Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM DARING

MATA KULIAH : PRAKTIKUM KIMIA DASAR II

NAMA : KHAIRATUN NABILA

NIM : 200208012

PRAKTIKUM KE- : lll

JUDUL PRAKTIKUM : KOLOID

A. PENDAHULUAN
Menurut Tim Laboratorium Kimia (2021),Suatu sistem koloid terdiri dari dua bagian
fasa yaitu fasa pendispersi dan fasa terdispersi. Ada dua cara pembuatan koloid yaitu cara
kondensasi dan cara dispersi. Pada cara kondensasi, molekul-molekul kecil diubah menjadi
partikel koloid,sedangkan pada cara disperse,partikel besar diubah menjadi partikel koloid.

Cara Kondensasi

Pembuatan hydrosol As₂S₃ merupakan salah satu contoh pengaruh konsentrasi pada
pembentukan koloid. Pembuatan hydrosol ini dapat dilakukan dengan mengalirkan gas H₂S
ke dalam larutan arsenit encer. Larutan ini selanjutnya akan berubah menjadi sol yang terdiri
dari As₂S₃ sebagai fasa pendispersi yang berwarna kuning .

Cara Dispersi

Dengan cara dispersi, zat besar digerus atau digiling sehingga berukuran kecil,
sehingga apabila dilarutkan dalam suatu fasa pendispersi akan membentuk sistem koloid. Bila
suatu zat cair didispersikan ke dalam zat cair lainnya, maka sistem dispersinya disebut
emulsi. Beberapa hal yang berhubungan dengan sistem koloid antara lain :
koagulasi(pengumpulan),koloid pelindung,efek permukaan,dialysis, efek tyndal dan gerak
brown (gerak antar partikel koloid).

Menurut Rohmatun(2010),koloid merupakan suatu bentuk campuran yang


keadaannya terletak diantara larutan dan suspensi. Secara mikroskopis koloid tampak
heterogen, secara makroskopis koloid tampak homogen. Salah satu contoh koloid dalam
kehidupan sehari hari adalah santan,susu.
Koloid pelindung adalah koloid yang memperhatikan kestabilan dari suatu sistem koloid.
Artinya koloid yang dicampurkan dengan koloid lain ,namun tidak mengakibatkan
pengumpalan karena melapisi partikel koloid lain.

Menurut Burhanudin(2018),sistem koloid merupakan salah satu bentuk campuran yang


keadaannya terletak antara larutan dan suspensi(campuran kasar). Sistem koloid ini
mempunyai sifat-sifat khas yang berbeda dari sifat larutan maupun suspense. Secara
makroskopis kolid tampak homogeny,namun secara mikroskopis koloid bersifat heterogen.

B. METODE
a) Koagulasi
1. Diambil 1 pipet NaCl 0,1 M atau sebanyak 2 mL dan dimasukkan ke dalam
tabung reaksi 1
2. Diambil 1 pipet BaCl₂ 0,1 M atau sebanyak 2 mL dan dimasukkan ke dalam
tabung reaksi 2
3. Kemudian dimasukkan 2 tetes AgNO₃ ke dalam tabung reaksi 1 dan 2
4. Selanjutnya didiamkan selama beberapa menit dan diperhatikan
perubahannya.
b) Emulsi
1. Diambil 2 mL minyak goring dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi
2. Ditambahkan 5 mL aquades ke dalam tabung reaksi yang berisi minyak goring
tadi.
3. Kemudian ditambahkan 10 etes larutan sabun dan dikocok kemudian
perhatikan perubahan yang terjadi .
c) Koloid pelindung
1. Dimasukkan 10 tetes larutan BaCl₂ 0,1 M dan 10 tetes gelatin dan
dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
2. Kemudian ditambahkan 2 tetes AgNO₃ kedalam tabung reaksi tadi dan
diperhatikan perubahan yang terjadi.
d) Dispersi
1. Digerus amilum sebanyak 1 spatula dan dimasukkan ke tabung reaksi
ditambahkan 10 mL air kemudian di kocok dan dibiarkan beberapa saat.
2. Dimasukkan amilum yang tidak digerus sebanyak 1 spatula ke dalam tabung
reaksi dan ditambahkan 10 mL air kemudian di kocok dan dibiarkan beberapa
saat.
3. Amilum yang tidak digerus dilakukan penyaringan ke dalam tabung reaksi lain
dan lakukan hal yang sama untuk amilum yang digerus .
4. Kedua larutan tersebut disaring dan didiamkan hingga membentuk filtrat.
5. Dibandingkan kedua filtrat tersebut dengan cara menambahkan larutan iodin
sebanyak 5 mL pada masing masing tabung reaksi .dan dicatat hasil
pengamatannya
e) Adsorpsi
1. Disiapkan erlemayer corong dan kertas saring diatasnya, kemudian
dimasukkan 1 spatula norit.
2. Ditambahkan 10 mL larutan sirup ke dalam erlemayer dengan kertas saring
berisi norit tersebut
3. Didiamkan beberapa saat dan dicatat hasil pengamatannya.

C . HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

a) Hasil pengamatan
- Koagulasi

No Bahan koagulasi Bentuk Warna Gumpalan putih


1 BaCl₂ Larutan Tidak berwarna Banyak
2 NaCl₂ Larutan Tidak berwarna Sedikit
3 AgNO₃ Larutan Tidak berwarna -
- Emulsi
Setelah dilakukan percobaan dan hasil pengamatannya larutan minyak yang
dicampurkan larutan aquades dan larutan sabun akan membentuk 1 fase yang
mana sifat dari ke tiga bahan ini hanya sementara dan bias kembali ke 2 fase .
- Koloid pelindung

No Larutan AgNO₃
Warna sebelum Warna sesudah
1 BaCl₂ dan gelatin Bening Keruh
- Dispersi

No Amilum Warna Bentuk


Sebelum ada iodin Sesudah ada iodin
1. Digerus Bening Biru dongker Mikroskopis
2 Tidak Bening atau keruh Kuning makroskopis
digerus
- Adsorpsi

No Larutan Norit
Warna sebelum Warna sesudah
1 Sirup Kuning Bening

b) Pembahasan

Pada percobaan yang pertama yaitu tentang koagulasi ,membandingkan antara larutan
barium klorida dan natrium klorida dan ternyata yang paling banyak gumpalan itu di larutan
barium klorida hal ini merupakan sifat koloid koagulasi yang merupakan penggumpalan
partikel koloid. Pada percobaan ke dua, Setelah dilakukan percobaan dan hasil
pengamatannya larutan minyak yang dicampurkan larutan aquades dan larutan sabun akan
membentuk 1 fase yang mana sifat dari ke tiga bahan ini hanya sementara dan bias kembali
ke 2 fase .hal ini sesuai dengan sistem emulsi di mana fase terdispersi cair dan medium
pendispersinya juga cair.

Pada percobaan ke tiga ,larutan barium klorida dan gelatin sesudah dan sebelum diberi
larutan perak nitrat tampak jelas perbedaannya , sebelum ditambahkan larutan perak nitrat
warnanya bening sesudah diberi larutan perak nitrat gelatinnya sudah dilindungi oleh koloid
yang lain dibawahnya ada seperti gumpalan .jadi koloid pelindung itu merupakan sifat koloid
yang melindungi koloid lain. Pada percobaan ke empat amilum yang digerus dicampurkan
dengan air dan dilakukan penyaringan .sama hal nya dengan amilum yang tidak digerus yang
dicampurkan dengan air kemudian disaring,sehingga menghasilkan filtrat . kemudian
membandingkan kedua filtrate tersebut dengan menambahkan 5 ml iodin pada masing
masing tabung reaksi. Filtrat amilum yang digerus sebelum diberi iodin warnanya kuning
sesudah diberi iodin warnanya biru dongker bentuknya mikroskopis karena setelah disaring
larutan tersebut tetap melewati kertas saring. Sedangkan filtrate amilum yang tanpa digerus
diberi iodin warnanya bening sesudah diberi iodin warnanya kuning bentuknya makroskopis
ketika disaring butir-butirnya tidak melewati kertas saring. Jadi sistem koloid dispersi itu
menghaluskan butir-butir zat yang sifatnya makroskopis menjadi mikroskopis.
Pada percobaan terakhir membandingkan larutan sirup yang sudah diberi norit dan
sebelum diberi norit. Sirup yang sudah diberi norit warnanya bening sedangkan yang belum
ditambahkan norit warnanya kuning. Jadi adsorpsi itu penyerapan di permukaan partikel
koloid dengan berfungsi untuk menyerap partikel koloid yang ada pada larutan sirup.
E. KESIMPULAN

Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak diantara larutan dan
suspensi. Secara mikroskopis koloid tampak heterogen, secara makroskopis koloid tampak
homogen. Sifat-sifat koloid antara lain yaitu,koagulasi,emulsi,koloid pelindung,disperse,dan
adsorpsi.

Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid ,pada percobaan diatas terdapat


pengumpalan pada larutan barium klorida yang telah ditambahkan larutan perak nitrat.
Emulsi adalah koloid di mana fase terdispersi cair dan medium pendispersinya juga
cair.koloid pelindung adalah suatu bentuk campuran kasar yang ditambahkan ke dalam suatu
sistem koloid agar stabil dan fungsinya melindungi koloid lain.

Disperse adalah menghaluskan butir-butir zat yang sifatnya makroskopis menjadi


mikroskopis. Pada percobaan disperse yaitu membandingkan larutan filtrate amilum yang
digerus dengan tanpa digerus,untuk filtrat amilum yang digerus sebelum ditambahkan iodin
warnanya bening sesudah diberikan iodin warnya biru dongker dan bersifat
mikroskopis,sedangkan filtrat amilum yang tanpa digerus sebelum ditambahkan iodin
warnanya bening sesudah diberikan iodin warnya kuning dan bersifat makroskopis.

Adsorpsi merupakan peristiwa menempelnya muatan di permukaan parikel-


partikel koloid. Adsorpsi terjadi karena adanya kemampuan partikel koloid untuk menarik
(ditempeli) oleh partikel-partikel kecil. Kemampuan untuk menarik ini disebabkan adanya
tegangan permukaan koloid yang cukup tinggi. Pada percobaan ini membandingkan larutan
sirup yang sudah diberi norit dan belum ditambahkan norit. Sirup yang sudah diberi norit
warnanya bening sedangkan yang belum ditambahkan norit warnanya kuning. Jadi adsorpsi
ini berfungsi menyerap partikel koloid yang ada pada larutan sirup.

F.REFERENSI

Tim Laboratorium Kimia.2021.Modul Praktikum Kimia Dasar.Fakultas Tarbiyah dan


Keguruan UIN Ar-Raniry:Banda Aceh .

Burhanudin Ramlan,dkk.2018.Penerapan Model Pembelajaran Content Context


Connection Researching Reasoning Reflecting (3C3R) untuk mengembangkan ketrampilan
generik sains siswa pada konsep koloid.Jurnal Tadris Kimiya. Hal 11-12.

Rohmatun yuli.2010.Sistem Koloid dan Senyawa Hidrokarbon.ALPRIN:Semarang.

Anda mungkin juga menyukai