Anda di halaman 1dari 15

TUGAS KELOMPOK GENETIKA

MENDELISME:PERKAWINAN DIHIBID MONOHIBRID DAN PERHITUNGAN


JUMLAH GAMET DAN KOMBINASI FENOTIB

\
KELOMPOK 3 :
HILDEGARDIS MARIANA SASI
MARIA SEPTIANA CANAI
DESTY CHINTIA HUKI
CATERINA CLAUDYANA ARA

DOSEN PENGASUH :
Dr. Refli., MSc

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
TAHUN AJARAN 2016/2017
Beberapa Pendapat Yang Mengawali Hukum Keturunan
Beberapa pendapat atau angggapan yang terdapat dikalangan para ahli ialah anatara lain :
1. Ovisma, yaitu anggapan yang sesungguhnya memiliki sifat keturunan ialah sel induk yang
dihasilakan individu betina.
2. Animalkulisma, setelah alat mikroskop ditemukan dapat dibuktikan bahwa di dalam cairan yang
dihasilakan oleh individu jantan terdapat hewan-hewan kecil, yang dulu disebut animalkus kini
dikenal dengan nama spermatozoa.
3. Teori preformasi. Anthonie van Leeuwenhoek (1632-1723), Swammerdam (1637-1680) dan Bonnet
(1720-1793) melalui mikroskop yang amat sederhana merasa seolah-olah ada makhluk hidup
berbentuk manusia kecil di dalam spermatozoa. Anggapan ini diperkuat lagi oleh pendapat ahli-ahli
lain yang melihat pula bentuk manusia kecil di dalam telur.
4. Teori epigenesis yang diakui oleh Wolff dan Von Baer (1792-1876). Teori ini mengatakan bahwa
spermatozoa maupun sel telur tidak memiliki susunan yang seperti dikemukakan oleh teori
preformasi, melainkan sel telur yang telah dibuahi oleh sprematozoa akan mengadakan
pertumbuhan sedikit demi sedikit.
5. Teori pangenesis yang dikemukakan oleh seorang biologiwan bernama Charles Darwin (1809-
1882). Dikatakan bahwa di dalam sel kelamin terdapat tunas-tunas, yang akhirnya akan tumbuh
menjadi makhluk baru setelah sel telur dibuahi oleh spermatozoa.
6. Teori plasma benih yang dikemukakan oleh August Weismann(1834-1914). Dikatakan bahwa
gamet itu dibentuk oleh jaringan khusus.

