Disusun oleh:
PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2020
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Sistem Akuntansi Pemerintahan Pusat ini
tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Akuntansi Sektor Publik. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Sistem Akuntansi Pemerintahan Pusat bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Arik Susbiyani,Dr. M.Si , selaku Dosen mata kuliah
Akuntansi Sektor Publik yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Unit Akuntansi Barang, selain melakukan proses terhadap dokumen sumber untuk
menghasilkan laporan barang milik negara, juga wajib berkoordinasi dengan Unit Akuntansi
Keuangan untuk penyusunan neraca serta dalam pembuatan catatan atas laporan keuangan khususnya
catatan mengenai barang milik negara.
6. Konsistensi (Consistency)
Konsistensi bisa berupa perlakuan akuntansi yang sama diterapkan pada kejadian yang serupa
dari periode ke periode oleh suatu entitas pelaporan. Keadaan tersebut bukan berarti tidak boleh
terjadi perubahan dari satu metode akuntansi ke metode akuntansi yang lain, namun metode akuntansi
yang dipakai dapat diganti dengan syarat. Adapun syarat tersebut adalah metode yang baru diterapkan
harus mampu memberikan informasi yang lebih baik daripada metode lama. Pengaruh atas perubahan
penerapan metode tersebut diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
7. Pengungkapan Lengkap (Full Disclosure)
Laporan keuangan harus menyajikan secara lengkap segala informasi yang dibutuhkan oleh
pengguna. Selain itu pengungkapan informasi harus dapat ditempatkan pada lembar muka laporan
keuangan atau Catatan atas Laporan Keuangan.
8. Penyajian Wajar (Fair Presentation)
Dalam rangka penyajian wajar, faktor pertimbangan sehat sangat diperlukan bagi penyusun laporan
keuangan dan manajemen keuangan ketika menghadapi ketidakpastian pada peristiwa dan keadaan
tertentu. Ketidakpastian tersebut diakui dengan mengungkapkan hakikat dengan menggunakan
pertimbangan sehat dalam penyusunan laporan keuangan. Pertimbangan sehat tersebut dapat
mengandung unsur kehati-hatian sehingga dalam laporan keuangan aset tidak dinyatakan terlalu tinggi
dan kewajiban tidak dinyatakan terlalu rendah.
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) disampaikan kepada DPR sebagai pertanggungjawaban
atas pelaksanaan APBN. Sebelum disampaikan kepada DPR, LKPP tersebut diaudit terlebih dahulu
oleh pihak BPK.
Komponen laporan keuangan pemerintah berbasis akrual terdiri dari:
1. Laporan Pelaksanaan Anggaran, yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran dan Laporan
Perubahan Saldo Anggaran Lebih
2. Laporan Finansial, yang terdiri dari Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas
dan Laporan Arus Kas. Adapun Laporan Operasional (LO) disusun untuk melengkapi pelaporan
dan siklus akuntansi berbasis akrual sehingga penyusunan LO, Laporan Perubahan Ekuitas dan
Neraca mempunyai keterkaitan yang dapat dipertanggungjawabkan.
3. Catatan Atas Laporan Keuangan
DAFTAR PUSTAKA
DJPBN. (2015). Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat (SAPP).
Jakarta Pusat : Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Abdul Halim .2016. Akuntansi Sektor Publik, Akuntansi Keuangan Pemerintah, Jakarta:
Salemba Empat.
Abdul Hafiz Tanjung. 2016. Akuntansi Pemerintahan. Cetakan Keempat. Alfabeta. Bandung.
Halim,Abdul, Muhammad Syam Kusufi 2014, Teori, Konsep dan aplikasi Akuntansi Sektor
Publik. Jakarta: Salemba Empat