Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN PUSAT


Dosen Pengampu : Arik Susbiyani,Dr. M.Si

Disusun oleh:

Fiyan Wahyuni (1710421037)


Khairatun Nisa (1710421038)
Arista Aprilia (1710421039)
Ramadhana (1710421040)
Anistiana Amaliyatus Sholeha (1710421042)
Lisa Wahyu (1710421068)

PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2020
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Sistem Akuntansi Pemerintahan Pusat  ini
tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Akuntansi Sektor Publik. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Sistem Akuntansi Pemerintahan Pusat   bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Arik Susbiyani,Dr. M.Si , selaku Dosen mata kuliah
Akuntansi Sektor Publik yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Jember,29 November 2020


 
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..............................................................................................................2
Daftar Isi........................................................................................................................3
BAB I Pendahuluan.........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................4
BAB II Pembahasan........................................................................................................5
2.1 Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP).....................................................5
2.1.1 Tujuan SAPP............................................................................................5
2.1.2 Dasar Hukum SAPP.................................................................................5
2.1.3 Ciri-ciri Pokok SAPP...............................................................................5
2.2 Subsistem SAPP.................................................................................................6
2.3 Prinsip Akuntansi Pemerintah Indonesia.........................................................10
BAB III Penutup............................................................................................................12
3.1 Kesimpulan......................................................................................................12
Daftar Pustaka.............................................................................................................13
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem akuntansi pemerintah pusat (SAPP) adalah serangkaian prosedur, baik manual maupun
terkomputerisasi, muai dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan
pelaporan posisi keuangan dan oprasi keuangan pemerintah pusat.
Ruang lingkup SAPP adalah pemerintah pusat (dalam hal ini lembaga tinggi negara dan
lembaga eksekutif) serta pemda yang mendapatkan dana dari APBN (terkait dana deskonsentrasi
dan tugas pembantuan) sehingga tidak dapat diterapkan untuk lingkungan pemda atau lembaga
keuangan negara.
Peraturan mentri keuangan ini berlaku untuk seluruh unit organisasi pada pemerintah pusat.
Dan unit akuntansi pada pemerintah daerah dalam rangka pelaksanaan deskonsentrasi dan/atau
tugas pembantuan dan perhitungan. sistem akuntansi pemerintah pusat memiiki tujuan dan
karakteristik untuk mencapai tujuannya.
Kemudian, Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) disampaikan kepada DPR sebagai
pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBN. Sebelum disampaikan kepada DPR, LKPP tersebut
diaudit terlebih dahulu oeh pihak BPK.
Komponen laporan keuangan pemerintah berbasis akrual terdiri dari:
1. Laporan pelaksanaan anggaran, yang terdiri dari laporan realisasi anggaran dan laporan
perubahan saldo anggaran lebih.
2. Laporan finansial, yang terdiri dari neraca, laporan oprasional, disusun untuk melengkapi
pelaporan dan siklus akuntansi berbasis akrua sehingga penyusunan laporan oprasional,
laporan perubahan ekuitas dan neraca mempunyai kekuatan yang dapat
dipertanggungjawabkan.
3. Catatan atas laporan keuangan, sistem akuntansi pemerintahan pusatterdapat dua
subsistem yaitu, Sistem Akuntansi Bendahara Umum Negara (SA-BUN) dilaksanakan
oleh Kementrian Keuangan seaku BUN dan Pengguna Anggaran Bagian Anggaran
Pembiyaan dan Penghitungan (BAPP). Dan juga Sistem Akuntansi Instansi (SAI)
dilaksanakan oleh Kementrian Negara/Lembaga Dalam Pelaksanaan SAI, Kementrian
Negara/Lembaga membentuk unit akuntansi keuangan dan unit akuntansi barang.
Dalam menjelaskan tentang sistem akuntansi dan Lporan Keuangan Pemerintah Pusat, Mentri
Keuangan mengeluarkan peraturan PMK 171 tahun 2007 yang teah diubah dengan PMK 233
tahun 2011 demi penyempurnaan peraturan peraturan yang telah dikeluarkan sebelumnya.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apakah yang dimaksud dengan sistem akuntani pemerintah pusat?
b. Apasaja subsistem akuntansi pemerintah pusat?
c. Bagaimana mekanisme sistem akuntansi pemerintah pusat?

