Anda di halaman 1dari 4

TUGAS INDIVIDU 6

PENDIDIKAN KONSERVASI

Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Priyantini Widiyaningrum, M. S
Disusun Oleh :
Lintang Agmahira Sutopo
4101420059
Pendidikan Matematika

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


2021
DUGDERAN

Dugderan adalah festival yang menandai awal Puasa Ramadlan. Keramaian yang teramat
meriah, turun temurun telah dilakukan sejak masa pemerintahan Bupati Kyai Raden Mas
Tumenggung (KRMT) Purbaningrat. Salah satu yang menarik dari tradisi Bulan Ramadhan
khas Semarang ini adalah adanya Warak Ngendok sebagai simbol tradisi ini.

Istilah Dugderan merupakan onomatope dari suara bedug (Dug) Masjid Besar Kauman yang
dipukul berulang-ulang. Untuk menandai datangnya bulan Ramadhan, suara bedug tersebut
biasa disertai suara Mercon/ Meriam (Der). Perpaduan istilah dari suara tersebutlah yang
mengawali penamaan tradisi ini.

Prosesi Dugderan biasanya terdiri dari tiga agenda. Diawali Pasar Dugderan selama satu
bulan penuh mulai siang hingga malam. Selanjutnya dilakukan prosesi ritual pengumuman
Awal Bulan Ramadhan dan disusul Kirab Budaya Dugderan, mulai dari halaman Balai Kota
Semarang.

Tradisi Dugderan di Semarang Jawa Tengah diketahui telah berkembang sejak tahun 1881 M
di zaman Pemerintahan Bupati KRMT Purbaningrat. Diselenggarakan tepat sehari menjelang
Bulan Ramadlan setelah Ashar. Permulaan tradisi ini ditandai pemukulan Bedug Masjid
Besar Kauman yang disusul dengan penyulutan meriam di halaman kabupaten Kanjengan.
Tradisi ini semakin ramai karena diikuti oleh berbagai kalangan.

 Warak Ngendog

Warak Ngendog merupakan kreativitas budaya lokal yang menjadi maskot dalam
tradisi ritual Dugderan masyarakat Kota Semarang. Warak Ngendog menjadi pusat
perhatian dalam setiap prosesi ritual tahunan untuk menyambut sehari sebelum
datangnya bulan suci Ramadan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota
Semarang. Warak Ngendog ini dikirab keliling kota dengan mendapat sambutan yang
antusias dari warga masyarakat.

Warak Ngendog merupakan hewan mitologi yang menjadi simbol persatuan tiga etnis
terbanyak yang ada di Semarang. Simbol itu terlihat dari tubuh Warak Ngendog itu
sendiri. Bagian tubuh dari makhluk ini dipercaya menggunakan tubuh daru buraq
yang merupakan makhluk yang dipercayai oleh umat Islam di seluruh dunia.

Selanjutnya bagian dari kaki melambangkan hewan kambing yang berasal dari Jawa.
Terakhir bagian kepala dari Warak Ngendog berasal dari hewan naga. Seperti yang
kita tahu semuanya kala naga menjadi simbol dari masyarakat Tionghoa. Gabungan
dari tiga hewan ini semakin mengukuhkan persatuan etnis di Semarang sehingga
konflik berbau SARA bisa dihindari.
 Upaya Melestarikan Tradisi Dugderan
1. Melakukan/Mengadakan Kegiatan Festival Kebudayaan Secara Konsisten.
Tradisi Dugderan dilakukan dengan rutin tiap tahunnya agar
keberadaannya bisa tetap terjaga, bahkan dengan rutin melakukan tradisi
ini secara konsisten, bisa memunculkan semangat dalam menjaga dan
melestarikan Tradisi Dugderan.
2. Dijadikan Fim Dokumenter.
Karya seni berupa film dokumenter merupakan salah satu sarana untuk
melestarikan kebudayaan dan memperkenalkan budaya di Kota Semarang.
Melalui karya dokumenter ini, berharap dapat memberikan gambaran
nilai-nilai budaya pada Tradisi Dugderan dan kehadiran Warak Ngendog
sebagai salah satu warisan budaya sekaligus sebagai aset untuk
diperkenalkan kepada khalayak luas. Sebuah karya dokumenter tentang
tradisi dengan menampilkan ritual turun temurun mempresentasikan
ketidakfahaman masyarakat mengenai makna nilai - nilai pada tradisi
Dugderan dan Warak Ngendog. Nilai-nilai budaya dalam tradisi Dugderan
serta Warak Ngendog perlu diketahui oleh masyarakat luas pada
umumnya dan generasi muda khususnya, agar generasi muda mengetahui
bahwa nilai-nilai budaya Indonesia ada di setiap daerah dan merupakan
bagian dari kepribadian bangsa.
3. Menanamkan Rasa Cinta Terhadap Tradisi Dugderan Pada Masyarakat.
Memiliki Menghargai dan bangga terhadap Tradisi Dugderan ini dapat
menjaga eksistensi dugderan.
4. Promosi Kebudayaan
Mempromosikan Tradisi Dugderan secara nasional dan Internasional
melalui berbagai media. Salah satunya melalui jejaring sosial, yang saat ini
banyak digunakan.

Anda mungkin juga menyukai