Perkawinan Monihibrid
Hukum Mendel I : Pemisahan gen sealel. Peristiwa pemisahan alel ini terlihat ketika pembikinan gamet
individu yang memiliki genotipe herozigot, sehingga tiap gamet mengandung salah satu alel itu. Hukum ini
disebut juga Hukum Segregasi. Berdasarkan percobaan menyilang 2 individu yang memiliki 1 karakter
berbeda : Monohibrid.
Mendel telah memilih tanaman ercis untuk percobaannya karena :
1. Tanaman ini hidupnya tidak lama (merupakan tanaman setahun), mudah tumbuh dan mudah
disilangkan.
2. Memiliki bunga sempurna, artinya pada bunga tersebut terdapat benang sari dan putik, sehingga
biasanya terjadi penyerbukan sendiri. Penyerbukan sendiri yang berlangsung beberapa generasi
terus-menerus akan menghasilkan galur murni, yaitu keturunan yang selalu memiliki sifat yang
sama dengan induknya.
3. Tanama ini memiliki tujuh sifat dengan perbedaan yang menyolok, seperti batang tingi lawan
kerdil, buah polongan berwarna hijau lawan kuning, bunga berwarna ungu lawan putih, bunganya
terletak aksial(sepanjang batang) lawan terminal(pada ujung batang), biji yang masak berwarna
hijau lawan kuning, permukaan biji licin lawan berkerut, warna kuit biji ab-abu lawan putih.
Sesungguhnya diwaktu Mendel hidup belum diketahui tentang bentuk dan susunan sifat keturunan. Mendel
menyebut bahan keturunan itu faktor penentu. Tetapi kini faktor penentu itu lebih dikenal dengan istilah
gen. Dengan diketemukannya kromosom (yaitu benda halus berbentuk batang lurus atau bengkok ke dalam
sel), maka Wilhelm Roux(1883) berpendapat bahwa kromosom adalah faktor pembawa kwturunan.
Pendapat ini diperkuat oleh eksperimen T.Boveri dan W.S. Sutton(1902) yang menbktikan bahwa gen
adalah bagian dari kromosom. Teori ini dikenal juga sebagai teori kromosom.
Kemudian diketahui bahwa gen diwariskan dari orang tua ke keturunannya lewat gamet.
Di waktu Mendel mengawinkan tanaman ercis berbatang tinggi dengan berbatang kerdil,
maka semua tanaman keturunan pertama seragam berbatang tinggi. Suatu tanda bahwa sifat tinggi
mengalahkan sifat kerdil. Sifat demikian disebut sifat dominan ; sifat yang dikalahkan disebut sifat resesif.
Ketika tanam-tanaman keturunan pertama tadi dibiarkan menyerbuk sendiri didapatkan tanam-tanaman
keturunan kedus yang memperlihatkan peisahan dengan perbandingan kira-kira batang tinggi : batang
kerdil.
Untuk menerangkan hasil percobaan Mendel itu secara genetik perlu dikenal terlebih dahulu
penggunaan beberapa simbol(tanda), seperti :
P = induk/orang tua (asal dari bahasa Latin parens=orang tua)
F = keturunan(asal dari bahasa Latin filius). Maka F 1 =keturunan pertama; F2 =keturunan kedua,
dst.).
O = tanda kelamin jantan.
O = tanda kelamin betina.
Gen biasanya diberi simbol dengan huruf pertama dari suatu sifat. Gen dominan dinyatakan dengan
huruf besar, sedang yang resesif dengan huruf kecil. Misalnya :
T = simbol gen yang menentukan batang tinggi
t = simbol gen yang menetukan batang kerdil.
Oleh karena tanaman itu merupakan individu yang diploid, maka simbol tanaman ditulis dengan huruf
dobel. Misalnya :
TT = simbol untuk tanaman berbatang tinggi.
tt = simbol untuk tanaman berbatang kerdil.
Percobaan Mendel tersebut di atas dapat diikuti secara genetik seperti diagram perkawinan pada gambar di
bawah.