1.3 Tujuan penulisah


a. Untuk mengetahui sistem akuntansi pemertintah pusat.
b. Untuk mengetahui subsistem akuntansi pemerintah pusat.
c. Untuk mengetahui mekanisme sistem akuntansi pemerintah pusat.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP)


Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP) adalah serangkaian prosedur manual maupun yang
terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan pelaporan
posisi keuangan dan operasi keuangan Pemerintah Pusat.
Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP) berlaku untuk seluruh unit organisasi Pemerintah
Pusat dan unit akuntansi pada Pemerintah Daerah dalam rangka pelaksanaan Dekonsentrasi dan/atau
Tugas Pembantuan serta pelaksanaan Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan. Sedangkan Yang tidak
termasuk dalam ruang lingkup SAPP adalah :
1. Pemerintah Daerah (sumber dananya berasal dari APBD)
2. Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah yang terdiri dari :
a. Perusahaan Perseroan, dan
b. Perusahaan Umum.
c. Bank Pemerintah dan Lembaga Keuangan Milik Pemerintah

2.1.1 Tujuan Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat


Sistem Akuntansi Pemerintahan Pusat (SAPP) bertujuan untuk :
1. Menjaga aset Pemerintah Pusat dan instansi-instansinya melalui pencatatan, pemprosesan dan
pelaporan transaksi keuangan yang konsisten sesuai dengan standar dan praktek akuntansi yan
diterima secara umum.
2. Menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu tentang anggaran dan kegiatan keuangan
Pemerintah Pusat, baik secara nasional maupun instansi yang berguna sebagai dasar penilaian
kinerja, untuk menentukan ketaatan terhadap otorisasi anggaran dan untuk tujuan akuntabilitas.
3. Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang posisi keuangan suatu instansi dan
Pemerintah Pusat secara keseluruhan.
4. Menyediakan informasi keuangan yang berguna untuk perencanaan, pengelolaan dan
pengendalian kegiatan dan keuangan pemerintah secara efisien.

2.1.2 Dasar Hukum Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat


Penyelenggaraan sistem akuntansi pemerintah pusat memiliki beberapa dasar hukum sebagai
berikut:
1. Keputusan Presiden RI No. 17 Tahun 2000, khususnya Bab VI tentang Pertanggungjawaban
Pelaksanaan Anggaran.
2. Keputusan Menteri Keuangan No. 476/KMK.O1/1991 tanggal 24 Mei 1991 tentang Sistem
Akuntansi Pemerintah.
3. Keputusan Menteri Keuangan RI No. 1135/KMK.O1/1992 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Badan Akuntansi Keuangan Negara (BAKUN)
4. Surat Menteri Keuangan RI No. S-984/KMK.018/1992 perihal Pengesahan Daftar Perkiraan
Sistem Akuntansi Pemerintah

2.1.3 Ciri-ciri Pokok Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat


Sistem akuntansi pemerintah pusat memiliki ciri-ciri pokok, antara lain sebagai berikut:
1. Basis Akuntansi
Cash toward Accrual. Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah
adalah basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam Laporan
Realisasi Anggaran dan basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dalam
neraca.
Basis Kas adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya
pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Basis akrual adalah basis akuntansi yang
mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi atau peristiwa itu
terjadi, tanpa memperhatikan saat kas ata setara kas diterima atau dibayar.
2. Sistem Pembukuan Berpasangan
Sistem Pembukuan Berpasangan didasarkan atas persamaan dasar akuntasi yaitu : Aset =
Kewajiban + Ekuitas Dana. Setiap transaksi dibukukan dengan mendebet sebuah perkiraan dan
mengkredit perkiraan yang terkait.
3. Dana Tunggal
Kegiatan akuntansi yang mengacu kepada UU-APBN sebagai landasan operasional. Dana
tunggal ini merupakan tempat dimana Pendapatan dan Belanja Pemerintah
dipertanggungjawabkan sebagai kesatuan tunggal.
4. Desentralisasi Pelaksanaan Akuntansi
Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan di instansi dilaksanakan secara berjenjang oleh
unit-unit akuntansi baik di kantor pusat instansi maupun di daerah.
5. Bagan Perkiraan Standar
SAPP menggunakan perkiraan standar yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan yang berlaku
untuk tujuan penganggaran maupun akuntansi.
6. Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)
SAPP mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) dalam melakukan pengakuan,
penilaian, pencatatan, penyajian, dan pengungkapan terhadap transaksi keuangan dalam rangka
penyusunan laporan keuangan.

