatnya selama
empat hari, aku menyadari betapa aku
merindukannya. Betapa aku mencintainya.

740
"Ana, sayang." Suara itu adalah lembut dan hangat,
penuh cinta dan kenangan manis dulu. Sebuah
tangan lembut menyapu wajahku. Ibuku
membangunkanku, dan telungkup memeluk laptopku.

"Ana, sayang," lanjut dia dengan suara merdu lembut


saat aku pelan-pelan terjaga dari tidur, berkedip
terkena cahaya senja merah muda pucat.

"Hai, Ma." Aku menggeliat dan tersenyum.

"Kita akan makan malam tiga puluh menit lagi. kau


masih ingin ikut?" Tanyanya dengan ramah.

"Oh, ya, Ma, tentu saja." Aku berusaha sangat keras,


tapi gagal menahan untuk menguap.

"Nah, itu baru sebuah teknologi mengesankan." Dia


menunjuk ke laptopku.

Oh sial.

"Oh ... ini?" aku berusaha untuk santai, sikap terkejut


acuh tak acuh.

Apakah Ibu akan tahu? Dia tampaknya telah jadi


lebih cerdik sejak aku mendapatkan 'pacar'.

"Christian meminjamkan padaku. Aku rasa aku bisa


mengdalikan pesawat ruang angkasa dengan benda
ini, tapi aku hanya menggunakannya untuk email dan
akses Internet."

741
Sungguh itu bukan apa-apa. Menatapku dengan
curiga, dia duduk di tempat tidur dan melipat rambut
yang terurai di belakang telingaku.

"Apakah dia mengirim email padamu?"

Oh dobel sialan.

"Ya." Sikap acuh tak acuhku makin menipis, dan aku


memerah.

"Mungkin dia merindukanmu, ya?"

"Aku harap begitu, Ma."

"Apa yang dia bilang?"

Oh triple sialan. Aku panik mencoba untuk


memikirkan sesuatu yang dapat diterima dari email
yang aku dapat dan memberitahu ibuku. Aku yakin
ibuku tak ingin mendengar tentang Dom dan bondage
dan menyumpal, tapi kemudian aku tak bisa
memberitahunya karena ada NDA.

"Dia mengatakan kepada aku untuk menikmati


waktuku sendiri, tapi jangan terlalu banyak."

"Kedengarannya masuk akal. Aku akan


meninggalkanmu untuk bersiap-siap, sayang"
Mencondongkan tubuhnya, dia mencium keningku.
"Aku sangat senang kau di sini, Ana. Sangat

742
menyenangkan bisa melihatmu." Dan dengan
pernyataan penuh kasih sayang itu, dia pergi.

Hmm, Christian dan masuk akal ... dua konsep yang


aku pikir adalah saling terpisah satu sama lain, tapi
setelah email-nya, segalanya menjadi mungkin. Aku
menggelengkan kepala. Aku butuh waktu untuk
mencerna kata-katanya. Mungkin setelah makan
malam - dan aku dapat menjawab email-nya saat itu.
Aku bangkit keluar dari tempat tidur dan cepat
melepas t-shirt dan celana pendekku, dan berjalan
menuju ke kamar mandi.

743
Aku telah membawa gaun abu-abu halter-leher milik
Kate yang aku kenakan untuk kelulusanku. Ini satu-
satunya item bergaya yang aku miliki. Satu hal yang
baik tentang cuaca panas adalah bahwa lipatannya
menghilang, jadi aku pikir itu akan sesuai untuk ke
klub golf. Saat aku berpakaian, aku membangunkan
laptop-nya. Tak ada yang baru dari Christian, dan
aku merasa tikaman kekecewaan. Sangat cepat, aku
ketik dia email.

Dari: Anastasia Steele

Perihal: Bicara bertele-tele?

Tanggal: 31 Mei 2011 19:08 WIB

Untuk: Christian Grey

Sir, kau ternyata penulis yang banyak bicara. Aku


harus pergi makan malam di klub golf-nya Bob, dan
sekedar tahu saja, aku memutar mata pada pikiran
itu. Tapi kau dan telapak tangan berkedutmu jauh
dariku sehingga aku pantatku aman, untuk saat ini.
Aku suka email-mu. Akan merespon selagi bisa. Aku
sudah rindu padamu.

Nikmati soremu.

Ana-mu

744
Dari: Christian Grey

Perihal: Pantatmu

Tanggal: 31 Mei 2011 16:10

Untuk: Anastasia Steele

Dear Miss Steele

Aku terganggu oleh judul email ini. Tak perlu


dikatakan, engkau aman - untuk saat ini.

Nikmati makan malammu, dan aku merindukanmu


juga, terutama pantat dan mulut cerdasmu.

Soreku akan jadi pudar, tercerahkan hanya dengan


memikirkan kau dan putaran matamu. Aku pikir itu
kaulah yang begitu bijaksana menunjukkan padaku
bahwa aku juga menderita dari kebiasaan buruk itu.

Christian Grey

CEO & Pemutar Mata, Grey Enterprises Holdings Inc

Dari: Anastasia Steele

Perihal: Mata Berputar

Tanggal: 31 Mei 2011 19:14 WIB

745
Untuk: Christian Grey

Dear Mr. Grey

Berhenti mengemail-ku. Aku mencoba bersiap-siap


untuk makan malam. kau sangat mengganggu,
bahkan ketika kau sedang di sisi lain benua ini. Dan
ya - yang menampar pantatmu ketika kau memutar
matamu?

Ana-mu

Aku menekan kirim, dan segera gambaran dari


penyihir jahat Mrs. Robinson datang ke dalam
pikiranku. Aku tak bisa membayangkannya.
Christian dipukuli oleh orang setua ibuku, itu sangat
salah. Sekali lagi aku ingin tahu kerusakan apa yang
dia berikan. Mulutku mengencang dalam garis suram
yang keras. Aku butuh boneka untuk menusukkan
jarum kedalamnya, mungkin itu caraku untuk bisa
melampiaskan sedikit rasa amarahku pada orang
asing ini.

Dari: Christian Grey

Perihal: Pantatmu

Tanggal: 31 Mei 2011 16:18

Untuk: Anastasia Steele

746
Dear Miss Steele

Aku masih lebih suka judul emailku padamu, dengan


cara yang begitu banyak berbeda. Sangat beruntung
bahwa aku adalah tuan dari nasibku sendiri dan tak
seorangpun yang menghukumku. Kecuali ibuku
kadang-kadang dan Dr. Flynn, tentu saja. Dan kau.

Christian Grey

CEO, Grey Enterprises Holdings Inc

Dari: Anastasia Steele

Perihal: menghukum ... aku?

Tanggal: 31 Mei 2011 19:22 WIB

Untuk: Christian Grey

Dear Sir

Kapan aku pernah memperoleh keberanian untuk


menghukummu, Mr. Grey? Aku pikir kau mencampur
adukkan aku dengan orang lain ... yang mana itu
sangat mengkhawatirkan. Aku benar-benar harus
bersiap-siap.

Ana-mu

747
Dari: Christian Grey

Perihal: Pantatmu

Tanggal: 31 Mei 2011 16:25

Untuk: Anastasia Steele

Dear Miss Steele

Kau melakukannya sepanjang waktu di tulisan.


Dapatkah aku menarik keatas retsleting gaunmu?

Christian Grey

CEO, Grey Enterprises Holdings Inc

Untuk beberapa alasan yang tak diketahui, kata-


katanya melompat keluar dari halaman dan
membuatku terkesiap. Oh ... dia ingin bermain game.

Dari: Anastasia Steele

Perihal: NC-17

Tanggal: 31 Mei 2011 19:28 WIB

Untuk: Christian Grey

748
Aku lebih suka kau menurunkan retsleting gaunku.

Dari: Christian Grey

Perihal: Hati-hati dengan apa yang kau inginkan ...

Tanggal: 31 Mei 2011 16:31

Untuk: Anastasia Steele

BEGITU JUGA AKU.

Christian Grey

CEO, Grey Enterprises Holdings Inc

Dari: Anastasia Steele

Perihal: Terengah-engah

Tanggal: 31 Mei 2011 19:33 WIB

Untuk: Christian Grey

Perlahan-lahan ...

Dari: Christian Grey

Perihal: Sambil mengerang

Tanggal: 31 Mei 2011 16:35

749
Untuk: Anastasia Steele

Seandainya aku ada di sana.

Christian Grey

CEO, Grey Enterprises Holdings Inc

Dari: Anastasia Steele

Perihal: Merintih

Tanggal: 31 Mei 2011 19:37 WIB

Untuk: Christian Grey

BEGITU JUGA AKU

"Ana!" Ibu memanggilku, membuat aku melompat.


Sial. Mengapa aku merasa bersalah?

"Segera datang, ma."

Dari: Anastasia Steele

Perihal: Merintih

Tanggal: 31 Mei 2011 19:39 WIB

750
Untuk: Christian Grey

Harus pergi.

Sampai nanti, sayang.

Aku lari ke ruang di mana Bob dan ibuku sedang


menunggu. Ibuku mengerutkan kening.

"Sayang - apakah kau merasa ok? kau melihat sedikit


memerah."

"Ma, aku baik-baik saja."

"Kau tampak cantik, sayang."

"Oh, ini gaun Kate. kau menyukainya?"

Kerutan dahinya bertambah dalam.

"Mengapa kau mengenakan gaun Kate?"

Oh ... tidak.

"Yah aku suka yang satu ini dan dia tidak," aku
berimprovisasi dengan cepat.

Dia menganggap aku cerdik sedangkan Bob


menunjukkan ketidaksabaran dengan murung,
terlihat sangat lapar.

"Aku akan membawa kau belanja besok," katanya.

751
"Oh, ma, mama tak perlu melakukan itu. Aku punya
banyak pakaian."

"Tidak bisakah aku melakukan sesuatu untuk putriku


sendiri? Ayo, Bob sudah kelaparan."

"Benar sekali," erangan Bob, menggosok perutnya dan


dengan menunjukkan ekspresi sedih yang dibuat-
buat.

Aku tertawa saat ia memutar matanya, dan kami


segera keluar pintu.

Kemudian saat aku mandi, di bawah pancuran air


hangat, aku merenung memikirkan berapa banyak
ibuku telah berubah. Melihatnya saat makan malam,
ia ada dalam elemen-nya, lucu dan genit dan di antara
banyak teman di klub golf. Bob hangat dan penuh
perhatian ... mereka tampak begitu cocok satu sama
lain. Aku benar-benar bahagia pada mereka. Ini
berarti aku dapat berhenti khawatir tentang dirinya
dan menebak-nebak keputusan dan melupakan hari-
hari gelap dengan suami nomor tiga. Bob layak
dipertahankan. Dan dia memberi aku nasihat yang
baik. Kapan hal itu mulai terjadi?

Sejak aku bertemu Christian. Mengapa begitu?

Ketika aku selesai, aku cepat mengeringkan diri,


ingin kembali bicara pada Christian. Ada email
menungguku, dikirim hanya beberapa saat setelah

752
aku pergi makan malam beberapa jam yang lalu.

Dari: Christian Grey

Perihal: Plagiarisme

Tanggal: 31 Mei 2011 16:41

Untuk: Anastasia Steele

Kau mencuri kata-kataku.

Dan meninggalkanku menggantung.

Nikmati makan malammu.

Christian Grey

CEO, Grey Enterprises Holdings Inc

Dari: Anastasia Steele

Perihal: Siapa yang kau teriaki sebagai pencuri?

Tanggal: 31 Mei 2011 22:18 WIB

Untuk: Christian Grey

Sir, aku pikir kau akan tahu bahwa itu adalah kata-
kata Elliot pada awalnya.

753
Menggantung bagaimana?

Ana-mu

Dari: Christian Grey

Perihal: Bisnis yang Belum Selesai

Tanggal: 31 Mei 2011 19:22

Untuk: Anastasia Steele

Miss Steele

Kau sudah kembali. kau pergi begitu tiba-tiba - tepat


ketika suasana mulai menarik.

Elliot tidak terlalu asli. Dia pasti mencuri kata-kata


itu dari seseorang.

Bagaimana makan malam?

Christian Grey

CEO, Grey Enterprises Holdings Inc

Dari: Anastasia Steele

Perihal: Bisnis yang Belum Selesai?

754
Tanggal: 31 Mei 2011 22:26 WIB

Untuk: Christian Grey

Makan malam benar-benar kenyang - kau akan


sangat senang mendengar, aku makan terlalu banyak.

Jadi mulai menarik? Bagaimana?

Dari: Christian Grey

Perihal: Bisnis yang Belum Selesai - pasti

Tanggal: 31 Mei 2011 19:30

Untuk: Anastasia Steele

Apakah kau dengan sengaja bodoh? ku pikir kau baru


saja memintaku untuk menurunkan retsleting
gaunmu.

Dan aku sudah tak sabar untuk melakukan itu. Aku


juga senang mendengar kau makan.

Christian Grey

CEO, Grey Enterprises Holdings Inc

Dari: Anastasia Steele

755
Perihal: Yah ... selalu ada akhir pekan

Tanggal: 31 Mei 2011 22:36 WIB

Untuk: Christian Grey

Tentu saja aku makan ... Ini hanya karena


ketidakpastian yang kurasakan ketika ada di
dekatmu yang membuatku menjauhi makanan.

Dan aku tak akan pernah bodoh tanpa menyadarinya,


Mr. Grey.

Tentunya kau sudah tahu itu sekarang ;)

Dari: Christian Grey

Perihal: Tak Bisa Menunggu

Tanggal: 31 Mei 2011 19:40

Untuk: Anastasia Steele

Aku akan ingat itu, Miss Steele, dan tak diragukan


lagi akan menggunakan pengetahuan itu untuk
keuntunganku.

Maaf mendengar bahwa aku membuatmu menjauhi


makananmu. Ku pikir aku punya efek yang lebih yang
besar pada nafsu berahimu. Itu pengalamanku, dan
yang paling menyenangkan yang pernah kualami.

756
aku sangat berharap untuk kesempatan berikutnya.

Christian Grey

CEO, Grey Enterprises Holdings Inc

Dari: Anastasia Steele

Perihal: Senam Linguistik

Tanggal: 31 Mei 2011 22:36 WIB

Untuk: Christian Grey

Apakah kau bermain dengan thesaurus lagi?

Dari: Christian Grey

Perihal: bergemuruh

Tanggal: 31 Mei 2011 19:40

Untuk: Anastasia Steele

Kau mengenalku dengan sangat baik Miss Steele.

aku makan malam dengan seorang teman lama


sekarang jadi aku akan mengemudi.

757
Sampai nanti, sayang©

Christian Grey

CEO, Grey Enterprises Holdings Inc

Teman lama yang mana? Aku berpikir Christian tak


punya teman lama, kecuali ... dia. Aku mengerutkan
kening di layar. Mengapa ia masih harus
menemuinya? Terbakar, panas, empedu kecemburuan
melandaku tiba-tiba. Aku ingin memukul sesuatu,
terlebih lagi Mrs. Robinson. Mematikan laptop dengan
marah, aku merangkak ke tempat tidur.

Aku benar-benar harus membalas email-nya yang


panjang darinya pagi ini, tapi aku tiba-tiba merasa
terlalu marah. Mengapa Christian tak bisa melihat
dia apa adanya - penganiaya anak? Aku mematikan
lampu, menggelegak, menatap dalam kegelapan.
Berani-beraninya dia? Berani-beraninya dia memilih
seorang remaja rentan? Apakah dia masih
melakukannya? Mengapa mereka tak berhenti?
Berbagai skenario tersaring melalui pikiranku: dia
merasa sudah cukup, lalu mengapa ia masih
berteman dengannya? Begitu pula dia - adalah dia
menikah? Cerai? Astaga - apakah dia punya anak
sendiri? Apakah dia punya anak dari Christian?
Bawah sadarku memutar kepala jeleknya,
mengerling, dan aku terkejut dan mual memikirkan
hal itu. Apakah Dr. Flynn tahu tentang dia?

758
Aku berjuang keluar dari tempat tidur dan menyala
mesin jahat itu lagi. Aku punya misi. Aku mengetuk
jari-jariku dengan tak sabar menunggu layar biru
muncul. Aku masuk Google images dan memasukkan
'Christian Grey' ke dalam mesin pencari. Layar tiba-
tiba dipenuhi dengan gambar-gambar Christian:
dengan dasi hitam, berjas, astaga - foto yang diambil
José dari Heathman, dalam kemeja putih dan celana
flanel. Bagaimana mereka bisa masuk Internet? Wah
dia terlihat keren.

Aku berpindah cepat pada: beberapa foto dengan


rekan bisnis, kemudian foto demi foto dari orang yang
paling fotogenik yang aku tahu, secara intim. Secara
intim? Apakah aku mengenal Christian secara intim?
aku kenal dia secara seksual, dan kurasa ada lebih
banyak lagi yang bisa ditemukan di sana. Aku tahu
dia moody, sulit, lucu, dingin, hangat ... jeez, pria ini
adalah kontradiksi berjalan. Aku klik ke halaman
berikutnya. Dia masih sendiri dalam semua foto-foto
ini, dan aku ingat Kate menyebutkan bahwa dia tak
bisa menemukan foto-foto dia dengan teman kencan,
mendorong pertanyaan gay padanya. Kemudian, pada
halaman ketiga, ada fotoku, dengan dia, saat
wisudaku. Gambar hanya dengan seorang wanita, dan
ini aku.

Ya ampun! aku ada di Google! Aku menatap kita


bersama. Aku terlihat terkejut pada kamera, gugup,
kehilangan keseimbangan. Ini sesaat sebelum aku
setuju untuk mencoba. Sementara itu, Christian
terlihat sangat tampan, tenang dan penuh kontrol,

759
dan dia mengenakan dasi itu. Aku menatap dia,

wajah yang begitu tampan, wajah indah yang


mungkin sedang menatap Mrs. Robinson terkutuk
sekarang. Aku menyimpan foto dalam folder my
favorit dan klik delapan belas layar semuanya ... tak
ada apapun. Aku tak akan menemukan Mrs. Robinson
di Google. Tapi aku harus tahu apakah dia dengannya
atau tidak. Aku ketik segera email ke Christian.

Dari: Anastasia Steele

Perihal: Teman Makan Malam yang Cocok

Tanggal: 31 Mei 2011 23:58 WIB

Untuk: Christian Grey

Aku berharap kau dan temanmu mendapatkan makan


malam yang sangat menyenangkan.

Ana

PS Apakah Mrs. Robinson?

Aku menekan kirim dan dengan sedih naik kembali


ke tempat tidur, menyelesaikan pertanyaan pada
Christian tentang hubungannya dengan wanita itu.
Sebagian dari diriku sangat ingin tahu lebih banyak,
dan sebagian lain ingin melupakan apa yang pernah

760
dia katakan padaku. Dan periode-ku telah datang,
jadi aku harus ingat untuk minum pil-ku di pagi hari.
Aku segera memprogram alarm ke dalam kalender di
BlackBerry-ku. Menaruh di meja samping tempat
tidur, aku berbaring dan akhirnya hanyut ke dalam
tidur yang gelisah, berharap bahwa kita berada di
kota yang sama, bukan terpisah dua ribu lima ratus
mil.

***

Setelah belanja pagi dan sore hari kembali ke pantai,


ibuku yang telah menetapkan bahwa kita harus
menghabiskan malam di sebuah bar. Meninggalkan
Bob meonton TV, kita berada di bar hotel kota
Savannah yang paling eksklusif. Aku sedang minum
Cosmopolitan keduaku. Ibuku gelas ketiganya. Dia
menawarkan informasi lebih lanjut mengenai ego
laki-laki yang rapuh. Ini sangat membingungkan.

"kau tahu, Ana, pria mengira bahwa apa pun yang


keluar dari mulut wanita adalah masalah yang harus
dipecahkan. Bukan gagasan yang kabur bahwa kita
ingin menendang sekitar dan membicarakannya
sebentar dan kemudian melupakannya. Pria lebih
suka bertindak."

"Ma, mengapa mengatakan ini?" aku bertanya, gagal


untuk menyembunyikan kejengkelanku. Dia sudah
seperti ini sepanjang hari.

"sayang, kau terdengar begitu bingung. Kau belum

761
pernah membawa pulang seorang cowok. kau bahkan
tak pernah punya pacar ketika kita masih di Vegas.
Aku pikir sesuatu akan berkembang dengan pria yang
kau temui di kampus, José."

"Ma, José hanyalah teman."

"Aku tahu, sayang. Tapi ada sesuatu yang terjadi, dan


aku pikir kau belum mengatakan semuanya" Dia
menatap ke arahku, wajahnya terukir dengan
perhatian keibuan.

"Aku hanya membutuhkan jarak tertentu dari


Christian untuk membuat pikiranku lurus ... itu saja.

Ia cenderung membuatku kewalahan."

"Kewalahan?"

"Ya. Meskipun aku merindukannya" Aku


mengerutkan kening.

Aku belum mendengar apapun dari Christian sehari.


Tak ada email, tak ada apapun. Aku tergoda untuk
menelponnya agar tahu apakah dia baik-baik saja.
Ketakutan terburukku adalah bahwa dia mengalami
kecelakaan mobil, rasa takut terburuk kedua adalah
bahwa Mrs. Robinson telah menancapkan cakar
jahatnya ke dia lagi. Aku tahu itu tak rasional, tetapi
di mana dia terlibat, aku tampaknya telah kehilangan
semua rasa perspektifku.

762
"Sayang, aku harus pergi ke ruang rias."

Kepergian singkat ibuku memungkinkanku


berkesempatan memeriksa BlackBerry-ku. Aku telah
mencoba dengan diam-diam memeriksa email
sepanjang hari. Akhirnya - respon dari Christian!

Dari: Christian Grey

Perihal: Teman Makan Malam

Tanggal: 1 Juni 2011 21:40 WIB

Untuk: Anastasia Steele

Ya, aku makan malam dengan Mrs. Robinson. Dia


hanya seorang teman lama, Anastasia.

Tak sabar untuk bertemu lagi denganmu. Aku


merindukanmu.

Christian Grey

CEO, Grey Enterprises Holdings Inc

Dia benar makan malam dengannya. Kulit kepalaku


seperti ditusuk-tusuk saat adrenalin dan amarah
menghujam melalui tubuhku, semua ketakutan
terburukku jadi kenyataan, menabrakku. Bagaimana
dia bisa? Aku pergi selama dua hari, dan dia lari pada

763
wanita jalang jahat itu.

Dari: Anastasia Steele

Perihal: Makan Malam dengan Sahabat LAMA

Tanggal: 1 Juni 2011 21:42 WIB

Untuk: Christian Grey

Dia bukan hanya seorang teman lama.

Apakah dia sudah menemukan anak remaja yang lain


untuk dimangsa?

Apakah kau sudah terlalu tua untuknya?

Apakah itu alasan mengapa hubunganmu selesai?

Aku tekan kirim saat ibuku kembali.

"Ana, kau sangat pucat. Apa yang terjadi?"

Aku menggelengkan kepala.

"Tak ada. Mari kita minum lagi," Aku bergumam


dengan keras kepala.

Alisnya berkerut, tapi dia melirik ke atas dan


memanggil salah satu pelayan sambil menunjuk gelas

764
kami. Dia mengangguk. Dia mengerti bahasa
universal 'Tolong yang sama lagi." Seperti yang dia
lakukan, aku melirik cepat BlackBerry-ku.

Dari: Christian Grey

Perihal: Hati-hati ...

Tanggal: 1 Juni 2011 21:45 WIB

Untuk: Anastasia Steele

Ini bukan sesuatu yang ingin aku bahas lewat email.

Berapa banyak kosmopolitan yang akan kau minum?

Christian Grey

CEO, Grey Enterprises Holdings Inc

Ya ampun, dia di sini.

765
Aku menatap gugup sekeliling bar tapi aku tak bisa
melihatnya.

"Ana, ada apa? Kau terlihat seperti baru melihat


hantu."

"Christian, dia di sini."

"Apa? Sungguh?" Dia melirik di sekitar bar juga.

Aku tak menyebutkan kecenderungan Christian


sebagai penguntit pada ibuku.

Aku melihat dia. Jantungku seakan melompat, mulai


bergetar dan berdegup mengikuti irama saat dia
berjalan ke arah kami. Dia benar-benar di sini –
untuk menemuiku. Dewi batinku melompat sambil
bersorak dari kursi malasnya. Berjalan melewati
kerumunan, rambut merah tembaganya mengkilap
dan berkilau di bawah lampu halogen yang
tersembunyi. Mata abu-abunya cerah bersinar dengan
....marah? Tegang? Mulutnya membentuk garis
murung, rahangnya tegang. Oh sial ... tidak. Aku
sangat marah padanya sekarang, dan dia di sini.
Bagaimana aku bisa marah padanya di depan ibuku?

Dia tiba di meja kami, menatapku dengan waspada.


Dia mengenakan kemeja linen putih seperti biasanya
dan celana jins.

"Hai," Aku berteriak pelan, aku tak bisa


menyembunyikan keterkejutan dan kagum saat

766
melihat dia benar-benar berada di sini.

"Hai," jawab dia, sambil membungkuk, dia mencium


pipiku, membuatku terkejut.

"Christian, ini adalah ibuku, Carla." Sikap sopan


santun yang melekat padaku mengambil alih.

Dia berbalik untuk menyambut ibuku.

"Mrs. Adams, aku merasa senang bertemu


denganmu."

Bagaimana dia tahu namanya? Dia memberikan


ibuku senyuman paten Christian Grey yang yang bisa
membuat jantung ibuku berhenti, senyuman sepenuh
hati tanpa ditahan sedikitpun. Ibuku tak punya
harapan. Rahang ibuku turun hampir menabrak
meja. Astaga, cari pegangan, ma. Dia menyambut
tangan Christian kemudian mereka bersalaman.
Ibuku tak bisa menjawab. Oh, lidahnya kelu
ternganga – faktor keturunan - aku tidak tahu.

"Christian," akhirnya dia berhasil mengatasi nafasnya


yang terengah-engah.

Dia tersenyum penuh arti pada ibuku, mata abu-


abunya berbinar. Aku menyipitkan mataku pada
mereka berdua.

"Apa yang kau lakukan di sini?" Pertanyaanku


kedengarannya lebih rapuh dari maksudku, dan

767
senyumnya menghilang, ekspresinya sekarang hati-
hati. Aku senang melihatnya, tapi benar-benar
kehilangan keseimbangan, kemarahanku yang
mendididh tentang Mrs.. Robinson masuk ke
pembuluh darahku. Aku tak tahu apakah aku ingin
berteriak padanya atau melemparkan diri ke dalam
pelukannya - tapi aku tahu dia tak akan menyukai
salah satunya - dan aku ingin tahu berapa lama dia
sudah mengamati kami. Aku juga agak cemas tentang
email yang baru saja aku kirim untuknya.

"Tentu saja aku datang untuk bertemu denganmu."


Dia menatap ke arahku tanpa ekspresi. Oh, apa yang
dia pikirkan? "Aku menginap di hotel ini."

"Kau menginap di sini?" suaraku terlalu melengking


bahkan untuk telingaku sendiri seperti seorang
mahasiswa tingkat dua yang kecanduan amfetamin.

"Ya, kemarin kau bilang mengharapkan aku ada di


sini." Dia berhenti sebentar mencoba melihat
reaksiku. "Kami bertujuan untuk menyenangkan,
Miss Steele." Suaranya tenang tak ada jejak humor
sama sekali.

Sial - Apakah dia marah? Mungkin komentarku


tentang Mrs. Robinson? Atau fakta karena aku sudah
menghabiskan tiga gelas Cosmo segera menjadi
keempat? Ibuku melirik cemas pada kami berdua.

"Maukah kamu bergabung minum dengan kami,


Christian?" Dalam sekian detik, ibuku melambaikan

768
tangannya ke pelayan yang berada di sisinya.

"Aku ingin segelas gin dan tonik," kata Christian.


"Hendricks jika kamu memilikinya atau Bombay
Sapphire. Hendricks dengan mentimun, Bombay
Sapphire dengan jeruk limau."

Ya ampun ... hanya Christian yang bisa memesan


minuman seperti membuat makanan.

"Dan tolong dua Cosmo lagi," aku menambahkan,


memandang cemas pada Christian. Aku minum
dengan ibuku - tak ada alasan membuat dia menjadi
marah tentang itu.

"Silakan tarik kursinya, Christian."

"Terima kasih, Mrs. Adams."

Christian menarik kursi terdekat dan duduk anggun


di sebelahku.

"Jadi kamu hanya kebetulan tinggal di hotel tempat


kami minum?" Tanyaku, berusaha keras untuk
menjaga nada suaraku.

"Atau kau hanya kebetulan minum di hotel dimana


aku menginap," balas Christian. "Aku baru saja
selesai makan malam, masuk ke sini, dan melihatmu.
Aku merasa terganggu dengan emailmu yang
terakhir, dan aku melihat ke atas dan disana ada
kamu. Justru suatu kebetulan, bukan?" Dia

769
memiringkan kepalanya ke satu sisi, dan aku melihat
jejak senyumnya. Syukurlah – kami mungkin bisa
menyelamatkan malam ini setelah semua itu.

"Tadi pagi aku dan ibuku berbelanja dan ke pantai


sorenya. Kami memutuskan minum beberapa koktail
malam ini," gumamku, aku merasa seperti berutang
penjelasan padanya.

"Apa kau membeli atasan itu?" Dia mengangguk pada


kamisol sutra baruku dengan warna hijau," warnanya
cocok untukmu. Kulitmu terkena sinar matahari. Kau
terlihat cantik."

Mukaku memerah, terdiam karena pujiannya.

"Yah, rencananya aku akan mengunjungimu besok.


Tapi sudah kau berada di sini."

Dia meraih tanganku, dan meremas dengan lembut,


menjalankan ibu jarinya sambil menekan dengan
lembut di buku-buku jariku ke sana kemari ... dan
aku merasa ada tarikan akrab. Gairah muncul di
balik permukaan kulitku, membuat aliran darahku
berdenyut memanas di sekitar tubuhku. Dua hari
lebih aku tak melihatnya. Oh ... Aku menginginkan
dia. Napasku tersentak. Aku berkedip padanya,
tersenyum malu-malu, dan melihat senyum dibibirnya
yang terukir dengan indah.

"Aku pikir, aku akan mengejutkanmu. Tapi seperti


biasa, Anastasia, kau selalu mengejutkanku dengan

770
berada di sini."

Aku melirik cepat pada Ibuku yang sedang terbelalak


menatap Christian ... ya terbelalak! Hentikan ma.
Seolah-olah dia adalah makhluk eksotis, yang tak
pernah dilihat sebelumnya. Maksudku, aku tahu aku
tak pernah punya pacar, dan Christian hanya
memenuhi syarat seperti itu untuk memudahkan
pencarian itu - Ya, terus terang sulit dipercaya aku
bisa memikat seorang pria? Pria ini? – terus terang -
lihat dia - bawah sadarku membentak. Oh, diam!
Siapa yang mengundangmu ke pesta? Aku
memandang marah pada ibuku - tapi dia tak
memerhatikan.

"Aku tak ingin mengganggu waktumu dengan ibumu.


Aku akan minum sebentar kemudian mengundurkan
diri. Aku punya pekerjaan yang harus kukerjakan,"
dia mengatakan dengan sungguh-sungguh.

"Christian, senang sekali akhirnya bertemu


denganmu," ibuku menyela, akhirnya menemukan
suaranya.