Sifat keturunan yang dapat kita amati/lihat (warna,bentuk, ukuran) dinamakan fenotip. Sifat dasar yang tak
nampak dan tetap (artinya tidak berubah-ubah karena lingkungan) pada suatu individu dinamakan genotip
(misalnya TT,tt). Stren (1930) berpendapat bahwa genotip dan lingkungan dapat menetapkan fenotip atau
dengan lain perkataan fenotip merupakan resultante dari genotip dan lingkungan. Dengan demikian, maka
dua genotip yang sama dapat dapat menunjukkan fenotip yang berlainan, apabila lingkungan bagi kedua
fenotip itu berlainan. Contohnya anak kembar satu telur tentuna mamiliki genotip yang sama, tetapi jika
kedua anak itu dibesarkan dalam lingkungan yang berbeda, maka mereka akhirnya masing-masing akan
memiliki fenotip berlainan.
Anggota dari sepasang gen yang memiliki pengaruh berlawanan disebut alel. Misalnya T besar
menetukan sifat tinggi pada batang, sedangkan t menentukan batang kerdil. Maka T dan t merupakan alel.
Tetapi andaikan R adalah gen yang menentukn warna merah pada bunga, maka T dan R bukan alel.
Homozigot adalah individu yang genotipnya terdiri dari alel yang sama (misalnya TT,tt), sedangkan
heterozigot adalah individu yang genotipnya terdiri dari pasangan alel yang tidak sama(misalnya Tt).
Homozigot dapat dibedakan atas homozigot dominan (TT) dan homozigot resesif (tt).
Fenotip dua individu dapat sama tetapi genotipnya berbeda. Misalnya tanaman berbatang tinggi dan
mempunyai genotip TT atau Tt.
Hasil perkawinan antara dua individu yang mempunyai sifat beda dinamakan hibrid, jadi tanaman
F1 pada contoh dimuka merupakan hibrid. Berdasarkan banyaknya sifat beda yag terdapat pada suatu
individu, dapat dibedakan :
Monohibrid, ialah hibrid dengan satu sifat beda (Aa).
Dihibrid, ialah hibrid dengan dua sifat beda (AaBb).
Trihibrid, ialah hibrid dengan tiga sifat beda (AaBbCc).
Apabila digram perkawinan dimuka diikuti dapat terlihat bahwa ada pemisahan alel pada waktu
tanaman yang heterozigotik (F1) membentuk gamet, sehingga gamet memiliki salah satu alel. Jadi ada
gamet dengan alel T dan ada gamet dengan alel t. Prinsip ini dirumuskan dengan Hukum Mendel I yang
terkenal dengan nama Hukum pemisahan gen yang sealel. Berhubungan dengan sifat batang kerdil yang
dalam F1 tidak nampak, dalam F2 akan nampak kembali.
Beberapa kesimpulan penting dapat diambil dari perkawinan dua individu dengan satu sifat beda,
yaitu :
1. Semua individu F1 adalah seragam.
2. Jika nominansi nampak sepenuhnya, maka individu F1 memiliki fenotip seperti induknya yang
dominan.
3. Pada waktu individu F1 yang heterozigotik itu membentuk gamet-gamet terjadilah pemisahan alel,
sehingga gamet hanya memilikicsalah satu alel saja.
4. Jika nominansi nampak sepenuhnya, maka perkawinan monohibrid (Tt x Tt) menghasilkan
keturunan yang memperlihatkan perbandingan fenotip 3:1 (yaitu tinggi : kerdil), tetapi
memperlihatkan perbandingan genotip 1:2:1 ( yaitu TT :2/4 Tt : tt).
Tentu saja dalam kenyataanya perbandingan fenotip 3:1 itu tidak selalu tetap. Misalnya saja pada
percobaan Mendel itu didapatkan keturunan F2 yang terdiri dari 787 tanaman berbatang tinggi dan 277
tanaman berbatang kerdil atau dalam perbandingan 2,84 : 1.
Perkawinan Monohibrid pada Hewan
Contohnya pada marmot. Rambut maormot (seperti juga pada manusia, tikus, dll) ada yang hitam dan ada
yang putih (albino). Marmot yang normal adalah yang berbulu hitam, disebabkan karena ia memiliki gen
dominan A yang mentukan pembentukan pigmen melamin. Alelnya a dalam keadaan homozigotik
menyebabkan melamin tidak terbentuk, sehingga marmot berwarna putih. Perkawinan antara marmot
jantan hitam dengan marmot betina albino menghasilkan keturunan F 1 yang semuanya hitam. Jika anak-
anaknya ini kawin sesamanya didapatkan keturunan F 2 yang memperlihatkan perbandingan fenotip 3
hitam : 1 albino. Perbandingan genotipnya adalah 1 AA : 2 Aa : 1 aa.
Perkawinan Monohibrid Pada Manusia
Pada manusia telah diketahui cukup banyak sifat hereditas (turun-temurun), misalnya albino/bulai (cara
menurunnya gen seperti pada marmot itu), jari lebih (polydactyli), kemampuan merasakan rasa pahit atau
tidak diwaktu tes PTC (phenyn thiocarbamida), mata biru, rambut ikal, celah langit-langit dan celah bibir,
ayan (epilepsi), kencing manis (diabetes), dll.
Berikut ini diberikan beberapa contoh :
1. Jari lebih (polidactyli) ditemukan oleh gen dominan P, sedang alelnya resesif p menentukan jari
normal. Seorang ibu normal, suaminya polydactyli mempunyai 3 orang anak. Anak pertama dan
kedua adalah laki-laki polydactyli dan anak ketiga adlah perempuan normal. Bagaimanakah kira-
kira genotip dari individu-individu tersebut ?
Ibunya normal, berarti mempunyai genotip pp. Ayahnya polydactyli tetapi mempunya
seorang anak perempuan normal. Jadi ayah itu paasti memiliki gen resesif p dalam genotipnya,
sehingga ayahnya itu heterozigotik Pp. Dengan demikian gen resesif p dari ayah akan bertemu
dengan gen p dari ibu, sehingga dihasilkan anak dengan genotip pp (normal). Anak laki-lakinya itu
polydactyli tentunya juga herozigotik Pp. (Gb. 1-5).
2. Suatu bahan kimia sintetis Phenyl thiocarbamida (disingkat PTC)

Dapat digunakan untuk menyelidiki apakah orng dapat merasakan rasa pahit ataukah tidak. Orang
yang dapat mengecap rasa pahit dapat disebut pengecap (taster), sedang yang tidak merasa apa-
apa (tawar saja) disebut buta kecap (nontaster). Kemampuan untuk merasakan rasa pahit
ditentukan oleh gen dominan T, sehingga
Seorang pengecapa dapat mempunyai genotip TT ata Tt. Alelenya resesif t menyebabkan orang
tidak dapat merasakan pahit dan karena itulah orang buta kecap memiliki genotip tt.
Suami istri masing-masing pengecap heterozigotik mempunyai 2 anak, yaitu anak laki-laki
pengecap dan anak perempuan buta pengecap. Berapakah kemungkinannya bahwa anak laki-laki itu
pengecap ?
Oleh karena suami istri itu pengecap heterozigotik, maka mereka itu masing-masing
mempunyai genotip Tt. Mereka akan menghasilkan keturunan yang kemungkinannya terdiri dari
bagian anak-anak pengecap dan bagian berupa anak-anak buta kecap. Mereka telah memiliki satu
anak laki-laki pengecap dan 1 anak perempuan buta kecap. Bahwa anak laki-laki pengecap itu
heterozigotik seperti ayahnya, kemungkinannya ialah 2/3.
3. Kencing manis (diabetes melitus), ialah suatu penyakit metabolisme pada tubuh manusia yang
disebebkan oleh karena pankreas kurang menghasilkan insulin, sehingga kadar gula dalam darah
tinggi sekali dan sebagian dibuang melalui air kencing. Penyakit kencing manis atau sering disebut
juga penyakit gula dapat membahayakan kesehatan orang, antara lain penyembuhan luka pada
penderita penyakit ini akan berlangsung lebih sulit. Dahulu dikira bahwa penyakit ini bukan
keturunan, sebab meang banyak penderita karena berfoya makan, tidur tidak teratur, mendapat
tekanan perasaan yang sangat dirasakan atau karena kerusakan lain dalam faal tubuh. Akan tetapi
dari penyelidikan diketahui bahwa kurangnya kemampuan dari pankreas untuk membentuk insulin
itu ditentukan ole gen resesif d. Jika seseorang pasa suatu waktu diketahui menderita diabetes,
sedangkan kedua orang tuanya normal, maka dapat dipastikan bahwa kedua orang tua itu
heterozigotik. Dengan demikian maka gen resesif d dari kedua orang tua akan bertemu pada
anaknya.
Namum demikian, timbulnya diabetes juga dipengaruhi oleh ekspresi dari gen itu.

Ada pula pendapat yang menyatakan bahwa diabetes seperti halnya dengan epilepsi
(penyakit ayan) itu ditentukan oleh beberapa gen (poligen), tidak olej sebuah gen tunggal.
4. Thallassemia, ialah penyakit darah bawaan (krturunan) yang menyebabkan sel darah merah
(eritrosit) pecah (hemolisis). Penyakit ini banyak terdapat di negara-negara di sekitar Laut Tengah
( Italia, Yunani, Turki, pantau Utara Benua Afrika), di Timur Tengah (Irak, Afghanistan, Iran,
Pakistan), India Utara, Muangthai, Laos, Vietnam, Kamboja dan di sekitar khatilistiwa (Indonesiam,
Afrika Tegah)
Penyakit anemia ini, yang sering disebut juga Cooleys anemia, sangat berbahaya dan terdapat pada bayi
dan anak-anak. Eritrosit berbentuk tak teratur, mengandung sedikit hemoglobin, sehingga hanya
mempunyai kemampuan sedikit untuk mengikat oksigen. Sel darah putih meningkat jumlahnya dalam
darah dan hati serta limpa membengkak.
Thalassemia berdasarkan keparahannya dibedakan atas 2 macam :
a. Thalassmia mayor, ini sangat parah dan biasanya menyebabkan kematian pada bayi.
b. Thalassemia minor, ini tidak begitu parah, tetapi biasanya memerlukan berkali-kali
transfusi darah.
Di Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSCM ( Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusuma) Jakarta pernah dijumpai
2 orang anak penderita Thalssemia, ialah Agus Susanto dan Linawati sejak umur 3 bulan menerima
transfusi darah untuk selama hidupnya.
Thalssemia ditemtukan oleh gen dominan Th, sedang alelnya resesif th menetukan sifat normal. Orang
yang homozigotik ThTh menderita Thalssemia mayor, yang heterozigotik Thth menderita Thalssemia
minor, sedang orang yang sehat nergenotip thth. Penderita Thalssemia mayor tidak pernah dijumpai pada
umur dewasa, sebab biasanya sudah meninggal di waktu bayi atau anak-anak. Jadi apabila dalam suatu
keluarga didapatkan penderita Thalssemia minor dapat dipastikan bahwa kedua orang tuannya adalah
penderita Thalassemia minor pula.

