Anda di halaman 1dari 3

A.

Aliran Lava

Aliran lava Merapi menempati posisi transisi antara aliran lava fluida dan pembentukan sumbat lava.
Apabila lava keluar dan menempati suatu posisi yang miring, misalnya di pinggir kawah utama, lava
akan membentuk “lidah lava” karena proses aliran lava sangat pelan yang kemudian cepat
membeku. Apabila lava keluar pada permukaan yang datar, kubah lava Merapi akan berbentuk
tempurung terbalik dengan sisi-sisi yang relatif simetris. Kubah lava mempunyai bentuk yang khas
yaitu simetris dinyatakan sebagai relasi antara tinggi kubah dan jari-jari kubah. Relasi tersebut tetap
dan tidak tergantung dari volume kubah yang terbentuk. Kubah lava Merapi, yang berbentuk lidah
lava maupun kubah simetris, mempunyai bagian luar (kulit) berwarna hitam yang keras tersusun dari
batuan lava beku disebut kerak dengan tebal 1 -2 m. Apabila terbuka lava terlihat masih merah
membara. Bagian dalam bersifat sedikit liat dengan suhu yang tinggi menunjukan masih terjadi
suplai magma baru dan akan terjadi proses deformasi kubah lava. Apabila tidak ada suplai baru, lama
kelamaan kubah akan membeku seluruhnya dan proses perubahan bentuknya terhenti.

B. Awan panas

Awanpanas Merapi dibedakan atas awanpanas letusan dan awanpanas guguran. Awan panas
letusan terjadi karena hancuran magma oleh suatu letusan. Partikel-partikel terlempar secara
vertical dan horizontal. Kekuatan penghancuran material magma saat letusan ditentukan oleh
kandungan gas vulkanik dalam magma. Awanpanas guguran terjadi akibat runtuhnya kubah lava
bersuhu sekitar 500-600°C oleh tekanan magma dan pengaruh gravitasi. Awanpanas yang terjadi di
Gunung Merapi umumnya termasuk dalam awan panas guguran. Gaya berat kubah lava atau bagian
dari kubah lava yang runtuh menentukan laju dari awan panas. Semakin besar volume yang runtuh
akan semakin cepat laju awanpanas dan semakin jauh jarak jangkaunya. Pada umumnya kubah lava
yang terbentuk di puncak berbentuk memanjang menjulur ke arah lerengnya. Orientasi dari kubah
lava ini yang menentukan arah awanpanas yang akan terjadi. Namun demikian kubah lava di puncak
Merapi tidak tunggal dalam arti ada banyak kubah lava yang tidak runtuh dan kemudian menjadi
bagian dari morfologi puncak gunung Merapi. Ada kecenderungan bahwa kubah lava yang lebih baru
lebih tidak stabil dibanding kubah lava yang lebih dulu terbentuk. Kestabilan kubah lava juga sangat
tergantung dari keadaan dasar kawah di mana suatu kubah terbentuk.

C. Sejarag Letusan

Pada periode 3000 – 250 tahun yang lalu tercatat lebih kurang 33 kali letusan, dimana 7 diantaranya
merupakan letusan besar. Dari data tersebut menunjukkan bahwa letusan besar terjadi sekali dalam
150-500 tahun (Andreastuti dkk, 2000).

Pada periode Merapi baru telah terjadi beberapa kali letusan besar yaitu abad ke-19 (tahun 1768,
1822, 1849, 1872) dan abad ke-20 yaitu 1930-1931. Erupsi abad ke-19 jauh lebih besar dari letusan
abad ke-20, dimana awan panas mencapai 20 km dari puncak. Kemungkinan letusan besar terjadi
sekali dalam 100 tahun (Newhall, 2000).

Aktivitas Merapi pada abad ke-20 terjadi minimal 28 kali letusan, dimana letusan terbesar terjadi
pada tahun 1931. Sudah ¾ abad tidak terjadi letusan besar.

D. Karakteristik Letusan

Letusan G. Merapi dicirikan oleh keluarnya magma ke permukaan membentuk kubah lava di tengah
kawah aktif di sekitar puncak. Munculnya lava baru biasanya disertai dengan pengrusakan lava lama
yang menutup aliran sehingga terjadi guguran lava. Lava baru yang mencapai permukaan membetuk
kubah yang bisa tumbuh membesar. Pertumbuhan kubah lava sebanding dengan laju aliran magma
yang bervariasi hingga mencapai ratusan ribu meter kubik per hari. Kubah lava yang tumbuh di
kawah dan membesar menyebabkan ketidakstabilan. Kubah lava yang tidak stabil posisinya dan
didorong oleh tekanan gas dari dalam menyebabkan sebagian longsor sehingga terjadi awan panas.
Awanpanas akan mengalir secara gravitasional menyusur lembah sungai dengan kecepatan 60-100
km/jam dan akan berhenti ketika energi geraknya habis. Inilah awan panas yang disebut Tipe Merapi
yang menjadi ancaman bahaya yang utama.
Letusan G. Merapi sejak tahun 1872-1931 mengarah ke barat-barat laut. Tetapi sejak letusan
besar tahun 1930-1931, arah letusan dominan ke barat daya samapi dengan letusan tahun
2001. Kecuali pada letusan tahun 1994, terjadi penyeimpangan ke arah selatan yaitu ke hulu K.
Boyong, terletak antara bukit Turgo dan Plawangan. Erupsi terakhir pada tahun 2006, terjadi
perubahan arah dari barat daya ke arah tenggara, dengan membentuk bukaan kawah yang
mengarah ke Kali Gendol

BENTUK LAHAN MERAPI

Gunungapi Merapi merupakan gunungapi tipe strato yang secara umum morfologinya
Dikelompokkan menjadi lima bagian yaitu kerucut gunungapi, lereng gunungapi, kaki
Gunungapi, dataran kaki gunungapi, dan dataran fluvial gunungapi. Secara lebih rinci di
Daerah penelitian terdapat bentuklahan kepundan, medan lahar, medan lava, kerucut
Gunungapi, lereng gunungapi, kaki gunungapi, dataran kaki gunungapi, dan perbukitan
Terisolasi. Bentuklahan-bentuklahan tersebut memiliki perbedaan relief, batuan, stuktur,
Dan proses geomorfologi yang berlangsung.

1. Secara morfologi tubuh gunung Merapi dapat dibagi menjadi empat bagian yaitu
Kerucut Puncak, Lereng Tengah dan Lereng Kaki dan Dataran Kaki (Sari, 1992).
Kerucut puncak dibangun oleh endapan paling muda berupa lava dan piroklastik.
Satuan lereng tengah dibangun oleh endapan lava, piroklastik dan lahar. Lereng kaki
dan Dataran Kaki tersusun dari endapan piroklastik, lahar dan aluvial. Dari
bentuknya. Dibandingkan dengan gunungapi disebelahnya yaitu Gunung Merbabu,
Gunung Merapi nampak jauh lebih runcing. Hal ini menunjukkan bahwa
pertumbuhan bagian puncaknya relatif lebih cepat. Hal ini didukung pula oleh
kenyataan bahwa pada saat ini produk aktivitas Merapi hanya tersebar pada jarak
yang dekat dari puncak Merapi.
2. Secara umum, dataran puncak Merapit tersusun dari kubah-kubah lava yang tidak
terlongsorkan. Beberapa area di dataran puncak Merapi di luar kawah utama
mengeluarkan banyak uap vulkanik yaitu di area Gendol dan Woro, bagian tenggara
dataran puncak. Bagian lereng barat Merapi merupakan daerah aliran guguran dan
piroklastik. Daerah ini merupakan daerah terbuka karena sering terlanda
awanpanas. Daerah lereng timur sebagai bagian dari struktur Merapi Tua jarang
terkena dampak aktivitas Merapi. Lereng ini lebih banyak tedutup dengan vegetasi.
Morfologinya nampak dipisahkan dari kerucut-Merapi dengan sesar yang berbentuk
tapal kuda yang melalui bawah Gunung Ijo, lereng timur Merapi
3. Lereng kaki Merapi tersusun dari punggungan punggungan radial yang diselingi
dengan hulu-hulu. Sungai. Beberapa sungai penting yang berada di lereng barat
yaitu Batang, Bebeng, Putih, Blongkeng, Sat, Lamat dan Senowo. Alur-alur pada hulu
sungai tersebut yang sering mendapat tambahan material produk letusan.
Pada kawasan gunung merapi masih terdapat kegiatan permukiman, mulai dari Kerucut Gunung
Merapi hingga Lereng. Hal ini dikarenakan lahan pada kawasan tersebut sangat subur sehingga
sangat cocok untuk kegiatan perkebunan, pertanian, serta petemakan. Kawasan ini sangat rawan
akan bahaya letusan berupa awan panas serta material vulkanik lahar dingin. Terhitung pada letusan
tahun 2010 talu kawasan ini merupakan salah satu tempat yang memakan korban jiwa ketika
Letusan besar terjadi.

E. Aliran Lava

Anda mungkin juga menyukai