Anda di halaman 1dari 29

PENGANTAR FISIKA ZAT PADAT

(Teori Pita Energi)

Di susun oleh :

Riska Tri Handayani 140310150041

Naufal Riyandi 140310150073

PROGRAM STUDI FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2018
A. Pendahuluan

Pada teori elektron bebas, masih banyak sifat-sifat logam lainnya yang
tidak dapat dijelaskan dengan menggunakan teori tersebut. Contohnya
perubahan resistivitas konduktor oleh adanya perubahan suhu, dan sifat-sifat
semikonduktor. Menurut teori elektron bebas, elektron konduksi bebas
bergerak di dalam kristal dan hanya dibatasi oleh permukaan kristal itu
sendiri. Tetapi kenyaataannya, energi potensial akibat badan atom itu tidak
tetap, melainkan merupakan fungsi posisi elektron. Di samping itu, energi
potensial itu juga mungkin timbul akibat adanya elektron-elektron konduksi
lainnya di dalam kristal itu. Jadi keadaan energi potensial yang sebenarnya di
dalam kristal adalah sangat kompleks. Oleh karena itu, digunakan pendekatan
teori lainnya, yaitu badan atom atom itu dianggap diam dan energi potensial
itu merupakan fungsi yang periodik dengan perioda sebesar konstanta kisi (a)
Kristal. Pendekatan ini didasarkan pada atom-atom di dalam kristal
disebarkan secara periodik pada setiap titik kisi. Asumsi ini juga menganggap
bahwa energi potensial akibat elektron-elektron lainnya adalah konstan.

B. Teori Pita Energi


Tingkat energi dua atom yang berdekatan akan terpecah menjadi dua,
sebagaimana diperlihatkan oleh Gambar 1. Satu kurva akan diikuti oleh
terbentuknya ikatan stabil dan satu kurva lagi menggambarkan situasi yang
tidak memungkinkan tercapainya ikatan stabil. Dalam hal terakhir ini, kedua
elektron yang seharusnya berperan dalam pembentukan ikatan, memiliki spin
berlawanan. Dua atom H misalnya, akan membentuk H2 yang stabil, jika
keduanya berada pada jarak keseimbangan r0 dimana dua elektron dengan
spin berlawanan menempati orbital 1s.
Gambar 1. Energi pada H2 sebagai fungsi jarak atom

Jika dua atom H berdekatan diikuti oleh terpecahnya tingkat energi s


menjadi dua, maka jika ada enam atom H tingkat energi tersebut akan
terpecah menjadi enam (terjadinya banyak atom hidrogen berdekatan adalah
di sekitar titik beku, gas hidrogen membeku pada −252,7oC). Jika ada N atom
hidrogen, maka tingkat energi s akan terpecah menjadi N. Jika N makin besar
maka perbedaan antara dua tingkat yang berdekatan akan semakin kecil dan
mendekati kontintyu.
Orbital s telah berubah menjadi pita energi s. Terbentuknya pita energi
tidak hanya terjadi pada orbital s, tetapi terjadi pada semua orbital. Jadi
diperoleh pita energi 1s, 2s, 2p, dan seterusnya, yang ditunjukkan pada
Gambar 2.

Gambar 2. Pita Energi Tanpa Skala


Peristiwa terbentuknya pita energi tidak hanya terjadi pada atom H saja,
akan tetapi terjadi pula pada kumpulan sejumlah besar atom-atom yang
menyusun padatan. Pengertian terbentuknya pita energi inilah yang menjadi
dasar dikembangkannya teori pita energi.
Tingkat-tingkat energi elektron dalam atom akan semmakin rumit jika
nomor atom semakin besar. Gambar 3 memperlihatkan tingkat-tingkat energi
atom Na yang memiliki konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p6 3s1. Orbital terluar
yang ditempati elektron adalah 3s.

Gambar 3. Tingkat Energi Pada atom Na


Jika ada N atom Na maka tingkat-tingkat energi terpecah menjadi N
tingkat dengan perbedaan energi yang kecil antara tingkat-tingkat energi
tersebut, sehingga tingkat energi berubah menjadi pita energi, seperti
diperlihatkan oleh Gambar 4.
Gambar ini memperlihatkan pita-pita energi yang terbentuk pada tingkat
energi ke-2 dan ke-3 dari Na. Mulai pada jarak atom tertentu, pita 3s
bertumpang-tindih dengan pita 3p; pita 3p bertumpang-tindih dengan pita 3d
mulai pada jarak atom tertentu pula. Tumpang-tindih pita energi sudah terjadi
pada jarak r0, yaitu jarak keseimbangan antar atom.
Gambar 4. Pita Energi pada atom Na