"Ana sudah menceritakan tentang kamu dengan


sayang."

Dia tersenyum padanya.

"Benarkah?" Dia mengangkat alisnya padaku,


ekspresi wajahnya geli, dan mukaku memerah lagi.

771
Pelayan datang membawa minuman kami.

"Hendricks, Sir," katanya dengan penuh kebanggaan.

"Terima kasih," Christian membalas dengan berbisik.

Aku meneguk Cosmo yang baru diberikan pelayan


dengan gugup.

"Berapa lama kau di Georgia, Christian?" Tanya


Ibuku.

"Sampai Jumat, Mrs. Adams."

"Maukah Kamu makan malam dengan kami besok


malam? Dan tolong, panggil aku Carla."

"Dengan senang hati, Carla."

"Baik. Maafkan, Aku ingin ke toilet."

Ma ... Kamu barusan kesana. Aku menatapnya


dengan putus asa saat dia berdiri dan berjalan
meninggalkan kami berdua saja.

"Jadi, kau marah denganku karena makan malam


dengan seorang teman lama." Mata Christian kembali
terbakar, pandangannya waspada terhadapku,
mengangkat tanganku ke bibirnya dan mencium
setiap buku-buku jariku dengan lembut.

Astaga, dia ingin melakukannya sekarang?

772
"Ya," bisikku saat darah yang memanas melaju
kesekujur tubuhku.

"Hubungan seksual kami sudah berakhir lama,


Anastasia," bisiknya. "Aku tak menginginkan orang
lain selain kamu. Bukankah kau sudah tahu?"

Aku berkedip padanya.

"Aku pikir karena dia seorang penganiaya anak,


Christian." Aku menahan napas menunggu reaksinya.

Christian memucat.

"Itu sangat menghakimi. Bukan seperti itu," dia


berbisik, terkejut. Dia melepaskan tanganku.
Menghakimi?

"Oh, lantas apa?" Aku bertanya. Cosmo membuatku


jadi berani.

Dia mengerutkan kening, bingung. Aku melanjutkan.

"Dia mengambil keuntungan dari anak laki-laki


berumur lima belas tahun yang rentan. Jika kau
menjadi seorang gadis lima belas tahun dan Mrs.
Robinson adalah Mr. Robinson, menggodamu masuk
kedalam gaya hidup BDSM, apa itu akan menjadi
baik-baik saja? Dan kalau itu Mia, bagaimana?"

Dia terkesiap dan memandang marah padaku.

773
"Ana, bukan seperti itu."

Aku memelototi dia.

"Oke, itu rasanya bukan seperti itu padaku,"


lanjutnya pelan. "Dia memberi kekuatan untuk
kebaikanku. Apa yang aku butuhkan."

"Aku tak mengerti." Sekarang giliranku untuk


melihat bingung.

"Anastasia, ibumu akan segera kembali. Aku tak


nyaman berbicara tentang masalah ini sekarang.
Mungkin nanti. Jika kamu tak ingin aku di sini, aku
memiliki pesawat yang stand-by di Hilton Head. Aku
bisa pergi."

Dia marah padaku ... tidak.

"Tidak – Aku mohon jangan pergi. Aku senang kau di


sini. Aku hanya berusaha untuk membuatmu
mengerti. Aku jengkel, begitu aku pergi, kau makan
malam dengannya. Pikirkan tentang bagaimana
kamu, saat aku berada didekat José. José seorang
teman yang baik. Aku tak pernah memiliki hubungan
seksual dengan dia. Sedangkan kau dan dia punya,"
aku terdiam, tak mau memikirkan lebih lanjut.

"Kau cemburu?" Dia menatap ke arahku, tercengang,


dan matanya melunak sedikit memanas. "Ya, dan
marah karena apa yang dia lakukan padamu."

774
"Anastasia, dia membantuku, itu saja yang bisa aku
katakan tentang dia. Dan mengenai kecemburuanmu,
menempatkan diri pada posisiku. Aku tak pernah
membenarkan tindakanku pada siapa pun selama
tujuh tahun terakhir. Tak ada seorangpun. Aku
melakukan apa yang aku ingin, Anastasia. Aku suka
kemandirianku. Aku tak pergi dan bertemu dengan
Mrs. Robinson untuk membuatmu kesal. Aku bertemu
sesekali kemudian kami makan malam. Dia hanya
teman dan mitra bisnis."

Mitra bisnis? Sialan. Ini baru berita.

Dia menatap ke arahku, menilai ekspresiku.

"Ya, kami mitra bisnis. Seks diantara kami sudah


lama berakhir. Dan itu sudah bertahun-tahun lalu."

"Mengapa hubunganmu berakhir?"

Mulutnya menyempit, dan matanya berkilau.

"Suaminya tahu."

Sialan!

"Bisakah kita membicarakan ini lain waktu - tempat


yang lebih pribadi?" Dia menggeram.

"Aku masih berpikir kau tak akan pernah


meyakinkanku bahwa dia bukan semacam pedofilia."

775
"Aku tak pernah berpikir dia seperti itu. Aku tak
pernah. Sudah, itu cukup!" Dia membentak.

"Apa kau mencintainya?"

"Bagaimana dengan obrolan kalian berdua?" Ibuku


sudah kembali, kami berdua tidak melihatnya.

Aku tersenyum dengan pura-pura, Christian dan aku


bersandar buru-buru ... merasa bersalah. Ibuku
menatap ke arahku.

"Baik, Ma."

Christian meneguk minumannya, mengamatiku


dengan seksama, ekspresinya terjaga. Apa yang dia
pikir? Apakah dia mencintainya? Aku pikir jika dia
melakukannya, aku akan kalah besar.

"Oke ladies, aku akan meninggalkan kalian


menikmati malam."

Tidak ... jangan ... dia tak bisa meninggalkanku


menggantung seperti ini.

"Tolong minumannya dimasukkan ke tagihanku,


kamar nomor 612. Aku akan menghubungi kamu
besok pagi, Anastasia. Sampai ketemu besok, Carla."

"Oh, sangat senang mendengar seseorang memanggil


nama lengkapmu."

776
"Nama yang indah untuk seorang gadis yang cantik,"
bisik Christian, menjabat tangannya, dan ibuku
benar-benar menyeringai.

Oh ma, - seperti yang diucapkan Shakespeare ‘et tu


Bruté?’ Aku berdiri, menatap ke arah Christian,
memohon untuk menjawab pertanyaanku, dan dia
mencium pipiku dengan tulus.

"Sampai besok, sayang," dia berbisik di telingaku.


Kemudian dia pergi.

Sialan gila kontrol - brengsek. Kemarahanku kembali


memuncak. Aku merosot di kursiku dan berpaling
menghadapi ibuku.

"Oh, Kau bisa menjatuhkanku hanya dengan sehelai


bulu. Tangkapan yang bagus, Ana. Sekalipun aku tak
tahu apa yang terjadi diantara kalian berdua. Aku
pikir kau perlu berbicara berdua. Wow - UST berada
di sini, tak tertahankan." Dia mengipasi dirinya
sendiri secara teatrikal.

"MA!"

"Pergilah bicara dengannya."

"Aku tak bisa. Aku datang ke sini untuk


menemuimu."

"Ana, Kau datang ke sini karena kau bingung tentang

777
cowok itu. Sudah jelas kalian berdua tergila-gila satu
sama lain. Kau perlu bicara dengannya. Ya ampun dia
baru saja terbang tiga ribu mil dan jelas-jelas aneh
hanya ingin bertemu denganmu, Dan kau tahu
bagaimana sangat mengerikannya terbang itu."

Mukaku memerah. aku belum bercerita tentang


pesawat pribadinya.

"Apa?" Dia membentakku.

"Dia memiliki pesawat pribadi," gumamku, malu, dan


itu hanya dua setengah ribu mil, ma.

Mengapa aku malu? Alisnya melonjak.

"Wow," dia bergumam. "Ana, ada yang sesuatu yang


terjadi diantara kalian berdua. Aku sudah mencoba
untuk memahami itu sejak kau tiba di sini. Tapi satu-
satunya cara kau akan memecahkan masalah itu,
apapun itu, adalah bicara dengannya. Kau bisa
melakukan semua pemikiran yang kamu suka - tapi
sampai kau benar-benar bicara, kau tak akan menuju
kemanapun."

Aku mengerutkan kening pada ibuku.

"Ana, sayang, kau selalu memiliki kecenderungan


menganalisa sesuatu secara berlebihan. Keluarkan
unek-unekmu. Apa yang ingin kau sampaikan,
Sayang?"

778
Aku menatap jari-jariku.

"Aku pikir aku jatuh cinta padanya," aku bergumam.

"Aku tahu Sayang. Begitu juga dia denganmu."

"Tidak!"

"Ya, Ana. Ya ampun - apa yang kau butuhkan? Tanda


seperti lampu neon yang berkedip di dahinya?"

Aku ternganga padanya dan air mata muncul di sudut


mataku.

"Ana, Sayang. Jangan menangis."

"Aku pikir dia tak mencintaiku."

"Aku tak peduli seberapa kayanya kamu, kau tak


meninggalkan semuanya dan masuk pesawat pribadi
untuk melintasi seluruh benua hanya untuk minum
teh pada sore hari. Pergi temui dia! Disini adalah
lokasi yang indah, sangat romantis. Disini juga
wilayah yang netral."

Aku menggeliat di bawah tatapannya. Aku ingin pergi


dan tapi juga tak ingin.

"Sayang, jangan merasa kau harus pulang


bersamaku. Aku ingin kau bahagia - dan sekarang
aku pikir kunci untuk kebahagiaanmu ada di kamar
612. Jika kemudian kau ingin pulang, kuncinya ada di

779
bawah tanaman Yucca di teras depan. Jika kau ingin
menginap – yah ... kamu sudah dewasa sekarang.
Jagalah dirimu untuk selalu aman."

Aku malu mendengar batas antara bintang dan garis-


garis merah. Astaga, ma.

"Mari kita habiskan Cosmo kita dulu."

"Ini baru gadisku, Ana." Dia tersenyum lebar.

***

Aku mengetuk pintu ruang 612 dengan perasaan


malu dan menunggu. Christian membuka pintu. Dia
sedang menelpon. Dia berkedip tercengang saat
melihatku, kemudian membuka pintu lebar dan
mengundangku masuk ke kamarnya.

"Kesimpulannya semua paket kelebihan? ... Dan


biayanya? ... " Christian bersiul diantara giginya.
"Shsh ... itu salah satu kesalahan yang mahal ... Dan
Lucas? ... "

Aku melihat ke sekeliling ruangan. Dia menginap di


suite, seperti yang di Heathman. Perabotan disini
sangat modern, terbaru. Semuanya berwarna ungu
tua dan emas dengan dekorasi berbentuk cahaya
bintang warna perunggu di dinding. Christian
berjalan menuju lemari kayu gelap dan membuka
pintu memperlihatkan mini bar. Dia mengindikasikan
bahwa aku harus mengambil sendiri, kemudian

780
masuk ke kamar tidur. Aku menganggap bahwa ia
masuk kamar agar aku tak bisa lagi mendengar
pembicaraannya. Aku mengangkat bahu. Dia tak
berhenti menelpon saat aku memasuki ruang
kerjanya waktu itu. Aku mendengar air mengalir ...
dia mengisi bak mandi. Aku ingin mengambil jus
jeruk. Dia kembali masuk ke dalam ruangan dengan
santai.

"Bisakah Andrea mengirimiku skemanya. Barney


bilang, dia akan memecahkan masalahnya ... "

Christian tertawa. "Bukan, Jumat ... Ada sebidang


tanah di sini yang membuatku tertarik ... Yeah, suruh
Bill untuk menelepon... Tidak, besok ... aku ingin
melihat apa yang akan ditawarkan Georgia jika kita
pindah kesini"

Christian tak melepaskan matanya padaku. Sambil


memberikan gelas, dia menunjuk ke wadah es.

"Jika insentif mereka cukup menarik ... aku pikir kita


harus mempertimbangkan hal itu, meskipun aku tak
yakin tentang hawa panas sialan itu di sini ... aku
setuju Detroit memiliki keuntungan juga, dan itu
lebih dingin ..." Wajahnya jadi gelap sesaat. Mengapa?
" Suruh Bill untuk menelpon. Besok ... Jangan terlalu
pagi." Dia mematikan telpon dan menatapku,
wajahnya tak terbaca, dan kesunyian membentang di
antara kita.

Oke ... giliran aku untuk berbicara.

781
"Kamu tak menjawab pertanyaanku," bisikku.

"Tidak, Aku tidak," katanya pelan, mata abu-abu


melebar dan hati-hati.

"Tidak artinya kau tak menjawab pertanyaanku atau


tidak kau tak mencintainya?"

Dia melipat tangan dan bersandar ke dinding, dan


senyum kecil bermain di bibirnya.

"Apa yang kau lakukan di sini, Anastasia?"

"Aku baru saja mengatakannya padamu."

Dia mengambil napas dalam-dalam.

"Tidak. Aku tak mencintainya." Dia mengerutkan


kening. Geli namun bingung.

Aku tak percaya aku menahan napasku. Aku seperti


karung kain bekas yang melorot hingga aku ingin
melepaskan uneg-unegku. Yah, syukurlah dia tak
mencintainya. Bagaimana rasanya jika dia benar-
benar mencintai penyihir itu?

"Kau betul-betul seperti dewi pencemburu bermata


hijau, Anastasia. Siapa yang menyangka?"

"Apa kau mencoba mengolok-olokku, Mr. Grey?"

782
"Aku tak akan berani." Dia menggeleng kepalanya
dengan serius, tetapi dia memiliki kilauan jahat di
matanya.

"Oh, aku pikir kau melakukannya, dan kau sering


melakukan itu."

Dia menyeringai saat aku menirukan kembali kata-


katanya yang sebelumnya pernah diucapkan padaku.
Matanya gelap.

"Tolong berhenti menggigit bibirmu. Kamu berada


dalam ruanganku, aku belum melihatmu hampir
selama tiga hari, dan aku sudah terbang jauh ingin
bertemu denganmu." Nada suaranya telah berubah
menjadi lembut, sensual.

BlackBerry-nya berdengung, mengganggu kami


berdua, dan dia mematikannya tanpa melirik untuk
melihat dari siapa itu. Napasku tersentak. Aku tahu
kemana arahnya ini ... tapi kita harus bicara.

Dia melangkah kearahku berpenampilan seperti


seorang predator yang seksi.

"Aku menginginkan kamu, Anastasia. Sekarang. Dan


kau juga menginginkan aku. Itulah mengapa kau di
sini."

"Aku benar-benar hanya ingin tahu," bisikku sebagai


pembelaan.

783
"Nah, sekarang kau sudah tahu, apa kau akan tinggal
atau pergi?"

Mukaku memerah saat dia berjalan dan berhenti di


depanku.

"Tinggal," gumamku, menatap dengan gugup ke


arahnya.

"Oh, aku harap begitu." Dia menatap ke arahku. "Kau


begitu marah padaku," dia mengambil nafas.

"Ya."

"Aku tak ingat siapa pun kecuali keluargaku yang


pernah marah padaku. Aku menyukai ini."

Dia menjalankan ujung jarinya di pipiku. Oh,


kedekatannya, baunya wanginya Christian. Kita
harusnya berbicara, tapi hatiku berdebar-debar,
darahku menyanyi seperti mengalir melalui
penggabungan hasrat tubuhku, yang membentang ...
dimana-mana. Christian membungkuk dan hidungnya
menyusuri sepanjang bahuku dan sampai pangkal
telingaku, jari-jarinya masuk ke dalam rambutku.

"Kita harus bicara." Bisikku.

"Nanti."

"Begitu banyak yang ingin aku bicarakan."

784
"Aku juga."

Dia mencium lembut di bawah daun telingaku


sementara jari-jarinya mengencang di rambutku.
Menarik kepalaku ke belakang, bibirnya meng-ekspos
tenggorokanku. Giginya menggigit lembut daguku,
dan dia mencium leherku.

"Aku menginginkan kamu," dia mengambil nafas.

Aku mengerang dan menggapai dan menangkap


lengannya.

"Apa kamu berdarah?" Dia terus menciumku.

Sialan. Apa tak ada yang terlewat dari dia?

"Ya," bisikku malu.

"Apa kamu mengalami kram?"

"Tidak" mukaku memerah. Ya ampun...

Dia berhenti dan menatap kearahku.

"Apa kau minum pil-mu?"

"Ya." Bagaimana sangat memalukannya ini?

"Ayo kita mandi."

Oh?

785
Dia menggenggam tanganku dan membawaku masuk
ke kamar tidur. Didominasi dengan ranjang ukuran
super king dengan tirai yang rumit. Tapi kita tak
berhenti di situ. Dia membawaku ke kamar mandi
terdiri dari dua bilik, semua bernuansa aquamarine
dan batu kapur warna putih. Ruangannya sangat
besar - Di bilik kedua ada sebuah bak mandi cekung,
cukup besar untuk empat orang dengan tangga batu
yang mengarah ke dalamnya, air mengisi sangat
pelan. Uapnya naik dengan lembut di atas busa, dan
aku memperhatikan disekeliling bak mandi dibentuk
tempat duduk dari batu memutar.

Lilin berkerlip disampingnya. Wow ... dia melakukan


semua ini sambil menelpon.

"Apa kau punya ikat rambut?"

Aku berkedip padanya, aku merogoh ke dalam saku


celana jeansku, dan mengeluarkan karet ikat
rambutku.

"Ikat rambutmu ke atas," dia memerintah dengan


lembut. Aku melakukan seperti yang dia suruh.

Terasa hangat dan gerah saat berada di samping bak


mandi, dan kamisolku mulai menempel. Dia
membungkuk dan menutup kran. Membawaku
kembali ke bilik pertama kamar mandi ini, dia berdiri
di belakangku saat kami menghadap cermin
berukuran sangat besar yang menutupi dinding di

786
atas dua wastafel yang terbuat dari kaca.

"Angkat tanganmu," dia mengambil nafas. Aku


melakukan apa yang dia katakan, dan dia
mengangkat kamisolku ke atas kepala hingga aku
berdiri telanjang dada di depannya. Tanpa
mengalihkan pandangan dariku, dia membuka
kancing celana jinsku dan menarik ritsletingnya.

"Aku akan memiliki kamu di kamar mandi,


Anastasia."

Miring ke bawah, dia mencium leherku. Aku


menggerakkan kepala ke satu sisi dan memberikan
akses agar lebih mudah. Mengaitkan ibu jarinya ke
celana jinsku, perlahan-lahan dia menurunkannya
sampai kakiku, dia merosot di belakangku sambil
menurunkan celana jins dan celana dalamku ke
lantai.

"Melangkahlah keluar dari celana jinsmu."

Mencengkeram pinggiran wastafel, aku melakukan


hal itu. Aku sekarang benar-benar telanjang, menatap
diriku sendiri, dan dia berlutut di belakangku. Dia
mencium kemudian menggigit dengan lembut
pantatku, membuatku terkesiap. Dia berdiri dan
menatapku sekali lagi di cermin. Aku berusaha keras
untuk diam, mengabaikan kecenderungan alamiku
untuk menutupi tubuhku. Dia melebarkan tangannya
diatas perutku, merentangkan tangannya menyusuri
dari pinggul ke pinggul.

787
"Lihat dirimu. Kau begitu cantik," bisiknya. "Lihat
bagaimana kamu merasakan." Dia menggenggam
kedua tanganku, jari-jarinya masuk di antara jari-
jariku yang terentang. Dia menempatkan tangan
kami di perutku. "Rasakan betapa halus kulitmu."

Suaranya lembut dan rendah. Dia menggerakkan


tangan kami membuat lingkaran lambat ke atas
menuju dadaku. "Rasakan bagaimana penuh
payudaramu." Dia terus mengarahkan tanganku
hingga menangkup payudaraku.

Dengan lembut membelai putingku dengan ibu


jarinya berulang-ulang.

Aku mengerang diantara bibirku yang terbuka dan


punggungku melengkung hingga payudaraku mengisi
telapak tanganku. Dia meremas putingku diantara
ibu jari kami, menarik lembut hingga bertambah
keras. Aku mengawasi dengan terpesona pada
makhluk binal yang menggeliat di depanku. Oh terasa
nikmat. Aku merintih dan memejamkan mata, tidak
lagi ingin melihat wanita di cermin dengan libido
yang berantakan di bawah tangannya sendiri ...
keahlian tangannya ... merasakan kulitku saat dia
mengarahkan caranya bagaimana membangkitkan
gairah itu - hanya dengan sentuhannya, dan
perintahnya yang tenang dan lembut.

"Benar, sayang," bisiknya.

788
Dia menuntun tanganku ke sisi tubuhku, menyusuri
dari pinggang ke pinggulku, dan menyeberang ke
pangkal pahaku. Dia menggeser kakinya di antara
kedua kakiku, mendorong untuk membuka kakiku,
dan mengarahkan secara bergantian kedua tanganku,
mengikuti irama. Sangat erotis. Sesungguhnya aku
adalah bonekanya dan dia dalangnya.

"Lihat dirimu bercahaya, Anastasia," bisiknya sambil


mencium dan menggigit lembut di sepanjang bahuku.
Aku mengerang. Tiba-tiba dia melepaskan tangannya.

"Lanjutkan sendiri," dia memerintah, dan berdiri


kembali menontonku.

Aku mengelus diriku sendiri. Tidak. Aku ingin dia


yang melakukan. Rasanya tak sama. Aku tersesat
tanpa dia. Dia menarik kemejanya ke atas kepalanya
dan dengan cepat melepas celana jinsnya.

"Kamu lebih suka aku yang melakukannya?" Mata


abu-abunya terbakar menatapku di cermin.

"Oh ya ... kumohon," Aku mengambil napas.

Dia melingkarkan tangannya di sekitarku lagi dan


mengambil tanganku sekali lagi, melanjutkan belaian
sensual di atas daerah paling sensitifku. Rambut
dadanya menggesek punggungku, bagian tubuhnya
yang mengeras menekanku. Oh... tolong sekarang. Dia
menggigit tengkukku, dan aku memejamkan mata,
menikmati segudang sensasi; leher, pangkal pahaku

789
... nuansa dia di belakangku.

Tiba-tiba dia berhenti dan memutar tubuhku,


memegang kedua pergelangan tanganku dengan satu
tangan, memegang kedua tanganku di belakangku,
dan menarik kuncirku dengan tangan satunya.
Mukaku memerah melihatnya, dan dia menciumku
dengan liar, memporak-porandakan mulutku dengan
bibirnya. Menahanku diam di tempat.

Napasnya terengah-engah, begitu juga denganku.

"Kapan kamu mulai menstruasi, Anastasia?"


Tanyanya tiba-tiba saat menatap ke arahku.

"Err ... kemarin," gumamku dalam kondisi sangat


terangsang.

"Bagus." Dia melepaskanku dan memutarku.

"Pegangan pada wastafel," dia memberi perintah dan


menarik pinggulku kebelakang lagi, seperti yang dia
lakukan di ruang bermain, jadi aku membungkuk.

Dia menarik perekat diantara kakiku ... apa! Dan ...


dengan lembut menarik tamponku keluar dan
melemparkan ke toilet terdekat. Sialan. Ya ampun ...
Astaga.

Kemudian dia dalam diriku ... ah! Langsung antara


kulit dengan kulit ... pada awalnya bergerak
perlahan... dengan mudah, mengujiku, mendorongku

790
... oh. Aku pegangan diatas wastafel, terengah-engah,
memaksa diri kembali pada dirinya, merasakan dia
dalam diriku. Oh siksaan yang terasa nikmat ...
tangannya menggenggam pinggulku. Dia membuat
irama, masuk-keluar, dan tangannya menemukan
daerah paling sensitifku, memijatku ... oh ya ampun.
Aku bisa merasakan diriku mengencang.

"Itu benar, sayang," suaranya serak saat dia


mendorong ke dalam diriku, memiringkan
pinggulnya, dan itu semakin membuatku terbang,
terbang tinggi.

Wow ... dan aku keluar, dengan lantang,


mencengkeram erat ke wastafel saat aku mencapai
klimaks yang melingkar turun ke bawah, semuanya
berputar dan mengejang sekaligus. Dia mengikuti,
mencengkeramku erat-erat, saat dia mencapai
klimaks dan memanggil namaku mirip permohonan
atau suatu doa.

"Oh, Ana!" Napasnya tersengal-sengal di telingaku,


bersinergi sempurna denganku. "Oh, Sayang, bisakah
aku pernah puas denganmu?" Bisiknya.

Akankah akan selalu seperti ini? Begitu luar biasa,


menyita semuanya, begitu membingungkan dan
memukau. Aku ingin bicara, tapi sekarang tenagaku
terkuras habis dan linglung setelah berhubungan
intim dengannya dan bertanya-tanya apakah aku
bisakah aku pernah puas dengan dia?

791
Perlahan-lahan kami merosot ke lantai, dan dia
melingkarkan tangannya di sekitarku, memelukku.
Aku meringkuk di pangkuannya, kepalaku di
dadanya, saat kami berdua tenang. Sangat tak
kentara, aku menghirup aroma manis Christian yang
memabukkan. Aku tak tak boleh mengendus. Aku tak
boleh mengendus. Aku ulangi mantra itu di kepalaku -
meskipun aku sangat tergoda untuk melakukannya.
Aku ingin mengangkat tanganku dan menggambar
pola di rambut dadanya dengan ujung jariku ... tapi
aku menahan diri, tahu bahwa dia tak suka jika aku
melakukan. Kami berdua diam, tenggelam dalam
pikiran kami masing-masing. Aku tersesat di
dalamnya... tersesat padanya.

792
Aku ingat bahwa aku sedang menstruasi.

"Aku berdarah," gumamku.

"Tidak menggangguku," dia mengambil nafas.

"Aku tahu." Aku tak bisa menjaga kekeringan yang


keluar dari suaraku.

Dia sedikit tegang.

"Apa itu mengganggumu?" Tanyanya lembut.

Apakah itu menggangguku? Mungkin harus ...


haruskah? Tidak, tidak. Aku bersandar dan
menatapnya, dan dia menatap ke arahku, mata abu-
abunya lembut berawan.

"Tidak, tidak sama sekali."

Dia menyeringai.

"Bagus. Mari kita mandi."

Dia meluruskan tubuhnya di sekitarku,


menempatkanku di lantai saat dia bersiap untuk
berdiri. Aku melihat lagi, bulat kecil, bekas luka
warna putih di dadanya. Itu bukan cacar air, aku
merenung melamun. Grace pernah mengatakan, dia
tak pernah kena cacar air. Sialan ... itu pasti bekas
luka bakar.

793
Luka bakar dari apa? Aku pucat karena sadar, shock
dan rasa muak mengalir dalam diriku.

Dari rokok? Mrs. Robinson, ibu kandungnya, atau


siapa? Siapa yang melakukan ini padanya? Mungkin
ada penjelasan yang masuk akal, dan aku beraksi
secara berlebihan - harapan yang liar berkembang di
dalam dadaku – semoga saja aku salah.

"Ada apa?" Mata Christian terbelalak seperti alarm.

"Bekas lukamu," bisikku. "Itu bukan dari cacar air."

Aku melihat dalam hitungan detik dia menutup ke


bawah, sikapnya berubah dari santai, tenang, dan
santai, menjadi defensif - bahkan marah. Dia
mengerutkan kening, wajahnya gelap dan mulutnya
menekan ke dalam garis keras menipis.

"Bukan, memang bukan bekas cacar air," bentak dia,


tapi dia tidak menjelaskan lebih lanjut. Dia berdiri,
memegang tanganku, dan menariku untuk berdiri.

"Jangan menatapku seperti itu." Suaranya dingin dan


memarahi saat dia melepaskan tanganku.

Mukaku memerah, ditegur, dan menatap jari-jariku di


bawah, dan aku tahu, aku tahu itu bekas rokok
seseorang yang di matikan ke dada Christian. Aku
merasa mual.

"Apa dia melakukan itu?" Aku berbisik sebelum aku

794
bisa menahan diri.

Dia tak mengatakan apa-apa, jadi aku terpaksa


menatapnya. Dia melotot padaku.

"Dia? Mrs. Robinson? Dia bukan binatang, Anastasia.


Tentu saja dia tak melakukan itu. Aku tak mengerti
mengapa kau merasa harus menjelek-jelekkan dia."

Dia berdiri di sana, telanjang, telanjang bulat, dengan


darahku pada tubuhnya ... dan kami akhirnya
melakukan percakapan ini. Dan aku telanjang juga –
kami tak memiliki tempat untuk bersembunyi, kecuali
mungkin bak mandi. Aku menarik napas dalam,
berjalan melewatinya, dan masuk ke dalam air.
Terasa nyaman dan hangat, menenangkan sekali.
Aku tenggelam dalam busa yang wangi dan menatap
ke arahnya, bersembunyi di antara gelembung.

"Aku hanya ingin tahu apa kamu akan menjadi


seperti itu jika kau tak bertemu dengannya. Jika dia
tak memperkenalkan ... um gaya hidupnya padamu."

Dia menghela napas dan masuk ke bak mandi


diseberangku, rahangnya mengatup dengan
ketegangan, matanya dingin. Saat dia anggun
menenggelamkan tubuhnya di bawah air, dia berhati-
hati untuk tak menyentuhku. Astaga – apa aku telah
membuatnya menjadi marah?

Dia menatap tanpa ekspresi padaku, wajahnya tak


terbaca, tidak mengatakan apa-apa. Sekali lagi

795
kesunyian membentang diantara kami, tapi aku
menahan pembicaraanku. Itu giliranmu Grey - Aku
tak mengalah kali ini. Bawah sadarku gugup, cemas
menggigit kukunya - ini bisa berjalan dengan baik.
Christian dan aku saling menatap, tapi aku tidak
mundur. Akhirnya, setelah apa yang terlihat seperti
satu milenium, dia menggelengkan kepala, dan dia
menyeringai.

"Aku mungkin akan mengikuti jalan ibu kandungku,


kalau bukan karena Mrs. Robinson."

Oh! Aku berkedip padanya. pecandu narkoba atau


pelacur? Mungkin keduanya?

"Dia mencintaiku dengan cara aku anggap ...


diterima," tambahnya sambil mengangkat bahu.

Sialan, apa artinya itu?

"Diterima?" Bisikku.

"Ya." Dia menatap tajam padaku. "Dia mengalihkan


perhatianku dari jalan yang rusak. Aku menemukan
diriku untuk mengikutinya. Ini sangat sulit untuk
tumbuh dalam keluarga yang sempurna ketika kamu
tidak sempurna."

Oh tidak. Mulutku kering saat aku mencerna kata-


katanya. Dia menatap kearahku, ekspresinya tak
terduga. Dia tak memberitahuku lagi. Betapa
frustasinya. Di sisi yang paling dalam, aku

796
terguncang – nada suaranya begitu benci pada dirinya
sendiri. Dan Mrs. Robinson mencintainya. Sialan ...
apakah dia masih mencintainya? Perutku terasa
seperti sehabis ditendang.

"Apakah dia masih mencintaimu?"

"Ku pikir tidak, bukan seperti itu." Dia mengerutkan


kening seolah dia tak pernah memikirkan gagasan
seperti itu. "Aku berkali-kali mengatakan itu terjadi
sudah lama. Itu bagian dari masa lalu. Aku tak bisa
mengubahnya meskipun aku ingin. Dia
menyelamatkanku dari diriku sendiri." Dia jengkel
dan tangannya mengacak-acak rambutnya yang
basah. "Aku tak pernah membahas ini dengan siapa
pun." Dia berhenti sejenak, "Kecuali Dr. Flynn, tentu
saja. Dan satu-satunya alasan aku membicarakan ini
padamu sekarang, adalah karena aku ingin kau
percaya padaku."

