Anda di halaman 1dari 7

Nama : IKLIMATUL KAROMAH

NIM : 211820201002

Tipe-Tipe Solar Sel

1. Polycristaline Silicon
Polycrystaline silicon merupakan panel surya yang memiliki susunan kristal
acak. Jenis ini terbuat dari beberapa batang kristal silikon yang dilebur / dicairkan
kemudian dituangkan dalam cetakan yang berbentuk persegi. Polycrystal silicon ini
diperkenalkan ke pasaran pada tahun 1981. Polycrystalline tidak memerlukan proses
Czochralski. Proses Czochralski yaitu adalah proses pemurnian suatu bahan dengan
cara pengkristalan, bahan yang akan di kristalkan dimasukan ke dalam tempat yang
sulit bereaksi dengan zat lain seperti quartz dan gas mulia argon.
Silicon polycrystalline yang juga dikenal sebagai polysilicon (p-Si) dan multi-
kristal silikon (mc-Si), diperkenalkan ke pasar pada tahun 1981. Tidak seperti panel
surya berbasis monocrystalline, panel surya polycrystalline tidak membutuhkan
proses Czochralski. Silikon mentah dilebur dan dituangkan ke dalam cetakan persegi,
yang didinginkan dan dipotong menjadi wafer persegi.
Keunggulan:
- Proses yang digunakan untuk membuat silikon polycrystalline lebih sederhana
dan lebih murah. Jumlah limbah silikon yang dihasilkan juga lebih sedikit
dibandingkan dengan monocrystalline.
- Panel surya polycrystalline cenderung memiliki toleransi panas sedikit lebih
rendah daripada panel surya monocrystalline
Kekurangan:
- Efisiensi panel surya berbasis polycystalline biasanya 13-16%. Karena
kemurnian silikon yang lebih rendah, panel surya polycystalline tidak
seefisien panel surya monocrystalline.
- Efisiensi ruang lebih baik, biasanya membutuhkan permukaan yang lebih
besar untuk menghasilkan daya listrik yang sama seperti panel surya yang
terbuat dari silikon monocrystalline
- Panel surya monocrystalline cenderung tampil lebih estetis karena memiliki
tampilan yang lebih seragam dibandingkan dengan warna biru polycystalline
yang berbintik-bintik.

2. Monocrystaline Silicon
Mono (Mono-crystalline) merupakan panel surya yang paling efisien yang
dihasilkan dengan teknologi terkini & menghasilkan daya listrik tinggi. Sel surya
mono- crystalline dibuat menggunakan crystall silicon murni yang sudah melalui
proses Czochralski yang hasilnya adalah Ingot. Ingot kemudian diiris tipis – tipis.
Sehingga akan berbentuk bundar/lingkaran, bentuk tersebut merupakan hasil dari
proses Czochralski.
Sel-sel surya Monocrystalline juga dikenal sebagai sel-sel kristal tunggal.
Monocrystalline sangat mudah diidentifikasi karena berwarna hitam pekat. Sel
monocrystalline terbuat dari bentuk silikon yang sangat murni, membuatnya menjadi
bahan paling efisien untuk konversi sinar matahari menjadi energi. Pembuatan sel
panel monocrystaline yaitu dengan cara sel dibentuk menjadi bar dan dipotong
menjadi wafer.
Keunggulan:
- Monocrystalline memiliki tingkat efisiensi tertinggi pada 15-20%
- Monocrystalline membutuhkan lebih sedikit ruang dibandingkan dengan jenis
lain karena efisiensi yang tinggi
- Monocrystalline lebih baik dari polycristalline pada saat cuaca mendung,
membuat sel jenis ini ideal untuk daerah yang sering dilanda hujan
Kelemahan:
- Monocrystalline merupakan sel surya paling mahal di pasar, jadi tidak masuk
dalam anggaran semua orang
- Tingkat kinerja cenderung menurun saat peningkatan suhu ekstrem. Namun,
itu adalah kerugian kecil bila dibandingkan dengan jenis sel surya lainnya
- Terdapat banyak limbah ketika sel silikon dipotong selama pembuatan

3. Thin Film Solar Cell


Thin Film Solar Cell, Merupakan panel surya yang terdiri dari dua lapisan yang
dibuat dengan menambahkan satu atau lebih lapisan tipis, atau Thin Film bahan
photovoltaic ke dalam substrate seperti kaca, plastik atau metal. Beberapa Thin Film
Photovoltaic (TFPV) yang di komersial menggunakan campuran teknologi Cadmium
Telluride (CdTe), Copper Indium Gallium Diselenide (CIGS), dan Amorphous

Silicone dan thin-film silicon (a-Si, TF-Si).

Keunggulan:
- Jenis sel surya ini mempunyai kerapatan atom yang rendah, sehingga mudah
dibentuk dan dikembangkan ke berbagai macam ukuran dan potongan sul
surya ini dapat diproduksi dengan biaya yang lebih murah.
- Thin Film Triple Junction PV (dengan tiga lapisan) yang merupakan inovasi
baru dapat berfungsi sangat efisien dalam udara yang sangat berawan dan
dapat menghasilkan daya listrik sampai 45% lebih tinggi dari panel jenis lain
Kekurangan :
- Dengan struktur lapisan tipis mikrokristal-silicon dan amorphous dengan
efisiensi modul hingga 8.5% daya yang dihasilkan lebih besar daripada
monokristal & polykristal
- Kurangnya ketersediaan bahan Tellerium untuk pembuatan tipe sel surya
CdTe

Sumber: https://lakonetf.wordpress.com/2016/04/22/jenis-sistem-konversi-energi-baru-dan-terbarukan/

4. Dye-Sensitized Solar Cell (DSSC)


DSSC merupakan pengembangan atau modifikasi dari sel surya fotoelektrokimia
dengan sistem yang baru. Sel surya fotoelektrokimia menggunakan efek fotovoltaik
untuk menghasilkan listrik, dimana efek fotovoltaik tersebut didasarkan pada
persambungan antara bahan semikonduktor dengan cairan elektrolit yang
mengandung pasangan reduksi dan oksidasi. Sistem baru dari DSSC 8 ini adalah
adanya dye atau zat warna sebagai sensitizer (membuat sel surya menjadi peka
terhadap cahaya) untuk menyerap cahaya dan menginjeksikan elektron pada bahan
semikonduktor.
Struktur pada Dye-Sensitized Solar Cell (DSSC) tersusun dari 5 bahan utama
yaitu: (1) substrat yang dilapisi oksida transparan konduktif; (2) Film tipis
semikonduktor; (3) zat pemeka yang teradsorbsi pada permukaan film tipis
semikonduktor; (4) elektrolit yang berisi pasangan redoks; (5) elektroda counter yang
memiliki sifat elektrokatalitik sebagai tempat regenerasi elektron. Semua bahan
tersebut disusun secara berlapis atau berbentuk sandwitch dimana dua elektroda yaitu
lapisan semikonduktor yang berperan sebagai elektroda mengapit elektrolit hingga
membentuk sistem fotofoltaik

Kaca konduktif transparan merupakan tempat melekatnya material DSSC. Biasa pula
disebut substrat. Substrat yang digunakan pada umumnya adalah kaca yang berlapis
TCO agar dapat menghantar listrik. Oksida yang umum digunakan antara lain AZO
(Aluminium-doped Zinc Oxide), FTO (Fluorine-doped Tin Oxide), ATO (antimony-
doped tin oxide) dan ITO (Indium-doped Tin Oxide). Sifat penghantar listrik dari kaca
kemudian dipergunakan untuk menghantarkan elektron menuju sirkuit dan kembali
ke sel surya karena didalam logam juga ada elektron lepas. Bahan semikonduktor
yang paling sering digunakan adalah TiO2 yang memiliki sifat stabil, murah dan
tersedia banyak di pasaran, tidak beracun, ramah lingkungan dan memberikan
konversi efisiensi daya tertinggi dibanding bahan semikonduktor yang lain.

Karakteristik I-V:
Daya listrik yang dihasilkan sel surya ketika mendapat cahaya diperoleh dari
kemampuan perangkat sel surya tersebut untuk memproduksi tegangan ketika diberi
beban dan arus melalui beban pada waktu yang sama. Ditunjukkan pada gambar
berikut:
Gambar tersebut menunjukkan tegangan open-circuit (Voc), Arus short circuit (Isc),
Maximum Power Point (MPP), tegangan dan arus pada MPP (VMPP dan IMPP).
Ketika sel dalam kondisi short circuit, arus short circuit (Isc) dihasilkan, sedangkan
pada kondisi open circuit tidak ada arus yang dapat mengalir sehingga tergangannya
maksimum, disebut tegangan open-circuit (Voc). Karaktersitik penting lainnya dari
sel surya yaitu Fill factor (FF) untuk kerja sel surya adalah faktor pengisian, Fill
factor sel surya merupakan besaran tak berdimensi yang menyatakan perbandingan
daya maksimum yang dihasilkan sel surya terhadap perkalian antara Voc dan Isc,
menurut persamaan dibawah ini:

Anda mungkin juga menyukai