Anda di halaman 1dari 10

Pengertian Solar Sell

Energi merupakan salah satu masalah utama yang dihadapi oleh hampir seluruh negara di
dunia. Hal ini mengingat energi merupakan salah satu faktor utama bagi terjadinya
pertumbuhan ekonomi suatu negara. Permasalahan energi menjadi semakin kompleks
ketika kebutuhan yang meningkat akan energi dari seluruh negara di dunia untuk
menopang pertumbuhan ekonominya justru membuat persediaan cadangan energi
konvensional menjadi semakin sedikit.
Saat ini total kebutuhan energy di seluruh dunia mencapai 10 Terra Watt (setara dengan 3 x
10
20
Joule/ tahun) dan diprediksi jumlah ini akan terus meningkat hingga mencapai 30 Terra
Watt pada tahun 2030 [1-3]. Kebutuhan yang meningkat terhadap energi juga pada
kenyataanya bertabrakan dengan kebutuhan umat manusia untuk menciptakan
lingkungan yang bersih dan bebas dari polusi. Berbagai konsideran ini menuntut perlunya
dikembangkan sumber energi alternatif yang dapat menjawab tantangan di atas tersebut.
Solar cell merupakan pembangkit listrik yang mampu mengkonversi sinar matahari menjadi
arus listrik. Energi matahari sesungguhnya merupakan sumber energi yang paling
menjanjikan mengingat sifatnya yang berkelanjutan (sustainable) serta jumlahnya yang
sangat besar. Matahari merupakan sumber energi yang diharapkan dapat mengatasi
permasalahan kebutuhan energi masa depan setelah berbagai sumber energi konvensional
berkurang jumlahnya serta tidak ramah terhadap lingkungan. Total kebutuhan energi yang
berjumlah 10 TW tersebut setara dengan 3 x 10
20
J setiap tahunnya.
Sementara total energi matahari yang sampai di permukaan bumi adalah 2,6 x 10
24
Joule
setiap tahunnya. Sebagai perbandingan, energi yang bisa dikonversi melalui proses
fotosintesis di seluruh permukaan bumi mencapai 2,8 x 10
21
J setiap tahunnya. Jika kita lihat
jumlah energi yang dibutuhkan dan dibandingkan dengan energi matahari yang tiba di
permukaan bumi, maka sebenarnya dengan menutup 0,05% luas permukaan bumi (total
luas permukaan bumi adalah 5,1 x 108 km2) dengan solar cell yang memiliki efisiensi 20%,
seluruh kebutuhan energi yang ada di bumi sudah dapat terpenuhi.
Kondisi Solar Cell Saat Ini
Jumlah energi yang begitu besar yang dihasilkan dari sinar matahari, membuat solar cell
menjadi alternatif sumber energi masa depan yang sangat menjanjikan. Solar cell juga
memiliki kelebihan menjadi sumber energi yang praktis mengingat tidak membutuhkan
transmisi karena dapat dipasang secara modula di setiap lokasi yang membutuhkan.
Solar cell tidak memiliki ekses suara seperti pada pembangkit tenaga angin serta dapat
dipasang pada hampir seluruh daerah karena hampir setiap lokasi di belahan dunia ini
menerima sinar matahari. Bandingkan dengan pembangkit air (hydro) yang dapat
dipasang hanya pada daerah-daerah dengan aliran air tertentu. Dengan berbagai
keunggulan ini maka tidak heran jika negara-negara maju berlomba mengembangkan
solar cell agar dapat dihasilkan teknologi pembuatan solar cell yang berharga eknomis.
Hingga saat ini total energi listrik yang dibangkitkan dengan solar cell di seluruh dunia baru
mencapai sekitar 12 GW (bandingkan dengan total penggunaan listrik dunia sebesar 10
TW). Dari 12 GW tersebut Jerman merupakan negara terbesar yang telah menginstall solar
cell nya yaitu sebesar hampir 5 GW. Meskipun begitu setiap tahunnya terjadi peningkatan
produksi solar cell dimana pada tahun 2008 total produksi solar cell di seluruh dunia telah
mencapai angka 6,22 GW.
Nilai produksi yang terus meningkat ini juga terus diikuti dengan upaya untuk menurunkan
harga solar modul per Watt peaknya. Saat ini harga listrik yang dihasilkan oleh solar cell
sebesar 50 sen $ setiap kWh yang relatif masih sangat tinggi jika dibandingkan dengan
pembangkitan dari sumber lainya seperti dari pembangkit termal yang hanya sebesar 8 sen
$ untuk setiap kWh nya. Berbagai teknologi telah dikembangkan dalam proses pembuatan
solar cell untuk menurunkan harga produksi agar lebih ekonomis. Jenis-jenis solar cell pun
saat ini telah berkembang tidak hanya berbasis pada kristal semikonduktor silikon tetapi
berbagai jenis tipe dari mulai lapisan tipis, organic, lapisan single dan multi junction hingga
yang terbaru jenis dye sensitized solar cell.

