Di susun oleh :
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2018
A. Pendahuluan
Pada teori elektron bebas, masih banyak sifat-sifat logam lainnya yang
tidak dapat dijelaskan dengan menggunakan teori tersebut. Contohnya
perubahan resistivitas konduktor oleh adanya perubahan suhu, dan sifat-sifat
semikonduktor. Menurut teori elektron bebas, elektron konduksi bebas
bergerak di dalam kristal dan hanya dibatasi oleh permukaan kristal itu
sendiri. Tetapi kenyaataannya, energi potensial akibat badan atom itu tidak
tetap, melainkan merupakan fungsi posisi elektron. Di samping itu, energi
potensial itu juga mungkin timbul akibat adanya elektron-elektron konduksi
lainnya di dalam kristal itu. Jadi keadaan energi potensial yang sebenarnya di
dalam kristal adalah sangat kompleks. Oleh karena itu, digunakan pendekatan
teori lainnya, yaitu badan atom atom itu dianggap diam dan energi potensial
itu merupakan fungsi yang periodik dengan perioda sebesar konstanta kisi (a)
Kristal. Pendekatan ini didasarkan pada atom-atom di dalam kristal
disebarkan secara periodik pada setiap titik kisi. Asumsi ini juga menganggap
bahwa energi potensial akibat elektron-elektron lainnya adalah konstan.
Berdasarkan asas larangan Pauli, dalam satu tingkat energi, tidak boleh
ada lebih dari satu elektron pada keadaan yang sama. Kumpulan garis pada
tingkat energi yang sama akan saling berhimpit dan membentuk satu pita, pita
inilah yang dinamakan sebagai pita energi. Pita energi terbagi menjadi dua
yaitu :
1. Pita valensi adalah energi teratas yang terisi penuh oleh elektron
2. Pita konduksi adalah pita energi diatas pita valensi yang terisi
sebagian atau tidak terisi (kosong) disebut sebagai pita konduksi
Diantara pita valensi dan pita konduksi terdapat celah energi yang tidak
boleh terisi elektron. Dimana, pada keadaan kesetimbangan pita energi
terspenergi pada bahan padat kristal dapat dilihat pada gambar h daerah
dimana elektron tidak bisa bergerak.lit menjadi dua bagian dan dipisahkan
oleSecara sederhana, struktur pita. Dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 5. Struktur pita energy untuk : (a) Isolator, (b) semikonduktor, dan
(c) Konduktor
C. Teorema Bloch
Adanya energi celah merupakan karakteristik yang sangat penting dalam
logam. Energi celah ini merupakan hasil interaksi antara fungsi gelombang
elektron konduksi dengan badan atom (core) dalam kristal. Selanjutnya, untuk
nilai energi celah secara matematis, pertama ditentukan fungsi gelombang
elektron dalam Kristal yang periodik. Fungsi gelombang elektron itu akan
ditemtukan dengan menggunakan teorema Bloch.
∂2 φ 8 π 2 m (
+ 2 E−V ) φ=0 … (1)
∂ x2 h
Ini berarti fungsi gelombang harus sama pada titik-titik yang secara
fisis adalah ekivalen dalam kisi kristal. Fungsi gelombang untuk suatu
elektron dalam kotak adalah dalam berbentuk gelombang datar.