Perkawinan resiprok
Perkawinan resiprok (perkawinan kebalikan) ialah perkawinan yang merupakan kebalikan dari perkawinan
yang semula dilakukan.
Sabagai contoh dapat digunakan percobaan Mendel pada tanaman ercis.
H = gen untuk buah polong berwarna hijau
h = gen untuk buah polong berwarna kuning.
Mula-mula dikawinkan tanaman ercis berbuah polong hijau dengan yang berbuah polong kuning. Semua
tanaman F1 berbuah polong hijau. Keturunan F 2 memisah dengan jumlah perbandingan fenotip 3 hijau : 1
kuning. Pada perkawinan resiproknya digunakan serbuk sari yang berasal dari tanaman berbuah polong
kuning dan diberikan kepada bunga dari tanaman berbuah polong hijau.

Jelaslah bahwa perkawinan resiprok menghasilkan keturunan yang sama.


Perkawinan balik (Backcross)
Ialah perkawinan antara individu F1 dengan induknya betina atau jantan. Ambillah sebagai contoh marmot.
B = gen untuk warna hitam
b = gen untuk wrna putih.
Jika marmot hitam homozigotik BB dikawinkan dengan marmot pituh bb, maka semua keturunan F 1
seragam, yaitu Bb berwarna hitam. Jika dilakukan perkwinan balik antara marmot F 1 dengan induk jantan
(hitam), maka semua marmot F2 berwarna hitam, meskipun genotipnya berbeda. Di sini dapat dilihat
bahwa dua individu mempunyai fenotip sama tetapi berlainan genotipnya.

Ujisilang (Testcross)
Ialah perkawinan anatara individu F1 (hibrid) dengan inidividu yang dobel resesif.
Pada contoh ini maka ujisilang (testcross) menghasilkan keturunan 50% marmot hitam dan 50% mermot
putih.
Dapat diambil kesimpulan bahwa ujisilang (testcross) terhadap individu monohibrid menghasilakan
keturunan yang memperlihatkan perbandingan 1:1. Perkawinan demikian itu disebut ujisilang, karena
biasanya dilakukan untuk menguji ketidak murnian suatu individu. Seperti pada contoh ini misalnya,
andaikan sodara memiliki marmot hitam, tentunya tidak akan mengetahuinya begitu saja, apakah marmot
itu homozigotik atukah heterozigotik. Jika marmot hitam dikawinkan dengan marmot hitam pula, maka
semua keturunan akan hitam. Tetaapi jika dilakukan uji silang (yaitu dengan menggunakan individu yang
dobel resesif), keturunannya memisah dengan perbendingan 1:1, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
marmot hitam yang saudara miliki itu adalah heterozigotik. Namun bilamana ujisilang tadi menghasilkan
keturunan hitam semua, berarti marmot yang saudara miliki itu adalah homozigitik.
Sifat intermediar
Sebagai contoh dapat digunakan penyerbukan silang tanaman bunga pukul empat (Mirabilis jalapa). Jika
serbuk sari berasal dari tanaman homozigot berbunga merah (genotip MM) diberikan kepada putik dari
tanaman homozigot berbunga putih (genotip mm).

