Anda di halaman 1dari 2

1.

Strategi Pembelajaran
Lebih Berifat Konseptual Untuk Mencapai Suatu Tujuan Pembelajaran.
Metode Pembelajaran
Menekankan Pada Cara Yang Digunakan Guru Untuk Mengimplementasikan Rencana Yang
Sudah Disusun Dalam Bentuk Kegiatan Nyata Dan Praktis Untuk Mencapai Tujuan
Pembelajaran.
Teknik Pembelajaran
Lebih Mengarah Pada Implementasi Metode Secara Spesifik Dan Teknis.

Dari 3 Yang Di Atas Yang Sangat Penting Berperan Dalam Pembelajaran Adalah Metode
Yang Di Gunakan Oleh Seorang Guru. Karena Dari Pengalaman Membuktikan Bahwa
Kegagalan Seorang Guru Itu Terdapat Dari Pemilihan Metode Yang Di Sampaikannya, Oleh
Karena Itu Dapat Di Pahami Bahwa Metode Adalah Cara Yang Sangat Strategis Dan Penting
Dalam Belajar Mengajar.
2. 1. Pendekatan Psikologis
Yang Tekanannya Diutamakan Pada Dorongan-Dorongan Yang Bersifat Persuasif Dan
Motivatif. Suatu Hal Yang Baru, Kognitif (Daya Untuk Berkemauan Keras) Dan Efektif
(Kemampuan Yang Menggerakkan Daya Emosional). Kedua Daya Psikis Tersebut
Dikembangkan Dalam Ruang Lingkup Penghayatan Dan Pengamalan Ajaran Agama Di
Mana Faktor-Faktor Pembentukan Kepribadian Yang Berproses Melalui Individualisasi Dan
Sosialisasi Bagi Hidup Dan Kehidupannya Menjadi Titik Sentral Perkembangannya.

2. Pendekatan Sosial Kultural


Yang Ditekankan Pada Usaha Pengembangan Sikap Pribadi Dan Sosial Sesuai Dengan
Tuntutan Masyarakat, Yang Berorientasi Pada Kebutuhan Hidup Yang Semakin Maju Dalam
Berbudaya Dan Berperadaban. Hal Ini Banyak Menyentuh Permasalahan-Permasalahan
Inovasi Ke Arah Sikap Hidup Yang All Plastis (Bersifat Membentuk Lingkungan Sesuai
Dengan Ide Kebudayaan Modern Yang Dimilikinya), Bukannya Bersifat Auti Plastis (Hanya
Sekadar Menyesuaikan Diri Dengan Lingkungan Yang Ada).

3. Pendekatan Religius
Suatu Pendekatan Yang Membawa Keyakinan (Akidah) Dan Keimanan Dalam Pribadi Anak
Didik Yang Cenderung Ke Arah Konferhensif Intensif Dan Ekstensif (Mendalam Dan
Meluas). Pandangan Yang Demikian, Terpancar Dari Sikap Bahwa Segala Ilmu Pengetahuan
Itu Pada Hakikatnya Adalah Mengandung Nilai Ke-Tuhanan. Sikap Yang Demikian Harus
Diinternalisasikan (Dibentuk Dalam Pribadi) Dan Dieksternalisasikan (Dibentuk Dalam
Kehidupan Di Luar Diri Pribadinya).

4. Pendekatan Historis
Yang Ditekankan Pada Pengembangan Pengetahuan, Sikap, Dan Nilai Keagamaan Melalui
Proses Kesejahteraan. Dalam Hubungan Ini Penyajian Serta Faktor Waktu Secara Kronologis
Menjadi Titik Tolak Yang Dipertimbangkan Dan Demikian Pula Faktor Keteladanan Yang
Merupakan Proses Identifikasi Dalam Rangka Mendorong Penghayatan Pengamalan Agama.

5. Pendekatan Komparatif
Yaitu Pendekatan Yang Dilakukan Dengan Membandingkan Dengan Suatu Gejala Sosial
Keagamaan Dengan Hukum Agama Yang Ditetapkan Selaras Dengan Situasi Dan Zamannya.