Berdasarkan asas larangan Pauli, dalam satu tingkat energi, tidak boleh
ada lebih dari satu elektron pada keadaan yang sama. Kumpulan garis pada
tingkat energi yang sama akan saling berhimpit dan membentuk satu pita, pita
inilah yang dinamakan sebagai pita energi. Pita energi terbagi menjadi dua
yaitu :

1. Pita valensi adalah energi teratas yang terisi penuh oleh elektron
2. Pita konduksi adalah pita energi diatas pita valensi yang terisi
sebagian atau tidak terisi (kosong) disebut sebagai pita konduksi

Diantara pita valensi dan pita konduksi terdapat celah energi yang tidak
boleh terisi elektron. Dimana, pada keadaan kesetimbangan pita energi
terspenergi pada bahan padat kristal dapat dilihat pada gambar h daerah
dimana elektron tidak bisa bergerak.lit menjadi dua bagian dan dipisahkan
oleSecara sederhana, struktur pita. Dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 5. Struktur pita energy untuk : (a) Isolator, (b) semikonduktor, dan
(c) Konduktor

C. Teorema Bloch
Adanya energi celah merupakan karakteristik yang sangat penting dalam
logam. Energi celah ini merupakan hasil interaksi antara fungsi gelombang
elektron konduksi dengan badan atom (core) dalam kristal. Selanjutnya, untuk
nilai energi celah secara matematis, pertama ditentukan fungsi gelombang
elektron dalam Kristal yang periodik. Fungsi gelombang elektron itu akan
ditemtukan dengan menggunakan teorema Bloch.

Dalam telaah Bloch, potensial periodiknya merupakan superposisi dua


potensial:
1. Potensial berkala dari kisi-kisi gugus-gugus atom atau ion.
2. Potensial yang berasal dari semua elektron terluar atom-atom
kristal.
Teorema Bloch memberikan bentuk dan sifat umum solusi persamaan
Schroedinger elektron dalam kisi periodik satu dimensi dan tidak memberikan
solusi spesifik.

Penyelesaian terhadap potensial berulang secara periodik ini dilakukan


dengan menggunakan teorema Bloch, yaitu dengan memodifikasi fungsi
gelombang elektron bebas dengan fungsi potensial periodik. Bloch
menyelesaikan persamaan gelombang Schrodinger dengan memasukkan
syarat bagi fungsi potensial V(r) yang memiliki sifat periodik seperti yang
terdapat dalam kristal. Persamaan Schrodinger dalam koordinat ruang r
adalah dimana V(r) adalah fungsi potensial

∂2 φ 8 π 2 m (
+ 2 E−V ) φ=0 … (1)
∂ x2 h

Penyelesaian terhadap persamaan ini harus memenuhi syarat batas yang


juga periodik dalam kisi kristal. Jadi bila V(r) itu periodik dalam kristal maka

V(r+d) = V(r) … (2)

Dimana d adalah vektor translasi kisi. Oleh karena itu fungsi

gelombang   haruslah memenuhi syarat batas periodik yaitu

φ(r +d) =φ(r) … (3)

Ini berarti fungsi gelombang   harus sama pada titik-titik yang secara
fisis adalah ekivalen dalam kisi kristal. Fungsi gelombang untuk suatu
elektron dalam kotak adalah dalam berbentuk gelombang datar.

φ k = A exp … (4)

Menurut Bloch, penyelesaian terhadap persamaan Schrodinger yang


memenuhi syarat batas periodik akan memiliki bentuk

φ k (r )=μk (r ) exp ⁡(1 , k , r) … (5)

Penyelesaian seperti ini disebut fungsi Bloch, Fungsi u k (r) disebut fungsi


modulasi karena ia memodulasi amplitudo gelombang exp (ik.r) dengan
periodisitas kristal. Faktor exp (ik.r) dalam fungsi Bloch adalah merupakan
bentuk persamaan gelombang datar, dimana k adalah vektor gelombang.

Pembuktian Teorema Bloch:


• Apabila ψ ḱ (ŕ ) merupakan solusi pers Schrodinger untuk energi E

maka mengingat U ( ŕ + T́ )=U ( ŕ ) , merupakan solusi pers. Schrodinger

dengan energi E: ψ ḱ ( ŕ + T́ )

• Persamaan di atas menyatakan fungsi Bloch


i k⋅r i k⋅T
ψ k (r+T )=uk (r+T )e e
=uk (r)e ik⋅r ei k⋅T
=ψ k (r )ei k⋅T
ψ k (r+T )=ψ k (r)e ik⋅T

 Untuk kasus 3 dimensi


Misalkan ada N buah kisi yang identik di sekitar lingkaran yang masing-
masing berjarak a. Berdasarkan hubungan sebelumnya maka:
ψ ( x+a)=ψ ( x )eika
Apabila tak ada degenerasi maka ada hubungan sederhana antara ψ ( x)
dan ψ ( x +a), yaitu ψ ( x + a )=λψ (x )
Penerapan syarat batas siklis Born – von Karman: ψ ( x + Na )=ψ ( x ) untuk
setiap harga x.
Syarat batas tersebut menyatakan setelah N kali transisi maka akan
kembali ke posisi atom semula sehingga λ N =1 solusinya
λ N =e 2 πni ; n=0 ,± 1 , ±2 , … atau λ=e 2 πni/ N =e ika