Jenis Solar Cell
Cara kerja sel surya adalah dengan memanfaatkan teori cahaya sebagai partikel.
Sebagaimana diketahui bahwa cahaya baik yang tampak maupun yang tidak tampak
memiliki dua buah sifat yaitu dapat sebagai gelombang dan dapat sebagai partikel yang
disebut dengan photon. Penemuan ini pertama kali diungkapkan oleh Einstein pada tahun
1905. Energi yang dipancarkan oleh sebuah cahaya dengan kecepatan c dan panjang
gelombang? dirumuskan dengan persamaan: E=h.c/ ? Dengan h adalah konstanta Plancks
(6.62 x 10
-34
J.s) dan c adalah kecepatan cahaya dalam vakum (3.00 x 10
8
m/s). Persamaan
di atas juga menunjukkan bahwa photon dapat dilihat sebagai sebuah partikel energi atau
sebagai gelombang dengan panjang gelombang dan frekuensi tertentu [5]. Dengan
menggunakan sebuah divais semikonduktor yang memiliki permukaan yang luas dan terdiri
dari rangkaian dioda tipe p dan n, cahaya yang datang akan mampu dirubah menjadi
energi listrik.
Hingga saat ini terdapat beberapa jenis solar sel yang berhasil dikembangkan oleh para
peneliti untuk mendapatkan divais solar sel yang memiliki efisiensi yang tinggi atau untuk
mendapatkan divais solar sel yang murah dan mudah dalam pembuatannya.
Tipe pertama yang berhasil dikembangkan adalah jenis wafer (berlapis) silikon kristal
tunggal. Tipe ini dalam perkembangannya mampu menghasilkan efisiensi yang sangat
tinggi. Masalah terbesar yang dihadapi dalam pengembangan silikon kristal tunggal untuk
dapat diproduksi secara komersial adalah harga yang sangat tinggi sehingga membuat
solar sel panel yang dihasilkan menjadi tidak efisien sebagai sumber energi alternatif.
Sebagian besar silikon kristal tunggal komersial memiliki efisiensi pada kisaran 16-17%, bahkan
silikon solar sel hasil produksi SunPower memiliki efisiensi hingga
20%[www.sunpowercorp.com]. Bersama perusahaan Shell Solar, SunPower menjadi
perusahaan yang menguasai pasar silikon kristal tunggal untuk solar sel.
Jenis solar sel yang kedua adalah tipe wafer silikon poli kristal. Saat ini, hampir sebagian
besar panel solar sel yang beredar di pasar komersial berasal dari screen printing jenis silikon
poli cristal ini. Wafer silikon poli kristal dibuat dengan cara membuat lapisan lapisan tipis dari
batang silikon dengan metode wire-sawing. Masing-masing lapisan memiliki ketebalan
sekitar 250?50 micrometer.
Jenis solar sel tipe ini memiliki harga pembuatan yang lebih murah meskipun tingkat
efisiensinya lebih rendah jika dibandingkan dengan silikon kristal tunggal. Perusahaan yang
aktif memproduksi tipe solar sel ini adalah GT Solar, BP, Sharp, dan Kyocera Solar.
Kedua jenis silikon wafer di atas dikenal sabagai generasi pertama dari solar sel yang
memiliki ketebalan pada kisaran 180 hingga 240 mikro meter. Penelitian yang lebih dulu dan
telah lama dilakukan oleh para peneliti menjadikan solar sel berbasis silikon ini telah menjadi
teknologi yang berkembang dan banyak dikuasai oleh peneliti maupun dunia industri. Divais
solar sel ini dalam perkembangannya telah mampu mencapai usia aktif mencapai 25 tahun
[3].
Modifikasi untuk membuat lebih rendah biaya pembuatan juga dilakukan dengan
membuat pita silikon (ribbon si) yaitu dengan membuat lapisan dari cairan silikon dan
membentuknya dalam struktur multi kristal. Meskipun tipe sel surya pita silikon ini memiliki
efisiensi yang lebih rendah (13-15%), tetapi biaya produksinya bisa lebih dihemat mengingat