6. Pendekatan Filosofis
Yaitu Pendekatan Yang Berdasarkan Tinjauan Atau Pandangan Falsafah. Pendekatan
Demikian Cenderung Kepada Usaha Mencapai Kebenaran Dengan Memakai Akal Atau
Rasio. Pendekatan Filosofis Sering Dipergunakan Sekaligus Dengan Pola-Pola Berpikir Yang
Rasional Dan Membandingkan Dengan Pendapat-Pendapat Para Ahli Filsafat Dalam Kurun
Zaman Tertentu Beserta Aliran Falsafahnya.

Saya Dapat Menyimpulkan Bahwa Sistem Pendekatan Metologis Adalah Hal Yang Sangat
Penting Diterapkan Di Pondok Pesantren. Pembentukan Kepribadian Para Santri Yang
Dilakukan Melalui Individualisasi Dan Pendalaman Agama Yang Dikembangkan Melalui
Pendekatan Psikologis, Sosial Kultural, Religius, Historis, Komparatif, Dan Filosofis Akan
Sejalan Dengan Proses Perkembangan Yang Dijalani Melalui Pengalaman Yang Diperoleh
Setiap Santri Secara Bertahap.
3. A. Prinsip Prioritas
Dalam Pembelajaran Bahasa Arab, Ada Prinsip-Prinsip Prioritas Dalam Penyampaian Materi
Pengajaran, Yaitu:
a. Mengajarkan Mendengar, Dan Bercakap Sebelum Membaca Dan Menulis.
b. Mendahulukan Mengajarkan Struktur Kalimat/Nahwu, Baru Kemudian Masalah Sharaf/
Kata Struktur.
c. Mengajarkan Kata-Kata Terdekat Dengan Kehidupan Sehari-Hari, Sebelum Kata-Kata
Yang Jauh Dan Asing Dalam Kehidupan Sehari-Hari.
d. Mengajarkan Bahasa Sebagiamana Penutur Bahasa Aslinya.

4. -Menyajikan Konsep-Konsep Esensial (Materi Penting) Dalam Pembelajaran Secara Menarik.


-Menstimulasi Siswa Atau Peserta Didik Untuk Mengajukan Masalah Dan Pertanyaan.
-Memberikan Tugas-Tugas Belajar Yang Menantang.
-Memberikan Kesempatan Kepada Peserta Didik Untuk Saling Berinteraksi.

5. A. Pembelajaran Naẓariyah Al-Wahdah Dalam Bahasa Arab


Naẓariyah Al-Wahdah Dalam Pembelajaran Bahasa Arab Merupakan Suatu Teori Yang
Memandang Bahwa Bahasa Adalah Satu Kesatuan Yang Saling Terkait, Bukan Sebagai
Bagian Yang Terbagi Kepada Beberapa Cabang Yang Terpisah (Ibrahim, 1990: 50).
Naẓariyah Al-Wahdah (All In One System) Memandang Bahasa Sebagai Bahasa, Bahasa
Merupakan Alat Komunikasi Antara Manusia, Hal Ini Merupakan Suatu Keutuhan Dan
Kebulatan, Kait Mengait Atau Saling Berhubungan. Dalam Kesusasteraan Klasik Islam, Teori
Ini Pernah Diperkenalkan Oleh Abul Abbas (826-898) Dalam Kitabnya Al-Kamil. Teori
Wahdah Menurutnya Tidak Membenarkan Pengkhususan Jam-Jam Pelajaran Khusus Untuk
Suatu Cabang Ilmu Bahasa (Busyairi Madjidi, 1994: 10). Menurut Teori Ini Semua Aspek-
Aspek Bahasa Diajarkan Pada Waktu Yang Bersamaan Dan Tidak Terpisah-Pisah Antara
Satu Aspek Dengan Aspek Yang Lainnya. Pembelajaran Bahasa Dilaksanakan Dengan
Menyajikan Suatu Topik, Kemudian Dari Topik Tersebut

Anda mungkin juga menyukai