Maka didapatkam tanaman F1 heterozigot berbunga merah jambu (genotip Mm). Warna merah jambu ini
disebut sifat intermediar (antara merah dan putih). Jika tanaman F1 dibiarkan mengadakan penyerbukan
sendiri dan kemudian biji-bijinya ditanam, didapatkan tanam-tanaman yang berbunga merah akan terus
menghasilkan tanaman berbunga merah. Begitu pula tanaman yang berbunga putih akan terus
menghasilkan tanman berbunga putih. Tetapi tanaman yang berbunga merah jambu akan selalu
menghasilkan keturunan yang memisah dengan perbandingan 1:2:1.
PERCOBAAN DIHIBRID
Hukum Mendel II : Pengelompokan gen secara bebas.
Selain melakukan pengamatan untuk satu per satu seperti monohybrid. Mendel melakukan pengamatan
beberapa sifat sekaligus.Percobaan dihibrid yaitu percobaan dengan mengamati 2 sifat beda
sekaligus.Percobaan yang melibatkan lebih dari satu sifat beda ini telah membawa pada kesimpulan yang
kedua,yaitu bahwa segregasi alel-alel pada suatu lokus tidak dipengaruhi oleh lokus dari sel lainnya.Dalam
pembentukan alel-alel dari suatu lokus bebas memilih alel dari lokus lainnya sebagai lokus bebas.
Pada berbagai contoh di muka hanya diperhatikan satu sifat beda saja, karena itu individu F1 disebut
monohibrid. Tetapi dalam praktek dua individu dapat memiliki sifat beda lebih dari satu, misalnya beda
mengenai warna dan beda mengenai bentuk. Hasil persilangannya (F1) dinamakan dihibrid.
Contohnya dapat diikuti pada hasil percobaan Mendel dengan tanaman ercis. Pada bijinya terdapat dua
sifat beda, yaitu soal bentuk biji dan warna biji. Kedua sifat beda ini ditentukan oleh gen-gen yang berbeda
yaitu sebagai berikut :
B= gen untuk biji bulat
b= gen untuk biji keriput
K= untuk gen biji kuning
k= gen untuk biji hijau
Jadi bentuk bulat dan warna kuning adalah domonan.
Jika tanaman ercis berbiji bulat kuning homozigotik (BBKK) disilangkan dengan tanaman ercis berbiji
keriput-hijau (bbkk), maka semua tanaman F1 berbiji bulat kuning. Apabila tanam-tanaman F1 ini dibiarkan
menyerbuk sendiri, maka tanaman ini akan membentuk 4 macam gamet baik jantan maupun betina,
masing-masing dengan kombinasi BK, Bk, bK, dan bk. Akibatnya dalam F 2 diharapkan 4x4 = 16
kombinasi, yang terdiri dari 4 macam fenotip, yaitu tanaman berbiji bulat kuning (9/16 bagian), berbiji
bulat ijau (3/16 bagian), berbiji keriput kuning (3/16 bagian) dan berbiji keriput hijau (1/16 bagian). Dua
diantara keempat fenotip itu serupa dengan induknya semula, yaitu yang berbiji bulat kuning dan yang
berbiji keriput hijau. Sedang dua fenotip lainnya merupakan hasil baru, yaitu yang berbiji bulat hijau dan
yang berbiji keriput kuning.
Data sebenarnya yang didaptkan Mendel pada percobannya ialah :
315 tanaman berbiji bulat kuning (BBKK,BBKk,BbKK,BbKk)
108 tanaman berbiji bulat hijau (BBkk,Bbkk)
101 tanaman berbiji keriput kuning (bbKK,bbKk)
32 tanaman berbiji keriput hijau (bbkk)
Angka-angka tersebut di atas menunjukkan suatu perbandigan yang mendekati 9:3:3:1.
Jika diperhatikan dominansinya misalnya mengenai bentuk bijinya, maka didapatkan 76,08% bulat
(315+108) dan 23,92% keriput (101+32). Ini menunjukkan perbangdingan yang mendekati 3:1. Begitu pula
mengenai warna bijinya didapatkan 74,82% kuning (315+101) dan 25,18% hijau (108+32). Apabila hasil
mengenai dua sifat beda itu dikalikan akan diperoleh perbandingan 9:3:3:1, yaitu sebagai berikut :
(3/4 bulat + keriput )
( kuning + hijau )
X
9/16 bulat kuning + 3/16 bulat hijau +
3/16 keriput kuning +1/16 keriput hijau
Dapat diambil kesimpulan bahwa hasil persilangan dihibrid = hasil persilangan monohibrid I x hasil
persilangan monohibrid II. Hasil persilangan dihibrid tersebut dapat pula ditunjukkan dengan suatu
diagram persilangan.