"Aku percaya padamu, tapi aku ingin tahu kamu lebih


banyak lagi, dan setiap kali aku mencoba untuk
berbicara denganmu, kamu selalu mengalihkan
perhatianku. Ada begitu banyak yang ingin aku
ketahui."

"Oh demi Tuhan, Anastasia. Apa yang ingin kau


ketahui? Apa yang harus aku lakukan," matanya
terbakar, Dan meskipun dia tidak menaikkan
suaranya, aku tahu dia berusaha untuk
mengendalikan amarahnya. Aku melirik cepat ke
bawah pada tanganku, di bawah air jelas gelembung

797
sudah mulai menyebar.

"Aku hanya mencoba untuk memahami, kamu seperti


misteri. Tidak seperti orang yang aku temui
sebelumnya. Aku senang kau bilang apa yang ingin
aku ketahui."

Astaga - mungkin kosmopolitan itu yang membuatku


semakin berani, tapi tiba-tiba aku merasa tidak tahan
berjauhan dengannya. Aku bergerak melalui air ke
sisinya dan bersandar padanya jadi kita bisa
bersentuhan, kulit dengan kulit. Matanya tegang saat
melihatku dengan hati-hati, seakan aku akan
menggigitnya. Yah, itu bisa memperbaiki keadaan.
Dewi batinku menatap padanya dengan tenang,
merenung dengan heran.

"Tolong jangan marah padaku," bisikku.

"Aku tak marah padamu, Anastasia. Aku hanya tak


terbiasa berbicara seperti ini - ini seakan menyelidiki.
Aku hanya membicarakan ini dengan Dr Flynn dan
dengan....." Dia berhenti dan mengerutkan kening.

"Dengan dia. Mrs. Robinson. Kamu berbicara


dengannya?" Kataku cepat, mencoba untuk
mengendalikan emosiku sendiri.

"Ya, aku bicara padanya."

"Tentang apa?"

798
Dia bergeser di dalam bak mandi sehingga dia
menghadap padaku, menyebabkan air berputar naik
keatas sisi lantai. Dia menempatkan tangannya di
bahuku, bersandar di pinggir bak mandi.

"Kau tetap bersikeras?" Gumamnya, masih tersisa


nada kesal dalam suaranya. "Hidup, alam semesta -
Bisnis. Anastasia, Mrs. R dan aku sudah kenal lama,
Anastasia. Kita bisa membicarakan apapun."

"Aku?" Bisikku.

"Ya." Mata abu-abunya mengamatiku dengan hati-


hati.

Aku menggigit bibir bawah, mencoba untuk


mengekang marah yang mendadak naik
kepermukaan.

"Mengapa kamu berbicara tentang aku?" Aku


berusaha untuk tidak ingin terdengar seperti cengeng
dan merajuk, tapi aku tak berhasil. Aku tahu aku
harus berhenti. Aku mendorong dia terlalu keras.
Bawah sadarku muncul lagi layaknya pelukis Edvard
Munch.

"Aku belum pernah bertemu dengan seseorang seperti


kamu, Anastasia."

"Apa artinya itu? Seseorang yang tidak secara


otomatis menandatangani dokumenmu, tanpa
mengajukan pertanyaan?"

799
Dia menggeleng.

"Aku perlu saran."

"Dan kau mengambil saran dari Ibu Paedo?" Tukasku.


pertahanan emosiku ternyata lebih tentatif dari yang
kuduga.

"Anastasia - cukup," bentak dia kembali tegas,


matanya menyempit.

Aku meluncur di atas es yang tipis, dan aku menuju


bahaya. "Atau aku akan menempatkanmu di lututku.
Aku tak tertarik secara seksual atau romantis apapun
dengannya. Dia teman yang baik, terhormat dan
mitra bisnis. Itu saja. Kami memiliki masa lalu,
sejarah bersama, yang luar biasa bermanfaat
untukku, meskipun pernikahannya kacau - tapi
hubungan kami pada sisi itu sudah berakhir."

Astaga - bagian lain aku tak bisa mengerti. Dia juga


sudah menikah. Bagaimana mereka bisa melakukan
itu begitu lama?

"Dan orang tuamu tak pernah tahu?"

"Tidak," geram dia. "Aku sudah bilang ini padamu."

Dan aku sudah tahu tentang hal itu. Aku tak bisa
meminta pertanyaan lebih lanjut tentang dia karena
dia akan meninggalkan aku.

800
"Apa sudah selesai?" Bentak dia.

"Untuk sekarang ya."

Dia mengambil napas panjang dan tampak santai di


depanku, seperti sebuah beban berat atau
semacamnya diangkat dari pundak.

"Baik – sekarang giliranku," dia bergumam, dan


tatapannya berubah seperti baja, spekulatif. "Kamu
tak menanggapi emailku."

Mukaku langsung memerah. Oh, aku benci sorotan


ditujukan padaku, dan tampaknya dia akan marah
setiap kali kita berdiskusi. Aku menggelengkan
kepala. Mungkin seperti itu bagaiman perasaanya
tentang tentang pertanyaanku, dia tidak terbiasa
ditantang. Maksudnya adalah pengungkapannya
sangat mengganggu, dan mengerikan.

"Aku akan menjawab. Tapi sekarang kau di sini."

"Apa kau lebih senang aku tidak disini?" Dia bernafas,


ekspresinya tenang lagi.

"Tidak, aku senang," bisikku.

"Bagus." Dia merasa lega, memberikan senyum


dengan tulus. "Aku juga senang di sini – terlepas dari
interogasimu. Jadi, sementara aku boleh diinterograsi
olehmu, kau pikir kau bisa mengklaim kekebalan

801
diplomatik hanya karena aku sudah terbang jauh-
jauh untuk menemuimu? Aku tak percaya itu, Miss
Steele. Aku ingin tahu bagaimana perasaanmu."

Oh tidak ...

"Sudah kubilang. Aku senang kau di sini. Terima


kasih telah datang sejauh ini," kataku lemah.

"Dengan senang hati, Miss Steele." Matanya bersinar


saat dia membungkuk dan menciumku dengan
lembut. Aku merasa diriku menanggapi secara
otomatis. Airnya masih hangat, kamar mandi masih
beruap. Dia berhenti dan menjauh sedikit, menatap
ke arahku.

"Tidak. Aku pikir aku ingin beberapa jawaban


terlebih dahulu sebelum kita melakukan lagi."

Lagi? Ada kata itu lagi. Dan dia ingin jawaban ...
jawaban untuk apa? Aku tak punya rahasia masa lalu
- aku tak memiliki masa kecil yang mengerikan. Apa
yang dia ingin tahu tentangku yang dia belum
ketahui?

Aku menghela napas, pasrah.

"Apa yang ingin kau tahu?"

"Nah, bagaimana perasaanmu tentang kesepakatan


yang akan kita jalani, sebagai pertanyaan awal."

802
Aku berkedip padanya. Saatnya permainan truth or
dare - bawah sadar dan dewi batinku melirik dengan
gugup satu sama lain. Sialan, mari kita jujur saja.

"Kupikir aku tak bisa melakukan untuk jangka waktu


yang lama. Sepanjang akhir pekan aku menjadi
seseorang yang bukan diri sendiriku." Mukaku
memerah dan menatap tanganku.

Dia mengangkat daguku, dan dia menyeringai ke


arahku, geli.

"Tidak, aku juga berpikir kau tak bisa menjadi orang


lain."

Dan sebagian dari diriku merasa sedikit tersinggung


dan tertantang.

"Apa kau menertawakanku?"

"Ya, tapi dengan cara yang baik," katanya dengan


sedikit tersenyum.

Dia membungkuk dan menciumku dengan lembut,


dengan singkat.

"Kau bukan seorang submisif yang hebat," dia


mengambil nafas sambil memegang daguku, matanya
menari-nari dengan humor.

Aku menatapnya terkejut, kemudian aku tertawa -


dan dia bergabung denganku.

803
"Mungkin aku tidak memiliki guru yang baik."

Dia mendengus.

"Mungkin. Mungkin aku harus lebih tegas


denganmu." Dia memiringkan kepalanya ke satu sisi.
Dan memberiku senyum licik.

Aku menelan ludah. Astaga, tidak. Tapi pada saat


yang sama, ototku mengencang nikmat jauh di dalam
sana.

Ini adalah cara dia menunjukkan bahwa dia peduli –


Aku menyadari itu. Dia menatapku, mengukur
reaksiku.

"Apa terasa sakit saat pertama kali aku


memukulmu?"

Aku memandang ke arahnya, berkedip. Apakah terasa


sakit? Aku ingat merasa bingung dengan reaksiku.
Sakit, tapi tidak banyak saat mengingat itu kembali.
Dia mengatakan berulang-ulang di kepalaku. Dan
kedua kalinya ... Yah, itu nggak apa-apa... panas.

"Tidak, tidak juga," bisikku.

"Punya pemikiran lebih dari itu?" Dia meminta.

"Kukira. merasa nikmat, saat seseorang tidak


seharusnya merasakan seperti itu."

804
"Aku ingat merasakan hal yang sama. Perlu waktu
untuk mendapatkan pemikiran seputar itu."

Sialan. Ini adalah berkaitan saat dia masih anak-


anak.

"Kau selalu bisa menggunakan kata aman, Anastasia.


Jangan lupakan itu. Dan, selama kau mengikuti
semua aturan, yang mana memuaskan kebutuhan
mendalamku untuk mengontrol dan agar membuatmu
jadi aman, mungkin kita bisa menemukan jalan ke
depan."

"Mengapa kau perlu untuk mengontrolku?"

"Karena itu bisa memenuhi kebutuhan dalam diriku


yang tak terpenuhi pada masa pertumbuhanku dulu."

"Jadi itu seperti bentuk terapi?"

"Aku tidak memikirkannya seperti itu, tapi ya, aku


kira itu bisa."

Aku bisa mengerti. Ini akan membantu.

"Tapi, ada satu hal - satu saat kamu mengatakan tak


ingin ditantang, berikutnya kau mengatakan
menyukai untuk ditantang. Itu garis yang sangat
halus untuk melangkah supaya berhasil."

Dia menatap padaku selama beberapa saat, lalu

805
mengerutkan kening.

"Aku bisa melihatnya. Tapi kau tampaknya baik-baik


saja sejauh ini."

"Tapi berapa biaya yang harus aku bayar? Aku


merasa diikat dalam hubungan ini."

"Aku suka kamu diikat dalam hubungan ini," dia


menyeringai.

"Bukan itu yang aku maksud!" Aku memercikkan air


ke dia dengan putus asa.

Dia menatap ke arahku, melengkungkan alis.

"Apakah kau barusan menyemprotkan air padaku?"

"Ya." Sial ... tatapan itu.

"Oh, Miss Steele." Dia meraihku dan menarikku ke


pangkuannya, air tumpah ke seluruh lantai. "Ku pikir
kita sudah cukup bicara untuk saat ini."

Tangannya menjepit di kedua sisi kepalaku dan


menciumku dalam-dalam. Menguasai mulutku.
Memiringkan kepalaku ... mengontrolku. Aku
mengerang melawan bibirnya. Inilah apa yang dia
suka. Inilah kemahirannya. Semuanya menyatu
dalam diriku dan jariku meremas rambutnya,
menahan dia untukku, dan aku membalas ciumannya
seakan mengatakan bahwa aku juga

806
menginginkanmu, ini adalah salah satu cara yang aku
tahu. Dia mengeluh, menggeserku jadi aku
mengangkangi dia, berlutut di atasnya, bagian
tubuhnya yang mengeras ada di bawahku. Dia
menarik dirinya supaya bisa menatapku, matanya
sedikit tertutup, bercahaya dan penuh gairah. Aku
jatuhkan tanganku untuk bertumpu ke tepi bak
mandi tapi dia mencengkeram kedua pergelangan
tanganku dan menarik tanganku di punggungku,
menahan mereka bersama-sama dalam satu tangan.

"Aku akan memilikimu sekarang," bisiknya dan


mengangkat aku mengambang di atasnya.

"Siap?" Dia mengambil nafas.

"Ya," bisikku, dan dengan tenang menurunkanku


padanya, perlahan, sangat perlahan ... membuatku
merasakan ... mengisiku.... memperhatikanku saat ia
melakukannya.

Aku mengerang, menutup mataku, dan aku menyukai


sensasi ini, perasaan diregangkan karena penuh. Dia
melenturkan pinggulnya, dan aku terkesiap,
bersandar ke depan, beristirahat sejenak, dahiku
menempel ke dahinya.

"Tolong biarkan tanganku lepas," bisikku.

"Jangan menyentuhku," dia memohon, dan


melepaskan pergelangan tanganku, dia meraih
pinggulku. Bertumpu pada pinggiran bak mandi, aku

807
bergerak ke atas dan kemudian turun perlahan-lahan,
membuka mataku untuk menatapnya. Dia
memperhatikanku. Mulutnya sedikit terbuka,
nafasnya terhenti, kaku - lidahnya diantara giginya.
Dia terlihat begitu ... panas. Kami basah dan licin dan
bergerak terhadap satu sama lain. Aku membungkuk
dan menciumnya. Dia menutup matanya. Sementara,
aku membawa tanganku hingga kepalanya dan jariku
meremas-remas rambutnya, tak melepas bibirku dari
mulutnya. Hal ini masih dibolehkan. Dia menyukai
ini. Aku juga suka. Dan kita bergerak bersama. Aku
menarik rambutnya, mendorong kepalanya ke
belakang dan memperdalam ciuman, menaiki dia -
lebih cepat, mempercepat irama. Aku mengerang pada
mulutnya. Dia mulai mengangkatku lebih cepat, lebih
cepat lagi... memegang pinggulku. Membalas
ciumanku. Kita adalah mulut dan lidah yang basah,
rambut kusut, dan pinggul bergerak. Semua sensasi ...
semua menyita lagi.

Aku sudah dekat ... aku mulai menyadari rasa


mengencang nikmat ini... bertambah cepat. Dan air ...
berputar-putar di sekitar kita, pusaran air kita
sendiri, seperti pusaran yang diaduk karena gerakan
kami menjadi lebih gila-gilaan... air tumpah di mana-
mana, mencerminkan apa yang terjadi di dalam
diriku ... dan aku tak peduli.

Aku mencintai pria ini. Aku suka gairahnya, efek


yang aku miliki atas dirinya. Aku suka bahwa dia
terbang sejauh ini untuk menemuiku. Aku suka
bahwa dia peduli padaku ... dia sangat peduli. Ini

808
sangat tidak terduga, begitu menyenangkan.

Dia adalah milikku, dan aku adalah miliknya.

"Benar, sayang," dia mengambil nafas.

Dan aku ke;uar, orgasme merobek melaluiku, penuh


gejolak, penuh gairah, puncak yang menelanku secara
keseluruhan. Dan tiba-tiba Christian memelukku
sanagt erat ... kedua lengannya memeluk punggungku
saat dia menemukan pelepasannya.

"Ana, sayang!" Dia berteriak, dan itu panggilan liar,


mengharukan yang menyentuh kedalaman jiwaku.

***

Kami berbaring saling menatap, mata abu-abunya


menjadi biru, bertatap muka, di atas ranjang super
king, kami berdua memeluk bantal, kami saling
berhadapan. Telanjang. Tidak menyentuh. Hanya
melihat dan mengagumi, ditutupi oleh selimut.

"Apa kamu ingin tidur?" Christian bertanya, suaranya


lembut. Dia sangat tampan, perpaduan warna
rambutnya sangat jelas terhadap sarung bantal katun
Mesir warna putih, mata abu-abu membara, ekspresif.
Dia kelihatan khawatir.

"Tidak, aku tak lelah." Aneh aku merasa berenergi.


Saat yang tepat untuk bicara - Aku tak boleh
berhenti.

809
"Apa yang ingin kau lakukan?" Tanya dia.

"Bicara."

Dia tersenyum.

"Tentang apa?"

"Sesuatu."

"Sesuatu apa?"

"Kamu."

"Ada apa denganku?"

"Apa film favoritmu?"

Dia menyeringai.

"Hari ini adalah 'The Piano'."

Senyumnya menular.

"Tentu saja. Bodohnya aku. Demikian menyedihkan,


skor yang menarik, tak diragukan lagi karena kau
bisa memainkannya? Begitu banyak prestasi, Mr.
Grey."

"Dan yang terbesar salah satunya adalah kamu, Miss


Steele."

810
"Jadi aku nomor tujuh belas."

Dia mengerutkan kening tak paham.

"Tujuh belas?"

"Jumlah wanita yang sudah um ... berhubungan seks


denganmu."

Bibirnya seperti biasa salah satu ditarik keatas,


matanya bersinar tak percaya.

"Tidak persis seperti itu."

"Kamu bilang lima belas," aku jelas bingung.

"Aku mengacu pada jumlah wanita di ruang


bermainku. Aku pikir itu yang kau maksud. Kau tak
menanyakan berapa banyak wanita yang pernah
berhubungan seks denganku."

"Oh." Sialan ... masih ada lagi ... Berapa? Aku


ternganga padanya. "Vanilla (Dengan cara normal)?"

"Tidak, kamu satu-satunya penakluk normalku," dia


menggelengkan kepala, masih tersenyum padaku.

Mengapa dia menganggap ini lucu? Dan mengapa aku


menyeringai ke arahnya seperti seorang idiot?

"Aku tak bisa memberikan kau angkanya. Aku tak

811
membuat catatan di tiang ranjang atau dimanapun."

"Apa yang kita bicarakan - puluhan, ratusan,


.....ribuan." Mataku jadi semakin liar karena
mendapatkan nomor yang lebih besar.

"Sekitar puluhan, demi tuhan."

"Semua submisif?"

"Ya."

"Berhentilah menyeringai padaku," Aku mencoba


memarahi dia, tapi gagal menjaga wajahku tetap
lurus.

"Aku tak bisa. Kau sangat lucu. "

"Lucu aneh atau lucu ha ha?"

"Aku pikir dua-duanya." Dia meniru kata-kataku


dulu.

"Kelancangan itu, berasal gara-gara kamu."

Dia membungkuk dan mencium ujung hidungku.

"Ini akan mengejutkanmu, Anastasia. Siap?"

Aku mengangguk, mataku terbelalak, masih dengan


senyum bodoh di wajahku.

812
"Semua submissif yang sedang dalam pelatihan, saat
aku masih berlatih. Disana ada tempat-tempat
disekitar Seattle yang bisa didatangi dan berlatih
disana. Belajar untuk melakukan seperti yang aku
lakukan," katanya.

Apa?

"Oh." Aku berkedip padanya.

"Ya, aku membayar untuk seks, Anastasia."

"Tak ada yang bisa dibanggakan dari itu," gumamku


dengan sombong. "Dan kau benar ... Aku sangat
terkejut. Sebaliknya aku tak bisa mengejutkanmu."

"Kamu pernah mengenakan pakaian dalamku."

"Apa itu mengejutkanmu?"

"Ya." Dewi batinku melompat diatas palang lompat


tinggi setinggi lima belas kaki.

"Kau tak memakai celana dalammu saat bertemu


dengan orang tuaku."

"Apakah itu mengejutkanmu juga?"

"Ya."

Astaga, palangnya naik lagi ke enam belas kaki.

813
"Tampaknya aku hanya bisa mengejutkanmu pada
urusan pakaian dalam."

"Kau bilang padaku bahwa kau masih perawan.


Itulah kejutan terbesar yang pernah aku dapatkan."

"Ya, mukamu seperti foto hasil jepretan dari Kodak


moment." Aku tertawa.

"Kau membiarkanku membawamu dengan cambuk


berkuda."

"Apakah itu mengejutkanmu?"

"Ya."

Aku menyeringai.

"Yah, aku mungkin membiarkanmu melakukannya


itu lagi."

"Oh, aku harap begitu, Miss Steele. Akhir pekan ini?"

"Oke," Aku setuju, malu-malu.

"Oke?"

"Ya. Aku akan pergi ke Red Room of Pain lagi."

"Kamu memanggil namaku."

"Itu membuatmu terkejut?"

814
"Fakta bahwa aku menyukai keterkejutanku."

"Christian."

Dia menyeringai.

"Aku ingin melakukan sesuatu besok." Matanya


bersinar penuh kegembiraan.

"Apa?"

"Sebuah kejutan. Untukmu." Suaranya pelan dan


lembut.

Aku mengangkat alis dan menahan keinginan


menguap pada saat yang sama.

"Apa aku membuatmu bosan, Miss Steele?" Nadanya


tajam.

"Tidak pernah."

Dia membungkuk dan mencium lembut bibirku.

"Tidurlah," perintahnya, kemudian mematikan


lampu.

Suasana tenang, aku memejamkan mata, kehabisan


tenaga dan merasa puas, aku pikir aku di tengah
cuaca yang buruk. Dan meskipun semua yang
dikatakan, dan apa yang tidak dikatakan dia, kupikir

815
aku belum pernah merasa begitu bahagia seperti saat
ini.

816
Christian berdiri di sangkar baja. Mengenakan celana
jins robek yang lembut, dada dan kakinya telanjang,
dan dia menatapku. Tersenyum karena leluconnya
sendiri, terukir di wajah tampannya dan mata abu-
abunya meleleh. Di tangannya, dia memegang
semangkuk stroberi.

Dia berjalan seenaknya dengan postur tubuh atletis


yang anggun menuju bagian depan sangkar, menatap
tajam padaku. Sambil mengangkat stroberi yang
sudah matang, dia mengulurkan tangannya melalui
jeruji.

"Makan," katanya, lidahnya membelai bagian depan


langit-langit mulutnya sambil mengucapkan 'n'.

Aku mencoba bergerak ke arahnya, tapi aku terikat,


ditahan oleh beberapa kekuatan yang tak terlihat di
sekitar pergelangan tanganku, menahanku. Lepaskan
aku.

"Ayo, makan," katanya dengan senyum miringnya.

Aku menarik dan menarik ... Lepaskan aku! Aku ingin


menjerit dan berteriak, tapi tak ada suara yang
muncul. Aku jadi bisu. Ia mengulurkan lebih jauh
lagi, dan stroberi sampai dibibirku.

"Makan, Anastasia." Mulutnya menyebut setiap suku


kata namaku dengan sensual.

Aku membuka mulut dan menggigit, sangkarnya tiba-

817
tiba menghilang, dan tanganku bebas. Aku
mengulurkan tangan untuk menyentuhnya, jari-
jariku menyentuh rambut dadanya.

"Anastasia."

Tidak, aku mengerang.

"Ayo, Sayang."

Tidak. Aku ingin menyentuhmu.

"Bangun."

Tidak. Tolong. Mataku berkedip dengan enggan


membuka untuk sekian detik. Aku di tempat tidur
dan seseorang mengendus telingaku.

"Bangun, sayang," dia berbisik, dan pengaruh


suaranya yang merdu menyebar seperti karamel
hangat meleleh melalui pembuluh darahku.

Ini Christian. Astaga, masih gelap, dan bayangan dia


di mimpiku terus berlanjut, meresahkan dan
menggoda di kepalaku.

"Oh ... tidak," erangku. Aku ingin kembali ke


dadanya, kembali ke mimpiku. Mengapa dia
membangunkan aku?

Sepertinya masih tengah malam. Sialan. Apa dia


ingin seks - sekarang?

818
"Waktunya bangun, sayang. Aku akan menyalakan
lampu samping." Suaranya tenang.

"Tidak," aku mengerang.

"Aku ingin mengejar fajar denganmu," katanya, dia


mencium wajahku, kelopak mataku, ujung hidungku,
mulutku, dan aku membuka mata. Lampu samping
menyala. "Selamat pagi, cantik," bisiknya.

Aku mengeluh, dan dia tersenyum.

"Kau bukan orang yang suka bangun pagi," bisiknya.

Melalui cahaya yang redup, aku memicingkan mata


dan melihat Christian membungkuk, tersenyum. Geli.
Geli melihatku. Sudah berpakaian! Warna hitam.

"Aku pikir kau menginginkan seks," aku menggerutu.

"Anastasia, aku selalu menginginkan seks denganmu.


Rasanya menyenangkan mengetahui bahwa kau
merasakan hal yang sama," katanya datar.

Aku memandang dia saat mataku sudah bisa


menyesuaikan dengan cahaya, tapi dia masih terlihat
geli ... syukurlah.

"Tentu saja aku menginginkannya, hanya saja tidak


pada waktu yang masih terlalu larut."

819
"Ini bukan masih larut, ini sudah pagi. Ayo – kau
harus bangun. Kita akan jalan-jalan keluar. Nanti
aku akan menagih seksnya nanti."

"Aku tadi bermimpi menyenangkan," aku merengek.

"Mimpi tentang apa?" Tanyanya dengan sabar.

"Kamu." Aku tersipu.

"Apa yang aku lakukan kali ini?"

"Mencoba menyuapiku dengan buah stroberi."

Bibirnya berkedut bekas tanda tersenyum.

"Dr. Flynn mungkin senang mendengar itu. Cepat


berpakaian. Tak usah mandi, kita bisa melakukannya
nanti."

Kita!

Aku duduk, dan selimutnya turun di pinggangku,


memperlihatkan sebagian tubuhku. Dia berdiri untuk
memberiku ruang, matanya gelap.

"Jam berapa sekarang?"

"5:30 pagi."

"Terasa seperti masih jam 03:00 pagi."

820
"Kita tak punya banyak waktu. Aku sudah
membiarkan kau tidur selama mungkin. Ayolah."

"Tidak bisakah aku mandi?"

Dia mendesah.

"Jika kau mandi, aku ingin mandi bersamamu, kau


dan aku tahu apa yang akan terjadi setelahnya –kita
harus berangkat pagi-pagi ini. Ayolah."

Dia begitu semangat. Seperti anak kecil, dia menjadi


penuh harap dan semangat.Yang membuatku
tersenyum.

"Apa yang akan kita lakukan?"

"Ini kejutan. Seperti yang sudah aku katakan."

Aku tak tahan untuk tak tersenyum ke arahnya.

"Oke." Aku merangkak keluar dari tempat tidur dan


mencari pakaianku. Tentu saja semuanya sudah
terlipat rapi di kursi samping tempat tidurku. Dia
menata sepasang celana boxer jersey Ralph Lauren-
nya juga. Aku mengenakan boxernya, dan dia nyengir
melihatku. Hmm, sepotong pakaian dalam Christian
Grey yang lain – sebuah piala untuk menambah
koleksiku - beserta dengan mobil, BlackBerry, Mac,
jaket hitam, dan satu set novel tua edisi pertama yang
sangat berharga. Aku menggeleng kepala pada
kemurahan hatinya, dan aku mengerutkan kening

821
mengingat adegan dari Tess melintasi pikiranku:
adegan stroberi. Itu muncul dalam mimpiku. Persetan
dengan Dr. Flynn - Freud akan senang menelitinya -
dan mungkin dia sudah meninggal mencoba
menangani masalah Fifty Shades.

"Aku akan memberimu ruang sekarang karena kau


sudah bangun." Christian Keluar menuju ruang tamu,
dan aku masuk ke kamar mandi. Aku punya
kebutuhan untuk mencuci dengan segera. Tujuh
menit kemudian, Aku sudah berada di ruang tamu,
menggosok badan, menyikat gigi dan memakai jeans,
kamisolku, dan celana dalam Christian Grey.
Christian melirik ke atas dari meja makan kecil di
mana dia sedang sarapan. Sarapan! Astaga, saat ini.

"Makanlah," katanya.

Ya ampun ... mimpiku. Aku melongo padanya,


memikirkan lidahnya di langit-langit mulutnya.
Hmm, lidahnya yang ahli.

"Anastasia," katanya dengan tegas, menarikku keluar


dari lamunan.

Ini benar-benar masih terlalu pagi bagiku. Bagaimana


aku bisa makan?

"Aku akan minum teh. Bisakah aku mendapatkan


croissant untuk nanti?"

Matanya curiga menatapku, dan aku tersenyum

822
sangat manis.

"Jangan memperagakan pertunjukan didepanku,


Anastasia," dia memperingatkan dengan lembut.

"Aku akan makan nanti saat perutku sudah bangun.


Sekitar 07:30 ... oke?"

"Oke." Dia menatap kearahku.

Sejujurnya. Aku harus berkonsentrasi keras untuk


tak mencibir ke arahnya.

"Aku ingin memutar mata padamu."

"Silahkan saja, lakukan, dan kamu akan membuat


hariku jadi lengkap," katanya tegas.

Aku menatap langit-langit.

"Yah, kukira pukulan dipantat bisa


membangunkanku." Aku mengerutkan bibir dengan
tenang.

Mulut Christian menganga.

"Di sisi lain, aku tak ingin kau jadi panas dan
terganggu, karena cuaca di sini sudah cukup hangat."
Aku mengangkat bahu acuh tak acuh.

Christian menutup mulutnya dan berusaha sangat


keras untuk tak terlihat senang, tapi usahanya sia-

823
sia, Aku bisa melihat humor yang bersembunyi di
belakang matanya.

"Kau, seperti biasa, suka menantang, Miss Steele.


Minum tehmu."

Aku melihat label Twinings, dan didalam hatiku


bernyanyi. Lihat, dia sangat peduli, alam bawah
sadarku menyeringai padaku. Aku duduk berhadapan
dengannya, minum sambil melihat keindahannya.
Apakah aku akan merasa cukup dari pria ini?

Saat kami meninggalkan ruangan, Christian


melempar sweter padaku.

"Kau akan membutuhkan itu."

Aku menatapnya, bingung.

"Percayalah." Dia menyeringai, membungkuk dan


mencium bibirku dengan cepat, kemudian meraih
tanganku dan kami berjalan keluar.

Di luar, relatif dingin, belum begitu terang masih


menjelang fajar, petugas valet memberikan pada
Christian satu set kunci mobil sport mengkilat dengan
warna lembut. Aku mengangkat alis pada Christian,
dan dia menyeringai ke arahku.

"Kau tahu, kadang-kadang sangat menyenangkan


untuk menjadi diriku sendiri," katanya dengan
senyum konspirasi tapi puas bahwa aku hanya tak

824
bisa membantu menyamai. Dia begitu mudah dicintai
pada saat dia berkelakar dan santai. Dia membuka
pintu mobil untukku dengan cara membungkuk
secara berlebihan, dan aku naik. Dia sedang dalam
suasana hati yang bagus.

"Kita mau kemana?"

"Nanti kau akan tahu." Dia menyeringai saat dia


mengendarai mobil, dan kami keluar menuju
Savannah Parkway. Dia memprogram GPS dan
menekan sebuah tombol di roda kemudi dan suara
orkestra klasik menggema didalam mobil.

"Apa ini?" Aku bertanya dengan manis, suara yang


merdu dari ratusan senar biola assails.

"Ini dari La Traviata. Sebuah opera karya Verdi."

Oh, ... itu sangat indah.

"La Traviata? Aku sudah pernah mendengar itu. Aku


lupa dimana pernah mendengar itu. Apa
maksudnya?"

Christian melirikku dan nyengir.

"Yah, secara harfiah, wanita yang disesatkan. Berasal


dari buku Alexander Dumas, La Dame aux Camelias."

"Ah. Aku pernah membacanya."