2 πn
Didefenisikan vektor Bloch : K=
Na
Substitusi  menghasilkan:
ψ ( x )= Aeiκxψ+Be a )=λψ ( x )=e ika ψ ( x ) Q . E . D
( x +−iκx
I
i ḱ . T́
Maka untuk 3 dimensi berlaku: ψ ḱ ( ŕ + T́ )=ψ ḱ ( ŕ ) e

 Syarat Batas dan Teorema Bloch


Syarat batas mengharuskan fungsi gelombang dan turunannya kontinyu
pada bidang batas .

ψ II (x )=CeQx +De−Qx
Sehingga pada kedua bidang batas yang periodik:
x=0 A+B=C+D …………………..(6)
iK(A-B)=Q(C-D)…………….(7)
x=a A e ika+ B e−ika=ψ Π (a)
Penerapan teorema Bloch untuk potensial periodik dengan periodisitas
a+b: ψ II (a)=ψ II (−b )eik ( a+b )
dimana k=faktor gelombang Bloch
Syarat batas pada x = a:

Aeiκa +Be−iκa =(Ce−Qb +DeQb )eik ( a+b) ……..(3)

iκ ( Aeiκa −Be−iκa )=Q(Ce−Qb −DeQb )e ik ( a+b)


……..(4)

Keempat persamaan tersebut dapat ditulis dalam bentuk matriks:

1 1 −1 −1 A

[ iκ
e iκa
−iκ
e−iκa
−Q
−e−Qb e ik ( a+b)
Q
−eQb e ik ( a+b)
iκe iκa −iκe −iκa −Qe−Qb e ik ( a+b ) QeQb eik ( a+b )
 Nilai a dan b bergantung pada model
][ ]B =0
C
D

 Nilai Q bergantung pada besar U0 dan energi E


Pada prinsipnya persamaan di atas dapat diselesaikan untuk mendapatkan
energi E sebagai fungsi dari vektor gelombang Bloch.
Solusi persamaan tersebut merupakan solusi persamaan eigen yaitu
dengan menghitung determinan matriks dan membuatnya sama dengan nol.
Hasil yang didapat adalah:

Q2−κ2
( 2 Qκ )
sin ( κa) sinh ( Qb )+cos ( κa ) cosh ( Qb )=cos [ k (a+b) ]

D. Model Kronig-Penney
Model ini menjelaskan tingkah laku elektron dalam sebuah energi
potensial yang periodik, dengan menganggap energi potensial periodik itu
merupakan deretan sumur energi potensial persegi

Gambar 6. Sumur energy potensial periodik


Energi potensial dari sebuah elektron dalam sebuah susunan inti-inti
atom yang positif dianggap berbentuk seperti sebuah susunan sumur
potensial periodik dengan perioda a + b. Di dasar sumur, yaitu untuk 0 < x <
a, elektron dianggap berada di sekitar sebuah inti atom (atau diantara dua inti
atom), dan energi potensialnya dianggap nol, sehingga di daerah ini elektron
bertingkah sebagai elektron bebas. Sebaliknya, di luar sumur, yaitu untuk –b
< x < 0, energi potensial elektron dianggap sama dengan V0. Meskipun
model Kronig-Penney ini menggunakan pendekatan yang sangat kasar
dibandingkan dengan energi potensial yang ada dalam suatu kisi, tetapi
model ini sangat berguna untuk menjelaskan berbagai sifat penting dari
tingkah laku elektron secara kuantum mekanik dalam sebuah kisi periodik.
Model Kronig Penney merupakan gambaran yang real tentang kisi
kristal dalam potensial periodik. Model ini mencari penyelesain
gelombang dalam potensial periodik yang memberlakukan syarat batas
dan syarat awal dalam kisi kistal yang berbentuk sumur kuantum
(Quantun well structures). Solusi yang diberikan dalam model Kronig
Penney menggunakan fungsi Bloch yang dari padanya dapat
diturunkan adanya pita energi dalam benda padat. Juga dalam
model ini digambarkan pula daerah Brilloun yang sangat penting
dalam semikonduktor. Sebagai langkah awal dai model ini, terlebih
dahulu diperkenalkan persamaan gelombang Schrodinger sebagai berikut:
d2ψ 2 m (
+ W −V ) ψ =0
dx2 ℏ2