silikon yang terbuang dengan menggunakan cairan silikon akan lebih sedikit.
Generasi kedua solar sel adalah solar sel tipe lapisan tipis (thin film). Ide pembuatan jenis
solar sel lapisan tipis adalah untuk mengurangi biaya pembuatan solar sel mengingat tipe ini
hanya menggunakan kurang dari 1% dari bahan baku silikon jika dibandingkan dengan
bahan baku untuk tipe silikon wafer. Dengan penghematan yang tinggi pada bahun baku
seperti itu membuat harga per KwH energi yang dibangkitkan menjadi bisa lebih murah.
Metode yang paling sering dipakai dalam pembuatan silikon jenis lapisan tipis ini adalah
dengan PECVD dari gas silane dan hidrogen. Lapisan yang dibuat dengan metode ini
menghasilkan silikon yang tidak memiliki arah orientasi kristal atau yang dikenal sebagai
amorphous silikon (non kristal). Selain menggunakan material dari silikon, solar sel lapisan tipis
juga dibuat dari bahan semikonduktor lainnya yang memiliki efisiensi solar sel tinggi seperti
Cadmium Telluride (Cd Te) dan Copper Indium Gallium Selenide (CIGS).
Efisiensi tertinggi saat ini yang bisa dihasilkan oleh jenis solar sel lapisan tipis ini adalah sebesar
19,5% yang berasal dari solar sel CIGS [7]. Keunggulan lainnya dengan menggunakan tipe
lapisan tipis adalah semikonduktor sebagai lapisan solar sel bisa dideposisi pada substrat
yang lentur sehingga menghasilkan divais solar sel yang fleksibel. Kedua generasi dari solar
sel ini masih mendominasi pasaran solar sel di seluruh dunia dengan silikon kristal tunggal dan
multi kristal memiliki lebih dari 84% solar sel yang ada dipasaran [6].
Penelitian agar harga solar sel menjadi lebih murah selanjutnya memunculkan generasi
ketiga dari jenis solar sel ini yaitu tipe solar sel polimer atau disebut juga dengan solar sel
organik dan tipe solar sel foto elektrokimia. Solar sel organik dibuat dari bahan
semikonduktor organik seperti polyphenylene vinylene dan fullerene.
Berbeda dengan tipe solar sel generasi pertama dan kedua yang menjadikan
pembangkitan pasangan electron dan hole dengan datangnya photon dari sinar matahari
sebagai proses utamanya, pada solar sel generasi ketiga ini photon yang datang tidak harus
menghasilkan pasangan muatan tersebut melainkan membangkitkan exciton. Exciton inilah
yang kemudian berdifusi pada dua permukaan bahan konduktor (yang biasanya di
rekatkan dengan organik semikonduktor berada di antara dua keping konduktor) untuk
menghasilkan pasangan muatan dan akhirnya menghasilkan efek arus foto (photocurrent)
[7-8].
Tipe solar sel photokimia merupakan jenis solar sel exciton yang terdiri dari sebuah lapisan
partikel nano (biasanya titanium dioksida) yang di endapkan dalam sebuah perendam
(dye). Jenis ini pertama kali diperkenalkan oleh Profesor Graetzel pada tahun 1991 sehingga
jenis solar sel ini sering juga disebut dengan Graetzel sel atau dye-sensitized solar cells (DSSC)
[4].
Graetzel sel ini dilengkapi dengan pasangan redok yang diletakkan dalam sebuah elektrolit
(bisa berupa padat atau cairan). Komposisi penyusun solar sel seperti ini memungkinkan
bahan baku pembuat Graetzel sel lebih fleksibel dan bisa dibuat dengan metode yang
sangat sederhana seperti screen printing. Meskipun solar sel generasi ketiga ini masih
memiliki masalah besar dalam hal efisiensi dan usia aktif sel yang masih terlalu singkat, solar
sel jenis ini akan mampu memberi pengaruh besar dalam sepuluh tahun ke depan
mengingat hargan dan proses pembuatannya yang sangat murah.

