KANKER PAYUDARA
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Keperawatan Paliatif
dengan tema “Asuhan Keperawatan dengan pasien Kanker Payudara” untuk memenuhi tugas
kelompok Keperawatan Paliatif semester 5 tahun 2020/2021.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Untuk itu,
saran dan kritik dari rekan-rekan pembaca sangat kami harapkan untuk menyempurnakan
makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi
rekan-rekan pembaca.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kanker payudara sering ditemukan diseluruh dunia dengan insidens relatif tinggi dan
cenderung meningkat yaitu 20% dari seluruh keganasan dan 99% terjadi pada
perempuan,sedangkan pada laki-laki hanya 1%, sehingga kanker payudara masih
merupakan salah satu masalah kesehatan yang utama pada perempuan. Pada pria, usia
rata-rata untuk terdiagnosis kanker payudara adalah 60 tahun dan sebagian besar kanker
payudara pada laki-laki terdiagnosis pada tahap lanjut, kemungkinan karena laki-laki
tidak terlalu menyadari tentang benjolan payudara dibandingkan wanita.
Menurut WHO 8-9% wanita akan mengalami kanker payudara. Ini menjadikan
kanker payudara sebagai jenis kanker yang paling banyak ditemui pada wanita.Setiap
tahun lebih dari 250,000 kasus baru kanker payudara terdiagnosa di Eropa dan kurang
lebih 175,000 di Amerika Serikat. Masih menurut WHO, tahun 2000 diperkirakan 1,2 juta
wanita terdiagnosis kanker payudara dan lebih dari 700,000 meninggal karenanya. Belum
ada data statistik yang akurat di Indonesia, namun data yang terkumpul dari rumah sakit
menunjukkan bahwa kanker payudara menduduki ranking pertama diantara kanker
lainnya pada wanita.
Kanker payudara merupakan penyebab utama kematian pada wanita akibat
kanker.Setiap tahunnya, di Amerika Serikat 44,000 pasien meninggal karena penyakit ini
sedangkan di Eropa lebih dari 165,000.Setelah menjalani perawatan, sekitar 50% pasien
mengalami kanker payudara stadium akhir dan hanya bertahan hidup 18 – 30 bulan.
B. Rumusan Masalah
1. Kanker payudara pada wanita
2. Kanker payudara pada pria
3. Pencegahan kanker payudara
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai bahan bacaan atau referensi
bagi para pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.
D. Manfaat
Dengan adanya makalh ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kanker
payudara, bagaimana ciri-cirinya serta bahaya dan pengobatannya.
E. Sistematika penulisan
Secara garis besar, sistematika penulisan terdiri dari beberapa bab, yaitu Bab I
pendahuluan yang berisikan latar belakang, tujuan penulisan secara umum dan khusus,
dan sistematika penulisan. Bab II tinjauan teori yang berisikan pengertian Kanker
Payudara, anatomi dan fisiologi Kanker Payudar, etiologi Kanker Payudara, patways
kanker payudara, manifestasi klinik kanker payudara, komplikasi kanker payudar, tes
diagnostic, penatalaksanaan medis, cara pencegahan dan konsep asuhan keperawatan
kanker payudara yang meliputi pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan,
perencanaan (tujuan, intervensi dan rasional) Bab III tinjauan kasus yang berisikan
asuhan keperawatan pada klien dengan Trauma Kepala dari pengkajian, pengelompokan
data, analisa data, diagnose keperawatan, dan evaluasi keperawatan, rencana asuhan
keperawatan, implementasi keperawatan, dan evaluasi keperawatan dan Bab IV penutup
yang berisikan kesimpulan dan saran.
BAB II
KONSEP DASAR
A. Pengertian
Ca mammae atau kanker payudara yauitu sebuah keganasan yang sudah berasal dari
sebuah sel kelenjar, saluran kelenjar dan pada jaringan denga penunjang payudara. Ca
mammae adalah sejenis tumor ganas yang sudah tumbuh di dalam jaringan sel di
payudara. Kanker ini bisa mulai tumbuh yaitu didalam kelenjar payudara seseorang,
saluran payudara, dijaringan lemak maupun ada dijaringan ikat pada sebuah payudara.
(Medicastore, 2011)
Kanker payudara adalah yaitu suatu penyakit dari pertumbuhan sel, akibat dari adanya
onkogen yang dapat juga menyebabkan sebuah sel normal akan menjadi sebuah sel
kanker didalam jaringan payudara seseorang.
Kanker payudara adalah dimana sekelompok sel yang tidak normal pada payudara
seseorang yang terus tumbuh dan akan berlipat ganda dan pada akhirnya semua sel-sel ini
terus akan menjadi bentuk sebuah benjolan dipayudara. Dan jika benjolan kanker ini tidak
bisa buang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (bermestastase) pada sebuah
bagian-bagian tubuh yang lain dan nantinya juga akan dapat mengakibatkan kematian.