Bedasarkan data hasil percobaanya itu Mendel menyusun hukumnya ke II. Hukum Mendel kedua disebut
hukum Pengelompokkan Gen Secara Bebas. Hukum ini menyatakan bahwa gen-gen dari sepasang alel
memisah secara bebas ketika berlangsung pembelahan reduksi atau miosis pada waktu pembentukan
gamet-gamet. Oleh karena itu pada contoh dihibrid itu terjadilah 4 macam pengelompokkan dari dua
pasang gen, yaitu :
1) Gen B mengelompok dengan gen K besar,terdapat dalam gamet BK
2) Gen B mengelompok dengan gen k terdapat dalam gamet Bk
3) Gen b mengelompok dengan K terdapat dalam gamet Bk
4) Gen b mengelompok dengan gen k terdapat dalam gamet bk
SEMIDOMINANSI DALAM DIHIBRID
Pada semidominansi ( artinya dominansi tidak tampak penuh,sehingga ada sifat intermedier ) maka hasil
perkawinan monohibrid menghasilkan keturunan dengan perbandingan 1:2:1.tentunya mudah dimengetri
bahwa pada semidominansi,perkawinan dihibrid akan menghasilkan keturunan dengan perbandingan 1: 2:1
x 1:2:1=1:2:1:2:4:2:1:2:1.
Tanaman bunga pukul empat ada yang berdaun lebar ( genotip LL) dan ada yang berdaun sempit (genotip
II),sedangkan yang berdaun sedang bersifat heterozigotik ( genotip Ll).bungannya ada yang berwarna
merah (genotip MM ),ada yang putih ( genotip mm) dan ada yang merah jambu (genotip Mm ).jika
tanaman berdaun sempit bunga putih disilangkan dengan tanaman homozigot berdaun lebar bunga merah
maka tanaman F1 bersifat intermedier berdaun sedang dan berbunga merah jambu.tanaman- tanaman F2
akan memperlihatkan 16 kombinasi dengan perbandingan 1:2:1:2:4:2:1:2:1.

Fenotip Genotip Perbandingan


Genotip Fenotip
Lebar-merah LLMM 1 1
Lebar-marah jambu LLMm 2 2
Lebar-putih LLmm 1 1
Sedang-merah LlMM 2 2
Sedang-merah jambu LlMm 4 4
Sedang-putih Llmm 2 2
Sempit-merah llMM 1 1
Sempit-merah jambu llMm 2 2
Sempit-putih llmm 1 1

Perkawinan dihibrid pada hewan


Pada marmot misalnya rambut hitam ( di tentukan gen H ) adalah dominan terhadap rambut putih ( di
tentukan oleh gen h ).rambut kasar ( ditentukan oleh gen K ) dominan pula terhadap rambut halus
( ditentukan oleh gen k ).cara menurnnya gen tersebut sama dengan contoh pada tanaman, sehingga dalam
F2 akan didapatkan perbandingan 9 hitam kasar : 3 hitam halus : 3 putih kasar : 1 putih halus.
Perkawinan dihibrid pada manusia
Misalnya sifat kidal adalah resesif dan ditentukan oleh gen kd.sifat normal adalah dominan ( di tentukan
oleh gen Kd ).rambut keriting adalah dominan ( ditentukan oleh gen Kr) terhadap rambut normal (lurus)
yang ditentukan oleh gen resesip kr.Seperti halnya dengan tumbuh-tumbuhan dan hewan,maka F2 di
sinipun akan memperlihatkan perbandingan 9:3:3:1.Tentu saja dalam kenyataannya akan sulit bahkan tidak
mungkin mendapatkan perbandingan itu,mengingat bahwa jumlah anak dalam suatu keluarga itu sangat
sedikit.
Uji silang (testcross) pada dihibrid
Seperti diketahui:
B = biji bulat K = biji kuning
b = biji keriput k = biji hijau
Jika tanaman berbiji bulat-kuning homozigotik ( BBKK) disilangkan dengan tanaman berbiji
keriput hijau ( bbkk),maka tanaman F1 merupakan dihibrid bulat kuning.pada waktu di lakukan uji silang
pada tanaman dihibrid ini di dapatkan keturunan dengan perbandingan 1:1:1:1