2.2 SubSistem Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat


Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP) terbagi menjadi dua subsistem, yaitu :
1. Sistem akuntansi Pusat (SiAP)
Merupakan bagian SAPP yang dilaksanakan oleh Direktorat Informasi dan Akuntansi
(DIA) yang akan menghasilkan laporan  keuangan pemerintah pusat untuk
pertanggungjawaban pelaksanaan APBN. SiAP sendiri terbagi menjadi 2 subsistem, yaitu:
a. SAKUN (Sistem Akuntansi Kas Umum Negara) yang menghasilkan Laporan Arus Kas dan
Neraca Kas Umum Negara (KUN).
b. SAU (Sistem Akuntansi Umum) yang menghasilkan Laporan Realisasi Anggaran dan
Neraca SAU.
2. Sistem akuntansi Instansi (SAI)
Merupakan bagian SAPP yang akan menghasilkan laporan keuangan untuk
pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran instansi. SAI sendiri terbagi menjadi 2 subsistem,
yaitu:
a. Sistem Akuntansi keuangan (SAK)
Merupakan subsistem dari SAI yang menghasilkan Laporan Realisasi Aanggaran,
Neraca, dan Catatan atas Laporan keuangan, namun laporan keuangan yang dihasilkan
tersebut merupakan laporan keuangan pada tingkat kementrian/lembaga.
Dikarenakan dalam struktur organisasi kementrian/lembaga sangat berjenjang dimulai
dari kementrian/lembaga sampai dengan kantor/ satuan kerja, maka dalam pelaksanaannya,
dibentuk unit akuntansi keuangan pada jenjang-jenjang tersebut. Proses akuntansi diawali
dari unit terendah, yaitu unit akuntansi pada level kantor. Laporan keuangan yang dihasilkan
kemudian akan diberikan kepada unit akuntansi diatasnya untuk digabung. Demikian
seterusnya, sehingga pada akhirnya akan diperoleh laporan keuangan pada tingkat
kementrian/ lembaga.
Unit akuntansi keuangan yang telah dijelaskan di bagian sebelumnya adalah:
i. Unit Akuntansi Pengguna Anggaran (UAPA), yang berada pada level Kementrian/
Lembaga
ii. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran-Eselon 1 (UAPPA-E1), yang berada pada
level eselon 1.
iii. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran-Wilayah (UAPPA-W) yang beradapada
tingkat wilayah.
iv. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA) yang berada pada level Kuasa
Pengguna Anggaran (Kantor).
b. Sistem Akuntansi Barang Milik Negara (SABMN).
Secara umum, barang adalah bagian dari kekayaan yang merupakan satuan tertentu
yang dapat dinilai/dihitung/diukur/ ditimbang, tidak termasuk uang dan surat berharga.
Menurut UU Nomor 1 Tahun 2004, Barang Milik Negara adalah semua barang yang
dibeli atau diperoleh atas beban APBN atau berasal dari perolehan lainnya yang sah. Contoh
perolehan lainnya yang sah adalah hibah atau rampasan/sitaan.
Sedangkan yang tidak termasuk dalam pengertian Barang Milik Negara adalah
barang-barang yangdikuasai atau dimiliki oleh:
i. Pemda (bersumber dari APBD)
ii. BUMN/ BUMD
iii. Bank pemerintah dan lembaga keuangan milik pemerintah
Dalam akuntansi pemerintah pusat, SABMN sebagai subsistem dari Sistem Informasi
Akuntansi bertujuan menghasilkan neraca dan laporan barang milik negara. Untuk mencapai tujuan
tersebut, Kementrian/Lembaga membentuk Unit Akuntansi Barang sebagai berikut:
1. Unit Akuntansi Pengguna Barang (UAPB), berada pada level Kementrian /Lembaga.
Penanggungjawabnya adalh menteri / pimpinan lembaga.
2. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang-Eselon 1 (UAPPB-E1), yang berada pada level
eselon 1. Penanggungjawabnya adalah pejabat eselon 1.
3. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang-Wilayah (UAPPB-W) yang berada pada tingkat
wilayah. Penanggungjawabnya adalah kepala kantor wilayah atau kepala unit kerja yang
ditetapkan sebagai UAPPB-W.
4. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang (UAKPB) yang berada pada level Kuasa Pengguna
Anggaran (kantor). Penanggungjawabnya adalah kepala kantor /satuan kerja.