825
"Sudah kuduga."

"Kisah tentang pelacur yang malang." Aku menggeliat


tak nyaman di kursi kulit yang mewah. Apa dia
mencoba mengatakan sesuatu padaku? "Hmm, cerita
yang menyedihkan," aku bergumam.

"Terlalu menyedihkan? Apa kau ingin memilih


musiknya? Ini ada di iPodku " Christian memiliki
senyum rahasia lagi.

Aku tak bisa melihat dimana iPod-nya. Dia


menyentuh layar diatas konsol antara kami, dan
muncul – playlist lagu-lagunya.

"Kau yang pilih." Bibirnya berkedut tersenyum, dan


aku tahu itu adalah sebuah tantangan.

IPod punya Christian Grey, ini pasti menarik. Aku


menelusuri layar sentuh, dan menemukan lagu yang
sempurna. Aku menyentuh tulisan play. Aku tak tahu
dia penggemar Britney. Klub-mix, techno beat
mengganggu kita berdua, dan Christian mengecilkan
volumenya. Mungkin masih terlalu pagi untuk
mendengar musik Britney yang sangat sensual.

"Toxic, eh?" Christian menyeringai.

"Aku nggak tahu apa maksudmu." Aku berpura-pura


tak bersalah.

Dia mengurangi suara musiknya sedikit lebih turun,

826
dan aku memeluk diriku sendiri. Dewi batinku berdiri
di atas podium menunggu medali emasnya. Dia hanya
mengurangi suara musiknya. Menang!

"Aku tidak menyimpan lagu itu di iPod ku," katanya


santai, dan kakinya mengijak gas di bawah hingga
aku terlempar kembali ke kursiku saat mobil melaju
dengan cepat di sepanjang jalan bebas hambatan.

Apa? Dia tahu apa yang dia lakukan, brengsek. Siapa


yang melakukan? Dan aku harus mendengarkan
Britney terus menerus. Siapa ... siapa?

Lagu berakhir dan iPod berganti dengan suara


Damien Rice yang sendu. Siapa? Siapa? Aku menatap
ke luar jendela, perutku bergolak. Siapa?

"Itu Leila," jawab dia menjawab pikiranku yang tak


terucap. Bagaimana dia melakukannya?

"Leila?"

"Seorang mantan, yang menaruh lagu di iPod-ku."

Aku duduk tertegun dengan latar belakang suara


Damien warbles. Seorang mantan ... mantan
submisif? Seorang mantan.

"Salah satu lima belas itu?" Aku bertanya.

"Ya."

827
"Apa yang terjadi padanya?"

"Kita putus."

"Kenapa?"

Oh astaga. Masih terlalu pagi untuk membicarakan


tentang ini. Tapi dia terlihat santai, bahkan lebih
bahagia, dan terlebih lagi banyak bicara.

"Dia ingin lebih." Suaranya rendah, bahkan


introspektif, dan dia meninggalkan kalimat
menggantung di antara kami, berakhir dengan kata
sedikit kuat lagi.

"Dan kau tak mau?" Aku bertanya sebelum aku bisa


menggunakan otakku untuk menyaring mulutku.
Sial, aku ingin tahu?

Dia menggelengkan kepalanya.

"Aku tak pernah menginginkan ‘lebih’, sampai aku


bertemu denganmu."

Aku terkesiap, terguncang. Oh. Bukankah ini yang


aku inginkan? Dia ingin. Dia ingin ‘lebih’, juga! Dewi
batinku salto kebelakang dari podium dan melakukan
salto di sekitar stadion. Ini bukan hanya aku saja
yang memnginginkan lebih.

"Apa yang terjadi dengan empat belas lainnya?" Aku


bertanya.

828
Astaga dia mau bicara – segera ambil kesempatan.

"Kau ingin daftar? Cerai, dipenggal, meninggal?"

"Kau bukan Henry VIII."

"Oke. Secara tak berurutan, aku hanya memiliki


hubungan jangka panjang dengan empat wanita,
selain dengan Elena."

"Elena?"

"Kau menyebutnya Mrs. Robinson." Dia setengah


tersenyum dengan senyum lelucon rahasianya.

Elena! Brengsek. Setan satu ini memiliki nama dan


terdengar sangat asing. Sebuah bayangan menggoda,
perempuan nakal berkulit pucat dengan rambut
hitam lurus dan bibir merah ruby terlintas masuk ke
dalam pikiran, dan aku tahu bahwa dia cantik. Aku
tak boleh diam. Aku tak boleh diam.

"Apa yang terjadi dengan empat lainnya?" Aku


bertanya untuk mengalihkan perhatianku.

"Begitu ingin tahu, begitu bersemangat mendapat


informasi, Miss Steele," dia menegur dengan
bercanda.

"Oh, Mr. Kapan Kamu Menstruasi?"

829
"Anastasia – seorang pria perlu mengetahui hal itu."

"Benarkah begitu?"

"Aku harus melakukan itu."

"Kenapa?"

"Karena aku tak ingin kau hamil."

"Aku juga tidak! Yah, tidak untuk beberapa tahun


lagi."

Christian berkedip kaget, kemudian tampak santai.


Oke. Christian tak menginginkan anak.

Sekarang atau tidak pernah sama sekali? Aku tiba-


tiba terguncang, belum pernah ada yang menyerang
sebelumnya dari keterbukaannya. Mungkin masih
terlalu pagi? Ada sesuatu dengan air Georgia? Udara
Georgia? Apa lagi yang ingin ketahui? Carpe Diem.

"Jadi empat lainnya, apa yang terjadi?" Aku bertanya.

"Salah satu bertemu dengan orang lain. Tiga lainnya


ingin – ‘lebih’. Aku belum mengnginkan ‘lebih’."

"Dan yang lainnya?" Aku mendesaknya.

Dia melirikku sebentar dan hanya menggeleng.

"Hanya tidak berhasil."

830
Wah, seember-beban informasi untuk diproses. Aku
melirik cermin di samping mobil, dan aku melihat
lingkaran lembut warna merah jambu dan warna biru
laut diatas langit di belakang. Fajar mengikuti kita.

"Kita akan menuju kemana?" Aku bertanya, bingung,


menatap keluar pada I-95. Kami menuju selatan, itu
saja yang aku tahu.

"Lapangan terbang."

"Kita tak akan kembali ke Seattle, kan?" Aku


terkesiap, terkejut. Aku belum mengatakan selamat
tinggal pada ibuku. Astaga, dia mengharapkan kita
untuk makan malam.

Dia tertawa.

"Tidak, Anastasia, kita akan menikmati hobi favorit


keduaku."

"Kedua?" Aku mengerutkan kening padanya.

"Yap. Aku sudah bilang favoritku pagi ini."

Aku melirik profilnya yang hebat, mengerutkan


kening, aku memeras otak.

"Memanjakan dirimu, Miss Steele, harus menjadi


puncak dari daftarku. Dengan cara apapun aku bisa
mendapatkanmu."

831
Oh,

"Yah itu cukup tinggi di daftar pengalihanku,


prioritas ganjil juga." Gumamku, memerah.

"Aku senang mendengarnya," gumamnya datar.

"Jadi, lapangan udara?"

Dia nyengir.

"Membubung."

Istilah itu seperti lonceng samar-samar berbunyi. Dia


pernah menyebutkan sebelumnya.

"Kita akan mengejar fajar, Anastasia." Dia berbalik


dan menyeringai padaku saat GPS menunjukkan arah
untuk berbelok ke kanan menuju tempat seperti
sebuah kompleks industri. Dia berhenti di depan
bangunan besar bercat putih dengan papan tulisan
Brunswick Soaring Association.

Gliding! Kita akan terbang layang?

Dia mematikan mesin.

"Kamu siap untuk ini?" Tanya dia.

"Kau terbang?"

832
"Ya."

"Ya, aku mau!" Aku tak ragu. Dia menyeringai dan


membungkuk ke depan dan menciumku.

"Pertama kali lainnya, Miss Steele," katanya sambil


keluar dari mobil.

Pertama? Jenis pertama apa? Pertama kali terbang


glider ... sial! Tidak - dia mengatakan sudah pernah
melakukan sebelumnya. Aku rileks. Dia jalan
memutar dan membuka pintuku. Langit telah
berubah seperti batu opal yang halus, berkilau dan
bersinar lembut di balik awan yang sporadis kekanak-
kanakan. Fajar diatas kita.

Mengambil tanganku, Christian membawaku


memutari bangunan besar yang permukaannya
dilapisi dengan aspal di mana ada beberapa pesawat
yang diparkir. Di samping sebuah pesawat ada
seorang pria dengan rambut dicukur rapi dan
matanya tampak liar, ditemani Taylor.

Taylor! Bisakah Christian pergi kemana-mana tanpa


pria itu? Aku tersenyum padanya, dan dia tersenyum
ramah membalasku.

"Mr. Grey, ini pilot penarik anda, Mr. Mark Benson,"


kata Taylor. Christian dan Benson berjabat tangan
dan memulai percakapan, yang terdengar masalah
teknis mengenai kecepatan angin, arah, dan
sejenisnya.

833
"Halo, Taylor," gumamku malu-malu.

"Miss Steele." Dia mengangguk memberi salam


padaku, dan aku mengerutkan kening. "Ana," dia
mengoreksi. "Dia seperti berada di neraka beberapa
hari terakhir ini. Rasanya senang kita berada disini,"
katanya penuh rahasia.

Oh, ini adalah berita baru - Kenapa? Tentu saja


bukan karena aku! Pengungkapan hari Kamis! Pasti
ada sesuatu didalam air Savannah yang membuat
pria-pria ini agak sedikit santai.

"Anastasia," Christian memanggilku. "Ayo." Dia


mengulurkan tangannya.

"Sampai nanti." Aku tersenyum pada Taylor, dan


memberiku homat dengan cepat, dia kembali menuju
tempat parkir.

"Mr. Benson, ini pacarku Anastasia Steele."

"Senang bertemu denganmu," bisikku saat kami


berjabat tangan.

Benson memberiku senyum yang mempesona.

"Demikian juga denganku," katanya, dan aku bisa


menebak dari aksennya bahwa dia pria Inggris.

Saat aku menggenggam tangan Christian, ada

834
kegembiraan yang meningkat di dalam perutku. Wow
... gliding! Kami mengikuti Mark Benson keluar
hangar menuju runway. Dia dan Christian terus
bercakap-cakap sambil berjalan. Aku bisa memahami
intinya. Kami akan naik Blanik glider L-23,
sepertinya lebih baik daripada L-13, meskipun masih
diperdebatkan. Benson akan menerbangkan Piper
Pawnee. Dia sudah pernah menerbangkan tail
draggers selama kurang lebih lima tahun. Semua itu
tak ada artinya bagiku, tapi aku melirik ke arah
Christian, dia begitu bersemangat, sangat
menyenangkan untuk menontonnya.

Pesawatnya agak panjang, ramping, dan warna putih


dengan garis-garis oranye. Kokpitnya kecil dengan
dua tempat duduk satu di depan, satu lagi dibelakang.
Saling terhubung dengan kabel putih yang panjang,
pesawat konvensional kecil dengan satu baling-baling.
Benson membuka lebar, Perspex dome bening yang
menutupi kokpit, sehingga kita bisa memanjat untuk
masuk.

"Pertama-tama kita perlu mengikat tali parasutmu."

Parasut!

"Aku yang akan melakukan itu," potong Christian dan


mengambil harness dari Benson, dia tersenyum
menuruti permintaannya.

"Aku akan mengambil beberapa ballast," kata Benson


dan berjalan menuju pesawat.

835
"Kau menyukai mengikatku pada suatu benda." Aku
mengamati dengan datar.

"Miss Steele, kau sama sekali tak tahu. Sini, masuk


ke tali pengikatnya."

Aku lakukan apa yang dia katakan, menempatkan


tanganku di bahunya. Christian sedikit menegang
tapi tak bergerak. Setelah kakiku masuk ke dalam
lingkaran, dia menarik parasut keatas, dan aku
menempatkan tanganku memasukkan tali kebahu.
Dengan tangkas dia mengikat harness dan
mengencangkan semua tali.

"Harnessmu sudah terikat sempurna ," katanya


lembut, tapi matanya berkilauan. "Apa kau membawa
ikat rambutmu?"

Aku mengangguk.

"Kau ingin aku mengikat rambutku ke keatas?"

"Ya."

Aku segera melakukan apa yang dia katakan.

"Kau naik dulu," perintah Christian. Dia masih


sangat bossy. Aku segera naik ke belakang.

"Jangan, yang di depan. Pilot duduk di belakang."

836
"Tapi kau tak akan bisa melihat."

"Aku akan bisa melihat banyak." Dia menyeringai.

Kupikir aku belum pernah melihat dia begitu


gembira, sangat bossy, begitu bahagia. Aku naik, dan
duduk di kursi yang terbuat dari kulit. sangat
mengejutkan ternyata rasanya nyaman. Christian
membungkuk, menarik harness diatas bahuku,
menjangkau sabuk yang dibawah kedua kakiku, dan
memasukkan ke dalam pengikat yang terletak diatas
perutku. Dia mengencangkan semua tali penahannya.

"Hmm, dua kali terjadi di satu pagi, aku seorang pria


yang sangat beruntung," bisiknya dan menciumku
dengan cepat.

"Tak akan lama – kurang lebih dua puluh sampai tiga


puluh menit. Thermal tak terlalu bagus pada pagi
hari, tapi sangat menakjubkan di atas sana pada jam
seperti ini. Aku harap kau tak gugup."

"Terlalu bersemangat." Kataku berseri-seri.

Darimana senyum konyol ini berasal? Sebenarnya,


bagian dalam diriku sangat ketakutan. Dewi batinku
berada di bawah selimut di belakang sofa.

"Bagus." Dia menyeringai kembali, membelai


wajahku, lalu menghilang dari pandanganku.

Aku mendengar dan merasakan gerakannya saat dia

837
memanjat naik di belakangku. Tentu saja dia
mengikatku begitu erat agar aku tak bisa menengok
kebelakang untuk melihatnya ... seperti biasanya!
Kami masih di-apron. Di depanku ada beberapa
tombol diatas panel dan tuas dan stick yang besar.
Aku membiarkan saja dan tak berani menyentuh.

Mark Benson muncul dengan senyum ceria sambil


memeriksa taliku dan mencondongkan tubuhnya dan
memeriksa lantai kokpit. Aku pikir itu balast.

"Ya, itu sudah aman. Pertama kali? "Tanyanya


padaku.

"Ya."

"Kamu akan menyukainya."

"Terima kasih, Mr. Benson."

"Panggil aku Mark." Kemudian dia bertanya pada


Christian. "Oke?"

"Yup. Ayo kita mulai."

Aku sangat senang karena belum makan apa-apa.


Aku lebih dari bersemangat, dan kupikir perutku tak
akan setuju dengan makanan, kegembiraan, dan
meninggalkan tanah pada saat bersamaan. Sekali
lagi, aku mempercayakan diriku pada tangan-tangan
terampil pria tampan ini. Mark menutup tutup
kokpit, berjalan ke pesawat yang ada di depan, dan

838
memanjat menaikinya.

Pesawat Piper dengan baling-baling tunggal mulai


dinyalakan, dan perutku yang gelisah berpindah
dengan sendirinya ke tenggorokanku. Astaga ... aku
benar-benar melakukan ini. Mark menjalankan
pesawat pelan-pelan menuju runway, dan kabelnya
menegang, tiba-tiba kami ketarik maju. Kita
mengudara. Aku mendengar suara obrolan di radio
belakangku. Aku pikir itu Mark yang berbicara
dengan menara - tapi aku tak bisa mendengar apa
yang dia katakan.

Saat Piper melaju cepat, begitu juga dengan kami.


Rasanya seperti terpental-pental, dan di depan kita,
pesawat single prop masih di tanah. Astaga, kapan
kita naik? Dan tiba-tiba, perutku menghilang dari
tenggorokanku dan terjun bebas dari tubuhku jatuh
ke tanah - kita ada di udara.

"Kita mulai naik, sayang!" Teriak Christian dari


belakangku. Dan kami berada didalam gelembung
kami sendiri, hanya kami berdua. Yang aku dengar
hanyalah suara angin gemersik yang lewat dan
dengungan mesin Piper dari kejauhan.

Aku mencengkeram pinggir kursiku dengan kedua


tangan, begitu erat buku-buku jariku memutih.

Kami menuju barat, menjauhi matahari terbit,


menambah ketinggian, melintasi diatas ladang, hutan
dan rumah-rumah dan I-95. Oh. Sungguh

839
menakjubkan, di atas kita hanya langit. Cahayanya
sangat luar biasa, warnanya menyebar dan hangat,
dan aku ingat José mengoceh tentang 'jam ajaib', saat
waktu yang tepat buat fotografer mengaguminya - ini
dia ... hanya setelah fajar, dan aku di dalamnya,
dengan Christian.

Tiba-tiba, aku teringat dengan pameran José itu.


Hmm. Aku perlu untuk memberitahu Christian. Aku
ingin tahu sekilas bagaimana dengan reaksinya. Tapi
aku tak ingin khawatir tentang itu, tidak sekarang -
Aku ingin menikmati pengalaman ini. Telingaku
berdengung saat kita berada di ketinggian, dan
semakin jauh dari daratan. Begitu damai. Aku benar-
benar mengerti mengapa dia suka berada di sini. Jauh
dari BlackBerry-nya dan semua tekanan dari
pekerjaannya.

Radio berbunyi, dan Mark menyebutkan 3.000 kaki.


Astaga, kedengarannya sangat tinggi. Aku cek
kebawah, dan aku tak bisa lagi melihat secara jelas
apa saja yang ada di sana.

"Lepaskan," kata Christian ke radio, dan tiba-tiba


Piper menghilang, dan tarikan sensasi pesawat kecil
itu tiba-tiba sudah tak ada lagi. Kami melayang,
melayang di atas Georgia.

Astaga – ini sangat menarik. Pesawat miring saat


sayapnya dibawah kami berbelok, dan berputar-putar
menuju matahari. Seperti Icarus. Ini dia. Aku terbang
mendekati matahari, tapi dia bersamaku,

840
memimpinku. Aku terkesiap saat menyadari. Kami
berputar-putar dan berputar-putar, pemandangan
sinar pagi yang spektakuler.

"Pegang erat-erat!" Dia berteriak, dan kita menukik


lagi - hanya saja kali ini dia tidak berhenti. tiba-tiba,
aku terbalik, melihat tanah melalui bagian atas
kanopi kokpit.

Aku menjerit keras, tanganku secara otomatis tak


terkontrol, tanganku secara otomatis terentang pada
Perspex menahan supaya aku tak jatuh. Aku bisa
mendengarnya tertawa. Brengsek! Tapi
kegembiraannya menular, dan aku tertawa saat dia
membalikan pesawat lagi.

"Aku senang aku tidak sarapan!" Teriakku padanya.

"Ya, bisa dipikir-pikir, ada baiknya kau tak makan,


karena aku akan melakukannya lagi."

Dia memiringkan pesawat sekali lagi sampai kita


terbalik. Kali ini, karena aku sudah siap, aku
bertahan pada harnessku, dan itu membuatku
tersenyum dan tertawa seperti orang bodoh. Dia
membalikkan pesawat sekali lagi.

"Indah, bukan?" Dia berteriak.

"Ya."

Kami melayang, menukik dengan anggun di udara,

841
mendengarkan angin dan kesunyian, dalam cahaya
pagi hari. Siapa yang bisa meminta lebih?

"Lihat joy-stick di depanmu?" Dia berteriak lagi.

Aku melihat stick yang bergerak sedikit di antara


kedua kakiku. Oh tidak, Apa yang dia inginkan
dengan ini?

"Ambil dan tahan."

Oh sial. Dia akan membuatku menerbangkan


pesawat. Tidak!

"Ayo, Anastasia. Ambil," dia mendesakku lebih keras.

Untuk sementara, aku memahaminya dan merasakan


terempas dan oleng dari apa yang aku anggap
pengaruh dari kemudinya dan tongkat atau apapun
yang membuat ini tetap di udara.

"Pegang erat-erat ... pertahankan supaya tetap stabil.


Lihat tombol tengah di depan? Jaga jarumnya tetap
ditengah."

Hatiku berada di mulutku. Sialan. Aku


menerbangkan glider ... aku membubung.

"Gadis pintar." Christian kedengaran senang.

"Aku kagum kau membiarkanku memegang kontrol,"


aku berteriak.

842
"Kau akan menjadi kagum bagaimana aku
membiarkan kau melakukan itu, Miss Steele.
Kembalikan padaku sekarang."

Tiba-tiba aku merasakan gerakan pada joystick, dan


aku melepaskan saat kita berputar-putar turun
beberapa kaki, telingaku mulai berdengung lagi.
Daratan semakin dekat, dan rasanya kita akan
menghantam tanah tak lama lagi. Astaga, sangat
menakutkan.

"BMA, ini BG N Papa 3 Alpha, memasuki ‘arah angin


kiri runway 7 menuju landasan, BMA." Christian
terdengar otoriter seperti biasa. Menara menjawab
dia melalui radio, tapi aku tak mengerti apa yang
mereka katakan. Kami melayang berputar lagi dalam
lingkaran yang melebar, turun perlahan-lahan ke
landasan. Aku bisa melihat bandara, lajur
pendaratan, dan kami terbang kembali ke I-95.

"Pegangan yang erat, sayang. Ini akan terasa seperti


melonjak-lonjak."

Setelah berputar lagi kami miring, dan tiba-tiba kami


sudah berada di landasan dengan suara dentuman
singkat, melaju sepanjang landasan - Astaga. Gigiku
gemertak saat kami berbenturan dengan kecepatan
yang mengejutkan di landasan, sampai akhirnya kami
berhenti. Pesawat bergoyang sedikit kemudian miring
ke kanan.

843
Aku mengambil nafas dalam-dalam sedangkan
Christian membungkuk dan membuka tutup kokpit,
memanjat keluar dan meregangkaan tubuhnya.

"Bagaimana rasanya?" tanyanya, dan mata abu-


abunya bersinar perak menyilaukan. Dia
membungkuk dan melepaskanku.

"Luar biasa. Terima kasih," bisikku.

"Apa itu artinya lagi?" Dia bertanya, suaranya


diwarnai dengan harapan.

"Lebih dari cukup," aku mengambil napas, dan dia


menyeringai.

"Ayo." Dia mengulurkan tangannya padaku, dan aku


memanjat keluar dari kokpit.

Begitu aku keluar, dia menarikku dan memelukku,


aku memerah. Tiba-tiba tangannya di rambutku,
menarik kepalaku miring kebelakang, dan tangan
satunya turun ke punggungku. Dia menciumku, lama,
keras, dan penuh gairah, lidahnya di dalam mulutku.

Napasnya meningkat, gairahnya ... Sialan – bagian


tubuhnya mengeras ... kami masih di apron. Tapi aku
tak peduli. Tanganku memutar di rambutnya, aku
menahannya. Aku menginginkan dia, di sini,
sekarang, di-apron. Dia menjauh dan menatap ke
arahku, matanya sekarang gelap dan berkilau di
dalam cahaya pagi hari, penuh gairah, sensualitas

844
penuh kesombongan. Wow. Dia mengejutkanku.

"Sarapan," bisiknya, suaranya terdengar erotis penuh


kenikmatan.

Bagaimana dia bisa membuat bacon dan telur


terdengar seperti buah terlarang? Ini adalah
keterampilan luar biasa. Dia berbalik, menggenggam
tanganku, dan kami kembali menuju mobil.

"Bagaimana dengan glidernya?"

"Seseorang akan mengurus itu?", Katanya acuh. "Kita


akan makan sekarang." Nada suaranya tegas.

Makanan! Dia berbicara makanan, meski yang aku


inginkan adalah dia.

"Ayo." Dia tersenyum.

Aku belum pernah melihat dia seperti ini, sangat


menyenangkan untuk dilihat. Aku merasakan diriku
berjalan di sampingnya, bergandengan tangan,
dengan senyum bodoh dan konyol yang terpampang di
wajahku. Semua ini mengingatkan aku saat aku
berumur sepuluh tahun dan menghabiskan seharian
di Disneyland dengan Ray. Itu merupakan hari yang
sempurna, dan hari ini aku yakin rasanya sama.

Kembali ke mobil, dan kita kembali kearah I-95


menuju Savannah, alarm ponselku berbunyi. Oh ya ...
pilku.

845
"Apa itu?" tanya Christian, penasaran, melirikku.

Aku merogoh kedalam tasku untuk mengambilnya.

"Alarm untuk minum pilku," aku bergumam hingga


pipiku merah.

Bibirnya senyum naik keatas.

"Bagus, senang sekali. Aku benci kondom."

Mukaku memerah lagi. Dia sok menggurui seperti


biasa.

"Aku suka saat kau memperkenalkanku pada Mark


sebagai pacarmu," bisikku.

"Bukankah itu benar?" Dia mengangkat alis.

"Benarkah? Kupikir kau menginginkan seorang


submisif."

"Ya, Anastasia, dan aku menginkan itu. Tapi aku


sudah bilang, aku ingin ‘lebih’ juga."

Oh. Dia datang seperti berputar-putar, dan harapan


melonjak dalam diriku, meninggalkanku terengah-
engah.

"Aku sangat senang bahwa kau ingin ‘lebih’," bisikku.

846
"Kami bertujuan untuk menyenangkan, Miss Steele."
Dia menyeringai saat kami berhenti di International
House of Pancakes.

"IHOP." Aku tersenyum ke arahnya. Aku tak percaya.


Siapa sangka ... Christian Grey berada di IHOP.

847
Saat ini sudah jam 08:30 tapi restoran masih sepi.
Baunya dari adonan manis, makanan gorengan, dan
desinfektan. Hmm ... bukan seperti aroma yang
menarik. Christian menuntunku ke sebuah meja.

"Aku tak akan pernah membayangkan kau berada di


sini," kataku saat kami menuju sebuah meja.

"Ayahku biasanya mengajak kami untuk makan salah


satu dari sini setiap kali ibuku pergi ke konferensi
medis. Itu rahasia kami." Dia tersenyum padaku.,
Mata abu-abunya menari-nari, lalu mengambil menu,
tangannya menyisir rambutnya yang berantakan saat
dia membaca menu itu.

Oh, aku ingin tanganku yang menyisir rambutnya itu.


Aku mengambil menu dan membacanya. Aku
menyadari aku sudah kelaparan.

"Aku tahu apa yang aku inginkan," dia mengambil


nafas, suaranya rendah dan serak.

Aku meliriknya, dan dia menatapku dengan cara yang


bisa mengencangkan semua otot di dalam perutku
dan membuatku melayang, matanya gelap dan
membara. Sialan. Aku menatap dia, darahku
menyanyi di pembuluh darahku seperti menjawab
panggilannya.

"Aku ingin apa yang kau inginkan," bisikku.

Dia menarik nafas dengan tajam.

848
"Di sini?" dia bertanya penuh arti, sambil mengangkat
alis ke arahku, tersenyum nakal, giginya mengigit
ujung lidahnya.

Oh ... seks di IHOP. ekspresinya berubah, menjadi


lebih gelap.

"Jangan menggigit bibirmu," dia memerintah.


"Jangan di sini, tidak sekarang." Sesaat matanya
mengeras, dan dia terlihat begitu sangat berbahaya.
"Jika aku tak bisa memiliki kau di sini, jangan
menggodaku."

"Hai, Namaku Leandra, Apa yang bisa saya bantu


untuk Anda ... eh ... bro ... eh ... hari ini, pagi ini ...?"
Suaranya tergagap, tersandung kata-katanya sendiri,
saat dia menatap Mr. Tampan di seberangku.
Mukanya bertambah merah, dan sedikit simpati
untuk keiinginannya yang tak disukai Christian
memasuki kesadaranku karena dia masih melakukan
itu padaku. Kehadirannya memungkinkanku untuk
melepaskan diri sesejenak dari tatapan sensualnya
itu.

"Anastasia?" Dia menanyakan padaku,


mengabaikannya, dan aku tak pernah berpikir bahwa
ada seseorang yang bisa meremas-remas gairahku
seperti yang dilakukannya pada saat memanggil
namaku.

Aku menelan ludah, berdoa agar mukaku tidak

849
berwarna sama dengan Leandra yang malang.

"Aku sudah bilang, aku menginginkan apa yang kau


inginkan." Aku menjaga agar suaraku lembut, pelan,
dan dia menatapku dengan kelaparan. Astaga, dewi
batinku tak sadarkan diri. Apakah aku akan
mengikuti permainan ini?

Leandra melihat padaku dan kembali menatapnya


lagi. Mukanya hampir sama dengan warna rambut
merah mengkilapnya.

"Haruskah aku memberi waktu kalian satu menit


untuk memutuskan?"

"Tidak. Kita tahu apa yang kita inginkan." Mulut


Christian berkedut dengan senyum kecil, yang sangat
seksi.

"Kami pesan dua porsi pancake buttermilk original


dengan sirup maple dan bacon di sampingnya, dua
gelas jus jeruk, satu kopi hitam dengan susu skim,
dan secangkir English breakfast tea, jika kau punya,"
kata Christian, tak mengalihkan pandangan dariku.

"Terima kasih Sir. Apakah itu sudah semua?" bisik


Leandra, pandangannya mencari-cari di antara kita.
Kami berdua bergantian menatapnya, dan dia
memerah lagi dan meninggalkan kami.

"Kau tahu itu benar-benar tak adil." Aku


memperhatikan permukaan meja berlapis Formika,

850
menelusuri pola di atasnya dengan jari telunjukku,
berusaha terdengar acuh tak acuh.

"Apa maksudnya tak adil?"

"Bagaimana kamu memperdaya orang-orang. Wanita.


Aku."

"Apa aku memperdayamu?"

Aku mendengus.

"Sepanjang waktu."

"Itu hanya kelihatannya saja, Anastasia," katanya


ringan.

"Tidak, Christian, itu jauh lebih dari itu."

Alisnya berkerut.

"Kau memperdayaku sepenuhnya, Miss Steele.


Kepolosanmu. Yang bisa menghilangkan semua
omong kosong itu."

"Apakah itu sebabnya mengapa kau berubah pikiran?"

"Berubah pikiranku?"

"Ya – tentang ... emm ... kita?"

Dia mengelus dagunya dengan jari-jari yang terampil.

851
"Aku tak berpikir aku sudah mengubah pikiranku
sendiri. Kita hanya perlu mendefinisikan kembali
parameter kita, jika kau mau kita bisa merevisi ulang
garis-garis perjanjian kita. Kita bisa membuat ini
supaya bisa berjalan, aku yakin. Aku ingin kau
sebagai submisif di ruang bermainku. Aku akan
menghukummu jika kau menyimpang aturan. Selain
dari itu ...

yah, aku pikir semua itu bisa kita diskusikan. Semua


ini adalah kebutuhanku, Miss Steele. Apa yang kau
ingin katakan tentang itu?"

"Jadi aku bisa tidur denganmu? Di tempat tidurmu?"

"Apakah itu yang kau inginkan?"

"Ya."

"Aku setuju itu. Lagi pula, aku bisa tidur nyenyak


saat kau berada di tempat tidurku. Aku tak tahu
kenapa bisa begitu." Alisnya berkerut lalu suaranya
menghilang.

"Aku takut kau akan meninggalkanku jika aku tak


setuju dengan semua itu," bisikku.

