Anda di halaman 1dari 9

SISTEM PENGISIAN

Pengertian dari sistem pengisian mobil adalah proses yang terjadi dari penghasil energi
listrik ke sistem kelistrikan kendaraan. Nantinya akan bekerja sebagai sumber arus dan
melakukan pengisian pada daya baterai yang habis.
Pengisian bisa menghasilkan energi ketika mesin kendaraan dihidupkan. Hal ini disebabkan
oleh sistem yang memanfaatkan putaran mesin menjadi sumber tenaganya. Listrik yang
diciptakan nantinya akan digunakan untuk menghidupkan beberapa bagian pada mobil.
Misalnya saja untuk menghidupkan klakson, lampu, dan kelistrikan lainnya pada mesin.
Secara umum terdapat dua fungsi dari sistem pengisian. Pertama adalah untuk mengisi
daya baterai yang sudah habis saat proses starting kendaraan.
Fungsi yang kedua adalah untuk memberikan suplai listrik ketika mobil hidup. Kendaraan
yang melaju membutuhkan banyak sumber listrik agar bisa dikendarai dengan nyaman dan
aman. Bayangkan saja jika Anda mengendarai kendaraan tanpa lampu di malam hari.
Listrik juga berperan besar agar starter mobil bisa bekerja. Jika suplai listrik terhambat atau
daya dari baterai dalam mobil sudah habis, maka kendaraan tidak akan bisa digunakan.
Oleh karena itu menjaga agar daya listrik tetap ada sangatlah penting.

Komponen dalam Sistem Pengisian Mobil


Dalam pengisian daya listrik ini ada beberapa komponen yang perlu diperhatikan. Masing-
masing komponen ini berperan sangat besar agar proses pengisian berjalan dengan baik.
Apabila salah satu komponen saja mengalami kerusakan, maka baterai tidak terisi.
Berikut ini beberapa komponen yang tersedia dalam sistem pengisian mobil.

1. Alternator

Komponen pertama ini memiliki fungsi untuk mengubah energi mekanis menjadi listrik. Saat
alternator bekerja maka akan terjadi putaran dari puli poros engkol yang akan disalurkan
melalui v-belt.
Nantinya akan muncul arus bolak balik dan diarahkan ke dioda. Ada beberapa komponen
yang terdapat dalam alternator sebagai berikut:

 Stator yang berfungsi untuk menciptakan arus bolak balik.


 Rotor yang berfungsi untuk menciptakan elektromagnet.
 Dioda yang fungsinya untuk menyearahkan arus.
 Bearing yang berfungsi agar rotor berputar dengan lembut.
 Fan yang berfungsi untuk mendinginkan komponen alternator.
 Puli yang berfungsi untuk menerima putaran dari tali kipas.

2. Regulator

Komponen kedua adalah regulator yang berfungsi untuk mengatur agar besar pengisian
tidak berlebihan. Hasil tegangan listrik dihasilkan sesuai dengan kecepatan putaran pada
mesin. Lebih cepat maka daya akan semakin besar.
Oleh karena itu dibutuhkan regulator untuk mengatur besaran daya yang dihasilkan.
Regulator akan mengatur besaran arus listrik yang dialirkan ke rotor coil. Regulator juga
bekerja untuk mematikan lampu indikator pengisian apabila alternator sudah bisa
menghasilkan arus listrik.
Ada dua tipe regulator yakni pelana atau konvensional dan ada juga tipe IC regulator. Ada
beberapa keuntungan yang didapatkan jika menggunakan tipe regulator IC yaitu:

 Ukurannya kecil namun mampu memberikan output yang besar.


 Tidak perlu adanya penyetelan.
 Kontrolnya juga lebih baik dan tahan dengan temperatur.

3. Baterai atau Accu

Merupakan komponen yang tentu sudah pernah Anda dengar. Fungsinya adalah sebagai
sumber listrik pada kendaraan untuk berbagai sistem seperti sistem pengapian hingga
sistem starter.
Fungsi lainnya adalah menjadi tempat penampungan daya sementara saat sistem
pengisian berlangsung.

4. Ampere
Komponen yang fungsinya untuk mengukur besarnya arus listrik. Biasanya dibangkitkan
untuk mengisi baterai.

4. Kunci Kontak
Komponen ini memiliki fungsi saklar yang bisa memutus dan menghubungkan aliran arus
listrik ke lampu indikator dan regulator.

