Anda di halaman 1dari 23

Mata Kuliah : Desain Produk

CRITICAL BOOK REPORT

DOSEN PENGAMPU :
Dra. Fatma Tresno Ingtyas, M.Si

Mawaddah Sari W, S.Pd, M. Kes

Dra. Sulistiawikarsih, M.Pd

DI SUSUN

OLEH :

ELIA AGUSTINA

NOVEINCE

NUR NILAWATI

SITI ZUBAIDAH

PENDIDIKAN TATA BOGA

PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepadaTuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan RahmatNya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata
kuliah “Desain Produk” ini yang berjudul “Critical Book Report”. Saya
mengucapkan banyak terimakasih kepada para Dosen pembimbing mata kuliah
desain produk yang telah membimbing untuk menyelesaikan laporan ini dengan
baik, dan saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
bekerja sama atas selesainya laporan ini.
Semoga segala bentuk bantuan dan kebaikan para dosen pembimbing dan
rekan semua mendapat imbalan yang setimpal dari Yang Maha Kuasa. Dan kami
juga sangat membutuhkan kritik juga saran kepada para pembaca untuk
memperbaiki makalah kami agar menjadi lebih baik.

Medan, Desember 2018

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang  Masalah

Pada dunia pemasaran persaingan merupakan hal yang lumrah dan wajar.
Maka dari itu berbagai usaha dilakukan dalam upaya memenangkan persaingan
ini. Salah satu diantaranya adalah membuat desain kemasan produk yang  menarik
sehingga dapat mengundang konsumen untuk membeli produk yang dipasarkan.
Menurut Christine Suharto Cenadi, daya tarik suatu produk tidak dapat terlepas
dari kemasannya. Kemasan merupakan “pemicu” karena ia langsung berhadapan
dengan konsumen. Karena itu kemasan harus dapat mempengaruhi konsumen
untuk memberikan respon positif.

Desain kemasan belum begitu populer, karena pemahaman tentang


manfaatnya belum dirasakan. Disamping itu untuk usaha-usaha mikro dan idustri
kecil rumahan, kemasan masih dipandang hanya sebagai pembungkus semata
bukan sebagai media pemikat konsumen. Demikian juga kemasan masih dianggap
penyebab ongkos produksi tinggi.

Keberhasilan pemasaran suatu barang, tidak hanya ditentukan oleh mutu


barang serta usaha promosi yang dilakukan, tetapi juga dalam upaya yang sama
oleh mutu dan penampilan kemasan itu sendiri. Untuk kenyataan ini kita kenal
filsafat pemasaran yang sudah lazim sejak abad ke 19 di Inggris “the product is
the package”, barang produk ditentukan oleh kemasannya sendiri. Kesadaran akan
kemasan adalah bagian yang tak terpisah dari barang produk, sehingga tidak
mengherankan bila sebuah biro perencanaan grafis bersikap “Kami tak dapat
menaikkan mutu barang produk, karena itu kami tingkatan kemasannya”. Tujuan
utama desain grafis, tidak saja menciptakan desain atau perencanaan fungsional
estetis, tetapi juga yang informatif dan komunikatif dengan masyarakat. Bila
dilengkapi dengan pengertian psikologi massa, dan teori-teori pemasaran
(ekonomi), maka karya-karya desain grafis ini dapat merupakan alat promosi
dengan yang sangat ampuh.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengemasan?
2. Bagaimana persyaratan bahan pengemas ?
3. Apa yang dimaksud dengan desain kemasan,
C. Tujuan
1. Mengetahui pengemasan
2. Mengetahui persyaratan bahan pengemas
3. Memahami yang dimaksud dengan desain kemasan
BAB II
RINGKASAN BUKU

A. Identitas Buku
1. Identitas buku utama :

Judul buku : Cerdas Mengemas Produk Makanan dan Minuman

Penulis : Yuyu A Delli Gunarsa

Penerbit : PT. Agromedia Pustaka

Cetakan :1

Tahun : 2011

ISBN : 979-006-341-5

Kota terbit : Jaakarta

Penerbit : Media Pustaka

2. Identitas buku pembanding

Judul buku : “A Practical Guide to Flexible Packaging: Material, Teknologi,


Aplikasi”