Konversi Energi pada Solar Cell
Secara sederhana solar cell terdiri dari persambungan bahan semikonduktor bertipe p dan n
( p-n junction semiconductor ) yang jika tertimpa sinar matahari maka akan terjadi aliran
electron, aliran electron inilah yang disebut sebagai aliran arus listrik.
Gambar 1. Struktur lapisan tipis solar sel secara umum
Bagian utama perubah energi sinar matahari menjadi listrik adalah absorber (penyerap),
meskipu demikian, masimg-masing lapisan juga sangat berpengaruh terhadap efisiensi dari
solar cell. Sinar matahari terdiri dari bermacam-macam jenis gelombang elektromagnetik
yang secara spectrum dapat dilihat pada gambar 2. Oleh karena itu absorber disini
diharapkan dapat menyerap sebanyak mungkin solar radiation yang berasal dari cahaya
matahari.
Gambar 2. spekktrum radiasi matahari
Lebih detail lagi sinar matahari yang terdiri dari photon-photon, jika menimpa permukaaan
bahan solar sel ( absorber ), akan diserap, dipantulkan atau dilewatkan begitu saja ( lihat
gambar 3 ), dan hanya foton dengan level energi tertentu yang akan membebaskan
electron dari ikatan atomnya, sehingga mengalirlah arus listrik. Level energi tersebut disebut
energi band-gap yang didefinisikan sebagai sejumlah energi yang dibutuhkan untuk
mengeluarkan elektron dari ikatan kovalennya sehingga terjadilah aliran arus listrik.
Untuk membebaskan elektron dari ikatan kovalennya, energi foton ( hc/v ) harus sedikit lebih
besar atau diatas daripada energi band-gap. Jika energi foton terlalu besar dari pada
energi band-gap, maka extra energi tersebut akan dirubah dalam bentuk panas pada solar
sel.
Gambar 3. Berbagai perlakukan sinar matahari yang sampai pada solar cell
Tentu saja agar efisiensi dari solar cell bisa tinggi maka foton yang berasal dari sinar matahari
harus bisa diserap yang sebanyak banyaknya, kemudian memperkecil refleksi dan
rekombinasi serta memperbesar konduktivitas dari bahannya.
Tabel 1. band gap beberapa bahan semikonduktor
Untuk bisa membuat agar foton yang diserap dapat sebanyak banyaknya, maka absorber
harus memiliki energi band-gap dengan range yang lebar, sehingga memungkinkan untuk
bisa menyerap sinar matahari yang mempunyai energi sangat bermacam-macam tersebut.
Salah satu bahan yang sedang banyak diteliti adalah CuInSe2 yang dikenal merupakan
salah satu dari direct semiconductor.
Untuk mendapatkan daya yang cukup besar diperlukan banyak sel surya. Biasanya sel-sel
surya itu sudah disusun sehingga berbentuk panel, dan dinamakan panel photovoltaic (PV).
PV sebagai sumber daya listrik pertama kali digunakan di satelit. Kemudian dipikirkan pula
PV sebagai sumber energi untuk mobil, sehingga ada mobil listrik surya. Sekarang, di luar
negeri, PV sudah mulai digunakan sebagai atap atau dinding rumah. Bahkan Sanyo sudah
membuat PV yang semi transparan sehingga dapat digunakan sebagai pengganti kaca
jendela.
Gambar 4. Sistem konversi dari energi matahari hingga menjadi sumber penerangan
Lama Usia dari Solar Cell
Sebuah PV system dengan perawatan yang baik dapat bertahan hingga lebih dari 20
tahun. Sebenarnya dengan kondisi dimana sistem solar cell tidak dipindah-pindah dan
terinterkoneksi langsung pada alat listrik, modul solar cell yang melalui fabrikasi yang baik
mampu bertahan hingga 30 tahun. Cara terbaik agar sistem solar cell dapat bertahan lama
serta tetap stabil performansinya (efisiensinya) adalah dengan melakukan pemasangan
dan perawatan yang sesuai serta dalam waktu yang teratur.
