Anda di halaman 1dari 8

LEMBAR KERJA

LABORATORIUM IMUNOHEMATOLOGI

“PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH DIRECT”

NAMA : NAWANG PRIMA ILMIAFEE


NIM : 20118056
PRODI : D4 TLM
MEJA :5

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN KESEHATAN


INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
Jl. KH Wachid Hasyim No. 65 Kediri
LEMBAR KERJA

Topik : PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH DIRECT

PRA ANALITIK

Tujuan : Untuk mengetahui golongan darah seseorang berdasarkan penentuan jenis


Antigen pada permukaan sel darah merah.

Prinsip : Reaksi aglutinasi antara antigen (aglutinogen) yang terdapat pada permukaan
sel darah merah dengan antibodi (aglutinin) yang sudah diketahui jenisnya.

Alat :

1. Slide golda
2. Kapas kering
3. Alkohol swab
4. Autoclick
5. Blood lancet
6. Pengaduk disposible
7. Tissue

Reagen :

1. Antisera A
2. Antisera B
3. Antisera AB
4. Antisera D

Sampel :

1. Darah Kapiler
2. Darah Vena

Probandus :
1. Nama : Mr.X
2. Umur : Xy
3. TTL : Xxy
4. Alamat : Xyy
ANALITIK

Prosedur :

1. Disediakan slide golongan darah

2. Diteteskan 1 tetes antisera A pada slide pertama, antisera B pada slide kedua dan
antisera AB pada slide ketiga untuk pemeriksaan golongan darah ABO dan antisera
D pada slide keempat untuk pemeriksaan golongan darah Rhesus.

3. Ditambahkan 1 tetes darah pada masing-masing slide

4. Dilakukan pengadukan darah dengan reagen, setelah pengaduk di buat mengaduk


slide pertama maka dibersihkan dengan tissue begitu juga dengan selanjutnya hingga
selesai

5. Dipastikan diaduk dengan rata agar tercampur dengan sempurna

6. Dihomogenkan dengan cara menggoyang – goyang slide

7. Dibaca adanya aglutinasi


PASCA ANALITIK

Hasil :

 Antisera A : ( - ) tidak terjadi aglutinasi


 Antisera B : ( - ) tidak terjadi aglutinasi
 Antisera AB : ( - ) tidak terjadi aglutinasi
 Antisera D : ( + ) terjadi aglutinasi

Interpretasi hasil :

AGLUTINASI
Antisera A Antisera B Antisera AB GOLONGAN DARAH

+ - + A
- + + B
+ + + AB
- - - O

Antisera D Rhesus

+ Rh+
- Rh-

Kesimpulan : Dari pemeriksaan golongan darah direct pada sampel darah kapiler
yang telah dilakukan, didapatkan hasil positif golongan darah O+
(Rhesus positif)
Diskusi :

Reagen antisera merupakan reagen yang digunakan untuk pemeriksaan golongan


darah ABO. Diperoleh dari biakan supernatan secara in vitro yang berasal dari hibridisasi
immunoglobulin sel tikus, dan hasil pemeriksaanya akan terbentuk aglutinasi. Misalnya pada
golongan darah A ketika ditambahkan reagen antisera A, reagen antisera B, dan reagen
antisera AB, maka terjadi aglutinasi pada darah yang di tetesi reagen antisera A dan AB,
sedangkan pada reagen antisera B tidak terbentuk aglutinasi. Antigen – antigen golongan
darah yang sangat penting adalah antigen A, dan B. Ciri antigen itu berada pada ujung gula –
gula yang melekat langsung pada dinding sel atau melekat pada rangkaian protein yang
menonjol dari hamparan bilipid.
Golongan darah direct yang dicari yaitu antigen (Ag), nama lainnya yaitu : blood
grouping, cell grouping, forward grouping.
Fungsi pemeriksaan golongan darah yaitu:
1. Untuk mengetahui golongan darah seseorang dalam menunjang silsilah keturunan
keluarga.
2. Untuk transfusi darah.
3. Untuk transplantasi / pencangkokan.
4. Untuk membantu diagnosa terhadap tindakan kriminal.
Pemeriksaan golongan darah mempunyai berbagai manfaat dan mempersingkat waktu
dalam identifikasi. Golongan darah penting untuk diketahui dalam hal kepentingan transfusi,
donor yang tepat serta identifikasi pada kasus kedokteran forensik seperti identifikasi pada
beberapa kasus kriminal (Azmielvita, 2009). Pemeriksaan golongan darah ABO dilakukan
untuk menentukan jenis golongan darah pada manusia. Penetuan golongan darah ABO pada
umumnya dengan menggunakan metode slide. Metode slide merupakan salah satu metode
yag sederhana, cepat dan mudah untuk pemeriksaan golongan darah (Chandra, 2008).
Pemeriksaan golongan darah untuk mendeteksi keberadaan antigen di permukaan membran
sel darah merah dengan cara mereaksikan darah manusia dengan anti-sera A dan antisera B
(Yuniar et al, 2014).

Golongan darah ABO pada manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi
yang terkandung dalam darahnya, yaitu :

 Golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A dipermukaan


eritrositnya dan menghasilkan antibodi A dalam serum darahnya,
 Golongan darah B memiliki sel darah merah dengan antigen B di permukaan
eritrositnya dan menghasilkan antibodi B dalam serum darahnya
 Golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B di permukaan
eritrositnya serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A dan antigen B di
serum darahnya
 Golongan darah O tidak memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B di
permukaan eritrositnya, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B dalam
serum darahnya.

Golongan darah rhesus yang didasarkan pada jenis aglutinogen pada erytrosit dan
agglutinin pada plasma darah. Ada dua jenis penggolongan rhesus yaitu rhesus positif (+) dan
rhesus negatif (-). Seseorang bergolongan rhesus positif (+) memiliki antigen rhesus pada
erytrositnya dan tidak memiliki antibodi. Golongan rhesus negatif (-) memiliki antibodi
rhesus pada plasma darahnya dan tidak memiliki antigen.

Golongan darah ABO merupakan salah satu contoh dari alel berganda dari sebuah gen
tunggal. Berdasarkan hasil pemeriksaan, tidak dijumpai adanya rhesus negatif, hal ini karena
golongan darah rhesus negatif (Rh-) ditemukan pada sekitar 15% pada ras kulit putih,
sedangkan pada ras Asia jarang dijumpai rhesus negatif, kecuali terjadi perkawinan campuran
dengan orang asing yang bergolongan rhesus negatif. Pada wanita, perbedaan rhesus dapat
menimbulkan masalah jika terjadi kehamilan (ibu dan anak berbeda rhesus), dimana pada
bayi pertama, risiko peluang terbentuk antibodi sebesar 8%, dan pada kehamilan berikutnya
sebagai akibat sensitisitas pada kehamilan pertama yaitu sebesar 16%. Sehingga adanya
perbedaan rhesus dapat menimbulkan kondisi Hemolytic Disease of The Newborn atau
erytroblastosis fetalis (Arosa, 2016), pada saat kondisi tertentu dapat mengakibatkan
kematian janin dalam rahim maupun terjadinya gangguan kesehatan setelah bayi lahir seperti
jaundice (penyakit kuning), anemia, gagal jantung serta pembengkakan hepar (Swastini,
Lestari, Laksmiani, & Setyawan, 2016).

Berdasarkan hasil pemeriksaan, diketahui bahwa golongan darah A, B, dan O


berjumlah sama. Golongan darah O merupakan golongan darah yang paling umum dijumpai
di dunia, meskipun pada daerah tertentu seperti Swedia dan Norwegia, golongan darah A
lebih dominan, dan ada pula beberapa daerah dengan 80% populasi dengan golongan darah
B. Pada umumnya, antigen A lebih banyak dijumpai daripada antigen B. Karena golongan
darah AB memerlukan keberadaan dua antigen yaitu A dan B, sehingga golongan darah AB
merupakan golongan darah yang jarang dijumpai di dunia (Amroni, 2016). Bahkan ada
penelitian yang menyatakan bahwa di dunia ini yang memiliki golongan darah AB tidak lebih
dari 5% populasi (Haqq, 2018).
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, T. I. S., Ritchie, N. K., & Nurmala. (2019). Inkompatibilitas ABO Pada Neonatus Di
UTD PMI Kota Banda Aceh Tahun 2018. Jurnal Averrous, 5(2), 59–75.

Swastini, D., Lestari, A., Laksmiani, N., & Setyawan, E. (2016). Pemeriksaan Golongan
Darah Dan Rhesus Pelajar Kelas 5 Dan 6 Sekolah Dasar Di Desa Taro
Kecataman Tegallalang Gianyar. Buletin Udayana Mengabdi, 15(1), 64–69.

Tenriawaru, E.P dkk. 2016. Analisis Korelasi Antara Golongan Darah Tipe ABO Dengan
Modalitas Dan Gaya Belajar Mahasiswa. Jurnal Dinamika. Vol. 7 No.1: 42.
Palopo: Universitas Cokroaminoto

Anda mungkin juga menyukai