Anda di halaman 1dari 16

ILMU UKUR TANAH

MAKALAH TENTANG POLIGON TERTUTUP

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERITAS KHAIRUN TERNATE

SITTI HAJAR SALSABILLAH SUDARMAN ( 07231911090 )


DAFTAR ISI

Cover
Daftar Isi
BAB I........................................................................................................2
PENDAHULUAN..................................................................................2
1.1  Latar Belakang.................................................................................2
1.2  Rumusan Masalah..........................................................................3
1.3  Tujuan...............................................................................................3
BAB II.......................................................................................................4
PEMBAHASAN.....................................................................................4
2.1. Pengertian Polygon........................................................................4
2.2. Macam-macam  polygon...............................................................6
2.3. Contoh Poligon Tertutup dengan Jumlah Sudut Lima Titik 7
2.4. Langkah- Langkah Kegiatan :.......................................................8
BAB III...................................................................................................14
PENUTUP.............................................................................................14
3.1 Kesimpulan.....................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................15
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Matematika (dari bahasa Yunani: μαθηματικά - mathēmatiká) adalah
studi besaran, struktur, ruang, dan perubahan.
Paramatematikawan mencari berbagai pola,[2]
[3]
 merumuskan konjektur baru, dan membangun kebenaran
melalui metode deduksiyang kaku dari aksioma-
aksioma dan definisi-definisi yang bersesuaian. Terdapat
perselisihan tentang apakah objek-objek matematika
seperti bilangan dan titik hadir secara alami, atau hanyalah buatan
manusia. Seorang matematikawan Benjamin Peirce menyebut
matematika sebagai "ilmu yang menggambarkan simpulan-simpulan
yang penting". Di pihak lain, Albert Einstein menyatakan bahwa
"sejauh hukum-hukum matematika merujuk kepada kenyataan,
mereka tidaklah pasti; dan sejauh mereka pasti, mereka tidak
merujuk kepada kenyataan."

Melalui penggunaan penalaran logika dan abstraksi, matematika


berkembang dari pencacahan, perhitungan, pengukuran, dan
pengkajian sistematis terhadap bangun dan pergerakan benda-benda
fisika. Matematika praktis telah menjadi kegiatan manusia sejak
adanya rekaman tertulis. Argumentasi kaku pertama muncul di
dalam Matematika Yunani, terutama di dalam
karya Euklides, Elemen. Matematika selalu berkembang, misalnya
di Cina pada tahun 300 SM, di India pada tahun 100 M, dan di Arab
pada tahun 800 M, hingga zaman Renaisans, ketika temuan baru
matematika berinteraksi dengan penemuan ilmiah baru yang
mengarah pada peningkatan yang cepat di dalam laju penemuan
matematika yang berlanjut hingga kini.
1.2  Rumusan Masalah

Bagaimanakah yang dimaksud dengan bilangan polygon?

1.3  Tujuan

Memahami bagaimana yang dimaksud dengan bilangan polygon.


BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Polygon
Polygon adalah rangkaian titik-titik secara berurutan, sebagai

kerangka dasar pemetaan. Untuk kepentingan  kerangka dasar, titik-titik

poligon tersebut harus diketahui atau ditentukan posisinya atau

koordinatnya.

Ø Beberapa definisi  tentang bidang polygon adalah sebagai berikut :

ü  Poligon adalah gabungan ruas garis dari bagian yang bertemu hanya di

titik akhir sehingga (1) sebesar dua ruas garis bertemu di satu titik, dan (2)

Tiap ruas garis bertemu tepat dua ruas garis lainnya.

Poligon dinamai dengan memakai jumlah dari sisinya. Contoh

segitiga-3 sisi, segiempat-4 sisi, segilima-5 sisi, segienam-6 sisi, segitujuh-7

sisi, segidelapan-8 sisi,. Sebuah polygon dengan sisi n dapat disebut segi-n.

ü  Diagonal dari poligon adalah ruas garis yang menghubungkan antara dua

titik puncak dari segi banyak tersebut.

Titik akhir dari ruas garis AC adalh titik puncak dari polygon ABCD. Ruas

garis AC adalah satu diagonal dari polygon.


ü  Sebuah poligon adalah cembung jika semua diagonal dari poligon terletak

di dalam poligon itu sendiri.

Setiap diagonal dari polygon ini seperti ruas garis PR, adalah terletak di

dalam polygon. PQRST adalah polygon cembung.

           

Paling tidak terdapat satu diagonal dari poligon ini yang tidak terdapat

dalam polygon. GHIJK bukan merupakan poligon cembung. Segitiga

dengan sisi yang kongruen memiliki nama khusus.

ü  Segitiga sama sisi adalah segitiga dengan semua sisi yang kongruen satu

sama lain.

Ruas garis AB ≅ Ruas garis BC ≅ Ruas garis AC

1. Segitiga sama kaki adalah segita dengan dua sisi yang kongruen satu

sama lain.

∠A disebut sudut puncak.∠ B dan ∠C disebut sudut dasar.

1. Segi banyak beraturan adalah segi banyak (poligon) dengan semua

sisi yang kongruen satu sama lain dan semua sudut yang kongruen

satu sama lain.


            ABCDEFGH adalah poligon beraturan beberapa poligon

mempunyai beberapa jenis yang membuat semuanya polygon beraturan.

Semua sisi mempunyai panjang yang sama. Semua sudut mempunyai

besar yang sama.

2.2. Macam-macam  polygon

1. Atas dasar titik ikat: (1) poligon terikat sempurna : poligon yang

ujung-ujungnya terikat pada dua titik yang diketahi koordinatnya,

(2) poligon terikat sepihak: poligon yang salah satu titik ujungnya

terikat atau diketahui koordinatnya, (3) poligon bebas: poligon yang

ujung-ujungnya tidak terikat.

2. Atas dasar bentuk: (1) Poligon Terbuka: poligon yang ujungnya tidak

saling bertemu satu dengan yang lain, (2) poligon tertutup: poligon

yang ujungnya saling bertemu (titik awal dan titik ahir menjadi satu)

dan membentuk suatu loop atau kring, (3) poligon cabang: poligon

yang merupakan cabang dari poligon yang lain.

3. Atas dasar hirarki dalam pemetaan : (1) poligon yang utama : poligon

yang koordinat titik-titiknya diperoleh langsung dari penentuan

koordinat titik local atau diikatkan langsung melaui pengukuran dari


titik kontrol terdekat. (2) poligon cabang: poligon yang koordinat

titik-titiknya diikatkan dari poligon utama.

2.3. Contoh Poligon Tertutup dengan Jumlah Sudut Lima Titik


Arah pengukuran poligon tertutup arah pengukuran berlawanan

jarum jam. β4 poligon tertutup arah pengukuran searah jarum  jam pada

setiap pekerjaan poligon tertutup, penting diketahui arah pengukuran

poligon. Pada gambar, arah pengukuran poligon berlawanan dengan

jarum jam. Konsekuensinya, sudut kanan (β) yang terbentuk adalah sudut

dalam. Berbeda dengan poligon pertama, pada gambar, arah pengukuran

poligon searah jarum jam sehingga sudut kanan (β) yang terbentuk adalah

sudut luar. Perlu diketahui bahwa sudut kanan adalah sudut yang

terbentuk dari selisih arah bacaan muka dikurangi arah bacaan belakang

(back sight atau reference object). Bacaan back sight ini dapat diset nol,

sembarang atau sebesar asimut yang diketahui. Ketika teodolit dititik 2,

bacaan belakangnya adalah hasil bidikan ketitik 1 sedangkan bacaan

mukanya adalah hasil bidikan ketitik 3. Ketika teodolit dititik 3, bacaan

belakangnya adalah ketitik 2 sedangkan bacaan belakangnya adalah hasil

bidikan ketitik 4. Ketika teodolit dititik 4, bacaan belakangnya adalah hasil

bidikan ketitik 3 sedangkan bacaan mukanya adalah hasil bidikan ketitik 5.