Penulis : Sri Julianti

Tahun terbit : 2017

Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama (2017)

Tebal halaman: 198 halaman


B. Ringkasan Buku utama

Segala hal tentang kemasan

A. Kemasan terus berkembang

Kemasan telah dikenal sejak zaman purba. Orang-orang primitif telah


menggunakan bahan sederhana seperti kulit binatang dan dedaunan sebagai
kemasan. Tujuan utamanya adalah agar tidak berantakan. Kemunculan aneka yang
terbuat dari tanah untuk wadah air atau makanan dicina sering dianggap sebagai
langkah maju perkembangan kemasan makanan.

Jenis kemasan sangat bervariasi disetiap negara. Indonesia yang kaya akan
tumbuhan bambu menggunakan bahan tersebut sebagai tempat keranjang dan
minuman. Tentu saja tujuan awalnya hanya ingin melindungi makanan atau
minuman dari perubahan cuaca dan mempermudah proses distribusi.

Kertas dan karton

Perkembangan pabrik kertas semakin meningkatkan kemunculan kemasan


makanan berbahan dasar kertas. Pada zaman dahulu sebagian besar orang cina
menggunakan daun murbey untu membungkus makanan.

Selain kertas biasa, diguakan orrugated box yang dikenal dengan kotak
karton bergelombang pada industri pengemasan jenis mulai muncul tahun 850-an
diamerika yang kemudain berkembang menjadi pembuatan kantong secara
otomatis.

Kertas dan karton menjadi pilihan yang lebih mudah dibandingkna


dengan botol dan kaleng. Awalnya kemasan kertas dan karton yang diproduksi
menggunakan kayu pulp ttidak cocok untuk minuman atau makanan yang
mengandung kuah. Pada tahun 880, Amerika membuat kemasan yang dilapisi
dengan parafin, sehingga tahan dan cocok terhadap makanan yang mengandung
minyak atau kuah.
Gelas

Mulai tahun 890-850, teknik pengemasan dan pengawetan menggunakan


gelas telah banyak digunakan di Eropa. Berbagai makanan diawetkan
menggunakan larutan asam. Namun, teknologi pengawetan tersebut mulai
berkurangseiring ditemukannya teenologi pengawetan dan freezer.

Kaleng

Kemunculan kemasan kaleng lebih banyak digunakan untuk memenuhi


kelemahaan kemasan gelas yang mudah pecah dan mahal.dengan tetap
memeperhatikan hasil penemuan, Appart dan dua peneliti lain, mereka
menemukan kemasan kaleng yang lebih tanahn daripada kaca. Wadah kaleng ini
dapat digunakan untuk membungkus makanan sekaligus minuman.

Kemasan kaleng dibuat dari logam tipisyang ditutup rapat hingga tidak
tembus air. Perkembangan makanan kemasan kaleng tidak langsung diterima oleh
masyarakat amerika karena bentuk makanan kaleng saat itu. Terkesan
manukualitas, yaitu dalam bentuk buld, bongkahan, besar, tebal.

Plastik

Plastik merupakan bahan kemasan yang paling terakhir digunakan. Plastik


ditemukan pada abad ke-8 dan banyak ditemukan atau kkeperluan perang dan
militer. Plastik merupakan kemasan yang paling modem sehingga pilihan
kemasan semakin terjangkau.

Slyrene ditemukan tahun 831dengan kualitas mudan rusa dan hancur.


