Anda di halaman 1dari 3

NAMA : FIRYAL RIFDAH RACHMAN

NIM : 1202060029
KELAS : 3A PENDIDIKAN BIOLOGI

Resume Fase Pergiliran Keturunan (Metagenesis)


Tumbuhan Berbiji (Spermatophyta)

Sebagaimana kita ketahui bahwa tumbuhan lumut didominasi oleh fase gametofit,


sedangkan tumbuhan paku didominasi oleh fase sporofit. Pada tumbuhan berbiji
(Spermatophyta), fase yang dominan adalah fase sporofit. Tetapi berbeda dengan tumbuhan
paku yang gametofitnya (protalium) masih dapat dilihat dengan mata telanjang, gametofit
pada sebagian besar tumbuhan berbiji adalah mikroskopis. Reduksi ini sangat penting dalam
evolusi tumbuhan berbiji, karena membuat gametofit dapat dilindungi oleh sporofit (pohon
yang kita lihat adalah fase sporofit). Untuk lebih jelasnya berikut pergiliran ketununan
(metagenesis) tumbuhan berbiji (Spermatophyta), yaitu tumbuhan berbiji tertutup
(Angiospermae) dan tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae).

A. Tumbuhan Berbiji Tertutup (Angiospermae)


Dalam siklus hidupnya, tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) akan dimulai
ketika inti sel kelamin jantan dan sel kelamin betina bersatu untuk membentuk zigot, yang
kemudian akan tumbuh dan berkembang menjadi tumbuhan Angiospermae dewasa.
Tumbuhan Angiospermae akan melalui dua tahapan generasi, yaitu generasi gametofit dan
generasi sporofit. Pergiliran generasi ini disebut sebagai metagenesis.

Berikut fase gametofit dan sporofit tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) :


1. Fase Gametofit
Fase gametofit dimulai ketika serbuk sari menempel pada kepala putik dan
membentuk buluh serbuk sari. Di Dalam buluh serbuk sari terdapat 3 inti sel, yaitu inti
vegetatif, inti generatif I dan inti generatif II yang masing-masing bersifat haploid. Sementara
pada bagian pangkal putik terdapat ovarium atau bakal buah. Di dalam bakal buah, terdapat
bakal biji yang mengandung 1 sel telur, 2 sel sinergid, 2 inti kandung lembaga sekunder, dan
3 sel antipoda. 
Inti generatif I yang haploid akan berfusi dengan inti sel telur, sehingga membentuk
zigot diploid. Sementara inti generatif II akan berfusi dengan inti kandung lembaga sekunder
untuk membentuk endosperm yang triploid. Hasil dari proses fertilisasi tersebut akan tumbuh
dan membentuk buah yang memiliki biji.

2. Fase Sporofit
Bila biji jatuh di tempat yang mendukung, mereka kemudian tumbuh menjadi tumbuhan
baru, yang akan memiliki akar, batang, daun, dan pada suatu saat terbentuk bunga. Tumbuhan
Angiospermae dewasa bersifat diploid dan dikenal dengan generasi sporofit (penghasil
spora).

B. Tumbuhan Berbiji Terbuka (Gymnospermae)


Sama halnya dengan Angiospermae, tumbuhan dari jenis Gymnospermae juga
mengalami metagenesis atau pergiliran generasi. Dua fase atau generasi yang akan mereka
lewati adalah fase gametofit dan fase sporofit.
Berikut fase sporofit dan gametofit pada tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) :
1. Fase Sporofit
Tanaman Gymnospermae diploid dewasa, akan berfotosintesis dan menghasilkan
strobilus jantan (penghasil serbuk sari) dan strobilus betina (penghasil ovum) yang akan
berkembang pada tumbuhan yang sama (berumah satu) atau tumbuhan berbeda (dioecious).
Ketika berada di tanaman yang sama, Strobilus betina akan diproduksi di bagian atas cabang,
sedangkan strobilus jantan penghasil serbuk sari bisa ditemukan di bagian bawah. Sporofil
strobilus jantan mengandung mikrospora, sedangkan sporofil betina membentuk megaspora.
Keduanya akan berperan penting pada fase atau generasi berikutnya yaitu gametofit.

2. Fase Gametofit
Mikrospora akan menghasilkan serbuk sari (gametofit jantan) setelah menjalani
meiosis. Demikian pula, megaspora yang dibawa oleh strobilus yang berovulasi berkembang
menjadi megagametofit (gametofit betina). Kedua gametofit ini hanya memiliki umur yang
singkat, dan diakhiri dengan produksi sel sperma oleh gametofit jantan dan sel telur oleh
gametofit betina.Mereka bergantung pada tanaman sporofit untuk nutrisi. Gametofit betina
tetap melekat hingga pembuahan terjadi dan benih menyebar.
Proses penyerbukan Gymnospermae terjadi melalui angin dan bahan alami. Butir
serbuk sari yang mengandung sel sperma akan dibawa ke gametofit betina dari sel telur yang
berovulasi, melalui angin atau serangga, serbuk sari ini akan menyebar. Yang pada akhirnya
akan membentuk tabung serbuk sari.
Tabung serbuk sari mengirimkan sel sperma untuk membuahi sel telur, menghasilkan
sporofit dan dibungkus dalam biji berbentuk embrio. Ketika kondisi yang menguntungkan
tiba, benih akan disebarkan melalui angin dan hujan. Mereka menyebar ke berbagai tempat,
di mana sporofit berkecambah dan berkembang menjadi tanaman baru.
Jadi, siklus hidup Gymnospermae dimulai dengan tanaman induk penghasil spora,
yang bergantian dengan generasi gametofit dengan durasi yang singkat, dan kemudian akan
kembali ke fase sporofit. 

Anda mungkin juga menyukai