Ketika teodolit dititk 5, bacaan belakngnya adalah hasil bidikan ketitik4

sedangkan bacaan mukanya adalah hasil bidikan ketitik 1. Terakhir, ketika

teodolit dititik 1, bacaan belakangnya adalah hasil bidikan ketitik 5

sedangkan bacaan mukanya adalah hasil bidikan ketitik 2. Cara ini berlaku

baik untuk posisi biasa maupum luar biasa.

2.4. Langkah- Langkah Kegiatan :

1. Persiapkan peralatan yang dibutuhkan serta periksa

kelengkapannya.

2. Tentukan jalur poligon, dan pilih minimal 4 titik,  dipakai sebagai

titik-titik poligon.

3. Perhatikan dengan benar syarat-syarat pemilihan titik poligon,

diantaranya aman, mudah ditemukan kembali dan sehingga dapat

dilihat dari titik-titik di depan dan dibelakangnya.

4. Lakukan pengukuran poligon tertutup itu dengan ketentuan teknis

sebagai berikut :

1) Teodolit dengan tingkat ketelitian yang tersedia di

laboratoriun STPN
2) Target dibidik langsung pada titik (paku paying). Jika tidak

kelihatan digunakan alat Bantu unting-unting yang dipasang

vertical di atas titik.

3) Pengukuran sudut dilakukan dengan 2 seri rangkap, dengan

toleransi bacaan antara sudut-sudut yang dihasilkan tidak

lebih dari tiga kali ketelitian alat;

4) Pengukuran jarak sisi polygon dilakukan secara dengan pita

ukur pergi-pulang;

5) Azimut awal dapat diambil di sembarang titik dengan

bantuan kompas dilekatkan pada alat ukun teodolit (azimuth

magnetis).

6) Cara penggunaan alat Bantu kompas tersebut sebagai berikut

: pasang kompas pada teodolit, seimbangkan posisi

pendulum kompas, sehingga – dalam posisi ini – teropong

mengarah kea rah utara magnetis. Catat bacaan horizontal

pada posisi ini. Akan lebuh menguntungkan apabila pada

posisi ini dibuat bacaan horizontal 0°0’0” dengan sekrup

limbus piringan horizontal. Selanjutnya bidik titik polygon

terdekat (di depan) dan catat bacaan horizontal.


7) Data ukuran dituangkan dalam formulir;

8) Hitung hasil ukuran polygon;

9) Plot koordinat pada kertas millimeter, kemudian pindahkan

ke kertas kalkir dengan format yang telah ditentukan

2.5. Alat Peraga

Alat peraga  merupakan alat yang digunakan untuk menanamkan

konsep sebuah materi kepada siswa. Suatu konsep yang diajarkan kepada

siswa tidak akan bertahan lama apabila materi tersebut tidak terlalu

dimengerti oleh siswa tetapi hanya mengingat-ingat saja. Begitu juga

dengan konsep abstrak yang baru dipahami siswa, konsep tersebut

cenderung mengendap apabila siswa hanya belajar melalui penglihatan

tanpa adanya perbuatan. Oleh sebab itu, dengan penggunaan alat peraga

dalam setiap pembelajaran maka:

 Terciptanya motivasi dalam proses belajar dan mengajar.

 Konsep abstrak dalam matematika tersaji dalam bentuk konkrit

sehingga lebih dapat dipahami oleh siswa.

 Hubungan antara konsep abstrak matematika dengan benda-benda

di alam sekitar akan lebih dapat dipahami.


Alat pengajaran dapat dikelompokkan dalam dua jenis alat pengajaran

yang bersifat umum dan alat pengajaan yang bersifat  khusus.

Ø  Alat pengajaran yang bersifat umum

Yang dimaksudkan dengan jennis ini adalah alat-alat pengajaran yang

penggunaannya berlaku untuk semua mata pelajaran seperti papan tulis

kapur, spidol, dan penggaris.