Unit Akuntansi Barang, selain melakukan proses terhadap dokumen sumber untuk
menghasilkan laporan barang milik negara, juga wajib berkoordinasi dengan Unit Akuntansi
Keuangan untuk penyusunan neraca serta dalam pembuatan catatan atas laporan keuangan khususnya
catatan mengenai barang milik negara.

c. Mekanisme Sistem Akuntansi Pemerintahan Pusat


Unit-Unit Akuntansi dan Pelaporan Tingkat Instansi melaksanakan fungsi akuntansi dan pelaporan
atas pelaksanaan anggaran dan penatausahaan BMN sesuai dengan tingkat organisasinya. Proses
akuntansi dan pelaporan tersebut menghasilkan laporan keuangan yang merupakan bentuk
pertanggungjawaban dan akuntabilitas atas pengelolaan sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau
dimilikinya sesuai dengan kewenangannya masing-masing. Proses akuntansi dan pelaporan juga
menghasilkan laporan BMN yang selain digunakan sebagai bahan penyusunan neraca juga dapat
digunakan untuk tujuan manajerial.
1. Pelaksanaan Rekonsiliasi Data
Selain proses penelaahan Dokumen Sumber dan proses akuntansi lainnya, untuk meyakinkan
data atas Laporan Keuangan sebelum disusun menjadi Laporan Keuangan dan disampaikan
kepada stakeholder sesuai dengan ketentuan, dilakukan rekonsiliasi. Rekonsiliasi
meminimalisasi terjadinya perbedaan pencatatan yang berdampak pada validitas dan akurasi
data yang disajikan dalam Laporan Keuangan. Dalam hal terjadi perbedaan data, rekonsiliasi
dapat mendeteksi dan mengetahui penyebabpenyebab terjadinya perbedaan. Pelaksanaan
rekonsiliasi data Laporan Keuangan ini juga merupakan amanat dari Pasal 33 Peraturan
Pemerintah 19 Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.
Rekonsiliasi pada Unit Akuntansi dan Pelaporan instansi dibagi menjadi 2 (dua) macam yaitu:
a. Rekonsiliasi internal, yaitu rekonsiliasi data untuk penyusunan laporan keuangan yang
dilaksanakan antar subsistem pada masing-masing Unit Akuntansi dan Pelaporan dan/atau
antar Unit Akuntansi dan Pelaporan yang masih dalam satu entitas pelaporan, misalnya
antara UAKPA dan UAKPB;
b. Rekonsiliasi eksternal, yaitu rekonsiliasi data untuk penyusunan laporan keuangan yang
dilaksanakan antara Unit Akuntansi dan Pelaporan yang satu dengan Unit Akuntansi dan
Pelaporan yang lain atau pihak lain yang terkait, tidak dalam satu entitas pelaporan,
misalnya rekonsiliasi antara UAKPA dengan UAKBUN-Daerah.
2. Mekanisme Rekonsiliasi Data dan Pelaporan
Pelaksanaan pelaporan keuangan dan barang oleh entitas akuntansi dan entitas pelaporan
dilakukan setelah diawali dengan melakukan kegiatan rekonsiliasi data.
3. Dokumen Sumber
Dokumen Sumber yang digunakan dalam proses bisnis akuntansi dan penyusunan Laporan
Keuangan di tingkat UAKPA antara lain adalah :

A. Dokumen yang terkait dengan transaksi penerimaan, terdiri dari:


a. Estimasi Pendapatan (Pajak dan PNBP) yang dialokasikan, antara lain: DIPA, DIPA
Revisi, dan/atau dokumen lain yang dipersamakan dengan DIPA; dan
b. Realisasi Pendapatan, antara lain: bukti penerimaan negara seperti SSBP, SSP, SSPCP,
dan dokumen lain yang sah yang dipersamakan.
B. Dokumen yang terkait dengan transaksi pengeluaran yang terdiri dari:
a. DIPA, DIPA Revisi, Petunjuk Operasional Kegiatan dan dokumen lain yang
dipersamakan;
b. Realisasi Pengeluaran: SPP, SPM dan SP2D, SP3B-BLU dan SP2B-BLU, SP2HL dan
SPHL, dan dokumen lain yang dipersamakan.
C. Memo Penyesuaian yang digunakan dalam rangka pembuatan jurnal penyesuaian untuk
transaksi akrual dan jurnal aset.
D. Dokumen yang terkait transaksi piutang, antara lain kartu piutang, daftar rekapitulasi piutang,
dan daftar umur piutang
E. Dokumen yang terkait transaksi persediaan, antara lain kartu persediaan, buku persediaan,
dan laporan persediaan.
F. Dokumen yang terkait transaksi Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP), antara lain Kartu KDP,
Laporan KDP.
G. Dokumen lainnya dalam rangka penyusunan Laporan Keuangan Kementerian
Negara/Lembaga seperti Berita Acara Serah Terima Barang (BAST), Surat Keputusan (SK)
Penghapusan, SK Penghentian dan/atau Penggunaan Kembali atas Aset Tetap/Aset Tak
Berwujud yang dalam kondisi rusak berat, Laporan Hasil Opname Fisik (LHOF), dan lain
sebagainya.
4. Jenis-Jenis Laporan Keuangan Hasil akhir dari proses akuntansi adalah Laporan Keuangan.
Masingmasing Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan pada kementerian negara/lembaga
menghasilkan Laporan Keuangan yang terdiri dari:
a. Laporan Realisasi Anggaran 25 Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat Laporan Realisasi
Anggaran menyajikan informasi realisasi pendapatan dan belanja, yang masing-masing
dibandingkan dengan anggarannya dalam satu periode.
b. Neraca Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas akuntansi dan entitas
pelaporan mengenai aset, kewajiban, ekuitas dana per tanggal tertentu.
c. Laporan Operasional Laporan yang menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang
menambah ekuitas dan penggunaannya yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah
untuk kegiatan penyelenggaraan pemerintah dalam satu periode pelaporan.
d. Laporan Perubahan Ekuitas Laporan yang menyajikan informasi kenaikan atau
penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
e. Catatan atas Laporan Keuangan Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan,
daftar rinci, dan analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi
Anggaran dan Neraca.
Laporan Keuangan kementerian negara/lembaga yang telah disusun melalui proses akuntansi
selanjutnya direviu oleh aparat pengawasan intern yang terdapat pada kementerian negara/lembaga.
Apabila kementerian negara/lembaga belum memiliki aparat pengawas intern, Sekretaris
Jenderal/pejabat yang setingkat menunjuk seorang atau beberapa orang pejabat di luar biro/bidang
keuangan untuk melakukan reviu atas Laporan Keuangan. Reviu tersebut dilaksanakan atas Laporan
Keuangan kementerian negara/lembaga (termasuk Laporan Keuangan Dekonsentrasi dan Tugas
Pembantuan) yang hasilnya dituangkan dalam Pernyataan Telah Direviu.
Laporan Keuangan kementerian negara/lembaga tahunan disampaikan paling lama 2 (dua)
bulan setelah tahun anggaran berakhir. Laporan Keuangan tahunan harus disertai Pernyataan Telah
Direviu yang ditanda tangani oleh aparat pengawas intern dan Pernyataan Tanggung Jawab 26 Sistem
Akuntansi Pemerintah Pusat (Statement of Responsibility) yang ditandatangani oleh
Menteri/Pimpinan Lembaga.
5. Pernyataan Tanggung Jawab
Pernyataan Tanggung Jawab disusun oleh penanggung jawab unit akuntansi pembantu
pengguna anggaran. Isi dari Pernyataan Tanggung Jawab paling kurang memuat informasi
tentang:
a. Pernyataan tanggung jawab terhadap substansi elemen dan penyajian Laporan
Keuangan;
b. Pernyataan bahwa pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
telah diselenggarakan berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai;
c. Pernyataan bahwa akuntansi keuangan telah disusun sesaui dengan Standar Akuntansi
Pemerintahan;
Pernyataan Tanggung Jawab dapat diberikan paragraf penjelasan atas suatu kejadian yang
belum termuat dalam Laporan Keuangan. Ilustrasi Pernyataan Tanggung Jawab tiap unit
akuntansi dan pelaporan dapat diuraikan pada Lampiran: Pernyataan Tanggung Jawab.
6. Pernyataan Telah Direviu
Pernyataan Telah Direviu atas Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga disusun
oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga yang
bersangkutan. Isi Pernyataan Telah Direviu paling kurang memuat informasi tentang:
a. Pernyataan telah mereviu laporan keuangan sesuai dengan standar reviu;
b. Pihak yang bertanggung jawab atas penyajian Laporan Keuangan;
c. Pernyataan tentang tujuan dilaksanakan reviu dan ruang lingkup hasil reviu;
d. Pernyataan hasil reviu bahwa Laporan Keuangan disajikan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan dan estándar akuntansi pemerintahan;
Pernyataan Telah Direviu dapat diberikan paragraf penjelasan atas hal yang perlu dijelaskan
terkait pelaksanaan reviu Laporan Keuangan. Ilustrasi Pernyataan Tanggung Jawab tiap unit
akuntansi dan pelaporan dapat diuraikan pada Lampiran: Pernyataan Telah Direviu.
2.3 Prinsip Akuntansi Pemerintah Indonesia
Prinsip-prinsip dari Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) sebagaimana tertuang dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 mengemukakan delapan prinsip yang digunakan dalam
akuntansi dan pelaporan keuangan. Prinsip-prinsip tersebut meliputi Basis akuntansi, Prinsip nilai
historis, Prinsip realisasi, Prinsip substansi mengungguli bentuk formal, Prinsip periodisitas, Prinsip
konsistensi, Prinsip pengungkapan lengkap, dan Prinsip penyajian wajar.
1. Basis Akuntansi
Pada prinsip Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), basis akuntansi digunakan dalam laporan
keuangan pemerintah dalam bentuk basis laporan operasional, akrual, untuk pengakuan pendapatan,
beban, aset, kewajiban, dan ekuitas. Dalam hal peraturan perundang-undangan mewajibkan agar basis
akuntansi disajikan bersama laporan keuangan dengan basis kas. Basis akrual untuk laporan
operasional sebagai petunjuk bagi pendapatan yang diakui ketika hak untuk memperoleh pendapatan
telah terpenuhi meskipun kas belum diterima pada Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau oleh
entitas pelaporan. 
2. Nilai Historis (Historical Cost)
Nilai historis dapat berupa aset yang dicatat sebesar pengeluaran kas dan setara dengan kas
yang dibayar. Aset yang dicatat juga bisa sebesar nilai wajar dari imbalan (consideration) untuk
memperoleh aset tersebut pada saat perolehan. Nilai historis lebih dapat diandalkan daripada penilaian
yang lain karena lebih objektif dan dapat diverifikasi dengan mudah. 
3. Realisasi (Realization)
Pendapatan basis kas tersedia yang telah diotorisasikan melalui anggaran pemerintah pada suatu
periode akuntansi dapat digunakan untuk berbagai kepentingan. Biasanya digunakan untuk membayar
utang dan melakukan belanja dalam periode tersebut. Mengingat Laporan Realisasi Anggaran
(LRA)adalah laporan yang wajib disusun, maka pendapatan basis kas harus diakui setelah diotorisasi
melalui anggaran dan telah menambah maupun mengurangi kas.
4. Substansi Mengungguli Bentuk Formal (Substance Over Form)
Prinsip ini sebagai Informasi yang dimaksudkan untuk menyajikan dengan wajar transaksi serta
peristiwa lain yang seharusnya disajikan. Maka dari itu, segala bentuk harus dicatat dan disajikan
sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi, dan bukan hanya aspek formalitasnya saja. Jika
substansi transaksi tidak konsisten/berbeda dengan aspek formalitasnya, maka harus diungkapkan
dengan jelas dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
5. Periodisitas (Periodicity)
Agar kinerja entitas dapat diukur dan posisi sumber daya yang dimiliki dapat ditentukan, maka
kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan entitas pelaporan harus dibagi menjadi beberapa periode
pelaporan. Periode utama yang digunakan adalah tahunan, meskipun dikehendaki pula periode
bulanan, triwulan, dan semester. 