Berbagai kasus dalam permasalahan solar cell yang paling banyak dijumpai adalah
dikarenakan buruknya cara pemasangan serta tidak rapinya proses instalasi. Kasus yang
sering dijumpai tersebut antara lain seperti koneksi yang tidak baik, ukuran kabel yang tidak
tepat, ataupun komponen yang tidak sesuai untuk aliran DC. Selain itu juga kesalahan sering
terjadi pada tidak seimbangnya sistem (balance of system , BOS) bagian-bagian yang
dipasang yaitu kontroler, inverter, serta proteksi komponen.
Batere dapat lebih cepat rusak jika diberi beban kerja diluar batas spesifikasinya. Pada
sistem sel surya, batere digunakan dan diberi muatan secara perlahan-lahan bahkan
hingga periode beberapa hari bahkan sati minggu. Kondisi ini berbeda dengan cara kerja
batere yang umumnya langsung diisi segera setelah digunakan, yang menyebabkan batere
pada sistem solar cell dapat lebih cepat rusak jika tidak menggunakan tipe batere yang
sesuai dengan karakteristik ini.
Sistem Pembangkit Listrik Solar Cell
Solar cell merupakan pembangkit yang tidak hanya terdiri dari sistem konversi dari photon
sinar matahari menjadi arus listrik atau yang diebut sebagai modul photo voltaik. Perlu ada
sistem pendukung yang berfungsi menyimpan energi listrik yang dibangkitkan agar
keluarannya dapat lebih stabil dapat digunakan saat tidak ada sinar matahari atau pada
saat malam hari. serta Satu unit sistem pembangkit listrik solar cell terdiri dari beberapa
komponen antara lain adalah:
1. Modul sel surya atau disebut juga panel Photo Voltaik (Panel PV). Modul sel surya terdiri dari
beberapa jenis ada yang berkapasitas 20 Wp, 30 Wp, 50 Wp, 100 Wp. Modul PV dilihat dari
jenisnya dapat berjenis mono kristal, poli kristal, atau amorphous.
2. Penyimpan energi listrik atau dikenal dengan Aki ( battery ) yang bebas perawatan. Batere
biasanya dapat bertahan 2-3 tahun. Kapasitas batere disesuaikan dengan kapasitas modul
dan besar daya penggunaan listrik yang diinginkan.
3. Pengatur pengisian muatan batere atau disebut dengan kontroler pengisian (solar charge
controller). Komponen ini berfungsi untuk mengatur besarnya arus listrik yang dihasilkan oleh
modul PV agar penyimpanan ke batere sesuai dengan kapasitas batere.
4. Inverter, merupakan modul untuk mengkonversi listrik searah (dc) menjadi listrik bolak-balik
(ac). Komponen ini digunakan ketika penggunaan listrik yang diinginkan adalah bolak-balik
(ac). Meskipun begitu saat ini sudah banyak terdapat alat-alat elektronik maupun lampu
penerang yang menggunakan tipe arus searah sehingga beberapa sistem solar cell tidak
membutuhkan inverter ini.
5. Kabel (wiring), yang merupakan komponen standar sebagai penghubung tempat
mengalirkan arus listrik.
6. Mounting hardware atau framework, yang merupakan pendukung untuk menempatkan
atau mengatur posisi solar panel agar dapat menerima sinar matahari dengan baik.
Biasanya framework digunakan untuk menempatkan solar panel pada posisi yang lebih
tinggi dari bagian lain yang ada disekitarnya.
Pertumbuhan teknologi sel surya di dunia memang menunjukkan harapan akan solar sel
yang murah dengan memiliki efisiensi yang tinggi. Sayangnya sangat sedikit peneliti di
Indonesia yang terlibat dengan hiruk pikuk perkembangan tentang teknologi sel surya ini.
Sudah seharusnya pemerintah secara jeli melihat potensi masa depan Indonesia yang kaya
akan sinar matahari ini dengan mendorong secara nyata penelitian dan pengembangan
industri di bidang energi surya ini.