"Aku tak akan ke mana-mana, Anastasia. Selain ... "


Suaranya tiba-tiba menghilang, dan setelah berpikir
sejenak, dia menambahkan. "Kita bisa berkompromi
mengikuti saranmu, definisimu. Kau mengirim email

852
untukku. Dan sejauh ini, Aku bisa memahaminya."

"Aku merasa senang karena kau juga ingin ‘lebih’,"


gumamku malu-malu.

"Aku tahu."

"Bagaimana kau tahu?"

"Percayalah. Aku baru saja melakukan." Dia


menyeringai ke arahku. Dia menyembunyikan
sesuatu. Apa?

Pada saat itu, Leandra datang membawa sarapan dan


pembicaraan kami langsung berhenti. Perutku
keroncongan, mengingatkanku bagaimana aku sangat
kelaparan. Christian menonton dengan setuju saat
aku melahap semua yang ada di piringku.

"Bisakah aku mentraktirmu?" Aku meminta


Christian.

"Mentraktirku bagaimana?"

"Membayar makanan ini."

Christian mendengus.

"Kuberpikir tidak." Dia mencemooh.

"Kumohon. Aku ingin membayar ini."

853
Dia mengerutkan kening padaku.

"Apa kau benar-benar mencoba untuk mengebiriku?"

"Mungkin disini satu-satunya tempat yang aku


mampu membayar."

"Anastasia, Aku menghargai pemiikiran itu. Aku


setuju. Tapi tidak."

Aku mengerutkan bibirku.

"Jangan cemberut," dia mengancam, matanya


berkilauan tak senang.

***

Tentu saja dia tak bertanya alamat ibuku. Dia pasti


sudah tahu, pria ini seorang penguntit. Saat berhenti
di depan rumah, aku tak berkomentar. Apa gunanya?

"Kau mau masuk?" Aku bertanya malu-malu.

"Aku harus bekerja, Anastasia, tapi aku akan kembali


malam ini. Jam berapa?"

Aku mengabaikan tikaman kekecewaan yang tak


diundang. Mengapa aku ingin menghabiskan setiap
menit dengan dewa seks yang suka mengontrol ini?
Oh ya, aku sudah jatuh cinta padanya, dan dia bisa
terbang.

854
"Terima kasih ... untuk yang ‘lebih’ itu."

"Sama-sama, Anastasia." Dia menciumku, dan aku


menghirup bau Christian yang seksi.

"Sampai ketemu nanti."

"Cobalah menghentikanku," bisiknya.

Aku melambaikan selamat tinggal saat dia


mengendarai mobilnya dengan cuaca cerah Georgia.
Aku masih mengenakan sweter dan celana dalamnya,
dan aku merasa terlalu hangat.

Di dapur, ibuku sedang sibuk. Tidak setiap hari dia


harus menjamu seorang multi milyuner, dan itu
membuatnya stres.

"Apa kabarmu, Sayang?" Tanya dia, dan mukaku


memerah karena dia sudah tahu apa yang kulakukan
tadi malam.

"Baik. Christian mengajakku gliding tadi pagi." Aku


harap informasi baru ini bisa mengalihkan
perhatiannya.

"Gliding? Seperti dalam pesawat kecil tanpa mesin?


Semacam meluncur?"

Aku mengangguk.

"Wow."

855
Dia termangu – suatu gagasan yang luar biasa untuk
ibuku. Dia melongo padaku, tapi akhirnya pulih
dengan sendirinya dan melanjutkan kembali
pertanyaan pokoknya.

"Bagaimana tadi malam? Apa kau bicara?"

Astaga. Aku bertambah merah terang.

"Kami berbicara - semalam dan hari ini. Jadi semakin


baik."

"Bagus." Ia mengalihkan perhatiannya kembali pada


empat buku masakan yang terbuka di meja dapur.

"Ma ... jika kau mau, aku yang akan memasak malam
ini."

"Oh, Sayang, kau baik sekali, tapi aku ingin


mengerjakannya sendiri."

"Oke." Aku meringis, menyadari sepenuhnya bahwa


masakkan ibuku ini kadang enak dan kadang tidak.

Mungkin dia bertambah baik sejak dia pindah ke


Savannah dengan Bob. Ada saat aku tak bisa
ditaklukkan siapapun bahkan dengan masakannya ...
– siapa yang harus aku benci? Oh ya - Mrs. Robinson -
Elena. Yah, mungkin dia. Mungkinkah aku akan
bertemu dengan wanita sialan itu?

856
Aku memutuskan segera mengirim ucapan terima
kasih singkat untuk Christian.

Dari: Anastasia Steele


Perihal: ‘Soaring’ sebaliknya malah ‘sore’(sakit)-ing
Tanggal: 2 Juni 2011 10:20 EST
Untuk: Christian Grey

Kadang-kadang, Kau benar-benar tahu bagaimana


menunjukkan pada seorang gadis cara bersenang-
senang.
Terima kasih

Ana x

Dari: Christian Grey


Perihal: ‘Soaring’ vs ‘Sore’(sakit)-ing
Tanggal: 2 Juni 2011 10:24 EST
Untuk: Anastasia Steele

Aku akan membawa salah satu dari itu, selama


‘snoring’(dengkuran)mu. Aku juga menikmatinya.
Tapi aku selalu menikmati saat aku bersamamu.

Christian Grey
CEO, Grey Enterprises Holdings Inc

Dari: Anastasia Steele


Perihal: MENDENGKUR

857
Tanggal: 2 Juni 2011 10:26 EST
Untuk: Christian Grey

AKU TIDAK MENDENGKUR. Dan jika aku


mendengkur, kau sangat tak sopan untuk
mengatakannya.
Kau bukan seorang gentleman Mr. Grey! Dan kau
sedang berada di wilayah selatan amerika juga!

Ana

Dari: Christian Grey


Perihal: Menggigau
Tanggal: 2 Juni 2011 10:28 EST
Untuk: Anastasia Steele

Aku tak pernah mengaku menjadi seorang gentleman,


Anastasia, dan kupikir aku sudah menunjukkan itu
padamu di berbagai kesempatan. Aku tak
terintimidasi oleh huruf kapital TERIAKAN-mu. Tapi
aku akan mengakui kebohongan kecil: Tidak - Kamu
tak mendengkur, tetapi kau berbicara. Dan itu sangat
menarik.
Apa yang terjadi dengan ciumanku?

Christian Grey
Cad & CEO, Grey Enterprises Holdings Inc

Sialan. Aku tahu aku suka berbicara dalam tidurku.


Kate sering kali mengatakannya padaku. Apa yang

858
sudah aku katakan? Oh tidak.

Dari: Anastasia Steele


Perihal: Membuka rahasia
Tanggal: 2 Juni 2011 10:32 EST
Untuk: Christian Grey

Kau adalah orang yang tak senonoh dan brengsek -


pasti bukan seorang gentleman.
Jadi, apa yang aku katakan? Tak ada ciuman
untukmu sampai kau berbicara!

Dari: Christian Grey


Perihal: Sleeping Beauty menggigau
Tanggal: 2 Juni 2011 10:35 EST
Untuk: Anastasia Steele

Sangat tak sopan kalau aku mengatakan, dan aku


sudah dimarahi untuk hal itu.
Tapi jika kamu berkelakuan baik, aku mungkin
mengatakan padamu malam ini. Aku harus pergi
rapat sekarang.
Sampai ketemu, sayang.

Christian Grey
CEO, Orang yang tidak senonoh & Brengsek, Grey
Enterprises Holdings Inc

Benar! Aku harus mempertahankan keheningan

859
suara hingga malam ini. Aku mengomel. Astaga.
Seandainya aku bilang aku membenci dia, atau lebih
buruk lagi, bahwa aku mencintainya, dalam tidurku.
Oh, aku harap tidak. Aku belum siap untuk
mengatakan itu padanya, dan aku yakin dia belum
siap mendengarnya, apa dia ingin mendengarnya.
Aku cemberut di komputerku dan memutuskan apa
yang aku masak, aku akan membuat roti.

Ibuku telah memutuskan akan memasak sup


Gazpacho dan barbekyu dengan steak direndam
minyak zaitun, bawang putih, dan lemon. Christian
suka daging, dan itu mudah membuatnya. Bob telah
mengajukan diri menjadi pria pemanggang BBQ. Ada
apa dengan para pria dan api, aku merenungkan saat
aku mengikuti ibuku di supermarket membawa
kereta belanja?

Saat kita menelusuri kabinet daging mentah,


teleponku berdering. Aku segera mengambilnya,
berpikir mungkin saja Christian. Aku tak mengenali
nomor tersebut.

"Halo?" Aku menjawab dengan menahan nafas.

"Anastasia Steele?"

"Ya."

"Aku Elizabeth Morgan dari SIP."

"Oh - Hai"

860
"Aku menelepon untuk menawarkan pekerjaan
sebagai asisten Mr. Jack Hyde. Kami ingin kamu
mulai bekerja pada hari Senin."

"Wow. Bagus sekali. Terima kasih!"

"Kamu setuju dengan rincian gajinya?"

"Ya. Ya ... itu - Maksudku, aku menerima tawaranmu.


Aku ingin datang dan bekerja untukmu."

"Bagus. Kita akan bertemu pada hari Senin pagi jam


8:30?"

"Sampai ketemu lagi. Selamat tinggal. Dan terima


kasih."

Aku tersenyum pada ibuku.

"Kau mendapat pekerjaan?"

Aku mengangguk dengan gembira, dan dia menjerit


dan memelukku di tengah-tengah Publix
supermarket.

"Selamat, Sayang! Kita harus membeli sampanye!"


Dia bertepuk tangan dan melompat-lompat. Apakah
dia berumur empat puluh dua atau masih dua belas?

Aku melirik telepon dan cemberut, ada panggilan tak


terjawab dari Christian. Dia tak pernah meneleponku.

861
Aku langsung menelepon balik.

"Anastasia," jawab dia langsung.

"Hai," gumamku malu-malu.

"Aku harus kembali ke Seattle. Ada sesuatu yang


mendadak. Sekarang aku dalam perjalanan ke Hilton
Head. Tolong mintakan maaf pada ibumu - aku tak
bisa datang untuk makan malam," Dia terdengar
sangat resmi.

"Aku harap tak ada yang serius?"

"Aku punya situasi dimana aku harus menanganinya.


Sampai bertemu hari Jumat. Aku akan mengirim
Taylor untuk menjemputmu dari bandara jika aku tak
bisa datang sendiri." Nadanya terdengar dingin.
Bahkan seperti marah. Tapi untuk pertama kalinya,
aku tak langsung berpikir itu karena aku.

"Oke. Aku harap kau bisa menyelesaikan situasimu.


Semoga penerbanganmu aman."

"Kau juga, sayang," dia mengambil nafas, dan


mendengar kata-kata itu, Christianku sejenak telah
kembali. Lalu dia menutup telepon.

Oh tidak. 'Situasi' terakhir yang dia miliki adalah


keperawananku. Astaga, aku harap bukan seperti itu.
Aku menatap ibuku. Sorak kegirangan sebelumnya
telah berubah menjadi keprihatinan.

862
"Dari Christian, dia harus kembali ke Seattle. Dia
meminta maaf."

"Oh! Sayang sekali, Sayang. Kita masih bisa makan


barbekyu, dan sekarang kita memiliki sesuatu untuk
dirayakan - pekerjaan barumu! Kau harus
memberitahuku semua tentang hal itu."

***

Sudah sore, Aku dan Ibuku berbaring di samping


kolam renang. Ibuku benar-benar sangat santai
sekarang karena Mr. Jutawan tak jadi datang untuk
makan malam. Saat aku berbaring di bawah sinar
matahari, berusaha untuk menghilangkan kulit
pucatku. Aku berpikir tentang kemarin malam dan
sarapan hari ini. Aku berpikir tentang Christian, dan
senyum konyolku tak mau mereda. Dan itu terus
menjalar di wajahku, tanpa diminta dan
membingungkan, saat aku ingat percakapan kami
yang beragam dan apa yang kami lakukan ... apa yang
dia lakukan.

Sepertinya ada perubahan pasang surut dalam sikap


Christian. Dia membantah tapi - dia mengakui dia
berusaha untuk ‘lebih’. Apa yang bisa merubahnya?
Apa yang telah mengubahnya sejak dia mengirimkan
email yang panjang dan saat aku melihatnya
kemarin? Apa yang dilakukannya? Aku tiba-tiba
duduk, hampir menumpahkan minuman Dr. Pepper-
ku. Dia makan malam dengan ... Dia. Elena.

863
Brengsek!

Kulit kepalaku seperti ditusuk-tusuk saat menyadari.


Apa Elena mengatakan sesuatu padanya? Oh ... harus
menjadi seekor lalat yang menempel di dinding
selama makan malam mereka. Aku bisa mendarat di
sup atau gelas anggur dan mencekiknya.

"Ada apa, Ana, sayang?" Ibu bertanya, terkejut dari


keheningannya.

"Aku hanya mengingat sesuatu sejenak, Ma. Jam


berapa sekarang?"

"Sekitar 6:30, Sayang."

Hmm ... dia pasti belum mendarat. Bisakah aku


bertanya padanya? Haruskah aku bertanya padanya?
Atau mungkin Elena tak ada hubungannya dengan
itu. Aku sangat berharap begitu. Apa yang aku
katakan dalam tidurku? Sial ... beberapa komentar
ngawur saat bermimpi tentang dia, aku yakin? Apa
pun itu, aku berharap pasang surut perubahan
berasal dari dalam dirinya dan bukan karena Elena.

Aku merasa teriknya panas menyengat. Aku perlu


satu kali lagi berenang di kolam renang ini.

Saat aku bersiap-siap untuk tidur, aku menyalakan


komputerku. Aku tidak mendengar kabar dari
Christian. Bahkan tak ada sebuah kata yang

864
mengabarkan bahwa dia sudah sampai dengan
selamat.

Dari: Anastasia Steele


Perihal: Tiba dengan Aman?
Tanggal: 2 Juni 2011 22:32 EST
Untuk: Christian Grey

Dear Sir
Tolong beritahu padaku bahwa kau telah sampai
dengan selamat. Aku mulai khawatir.
Memikirkanmu.

Ana mu. x

Tiga menit kemudian, aku mendengar suara ping dari


email in-box ku.

Dari: Christian Grey


Perihal: Maaf
Tanggal: 2 Juni 2011 19:36
Untuk: Anastasia Steele

Dear Miss Steele


Aku telah sampai dengan selamat, dan terimalah
permintaan maafku karena tidak memberitahumu.
Aku tak ingin membuatmu khawatir, itu
menghangatkan hatiku tahu bahwa kau peduli
padaku. Aku juga memikirkanmu dan seperti biasa

865
aku menantikan untuk bertemu denganmu besok.

Christian Grey
CEO, Grey Enterprises Holdings Inc

Aku menghela napas, Christian kembali ke


formalitas.

Dari: Anastasia Steele


Perihal: Situasi
Tanggal: 2 Juni 2011 22:40 EST
Untuk: Christian Grey

Dear Mr. Grey


Aku pikir sangat jelas bahwa aku sangat peduli
padamu. Bagaimana mungkin kau meragukan itu?
Aku harap 'situasi' mu sudah bisa ditangani.

Ana mu X

PS: Apa kau akan memberitahuku apa yang


kukatakan dalam tidurku?

Dari: Christian Grey


Perihal: Pembelaan Kelima
Tanggal: 2 Juni 2011 19:45
Untuk: Anastasia Steele

Dear Miss Steele

866
Aku sangat suka bahwa kau peduli padaku. 'Situasi'
di sini belum bisa diselesaikan.
Salam untukmu PS: Jawabannya adalah - Tidak

Christian Grey
CEO, Grey Enterprises Holdings Inc

Dari: Anastasia Steele


Perihal: Pembelaan Gila
Tanggal: 2 Juni 2011 22:48 EST
Untuk: Christian Grey

Aku harap itu sungguh mengelikan. Tapi kau harus


tahu aku tak bisa menerima tanggung jawab tentang
apa yang keluar dari mulutku saat aku tak sadar.
Bahkan – mungkin kau salah dengar.
Seorang pria tua sepertimu pasti sedikit tuli.

Dari: Christian Grey


Perihal: Pembelaan Bersalah
Tanggal: 2 Juni 2011 19:52
Untuk: Anastasia Steele

Dear Miss Steele


Maaf, bisakah kamu berbicara lebih keras? Aku tak
bisa mendengarmu.

Christian Grey
CEO, Grey Enterprises Holdings Inc

867
Dari: Anastasia Steele
Perihal: Pembelaan lebih gila Lagi
Tanggal: 2 Juni 2011 22:54 EST
Untuk: Christian Grey

Kau membuatku jadi gila.

Dari: Christian Grey


Perihal: Aku berharap begitu ...
Tanggal: 2 Juni 2011 19:59
Untuk: Anastasia Steele

Dear Miss Steele


Aku berniat untuk melakukan hal itu pada Jumat
malam. Menunggu untuk melakukannya
;)

Christian Grey
CEO, Grey Enterprises Holdings Inc

Dari: Anastasia Steele


Perihal: Grrrrrr
Tanggal: 2 Juni 2011 23:02 EST
Untuk: Christian Grey

Aku secara resmi jengkel padamu.


Selamat malam.

Miss A. R. Steele

868
Dari: Christian Grey
Perihal: Kucing Liar
Tanggal: 2 Juni 2011 20:05
Untuk: Anastasia Steele

Apa kau menggeram padaku Miss Steele?


Aku punya kucing sendiri yang suka menggeram.

Christian Grey
CEO, Grey Enterprises Holdings Inc

Kucing miliknya sendiri? Aku belum pernah melihat


kucing di apartemennya. Tidak, aku tak akan
menjawabnya.

Oh, kadang-kadang dia bisa begitu menjengkelkan.


Fifty shades yang menjengkelkan. Aku merangkak
naik ke tempat tidur dan berbaring memelototi langit-
langit saat mata menyesuaikan diri dengan
kegelapan. Aku mendengar lagi ping dari
komputerku. Aku tak akan membacanya. Tidak, jelas
tidak. Tidak, aku tak akan membacanya. Hah!

Aku seperti orang bodoh, aku tak bisa menolak kata-


kata Christian Grey yang menggoda.

Dari: Christian Grey


Perihal: Apa yang kau katakan dalam tidurmu

869
Tanggal: 2 Juni 2011 20:20
Untuk: Anastasia Steele

Anastasia
Aku lebih suka mendengar kau mengucapkan kata-
kata yang kau ucapkan dalam tidurmu saat kau
sadar, itu sebabnya aku tak akan memberitahumu.
Tidurlah. Kau harus beristirahat karena aku memiliki
rencana yang ada didalam pikiranku untukmu besok.

Christian Grey
CEO, Grey Enterprises Holdings Inc

Oh tidak ... Apa yang sudah kukatakan? Ini sama


buruknya dengan apa yang kupikirkan, aku yakin itu.

870
Ibuku memelukku dengan erat.

"Ikuti kata hatimu, sayang, dan tolong - cobalah


untuk jangan berpikir terlalu berlebihan. Relaks dan
nikmati untuk dirimu sendiri. Kau masih begitu
muda, sayang. Kau punya banyak waktu untuk
mencari pengalaman hidup, hanya biarkan saja itu
mengalir. Kau layak mendapatkan yang terbaik." Dia
kata-kata tulusnya sangat menghibur di telingaku.
Dia mencium rambutku.

"Oh, Ma." Air mata yang panas tak diinginkan


menusuk mata saat aku memeluk erat padanya.

"Sayang, kau tahu apa yang mereka katakan. Kau


harus banyak mencium kodok sebelum kau
menemukan pangeranmu."

Aku memberi senyum pahit padanya.

"Kupikir aku sudah mencium seorang pangeran, Ma.


Aku berharap dia tak berubah menjadi seekor kodok."

Dia memberikan padaku senyuman yang paling


menawan, cinta seorang ibu yang absolut tanpa
syarat, dan aku mengagumi cinta yang kurasakan
untuk wanita ini saat kami berpelukan lagi.

"Ana - mereka sudah memanggil penerbanganmu,"


Suara Bob dengan cemas.

"Ma, maukah kamu mengunjungiku?"

871
"Tentu saja sayang - segera. Aku mencintaimu."

"Aku juga."

Matanya merah dengan air mata yang tertahan saat


dia melepaskanku. Aku benci meninggalkannya. Aku
memeluk Bob, dan berbalik, menuju gerbang - Aku
tak punya waktu untuk masuk ruang tunggu kelas
satu hari ini. Aku menahan diriku untuk tidak
menengok kebelakang. Tapi aku tak bisa
menahannya... dan Bob sedang memeluk ibuku, dan
air mata mengaliri wajahnya. Aku tak bisa menahan
air mataku lagi. Aku menunduk ke bawah dan
berjalan menuju gerbang, menahan mataku tetap
pada lantai putih mengkilap, mataku jadi kabur
tertutup air mata.

Setelah berada di dalam pesawat dengan kemewahan


kelas satu, aku meringkuk di kursiku dan mencoba
untuk menenangkan diri. Hal ini selalu menyakitkan
yang merenggut diriku saat berada jauh dari Ibuku ...
dia seorang yang ceroboh, berantakan, tapi baru saja
berwawasan, dan dia mencintaiku. Cintanya tak
bersyarat - apa yang setiap anak layak dapatkan dari
orang tuanya. Aku mengerutkan kening dengan
pikiran bandelku, dan mengeluarkan BlackBerry-ku,
memandangnya dengan sedih.

Apa Christian tahu tentang cinta? Sepertinya dia tak


mendapatkan cinta tanpa syarat yang seharusnya dia
dapatkan saat awal kehidupannya. Hatiku berputar-

872
putar, dan kata-kata ibuku berhembus seperti angin
sepoi-sepoi melalui pikiranku: Ya, Ana. Ya ampun -
apa yang kau butuhkan? - Lampu neon yang berkedip
menempel di dahinya? Dia pikir Christian
mencintaiku, karena dia ibuku, tentu saja dia akan
berpikir seperti itu. Dia pikir aku pantas
mendapatkan yang terbaik dari segala-galanya. Aku
mengerutkan kening. Memang benar, dan
mengejutkan saat semuanya menjadi jelas, aku
melihatnya. Ini sangat sederhana: Aku menginginkan
cintanya. Aku ingin Christian Grey mencintaiku.

Hal inilah yang bisa menjawab mengapa aku begitu


pemalu dengan hubungan kami – karena kami sudah
berada diatas fundamental suatu hubungan, aku
mengakui didalam diriku ada sebuah dorongan yang
mendalam untuk dicintai dan disayangi.

Dan karena fifty shades-nya - aku harus menahan


diriku sendiri. Gaya hidup BDSM-nya mengalihkan
perhatian dari masalah yang sebenarnya. Seks yang
luar biasa, dia kaya, dia tampan, tapi semua ini tak
berarti tanpa cintanya, dan rasanya seperti putus asa
aku tak tahu apakah dia mempunyai kemampuan
untuk mencintai. Dia bahkan tidak mencintai dirinya
sendiri. Aku ingat dia membenci dirinya sendiri, cinta
dari Mrs. R menjadi satu-satunya perwujudan bahwa
dia bisa diterima dan menemukan dirinya lagi.
Hukuman - dicambuk, dipukuli, apa pun yang
diperlukan dalam hubungan mereka -

dia merasa tak layak mendapatkan cinta. Mengapa

873
dia merasa seperti itu? Bagaimana dia bisa merasa
seperti itu? Kata-katanya menghantuiku: 'Sangat
sulit untuk tumbuh dalam keluarga yang sempurna
saat kamu tak sempurna.'

Aku memejamkan mata, membayangkan rasa


sakitnya, dan aku tak bisa memahaminya. Aku
bergidik saat aku ingat bahwa aku mungkin telah
membeberkan terlalu banyak. Apa aku sudah
mengaku pada Christian dalam tidurku? Rahasia apa
yang sudah aku ungkapkan?

Aku menatap BlackBerry setengah berharap bahwa


dia akan memberiku beberapa jawaban. Sebaliknya
tak terlalu mengejutkan, tidak ada email yang masuk.
Tapi kita belum take off, aku memutuskan untuk
mengirim email untuk Fifty Shades-ku.

Dari: Anastasia Steele


Perihal: Dalam perjalanan pulang
Tanggal: 3 Juni 2011 12:53 EST
Untuk: Christian Grey

Dear Mr. Grey


Sekali lagi aku duduk nyaman di kelas satu, untuk ini
aku ucapkan terima kasih. Aku mulai menghitung
tiap menit sampai kita bisa bertemu sore ini, dan
mungkin akan menyiksamu sampai mendengar
kebenaran darimu tentang pengakuanku pada malam
itu.

874
Ana-mu x

Dari: Christian Grey


Perihal: Dalam perjalanan pulang
Tanggal: 3 Juni 2011 09:58
Untuk: Anastasia Steele

Anastasia, Aku menunggu untuk bisa bertemu


denganmu.

Christian Grey
CEO, Grey Enterprises Holdings Inc

Jawabannya membuat aku mengerutkan kening.


Kedengarannya terpotong dan formal, tidak seperti
biasanya lucu, penuh arti.

Dari: Anastasia Steele


Perihal: Dalam perjalanan pulang
Tanggal: 3 Juni 2011 13:01 EST
Untuk: Christian Grey

Dearest Mr. Grey


Aku harap semuanya baik-baik saja perihal 'situasi.'
Nada dari emailmu sangat mengkhawatirkan.
Ana x

Dari: Christian Grey

875
Perihal: Dalam perjalanan pulang
Tanggal: 3 Juni 2011 10:04
Untuk: Anastasia Steele

Anastasia
Situasinya mungkin bisa jadi lebih baik. Apa kau
sudah take-off atau belum? Jika sudah kau tak boleh
mengirim email.
Kau menempatkan dirimu penuh dengan risiko,
bertentangan langsung dengan aturan mengabakan
keselamatan pribadimu. Maksudku apa yang
kukatakan mengenai hukuman.

Christian Grey
CEO, Grey Enterprises Holdings Inc

Sialan. Oke. Astaga. Apa yang sedang


mengganggunya? Mungkin 'situasi'? Mungkin Taylor
pergi tanpa alasan, mungkin dia jatuh beberapa juta
di pasar saham – apapun alasannya.

Dari: Anastasia Steele


Perihal: Reaksi Yang Berlebihan
Tanggal: 3 Juni 2011 13:06 EST
Untuk: Christian Grey

Dear Mr. Pemarah


Pintu-pintu pesawat masih terbuka. Kami delay tapi
hanya sepuluh menit. Keselamatanku dan
penumpang di sekitarku masih dijamin aman.

876
Mungkin sekarang kau harus menghentikan telapak
tanganmu yang berkedut.
Miss Steele

Dari: Christian Grey


Perihal: Permintaan maaf – Telapak Tangan Sudah
Berhenti Berkedut
Tanggal: 3 Juni 2011 10:08
Untuk: Anastasia Steele

Aku merindukanmu dan mulut cerdasmu Miss Steele.


Aku ingin kau pulang dengan selamat.

Christian Grey
CEO, Grey Enterprises Holdings Inc

Dari: Anastasia Steele


Perihal: Permintaan Maaf Sudah Diterima
Tanggal: 3 Juni 2011 13:10 WIB
Untuk: Christian Grey

Mereka sudah menutup pintu. Kau tak akan


mendengar lagi suaraku, terutama mengingat
keadaanmu yang tuli.

Sampai ketemu nanti.


Ana x

Aku matikan BlackBerry, tak bisa membuang


kegelisahaanku. Ada sesuatu dengan Christian.

877
Mungkin 'situasi' diluar kendali. Aku duduk kembali,
sambil menatap loker di mana tasku disimpan.
Dengan bantuan ibuku, pagi ini aku berhasil
membelikan Christian hadiah kecil tanda ucapan
terima kasih untuk kelas satu dan untuk gliding. Aku
tersenyum pada memori tentang membubung -

bahwa itu adalah sesuatu yang lain. Aku belum tahu


apa aku akan memberikan hadiah konyolku padanya.
Dia mungkin berpikir itu kekanak-kanakan - dan jika
dia dalam suasana hati yang aneh, mungkin tidak.
Aku berada di dua sisi, bersemangat untuk kembali
dan gelisah mengenai apa yang menungguku di akhir
perjalananku. Secara mental aku membolak-balik
semua skenario yang bisa menjadi 'situasi', aku
menjadi sadar bahwa sekali lagi, satu-satunya kursi
kosong ada di sebelahku. Aku menggelengkan kepala
dengan pemikiran yang melintasi pikiranku bahwa
Christian mungkin telah membeli dua kursi yang
bersebelahan sehingga aku tak bisa berbicara dengan
siapa pun. Aku menolak pemikiran yang konyol itu -
Tak seorangpun bisa jadi terkontrol, itu pasti
cemburu. Aku menutup mataku saat pesawat berjalan
pelan-pelan menuju runway.

***

Aku keluar terminal kedatangan Sea-Tac delapan jam


kemudian menemukan Taylor yang sudah menunggu
dan memegang sebuah papan yang bertuliskan Miss A
Steele. Jujur! Tapi ada baiknya bisa langsung
melihatnya.

878
"Halo, Taylor."

"Miss Steele," dia menyapaku dengan formal, tapi aku


melihat sedikit senyum di mata coklatnya yang tajam.

Dia terlihat seperti biasa, dirinya tampak rapi - jas


yang pas dibadannya berwarna arang, kemeja putih,
dan dasi warna arang.

"Aku sudah tahu kau seperti apa Taylor, Kamu tak


perlu membawa papan, dan aku berharap kau
memanggilku, Ana."

"Ana. Bisakah saya membawa tasmu, kumohon?"

"Tidak, aku bisa bisa membawa sendiri. Terima


kasih."

Bibirnya terlihat mengencang.

"Tapi, jika kamu merasa lebih nyaman, bawalah," aku


tergagap.

"Terima kasih." Dia mengambil ranselku dan koper


beroda baruku yang isinya pakaianku yang dibelikan
oleh ibuku. "Lewat sini, ma’am."

Aku menghela napas. Dia begitu sopan. Aku ingat,


meskipun aku ingin menghapusnya dari ingatanku,
bahwa orang ini telah membelikanku pakaian dalam.
Kenyataannya - pikiran itu meresahkanku - dia satu-

879
satunya orang yang pernah membelikan aku pakaian
dalam. Bahkan Ray tak pernah harus menanggung
penderitaan seperti itu.

Kami berjalan keluar dalam diam menuju Audi SUV


hitam di tempat parkir bandara, dan dia menahan
pintu terbuka untukku. Aku merangkak naik
kedalam, bertanya-tanya apakah memakai semacam
rok pendek untuk kembali ke Seattle adalah ide yang
baik. Itu keren dan bisa diterima di Georgia. Disini
aku merasa terekspos. Setelah Taylor menyimpan
tasku di bagasi, kami berangkat menuju Escala.

Perjalanan melambat, terjebak lalu lintas pada jam


sibuk. Mata Taylor fokus ke jalan. Sifat pendiamnya
tidak bisa menggambarkan tentang dirinya.

Aku tidak bisa lama menahan keheningan ini.

"Bagaimana kabarnya Christian, Taylor?"

"Mr. Grey sangat sibuk, Miss Steele."

Oh, ini pasti masalah 'situasi'. Aku seperti menggali


lapisan emas.

"Sibuk?"

"Ya, ma’am."

Aku mengerutkan kening ke Taylor, dan dia


melirikku melalui kaca spion, mata kami bertemu.

