MENSUCIKANNYA
Bersuci dari hadast dan juga najis atau thoharah merupakan syarat bagi ummat islam
sebelum melaksanakan ibadah, berbagai macam cara menyucikan hadast dan najis
diantaranya dengan berwudhu, mandi junub dan juga tayamum.oleh sebab itu
memahami tata cara berthoharah sangat diperlukan oleh ummat islam. berikut ini akan
kita bahas semuanya.
Hadast adalah sesuatu yang dapat membatalakan wudhu dan shalat. Hadast dapat kita
jumpai pada badan. Misalkan bersenggama berarti berhadast besar atau buang air
berarti berhadast kecil dan cara mensucikannya dapat dilakukan dengan cara mandi
junub atau bertayamum (hadast besar), wudhu atau bertayamum (khadast kecil).
Najis adalah sesuatu yang dapat membatalkan shalat, tidak membatalkan wudhu. Najis
dapat kita jumpa pada badan, pakaian dan juga tempat.misalkan kotoran hewan pada
lantai rumah, air kencing yang mengenai celana, atau tangan kita terkena liur
anjing.untuk mensucikannya dengan cara di basuh dan akan kita bahas dibawah ini.
Pengertian Thaharah
Taharah secara bahasa adalah bersih atau bersuci, sedangkan menurut istilah adalah
menyucikan badan, pakaian, dan tempat dari hadast dan najis dengan cara yang telah
ditetapkan oleh syariat Islam.
Najis menurut bahasa berarti kotor. Sedangkan menurut istilah adalah segala sesuatu
yang dianggap kotor menurut syara’ (Hukum Islam). Benda atau barang yang terkena
najis disebut mutanajjis. dan benda mutanajjis bisa disucikan kembali, misalkan pakaian
yang terkena air kencing dapat disucikankan dengan cara menyucinya. namun berbeda
dengan benda najis, seperti bangkai, kotoran manusia dan hewan tidak dapat disucikan
lagi, sebab ia tetap najis. Kotoran adalah segala sesuatu yang kotor atau tidak bersih.
Tidak semua yang kotor berarti najis, misalnya daki yang menempel pada badan atau
noda air teh pada baju.
1.Najis mughalladhah (najis berat) : najis yang harus dicuci hingga tujuh kali basuhan
dengan menggunakan air mutlak dan salah satunya menggunakan debu yang suci atau
air yang dicampur dengan tanah. Contoh najis dalam kelompok mughalladhah adalah air
liur anjing.
2.Najis mutawassithah (najis sedang) : najis yang dicuci dengan cara menggunakan air
mutlak sampai hilang bau dan warnanya.
• Najis ‘ainiyah, yaitu najis yang masih terlihat wujudnya, warnanya, rasanya, maupun
baunya. Cara menyucikannya dengan menghilangkan zat, warna, rasa dan baunya.
• Najis hukmiyah, yaitu najis yang kita yakini adanya namun tidak nyata wujudnya,
baunya, rasanya, dan warnanya, misalkan seperti air kencing yang sudah mengering.
3.Najis mukhaffafah (najis ringan) : najis yang dapat disucikan dengan memercikkan atau
menyiram air di tempat yang terkena najis. Contohnya yaitu air kencing bayi yang
belum pernah makan apa-apa kecuali minum air susu ibu (ASI).
Najis ma'fu (najis yang dimaafkan) : najis yang dapat disucikan cukup dengan air, jika
najisnya kelihatan. Apabila tidak kelihatan tidak dicuci juga tidak apa-apa, karena
termasuk najis yang telah dimaafkan. Misalnya najis bangkai hewan yang tidak mengalir
darahnya, darah atau nanah yang sedikit, debu dan air di lorong - lorong yang memercik
sedikit yang sukar menghindarkannya.
Tatacara mensucikan Najis
Ada beberapa cara yang perlu diperhatikan dalam hal bersuci dari najis, yaitu sebagai berikut:
1. Sesuatu yang terkena najis mughaladhah (najis berat) seperti dijilat anjing atau
babi, wajib dibasuh 7 kali dan salah satu diantaranya dengan air yang bercampur
dengan tanah
2. Sesuatu yang terkena najis mukhaffafah (najis ringan), cara menyucikannya
cukup diperciki air pada tempat yang terkena najis tersebut.
3. Sesuatu yang terkena najis mutawassithah (najis sedang) dapat disucikan
dengan cara dibasuh sekali, asal sifat-sifat najisnya (warna, bau dan rasa) itu
menjadi hilang. Namun alangkah lebih baiknya jika dibasuh sebanyak 3 kali.
4. Jika najis hukmiah cara menghilangkannya cukup dengan mengalirkan air saja
pada najis tadi.
Tatacara bersuci pada hadast kecil
hadast secara bahasa artinya kejadian atau peristiwa. Sedangkan menurut istilah syar‘i
hadast berarti kejadian-kejadian tertentu pada diri seseorang yang menghalangi sahnya
ibadah yang dikerjakan. Jika kita mengerjakan sholat dalm keadaan berhadast maka
sholat kita tidak sah menurut hukum syari'at islam.
“Allah tidak akan menerima sholat seseorang dari kamu jika dalam keadaan berhadast, sehingga berwudhu.”
(HR. al Bukhari dan Muslim).
Hadast dibagi menjadi dua kelompok yaitu hadast kecil dan hadast besar.
1. Tidak ada air untuk bersuci meskipun sudah melakukan usaha maksimal dalam
mencari air.
2. Karena sakit yang dapat kambuh jika terkena air.
3. Telah masuk waktu sholat.
4. Menggunakan debu yang suci.
Rukun atau Fardhu Tayamum
Niat
Mengusap wajah dengan debu tanah
Mengusap dua belah tangan sampai siku dengan debu tanah
Memindahkan debu kepada anggota yang diusap
Tertib
Tatacara Mengerjakan Tayamum
Meletakkan kedua tangan diatas debu yang bersih dan suci
Mengusap muka dengan debu tanah sebanyak 2 kali usapan, seraya
mengucapkan niat tayamum.
Mengusap kedua belah tangan sampai siku sebanyak 2 kali usapan dengan
menggunakan debu yang lain(berbeda dari debu pertama).
Tertib (secara urut).
Niat Tayamum :
" Aku niat bertayammum untuk dapat mengerjakan sholat fardhu karena Allah "
WUDHU
Wudhu secara bahasa mempunyai arti bersih dan indah, sedang menurut syar'i wudhu
mempunyai arti membersihkan anggota wudhu dengan niat untuk menghilangkan
hadats kecil. Wudhu dilakukan dengan menggunakan air suci/bersih dari najis
dan Wudhu juga dapat dilakukan dengan menggunakan debu (tayamum-yang sudah
dijelaskan diatas).
Syarat wudhu:
1. Islam
2. Tamyiz (dapat membedakan baik buruknya sesuatu)
3. Tidak sedang berhadast besar
4. Dengan air suci mensucikan ( thohir muthohir)
5. Tidak ada sesuatu yang menghalangi air sampai ke anggota wudhu seperti getah,
cat dan lain-lain.
6. Mengetahui mana yang wajib (fardhu) dan mana yang sunnah.
Rukun (Fardhu) wudhu:
هّٰلِل
َت َع ٰالی ِ ض ً َف ْر ص َغ ِر ِ َا ْل َحد ض ْو َءل َِر ْف ِع
ْ َ ااْل ث ُ ا ْل ُو ت
ُ َن َو ْي
” Aku Niat Berwudhu untuk menghilangkan hadats kecil fardhu karena Alloh Ta'ala”.
"Aku mengaku bahwa tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku
mengaku bahwa Nabi Muhammad itu adalah hamba dan Utusan Allah. Ya Allah, jadikanlah aku dari golongan
orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah aku dari golongan orang-orang yang bersuci dan jadikanlah aku
termasuk golongan orang-orang yang sholih".
Tatacara bersuci dari hadast besar
bersenggama (hubungan suami isteri), msekipun keluar air mani maupun tidak
keluarnya darah haid, wiladah, nifas, serta istihadah.
keluar air sperma (mani), baik ada sebab maupun tidak seperti mimpi sampai
keluar mani
orang meninggal dunia (mati).
Sunah-sunah Mandi :
Gambar Tayamum
Disusun Oleh :
Sandra / Kelas VII-D