φ k = A exp … (4)
dengan energi E: ψ ḱ ( ŕ + T́ )
2 πn
Didefenisikan vektor Bloch : K=
Na
Substitusi menghasilkan:
ψ ( x )= Aeiκxψ+Be a )=λψ ( x )=e ika ψ ( x ) Q . E . D
( x +−iκx
I
i ḱ . T́
Maka untuk 3 dimensi berlaku: ψ ḱ ( ŕ + T́ )=ψ ḱ ( ŕ ) e
ψ II (x )=CeQx +De−Qx
Sehingga pada kedua bidang batas yang periodik:
x=0 A+B=C+D …………………..(6)
iK(A-B)=Q(C-D)…………….(7)
x=a A e ika+ B e−ika=ψ Π (a)
Penerapan teorema Bloch untuk potensial periodik dengan periodisitas
a+b: ψ II (a)=ψ II (−b )eik ( a+b )
dimana k=faktor gelombang Bloch
Syarat batas pada x = a:
1 1 −1 −1 A
[ iκ
e iκa
−iκ
e−iκa
−Q
−e−Qb e ik ( a+b)
Q
−eQb e ik ( a+b)
iκe iκa −iκe −iκa −Qe−Qb e ik ( a+b ) QeQb eik ( a+b )
Nilai a dan b bergantung pada model
][ ]B =0
C
D
Q2−κ2
( 2 Qκ )
sin ( κa) sinh ( Qb )+cos ( κa ) cosh ( Qb )=cos [ k (a+b) ]
D. Model Kronig-Penney
Model ini menjelaskan tingkah laku elektron dalam sebuah energi
potensial yang periodik, dengan menganggap energi potensial periodik itu
merupakan deretan sumur energi potensial persegi
dimana:
ℏ2 k 2
W k=
2m
Di (dalam) daerah 0< x< a suatu penyamaan mempunyai solusi
u=A ei ( α−k ) x +B e−i ( α +k ) x
dengan ketentuan bahwa
1 /2
α =( 2 mW /ℏ2 )
Pada daerah a < x < a+b, solusinya adalah
u=A ei ( α−k ) x +B e−i ( α +k ) x
Dengan ketentuan bahwa
1 /2
β=[ 2m ( V 0−W ) /ℏ2 ]
dengan
Oleh karena diperoleh harga energy:
+π −π
Daerah diantara dan dinamakan daerah Brillouin pertama pada
a a
kisi kristal.
Penggambaran daerah daerah Brillouin dan daerah daerah propagasi
menghasilkan daerah-daerah yang dilarang dan diperbolehkan pada kristal.
Perbedaan lebar daerah daerah yag dilarang untuk ditempati elektron (energi
gap) ini menghasilkan pengelompokkan kristal menjadi bahan konduktor,
semikonduktor dan isolator.Bahan dengan kelompok konduktor tidak
memiliki energi gap atau memiliki energi gap yang kecil sekali sehingga nilai
konduktivitasnya dapat lebih besar dari ≥ 105 ohm-1m-1. Untuk bahan
semikonduktor, besarnya energi gap sekitar 1 eV dengan nilai konduktivitas
adalah 10-5 ohm-1m-1 ≥ σ ≥ 105 ohm-1m-1. Untuk bahan isolator, besarnya energi
gap sekitar 6 eV dengan nilai konduktivitas adalah lebih kecil dari 10 -5 ohm-
1
m-1.
π
¿± , kondisi Bragg (k + G)2=k 2. Untuk difraksi dari gelombang pada vektor
a
gelombang k dalam 1 dimensi,
1 nπ
k =± G=±
2 a
2 πn
dimana G= yaitu vektor kisi resiprok dan n adalah bilangan bulat.
a
π
Refleksi pertama dan pita energi pertama terjadi pada ¿ ± , daerah k diantara
a
−π π
dan merupakan daerah Brillouin pertama dari kisi ini. Pita energi lain
a a
terjadi untuk harga lainnya dari bilangan bulat n.
Model Elektron Bebas (V=0).
