Arus, Tegangan Dan Resistansi
Arus, Tegangan Dan Resistansi
A. Arus listrik
Konsep pertama yang yang harus dipahami ialah tentang arus listrik. Buatlah susunan
eksperimen sederhana seperti yang diperlihatkan pada Gambar 1.1 menggunakan baterai, bola
Baterai berfungsi sebagai sumber tenaga listrik dan bola lampu berfungsi sebagai beban listrik.
Agar hubungan beban listrik dapat dihidupkan atau dimatikan, maka dalam rangkaian harus
dipasang sebuah sakelar. Dengan sakelar itu rangkaian dapat dibuka atau ditutup setiap saat.
Ketika suatu konduktor, misalnya kabel yang tersusun dari atom-atom terhubung dengan
sumber listrik, misalnya baterai, muatan akan bergerak. Arah pergerakan muatan saling
berlawanan. Pergerakan muatan ini kemudian menimbulkan adanya arus pada satu aliran
tertutup.
Besaran listrik yang memungkinkan tenaga dibawa dari sumber listrik ke tempat beban listrik
dinamakan arus listrik. Kekuatan arus ini (simbol I atau i) ditentukan oleh banyaknya muatan (Q)
Disebutkan oleh Robert Andrews Milikan (1863-1953), bahwa muatan pada sebuah elektron
adalah -1,602 x 10-19 C, sementara muatan pada sebuah proton berharga -1,602 x 10-19 C. Jika
jumlah elektron dan proton sama dalam satu atom, maka atom akan bersifat netral. Dalam satu
𝐶
1A = 1𝑥
𝑠
6,24 × 1018
= 1𝑥 1
Jadi, arus 1 ampere berarti bahwa dalam satu detik bergerak kurang lebih 6,24 × 1018
elektron melalui penampang lintang sebuah penghantar. Untuk arus yang sangat lemah saja,
jumlah elektron yang mengalir sudah tidak dapat dibayangkan besarnya. Dengan alas an ini, maka
arus tidak diukur dalam elektron tiap detik, melainkan dalam ampere (A), yang menyatakan
banyaknya muatan yang mengalir dengan laju 1 C/s. Nama ampere diambil dari nama seorang
Arus memiliki polaritas, yaitu positif dan negatif. Polaritas ini terkait dengan pergerakan arus
yang terjadi akibat pergerakan elektron. Misalkan arus sebesar 5 A mengarah pada satu arah
sebagai arus searah (direct current, dc). Arus yang polaritasnya berubah-ubah terhadap waktu
Arus searah biasanya dituliskan dalam huruf kapital I, sedangkan arus bolak-balik
B. Tegangan Listrik
Tegangan adalah energi yang dibutuhkan untuk memindahkan sejumlah muatan dari satu
titik ke titik lainnya melalui suatu elemen listrik. Tegangan bisa dikatakan pula sebagai beda
potensial. Beda potensial adalah perbedaan muatan yang terdapat pada dua titik yang berbeda.
Syarat utama tegangan adalah adanya dua titik, artinya tegangan selalu diukur terhadap dua titik
yang berbeda. Salah satu titik dijadikan acuan atau referensi, sedangkan titik yang satunya adalah
𝑑𝑊
vab = 𝑑𝑞
Tegangan diukur dalam satuan volt (V), sedangkan w adalah energi yang diukur dalam satuan
joule (J) dan q adalah muatan dalam satuan Coulomb (C). Satuan volt digunakan untuk
menghargai Alessandro Antonio Volta (1745-1827) yang telah menemukan sel baterai voltaik
pertama.
C. Resistansi
Material secara umum memiliki sifat menghambat aliran muatan listrik, yang disebut
resistansi dan dinotasikan dengan R. Resistansi suatu bahan dengan luas permukaan sama A dan
panjang l, adalah :
𝑙
R=ρ 𝐴
dimana ρ disebut resistivitas bahan yang diukur dalam satuan ohm-meter. Konduktor yang baik,
misalnya tembaga dan alumunium, memiliki resistivitas yang rendah. Insulator yang baik,
misalnya mika dan kertas, memiliki resistivitas tinggi. Material yang memiliki kecenderungan
Satuan resistansi adalah ohm (biasanya disingkatkan dengan huruf omega besar) yang diambil
dari nama ahli fisika Jerman George simon Ohm 1787-1854. Simbol untuk resistansi adalah R.