Metastase bisa juga terjadi yaitu pada sebuah kelenjar getah bening pada ketiak ataupun
bisa juga yaitu di atas tulang belikat. Selain itu pada sel-sel kanker bisa bersarang di
dalam tulang, bisa juga diparu-paru, di hati dan dibawah kulit dan kanker payudara
merupakan sebuah penyakit yang bisa juga disebabkan karena terjadinya pembelahan
sebuah sel-sel didalam tubuh seseorang secara tidak teratur dan sehingga pada
pertumbuhan sel juga tidak dapat dikendalikan dan dia akan tumbuh menjadi sebuah
benjolan tau tumor (kanker) dari sel tersebut. (Brunner dan Suddarth, 2011)
B. Etiologi
Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor resiko
pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara (Anonim, 2011),
yaitu:
1. Tinggi melebihi 170cm
Wanita yang tingginya 170cm mempunyai resiko terkena kanker payudara karena
pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja membuat adanya perubahan
struktur genetik (DNA) pada sel tubuh yang diantaranya berubah ke sel ganas
2. Usia
Usia dibawah 20 tahun jarang dijumpai kanker payudara, angka kejadiannya
meningkat sejalan dengan bertambahnya usia.
3. Wanita yang belum mempunyai anak
Wanita yang belum mempunyai anak lebih lama terpapar dengan hormone esterogen
relative lebih lama dibandingkan wanita yang sudah mempunyai anak.
4. Ibu yang menyusui
Ibu yang menyusui dapat mengurangi bahaya kanker payudara karena semakin lama
ibu menyusui anaknya semakin kecil terkena kanker payudara, saat menyusui
terdapat perubahan hormonal salah satunya yaitu penurunan esterogen.
5. Kelamin
Kelamin laki-laki hanya 1% angka kejadian kanker payudara.
6. Faktor genetic
Faktor genetik kemungkinan untuk menderita kanker payudara 2-3x lebih besar pada
wanita yang ibunya atau saudarakandungnya menderita kanker payudara. Dan secara
umum juga riwayat keluarga sangat berperan dalam terjadinya kanker payudara.
C. Patofisiologi
Sel abnormal membentuk klon dan mulai berproliferasi secara abnormal,
mengabaikan sinyal yang mengatur pertumbuhan dalam lingkungan sel tersebut.
Kemudian di capai suatu tahap dimana sel mendapatkan ciri-ciri invasive dan terjadi
perubahan pada jaringan sekitarnya. Sel-sel tersebut menginfiltrasi jaringan sekitar dan
memperoleh akses kelimfe dan pembuluh-pembuluh darah, melalui pembuluh darah
tersebut sel-sel terbawa ke area lain dalam tubuh untuk membentuk metastase
(penyebaran kanker) pada bagian tubuh yang lain. Neoplasma adalah suatu proses
pertumbuhan sel yang tidak terkontrol yang tidak mengikuti tuntutan fisiologik, yang
dapat disebut benigna atau maligna. Pertumbuhan sel yang tidak terkontrol dapat
disebabkan oleh berbagai faktor, faktor-faktor yang dapat menyebabkan kanker biasa
disebut dengan karsinogenesis. Transformasi maligna diduga mempunyai sedikitnya tiga
tahapan proses seluler, diantaranya yaitu inisiasi dimana inisiator atau karsinogen
melepaskan mekanisme enzimatik normal dan menyebabakan perubahan dalam struktur
genetik asam deoksiribonukleat seluler (DNA), promosi dimana terjadi pemajanan
berulang terhadap agens yang mempromosikan dan menyebabkan eskpresi informal
apnormal atau genetic mutan bahkan setelah periode laten yang lama, progresi dimana
sel-sel yang telah mengalami perubahan bentuk selama insiasi dan promosi mulai
menginvasi Jaringan yang berdekatan dan bermetastase menunjukan perilaku maligna.
(Brunner dan Suddarth 2005)
D. Pathways
Karsionogen : kimiawi,
virus, hormone, sinar Paparan
Genetic cancer penginion karsinogen
penyebaran
Cancer Payudara
Pertumbuhan
tidak normal Kekurangan Ansietas
volume cairan
Benjolan pada
payudara paru kulit Kel. limpa
hipovolemia
nyeri Gangguan
Resiko infeksi
citra tubuh ansietas
G. Manifestasi klinis
Apabila merasakan adanya benjolan aneh disekitar jaringan payudara atau salah satu
payudara tampak lebih besar, sebaiknya cepat konsultasi ke dokter. Benjolan ini
umumnya tidak menimbulkan rasa sakit. Ukurannya bermula dari kecil, kemudian
memperbesar dan teraba seperti ada sesuatu yang melekat dikulit. Tanda-tanda terjadinya
kanker payudara sebagai berikut :
1. Puting susu mengkerut kedalam
2. Puting susu berubah warna, yang tadinya berwarna merah muda menjadi kecoklatan
3. Adanya edema (bengkak) disekitar puting
4. Sering keluar darah atau cairan dari puting susu ketika anda tidak lagi menyusui bayi
5. Perubahan kulit di sekitar benjolan
6. Ditemukan berupa benjolan pada ketiak.
(Timcancer, 2010)
H. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) secara teratur setiap bulan deteksi dini
kanker / tumor, dilakukan pada wanita berusia diatas 20 tahun.
2. Mamografi, pemeriksaan sinar –X payudara untuk mengidentifikasi kanker sebelum
benjolan payudara diraba, dianjurkan untuk 40 tahun keatas.
3. Pemeriksaan USG untuk membedakan tumor/lesi.
4. Pemeriksaan USG untuk histopatologis yang dilakukan dengan :
a. Biopsi eksisi, dengan mengangkat seluruh jaringan tumor beserta sedikit jaringan
sehat disekitarnya bila tumor <20em>
b. Biopsi insisi, dengan mengangkat sebagia jaringan tumor dan sedikit jaringan
sehat, dilakukan untuk tumor-tumor yang inoperable atau lebih besar dari 5 cm.