^
H Ψ =EΨ
p2 −ℏ 2 2
Hamiltonian: H= = ∇
2m 2m
−ℏ2 2
∇ Ψ =EΨ
2m
Fungsi Gelombang elektron bebas: Ψ =e ikr
ℏ2 2
E= k
2m
Gambar10. Grafik energi E terhadap vektor gelombang k untuk sebuah
elektron bebas
Sehingga model yang berlaku adalah model elektron yang hampir bebas (
V ≪ ; V ≠ 0¿
Gambar12. Model elektron hampir bebas
π
Fungsi gelombang dengan k =± merupakan gelombang berjalan adalah
a
e iπx /a atau e−iπx / a dari elektron bebas tetapi nilai k fungsi gelombang itu dibuat
sama oleh bagian gelombang yang menjalar ke kanan dank e kiri. Ketika
π
kondisi refleksi Bragg k =± dipenuhi sebagai vektor gelombang, sebuah
a
gelombang yang menjalar ke kanan adalah refleksi Bragg untuk gelombang
yang menjalar ke kiri. Masing-masing refleksi Bragg akan mengembalikan
secara langsung dari penjalaran gelombang berjalan. Sebuah gelombang yang
penjalaran gelombangnya tidak ke kanan atau tidak ke kiri disebut gelombang
berdiri.
Gelombang berdiri tidak tergantung pada waktu. Kita bisa mendapatkan
dua bentuk gelombang berdiri yang berbeda dari dua gelombang berjalan
e ±iπx / a, ditulis:
Ψ¿
Ψ¿
Gelombang berdiri disimbolkan (+) atau (-) berdasarkan perubahan tanda
ketika (-x) disubstitusikan ke (x). Kedua gelombang berdiri dibentuk oleh
bagian yang sama antara kiri dan kanan dari sebuah gelombang berjalan.
F. Logam, Isolator, semikonduktor
Gambar 13. Skema pita energi untuk isolator, logam, dan semikonduktor. Pita
yang diarsir
berarti terisi electron
Keterangan :
P.V = Pita Valensi = pita energi yang terisi oleh elektron valensi
P.K = Pita Konduksi = pita energi diatas pita valensi,yang akan terisi
elektron konduksi
E.g = Celah energi = energi yang diperlukan elektron untuk loncat ke pita
Konduksi
Kristal berkelakuan sebagai isolator jika pita energi terisi penuh atau
kosong oleh elektron, sehingga tidak ada elektron yang berpindah akibat adanya
medan listrik. Kristal berkelakuan sebagai logam jika satu atau lebih pita terisi
sebagian oleh elektron, pita energinya terisi antara (10-90)% oleh elektron.
Kristal berkelakuan sebagai semikonduktor atau semilogam jika satu atau
dua pita terisi sedikit penuh atau sedikit kosong. Kristal dapat dikelompokkan
dalam 4 golongan berdasarkan konduktivitasnya :
a. Konduktor ρ<<
b. Semikonduktor 0≤ρ≤∞
c. Isolator ρ≈∞
d. Superkonduktor ρ=0
1. Isolator
Semua energi terisi penuh oleh elektron atau sama sekali kosong, sehingga
tidak dapat terjadi konduksi listrik. Pita energi tertinggi yang terisi penuh elektron
disebut pita valensi. Celah energi ΔE cukup besar, sehingga elektron dari pita
energi. Karena pita valensi terisi penuh maka elektron dalam pita ini tidak dapat
berganti status. Satu-satunya cara untuk berganti status adalah dengan melompati
celah energi dan masuk ke pita konduksi. Namun jika celah energi cukup lebar,
beberapa eV, perpindahan ini hampir tidak mungkin terjadi kecuali ditambahkan
energi yang cukup besar misalnya dengan pemanasan. Material yang memiliki
diagram pita energi seperti ini tidak mudah menghantarkan arus listrik;
mereka termasuk dalam kelompok material isolator seperti misalnya intan,
quartz, dan kebanyakan padatan dengan ikatan kovalen dan ikatan ion.