Ø  Alat pengajaran yang bersifat khusus

Yaitu alat pengajaran yang penggunaanya berlaku khusus untuk mata

pelajaran tertentu,seperti :1. Mikroskop untuk IPA, 2.untuk matematika,

3.Kuas untuk melukis

Syarat dan kriteria media dan alat peraga Menurut E.T Rusefensi beberapa 

persyaratan alat peraga yang dapat digunakan selama proses pembelajaran

antara lain:

1 Tahan lama

2 Bentuk dan warnanya  menarik

3 Sederhana dan mudah dikelola

4 Ukurannya sesuai

5 Dapat menyajikan konsep matematika baik dalam bentuk

real, gambar, atau Diagram


6 Sesuai dengan konsep matematika

7 Dapat memperjelas konsep matematika kadan bukan

sebaliknya

8 Peragaan itu supaya menjadi dasar bagi tumbuhnya konsep

berfikir abstrak bagi siswa

9 Menjadikan siswa belajar aktif dan mandiri dengan

memanipulasi alat peraga

Alat peraga biasanya dipakai untuk membantu siswa dalam memahami

sebuah konsep dasar dalam materi pembelajaran matematika sehingga

memudahkan siswa dalam pemahaman materi dalam ruang lingkup dan

kesukaran yang lebih tinggi. Peragaan untuk konsep dasar digunakan

untuk mempermudah konsep selanjutnya.

Polygon digambarkan dengan menghubungkan titik-titik tengah

atau tanda kelas setiap empat persegi panjang dari histogram frekuensi.

Dengan menghubungkan secara berurutan tanda kelas mulai dari kelas

pertama sampai keatas terakhir, didapatkan grafik histogram. Namun

grafik ini harus tertutup. Hal ini dilakukan dengan menghubungkan tanda

kelas dari kelas pertama dengan pertengahan skala pada sumbu datar

yang berdekatan drngan empat persegi panjang itu. Hal yang sama
dilakukan pula pada kelas yang terakhir, sihingga didapatkan gambar

polygon frekuensi dari hasil tes statistic.

 Menurut Murray R. Spiegel (2004;9), histogram dan polygon

frekuensi adalah dua referesentasi grafis dari distribusi frekuensi.

Sebuah histogram atau histogram frekuensi, terdiri dari sekumpulan 

persegi yang mempunyai (a) alas pada sumbu horizontal (sumbu X),

dengan pusat-pusat yang terletak pada tanda-tanda kelasnya dan panjang

akan sebanding dengan frekuensi-frekuensi kelas. Jika seluruh interval

kelas mempunyai ukuran yang sama, maka tinggi dari persegi panjang

akan sebanding dengan frekuensi kelas, sehingga kita biasanya

menetapkan bahwa tinggi-tinggi tersebut memiliki nilai yang sama,

dengan frekuensi-frekuensi kelas. Jika interval-interval kelas tidak

memiliki ukuran yang sama, maka tinggi-tinggi ini harus disesuaikan.

Polygon Frekuensi adalah suatu grafik berbentuk garis dari frekuensi kelas

yang diplot terhadap tanda kelas. Polygon frekuensi dapat diperoleh

dengan cara menghubungkan titik-titik tengah dari puncak-puncak persegi

panjang pada histogram.


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Polygon adalah rangkaian titik-titik secara berurutan, sebagai

kerangka dasar pemetaan. Untuk kepentingan  kerangka dasar, titik-titik

poligon tersebut harus diketahui atau ditentukan posisinya atau

koordinatnya.

Arah pengukuran poligon tertutup arah pengukuran berlawanan

jarum jam. β4 poligon tertutup arah pengukuran searah jarum  jam pada

setiap pekerjaan poligon tertutup, penting diketahui arah pengukuran

poligon. Pada gambar, arah pengukuran poligon berlawanan dengan

jarum jam.
DAFTAR PUSTAKA

http://miaratnasih.wordpress.com/2014/01/03/Poligion/

http://www.polygonbikes.com/id

Anda mungkin juga menyukai