880
Dia tak banyak bicara. Astaga, dia menjadi bungkam
sama halnya dengan si gila kontrol itu.

"Apakah dia baik-baik saja?"

"Aku yakin begitu, ma’am."

"Apa kau lebih nyaman memanggilku Miss Steele?"

"Ya, ma’am."

"Oh, oke."

Yah, itu percakapan terbatas kami, dan kami terus di


keheningan. Aku mulai berpikir bahwa waktu
kemarin Taylor tak sengaja membuka mulutnya, saat
dia mengatakan bahwa Christian berada di neraka,
adalah diluar kebiasaannya. Mungkin dia malu
tentang hal itu, khawatir bahwa dia sudah tak setia.
Keheningan yang menyesakkan.

"Aku minta tolong, bisakah kamu menyalakan


musiknya?"

"Tentu saja, ma’am. Apa yang ingin anda dengar?"

"Sesuatu yang menyejukkan."

Aku melihat senyuman di bibir Taylor saat mata kita


kembali bertemu sekilas di cermin.

"Ya, ma’am."

881
Dia menekan tombol pada roda kemudi, dan alunan
lembut lagu Canon dari Pachelbel langsung terdengar
didalam mobil. Oh, ... ya inilah apa yang aku
butuhkan.

"Terima kasih." Aku duduk kembali saat mobil kami


meluncur perlahan sepanjang I-5 menuju Seattle.

Dua puluh lima menit kemudian dia menurunkan aku


di depan fasad yang mengagumkan yang merupakan
pintu masuk ke Escala.

"Sudah sampai, ma’am," katanya, menahan pintu


terbuka untukku. "Aku akan membawa barang
bawaan Anda." Ekspresinya sangat lembut, hangat,
bahkan layaknya seorang paman.

Astaga ... Paman Taylor, pikiran apa ini.

"Terima kasih sudah menjemputku."

"Sangat menyenangkan untukku, Miss Steele." Dia


tersenyum, dan aku berjalan masuk ke dalam gedung.
Penjaga pintu itu mengangguk dan mempersilahkan
aku.

Saat aku naik ke lantai tiga puluh, seribu kupu-kupu


meregangkan sayap mereka dan berdebar tak
menentu di perutku. Mengapa aku begitu gugup? Dan
aku tahu itu karena aku tak tahu suasana hati
Christian seperti apa saat aku tiba. Dewi batinku

882
berharap untuk satu jenis suasana, pikiran bawah
sadarku, seperti juga aku penuh dengan rasa gelisah.

Pintu lift terbuka, dan aku berada di ruang depan.


Sangat aneh karena tidak bertemu dengan Taylor.

Tentu saja, dia sedang parkir mobil. Di ruangan


besar, Christian sedang berbicara pelan di
BlackBerry-nya sambil menatap keluar dari balik
pintu kaca tampak kota Seattle di senja hari yang
terlihat sangat memukau. Dia mengenakan setelan
abu-abu dengan jaket terbuka, dan dia menjalankan
tangannya ke rambutnya, dia sangat gelisah, bahkan
tegang. Oh tidak - apa ada yang salah? Gelisah atau
tidak, dia masih terlihat luar biasa tampan.
Bagaimana dia bisa terlihat begitu ... menawan?
Sangat menyenangkan, sambil berdiri aku
mengagumi dia.

"Tidak ada jejak ... Oke ... Ya." Dia berbalik dan
melihatku, dan seluruh sikapnya berubah.

Dari tegang menjadi rasa lega akan sesuatu: seperti


panggilan langsung ke dewi batinku, tampak seperti
suatu ekspresi gairah yang sensual, mata abu-abunya
menyala.

Mulut menjadi kering dan keinginanku jadi


berkembang di dalam tubuhku ... wow.

"Tetap informasikan padaku," dia membentak dan


menutup telepon, dengan sengaja dia melangkah

883
menuju ke arahku. Aku berdiri seperti lumpuh saat ia
menutup jarak diantara kita, melahapku dengan
matanya. Sialan ... ada sesuatu yang salah -
ketegangan di rahangnya, kecemasan di sekitar
matanya.

Dia mengangkat bahunya untuk melepas jaket, dan


dasi gelapnya, kemudian melemparnya ke sofa saat
berjalan ke arahku. Kemudian tangannya memeluk di
sekelilingku, dan dia menarikku supaya lebih dekat
padanya, keras, cepat, mencengkeram ekor kudaku
untuk memiringkan kepalaku, menciumku seperti
hidupnya tergantung pada semua ini. Ada apa sih?
Dia menarik pengikat rambut agak menyakitkan dari
rambutku, tapi aku tak peduli. Seperti ada rasa
keputusasaan dari ciumannya. Dia membutuhkan
aku, apa pun alasannya, pada saat ini, dan aku tak
pernah merasa begitu diinginkan dan didambakan.
Ini gelap dan sensual dan menggelisahkan semuanya
pada waktu yang sama. Aku membalas ciumannya
dengan semangat yang sama, jari-jariku memutar dan
menggenggam rambutnya. Lidah kami melilit, gairah
dan hasrat meledak diantara kami. Dia rasanya
seperti surgawi, panas, seksi, dan semua aroma dari
sabun mandi Christian begitu menggairahkan. Dia
melepas mulutnya dariku, dan dia menatapku,
mencengkeram emosi yang tidak bisa disebutkan
namanya.

"Apa ada yang salah?" Aku menarik napas.

"Aku sangat senang kau sudah kembali. Ayo mandi

884
bersamaku – sekarang."

Aku tak bisa memutuskan apa itu sebuah permintaan


atau perintah.

"Ya," bisikku, dan dia menggenggam tanganku,


membawaku keluar dari ruangan besar masuk kamar
menuju kamar mandinya.

Sesampai di sana, dia melepaskanku dan mengatur


suhu air di kamar mandinya yang sangat mewah.
Memutar kran dengan perlahan, dia menatap ke
arahku, matanya sedikit tertutup.

"Aku suka rokmu. Sangat pendek," katanya dengan


suaranya rendah." Kau memiliki kaki yang sangat
indah."

Dia melepas sepatu dan tangannya ke bawah untuk


melepas setiap kaus kakinya, tidak pernah
mengalihkan pandangan dariku. Aku menjadi terdiam
melihat matanya seperti kelaparan. Wow ... merasa
diinginkan oleh dewa Yunani ini. Aku mengikuti
tindakannya dan melangkah keluar dari sepatu
hitamku. Tiba-tiba, dia mendekatiku, mendorongku
ke dinding. Menciumku, wajahku, leherku, bibirku ...
menjalankan tangan ke rambutku. Aku merasakan
dinding ubin halus yang dingin di punggungku saat
dia mendorong dirinya terhadapku agar aku
menempel diantara panas dan dinginnya keramik.
Aku mencoba menempatkan tanganku pada lengan
atasnya, dan dia mengerang saat aku meremas erat.

885
"Aku menginginkan kau sekarang. Disini ... cepat,
keras," dia mengambil nafas, dan tangannya di
pahaku, mendorong keatas rokku. "Apa kau masih
berdarah?"

"Tidak." Mukaku memerah.

"Bagus."

Saat ibu jarinya terkait di atas celana dalamku warna


putih terbuat dari katun, tiba-tiba dia merosot
kebawah sambil berlutut menariknya. Rokku
sekarang didorong keatas sedemikian rupa sehingga
aku telanjang dari pinggang ke bawah dan aku
terengah-engah, menginginkannya. Dia meraih
pinggulku, mendorongku ke dinding lagi, dan
mencium puncak pahaku. Meraih pangkal pahaku,
dia memaksa kakiku meregang. Aku merintih keras,
merasa lidahnya mengitari bagian paling intimku.
Oh. Tanpa sadar kepalaku mendongak ke belakang,
aku mengerang saat jari-jariku meremas rambutnya.

Lidahnya tanpa henti, kuat dan mendesak,


membasahiku - berputar-putar, lagi dan lagi – tanpa
henti. Sangat indah, Rasanya bertambah kuat -
seperti menyiksa. Tubuhku mulai hidup, dan dia
melepaskanku. Apa? Tidak! Napasku tak karuan saat
aku terengah-engah, menatap dia menantikan suatu
kenikmatan. Dia meraih wajahku dengan kedua
tangan, memelukku erat, dan dia menciumku dengan
keras, mendorong lidahnya ke mulutku jadi aku bisa

886
merasakan gairahku.

Menurunkan retsletingnya, dia membebaskan dirinya


sendiri, meraih bagian belakang pahaku, dan
mengangkatku.

"Lingkarkan kakimu di pinggangku, sayang," perintah


dia, suaranya mendesak, tegang.

Aku melakukan apa yang dia katakan dan


melingkarkan lenganku di lehernya, dan dia bergerak
dengan cepat dan tajam, mengisiku. Ah! Dia terengah-
engah, dan aku mengerang. Memegang pantatku, jari-
jarinya masuk ke dalam organ intimku, dia mulai
bergerak, awalnya sangat perlahan - temponya
terjaga ... tapi saat kontrolnya menjadi kacau, dia
mempercepat ... dan lebih cepat. Ahhh! Aku berusaha
kembali menuju keatas dan berkonsentrasi pada
serangannya yang menyiksa, terasa seperti sensasi
surgawi ... mendorongku, mendorongku ... maju, lebih
tinggi, naik ... dan ketika aku tak bisa bertahan lagi,
aku meledak di sekitarnya, berputar-putar dengan
kenikmatan yang intens, orgasme yang sempurna. Dia
melepaskan dirinya dengan menggeram dalam-dalam,
dan membenamkan kepalanya di leherku saat dia
mengubur dirinya di dalam diriku, mengerang keras
dan tak jelas saat dia menemukan pembebasannya.

Napasnya tak menentu, tapi dia menciumku dengan


lembut, tak bergerak, masih di dalam diriku dan aku
berkedip, pandangannya kosong. Saat ia mulai fokus,
dengan lembut menarik keluar dariku, memegangku

887
kuat-kuat sementara aku menurunkan kakiku di
lantai. Kamar mandi sekarang penuh dengan uap ...

dan panas. Aku merasa memakai baju yang


berlebihan.

"Sepertinya kau senang melihatku," gumamku sambil


tersenyum malu.

Bibirnya membentuk senyuman yang khas.

"Ya, Miss Steele, aku pikir kesenanganku cukup jelas.


Ayo - biarkan aku membantumu mandi."

Dia membuka tiga kancing lagi kemejanya,


melepaskan manset, menarik ke atas kepalanya, dan
membuang ke lantai. Melepas setelan celana dan
celana boxernya, dia menendangnya ke satu sisi. Dia
mulai membuka kancing blusku sementara aku
menonton dia, merindukan untuk menjangkau dan
membelai dadanya, tapi aku menahan diriku.

"Bagaimana perjalananmu?" Tanya dia dengan


lembut. Dia tampak jauh lebih tenang sekarang,
kekhawatirannya telah pergi, melebur karena
kegiatan seksual tadi.

"Menyenangkan, terima kasih," gumamku, masih


terengah-engah. "Terima kasih sekali lagi untuk kelas
satu. Benar-benar merupakan perjalanan yang sangat
menyenangkan." Aku tersenyum malu-malu padanya.
"Aku punya kabar," tambahku gugup.

888
"Oh?" dia melihat ke arahku sambil melepas kancing
terakhir, melepas blusku keluar dari tanganku, dan
melemparkannya di atas tumpukan pakaiannya yang
dibawah.

"Aku diterima kerja."

Dia diam, kemudian tersenyum padaku, matanya


hangat dan lembut.

"Selamat, Miss Steele. Sekarang kau akan


mengatakan padaku di mana itu?" Dia menggoda.

"Kau tak tahu?"

Dia menggeleng, mengerutkan kening sedikit.

"Kenapa aku harus tahu?"

"Dengan kemampuanmu sebagai penguntit, kupikir


kau mungkin sudah ..." Aku terdiam karena wajahnya
tampak berubah. "Anastasia, aku tak pernah
bermimpi untuk turut campur dalam karirmu, kecuali
kau memintaku, tentu saja." Dia benar-benar terluka.

"Jadi kau tak tahu perusahaan mana?"

"Tidak, aku tahu ada empat perusahaan penerbitan di


Seattle. Jadi aku asumsikan itu salah satu dari
mereka."

889
"SIP"

"Oh, salah satu penerbit yang kecil itu, bagus. Bagus


sekali." Ia membungkuk ke depan dan mencium
keningku.

"Gadis pintar. Kapan kau mulai?"

"Senin."

"Berarti itu artinya segera, eh? Lebih baik aku


mengambil keuntungan darimu sementara aku masih
bisa. Berbaliklah."

Aku senang melakukannya karena dia memintanya


dengan santai, dan dia melepaskan bra-ku dan
menarik ritsleting rokku. Dia mendorong rokku, lalu
menangkup bokongku, dan mencium bahuku. Dia
mencondongkan tubuhnya padaku dan hidungnya
mengendus rambutku, menghirup dalam-dalam. Dia
meremas pantatku.

"Kau memabukkanku, Miss Steele, dan Kau


membuatku tenang. Benar-benar kombinasi yang
memabukkan." Dia mencium rambutku. Meraih
tanganku, dia menarikku masuk ke bak mandi.

"Ow," aku menjerit. Airnya bisa dibilang masih


mendidih. Christian menyeringai ke arahku saat
airnya mengalir di atasnya.

"Airnya hanya sedikit panas."

890
Dan sebenarnya dia benar. Rasanya nyaman sekali,
membasuh tubuhku yang lengket dari Georgia tadi
pagi dan dari percintaan kami juga.

"Berbaliklah," dia memerintah, dan aku menuruti,


berbalik menghadap dinding. "Aku ingin
membasuhmu," bisiknya dan mengambil sabun
mandi. Dia menyemprotkan sedikit ke tangannya.

"Aku punya sesuatu yang lain untuk


memberitahumu," bisikku saat tangannya mulai
berada di pundakku.

"Oh, ya?" Katanya pelan.

Aku menguatkan diri dengan mengambil napas


panjang.

"Temanku fotografer José itu akan mengadakan


pameran, dan dibuka pada hari Kamis di Portland."

Dia diam, tangannya melayang di atas payudaraku.


Aku menekankan kata 'teman'.

"Ya, Ada apa dengan itu?" Tanya dia tegas.

"Aku bilang aku akan datang. Apa kau ingin datang


denganku?"

Setelah beberapa saat, perlahan dia mulai


menyabuniku lagi.

891
"Jam berapa?"

"Pembukaan pada jam 7:30"

Dia mencium telingaku.

"Oke."

Alam bawah sadarku menjadi santai dan kemudian


ambruk, merosot ke sebuah kursi butut tua. "Apa kau
merasa gugup bertanya padaku?"

"Ya. Bagaimana kau bisa tahu?"

"Anastasia, seluruh tubuhmu baru saja menjadi


rileks," katanya datar.

"Yah, kau hanya tampaknya um ... sedikit cemburu."

"Ya, benar," katanya muram. "Dan kau melakukan


dengan baik untuk mengingatkanku. Tapi terima
kasih untuk bertanya. Kita akan naik Charlie Tango."

Oh, helikopter tentu saja, konyolnya aku. Terbang lagi


... keren! Aku menyeringai.

"Bisakah aku menyabunimu?" Aku bertanya.

"Kupikir tidak," bisiknya, dan dia menciumku dengan


lembut di leherku untuk menghapus penolakannya.
Aku cemberut saat dia membelai punggungku dengan

892
sabun.

"Kapan kau akan membiarkan aku menyentuhmu?"


aku bertanya dengan berani.

Dia diam lagi, tangannya di pantatku.

"Angkat tanganmu Anastasia pada dinding. Aku akan


melakukannya lagi, bisiknya di telingaku saat dia
meraih pinggulku, dan aku tahu bahwa diskusinya
telah berakhir.

893
Kemudian kami duduk di bar sarapan, mengenakan
jubah mandi, setelah mengkonsumsi pasta alle
vongole yang lezat buatan Mrs. Jones.

"Anggur lagi?" Tanya Kristen, mata abu-abu


bercahaya.

"Segelas kecil, tolong." Sancerre ini terasa segar dan


nikmat. Christian menuangkan satu untukku dan
satu untuk dirinya sendiri.

"Bagaimana kabar um ... situasi yang membawamu


kembali ke Seattle?" Aku bertanya ragu-ragu.

Dia mengernyit.

"Diluar kendali," bisiknya sedih. "Tapi kau tak usah


khawatir, Anastasia. Aku memiliki rencana untukmu
sore ini."

"Oh?"

"Ya. Aku ingin kau siap dan menunggu di ruang


bermainku dalam lima belas menit." Dia berdiri dan
menatap ke arahku.

"Kau bisa bersiap-siap di kamarmu. Kebetulan, lemari


pakaian sekarang sudah penuh dengan pakaianmu.
Aku tak ingin ada argumen tentang itu." Dia
menyempit matanya, Saat aku terdiam ingin
mengatakan sesuatu, dia masuk ke ruang kerjanya.

894
Aku! Berdebat? Denganmu, Fifty Shades? pantatku
lebih berharga dibanding ini. Aku duduk di kursi bar,
tertegun sejenak, mencoba menyerapi sepotong
informasi ini. Dia membelikanku pakaian. Aku
memutar mata dengan cara yang berlebihan dan tahu
benar dia tak bisa melihatku. Mobil, telepon,
komputer ... pakaian, dan mungkin kondominium
berikutnya, lalu aku benar-benar akan menjadi
simpanannya.

Pelacur! Bawah sadarku menjadi sinis. Aku


mengabaikannya dan berjalan ke lantai atas menuju
kamarku, yang masih menjadi milikku ... mengapa?
Aku pikir dia setuju untuk membiarkanku tidur
dengannya. Aku merasa dia tak terbiasa berbagi
ruang pribadinya, tapi juga tidak. Aku menghibur diri
berpikiran bahwa setidaknya aku punya tempat
untuk melarikan diri dari dia.

Memeriksa pintunya, aku menemukan itu tak ada


kuncinya. Aku berpikir jika Mrs. Jones mungkin
memiliki cadangan. Aku akan memintanya. Aku
membuka pintu lemari dan menutupnya kembali
dengan cepat. Sialan - dia menghabiskan banyak
uang. Ia sama persis dengan Kate –mempunyai
banyak pakaian yang tergantung rapi di gantungan
baju. Jauh di lubuk hati, aku tahu bahwa semuanya
akan pas dengan ukuranku. Tapi aku tak punya
waktu untuk berpikir tentang itu – aku harus
berlutut di Red Room of… Pain... atau Ruang
Kenikmatan - mudah-mudahan sore ini.

895
Berlutut di dekat pintu, aku telanjang kecuali celana
dalam yang masih kupakai. Hatiku berada di
mulutku. Astaga, aku pikir setelah d kamar mandi
tadi dia sudah merasa cukup. Pria itu tak pernah
puas, atau mungkin semua pria seperti dia. Aku tak
tahu, tak ada orang lain untuk membandingkannya.
Menutup mataku, aku mencoba untuk menenangkan
diri, untuk menghubungkan dengan sub batinku,
yang ada di suatu tempat, bersembunyi di balik dewi
batinku.

Gelembung harapan mengalir seperti soda melalui


pembuluh darahku. Apa yang akan dia lakukan? Aku
menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan
diri, tapi aku tidak bisa menyangkalnya, aku senang,
terangsang, basah. Ini begitu ... aku ingin berpikir ini
salah, tapi entah kenapa tidak. Ini tepat untuk
Christian. Apa yang dia inginkan - dan setelah
beberapa hari terakhir ... setelah semua yang dia
lakukan, Aku harus mengimbangi pria ini dan
melakukan apa saja yang dia inginkan, apa pun
menurutnya yang dia butuhkan.

Kenangan tentang pandangannya saat aku datang


tadi sore, kerinduan di wajahnya, melangkah pasti ke
arahku seperti aku adalah sebuah oasis di padang
pasir. Aku akan melakukan apa saja untuk melihat
pandangannya seperti itu lagi. Aku menekan kedua
pahaku bersama-sama saat mengenang kenikmatan
itu muncul, dan itu mengingatkan aku bahwa aku
harus membentangkan kedua lututku. Aku membuka
kedua lututku terpisah. Berapa lama dia membuatku

896
menunggu? Menunggu adalah melumpuhkanku
dengan sebuah keinginan gelap yang menggoda. Aku
melirik cepat di sekeliling ruangan dengan cahaya
redup; Ada kayu salib, meja, sofa, bangku ... tempat
tidur. Yang terlihat jelas begitu besar, dan ditutupi
dengan seprei satin merah. Peralatan mana yang
akan dia gunakan?

Pintu terbuka dan hembusan angin mengikuti


Christian masuk, sepenuhnya mengabaikan diriku.
Aku melirik cepat, menatap tanganku, menempatkan
dengan hati-hati di kedua pahaku yang terpisah.
Meletakkan sesuatu di atas lemari yang besar di
samping pintu, dia berjalan dengan santai ke arah
tempat tidur. Aku memandang sekilas ke arahnya,
dan jantungku hampir copot. Dia telanjang kecuali
memakai jins robek yang lembut, kancing paling atas
sengaja dilepas. Astaga, dia tampak begitu panas.
Bawah sadarku panik mengipasi dirinya sendiri, dan
dewi batinku begitu siap bergoyang dan menggeliat
dengan beberapa irama duniawi yang primitif. Secara
naluri aku menjilat bibirku. Darahku berpacu melalui
tubuhku, serak dan kasar dengan kelaparan yang
tidak senonoh. Apa yang akan dia lakukan padaku?

Dia berbalik dengan santai berjalan kembali ke lemari


laci. Membuka salah satu, ia mulai mengeluarkan
sesuatu dan meletakkan di atasnya. Rasa ingin
tahuku semakin membara, bahkan semakin berkobar,
tapi aku menahan godaan yang luar biasa atas
keinginanku untuk mengintip sikilas. Saat dia sudah
selesai dengan apa yang dia lakukan, dia datang dan

897
berdiri di depanku. Aku bisa melihat kaki
telanjangnya , dan aku ingin mencium setiap inci dari
mereka ... menjalankan lidahku di kakinya,
menghisap setiap jari-jari kakinya. Sialan.

"Kau terlihat cantik," dia mengambil nafas.

Aku terus menunduk, sadar bahwa dia menatapku


sementara aku hampir telanjang. Mukaku bertambah
merah karena secara perlahan terasa menyebar di
wajahku. Dia membungkuk dan menangkup daguku,
memaksa wajahku untuk membalas tatapannya.

"Kau adalah seorang wanita yang cantik, Anastasia.


Dan kau milikku," bisiknya. "Ayo berdiri."
Perintahnya lembut penuh dengan janji yang sensual.

Dengan gemetar, aku berusaha berdiri.

"Lihat aku," dia mengambil nafas, dan aku menatap


ke dalam tatapan mata abu-abunya yang membara.
Ini adalah pandangan Dominan miliknya - dingin,
keras, dan sangat seksi sekali, tujuh nuansa pendosa
dalam satu tampilan yang menarik. Mulutku jadi
kering, dan aku tahu aku akan melakukan apa pun
yang dia katakan. Sebuah senyum hampir terlihat
kejam dimainkan di bibirnya.

"Kita belum memiliki kontrak yang ditandatangani,


Anastasia. Tapi kita harus mendiskusikan masalah
batasan. Dan aku ingin menegaskan kembali kembali,
kita memiliki kata aman, oke?"

898
Sialan ... apa yang dia rencanakan kalau aku
membutuhkan kata aman?

"Apa itu?" Tanya dia berwibawa.

Aku mengerutkan kening sedikit pada


pertanyaannya, dan wajahnya nampak mengeras.

"Apa kata amannya, Anastasia?" Dia berkata


perlahan dengan sengaja.

"Kuning," gumamku.

"Dan?" Dia menunggu, mulutnya dibuat dengan garis


keras.

"Merah," Aku mengambil napas.

"Ingat itu."

Dan aku tak tahan lagi ... Aku mengangkat alis


padanya dan aku mengingatkan dia tentang nilai IP-
ku, tiba-tiba kilatan dingin mata abu-abunya berhenti
di mataku.

"Jangan memulai dengan mulut cerdasmu di sini,


Miss Steele. Atau aku akan menyetubuhimu saat kau
berutut. Apakah kamu mengerti?"

Aku menelan ludah secara naluri. Oke. Aku berkedip


cepat, saat ditegur. Sebenarnya, nada suaranya,

899
bukan mengancam, itu mengintimidasiku.

"Bagaimana?"

"Ya, Sir," gumamku buru-buru.

"Gadis pintar," dia berhenti sejenak sambil


menatapku. "Maksudku bukannya kau harus
menggunakan kata aman karena kau merasa
kesakitan. Apa yang aku ingin lakukan untukmu
akan menjadi intens. Sangat intens, dan kau harus
mengarahkan aku. Apakah kau mengerti?"

Tidak juga. Intens? Wow.

"Ini adalah tentang sentuhan, Anastasia. Kau tak


akan bisa melihatku atau mendengarku. Tapi kau
akan bisa merasakanku."

Aku mengerutkan kening - tak bisa mendengar dia?


Bagaimana caranya itu? Dia berbalik, dan aku tak
menyadari bahwa di atas lemari ada sebuah kotak
hitam ramping rata, kusam. Saat tangannya
menggeser bagian depannya, ternyata kotak terbagi
menjadi dua: dua pintu gesernya terbuka
memperlihatkan CD player dan sejumlah tombol.
Christian menekan beberapa tombol ini secara
berurutan. Tak ada yang terjadi, tapi tampaknya
puas. Aku bingung. Saat dia kembali memandangku,
dia membawa kotak kecil, aku melihat senyum
rahasianya.

900
"Aku akan mengikatmu ke tempat tidur, Anastasia.
Tapi pertama –tama aku akan menutup matamu
dulu,"

dia menunjukkan iPod di tangannya. "Kau tak akan


bisa mendengarku. Yang kau dengar adalah musik
yang akan kumainkan untukmu."

Oke. Sebuah selingan musik, bukan seperti yang


kuharapkan. Apa dia pernah melakukan apa yang
aku harapkan?

Astaga, aku berharap itu bukan musik rap.

"Ayo." Mengambil tanganku, dia membawaku ke


tempat tidur antik bertiang empat. Ada belenggu yang
terpasang di setiap sudut, rantai logam halus dengan
manset terbuat dari kulit, tampak berkilauan diatas
satin merah.

Oh boy, aku pikir jantungku akan melompat keluar


dadaku, dan aku meleleh dari dalam ke luar, hasrat
mengalir melalui tubuhku. Mungkinkah aku bisa jadi
lebih terangsang lagi?

"Berdiri di sini."

Aku menghadap tempat tidur. Dia membungkuk dan


berbisik di telingaku.

"Tunggu di sini, fokuskan matamu ke tempat tidur.


Bayangkan dirimu berbaring di sini dan benar-benar

901
terikat dalam kekuasaanku."

Oh.

Sesaat dia bergerak menjauh, dan aku bisa


mendengar dia berada didekat pintu mengambil
sesuatu. Semua inderaku menjadi waspada,
pendengaranku lebih tajam. Dia mengambil sesuatu
dari rak tempat menyimpan cambuk dan alat
pemukul dekat pintu. Sialan. Apa yang akan dia
lakukan?

Aku merasakan dia di belakangku. Dia memegang


rambutku, menariknya menjadi ekor kuda di
belakangku, dan mulai mengepangnya.

"Aku suka menguncirmu, Anastasia, aku juga sudah


tidak sabar untuk berada di dalam dirimu sekarang.
Jadi salah satu harus melakukan ini." Suaranya
pelan, Lembut.

Jarinya yang trampil terkadang menyentuh


punggungku saat mengepang rambutku, dan setiap
sentuhannya seperti ada getaran listrik yang manis di
kulitku. Akhirnya dia mengikatnya dengan ikat
rambut, kemudian dengan lembut menarik kepangku
hingga aku terpaksa mundur menempel padanya. Dia
menarik kembali ke samping hingga aku
memiringkan kepalaku, memberinya akses yang lebih
mudah ke leherku. Dia membungkuk lalu mencium
leherku. Gigi dan lidahnya menelusuri dari pangkal
telinga ke bahuku.

902
Dia besenandung dengan lembut saat melakukannya,
dan suaranya bergema benar-benar turun kebawah ...
tepat di bawah sana, di dalam diriku. Tanpa diminta,
aku merintih pelan.

"Hush," dia mengambil napas di kulitku. Dia


mengangkat tangannya di depanku, tangannya
menyentuhku. Di tangan kanannya ada sebuah
flogger. Aku ingat namanya saat pengenalan
pertamaku di ruangan ini.

"Sentuh saja," dia berbisik, dan Suaranya seperti


menggoda. Tubuhku menjadi terbakar. Secara
tentatif, aku meraih dan mengelus setiap helainya.
Bentuknya seperti daun yang panjang, semua
kulitnya lembut dengan manik-manik kecil di
ujungnya.

"Aku akan menggunakan ini. Tak akan sakit, tapi


akan membawa darahmu naik ke permukaan kulitmu
dan membuatmu merasa sangat sensitif."

Oh, dia mengatakan tak akan terasa sakit.

"Apa kata amannya, Anastasia?"

"Um ... kuning dan merah, Sir," bisikku.

"Gadis pintar. Ingat, sebagian besar rasa takutmu


hanya ada dalam pikiranmu sendiri."

903
Dia menjatuhkan flogger di tempat tidur, dan
tangannya bergerak ke pinggang.

"Kau tak akan membutuhkan ini," bisiknya dan


mengait jari-jarinya ke dalam celana dalamku dan
menurunkan ke kakiku. Aku melangkah gontai keluar
dari celana dalamku, aku bertumpu pada tiang ukir
tempat tidur.

"Berdiri dan tetap diam," perintahnya, dan dia


mencium pantatku kemudian dengan lembut
menggigitku dua kali, membuatku meregang.
"Sekarang berbaring. Menghadap keatas," tambahnya
saat ia memukulku dengan keras di pantat,
membuatku melompat.

Buru-buru, aku merangkak ke tempat tidur yang


keras dan berbaring, menatap dia. Sprei satin di
bawahku terasa lembut dan dingin di kulitku.
Tatapannya tanpa ekspresi, kecuali matanya yang
bersinar dengan kegembiraan yang berkobar.

"Letakkan tanganmu di atas kepala," perintahnya,


dan aku melakukannya seperti yang dia katakan.

Astaga, tubuhku lapar akan dirinya. Aku benar-benar


menginginkannya.

Dia berbalik dan aku melihatnya berjalan ke arah


lemari laci, mengambil lagi iPod dan seperti sebuah
penutup mata, mirip dengan yang kupakai pada
penerbanganku ke Atlanta. Pikiran itu membuatku

904
ingin tersenyum, tapi aku tak bisa membuat bibirku
untuk bekerja sama. Pikiranku juga terpecah dengan
antisipasi. Aku hanya tahu wajahku benar-benar tak
bergerak, mataku membesar, saat aku menatap dia.

Sambil duduk di tepi tempat tidur, dia menunjukkan


iPod padaku. Sebuah perangkat antena aneh
diheadsetnya. Bagaimana anehnya. Aku mengernyit
saat aku mencoba untuk memikirkan hal ini.