Gambar 2. Pengisian electron dalam pita energy bahan isolator
merupakan kristal karbon C yang memiliki konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p2;
tingkat energi kedua sebenarnya mampu memuat sampai 8 elektron, yaitu 2 di 2s
dan 6 di 2p, namun elektron yang ada di tingkat kedua ini hanya 4. Jika jarak
atom makin dekat, 2s dan 2p mulai tumpang tindih. Pada jarak atom yang lebih
kecil lagi pita energi ini pecah lagi menjdi dua pita yang masing-masing dapat
menampung 4 elektron. Oleh karena itu 4 elektron yang ada akan menempati
empat tingkat energi terendah dan menyisakan empat tingkat energi yang lebih
tinggi yang kosong. Dalam jarak keseimbangan, celah energi antara pita yang
terisi dan pita yang kosong di atasnya adalah sekitar 5 eV. Oleh karena itu intan
merupakan material isolator.Hal ini dijelaskan oleh Gambar di atas.
2. Konduktor
Tingkat energi Fermi EF melewati pita energi yang diperkenankan,
sehingga pita tersebut setengahnya (atau sebagiannya) terisi oleh elektron. Pita
energi tertinggi yang terisi elektron sebagian disebut pita konduksi. Ada sebagian
elektron di atas EF (apabila T>0 K), tetapi masih berada dalam daerah pita energi
yang sama, dengan meninggalkan keadaan elektron kosong (hole) di bawah EF.
Konduksi listrik terutama terjadi aliran elektron. Contoh konduktor adalah logam
alkali (Li, K dan lain-lain) dan logam mulia (Cu, Ag, Au dan lain-lain). Hal ini
dijelaskan dalam Gambar berikut.
disebut tingkat Fermi, EF (tentang energi Fermi ini akan kita bahas di bab
berikutnya). Pada temperatur kamar elektron di sekitar tingkat energi Fermi
mendapat tambahan energi dan mampu naik ke orbital di atasnya yang masih
kosong. Elektron yang naik ini relatif bebas sehingga medan listrik dari luar akan
menyebabkan elektron bergerak dan terjadilah arus listrik. Oleh karena itu
material dengan struktur pita energi seperti ini, di mana pita energi yang tertinggi
tidak terisi penuh, merupakan konduktor yang baik. Pita valensi 3s pada
padatan yang setengah terisi disebut juga pita konduksi, seperti misalnya pada
Na
Terbentuknya pita energi dapat pula kita lihat sebagai terjadinya perluasan
kotak potensial sebagai akibat kotak-kotak yang tumpang- tindih. Ruang di
sekitar suatu ion dapat kita pandang sebagai kotak potensial. Dalam kotak inilah
elektron terjebak. Jika ion-ion tersusun secara rapat, maka kotak-kotak
potensial ini saling tumpang-tindih sehingga membentuk kotak potensial yang
lebih besar. Dengan membesarnya kotak potensial maka tingkat-tingkat energi
menjadi rapat.
3. Semikonduktor
Tingkat energi Fermi EF melewati daerah harga energi terlarang, sehingga
pada T=0 K hanya ada pita yang sama sekali penuh, dan di atasnya pita energi
yang kosong sama sekali. Celah energi ΔE tidak tinggi, sehingga pada T>0 K
sebagian elektron dapat melompatinya, dan berpindah ke pita konduksi yang
masih kosong. Sementara tempat yang ditinggalkan elektron menjadi hole dalam
pita valensi. Dengan demikian, pembawa muatannya adalah elektron dan hole.
Makin tinggi suhu, makin banyak elektron yang melampaui ΔE sehingga
konduktivitas zat makin meningkat. Contoh semikonduktor adalah Si dan Ge,
dengan celah energi masing-masing 1,1 eV dan 0,7 eV. Umumnya, pada suhu
kamar celah energi semikonduktor kurang dari 2 eV. Sketsa pengisian elektron
dalam pita energi ditunjukkan dalam Gambar berikut.
Parno. 2006. Fisika Zat Padat. Malang: Universitas Negeri Malang [pdf]
Risdiana. 2014. Diktat Pengantar Fisika Zat Padat. Jatinangor:
Universitas Padjadjaran [pdf]