PERHITUNGAN MATEMATIKA
Dari perhitungan matematika dapat di susun beberapa rumus untuk diterapkan pada berbagai
kejadian,seperti :
1. Meramal banyaknya macam gamet yang dibentuk hibrid. Untuk tujuan ini digunakan rumus 2n.
Angka dua menunjukkan bahwa pada setiap pasang alel akan terjadi dua macam gamet sedangkan n
menunjukkan jumlah pasangan alel atau banyaknya jumlah sifat beda. Jadi :
- Monohibrid (Aa) menghasilkan 2n = 21 = 2 macam gamet (A dan a)
- Dihibrid (AaBb) menghasilkan 2n =22=4 mcam gamet (AB,Ab,aB,ab) beberapa macam gamet
akan dibentuk.
Berapa macam gamet akan dibentuk oleh individu yang mempunyai genotip Aa BB Cc Dd EE
ff Gg ?
Jawab : 24 = 16 macam gamet.
2. Meramal banyaknya kombinasi dalam F2, digunakan rumus (2n)2 jadi :
- Perkawinan monohibrid (Aa x Aa) menghasilkan (2n)2 = (21)2 = 4 kombinasi yaitu AA,Aa,Aa,aa.
- Perkawinan dihibrid (AaBb x AaBb) menghasilkan (2n)2 = (22)2 = 16 kombinasi
3. Meramal banyaknya fenotip dalam F2 digunakan rumus 2n jadi :
- Perkawinan monohibrid (AaxAa) menghasilkan 2n = 21 = 2 fenotip yang dinyatakan oleh A dan
a.
- Perkawinan dihibrid (AaBb x AaBb) menghasilkan 2n = 22 = 4 fenotip yang dinyatakan oleh
AB,Ab,aB,ab.
4. Meramal banyaknya individu yang genotip dan fenotipnya persis hibridnya, digunakan rumus 2n
jadi :
- Perkawinan monohibrid (AaxAa) menghasilkan 2n = 21 = 2. Individu yang persis hibridnya ialah
Aa dan Aa.
- Perkawinan dihibrid (AaBbxAaBb) menghasilkan 2n = 22 = 4. individu yang persis, hibridnya
yaitu pada gambar (1-16) dalam kotak nomor 4, 7, 10, 13.
5. Meramal banyaknya individu yang homozigot dugunakan rumus 2n jadi :
- Perkawinan monohibrid (AaxAa) menghasilkan 2n = 21 = 2. Individu homozigotnya ialah AA
dan aa.
- Perkawinan dihibrid (AaBbx AaBb) menghasilkan 2n=22= 4 individu yang homozigotnya yaitu
pada gambar (1-15) dalam kotak nomor 1,6,11,16.
6. Meramal adanya kombinasi baru yang homozigot digunakan rumus 2n 2 jadi :
- Perkawinan monohibrid (AaxAa) menghasilkan 0 kombinasi baru yang homozigot.
- Perkawinan dihibrid (AaBbxAaBb) menghasilakan 2n 2 = 22 2 = 2. Kombinasi yang
homozigot taitu Aabb dan aaBB.
7. Meramal banyaknya macam genotip dalam F2 digunakan rumus 3n jadi :
- Perkawinan monohibrid (AaxAa) menghasilkan 3n = 31 = 3 macam genotipnya ialah AA,Aa dan
aa.
- Perkawinan dihibrid (AaBbxAaBb) menghasilkan 3n = 32 = 9. Macam genotipnya ialah
AABB,AABb,AaBB,AaBb,AAbb,Aabb,aaBB,aaBb dan aabb.
REFERENSI

Yatim,wildan.1980. GENETIKA. Bandung : Tarsito

Anda mungkin juga menyukai