5. Termograsi adalah cara pemeriksaan menggunakan sinar infrared. Ultrasonografi
adalah memeriksa berdasarkan pemantulan gelombang suara, hanya dapat
membedakan lesi /tumor yang solid dan kistik dan ukuran lesi dapat lebih akurat.
Alat yang diguanakan sebaiknya berfrekwensi 7.5 mHZ hingga 10 mHZ.bahkan lebih
dari 10 mHZ.
6. Xonografi adalah salah suatu “fotoelectri imangung system” berdasarkan
pengetahuan xerografi.
7. Seintimammografi adalah teknik pemeriksaan radionuklir dengan menggunakan
radio isotop Tc 99 sestamibi yang dilabel dengan keloid dengan ukuran 50-200 nm
karena kan mempengaruhi jalannya radio isotop ke sel getah bening.
I. Komplikasi
1. Tulang
Ketika sel kanker menyebar ketulang, maka tak menutup kemingkinan bisa
menyebabkan beberapa bagian struktur tulang pecah tanpa membentuk tulang baru.
Dampaknya, tulang cenderung lemah dan rentan terhadap patah tulang.
Penyebaran sel kanker ke bagian tulang ini bisa membuat pengidapnya merasakan
nyeri tulang, tulang menjadi lemah dan mudah patah, hingga kelumpuhan. Tak cuma
itu, ada pula gejala lain yang mungkin timbul seperti hiperkasemia. Kondisi ini
merupakan tingginya kadar kalsium didalam plasma darah yang ditandai dengan
munculnya rasa mual, mudah mengantuk, hilanhnya nafsu makan, rasa haus, dan
sembelit.
2. Komplikasi kanker payudara juga bisa menyebar ke paru-paru. Kalau sudah begini,
maka pengidapnya akan lebih lemah dan rentan sakit. Alasannya jelas, tubuh akan
kesulitan untuk melawan bakteri dan infeksi, sehingga ia rentan mengidap
pneumonia (infeksi paru-paru). Bagaimana dengan gejalanya? Umumnya sesak
nafas, efusi pleura (penumpukan cairan dilapisan paru-paru), batuk berkepanjangan
dan nyeri dada.
3. Kelenjar betah bening
Umumnya, kelenjar getah bening merupakan area pertama yang biasanya terkena
peneybaran kanker payudara. Tepatnya, kelenjar getah bening yang berada di bawah
lengan, didalam payudara dan didekat tulang selangka.
Peneyebaran ini bisa terjadi sejak kanker payudara berdada distadium IB. Pada
stadium ini, beberapa sel kanker mungkin dalam jumlah kecil sudah masuk ke dalam
kelenjar getah bening. Gejala yang ditimbulkan, antara lain adanya benjolan pada
ketiak area tulang selangka. (Brunner & Suddarth, 2019)
J. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan kanker payudara
1. Infeksi virus (hepatitis B/C,EBV,HTLV)
2. Rokok
3. Makanan atau nutrisi/obesitas
4. Minuman keras
5. Hormon
6. Sinar ultraviolet
7. Obat/kimiawi
8. Pengaruh migrasi dan sebagainya
Khusus untuk kanker payudara contoh faktor resiko yang banyak diteliti antara lain:
Studi analitik faktor resiko pada kanker payudara menunjukkan adanya peningkatan
resiko sampai 50% pada wanita yang tidak memiliki anak (nulipara). Resiko juga
meningkatkan pada beberapa kadaan lain :
1. Menopause lambat
2. Pengaruh radiasi
K. Pengkajian Fokus
1. Riwayat adanya faktor-faktor resiko
a. Pasca menopause pada wanita nulipara
b. Wanita yang mempunyai riwayat keluarga dengan kanker payudara
2. Pemeriksaan fisik dasar pada pemeriksaan umum (apendiks F) untuk menetapkan
penilaian dasar. Pemeriksaan payudara terhadap abnormalitas sehubungan dengan
kanker payudara :
a. Tanda-tanda primer
- Keras, tidak bergerak, tidak teratur, menggumpal bial diraba
b. Tanda-tanda sekunder
- Putting susu mengeluarkan cairan (bening, susu, darah)
- Perubahan pada kulit payudara (kemerahan, bengkak, bersisik, berlekuk-
lekuk)
- Putting susu masuk dalam
3. Pemeriksaan diagnostic
a. Biopso untuk membuktikan adanya tanda kanker
b. Reseptor estrogen diuji melalui pemeriksaan specimen jaringan yang diperoleh
melalui biopsi, jika terkena kanker jaringan akan sensitif terhadap hormone
(esterogen dan progesterone). Pasien dengan kanker payudara sensitive terhadap
hormone dan berespon baik terhadap terapi hormone.
4. Kaji pengetahuan pasien tentang pemeriksaan pada payudara sendiri
5. Lihat perawatan praoperasi dan pascaoperasi
9. Gangguan psikiatri
Berikut ini beberapa dampak kesehatan metal yang mungkin dapat dialami
pengidap kanker payudara :
a) Gangguan Emosional yang Parah
Tekanan emosional yang parah adalah masalah kesehatan mental yang paling
umum yang terjadi pada pengidap kanker payudara. Kuesioner sederhana
yang dikenal sebagai “Thermpress Distress” yang sudah disahkan oleh
National Comprehensive Cancer Network (NCCN), sering digunakan sebagai
cara untuk menentukan apakah tekanan emosional sudah memengaruhi hidup
pengidap secara signifikan.
b) Depresi
Depresi merupakan penurunan suasana hati yang jauh melebihi kesedihan,
kekosongan, atau kehilangan sesaat. Depresi adalah penyakit mental di mana
suasana hati mengalami tekanan, tidak mampu untuk bahagia, serta disertai
berbagai gejala mental dan fisik yang dapat mengganggu kehidupan sehari-
hari orang yang mengalaminya. berikut contoh gejala gejala depresi :
1) Merasa sedih atau putus asa hampir sepanjang waktu.