5. Penghantar listrik
Dalam hal ini adalah kabel yang menjadi alat konduktor listrik.

6. Sekering atau fuse


Ada juga sekering yang akan bekerja sebagai pengaman dari semua rangkaian kelistrikan
apabila terjadi konsleting.

7. Lampu Indikator
Setiap alat selalu dilengkapi dengan lampu indikator yang menunjukan tidak terjadi
masalah pada sistem dan ketika pengisian telah selesai dilakukan.

Cara Kerja Sistem Pengisian pada Kendaraan 4W


Cara kerja pengisian pun dibedakan berdasarkan regulator yang digunakan. Ada dua tipe
regulator yaitu regulator tipe kontak dan regulator IC. Berikut ini cara kerja dengan regulator
sistem kontak.

1. Mengisi saat mesin mati dan kunci kontak menyala

Cara yang pertama adalah lampu pengisian menyala saat kunci kontak dalam keadaan ON.
Pada saat itu arus yang berasal dari baterai akan mengalir ke rotor dan massa. Oleh
karena itu akan muncul kemagnetan pada bagian rotor coil.
Dalam waktu yang bersamaan maka arus dari baterai juga akan mengalir ke lampu
pengisian atau CHG.

2. Mengisi saat mobil melaju di kecepatan rendah ke menengah


Mesin yang sudah menyala akan menyebabkan tegangan dalam stator coil bangkit. Lampu
pengisian akan mati dan karena tegangan menjadi netral. Di saat yang bersamaan stator
akan menghasilkan tegangan melalui dioda dan menuju ke regulator serta baterai.
Saat itulah proses pengisian baterai akan berlangsung. Saat mesin dinaikkan maka arus
menjadi lebih besar. Lilitan voltage regulator juga membesar dan menarik kontak platina.
Arus ke rotor tidak akan meningkat karena arus dari IG ke rotor akan melewati tahanan.

3. Mengisi saat kendaraan berkecepatan sedang ke tinggi


Ketika putaran mesin meningkat maka tegangan dari kumparan stator juga naik. Maka gaya
tarik kemagnetan voltage otomatis menjadi kuat dan menarik platina menempel ke platina
bawah.
Arus dari IG pun akan langsung menuju ke massa dan tidak terjadi kemagnetan pada rotor
dan start pun berhenti menciptakan arus.
Sedangkan untuk cara kerja sistem pengisian dengan regulator tipe IC juga terbagi menjadi
beberapa yaitu sebagai berikut ini.

1. Kunci kontak on dan mesin belum berputar


Ketika kunci kontak menyala namun mesin belum berputar, maka tidak ada tegangan
induksi pada stator coil. Saat inilah proses pengisian daya berlangsung.
2. Mesin menyala dan tegangan output di bawah standar
Mesin yang hidup akan membuat stator coil memiliki tegangan dan terjadilah aliran arus.
Tegangan output berada di bawah standar yaitu 14,7 volt.

3. Mesin menyala dan tegangan output di atas standar


Prosesnya sama dengan cara yang kedua, hanya saja saat tegangan output berada di atas
standar yaitu 14,7 volt.

PERAWATAN SISTEM PENGISIAN


Sistem pengisian harus dirawat dengan baik supaya arus listrik tidak mengalami gangguan selama
digunakan. jika sistem pengisian tidak dirawat dengan baik akan muncul beberapa akibat, seperti:

1. Pengisian baterai kurang sempurna, energi listrik yang disimpan baterai kurang dan mesin tidak dapat
distarter.
2. Baterai tidak dapat menyimpan energi listrik.
3. Usai pemakaian baterai lebih pendek.
Perawatan sistem pengisian meliputi beberapa hal, antara lain:

1. Perawatan baterai
2. Pemeriksaan V belt, Pemeriksaan pada V belt meliputi: pemeriksaan tegangan V belt dan kondisi
fisik V belt, seperti keretakan.
3. Pemeriksaan arus dan tegangan pengisian.
A. MERAWAT BATERAI
Pada kendaraan baik mobil maupun sepeda motor, baterai mempunyai peranan yang penting, baik saat
mesin hidup maupun saat mesin distarter. Perawatan baterai yang baik akan memberikan beberapa
manfaat seperti:

1. Mencegah baterai dari kemungkinan kekurangan elektrolit baterai, Kekurangan elektrolit terjadi
karena saat proses pengisian dan pengosongan terjadi penguapan. Jika elektrolit pada baterai kurang
maka menyebabkan baterai menjadi panas, terjadi kristalisasi pada sel-sel baterai, dan bahan aktif
pada sel baterai lepas. Jika bahan aktif baterai lepas menyebabkan efektifitas baterai menurun dan
bahan aktif sel yang lepas akan jatuh di dasar kotak atau terselip di antara sel sehingga baterai dapat
terjadi pengosongan sendiri (self discharge).
2. Terminal baterai menjadi awet, Kerusakan yang terjadi pada terminal baterai biasanya adalah korosi.
Korosi disebabkan oleh uap dari elektrolit dan panas akibat terminal kendur.
Gangguan yang sering dirasakan adalah fungsi saat mesin distarter, dimana jika bateri kurang baik maka
energi yang disimpan tidak cukup untuk melakukan starter sehingga kendaraan sulit distarter atau bahkan
tidak bisa distarter.

Penyebab energi listrik tidak cukup untuk melakukan starter disebabkan beberapa hal, yaitu:

1. Energi listrik yang dihasilkan sistem pengisian lebih kecil dari energi listrik yang dibutuhkan untuk
starter.
2. Baterai sudah lemah sehingga tidak mampu menyimpan energi listrik atau terjadi pengosongan
sendiri.
3. Kontak pada terminal baterai maupun motor starter kotor atau kurang kuat.
Jika kendaraan tidak digunakan dalam waktu yang lama maka energi yang tersimpan di baterai dapat
kosong atau habis dengan sendirinya, hal ini disebut dengan self discharger. Besarnya self discharger
ditunjukan dalam persentase kapasitas baterai. Besarnya self disharger biasanya berkisar 0,3-1,5% per
hari pada temperatur 20-30 derajat celcius tiap hari, atau baterai dapat kosong sendiri dalam waktu 1-3
bulan.

Self discharge atau pengosongan sendiri pada baterai disebabkan beberapa hal, yaitu:

1. Adanya bahan aktif yang rusak dan menempel antar sel baterai.
2. Ketidak murnian logam seperti besi atau magnesium yang bercampur dengan elektrolit. Hal ini
merupakan salah satu alasan mengapa menambah elektrolit harus menggunakan air suling atau air
yang tidak mengandung logam.
3. Bahan aktif baterai.
4. Temperatur elektrolit baterai.

Grafik Pengaruh Temperatur dan Bahan Aktif Terhadap Pengosongan Sendiri

B. KEGIATAN YANG DILAKUKAN DALAM MERAWAT BATERAI


Perawatan baterai meliputi dua hal, yaitu:

 Membersihkan terminal baterai dari karat atau kotoran yang lain.


 Memeriksa jumlah dan berat jenis elektrolit.
Membersihkan terminal baterai
Terminal baterai merupakan bagian yang mudah mengalami kerusakan akibat korosi, bila terminal korosi
maka tahanan pada terminal bertambah dan terjadi penurunan tegangan pada beban sehingga beban tidak
dapat berfungsi optimal. Untuk mencegah hal tersebut maka terminal harus dibersihkan. Pembersihan
terminal baterai dilakukan dengan cara:

1. Kendorkan baut pengikat baterai sesuai dengan kontruksi baterai.

2. Bila terminal tersebut melekat dengan kuat pada pos baterai, jangan memukul atau mencungkil
terminal baterai untuk melepaskannya. Ini dapat merusak posnya atau terminal baterai. Gunakan obeng
untuk melebarkan terminal, kemudian tarik dengan traker khusus.

Melepas Terminal Baterai

3. Bersihkan terminal baterai menggunakan amplas atau sikat khusus.

Membersihkan Terminal Baterai

4. Oleskan grease atau vet pada terminal dan konektor, kemudian pasang terminal dan kencangkan baut
pengikatnya.

5. Lakukan pemeriksaan tahanan pada terminal baterai dengan menggunakan volt meter. Caranya: Colok
ukur positip dihubungkan terminal pisitip baterai dan colok ukur negatip dihubungkan konektor baterai
Lakukan starter mesin, dan tegangan pada volt meter harus tetap Nol, bila volt meter menunjukkan
tegangan maka terdapat tahanan pada terminal baterai.
Memeriksa Tahanan Terminal Baterai

Memeriksa jumlah dan berat jenis elektrolit


Dalam pemeriksaan elektrolit ada dua hal yang dilakukan yaitu: pemeriksaan jumlah elektrolit dan berat
jenis elektrolit.

