Anda di halaman 1dari 4

MATERI PEWARISAN SIFAT

A. Pengertian pewarisan sifat


Pewarisan sifat atau yang dikenal dengan Hereditas merupakan suatu pewarisan sifat
dari induk kepada keturunannya. Ilmu yang mempelajari tentang pewarisan sifat disebut
dengan genetika. Pewarisan sifat itu dapat ditentukan oleh kromosom dan gen. Teori-teori
tentang pewarisan sifat  adalah sebagai berikut :
1.      Teori Embryo

Teori ini dikemukanan oleh William Harvey, 1578-1657 yang menyatakan, bahwa
semua hewan berasal dari telur. Pernyataan ini diperkuat oleh Reiner de Graaf (1641-
1673) peneliti pertama yang mengenal bersatunya sel sperma dengan sel telur yang akan
membentuk embrio. Reiner de Graaf menyatakan bahwa ovarium pada burung sama
dengan ovarium pada kelinci.
2.      Teori Preformasi

Teori ini dikemukakan oleh Jan Swammerdan, 1637-1689 yang menyatakan bahwa
telur mengandung semua generasi yang akan dating sebagai miniature yang telah
terbentuk sebelumnnya.
3.      Teori Epigenesis Embriologi

Teori ini dikemukakan oleh C.F. Wolf, 1738-1794, yang menyatakan bahwa ada
kekuatan vital dalam benih organiseme dengan kekuatan ini menyebabkan pertumbuhan
embrio menurut pola perkembangan sebelumnya.
4.      Teori Plasma Nutfah

Teori ini dikemukakan oleh J. B. Lamarck, 1744-1829 yang menyatakan bahwa sifat
yang terjadi karena rangsangan dari luar (lingkungan) terhadap struktur fungsi organ
yang diturunkan pada generasi berikutnya.
5.      Teori Pengenesis

Teori ini dikemukakan oleh C. R. Darwin, yang menyatakan bahwa setiap bagian tubuh
dewasa menghasilkan benih-benih kecil yang disebut gemuia.
6.      Teori Telegani
Teori ini dikemukakan oleh Ernest Haeckel, menyatakan bahwa spermatozoa sebagian
besar tersusun atas inti dan inti bertanggung jawab sebagai penurunan sifat.

Pewarisan sifat (Plassa). Makhluk hidup yang ada di muka bumi ini sangat beragam.
Setiap jenis makhluk hidup mempunyai sifat dan ciri tersendiri sehingga dapat
membedakannya antara yang satu dengan yang lainnya. Sifat atau ciri yang dimiliki oleh
setiap makhluk hidup ada yang dapat diturunkan dan ada pula yang tidak dapat diturunkan.
Dalam pewarisan sifat dari generasi ke generasi berikutnya mengikuti pola tertentu yang khas
bagi setiap makhluk hidup. Pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya disebut
hereditas. Cabang biologi yang khusus mempelajari tentang hereditas adalah genetika. Tokoh
yang sangat berjasa dalam menemukan hukum-hukum genetika adalah Gregor Johann
Mendel (1822 – 1884) dari Austria. Beliau lahir tanggal 22 Juli 1822. Karena jasanya itu
beliau dijuluki sebagai Bapak Genetika.
Pewarisan sifat adalah ciri-ciri atau sifat-sifat makhluk hidup yang diturunkan dari
generasi ke generasi atau diturunkan dari induk kepada anaknya. Tiap spesies memiliki ciri-
ciri tertentu yang spesifik yang hampir sama dari generasi ke generasi, bahkan ciri ini ada
sejak dulu kala. Misalnya hewan gajah mempunyai telinga yang lebar, mempunyai gading,
tubuhnya besar, dan mempunyai belalai. Ciri gajah tersebut sudah ada sejak gajah purba. Jadi
ada ciri-ciri atau sifat-sifat makhluk hidup yang diturunkan dari generasi ke generasi atau
diturunkan dari induk kepada anaknya.
B. Istilah-istilah dalam pewarisan sifat
Terminologi
Untuk mengerti jalannya penelitian Mendel, kamu perlu mempelajari beberapa istilah yang
terkait dalam pewarisan sifat. Istilah-istilah tersebut sebagai berikut:
a) P= Singkatan dari kata parental, yang berarti induk.
b) F= Singkatan dari kata Filial, yang berarti keturunan. F1 berarti keturunan pertama, F2
berarti keturunan kedua, dan seterusnya.
c) Fenotipe = karakter (sifat) yang dapat kita amati (bentuk, ukuran, warna, golongan darah,
dan sebagainya).
d) Genotipe = susunan genetik suatu individu (tidak dapat diamati).
e) Simbol untuk suatu gen (istilah pengganti untuk “faktor keturunan”) dikemukakan dengan
sebuah huruf yang biasanya merupakan huruf pertama dari suatu sifat. Misalnya R = gen
yang menyebabkan warna merah (rubra), sedangkan r = gen yang menyebabkan warna
putih (alba). Dalam hal ini merah dominan terhadap putih. Oleh karena itu, diberi simbol
dengan huruf besar. Gen yang resesif diberi simbol dengan huruf kecil.
f) Genotipe suatu individu diberi simbol dengan huruf dobel, karena individu itu umumnya
diploid. Misalnya: RR = genotipe untuk tanaman berbunga merah, sedangkan rr = genotipe
untuk tanaman berbunga putih.
g) Homozigotik = sifat suatu individu yang genotipenya terdiri atas gen-gen yang sama dari
tiap jenis gen (misalnya RR, rr, AA, AABB, aabb, dan sebagainya)
Heterozigotik = sifat suatu individu yang genotipenya terdiri atas gen-gen yang berlainan
dari tiap jenis gen (misalnya Rr, Aa, AaBb, dan sebagainya).
h) Alel = anggota dari sepasang gen, misalnya: R = gen untuk warna bunga merah dan r = gen
untuk warna bunga putih, T = gen untuk tanaman tinggi dan t = gen untuk tanaman rendah.
R dan r satu sama lain merupakan alel, tetapi R dan t bukan alel.

C. Hukum pewarisan sifat mendel


D. Pola pewarisan sifat mendel
E. Hukum mendel 1 (hukum segregasi)
Hukum Mendel I dikenal juga dengan Hukum Segregasi menyatakan: ‘pada
pembentukan gamet kedua gen yang merupakan pasangan akan dipisahkan  dalam dua sel
anak’. Hukum ini berlaku untuk persilangan monohibrid (persilangan dengan satu sifat
beda).
Secara garis besar, hukum ini mencakup tiga pokok:
a. Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi pada karakter turunannya.
Ini adalah konsep mengenai dua macam alel; alel resisif (tidak selalu nampak dari luar,
dinyatakan dengan huruf kecil, misalnya w dalam gambar), dan alel dominan (nampak
dari luar, dinyatakan dengan huruf besar, misalnya R).
b. Setiap individu membawa sepasang gen, satu dari tetua jantan (misalnya ww dalam
gambar di samping) dan satu dari tetua betina (misalnya RR dalam gambar di samping).
c. Jika sepasang gen ini merupakan dua alel yang berbeda, alel dominan akan selalu
terekspresikan (nampak secara visual dari luar). Alel resesif yang tidak selalu
terekspresikan, tetap akan diwariskan pada gamet yang dibentuk pada turunannya.

Anda mungkin juga menyukai