2) Memiliki pikiran negatif, seperti merasa tidak berharga dan tidak
memiliki harapan untuk masa depan.
3) Tidak ada motivasi, kehilangan minat untuk melakukan aktivitas sehari-
hari, bahkan tugas yang kecil terasa berat untuk dilakukan.
4) Kurang konsentrasi: tidak mampu untuk fokus pada tugas yang
sederhana, atau bahkan percakapan.
5) Tidak mau bersosialisasi, bahkan cenderung menghindari orang lain atau
mudah emosi ketika orang lain ingin membantu.
6) Merasa bersalah dan rendah diri.
c) Gangguan Stres Pascatrauma (PTSD)
PTSD dapat terjadi pada orang yang mengalami peristiwa traumatis di mana
mengalami cedera atau ancaman. Gangguan mental ini sering dikaitkan
dengan veteran perang atau korban kejahatan dengan kekerasan, tetapi
pengidap kanker juga dapat mengalami PTSD yang sama parahnya. Sebuah
penelitian di Jerman menemukan bahwa sebagian besar (sekitar 80 persen)
pengidap yang baru didiagnosis kanker payudara mengalami gejala PTSD.
d) Gangguan Kecemasan Umum
Sebuah penelitian terhadap 152 pengidap kanker payudara menemukan
bahwa sekitar 32 persen pengidap mengalami gangguan kecemasan umum, di
mana mereka merasa gelisah atau ketakutan meskipun tidak ada ancaman.
Pengidap gangguan kecemasan umum biasanya menghabiskan sebagian besar
harinya dengan mengkhawatirkan sesuatu yang seringkali sampai pada tahap
kelelahan mental serta mengalami gejala fisik, seperti gelisah, lekas marah,
ketegangan otot, dan gangguan tidur. Dampak Pengobatan Kanker Payudara
pada Kesehatan Mental. Selain itu, proses pengobatan penyakit pada pengidap
kanker payudara juga dapat menimbulkan dampak buruk pada kesehatan
mental. Metode pengobatan seperti mastektomi atau operasi pengangkatan
payudara dapat menyebabkan gangguan mood (depresi, kecemasan,
kemarahan), keputusasaan, dan memandang rendah diri.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kehilangan payudara bagi
seorang wanita dapat menyebabkan efek psikologis yang signifikan. Efek
psikologis tersebut meliputi penghargaan pada tubuh, harapan, dan kesehatan
mental. Kanker payudara dapat sangat memengaruhi harga diri dan percaya
diri pengidap. Setelah mastektomi, pengidap merasa tidak dapat menemukan
tubuh yang diinginkannya dan selalu membanding-bandingkannya dengan
tubuh ideal mereka sebelumnya. Dengan begitu, penilaian mereka tentang diri
sendiri akan berubah. Hal ini dapat memberi pengaruh besar pada kesehatan
mental orang tersebut.
c. Tatalaksana Akhir Kehidupan
1. Persiapan Menjelang Akhir Kehidupan
1. Membantu 1. Caregiver 1. +
3. Transportasi 3. -
a. conseling, support 5. +
Group
6. Finansial 6. +
7. Respite 7. +
Berhubungan
dengan kematian
4. Mempersiapkan
12. Upacara
Pemakaman
Intervensi m
i
n
g
g
u
Assessment 1. Diskusikan tentang1. Konfirmasi 1. Pastikan telah
2. Perawatan Termninal
a) Kebutuhan fisik
1) Pastikan kenyamanan pasien.
2) Perawatan kulit: kelembaban, perawatan luka dan obat untuk nyeri
anticipative.
3) Perawatan mulut
4) Tindakan untuk retensi urin dan faeces.
5) Tidak melakukan test untuk diagnosa, monitoring gula darah, saturasi
oksigen,suctioning,
6) Tidak melakukan pemeriksaan vital sign
7) Lakukan assessment gejala setiap 4jam
8) Rubah rute pemberian obat jika per oral tidak dapat dilakukan
9) Naikkan dosis jika diperlukan untuk pendampingan mencapai kenyamanan
10) Death ratlle hypersekresi salifa yang menimbulkan suara rubah posisi,
kurangi cairan, berikan atropin 1% tetes mata 1-2drop secara SL.
11) Bila ada agitasi lakukan sedasi paliatif
12) Siapkan untuk donor organ.
b) Psikososial
1) Pastikan keluarga mengerti dan menerima Wasiat
2) Berikan dukungan kepada keluarga untuk menghentikan TPN, tranfusi,
dialisis, hidrasi IV, dan obat yang tidak akan menambah kenyamanan
pasien.
3) Siapkan bantuan wolker dan rohaniawan
4) Berikan waktu bagi keluarga untuk selalu bersama pasien.
5) pastikan keluarga telah diinformasikan TENTANG TANDA TANDA
KEMATIAN dan berikan pendampingan
6) berikan pendampingan antycipatory bereavement.
