mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa Indonesia. Sejarah Sumpah Pemuda
dibacakan pada tangggal 28 oktober 1928 hasil rumusan dari rapat Pemuda-pemudi atau Kongres
Pemuda II Indonesia yang hingga kini setiap tahunnya menjadi momentum diperingati sebagai Hari
Sumpah Pemuda.
"Itu jika dipandang dari zaman sekarang, karena arti sebenarnya dari
Sumpah Pemuda adalah sebuah janji dan komitmen yang diikrarkan
oleh pemuda pada zaman itu untuk mencapai cita-cita bangsa Indonesia, yaitu
merdeka.
RENGASDENGKLOK
Pada saat pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, pada saat itu peran
pemuda adalah mengamankan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia
dengan tujuan agar tidak diperalat atau dipengaruhi oleh pihak Jepang dan Sekutu
dalam memproklamasikan Indonesia. Selain itu, ada juga peristiwa Rengasdengklok
yang terjadi karena adanya perbedaan pendapat antara golongan tua dan golongan
muda.
“Hal yang harus kita ilhami pada saat ini ialah kita harus mampu
mengimplementasikan nilai dasar perjuangan tersebut. Pertama adalah
tekat, kemudian pendidikan, keberanian, gotong royong dan kecintaan
terhadap Indonesia yang kekal dan abadi. Dengan seperti itu, Indonesia
akan menjadi negara yang adil dan lebih beradab,” jelas Mahasiswa
Fakultas Hukum tersebut.
REFORMASI
“Berikan aku seribu orangtua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya.
Berikan aku sepuluh pemuda, niscaya akan kuguncang dunia!”
Kutipan dari Bung Karno tersebut mungkin sudah tidak asing di telinga
kamu ‘kan? Sejak dulu, kehadiran pemuda memang dianggap dapat membawa
perubahan, termasuk peran pemuda dalam pergantian pemerintah orde baru ke
reformasi. Di masa itu, banyak pemuda yang tidak setuju dengan sebagian
kebijakan pemerintah. Alhasil, di tahun 1998, terjadi protes besar-besaran dari
pemuda dan mahasiswa. Untuk tahu bagaimana pemuda berperan di masa
perubahan orde baru ke reformasi, simak baik-baik artikel ini, Squad!
Pemerintahan masa orde baru berlangsung hingga 32 tahun, tepatnya dari tahun
1966 hingga 1998. Ada berbagai kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah masa
orde baru. Meski ada sebagian yang baik untuk kelangsungan Bangsa Indonesia,
ada juga kebijakan yang dianggap tidak memihak pada rakyat.
Peristiwa tersebut tidak membuat semangat mahasiswa surut, dan justru menyulut
adanya demonstrasi yang lebih besar pada 13-14 Mei 1998. Di Jawa Tengah,
mahasiswa menduduki kantor DPRD Jawa Tengah dan memaksa para wakil rakyat
untuk turut dalam aksi keprihatinan. Selain di Jawa Tengah, kerusuhan juga terjadi
di wilayah Indonesia lainnya, termasuk Jakarta. Aksi tersebut diperparah dengan
penjarahan di berbagai belahan Jakarta.
Meski kepemimpinan Orde Baru saat itu sudah berganti, bukan berarti
permasalahan selesai. Pada November 1998 pemerintahan transisi Indonesia
mengadakan Sidang Isti mewa untuk membahas agenda pemerintahan serta
Pemilu.