NIM : 200208012
A. PENDAHULUAN
Menurut Tim Laboratorium Kimia (2021),Suatu sistem koloid terdiri dari dua bagian
fasa yaitu fasa pendispersi dan fasa terdispersi. Ada dua cara pembuatan koloid yaitu cara
kondensasi dan cara dispersi. Pada cara kondensasi, molekul-molekul kecil diubah menjadi
partikel koloid,sedangkan pada cara disperse,partikel besar diubah menjadi partikel koloid.
Cara Kondensasi
Pembuatan hydrosol As₂S₃ merupakan salah satu contoh pengaruh konsentrasi pada
pembentukan koloid. Pembuatan hydrosol ini dapat dilakukan dengan mengalirkan gas H₂S
ke dalam larutan arsenit encer. Larutan ini selanjutnya akan berubah menjadi sol yang terdiri
dari As₂S₃ sebagai fasa pendispersi yang berwarna kuning .
Cara Dispersi
Dengan cara dispersi, zat besar digerus atau digiling sehingga berukuran kecil,
sehingga apabila dilarutkan dalam suatu fasa pendispersi akan membentuk sistem koloid. Bila
suatu zat cair didispersikan ke dalam zat cair lainnya, maka sistem dispersinya disebut
emulsi. Beberapa hal yang berhubungan dengan sistem koloid antara lain :
koagulasi(pengumpulan),koloid pelindung,efek permukaan,dialysis, efek tyndal dan gerak
brown (gerak antar partikel koloid).
B. METODE
a) Koagulasi
1. Diambil 1 pipet NaCl 0,1 M atau sebanyak 2 mL dan dimasukkan ke dalam
tabung reaksi 1
2. Diambil 1 pipet BaCl₂ 0,1 M atau sebanyak 2 mL dan dimasukkan ke dalam
tabung reaksi 2
3. Kemudian dimasukkan 2 tetes AgNO₃ ke dalam tabung reaksi 1 dan 2
4. Selanjutnya didiamkan selama beberapa menit dan diperhatikan
perubahannya.
b) Emulsi
1. Diambil 2 mL minyak goring dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi
2. Ditambahkan 5 mL aquades ke dalam tabung reaksi yang berisi minyak goring
tadi.
3. Kemudian ditambahkan 10 etes larutan sabun dan dikocok kemudian
perhatikan perubahan yang terjadi .
c) Koloid pelindung
1. Dimasukkan 10 tetes larutan BaCl₂ 0,1 M dan 10 tetes gelatin dan
dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
2. Kemudian ditambahkan 2 tetes AgNO₃ kedalam tabung reaksi tadi dan
diperhatikan perubahan yang terjadi.
d) Dispersi
1. Digerus amilum sebanyak 1 spatula dan dimasukkan ke tabung reaksi
ditambahkan 10 mL air kemudian di kocok dan dibiarkan beberapa saat.
2. Dimasukkan amilum yang tidak digerus sebanyak 1 spatula ke dalam tabung
reaksi dan ditambahkan 10 mL air kemudian di kocok dan dibiarkan beberapa
saat.
3. Amilum yang tidak digerus dilakukan penyaringan ke dalam tabung reaksi lain
dan lakukan hal yang sama untuk amilum yang digerus .
4. Kedua larutan tersebut disaring dan didiamkan hingga membentuk filtrat.
5. Dibandingkan kedua filtrat tersebut dengan cara menambahkan larutan iodin
sebanyak 5 mL pada masing masing tabung reaksi .dan dicatat hasil
pengamatannya
e) Adsorpsi
1. Disiapkan erlemayer corong dan kertas saring diatasnya, kemudian
dimasukkan 1 spatula norit.
2. Ditambahkan 10 mL larutan sirup ke dalam erlemayer dengan kertas saring
berisi norit tersebut
3. Didiamkan beberapa saat dan dicatat hasil pengamatannya.
a) Hasil pengamatan
- Koagulasi
No Larutan AgNO₃
Warna sebelum Warna sesudah
1 BaCl₂ dan gelatin Bening Keruh
- Dispersi
No Larutan Norit
Warna sebelum Warna sesudah
1 Sirup Kuning Bening
b) Pembahasan
Pada percobaan yang pertama yaitu tentang koagulasi ,membandingkan antara larutan
barium klorida dan natrium klorida dan ternyata yang paling banyak gumpalan itu di larutan
barium klorida hal ini merupakan sifat koloid koagulasi yang merupakan penggumpalan
partikel koloid. Pada percobaan ke dua, Setelah dilakukan percobaan dan hasil
pengamatannya larutan minyak yang dicampurkan larutan aquades dan larutan sabun akan
membentuk 1 fase yang mana sifat dari ke tiga bahan ini hanya sementara dan bias kembali
ke 2 fase .hal ini sesuai dengan sistem emulsi di mana fase terdispersi cair dan medium
pendispersinya juga cair.
Pada percobaan ke tiga ,larutan barium klorida dan gelatin sesudah dan sebelum diberi
larutan perak nitrat tampak jelas perbedaannya , sebelum ditambahkan larutan perak nitrat
warnanya bening sesudah diberi larutan perak nitrat gelatinnya sudah dilindungi oleh koloid
yang lain dibawahnya ada seperti gumpalan .jadi koloid pelindung itu merupakan sifat koloid
yang melindungi koloid lain. Pada percobaan ke empat amilum yang digerus dicampurkan
dengan air dan dilakukan penyaringan .sama hal nya dengan amilum yang tidak digerus yang
dicampurkan dengan air kemudian disaring,sehingga menghasilkan filtrat . kemudian
membandingkan kedua filtrate tersebut dengan menambahkan 5 ml iodin pada masing
masing tabung reaksi. Filtrat amilum yang digerus sebelum diberi iodin warnanya kuning
sesudah diberi iodin warnanya biru dongker bentuknya mikroskopis karena setelah disaring
larutan tersebut tetap melewati kertas saring. Sedangkan filtrate amilum yang tanpa digerus
diberi iodin warnanya bening sesudah diberi iodin warnanya kuning bentuknya makroskopis
ketika disaring butir-butirnya tidak melewati kertas saring. Jadi sistem koloid dispersi itu
menghaluskan butir-butir zat yang sifatnya makroskopis menjadi mikroskopis.
Pada percobaan terakhir membandingkan larutan sirup yang sudah diberi norit dan
sebelum diberi norit. Sirup yang sudah diberi norit warnanya bening sedangkan yang belum
ditambahkan norit warnanya kuning. Jadi adsorpsi itu penyerapan di permukaan partikel
koloid dengan berfungsi untuk menyerap partikel koloid yang ada pada larutan sirup.
E. KESIMPULAN
Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak diantara larutan dan
suspensi. Secara mikroskopis koloid tampak heterogen, secara makroskopis koloid tampak
homogen. Sifat-sifat koloid antara lain yaitu,koagulasi,emulsi,koloid pelindung,disperse,dan
adsorpsi.
F.REFERENSI