http://sentradaya.com/solat-sell


Manfaaat Matahari
Panas Matahari memberikan suhu yang pas untuk kelangsungan hidup organisme di Bumi. Bumi
juga menerima energi Matahari dalam jumlah yang pas untuk membuat air tetap berbentuk cair,
yang mana merupakan salah satu penyokong kehidupan. Selain itu panas Matahari memungkinkan
adanya angin, siklus hujan, cuaca, dan iklim.
Cahaya Matahari dimanfaatkan secara langsung oleh tumbuhan berklorofil untuk melangsungkan
fotosintesis, sehingga tumbuhan dapat tumbuh serta menghasilkan oksigen dan berperan sebagai
sumber pangan bagi hewan dan manusia. Mahluk hidup yang sudah mati akan menjadi fosil yang
menghasilkan minyak Bumi dan batu bara sebagai sumber energi. Hal ini merupakan peran dari
energi Matahari secara tidak langsung Panel surya dipasang di atap rumah untuk menangkap sinar
Matahari dan mengubahnya menjadi energi listrik.
Pembangkit listrik tenaga Matahari adalah moda baru pembangkit listrik dengan sumber energi
terbarukan. Pembangkit listrik ini terdiri dari kaca-kaca besar atau panel yang akan menangkap
cahaya Matahari dan mengkonsentrasikannya ke satu titik. Panas yang ditangkap kemudian
digunakan untuk menghasilkan uap panas bertekanan, yang akan dipakai untuk menjalankan turbin
sehingga energi listrik dapat dihasilkan. Prinsip panel surya adalah penggunaan sel surya atau sel
photovoltaic yang terbuat dari silikon untuk menangkap sinar Matahari. Sel surya sudah banyak
dipakai untuk kalkulator tenaga surya. Panel surya sudah banyak dipasang di atap bangunan dan
rumah di daerah perkotaan untuk mendapatkan listrik dengan gratis.

http://auliamaharani82.blogspot.com/2013/04/manfaat-manfaat-matahari-angin-dan-
air.html




Pembangkit Listrik Tenaga Surya, Solusi Energi Indonesia (For Indonesian
Languange)
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), adalah pembangkit yang memanfaatkan sinar
matahari sebagai sumber penghasil listrik. Alat utama untuk menangkap, perubah dan
penghasil listrik adalah Photovoltaic atau yang disebut secara umum Modul / Panel Solar
Cell. Dengan alat tersebut sinar matahari dirubah menjadi listrik melalui proses aliran-aliran
elektron negatif dan positif didalam cell modul tersebut karena perbedaan electron. Hasil dari
aliran elektron-elektron akan menjadi listrik DC yang dapat langsung dimanfatkan untuk
mengisi battery / aki sesuai tegangan dan ampere yang diperlukan. Rata-rata produk modul
solar cell yang ada dipasaran menghasilkan tegangan 12 s/d 18 VDC dan ampere antara 0.5
s/d 7 Ampere. Modul juga memiliki kapasitas beraneka ragam mulai kapsitas 10 Watt Peak
s/d 200 Watt Peak juga memiliki type cell monocrystal dan polycrystal.
Komponen inti dari sistem PLTS ini meliputi peralatan : Modul Solar Cell, Regulator / controller,
Battery / Aki, Inverter DC to AC, Beban / Load. Dengan paket produk PLR tersebut dapat
dimanfaatkan untuk para penduduk di Indonesia untuk solusi akan kebutuhan listrik yang di
daerahnya sulit dijangkau listrik PLN atau di daerah pelosok dan produk paket PLR ini dari waktu ke
waktu juga dibutuhkan beberapa konsumen perkotaan dan perusahaan dengan maksud
mengkombinasikan dengan listrik PLN.

Rata-rata produk paket PLR (Paket Penerangan Listrik Rumah) ini digunakan untuk lampu-lampu
penerangan di rumah, kantor, tempat ibadah, tempat umum dengan skala kecil dan menengah dan
hasilnya dari penggunaan tersebut kalau dihitung secara besar diseluruh Indonesia, maka defisit
akan listrik PLN akan teratasi karena PLR turut membantu dalam program penghematan listrik.
Bayangkan bila tiap rumah, kantor, tempat ibadah, tempat umum di seluruh pulau Jawa beberapa
peralatan lampu penerangannya diganti / dikombinasi dengan sistem PLTS, maka penghematan
dalam listrik PLN akan terwujud secara nyata. Kalo ragu coba dihitung saja, misal 3 lampu 8 Watt
(PLS/Cool day light, lumen cahanya sama dengan lampu pijar 40 Watt)untuk tiap rumah
menggunakan PLTS maka, (8 Watt x 3 buah) x 20juta/malam(Perkiraan Pemakai PLN) = 480.000.000
Watt/malam. Bayangkan berapa besar penghematan dalam 1 malam saja!.

Paket Penerangan Listrik Rumah (PLR)
PLR (Penerangan Listrik Rumah) adalah paket PLTS untuk memenuhi kebutuhan listrik skala kecil
(100-2000 Wh per hari). Berisi peralatan lengkap: modul solar cell, support modul, charge regulator,
battery/accu, 3-5 lampu PLS/TL, dan saklar/socket AC/DC untuk Radio/Tape/TV, kabel, dan material
instalasi. Tinggal memasang dan langsung dapat dinikmati.

Menggunakan modul surya monocrystal dan polycrystal efisiensi tinggi dari Eurosolare, Fuji, R&S,
Holec, Siemens, Solarex, Sunseap, BP Solar, Solar World, Solar Energie Technik, Mitsubishi, dll
dengan kapasitas modul 10, 20, 40, 50, 80, 100 dan 150 WP yang dilengkapi dengan charge regulator
controller yang dapat memperpanjang usia battery dan modul solar cell. System PLR juga dilengkapi
dengan kabel instalasi, stop kontak,steker dan komponen pendukung sehingga pemasangan dapat
dilakukan dengan sangat mudah. Hanya diperlukan waktu pemasangan: 1 jam (teknisi
berpengalaman), 2-3 jam (awam).

Dipasang secara individual (Satu rumah satu paket pembangkit tenaga surya). Karenanya cocok
untuk program listrik rumah pedesaan (terpencil) dimana rumah satu dengan lainnya berjauhan
(akan sangat mahal jika listrik disalurkan melalui jaringan kabel) dan penghematan penerangan
lampu rumah untuk kota-kota .
Manfaat :
Tidak memerlukan bahan bakar minyak (BBM) dan PLN, hanya menggunakan sinar matahari
yang gratis sehingga cocok digunakan untuk daerah yang sangat terpencil, tengah laut.
Bisa dipindah-pindah sehingga sangat fleksibel digunakan untuk tempat berpindah-pindah.
Sebagai back-up apabila daerah tersebut sering mati lampu.
Sebagai kombinasi listrik rumah untuk kota-kota dengan PLN.
Perawatan sangat mudah, ramah lingkungan serta solar cell bisa bertahan sampai 10 tahun
lebih.




Isu pemansan global pemanfaatan Solar Panel atau Lampu tenaga surya dirasa sangat penting
sebagai energi alternatif yang tidak bisa dianggap remeh sebagai penerangan utama. Kebutuhan
energi semakin lama semakin meningkat diperburuk lagi cadangan sumber daya bumi semakin
menipis. Cadangan bahan bakar minyak hampir terkuras habis, karena sebagian besar
menggunakan minyak bumi sebagai penggerak perindustrian global, kendaraan-kendaaran,
pembangkit tenaga listrik dan sektor lainnya yang tidak lepas dari ketergantungan minyak bumi.