7) Dukungan bagi anak 2 dan cucu dan beri mereka kesempatan bersama
pasien
8) Dukungan dalam melakukan ritual, sesuai agama sesuai adat dan
keyakinan agama.
c) Lain lain
1) Pastikan adanya end of life policy dan lakukan sesuai policy tsb.
2) pastikan wasiat sudah didokimentasikan
3) Pastikan DNR telah siap didokumentasikan dan keluarga sudah
menyetujuinya.
4) Berikan tempat tersendiri untuk menjaga privasi
5) fasilitasi untuk keluarga yang akan berjaga
6) Berikan waktu untuk keluarga tanpa interuksi
7) Fasilitasi untuk upacara pemakaman.
d) Palliative Sedation (Dilakukan oleh dokter Palliative Sedation (Dilakukan oleh
dokter anestesi atau dokter paliatif) :
1) Pastikan agitasi dan gelisah bukan karena: cemas, takut, reten-si urin, fecal
impaction, ataupun drug withdrwal.
2) Pastikan bahwa pasien memiliki gejala yang tidak dapat dikontrol dengan
cara tata laksana sesuai pedoman oleh tenaga ahli paliatif
3) Pastikan bahwa pasien dalam kondisi menjelang ajal ( prognosis dibuat
oleh sekurang kurangnya 2 dokter yang menyatakan pasien akan
meninggal dalam hitungan jam atau hari)
4) Diskusikan kembali aspek etika pemberian sedasi pada pasien tsb, bahwa
tujuannya bukan menghilangkan nyawa/mengakhiri kehidupan
5) Dapatkan informed consent tentang sedasi dari pasien atau keluarga
6) Jelaskan bahwa sedasi adalah memberikan obat secara suntikan yang
bersifat kontinyu yang akan membawa pasien pada kondisi tidak sadar
7) Jelaskan bahwa pemberian sedasi dibarengi dengan penghentian life
prolonging therapies dan tidak dilakukannya CPR
e) Obat yang digunakan:
1) Clonazepam 0,5 mg, SC atau IV setiap 12 jam atau 1 – 2 mg/24 jam dalam
infus, titrasi
2) Midazolam 1 – 5 mg SK setiap 2 jam atau 30 mg/24 jam dalam infus,
titrasi
3) Diazepam 5 – 10 mg IV atau 10 – 20 mg PR, titrasi
4) Lorazepam 1 – 2,5 mg SL setaip 2-4 jam, titrasi
5) Bila gagal: phenobarbitone 100 – 200mg SK tiap 4 – 8 jam titrasi dan
berikan dalm infus 24 jam
3. Perawatan pada saat pasien meninggal
a. Kualitas meninggal:
1) Nyeri dan gejala lain terkontrol dengan baik
2) Ditampat yang diinginkan pasien, berada di tengah keluarga, sesuai
dengan kultur yang dianut dan sempat membuat WASIAT\
3) Hubungan sosial yang baik dan rekonsiliasi, tidak ada masalah belum
selesai.
4) Secara spiritual siap: didoakan, tenang, telah dimaafkan dan memaafkan,
percaya dan siap memasuki kehidupan yang akan
5) Memiliki kesempatan untuk menyampaikan selamat tinggal
6) Keluarga mendapatkan dukungan yang diperlukan
b. Intervensi:
1) Lepas semua alat medis yang masih terpasang
2) Perlakukan jenazah sesuai agama dan kultur yang dianut
M. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri kronis b.d adanya penekanan saraf (D.0078)
2. Gangguan citra tubuh b.d perubahan struktur/fungsi tubuh(D.0083)
3. Ansietas b.d kurangnya terpapar informasi (D.0080)
N. Intervensi
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi dan Rasional TT
D
Keperawatan
1. Nyeri kronis b.d Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri.
adanya keperawatan selama Observasi :
penekanan saraf 3x24jam maka penekanan 1. Identifikasi lokasi,
(D.0078) syaraf menurun, dengan karakteristik, durasi,
kriteria hasil : frekuensi, kualitas,
1. Kemampuan intensitas nyeri
menuntaskan aktivitas Rasional : mengidentifikasi
meningkat lokasi, karakteristik, durasi,
2. Keluhan nyeri frekuensi, kualitas, intensitas
menurun nyeri
3. Perineum terasa 2. Identifikasi faktor yang
tertekan menurun memperberat dan
4. Tekanan darah memperingan nyeri
membaik Rasional : Mengidentifikasi
faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
Terapeutik :
1. Fasilitasi istirahat dan
tidur
Rasional : Memfasilitasi
istirahat dan tidur
Edukasi :
1. Jelaskan penyebab,
periode, dan edukasi
pemicu nyeri
Rasional : Menjelaskan
penyebab, periode, dan
edukasi pemicu nyeri
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
Rasional : Mengkolaborasi
pemberian analgetik
Terapeutik :
1. Diskusikan perbedaan
penampilan fisik terhadap
harga diri
Rasional : untuk mengetahui
perbedaan penampilan fisik
terhadap harga diri
Edukasi :
1. Anjurkan
menggungkapkan
gambaran diri terhadap
citra tubuh
Rasional : menganjurkan
ungkapan gamabaran diri
terhadap citra tubuh
2. Latih peningkatan
penampilan diri
Rasional : melatih
peningkatan penampilan diri
Edukasi :
2. Jelaskan prosedur
termasuk sensasi yang
mungkin dialami
Rasional : menjelaskan
prosedur termasuk sensasi ang
dialami
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian
obat antiansietas, jika
perlu
Rasional ; mengkolaborasi
pemberian obat antiansietas
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
Tanggal dan Jam pengkajian tanggal 09 maret 2021 jam 07.00
1. Identitas
a. Pasien
1) Nama Pasien : Ny.E
2) Tempat Tgl Lahir : 20-08-1963
3) Jenis Kelamin : Perempuan
4) Agama : Islam
5) Pendidikan : SPG
6) Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
7) Status Perkawinan : Menikah
8) Suku / Bangsa : Jawa
9) Alamat : Suryodiningratan MJ II/897
10) No. RM : 409xxx
11) Tanggal Masuk RS : 28-06-2018
b. Penanggung Jawab / Keluarga
1) Nama : Bp. M
2) Umur : 56 tahun
3) Pendidikan : SMP
4) Pekerjaan : Penjual angkringan
5) Alamat : Suryodiningratan MJ II/897
6) Hubungan dengan pasien : Suami
7) Status perkawinan : Menikah
2. Riwayat Kesehatan
a. Kesehatan Pasien
1) Keluhan Utama saat Pengkajian
Pasien merasa nyeri karena ada benjolan di payudara kirinya.
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
a) Alasan masuk RS :
Di payudara kiri ada benjolan dan luka. Pasien sudah menjalani
pengobatan alternatif selam 3 tahun tanpa membuahkan hasil.
b) Riwayat Kesehatan Pasien :
Ada benjolan di payudara kiri berdiameter kira-kira 10cm dan sudah
ada luka.
3) Riwayat Kesehatan Dahulu
Dulu di payudara kanan pernah ada benjolan diobati di pengobatan alternatif
dan akhirnya benjolan di payudara kanan hilang. Kemudian muncul di
payudara kiri, setelah 3 tahun menjalani pengobatan alternatif benjolan di
payudara kiri tidak sembuh dan malah ada luka.
b. Riwayat Kesehatan Keluarga
1) Genogram
_____ __________________________
Keterangan gambar :
= laki- laki
= perempuan
-------- = satu rumah
= meninggal
2) Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu kandung mengalami hipertensi dan anak pertama Ny.E mengalami
kanker otak di usia 25 tahun.
3) Kesehatan Fungsional
a. aspek fisik – biologis
1) Nutrisi
a) Sebelum Sakit
Pasien mengatakan makan 3 kali sehari, nasi, lauk dan sayur.
b) Selama Sakit
Pasien mengatakan makan siang dan sore sebelum operasi.
2) Pola Eliminasi
a) Sebelum Sakit
Pasien mengatakan BAK 5 kali sehari, tidak ada anyang-
anyangan dan nyeri
saat BAK. BAB 1 kali sehari dengan konsistensi lembek dan
warna kuning.
b) Selama Sakit
Pagi hari sebelum operasi pasien sudah BAK sekali dan sudah
BAB juga.
3) Pola Aktivitas
a) Sebelum Sakit
- Keadaan aktivitas sehari – hari
Pasien mengatakan ibu rumah tangga yang membantu
suaminya berjualan angkringan.
- Keadaan pernafasan
Suara nafas vesikuler, tidak ada wheezing
- Keadaan Kardiovaskuler
Pasien mengatakan tidak sesak nafas
b) Selama Sakit
- Keadaan aktivitas sehari – hari
Pasien hanya tiduran saja.
- Keadaan pernafasan
Suara nafas vesikuler, tidak ada wheezing, dan tidak ada
kesulitan bernafas.
- Keadaan kardiovaskuler
Pasien mengatakan tidak sesak nafas.
- Skala ketergantungan
Bathing
Dressing
Toileting
Incontina
nce
BAB/BA
K
Transfleri
ng
A:6M
B : 5 M, 1 T
C : 4 M, 2 T
D : 3 M, 3 T
E : 2M, 4 T
F : 1 M, 5 T
G:6T
Kesimpulan : An.R indeks kata kategori G ( 6T, karena masih bayi
maka semua aktifitasnya dibantu )
4) Kebutuhan istirahat – tidur
a) Sebelum sakit
Pasien mengatakan sehari-hari bisa tidur, tidak ada keluhan
untuk kebiasaan tidurnya. Biasanya tidur antara jam 23.00 –
05.00.
b) Selama sakit
Pasien mengatakan kadang-kadang terbangun karena nyeri
payudara kiri.
5) Aspek Psiko-Sosial-Spiritual
a) Pemeliharaan dan pengetahuan terhadap kesehatan
Pasien kurang pengetahuan tentang penyakitnya karena selama ini
lebih memilih pengobatan alternatif.
b) Pola hubungan
Selama mondok di RS pasien selalu ditemani oleh suaminya dan
hubungan pasien dengan petugas kesehatan baik. Hubungan dengan
dokter, perawat, ahli gizi dan praktikan baik.
c) Koping atau toleransi stres
Paeien merasa cemas dengan penyakitnya, sudah berobat 3 tahun
tapi tidak membuahkan hasil.
d) Kognitif dan persepsi tentang penyakitnya
Pasien mengatakan tidak tahu tentang penyakitnya.
6) Konsep diri
a) Gambaran Diri
Pasien mengatakan setelah operasi payudara kirinya tidak ada
dan merasa tubuhnya menjadi berubah bentuk.
b) Harga Diri
Sejak sakit ini pasien merasa tetap dihargai dan dihormati oleh
suami dan anak-anaknya.
c) Peran Diri
Pasien adalah ibu rumah tangga yang membantu suaminya
berjualan angkringan. Selama di RS pasien kooperatif dengan
program terapi.
d) Ideal Diri
Pasien mengatakan ingin sembuh dari penyakitnya.
e) Identitas Diri
Pasien mengatakan sebagai seorang istri dan ibu.
