KEPERAWATAN BEDAH
Oleh
Naela Farah Anisa
NIM 182310101114
1. Pengkajian :
a. Mengkaji dan mengidentifikasi masalah klien, data subyektif, data obyektif,
keluhan utama, dan riwayat kesehatan meliputi sekarang, dulu, dan keluarga.
b. Pengkajian pada sistem integumen, kepala, mata, telinga, hidung, mulut dan
faring leher, thoraks, paru, jantung, abdomen, inguinal-Genetalia-anus.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Hambatan komunikasi verbal b.d hambatan fisik : trakeostomic
b. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d obstruksi jalan napas
3. Intervensi Keperawatan :
Hal tersebut dapat ditangani dengan beberapa tindakan keperawatan, yaitu
diantaranya adalah :
1. Hambatan komunikasi verbal b.d hambatan fisik : trakeostomic
Peningkatan komunikasi: kurang bicara
a. Ulangi apa yang disampaikan pasien
b. Instruksikan pasien untuk bicara pelan
c. Kolaborasi bersama keluarga dan ahli/terapis bahasa patologis
2. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d obstruksi jalan napas
Manajemen jalan nafas
a. Instruksikan melakukan batuk efektif
b. Auskultasi suara nafas
c. Lakukan penyedotan lendir
Manajemen jalan nafas buatan
a. Monitor jumlah sekret
b. pertahankan teknik steril ketikamelakukan penyedotan dan melakukan
perawatan trakeostomi
c. Hindarkan trakeostomi dari air
4. Implementasi
Implementasi yang dilakukan pada makalah berupa:
Hambatan komunikasi verbal b.d hambatan fisik: trakeostomi
1) Mengulangi apa yang disampaikan pasien
Hasil: pasien mengonfirmasi kembali
2) Memberikan instruksi pada pasien untuk bicara pelan
Hasil: pasien berbicara pelan sesuai instruksi dari perawat
3) Melakukan kolaborasi bersama keluarga dan ahli/terapis bahasa patologis
Hasil: pasien dapat berbicara secara efektif
Bersihan jalan napas tidak efektif b.d obstruksi jalan napas
1) Memberikan instruksi kepada pasien untuk melakukan batuk efektif
Hasil: pasien mengatakan lebih nyaman setelah melakukan batuk efektif
2) Melakukan auskultasi suara nafas pada pasien
Hasil: terdapat suara tambahan stridor
3) Melakukan penyedotan lendir
Hasil: pasien mengatakan lebih nyaman setelah dilakukan penyedotan lendir
4) Mempertahankan teknik steril ketika melakukan penyedotan dan melakukan
perawatan trakeostomi
Hasil: pasien terhindar dari adanya infeksi
5) Memonitor jumlah sekret
Hasil: jumlah sekret banyak
6) Menghindari trakeostomi dari air
Hasil:-
5. Evaluasi
Dx 1
S: Pasien berkomunikasi dengan efektif
O: Pasien berbicara verbal dan non verbal yang bermakna
A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi
Dx 2
S: Pasien mengatakan batuk berkurang, begitupun dengan sekretnya
O: Pasien terlihat jarang batuk
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tonsilitis
1. Pengkajian :
a. mengkaji dan mengidentifikasi masalah klien, data subyektif, data obyektif,
keluhan utama, dan riwayat kesehatan meliputi sekarang, dulu, dan keluarga,
b. pengkajian menggunakan pola gordon yaitu terdiri dari pemeliharaan kesehatan,
pola nutrisi, pola eliminasi, pola aktivitas dan latihan, pola tidur dan istirahat,
pola kognitif ,pola persepsi diri, pola seksualitas, pola peran, pola manajemen
koping stress, dan sistem nilai dan keyakinan.
c. Pengkajian fisik IPPA pada kepala, mata, telinga, hidung, mulut, leher, dada,
abdomen, urogenital, ekstremitas, kulit dan kuku.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan luka insisi pasca operasi.
b. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan penyebaran kuman akibat invasif
pasca operatif.
3. Intervensi Keperawatan :
Hal tersebut dapat ditangani dengan beberapa tindakan keperawatan, yaitu diantaranya
adalah :
1. Nyeri berhubungan dengan luka insisi pasca operasi.
a. Kaji tingkat nyeri
b. Anjurkan teknik relaksasi dengan distraksi dan nafas dalam.
c. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik.
2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan penyebaran kuman akibat invasif
pasca operatif
a. Kaji adanya tanda-tanda infeksi
b. Observasi TTV.
c. Kolaborasi dengan dokter pemberian antibiotik
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi yang dilakukan pada makalah berupa:
Nyeri berhubungan dengan luka insisi pasca operasi
1) Mengkaji tingkat nyeri
Hasil: skala nyeri klien 2, nyeri dengan tidak nyaman
2) Menganjurkan teknik relaksasi dan distraksi
Hasil: klien terlihat tenang
3) Berkolaborasi dengan dokter pemberian analgetik
Hasil: therapi obat masuk
Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan penyebaran kuman akibat invasif
pasca operatif
1) Mengkaji adanya tanda-tanda infeksi
Hasil: tidak terjadi tanda-tanda infeksi
2) Mengobservasi TTV
Hasil: T = 36,20C; P =80x/menit; R =22x/menit; S =100/80 mmHg
3) Berkolaborasi dengan dokter untuk pemberian antibiotik
Hasil: therapi obat masuk
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan yang terdapat pada makalah berupa:
Dx I
S: Klien masih mengeluh nyeri
O: Skala nyeri 2
A: Nyeri belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
Dx II
S: -
O: Tidak ada tanda-tanda infeksi
A: Risiko tinggi infeksi tidak ada
P: Pertahankan intervensi
Mengkritisi Makalah Kelompok
1. Kritik
a. Pada kasus yang di asuhan keperawatan tidak ada deskripsinya, kelompok
langsung melakukan pengkajian
b. Pada makalah asuhan keperawatan pada pasien tonsilitis, kritik yang dapat saya
berikan berupa tidak adanya sub bab pengkajian pola gordon/nanda sedangkan pada
makalah yang lain ada
c. Pada asuhan keperawatan pada pasien tonsilitis tidak ada keterangan nama
perawat dan tidak diberi paraf
2. Saran
a. Sebaiknya kelompok mendeskripsikan kasus sebelum melakukan pengkajian, agar
mempermudah melakukan diagnosa keperawatan
b. Sebaiknya kelompok memberikan keterangan nama perawat dan diberi paraf pada
setiap asuhan keperawatan agar mempermudah mengetahui siapa perawat yang
melakukan pengkajian tersebut.
3. Pertanyaan
1. Pada kasus tonsilitas, apa yang membedakan tonsilitas kronik dan tonsilitas akut?
Pada kasus asuhan keperawatan yang diangkat kelompok itu termasuk tonsilitas
akut, membranosa, atau kronik? Dan berikan penjelasannya
2. Pada kasus kanker laring mengapa kelompok tidak mengangkat diagnosa gangguan
rasa nyaman?