"Ini mentransmisikan apa yang dimainkan di iPod ke


sistem di dalam ruangan." Christian menjawab
pertanyaanku yang tak terucapkan saat ia menarik
antena kecil. "Aku bisa mendengar apa yang kamu
dengar, dan aku punya remote control untuk itu." Dia
menyeringai dengan tersenyum dengan leluconnya
sendiri dan mengangkat sebuah alat kecil yang datar
yang terlihat seperti kalkulator sangat modern. Dia
diatasku, memasukkan earphone yang lembut ke
telingaku, dan menempatkan iPod di tempat tidur di
atas kepalaku.

"Angkat kepalamu," dia memerintahkan, dan aku


langsung melakukannya.

Perlahan, dia memasang penutup mata di mukaku,


menarik karet di belakang kepalaku, dan aku tak bisa
melihat apa-apa. karet maskernya diantara daun
telingaku. Aku masih bisa mendengarnya, meskipun
suara itu tertahan saat ia turun dari tempat tidur.
Pendengaranku terganggu oleh pernapasanku sendiri
yang terengah-engah dan tak menentu,

905
mencerminkan kegembiraanku. Christian mengambil
lengan kiriku, menarik dengan lembut ke sudut kiri,
dan mengikat dengan kulit manset di sekitar
pergelangan tanganku. Jarinya membelai sepanjang
tanganku begitu dia selesai. Oh! Sentuhannya
membuatku bergetar, menandakan kenikmatan. Aku
mendengar dia berputar perlahan ke sisi lain,
mengambil tangan kananku dan manset itu. Sekali
lagi, jari-jarinya berlama-lama membelai sepanjang
tanganku. Oh ... aku siap meledak. Mengapa ini
begitu erotis?

Dia bergerak ke bagian bawah tempat tidur dan


meraih kedua pergelangan kakiku.

"Angkat kepalamu lagi," perintahnya.

Aku menurut, dan dia menarikku di tempat tidur


hingga tanganku terentang dengan tegang dan
borgolnya hampir tegang. Sialan, aku tak bisa
menggerakkan tanganku. Sebuah getaran dari
kegelisaan dicampur dengan kegembiraan yang
menggoda melanda seluruh tubuhku, membuatku
lebih basah. Aku mengerang. Kakiku dipisahkan, dia
memasang manset pertama pergelangan kaki
kananku dan kemudian kiriku jadi aku menjadi
telentang, dan benar-benar rentan terhadap dia.
Sangat mengerikan karena aku tidak bisa melihatnya.
Aku sulit mendengar ... apa yang dia lakukan? Dan
aku tak mendengar apapun, hanya suara nafas dan
debar jantungku saat darah berdenyut penuh amarah
ke gendang telingaku.

906
Tiba-tiba, kesunyian berganti suara mendesis yang
lembut dan muncul suara musik dari iPod. Dari
dalam kepalaku, suaranya panjang seperti malaikat
bernyanyi sendirian tanpa ditemani, dan segera
bergabung dengan suara lain, dan kemudian lebih
banyak suara - sialan paduan suara selestial –
dinyanyikan secara acapella di kepalaku, lagu kuno,
himne kuno. Ya ampun lagu apa ini? Aku tak pernah
mendengar lagu seperti itu. Sesuatu yang lembut
hampir tak tertahankan menyentuh leherku, pelan-
pelan menyusuri tenggorokanku, turun melintasi
dadaku, di atas payudaraku, membelaiku... menarik-
narik putingku, begitu lembut, meluncur ke bawah.
Sangat tak terduga. Ini bulu!

Sebuah sarung tangan bulu?

Perlahan dan tenang tangan Christian menyusuri


sampai ke perutku, melingkari pusarku, lalu dengan
perlahan dari pinggul ke pinggul, dan aku mencoba
untuk mengantisipasi ke mana dia pergi berikutnya ...
tapi musiknya ... di kepalaku ... membawaku ... ke
pangkal pahaku...

di antara kedua kakiku, sepanjang pahaku, turun ke


salah satu kaki ... naik ke kaki yang lain ... rasanya
seperti digelitik ... tapi tidak sama ... suara yang
bergabung lebih banyak ... paduan suara yang sangat
indah, semua menyanyikan bagian yang berbeda,
suara mereka sangat indah menyatu penuh
kebahagiaan bersama-sama dalam harmoni yang

907
merdu melebihi apapun yang pernah kudengar. Aku
menangkap satu kata - 'deus' - dan aku menyadari
bahwa mereka bernyanyi dalam bahasa Latin. Dan
tiba-tiba diam, bulunya bergerak ke bawah tangan
dan pinggangku ... kembali melintasi payudaraku.
Putingku mengeras di bawah sentuhan yang lembut
... dan aku terengah-engah ... bertanya-tanya
selanjutnya ke mana arah tangannya. Tiba-tiba,
bulunya menghilang, dan aku bisa merasakan kulit
flogger menyusuri di atas kulitku, mengikuti jalan
yang sama seperti bulu tadi, dan begitu sulit untuk
berkonsentrasi dengan musik di kepalaku -
kedengarannya seperti dinyanyikan dengan seratus
suara, layaknya menenun sebuah permadani halus
yang sangat indah, terbuat dari sutra emas dan perak
melewati kepalaku, bercampur dengan nuansa kulit
lembut dari flogger di kulitku ... tertinggal di atasku
... oh ... tiba-tiba, menghilang. Lalu tiba-tiba, terasa
pedih, seperti menggigit di bawah perutku.

"Aagghh!" Aku berteriak. Hal ini membuatku terkejut,


dan sebenarnya tak terasa sakit, tapi seperti digelitik,
dan dia memukulku lagi. Lebih keras.

"Aaah!"

Aku ingin bergerak, menggeliat ... melarikan diri,


atau menyambut, masing-masing pukulan... aku tak
tahu – begitu luar biasa ... aku tak bisa menarik
lenganku ... kakiku terjebak ... Posisiku benar-banar
terikat ... dan ia memukul lagi payudaraku - aku
berteriak. Dan itu adalah penderitaan yang terasa

908
nikmat – masih bisa ditahan, hanya ...tidak secara
langsung, rasanya tidak nyaman, tapi karena
tubuhku bernyanyi di setiap pukulan yang didiringi
dengan musik yang sempurna di dalam kepalaku, aku
diseret ke bagian gelap gelap dari jiwaku dan
menyerah pada sensasi yang paling erotis. Ya - aku
mendapatkan ini. Dia memukul menyilang
pinggangku. Kemudian, pukulan berpindah cepat di
atas pangkal pahaku, di pahaku, dan turun ke bagian
dalam pahaku ... dan kembali tubuhku ... melintasi di
pinggangku. Dia terus memukul sampai musik
mencapai klimaks, kemudian tiba-tiba - musik
berhenti. Begitu juga dengannya. Kemudian
musiknya mulai lagi ... keras dan bertambah keras,
dan ia mulai menghujaniku pukulan lagi ... dan aku
merintih dan menggeliat. Sekali lagi, berhenti dan
semua menjadi tenang ... kecuali pernapasanku
menjadi liar ... dan keinginan liar. Untuk ... oh ...

apa yang terjadi? Apa yang akan dia lakukan


sekarang? Gairah ini hampir tak tertahankan. Aku
sudah masuk ke dunia yang sangat gelap.

Tempat tidur bergerak dan bergeser saat aku


merasakan tubuhnya merangkak di atasku, dan
musik mulai lagi. Dia mengulangi lagi ... kali ini
hidung dan bibirnya yang menggantikan bulu ...
menyusuri leher dan tenggorokan, mencium,
mengisap ... turun menuju payudaraku ... Ah!
Menggoda setiap putingku menunggu gilirannya ...
lidahnya berputar-putar sekeliling salah satunya
sementara jari-jarinya tanpa henti menggoda yang

909
lain ... aku merintih, kupikir sangat keras, meskipun
aku tidak bisa mendengar. Aku tersesat. Tersesat
dalam dirinya ... tersesat dalam, suara astral seperti
bidadari ... kalah pada semua sensasi ini. Aku tidak
bisa lolos ... Aku benar-benar dibawah kekuasaan
sentuhannya.

Dia bergerak turun ke perutku - lidahnya mengelilingi


pusarku - mengikuti jalan flogger dan bulu tadi... aku
mengerang. Dia mencium dan mengisap dan
menggigit ... bergerak kebawah ...

dan kemudian lidahnya ada di sana. Pada sebuah


pangkal pahaku. Aku menjatuhkan kepalaku kembali
dan berteriak saat aku hampir meledak menuju
orgasme ... aku di tepi jurang, dan dia berhenti.

Tidak! Tempat tidur bergeser, dan dia berlutut di


antara kedua kakiku. Dia membungkuk ke arah tiang
ranjang, dan manset pada pergelangan kakiku tiba-
tiba hilang. Aku menarik kakiku ke tengah tempat
tidur ... beristirahat terhadap dirinya. Dia
membungkuk ke tiang satunya dan membebaskan
kakiku yang lain. Tangannya segera memegang kedua
kakiku, meremas dan memijat, membawa kehidupan
kembali ke dalamnya. Kemudian, memegang
pinggangku, dia mengangkatku agar punggungku tak
lagi di tempat tidur. Aku melengkung, bertumpu pada
bahuku. Apa? Dia berlutut di antara kakiku ... dan
dalam satu gerakan cepat, dia memasuki diriku ... oh
sial ... dan aku berteriak lagi. Getaran orgasmeku
sebentar lagi akan datang, dan dia langsung diam.

910
Getaran ikut berhenti ... oh tidak ... dia akan
menyiksaku lebih jauh.

"Aku mohon!" Aku meratap.

Dia mencengkeramku lebih keras ...


memperingatkan? Aku tak tahu, jari-jarinya
mencengkeram pantatku saat aku berbaring
terengah-engah ... jadi aku sengaja diam. Sangat
perlahan, ia mulai bergerak lagi ...

keluar lalu masuk... sangat menyiksa. Sial -


Kumohon! Aku berteriak didalam hati ... Dan pada
saat suara dari paduan suara semakin meningkat...
demikian juga dengan kecepatannya semakin
bertambah, dia begitu terkontrol ... jadi seirama
dengan musiknya. Dan aku tak bisa lagi
menanggungnya.

"Kumohon," Aku meratap, dengan satu gerakan cepat,


dia menurunkanku kembali ke tempat tidur, dan dia
berbaring di atasku, tangannya di atas tempat tidur
di samping dadaku untuk menumpu tubuhnya, dan
dia mendorongku, saat musiknya mencapai
puncaknya, aku jatuh .... jatuh bebas ... ke dalam
orgasme, paling intens yang pernah aku dapatkan,
dan Christian mengikutiku ... mendorongku lebih
keras, tiga kali lagi ... akhirnya hilang, lalu ambruk di
atasku.

Saat kesadaranku sudah kembali, Christian menarik


keluar dariku. Musik telah berhenti, dan aku bisa

911
merasakan dia melintasi tubuhku saat ia melepaskan
manset pada pergelangan tangan kananku. Aku
mengerang saat tanganku dibebaskan. Dia segera
membebaskan tanganku yang satunya, dengan
lembut menarik penutup mataku, dan melepas
earphone di telinga. Aku berkedip melihat cahaya
redup yang lembut dan menatap ke dalam tatapan
intens mata abu-abunya.

"Hai," bisiknya.

"Hai, juga," aku mengambil napas dengan malu-malu


padanya. Bibirnya dengan senyum khasnya, dan ia
membungkuk lalu menciumku dengan lembut.

"Kau melakukan dengan baik," bisiknya.


"Berbaliklah."

Sialan - apa yang akan dia lakukan sekarang?


Matanya melunak.

"Aku hanya akan mengusap bahumu."

"Oh ... oke."

Aku berguling dengan kaku untuk telentang. Aku


merasa sangat lelah. Christian duduk
mengangkangiku dan mulai memijat bahuku. Aku
merintih keras - dia memiliki jari yang kuat. Miring
ke bawah, ia mencium kepalaku.

"Musik apa itu?" Gumamku hampir tidak jelas.

912
"Itu disebut Spem in Alium, atau the Forty Part
Motet, oleh Thomas Tallis."

"Sungguh ... luar biasa."

"Aku selalu ingin berhubungan seks dengan musik


itu."

"Bukan untuk pertama yang lainnya, Mr. Grey?"

"Memang, Miss Steele."

Aku mengerang lagi saat jari-jarinya yang terlatih


memijat pundakku.

"Yah, ini pertama kalinya aku berhubungan seks


dengan lagu itu juga," bisikku mengantuk.

"Hmm ... kau dan aku, kita saling memberi banyak


pengalaman pertama lainnya." Suaranya terdengar
biasa saja.

"Apa yang aku katakan dalam tidurku, Ch - err, Sir?"

Tangannya berhenti memijat sejenak.

"Kau bicara banyak hal, Anastasia. Kamu berbicara


tentang sangkar dan stroberi ... bahwa kau ingin lebih
... dan bahwa kau merindukanku."

Oh, terima kasih Tuhan untuk itu.

913
"Apa cuma itu?" Kelegaan dalam suaraku tampak
jelas.

Christian menghentikan pijatan yang menyenangkan


itu dan bergeser hingga dia berbaring disampingku.
Kepalanya bersandar pada sikunya. Dia mengerutkan
kening.

"Apa yang kau pikir sudah kau katakan?"

Oh sial.

"Bahwa aku pikir kamu jelek, sombong, dan kau


adalah tak mampu di atas tempat tidur."

Dia mengerutkan keningnya sampai dalam.

"Yah, tentu saja aku akui semua itu, dan sekarang


kau telah membuat aku benar-benar tertarik. Apa
yang kau sembunyikan dariku, Miss Steele?"

Aku berkedip padanya dengan polos.

"Aku tidak menyembunyikan apapun."

"Anastasia, kau bukan seorang pembohong yang


pandai."

"Aku pikir kau akan membuatku tertawa setelah


berhubungan seks, dan kau tak bisa melakukannya
dengan cara itu."

914
Bibirnya tersenyum dengan khas.

"Aku tak bisa melawak."

"Mr. Grey! Sesuatu yang tak bisa kamu lakukan?"


Aku menyeringai padanya, dan ia menyeringai
kembali.

"Tidak, tak ada harapan menjadi seorang pelawak."


Dia tampak begitu bangga dengan dirinya sendiri
bahwa aku mulai tertawa.

"Aku juga bukan seorang pelawak,"

"Suara ketawamu sangat menyenangkan," bisiknya,


dan ia membungkuk ke depan dan menciumku.

"Dan kau menyembunyikan sesuatu, Anastasia.


Mungkin aku harus menyiksamu dulu supaya kau
mengatakannya."

915
Aku bangun dengan tersentak. Aku baru saja
bermimpi terjatuh dari tangga, dan aku langsung
berdiri, sejenak mengalami disorientasi. Sudah gelap,
dan aku berada di tempat tidur Christian sendirian.
Sesuatu telah membangunkanku, suatu pikiran yang
mengganjal. Aku melirik jam alarm di samping
tempat tidurnya. Baru jam 5:00 pagi, tapi aku merasa
segar. Bagaimana bisa begini? Oh – ini karena
masalah perbedaan waktu –saat ini jam 8:00 pagi di
Georgia. Sialan ... aku perlu minum pilku. Aku
merangkak turun dari tempat tidur, bersyukur atas
apa pun yang telah membangunkanku. Aku bisa
mendengar samar-samar nada piano. Christian
sedang memainkannya. Aku harus melihat. Aku suka
menonton dia bermain. Masih telanjang, Aku
mengambil jubah mandiku dari kursi dan berjalan
pelan menyusuri koridor, aku mengenakan jubah
mandiku saat mendengarkan suara magis dari
ratapan melodi yang datang dari ruangan besar.

Di kegelapan, Christian duduk memainkan piano


dengan diterangi cahaya, dan rambut tembaganya
berkilau mengkilap. Dia seperti telanjang, meskipun
aku tahu dia memakai celana piyamanya.

Dia berkonsentrasi, bermain sangat syahdu, hanyut


dalam musik yang melankolis. Aku ragu, menonton
dari bayang-bayang, tidak ingin mengganggunya. Aku
ingin memeluknyanya.

Dia tampak hanyut, bahkan sedih, pedih dan kesepian


- atau mungkin itu hanya musik penuh kesedihan

916
yang menyentuh. Dia telah selesai dengan lagunya,
berhenti sebentar, kemudian mulai bermain lagi.

Aku bergerak dengan hati-hati ke arahnya,


menggambarkan seperti ngengat mendekati api ... ide
itu membuatku tersenyum.

Dia melirik ke arahku dan mengerutkan kening


sebelum pandangannya kembali ke tangannya. Oh
sial, apa dia marah bahwa aku mengganggunya?

"Kau seharusnya tidur," tegurnya ringan.

Aku tahu dia sedang memikirkan sesuatu.

"Seharusnya kau juga," balasku tidak begitu lembut.

Dia melirik ke atas lagi, bibirnya berkedut dengan


sedikit senyuman.

"Apakah kau memarahiku, Miss Steele?"

"Ya, Mr. Grey."

"Sebenarnya, aku tak bisa tidur." Dia mengernyit lagi


berkedip kesal atau marah di wajahnya. Denganku?
Yang pasti tidak.

Aku mengabaikan ekspresi wajahnya dan dengan


sangat berani duduk di sampingnya di bangku piano,
menempatkan kepala di bahunya yang telanjang
untuk menonton jari-jarinya yang lincah menekan

917
turts piano. Dia berhenti sejenak, dan kemudian
melanjutkan sampai selesai.

"Apa itu?" Aku bertanya pelan.

"Chopin. Opus 28, no4. Di E minor, jika kau tertarik,"


bisiknya.

"Aku selalu tertarik apa yang kau lakukan."

Dia berbalik dan mencium rambutku.

"Aku tak bermaksud membangunkanmu."

"Tidak. Mainkan lagi yang satunya."

"Yang satunya?"

"Karya Bach yang kau mainkan pada malam pertama


saat aku menginap."

"Oh, Marcello."

Ia mulai bermain perlahan-lahan dengan sengaja.


Aku merasakan gerakan tangan di bahunya saat aku
bersandar padanya dan memejamkan mata. Sedih,
menggetarkan jiwa berputar secara perlahan dan
perasaan syahdu disekitar kita, bergema dari dinding.
Ini adalah bagian melodi yang indah, bahkan lebih
sedih dari karya Chopin, dan aku kehilangan diriku
untuk meratapi keindahannya. Sampai batas
tertentu, itu mencerminkan seperti apa yang aku

918
rasakan. Kerinduan terasa pedih yang mendalam.
Aku harus mengetahui pria luar biasa ini lebih baik
lagi, untuk mencoba dan memahami kesedihannya.
Semua terlalu cepat, musiknya telah berakhir.

"Mengapa kau hanya bermain musik sedih seperti


ini?"

Aku duduk tegak dan menatap ke arahnya saat ia


mengangkat bahu sebagai jawaban atas
pertanyaanku, ekspresinya waspada. "Jadi kau
berumur enam tahun saat kau mulai bermain?" Aku
mendesak.

Dia mengangguk, tampak waspada sekali. Setelah


beberapa saat ia mulai bercerita.

"Aku mulai belajar piano untuk menyenangkan ibu


baruku."

"Untuk masuk ke dalam keluarga yang sempurna?"

"Ya, begitulah," katanya mengelak. "Kenapa kau


bangun? Bukankah kau perlu memulihkan diri dari
aktivitas semalam?"

"Ini sudah jam 8:00 pagi untukku. Dan aku perlu


minum pilku."

Dia mengangkat alisnya dengan heran.

919
"Bagus, teringat," gumamnya, dan aku bisa
membuatnya terkesan. Bibirnya yang khas setengah
tersenyum.

"Hanya kau minum pil KB pada jam khusus di zona


waktu yang berbeda. Mungkin kau harus menunggu
setengah jam dan kemudian satu jam setengah besok
pagi. Jadi akhirnya kau dapat minum pada waktu
yang wajar."

"Rencana bagus," aku bernapas. "Jadi apa yang harus


kita lakukan selama setengah jam?" Aku mengedip
polos padanya.

"Aku bisa memikirkan beberapa hal," ia menyeringai,


mata abu-abunya bersinar Aku menatap balik tanpa
ekspresi dan tubuhku langsung meleleh dan mencair
di bawah tatapannya.

"Disisi lain, kita bisa bicara," saranku berusaha


tenang.

Alisnya berkerut.

"Aku lebih suka apa yang ada dalam pikiranku." Dia


membawaku ke pangkuannya.

"Kau selalu lebih suka berhubungan seks dari pada


bicara," Aku tertawa,menenangkan diri dengan
memegang lengan atasnya.

920
"Benar. Terutama denganmu." Dia mencium
rambutku dan berpindah dari bawah telingaku ke
tenggorokanku. "Mungkin diatas pianoku," dia
berbisik.

Oh. Seluruh tubuhku mengencang memikirkan hal


itu. Piano. Wow.

"Aku ingin mendapatkan sesuatu kejelasan dulu,"


bisikku saat denyut nadiku mulai cepat, dan dewi
batinku memejamkan mata, bibirnya memperlihatkan
padaku rasa kenikmatan.

Dia berhenti sejenak sebelum melanjutkan serangan


sensual itu.

"Selalu begitu bersemangat untuk informasi, Miss


Steele. Kejelasan mengenai apa? Dia menyentuh
kulitku di dasar leherku, mencium dengan lembut.

"Kita," bisikku sambil memejamkan mata.

"Hmm. Bagaimana dengan kita ?" Dia berhenti


sejenak dari ciumannya sepanjang bahuku.

"Perjanjian."

Dia mengangkat kepalanya untuk menatap ke


arahku, sedikit geli di matanya, dan mendesah. Ia
mengusap ujung jarinya di pipiku.

921
"Yah, aku pikir perjanjian sudah dibicarakan,
bukankah begitu?" Suaranya rendah dan serak,
matanya lembut. "Sudah dibicarakan?"

"Sudah dibicarakan." Dia tersenyum. Aku ternganga


dengan bingung.

"Tapi dulu kau begitu antusias."

"Yah, itu dulu sebelum ini. Tapi, Aturan tak perlu


diperbincangkan, tapi masih berlaku." Ekspresinya
sedikit mengeras.

"Sebelum? Sebelum apa?"

"Sebelum," ... Dia diam sebentar, dan ekspresinya


kembali waspada, "lebih." Dia mengangkat bahu.

"Oh."

"Selain itu, kita sudah pernah berada di ruang


bermain dua kali sekarang, dan kau belum lari
menjerit ketakutan."

"Apakah kau kira aku seperti itu?"

"Tidak ada satupun yang kau lakukan bisa dikira,


Anastasia," katanya datar.

"Jadi, biarkan aku menjadi jelas. Kau hanya ingin aku


mengikuti semua aturan perjanjian sepanjang waktu
tetapi tidak perlu menandatangani perjanjian itu?"

922
"Kecuali di ruang bermain. Aku ingin kau mengikuti
semangat dari perjanjian itu pada saat di ruang
bermain, dan ya, aku ingin kau untuk mengikuti
aturan - sepanjang waktu. Dan aku tahu kau akan
aman, dan aku akan bisa memilikimu kapanpun aku
mau."

"Dan jika aku melanggar salah satu aturan?"

"Kalau begitu aku akan menghukummu."

"Bukankah kau perlu persetujuanku?"

"Ya, aku akan melakukannya."

"Dan jika aku mengatakan tidak?"

Ia menatap padaku selama beberapa saat, dengan


ekspresi bingung.

"Jika kau mengatakan tidak, Kau harus mengatakan


tidak. Aku akan menemukan cara untuk
membujukmu."

Aku menjauhkan diri darinya dan berdiri. Aku butuh


jarak tertentu. Dia mengernyit saat aku menatap ke
arahnya. Dia tampak bingung dan waspada lagi.

"Jadi, aspek hukuman masih tetap ada."

"Ya, tapi hanya jika kau melanggar aturan."

923
"Aku harus kembali membacanya," kataku, berusaha
mengingat detail.

"Aku akan mengambilnya untukmu." Nada bicaranya


tiba-tiba berubah jadi seperti bisnis.

Whoa. Pembicaraan ini jadi serius begitu cepat. Dia


bangkit dari piano dan berjalan dengan gesit ke ruang
kerjanya. Aku merasa kulit kepalaku seperti ditusuk-
tusuk. Astaga, aku butuh minum teh. Membahas
hubungan masa depan kami pada jam 5:45 pagi saat
dia belum sibuk dengan pekerjaan yang lain

- apakah ini bijaksana? Aku masuk dapur yang masih


gelap. Di mana lampunya? Aku menyalakannya, dan
menuangkan air ke dalam ketel. Pilku! Aku mencari
di tasku yang kutinggalkan di bar sarapan dan
dengan cepat menemukannya. Kutelan satu. Pada
saat aku selesai menelan pilku, Christian sudah
kembali, duduk di salah satu kursi bar, mengamatiku
dengan penuh perhatian.

"Ini dia." Dia memberikan selembar kertas diketik ke


arahku, dan aku melihat bahwa dia mencoret
beberapa hal.

ATURAN

Yang harus di patuhi:

924
Submisif akan mematuhi setiap instruksi yang
diberikan oleh dominan langsung tanpa ragu atau
hambatan dan dengan cara yang cepat.
Submisif akan menyetujui pada semua aktivitas
seksual yang dianggap cocok dan menyenangkan
dengan dominan kecuali aktivitas yang diuraikan
dalam batasan yang keras (Lampiran A). Dia akan
melakukannya dengan penuh semangat dan tanpa
ragu.

Tidur:
Submissive akan memastikan dia mendapatkan
minimal delapan tujuh jam tidur malam ketika ia
tidak dengan Dominan.

Makanan:
Submisif makan secara teratur untuk menjaga
kesehatan dan kesejahteraan dari daftar resep
makanan (Lampiran 4). Submisif tidak akan makan
camilan di antara waktu makan, kecuali buah.

Pakaian:
Saat bersama dominan, Submisif akan mengenakan
pakaian yang hanya disetujui oleh Dominan. Dominan
akan menyediakan anggaran pakaian untuk Submisif,
Submisif akan memakainya. Dominan akan
menemani Submisif membeli pakaian atas
persetujuannya.

Latihan kebugaran:
Dominan harus menyediakan Submisif dengan pelatih
pribadi empat tiga kali seminggu setiap sesi selama

925
satu jam pada waktu yang disepakati bersama antara
pelatih pribadi dan Submisif. Pelatih pribadi akan
melaporkan kepada yang Dominan tentang kemajuan
Submisif.

Kebersihan Pribadi / Kecantikan:


Submisif akan menjaga kebersihan diri dan mencukur
dan atau wax setiap waktu. Submisif akan
mengunjungi salon kecantikan yang dominan pilih
dan waktunya yang akan ditentukan oleh dominan,
dan menjalani perawatan apa pun yang anggap cocok
oleh dominan.

Keselamatan Pribadi:
Submisif tidak akan minum berlebihan, merokok,
menggunakan obat-obatan terlarang atau
menempatkan dirinya dalam bahaya.

Kualitas pribadi:
Submisif tidak boleh melakukan hubungan seksual
dengan orang lain selain dengan Dominan. Submisif
harus bersikap sopan dan sederhana setiap saat. Dia
harus menyadari bahwa perilakunya adalah refleksi
langsung dengan Dominan. Dia harus bertanggung
jawab atas semua kejahatan, kesalahan dan perilaku
buruk yang dilakukan saat tidak dengan Dominan.

Gagal mematuhi seperti yang di atas akan berakibat


pada hukuman langsung, sifatnya akan ditentukan
oleh Dominan.

"Jadi hal kepatuhan masih berlaku?"

926
"Oh, ya." Dia menyeringai.

Aku menggeleng geli, dan sebelum aku menyadarinya,


aku memutar mata padanya.

"Apa kau memutar mata padaku, Anastasia?" Dia


mengambil nafas.

Oh Sial.

"Mungkin saja, tergantung reaksimu akan seperti


apa."

"Sama seperti biasa," katanya sambil menggelengkan


kepalanya sedikit, matanya bersinar dengan
kegembiraan.

Aku menelan ludah dan getaran kegembiraan


mengalir ketubuhku.

"Jadi ... " sialan. Apa yang akan aku lakukan?

"Ya?" Dia menjilati bibir bawahnya.

"Kau ingin memukul pantatku sekarang."

"Ya. Dan aku akan melakukannya. "

"Oh, begitu, Mr. Grey?" Aku menantang, menyeringai


ke arahnya. Dua orang baru bisa melakukan
permainan ini.

927
"Apa kau akan menghentikanku?"

"Kau harus menangkapku dulu."

Matanya melebar sedikit, dan dia meringis, perlahan-


lahan bangkit berdiri.

"Oh, begitu, Miss Steele?"

Bar sarapan memisahkan kami. Aku begitu bersyukur


atas keberadaannya pada saat ini.

"Dan kau menggigit bibirmu," dia bernafas, bergerak


perlahan ke kiri saat aku berpindah tempat.

"Kau tak akan melakukan," godaku. "Karena, kau


juga memutar matamu." Aku mencoba memberi
alasan padanya. Dia terus bergerak ke kiri, begitu
juga denganku.

"Ya, tapi kau baru saja meningkatkan taruhan yang


menyenangkan dalam permainan ini." Matanya
menyala dan antisipasi liar terpancar darinya.

"Aku lumayan cepat, tahu." Aku berusaha untuk


bersikap tenang.

"Aku juga"

Dia mengikutiku, di dapurnya sendiri.

928
"Apa kau akan menyerah?" Tanyanya.

"Pernahkah aku?"

"Miss Steele, apa maksudmu?" Dia menyeringai. "Ini


akan lebih buruk bila aku harus datang dan
menangkapmu."

"Itu hanya jika kau bisa menangkapku, Christian.


Dan sekarang, aku tak berniat membiarkan kau
menangkapku."

"Anastasia, kau bisa jatuh dan melukai dirimu


sendiri. Yang akan menempatkanmu bertentangan
langsung peraturan nomor tujuh."

"Aku sudah dalam bahaya sejak aku bertemu


denganmu, Mr. Grey, dengan atau tanpa aturan."

"Ya kau memang benar." Dia berhenti sejenak, dan


alisnya sedikit berkerut.

Tiba-tiba, ia menekuk lututnya mendekatiku,


membuatku menjerit dan berlari ke meja ruang
makan. Aku berhasil melarikan diri, menempatkan
meja di antara kami. Hatiku berdebar dan adrenalin
sudah melonjak keseluruh tubuhku ....oh boy ... ...
begitu mendebarkan. Aku merasa jadi anak- anak
lagi, meski tak tepat. Aku mengawasinya dengan hati-
hati saat ia sengaja melangkah ke arahku. Aku
mundur satu inchi.

929
"Kau tentu tahu bagaimana mengalihkan perhatian
seorang pria, Anastasia."

"Kami berusaha untuk menyenangkan, Mr. Grey.


Mengalihkan perhatianmu dari apa?"

"Hidup. Alam semesta." Dia melambaikan satu


tangannya samar-samar.

"Kau tampak sedang memikirkan sesuatu saat kau


bermain tadi."

Dia berhenti dan melipat tangannya, ekspresinya geli.

"Kita bisa melakukan ini sepanjang hari, sayang, tapi


aku akan menangkapmu, dan hanya akan lebih buruk
untukmu saat aku lakukan itu."

"Tidak, kau tak akan melakukan." Aku tak boleh


terlalu percaya diri. Aku ulangi ini sebagai mantra.
Bawah sadarku telah menemukan sepatu Nikenya,
dan dia mulai.