Gambar 7. Kronig Dan Penney satu-dimensional pada Potensial


berkala.
Solusi gelombang berjalan akan menjadi bentuk gelombang pesawat
dimodulasi dengan periodisitas kisi. Untuk gelombang bidang, kita
memperoleh solusi dalam bentuk:
ψ=u k ( x ) eikx ,
di mana u(x) adalah suatu fungsi periodik dalam x dengan periode
(a+b) dan a adalah syarat batas yang digunakan. Dengan substitus pada
kedua persamaan tersebut akan diperoleh:

dimana:
ℏ2 k 2
W k=
2m
Di (dalam) daerah 0< x< a suatu penyamaan mempunyai solusi
u=A ei ( α−k ) x +B e−i ( α +k ) x
dengan ketentuan bahwa
1 /2
α =( 2 mW /ℏ2 )
Pada daerah a < x < a+b, solusinya adalah
u=A ei ( α−k ) x +B e−i ( α +k ) x
Dengan ketentuan bahwa
1 /2
β=[ 2m ( V 0−W ) /ℏ2 ]

A, B, C, D dipilih sedemikian sehingga u dan du/dx adalah


berlanjut pada x= 0 dan x= a, dan oleh kecenderungan waktu tertentu
memerlukan u(x) nilai-nilai pada x=a juga pada x=-b dengan] begitu kita
mempunyai yang empat yang linier penyamaan homogen:

Ini mempunyai sekedar solusi jika faktor penentu koefisien lenyap,


atau:

Penyamaan transendental ini harus mempunyai suatu solusi untuk


suatu agar supaya fungsi gelombang yang perlu
Gambar 8. Diagram pita energi

Secara singkat dari gambar di atas dapatlah dikemukakan hal-hal berikut:


a. Spektrum energi elektron terdiri dari beberapa pita energi (daerah
energi) yang diperkenankan dan beberapa yang terlarang.
b. Lebar pita energi yang diperkenankan bertambah lebar dengan
meningkatnya harga αa, atau dengan energi elektron yang meningkat.
c. Lebar pita energi tertentu yang diperkenankan mengecil apabila P
bertambah,artinya mengecil bila “energi ikatan” makin naik.
Apabila P→∞, maka:

dengan
Oleh karena diperoleh harga energy:

Energi elektron bersifat diskrit.


Apabila P→0, maka:
Cos αa = cos (ka)
α=k
sehingga diperoleh harga energy:

Energi elektron bersifat kontinyu.


d. Ketidaksinambungan dalam lengkung E=E(k) terjadi pada harga
cos (ka) = ±1 atau k= nπ/a, dengan n = ±1, ±2, ±3, …
E. Model elektron hampir bebas
Struktur pita energi pada kristal biasanya digambarkan oleh model
elektron hampir bebas. Model ini menggambarkan bahwa didalam kristal
terdapat potensial periodik yang sangat lemah yang berasal dari ion pusat.
Berbeda dengan model elektron bebas yang menganggap tidak terdapat
potensial periodik dalam kristal, keberadaan potensial periodic lemah pada
model elektron hampir bebas ini, dapat menggambarkan hampir seluruh
perilaku elektron dalam logam.
Keberadaan energi gap pada kristal menyebabkan munculnya propagasi
gelombang yang menghasilkan orde persamaan gelombang yang
memperbolehkan elektron berada. Gambar 9 memperlihatkan perbedaan
grafik antara model elektron bebas dan model elektron hampir bebas yang
memunculkan dua pita gelombang hasil dari propagasi gelombang pada
kristal.

Gambar 9. Grafik fungsi persamaan gelombang terhadap energi untuk


model elektron bebas (a) dan model elektron hampir bebas (b) [Kittel, C.,
2005, Introduction to Solid State Physics, John Wiley and Sons, Inc, 8th
edition, pp 164].

+π −π
Daerah diantara dan dinamakan daerah Brillouin pertama pada
a a
kisi kristal.
Penggambaran daerah daerah Brillouin dan daerah daerah propagasi
menghasilkan daerah-daerah yang dilarang dan diperbolehkan pada kristal.
Perbedaan lebar daerah daerah yag dilarang untuk ditempati elektron (energi
gap) ini menghasilkan pengelompokkan kristal menjadi bahan konduktor,
semikonduktor dan isolator.Bahan dengan kelompok konduktor tidak
memiliki energi gap atau memiliki energi gap yang kecil sekali sehingga nilai
konduktivitasnya dapat lebih besar dari ≥ 105 ohm-1m-1. Untuk bahan
semikonduktor, besarnya energi gap sekitar 1 eV dengan nilai konduktivitas
adalah 10-5 ohm-1m-1 ≥ σ ≥ 105 ohm-1m-1. Untuk bahan isolator, besarnya energi
gap sekitar 6 eV dengan nilai konduktivitas adalah lebih kecil dari 10 -5 ohm-
1
m-1.

