Anda di halaman 1dari 3

Nama : Beatriks Japa Nuni

NIM : 192214118

UTS Teologi Moral : Rafleksi Kritis

Arti keluarga dalam pandangan gereja katolik secara keseluruhan yang saya baca
yaitu bersatunya dua orang di dalam Kristus, menjadi rekan Allah, mencintai, dan membina
keluarga, serta mau bertanggung jawab sampai pada keturunannya.
Arti keluarga secara lebih jelas dan bertahap, yang pertama mengenai hakikat
berkeluarga.Hakikat keluarga yang pertama mengenai hakikat spiritual dimana dipahami
bahwa Berkeluarga merupakan peristiwa iman, di mana daya rohani sangat berpengaruh di
dalamnya. Manusai laki-laki dan perempuan saling jatuh cinta dengan pandangan bahwa
kuasa ilahi secara rohani menggerakkan dan mempertemukan Pria dan Wanita. Masa pacaran
adalah masa untuk belajar untuk lebih mengenal pasangan dari baik dan buruknya, terbuka
dengan pasangan. Di sini gereja menekankan jatuh cinta adalah karena roh Allah bekerja
membuat keduanya saling tertarik, mau sama mau, dan berpacaran adalah masa
merenungkan, apakah pasangan merupakan pilihan dari Allah? Saya sering melihat melalui
beberapa platform media sosial atau bahkan secara langsung bagaimana orang memaknai
pacaran.Pacaran untuk senang-senang atau agar tidak diledek jomblo, atau bertemu
seseorang, jauh cinta, pacaran , berakhir putus, cari lagi. Melalui ceramah seorang pendeta
melalui youtube, bahwa seringkali beberapa pasangan terlalu fokus mencintai tanpa peduli
akan prinsip lebih mengenal dan terbuka dengan pasangannya, bagaimana sifat pasangan,
bagaimana ia memperlakukan keluarganya, bagaimana cara ia bertanggung jawab, sehingga
terkadang salah dalam mengambil langkah apakah sudah siap menikah atau belum. Padahal
ini merupakan moment yang harus digunakan pasangan untuk mengenal lebih dengan
mengandalkan Tuhan. Meminta petunjuk Tuhan, apakah yang menjadi pacar adalah memang
yang terbaik, yang disiapkan oleh Tuhan?. Ketika mengalami kegagalan dalam masa
persiapan ini, manusai janganlah terlarut dalam kesedihannya, merasa bahwa terlalu buruk
untuk sebuah hubungan. Dalam hakikat spiritual, manusia diharapkan merasa bahwa
kegagalan berarti sedang dipersiapkan yang lebih baik. Tuhan mencintai umat-Nya, Ia ingin
manusia menemukan cintanya, bukan terjerumus ke dalam sesuatu yang dipandang sebagai
cinta oleh manusia. Jadi intensitas cinta pada masa persiapan terarah pada keterbukaan dan
pengenalan akan rencana kasih Allah sendiri atas diri mereka. Tetapi bahwa pernikahan
bukanlah kewajiban setiap orang. Semua orang berhak menentukan pilihan apakah menikah
atau tidak. Ini adalah panggilan setiap orang, sebagai biarawan/I, berkeluarga, atau hidup
selibat sebagai awam biasa.

hakikat berikutnya adalah hakikat sosial bahwa pernikahan adalah persekutuan hidup
dan cinta serta nilai sosial dan legal. Saya tertarik akan pembahasan mengenai persekutuan
hidup dan cinta bahwa pernikahan harus dilandasi oleh cinta, karena cinta yang bisa
mempertahankan pernikahan, mencintai pasangan, mencintai anak, dan melindungi mereka.
Saya pernah membaca novel dan juga sering mendengar mengenai pernikahan kontrak atau
pernikahan di atas kertas(kontrak) tanpa adanya cinta. Ini biasanya terjadi karena tuntutan
keluarga atau sekitarnya mengenai pernikahan, tuntutan akan pewaris atau keturunan yang
menyebabkan beberapa orang memilih menikah kontrak karena belum menemukan cinta
mereka. Pilihan seperti ini adalah salah. Dalam gereja katolik, pernikahan tujuannya untuk
kesejahteraan suami dan istri, termasuk kesejahteraan psikologis. Pernikahan kontrak dengan
target waktu ditentukan akan membuat pasangan bercerai nantinya dan dianggap zinah ketika
ia bersama orang lain. Cinta itu penting, cinta membuat kita sebagai pasangan menghindari
yang namanya kekerasan dalam rumah tangga, sikap mau menang sendiri. Karena cinta
mengajarkan bagaimana kita mau berkorban seperti yang diajarkan Yesus, mengalah dan
penuh akan kasih. Itulah mengapa saya setuju bahwa cinta perlu ada dalam sebauah
pernikahan. Suami dan istri masing-masing menjadi bagian satu terhadap yang lain, menjadi
garwa atau sigaraning nyawa yang artinya menjadi belahan jiwa.

