PENDAHULUAN
Belum kokohnya fundamental perekonomian Indonesia saat ini, mendorong
pemerintah untuk terus memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM),
Sektor ini mampu menyerap tenaga kerja cukup besar dan memberi peluang bagi UMKM
untuk berkembang dan bersaing dengan perusahaan yang lebih cenderung menggunakan
modal besar (capital intensive). Eksistensi UMKM memang tidak dapat diragukan lagi
karena terbukti mampu bertahan dan menjadi roda penggerak ekonomi, terutama pasca
krisis ekonomi. Disisi lain, UMKM juga menghadapi banyak sekali permasalahan, yaitu
terbatasnya modal kerja, Sumber Daya Manusia yang rendah, dan minimnya penguasaan
ilmu pengetahuan serta teknologi (Sudaryanto dan Hanim, 2002).
Pemberdayaan UMKM di tengah arus globalisasi dan tingginya persaingan
membuat UMKM harus mampu mengadapai tantangan global, seperti meningkatkan
inovasi produk dan jasa, pengembangan sumber daya manusia dan teknologi, serta
perluasan area pemasaran. Hal ini perlu dilakukan untuk menambah nilai jual UMKM itu
sendiri, utamanya agar dapat bersaing dengan produk-produk asing yang kian membanjiri
sentra industri dan manufaktur di Indonesia, mengingat UMKM adalah sektor ekonomi
yang mampu menyerap tenaga kerja terbesar di Indonesia (Sudaryanto, 2011).
Usaha kecil dan menengah (UKM) di Indonesia merupakan bisnis masyarakat yang
utama dalam kegiatan perekonomian. Mereka merupakan pemercepat dalam pengembangan
ekonomi masyarakat. Usaha mikro kecil selama ini terbukti dapat diandalkan sebagai bisnis
pengaman di masa krisis, melalui mekanisme penciptaan lapangan kerja dan
memungkinkan dihimpunnya penerimaan negara berupa pajak. Peran dan fungsi strategis
ini, sesungguhnya dapat ditingkatkan dengan memerankan UKM sebagai salah satu pelaku
usaha komplementer bagi pengembangan perekonomian nasional (Christiana,
Pradhanawati, & Hidayat, 2014).
Kekuatan usaha kecil kadang dibarengi dengan kelemahan yang perlu disadari dan
diupayakan untuk diminimalisir. Keterbatasan kemampuan/ketrampilan pengelola dan akses
informasi pasar dan jaringan pasar masih sering menjadi kendala pengusaha kecil.
Kecenderungan konsumen yang belum percaya terhadap mutu produk usaha kecil acapkali
juga merupakan kendala yang cukup bermakna. Kendala ini dapat dikurangi dengan upaya
pelaku usaha namun permerintah dapat mempercepatnya dengan beberapa peran yang dapat
diambil.
Salah satu bagian penting dari kehidupan manusia adalah kreativitas dan pada
umunya tidak ada yang terbebas darinya. Kreativitas adalah bagian penunjang eksisnya
kehidupan seseorang. Setiap orang mempunyai kreativitas, dan yang membedakan adalah
tingkat kreativitas antara orang satu dengan yang lainnya (Sutipyo, 2014). Kreativitas
adalah kemampuan dalam memikirkan sesuatu dengan cara baru yang tidak biasa dan
menampilkan cara pemecahan masalah yang unik. Kreativitas dan kecerdasan bukan hal
yang sama. Sternberg (1999) memperkenalkan kreatifitas dalam teori mengenai kecerdasan,
mengatakan bahwa banyak orang-orang yang kecerdasannya tinggi yang menghasilkan
karya karya besar tetapi tidak selalu karya-karya baru (Sutji & Wibowo, 2008).
2.1. Landasan Teori
2.1.1. UMKM
Dalam perekonomian Indonesia UMKM merupakan kelompok usaha yang
memiliki jumlah paling besar dan terbukti tahan terhadap berbagai macam
goncangan krisis ekonomi. Kriteria usaha yang termasuk dalam Usaha Mikro Kecil
dan Menengah telah diatur dalam payung hukum. Berdasarkan Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 316/KMK.016/1994 tanggal 27 Juni 1994, usaha kecil
didefinisikan sebagai perorangan. Kriteria Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) :
a. Kriteria Usaha Mikro, Kecil Dan Mene ngah (UMKM) menurut UU Nomor 20
Tahun 2008 digolongkan berdasarkan jumlah aset dan omset yang dimiliki oleh
sebuah usaha.
1. Usaha Mikro Maks. 50 Juta Maks. 300 Juta
2. Usaha Kecil > 50 Juta – 500 Juta > 300 Juta – 2,5 Miliar
3. Usaha Menengah > 500 Juta – 10 Miliar > 2,5 Miliar – 50 Miliar ( Sumber :
Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, 2012)
b. Kriteria Usaha Kecil Dan Menengah Berdasar Perkembangan, selain berdasar
Undang-undang tersebut, dari sudut pandang perkembangannya
(Rahmana,2008) mengelompokkan UMKM dalam beberapa kriteria, yaitu:
1. Livelihood Activities, merupakan Usaha Kecil Menengah yang digunakan
sebagai kesempatan kerja untuk mencari nafkah, yang lebih umum dikenal
sebagai sektor informal. Contohnya adalah pedagang kaki lima.
2. Micro Enterprise, merupakan Usaha Kecil Menengah yang memiliki sifat
pengrajin tetapi belum memiliki sifat kewirausahaan.
3. Small Dynamic Enterprise, merupakan Usaha Kecil Menengah yang telah
memiliki jiwa kewirausahaan dan mampu menerima pekerjaan subkontrak
dan ekspor
4. Fast Moving Enterprise, merupakam Usaha Kecil Menengah yang telah
memiliki jiwa kewirausahaan dan akan melakukan transformasi menjadi
Usaha Besar (UB).
UKM memiliki (Tambunan, 2013) potensi ekonomi yang luar biasa, yang
tidak terbatas pada peningkatan produk domestik bruto (PDB) Indonesia saja.
UMKM juga membantu mendiversifikasi ekonomi Indonesia dan menciptakan
sektor ekspor bernilai selain sektor migas. Hal ini khususnya diwakili oleh produk-
produk seperti furnitur, garmen, alas kaki, serta berbagai produk kreatif dan
kerajinan tangan lainnya. Namun UMKM di Indonesia dan di banyak negara
berkembang lainnya berbeda dengan UMKM di negara-negara maju. Sekitar 99
persen UMKM di Indonesia merupakan perusahaan amat kecil atau mikro yang
memiliki ciri-ciri berikut:
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. UMKM merupakan kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar dan terbukti
tahan terhadap berbagai macam goncangan krisis ekonomi. Kriteria usaha yang
termasuk dalam Usaha Mikro Kecil dan Menengah telah diatur dalam payung hukum.
2. Pemberdayaan UMKM di Indonesia mengembangkan filosofi lima jari (Five finger
philosophy), maksudnya setiap jari mempunyai peran masing-masing dan tidak dapat
berdiri sendiri serta akan lebih kuat jika digunakan secara bersamaan.
3. Perkembangan usaha adalah Suatu proses yang bertahap-tahap, yang sistematis untuk
meningkatkan pengetahuan, ketrampilan sikap, prestasi kerja orang-orang yang
memegang tanggung jawab manajerial usaha, secara umum pengembangan manajerial
dikenal sebagai usaha untuk meningkatkan prestasi dan juga pertumbuhan organisasi.
4. kreativitas dapat didefinisikan ke dalam empat jenis dimensi sebagai Four P’s
Creativity, yaitu dimensi Person, Proses, Press dan Produk.
DAFTAR PUSTAKA
Alyas, & Rakib, M. (2017). Strategi Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dalam
Penguatan Ekonomi Kerakyatan (Studi Kasus pada Usaha Roti Maros di Kabupaten Maros).
Sosiohumaniora, 114-120.
Ariani, & Utomo, M. (2017). Kajian Strategi Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) di Kota Tarakan. Jurnal Organisasi dan Manajemen, 99-118.
Christiana, Y., Pradhanawati, A., & Hidayat, W. (2014). Pengaruh Kompetensi Wirausaha,
Pembinaan Usaha dan Inovasi Produk Terhadap Perkembangan Usaha (Studi Pada Usaha
Kecil dan Menengah Batik di Sentra Pesindon Kota Pekalongan). Diponegoro Journal of
Social and Politic, 1-10.
Fauzi, I. (2018). Strategi Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) (Studi kasus
pada UD. Genteng Pres Super Soka Masinal Desa Pancasan Kecamatan Ajibarang
Kabupaten Banyumas). Purwokerto: Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Purwokerto.
Hasri, B., Santoso, S., & Santoso, T. (2015). Analisis Pengembangan Usaha Mikro Kecil
Menengah untuk Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi sebagai Upaya Pengentasan
Kemiskinan dan Pengangguran Daerah di Kabupaten Ngawi. Ngawi: Magister Pendidikan
Ekonomi Program Pascasarjana UNS.
Rahmana, Arief. 2008. Usaha Kecil dan Menengah (UKM), Informasi Terdepan tentang Usaha
Kecil Menengah,(online), http://infoukm.wordpress.com, diakses 1 oktober 2011)
Republik Indonesia. 2008. Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah. Jakarta : Sekretariat Negara
Setyabudi, I. (2011). Hubungan Antara Adversiti dan Inteligensi Dengan Kreativitas. Jurnal
Psikologi, 1-8.
Sudaryanto dan Hanim,Anifatul. 2002. Evaluasi kesiapan UKM Menyongsong Pasar Bebas Asean
(AFTA) : Analisis Perspektif dan Tinjauan Teoritis. Jurnal Ekonomi Akuntansi dan
Manajemen, Vol 1 No 2, Desember 2002
Sudaryanto. 2011. The Need for ICT-Education for Manager or Agribusinessman to Increasing
Farm Income : Study of Factor Influences on Computer Adoption in East Java Farm
Agribusiness. International Journal of Education and Development, JEDICT, Vol 7 No 1
halm. 56-67
Sutipyo. (2014). Kreativitas, pemacu dan penghambatnya dalam kehidupan manusia. Al-Misbah,
203-218. Sutji, O., & Wibowo, M. (2008). Pengembangan Kreatifitas. Semiloka Guru TK
Taruna Bakti, (pp. 1-7).
Sya'roni, D., & Sudirham, J. (2012). Kreativitas dan inovasi Penentu Kompetensi Pelaku Usaha
Kecil . Jurnal Manajemen Teknologi, 42- 59.
Tambunan, T. (2013). Reformasi Subsidi Bahan Bakar Fosim dan Usaha Kecil Menengah (UKM):
Dampak dan Alternatif Tanggapan. Pusat Studi Industri, UKM dan Persaingan Bisnis,
USAKTI