Model elektron bebas memberikan harga energi yang terdistribusi


secara terus menerus dari nol sampai tak hingga,
ℏ2 ( 2 2 2
ε k= k x +k y +k z )
2m
dimana untuk kondisi batas yang periodic pada sebuah kubus yang sisi-
sisinya L
2π 4π
k x , k y ,k x =0 ; ;±
L L
Fungsi gelombang elektron bebas berbentuk:
Ψ k ( r )=eikr
Persamaan ini mewakili gelombang berjalan dan momentum p=ℏk.

Struktur pita kristal dapat dijelaskan dengan pendekatan model elektron


bebas, dimana pita elektron diperlakukan sebagai potensial periodik pada inti
ion. Model ini menjelaskan semua pertanyaan kualitatif tentang perilaku
elektron pada logam. Kita ketahui bahwa refleksi Bragg merupakan
karakteristik dari pertambahan gelombang dalam kristal. Refleksi Bragg dari
gelombang elektron pada kristal merupakan penyebab adanya pita energi
(pada refleksi Bragg, solusi persamaan gelombang dari persamaan
Schrodinger tidak ada, seperti pada gambar 9. Pita energi ini merupakan
penentu suatu bahan termasuk isolator atau konduktor.
Kita dapat menjelaskan secara fisis asal mula dari pita energi yang
merupakan persoalan sederhana pada sebuah kisi zat padat yang linier untuk
sebuah konstanta a. Pada energi rendah bagian dari struktur pita dapat dilihat
secara kualitatif seperti pada gambar 9 dengan (a) untuk seluruh elektron
bebas dan (b) untuk elektron hampir bebas. Tetapi dengan pita energi pada

π
¿± , kondisi Bragg (k + G)2=k 2. Untuk difraksi dari gelombang pada vektor
a
gelombang k dalam 1 dimensi,
1 nπ
k =± G=±
2 a
2 πn
dimana G= yaitu vektor kisi resiprok dan n adalah bilangan bulat.
a

π
Refleksi pertama dan pita energi pertama terjadi pada ¿ ± , daerah k diantara
a

−π π
dan merupakan daerah Brillouin pertama dari kisi ini. Pita energi lain
a a
terjadi untuk harga lainnya dari bilangan bulat n.
Model Elektron Bebas (V=0).
^
H Ψ =EΨ
p2 −ℏ 2 2
Hamiltonian: H= = ∇
2m 2m
−ℏ2 2
∇ Ψ =EΨ
2m
Fungsi Gelombang elektron bebas: Ψ =e ikr
ℏ2 2
E= k
2m
Gambar10. Grafik energi E terhadap vektor gelombang k untuk sebuah
elektron bebas

Gagal digunakan sebagai teori untuk menjelaskan perbedaan antara


konduktor, semikonduktor, isolator dan superkonduktor, karena energi yang
dimiliki elektron kontinu sehingga tidak ada energi gap (pita energi).
Model elektron yang hampir bebas:
∆ E : Tidak boleh ditempati oleh elektron (pita terlarang)

Gambar 11. Grafik energi E terhadap vektor gelombang k untuk sebuah


elektron dalam kisi monoatomik linier dengan konstanta kisi a

Sehingga model yang berlaku adalah model elektron yang hampir bebas (
V ≪ ; V ≠ 0¿
Gambar12. Model elektron hampir bebas

Persamaan Schrodinger: e ±iπx / a


Misal: Logam 1-Dimensi
Fungsi Gelombang berjalan = e ±iπx / a

π
Fungsi gelombang dengan k =± merupakan gelombang berjalan adalah
a
e iπx /a atau e−iπx / a dari elektron bebas tetapi nilai k fungsi gelombang itu dibuat
sama oleh bagian gelombang yang menjalar ke kanan dank e kiri. Ketika

π
kondisi refleksi Bragg k =± dipenuhi sebagai vektor gelombang, sebuah
a
gelombang yang menjalar ke kanan adalah refleksi Bragg untuk gelombang
yang menjalar ke kiri. Masing-masing refleksi Bragg akan mengembalikan
secara langsung dari penjalaran gelombang berjalan. Sebuah gelombang yang
penjalaran gelombangnya tidak ke kanan atau tidak ke kiri disebut gelombang
berdiri.
Gelombang berdiri tidak tergantung pada waktu. Kita bisa mendapatkan
dua bentuk gelombang berdiri yang berbeda dari dua gelombang berjalan
e ±iπx / a, ditulis:
Ψ¿
Ψ¿
Gelombang berdiri disimbolkan (+) atau (-) berdasarkan perubahan tanda
ketika (-x) disubstitusikan ke (x). Kedua gelombang berdiri dibentuk oleh
bagian yang sama antara kiri dan kanan dari sebuah gelombang berjalan.
F. Logam, Isolator, semikonduktor

Gambar 13. Skema pita energi untuk isolator, logam, dan semikonduktor. Pita
yang diarsir
berarti terisi electron