Selanjutnya pada tahun 833, peneliti dijerman melakukan penyempurnaan produk
pada mulai tahun 950. Hingga kini styfoam , box, manguk, gelas, plastik mulai
populer dalam industri makanan.
B. Fungsi kemasan

Kemasan atau packagig memiliki fungsi dan peranyang besar dalam usaha
makanan dan minuman. Pada praktik industr pangan modern, kemasan merupakan
faktor penting dalam upaya untuk memastikan bahwa makanan dan minuman
yang dihasilkan mudan dijajakan dan aman. Proses pengemasan yang baik dapat
mengandalkan proses penyusunan mutu suatu produk pangan sehingga produk
tersebut dapat diterima dan dikonsumsi konsumen

a. Fungsi tradisional
Fungsi kemasan hanya dilihat dari fungsi tradisionalnya, yitu
hanya untuk membungkus makanan dan minuman agar mudah
dibawa dan tidak tumpah.
b. Fungsi keamanan dan manfaat
Kemajuan teknologi dibidang pangan, banyaknya kasus keracunan
makanan dan tuntutan akan kualitas makanan yang dijual ternyata
menjadi kemasan tidak hanya sekedar pelindung, tetapi sebagai
sarana pengawetan. Kini kemasan pangan sangat diperhatikan oleh
para konsumen. Kemasan makanan diharapkan mampu menjamin
keamanan dan menjadikan makanan lebih awet.
c. Fungsi marketing
Saat produk makanan dan minuman diproduksi dalam jumlah besar
dan beragam, fungsi marketing suatu produk menjadi tuntutan
yang luar biasa ditengah persaingan yang mendunia. Belum lagi
produk perusahaan besar yang sering membuat konsumen bingung.
Hal inilah yang membawa suatu kemasan makanan dapat
memberikan identitas produk yang ditawarkan.
C. Hal-hal yang diperhatikan dalam menyusun kemasan
a. Efektifitas
Faktor efektivitas merupakan faktor penting yang perlu
dipertimbangkan dalam proses merancang kemasan sutu produk bahan
kemasan harus disesuaikan dengan sifat dan kkebutuhan produk yang
akan dikemas, jangan sampai kemasan yang digunakan tidak sesuai
dengan produk yang akan dikemas.
b. Keamanan pangan food safety)
Faktor keamanan pangan merupakan faktor yang penting yang tidak
boleh terlwatkan saat memilih jenis makanan dan cara mengemas
yang benar. Keamanan produk sangat penting karena kemasan
nonfood grade biasanya mengandung bahan berbahaya yang dapat
mengontaminasi makanan dan minuman yang dijual.
c. Mudah untuk dikkirim (easy delivery)
Untuk mencapai tujuan tersebut biasanya produk kemasan atau
minuman dikemas secara pratis dalam karto atau wadah khusus.
Tujuannya agar makanan tidak mudah rusak, kuat, tahan benturan,
hemat tempat, mudah diangkut. Pengemasan harus selalu
mempertimpangkan kapasitas agar tidak terlalu penuh. Bahkan
pedomana dan cara mpenyimpanan dipelajari oleh pengepul.
d. Mudah dikenal
Kemasan pangan akan dirancang agar begitu baik agar mudah dikenali
dan diingat konsumen. Kemasan yang dibuat harus terlihat berbeda
dari produk lain terutama untuk jenis produk serupa. Terlebih lagi
untuk produk kemasan.
e. Kemasan argonomis
Kemasan produk argonomis yang dimaksud adalah eamanan yang
mudah dalam segala hal
Apabila makanan atau minuman memerlukan peralatan, seperti gunting,
pisau, atau sendok untuk membukanya pasti produk tersebut jarang diminati.
Kemudian merupkakan salah satu unsure penting bagi konsumen untuk
mempertimbangkan pembelian produk makanan.

Kesibukan luar biasa kadang-kadang membuat sebagian besar orang


kekurangan waktu. Jangan sampai hanya karena kemasan pembungkusan yang
terlalu rapat dan tidak mudah dibuka menyebabkan konsumen gagal membeli
produk yang anda produksi. Bahkan, iklan produk makanan dan minuman selalu
menampilkan kemudahan membuka kemasan minuman soda. Kemudian
menyobek kemasan karton pda produk susu atau sari buah, atau kemudahan dalam
menuang minyak goreng.

Contoh nyata yang anda dapat amaati dengan mudah adalah air minum
kemasan. Sebagian besar konsumen menyukai kemasan botol air minum yang
mudah dipegang, tutupnya rapat, dan sekali pakai. Nah , apakah produk makan
minum skala rumahan dapat diproduksi dengan keunggulan seperti diatas?
Sebenarnya, semua itu mungkin untuk dilakukkan jika tersedia bahan pengemas
dan mesin kemasan. Industeri rumahan dan UKM tidak perlu takut ketinggalan .
Bisa jadi kunsumen yang memiliki pengalaman buruk membuka bungkus suatu
kemasan tidak akan membeli lagi prudyk tersebut.