6. Konsistensi (Consistency)
Konsistensi bisa berupa perlakuan akuntansi yang sama diterapkan pada kejadian yang serupa
dari periode ke periode oleh suatu entitas pelaporan. Keadaan tersebut bukan berarti tidak boleh
terjadi perubahan dari satu metode akuntansi ke metode akuntansi yang lain, namun metode akuntansi
yang dipakai dapat diganti dengan syarat. Adapun syarat tersebut adalah metode yang baru diterapkan
harus mampu memberikan informasi yang lebih baik daripada metode lama. Pengaruh atas perubahan
penerapan metode tersebut diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
7. Pengungkapan Lengkap (Full Disclosure)
Laporan keuangan harus menyajikan secara lengkap segala informasi yang dibutuhkan oleh
pengguna. Selain itu pengungkapan informasi harus  dapat ditempatkan pada lembar muka laporan
keuangan atau Catatan atas Laporan Keuangan.
8. Penyajian Wajar (Fair Presentation)
Dalam rangka penyajian wajar, faktor pertimbangan sehat sangat diperlukan bagi penyusun laporan
keuangan dan manajemen keuangan ketika menghadapi ketidakpastian pada peristiwa dan keadaan
tertentu. Ketidakpastian tersebut diakui dengan mengungkapkan hakikat dengan menggunakan
pertimbangan sehat dalam penyusunan laporan keuangan. Pertimbangan sehat tersebut dapat
mengandung unsur kehati-hatian sehingga dalam laporan keuangan aset tidak dinyatakan terlalu tinggi
dan kewajiban tidak dinyatakan terlalu rendah. 