Cinta kasih sebagai dasar, semangat, dan tujuan perkawinan. Cinta antara pria dan
wanita dimengerti sebagai hubungan yang bersifat pribadi, salah satunya yang menyangkut
seks. Tuhan menciptakan manusia serupa dengan-Nya dan menjadi partner kerja-Nya.
sehingga saya setuju mengenai orientasi seksual suami dan istri harus ditempatkan dalam
konteks memenuhi martabatnya dan sebagai rekan kerja Allah. Seks bertujuan menghasilkan
keturunan, turut menciptakan manusia baru. Wajar jika banyak orang bersedih ketika sudah
lama menikah dan belum dikaruniai anak. Ada orang yang tetap berpasrah kepada Tuhan
karena yakin akan waktu Tuhan mempercayakan tugas sebagai partner-Nya untuk
mengasilkan keturunan (manusia baru), namun ada orang yang merasa minder dengan
keluarganya ataupun orang sekitarnya.
saya tertarik bahwa sebenarnya seks sebagai ungkapan cinta yang eksklusif antara
pasangan suami istri, untuk mencapai kebahagian rumah tangga. Ditekankan bahwa untuk
suami dan istri, namun di jaman yang semakin berkembang dan maju ini, seks dianggap
sebagai sebuah pengalaman. Berpacaran, saling memuji dengan ungkapan cinta, merasa
paling dicintai, dan mempercayakan pengalaman pertama dengan seseorang yang menjadi
pacar. Saya tidak berpendapat bahwa seseorang yang sudah pernah melakukannya padahal
belum terikat dalam pernikahan adalah orang yang salah. Korban pemerkosaan misalnya,
mereka seringkali dianggap salah(suka menggoda) oleh masyarakat walaupun adalah korban.
Mereka tak punya pilihan ketika hal itu terjadi. Namun yang melakukannya karena sadar dan
mau, mereka masih memiliki pilihan. Bebas memilih sebagai ciptaan Allah, melanjutkan atau
tidak melanjutkan.

Keluarga kristiani adalah mereka yang membentuk persekutuan-persekutuan pribadi,


monogam dan tak terceraikan, keluarga adalah “gereja mini”. Dalam ciri keluarga adalah
gereja mini berarti harus rukun iman. Dalam misi keluarga di dunia, ayah dan ibu
mengajarkan anak wawasan dasar mengenai iman melalui kebiasaan doa bersama, ajaran
tentang kasih, mengenalkan bagaimana berdoa yang baik seperti yang diajarkan Tuhan
Yesus, membawa keluarga ke gereja, dan mengajarkan untuk lebih mendalam misalnya
dengan membiasakan anak memimpin doa rosario.
Terakhir mengenai persoalan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) menurut gereja.
“Akan tetapi tidak di mana-mana martabat lembaga itu sama-sama berseri semarak, sebab
disuramkan oleh poligami, malapetaka perceraian, apa yang disebut percintaan bebas, dan
cacat-cedera lainnya. Selain itu cinta perkawinan cukup sering dicemarkan oleh cinta diri,
gila kenikmatan dan ulah-cara yang tidak halal melawan timbulnya keturunan. Kecuali itu
situasi ekonomis, sosio-psikologis dan kemasyarakatan dewasa ini menimbulkan gangguan-
gangguan yang tak ringan terhadap keluarga” (GS. No. 47).

Menurut saya inilah yang menjadi bukti bahwa menikah bukan merupakan
konsekuensi dari tuntutan sosial atau hal lainnya. Menikah bukan katika seorang lelaki
mencintai perempuan lalu mengajaknya menikah. dari pernyataan di atas, menikah berarti
mengenai kedewasaan. Ketika seseorang sudah bisa bersikap dewasa, menempatkan KDRT
dalam konflik rumah tangga sangat minim terjadi bahkan tidak akan terjadi. Ketika menikah
karena benar-benar sudah siap dan sudah memikirkan konsekuensi hidup dalam pernikahan
maka akan terhindar dari penyebab terjadinya KDRT. Tidak ada pandangan bahwa pria dan
wanita berada pada posisi yang tidak setara, tidak ada pandangan keliru bahwa laki-laki lebih
tinggi kodtarnya dari perempuan, atau tidak menganggap bahwa KDRT memang merupakan
bagian dari konflik intern rumah tangga. Suami tidak akan memukul istrinya, tidak ada
kekerasan psikis terhadap suami/istri, tidak ada kekerasan seksual, yang pastinya tidak ada
kekerasa ekonomi.
Sebagai seseorang yang sudah mempelajari materi tentang keluarga dalam pandangan
gereja katolik, saya menjadi mengerti seperti apa keluarga seharusnya, bagaimana menyikapi
dengan melibatkan Tuhan, dan bagaimana sebagai anak saya juga harus turut dalam
mewujudkan ciri keluarga sebagai gereja mini.

Anda mungkin juga menyukai