Jumlah elektrolit di dalam baterai dapat berkurang karena beberapa hal, seperti:

1. Cairan elektrolit menguap, Selama proses pengisian maupun pengosongan listrik pada baterai terjadi
efek panas sehingga eletrolit baterai menguap sehingga jumlah elektrolit berkurang. Jumlah elektrolit
yang baik adalah diantara tanda batas Upper Level dengan Lower Level. Jumlah elektrolit yang
kurang menyebabkan sel baterai cepat rusak, sedang jumlah elektrolit berlebihan menyebabkan
tumpahnya elektrolit saat batarai panas akibat pengisian atau pengosongan berlebihan. Untuk
menambah jumlah elektrolit yang kurang cukup dengan menambah H2O atau terjual dengan nama
Air Accu.
2. Over Charging, Penyebab elektrolit cepat berkurang dapat disebabkan oleh overcharging, oleh karena
bila berkurangnya elektrolit tidak wajar maka periksa dan setel arus pengisian.
3. Baterai retak, Keretakan baterai dapat pula menyebabkan elektrolit cepat berkurang, selain itu cairan
elektrolit dapat mengenai bagian kendaraan, karena cairan bersifat korotif maka bagian kendaraan
yang terkena elektrolit akan korosi.
Elektrolit baterai yang dijual ada dua macam yaitu air accu dan air zuur. Air accu merupakan air
murni (H2O) dengan sedikit asam sulfat, sedangkan air zuur kandungan asam sulfatnya cukup besar
sehingga berat jenisnya lebih tinggi. Air accu digunakan untu menambah elektrolit baterai yang
berkurang, sedangkan air zuur digunakan untuk mengisi baterai pada kondisi kosong. Penambahan
elektrolit dengan air zuur menyebabkan berat jenis elektrolit terlalu tinggi. Kesalahan ini dapat
menyebabkan interprestasi hasil pengukuran keliru, sebab hasil pengukuran menunjukkan berat jenis
elektrolit baterai tinggi tetapi kapasitas listrik yang tersimpan kecil.

Selain jumlah elektrolit pemeriksaan juga perlu dilakukan terhadap berat jenis elektrolit. Pemeriksaan
berat jenis elektrolit baterai menggunakan alat hidrometer. Pemeriksaan berat jenis elektrolit baterai
merupakan salah satu metode untuk mengetahui kapasitas baterai. Baterai penuh mempunyai Bj 1,27-
1,28, baterai kosong Bj 1,100-1,130. Hubungan berat jenis dan kapasitas adalah sebagai berikut:

Grafik Hubungan Berat Jenis dan Kapasitas Baterai

Berat jenis elektrolit berubah sebesar

Grafik Hubungan Temperatur Dengan Berat Jenis Elektrolit

Dari hasil pengukuran akan diperoleh data kondisi elektrolit, bila berat jenis elektrolit lebih dari 1,280
maka tambahkan air suling agar berat jenis berkurang 1.280 penyebab terllu tingginya berat jenis dapat
disebabkan kekeliruha waktu menambah elektrolit, saat lektrolit kurang harus ditambahkan air suling
bukan elektrolit atau air zuur. Lakukan pengisian penuh, bila hasil pengukuran urang dari 1.210 atau ganti
dengan baterai baterai baru.

Perbedaan berat jenis antar sel tidak boleh melebihi 0.040, bila hal ini terjadi maka lakukan pengisian
penuh, kemudian ukur kembali beratjenisnya, bila berat jenis antar sel melebihi 0.030, setel berat jenis
dengan menambah air suling atau menambah air zuur sampai elektrolit hamper sama, namun bila tidak
bisa dilakukan, ganti dengan baterai baru.

Terdapat beberapa produsen baterai menggunakan indicator berat jenis baterai yang menjadi satu
kesatuan dengan sumbat baterai, atau dipasang satu indicator tersendiri. Adanya indicator berat jenis
baterai membuat perawatan lebih mudah, karena saat perawatan pemeriksaan berat jenis
membutuhkan waktu yang cukup lama, dan bila tidak dilakukan degan hati-hati elektrolit dapat
tumpah/menetes pada kendaraan.
Indikator pada baterai jenis ini mempunyai 3 warna, yaitu:
 Warna hijau (green) , sebagai indikasi baterai masih baik
 Warna hijau gelap (dark green) , sebagai indikasi baterai perlu diperiksa elektrolitnya dan diisi
 Kuning (yellow), sebagai indikasi baterai perlu diganti

Baterai dengan Indikator Berat Jenis Elektrolit

Anda mungkin juga menyukai