Praktik kasus

Ibu Via adalah seseorang penjual jamu gendong . Biasanya Ibu Via menjajakan
jamu menggunakan botol kacayang tebal dan berat. Bisnis jamu telah dirintisnya
sejak lama hingga kini telah banyak penggemar. Salah satu jamu buatanya paling
digemari adalah jamu senom. Kebanyakan penggemar adalah ibu-ibu arisan yang
hobi senam, ibu pengantar anak sekolah, dan ibu-ibu arisan.

Tentu hal yang sangat berat jika ibu Via mengantar jamu gendong kemudian
menuangkan kedalam gelas dan berkeliling mengantarkan kepada pelanggan nya
yang memiliki jarak lumayan jauh. Ibu Via harus menggaji orang banya untuk
berkeliling, dilain sisi akan banyak modal yang harus dikeluarkan. Pernah Bu Via
menyajikan jamu didalam kemasan kantong plastik kecil. Namun, banyak yang
kurang suka karena mudah tumpah, kurang menarik , dan harus sekali habis.
Padahal kebanyakana pelanggan adalah ibu-ibu yang gemar meminum jamu
sambil mengobrol .

Kemasan apa yang cocok?

Kemasan yang paling cocok untuk Ibu Via adalah menggunakan kemasan cup
plstik yang ditutup rapat. Dibelikan kemasan cup plsatik, plastic seal, dan mesin
sealer, jamu sinom dikemas mirip air minumkemasan merek terkenal. Agar
mudah diminum, ibu Via juga meneydikan sedotan mudah masuk kedalam gelas.

Dengan demikian, pembeli dapat denmgan mudah menikmati jamu. Kemasannya


pun udah dibuangdan praktis dibawa kemana-mana saja. Ibu Via pun mendapat
banyak keuntungan, beliau tidak perlu lagi mengaji orang banyak. Cukup
menitipkan jamu ditoko kecil atau pedagang didekat lokasi penggemar jamunya.
Coba bandingkan jika Ibu Via harus menjual jamu dengan gelas kaca.

1. Faktor Keindahan ( Artwork )

Layaknya pakaian, kemasan luar biasa suatu produk harus memiliki


penampilan serta bentuk yang cantik dan indah. Bagi industry pangan, sangat
penting untuk menampilkan gambar , kelezatan atau kesegaran produk didalam
kemasan sudah dapat terwakili. Pemainan warna, pilih logo, pilihan huruf, tagine,
dan atribut lain sangat berpengaruh pada terciptanya suatu harmonisasi produk
kemasan.

g. factor informasi dan promosi

dsain kemasan yang baik dapat menjadi sarana informasi awal sebelum pembeli
mencicipi isinya. Kemasan sangat memerlukan pertimbangan, iya atau tidak, bagi
konsumen untuk membeli suatu produk. Sering kali pembeli masih buta dengan
manfaat suatu makanan dan minuman yang dijual karena tidak dimakan langsung.

Karena itu, kemasan merupakan sarana untuk menjelaskan kepada konsumen


tentang keunggulan dan manfaat makan dan minuman yang dibeli. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa kemasan merupakan sarana informasi dan
komunikasi konten produk, citra dan merek agar konsumen merasa untuk
membeli. Secara tidak langsung konsumen dapat juga menjadi sarana promosi
pengenalan produk konsumen.

Cara Produksi Pangan Yang Baik Untuk Usaha Kecil Menengah

Usaha makanan dan inuman, baik skala kecil atau besar, wajib mengatahui
cara produksi yang baik. Tujuannya agar keamanan pangan dan kontinuitas atau
keteraturan produksi makanan dan minuman dapat terjaga serta sesuai standar
yang lebih diterapkan. Salah satu pedoman manajemen aplikasi yang biasa
digunakan adalah manajemen cara produksi pangan yang baik(CPBB) atau lebih
dikenal dengan istilah GM (Good Manufacturing Practice)
CPBB merupakan standar yang ditetepkan berdasarkaan pengalaman (resep, cara
kerja, dan cara memasak) yang sudah menjadi ketetpan sehingga tercapi
keteraturan. Standar tersebut dapat juga diambil dari ketepatan legal( peraturan
pemerintah) atau menajemen pengendalian mutu yang menggunakan konsep
HACCP( Hazard AnalysisCrical Cntrol Point) Semuanyaakan kumpulanya dan
tentang didalam suatu alat kerja yang disebut manual atau buku kerja. Tujuan
akhir semua proses adalah terkendalinya proses produksi dari sejumlah atau mutu.

CPBB tidak hanya milik usaha besar. Usaha sekecil apapun harus
memiliki pedoman kerja dan pencatatan sederhana. Tidak perlu membuat CPBB
yang rumit atau menggunakan teori-teori yang berat. Tidak perlu membuat CPBB
yang rumit atau menggunakan teori-teori yang berat. Prinsip penting adalah
memiliki buku kerja untuk melakukkan pengawan dan evaluasi sehingga produksi
makanan berlasung secara kontinu dan konsisten. Masalah yang selalu hadir
disetiap UKM adalah produksi yang dihasilkan tidak pernah seragam dan
kualitasnya selalu berubah. Penyebab masalah tersebut adalah pelaku usaha kecil
enggan membuat standar produk yang produksi contohnya mudahnya, saat usaha
kecil miliki perseorangan mendapat pesanan dalam partai besar. Dengan
seandainya memerlukan bantuan orang lain untuk menyelesaikan pesanan
tersebut. Saat inilah buku kerja atau standar kerja sangat diperlukkan. Buku kerja
dapat dijadikan proses pembelajaran bagi pegawai sehingga mengasilkan produk
sama dengan yang dibuat pemiliknya. Penatapan standar kerja berdaskan
pengalaman uji coba hingga ditemukkan cara dan hitungan bahan yang tepat.

Pembuatan dan penyusunan buku kerja perlu memperhatikan beberapa


faktor berikut:

1. standar food safety bahan baku, bahan pembantu, bumbu, tepung, atau bahan
materian kemasan.

Standar keamanan pangan(food safety) adalah syarat atau kualitifikasi yang harus
dipenuhi oleh penguasa agar produk yang dijuan tidak mengandung bahan
berbhaya. Standar keamanan makanan dan minuman olahan menjadi kewajiban
semua pengusah kecil dan besar, keamanan pangan menjadi kegarusan karena
terkaitnyawa konsumen.

Food safery harus diterapkan pada bahan baku, bahan pendukung , dan semua
tahapan pembuatan. Berkaitan dnegan ini, kemasan yang tidak sesuai pun bisa
menjadi sumber bahaya.

Untuk m,enjamin keamanan pangan, kemasan makanan harus bebas dari


sumerikontaminan dan bau menyengat. Kemasan juga tidak boleh mengotori,
harus disesuai kan dengan bahan makanan dan jenis pengawetan yang akan
dilakukkan.

Jaminan keamanan wajib dimiliki khusus nya bagui produk kemasan


relati(bermerek tertentu) dalam cakupan luas, pengusaha besar( makanan retail
wajib mendaftarkan produknya di BPOM dengan mencantumkan M untuk jenis
makanan dan minuman yang diolah didalam negri dan ML untuk makanan impor.

Proses untuk mendapatkan nomor izin keduanya juga berbeda. Untuk MD atau
ML diajukkan kekantor BPOM pusat dijakarta, sedangkan P.IRT dilupakan untuk
industry rumah tangga dan usaha kecil yang bisa diajukkan penyuluhan dan
pembinaan dari dinas kesehatan daerah. Jika memenuhi syarat, maka izin P.IRT
akan diberikan, tetapi jika belum, pemerintah(dinkes) akan member pembinaan.
Table 1. jenis bahaya pangan dan tidak pencegahan

Jenis Bahaya Bahaya Yang Terjadi Tindakan Pencegahan


Bahaya fisik. Kematian, pendarahan 1. memeriksa dengan
Bahaya fisik yang dapat atau tindakan operasi seksama bahan baku dan
mencemari makanan, bahan pembantu agar
misalnya. Potongan bebas dari bahan
kaca, streples, krikil, lidi, berbahaya.
paku, atau potongan 2. memastikan bahwa
benda lain. bahan baku yang
digunakan bersih dari
bahan berbahaya
3. memastikkan bahwa
peralatan yang
digunakan tidak ada
yang pecah atau rusak
serta disimpan dengan
baik.
Bahaya biologi. Sakit typus, diare, flu, 1. menjaga sanitasi dan
Contoh mudahnya bahkan kematian. kebersihan bahan,
adalah tumbuhnya peralatan, tempat kerja
mikroba pathogen hingga karyawan
didalam makanan, 2. menjaga rantai dingin.
seperti silomonia, Penamasan yang tepat,
escheria coli , atau virus serta pengemasan yang
lainnya. baik dan benar
Bahaya kimia Keracunan, kanker, 1. memilih supplier yang
Munculnya bahaya kimia bahkan kematian. baik dan jujur,
dapat terjadi saat proses 2. menepatkan bahan
penglahan atau secara kimia berbahaya didalam
tidak sengaja terbawa tempat tersendiri.
didalam makanan. 3. melakukan tindakan
Misalnya penambahan pengecekan bahan secara
boraks dan formalin bteliti.
secara sengaja kedalam 4. Menjaga kebersihan
makanan atau adanya dan saritasi produk
minyak tanah, minyak 5. menjaga rantai dingin,
pelumas, atau bahan pemansan yang tepat,
pembersihan secara tidak serta pengemasan yang
sengaja diodalam baik dan benar.
makanan

2. Aturan atau Tahapan Kerja

Tahapan kerja yang dimaksud adalah urutan membuat makanan atau minuman
sesuai dengan resep yang dikehendaki. Setiap produk makanan atau minuman
pasti memiliki urutan dan cara kerja yang berbeda satu sama lain. Berikut ini kami
berikan sedikit ganbaran tahapan kerja pembuatan pempek tenggiri yang dijual
dalam keadaan siap saji.

Bagan 1. Tahapan Kerja Pembuatan Pempek Tenggiri

Penerimaan

Pembersihan

Penimbangan

Pencampuran

Pembentukkan

Pemasakan
Pendinginan dan penirisan

pengemasan

3. Urutan dan Jenis Pekerjaan

Dtail urutan dan jenis pekerjaan disetiap tahap pembuatan suatu produk makanan
atau minuman perlu dimasukkan kedalam standar opersional kerja. Didalam
usaha makanan atau minuman diperlukkan tampilann yang menarik, rasa yang
enak, dan tekstur yang baik. Jangan sampai keluar dari aturan yang telah dibuat.
Jika hal ini terjadi, bisa saja produk yang dihasilkan rusak, gagal, atau tidak
standar. Pada akhirnyapengusaha yang akan mengalami kerugian.

4. Manajemen Stok FIFO( First In First Out)

Ketersediaan bahan baku atau produk jadi harus berurutan sesuai tanggal. Produk
yang telah jadi terlebih dahulu harus dijual terlebih dahulu juga. Begitu juga
dengan bahan baku yang dibeli. Prinsip ini sering disebut dengan FIFO( First In
First Out)

5. Resep Makanan dan Minuman

Didalam proses pembuatan suatu produk makanan dan minuman tidak boleh
menggunakan ukuran perkiraan. Semua bahan harus terukur secara tepat dan
pasti. Proses pengukuran pun harus menggunakan alat penimbangan atau takaran
lain yang telah terstandar.

Table 2. Resep Pempek Kapal Selam Dita Food untuk kali adonan atau satu Batch
Ikan Tenggri giling tanpa duri 2 kg
Tepung terigu 1,5 kg
Bawang putih, haluskan 0,1 kg
Garam 0,05 kg
Penyedap rasa 0,0 kg
Air dingin 0,5 liter
Telur ayam ( 1butir bobot 50 gram) 0,75 kg
Cara membuat:
1.campurkan ikan tenggiri, bawang putih, garam dan penyedap rasa, aduk hingga
rata tambagkan tepung terigu dan air dingin sedikit demi sedikit, ukeni hinggan
adonan kali dan dapat dibentuk
2. rebus air hingga mendidih, masukkan adonan pempek, rebus selama 30 menit
hingga mengapung . angkat tiriskan

6. Cara Standar Operasional Peralatan

Jika usaha anda menggunakan mesin pada proses produksinya, buatlah standar
kerja mesin, cara mengoperasinya, pemeliharanya, serta cara penanganan nya
apabila mesin tidak bekerja sesuai standar, data-data mengenai mesin disimpan
dalam bentuk file dan selalu ajarkan kepada karyawan yang mengoperasikkan
nya.

7. Spesifikasi Bahan

Spesifikasi Bahan merupakan persyaratan mutu dan keamanan pangan yang wajib
dipenuhi oleh supplier. Lebih bagus lagu jika disertai data sertifikasi dari pihak
berwenang, seperti sertifikasi halal, SNI(Standar Nasional Indonesia) atau data
laboratium

8. Standar kualitas Produk jadi

Standar kualitas produk jadi harus dicatat atau didokumentasikkan agar mutu
produk dapat diukur oleh karyawan. Hal ini akan mempermudah pemilik untuk
memastikkan bahwa hasil produknya sudah bagus dan bisa dijual. Standar
pengukuran dapat diamati dari segi warna, rasa , tekstur, hingga bentuk kemasan
yang telah ditetepkan.
9. Training Karyawan

Program pelatihan perlu diberikan kepada karyawan. Kegiatan tersebut dapat


dilakukkan secara bertahap meliputi pengetahuan pembuatan produk, sanitasi,
atau higienisitasi. Pemberian materi pelatihan dapat dialkukkan oleh karyawan
yang telah berpengalaman atau trainer yang didatangkan dari luar. Manfaat
pelaksanna pelatihan anatara lain meningkatkan kemampuan atau kompetensi
karyawan

10. pencatatan

Pencatatan dialakukkan dibeberapa tahapan cara pembuatan suatu produk yang


dianggap kritis. Misalnya pada tindakan perbaikan, jumlah produksi, kebutuhan
bahan, kode produksi, jumlah hasil produksi. Disampingn itu, bertujuan untuk
memudahkan analisis manajemen.

BAB III
PEMBAHASAN

A. Kritik buku utama


Buku ini mengupas secara gamblang dan sederhana tentang step by step proses
pengemasan makanan dan minuman. Mulai dari syarat kemasan yang aman,
kebutuhan mesin pengemasan, pemilikan bahan kemasan yang cocok, artwork
cara mendesain kemasan, cara mengemas, sehingga cara menjual produk. Semua
yang Anda butuhkan ada di dalam buku ini.

Solusi kreatif di tengah masalah pemasaran UKM adalah keterbatasan


pengetahuan dan cara kemas yang tepat agar mampu bersaing di pasar. Buku ini
merupakan kiat jitu untuk sukses berbisnis di bidang makanan melalui kemasan
untuk Usaha Kecil Menengah bermodal tipis.

Buku ini memberi pencerahan akan pentingnya kemasan bagi UKM dalam
menghadapi persaingan. Buku ini adalah pedoman wajib yang langsung dapat
digunakan oleh pengusaha UKM untuk meningkatkan akses pasar ke toko
modern. Buku ini membuka mata bahwa kemasan bagus bukan hanya milik
perusahaan besar. Melalui design kemasan yang baik, pengusaha UKM dapat
mengemas produknya lebih cantik dan bernilai jual tinggi.

B. Kritik buku pembanding

“A Practical Guide to Flexible Packaging: Material, Teknologi, Aplikasi”


karya Ibu Sri Julianti merupakan suatu buku terbitan 2017 yang
melengkapi khazanah pembahasan pengemasan tidak hanya dari aspek
desain dan estetika saja, namun juga dari aspek proses produksi yang
sangat kental fondasi keteknikannya, serta dari sisi kimiawi material serta
fungsi sebagai material penghalang kelembaban/penghalang uap (barrier
material). Buku ini merupakan hasil kristalisasi pengalaman Ibu Sri
Julianti sebagai pakar kemasan di suatu industri multinasional, serta
keberlanjutan hasrat beliau untuk berbagi ilmunya pada buku sebelumnya,
yaitu “The Art of Packaging” (2014, terbitan PT Gramedia Pustaka
Utama).
Di dalam buku ini pertama-tama dijelaskan pentingnya kemasan,
baik dari sisi penjaminan kualitas maupun untuk promosi, branding.
Terdapat beberapa jenis kemasan, yaitu kemasan yang langsung kontak
dengan bahan pangan (kemasan primer) namun ada juga kemasan untuk
mempermudah penyimpanan (kemasan sekunder) serta kemasan untuk
menjamin keamanan saat pengiriman (kemasan tersier). Dipaparkan juga
mengenai bahan-bahan pembentuk kemasan fleksibel, seperti polyethylene
(PE), polypropylene (PP), polystyrene (PS), dll.

Kemasan pangan yang baik tentunya dilengkapi dengan barrier


material untuk menghalangi uap air/kelembaban masuk ke dalam produk,
ataupun menjaga agar aroma makanan jangan sampai kabur ke luar
kemasan. Barrier material tersebut berupa aluminum foil, metalized film,
dll yang kemudian disatukan dengan kemasan menggunakan lem khusus
yang melalui proses perekatan/laminasi yang khusus pula. Pengemasan
pangan terkini bisa terdiri dari beberapa lapis bahan polimer, lem/perekat,
barrier material, aluminum foil hanya dengan ketebalan total <1 mm, dan
sudah harus termasuk printable materials untuk bisa memasukkan merek,
ingredients, maupun foto untuk menarik konsumen.

Berdasar paparan singkat sebelumnya, jelas sekali bahwa


pengemasan (terutama untuk pengemasan pangan) merupakan suatu
teknologi yang canggih, dan tidak main-main dengan standar yang ketat
(kemasan harus makin ringan agar mempermurah logistic transportasi,
namun harus makin lengkap agar kualitas terjaga). Hal ini membuat
teknologi pengemasan merupakan suatu kesatuan dari proses industrial
penting bagi teknologi pangan. Kemasan dengan bahan dasar film
diproduksi umumnya dengan menggunakan proses blown film, cast film,
extrusion dll. Kemasan yang sudah jadi kemudian diisi dengan produk
dan disegel menggunakan mesin form fill seal, fill seal, welding/las (hot
sealing, ultrasonic welding, hot air sealing dll.)
Bagi jurusan Food Technology, tentunya buku ini merupakan sesuatu yang
berguna bagi pengembangan pengetahuan dalam negeri, khususnya
teknologi pengemasan pangan. Sudah bukan rahasia lagi bahwa
pengemasan sangatlah esensial bagi produk pangan komersial.
BAB IV
PENUTUP

Kemasan merupakan salah satu solusi untuk menarik perhatian konsumen karena berhadapan
langsung dengan konsumen. Seiring dengan berkembangnya  jaman dan meningkatnya
persaingan, fungsi kemasan yang dulunya hanya sebagai wadah atau pelindung
berubah menjadi alat jual yang memberikan dan menciptakan citra kepada produk yang
dijualnya. Kemasan merupakan satu bagian dari Desain Komunikasi Visual yang menuntut
banyak pertimbangan dalam proses pembuatannya karena selain mempertimbangkan faktor
estetis dan fungsionalnya, seorang desainer komunikasi visual yang baik juga harus memikirkan
bagaimana kemasan yang didesain itu dapat menarik perhatian konsumen dan memenangkan
persaingan pasar.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.facebook.com/.../cerdas-mengemas-produkmakanan.../
113687788725600/

https://foodtech.binus.ac.id/.../book-review-a-practical-guide-to-flexible-
packaging/

https://design.tutsplus.com/id/.../the-beginners-guide-to-packaging-design--cms-
2738...

Anda mungkin juga menyukai