7) Seksual dan menstruasi
Pasien mengatakan seorang istri dan sudah mempunyai anak dan
sudah menopause sejak usia 54 tahun
8) Nilai
Pasien mengatakan beragama Islam dan berusaha selalu berdoa.
9) Aspek Lingkungan Fisik
Lingkungan rumah pasien baik. Lingkungan di kamar perawatan
pasien bersih, tidak ada ceceran makanan, seprei rapi dan bersih,
dan tidak ada semut.
10) Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan Umum
- Kesadaran : Compos Mentis, agak gelisah
- Status Gizi :TB = 152 cm
BB = 66 Kg
IMT= 20,5 (normal)
- Tanda Vital : TD = 130/80 mmHg Nadi = 84 x/mnt
Suhu = 37 °C RR = 20 x/mnt
- SkalaNyeri
P : pasien mengatakan nyeri dengan skala 4di payudara kiri,
Q: terasa seperti tertusuk-tusuk,
R: payudara kiri,
T: setiap kali gerak.
b) Pemeriksaan Secara Sistematik (Cephalo – Caudal)
- Kulit
Kulit bersih warna sawo matang, turgor kulit, tidak ada
sianosis.
- Kepala
Bentuk mesocephal, bentuk simetis,rambut dan kulit kepala
bersih.
Mata ishokor, simetris, visus normal. Telinga simetris dan
bersih.
- Leher
Tidak ada benjolan dan tidak ada pembesaran kelenjar getah
bening.
- Tengkuk
Tidak ada benjolan dan tidak ada kaku kuduk.
- Dada
a. Inspeksi
Bentuk dada tidak simetris karena ada pembengkakan
payudara kiri.
b. Auskultasi
Vesikuler
c. Perkusi
Sonor
d. Palpasi
Terdapat benjolan di payudara kiri, bengkak dan terasa
nyeri, tidak simetris, ada nyeri tekan. Payudara
e. Inspeksi
Di payudara kiri terdapat benjolan dan ulkus, tampak
kemerahan, dan kulit payudara mengkerut seperti kulit
jeruk.
f. Palpasi
Teraba benjolan yang mengeras dan terasa nyeri serta
terdapat pembengkakan di payudara kiri.
- Punggung
Tidak ada nyeri punggung, tidak ada skoliosis dan lordosis.
- Abdomen
a. Inspeksi
Warna kulit sawo matang, simetris, tidak ada kemerahan
dan kekuningan, tidak ada bekas luka.
b. Auskultasi
Bising usus 20x/menit.
c. Perkusi
Terdengar redup, tidak ada hepatomegali
d. Palpasi
Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan
- Panggul
Tidak ada nyeri panggul
- Anus dan Rectum
Pasien mengatakan tidak pernah BAB darah dan tidak ada
benjolan dianus.
- Genetalia
Pasien mengatakan genetalianya bersih, tidak keluar sekret
yang berlebihan.
- Ekstremitas
a. Atas
Mampu menggerakkan tangan secara mandiri, hanya
lengan kiri terasa agak nyeri, tidak teraba benjolan dan
terpasang infus RL dilengan kanan. Tidak ada kelainan
bentuk dan fungsi.
b. Bawah
Mampu menggerakkan kaki secara mandiri dan tidak
teraba benjolan.
B. Analisa data
No Data Fokus Masalah Keprawatan
1 DS: Nyeri kronis
1. Pasien mengatakan ada benjolan dan luka
dipayudara
2. Pasien mengatakan nyeri pada payudara
DO:
1. Pasien Nampak ada benjolan
dipayudaranya
2. Pasien tampak kesakitan
2 DS: Gangguan Citra Tubuh
1. Pasien mengatakan setelah operasi
payudara merasa tubuhnya menjadi
berubah bentuk
2. Pasien mengatakan ingin sembuh
DO
1. Pasien tampak tidak percaya diri
2. Pasien tampak cemas
3 DS: Ansietas
1. Pasien mengatakan tidak mengetahui
tentang penyakitnya
2. Pasien mengatakan hanya menjalani
pengobatan alternative
DO:
1. Pasien tampak bingung
2. Pasien tampak gelisah
C. DiagnosaKeperawatan
1. Nyeri kronis b.d adanya penekanan saraf (D.0078)
2. Gangguan citra tubuh b.d perubahan struktur/fungsi tubuh(D.0083)
3. Ansietas b.d kurang nya terpapar informasi (D.0080)
D. Intervensi
No Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional ttd
Keperawatan Kriteria Hasil
1 Nyeri kronis Setelah dilakukan ManajemenNyeri. 1. mengidentifikas
b.d adanya tindakan Observasi : i lokasi,
penekanan keperawatan 1. Identifikasiloka karakteristik,
saraf (D.0078) selama 3x24jam si, karakteristik, durasi,
maka penekanan durasi, frekuensi,
syaraf menurun, frekuensi, kualitas,
dengan kualitas, intensitas nyeri
kriteriahasil : intensitasnyeri 2. Mengidentifika
1. Kemampuan 2. Identifikasi si faktor yang
menuntaskana faktor yang memperberat
ktivitasmenin memperberat dan
gkat dan memperingan
2. Keluhan nyeri memperingan nyeri
menurun nyeri 3. Memfasilitasi
3. Perineum Terapeutik : istirahat dan
terasatertekan 1. Fasilitasi tidur
menurun istirahat dan 4. Menjelaskan
4. Tekanan tidur penyebab,
darah Edukasi : periode, dan
membaik 1. Jelaskan edukasi pemicu
penyebab, nyeri
periode, dan 5. Mengkolaboras
edukasi pemicu i pemberian
nyeri analgetik
Kolaborasi :
1. Kolaborasi
pemberian
analgetik,
jikaperlu
E. Iplementasi
Tgl/jam No. implementasi respon Ttd
dx
09 Maret 1 1. Mengidentifikasi Ds :
2021 lokasi, karakter, pasien mengatakan nyeri pada benjolan
10.25 durasi, frekuensi, dipayudara kirinya
WIB kualitas intensitas Do :
nyeri pasien nampak meringis merasakan
nyeri tersebut
10.40
WIB 1 2. Mengidentifikasi Ds :
faktor yang pasien mengatakan sudah menjalani
memperberat dan pengobatan alternative selama 3 tahun
memperingan nyeri Do :
Pasien nampak sedih
10.55 3. Memfasilitasi
WIB 1 istirahat dan tidur Ds :
Pasien mengatakan akan istirahat agar
nyerinya berkurang
Do :
Pasien terlihat sudah dalam posisi siap
untuk tidur
11.10 4. Menjelaskan
WIB 1 penyebab, periode, Ds :
dan edukasi, pemicu Pasien mengatakan sudah paham
nyeri Do :
Pasien nampak sudah mengerti
5. Berkolaborasi
11.20 memberikan
WIB 1 analgesik, jika perlu Ds :
pasien mengatakan akan meminum
obat tersebut kalau masih nyeri
6. Mengidentifikasi Do :
harapan citra tubuh Pasien terlihat kooperastif
12.00 berdasarkan tahap
WIB 2 perkembangan Ds :
Pasien mengatakan bersedian untuk
7. Mendiskusikan diidentifikasi
perbedaan Do :
penampilan fisik Pasien nampak bersedia
12.10 terhadap diri sendiri
WIB 2 Ds :
8. Melatih peningkatan Pasien mengatakan bersedia
penampilan diri Do :
Pasien nampak antusias
F. Evaluasi
Tgl/jam Dx keperawatan Evaluasi Ttd
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil dari penelitian kanker payudara merupakan salah satu tipe kanker yang
menjadi perhatian bagi seorang wanita. Kondisi kanker payudara merupakan salah satu
pemicu yang menyebabkan seseorang itu stress dan dapat mempengaruhi status fungsional.
Perubahan stasus fungsional pada pasien kanker payudara dapat terjadi akibat berbagai,
perubahan status kesehatan pasien pasien kemoterapi baik secara fisik maupun secara
psikologis. Bebagai dampak dan komplikasi kemoterapi menjadi pertimbangan penting
terhadap perubahan status fungsional pasien kemoterapi. Perubahan yang terjadi sering
terjadi pada pasien kemoterapi diantaranya kecemasan, depresi, keletihan serta perubahan
fisik yang tidak dapat diprediksi sebelumnya seperti demam, sesak nafas, mual. Muntah dan
tidak nafsu makan
Perubahan fisik tersebut juga mempengaruhi seseorang dalam perilaku penanganan kesehatan
antara lain akan menimbulkan kecemasan akan masa depan pada individu akibat penyakit
atau akibat dari terapi yang dijalani, serta kurangnya informasi terkait. Oleh karena itu
sebagai perawat lebih awal dapat mencegah terjadi hyphedema.
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari materi dan studi kasus dapat dijelaskan bahwa kanker payudara
merupakan sekelompok sel yang tidak normal pada payudara seseorang yang terus
tumbuh dan akan berlipat ganda. Jika sebuah benjolan kanker itu tidak bisa dibuang
atau tidak terkontrol , sel-sel kanker bisa menyebar. Adapun gejala klinis nya yaitu
meliputi putting susu mengerut kedalam, putting susu berubah warna yang tadi
berwarna merah muda menjadi kecoklatan, adanya edema (bengkak) disekitar putting,
sering keluar darah dan cairan dari putting susu ketika anda tidak lagi menyusui bayi,
perubahan kulit disekitar benjolan, ditemukan berupa benjolan pada ketiak.
2. Saran
Agency for Research on Cancer. 2012. Latest world cancer statistics: Estimated Cancer
Incidence.
Anonim. 2011. Memahami Berbagai Macam Penyakit. Dialih bahasakan oleh Paramita.
Jakarta: PT Indeks
Andra, S.W., & Yessie, M.P. 2013. Keperawatan Medikal Bedah: Keperawatan.
Brunner & Suddarth. 2005 . Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta : EGC.
Brunner & Suddarth, 2019. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12. Jakarta : penerbit Buku
Kedokteran EGC
Brunner & Suddarth. (2013). Keperawatan Medikal-Bedah Edisi 12. Jakarta: EGC
Handre Putra, Yusri Dianne Jurnalis, Yorva Sayoeti.2019. Jurnal Kesehatan Andalas. Vol
8(2)
Mubarak, W.I., Indrawati, L., & Susanto, J. (2015). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar.
Jakarta: Salemba Medika
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta : DPP
PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2017. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta : DPP
PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2017. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta : DPP
PPNI