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan
Sistem akuntansi pemerintah pusat (SAPP) adalah serangkaian prosedur, baik
manualmaupun terkomputerisasi, mulai dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran,
sampaidengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pemerintah pusat.Ruang lingkup
SAPP adalah pemerintah pusat (dalam hal ini lembaga tinggi Negara danlembaga eksekutif) serta
pemda yang mendapatkan dana dari APBN (terkait dana dekonsentrasidan tugas pembantuan)
sehingga tidak dapat diterapkan untuk lingkungan pemda atau lembagakeuangan Negara.SAPP
terbagi menjadi 2 subsistem, yaitu :
• Sistem akuntansi Pusat (SiAP) terdiri atas:
1. SAKUN, yaitu subsistem SiAP yang menghasilkan laporan arus kas dan neraca KUN.
2. SAU, yaitu subsistem SiAP yang akan menghasilkan LRA pemerintah pusat.
• Sistem akuntansi Instansi (SAI) terdiri atas dua subsistem, yaitu:
1. SAK; subsistem dari SAI yang menghasilkan informasi mengenai LRA, neraca, dan
catatan atas laporan keuangan milik kementrian /instansi
2. SIMAK-BMN: Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara yang
selanjutnya disebut SIMAK-BMN adalah subsistem dari SAI yang merupakan serangkaian
prosedur yang saling berhubungan untuk mengolah dokumen sumber dalam rangka
menghasilkan informasi untuk penyusunan neraca dan laporan BMN serta laporan
manajerial lainnya sesuai ketentuan yang berlaku.

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) disampaikan kepada DPR sebagai pertanggungjawaban
atas pelaksanaan APBN. Sebelum disampaikan kepada DPR, LKPP tersebut diaudit terlebih dahulu
oleh pihak BPK.
Komponen laporan keuangan pemerintah berbasis akrual terdiri dari:
1. Laporan Pelaksanaan Anggaran, yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran dan Laporan
Perubahan Saldo Anggaran Lebih
2. Laporan Finansial, yang terdiri dari Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas
dan Laporan Arus Kas. Adapun Laporan Operasional (LO) disusun untuk melengkapi pelaporan
dan siklus akuntansi berbasis akrual sehingga penyusunan LO, Laporan Perubahan Ekuitas dan
Neraca mempunyai keterkaitan yang dapat dipertanggungjawabkan.
3. Catatan Atas Laporan Keuangan
DAFTAR PUSTAKA

Harjowiryono. (2014). Modul Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat. Program Percepatan


Akuntabilitas Pemerintah. Jakarta Pusat : Kementerian Keuangan RI.

DJPBN. (2015). Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat (SAPP).
Jakarta Pusat : Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan

Arif, Bachtiar. 2017. Akuntansi Pemerintahan. Jakarta : Salemba Empat.

Abdul Halim .2016. Akuntansi Sektor Publik, Akuntansi Keuangan Pemerintah, Jakarta:
Salemba Empat.

Abdul Hafiz Tanjung. 2016. Akuntansi Pemerintahan. Cetakan Keempat. Alfabeta. Bandung.

Halim,Abdul, Muhammad Syam Kusufi 2014, Teori, Konsep dan aplikasi Akuntansi Sektor
Publik. Jakarta: Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai