Anda di halaman 1dari 6

Pengertian Etos Kerja dan Dalil

Pengertian makna “etos” disebutkan bahwa ia berasal dari bahasa Yunani


(ethos) yang bermakna watak atau karakter. Secara lingkupnya, pengertian
etos ialah karakteristik dan sikap, kebiasaan serta kepercayaan, dan
seterusnya, yang bersifat khusus tentang seorang individu atau sekelompok
manusia. Dari perkataan “etos” terambil pula perkataan “etika” dan “etis” yang
merujuk kepada makna “akhlaq” atau bersifat “akhlaqi”, yaitu kualitas
esensial seseorang atau suatu kelompok, termasuk suatu bangsa. Juga
dikatakan bahwa “etos” berarti jiwa khas suatu kelompok manusia, yang dari
jiwa khas itu berkembang pandangan bangsa tersebut tentang yang baik dan
yang buruk, yakni, etikanya.

Dalam Islam, kerja memiliki nilai yang sangat tinggi. Dalam beberapa hadist,
Rasulullah mengatakan sebaik-baiknya orang adalah yang makan hasil kerja
dengan tangannya sendiri. Bahkan, terdapat sebuah hadist qudsi yang
menerangkan bahwa ada dosa yang hanya bisa dihapus dengan cara
mencarikan nafkah untuk keluarga dan orang yang ditanggungnya.
Melihat bagaimana Islam menganjurkan umatnya untuk bekerja, tentu umat
Muslim juga diajarkan untuk memiliki etos kerja yang tinggi. Lantas,
bagaimanakah konsep etos kerja dalam Islam?

Dalam al Qur’an surah At-Taubah: 105 disebutkan bahwa,

ِ ‫َوقُ ِل اعْ َملُ ْوا َف َس َي َرى هّٰللا ُ َع َملَ ُك ْم َو َرس ُْولُ ٗه َو ْالم ُْؤ ِم ُن ْو ۗ َن َو َس ُت َر ُّد ْو َن ا ِٰلى ٰعل ِِم ْال َغ ْي‬
‫ب َوال َّش َهادَ ِة َف ُي َن ِّب ُئ ُك ْم ِب َما ُك ْن ُت ْم‬
‫َتعْ َملُ ْو ۚ َن‬

"Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-
orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan
kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu
diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan."

Karena seperti yang kita tahu islam adalah ajaran yang mendorong umatnya
untuk memiliki semangat bekerja. Selain itu beramal, serta menjauhkan diri
dari sifat malas. Bekerja adalah fitrah dan sekaligus merupakan salah satu
identitas manusia. Sehingga bekerja yang didasarkan pada prinsip-prinsip
iman tauhid. Selain itu bukan saja menunjukkan fitrah seorang muslim. Akan
tetapi sekaligus meninggikan martabat dirinya sebagai hamba Allah yang
mengelola seluruh alam. Dan sebagai bentuk dari cara dirinya mensyukuri
kenikmatan Allah SWT. Etos kerja juga diartikan sebagai refleksi dari sikap
hidup yang mendasar sehingga pada dasarnya juga merupakan cerminan. Dari
pandangan hidup yang berorientasi pada nilai–nilai yang berdimensi
transenden. Dan selain itu ciri-ciri seseorang yang memiliki dan menghayati
etos kerja akan terlihat dalam sikapnya. Begitu juga dengan tingkah laku yang
berlandaskan pada sebuah keyakinan mendalam.

Konsep etos kerja dalam Islam adalah memerhatikan kehalalan sebuah


pekerjaan. Sebab, bekerja memiliki nilai ibadah dan dianggap sebagai jihad.
Rasulullah SAW bersabda, "barang siapa bekerja untuk anak dan istrinya
melalui jalan yang halal, maka bagi mereka pahala seperti orang yang berjihad
di jalan Allah." (HR. Bukhari)

Lalu, Rasulullah SAW juga bersabda, "mencar kerja yang halal itu adalah
fardhu selepas fardhu." (HR. Baihaqi)

Menurut Yusuf Qardawi, konsep etos kerja dalam Islam tidak hanya sekedar
bekerja, namun bekerja dengan baik dan tekun. Untuk mencapai ketekunan
dalam bekerja, salah satu pondasinya adalah amanah, ikhlas, dan berusaha
semaksimal mungkin dengan berharap mendapatkan keberkahan Allah SWT.
Etos kerja dalam Islam juga berarti bekerja bukan hanya untuk duniawi,
namun untuk akhirat. Maka, hendaknya bekerja secara jujur, menghargai
waktu, dan memperhitungkan segala hal. Hal ini berdasarkan beberapa ayat
Al-Quran berikut.

۟ ُ‫وا ٱهَّلل َ َو ُقول‬


ً ‫وا َق ْواًل َسد‬
‫ِيدا‬ ۟ ‫وا ٱ َّت ُق‬ َ ‫ٰ َٓيأ َ ُّي َها ٱلَّذ‬
۟ ‫ِين َءا َم ُن‬
"Wahai orang-orang yang membenarkan Allah dan Rasul-Nya serta
melaksanakan Syariat-Nya, taatilah Allah dan jauhilah kemaksiatan kepada-
Nya, agar kalian tidak ditimpa hukuman-Nya, dan ucapkanlah dalam segala
urusan kalian dan keadaan kalian kata-kata yang lurus sesuai dengan
kebenaran, bersih dari kedustaan dan kebatilan." (QS. Al-Ahzab: 70)

)١( ‫َو ْال َعصْ ِر‬


)٢( ‫نس َن لَفِى ُخسْ ٍر‬ ٰ ِ ‫إِنَّ اإْل‬
َّ ‫ص ْو ۟ا ِبال‬
)٣( ‫صب ِْر‬ َ ‫ص ْو ۟ا ِب ْال َح ِّق َو َت َوا‬
َ ‫ت َو َت َوا‬ ّ ٰ ‫وا ال‬
ِ ‫صل ِٰح‬ ۟ ُ‫وا َو َع ِمل‬
۟ ‫إِاَّل الَّ ِذي َْن َءا َم ُن‬
"Demi masa, sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang
yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk
kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran." (QS. Al-Ashr: 1-3)
َ ُ‫ت لِ َغ ٍد ۖ َوا َّتقُوا هَّللا َ ۚ إِنَّ هَّللا َ َخ ِبي ٌر ِب َما َتعْ َمل‬
‫ون‬ ْ ‫ظرْ َن ْفسٌ َما َق َّد َم‬ َ ‫َيا أَ ُّي َها الَّذ‬
ُ ‫ِين آ َم ُنوا ا َّتقُوا هَّللا َ َو ْل َت ْن‬
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah
setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok
(akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Hasyr: 18)

Jika bekerja adalah ibadah dan berprestasi adalah hal yang indah. Akan ada
seperti panggilan dari dalam hati agar bisa terus memperbaiki diri. Dan
mencari prestasi dan juga tampil sebagai bagian dari umat yang terbaik. Nah,
berikut ini kami akan memberikan karakteristik etos kerja dalam islam dalam
islam secara lengkap:

1) Memiliki Sikap Bertanggung Jawab


Dalam dunia islam kita selalu diajarkan mengenai takwa. Untuk takwa
ini adalah bentuk bertanggung jawab yang dilaksanakan dengan penuh
rasa cinta. Dengan menunjukkan amal prestatif di bawah semangat
pengharapan ridha Allah SWT. Sehingga anda akan sadar jika dengan
bertaqwa berarti akan ada seperti nyala api dalam hati yang mendorong
pembuktian atau menunaikan amanah. Dimana ini sebagai rasa
tanggung jawab yang mendalam atas kewajiban sebagai hamba Allah.
Dan tanggung jawab ini memiliki arti menanggung dan memberikan
jawaban. Sehingga, pengertian taqwa yang bisa ditafsirkan adalah
sebagai tindakan bertanggung jawab yang dapat didefisinikan sebagai
sikap dan tindakan seseorang dalam menerima suatu sebagai amanah.
Apalagi dengan penuh cinta, ia akan melakukannya dalam bentuk
pilihan–pilihan yang melahirkan nama prestatif. Karena dalam bekerja,
seseorang akan dihadapkan pada bentuk 2 tanggung jawab. Yakni
tanggung jawab kepada Allah SWT dan tanggung jawab kepada diri
sendiri.

2) Memiliki Sifat Percaya Diri


Untuk pribadi muslim yang percaya diri akan tampil seperti lampu yang
terang dan memancarkan raut wajah yang cerah serta berkharisma.
Bahkan orang yang berada di sekitarnya juga akan merasa tetap
optimis, tercerahkan, tentram dan juga mutmainnah (bisa diartikan
sebagai jiwa yang ikhlas, yang yakin, yang beriman). Karena seperti
yang kita tahu percaya diri nantinya akan memberikan kekuatan,
keberanian dan juga ketegasan dalam bersikap. Dan untuk seseorang
yang percaya diri akan tangkas dalam mengambil keputusan tanpa
adanya arogan serta merasa tangguh dalam mempertahankan
pendirian. Dan hal ini menjadi salah satu contoh tindakan manusia
sebagai mahluk sosial.

3) Manusia Memiliki Sifat Jujur


Orang yang jujur berasal dari kata shiddiq. Kata shiddiq merupakan
salah satu bentuk penekanan dari shaddiq. Dimana orang ini
didominasi dengan kejujuran. Sehingga dalam jiwa seseorang yang
jujur ada komponen nilai etika yang berpihak kepada kebenaran dan
sikap moral yang terpuji. Selain itu perilaku yang jujur merupakan
salah satu perilaku yang memang diikuti dengan sikap bertanggung
jawab atas apa yang telah diperbuat atau intergasi. Karena kejujuran ini
dapat mendorong sikap untuk siap menghadapi resiko dan juga
bertanggung jawab.

4) Memiliki Niat yang Ikhlas


Salah satu hal kompetensi moral yang dimiliki seseorang yang
berbudaya kerja islami adalah nilai keikhlasan, sehingga memandang
sebuah tugas sebagai pengabdian. Selain itu juga sebagai
keterpanggilan untuk menunaikan tugas sebagai salah satu bentuk
amanah yang harus dilakukan. Untuk motivasi unggul yang ada
hanyalah sebuah pamrih kepada hati nurani pribadi dan jika ada
imbalan juga bukan menjadi tujuan utama namun hanya sekedar akibat
sampingan dari pengadilan yang sudah dilakukan. Dan selain itu sikap
ikhlas bukanlah hanya sebuah output dari cara dirinya melayani, akan
tetapi juga sebagai input yang membentuk kepribadian berdasarkan
sikap yang bersih. Begitu juga dengan cara mencari rezeki, makanan
dan minuman yang masuk ke dalam tubuh adalah bersih dan inilah
salah satu cara untuk mengatasi kesenjangan sosial ekonomi.

5) Menghargai waktu
Salah satu esensi dan hakikat etos kerja dalam islam adalah memahami.
Selain itu menghayati dan juga merasakan jika waktu sangatlah
berharga. Dan seperti yang kita tahu waktu merupakan aset ilahiyah
yang sangat berharga. Jika waktu yang diabaikan, maka akan
diperbudak oleh kelemahan. Dan sebaliknya jika waktu yang
dimanfaatkan dengan baik maka akan ada di atas jalan keberuntungan,
seorang muslim bagaikan kecanduan waktu yang tidak ingin setiap
waktu terbuang percuma tanpa makna. Selain itu, waktu adalah rahmat
yang tidak akan terhitung dan pengertian makna waktu adalah rasa
tanggung jawab yang besar atau kemuliaan hidup.

Solusi dan Saran


Untuk membantu mengembalikan dan meningkatkan etos kerja, berikut
daftar cara meningkatkannya yang akan membuat kinerja Anda menjadi
produktif dan lebih fantastis!

1) Tepat waktu
Anda harus tepat waktu untuk semua janji Anda. Misalnya jika anda
diharuskan berada di kantor pada waktu tertentu, datanglah di sana
lebih awal dari waktu yang ditentukan. Datang lebih awal memberi
Anda kesempatan untuk meninjau pekerjaan hari itu. Tepat waktu juga
merefleksikan motivasi kerja dan keinginan untuk maju yang lebih
tinggi.

2) Menjadi profesional
Istilah profesional sering diidentikkan dengan cara berpakaian yang
rapi dan formal. Hal tersebut tidak salah. Namun, istilah profesional
jauh melampaui penampilan luar. Sikap dan nilai yang Anda cerminkan
atas masalah maupun pekerjaan tiap harinya menunjukkan
profesionalisme. Dengan mempertahankan kualitas profesional di
tempat kerja, Anda turut membawa energi positif bagi diri sendiri dan
orang lain.

3) Disiplin
Untuk mencapai sesuatu yang bernilai, Anda perlu disiplin. Tetap fokus
pada tujuan jangka panjang maupun jangka pendek. Selesaikan setiap
tugas dengan baik sesuai tenggat waktu yang ditetapkan. Jangan lupa,
cobalah yang terbaik untuk menjadi yang terbaik dalam segala hal yang
Anda lakukan.

4) Investasi Waktu
Seorang tokoh penting asal Amerika, Benjamin Franklin, pernah berkata
bahwa Anda tidak boleh menunda sesuatu ke hari esok jika Anda dapat
melakukannya hari ini. Nasihat ini sudah berusia berabad-abad tetapi
masih relevan dalam mengembangkan etika yang menguntungkan di
pekerjaan Anda.
Pastikan Anda menyelesaikan proyek dan tugas tepat waktu. Anda pun
memiliki lebih banyak waktu luang dalam jangka panjang dan bebas
stress akibat tekanan deadline.

5) Pertahankan Gaya Hidup Seimbang


Giat bekerja memang bagus. Namun, jangan sampai menjadi workaholic
dan melupakan kesehatan pribadi. Gaya hidup yang seimbang akan
berpengaruh kepada kinerja. Makanlah makanan bergizi, olahraga, dan
cukup tidur. Luangkan waktu untuk bersantai dan fokus dalam
kehidupan pribadi. Jaga prioritas dengan benar dan lakukan evaluasi
apakah Anda telah memiliki gaya hidup yang seimbang atau tidak.

6) Jangan Biarkan Kesalahan Masa Lalu Mengganggu


Manusia memang tidak ada yang sempurna, tetapi itulah yang membuat
manusia selalu belajar sepanjang hayatnya. Semua orang melakukan
kesalahan. Namun, semangat yang tinggi mampu mengangkat diri
sendiri setelah kesalahan dengan belajar dan melanjutkan pekerjaan.

Jika Anda merusak motivasi kerja dengan memenuhi setiap pikiran


dengan kesalahan masa lalu, keinginan Anda untuk menyelesaikan
pekerjaan akan cepat menguap. Hal ini justru membuat Anda tidak
produktif dan mudah sekali cemas akan melakukan kesalahan lain.

7) Mempertahankan Tanggung Jawab


Anda tidak punya pilihan selain menangani pekerjaan sendiri. Maka,
bertanggung jawablah atas semua yang Anda kerjakan. Jika memang
membutuhkan bantuan, segera minta bantuan kepada rekan maupun
atasan dan diskusikan hal tersebut dengan baik. Identifikasi apa yang
perlu Anda ubah dalam hidup untuk mengembangkan tanggung jawab
lebih baik dari sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai