Oleh :
Kelompok 2
Ghina Puluhulawa
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
Gorontalo, 09 September
2021
Tim Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar..............................................................................................
Daftar Isi.........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan.........................................................................................
3.2 Saran...................................................................................................
DaftarPustaka................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semua organisme memiliki perilaku. Perilaku merupakan bentuk
respons terhadap kondisi internal dan eksternalnya. Suatu respons
dikatakan perilaku bila respons tersebut telah berpola, yakni memberikan
respons tertentu yang sama terhadap stimulus tertentu. Perilaku juga dapat
diartikan sebagai aktivitas suatu organisme akibat adanya suatu stimulus.
Dalam mengamati perilaku, kita cenderung untuk menempatkan diri pada
organisme yang kita amati, yakni dengan menganggap bahwa organisme
tadi melihat dan merasakan seperti kita. Ini
adalah antropomorfisme (berasal dari bahasa Yunani, Anthropos:
manusia), yaitu interpretasi perilaku organisme lain seperti perilaku
manusia. Semakin kita merasa mengenal suatu organisme, semakin kita
menafsirkan perilaku tersebut secaraantropomorfik.
Suatu perilaku hewan terjadi karena pengaruh genetis (perilaku
bawaan lahir atau “innate behavior”) dan karena akibat proses belajar atau
pengalaman yang dapat disebabkan oleh lingkungan. Pada perkembangan
ekologi perilaku terjadi perdebatan antara pendapat yang menyatakan
bahwa perilaku yang terdapat pada suatu organisme merupakan pengaruh
alami atau karena akibat hasil asuhan atau pemeliharaan. Hal ini
merupakan perdebatan yang terus berlangsung. Dari berbagai hasil kajian,
diketahui bahwa terjadinya suatu perilaku disebabkan oleh keduanya, yaitu
genetis atau bawaan dan lingkungan (proses belajar), sehingga terjadi
suatu perkembangan sifat. Semua hewan memiliki perilaku yang berbeda-
beda, baik perilaku bawaannya, yang sudah diajari maupunadaktifnya.
1.2 RumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, adapun beberapa rumusan masalah
sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan perilaku hewan ?
2. Bagaimana mekanisme terjadinya tingkah laku?
3. Bagaimana pengaruh gen dan hormon terhadap perilaku hewan?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, adapun beberapa tujuan dari
penyusunan makalah ini yaitu sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui pengertian perilaku hewan
2. Untuk mengetahui mekanisme terjadinya tingkah laku
3. Untuk mengetahui pengaruh gen dan hormon terhadap perilaku
hewan
BAB II
PEMBAHASA
N
2.1 Etologi dan Perilaku Hewan
Ilmu perilaku hewan, ilmu perilaku satwa atau juga disebut etologi
(dari bahasa Yunani: ἦθος, ethos, "karakter"; dan –λογία, -logia) adalah
suatu cabang ilmu zoologi yang mempelajari perilaku atau tingkah
laku hewan,mekanisme serta faktor-faktorpenyebabnya.
Perilaku (behavior) berarti bertindak, bereaksi, atau berfungsi
dalam suatu cara tertentu sebagai respons terhadap beberapa stimulus
(rangsangan). Atau dengan kata lain, perilaku merupakan tanggapan
ataupun merespon terhadap berbagai stimulus, baik yang berasal dari
lingkungan luar maupun yang dari dalam tubuh sendiri berkaitan
dengan apa yang dilakukan makhluk hidup dan bagaimana makhluk hidup
tersebutmelakukannya.
Perilaku (behavior) berarti bertindak, bereaksi, atau berfungsi
dalam suatu cara tertentu sebagai respons terhadap beberapa stimulus
(rangsangan). Atau dengan kata lain, perilaku merupakan tanggapan
ataupun merespon terhadap berbagai stimulus, baik yang berasal dari
lingkungan luar maupun yang dari dalam tubuh sendiri berkaitan dengan
apa yang dilakukan makhluk hidup dan bagaimana makhluk hidup tersebut
melakukannya. Perilaku juga merupakan aktivitas suatu organisme akibat
adanya suatu stimulus. Perilaku organisme ini meliputi perilaku hewan,
tumbuhan, ataupun mikroorganisme (Rakhmawati, 2014).
Perilaku juga merupakan kebiasaan-kebiasaan satwa liar dalam
aktivitas hidupnya seperti sifat kelompok, waktu aktif, wilayah
pergerakan, cara mencari makan, cara membuat sarang, hubungan
sosial, tingkah laku bersuara, interaksi dengan spesies lainnya, cara
kawin dan melahirkan anak (Alikodra, 1990). Perilaku merupakan suatu
adaptasi agar makhluk hidup tetap bertahan hidup pada lingkungan
tertentu. Perilaku individual adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh
otot atau kelenjar di bawah kendali sistem saraf sebagai respon terhadap
suatu rangsangan. Contohnya perilaku hewan ini antara lain yaitu hewan
yang menggunakan otot-otot di dada dan kerongkongannya untuk
berkicau, atau melepaskan bau tertentu untuk menandai teritorinya.
Perilaku adalah bagian esensial pemerolehan nutrien untuk pencernaan dan
pencarian pasangan untuk reproduksi seksual. Selrain itu juga turut
berperan dalam homeostasis, misalnya lebah madu berdempetan untuk
menghasilkan atau mengonservasi panas (Campbell dkk, 2008:295).
Tingkah laku hewan sendiri terdiri dari dua macam yaitu
”klise” yang merupakan konsekuensi dari sistem syaraf yang diturunkan
secara genetik bersifat tetap dan utuh ”fixed action pattern”. Tingkah
laku ini antara lain taksis yaitu orientasi tubuh dalam menghadapi
aspek lingkungan, refleks yaitu respon yang dilakukan oleh sebagian
tubuh dan insting yaitu interaksi antara hormon, stimulus eksternal dan
sistem syaraf. Tingkah laku dipelajari ”acquired” adalah tingkah laku
yang terbentuk melalui proses belajar sepanjang masa kehidupan, berubah
berdasarkan pengalaman, non genetik dan tidak berkaitan dengan
stimulus tertentu. Tingkah laku ini tebagi menjadi tingkah laku belajar
dan reasoning yaitu kemampuan merespon situasi baru tanpa proses
belajar sebelumnya (Bima, 2007).
Menurut Alcock (1979), bila mengamati tingkah laku, maka
terdapat dua pengertian, yaitu proksimat dan ultimat. Proksimat
merupakan mekanisme yang berkaitan dengan stimulus lingkungan atau
penyebab tingkah laku yang secara langsung berasal dari dalam tubuhnya.
Stimulus yang muncul dapat mengakibatkan perubahan hormon atau
neural yang menstimulasi tingkah laku, yang berhubungan dengan
produksi seperti kicauan burung dan pembuatan sarang. Sedangkan ultimat
merupakan perilaku yang berasal dari dalam hewan itu sendiri karena
faktor genetik yang terbentuk melalui gen tertentu karena hewan harus
mempertahankan hidupnya. Lebih jelas mengenai perilaku hewan ini,
dipelajari dalam cabang ilmu etologi. Etologi adalah ilmu yang
mempelajari tingkah laku hewan dalam kondisi alami.
2.2 Mekanisme Terjadinya Tingkah Laku
Perilaku merupakan tanggapan hewan melalui gerakan motorik
terhadap rangsangan yang berasal dari luar maupun dalam tubuh hewan.
Membicarakan tentang mekanisme perilaku hewan, maka terdapat
beberapa sistem utama yang terlibat dalam mekanisme munculnya
perilaku, yaitu: sistem reseptor (termasuk alat indera), sistem saraf, sistem
endokrin, dan efektor (kelenjar dan sistem alatgerak).
Stimulus atau rangsangan diterima oleh reseptor. Stimulus dapat
berupa rangsangan luar maupun rangsangan dalam. Rangsangan luar
(eksternal), misalnya suhu, keberadaan predator diterima oleh reseptor
luar (eksteroseptor), misalnya alat indera atau ujung-ujung saraf di kulit.
Rangsangan dalam misalnya rasa lapar dan rasa haus diterima oleh
reseptor dalam (interoseptor). Rangsangan diteruskan sebagai impuls
listrik oleh sel saraf sensorik (aferen) menuju sistem saraf pusat (otak dan
sumsum tulang belakang). Pengolahan informasi di dalam sistem
saraf pusat diteruskan oleh sel saraf motorik (eferen) menuju efektor.
Efektor dapat berupa otot atau kelenjar. Efektor otot akan melaksanakan
perintah sistem saraf pusat berupa aktivitas motorik, yang merupakan
perilaku. Efektor lainnya adalah kelenjar termasuk kelenjar
endokrin. Kelenjar endokrin terhubung dengan sistem saraf melalui
strukturhipotalamus.
3.1 Kesimpulan
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perilaku (behavior) hewan adalah aktivitas atau tanggapan dari suatu hewan
terhadap berbagai stimulus, baik yang berasal dari lingkungan luar maupun
yang berasal dari dalam tubuhnya.
Mekanisme terbentuknya perilaku hewan yaitu ketika ada stimulus yang
datang baik eksternal maupun internal yang disampaikan oleh sistem syaraf
dan campur tangan sistem hormon kemudian disampaikan keseluruhan
tubuh untuk memberikan komando agar melakukan suatu tingkah laku.
Perilaku hewan dalam usahanya untuk beradaptasi dengan lingkungan
dipengaruhi oleh faktor genetik dan juga faktor lingkungan, yang mana
perilaku pada hewan terjadi karena pengaruh genetis (perilaku bawaan lahir
atau “innate behavior”), dan karena akibat proses belajar atau pengalaman
yang dapat disebabkan oleh lingkungan.
Bentuk dari perilaku hewan dibagi menjadi 2 yaitu perilaku hewan yang
berasal dari bawaan yang umumnya diwariskan (innate behaviore), dan
perilaku yang terajar (terlatih). Pada perilaku bawaan ada beberapa bentuk
perkembangan sifat yaitu innate, instinct, dan FAP (Fixed Action Pattern
atau Pola Aksi Tetap). Dalam terbentuknya perilaku bawaan ini diperlukan
suatu release (isyarat) yang dapat berupa zat kimia, warna, dll.
3.2 Saran
Dengan mempelajari makalah ini diharapkan pembaca bisa
menjadikan bacaan ini sebagai sarana dan sumber yang relevan dan juga
sebagai bahan bacaan untuk menambah pengetahuan dan wawasan.
Daftar Pustaka