Keterangan :

P.V = Pita Valensi = pita energi yang terisi oleh elektron valensi
P.K = Pita Konduksi = pita energi diatas pita valensi,yang akan terisi
elektron konduksi
E.g = Celah energi = energi yang diperlukan elektron untuk loncat ke pita
Konduksi

Kristal berkelakuan sebagai isolator jika pita energi terisi penuh atau
kosong oleh elektron, sehingga tidak ada elektron yang berpindah akibat adanya
medan listrik. Kristal berkelakuan sebagai logam jika satu atau lebih pita terisi
sebagian oleh elektron, pita energinya terisi antara (10-90)% oleh elektron.
Kristal berkelakuan sebagai semikonduktor atau semilogam jika satu atau
dua pita terisi sedikit penuh atau sedikit kosong. Kristal dapat dikelompokkan
dalam 4 golongan berdasarkan konduktivitasnya :
a. Konduktor ρ<<
b. Semikonduktor 0≤ρ≤∞
c. Isolator ρ≈∞
d. Superkonduktor ρ=0

Daerah energi yang diperkenankan sesungguhnya merupakan keadaan


elektron yang tersedia bagi elektron dalam kristal. Terisi atau tidak terisi keadaan
elektron tersebut oleh elektron masih bergantung pada jumlah dan statistika
elektron dalam kristal. Ada dua hal, dimana medan listrik luar tidak menghasilkan
arus elektron dalam kristal, yaitu
a. pita energi yang diperkenankan sama sekali tidak dihuni elektron, dan
b. pita energi yang diperkenankan terisi penuh oleh elektron, atau semua
keadaan
elektron terisi penuh oleh elektron.
Hal pertama mudah dipahami, yakni karena tidak ada elektron dalam pita
energi, maka arus elektronpun sama dengan nol. Hal kedua, misalnya kuat medan
listrik berpengaruh pada distribusi kecepatan elektron v . Andaikanlah kecepatan
masing masing elektron adalah vi , maka kecepatan rata-rata untuk elektron
dengan kerapatan no pada volume kristal V adalah

Penjumlahan dilakukan terhadap semua elektron dalam pita yang ditinjau.


Rapat arus elektron yang terjadi

Misalnya, pita yang ditinjau seperti Gambar berikut.

Grafik14. Grafik E(k) terhadap k


Dalam hubungannya dengan frekuensi radial ω, energi elektron dapat
dinyatakan E = h ω
sehingga kecepatan kelompok vg dapat dinyatakan :

Pada gambar di atas, vg sama dengan kemiringan fungsi E=E(k).


Sedangkan fungsi E=E(k) simetri terhadap sumbu k=0. Pada harga k=-k,
kecepatan elektron sama besar, tetapi berlawanan tanda, sehingga Σvi=0. Dengan
demikian, jelaslah bahwa rapat arus sama dengan nol untuk suatu pita energi
yang kosong (elektron) atau pita energi yang penuh. Hanya pita energi yang terisi
sebagian (atau yang kosong sebagian) dapat memberikan sumbangan pada arus
listrik. Misalnya, sebuah elektron A berada dalam suatu pita energi yang kosong,
seperti Gambar berikut.

Gambar 15. Grafik E(k) terhadap k

Posisi setimbang elektron berada pada kedudukan paling rendah. Medan


listrik ε menyebabkan gaya sebesar -eε bekerja pada elektron, dan
menggerakkannya secara terus-menerus ke arah keadaan elektron dengan
momentum linier (negatip) yang makin besar sampai akhirnya mencapai titik A’
pada posisi k=-π/a. Pada titik ini terjadi refleksi Bragg, dan elektron muncul di
titik A” pada posisi k=+π/a; dan kemudian menempuh lagi siklus yang sama.
Proses pengulangan ini disebut osilasi Zener. Adanya ketidaksempurnaan kisi
menyebabkan hamburan terjadi sebelum osilasi Zener sempat muncul, Misalnya,
dalam pita yang ditinjau terdapat keadaan elektron total sebanyak 􀁁, yang terisi
elektron sebanyak i, dan yang kosong sebanyak s. Jika masing-masing dianggap
mempunyai distribusi kecepatan, maka
Karena yakni semua keadaan elektron dianggap terisi penuh eleh
elektron, maka rapat arus elektron yakni

dan dapat juga ditulis dalam bentuk

ungkapan rapat arus diatas menunjukkan bahwa pembawa muatannya adalah


elektron yang bermuatan –e. Umumnya, ungkapan ini digunakan bila keadaan
elektron di pita energi yang diperkenankan hanya terisi elektron sedikit saja,
seperti Gambar berikut.

Gambar16. Grafik E(k) terhadap k

Ungkapan rapat arus menunjukkan bahwa pembawa muatannya


mempunyai muatan +e (sering disebut hole) dan “menempati” keadaan elektron
yang kosong. Umumnya, ungkapan ini digunakan bila pita energinya hampir
penuh elektron. Hole menempati pita energi bagian atas, seperti Gambar berikut.
Gambar 1. Grafik E(k) terhadap k

Berdasarkan uraian tentang pengisian keadaan elektron dalam pita energi


yang diperkenankan seperti di atas, dapatlah dibedakan antara konduktor, isolator,
semikonduktor dan semilogam.

1. Isolator
Semua energi terisi penuh oleh elektron atau sama sekali kosong, sehingga
tidak dapat terjadi konduksi listrik. Pita energi tertinggi yang terisi penuh elektron
disebut pita valensi. Celah energi ΔE cukup besar, sehingga elektron dari pita
energi. Karena pita valensi terisi penuh maka elektron dalam pita ini tidak dapat
berganti status. Satu-satunya cara untuk berganti status adalah dengan melompati
celah energi dan masuk ke pita konduksi. Namun jika celah energi cukup lebar,
beberapa eV, perpindahan ini hampir tidak mungkin terjadi kecuali ditambahkan
energi yang cukup besar misalnya dengan pemanasan. Material yang memiliki
diagram pita energi seperti ini tidak mudah menghantarkan arus listrik;
mereka termasuk dalam kelompok material isolator seperti misalnya intan,
quartz, dan kebanyakan padatan dengan ikatan kovalen dan ikatan ion.
Gambar 2. Pengisian electron dalam pita energy bahan isolator

Yang penuh tidak dapat melompat (karena energi termal) ke pita


energi yang kosong. Tingkat energi Fermi EF melalui daerah energi yang kosong.
Contoh isolator adalah intan (karbon) yang memiliki celah energi 6 eV. Intan

merupakan kristal karbon C yang memiliki konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p2;
tingkat energi kedua sebenarnya mampu memuat sampai 8 elektron, yaitu 2 di 2s
dan 6 di 2p, namun elektron yang ada di tingkat kedua ini hanya 4. Jika jarak
atom makin dekat, 2s dan 2p mulai tumpang tindih. Pada jarak atom yang lebih
kecil lagi pita energi ini pecah lagi menjdi dua pita yang masing-masing dapat
menampung 4 elektron. Oleh karena itu 4 elektron yang ada akan menempati
empat tingkat energi terendah dan menyisakan empat tingkat energi yang lebih
tinggi yang kosong. Dalam jarak keseimbangan, celah energi antara pita yang
terisi dan pita yang kosong di atasnya adalah sekitar 5 eV. Oleh karena itu intan
merupakan material isolator.Hal ini dijelaskan oleh Gambar di atas.

2. Konduktor
Tingkat energi Fermi EF melewati pita energi yang diperkenankan,
sehingga pita tersebut setengahnya (atau sebagiannya) terisi oleh elektron. Pita
energi tertinggi yang terisi elektron sebagian disebut pita konduksi. Ada sebagian
elektron di atas EF (apabila T>0 K), tetapi masih berada dalam daerah pita energi
yang sama, dengan meninggalkan keadaan elektron kosong (hole) di bawah EF.
Konduksi listrik terutama terjadi aliran elektron. Contoh konduktor adalah logam
alkali (Li, K dan lain-lain) dan logam mulia (Cu, Ag, Au dan lain-lain). Hal ini
dijelaskan dalam Gambar berikut.

Gambar 3. Pengisian electron dalam pita energy bahan konduktor

Contohnya yaitu pada atom Na orbital 3s yang seharusnya dapat memuat


2 elektron hanya terisi 1 elektron; inilah elektron valensi atom Na. Oleh karena
itu pita energi 3s pada padatan Na hanya setengah terisi, dan disebut pita valensi.
Orbital berikutnya 3p tidak terisi elektron (kosong). Diantara pita-pita energi
terdapat celah energi yang merupakan celah terlarang bagi elektron.
Gambar 4. Diagram pita energi padatan N a

Pita energi yang tumpang-tindih dapat dipandang sebagai pelebaran pita.


Elektron yang berada pada pita yang tumpang-tindih mempunyai kesempatan
lebih luas untuk berpindah tingkat energi karena adanya tambahan tingkat energi
dari orbital yang lebih tinggi. Dalam kasus atom Na, elektron di orbital 3s dengan
mudah “pindah” ke 3p dan 3d; elektron ini berada dalam “pita energi
gabungan” yang jauh lebih lebar dari pita s dimana semula ia berada. Pada 0
oK elektron terdistribusi dalam pita valensi sampai tingkat tertinggi yang

disebut tingkat Fermi, EF (tentang energi Fermi ini akan kita bahas di bab
berikutnya). Pada temperatur kamar elektron di sekitar tingkat energi Fermi
mendapat tambahan energi dan mampu naik ke orbital di atasnya yang masih
kosong. Elektron yang naik ini relatif bebas sehingga medan listrik dari luar akan
menyebabkan elektron bergerak dan terjadilah arus listrik. Oleh karena itu
material dengan struktur pita energi seperti ini, di mana pita energi yang tertinggi
tidak terisi penuh, merupakan konduktor yang baik. Pita valensi 3s pada
padatan yang setengah terisi disebut juga pita konduksi, seperti misalnya pada
Na
Terbentuknya pita energi dapat pula kita lihat sebagai terjadinya perluasan
kotak potensial sebagai akibat kotak-kotak yang tumpang- tindih. Ruang di
sekitar suatu ion dapat kita pandang sebagai kotak potensial. Dalam kotak inilah
elektron terjebak. Jika ion-ion tersusun secara rapat, maka kotak-kotak
potensial ini saling tumpang-tindih sehingga membentuk kotak potensial yang
lebih besar. Dengan membesarnya kotak potensial maka tingkat-tingkat energi
menjadi rapat.

3. Semikonduktor
Tingkat energi Fermi EF melewati daerah harga energi terlarang, sehingga
pada T=0 K hanya ada pita yang sama sekali penuh, dan di atasnya pita energi
yang kosong sama sekali. Celah energi ΔE tidak tinggi, sehingga pada T>0 K
sebagian elektron dapat melompatinya, dan berpindah ke pita konduksi yang
masih kosong. Sementara tempat yang ditinggalkan elektron menjadi hole dalam
pita valensi. Dengan demikian, pembawa muatannya adalah elektron dan hole.
Makin tinggi suhu, makin banyak elektron yang melampaui ΔE sehingga
konduktivitas zat makin meningkat. Contoh semikonduktor adalah Si dan Ge,
dengan celah energi masing-masing 1,1 eV dan 0,7 eV. Umumnya, pada suhu
kamar celah energi semikonduktor kurang dari 2 eV. Sketsa pengisian elektron
dalam pita energi ditunjukkan dalam Gambar berikut.

Gambar 5. Pengisian electron dalam pita energy bahan semikonduktor

Diagram pita energi untuk material semikonduktor mirip dengan material


isolator akan tetapi berbeda pada lebar celah energi-nya. Celah energi pada
semikonduktor hanya sekitar 1 eV. Germanium dan silicon adalah material

semikonduktor. Konfigurasi atom Ge [Ar] 3d104s24p2 dan Si [Ne] 3s2 3p2;


kedua macam atom ini memiliki 4 elektron di tingkat energi terluarnya.
Tumpang-tindih pita energi di tingkat energi terluar akan membuat pita energi
terisi penuh 8 elektron. Karena celah energi sempit maka jika temperatur naik,
sebagian elektron di pita valensi naik ke pita konduksi dengan meninggalkan
tempat kosong (hole) di pita valensi. Keadaan ini digambarkan pada gambar .
Baik elektron yang telah berada di pita konduksi maupun hole di pita valensi akan
bertindak sebagai pembawa muatan untuk terjadinya arus listrik. Konduktivitas
listrik naik dengan cepat dengan naiknya temperatur.
Konduktivitas listrik tersebut di atas disebut konduktivitas intrinksik.
Konduktivitas material semikonduktor juga dapat ditingkatkan dengan
penambahan atom asing tertentu (pengotoran, impurity). Jika atom pengotor
memiliki 5 elektron terluar (misalnya P atau As) maka akan ada kelebihan satu
elektron tiap atom. Kelebihan elektron ini akan menempati tingkat energi sedikit
di bawah pita konduksi (beberapa perpuluh eV) dan dengan sedikit tambahan
energi akan sangat mudah berpindah ke pita konduksi dan berkontribusi pada
konduktivitas listrik. Atom pengotor seperti ini disebut donor (karena
ia memberikan elektron lebih) dan semikonduktor dengan donor disebut
semikonduktor tipe n.
Jika atom pengotor memiliki 3 elektron terluar (misalnya B atau Al)
maka akan ada kelebihan satu hole tiap atom. Kelebihan hole ini akan
menempati tingkat energi sedikit di atas pita valensi dan dengan sedikit
tambahan energi akan sangat mudah elektron berpindah dari pita valensi ke
hole di atasnya dan meninggalkan hole di pita valensi yang akan berkontribusi
pada konduktivitas listrik. Atom pengotor seperti ini disebut akseptor (karena
ia menerima elektron dari pita valensi) dan semikonduktor dengan akseptor
disebut semikonduktor tipe p.
Daftar Pustaka

Parno. 2006. Fisika Zat Padat. Malang: Universitas Negeri Malang [pdf]
Risdiana. 2014. Diktat Pengantar Fisika Zat Padat. Jatinangor:
Universitas Padjadjaran [pdf]

Anda mungkin juga menyukai