"Siapapun akan berpikir kau tak ingin aku untuk


menangkapmu."

"Aku memang tidak ingin. Itu intinya. Aku


merasakan hukuman sama caranya dengan kau
merasakan saat aku menyentuhmu." Tiba-tiba
sikapnya berubah dalam sepersekian detik. Hilang
sudah Christian yang menyenangkan, dan ia berdiri

930
menatapku seolah aku sudah menamparnya. Dia
pucat.

"Itukah yang kau rasakan?" Bisiknya.

Empat kata, dan cara dia mengucapkannya, berbicara


banyak. Oh tidak. Memberitahuku lebih banyak
tentang dia dan bagaimana perasaannya.
Menceritakan tentang ketakutan dan kebencian. Aku
mengerutkan kening. Tidak, aku tak merasa bahwa
itu buruk. Tidak mungkin. Apa yang aku lakukan?

"Tidak, tidak cukup mempengaruhiku sebanyak itu,


namun itu bisa memberimu sebuah gambaran,"
gumamku, menatap cemas ke arahnya.

"Oh," katanya.

Ya ampun. Tampaknya dia benar-benar bingung,


seperti aku telah menarik karpet dari bawah kakinya.

Mengambil napas dalam-dalam, aku bergerak


mengelilingi meja sampai aku berdiri di depannya,
menatap mata memprihatinkan itu.

"Kau sangat membencinya?" Dia bernafas, matanya


ketakutan.

"Yah ... tidak juga," aku meyakinkan dia. Astaga – itu


bagaimana perasaannya ketika orang yang
menyentuhnya?

931
"Tidak aku merasa seperti bermuka dua tentang hal
itu. Aku tak menyukainya, tapi aku juga tak
membencinya."

"Tapi tadi malam, di ruang bermain, kau ..." dia tidak


melanjutkan.

"Aku melakukannya untukmu, Christian, karena kau


membutuhkannya. Tapi aku tidak suka. Kau tak
menyakitiku tadi malam.

Itu dalam konteks yang berbeda, dan secara


internalaku bisa membenarkan, dan aku percaya
padamu. Tetapi bila kau ingin menghukumku, aku
khawatir bahwa kau akan menyakitiku."

Mata abu-abunya berkilau seperti badai bergejolak.


Waktu berjalan, dan berkembang dan hilang sebelum
ia menjawab pelan.

"Aku ingin menyakitimu. Tapi tak melebihi apa yang


tidak bisa kau tahan."

Sialan!

"Kenapa?"

Dia mengangkat tangannya ke rambutnya, dan ia


mengangkat bahu.

"Aku hanya membutuhkannya." Dia berhenti sejenak,


menatapku dengan kesedihan, dan ia menutup

932
matanya dan menggeleng. "Aku tak bisa
mengatakannya padamu," bisiknya.

"Tak bisa atau tak mau?"

"Tak mau."

"Jadi kau tahu kenapa."

"Ya."

"Tapi kau tak akan memberitahuku."

"Jika aku melakukannya, kau akan lari berteriak


ketakutan dari ruangan ini, dan kau tak akan pernah
ingin kembali." Dia menatapku hati-hati. "Aku tak
bisa mengambil risiko itu, Anastasia."

"Kau ingin aku tinggal."

"Lebih dari yang kau tahu. Aku tak tahan kehilangan


dirimu."

Oh...

Dia menatap ke arahku, dan tiba-tiba, dia menarikku


ke dalam pelukannya dan dia menciumku,
menciumku penuh gairah. Membuatku benar-benar
terkejut, dan aku merasakan panik dan sangat
membutuhkan ciumannya.

933
"Jangan tinggalkan aku. Kau bilang kau tak akan
meninggalkanku, dan kau memintaku untuk tak
meninggalkanmu, dalam tidurmu," bisiknya di
bibirku.

Oh ... pengakuanku saat tidur malam.

"Aku tak ingin pergi." Dan hatiku mantap, berubah


terbalik.

Orang ini membutuhkan. Ketakutannya terlihat jelas,


tapi dia tersesat ... di suatu tempat dalam kegelapan.
Matanya melebar dan suram dan tersiksa. Aku bisa
menenangkannya. Bergabung dengannya sebentar di
kegelapan dan membawanya ke tempat terang.

"Tunjukkan padaku," bisikku.

"Tunjukkan padamu?"

"Tunjukkan padaku seberapa besar sakitnya."

"Apa?"

"Hukum aku. Aku ingin tahu seberapa buruk yang


bisa kutahan."

Christian melangkah mundur dariku, benar-benar


bingung.

"Kau akan mencoba?"

934
"Ya." Tapi aku memiliki motif tersembunyi. Jika aku
melakukan ini untuknya, mungkin dia akan
membiarkanku menyentuhnya.

Dia berkedip padaku.

"Ana, kau begitu membingungkan."

"Aku juga bingung. Aku sedang berusaha


memecahkannya. Kau dan aku akan tahu, sekali dan
untuk selamanya, jika aku bisa melakukan ini. Jika
aku bisa menangani hal ini, maka mungkin kau - "
kata-kataku gagal, dan matanya melebar lagi. Dia
tahu aku mengacu untuk bisa menyentuhnya. Untuk
beberapa saat, dia tampak terkoyak, tapi kemudian
tekad baja menempel di wajahnya, dan ia menyempit
matanya, menatapku penuh pertimbangan seolah
begitu beratnya untuk memilih ini.

Mendadak, dia menggenggam sekaligus


mencengkeram tanganku dan berbalik, membawaku
keluar dari ruangan besar, menaiki tangga, dan
menuju ruang bermain. Kenikmatan dan rasa sakit,
hadiah dan hukuman - kata-katanya sudah lama
bergema dalam pikiranku.

"Aku akan menunjukkan padamu seberapa buruk bisa


terjadi, dan kau bisa membuat pikiranmu jadi
terbuka." Dia berhenti dekat pintu. "Apa kau siap
untuk ini?"

935
Aku mengangguk, pikiranku sudah bulat, dan aku
merasa agak pusing, lemah karena semua darah
meninggalkan wajahku. Dia membuka pintu, dan
masih memegang tanganku, meraih apa yang tampak
seperti sabuk dari rak di samping pintu, lalu
membawaku ke bangku kulit merah di pojok ruangan.

936
"Membungkuklah di atas bangku," bisiknya lembut.

Oke. Aku bisa melakukan ini. Aku membungkuk di


atas kulit lembut halus. Dia mengangkat jubah
mandiku.

Diam-diam dalam pikiranku, aku agak terkejut


karena dia tak menyuruhku melepasnya. Gila, aku
tahu ini akan terasa sakit .... Bawah sadarku telah
pingsan, dan dewi batinku berusaha untuk terlihat
berani.

"Kita di sini karena kau mengatakan ya, Anastasia.


Dan kau berlari dariku. Aku akan memukulmu enam
kali, dan kau akan menghitung denganku."

Kenapa sih dia tak langsung menyelesaikannya? Dia


selalu membuat seperti makanan untuk
menghukumku. Aku memutar mata, menyadari
sepenuhnya ia tak dapat melihatku.

Dia mengangkat ujung jubah mandiku, dan untuk


beberapa alasan, ini terasa lebih intim daripada
telanjang. Dengan lembut dia membelai pantatku,
tangannya hangat membelai kedua pantatku dan
turun ke bagian atas pahaku.

"Aku melakukan ini supaya kau ingat untuk tidak lari


dariku, dan meskipun menyenangkan, aku tak ingin
kau lari dariku," bisiknya.

Dan ironisnya aku tidak lupa. Aku berlari untuk

937
menghindari ini. Jika dia membuka tangannya, aku
akan lari ke dia, bukan menjauh darinya.

"Dan kau memutar mata padaku. Kau tahu


bagaimana perasaanku tentang itu." Tiba-tiba,
hilanglah – ketakutan, gelisah,gugup dalam nada
suaranya. Dia sudah kembali dari manapun dia
berada. Aku mendengar dalam nada suaranya,
caranya dia menempatkan jemarinya di pantatku,
memegangku - dan perubahan suasana di dalam
kamar.

Aku memejamkan mata, menguatkan diri menerima


pukulan. Tiba-tiba pukulannya datang sangat keras,
bunyi keras melintas pantatku, dan pukulan dengan
sabuk ini yang aku takutkan. Aku berteriak tanpa
sadar, dan mengambil udara banyak- banyaknya.

"Hitung, Anastasia!" Perintahnya.

"Satu!" Aku berteriak padanya, dan kedengarannya


seperti sebuah sumpah serapah.

Dia mencambukku lagi, dan denyut rasa sakit dan


sangat terasa di sepanjang garis sabuk. Sialan ... itu
sangat cerdas

"Dua!" Aku berteriak. Rasanya begitu lega bisa


menjerit.

Napasnya tak teratur dan kasar. Sementara napasku


hampir tak terdengar karena aku merasa putus asa,

938
seluruh jiwaku berusaha sekuat tenaga mencari
beberapa kekuatan batin. Sabuknya kembali melukai
bokongku.

"Tiga!" Air mata yang tak diinginkan jatuh ke luar


dari mataku. Astaga - rasanya lebih sakit daripada
yang kupikirkan -

jauh lebih sakit dibanding dengan telapak tangan. Dia


tidak menahannya lagi.

"Empat!" Aku berteriak saat sabuk dilecutkan lagi,


dan sekarang air mengalir di pipiku.

Sebenarnya aku tak ingin menangis. Ini membuatku


marah bahwa aku menangis. Dia mencambukku lagi.

"Lima." Suaraku terdengar seperti tersedak, tertahan


oleh isakan, dan pada saat ini, aku pikir aku
membencinya. Sekali lagi, aku bisa melakukan satu
lagi. Pantatku terasa seolah-olah terbakar.

"Enam," aku berbisik karena sengatan seperti


melepuh sangat sakit, dan aku mendengar dia
menjatuhkan sabuk di belakangku, dan menarikku ke
dalam pelukannya, dengan terengah-engah dan penuh
kasih ... dan aku tak ingin bersama dia.

"Lepaskan ... tidak ... "Dan aku menemukan diriku


berusaha untuk melepaskan dari pelukannya,
mendorong menjauhinya. Melawannya.

939
"Jangan sentuh aku!" Aku mendesis. Aku berdiri
tegak dan menatapnya, dan dia menonton seolah-olah
aku mau meledak, mata abu-abunya melebar, geli.
Dengan marah aku menghapus air mata yang keluar
dari mataku dengan punggung tanganku,
memelototinya.

"Jadi inikah yang benar-benar kau sukai? Aku, seperti


ini?" aku menggunakan lengan jubah mandi untuk
membersihkan hidungku.

Dia menatap ke arahku dengan waspada.

"Yah, kau anak orang brengsek."

"Ana," dia memohon, terkejut.

"Jangan coba-coba menyebut Ana ku! Kau harus bisa


memilah kemarahanmu, Grey!" Setelah itu, aku
berbalik dengan kaku, dan keluar dari ruang bermain,
menutup pintu dengan pelan di belakangku.

Aku memegang hendel pintu di belakangku dan


kembali bersandar sebentar di pintu. Pergi kemana?

Apa aku akan lari? Apa aku akan tinggal? Aku sangat
marah, air mata panas mendidih marah tumpah di
pipiku, dan aku mengusap dengan geram kesamping.
Aku hanya ingin meringkuk. Meringkuk dan
memulihkan diri dengan beberapa cara.
Menyembuhkan keyakinanku yang sudah hancur
berantakan. Bagaimana mungkin aku sebodoh itu?

940
Tentu saja rasanya akan terasa sakit.

Dengan ragu-ragu, aku menggosok pantatku. Aah!


sakit. Ke mana aku akan pergi? Tak mungkin
kekamarnya. Kamarku, atau ruang yang akan
menjadi milikku, tidak, itu adalah milikku ... milikku.
Inilah sebabnya mengapa dia ingin aku memilikinya.
Dia tahu aku akan membutuhkan jarak darinya.

Aku berjalan kaku sendirian ke kamar, sadar bahwa


Christian dapat mengikutiku. Masih gelap di kamar
tidur, fajar menyingsing masih redup di cakrawala.
Aku naik ke tempat tidur dengan canggung, hati-hati
untuk tidak duduk karena pantatku terasa sakit dan
perih Aku menarik jubah mandi, membungkus
tubuhku, dan meringkuk dan benar-benar
melepaskan - menangis keras ke bantalku.

Apa yang kupikirkan? Mengapa aku membiarkan dia


melakukan itu padaku? Aku ingin kegelapan, untuk
menjelajahi bagaimana itu bisa menjadi buruk - tapi
itu terlalu gelap untukku. Aku tak bisa melakukan
ini. Namun, ini yang dia lakukan, beginilah cara dia
menyukainya.

Peringatan itu membuatku sadar. Dan menjadi jelas


tentang dia, dia memperingatkanku dan
memperingatkanku sekali lagi. Dia tak normal. Dia
memiliki kebutuhan yang tak bisa aku penuhi. Aku
menyadari itu sekarang. Aku tak ingin dia
memukulku seperti itu lagi. Aku berpikir dia
memukulku sudah dua kali, dan betapa mudahnya

941
dia melakukan perbedaan itu padaku. Apa itu cukup
baginya? Aku menangis lebih keras ke bantal. Aku
akan kehilangan dia. Dia tak akan mau bersamaku
jika aku tak bisa memberikan yang ia inginkan.

Mengapa, mengapa, mengapa aku jatuh cinta dengan


Fifty Shades? Mengapa? Kenapa aku tidak mencintai
José, atau Paul Clayton, atau seseorang seperti aku?

Oh, dia terlihat bingung saat aku meninggalkannya.


Aku begitu kejam, sangat terkejut dengan kekejaman
itu ... maukah dia memaafkanku ... Maukah aku
memaafkannya? Pikiranku jadi kacau semua dan
campur aduk, bergema dan memantul dari bagian
dalam kepalaku. Bawah sadarku menggeleng sedih,
dan dewi batinku sama sekali tak terlihat. Oh, ini
adalah pagi yang gelap bagi jiwaku. Aku sendirian.
Aku menginginkan Ibuku. Aku ingat kata-kata
perpisahannya di bandara, Ikuti kata hatimu, sayang,
tolong - cobalah untuk tak berpiikir terlalu berlebihan.
Relaks dan nikmati dirimu sendiri. Kau masih begitu
muda, sayang. Kau punya banyak waktu untuk
mencari pengalaman hidup, hanya biarkan itu
mengalir saja.

Kau layak mendapatkan yang terbaik dari segalanya.

Aku mengikuti kata hatiku, dan yang aku dapatkan


adalah pantat yang sakit dan menderita, jadi patah
semangat untuk menunjukkan itu. Aku harus pergi.
Itu saja ... Aku harus meninggalkannya. Dia tidak
baik untukku, dan aku tidak baik untuknya.

942
Bagaimana mungkin kita bisa membuat ini berjalan?
Dan membayangkan tak melihat dia lagi praktis
membuatku sesak napas ... Fifty Shades-ku.

Aku mendengar suara klik pintu dibuka. Oh tidak -


dia ke sini. Dia menempatkan sesuatu di atas meja
samping tempat tidur, dan tempat tidur terasa
bergerak saat ia berbaring di belakangku.

"Sst," dia mengambil nafas, dan aku ingin menarik


diri dari dia, pindah ke sisi lain tempat tidur, tapi aku
seperti lumpuh. Aku tak bisa bergerak dan berbaring
kaku, tak bisa digerakkan sama sekali. "Jangan
menolakku, Ana, kumohon," bisiknya. Dengan lembut,
dia menarikku ke dalam pelukannya, membenamkan
hidungnya di rambutku, mencium leherku.

"Jangan membenciku," dia bernafas lembut di kulitku,


suaranya terdengar sangat sedih. Hatiku membeku
dan menangis terisak. Dia terus menciumku dengan
lembut, penuh kasih, tapi aku tetap menjaga jarak
dan waspada.

Kami berbaring bersama seperti ini, tidak berkata


apa-apa sampai lama. Dia hanya memelukku, dan
perlahan-lahan, aku menjadi tenang dan berhenti
menangis. Fajar telah datang, dan cahaya lembut
menjadi terang berganti pagi, dan kami masih
berbaring dengan tenang.

"Aku membawa beberapa Advil dan beberapa krim


arnica," katanya setelah lama dalam diam.

943
Aku berbalik sangat pelan-pelan dalam pelukannya
hingga aku bisa berhadapan dengannya. Kepalaku
bertumpu di lengannya. Matanya abu-abu keras dan
hati-hati.

Aku menatap wajah yang tampan. Dia memberi jarak,


tapi matanya terus menatapku, hampir tidak
berkedip. Oh, dia terlihat begitu mendebarkan. Dalam
waktu singkat, dia menjadi begitu, terlihat sangat
sayang padaku. Aku mengulurkan tangan, membelai
pipinya dan menjalankan ujung jariku ke janggutnya.
Dia menutup matanya dan sedikit menghembuskan
napas.

"Maafkan aku," bisikku.

Dia membuka matanya dan menatapku bingung.

"Untuk apa?"

"Untuk apa yang sudah aku katakan."

"Kau tak mengatakan apapun yang tak aku tahu."


Dan matanya melunak lega. "Maaf aku menyakitimu."

Aku mengangkat bahu.

"Aku yang minta." Dan sekarang aku tahu. Aku


menelan ludah. Ini dia. Aku perlu mengatakan
bagianku. "Kupikir aku tak bisa menjadi segalanya
seperti yang kau inginkan," bisikku. Matanya melebar

944
sedikit, dan ia berkedip, ekspresi kembali ketakutan.

"Kau adalah segalanya yang aku inginkan."

Apa?

"Aku tak paham. Aku bukan seorang yang patuh, dan


kau pasti sangat yakin bahwa aku tak akan
membiarkanmu melakukan itu lagi padaku. Dan itu
sesuatu yang kau butuhkan, kau bilang begitu."

Dia menutup matanya lagi, dan aku bisa melihat


segudang emosi melintasi wajahnya. Saat ia
membuka matanya kembali, ekspresinya suram. Oh
tidak.

"Kau benar. Aku seharusnya membiarkanmu pergi.


Aku tak baik untukmu."

Kulit kepalaku seperti ditusuk-tusuk karena setiap


helai rambut di tubuhku berdiri minta perhatian, dan
dunia seperti jatuh menjauhiku, meninggalkan
semuanya, menyisakan lubang yang dalam bagiku.
Oh tidak.

"Aku tak ingin pergi," bisikku. Sialan - ini dia. Bayar


atau mainkan. Air mata keluar di mataku sekali lagi.

"Aku juga tak ingin kau pergi," ia berbisik, nada


suaranya kasar. Dia meraihku dan dengan lembut
membelai pipiku dan mengusap air mata dengan ibu
jarinya. "Aku menjadi hidup sejak aku bertemu

945
denganmu." Ibu jari menelusuri kontur bibir
bawahku.

"Aku juga," bisikku. "Aku jatuh cinta padamu,


Christian."

Matanya melebar lagi, tapi kali ini, terkejut, benar-


benar ketakutan.

"Tidak," dia bernafas seolah aku memdorong udara


keluar darinya.

Oh tidak.

"Kau tak bisa mencintaiku, Ana. Tidak ... ini salah."


Dia ketakutan.

"Salah? Kenapa salah?"

"Yah, melihatlah dirimu. Aku tak bisa membuatmu


bahagia." Suaranya sedih.

"Tapi kau membuatku bahagia." Aku mengernyit.

"Tidak pada saat ini, tidak melakukan apa yang ingin


aku lakukan."

Ya ampun. Inilah faktanya. Inilah intinya -


ketidakcocokan - dan semua yang ada didalam
pikirannya.

"Kita tak akan bisa melewati itu, ya kan?" Bisikku,

946
kepalaku berdenyut ketakutan.

Dia menggeleng muram. Aku menutup mataku. Aku


tak sanggup melihatnya.

"Yah ... lebih baik aku pergi," bisikku, mengernyit


saat aku duduk.

"Tidak, jangan pergi." Suaranya seperti panik.

"Tak ada gunanya aku tinggal." Tiba-tiba, aku merasa


lelah, benar-benar kelelahan, dan aku ingin pergi
sekarang. Aku turun dari tempat tidur, dan Christian
mengikuti.

"Aku akan berpakaian. Aku ingin sedikit privasi,"


kataku, suaraku datar dan kosong saat aku
meninggalkan dia berdiri di kamar tidur.

Menuju lantai bawah, aku melirik ruangan besar,


berpikir bagaimana hanya beberapa jam sebelumnya
aku menyandarkan kepala di bahunya saat ia
memainkan piano. Begitu banyak yang terjadi sejak
itu. Aku membuka mataku dan melihat sekilas sejauh
mana kerusakan moralnya, dan sekarang aku tahu
dia tak sanggup mencintai seseorang - tak mampu
untuk memberi atau menerima cinta. Ketakutan
terburukku telah terwujud. Dan anehnya, itu sangat
melegakan.

Rasanya sangat menyakitkan hingga aku menolak


untuk mengakuinya. Aku merasa mati rasa. Entah

947
bagaimana aku seakan keluar dari tubuhku dan aku
sekarang menjadi pengamat biasa untuk mengungkap
tragedi. Aku mandi dengan cepat dan sistematis,
hanya berpikir setiap detik di hadapanku. Sekarang
menekan botol sabun mandi. Mengembalikan botol
sabun mandi di rak. Menggosokkan di wajah, di bahu
... dan terus, semuanya mudah, tindakan yang
mekanis, membutuhkan pengalaman mekanis yang
sederhana.

Aku selesai mandi – dan karena aku tidak


mengeramas rambutku, aku dapat mengeringkan diri
dengan cepat. Aku berpakaian di kamar mandi,
mengambil jeansku dan t-shirt dari koper kecilku.
Jeansku terasa melukai pantatku, tapi terus terang,
aku menyambut rasa sakit itu karena mengalihkan
pikiranku dari apa yang terjadi pada patah hatiku.

Aku membungkuk untuk menutup koperku, dan


bungkusan hadiah untuk Christian menarik
perhatianku, pesawat model kit glider Blahnik L23,
dia harus merakit dulu. Air mata mengancam. Oh
tidak ...

harusnya lebih bahagia, bila ada harapan untuk lebih.


Aku mengeluarkan persoalan ini, mengetahui bahwa
aku perlu memberikan ini padanya. Segera, aku
merobek sepotong kertas kecil dari notebookku, buru-
buru menulis catatan untuknya, dan biarkan di atas
kotak.

Ini mengingatkanku saat-saat bahagia.

948
Terima kasih.

Ana

Aku menatap diriku di cermin. Sebuah tatapan


seperti hantu yang pucat dan angker ke arahku. Aku
meraup rambutku mengikat menjadi ekor kuda dan
mengabaikan kondisi kelopak mataku yang
membengkak karena tangisan. Bawah sadarku
mengangguk setuju. Bahkan dia tahu untuk tidak
menjadi pemarah saat ini. Aku tak percaya bahwa
duniaku telah runtuh di sekitarku menjadi tumpukan
abu, semua harapan dan impian secara kejam
menghilang. Tidak, tidak tidak jangan berpikir
tentang hal itu. Jangan sekarang, belum. Ambil napas
dalam-dalam, aku mengambil koperku, dan setelah
menempatkan kit glider dan catatanku di atas bantal,
aku menuju ruang besar.

Christian sedang menelpon. Dia memakai jeans hitam


dan t-shirt. Kakinya telanjang.

"Dia bilang apa!" Ia berteriak, membuatku melompat.


"Yah, dia bisa memberitahu kita kebenaran itu.
Nomornya berapa, aku akan menelponnya... Welch,
ini benar-benar kacau." Dia melirik. Dan tidak
mengalihkan matanya yang gelap dan murung dariku.
"Cari dia," bentak dia dan menekan tombol off.

Aku berjalan ke sofa dan mengambil ranselku,


berusaha sebisa mungkin mengabaikannya. Aku

949
mengambil Mac dari ransel dan berjalan kembali ke
dapur, menempatkannya hati-hati di bar sarapan,
bersama dengan BlackBerry dan kunci mobil. Saat
aku berbalik menghadapi dia, dia menatapku,
tertegun dengan ketakutan.

"Aku butuh uang dari Beetle-ku yang dijual Taylor."


Suaraku jelas dan tenang, tanpa emosi ... luar biasa.

"Ana, aku tidak ingin barang-barang ini, semuanya


milikmu," katanya tak percaya. "Tolong, ambil
semuanya."

"Tidak Christian – Aku semata-mata menerima


semua itu di bawah kesabaran – dan aku tidak
menginginkan ini lagi."

"Ana, yang rasional dong," dia menegurku, bahkan


setelah sekarang.

"Aku tak ingin sesuatu yang akan mengingatkanku


padamu. Aku hanya perlu uang dari mobilku yang
dijual Taylor." Suaraku cukup monoton.

Dia terkesiap.

"Apa kau benar-benar mencoba melukaiku?"

"Tidak." Aku mengerut menatapnya. Tentu saja tidak


... aku mencintaimu. "Jelas tidak. Aku mencoba untuk
menjaga diriku sendiri," bisikku. Karena kau tak
menginginkanku sebesar aku menginginkanmu.

950
"Tolong, Ana, ambil barang-barang itu."

"Christian, aku tak ingin bertengkar - aku hanya


perlu uang."

Dia menyempit matanya, tapi aku tak lagi


terintimidasi olehnya. Yah, hanya sedikit. Aku balik
memandang tanpa ekspresi, tak berkedip atau
mundur.

"Maukah kau menerima cek?" Katanya ketus.

"Ya. Aku pikir tak apa."

Dia tak tersenyum, ia hanya berjalan ke ruang


kerjanya. Aku melihat yang masih tersisa lalu
melihat-lihat apartemennya - lukisan di dinding -
semua abstrak, tenang, sejuk ... bahkan dingin. Pas
sekali, aku pikir tanpa sadar. Mataku berkeliaran ke
piano. Astaga - jika aku menjaga mulutku, kami akan
bercinta di atas piano. Tidak, sialan, kita akan
berhubungan intim di atas piano.

Yah, aku lebih suka bercinta. Kebohongan besar dan


sedih dalam pikiranku. Dia tak pernah bercinta
denganku, kan? selalu hanya berhubungan intim
dengannya.

Christian kembali dan menyerahkan amplop.

"Taylor mendapat harga yang bagus. Itu adalah mobil

951
klasik. Kau bisa bertanya padanya. Dia akan
mengantarmu pulang." Dia mengangguk ke arah
belakang bahuku. Aku berbalik, dan Taylor sedang
berdiri di ambang pintu, mengenakan setelan,
sempurna seperti biasa.

"Tak perlu, aku bisa pulang sendiri ke rumah, terima


kasih."

Aku berbalik untuk menatap Christian, dan aku


melihat kemarahan hampir-terkandung di matanya.

"Apa kau akan menentangku setiap ada kesempatan?"

"Mengapa harus mengubah kebiasaan seumur hidup?"


Aku mengangkat bahu untuk minta maaf.

Dia menutup matanya dengan frustrasi dan berjalan


tangannya ke rambutnya.

"Aku mohon, Ana, biar Taylor mengantarmu pulang."

"Aku akan mengambil mobil, Miss Steele," kata Taylor


berwibawa. Christian mengangguk padanya, dan saat
aku melihat sekeliling, Taylor telah pergi.

Aku berbalik kembali untuk berhadapan dengan


Christian. Kami berjarak empat kaki. Dia melangkah
ke depan, dan secara naluri aku melangkah mundur.
Dia berhenti, dan penderitaan dalam ekspresinya
jelas terlihat, mata abu-abunya menyala.

952
"Aku tak ingin kau pergi," bisiknya, suaranya penuh
kerinduan.

"Aku tak bisa tinggal. Aku tahu apa yang aku


inginkan dan kau tak bisa memberikannya padaku,
dan aku tak bisa memberikan apa yang kau
butuhkan."

Dia melangkah maju, dan aku mengangkat tanganku


keatas.

"Tolong jangan." Aku mundur dari dia. Tak mungkin


aku bisa mentolerir sentuhannya sekarang, itu akan
membunuhku. "Aku tak bisa melakukan ini."

Meraih koper dan ranselku, aku menuju serambi. Dia


mengikutiku, menjaga jarak hati-hati. Dia menekan
tombol lift, dan pintu terbuka. Aku masuk.

"Selamat tinggal, Christian," bisikku.

"Ana, selamat tinggal," katanya lembut, dan dia


terlihat benar-benar hancur, seperti orang yang
kesakitan, mencerminkan betapa aku bisa merasakan
di dalamnya. Aku membuang muka darinya sebelum
aku berubah pikiran dan mencoba untuk
menghiburnya.

Pintu lift menutup, dan membawaku turun ke ruang


bawah tanah dan ke neraka pribadiku sendiri.

Taylor menahan pintu terbuka untukku, dan aku naik

953
ke belakang mobil. Aku menghindari kontak mata.

Jengah dan malu menyapu wajahku. Aku gagal total.


Aku berharap bisa menyeret Fifty Shades-ku menuju
cahaya, tapi terbukti tugas itu sedikit di luar
kemampuanku. Putus asa, aku mencoba untuk
menjaga meredam emosiku. Saat kami berjalan
keluar menuju 4th Avenue, aku menatap kosong
keluar jendela, dan betapa besarnya apa yang telah
aku lakukan secara perlahan terlintas dipikiranku.
Sial - Aku telah meninggalkannya. Satu-satunya pria
yang pernah aku cintai. Satu-satunya pria yang
pernah tidur denganku.

Aku terkesiap, dan tangisku pecah. Air mata tanpa


diminta dan tak diinginkan turun di pipiku, dan aku
buru-buru menyekanya dengan jemariku, kurogoh
tasku mencari kacamataku. Saat kami berhenti di
traffic lights, Taylor mengulurkan saputangan linen
untukku. Dia tak mengatakan apa-apa dan tak
melihat ke arahku, dan aku merasa bersyukur.

"Terima kasih," gumamku, dan kebaikan kecil ini


merupakan tindakan bijaksana yang membuatku
hancur. Aku duduk kembali di kursi kulit mewah dan
menangis.

Apartemen kosong menyedihkan dan terasa asing.


Aku belum tinggal di sini cukup lama untuk untuk
merasa seperti di rumah. Aku langsung menuju
kamarku, dan di sana, menggantung lemas di ujung
tempat tidurku, menyedihkan, sebuah balon,

954
helikopter kempes. Charlie Tango, terlihat dan terasa
persis sepertiku. Dengan marah aku melempar dari
ranjangku, memutuskan talinya, dan memeluknya.
Oh - apa yang telah kulakukan?

Aku jatuh diatas tempat tidur, sepatu dan semua, dan


menangis. Rasa sakit ini tak terlukiskan ... fisik,
mental ... metafisika ... itu ada dimana-mana,
menyusup ke dalam sumsum tulangku. Kesedihan.

Ini adalah kesedihan - dan aku telah membawanya


pada diriku sendiri. Jauh di lubuk hati, pikiran keji
tanpa diminta berasal dari dewi batinku, bibirnya
melengkung sambil menggeram ... rasa sakit fisik dari
sabetan sabuk tak terasa apa-apa, tidak bisa
dibandingkan dengan kerusakan ini. Aku meringkuk,
putus asa menggenggam balon foil datar dan sapu
tangan Taylor, dan menyerahkan diri untuk
kesedihanku.

End Untuk Novel Trilogy yang pertama.

955

Anda mungkin juga menyukai