Tenaga surya memang tidak sebesar tenaga dengan bahan bakar minyak sebab pemanfaatannya
masih belum secanggih tenaga minyak. Tenaga ini relatif murah, hemat energi dan mudah dipasang.
Prinsip kerjanya sangat sederhana terdiri lampu panel lampu LED, panel surya fotovoltaik, dan
baterai. Saat siang hari pans terik akan meng-charger battery menyimpan energi listrik untuk
digunakan pada malam harinya. Batas waktu menyala berkisar 8-10 jam tergantung berapa besar
kapasitas baterai dan serapan energi matahari. Biasanya, lampu yang digunakan untuk lampu surya
ini dari bahan LED atau CFL, tidak menggunakan lampu bohlam yang boros energi.
Penerapan lampu tenaga surya bisa di dalam ruangan maupun luar
ruangan, seperti:
Lampu taman
Lampu teras
Lampu jalan
Lampu garasi
Lampu stadion
Lampu merah
Lampu rumah
Mengolah Matahari Jadi Listrik

Solar House yang atapnya dapat menampung sinar matahari yang bisa dimanfaatkan utk berbagai
keperluan. Foto: dok.Bobo
Sinar matahari mengandung banyak unsur. Salah satu unsurnya adalahphoton . Photon inilah yang
membantu menghasilkan energi listrik. Photon yang jatuh bersama unsur-unsur matahari lainnya
ditampung oleh alat yang disebut panel surya. Jika sinar cukup kuat, photon dapat diserap sel surya
dengan baik.
Photon diserap ke dalam lapisan sel surya hingga menabrak elektron yang berada dalam panel surya.
Ketika ditabrak, elektron pun lepas dari tempatnya. Elektron yang lepas itu bergerak menjadi arus listrik.

Photon jatuh dan diserap sel surya. Photon menabrak elektron hingga lepas. Ilustrasi: dok.Bobo
Arus listrik yang terjadi dengan cara seperti ini disebut arus langsung. Arus langsung yang dihasilkan
sel surya tidak dapat langsung digunakan untuk peralatan rumah tangga. Arus langsung ini harus
diubah menjadi arus bolak-balik.

Parking meter yang dapat menyerap sinar matahari. Foto: dok.Bobo
Ada alat khusus untuk mengubah arus ini, disebut inverter (pembalik). Pembalik arus mengirimkan listrik
ke jaringan listrik di rumah. Dari sana, listrik dapat disalurkan ke alat-alat rumah tangga seperti kulkas,
mesin cuci, pompa air, dan lainnya.
Mengenal Panel Surya
Panel surya adalah lempeng penampung sinar matahari. Ini adalah bagian terpenting dari pembangkit
listrik tenaga surya. Panel ini terdiri dari bagian-bagian kecil yang disebut sel surya.
Sel-sel surya ini besarnya seukuran telapak tangan orang dewasa. Biasanya berbentuk segi delapan.
Warnanya hitam kebiruan.

Sel-sel surya. Ilustrasi: dok. Bobo
Fungsi sel surya menyerupai baterai, yakni untuk menghasilkan listrik. Bedanya, baterai menghasilkan
energi melalui proses kimia. Sedangkan sel surya menghasilkan energi dengan mengolah sinar
matahari yang diserap.
Tiap sel menghasilkan sedikit arus listrik. Karena sekian banyak sel digabung menjadi satu panel, maka
listrik yang dihasilkannya menjadi besar. Sel-sel surya ini dibuat dari silikon, yakni bahan kimia yang
mudah ditemukan di tanah.

Pembangkit Listrik Masa Depan. Foto: dok. Bobo
Pembangkit Listrik Masa Depan
Panel surya mampu beroperasi dengan baik di hampir seluruh belahan Bumi yang tersinari matahari.
Panel surya dapat digunakan tanpa mengakibatkan polusi, baik polusi udara maupun suara. Dapat juga
digunakan dalam segala cuaca.
Panel surya juga telah lama dipakai untuk memberi tenaga bagi semua satelit yang mengorbit Bumi
nyaris selama 30 tahun.
Rasanya, panel surya memang akan dapat menjadi pembangkit listrik masa depan. (Joko/Bobo).

Anda mungkin juga menyukai